ANALISIS PERSONAL SELLING DI DAGO HIGHLAND RESORT BANDUNG.
No. Daftar FPIPS : 1212/UN.40.2.5.1/PL/2013
ANALISIS PERSONAL SELLING DI DAGO HIGHLAND RESORT BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Disusun oleh : Aldila Galuh Pamungkas
(0601929)
PROGRAM STUDI MANAJAMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
No. Daftar FPIPS : 1212/UN.40.2.5.1/PL/2013
ANALISIS PERSONAL SELLING
DI DAGO HIGHLAND RESORT BANDUNG
Oleh :
Aldila Galuh Pamungkas
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Aldila Galuh Pamungkas 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
No. Daftar FPIPS : 1212/UN.40.2.5.1/PL/2013
LEMBAR PENGESAHAN ANALISIS PERSONAL SELLING DI DAGO HIGHLAND RESORT BANDUNG
Skripsi ini telah disetujui dan disyahkan oleh:
Pembimbing I
Lia Afriza, SE., MM.
Pembimbing II
Dra. Kuswardhani, M.Ed.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Management Resort & Leisure
Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP. 19741018 200812 2 001
(4)
Analisis Personal Selling di Dago Highland Resort Bandung
Abstrak
Oleh
Aldila Galuh Pamungkas 0601929
Kepercayaan konsumen terhadap produk harus dibangun melalui komunikasi yang tepat dan menarik. Pengenalan dan penjualan produk atau dalam kata lain Personal Selling yang melibatkan interaksi langsung menjadi pokok pembahasan didalam penelitian. Penelitian menggunakan metode statistik deskriptif yang berdasarkan data kuantitatif dimana konsumen menjadi responden dalam menganalisis Personal Selling. Gambaran Personal Selling diukur melalui indikator Skill/kemampuan dalam berkomunikasi, bersikap dan memiliki wawasan yang luas tentang produk. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa Personal Selling berada pada kategori baik karena 51,3% responden menilai bahwa marketer telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan profesional. Sedangkan 40% responden menilai cukup. Dengan begitu, mood dan kemampuan marketer adalah kunci suksesnya Personal Selling.
(5)
Personal Selling Analysis
in Dago Highland Resort Bandung
Abstract
By
Aldila Galuh Pamungkas 0601929
Consumer trust in the product must be built through proper and attractive communication. introducting and saling of products, or in other words Personal Selling involving direct interaction were an issue in this research. This research using descriptive methods based on quantitative data that consumer becoming analyser in Personal Selling. Personal Selling idea is measured through indicators Skill / ability to communicate, behave and have extensive knowledge about the product. Based on the analysis, it was found that in the category of Personal Selling well as 51.3% of respondents considered that marketers have been carrying out their duties properly and professionally. While 40% of respondents assessed fairly. By doing so, mood and ability marketer Personal Selling is the key to success.
(6)
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, tidak lupa dihaturkan pula salam dan shalawat kepada junjunan besar kita Nabi Muhammad SAW. semoga rahmat dan syafaat selalu menyertai kita.
penelitian ini akan membahas tentang sebuah teknik promosi, secara garis besar, promosi adalah menawarkan sebuah produk kepada calon konsumen, namun seiring dengan perbedaan karakteristik konsumen, maka penilaian konsumen terhadap promosi ini pun berbeda-beda.
Akhir kata penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan penelitian ini, namun penulis berharap penelitian ini dapat berguna dikemudian hari.
Bandung, Agustus 2013
(7)
UCAPAN TERIMAKASIH
Tanpa orang-orang yang telah memberi dukungan, do’a dan tenaga demi kelangsungan penelitian ini, sangat tidak mungkin penelitian ini akan selesai, maka dari itu dari hati yang paling dalam, penulis ingin menghaturkan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Prof. Dr. Karim Sunarya, M.Si selaku Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Ibu Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si selaku Ketua program studi Management Resort & Leisure.
4. Ibu Lia Afriza, SE., MM. selaku dosen pembimbing 1, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penelitian ini.
5. Dra. Kuswardhani, M.Ed. selaku dosen pembimbing 2, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penelitian ini.
6. Semua dosen-dosen prodi Manajemen Resort dan Leisure yang telah memberikan ilmunya yang sangat bermanfaat selama ini. 7. Staf-staf prodi MRL Pak Rahmat dan Pak Garnadi atas segala
bantuannya memberikan pelayanan yang tebaik bagi seluruh mahasiswa MRL.
8. Dosen-dosen luar biasa MRL UPI yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
9. Bapak Noorfattah dan Ibu Ismaryati tercinta sebagai orang tua penulis beserta Diah, Evi, dan Luluk sebagai kakak penulis, yang tidak berhenti mendoakan yang terbaik bagi penulis.
10. Algie Ismi Pramarti selaku tunangan penulis, yang selalu menjadi semangat penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
(8)
11. Sahabat-sahabat MRL 06, Budi, Tile, Ucek, Keila, Cangcuy, serta yang tidak disebutkan disini, yang selalu menyemangati penulis dikala sedih dan senang dalam penyusunan penelitian ini.
12. Semua angkatan MRL yang telah memberikan banyak inspirasi kepada penulis.
Penulis memohon maaf atas ketidak sempurnaan penelitian ini, dan juga memohon maaf apabila ada pihak yang tidak disebutkan diatas. Peneliti tetap memberikan penghargaan sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah membantu penulis
.
Bandung, Agustus 2013
(9)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN TEORI ... 5
2.1 Pengertian Pariwisata ... 5
2.2 Pengertian Resort ... 6
2.3 Pengertian Pemasaran (Marketing) ... 6
2.4 Pengertian Pemasaran Langsung (Direct Marketing) ... 7
2.5 Pengertian Promosi ... 8
2.6 Pengertian Personal Selling... 8
2.6.1 Definisi Personal Selling menurut para ahli... 9
2.6.2 Fungsi dan Manfaat Personal Selling ... 10
2.7 Profil Konsumen ... 13
2.8 Kerangka pemikiran ... 14
BAB III METODE PENELITIAN... 15
3.1 Objek Penelitian ... 15
3.2 Jenis dan Metode Penelitian ... 15
3.3 Variabel Penelitian ... 15
3.4 Operasionalisasi variabel ... 16
3.5 Jenis dan sumber data ... 17
(10)
3.7 Teknik Sampling ... 18
a. Probability Sampling ... 18
b. Non Probability Sampling ... 18
3.8 Skala Likert Summated Ratings ... 19
3.9 Teknik Pengumpulan Data ... 19
3.9.1 Teknik pengumpulan data secara primer ... 19
1 Angket ... 19
2 Observasi ... 22
3.9.2 Teknik pengumpulan data secara sekunder ... 22
3.10 Pengujian Instrumen Penelitian ... 23
3.10.1 Uji Validitas ... 23
3.10.2 Uji Validitas Variabel fungsi Personal Selling ... 25
3.10.3 Uji Validitas Variabel Personal Selling ... 26
3.10.4 Uji Reliabilitas ... 27
3.11 Prosedur, Teknik Pengolahan serta Analisis Data ... 29
3.11.1 Prosedur, Teknik Pengolahan Data ... 29
3.11.2 Teknik Analisis Data ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… ... 30
4.1 Sejarah Singkat Dago Highland Resort Bandung ... 30
4.1.1 Visi dan Misi Dago Highland Resort ... 31
4.1.2 Atraksi Wisata di Dago Highland Resort ... 33
4.2 Gambaran Karakteristik Responden ... 34
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 35
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 35
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 36
4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 37
4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 37
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 38
4.3.1 Penilaian responden terhadap penerapan Reward ... 38
(11)
4.3.3 Penilaian responden terhadap harga produk bersaing ... 40
4.3.4 Penilaian responden terhadap kualitas produk ... 41
4.3.5 Penilaian responden terhadap pembinaan relasi ... 42
4.3.6 Penilaian responden terhadap Personal Selling ... 43
4.4 Pembahasan ... 44
4.4.1 Profil Konsumen di Dago Highland Resort Bandung ... 45
4.4.2 Personal Selling di Dago Highland Resort Bandung ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 16
Tabel 3.2 KriterianAnalisis Deskripsi ... 20
Tabel 3.3 Item Uji Coba ... 21
Tabel 3.4 Jumlah Item Pernyataan Angket Uji Coba ... 22
Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel fungsi Personal Selling ... 25
Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Personal Selling ... 26
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Reabilitas variable x dan y ... 28
Tabel 4.1 Banquet Capacity Dago Highland Resort Bandung ... 33
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin... 35
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan usia ... 35
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan terakhir ... 36
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan pendapatan ... 37
(13)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.8 Kerangka Pemikiran ... 14
Gambar 4.1 Logo Dago Highland Resort Bandung ... 30
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin ... 35
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan usia ... 36
Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan terakhir ... 36
Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan pendapatan ... 37
Gambar 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan pekerjaan ... 38
Gambar 4.7 Penilaian Responden Terhadap Penerapan Reward ... 39
Gambar 4.8 Penilaian Responden Terhadap Pengkomunikasian Produk ... 40
Gambar 4.9 Penilaian Responden Terhadap Harga Produk Bersaing ... 41
Gambar 4.10 Penilaian Responden Terhadap Kualitas Produk ... 42
Gambar 4.10 Penilaian Responden Terhadap Pembinaan Relasi ... 43
(14)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan banyak kebutuhan, seperti sandang pangan dan papan, selain itu, manusia membutuhkan relaksasi dan kegiatan bersantai, yakni wisata. Menurut definisi yang luas, pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, antara lain (dikutip dari Ekonomi Pariwisata, 1997:21) :
1. Harus bersifat sementara
2. Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena dipaksa
3. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran. Pada garis besarnya, kepariwisataan memiliki arti keterpaduan yang di satu sisi diperani oleh faktor permintaan dan faktor ketersediaan. Faktor permintaan terkait oleh permintaan pasar wisatawan domestik dan mancanegara. Sedangkan faktor ketersediaan dipengaruhi oleh transportasi, atraksi wisata dan aktifitasnya, fasilitas-fasilitas, pelayanan dan prasarana terkait serta informasi dan promosi. Pariwisata membutuhkan produk-produk yang berfungsi untuk menunjang terjadinya Pariwisata, salah satunya yang bergerak di bidang Usaha Jasa dan Akomodasi.
Dalam mencari akomodasi, wisatawan (konsumen) sepenuhnya dapat bebas mencari, memilih dan membandingkan produk kompetitif mulai dari harga, fasilitas, dan kualitas pelayanan. Makin beragamnya usaha akomodasi
(15)
2
salah satunya adalah Resort, Sebuah Resort tidak hanya memiliki fasilitas menginap, tetapi memiliki fasilitas-fasilitas untuk aktifitas lain, seperti aktifitas makan, minum, olahraga, sampai dengan belanja. Selain itu Resort kadangkala memiliki sebuah Objek Daya Tarik Wisata (ODTW), sehingga konsumen dapat langsung menikmati ODTW tersebut tanpa meninggalkan kawasan. Tema dari tiap Resort pun berbeda, tergantung pada kondisi dimana Resort itu dibangun, dan spesialisasi pada satu objek daya tarik. dapat dikatakan bahwa, Resort adalah jenis usaha akomodasi yang lengkap. Makin maraknya usaha di sektor Pariwisata terutama akomodasi tentu membuat konsumen memiliki banyak pilihan dalam menentukan akomodasi yang akan digunakan, maka perusahaan melakukan pengenalan produk kepada calon konsumen dengan cara promosi.
Promosi merupakan kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mendorong permintaan, semakin gencar kegiatan promosi dilakukan, kemungkinan konsumen terpengaruh dan tertarik terhadap produk tersebut akan semakin besar, keinginan konsumen mengetahui lebih jauh tentang informasi produk tersebut akan bertambah dan pada akhirnya berakhir pada tahap pembelian konsumen, bisa juga untuk mengenalkan produk yang belum pernah diketahui oleh konsumen, sehingga konsumen tersebut akhirnya mengetahui bahwa produk tersebut ada dan ditawarkan.keberhasilan keuangan sering tergantung pada kemampuan pemasaran (Kotler& Keller 2007:4).
Direct Marketing adalah salah satu variabel dari promotion mix, yakni pemasaran secara langsung dan secara individual kepada konsumen, Tidak bisa dipungkiri, Direct Marketing memiliki peran yang besar, karena peran komunikasi langsung dari produsen kepada konsumen, Kotler & Keller (2007:19) menyatakan bahwa pemasaran berperan penting bagi sebuah perusahaan (organisasi bisnis) dalam menciptakan hubungan atau link antara perusahaan dan pasar yang dilayaninya. Kotler (2007:4) menjelaskan, alasan utama dari eksistensi suatu perusahaan adalah menciptakan proses pertukaran barang dan jasa yang saling memuaskan antara perusahaan dan konsumen
(16)
3
yang ada di pasar yang dilayani perusahaan. Personal Selling adalah variabel dari Direct Marketing.
Sebuah produk tidak akan bisa diketahui oleh konsumen tanpa adanya pengenalan dan penjelasan kepada calon konsumen, maka dari itu diperlukan kegiatan promosi, seperti yang dikemukakan oleh Saladin (2003:123) ”Promosi adalah komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, langsung mengetahui respon dan keinginan konsumen, selain itu hubungan relasi yang dekat memungkinkan konsumen menggunakan produk tersebut secara terus menerus”.
Personal Selling merupakan metode yang penting untuk mendapatkan konsumen yang prospektif. Tidak hanya membeli produk, tetapi menjadikan konsumen tersebut pelanggan. Hal ini tentu saja membutuhkan kemampuan dari marketer agar membuat konsumen tersebut yakin dan menggunakan produk. Konsumen tentunya memiliki sudut pandangnya masing-masing dalam menilai marketer, konsumen bisa menilai marketer dari penampilan, tata bahasa, sopan santun atau wawasan yang luas. pada kenyataanya promosi produk yang ditawarkan tidak selalu sesuai dengan yang diinginkan konsumen, misalkan terjadi penolakan dari segi harga, fasilitas, hingga konsumen yang loyal kepada produk yang telah dikenali sebelumnya.
Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut, maka Dago Highland Resort Bandung menerapkan strategi promosi penjualan Personal Selling sebagai solusi mengenalkan produk, fungsinya sendiri antara lain membina hubungan relasi dengan konsumen, sistem reward, peningkatan layanan, dan memberi pengetahuan tentang produk lebih mendalam.
Setelah melihat latar belakang yang telah dibahas diatas, penulis tertarik untuk menganalisis Personal Selling di sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa akomodasi dan mengangkat judul “Analisis Personal Selling Di Dago Highland Resort Bandung”.
(17)
4
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mencoba untuk merumuskan masalah yang ingin dikemukakan sebelumnya, rumusan masalah tersebut adalah
1. Bagaimana profil tamu di Dago Highland Resort Bandung?
2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap Personal Selling di Dago Highland Resort Bandung?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi profil konsumen di Dago Highland Resort Bandung 2. Mengetahui tanggapan konsumen terhadap Personal Selling yang dilakukan
di Dago Highland Resort Bandung.
1.4Manfaat Penulisan
1. Bagi peneliti, penelitian ini berfungsi sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman agar dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta, gejala, dan peristiwa yang terjadi secara ilmiah dan objektif sehigga dapat ditarik kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Bagi pengelola; diharapkan penelitian ini dapat membantu dalam mengetahui media yang paling efektif bagi perusahaan.
3. Bagi masyarakat; yaitu sebagai sarana untuk menumbuhkan dan meningkatkan rasa peduli terhadap sumber daya Pariwisata yang dimiliki dan menambah ilmu pengetahuan serta bahan informasi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
4. Bagi penelitian yang akan dilakukan selanjutnya; semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pustaka.
(18)
15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis Personal Selling di Dago Highland Resort Bandung dengan melakukan observasi, wawancara, dan pengisian angket oleh konsumen. Adapun variabel yang diteliti adalah fungsi dari Personal Selling yang terdiri dari prospecting (x1), communicating (x2), selling (x3), servicing (x4), dan information gathering (x5) sebagai variabel bebas/independent dan Personal Selling sebagai variabel terikat/dependen (y).
3.2 Jenis dan Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian statistik deskriptif berdasarkan data kuantitatif. Penelitian statistik deskriptif adalah metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna (www.wikipedia.org), sedangkan menurut Sugiono (2006:164), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan ata menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Hatch dan Farhady yang dikutip Sugiyono (2008 : 42) Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
Sugiyono (2010: 61) mengemukakan bahwa menurut hubungan antara satu variabel dengan yang lain maka variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
(19)
16
variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini, peneliti menentukan variabel independen yang terdiri dari prospecting, communicating, selling, servicing, dan information gathering, sedangkan Personal Selling sebagai variabel dependen.
3.4 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Ukuran Skala No.
Item
Personal Selling (y)
Skill/Kemampuan Pengetahuan produk, kemampuan komunikasi, sikap
Ordinal 1, 8 9, 10 14
Prospecting (x1) Segmen pasar, pendekatan
Penerapan Reward Ordinal 4
Communicating (x2) Produk, media Mengkomunikasikan produk kepada konsumen dengan berbagai media promosi
Ordinal 3
Selling (x3) pendekatan, presentasi, demonstrasi,
mengatasi penolakan, menjual produk
Kemampuan marketer dalam membina relasi dengan konsumen agar mencapai penggunaan produk berkelanjutan
Ordinal 2, 4 6, 7 11, 13 14
Servicing (x4) Sarana dan prasarana Kualitas produk Ordinal 12, 5
Information Gathering
(x5)
Perbandingan harga dengan kompetitor
Harga produk yang lebih murah dibandingkan kompetitor
(20)
17
Sumber : Hasil pengolahan data
3.5 Jenis Dan Sumber Data
Sumber data merupakan sumber data yang diperlukan untuk penelitian. Sumber data tersebut dapat diperoleh, baik secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder), yaitu :
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif, maupun kasual. Data yang diperoleh merupakan data yang diterima langsung.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian dimana subjeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs internet yang berkenaan dengan penelitian.
3.6 Populasi dan Sampel
Setiap kegiatan penelitian memerlukan sumber data, sumber data yang diperoleh dari lapangan untuk kemudian dianalisis dan digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti atau untuk menguji hipotesis. Pengertian populasi dikemukakan oleh Sugiyono (2008:115) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya, sehingga populasi tidak hanya orang tetapi juga benda-benda alam lain serta keseluruhan jumlah objek dan karakteristik objek itu. Populasi yang dimaksud disini adalah konsumen Dago Highland Resort Bandung.
Sedangkan sampel penelitian adalah himpunan atau suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dapat menggambarkan populasinya. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah konsumen Dago Highland Resort
(21)
18
3.7 Teknik Sampling
Menurut Goode (1952 : 22), terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu :
Sampel harus mewakili (representatif). Besarnya sampel harus memadai.
Dalam pengambilan sampel, terdapat dua teknik sampling, teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua (Sugiyono 2008 : 245), yaitu :
a. Probability sampling (pengambilan sampel berdasarkan peluang) Probability sampling adalah metode pemilihan sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kaidah-kaidah probabilita dan memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).
b. Non Probability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, teknik sampel ini meliputi; sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik Non Probability sampling dengan cara pengambilan sampling Jenuh atau biasa disebut Sensus, menurut Sugiyono (2006 : 95) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.”, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
(22)
19
3.8 Skala Likert Summated Ratings
Merupakan teknik self report bagi pengukuran sikap dimana subjek diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing pernyataan. Skala likert adalah salah satu teknik pengukuran sikap yang paling sering digunakan dalam riset pemasaran. Dalam pembuatan skala likert, periset membuat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan suatu isu atau objek, lalu subjek atau responden diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidak setujuan mereka terhadap masing-masing pernyataan.
3.9 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dalam dua cara, yakni :
3.9.1 Teknik pengumpulan data secara primer : 1. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh responden yang menjadi anggota sampel penelitian. Bentuk angket yang digunakan berupa angket tertutup dimana responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia yang dianggap sesuai dengan pertanyaan dan pernyataan. Responden tidak perlu memberikan penjelasan atas pertanyaan atau pernyataan tersebut. Dalam membuat angket perlu memperhatikan prinsip-prinsip angket, sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono (2007:200) bahwa:
Prinsip-prinsip penulisan angket, isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan, tipe dan bentuk pertanyaan, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan yang sudah lupa, pertanyaan tidak menggiring, panjang pertanyaan, urutan pertanyaan, prinsip pengukuran, penampilan fisik angket.
Maka peneliti mengambil langkah-langkah dalam pembuatan angket sebagai berikut:
(23)
20
a. Isi dan tujuan pernyataan berbentuk pengukuran, maka setiap pernyataan disusun dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b. Tipe dan bentuk pernyataan yang penulis buat adalah pernyataan tertutup. Bentuk pernyataan ini membantu responden untuk menjawab dengan cepat, serta memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul. Pertanyaan dan pernyataan dibuat dalam kalimat positif dan negatif agar responden memberikan jawaban lebih serius.
c. Urutan pernyataan dibuat acak dengan alasan menghindari responden yang patah semangat ketika diberi pertanyaan yang sulit atau yang spesifik. d. Prinsip pengukuran, dimana angket yang diberikan peneliti kepada
responden mempunyai tujuan untuk mengukur varibel yang akan diteliti. Angket tersebut akan diuji validitas dan reliabilitasnya agar mendapatkan data yang valid dan reliabel.
Angket yang disebarkan menggunakan model perskalaan menggunakan skala Likert, dimana setiap pilihan terdiri dari lima kategori yang bernilai skala sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kriteria Analisis Deskripsi
Penafsiran Skor
Tidak Setuju 1.00 - 1.79 Kurang Setuju 1.80 - 2.59
Cukup 2.60 - 3.39
Setuju 3.40 - 4.19
Sangat Setuju 4.20 - 5.00
Sumber : skor kategori Likert skala 5
Uji coba angket dilakukan pada saat angket sudah tersedia dan pengujiannya dilakukan sebelum angket yang sebenarnya disebarkan kepada responden. Data angket yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Angket yang diujicobakan dalam penelitian ini
(24)
21
terdiri dari angket untuk mengukur variabel Personal Selling dan angket untuk mengukur variabel fungsi dari Personal Selling. Penyebaran jumlah item angket pada masing-masing variabel tampak pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Item Uji Coba
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1 Penjelasan dari marketing hotel ini mengenai produk atau jasa yang ditawarkan kepada anda sangat jelas
1 2 3 4 5
2 Penawaran produk hotel ini sangat lengkap 1 2 3 4 5
3 Media promosi (leaflet, web, baligo, spanduk) yang ditawarkan kepada anda atraktif
1 2 3 4 5
4 Program hadiah dari hotel ini kepada anda (diskon, compliment, kado ulang tahun) banyak
1 2 3 4 5
5 Sarana dan prasarana di hotel ini lengkap 1 2 3 4 5
6 Fasilitas di hotel ini menarik secara visual 1 2 3 4 5
7 Harga yang ditawarkan hotel ini bersaing 1 2 3 4 5
8 Marketing hotel atraktif dan komunikatif saat mengenalkan produk
1 2 3 4 5
9 Kualitas Interaksi anda dengan marketing hotel bagus sekali
1 2 3 4 5
10 Marketing hotel bersahabat 1 2 3 4 5
11 Anda meyakini bahwa marketing hotel menawarkan produk yang sangat bagus
1 2 3 4 5
12 Produk hotel ini selangkah lebih maju daripada produk hotel lain
1 2 3 4 5
13 Hotel menawarkan salah satu jaminan terbaik 1 2 3 4 5
14 Marketing hotel memahami perspektif anda dan memperlakukan anda secara personal sehingga anda senang berhubungan dengan mereka
1 2 3 4 5
(25)
22
Tabel 3.4
Jumlah Item Pernyataan Angket Uji Coba
No. Variabel Jumlah Item Pernyataan Angket
1 Personal Selling 5
2 Fungsi Personal Selling 9
Jumlah 14
Sumber : Hasil pengolahan data
Berdasarkan tabel 3.4 dapat dilihat bahwa jumlah item yang akan diuji cobakan sebanyak 14 item.
2. Observasi
Observasi adalah cara mengumpulkan data berlandaskan pada pengamatan langsung terhadap gejala fisik objek penelitian,
3.9.2 Teknik pengumpulan data secara sekunder :
Teknik pengumpulan data secara sekunder adalah teknik pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu pengambilan data melalui dokumen-dokumen atau catatan terkait dengan permasalahan yang diteliti. Selain itu mengumpulkan keterangan-keterangan dari berbagai literatur sebagai bahan perbandingan yang berkaitan dengan permasalahan yang peneliti bahas dalam penyusunan skripsi ini (Sugiyono, 2004 : 129). Selain itu juga dalam teknik pengumpulan data sekunder, penulis mengumpulkan data menggunakan studi kepustakaan. Adapun yang dimaksud dengan studi kepustakaan menurut
Sukardi (2003 : 38) adalah “Studi kepustakaan dapat berbentuk kajian teoritis
yang pembahasannya difokuskan pada informasi sekitar permasalahan
penelitian yang hendak dipecahkan melalui penelitian”. Dari pengertian
tersebut dapat dikatakan bahwa studi kepustakaan merupakan pengumpulan data-data atau teori-teori yang didapat dari referensi buku-buku yang dijadikan sumber untuk mengkaji penelitian yang dilakukan oleh penulis.
(26)
23
3.10 Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat pengumpulan data sangatlah perlu diuji kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Peneliti melakukan pengujian instrumen ini melalui pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Instrumen pengumpulan data yang layak adalah yang telah memenuhi syarat valid dan reliabel. Adapun uji kelayakan instrumen yang digunakan penulis adalah yaitu melalui uji validitas dan uji reliabilitas seperti yang akan dijelaskan dibawah ini.
3.10.1 Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap apa yang ditanyakan atau apa yang ingin diukur dalam penelitian. Tingkat validitas angket diukur berdasarkan koefisien validitas yang menggunakan koefisien korelasi item-total yang terkoreksi. Valid tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya pada taraf signifikan 5%, item-item yang tidak berkorelasi secara signifikan dinyatakan gugur. Dalam kaitannya dengan besarnya angka korelasi ini, Azwar (2000:153) menyebutkan bahwa koefisien validitas yang tidak begitu tinggi, yaitu berada di sekitar 0,50 sudah dapat diterima dan dianggap memuaskan. Namun apabila koefisien validitas ini kurang dari 0,30 maka dianggap tidak memuaskan. Jadi dapat disimpulkan bahwa item dari suatu variabel dikatakan valid jika mempunyai koefisien 0,30 (Saifuddin Azwar, 2000:153).
Sedangkan menurut Kaplan (www.wikipedia.org) suatu pertanyaan atau pernyataan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,3.
(27)
24
“ Not all validity coefficient are the same value, and there are no hard fast rule obout how large the coefficient must be in order to be meaningful. In practice, it is rare to see a validity coefficient larger than 0.6, and validity coefficient in the range of 0.3 to 0.4 are commonly considered high.” (Robert M. Kaplan & Dennis P. Saccuzzo, Phsycological Testing principles, application, and issues; Brooks/Cole Publishing Company, Pacific Grove, California (1993 p: 141). (www.wikipedia.org).
Uji validitas digunakan untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang
tersebar. Sugiyono (2004 : 109) mengatakan bahwa “Hasil penelitian yang
valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti”.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Adapun langkah-langkah peneliti dalam melakukan uji validitas instrumen angket adalah sebagai berikut:
a. Memberikan nomor pada angket yang masuk
b. Memberikan skor pada setiap bulir sesuai dengan bobot yang telah ditentukan.
c. Menjumlahkan skor setiap responden d. Mengurutkan jumlah skor responden
e. Mencari koefisien korelasi skor tiap bulir item dengan skor total
Penelitian ini menggunakan data ordinal, maka rumus yang digunakan untuk mengukur kevalidan dari suatu instrumen adalah rumus korelasi Pearson product moment sebagai berikut :
(28)
25
2 2 2 2 XY Y -X -. X -XY N. r Y N X N YSumber: Arikunto, 2002:72 Keterangan :
Keputusan pengujian uji validitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikansi adalah sebagai berikut :
,
abel hitung t
t maka dinyatakan valid
,
tabel hitung t
t maka dinyatakan tidak valid
3.10.2 Uji Validitas Variabel fungsi Personal Selling
Uji validitas yang penulis gunakan yaitu untuk variabel x (fungsi Personal Selling) terdiri dari prospecting, communicating, selling, servicing, dan information gathering. lima indikator tersebut kemudian diuraikan menjadi sembilan butir pernyataan angket.
Berikut rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas variabel X (fungsi Personal Selling) dengan menggunakan Microsoft Excel.
Tabel 3. 5
Uji Validitas Variabel fungsi Personal Selling
No. Bulir r hitung r tabel Keterangan
1 0.451 0.361 Valid
2 0.439 0.361 Valid
rXY = Koefisien korelasi antara
variabel X dan variabel Y
Y = Jumlah skor Y
N = Jumlah Responden
2X
= Kuadrat jumlah skor X
XY = Jumlah hasil kali skor Xdan Y
2 Y
= Kuadrat jumlah skor Y(29)
26
3 0.008 0.361 Invalid
4 0.366 0.361 Valid
5 0.361 0.361 Valid
6 0.370 0.361 Valid
7 0.401 0.361 Valid
8 0.293 0.361 Invalid
9 0.196 0.361 Invalid
Sumber : Hasil pengolahan data Keterangan : Invalid dihilangkan
Berdasarkan tabel 3.5, diperoleh bahwa dari 9 item butir angket untuk Fungsi Personal Selling 6 butir pertanyaan yang dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Sementara 3 item
dinyatakan Invalid atau tidak valid, sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu item yang tidak valid ini akan dihilangkan.
3.10.3 Uji Validitas Variabel Personal Selling
Setelah melakukan uji validitas terhadap variabel x (Fungsi Personal Selling), maka penulis juga melakukan uji validitas pada varibel y yakni, Personal Selling dengan indikator Skill/Kemampuan, indikator tersebut kemudian diuraikan menjadi 5 butir pernyataan angket.
Berikut rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas variabel y (Personal Selling) dengan menggunakan Microsoft Excel.
Tabel 3. 6
Uji Validitas Variabel Personal Selling
No. Bulir r hitung r tabel Keterangan
1 0.310 0.361 Invalid
(30)
27
3 0.402 0.361 Valid
4 0.613 0.361 Valid
5 0.609 0.361 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data Keterangan : Invalid dihilangkan
Berdasarkan tabel 3.6, diperoleh bahwa dari 5 item butir angket untuk Personal Selling terdapat 3 butir dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Sementara 2 item dinyatakan Invalid atau tidak valid, sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu item yang tidak valid ini akan dihilangkan.
3.10.4Uji Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Hasil penelitian yang reliabel merupakan hasil penelitian yang terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Menurut Sugiyono (2007 : 110), “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut
Pengujian reliabilitas instrumen yang peneliti lakukan adalah dengan menggunakan internal consistency dengan tehnik (alpha) (Sugiyono, 2007:190) dengan menggunakan rumus Spearman Brown dimana rb adalah korelasi skor ganjil dan genap.
(31)
28
Adapun langkah-langkah peneliti dalam melakukan uji reliabilitas instrumen angket adalah sebagai berikut:
a. Butir-butir instrumen yang valid di belah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen genap. b. Skor data tiap kelompok itu disusun sendiri.
c. Selanjutnya skor total kelompok ganjil dikorelasikan dengan skor total kelompok genap menggunakan Microsoft Excel.
d. Setelah dihitung didapat koefisien korelasinya kemudian dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown.
Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Hasil perhitungan dari variabel fungsi Personal Selling diperoleh koefisien alpha = 0,886 sementara nilai tabel r pada α = 0,05 dan db = n-2 = 0,361 dengan demikian nilai hitung r lebih besar dari nilai tabel r. sehingga instrumen variabel x (fungsi Personal Selling) dinyatakan reliabel.
Hasil perhitungan dari variabel Personal Selling diperoleh koefisien alpha = 0.508, sementara nilai tabel r pada α = 0,05 dan db = n-2 = 0,361 dengan demikian nilai hitung r lebih besar dari nilai tabel r. sehingga instrumen variabel y (Personal Selling) dinyatakan reliabel.
Tabel 3. 7
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas variabel x dan y
No. Variabel r tabel r hitung Keterangan
(32)
29
2 Personal Selling 0,361 0,508 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data
3.11 Prosedur, Teknik Pengolahan serta Analisis Data 3.11.1 Teknik Pengolahan Data
- Pengelompokkan data - Pengkodean data - Tabulasi data
Tabulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : - Memberi skor pada setiap item
- Menjumlahkan skor pada setiap item
- Menyusun rangking skor pada setiap variabel penelitian 3.11.2Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data dilakukan kategorisasi terhadap skor jawaban yang didapatkan melalui angket. Kategori skor jawaban responden berguna untuk memberikan gambaran profil konsumen dan tanggapan konsumen terhadap Personal Selling. untuk data ordinal atau data interval/ratio yang memiliki distribusi asimetris, Nilai minimum distribusi adalah 0% dan nilai maksimum distribusi adalah 100%.
Hasil jawaban angket disortir sesuai dengan pilihan jawabanya menggunakan Microsoft Excel dengan formula (=count), setelah didapat hasilnya, hasil pengelompokkan tersebut di persentasekan dengan formula (100*hasil count/30), 100 adalah persentase dan 30 adalah total sampel yang digunakan dalam penelitian, selanjutnya hasil persentase tersebut dimasukkan ke dalam diagram, untuk karakteristik konsumen menggunakan diagram Pie, sedangkan untuk hasil penghitungan tanggapan konsumen terhadap Personal Selling menggunakan diagram Column.
(33)
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam penelitian yang berjudul “Analisis Personal Selling di Dago Highland Resort Bandung”, setelah membuat suatu kesimpulan selanjutnya penulis mencoba memberikan saran-saran, dengan harapan adanya perbaikan khususnya bagi objek penelitian dan pihak lain yang berkepentingan dengan penyusunan skripsi ini.
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambaran profil konsumen di Dago Highland Resort Bandung berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh laki-laki sebesar 63.3% dan perempuan sebesar 36.7%, selanjutnya karakteristik berdasarkan usia 21-30 53.3%, lalu usia 31-40 tahun 36.7% dan diatas 40 tahun hanya 10%, selanjutnya karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir, S-1 menempati posisi teratas sebesar 50% disusul Diploma 40%, dan SMA 10%, selanjutnya karakteristik berdasarkan pendapatan satu hingga dua juta menempati persentase teratas 46.7% lalu yang berpenghasilan dua juta hingga empat juta 30% dan yang berpendapatan empat juta hingga enam juta sebesar 23.3%, selanjutnya karakterikstik berdasarkan pekerjaan swasta menempati persentase paling atas sebesar 60%, lalu PNS 23.3%, wiraswasta 3.33% dan memiliki pekerjaan lain sebesar 13.3%, bisa dikatakan konsumen ini adalah konsumen yang prospektif dilihat dari karakteristiknya.
Gambaran tanggapan konsumen terhadap Personal Selling di Dago Highland Resort Bandung diukur melalui indikator Skill/kemampuan dalam berkomunikasi, bersikap dan memiliki wawasan yang luas tentang produk. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa Personal Selling berada pada kategori baik karena 51.3% responden menilai bahwa marketer telah
(34)
47
melaksanakan tugasnya dengan baik dan profesional. Sedangkan 40% responden menilai cukup, 4.7% dan 3.3% menyatakan kurang setuju, dan 0.7% tidak setuju. Lebih dari setengah responden menilai bahwa Personal Selling di Dago Highland Resort berjalan dengan baik, membuktikan marketer memiliki kapabilitas di bidangnya, namun tidak semua responden berpendapat sama.
B.Saran
Berdasarkan pada uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Melihat kepercayaan konsumen dalam menggunakan produk di Dago Highland Resort Bandung,maka upaya yang harus dilakukan adalah meningkatkan loyalitas konsumen, marketer harus selalu menjaga hubungan relasi dan lebih memperbanyak program reward untuk konsumen, konsumen pun tentu akan dan bertambah loyal terhadap produk yang dijual, selain itu jika dibandingkan dengan konsumen baru, konsumen lama lebih berpotensi untuk loyal, namun dengan tidak mengesampingkan kualitas dari produk yang dijual, dan selalu menjaga kualitas relastionship dengan konsumen.
2. Marketer harus selalu berupaya agar Dago Highland Resort Bandung tetap memiliki sarana dan fasilitas yang memuaskan konsumen, melihat pembahasan yang telah di paparkan diatas, konsumen masih belum cukup puas dengan produk dan sarana prasarana yang disediakan.
3. Mood marketer saat melakukan Personal selling sebisa mungkin selalu di maintenance jangan sampai menurun, maka dalam hal ini konsumen telah meyakini bahwa marketer profesional dan nyaman untuk konsumen, sehingga konsumen pun makin tertarik untuk segera menggunakan produk Dago Highland Resort Bandung kembali.
(35)
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, G. Tjiptono, F. Chandra, Y. (2004). Pemasaran Global : Internasionalisasi dan Internetisasi. Yogyakakarta : Penerbit Andi.
Donald, A. Wendell, H. McCuhoch, (2001). Bisnis Internasional. Jakarta: Salemba Empat.
Kotler, P. (2002) Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium, Jakarta: PT. Prenhallindo,
Kotler, P. Keller, K.L (2007) Manajemen Pemasaran edisi 12, Jakarta: PT. Indeks. Nasution, S. (1991). Metodology Research. Bandung : Jemmars.
Oka, H. dan Yoeti, A. (1996). Pemasaran Pariwisata. Bandung : Angkasa
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & R, Bandung : Alfabeta.
Sumarno. (2002). Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Tjiptono, F. (2004). Pemasaran Jasa. Malang : Bayumedia Publishing. Usman, H.(2001). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara.
(36)
http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata id.wikipedia.org/wiki/Statistika_deskriptif Junaid, K. (2011). Personal Selling Chapter 1.
(http://www.slideshare.net/junaidkhanswati/personal-selling-chapter-1-9609245).
Marks, Ronald. (2005). Personal Selling: A Relationship Approach. Atomic Dog Publishing, (http://www.inc.com/encyclopedia/personal-selling.html). Pranashakti, I. (2009). Strategi Marketing dan Personal Selling.
(http://ipan.web.id/strategi-marketing-personal-selling-5-penyebab-utama-penolakan-membeli-produk)
Riley,J.(2012). Promotional Mix – Personal Selling.
(1)
Adapun langkah-langkah peneliti dalam melakukan uji reliabilitas instrumen angket adalah sebagai berikut:
a. Butir-butir instrumen yang valid di belah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen genap. b. Skor data tiap kelompok itu disusun sendiri.
c. Selanjutnya skor total kelompok ganjil dikorelasikan dengan skor total kelompok genap menggunakan Microsoft Excel.
d. Setelah dihitung didapat koefisien korelasinya kemudian dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown.
Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Hasil perhitungan dari variabel fungsi Personal Selling diperoleh koefisien alpha = 0,886 sementara nilai tabel r pada α = 0,05 dan db = n-2 = 0,361 dengan demikian nilai hitung r lebih besar dari nilai tabel r. sehingga instrumen variabel x (fungsi Personal Selling) dinyatakan reliabel.
Hasil perhitungan dari variabel Personal Selling diperoleh koefisien alpha = 0.508, sementara nilai tabel r pada α = 0,05 dan db = n-2 = 0,361 dengan demikian nilai hitung r lebih besar dari nilai tabel r. sehingga instrumen variabel y (Personal Selling) dinyatakan reliabel.
Tabel 3. 7
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas variabel x dan y
(2)
29
2 Personal Selling 0,361 0,508 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data
3.11 Prosedur, Teknik Pengolahan serta Analisis Data 3.11.1 Teknik Pengolahan Data
- Pengelompokkan data - Pengkodean data - Tabulasi data
Tabulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : - Memberi skor pada setiap item
- Menjumlahkan skor pada setiap item
- Menyusun rangking skor pada setiap variabel penelitian
3.11.2Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data dilakukan kategorisasi terhadap skor jawaban yang didapatkan melalui angket. Kategori skor jawaban responden berguna untuk memberikan gambaran profil konsumen dan tanggapan konsumen terhadap Personal Selling. untuk data ordinal atau data interval/ratio yang memiliki distribusi asimetris, Nilai minimum distribusi adalah 0% dan nilai maksimum distribusi adalah 100%.
Hasil jawaban angket disortir sesuai dengan pilihan jawabanya menggunakan Microsoft Excel dengan formula (=count), setelah didapat hasilnya, hasil pengelompokkan tersebut di persentasekan dengan formula (100*hasil count/30), 100 adalah persentase dan 30 adalah total sampel yang digunakan dalam penelitian, selanjutnya hasil persentase tersebut dimasukkan ke dalam diagram, untuk karakteristik konsumen menggunakan diagram Pie, sedangkan untuk hasil penghitungan tanggapan konsumen terhadap Personal Selling menggunakan diagram Column.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam
penelitian yang berjudul “Analisis Personal Selling di Dago Highland Resort
Bandung”, setelah membuat suatu kesimpulan selanjutnya penulis mencoba memberikan saran-saran, dengan harapan adanya perbaikan khususnya bagi objek penelitian dan pihak lain yang berkepentingan dengan penyusunan skripsi ini.
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambaran profil konsumen di Dago Highland Resort Bandung berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh laki-laki sebesar 63.3% dan perempuan sebesar 36.7%, selanjutnya karakteristik berdasarkan usia 21-30 53.3%, lalu usia 31-40 tahun 36.7% dan diatas 40 tahun hanya 10%, selanjutnya karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir, S-1 menempati posisi teratas sebesar 50% disusul Diploma 40%, dan SMA 10%, selanjutnya karakteristik berdasarkan pendapatan satu hingga dua juta menempati persentase teratas 46.7% lalu yang berpenghasilan dua juta hingga empat juta 30% dan yang berpendapatan empat juta hingga enam juta sebesar 23.3%, selanjutnya karakterikstik berdasarkan pekerjaan swasta menempati persentase paling atas sebesar 60%, lalu PNS 23.3%, wiraswasta 3.33% dan memiliki pekerjaan lain sebesar 13.3%, bisa dikatakan konsumen ini adalah konsumen yang prospektif dilihat dari karakteristiknya.
Gambaran tanggapan konsumen terhadap Personal Selling di Dago Highland Resort Bandung diukur melalui indikator Skill/kemampuan dalam berkomunikasi, bersikap dan memiliki wawasan yang luas tentang produk.
(4)
47
melaksanakan tugasnya dengan baik dan profesional. Sedangkan 40% responden menilai cukup, 4.7% dan 3.3% menyatakan kurang setuju, dan 0.7% tidak setuju. Lebih dari setengah responden menilai bahwa Personal Selling di Dago Highland Resort berjalan dengan baik, membuktikan marketer memiliki kapabilitas di bidangnya, namun tidak semua responden berpendapat sama.
B.Saran
Berdasarkan pada uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Melihat kepercayaan konsumen dalam menggunakan produk di Dago Highland Resort Bandung,maka upaya yang harus dilakukan adalah meningkatkan loyalitas konsumen, marketer harus selalu menjaga hubungan relasi dan lebih memperbanyak program reward untuk konsumen, konsumen pun tentu akan dan bertambah loyal terhadap produk yang dijual, selain itu jika dibandingkan dengan konsumen baru, konsumen lama lebih berpotensi untuk loyal, namun dengan tidak mengesampingkan kualitas dari produk yang dijual, dan selalu menjaga kualitas relastionship dengan konsumen.
2. Marketer harus selalu berupaya agar Dago Highland Resort Bandung tetap memiliki sarana dan fasilitas yang memuaskan konsumen, melihat pembahasan yang telah di paparkan diatas, konsumen masih belum cukup puas dengan produk dan sarana prasarana yang disediakan.
3. Mood marketer saat melakukan Personal selling sebisa mungkin selalu di maintenance jangan sampai menurun, maka dalam hal ini konsumen telah meyakini bahwa marketer profesional dan nyaman untuk konsumen, sehingga konsumen pun makin tertarik untuk segera menggunakan produk Dago Highland Resort Bandung kembali.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, G. Tjiptono, F. Chandra, Y. (2004). Pemasaran Global : Internasionalisasi dan Internetisasi. Yogyakakarta : Penerbit Andi.
Donald, A. Wendell, H. McCuhoch, (2001). Bisnis Internasional. Jakarta: Salemba Empat.
Kotler, P. (2002) Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium, Jakarta: PT. Prenhallindo,
Kotler, P. Keller, K.L (2007) Manajemen Pemasaran edisi 12, Jakarta: PT. Indeks. Nasution, S. (1991). Metodology Research. Bandung : Jemmars.
Oka, H. dan Yoeti, A. (1996). Pemasaran Pariwisata. Bandung : Angkasa
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & R, Bandung : Alfabeta.
Sumarno. (2002). Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Tjiptono, F. (2004). Pemasaran Jasa. Malang : Bayumedia Publishing. Usman, H.(2001). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara.
(6)
http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata id.wikipedia.org/wiki/Statistika_deskriptif Junaid, K. (2011). Personal Selling Chapter 1.
(http://www.slideshare.net/junaidkhanswati/personal-selling-chapter-1-9609245).
Marks, Ronald. (2005). Personal Selling: A Relationship Approach. Atomic Dog Publishing, (http://www.inc.com/encyclopedia/personal-selling.html). Pranashakti, I. (2009). Strategi Marketing dan Personal Selling.
(http://ipan.web.id/strategi-marketing-personal-selling-5-penyebab-utama-penolakan-membeli-produk)
Riley,J.(2012). Promotional Mix – Personal Selling.