MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI PADA ANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LEGO HURUF : Penelitian Tindakan Kelas di Taman Kanak-kanak Satu Atap Pasirimpun Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang No Panggil SPAUD SUH m-2013.

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 9

C. Tujuan Penelitian... 13

D. Manfaat Penelitian... 14

C. Struktur Organisasi Skripsi ... 15

BAB II MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI PADA ANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LEGO HURUF ... 15

A. Kajian Pustaka ... 15

1. Pentingnya Membaca Dini pada Anak ... 15

2. Perkembangan Kemampuan Membaca Dini pada Anak ... 17

a. Pengertian Membaca Dini ... 17

b. Membaca Dini untuk Anak ... 19

c. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kemampuan Membaca Permulaan ... 28

d. Pembelajaran Membaca Dini ... 29

e. Media Pembelajaran untuk Anak Usia Dini ... 31

B. Kerangka Berpikir...37


(2)

C. Hipotesis Penelitian ... 38

Penggunaan Media yang cocok menentukan keberhasilan…...38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 39

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39

B. Desain Penelitian ... 39

1. Tahap Perencanaan ... 41

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 42

3. Tahap Pengamatan atau Observasi ... 42

4. Tahap Refleksi ... 42

C. Metode Penelitian ... 43

D. Definisi Operasional ... 44

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 45

1. Observasi ... 45

2. Wawancara ... 46

3. Studi Dokumentasi ... 48

4. Catatan Lapangan ... 49

F. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen ... 49

G. Teknik Analisis Data ... 52

1. Reduksi Data ... 52

2. Mendeskripsikan Data ... 53

3. Membuat Kesimpulan ... 53

H. Validasi Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Hasil Penelitian ... 54

1. Kondisi Objektif Tempat Penelitian ... 54

2. Deskripsi Awal Proses Pembelajaran Kemampuan Membaca Dini di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja ... 56

3. Pelaksanaan Kegiatan Membaca Dini melalui Penggunaan Media Lego Huruf di TK Satu Atap Pasirimpun ... 59

a. Siklus ke-I ... 60

1. Perencanaan ... 60

2. Pelaksanaan Tindakan ... 64

3. Refleksi ... 68

b. Siklus II ... 71

1. Perencanaan ... 71

2. Pelaksanaan Tindakan ... 75

3. Refleksi ... 79

4. Meningkatkan Kemampuan Membaca Dini pada Anak di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja melalui Penggunaan Media Lego Huruf... 82


(3)

B. Pembahasan ... 85

1. Kemampuan Membaca Dini di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja sebelum Penggunaan Media Lego Huruf ... 85

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Lego Huruf untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dini pada Anak di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja ... 87

3. Kemampuan Membaca Dini pada Anak di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja setelah Menggunakan Media Lego Huruf ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 90

A. Kesimpulan... 90

B. Rekomendasi ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN ... 96


(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam simbol-simbol yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan berpikir. Anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa yang baik pada umumnya memiliki kemampuan yang baik pula dalam mengungkapkan pemikiran, perasaan serta tindakan interaktif dengan lingkungannya.

Bahasa mencakup semua bentuk komunikasi lisan, tulisan, dan bahasa tubuh. Kemampuan bahasa lisan tercermin dari kata-kata yang dikeluarkan. Bahasa tulisan tercermin dari bacaan kata yang muncul dari tulisan yang disusun, demikian halnya dengan bahasa tubuh, terpancar dari mimik dan agresivitas.

Pengembangan kemampuan dasar di Taman Kanak-kanak merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Salah satu dari bidang pengembangan itu adalah bahasa yang bertujuan agar anak didik mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan di sekitar anak antara lain teman sebaya, teman bermain, orang dewasa, baik yang ada di sekolah, di rumah, maupun dengan tetangga di sekitar tempat tinggalnya.


(5)

Fungsi pengembangan bahasa sangat penting. Tidak hanya penguasaan kosakata saja, tetapi juga ketatabahasaan, meskipun sederhana. Semua kegiatan tidak akan berjalan dengan baik kalau anak tidak memahami bahasa. Demikian juga dengan pengembangan kepribadian, anak mematuhi peraturan dan menghindari larangan, melaksanakan tugas/perintah bertanggung jawab, serta mengandalikan emosi dengan menggunakan bahasa (Depdiknas, 2006: 59).

Pembelajaran membaca dini erat kaitannya dengan pembelajaran menulis permulaan. Sebelum mengajarkan menulis guru terlebih dahulu mengenalkan bunyi suatu tulisan atau huruf yang terdapat pada kata-kata dalam kalimat. Pembelajaran persiapan dasar membaca, menulis, dan berhitung di Taman Kanak-kanak diberikan secara integrasi pada program pengembangan kemampuan dasar, dan bukan merupakan tujuan utama di TK, serta dilakukan seraya bermain. Bagaimana cara terbaik untuk melakukan hal itu, guru harus mampu menandai anak yang telah siap untuk menerima pengajaran dari kemampuan yang lebih tinggi dan mampu memberikan bimbingan yang bersifat individual atau kelompok kecil, karena tidak semua anak di kelas tersebut mampu menerima kegiatan yang lebih tinggi.

Menghadapi era globalisasi, program pendidikan harus mampu memberikan bekal kepada peserta didik untuk memiliki daya saing yang tinggi dan tangguh. Daya saing yang tangguh dapat terwujud jika peserta didik memiliki kreativitas, kemandirian, dan kemampuan dasar. Untuk mencapai tuntutan tersebut peserta didik harus menguasai kemampuan dasar membaca, menulis, dan


(6)

berhitung. Karena kemampuan tersebut merupakan prasyarat untuk menguasai mata-mata pelajaran lain pada pendidikan yang lebih tinggi.

Mengajarkan membaca dan menulis di Taman Kanak-kanak dapat dilaksanakan selama dalam batas-batas aturan pengembangan pra-akademik serta mendasarkan diri pada prinsip dasar hakiki dari pendidikan TK sebagai sebuah taman bermain, bersosialisasi, dan pengembangan berbagai kemampuan kecerdasan emosi, motorik, disiplin/tanggung jawab, kinsep diri, dan akhlak (Depdiknas, 2000: 2).

Melatihkan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung tidak diberikan secara klasikal karena tidak semua anak mengalami tingkat perkembangan yang sama. Bila hal ini dilakukan berarti melakukan pemaksaan kepada anak yang pada gilirannya akan merugikan perkembangan anak selanjutnya.

Kemampuan berbahasa tidak selalu didominasi oleh kemampuan membaca saja tetapi juga terdapat sub potensi lainnya yang memiliki peranan yang lebih besar seperti penguasaan kosakata, pemahaman (mendengar dan menyimak) dan kemampuan berkomunikasi. Kemampuan menyimak dan mendengarkan merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki anak. Tanpa kemampuan ini, anak akan banyak mengalami hambatan dalam kemampuan bahasanya. Sebagai contoh banyak anak yang sudah mampu membaca tetapi tidak dapat memahami isi dari bacaannya, karena ia kurang mendapatkan stimulasi pada pengembangan aspek menyimak dan mendengarkan pada tahun-tahun pertama kehidupannya.

Tingkat pencapaian perkembangan bahasa menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009, yang ada kaitannya dengan


(7)

keaksaraan di kelompok B, diantaranya menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama, serta memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.

Program pembelajaran di Taman Kanak-kanak memiliki cakupan mempersiapkan peserta didik secara akademik memasuki Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah dengan menekankan pada penyiapan kemampuan berkomunikasi dan berlogika melalui berbicara, mendengarkan, pra membaca, pra menulis dan pra berhitung yang harus dilaksanakan secara hati-hati, tidak memaksa, menyenangkan, dan sistematis, artinya sesuai dengan kebutuhan, minat, perkembangan dan karakteristik anak.

Upaya memenuhi kebutuhan dan masa peka anak pada aspek membaca dini dapat disusun dan dikembangkan berbagai bentuk permainan. Guru dan orang tua dapat memberikan dorongan dan rangsangan kemampuan berbahasa dan motorik melalui berbagai bentuk permainan dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE), yaitu sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern, teknologi sederhana, maupun bersifat tradisional, guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anak tentang sesuatu (Ismail, 2006: 155).

Pengembangan membaca dini melalui berbagai bentuk permainan di Taman Kanak-kanak bertujuan untuk mendeteksi/melacak kemampuan awal membaca dan mengembangkan kemampuan menyimak, menyimpulkan dan mengkomunikasikan berbagai hal. Perbedaan individual anak sebagai hasil


(8)

pengaruh (intervensi) yang berbeda dalam keluarga akan terbawa dalam suasana proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak. Ada sebagian anak mungkin memiliki keunggulan dalam mengenal bacaan lebih awal sehingga memiliki kapasitas yang lebih dalam pengenalan membaca.

Menurut Steinberg (Susanto,2011:83) membaca dini pada hakikatnya adalah :

Membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak prasekolah. Program ini menumpukkan perhatian pada perkataan-perkataan utuh, bermakna dalam konteks pribadi anak-anak dan bahan-bahan yang diberikan melalui permainan dan kegiatan yang menarik sebagai perantaraan pembelajaran.

Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Jika anak sudah memiliki rasa senang membaca, akan mudah untuk dibimbing dalam kegiatan belajar membaca yang lebih kompleks. Kegemaran membaca ini akan lebih tepat bila sudah ditanamkan sejak dini, sehingga kegiatan membaca bukan menjadi suatu beban, melainkan suatu kebutuhan.

Mengenalkan simbol-simbol huruf untuk kesiapan membaca dini pada anak memang tidak mudah, perlu waktu, kesabaran, dan kesiapan. Mengajar membaca dini harus dimulai dengan mengeja, dimulai dengan pengenalan huruf, kemudian mengenal suku kata, barulah mengenal kata dan akhirnya kalimat. Suyanto (Susanto, 2005:85) berpendapat bahwa:

Belajar membaca dan menulis merupakan hal yang sangat sulit bagi anak, karena anak harus belajar huruf dan bunyi huruf (morfem dan fonem). Huruf r biasanya merupakan huruf paling akhir yang dapat diucapkan anak karena membutuhkan ma-turasi atau kematangan organ-organ pembentuk suara. Sementara huruf ng, kh serta sy biasanya menjadi huruf yang sulit dimengerti untuk anak. Dan bagi anak huruf b dan d juga sering terbalik.


(9)

Berdasarkan hal tersebut, kemampuan anak didik di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja hubungannya dalam bidang pengembangan bahasa untuk kesiapan membaca dini, sebagian besar anak didik mendapat masalah dalam kemampuan mendengarkan kemiripan dan perbedaan bunyi bahasa sebagai faktor penting dalam menentukan kesiapan membaca anak, seperti pemahaman huruf yang hampir memiliki kesamaan bentuk dan bunyi (b, d, p) dan (m, n) yang sering tertukar, kurang hafal urutan huruf secara acak atau kurang memahami hubungan antara huruf dan bunyi huruf, sehingga sulit menghubungkan sukukata menjadi sebuah kata.

Kemampuan anak TK Satu Atap Pasirimpun Situraja, dari 16 orang anak, hanya 3 orang anak (18,8%) yang sudah mampu mengenal urutan huruf secara acak, membaca suku kata, serta menggabungkannya dalam bentuk kata sederhana dengan lafal yang tepat, 2 orang anak (12,5%) sudah mampu mengenal urutan huruf secara acak, dapat membaca suku kata tetapi belum bisa menggabungkannya dalam bentuk kata, sedangkan sisanya mendapat masalah-masalah yang telah dipaparkan di atas.

Hal ini mengandung pengertian pembelajaran yang diterapkan pada kelompok B di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja dalam pengenalan membaca dini belum berhasil karena sebagian besar yaitu sebanyak11 orang anak (68,8%) belum bisa mengenal huruf secara acak atau memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf, sehingga sulit untuk menggabungkan huruf-huruf tersebut menjadi suku kata dan membentuk sebuah kata.


(10)

Peranan guru dalam proses pembelajaran membaca dini lebih bersifat menyiapkan anak untuk menerima pelajaran membaca dini di Sekolah Dasar. Taman Kanak-kanak sebaiknya menyajikan alat-alat/bahan-bahan dan menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga merangsang minat membaca pada anak. Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meletakkan dasar-dasar bagi kesanggupan belajar membaca atau menanamkan kesiapan membaca pada anak. Dasar-dasar tersebut antara lain mengenal tulisan-tulisan dalam susunan tertentu, mampu melihat hubungan antara tulisan dan bunyi serta antara tulisan dan arti.

Untuk memberikan rangsangan positif terhadap munculnya berbagai potensi keberbahasaan anak maka permainan dan berbagai alatnya (media) memegang peranan penting. Lingkungan yaitu termasuk di dalamnya peranan orang tua dan guru seharusnya menciptakan berbagai aktivitas bermain sederhana yang memberikan arah dan bimbingan agar potensi yang tampak akan tumbuh dan berkembang secara optimal.

Memotivasi merupakan hal yang sangat penting dalam belajar mengajar. Ketika pelaksanaannya guru harus mempunyai pengetahuan yang lebih dalam menentukan pendekatan dengan menyediakan media yang sesuai, misalnya dengan banyak menghadirkan simbol-simbol keaksaraan dalam bentuk permainan atau mengisi lingkungan kelas dengan berbagai kosakata dan nama benda yang memungkinkan anak melihat dan berkomunikasi tentang benda-benda itu, serta banyak menyediakan buku-buku cerita bergambar dan membacakan cerita kepadanya, agar anak menjadi lebih mengerti arti bahasa tulis, serta memberikan banyak kesempatan kepada anak untuk membuat hubungan antara bahasa lisan


(11)

dan bahasa tulisan, sehingga pembelajaran menjadi menarik bagi siswa dan tujuannya dapat tercapai dengan baik.

Media pendidikan memang memerlukan sarana atau peralatan untuk menyajikannya, namun yang terpenting bukanlah peralatan tersebut, tetapi pesan belajar yang dibawakan oleh media tersebut, karena media pendidikan merupakan wahana yang oleh sumber pesan (guru) ingin diteruskan kepada penerima pesan (anak), pesan yang disampaikan adalah isi kegiatan belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Sadiman, (2006: 6) bahwa “media secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan”. Dengan demikian media pendidikan mengandung pengertian bahwa media pendidikan merupakan peralatan yang digunakan dalam peristiwa komunikasi dengan tujuan membuat komunikasi lebih objektif, merupakan wahana pembawa pesan dari sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (anak), pesan yang disampaikan adalah isi pembelajaran dalam bentuk kegiatan yang disesuaikan dengan tema atau topik pembelajaran, serta tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar pada diri anak.

Pada saat ini masih banyak guru yang menganggap bahwa peran media dalam proses pendidikan itu hanya terbatas sebagai alat bantu semata dan boleh diabaikan manakala media itu tidak tersedia di sekolah atau lembaga pendidikan setempat. Sebagai guru yang profesional harus memiliki pandangan sebaliknya, bahwa media itu merupakan bagian integral dari seluruh proses pendidikan dan mampu memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tercapainya kemampuan-kemampuan belajar anak usia dini seperti yang diharapkan.


(12)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Mendeteksi/melacak kemampuan berbahasa anak merupakan langkah awal dalam memahami perkembangan bahasa anak secara individual, termasuk didalamnya mendeteksi kemampuan membaca dan menulis dini. Kegiatan ini dapat dilakukan guru pada minggu-minggu pertama anak memasuki kegiatan pendidikan di Taman Kanak-kanak. Melalui bantuan gambar dan kata yang menyertainya.

Kemampuan-kemampuan tersebut dipilih dan dikelompokkan agar memudahkan guru mengidentifikasi berbagai bentuk kemampuan yang mendasari perkembangan kemampuan membaca dan menulis. Berbagai kemampuan dapat disusun dan dikelompokkan dalam permainan membaca dan menulis (Depdiknas, 2000; 26), antara lain:

a. Kemampuan Mendengar

Kemampuan merupakan kemampuan anak untuk dapat mendengar pendapat orang lain dengan indera pendengaran, dan berkaitan dengan kesanggupan anak untuk menangkap isi pesan dari orang lain.

b. Kemampuan Melihat dan Memahami

Kemampuan melihat merupakan kemampuan anak untuk dapat menghayati, mengamati alam dengan indera penglihatan, dan merupakan bentuk kesanggupan anak melihat serta memahami sesuatu (benda atau peristiwa).


(13)

c. Kemampuan Berbicara

Kemampuan berbicara merupakan kemampuan anak untuk berkomunikasi secara lisan dengan orang lain, dan merupakan kesanggupan anak menyusun kosakata yang telah dikuasai menjadi suatu rangkaian pembicaraan secara berstruktur.

d. Membaca Gambar

Kemampuan ini mengungkapkan kesanggupan anak membaca sesuatuj dengan menggunakan gambar, dan merupakan kemampuan membaca tahap awal.

Berdasarkan penjajakan kemampuan awal inilah guru dapat mengidentifikasi dan mengelompokkan berbagai kemampuan yang relatif sejenis sehingga akan lebih memudahkan guru memberikan arah dalam pengembangan kegiatan pembelajaran pada kelompok anak tersebut.

Kemampuan membaca dini, seperti juga kegiatan membaca, merupakan suatu kemampuan yang kompleks, artinya banyak seginya dan banyak pula faktor yang mempengaruhinya (Akhaidah, 1993, 26), antara lain:

a. Motivasi

Membaca memerlukan motivasi, dan merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap kemampuan membaca. Kerapkali kegagalan dalam bidang membaca terjadi karena rendahnya motivasi.

b. Lingkungan Keluarga

Orang tua yang memiliki kesadaran akan pentingnya kemampuan membaca akan berusaha agar anak-anaknya memiliki kesempatan untuk


(14)

belajar membaca. Kebiasaan orang tua membacakan cerita untuk anak-anaknya yang masih kecil merupakan usaha yang besar sekali dalam menumbuhkan minat baca maupun perluasan pengalaman serta pengetahuan anak. Pembicaraan orang tua serta anggota keluarga lainnya di rumah yang berisi pengalaman juga akan memperluas dan menambah wawasan, serta mempengaruhi kemampuan membaca anak

c. Bahan Bacaan

Bahan bacaan akan mempengaruhi seseorang dalam minat maupun kemampuan memahaminya. Bahan bacaan yang terlalu sulit akan mematahkan selera untuk membacanya, sehubungan dengan bahan ini yang perlu diperhatikan yaitu, (1) Topik yang sesuai dengan kehidupan pembaca tentu akan lebih menarik dari pada yang tidak sesuai (2) Keterbacaan Bahan, yaitu berhubungan dengan taraf kesulitan bacaan. d. Media

Penggunaan media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar, termasuk di dalamnya alat permainan edukatif, buku, majalah, dan gambar-gambar ekspresif yang dapat memberi kesempatan pada anak untuk menggunakan nalar dan mengungkapkan pikirannya dengan menggunakan kosakata yang semakin hari semakin berkembang.

e. Metode Pembelajaran

Salah satu kelemahan terbesar sekolah tampaknya adalah kekakuan guru dalam mengajarkan sebuah pembelajaran khususnya keterampilan


(15)

membaca dini. Metode pembelajaran banyak yang menyalahi teori-teori perkembangan anak dan kurang mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak, akhirnya banyak anak yang stres dan kehilangan kreativitas alaminya.

Menurut penelitian, dari sekian faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca dini, upaya guru untuk meningkatkan kemampuan tersebut adalah dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik anak yaitu media yang bisa membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, dan perabaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

Salah satu media yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca dini di Taman Kanak-kanak Satu Atap Pasirimpun Situraja adalah dengan menggunakan media lego huruf, karena media ini dipandang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya dapat meningkatkan kemampuan bahasa, kemampuan berpikir, kemampuan motorik halus dan kemampuan bersosialisasi anak, serta anak semakin mengenal konsep atau nama bentuk dari simbol-simbol dari huruf tersebut.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas, dapat diketahui pentingnya penggunaan media lego huruf untuk meningkatkan kemampuan anak dalam membaca dini.

1. Bagaimana kemampuan membaca dini pada anak di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja sebelum digunakan media lego huruf?


(16)

2. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan penggunaan media lego huruf untuk meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja?

3. Bagaimana kemampuan membaca dini pada anak di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja setelah menggunakan media lego huruf?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara umum yaitu untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan anak dalam membaca dini melalui penggunaan media leggo huruf. Secara lebih khusus tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan membaca dini pada anak di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja sebelum digunakan media lego huruf.

2. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan media lego huruf sebagai upaya meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja.

3. Untuk mengetahui kemampuan membaca dini pada anak di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja setelah menggunakan media lego huruf.


(17)

D. Manfaat Penelitian

Dari berbagai informasi yang didapat, diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan konsep-konsep bagi pengembangan karya ilmiah, khususnya tentang penggunaan media lego huruf untuk meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak TK. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat merubah kegiatan pembelajaran yang sudah ada ke arah yang lebih baik.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Anak

Anak dapat menunjukkan, menyuarakan, serta merangkai huruf vokal dan konsonan menjadi sukukata, kata, serta kalimat sederhana melalui simbol-simbol huruf yang melambangkannya.

b. Bagi Guru TK

Meningkatkan pengetahuan yang lebih dalam menentukan pendekatan dengan menyediakan media yang tepat dan bervariasi untuk meningkatkan kemampuan membaca dini bagi anak.

c. Bagi Sekolah

Meningkatnya mutu sekolah dengan program pendidikan yang dapat memberikan bekal kepada peserta didik untuk memiliki daya saing yang tinggi dan tangguh.


(18)

E. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bagian (bab), yaitu: 1. Bab I Pendahuluan

Bab pendahuluan merupakan bagian awal dari skripsi, memuat penjelasan atau pengantar tentang isi karangan ilmiah. Pendahuluan berisi tentang: Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian.

2. Bab II: Meningkatkan Kemampuan Membaca Dini Pada Anak melalui Penggunaan Media Lego Huruf.

Bagian ini berisi tentang: Kajian Pustaka, Kerangka Berpikir, dan Hipotesis Penelitian. Dalam bab ini mengemukakan teori-teori yang sesuai dengan penelitian dan berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

3. Bab III Metode Penelitian

Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian, beberapa komponen yang ada di dalamnya: Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data, Kisi-Kisi Pengembangan Instrumen, Teknik Analisis Data, dan Validasi Data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bagian ini berisi tentang: a). Hasil Penelitian, berisi tentang data-data yang telah diteliti di lapangan, b). Pembahasan, yaitu mendiskusikan temuan tersebut dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas dalam bab kajian


(19)

pustaka sebelumnya. Pembahasan merupakan refleksi terhadap teori yang dikembangkan peneliti-peneliti sebelumnya.

5. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

Berisi data tentang: a). Kesimpulan, yaitu menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Cara penulisan kesimpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan cara uraian padat, b). Rekomendasi, yaitu saran yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditunjukkan kepada para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya, pemecahan masalah di lapangan dari hasil penelitian.


(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi/ tempat penelitian adalah Taman Kanak-kanak Satu Atap Pasirimpun Situraja, beralamat di Jalan Situraja - Wado No. 56 Desa Situraja Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Jumlah keseluruhan anak 26 orang, dibagi menjadi dua kelas berdasarkan kelompok usia. Anak usia 4-5 tahun ditempatkan di kelompok A berjumlah 10 orang, sedangkan anak usia 5-6 tahun ditempatkan di kelompok B berjumlah 16 orang.

Subjek penelitian adalah anak kelompok B yaitu pada anak usia 5-6 tahun. Jumlah keseluruhan sebanyak 16 orang anak, terdiri dari 6 orang anak perempuan dan 10 orang anak laki-laki.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan serta mengatasi permasalahan membaca dini yang terjadi di lapangan yaitu dengan cara menggunakan media lego huruf.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan menggunakan sistem siklus yang didalamnya terdapat komponen perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.


(21)

Sedangkan Hopkins (Wiraatmadja, 2005: 11) mengartikan Penelitian Tindakan Kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.

Berdasarkan definisi penelitian tindakan yang diberikan oleh beberapa pakar di atas, maka dapat dirumuskan pengertian Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam lingkungan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan design model spiral Kemmis & Taggart. Berikut gambaran siklus tindakan pada penelitian ini:

Gambar 3.1

Alur PTK Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiraatmaja, 2005: 66)

OBSER

PLAN

REVISED PLAN

R

E

F

L

E

C

T

ACT

OBSER

R

E

F

L

E

C

T


(22)

Kemmis & Mc. Taggart (Kasbolah, 1998: 14) menggambarkan Penelitian Tindakan Kelas sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Siklus ini akan dilaksanakan secara kontinyu sampai peneliti menemukan solusi yang bisa mengubah pembelajaran ke arah yang lebih baik sehingga permasalahan yang terjadi dapat diperbaiki dan terselesaikan secara optimal. Selain itu, dengan siklus seperti ini peneliti juga akan memperoleh alternatif jalan keluar untuk menentukan rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada tindakan berikutnya. Prosedur tindakan kelas ini terbagi ke dalam empat tahapan tindakan, yaitu tahap perencanaan (planing), tahap Pelaksanaan (acting), tahap pengamatan

(observing), serta tahap refleksi (reflecting).Untuk lebih jelas siklus tindakan yang

akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan

Kegiatan di awali dengan pendahuluan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kegiatan membaca dini pada anak dengan penggunaan media lego huruf. Pada tahap perencanaan ini ada beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti dan guru, yaitu peneliti berkolaborasi dengan guru untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan, mempersiapkan skenario pembelajaran membaca dini dengan alat dan media yang akan digunakan beserta seting kelasnya. Membuat perangkat dan


(23)

instrumen penelitian berupa kisi-kisi instrumen dan format observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca dini dengan menggunakan media lego huruf pada kelompok B di Taman Kanak-kanak Satu Atap Pasirimpun Situraja.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan pembelajaran membaca dini, peneliti berperan sebagai observer berkolaborasi dengan guru kelompok B sebagai pengajar. Guru yang menjadi mitra peneliti terlebih dahulu diberi pemahaman tentang pelaksanaan pembelajaran membaca dini sehingga pada pelaksanaannya bisa berjalan lancar sesuai rencana. Tujuan pembagian tugas ini yaitu agar peneliti lebih fokus pada kegiatan observasi pembelajaran membaca dini.

3. Tahap Pengamatan atau Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap keberlangsungan pembelajaran. Pemantauan dilakukan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan tindakan ini dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang telah ditetapkan yaitu berupa format observasi, sehingga diperoleh seperangkat data tentang pelaksanaan tindakan, kendala-kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang ada berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak dengan penggunaan media lego hurufyang telah direncanakan dan diaplikasikan di dalam kelas. 4. Tahap Refleksi

Tahap ini merupakan bagian yang sangat penting untuk dilaksanakan, karena hasil analisis data dari lapangan pada hari ini dapat memberikan arah bagi


(24)

perbaikan pada siklus selanjutnya, seandainya fokus pengalaman belum berhasil. Hasil observasi menggambarkan seluruh tindakan pembelajaran sehingga melalui refleksi dapat dilihat kesesuaian atau tidaknya pelaksanaan tindakan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Kekurangan-kekurangan dari kegiatan yang telah dilaksanakan dapat diperbaiki sedangkan keunggulannya dapat dipertahankan.

Kegiatan penelitian di atas dilaksanakan sampai perencanaan pembelajaran berhasil secara maksimal atau terjadi perubahan yang signifikan dalam pembelajaran membaca dini dengan menggunakan media lego huruf.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan kajian sistematis dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan- tindakan tersebut (Hopkins : 1993 dalam Wiraatmadja, 2008: 12).

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan guru serta mengatasi permasalahan pembelajaran membaca dini pada anak yang terjadi di lapangan (TK) dengan menggunakan media lego huruf.

Pelaksanaan tindakan kelas hendaknya selalu didasarkan atas pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program adalah optimal. Selain itu, pelaksanaan tindakan kelas


(25)

dilaksanakan sejalan dengan perkembangan pelaksanaan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di kelas.

D. Definisi Operasional

Untuk memperjelas arah penelitian dan juga kemungkinan salah tafsir, maka perlu adanya definisi operasional terhadap beberapa istilah penting yang dipergunakan, yaitu:

1. Kemampuan membaca dini dalam penelitian ini adalah kemampuan anak

dalam menunjukkan dan menyuarakan simbol-simbol huruf vokal dan konsonan, merangkai dan menyuarakan huruf vokal dan konsonan menjadi sukukata dan kata, serta merangkai dan menyuarakan huruf menjadi nama dari sebuah gambar. Simbol-simbol huruf vokal dan konsonan yang dikenalkan di TK secara bertahap sampai 14 huruf, yaitu huruf: a, b, d, e, i, k, l, m, n, o, p, s, t, u.

2. Media leggo huruf dalam penelitian ini adalah salah satu alat permainan edukatif berbentuk papan segi empat bergerigi terbuat dari plastik, dilengkapi dengan huruf-huruf berbentuk bulat kecil yang dapat disusun menempel di atas papan tersebut dengan cara menghubungkan huruf vokal dan konsonan menjadi sukukata, kata, dan kalimat sederhana, sehingga dapat melatih dan meningkatkan kemampuan anak dalam membaca dini.


(26)

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Lofland dan Lofland (Moleong, 1994: 112) Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sedangkan menurut Moleong

(2005:240) “Teknik pengumpulan data yang pertama-tama digunakan pada

umumnya ialah wawancara, kemudian pengamatan, pengumpulan dokumen, dan semacamnya". Untuk memperoleh dan mengumpulkan data dalam penelitian ini, digunakan berbagai teknik pengumpulan data penelitian yang relevan dengan teknik tersebut. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu:

1. Observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak yang ditunjukkan dalam proses pembelajaran membaca dini dengan media lego huruf. Agar observasi lebih terarah maka diperlukan pedoman observasi yang dikembangkan oleh guru dengan mengacu pada indikator yang telah ditetapkan. Menurut Kasbolah (1998: 117) Observasi adalah kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya.

Teknik observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data aktivitas yang dilakukan guru dan anak selama proses pembelajaran, serta sejauhmana peningkatan kemampuan membaca dini dengan menggunakan media lego huruf.


(27)

Instrumen pengumpul data yang digunakan pada teknik observasi ini yaitu pedoman observasi kemampuan membaca dini dan pedoman observasi kinerja guru dalam pembelajaran membaca dini dengan mengunakan media lego huruf. Berikut adalah contoh pedoman observasi yang digunakan untuk anak.

Tabel 3.1 Pedoman Observasi

1. Nama anak : ………. 2. Kelas/Kelompok : ………. 3. Hari/Tanggal observasi : ……….

No Aspek yang diobservasi Hasil Observasi

2. Wawancara

Wawancara pada penelitian ini dimaksudkan kepada guru pengajar sebagai mitra peneliti untuk mengetahui tentang pelaksanaan pembelajaran membaca dini yang telah dilaksanakan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung. Hasil dari wawancara dapat diketahui kendala-kendala yang dihadapi oleh guru selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media lego huruf untuk meningkatkan kemampuan anak dalam membaca dini. Instrumen yang digunakan berupa pedoman wawancara, yaitu peneliti sudah menyiapkan sejumlah pertanyaan tentang kesulitan-kesulitan/hambatan dalam kegiatan pembelajaran membaca dini dengan menggunakan media lego huruf. Menurut Hopkins


(28)

(Wiraatmadja 2008: 117) Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, orang tua siswa, dll. Instrumen yang digunakan berupa pedoman wawancara. Berikut adalah contoh pedoman wawancara yang digunakan untuk anak.

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara

1. Nama anak : ………. 2. Usia : ………. 3. Jenis Kelamin : ………. 4. Tanggal Wawancara : ………. 5. Tempat Wawancara : ………. 6. Wawancara ke : ……….

Aspek Sosial No

Pertanyaan Senang

Ragu-ragu

Tidak Senang

* Jawaban dapat diberi tanda cek (√) dan pertanyaan dapat diperbanyak

Guru


(29)

7. Studi dokumentasi

Studi yang dilakukan untuk mempelajari dan mendalami berbagai dokumen yang berkaitan dengan penelitian, serta melengkapi data berupa foto-foto kegiatan pelaksanaan pembelajaran membaca dini. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat digunakan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 1994: 161). Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah dilaksanakan, data kemampuan anak dalam kegiatan membaca dini dengan menggunakan media lego huruf. Berikut adalah contoh pedoman studi dokumentasi.

Tabel 3.3

PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI Nama TK : ………..

Sumber data : ………..

No. Data yang

Dibutuhkan Indikator

Keterangan

Deskripsi

Ada Tidak

Ada

…………, ………

Responden


(30)

8. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan kegiatan untuk mencatat hasil temuan atau kejadian penting selama proses pembelajaran membaca dini dengan menggunakan media leggo huruf. Hal ini sejalan dengan pendapat Wiriaatmadja (2005:125)

yang mengemukakan bahwa “Catatan lapangan memuat deskripsi berbagai

kegiatan suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial dan nuansa-nuansa lainnya”. Dalam kegiatan ini hasil temuan penulis dan guru didiskusikan setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Adapun yang didiskusikan dan dicatat dalam catatan lapangan ini adalah terkait dengan persepsi guru dan aktifitas anak dalam penggunaan media lego huruf untuk meningkatkan kemampuan membaca dini anak serta evaluasi pembelajarannya. Dari hasil diskusi antara peneliti dan guru, lalu kemudian disimpulkan.

F. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen

Proses Pengembangan instrumen dilakukan dengan membuat kisi-kisi instrument penelitian, instrument yang telah disusun kemudian dikaji oleh ahli untuk diberikan penilaian atas butir-butir pernyataan yang telah dibuat. Setelah itu dilakukan perbaikan atas butir-butir pernyataan yang telah dibuat sehingga layak untuk dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian. Adapun kisi-kisi instrumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(31)

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Peningkatan Kemampuan Membaca Dini Melalui Penggunaan Media Lego Huruf

Variabel Aspek Indikator Teknik

Pengumpul Data Sumber Data Butir Item A. Kemampuan Membaca Dini 1. Menunjukkan dan menyuarakan simbol-simbol huruf vokal dan konsonan 2. Merangkai dan menyuarakan simbol-simbol huruf vokal dan konsonan 3. Merangkai dan menyuarakan nama dari sebuah gambar

a.Menunjukkan huruf vokal a, i, u, e, o b.Menyuarakan huruf

vokal a, i, u, e, o c.Menunjukkan huruf

konsonan b, d, k, l, m, n, t, p, s

d.Menyuarakan huruf konsonan b, d, k, l, m, n, t, p, s

a.Merangkai huruf vokal dan konsonan menjadi sukukata dari nama binatang.

b.Menyuarakan huruf vokal dan konsonan menjadi sukukata dari nama binatang. c.Merangkai huruf vokal

dan konsonan menjadi kata dari nama binatang.

d.Menyuarakan huruf vokal dan konsonan menjadi kata dari nama binatang.

a.Merangkai huruf menjadi nama-nama dari sebuah gambar binatang

b.Menyuarakan huruf menjadi nama-nama dari sebuah gambar binatang. Observasi Observasi Observasi Anak Anak Anak 1-4 5-8 9-10 B. Kegiatan Pembelajaran Membaca Dini Melalui Penggunaan Media Lego Huruf 1. Perencanaan Pembelajaran Komponen-komponen pembelajaran, meliputi: a. Tema pembelajaran b. Materi pembelajaran c. Metode pembelajaran d. Media pembelajaran e. Evaluasi Observasi Catatan Lapangan dan Studi Dokumentasi


(32)

Dokumentasi

pembelajaran, meliputi: a. Kurikulum yang

digunakan Permen 58 Tahun 2009

b. RKH, RKM, Program Semester dan

Program Tahunan c. Catatan penilaian

anak 6-8 2. Pelaksanaan kegiatan membaca dini melalui penggunaan media lego huruf Kegiatanpembukaan yang terdiridari:

a. Menyiapkan alat dan bahan yang

diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan membaca dini dengan media lego huruf.

b. Menyampaikan tema dan kegiatan yang akan dilaksanakkan oleh anak

c. Mengatur pengelompokkan anak sesuai dengan kemampuan yang telah ditetapkan. d. Menyusun perincian

tugas/ kegiatan bagi masing-masing kelompok. e. Menyiapkan anak

untuk mengikuti kegiatan membaca dini dengan media lego huruf.

KegiatanInti yang terdiridari:

a. Membimbing kelompok anak agar dapat belajar bekerja sama dengan temannya dalam merangkai huruf-Observasi Observasi Guru Guru 9-13 14-16


(33)

huruf pada media lego.

b. Memberikan dorongan kepada anak supaya mengikuti

pembelajaran dengan semangat.

c. Mengamati anak dalam

pengembangan kegiatan membaca dini dengan media lego huruf.

Kegiatan penutup terdiri dari:

a. Melakukan tanya jawab mengenai kegiatan yang telah dilakukan.

b. Memberi kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapatnya selama mengikuti

pembelajaran.

Observasi Guru 17-18

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dianalisis ke dalam bentuk deskriptif. Tahapan analisis data pada penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Reduksi Data

Pada tahap ini data diseleksi, difokuskan dan diorganisasikan dengan tujuan hipotesis penelitian. Reduksi data dimulai dari pembuatan rangkuman dari


(34)

yang berupa hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi mengenai upaya meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak dengan menggunakan media leggo hurufdikelompokkan berdasarkan permasalahan yang diteliti.

2. Mendeskripsikan Data

Data yang sudah terorganisasi dideskripsikan menjadi bermakna. Mendeskripsikan data dapat dilakukan dalam bentuk narasi, grafik, maupun tabel. Pada penelitian membaca dini dengan menggunakan media lego huruf ini data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk deskripsi yang menyeluruh pada setiap aspek peningkatan kemampuan anak.

3. Membuat Kesimpulan

Tahap terakhir ini merupakan penyimpulan dalam bentuk pernyataan atau formula singkat berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat. Data yang telah terkumpul dari kemampuan membaca dini dengan media lego huruf diinterpretasikan berdasarkan teori pembelajaran bahasa untuk anak usia dini khususnya dalam pengenalan simbol-simbol huruf yang disesuaikan dengan temuan di lapangan. Hasil dari interpretasi disajikan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya.

H. Validasi Data

Validasi data adalah sesuatu bentuk kegiatan untuk menguji derajat ketepercayaan atau derajat kebenaran penelitian. Dalam penelitian ini bentuk validasi yang akan digunakan, yaitu:


(35)

1. Member check

Menurut Hopkins (Wiraatmadja, 2008: 168) Member check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dengan nara sumber, siapapun juga (Kepala Sekolah. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk menguji konsistensi informasi yang telah dituangkan. Data atau informasi dalam penelitian ini diperoleh dan dikonfirmasikan dengan guru Taman Kanak-kanak Satu Atap Pasirimpun yang berjumlah 3 orang melalui diskusi.

2. Triangulasi

Memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang ditimbulkan dengan membandingkan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti lain, yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama (Wiraatmadja, 2008: 168). Sedangkan menurut Moleong (1994: 178) Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Memeriksa kebenaran data yang diperoleh dari penelitian dengan cara membandingkan dengan hasil orang lain yang ikut terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran membaca dini dengan penggunaan media lego huruf. Sumber yang dapat digunakan dalam penelitian ini yaitu guru kelompok B sebagai mitra peneliti dan anak kelompok B yang menjadi subjek penelitian.

3. Audit trail

Menurut Hopkins (Wiraatmadja, 2008: 168) Audit trail pada penelitian ini berarti memeriksa catatan-catatan yang telah ditulis oleh atau pengamat mitra


(36)

penelitian lainnya. Hal ini berguna untuk memeriksa kebenaran dari hasil penelitian dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak melalui penggunaan media lego huruf. Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mendiskusikan dengan rekan sejawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sama atau lebih.

4. Expert opinion

Kegiatan validasi data dengan meminta nasihat kepada pakar atau orang yang ahli di bidang Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti meminta nasihat kepada para pembimbing yaitu Bapak Dr. Badru Zaman, S.Pd., M.Pd. dan Bapak Drs. Respati Mulyanto, M.Pd. untuk memperoleh masukan dan arahan dalam kegiatan pengumpulan data semua tahapan kegiatan penelitian upaya meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak dengan menggunakan media lego huruf.


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini peneliti akan memaparkan beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan membaca dini anak di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja melalui penggunaan media lego huruf, serta saran-saran yang ditujukan bagi peneliti selanjutnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta analisis dari penggunaan media lego huruf untuk meningkatkan kemampuan membaca dini anak yang dilakukan di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja, maka peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan membaca dini pada anak kelompok B di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja sebelum menggunakan media lego huruf masih rendah, sebagian besar yaitu sebanyak 11 orang anak belum bisa mengenal huruf secara acak atau memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf, sehingga sulit untuk menggabungkan huruf-huruf tersebut menjadi suku kata dan membentuk sebuah kata. Sebagian besar anak mendapat masalah dalam kemampuan mendengarkan kemiripan dan perbedaan bunyi bahasa sebagai faktor penting dalam menentukan kesiapan membaca anak., seperti pemahaman huruf yang memiliki kesamaan bentuk dan bunyi (b, d, p) dan (m, n) yang sering tertukar, kurang hafal urutan huruf secara acak atau kurang memahami hubungan antara huruf dan bunyi huruf, sehingga sulit


(38)

yang telah dilaksanakan di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja dalam kegiatan membaca dini belum mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena guru kurang tepat dalam memberikan media pembelajaran yang dapat memotivasi anak untuk mengikuti pembelajaran membaca dini.

2. Pelaksanaan pembelajaran membaca dini dengan penggunaan media lego huruf untuk meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak di TK Satu Atap Pasirimpun dilaksanakan dengan 2 siklus pembelajaran. Pada siklus ke I kondisi pembelajaran membaca dini dengan menggunakan media lego huruf belum terkondisikan dengan baik, anak-anak kurang memperhatikan penjelasan guru, kemudian pada waktu pembagian kelompok dan penggunaan lego huruf juga kurang tertib. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, pada siklus ke II dilaksanakan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I, pada siklus ke II ini kondisi pembelajaran sudah mulai kondusif, guru memperjelas langkah-langkah kegiatan, membagi anak menjadi empat kelompok dan membagikan media lego huruf menjadi lebih banyak sehingga anak-anak menjadi lebih tertib sehingga proses pembelajaran membaca dini berjalan dengan baik.

3. Kemampuan anak kelompok B di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja dalam membaca dini mengalami peningkatan dengan penggunaan media lego huruf . Dari data awal hanya 5 dari 16 orang anak yang dapat mencapai indikator kemampuan membaca dini dengan hasil yang baik, setelah penggunaan media lego huruf terjadi peningkatan sebanyak 15 dari 16 orang anak dapat mencapai indikator kemampuan membaca dini dengan hasil yang baik. Peningkatan


(39)

tertinggi terjadi pada indikator menyebutkan simbol-simbol huruf vokal, menyuarakan simbol-simbol huruf vokal, menyebutkan simbol-simbol huruf konsonan, menyuarakan simbol huruf konsonan, menyebutkan simbol-simbol huruf konsonan, menyuarakan simbol-simbol-simbol-simbol huruf konsonan, menyusun huruf menjadi sebuah suku kata, menyuarakan huruf vokal dan konsonan menjadi suku kata dan menyuarakan huruf vokal dan konsonan menjadi kata.

B. Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan berkaitan dengan kemampuan membaca dini pada anak melalui penggunaan media lego huruf adalah sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala Sekolah hendaknya memfasilitasi pem,belajaran dengan menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran yang optimal terutama yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak usia dini sehingga anak merasa nyaman, aman, dan menyenangkan belajar di lingkungan sekolah.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya dapat memberikan rangsangan positif terhadap munculnya berbagai kemampuan berbahasa anak dalam membaca dini, maka permainan dan berbagai media memegang peranan penting. Media pembelajaran di Taman Kanak-kanak banyak jenisnya, oleh karena itu


(40)

guru seyogianya dapat menggunakan dan menciptakan berbagai media yang dapat memberikan motivasi, arah dan bimbingan agar berbagai potensi yang tampak akan tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga anak tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang monoton. Salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak adalah dengan menggunakan media lego huruf, dimana media ini dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mengenal berbagai simbol-simbol huruf sebagai langkah awal mengembangkan kemampuan membaca dini pada anak.

b. Kendala yang dirasakan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak yaitu kurangnya pemahaman guru mengenai materi permainan yang harus disusun dan dikembangkan berdasarkan kemampuan yang akan dicapai, pemilihan metode permainan yang sesuai dengan kegiatan, serta keterbatasan media dan sarana.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menerapkan pembelajaran membaca dini pada anak dalam pembelajaran di Taman Kanak-Kanak untuk mengembangkan materi-materi dan aspek-aspek perkembangan lainnya.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Akhadiah, S. Dkk. (1993). Bahasa Indonesia I. Jakarta : Dirjen. Pendidikan Tinggi Depdiknas.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1998). Pedoman Guru Bidang

Pengembangan Kemampuan Berbahasa di Taman Kanak-kanak.

Jakarta: Departemen P & K.

Departemen Pendidikan Nasional, (2006). Konsep Pendidikan Pra Sekolah. Bandung: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional, (2000). Permainan Membaca dan Menulis di

Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional, (2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Guntur Tarigan, H. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Ismail, A. (2006). Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media.

Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Departemen P & K Moleong, L. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Nurani Sujiono, Y. (2004). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58, (2009). Standar Pendidikan Anak

Usia Dini . Jakarta: Depdiknas.

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 110, (2011). Bahan Ajar

Profesionalisme Guru. PTK dan KTI. Bandung: UPI.

Rahim, F. (2005). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sadiman, A. dkk. (2006). Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan dan


(42)

Santosa, P. (2007). Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Soedarso, (2006). Sistem Membaca Cepat dan efektif. Jakarta: PT: Gramedia Pustaka utama.

Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. Wicaksana, G. (2011). Buat Anakmu Gila Baca!. Jogjakarta: BukuBiru.

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yusufcyber, (2012). Penggunaan Lego Konstruktif Sebagai Media Pengembangan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. (Online).

Tersedia:http//wordpress.com/2012/05/24/.

Zuchdi, D. & Budiasih (2001). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini peneliti akan memaparkan beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan membaca dini anak di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja melalui penggunaan media lego huruf, serta saran-saran yang ditujukan bagi peneliti selanjutnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta analisis dari penggunaan media lego huruf untuk meningkatkan kemampuan membaca dini anak yang dilakukan di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja, maka peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan membaca dini pada anak kelompok B di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja sebelum menggunakan media lego huruf masih rendah, sebagian besar yaitu sebanyak 11 orang anak belum bisa mengenal huruf secara acak atau memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf, sehingga sulit untuk menggabungkan huruf-huruf tersebut menjadi suku kata dan membentuk sebuah kata. Sebagian besar anak mendapat masalah dalam kemampuan mendengarkan kemiripan dan perbedaan bunyi bahasa sebagai faktor penting dalam menentukan kesiapan membaca anak., seperti pemahaman huruf yang memiliki kesamaan bentuk dan bunyi (b, d, p) dan (m, n) yang sering tertukar, kurang hafal urutan huruf secara acak atau kurang memahami hubungan antara huruf dan bunyi huruf, sehingga sulit


(2)

yang telah dilaksanakan di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja dalam kegiatan membaca dini belum mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena guru kurang tepat dalam memberikan media pembelajaran yang dapat memotivasi anak untuk mengikuti pembelajaran membaca dini.

2. Pelaksanaan pembelajaran membaca dini dengan penggunaan media lego huruf untuk meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak di TK Satu Atap Pasirimpun dilaksanakan dengan 2 siklus pembelajaran. Pada siklus ke I kondisi pembelajaran membaca dini dengan menggunakan media lego huruf belum terkondisikan dengan baik, anak-anak kurang memperhatikan penjelasan guru, kemudian pada waktu pembagian kelompok dan penggunaan lego huruf juga kurang tertib. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, pada siklus ke II dilaksanakan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I, pada siklus ke II ini kondisi pembelajaran sudah mulai kondusif, guru memperjelas langkah-langkah kegiatan, membagi anak menjadi empat kelompok dan membagikan media lego huruf menjadi lebih banyak sehingga anak-anak menjadi lebih tertib sehingga proses pembelajaran membaca dini berjalan dengan baik.

3. Kemampuan anak kelompok B di TK Satu Atap Pasirimpun Situraja dalam membaca dini mengalami peningkatan dengan penggunaan media lego huruf . Dari data awal hanya 5 dari 16 orang anak yang dapat mencapai indikator kemampuan membaca dini dengan hasil yang baik, setelah penggunaan media lego huruf terjadi peningkatan sebanyak 15 dari 16 orang anak dapat mencapai indikator kemampuan membaca dini dengan hasil yang baik. Peningkatan


(3)

tertinggi terjadi pada indikator menyebutkan simbol-simbol huruf vokal, menyuarakan simbol-simbol huruf vokal, menyebutkan simbol-simbol huruf konsonan, menyuarakan simbol huruf konsonan, menyebutkan simbol-simbol huruf konsonan, menyuarakan simbol-simbol-simbol-simbol huruf konsonan, menyusun huruf menjadi sebuah suku kata, menyuarakan huruf vokal dan konsonan menjadi suku kata dan menyuarakan huruf vokal dan konsonan menjadi kata.

B. Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan berkaitan dengan kemampuan membaca dini pada anak melalui penggunaan media lego huruf adalah sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala Sekolah hendaknya memfasilitasi pem,belajaran dengan menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran yang optimal terutama yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak usia dini sehingga anak merasa nyaman, aman, dan menyenangkan belajar di lingkungan sekolah.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya dapat memberikan rangsangan positif terhadap munculnya berbagai kemampuan berbahasa anak dalam membaca dini, maka permainan dan berbagai media memegang peranan penting. Media pembelajaran di Taman Kanak-kanak banyak jenisnya, oleh karena itu


(4)

guru seyogianya dapat menggunakan dan menciptakan berbagai media yang dapat memberikan motivasi, arah dan bimbingan agar berbagai potensi yang tampak akan tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga anak tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang monoton. Salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak adalah dengan menggunakan media lego huruf, dimana media ini dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mengenal berbagai simbol-simbol huruf sebagai langkah awal mengembangkan kemampuan membaca dini pada anak.

b. Kendala yang dirasakan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak yaitu kurangnya pemahaman guru mengenai materi permainan yang harus disusun dan dikembangkan berdasarkan kemampuan yang akan dicapai, pemilihan metode permainan yang sesuai dengan kegiatan, serta keterbatasan media dan sarana.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menerapkan pembelajaran membaca dini pada anak dalam pembelajaran di Taman Kanak-Kanak untuk mengembangkan materi-materi dan aspek-aspek perkembangan lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Akhadiah, S. Dkk. (1993). Bahasa Indonesia I. Jakarta : Dirjen. Pendidikan Tinggi Depdiknas.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1998). Pedoman Guru Bidang

Pengembangan Kemampuan Berbahasa di Taman Kanak-kanak.

Jakarta: Departemen P & K.

Departemen Pendidikan Nasional, (2006). Konsep Pendidikan Pra Sekolah. Bandung: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional, (2000). Permainan Membaca dan Menulis di

Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional, (2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Guntur Tarigan, H. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Ismail, A. (2006). Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media.

Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Departemen P & K Moleong, L. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Nurani Sujiono, Y. (2004). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58, (2009). Standar Pendidikan Anak

Usia Dini . Jakarta: Depdiknas.

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 110, (2011). Bahan Ajar

Profesionalisme Guru. PTK dan KTI. Bandung: UPI.

Rahim, F. (2005). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sadiman, A. dkk. (2006). Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan dan


(6)

Santosa, P. (2007). Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Soedarso, (2006). Sistem Membaca Cepat dan efektif. Jakarta: PT: Gramedia Pustaka utama.

Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. Wicaksana, G. (2011). Buat Anakmu Gila Baca!. Jogjakarta: BukuBiru.

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yusufcyber, (2012). Penggunaan Lego Konstruktif Sebagai Media Pengembangan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. (Online).

Tersedia:http//wordpress.com/2012/05/24/.

Zuchdi, D. & Budiasih (2001). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas