EFEKTIVITAS MEDIA DADU HURUF DALAMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK TAMAN AKANAK-KANAK.
EFEKTIVITAS MEDIA DADU HURUF DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK
TAMAN KANAK-KANAK
(Kuasi Eksperimen di Kelompok B TK Negeri Centeh Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Stusi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh : Popon Suwili
0702469
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2012
(2)
EFEKTIVITAS MEDIA DADU HURUF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK
(Kuasi Eksperimen di Kelompok B TK Negeri Centeh Bandung)
Oleh Popon Suwili
0702469
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I
Dra. Masitoh, M.Pd Nip: 19480625 198011 2 001
Pembimbing II
Hani Yulindrasai,S.Psi. M.Gend,ST Nip: 19790714 200212 2 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd Nip: 19600707 198601 2 001
(3)
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
EFEKTIVITAS MEDIA DADU HURUF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK
(Kuasi Eksperimen di Kelompok B TK Negeri Centeh Bandung)
Oleh Popon Suwili
0702469
Penguji I Penguji II
Heni Djoehaeni, M.Si dr. Nur Faizah Romadhona, M.Kes NIP. 19700724 199802 2 001 NIP. 19701129 200312 2 001
Penguji III Penguji IV
Dr. Nining Sriningsih, M.Pd I Gusti Komang Arya Prasetiya, M.hum NIP. 19791211 200604 2 001 NIP. 19770312 200812 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP. 19600707 198601 2 00
(4)
PERNYATAAN
Saya nyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Permainan Dadu Huruf Dalam Meningkkatkan Kemampuan Membaca Pada Anak Taman Kanak-Kanak (Kuasi eksperimen di Kelompok B TK Negeri Centeh Bandung) ini, sepenuhnya adalah karya sendiri. Tdak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakaukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuain dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat. Atas pernyataan ini saya siap mennggung resiko/sangsi yang dijatuhkan kepada saya apabuila kemudianditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klain dar pihak lain terhadap keaslian karya saya ini
Bandung, Desember 2012 Yang membuat pernyataan
(5)
ABSTRAK
EFEKTIVITAS PERMAINAN DADU HURUF DALAMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK TAMAN AKANAK-KANAK
(Kuasi eksperimen di TK Negeri Centeh Bandung) Popon Suwili
0702469
Penelitian ini dilatarbelakngi oleh permasalahan rendahnya kemampuan membaca pada anak TK Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung. Oleh karena itu perlu stimulasi yang dapat mengembangkan kemampuan membaca kata anak TK, salah satunya melalui permainan media dadu huruf. Media dadu huruf ini merupakan salah satu media yang dapat membantu anak dalam pembelajaran membaca dengan memberikan aktivitas yang berpusat kepada anak dan dilakukan dengan kegiatan bermain. Rumusan msalah dalam penelitian ini adalah : (1)Bagaimanakah kemampuan membaca kata pada anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Bandung sebelum menggunakan permainan dadu huruf , (2) Bagaimanakah kemampuan membaca kata pada anak Kelompok B TK Negeri Centeh Bandung sesudah menggunakan permainan dadu huruf, (3) Apakah permainan dadu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca kata pada anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Negeri Centeh Bandung secara signifikan. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Kemampuan membaca kata pada anak Kelompok B TK Negeri Centeh Bandung sebelum menggunakan permainan dadu huruf, (2) Kemampuan membaca kata pada anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Negeri Centeh Bandung setelah menggunakan permaianan dadu huruf, (3) Efektivitas permainan dadu huruf dalam meningkatkan kemampuan membaca kata pada anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Negeri Centeh Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, Subjek penelitiannya, yuitu anak kelompok B1 (semangka) sebanyak 15 orang dan kelompok B2 (ceri)sebanyak 14 orang di TK Negegri Centeh Bandung. Adapun data yang diperolah merupakan hasil observasi, dokumentasi dan tes yang dilakukan kepada setiap anak yang diberikan pada saat pre-tes dan pos- tes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa permainan media dadu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca kata pada anak TK. Dilihat dari peningkatan nilai kemampuan membaca kata anak TK kelompok eksperimen (Kelompok B1 TK Negeri Centeh Bandung), dibandingkan dengan kelompok kontrol (Kelompok B2 TK Negeri centeh Bandung) . Kesimpulannya adalah permainan media dadu huruf efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca kata pada anak TK. Saran yang peneliti ajukan, dapat mengangkat kembali permasalahan mengenai kemampuan membaca kata pada anak TK, tetapi dengan menggunakan media atau metoda yang berbeda.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR BAGAN ... DAFTAR GRAFIK ...
i ii iii iv v vi BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian... E. Asumsi... F. Hipotesis Penelitian... G. Metode Penelitian... H. Lokasi dan Sampel Penelitian...
1 3 4 5 6 7 7 8 BAB II LANDASAN TEORI
A. Karakteristik anak Usia Dini... B. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini... C. Perkembangan Kemampuan Membaca Anak usia Dini
1. Pengertian Membaca Dini... 2. Prinsip Membaca Dini... 3. Tahap-tahap Perkembangan Membaca... 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Membaca... 5. Strategi Pengembangan Kemampuan Membaca di Taman
Kanak-Kanak... D. Upaya Meningkatkan Membaca Kata Melalui Permainan Dadu
Huruf
1. Bermain dan Permainan... 2. Alat Permainan... E. Media Dadu
1. Hakikat Media Pembelajaran...
9 11 15 16 17 18 21 22 24 25
(7)
2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
a.Fungsi Media Pembelajaran... b. Manfaat Media Pembelajaran... 3. Media Dadu
a. Sejarah Dadu... b. Pengertian Dadu... c. Macam-macam Dadu... d. Cara Menggunakan Dadu dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca ... e. Manfaat Dadu...
27 29 29 30 31 32 32 BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian... B. Variabel Peneltian... .. C. Populasi dan Sampel... D. Definis Operasional Variabel
1.Media Permainan Dadu Huruf... 2.Kemampuan Membaca... E. Instrumen Penelitian... F. Teknik Penilaian... G. Analisis instrumen
1. Uji Coba... 2. Validasi... 3. Reliabilitas... H. Pengolahan dan Analisis Data ... I. Teknik Analisis Data ... J. Prosedur Penelitian...
34 36 36 37 38 39 45 46 46 50 52 53 55 BAB IV DESKRIPSI DAN BAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Profil TK Negeri Centeh... B. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Hsil Penelitian
a.Kondisi Awal Kemampuan Membaca pada Anak
Kelompok B di TK Negeri Centeh... b.Kondisi akhir Kemampuan Membaca pada Anak
57
(8)
Kelompok B di TK Negeri Centeh... c. Gambaran Peningkatan Kemampuan Membaca
pada Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh... 2. Uji Hipotesis
a.Asumsi... b. Uji signifikasi perbedaan kemampuan membaca dari
sebelum dan sesudah pembelajaran... c. Uji Hi[potesis Perbedaan Kemampuan Membaca
antara Kelas eksperimen dan kelas Kontrol... C. Pembahasan
1. Profil Awal Kemampuan Membaca Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh pada Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
a. Profil kemampuan awal sebelum diterapkan media dadu huruf pada kelompok Eksperimen... b. Profil kemampuan Awal pada kelompok kontrol... 2. Profil Akhirl Kemampuan Membaca Anak Tk pada
kelompokEksperimen dan Kelompok Kontrol
a. Profil Akhir kemampuan sesudah diterapkan media dadu Huruf pada kelompok eksperimen... b. Prifil Kemampuan Akhir pada Kelompok Kontrol... 3. Perbedaan peningkatan kemampuan membaca anak
kelompok B TK Negegri Centeh Bandung pada kelompok Kontrol dan kelompok eksperimen...
64 68 72 74 76 78 80 81 82 83
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... B. Saran-Saran... 87 88 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Desain Penelitian Control Goup Pre-Tes Pos-tss Nonrandom..35
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Membaca ... ... 40
Tabel 3.3. Hasil Validaitas Item Instumen Penelitian... 48
Tabel 3.4. Hasil Reliabilitas instrumen Penelitian... 52
Tabel 4.1. Personil TK Negeri Centeh Bandung... 57
Tabel 4.2. Gambaran anak Didik TK Negeri Centeh Bandung... 58
Tabel 4.3. Kategorisasi Kemampuan Membaca Kata Anak Kelompok B ... 60
Tabel 4.4. Data Perhitungan Tes Awal Kemampuan Membaca Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 60
Tabel 4.5. Kategorisasi Nilai Tes Awal Kemampuan Membaca pada Anak Kelompok B TK Negeri Centeh Bandung Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol... 62
Tabel 4.6. Aspek Kemampuan Membaca Kata Anak Usia dini kelompok Eksperimen sebelum Menggunakan Media dadu Huruf... 63
Tabel 4.7. Aspek Kemampuan Membaca Kata Anak Usia Dini Kelompok Kontrol Sebelum Pembelajaran... 63
Tabel 4.8. Data Perhitungan Tes Akhir Kemampuan Membaca Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 64
Tabel 4.9. Kategorisasi Nilai Tes Akhir Kemampuan Membaca pada Anak Kelompok B TK Negeri Centeh Bandung Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol... 66
Tabel 4.10 Aspek Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Kelompok Eksperimen Setelah Menggunakan Media Dadu Huruf... 67
Tabel 4.11 Aspek Kemampuan Membaca Anak Usia dini Kelompok kontrol setelah Pembelajaran tanpa menggunakan Media dadu Huruf... 68
Tabel 4.12. Gambaran Peningkatan Kemampuan Membaca pada Anak Kelomok B di TK Negeri Centeh Bandung Kelas Eksperimen... 68
(10)
Tabel 4.13. Gambaran Peningkatan Kemampuan Membaca pada Anak Kelomok B di TK Negeri Centeh Bandung
Kelas Kontrol... 69 Tabel 4.14. Peningkatan Rata-Rata Kemampuan Membaca
Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol di TK
Negeri Centeh Bandung... 70 Tabel 4.15. Perbandingan Kemampuan Membaca pada Anak
Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung pada masing- masing Indikator... 72 Tabel 4.16. Hasil Uji Normalitas Data hasil penelitian...73 Tabel 4.17. Hasil Pengujian Hipotesis Perbedaan Rata-Rata Kemampuan Membaca pada Anak Kelompok B Sebelum dan
Sesudah pembelajaran... 75 Tabel 4.18. Hasil Pengujian Hipotesis Perbedaan Rata-Rata Kemampuan Membaca pada Anak Kelas Eksperimen dan kelas
(11)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Hasil Tes Kemampuan membaca Kata pada Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol ... 61
Grafik 4.2. Hasil Tes Akhir Kemampuan membaca pada Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung kelas
EksperimeKontrol... 65 Grafik 4.3. Perbandingan peningkatan Kemampuan Membaca
Pada Anak kelompok B antara kelas Eksperimen dengan
Kelas Kontrol ... 69
Grafik 4.4. Perbandingan Hasil Tes awal, Tes Akhir, serta Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Kelas eksperimen dan
kelas Kontrol Pada Kelompok B di TK Negeri Centeh
(12)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Perkembangan anak usia Taman Kanak-Kanak yang terentang antara usia empat sampai dengan enam tahun merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan (Masitoh, 2005). Pada masa ini merupakan masa pertumbuhan yang paling hebat, anak sudah memiliki keterampilam dan kemampuan walaupun belum sempurna. Usia Taman Kanak-Kanak seringkali juga disebut sebagai “the golden age” atau masa emas Fred Ebbeck (Masitoh,2005), dimana mereka memiliki kecerdasan dan kemampuan yang luar biasa dibanding dengan usia di atasnya, selain itu biasanya ditandai dengan perubahan cepat dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial, emosional dan bahasa (Masitoh,2005). Masa anak-anak merupakan fase yang sangat berharga dan dapat dibentuk dalam kehidupan manusia Frobel (Solehudin,2000).
Taman Kanak-kanak sebagai salah satu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan anak usia dini menjadi sangat penting keberadaannya dalam menyiapkan sumber daya manusia berkualitas di masa yang akan datang. Para ahli pendidikan yakin bahwa pendidikan pada masa usia dini memberikan kontribusi yang bermakna terhadap keikutsertaan dan kesuksesan anak pada pendidikan selanjutnya. Oleh sebab itu pemerintah melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 28 Ayat 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa “ Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri anak sesuai dengan tahap perkembangannya”.
(13)
Penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan bagian dari kebijakan nasional sebagai salah satu ujung tombak bagi terlaksananya pengembangan kemampuan seluruh potensi yang terdapat pada diri anak. Tujuan pendidikan Taman Kanak-Kanak adalah untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik, yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni dan siap untuk memasuki pendidikan dasar (Depdiknas,2005)
Sebagai salah satu upaya untuk mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar, banyak Taman Kanak-kanak memberikan pembelajaran bahasa seperti menulis dan membaca kepada anak. Hal ini sesusi dengan pendapat Leonhardt (Dhieni, 2005) bahwa sangat penting mengajarkan membaca pada anak sejak dini, karena anak yang gemar membaca akan memiliki kebahasaan yang lebih tinggi (Dhieni,2005). Namun demikian prinsip-prinsip pembelajaran untuk anak usia dini perlu betul-betul digunakan dalam pembelajaran membaca untuk anak usia dini.
Selain itu Thomson (Masitoh,2005) juga menyatakan bahwa waktu yang tepat dalam belajar membaca adalah saat anak duduk di Taman Kanak-kanak, pada masa ini rasa ingin tahu anak berkembang sehingga anak banyak melontarkan pertanyaan.
Merujuk pada pernyataan dan kenyataan di atas, maka keterampilan membaca perlu dikembangkan sejak Taman Kanak-kanak sebagai upaya menyiapkan anak memasuki pendidikan selanjutnya. Pembelajaran membaca di
(14)
Taman Kanak-Kanak dikenal dengan istilah early reading atau membaca dini sesuai dengan pendapat Hartati (Depdiknas,2000).
Steinberg (Depdikanas,2000) mendefinisikan membaca dini sebagai membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak prasekolah. Program ini menitikberatkan kepada perkataan-perkataan utuh, bermakna dalam konteks pribadi anak-anak. Pembelajaran dilakukan dengan metode yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan perkembangan anak (Kemendiknas,2010).
Dengan tingkat penguasaan membaca di Kelompok B Taman kanak-Kanak Centeh Bandung masih rendah yang disebabkan oleh kurangnya penggunaan media yang kurang variatif, monoton, dan anak kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran membaca, maka sebagai seorang guru di Taman Kanak-kanak, peneliti mencoba untuk membuat suatu media yang bisa membantu anak dalam pembelajaran membaca dini. Media yang dibuat oleh peneliti adalah media berbentuk dadu huruf. Dadu huruf tersebut digunakan dalam pembelajaran membaca melalui permaianan, sehingga pembelajaran membaca menjadi menyenangkan. Namun demikian efektivitas permainan dadu huruf dalam meningkatkan kemempuan membaca dini pada anak pernah dilakukan. Untuk itu peneliti ini akan menguji apakah permaianan dadu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca pada anak Taman Kanak-Kanak
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Permaianan Dadu Huruf dapat Meningkatankan Kemampuan
(15)
Membaca Kata pada Anak Taman Kanak-kanak ?”. Dengan batasan masalah penguasaan huruf, suku kata dan kata. Secara rinci rumusan masalah diuraikan sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan membaca pada anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Negeri Centeh Bandung sebelum menggunakan permainan dadu huruf ?
2. Bagaimana kemampuan membaca pada anak Kelompok B TK Negeri Centeh Bandung sesudah menggunakan permainan dadu huruf ?
3. Apakah permainan dadu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca pada anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Negeri Centeh Bandung secara signifikan ?
C. Tujuan Penelitan 1. Tujuan Umum
Secara umum penelitan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang efektifitas permainan dadu huruf dalam meningkatkan kemampuan membaca kata pada anak Kelompok B TK Negeri Centeh Bandung.
2. Tujuan Khusus
Merujuk pada rumusan masalah dan penjabaran dari tujuan umum, maka secara spesifik tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Kemampuan membaca pada anak Kelompok B TK Negeri Centeh Bandung sebelum menggunakan permainan dadu huruf.
(16)
b. Kemampuan membaca pada anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Negeri Centeh Bandung setelah menggunakan permaianan dadu huruf.
c. Efektivitas permainan dadu huruf dalam meningkatkan kemampuan membaca pada anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Negeri Centeh Bandung.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan dalam aspek pembelajaran bahasa terutama pada kemampuan membaca kata di Taman Kanak-kanak.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi, khususnya bagi :
a. Bagi guru
1) Dapat menciptakan strategi, metoda dan teknik pembelajaran membaca di Taman Kanak-kanak.
2) Mencipatakan lingkungan yang kondusif dalam memberikan pembelajaran membaca di Taman Kanak-kanak.
b. Bagi sekolah / lembaga
1) Memberikan keleluasan kepada guru untuk menciptakan strategi, metoda, dan teknik pembelajaran membaca di taman kanak-kanak.
2) Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang dalam proses kegiatan pemabelajaran membaca di taman kanak-kanak
(17)
c. Bagi Siswa
1) Memunculkan minat baca pada anak usia Taman Kanak-kanak sejak dini 2) Memberikan pembelajaran membaca yang menyenangkan bagi anak Taman
Kanak-kanak.
E. Asumsi
Asumsi penelitian mengenai efektifitas media dadu huruf dalam meningkatkan kemampuan membaca untuk anak TK adalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran membaca menggunakan permainan media dadu huruf merupakan
kegiatan yang dapat menyenangkan anak, karena sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak (Moeslichatoen, 2004).
2. Membaca sangat penting bagi anak-anak. Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi, mereka akan berbicara, menulis dan memahami gagasan-gagasan rumit secara lebih baik (Dhieni, 2005)
3. Dalam pembelajaran membaca terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu: faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen
adalah faktor perkembangan baik perkembangan yang bersifat biologis, maupun psikologis dan linguistik yang timbul dari diri anak. Sedangkan faktor
eksogen adalah faktor lingkungan. Kedua faktor ini saling terkait dalam perkembangan kemampuan membaca pada anak (Tampubolon dalam Dhieni, 2005)
(18)
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesa dalam penelitian ini adalah:
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan membaca pada anak Kelompok B TK Negeri Centeh yang menggunakan dan yang tidak menggunakan permainan dadu huruf
Ho : μ1= μ 2
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan membaca pada anak Kelompok B TK Negeri Centeh yang menggunkan dan yang tidak menggunakan permainan dadu huruf
Ha : μ 1≠ μ 2
Hipotesis akan diuju pada a = 0,05
G. Metode Penelitian
Pendekatan yang dikembangkan adalah penelitian kuantitatif, metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Sugiyono (2008) kuasi eksperimen ini mempunyai kelompok kontrol tetapi, tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi kelompok eksperimen.
Dalam kuasi eksperimen ini terdapat dua kelompok yaitu: kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberti tes awal, setelah peneliti mengetahui hasil dari tes awal tesebut, pada
(19)
kelompok eksperimen diberkan teratment (perlakuan0 sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan treatment (perlakuan). Setelah pemberian treatment
selesai, kedua kelompok tersebut diberi tes akhir dengan tujuan untuk mengetahui apakah treatment tersbut memberikan pengaruh pada kemampuan membaca kata di Kelompok B TK Negeri Centeh.
Metode kuasi eksperimen ini dilakukan peneliti tidak memakai teknik
randomization (sampel yang diacak) tetapi menggunakan kelompok yang sudah tersedia (intact group) di sekolah. Adapun kriteria populasi didasarkan pada usia anak, yaitu usia 5-6 tahun
H. Lokasi dan Sampel Penelitian
Sampel menurut Sogiyono (2010) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki olah populasi tersebut. Sampel dapat diartikan sebagai sembarang himpunan yang merupakan bagian dari populasi.
Arikonto (Muharromi: 2009) menyatakan penelitian sampel dengan jumlah populasi yang kurang dari seratus dapat digunakan teknik total sampling artinya seluruh populasi dijadikan sampel penelitian.
Dengan pertimbangan anak Kelompok B TK Negeri Centeh tahun ajaran 2011-2012 merupakan salah satu kelompok yang belum menggunakan permainan dadu huruf dalam meningkatkan kemampuan membaca kata.
Sementara itu objek penelitian dari populasi di atas ditujukan kepada anak kelompok B1 dan B2 TK Negeri Centeh Bandung dengan dengan jumlah murid 15 orang
(20)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Desain Penelitan
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari permainan dadu huruf terhadap peningkatan kemampuan membaca kata anak Taman Kanak-kanak. Sebuah penelitan itu memerlukan suatu metode yang tepat uintuk memecahkan masalah. Untuk itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dimana terdapat dua kelompok untuk dibandingkan. Tujuan dari kuasi eksperimen ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat setelah diberkan treatment (perlakuan) permainan dadu huruf. Penelitian kuasi eksperimen digunakan karena peneliti tidak menggunakan randomization (sampel yang diacak) melainkan menggunkan kelompok yang sudah tersedia di sekolah (intact group) sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhamad Ali (Puspita, 2009)
“kuasi eksperimen hampir mirip dengan eksperimen, perbedaanya terletak pada penggunaan sunjek yaitu pada kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang telah ada (intact group)”
Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian in adalah desain
pretest-postes noneguivalaent control gruoup design. Hal ini dimaksudkan karena penelitian tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mengubah kelas yang sudah ada di sekolah. Penelitan kuasi eksperimen ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelomok kontrol, untuk membandingkan kemampuan membaca kata anak Taman Kanak-Kanak antar kelompok eksperimen yang
(21)
menggunakan treatment (perlakuan) permaian dadu huruf dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan treatment (perlakuan) permainan dadu huruf.
Tabel 3.1
Desain Penelitian Control Group Pre-tes Post-Tes Nonramdom
Kelompok Pre-test Treatment Post-tes
E Y1 X Y1
K Y2 - Y2
(Sudjana dan Ibrahim dalam Puspita, 2009)
Keterangan:
E : Kelompok Eksperimen K : Kelompok kontrol
Y1 : Pre-test untuk kelompok Eksperimen
Y1 : Pre-test untuk kelompok Kontrol
X : treatment (perlakuan): belajar dengan menggunakan dadu huruf - : tidak diberi treatment (perlakuan) khusus, belajar menggunakan konvensional dengan bantuan papan tulis
Y2 : Post-test untuk kelompok eksperimen
(22)
B. Variabel Penelitian a. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat. (independent variable). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah permainan dadu huruf. Permainan dadu huruf sebagai variabel bebas merupakan treatment (perlakuan yang akan diberikan kepada subjek penelitian).
b. Variabel terikat
Variabel terikat menurut Sugiono (2008) adalah variabel dependent atau variabel terikat, yaitu yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas. Adapaun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pada anak Taman Kanak-Kanak
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari karakteristik atau unit dari pengukuran yang menjasi unit penelitian. Menurut Sugiyono (2008) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunya kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua anak di kelompok B TK Negeri Centeh Bandung.
(23)
2. Populasi dan Teknik Sampling
Kelompok yang dipilih sebagai kelompok eksperimen adalah Kelompok B1 (semangka), sedangkan kelompok kontrol adalah Kelompok B3 (ceri). Mengingat penelitian ini bersifat kuasi eksperimen, maka kedua kelompok tersebut dipilih tanpa randomisasi akan tetapi sampel dipilih berdasarkan kriteria usia 5-6 tahun. Arikunto (Muharromi,2009) menyatakan penentuan sampel dengan jumlah yang kurang dari seratus dapat digunakan dapat digunakan teknik total sampling , artinya seluruh populasi dijadikan sampel penelirian. Adapun jumlah sampel untuk masing-masing kelompok adalah 15 anak dari kelompok B1 (semangka) yang dijadikan kelompok eksperimen dan 15 anak dari kelompok B3 (ceri) yang dijadikan kelompok kontrol.
D. Definisi Operasional Variabel 1. Media Permainan Dadu Huruf
Dadu berasal dari bahasa Yunani yaitu datum, bahasa Perancis yaitu DE, dan bahasa Plural yaitu Dice yang berarti sesuatu yang di berikan atau dimainkan. Sedangkan secara harfiah dadu adalah sebuah objek yang kecil yang umumnya berbentuk kubus yang di gunakan untuk menghasilkan angka atau simbol acak (Wikipedia, 2001). Lebih lanjut dadu tradisional merupakan benda yang berbentuk kubus yang memiliki sudut tumpul dan memiliki angka atau simbol yang berbada pada tiap sisinya.
(24)
Berdasarkan definisi di atas dadu yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah benda yang berbentuk kubus terbuat dari kertas duplek yang mempunyai enam sisi dengan masing-masing penanda yang berbeda pada setiap sisinya, selain itu dadu bila dilihat dari penampilan permukaannya tidak hanya menggunakan titik, tapi ada juga yang menggunakan gambar atau angka.
Sebagai bahan dasar guru dapat membuat kubus yang berukuran 5cm x 5cm atau lebih besar dari aslinya, setelah kubus tersebut selasai dibentuk permukaan dadu diberi warna dengan kertas warna pada setiap sisinya agar penampilan terlihat menarik, lalu tempelkan simbol huruf pada setiap sisinya sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Cara memainkan dadu untuk pembelajaran membaca sangat mudah dilakukan hanya dengan cara melemparkan dadu tersebut lalu lihat permukaan atas dadu dan menyebutkan simbol apa yang muncul pada permukaannya. Permaianan ini dapat dilakukan oleh anak secara berulang kali sesuai dengan pembelajaran yang dibutuhkan khususnya dalam pembelajaran membaca pada anak.
2.Kemampuan Membaca
Menurut Hari (Dhieni, 2005) membaca merupakan interpretasi yang bermakna dari simbol verbal yang tertulis.tercetak. Deikian juga Kridalaksana (Dhieni: 2005) menyatakan bahawa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk lambang- lambanggrafis dan perubahanhya
(25)
mennjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras.
Kemampuan membaca adalah pengenalan huruf, diantaranya menyebutkan simbol untuk persiapan membaca (menunjukkan huruf vokal), menyebutkan simbol-simbol huruf yang di kenal (menyebutkan huruf konsonan), menyebutkan gabungan huruf vokal dan konsonan, menggabungkan suku kata awal yang sama dan membaca kata Permen 58 (Kemendiknas, 2010)
E. Instrumen Penelitian
Sesuai dengan Permen 58 (Kemendiknas, 2010) bahwa tingkat percapaian perkembangan anak adalah menyebutkan simbol untuk persiapan membaca (menunjukkan huruf vokal), menyebutkan simbol-simbol huruf yang di kenal (menyebutkan huruf konsonan), menyebutkan gabungan huruf vokal dan konsonan, menggabungkan suku kata awal yang sama dan membaca kata, maka instrumen yang diperlukan adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data yang diinginkan sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam suatu penelitian, data diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis yang sudah dirumuskan. .
(26)
Tabel 3.2
Kisi-kisi instrumen Kemampuan Mambaca Variabel Aspek /
Dimensi
Indikator Pernyataan
Kemampuan membaca kata
a.Pengenalan huruf
a.Menyebutkan huruf vokal
1. Mampu menyebutkan
huruf vokal “a” pada
dadu huruf
2.Mampu menyebutkan
huruf vokal “i” pada
dadu huruf
3.Mampu huruf voka
menyebutkan l “u”
pada dadu huruf
4. Mampu menyebutkan
huruf vokal “e” pada
dadu huruf
5.Mampu huruf vokal
menyebutkan “o” pada
dadu huruf
b.Menyebutkan huruf
konsonan
1. Mampu menyebutkan
huruf konsonan “b”
yang terdapat pada dadu huruf
2. Mampu menyebutkan huruf konsonan “c” yang terdapat pada
dadu huruf
3. Mampu menyebutkan
huruf konsonan “d”
yang terdapat pada dadu huruf
4.Mampu menyebutkan
huruf konsonan “f”
yang terdapat pada dadu huruf
5. Mampu menyebutkan
huruf konsonan “g”
yang terdapat pada dadu huruf
6. Mampu menyebutkan
huruf konsonan “h”
yang terdapat pada dadu huruf
7. Mampu menyebutkan
huruf konsonan “j”
yang terdapat pada dadu huruf
(27)
huruf konsonan “k”
yang terdapat pada dadu huruf
9. Mampu menyebutkan huruf konsonan “l” yang terdapat pada dadu huruf
10.Mampu
menyebutkan huruf
konsonan “m” yang
terdapat pada dadu huruf
11.Mampu
menyebutkan huruf
”n” yang terdapat
pada dadu huruf 12.Mampu menyebutkan
huruf konsonan “p”
yang terdapat pada dadu huruf
13.Mampu menyebutkan
huruf konsonan “q”
yang terdapat pada dadu huruf
14.Mampu menyebutkan
huruf konsonan “r”
yang terdapat pada dadu huruf
15.Mampu menyebutkan
huruf konsonan “s”
yang terdapat pada dadu huruf
16.Mampu
menyebutkan huruf
konsonan “t” yang
terdapat pada dadu huruf
17.Mampu
menyebutkan huruf
konsonan “v” yang
terdapat pada dadu huruf
18.Mampu
menyebutkan huruf
konsonan “w” yang
terdapat pada dadu huruf
19.Mampu
(28)
konsonan “x yang
terdapat pada dadu huruf
20.Mampu
menyebutkan huruf
konsonan “y” yang
terdapat pada dadu huruf
21.Mampu
menyebutkan huruf
konsonan “z” yang
terdapat pada dadu huruf c.Menyebutkan gabungan
huruf vokal dengan huruf konsonan
1.Menyebutkan
gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan”
b”yang terdapat pada
dadu
2.Menyebutkan
gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “c”
yang terdapat pada dadu
3.Menyebutkan
gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “d”
yang terdapat pada dadu
4.Menyebutkan
gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “f”
yang terdapat pada dadu
5.Menyebutkan
gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “g”
yang terdapat pada dadu
6.Menyebutkan
gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “h”
yang terdapat pada dadu
7.Menyebutkan
(29)
a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “j”
yang terdapat pada dadu
8.Menyebutkan
gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “k”
yang terdapat pada dadu
9.Menyebutkan
gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “l”
yang terdapat pada dadu
10.Menyebutkan
gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “m”
yang terdapat pada dadu
11.Menyebutkan
gabungan huruf
vokal a, i, u e, o
dengan huruf
konsonan “n” yang
terdapat pada dadu 12.Menyebutkan
gabungan huruf
vokal a, i, u e, o
dengan huruf
konsonan “p” yang
terdapat pada dadu 13.Menyebutkan
gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “q”
yang terdapat pada dadu
14.Menyebutkan
gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “r”
yang terdapat pada dadu
15.Menyebutkan gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan huruf konsonan \”s”
(30)
yang terdapat pada dadu
16.Menyebutkan gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “t”
yang terdapat pada dadu
17.Menyebutkan gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “v”
yang terdapat pada dadu
18.Menyebutkan gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “w”
yang terdapat pada dadu
19.Menyebutkan
gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “x”
yang terdapat pada dadu
20.Menyebutkan gabungan huruf vokal a, i, u e, o dengan
huruf konsonan “y”
yang terdapat pada dadu
21.Menyebutkan
gabungan huruf
vokal a, i, u e, o
dengan huruf
konsonan “z” yang
terdapat pada dadu d.Menyebutkan
gabungan suku kata yang berawalan sama
1.Menyebutkan
gabungan suku kata yang berawalan ba dengan suku kata
yang berawalan
lainnya, contoh : ba-tu, ba-ki, dll, yang terdapat pada dadu suku kata.
2.Menyebutkan
gabungan suku kata yang berawalan ba
(31)
dengan suku kata
yang berawalan
lainnya, contoh : ma-ta, ma-ti, dll, yang terdapat pada dadu suku kata.
e. Menyebutkan kata yang berawalan sama
1.Menyebutkan kata
yang berawalan huruf b, contohnya baju, batu, dll.
2.Menyebutkan kata yang berawalan huruf m, contohnya maju, mata, dll.
Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data yaitu: observasi, studi literatur dan tes kemampuan membaca kata.
1. Tes Kemampuan Membaca
Menurut Akdon (2005) tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilam, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimilki individu atau kelompok. Peneliti menggunakan instrumen berupa tes atau soal-soal ters dimana soal tes terdiri dari banyak tes (item) yang masing-masing mengukur suatu jenis variabel.
F. Teknik Penilaian
Teknik penilaian (scoring) yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Guttman. Menurut Sugiyona (2008) dalam skala pengukuran tipe ini haya terdapat dua jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak” , “benar-salah”, “pernah
(32)
-tidakpernah”, dan lain-lain. Pemberian nilai 1 untuk jawaban “ya” dan nilai “0” untuk jawaban tidak.
G. Analisis Instrumen 1. Uji coba
Sebelum instumen digunakan dalam penelitian, instrumen tersebut mengalami uji coba. Uji coba dilakukan pada anak TK .Bhayangkari 39. Mengingat TK tersebut berada pada wilyah kelompok TK yang memiliki karakteristik kemampuan membaca dini yang sama serta usia sama yaitu 5 tahun. Instrumen diujicobakan pada 10- orang anak dengan jumlah butir item 51 butir. Selain uji coba dilakukan penyeleksian item dengan melihat nilai validasi hasil instrumen.
1. Validasi
Validasi menurut Arikunto (2002) adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan keshahihan suatu instrumen. Pengujian alat ukur penggunaan penelitian dapat menunjukkan seberapa besar alat penenilaian mampu mengukur variabel yang terdapat dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, validasi merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat akurasi suatu alat ukur.
Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa terdapat cara pengujian validasi yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu:
(33)
Apabila instrumen tentang aspek-aspek yang akan diukur telah berlandaskan pada teori, maka selanjunya dikonsultasikan dengan meminta pendapat ahli (judgement expert). Instrumen yang telah di
judgement oleh para ahli dalam bidangnya dengan penilain cukup baik untuk digunakan dalam penelitian ini.
2. Validasi Item (Item Validity)
Setelah di judgement oleh para ahli, maka instrumen tersebut dujicobakan ke sekolah lain yang mempunyai kriteria sama dengan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengujian validasi item yang digunakan dalam penelitan ini adalah pendekatan koefesien korelasi biserial (Ypbi) untuk indicator I dan II, serta menggunakan rumus product
moment untuk instrument pada indicator III, IV dan V dengan tumus sebagai berikut:
a. Rumus korelasi Point Biserial
r
y
x =
(Arikunto, 2002: 146) Keterangan:
rpbi = Koefisien korelasi biserial
Mp = rata-rata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya.
Mt = Rata-rata skor total SD = Standar Deviasi
p = banyaknya siswa yang menjawab benar.
q = banyaknya siswa yang menjawab salah ( q= 1- p) rpbi = Mp-Mt
SD
P q
(34)
b. Rumus korelasi Product Moment
r = Nilai Korelasi Product moment = Jumlah skor item
= Jumlah skor total
= Jumlah dari hasil kali skor itm dengan skor total n
= Jumlah dari skor item yang telah dikuadratkan n
= Jumlah dari skor total yang telah dikuadratkan
(Arikunto, 2002: 145)
Setelah diperoleh rhitung selanjutnya membandingkannya dengan rtabel untuk mengetahui apakah item tersebut valid atau tidak dengan ketentuan rhitung > rtabel.
Hasil análisis istrumen yang dilakukan terhadap 16 orang anak adalah sebagaimana akan diuraikan berikut ini.
Dengan menggunakan fungsi sebagaimana disebutkan di atas, hasil uji validitas instrumen penelitian sebagaimana ditampilkan tabel berikut:
Tabel 3.3
Hasil Validitas Item Instrumen Penelitian No, Koef, Korelasi
Validitas tabel t Keterangan
Mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
1 0,646 0,497 Valid
2 0,505 0,497 Valid
3 0,732 0,497 Valid
4 0,564 0,497 Valid
5 0,646 0,497 Valid
Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal
(35)
2 0,732 0,497 Valid
3 0,590 0,497 Valid
4 0,603 0,497 Valid
5 0,591 0,497 Valid
6 0,828 0,497 Valid
7 0,530 0,497 Valid
8 0,661 0,497 Valid
9 0,749 0,497 Valid
10 0,734 0,497 Valid
11 0,926 0,497 Valid
12 0,734 0,497 Valid
13 0,848 0,497 Valid
14 0,714 0,497 Valid
15 0,631 0,497 Valid
16 0,838 0,497 Valid
17 0,868 0,497 Valid
18 0,868 0,497 Valid
19 0,868 0,497 Valid
20 0,806 0,497 Valid
21 0,806 0,497 Valid
Menggabungkan huruf vocal dengan huruf konsonan
1 0,791 0,497 Valid
2 0,842 0,497 Valid
3 0,817 0,497 Valid
4 0,741 0,497 Valid
5 0,582 0,497 Valid
6 0,788 0,497 Valid
7 0,766 0,497 Valid
8 0,656 0,497 Valid
9 0,745 0,497 Valid
10 0,813 0,497 Valid
11 0,890 0,497 Valid
12 0,851 0,497 Valid
13 0,827 0,497 Valid
14 0,690 0,497 Valid
15 0,686 0,497 Valid
16 0,756 0,497 Valid
17 0,790 0,497 Valid
18 0,663 0,497 Valid
19 0,670 0,497 Valid
20 0,670 0,497 Valid
21 0,558 0,497 Valid
Menggabungkan suku kata yang berawalan sama
(36)
2 0,904 0,497 Valid Membaca kata
1 0,967 0,497 Valid
2 0,950 0,497 Valid
Berdasarkan tabel 3.3 di atas diketahui bahwa tidak ada satupun item yang tidak valid dalam instrumen penelitian kemampuan membaca kata anak TK ini. Oleh karena itu, maka seluruh item tersebut dapat diikutsertakan sebagai bagian dari instrumen penelitian yang akan digunakan selanjutnya. Dengan kata lain, item pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian selanjutnya tetap berjumlah 51 item.
3. Reliabilitas
Arikunto (2002) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suati instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Rumus perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan reliabilitas kuder Richardson pada indikator I dan II, serta pendekatan alpha dari Cronbach untuk indikator III, IV, dan V. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut.
a. Rumus Reliabilitas Kuder Richardson
(Suharsimi Arikunto, 2002: 171)
Dimana;
ri = reliabilitas instrumen
(37)
Pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar Qi = 1 – Pi
St2 = varians total
b. Rumus Reliabilitas Alpha dari Cronbach 2
11 1 2
1
n
t k
r k
(Suharsimi Arikunto, 2002: 171)
Dimana;
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal b2 = Jumlah varians butir
t2 = varians total
Setelah diperoleh rhitung selanjutnya membandingkannya dengan rtabel untuk mengetahui apakah instrument penelitian tersebut reliable atau tidak dengan ketentuan rhitung > rtabel.
Dengan menggunakan rumus reliabilitas sebagaimana diuraikan di atas. Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian kemampuan membaca kata anak adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut:
(38)
Tabel 3.4
Hasil Reliabilitas Instrumen Penelitian
Instrumen rhitung rtabel Keterangan Mengenal simbol-simbol untuk
persiapan membaca 0,630 0,497
Reliabilitas Tinggi Menyebutkan simbol-simbol huruf
yang dikenal 0,966 0,497
Reliabilitas sangat Tinggi Menggabungkan huruf vocal dengan
huruf konsonan 0,951 0,497
Reliabilitas sangat tinggi Menggabungkan suku kata yang
berawalan sama 0,773 0,497 Reliabilitas tinggi
Membaca kata 0,903 0,497 Reliabilitas
Sangat Tinggi Kemampuan membaca kata secara
keseluruhan 0,975 0,497
Reliabilitas Sangat Tinggi Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa instrumen-instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini reliabel karena nilai rhitung nya masing-masing lebih besar dari pada nilai rtabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian atas kemampuan membaca kata pada anak kelompok B di TK Negri Centeh Bandung reliabel sehingga layak untuk dijadikan alat ukur penelitian.
H. Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan dan menganalisis data. Adapun prosedur analisis data adalah sebagaiberikut :
1. Penskoran
Penskoran dilakukan pada lembar jawaban siswa dan dilakukan penilaian sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan.
(39)
2. Pengelompokkan jenis data
Setelah semua data diberi skor, data dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu hasil pre tes dan post tes
3. Perhitungan
Perhitungan data dilakukan dengan menggunakan uji paired sample t test
(uji t sampel berpasangan) dan uji independent sample t test (uji t sampel bebas). Dalam perhitungan ini peneliti menggunakan Program SPSS versi 12.
I. Teknik Analisis Data
Pengolahan terhadap data-data mentah hasil penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik, dengan cara menentukan rumus uji statistik yang akan dipakai sesuai dengan data yang ada
Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut penulis menggunakan pendekatan statistik sebagaimana diuraikan berikut ini:
1. Uji normalitas
Dalam menguji normalitas disusun langkah-langkah sebagi berikut:
a. Pengamatan Xi, X2, …, Xn dijadikan bilangan baku Zi, Z2, …, Zn dengan menggunakan rumus :
b. Untuk tiap bilangan ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, c. kemudian dihitung F (Zi) = P (Z<Zi).
d. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, …, Zn dengan menggunakan rumus yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi).
X1– X Z =
(40)
e. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.
f. Ambil angka terbesar dari harga-harga mutlak tersebut selanjutnya harga tersebut dinyatakan dengan harga Lo.
g. Untuk menerima hipotesis, maka kita bandingkan nilai Lo ini dengan nilai kritis L untuk uji liliefors, dengan taraf nyata a = 0,05 dengan kriteria adalah tolak hipotesisi Ho bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan lebih kecil dari nilai L dari daftar nilai kritis uji liliefors, maka dalam hal ini hipotesisi Ho diterima.
2. Uji signifikansi perbedaan rata-rata dua sampel berpasangan (paired sample t test), dengan pendekatan rumus:
t = Nilai t hitung yang dicari
D = Rata-rata nilai beda D2 = kuadrat nilai beda N = Jumlah sampel
3. Uji signifikansi perbedaan rata-rata dua sampel bebas dengan rumus :
y x y x n n S Y X 1 1 2 , dimana 2 y x
S =
2 1 1 2 2 y x y y x x n n n S n S Keterangan : 2
(41)
1
n Jumlah sampel kelompok 1
2
x
S Varians tes awal
2
y
S Varians tes akhir
X Skor rata-rata tes awal
Y Skor rata-rata tes akhir
Kriteria pengujian adalah diterima hipotesis Ha, jika t1 t di mana t1didapat dari daftar distribusi dengan dk
n1n2 2
dan peluang
1
. Untuk harga-harga t lainnya ditolak. J. Prosedur PenelitianProsedur penelitian melalui beberapa tahapan, yaitu tahapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan laporan hasil penelitian. Di bawah ini diuraikan beberapa tahapan penelitian adalah:
1. Persiapan penelitian
a. Mengadakan studi pendahuluan dengan observasi lapangan di TK Negeri Centeh Bandung mengenai masalah penelitian yaitu permesalaan dalam mengajarkan kemampuan membaca
b. Menetapkan materi yang akan digunakan dalam penelitian c. Membuat proposal penelitian
d. Melakukan observasi awal pada kelompok yang akan dijadikan sampel e. Membuat surat izin penelitian pada instansi terkait
f. Membuat pokok bahasan yang akan digunakan dan mengembangkan pembelajaran membaca kata dengan menggunakan media dadu huruf
(42)
g. Membuat instrumen penelitian dan menguji kevalidasiaannya kepada beberapa dosen
h. Melakukan revisi instrumen dan melakukan ujicoba ke sekolah lain
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Menentukan kelompok yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
b. Melakukan pre-test, treatment, dan post-test dalam hari yang sama pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
c. Pada kelompok eksperimen menggunakan media permainan dadu huruf pada kegiatan membaca kata, sedangkan kelompok kontrol tidak menggunkan media permainan dadu huruf .
3. Penyusunan Laporan Penelitian
a. Mengolah data hasil eksperimen melalui pengujian statistik yakni dengan membandingkan skor pre-test dan post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
(43)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang efektivitas penggunaan media dadu dalam meningkatkan kemamouan membaca kata pada anak usia dini, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan berikut:
1. Kemampuan membaca kata pada anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Bandung sebelum adanya pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol termasuk pada kategori cukup/sedang. Hasil uji signifikansi menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara kemampuan membaca kata anak kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum pembelajaran.
2. Kemampuan membaca kata pada anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Bandung kelas eksperimen setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan media dadu huruf termasuk pada kategori tinggi. Sedangkan kemampuan membaca kata anak kelas kontrol yang diberi pembelajaran dengan menggunakan media konvensional termasuk pada kategori sedang/cukup.
3. Peningkatan kemampuan membaca kata anak kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran menggunakan media dadu lebih baik/lebih tinggi dibanding dengan peningkatan kemampuan membaca kata anak kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan serupa. Hal tersebut berarti penggunaan media
(44)
dadu huruf lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca kata anak usia dini daripada pembelajaran secara konvensional.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan tersebut di atas maka saran yang dapat diberikan kepada para guru, lembaga sekolah, orang tua dan pihak-pihak yang terkait adalah:
1. Bagi Guru
a. Mengingat permainan dadu huruf ini telah terbukti mampu meningkatkan dan efektif dalam memberikan pembelajaran membaca , diharapakan para guru diharapkan unruk mencoba melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca dengan menggunakan media permainan dadu huruf, selain itu selalu mempersiapkan perencanaan dengan baik sebelum melaksanakan pembelajaran, seperti metode, pendekatan melalui permainan yang menyenangkan, trik ketika anak mulai jenuh, metode pendekatan dalam meotivasi anak dan persiapan-persiapan lainnya.
b. Penelitan ini diharapkan, sekolah dapat terus mengembangkan cara permainan dadu huruf ini sebagai alternatif lain dalam membantu mengembangkan kekmampuan membaca anak. Selain itu pihak sekolah sebaiknya memberikan fasilitas bai guru-guru yang ingin mengembangkan kompetensi dan kualitas mengajar melalui penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan. Dukungan pada guru-guru baik moril maupun materil untuk menemukanalternatif
(45)
pemecahan masalah pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan profesionalisasi guru.
c. Metode pembelajaran merupakan salah satu aspek dalam pembelajaran yang dapat menentukan keberhasilam pembelajaran oleh sebab itu guru hendaknya berusaha meningkatkan profesionalnya khususnya kemampuan dalam memilih dan menggunakan metode secara tepat, agar setiap pembelajarn selalu efektif yang dampaknya dapat meningktakankualitas pendidikan di sekolah.
2. Bagi peneliti selanjutnya.
Penelitian ini hanya untuk mendapatkan pengaruh penggunaan media permaianan dadu huruf dalam meningkatkan kemampuan membaca anak. Penulis berharap ada penelit lain yang mengadakan penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
(46)
DAFTAR PUSTAKA
(2010). Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Depdikbud
Arikunto, Suharsini (2002), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatam Praktek. Jakarta, Rineka Cipta
Akdon dan Sahlan. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung : Dewa Ruci
Andriyani. (2009). Pembelajaran dengan menggunakan Media dadu untuk Mengembangkan Kemampuan Membimbing anak di TK Bunda Balita. Skripsi Bandung : tidak diterbitkan.
Azwar, Saefudi, (2000), Penyusunan Skala Psikologi. Bandung: Pustaka Pelajar Bramanti, Besti (2009), Upaya Guru Meningkatkan Membaca Dini Melalui
Permainan Kartu Kata. Skripsi: Tidak Diterbitkan
Carpenter , R (1991). Cerdas Cara Mengatasi Problema Belajar. Semarang: Dahasa Prize
Dhieni Nurbiana, et al. (2008). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta. Universitas Terbuka
Departeman Pendidikan Nasional (2005), Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal, Jakarta
Depdiknas. (2003) Undang-Undang Sisdiknas No. 20. Jakarta: Pusat kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas
Eliyawati, Cucu (2005). Pemilihan dan pengembanagan Sumber belajar Untuk Anak usia Dini. Depdiknas Dirjen pendidikan Tinggi. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Jakarta
Hainstock, Elizabeth. (1999). Metode Pengajaran Montessori Untuk anak Pra Sekolah. Jakarta : Pustaka Delapratasa
Joan, Beck (1994). Meningkatkan Kecerdasan Anak. Jakarta: Pustaka Delapratasa Kementrian Pendidikan Nasional Dirjen Manajemen Pendas dan Menengah.
(47)
Martini, Zamaris, (2005) Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia TK. Jakarta; Grasindo
Masitoh, et al. (2005). Pendekatan Belajar aktif di TK. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi
Moeslichatoen. (2004), Metode Pengembangan Pembelajaran di Taman kanak-Kanak. Bandung: Rineka Cipta
Montolalu, et al. (2005). Bermain dan Permainan. Jakarta: Depdikbud
Nuraeni, E dan Sopiyati, Ai. (2002). Metode Pengembangan Kemampuan Berbahasa. Bandung. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah, Pusat Penataran Guru Tertulis.
Santrock, W John. (2002). Live Span Development. Jakarta : Erlangga
Solehudin, M. (2000). Konsep Pendidikan Pra Sekolah. Bandung: Fakultas` Ilmu Pendidikan UPI
Sugiono. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.Indonesia. Jakarta : Pionir Jaya
Sugiyanto. Mayke (1995). Bermain, Mainan dan Permainan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Pendidikn Tinggi.Jakarta Suhendar, ME .E dan Supinah, Pien (1993). Efektivitas metoda pengajaran
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pioner Jaya
Yusuf, Samsu (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosadakarya
(48)
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis adalah Popon Suwili, yang biasa dipanggil Popon, yang dilahir 45 tahun yang lalu di kota Bandung tepatnya pada hari Kamis tanggal 25 April 1968. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan H. Salim Bandrin dan Hj. Aleksa (alm), mudah-mudahan Allah SWT melimpahkan berkah dan rahmat kepada orang tuaku.
Dilatarbelakngi pendidikan keluarga yang kebanyakan adalah sebagai pendidik/guru, terutama Bapak saya. Beliau selalu menyarankan putra-putrinya untuk menempuh pendidikan keguruan sejak SLTA (SPG). Menurut beliau bahwa profesi guru adalah sangat mulia, apalagi bagi seorang wanita sangatlah pantas untuk digelutinya. Bahkan kelak putra putri kita dapat terdidik karena setidaknya sebagai guru akan mampu meluangkan waktu guna memperhatikan perkembangan dan pendidikan putra-putrinya. Akhirnya saya masuk ke sekolah keguruan selain alasan tersebut di atas nurani sayapun mengatakan, bahwa memang saya pantas berada di dunia pendidikan, selain cita-cita juga saya sangat menyayangi anak. Betapa tidak, setiap hari saya bertemu dengan dunia anak-anak yang begitu polos dan saya akan memberikan ilmu kepada mereka, mendidik mereka. Semuanya sangat menyenangkan.
(49)
Riwayat pendidikan penulis di awali di Sekolah Dasar Negeri Centeh IV Bandung selama enam tahun dan lulus tahun 1980, kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bandung selama tiga tahun dan lulus` tahun 1983, kemudian melanjutkan di Sekolah Pendidikan Guru Swasta Kartini selama tiga tahun dan lulus tahun 1986. Karena keterbatasan biaya akhirnya penulis tidak bisa melanjutkan pendidikan perguruan tinggi.
Penulis mulai mengajar di TK Kemala Bhayangkri 38 di jalan Baranangsiang selaku guru honorer, dan alhamdulillah pada tahun 1989 diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil di TK Negeri Centeh sampai saat ini. Selama menjadi Pegawai Negeri Sipil penulis sering mengikuti berbagai seminar, diklat dan penataran baik tingkat kota, maupun propinsi. Organisasi yang pernah diikuti selama ini diantaranya menjadi sekretaris I pada kepengurusan IGTKI-PGRI kecamatan Batununggal Bandung periode 1992-1998
Adapun prestasi yang pernah diraih diantaranya sebagai juara I Guru Teladan Tingkat Kota Madya Bandung tahun 1998 dan sekaligus menjadi peserta pemilihan Guru Teladan Tingkat Proponsi Jawa Barat. Pada tahun 2006 meraih Juara I Lomba Inovasi Pembelajaran Calinstung Tingkat Propinsi Jawa Barat.
Adanya tuntutan dan keinginan saya untuk menambah dan mengembangkan wawasa tentang pendidikan anak usia dini, akhirnya saya melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana (S1) di UPI Bandung dengan mengambil jurusan sesuai dengan pekerjaannya yaitu PGPAUD tahun 2007. Karena kesibukan dan keterbatasan waktu saya dalam meniti karier dan pekerjaan akhirnya saya dapat menyelesaikan pendidikannya pada tahun 2012. Keberhasilan
(50)
menempuh jenjang kesarjanaan ini makin menambah percaya diri dan makin mantap bagi saya guna mengabdikan diri sebagai guru pendidikan anak usia dini
BAB IV
DESKRIPSI DAN BAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Profil TK Negeri Centeh
TK Negeri Centeh Bandung adalah sebuah lembaga pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang berstatus negeri di bawah naungan Dinas Pendidikan yang beralamat di Jalan Pacar No. 5 Bandung Kelurahan Samoja Kecamatan Bandung Kota Bandung yang dipimpin oleh Renni Kusnaeni, S.Pd dan di bantu oleh 10 orang guru, 1 Pegawai TU, dan 2 orang pembantu pelaksana.
Dengan sarana prasaran yang sangat memadai untuk sebuah penyelanggaraan pendidikan anak usia dini TK Negeri Centeh mempunyai 1 ruang kepala sekolah, ruang guru, 5 ruangan belajar, 1 ruang perpustakaan dan komputer, UKS, 3 toilet, saran bermain di luar dan di dalam dan memiliki panggung untuk berbagai macam kegiatan.
(51)
Berikut ini merupakan data personil TK Negeri Centeh Bandung. Tabel 4.1
Personil TK Negeri Centeh Bandung
NO Nama Pendidikan Jabatan
1 Renni Kusnaeni, S.Pd S1 Kepala Sekolah
2. Nurhidayah, A.Ma D2 Bendahara
3 Mimin Kamidah, S.Pd S1 Guru
4 Tiwi Triwati SPG Guru
5 Popon Suwili SPG Guru
6 Ani Nuraeni, S.Pd S1 Guru
7 Titin Suhartini Putu A, A.Ma D2 Guru
8 Hj. Sri Ratna Chodijah, S.Pd S1 Guru
9 Silvia Suryani, S.Pd S1 Guru
10 Ani Desriani, A.Ma D2 Guru
11 Enah Rochanah SMA TU
12 Aat Supriatna SD Pembantu Pelaksana
13 Budi Priyanto SD Pembantu Pelaksana
Adapun tabel di bawah ini menggambarkan anak didik TK Negeri Centeh Bandung.
Tabel 4.2
Gambaran anak didik TK Negeri Centeh Bandung
No Kelompok Jumlah Keterangan
1 Kelompok A 15 Stroberi
2 Kelompok B1 15 Semangka
3 Kelompok B2 14 Jeruk
4 Kelompo B3 15 Ceri
Jumlah 59
B. Hasil Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pembelajaran menggunakan media dadu huruf dalam meningkatkan kemampuan membaca kata pada anak di kelompok B TK Negeri Centeh Bandung. Dalam hal ini kelompok yang dilihat perbedaaannya yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan
(52)
berupa pembelajaran menggunakan media dadu huruf, serta kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan pembelajaran menggunakan media dadu huruf.
Berkaitan dengan maksud penelitian tersebut, maka data yang diperoleh dari penelitian ini merupakan kemampuan membaca kata pada anak kelompok B yang diukur dengan tes pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol serta peningkatannya. Data tes sebelum pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal anak dalam membaca kata. Sedangkan data tes sesudah pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan membaca kata pada anak kelompok B setelah memperoleh perlakuan tertentu. Adapun data peningkatan kemampuan membaca kata dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan membaca kata anak dari sebelum dengan sesudah pembelajaran dengan perlakuan tertentu yakni menggunakan media dadu huruf pada kelompok eksperimen, dan tanpa menggunakan media dadu huruf pada kelompok kontrol.
1. Gambaran Umum Hasil Penelitian
Data hasil tes awal dan tes akhir nantinya akan dikategorisasikan menurut tingkatannya. Kategori yang digunakan terdiri dari tinggi, sedang, dan rendah dengan menggunakan rumus kategorisasi jenjang menurut Saifudin Azwar (2000) dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menentukan skor maksimal ideal (SMI) yakni skor maksimal x jumlah item
→ (1 x 26) + (5 x 25) = 26 + 125 = 151
b. Menentukan rata-rata/mean ideal (MI) yakni SMI ÷ 2 → 151 ÷ 2 = 75,5 c. Menentukan standar deviasi ideal yakni MI ÷ 3 → 75,5 ÷ 3 = 25,17
(53)
d. Setelah diketahui mean ideal dan standar deviasi ideal, maka dapat dilakukan penentuan kriteria kemampuan membaca kata anak kelompok B dengan menggunakan tabel selang interval katagori, seperti yang divisualisasikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Kategorisasi Kemampuan Membaca Kata Anak Kelompok B
NO INTERVAL KATAGORI INTERVAL
1 X < Xideal– (1 Sideal) Rendah X < 50,33
2 Xideal – (1 Sideal)< X < Xideal + (1 Sideal) Sedang 50,33< X < 100,67
3 X > Xideal + (1 Sideal) Tinggi X > 100,67
a. Kondisi Awal Kemampuan Membaca Kata pada Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung
Pelaksanaan tes awal dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui keadaan awal kemampuan membaca kata pada anak kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol. Kondisi awal kemampuan membaca kata pada anak kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung sebelum diberi perlakuan, tergambar melalui tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Data Penghitungan Hasil Tes Awal Kemampuan Membaca Kata Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Perhitungan Eksperimen Kontrol
N 15 14
Total Skor 1061 728
Rata-rata 70,73 52
Skor Tertinggi 129 88
(54)
Standar Deviasi 38,41 23,34
Berdasarkan tabel atas, tampak bahwa kondisi awal kemampuan membaca kata pada anak kelompok eksperimen di TK Negeri Centeh memiliki nilai rata-rata sebesar 70,73. Nilai rata-rata-rata-rata tes awal tersebut sama artinya bahwa kemampuan awal membaca kata pada anak kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung berada pada kategori sedang/cukup. Hal yang hampir sama juga berlaku pada kemampuan membaca kata anak kelompok kontrol yang mempunyai nilai rata-rata sebesar 52,0 sehingga dapat dikategorikan sedang/cukup meskipun skor nya masih dekat dengan kategori kurang.
Perbandingan kondisi awal kemampuan membaca kata pada anak kelompok eksperimen dan kelompok control di TK Negeri Centeh Bandung dapat digambarkan pada grafik 4.1 berikut ini.
Grafik 4.1
Hasil Tes Awal Kemampuan Membaca Kata pada Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung
(55)
Secara lebih detail, selanjutnya dilakukan ketegorisasi tingkat kemampuan membaca kata pada masing-masing anak. Hasil ketegorisasi kemampuan awal membaca kata pada anak kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat dari tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Kategorisasi Nilai Tes Awal Kemampuan Membaca Kata pada Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kategorisasi Interval Eksperimen Kontrol
f % f %
Kurang x < 50,33 4 26,67 6 42,86
Cukup 50,33 < x < 100,67 7 46,67 8 57,14
Baik 100,67 < x 4 26,67 0 0,00
Total 15 100 14 100
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa umumnya kemampuan membaca kata anak kelompok B di TK Negeri Centeh baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol berada pada kategori cukup dimana sekitar 50% dari total responden telah memiliki kemampuan membaca kata yang termasuk pada kategori cukup yakni masing-masing sebesar 46,67% untuk kelas eksperimen, dan 57,14% untuk kelas kontrol.
(56)
Hasil uji signifikansi awal terhadap hasil pre tes kemampuan membaca kata anak kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum adanya pembelajaran didapat nilai t hitung sebesar 1,573 lebih kecil dari nilai t tabel 2,052 dengan nilai signifikansi sebesar 0,127 lebih besar dari alpha 0,05. Karenanya dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pada kemampuan membaca kata anak kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum pembelajaran. (Hasil output SPSS perhitungan uji signifikansi nilai pre tes terlampir).
b. Kondisi Akhir Kemampuan Membaca Kata pada Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung
Pelaksanaan tes akhir dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui kondisi akhir kemampuan membaca kata pada anak kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol setelah diberi perlakuan tertentu dimana pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan menggunakan media dadu huruf, sedangkan pada kelas kontrol tidak. Kondisi akhir kemampuan membaca kata pada anak kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung di kelas eksperimen maupun kelas kontrol setelah diberi perlakuan yang berbeda tersebut tergambar melalui tabel berikut:
Tabel 4.6
Data Penghitungan Hasil Tes Akhir Kemampuan Membaca Kata Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Perhitungan Eksperimen Kontrol
N 15 14
Total Skor 1732 1188
Rata-rata 115,47 84,86
Skor Tertinggi 155 149
Skor Terendah 52 51
(57)
Berdasarkan tabel atas, tampak bahwa kondisi akhir kemampuan membaca kata pada anak kelompok eksperimen di TK Negeri Centeh setelah diberi pembelajaran dengan menggunakan media dadu huruf memiliki nilai rata-rata sebesar 115,47. Nilai rata-rata tes akhir tersebut sama artinya bahwa kemampuan akhir membaca kata pada anak kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung setelah diberi pembelajaran dengan menggunakan media dadu huruf berada pada kategori baik/tinggi. Hal yang berbeda tampak pada kemampuan membaca kata anak kelompok kontrol yang tidak mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan media dadu huruf dimana hasilnya mempunyai nilai rata-rata sebesar 84,86 sehingga masih dikategorikan sedang/cukup.
Perbandingan kondisi akhir kemampuan membaca kata pada anak kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di TK Negeri Centeh Bandung setelah mendapatkan perlakuan pembelajaran yang berbeda dapat digambarkan pada gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2
Hasil Tes Akhir Kemampuan Membaca Kata pada Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung
(58)
Dari gambar di atas, tampak bahwa dilihat dari segala aspek, kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan media dadu huruf memiliki nilai-nilai yang lebih tinggi dibanding kelas kontrol yang tidak mendapatkan pembelajaran serupa.
Secara lebih detail, selanjutnya dilakukan ketegorisasi tingkat kemampuan membaca kata pada masing-masing anak. Hasil ketegorisasi kondisi akhir kemampuan membaca kata pada anak kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol setelah mendapatkan perlakuan tertentu dapat dilihat dari tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Kategorisasi Nilai Tes Akhir Kemampuan Membaca Kata pada Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kategorisasi Interval Eksperimen Kontrol
f % f %
(59)
Cukup 50,33 < x < 100,67 4 26,67 11 78,57
Baik 100,67 < x 11 73,33 3 21,43
Total 15 100 14 100
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa umumnya kemampuan membaca kata anak kelompok B di TK Negeri Centeh di kelas eksperimen setelah mendapat pembelajaran dengan menggunakan media dadu huruf berada pada kategori baik/tinggi dimana 11 orang anak atau 73,33% dari total responden telah dapat disebut memiliki kemampuan membaca kata dengan baik. Adapun kemampuan membaca kata pada anak kelas kontrol yang tidak mendapat pembelajaran dengan menggunakan media dadu huruf, umumnya masih berada pada kategori cukup dimana 11 orang anak atau 78,57% dari total responden masih memiliki kemampuan membaca kata dengan kategori cukup.
Adapun pada kelompok kontrol, tampak juga telah mengalami peningkatan dari kemampuan awal, namun peningkatan tersebut tidak sebaik peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen. Dari 14 orang anak yang menjadi sampel dalam penelitian ini, 11 orang diantaranya atau 78,57% masih memiliki kemampuan membaca kata dengan kategori cukup, selebihnya yakni sebanyak 3 orang dapat disebut memiliki kemampuan membaca kata dengan kategori tinggi.
c. Gambaran Peningkatan Kemampuan Membaca Kata pada Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung
Gambaran peningkatan kemampuan membaca kata pada anak kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol, adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.
Tabel 4.8
(60)
pada Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung Kelas Eksperimen No. Resp. Nama Anak Indikator I Indikator II Indikator III Indikator IV Indikator
V Total
1 Azhar 3 4 24 2 5 38
2 Faisal 3 -2 26 4 3 34
3 Fauzan 0 2 20 5 5 32
4 Febriyan 2 5 25 8 8 48
5 Intan 2 4 24 0 1 31
6 Joj 2 7 44 7 7 67
7 Kenjiro 0 4 31 0 5 40
8 Uci 1 4 42 7 5 59
9 Adit 0 9 37 6 5 57
10 Diva 2 5 30 5 4 46
11 Ratu 0 4 17 0 4 25
12 Nurman 2 8 31 2 4 47
13 Syifa 0 11 25 0 3 39
14 Kel Kel 2 5 39 7 6 59
15 Zaidan 1 8 27 6 7 49
Tabel 4.9
Gambaran Peningkatan Kemampuan Membaca Kata pada Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung
Kelas Kontrol No. Resp. Nama Anak Indikator I Indikator II Indikator III Indikator IV Indikator
V Total
1 Dewi 1 5 29 2 3 40
2 Dheena 1 -1 24 0 3 27
3 Dzildan 1 -2 15 0 2 16
4 Faisal 1 -6 31 2 4 32
5 Falisha 1 3 15 3 1 23
6 Ikhsan 1 3 28 1 1 34
7 Kania 1 1 19 1 4 26
8 Daffa 1 1 48 7 4 61
9 Tama 2 0 33 3 4 42
10 Luthfi 0 -2 19 2 2 21
11 Rifqi 1 3 21 3 2 30
(61)
13 Rhico 0 3 22 2 2 29
14 Zahra 1 -2 32 4 3 38
Perbandingan peningkatan kemampuan membaca kata pada anak kelompok B antara kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan media dadu dengan kelas kontrol yang mendapat pembelajaran dengan media konvensional, tergambar melalui grafik berikut.
Gambar 4.3
Perbandingan Peningkatan Kemampuan Membaca Kata
pada Anak Kelompok B antara Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa peningkatan kemampuan membaca kata pada anak kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran menggunakan media dadu huruf umumnya lebih tinggi dibandingkan anak kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan serupa.
Selain apa yang telah diuraikan di atas terkait peningkatan kemampuan membaca kata pada anak kelas eksperimen maupun kelas kontrol secara perorangan, berikut ini juga digambarkan rata-rata peningkatan skor dari kedua kelompok sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.
(62)
Tabel 4.10
Peningkatan Rata-Rata Kemampuan Membaca Kata pada Anak Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
di TK Negeri Centeh Bandung
Kelas Awal Akhir Peningkatan
Eksperimen 70,73 115,47 44,73
Kontrol 52,00 84,86 32,86
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa peningkatan rata-rata skor tes kemampuan membaca kata pada anak kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung kelas eksperimen setelah mendapat pembelajaran dengan menggunakan media dadu adalah sebesar 44,73 point. Adapun peningkatan skor hasil tes kemampuan membaca kata pada anak kelas kontrol yang tidak mendapat pembelajaran dengan menggunakan media dadu hanya sebesar 32,86 poin. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan membaca anak kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan media dadu lebih tinggi dibanding peningkatan yang terjadi pada kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan serupa.
Perbandingan lebih jelas antara nilai tes awal, tes akhir, serta peningkatan kemampuan membaca kata pada anak kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung di kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.4
Perbandingan Hasil Tes awal, Tes akhir, serta Peningkatan Kemampuan Membaca Kata Anak Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
(1)
berdasarkan prinsip belajar melalui bermain dengan memperhatikan perbedaan individual, minat, dan kemampuan masing-masing anak. (Kemendiknas, 2010) Setelah diberikan tindakan pembelajaran pada masing-masing kelompok, tampak kondisi akhir kemampuan membaca kata pada anak kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengalami perubahan besar dimana skor rata-rata hasil tes akhir kelas eksperimen adalah 115,47 termasuk pada kategori baik/tinggi. Sedangkan rata-rata hasil tes akhir kelas kontrol masih berada pada kategori cukup/sedang yakni sebesar 84,86. Tampak bahwa kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran menggunakan media dadu huruf memiliki rata-rata skor akhir kemampuan membaca kata yang jauh lebih tinggi dibanding kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan serupa. Peningkatan rata-rata skor akhir kelas eksperimen tersebut naik sebesar 44,7 poin sedangkan peningkatan rata-rata skor akhir kemampuan membaca kata kelas kontrol adalah sebesar 32,9 poin.
Tampak bahwa peningkatan kemampuan membaca kata kelas eksperimen lebih tinggi dibanding peningkatan kemampuan membaca kelas kontrol. Hal tersebut disebabkan anak kelas eksperimen mendapat pembelajaran dengan menggunakan media dadu huruf. Dengan demikian pembelajaran membaca kata melalui permainan dadu huruf ini sudah tepat diberikan kepada anak karena melatih ingatan terhadap huruf-huruf melalui kegiatan bermain yaitu anak mencoba melempar dadu huruf dan mencoba menyebutkan huruf-huruf yang muncul. Pada kenyataannya anak yang diberikan permainan tersebut, anak merasa senang dan gembira karena dilakukan dengan cara bermain sesuai dengan pendapat Spodel
(2)
dan Masitoh et al (2005) bahwa bermain diartikan sebagai suatu yang fundamental, karena melalui bermain anak memperoleh dan memproses belajar hal-hal yang baru dan melatih keterampilan. Bermain dengan huruf dan kata-kata hendaklah menyenangkan dan bahwa belajar membaca itu hal yang menyenangkan. Seperti pendapat Joan Beck (1998) belajar membaca pada anak pra sekolah merupakan salah satu bentuk semasa kecil yang menyenangkan, menggembirakan dan memuaskan.
Kemampuan membaca kata anak merupakan kemampuan awal bagi anak sebelum anak dapat membaca secara utuh dan menyeluruh. Membaca dini bisa dilakukan atau didapat oleh anak pada usia Taman Kanak-kanak. Anak yang mendapatkan kemampuan membaca dini akan mudah dalam menyerap informasi baru dan pengetahuan baru di masa yang akan dating, sesuai dengan pendapat Hari (Dhieni et. Al. 2006) bahwa membaca merupakan intervensi yang bermakna dari symbol verbal tertulis/cetak. Pada hakikatnya membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan.
Sesungguhnya mengajarkan anak membaca dini, anak akan lebih maju di sekolah dibandingkan anak-anak yang tidak mendapatkan pelajaran membaca dini. Sesuai dengan pendapat Durkin (Dhieni et.al 2006) bahwa tidak ada efek negatif pada anak-anak dari membaca dini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan kemampuan membaca kata pada anak kelas eksperimen di kelompok B di TK Negeri Centeh Bandung setelah mendapat pembelajaran menggunakan media dadu huruf adalah sebesar 44,73 point. Adapun peningkatan kemampuan membaca kata pada anak kelas
(3)
kontrol yang tidak mendapat pembelajaran menggunakan media dadu huruf adalah sebesar 32,86. Dengan demikian, tampak bahwa peningkatan kemampuan membaca kata pada anak kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran menggunakan media dadu huruf jauh lebih tinggi dibanding kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan serupa. Perbedaan tersebut semakin diperkuat dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa memang terdapat perbedaan yang signifikan atas peningkatan kemampuan membaca kata pada anak kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran menggunakan media dadu huruf dengan kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan serupa.
Dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran menggunakan media dadu huruf memberikan peningkatan terhadap kemampuan membaca kata anak yang cukup signifikan. Hasil pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media dadu huruf lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca kata pada anak usia dini. Hal ini disebabkan pembelajaran menggunakan media dadu huruf mampu mengatasi rendahnya kemampuan anak dalam mengenal huruf vocal, huruf konsonan, menggabungkan huruf vokla dna konsonan, menggabungkan suku kata awal yang sama, dan membaca kata. Dengan permainan ini pula anak merasa senang membaca karena pada awalnya persepsi mereka tentang membaca yang sulit dan membosankan ternyata tidak demikian ketika bermain dengan dadu-dadu huruf.
Permainan dadu pada pembelajaran membaca anak menjadi salah stau kegiatan bermain untuk menguasai keterampilan membaca bagi anak karena dilakukan dengan gembira, dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan
(4)
santai, terhindar dari rasa tegang dan paksaan, terhindar dari rasa cemas dan formal. Anak-anak secara aktif dilibatkan dalam memberikan tanggapan dan membuat suatu keputusan. Dalam memainkan permainan dadu huruf, suku kata dan kata, anak-anak dapat menghafal, mengucapkan kembali beberapa huruf, suku kata bahkan kalimat dengan tidak merasa bosan dan jenuh walaupun dimainkan dengan berulang kali. Hal ini sependapat dengan Dhieni (2008: 9.23) bahwa permainan dadu huruf dan kata dapat membentuk dasar pembelajaran membaca dan menulis.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
(2010). Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Depdikbud
Arikunto, Suharsini (2002), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatam Praktek. Jakarta, Rineka Cipta
Akdon dan Sahlan. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung : Dewa Ruci
Andriyani. (2009). Pembelajaran dengan menggunakan Media dadu untuk Mengembangkan Kemampuan Membimbing anak di TK Bunda Balita. Skripsi Bandung : tidak diterbitkan.
Azwar, Saefudi, (2000), Penyusunan Skala Psikologi. Bandung: Pustaka Pelajar Bramanti, Besti (2009), Upaya Guru Meningkatkan Membaca Dini Melalui
Permainan Kartu Kata. Skripsi: Tidak Diterbitkan
Carpenter , R (1991). Cerdas Cara Mengatasi Problema Belajar. Semarang: Dahasa Prize
Dhieni Nurbiana, et al. (2008). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta. Universitas Terbuka
Departeman Pendidikan Nasional (2005), Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal, Jakarta
Depdiknas. (2003) Undang-Undang Sisdiknas No. 20. Jakarta: Pusat kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas
Eliyawati, Cucu (2005). Pemilihan dan pengembanagan Sumber belajar Untuk Anak usia Dini. Depdiknas Dirjen pendidikan Tinggi. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Jakarta
Hainstock, Elizabeth. (1999). Metode Pengajaran Montessori Untuk anak Pra Sekolah. Jakarta : Pustaka Delapratasa
Joan, Beck (1994). Meningkatkan Kecerdasan Anak. Jakarta: Pustaka Delapratasa Kementrian Pendidikan Nasional Dirjen Manajemen Pendas dan Menengah.
(2010). Pedoman Pengambangan Pembelajaran di TK. Jakarta
(6)
Masitoh, et al. (2005). Pendekatan Belajar aktif di TK. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi
Moeslichatoen. (2004), Metode Pengembangan Pembelajaran di Taman kanak-Kanak. Bandung: Rineka Cipta
Montolalu, et al. (2005). Bermain dan Permainan. Jakarta: Depdikbud
Nuraeni, E dan Sopiyati, Ai. (2002). Metode Pengembangan Kemampuan Berbahasa. Bandung. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah, Pusat Penataran Guru Tertulis.
Santrock, W John. (2002). Live Span Development. Jakarta : Erlangga
Solehudin, M. (2000). Konsep Pendidikan Pra Sekolah. Bandung : Fakultas` Ilmu Pendidikan UPI
Sugiono. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.Indonesia. Jakarta : Pionir Jaya
Sugiyanto. Mayke (1995). Bermain, Mainan dan Permainan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Pendidikn Tinggi.Jakarta Suhendar, ME .E dan Supinah, Pien (1993). Efektivitas metoda pengajaran
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pioner Jaya
Yusuf, Samsu (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosadakarya