HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONSEP MATEMATIKA DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM MENGANALISIS RANGKAIAN LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DI SMK N 12 BANDUNG.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ...ix
DAFTAR TABEL ...x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Pembatasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 4
1.6 Anggapan Dasar ... 5
1.7 Hipotesis ... 6
1.8 Metode Penelitian ... 6
1.9 Definisi Operasional ... 7
1. 10 Lokasi dan Sampel Penelitian ... 8
1.11 Sistematika Penulisan ... 9
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Belajar ... 10
2.2 Makna Pembelajaran ... 11
2.3 Hasil Belajar ... 12
(2)
2.5 Program Diklat Matematika ... 18
2.6 Keterkaitan Program Diklat Matematika dengan Program Diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika ...19
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode ... 24
3.2 Variabel dan hubungan antar variabel ... 26
3.2.1 Variabel Penelitian ...26
3.2.2 Hubungan Antar Variabel ...26
3.3 Data dan Sumber Data Penelitian ... 27
3.3.1 Data Penelitian ...27
3.3.2 Sumber Data Penelitian ...28
3.4 Populasi Dan Sampel ... 28
3.4.1 Populasi ...28
3.4.2 Sampel ...28
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ...29
3.5.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ...30
3.5.3 Instrumen Penelititan ...31
3.5.4 Uji Coba Instrumen Penlitian ...31
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian ... 31
3.6.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian ...31
3.6.2 Uji realibilitas Instrumen Penelitian ...33
3.6.3 Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda ...35
3.7 Teknik Analisis Data ...38
(3)
3.7.2 Analisis Regresi ...41
3.7.2.1 Menentukan Persamaan Regresi Linear ...41
3.7.2.2 Uji Kelineran Regresi ...42
3.8 Analisis Korelasi ...45
3.8.1 Menghitung Koefisien Korelasi...45
3.8.2 Menguji Koefisien Korelasi...46
3.8.3 Menghitung Koefisien Determinasi...47
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Instrumen ...48
4.1.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian ...48
4.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ...50
4.1.3 Uji Tingkat Kesukaran ...50
4.1.4 Daya Pembeda ...51
4.2 Deskripsi Data ...52
4.2.1 Data Variabel X ...52
4.2.2 Data Variabel Y ...54
4.3 Analisis Data ...56
4.3.1 Uji Normalitas ...56
4.3.2 Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ...56
4.3.3 Uji Koefisien Korelasi ...57
4.3.4 Uji Koefisien Determinasi ...58
4.3.5 Pengujian Hipotesis ...58
4.4 Temuan dan Pembahasan Hasil ...59
(4)
5.1 Kesimpulan ...62
5.2 Saran ...63
DAFTAR PUSATAKA LAMPIRAN
(5)
DAFTAR GAMBAR
3.1 Diagram Alir Penelitian ... 25
3.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 27
4.1 Histogram frekuensi Data Variabel X ... 54
4.2 Histogram frekuensi Data Variabel Y ... 55
(6)
DAFTAR TABEL
2.1 Penggolongan Perilaku Menurut Bloom dalam Ranah Kognitif ...14
3.1 Klasifikasi Nilai Reliabilitas Instrumen ...35
3.2 Klasifikasi Nilai Indeks Kesukaran ...36
3.3 Klasifikasi Nilai Daya Pembeda Instrumen ...37
3.4 Pasangan Data dengan Pengulangan Data X Terhadap Data Y ...42
3.5 Analisis Varian (ANAVA) Regresi Linier ...45
3.6 Klasifikasi Nilai Koefisien Korelasi (rxy) ...46
4.1 Hasil Uji Validitas Butir Soal Variabel X ...49
4.2 Hasil Uji Validitas Butir Soal Variabel Y ...49
4.3 Tabulasi tingkat Kesukaran Soal Variabel X ...50
4.4 Tabulasi tingkat Kesukaran Soal Variabel Y ...50
4.5 Tabulasi Daya Pembeda Soal Variabel X ...51
4.6 Tabulasi Daya Pembeda Soal Variabel Y ...51
4.7 Data Variabel X...53
4.8 Frekuensi Data Variabel X ...53
4.9 Data Variabel Y...53
4.10 Frekuensi Data Variabel Y ...55
(7)
(8)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peraturan Pemerintah Nomor tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menyebutkan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, oleh satuan
pendidikan, dan oleh Pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan
melalui berbasis kelas yang dilaksanakan secara berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil yang pada dasarnya digunakan
untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik.
Pada dasarnya setiap sekolah dapat menentukan bentuk laporan hasil
belajar peserta didik yang sesuai dengan kebutuhannya, namun tetap harus
mempertimbangkan kebermaknaan dan kegunaannya bagi kepentingan peserta
didik, dan mengacu pada struktur kurikulum yang telah ditetapkan secara
nasional. Sesuai dengan prinsip pembelajaran berbasis kompetensi (competency
based education and training), maka penilaian berbasis kompetensi (competency based assessment) harus mampu mengukur dan menilai aspek kognitif,
psikomotorik, dan afektif secara proporsional sesuai dengan karakteristik
masing-masing kompetensi.
Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan langkah tindak lanjut, berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program pengulangan (remedi) bagi
(9)
minimal (KKM) atau program pengulangan dan program pengayaan bagi peserta
didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal.
Matematika merupakan salah satu program diklat adaptif yang terdapat
pada SMK yang secara umum dapat dikatakan sangat membantu pada
peningkatan kemampuan program diklat produktif dan bidang studi teknik lainya,
salah satu diantaranya ialah program diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan
Elektronika (MRLE). Di dalam program diklat MRLE banyak terdapat
persoalan-persoalan yang harus diselesaikan dengan menggunakan konsep-konsep
Matematika, misalnya dalam menyelesaikan soal rangkai listrik Siswa akan
mengalami kesulitan dalam mengikuti program diklat MRLE tersebut apabila
pengetahuan Matematikanya kurang dikuasai.
Penulis melihat data hasil belajar program diklat MRLE tahun ajaran
2011-2012 siswa kelas X KPU di SMKN 12 Bandung, belum mencapai batas
standar minimum Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). kondisi tersebut dapat
dilihat dari 58,33% siswa dikelas X yang mendapatkan hasil belajar belum
kompeten atau mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Kurangnya penguasaan materi bisa disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya faktor internal dan eksternal misalnya faktor metode mengajar yang
guru gunakan dan hubungan dengan pengusaan dasar mata diklat yang lainnya
kurang dikuasai oleh siswa. Permasalahan yang telah dijelaskan diatas harus
segera dirumuskan agar masalah tersebut tidak menjadi penghambat dalam
(10)
Berdasarkan pada pemikiran diatas mendorong penulis untuk meneliti
lebih jauh tentang, “Hubungan Penguasaan Konsep Matematika Terhadap
Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa dalam Menganalisis Rangkaian Listrik Dan Elektronika”
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini di antaranya
sebagai berikut:
1. Seberapa besar tingkat penguasaan siswa terhadap konsep Matematika ?
2. Seberapa besar tingkat penguasaan siswa terhadap program diklat
Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika (MRLE) ?
3. Seberapa besar hubungan antara penguasaan konsep program diklat
Matematika dan peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam
Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika (MRLE) ?
1.3 Pembatasan Masalah
penulis mencoba membatasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Responden yang diteliti adalah siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 12 Bandung Teknik Kelistrikan Pesawat Udara yang telah
mengikuti Program Diklat Matematika dan Program Diklat Menganalisis
(11)
2. Yang dimaksud dengan konsep matematika pada penelitian ini adalah
mata diklat Matematika pada semester satu.
3. Tingkat penguasaan Program diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan
Elektronika (MRLE) yang diteliti hanya pada ranah kognitif pada semester
satu.
4. Kemampuan kognitif siswa yang diteliti hanya pada aspek C1
(pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan) dan C4 (analisis).
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh gambaran tentang penguasaan siswa terhadap program
terhadap konsep Matematika.
2. Untuk memperoleh gambaran tentang penguasaan siswa terhadap progaram
diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika (MRLE).
3. Untuk mengetahui besarnya hubungan penguasaan konsep program diklat
matematika dan peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam program
diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika (MRLE).
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi penulis, dapat diketahui hubungan penguasaan konsep program
(12)
dalam program diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika
(MRLE).
2. Bagi Sekolah, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan
yang baik dalam rangka perbaikan hasil belajar, khususnya pada mata
diklat Menganalisis rangkaian listrik dan elektronika.
3. Bagi Guru, diharapkan hasil penelitian ini menjadi pertimbangan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sehingga hubungan di antara mata
diklat dapat terlaksana.
4. Bagi Siswa, diharapkan hasil penelitian ini sebagai masukan untuk lebih
meningkatkan kemampuan belajarnya baik dalam tataran teoritis maupun
praktisnya, serta memberikan masukan kepada siswa akan manfaat
penguasaan konsep-konsep program diklat matematikan dan menganalisis
rangkain listrik dan elektronika.
1.6 Anggapan Dasar
Beberapa anggapan dasar yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Untuk dapat mengikuti dan menguasai materi yang terdapat dalam
program diklat Menganalisis rangkaian listrik dan elektronika (MRLE)
siswa terlebih dahulu harus menguasai program diklat Matematika
2. Penguasaan konsep mata diklat Matematika memiliki hubungan terhadap
peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam program diklat
(13)
1.7 Hipotesis
Hipotesis digunakan untuk mengarahkan kegiatan penelitian terhadap
masalah yang diteliti. Suharsimi Arikunto (2006:64), mengemukakan bahwa
“hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.
Adapun hipotesis penelitian ini, sebagai berikut:
1. Hipotesis nol (H0): tidak terdapat hubungan antara Penguasaan Konsep
Matematika dengan Peningkatan kemampuan kognitif Menganalisis
Rangkaian Listrik dan Elektronika di SMK N 12 Bandung Teknik KPU
siswa kelas X.
2. Hipotesis kerja (H1): terdapat hubungan antara Penguasaan Konsep
Matematika dengan Peningkatan kemampuan kognitif Menganalisis
Rangkaian Listrik dan Elektronika di SMK N 12 Bandung Teknik KPU
siswa kelas X.
1.8 Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran-gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki
(14)
terperinci mengemukakan bahwa penelitian deskriptif tujuannya adalah
mendeskriptifkan apa-apa yang terjadi saat ini. Terdapat upaya pencatatan
deskripsi, analisa dan menginterpretasikan kondisi-kondisi sekarang yang terjadi.
1.9 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa istilah serta variabel yang hendak
dijelaskan oleh penulis dengan maksud tidak terjadi kesalahan dalam memahami
judul penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
1. Hubungan dalam kamus umum Bahasa Indonesia, hubungan berarti kaitan
suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam skripsi ini, hubungan yang
dimaksud adalah hubungan penguasaan Konsep Matematika terhadap
peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam program diklat
Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika (MRLE).
2. Penguasaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan atau
kepandaian. Penguasaan merupakan prestasi atau kepandaian seseorang
yang ditunjukkan dalam keahlian atau ilmu pengetahuan seseorang dan
dalam akademik yang telah dicapai dan bisa dinilai.
3. Variabel atau peubah dapat diartikan ciri dari individu, objek, gejala,
peristiwa yang oleh peneliti dimanipulasi dan diamati. Variabel ada dua
macam, variabel bebas dan terikat. Variabel bebas adalah variabel
perlakuan atau sengaja dimanipulasikan dan diukur oleh peneliti untuk
(15)
variabel penyebab yang mempengaruhi variabel lain, variabel ini diberi
notasi (X). Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk
mengetahui efek dari variabel bebas, disebut juga variabel akibat karena
akan berubah apabila variabel bebas berubah, variabel ini diberi notasi
(Y).
4. Kemampuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
kesanggupan, kecakapan. Yang dimaksud kemampuan kognitif dalam
skripsi ini bisa diartikan kesanggupan atau kecakapan siswa dalam ranah
kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis.
5. Konsep matematika dalam skripsi ini adalah mata diklat matematika yang
terdiri atas kompetensi-kompetensi pada semester satu.
6. Menganalisis rangkaian listrik dan elektronika dalam skripsi ini adalah
salah satu program diklat produktif yang diikuti oleh siswa kelas X jurusan
kelistrikan pesawat udara (KPU) SMK N 12 Bandung.
1.10 Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SMK Negeri 12 Bandung bertempat di
Jalan Padjajaran No. 92 Bandung dengan jumlah populasi 67 siswa. Sampel
dalam penelitian adalah siswa kelas X Teknik Kelistrikan Pesawat Udara (KPU)
(16)
1.11 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari 5 bab. Bab I berupa pendahuluan yang berisi
gambaran umum mengenai latar belakang masalah, rumusan dan pembatasan
masalah, anggapan dasar, hipotesis, tujuan dan kegunaan penelitian, definisi
operasional, metode penelitian serta lokasi dan populasi penelitian.
Landasan teori diketik pada Bab II. Mencakup teori-teori dasar yang
melandasi penelitian, dan pada Bab III mencakup metodologi penelitian, yang
berisi metode yang digunakan, variabel dan paradigma penelitian, data dan
sumber data, populasi dan sampel, alat pengumpul dan teknik pengolahan data.
Pada Bab IV mencakup hasil penelitian, merupakan hasil pengolahan data yang
menghasilkan temuan untuk kemudian dibahas. Selanjutnya Bab V berisi
kesimpulan dan saran, merupakan penutup yang berisi kesimpulan yang diambil
dari penjelasan dari bab-bab sebelumnya serta memuat temuan saran ke arah
(17)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode
deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran-gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1999:63). Sedangkan (Faisal,
1982:42) secara terperinci mengemukakan bahwa penelitian deskriptif tujuannya
adalah mendeskriptifkan apa-apa yang terjadi saat ini. Terdapat upaya pencatatan
deskripsi, analisa dan menginterpretasikan kondisi-kondisi sekarang yang terjadi.
Dengan menggunakan metode deskriptif, kita bisa mendapatkan gambaran
yang jelas mengenai fenomena-fenomena yang ada, keterkaitan antar variabel
yang diteliti, pengujian hipotesis serta pembuatan prediksi untuk memperoleh
makna dari masalah yang dipecahkan. Adapun diagram alir penelitian dalam
(18)
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Periksa Ulang START
Pemilihan Topik
Studi Pendahuluan
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Penentuan Sampel Penelitian
Instrumen Valid dan Reliabel
Pembuatan Instrumen Penelitian
Ya
Tidak
Pengumpulan Data
Data Berdistribusi Normal
Ya
Tidak
Statistik Parametrik Statistik Nonparametrik
Uji Koefisien Korelasi, Koefisien Determinasi
Uji Hipotesis
Kesimpulan
(19)
3.2 Variabel dan Hubungan Antar Variabel 3.2.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut tertentu atau aspek dari orang
yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 61). Variabel dalam penelitian ini
termasuk dalam kategori hubungan sebab akibat antara variabel X dan variabel Y.
Pada penelitian ini dapat dikaji hubungan sebab akibat antara dua variabel yaitu :
1. Variabel Bebas (X): Tingkat penguasaan siswa pada Program Diklat
Matematika.
2. Variabel Terikat (Y): Tingkat penguasaan siswa pada Program Diklat
Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika.
3.2.2 Hubungan Antar Variabel
Hubungan antar varibel penelitian merupakan pola pikir hubungan antara
peubah yang satu dengan peubah yang lain yang digambarkan dalam bentuk
model, Hubungan antar varibel atau alur pemikiran penelitian ini dibuat untuk
memperjelas langkah, alur dan rancangan penelitian yang dijelaskan dengan
sebuah kerangka penelitian sebagai tahapan aktivitas penelitian secara
keseluruhan. Adapun Hubungan antar varibel sederhana penelitian yang akan
(20)
HUBUNGAN
Gambar 3.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian
3.3 Data dan Sumber Data Penelitian 3.3.1 Data Penelitian
Dalam setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari
sumber-sumber yang dapat dipercaya agar data dan informasi tersebut dapat digunakan
untuk menjawab masalah penelitian atau untuk menguji hipotesis (Sudjana dan
Ibrahim, 2009:83). Data atau informasi tersebut adalah data empiris, yaitu data
lapangan atau data yang terjadi sebagaimana terjadi. Data tersebut harus jelas
sumber serta bentuknya apakah dalam bentuk dokumen tertulis atau tidak, serta
kapan waktu diperolehnya data tersebut. Data yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah nilai hasil tes yang diberikan sesuai dengan kisi-kisi mengenai penguasaan
konsep matematika dan menganalisis rangkaian listrik dan elektronika. Variabel X
Penguasaan siswa pada Program Diklat Matematika
Variabel Y Penguasaan Siswa pada Program Diklat Menganalisis
Rangkaian Listrik Dan Elektronika
(21)
3.3.2 Sumber Data Penelitian
Pada penelitian ini digunakan tes objektif pilihan ganda, maka sumber data
dalam penelitian ini adalah responden. yaitu Responden yang diteliti siswa kelas
X Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung Teknik Kelistrikan Pesawat
Udara yang telah mengikuti Program Diklat Matematika dan Program Diklat
Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika pada semester satu.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009:117). Populasi
sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang telah
mengikuti Program Diklat Matematika dan Program Diklat Menganalisis
Rangkaian Listrik dan Elektronika pada semester satu. SMK N 12 Bandung yang
terbagi ke dalam dua kelas dengan jumlah keseluruhan 67 orang. Kelas tersebut
adalah kelas X KPU 1 dan X KPU 2.
3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 67 orang, dimana
sampel ini adalah kelas X KPU 1 dan X KPU 2 dengan sampel uji coba diberikan
kepada 32 orang siswa diluar kelas sampel yaitu kelas XI KPU 2. Sebagaimana
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:134) bahwa “untuk sekedar
(22)
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya
besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.”
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ada
beberapa teknik yang penulis gunakan antara lain :
a. Observasi
Studi ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang teori atau
pendekatan yang erat hubungannya dengan permasalahan yang sedang diteliti
kepada Guru maupun siswa yang bersangkutan.
b. Tes
Alat pengumpul data adalah tes hasil belajar berupa tes objektif berbentuk
pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Item-item tes yang dipergunakan
untuk pengumpulan data hasil belajar ini diambil dari materi Program Diklat
Matematika. Hasil tes ini adalah sebagai variabel X yang terlebih dahulu akan
diadakan uji coba instrumen, yaitu untuk pengujian validitas dan reliabilitasnya.
Sedangkan untuk variabel Y, tes akan diberikan sesuai dengan materi pada
Program Diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika berupa tes
(23)
Langkah-langkah pengambilan data tersebut meliputi:
1. Mempersiapkan kisi-kisi dan menyusun instrumen sebagai alat pengumpul
data.
2. Menghubungi dosen pembimbing untuk membahas instrumen yang dibuat
agar layak diberikan kepada responden.
3. Melaksanakan tes uji coba kepada responden yang termasuk pada populasi
penelitian sebanyak 32 orang.
4. Mengumpulkan lembar jawab yang telah diisi responden.
5. Memeriksa dan memberi skor pada setiap item soal yang telah dijawab
responden.
6. Menganalisa skor-skor yang diperoleh siswa dari hasil tes. Apabila hasil tes
uji coba ada item-item soal yang tidak baik, maka item soal tersebut direvisi
atau tidak dipakai.
7. Setelah menganalisis hasil tes uji coba selesai, maka dilaksanakan
penganalisaan skor-skor yang diperoleh dari item-item soal yang baik (valid)
dari responden sebanyak 32 orang.
8. Soal tes yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya nya kemudian di teskan
kembali kepada 67 siswa lainnya. Dan selanjutnya data ini akan di olah secara
statistik.
3.5.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi digunakan untuk menjabarkan konsep yang menjadi pusat perhatian
dalam lingkup masalah dan tujuan penelitian ke dalam bentuk pertanyaan.
(24)
3.5.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini digunakan sebagai alat bantu dalam melaksanakan
penelitian, instrumen penelitian ini dibuat untuk mendapatkan data variabel X dan
variabel Y. Jenis Instrumen penelitian ini adalah tes objektif dalam bentuk pilihan
ganda dengan lima alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memilih
alternatif jawaban yang disediakan.
3.5.4 Uji Coba Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen penelitian adalah suatu pengujian yang dilakukan
peneliti terhadap instrumen yang akan digunakan. Untuk mendapatkan alat ukur
yang valid dan reliabel, serta mengukur tingkat kesukaran dan daya pembeda,
terlebih dahulu instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat pengumpul
data diujicobakan kepada kelas dalam populasi selain kelas sampel penelitian.
Data hasil ujicoba selanjutnya dianalisis untuk menyeleksi soal-soal yang
telah dibuat, soal-soal yang tidak memenuhi syarat tidak digunakan dalam
instrumen penelitian.
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian 3.6.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang
hendak diukur, sebuah item (butir soal) dikatakan valid apabila mempunyai
dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total
(25)
(2006: 168) bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.”
Untuk mengukur validitas butir soal dalam penelitian ini, penulis
menggunakan salah satu rumus pendekatan uji validitas yang menggunakan
rumus korelasi point biserial, karena korelasi point biserial digunakan apabila kita
hendak mengetahui korelasi antara dua variabel. Pada tes obyektif hanya ada dua
kemungkinan jawaban, yaitu betul dan salah. Jenis data seperti ini disebut data
diskret murni atau data dikotomik, dan skor total yang dimiliki oleh
masing-masing individu testee (hasil penjumlahan dari setiap skor yang dimiliki oleh
masing-masing butir item itu) adalah merupakan data kontinyu. Kemudian
menurut teori yang ada, apabila variabel I berupa data diskret murni, sedangkan
variabel II berupa data kontinu, maka teknik korelasi yang tepat untuk digunakan
adalah teknik korelasi point biserial. Adapun persamaannya diperlihatkan pada
Rumus 3.1.
...(3.1)
Keterangan:
Rpbis = Koefisien korelasi Point biserial
Mp = Mean dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari korelasi
biserialnya
Mt = Mean skor total
St = Standar deviasi skor total
p = Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut
p p
pbis
t
M
M
p
R
S
q
(26)
q = Proporsi subjek yang menjawab salah item tersebut (1 – p)
Uji validitas ini dikenakan pada setiap item test. Sehingga perhitungannya
pun merupakan perhitungan tiap item. Selanjutnya untuk menentukan validitas
dari tiap item dilakukan dengan uji t, rumus yang digunakan dapat dilihat pada
Rumus 3.2 (Sudjana, 2002 : 380).
... (3.2)
Keterangan :
t = nilai t hitung
n = jumlah responden yang diuji coba
r = koefisien korelasi
Kriterianya adalah jika thitung positif dan thitung > ttabel maka koefisien item
soal tersebut valid dan jika thitung negatif dan thitung < ttabel maka koefisien item soal
tersebut tidak valid, ttabel diperoleh pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan
derajat kebebasan (dk) = n-2.
3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Suatu alat uji dikatakan reliabel bila alat ukur itu dalam mengukur suatu
gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama.
Reliabilitas merupakan suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006:178).
2 1
2
r n r t
(27)
Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk menguji apakah intsrumen yang
disepakati itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan sebagai alat pengumpul data
penelitian ataukah tidak. Instrumen yang reliabel mampu mengungkap data yang
bisa dipercaya. Dalam pengujian reliabilitas penulis menggunakan rumus KR-20,
dari Kuder dan Richardson dapat dilihat pada Rumus 3.3 (Suharsimi Arikunto,
2006:187).
...(3.3)
Keterangan :
rii = Reliabilitas tes secara keseluruhan
Vt = Varians total
k = Banyaknya butir soal
p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
Untuk mencari harga varian total dapat dilihat pada Rumus 3.4 (Suharsimi Arikunto, 2006:160).
... (3.4)
Keterangan :
Vt = varian total
= jumlah kuadrat skor total
= kuadrat jumlah skor total
N = jumlah responden
t t iiV
pq
V
k
k
r
1
(28)
Setelah harga rii diperoleh, kemudian dicocokkan dengan harga r pada
tabel r product moment. Reliabilitas instrument tes akan terbukti jika harga
rii > rtabel, dengan tingkat kepercayaan 95 %. Apabila harga rii < rtabel, pada taraf
signifikan diatas, maka instrumen tes tersebut tidak reliabel. Untuk lebih jelasnya
beliau menjabarkan interpretasi pada Tabel 3.1 (Suharsimi Arikunto, 2006:75).
Tabel 3.1 Klasifikasi nilai Reliabilitas Instrumen
Besarnya Nilai r Interpretasi
0,00 ≤ rii 0,20 Sangat rendah
0,20 < rii≤ 0,40 Rendah
0,40 < rii≤ 0,60 Cukup/ sedang
0,60 < rii≤0,80 Tinggi
0,80 < rii≤ 1,00 Sangat tinggi
3.6.3 Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda
Tingkat kesukaran butir soal adalah rasio antar penjawab item dengan
benar dan banyaknya penjawab item. Dalam penelitian ini, analisis tingkat
kesukaran dilakukan pada kedua variabel, karena kedua variabel adalah
instrument yang berupa tes. Tingkat kesukaran butir soal dapat diketahui dengan
cara melihat proporsi yang menjawab benar untuk setiap butir soal, persamaan
yang digunakan dapat dilihat pada Rumus 3.5 (Suharsimi Arikunto, 2006:212).
...(3.5)
S
J
B
P
(29)
Dimana :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.
Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik
sehingga perlu direvisi, digunakan kriteria seperti ditunjukkan pada Tabel 3.2
(Nana Sudjana, 1990:137).
Tabel 3.2 Klasifikasi Nilai Indeks Kesukaran
No Rentang Nilai Indeks Kesukaran Klasifikasi
1. 0,7 sampai dengan 1 Mudah
2. 0,3 sampai dengan 0,7 Sedang
3. 0 sampai dengan 0,3 Sukar
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk
mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu
(tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya
(Nana Sudjana, 1990 : 140).
Formulasi daya pembeda item dapat dilihat pada Rumus 3.6 (Suharsimi Arikunto,
2006: 213).
...(3.6)
B A B
B A A
P
P
J
B
J
B
(30)
dimana :
D = indeks diskriminasi (daya pembeda)
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Indeks diskriminasi yang ideal adalah sebesar mungkin mendekati angka 1
Sedangkan indeks diskriminasi yang berada di sekitar 0 menunjukkan bahwa item
tersebut mempunyai daya diskriminasi yang rendah sedangkan harga d yang
negatif menunjukkan bahwa item tersebut tidak ada gunanya sama sekali. Pada
Tabel 3.3 menunjukkan tabel klasifikasi daya pembeda (Suharsimi Arikunto,
2006 : 218).
Tabel 3.3 Klasifikasi Nilai Daya Pembeda Instrumen
Nilai D Klasifikasi
0,00 - 0,20 Jelek (poor)
0,20 - 0,40 Cukup (satisfactory)
0,40 - 0,70 Baik (good)
0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)
(31)
3.7 Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data maka langkah
berikutnya adalah mengolah data atau menganalisis data yang meliputi persiapan,
tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Karena data
yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki
makna yang berarti sehingga data tersebut agar dapat lebih bermakna dan dapat
memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang diteliti, data tersebut
harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian
lebih lanjut. Karena data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, maka cara
pengolahannya dilakukan dengan teknik statistik. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam mengolah data dengan uji statistik adalah untuk menentukan
metode statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis sesuai dengan
data yang ada, apakah metode statistik parametrik atau metode statistik non
parametrik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
3.7.1 Uji Normalitas
Langkah-langkah yang dilakukan dalam Uji Normalitas sebagai berikut :
1. Menentukan rentang skor (r), yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah
(Sudjana, 2002:91) persamaannya dapat dilihat pada Rumus 3.7 .
...(3.7)
2. Menentukan banyaknya kelas interval (k), persamaannya dapat dilihat pada
Rumus 3.8 (Sudjana, 2002:47).
(32)
...(3.8)
keterangan:
n = jumlah data
3. Menentukan panjang kelas interval (p), persamaannya dapat dilihat pada
Rumus 3.9 (Sudjana, 2002:47).
...(3.9)
4. Menghitung rata-rata skor (mean), atau M persamaannya dapat dilihat pada
Rumus 3.10 (Sudjana, 2002:93).
...
(3.10)keterangan :
rata- rata skor (Mean )
fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda xi
Xi = tanda kelas interval
= jumlah frekuensi seluruhnya
5. Menentukan Simpangan Baku (S). Simpangan baku adalah keseragaman
yang digunakan untuk melihat homogenitas data dalam pengertian derajat
penyebaran skor relative sama atau adanya keseragaman skor
persamaannya dapat dilihat pada Rumus 3.11 (Sudjana, 2002:93). k = 1 + (3,3) log n
P =
=
(33)
...
(3.11)6.
Menghitung harga baku (Z) persamaannya dapat dilihat pada Rumus 3.12.
... (3.12)
7. Menghitung luas interval (l) persamaannya dapat dilihat pada Rumus 3.13.
...(3.13)
8. Menghitung frekuensi ekspektasi (Ei) persamaannya dapat dilihat pada
Rumus 3.14.
...(3.14)
9. Menghitung Chi Kuadrat ( X2 ) persamaannya dapat dilihat pada Rumus
3.15.
...(3.15)
10. Membandingkan harga X2hitung dengan X2 pada taraf signifikan tertentu.
Jika : X2hitung < X2tabel , data berdistribusi normal
X2hitung > X2tabel , data berdistribusi tidak normal
S =
Z =
l = Zbawah tabel – Zatas tabel
Ei = n x l
(34)
Dari hasil perhitungan uji normalitas distribusi ini akan diketahui apakah
variabel yang di uji berdistribusi normal atau tidak. Jika tidak berdistribusi
normal, maka dilanjutkan pada metode statistik non parametrik. Begitupun
sebaliknya, jika berdistribusi normal, dilanjutkan pada metode statistik
parametrik.
3.7.2 Analisis Regresi
Analisa regresi digunakan untuk mencari hubungan fungsional diantara
dua atau lebih variabel. Dalam penelitian ini analisa regresi digunakan untuk
mencari hubungan fungsional antara penguasaan konsep pada program diklat
matematika sebagai variabel X dengan penguasaan program diklat Menganalisis
Rangkaian Listrik dan Elektronika sebagai variabel Y.
3.7.2.1Menentukan Persamaan Regresi Linear
Hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) yang linear
ditentukan oleh persamaan persamaannya dapat dilihat pada Rumus 3.16
(Sudjana, 2002 : 315).
Y = a + bX ...(3.16)
Harga a dan b dapat dihitung dengan Rumus 3.17 (Sudjana, 2002 : 315).
a =
b =
(35)
3.7.2.2Uji Kelinieran Regresi
Uji kelinieran regresi, data X yang sama dibuat menjadi satu kelompok/
kelas. Pasangan dengan data Y – nya dapat dibuat seperti Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Pasangan Data Dengan Pengulangan Data X Terhadap Data Y
Untuk menentukan linier tidaknya hubungan antara X dan Y,
langkah-langkah yang harus dilakukan setelah membuat tabel seperti diatas adalah :
1. Menghitung jumlah kuadrat total dapat dilihat pada Rumus 3.18.
JK (T) = ...(3.18)
X Y
X1
X1 .. n1
.. X1 Y11 Y12 .. .. Y1n1 X2 X2 .. n2
.. X2 Y21 Y22 .. .. Y2n2 Xk Xk .. nk
.. Xk Yk1 Yk2 .. .. Yknk
(36)
2. Menghitung jumlah kuadrat regresi a dapat dilihat pada Rumus 3.19.
JK a =
...
(3.19)3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a dapat dilihat pada Rumus
3.20.
JK b/a = b
...
(3.20)4. Menghitung jumlah kuadrat residu dapat dilihat pada Rumus 3.21.
JK r = ...(3.21)
5. Menghitung jumlah kuadrat galat atau kekeliruan dapat dilihat pada Rumus
3.22.
JKG =
.
...(3.22)6. Menghitung jumlah kuadrat ketidak cocokan dapat dilihat pada Rumus
3.23.
JKtc = JKr – JKG ...(3.23)
7. Menghitung derajat kebebasan kekeliruan dapat dilihat pada Rumus 3.24.
dkG = N – k ...(3.24)
8. Menghitung derajat kebebasan ketidak cocokan dapat dilihat pada Rumus
3.25.
(37)
9. Menghitung rata-rata kuadrat kekeliruan dapat dilihat pada Rumus 3.26.
RKG = JKG / dkG ...(3.26)
10. Menghitung rata-rata kuadrat ketidak cocokan dapat dilihat pada Rumus
3.27.
RKtc =
...
(3.27)11. Menghitung nilai F ketidak cocokan dapat dilihat pada Rumus 3.28.
F =
...
(3.28)12. Menentukan derajat kebebasan b terhadap a dapat dilihat pada Rumus 3.29.
dk(b/a) = 1 ...(3.29)
13. Menghitung derajat kebebasan residu dapat dilihat pada Rumus 3.30.
dk(r) = n − 2 ...(3.30)
14. Menghitung rata-rata kuadrat residu dapat dilihat pada Rumus 3.31.
RK(r) =
...
(3.31)15. Pemeriksaan kelinieran dan keberartian regresi dapat dilihat pada Rumus
3.32 dan Rumus 3.33.
Regresi dikatakan linier jika Fhitung < Ftabel
F =
(38)
Regresi dikatakan berarti jika Fhitung > Ftabel F =
=
...
(3.33)Semua besaran diatas dapat diperoleh dalam daftar analisis varian (Anava)
pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Analisis Varian (ANAVA) Regresi Linier
Sumber variasi dk JK KT F
Total n ∑ Y1
2 ∑ Y
1 2
Regresi (a) 1 (∑ Y1)
2
/ n (∑ Y1) 2
/ n Regresi (b/a) 1 JKreg = JK(b/a) S
2
reg = JK(b/a)
Residu n – 2 JKres= ∑(Y1 – Y)2 S2res
=
Tuna cocok K − 2 JK (TC) S2TC =
Kekeliruan n – K JK (E) S2E =
3.8 Analisis Korelasi
Metode statistik yang digunakan adalah metode statistik parametrik.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis korelasi, sebagai berikut :
3.8.1 Menghitung Koefisien Korelasi
Rumus yang digunakan adalah rumus koefisien korelasi product moment,
persamaannya dapat dilihat pada Rumus 3.34 (Sudjana, 2002 : 369 ).
. ...(3.34)
2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rXY(39)
Keterangan :
rXY = Koefisien korelasi antara x dan y
N = Jumlah responden
X dan Y = variabel X dan variabel Y
Harga koefisien korelasi (rxy) diinterpretasikan dalam Tabel 3.6.
(Sugiyono, 2009 : 231)
Tabel 3.6 Klasifikasi Nilai Koefisien Korelasi (rxy)
3.8.2 Menguji Koefisien Korelasi
Rumus yang digunakan adalah rumus uji statistik t-student persamaannya
dapat dilihat pada Rumus 3.35 (Sudjana, 2002 : 380).
...(3.35)
Keterangan :
t = uji signifikan
n = jumlah responden yang diuji coba r = koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,800 – 1,000 Koefisien korelasi sangat kuat
0,600 – 0,799 Koefisien korelasi kuat
0,400 – 0,599 Koefisien korelasi sedang
0,200 – 0,399 Koefisien korelasi rendah
0,000 – 0,199 Koefisien korelasi sangat rendah
2
2 1 r n t
r
(40)
Setelah didapat nilai student, kemudian dikonsultasikan dengan
t-tabel. Apabila thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 99%, maka hipotesis diterima
dengan derajat kebebasan dk = n – 2.
3.8.3 Menghitung Koefisien Determinasi
Untuk menentukan besarnya sumbangan atau kontribusi yang diberikan
variabel bebas (penguasaan program diklat matematika) terhadap variabel terikat
(penguasaan program diklat MRLE) ditentukan dengan perhitungan koefisien
determinasi (KD) dari harga r yang ditulis dalam rumus :
KD = r2 .100%
Keterangan :
KD = koefisien determinasi
(41)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang diperoleh,
maka peneliti akan menyimpulkan secara keseluruhan hasil penelitian yang telah
dilakukan. Kesimpulan tersebut yaitu :
1. Tingkat penguasaan konsep matematika siswa KPU kelas X pada
semester satu di SMK N 12 Bandung berkategori cukup, dengan
nilai rata-rata 65,61 dari nilai maksimal 100.
2. Tingkat penguasaan materi Menganalisis Rangkaian Listrik dan
Elektronika siswa KPU kelas X di SMK 12 N Bandung berkategori
cukup, dengan nilai rata-rata 68,96 dari nilai maksimal 100.
3. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat kontribusi positif
yang signifikan antara konsep Matematika dengan peningkatan
kognitif siswa dalam MRLE dengan harga r = 0,46 yang
dikategorikan sedang menurut tabel Klasifikasi Nilai Koefisien
Korelasi, dan harga koefisien determinan sebesar 21,16%. Artinya,
bahwa tingkat penguasaan konsep matematika pada mata
peningkatan kognitif siswa dalam MRLE memberikan
kontribusi/sumbangan terhadap tingkat penguasaan materi mata
(42)
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian diatas, penulis ingin
menyampaikan beberapa saran, diantaranya :
1. Untuk meningkatkan tingkat penguasaan materi mata diklat
Menganalisis Rangkain Listrik dan Elektronika, siswa seharusnya
aktif untuk mencari sumber bahan materi sendiri dan belajar lebih giat
lagi, jangan hanya mengandalkan guru saja. Materi ini banyak
terdapat baik dalam buku-buku pelajaran maupun online di internet.
Dikelas juga siswa sebaiknya memanfaatkan waktu yang tersedia
untuk belajar dan fokus mendengarkan penjelasan guru, bukan
berleha-leha.
2. Penguasaan mata diklat MRLE ini harus didasari dengan konsep dasar
yang baik dan benar, salah satunya dengan menguasai mata diklat
Matematika dan mata diklat lainya yang berhubungan sehingga
kemampuan untuk menguasai materi mata diklat MRLE lebih baik
lagi.
3. Bagi guru/ sekolah sebagai mediator dan motivator hendaknya
meningkatkan mutu dan kualitas guru dalam memberikan materi
Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika sehingga siswa
paham dan memahami materi mata diklat tersebut. Guru diharapkan
bisa memberikan motivasi yang baik kepada siswa, sehingga membuat
siswa lebih semangat untuk menguasai materi Menganalisis
(43)
4. Untuk peneliti selanjutnya, perlu mengungkap lebih jauh mengenai
faktor-faktor lain yang memepengaruhi nilai keberartian korelasi. hal
ini berguna untuk mengetahui sebab-sebab rendahnya nilai keberartian
(44)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Faisal, Sanafiah. (1982). Format – format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali
Press.
Nazir,moh. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Pidarna, Made. (2000). Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung : PT Tarsito Bandung.
Sudjana-Ibrahim, N. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Percetakan Sinar Baru Algensido Offset.
Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
_______. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Pendidikan Indonesia.
(1)
Geri Rizki W, 2012
Hubungan Antara Penguasaan Konsep Matematika Dan Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Menganalisis Rangkaian Listrik Dan Elektronika Di Smk N 12 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan :
rXY = Koefisien korelasi antara x dan y N = Jumlah responden
X dan Y = variabel X dan variabel Y
Harga koefisien korelasi (rxy) diinterpretasikan dalam Tabel 3.6.
(Sugiyono, 2009 : 231)
Tabel 3.6 Klasifikasi Nilai Koefisien Korelasi (rxy)
3.8.2 Menguji Koefisien Korelasi
Rumus yang digunakan adalah rumus uji statistik t-student persamaannya dapat dilihat pada Rumus 3.35 (Sudjana, 2002 : 380).
...(3.35) Keterangan :
t = uji signifikan
n = jumlah responden yang diuji coba r = koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,800 – 1,000 Koefisien korelasi sangat kuat 0,600 – 0,799 Koefisien korelasi kuat 0,400 – 0,599 Koefisien korelasi sedang 0,200 – 0,399 Koefisien korelasi rendah 0,000 – 0,199 Koefisien korelasi sangat rendah
2 2 1 r n t r
(2)
tabel. Apabila thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 99%, maka hipotesis diterima
dengan derajat kebebasan dk = n – 2.
3.8.3 Menghitung Koefisien Determinasi
Untuk menentukan besarnya sumbangan atau kontribusi yang diberikan variabel bebas (penguasaan program diklat matematika) terhadap variabel terikat (penguasaan program diklat MRLE) ditentukan dengan perhitungan koefisien determinasi (KD) dari harga r yang ditulis dalam rumus :
KD = r2 .100%
Keterangan :
KD = koefisien determinasi r = koefisien korelasi
(3)
Geri Rizki W, 2012
Hubungan Antara Penguasaan Konsep Matematika Dan Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Menganalisis Rangkaian Listrik Dan Elektronika Di Smk N 12 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang diperoleh, maka peneliti akan menyimpulkan secara keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan tersebut yaitu :
1. Tingkat penguasaan konsep matematika siswa KPU kelas X pada semester satu di SMK N 12 Bandung berkategori cukup, dengan nilai rata-rata 65,61 dari nilai maksimal 100.
2. Tingkat penguasaan materi Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika siswa KPU kelas X di SMK 12 N Bandung berkategori cukup, dengan nilai rata-rata 68,96 dari nilai maksimal 100.
3. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat kontribusi positif yang signifikan antara konsep Matematika dengan peningkatan kognitif siswa dalam MRLE dengan harga r = 0,46 yang dikategorikan sedang menurut tabel Klasifikasi Nilai Koefisien Korelasi, dan harga koefisien determinan sebesar 21,16%. Artinya, bahwa tingkat penguasaan konsep matematika pada mata peningkatan kognitif siswa dalam MRLE memberikan kontribusi/sumbangan terhadap tingkat penguasaan materi mata diklat MRLE sebesar 21,16%.
(4)
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian diatas, penulis ingin menyampaikan beberapa saran, diantaranya :
1. Untuk meningkatkan tingkat penguasaan materi mata diklat Menganalisis Rangkain Listrik dan Elektronika, siswa seharusnya aktif untuk mencari sumber bahan materi sendiri dan belajar lebih giat lagi, jangan hanya mengandalkan guru saja. Materi ini banyak terdapat baik dalam buku-buku pelajaran maupun online di internet. Dikelas juga siswa sebaiknya memanfaatkan waktu yang tersedia untuk belajar dan fokus mendengarkan penjelasan guru, bukan berleha-leha.
2. Penguasaan mata diklat MRLE ini harus didasari dengan konsep dasar yang baik dan benar, salah satunya dengan menguasai mata diklat Matematika dan mata diklat lainya yang berhubungan sehingga kemampuan untuk menguasai materi mata diklat MRLE lebih baik lagi.
3. Bagi guru/ sekolah sebagai mediator dan motivator hendaknya meningkatkan mutu dan kualitas guru dalam memberikan materi Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika sehingga siswa paham dan memahami materi mata diklat tersebut. Guru diharapkan bisa memberikan motivasi yang baik kepada siswa, sehingga membuat siswa lebih semangat untuk menguasai materi Menganalisis
(5)
Geri Rizki W, 2012
Hubungan Antara Penguasaan Konsep Matematika Dan Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Menganalisis Rangkaian Listrik Dan Elektronika Di Smk N 12 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Untuk peneliti selanjutnya, perlu mengungkap lebih jauh mengenai faktor-faktor lain yang memepengaruhi nilai keberartian korelasi. hal ini berguna untuk mengetahui sebab-sebab rendahnya nilai keberartian korelasi.
(6)
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Faisal, Sanafiah. (1982). Format – format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali
Press.
Nazir,moh. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Pidarna, Made. (2000). Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung : PT Tarsito Bandung.
Sudjana-Ibrahim, N. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Percetakan Sinar Baru Algensido Offset.
Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
_______. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Pendidikan Indonesia.