EFEKTIVITAS NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK : Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Muhamad Fajar Rizkia

NIM 0906400

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING)

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

oleh

MUHAMAD FAJAR RIZKIA 0906400

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana pendidikan

jurusan pendidikan bahasa dan sastra indonesia

©Muhamad Fajar Rizkia 2013

UniversitasPendidikan Indonesia

2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek

(Studi Eksperimen Kuasi Kelas X SMA Pasundan 7 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh

Muhamad Fajar Rizkia 0906400

disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Dr. Isah Cahyani, M. Pd. NIP 196407071989012001

Pembimbing II,

Dra. Nenden Lilis, M. Pd. NIP 197109262003122001

diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Dadang S Anshori, M. Si. NIP 197204031999031002


(4)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

EFEKTIVITAS NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)

Pembelajaran menulis berbagai jenis sastra adalah hal yang penting dan diterapkan dalam pembelajaran sekolah. Kegiatan menulis memang sering jadi hal yang kurang diminati bagi siswa. Bisa kita katakan kalau menulis itu memang sesuatu yang tidak mudah karena memerlukan kreativitas dan pengetahuan atau apresiasi yang lebih. Menulis cerpen adalah suatu proses kreatif dan kreatif yang memerlukan daya imajinasi dan pengolahan kata-kata sehingga menciptakan jalan cerita yang mampu tergambarkan dengan baik bagi pembaca. Peneliti ingin mengujicobakan NLP (Neuro Linguistic Programming) pada pembelajaran menulis cerpen siswa. Rumusan masalah adalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung sebelum dan sesudah diterapkan NLP (Neuro Linguistic Programming) di kelas eksperimen? Bagaimana kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung tanpa menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming) di kelas kontrol? Apakah terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas ekspereimen dan kelas kontrol?

Tujuan dari penelitian ini disesuaikan dengan rumusan masalah. Adapun tujuannya adalah mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah diterapkannya NLP (Neuro Linguistic Programming) pada pembelajaran cerpen di kelas eksperimen, mengetahui kemampuan menulis cerpen pada siswa tanpa menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming) di kelas kontrol, dan mengetahui kemampuan siswa menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah eksperimen kuasi atau eksperimen semu. Penelitian ini diujicobakan pada kelas X-2 SMA Pasundan 7 Bandung sebagai kelas Eksperimen dan kelas X-1 sebagai kelas kontrol.

Berdasarkan pada hasil tes awal, kemampuan siswa dalam menulis cerpen rata-rata pada kelas eksperimen adalah 52.01 dan pada kelas kontrol 51.87. Lalu, nilai rata-rata tes akhir siswa mengalami peningkatan menjadi 73.68 di kelas eksperimen dan di kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran biasa juga mengalami peningkatan menjadi 63.12. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan tersebut, NLP (Neuro Linguistic Programming) terbukti efektif diterapkan pada pembelajaran menulis cerpen di kelas X.


(5)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) IN LEARNING TO WRITE SHORT STORIES (Quasi Experimental Study on Class X SMA Pasundan bandung 7 academic

year 2012/2013)

Learning to write various types of literature is important and applied in schools. Writing activities are often to be a thing that less attractive for students. Can we say that the writing was indeed something that was not easy because it requires creativity and knowledge or appreciation. Writing short stories is a creative process that requires creative imagination and word processing that are capable of creating storylines portrayed well for the reader. Researchers wanted to try out NLP (Neuro Linguistic Programming) on students learning to write short stories. Formulation of the problem in this research is how the ability to write short stories in class X SMA Pasundan 7 Bandung before and after NLP (Neuro Linguistic Programming) are applied in the experimental class? How the ability to write short stories in class X SMA Bandung Pasundan 7 without using NLP (Neuro Linguistic Programming) in the control class? Is there a significant difference between students' abilities in writing short stories in the experimental class and the control class?

The purpose of the study was adjusted with the formulation of the problem. As for the goal is to find out the short story writing skills of students before and after applied the NLP (Neuro Linguistic Programming) to the study of the short stories in the classroom experiment, knowing that the short story writing skills in students without using NLP (Neuro Linguistic Programming) in the control class, and know the student’s ability to write short stories in class experiments and classroom control.

Research methods used by the author is quasi-experimental or apparent-experimental. This study tested in the class X-2 SMA Pasundan 7 Bandung as classroom experiments and class X-1 as a control class.

Based on the results of the initial tests, the ability of students in writing a short story on average on an experimental class was 52.01 and on the control class 51.87.Then, the average value of the student's final test increased to 73.68 in the experimental class and the control class that uses regular learning also increased to 63.12. Based on the research that has been done, NLP (Neuro Linguistic Programming) proved to be effectively applied in learning to write short stories in class X.


(6)

v

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Identifikasi Masalah... 4

1.3Batasan Masalah... 4

1.4Rumusan Masalah... 4

1.5Tujuan Penelitian... 5

1.6Manfaat Penelitian... 5

1.7Anggapan Dasar... 6

1.8Hipotesis... 6

1.9Definisi Operasional... 7

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 NLP (Neuro Linguistic Programming)………... 8


(7)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2.1.1 Pengertian NLP...……... 8

2.1.2 Manfaat NLP...………... 9

2.1.3 Langkah-langkah NLP…...………... 10

2.2 Pembelajaran Menulis Cerpen………... 12

2.3 Menulis... 13

2.3.1 Pengertian Menulis... 13

2.3.2 Tujuan Menulis... 13

2.3.3 Fungsi Menulis... 14

2.3.4 Manfaat Menulis... 15

2.4 Cerpen... 15

2.4.1 Pengertian Cerpen... 15

2.4.2 Karakteristik Cerpen... 16

2.4.3 Unsur-unsur Pembangun Cerpen... 17

2.4.4 Langkah-langkah Menulis Cerpen... 21

2.5 Langkah NLP dalam Pembelajaran Menulis Cerpen... 22

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 23

3.2 Populasi dan Sampel... 24


(8)

vii

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.2.2 Sampel Penelitian………... 24

3.3 Teknik Penelitian... 25

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data... 25

3.3.1.1 Tes Menulis... 25

3.3.1.2 Observasi... 25

3.3.2 Teknik Pengolahan Data... 26

3.3.2.1 Pengolahan Data Hasil Tes Menulis... 26

3.3.2.2 Pengolahan Data Hasil Observasi... 29

3.4 Instrumen Penelitian... 29

3.4.1 Instrumen Perlakuan... 29

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data... 43

3.4.2.1 Soal... 43

3.4.2.2 Lembar Observasi... 45

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Proses Penelitian... 50

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian………. 52

4.2.1 Analisis Data Prates Eksperimen dan Kontrol………... 52

4.2.2 Data Hasil Menulis Cerpen Prates Eksperimen dan Kontrol……… 71


(9)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.2.4 Data Hasil Menulis Cerpen Pascates Ekserimen dan Kontrol………... 100

4.2.5 Observasi... 103

4.3 Uji Reliabilitas Kemampuan Cerpen……… 107

4.3.1 Uji Reliabilitas Kelas Prates Eksperimen dan Kontrol... 107

4.3.2 Uji Reliabilitas Kelas Pascates Eksperimen dan Kontrol... 113

4.4 Uji Normalitas... 119

4.4.1 Uji Normalitas Kelas Prates Kontrol dan Eksperimen... 120

4.4.2 Uji Normalitas Kelas Pascates Kontrol dan Eksperimen... 126

4.5 Uji Homogenitas... 132

4.6 Uji Hipotesis... 133

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian... 137

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN……… 137

5.1 Simpulan……… 137

5.2 Saran……….………. 138

DAFTAR PUSTAKA……….. 139 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

ix

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel DAFTAR TABEL

3.1 Pretest-posttest control group desain ... 23

3.2 Format ANAVA ... 27

3.3 Tabel Guilford ... 27

3.4 Skala Penilaian Rata-rata Observasi. ... 29

3.5 Format Penilaian Cerpen ... 43

3.6 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 45

3.7 Lembar Observasi Siswa ... 48

4.1 Nilai Rata-rata Prates Eksperimen ... 72

4.2 Nilai Rata-rata Prates Kontrol ... 73

4.3 Nilai Rata-rata Pascates Eksperimen ... 101

4.4 Nilai Rata-rata Pascates Kontrol ... 102

4.5 Nilai Lembar Observasi Guru ... 103

4.6 Nilai Lembar Observasi Siswa ... 106

4.7 ANAVA Data Nilai Prates Kontrol... 108

4.8 Format ANAVA Prates Kontrol... 110

4.9 ANAVA Data Nilai Prates Eksperimen ... 111

4.10 Format ANAVA Prates Eksperimen ... 113

4.11 ANAVA Data Nilai Pascates Kontrol ... 114

4.12 Format ANAVA Pascates Kontrol ... 116

4.13 ANAVA Data Nilai Pascates Eksperimen ... 117

4.14 Format ANAVA Pascates Eksperimen ... 119

4.15 Uji Normalitas Hasil Nilai Prates Kelas Kontrol ... 120

4.16 Distribusi Frekuensi Prates Kontrol ... 121

4.17 Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Prates Kontrol ... 121

4.18 Uji Normalitas Hasil Nilai Prates Eksperimen... 123

4.19 Distribusi Frekuensi Prates Eksperimen ... 124


(11)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.21 Uji Normalitas Hasil Nilai Pascates Kontrol ... 126

4.22 Distribusi Frekuensi Pascates Kontrol ... 127

4.23 Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Pascates Kontrol ... 128

4.24 Uji Normalitas Hasil Nilai Pascates Eksperimen ... 129

4.25 Distribusi Frekuensi Pascates Eksperimen... 131

4.26 Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Pascates Eksperimen ... 131

4.27 Uji Homogenitas ... 133


(12)

xi

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Halaman


(13)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

A. Lampiran 1

1. Surat Keputusan Judul dan Pembimbing

2. Surat Penelitian

3. Surat Keterangan

B. Lampiran 2

1. Lembar Observasi Kegiatan Peneliti

2. Lembar Observasi Kegiatan Siswa

C. Lampiran 3


(14)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menulis merupakan kegiatan umum yang dilakukan oleh siapa saja. Oleh sebab itu, menulis merupakan hal yang sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu hal yang bisa kita tulis adalah mengenai sastra seperti cerpen, puisi, atau novel.

Tarigan (2011: 118) mengatakan bahwa apresiasi masyarakat kita terhadap sastra pada umumnya dan terhadap fiksi pada khususnya, harus ditingkatkan. Selain itu, minat baca merupakan salah satu faktor penting dan perlu ditingkatkan dan dikembangkan. Kemajuan suatu bangsa tentu bukan hanya diukur dari jenis bacaan yang dibaca atau seberapa sering seseorang membaca buku. Hal ini karena kemajuan suatu bangsa dapat pula diukur melalui segi taraf apresiasi masyarakatnya terhadap ilmu dan seni, terhadap sastra. Oleh sebab itu, membaca dan menulis sastra dikatakan menjadi hal yang penting.

Pembelajaran menulis berbagai jenis sastra adalah hal yang penting dan diterapkan dalam pembelajaran sekolah. Kegiatan menulis memang sering jadi hal yang kurang diminati bagi siswa. Bisa kita katakan kalau menulis itu memang sesuatu yang tidak mudah karena memerlukan kreativitas dan pengetahuan atau apresiasi yang lebih.

Salah satu bentuk tulisan yang berisi kreativitas, aspirasi, imajinasi, pikiran, dan perasaan siswa adalah cerita pendek. Cerita pendek atau cerpen merupakan sebuah media yang sangat penting untuk mengungkapkan sesuatu atau menceritakan sebuah pengalaman baik itu senang, sedih, susah, dan keadaan lainnya. Minat dalam menulis cerpen perlu ditingkatkan dengan pembelajaran yang menyenangkan dan juga tidak monoton. Selain itu, pembelajaran cerpen sendiri sangat penting dan memberikan banyak manfaat. Pembelajaran cerpen membuat siswa kreatif dalam merangkai kalimat dan membuat siswa mengetahui berbagai kosa kata baru. Melalui cerpen siswa bisa menuangkan segala imajinasi, kreativitas, dan pemikirannya secara bebas namun terarah.


(15)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tarigan (2011: 119) mengemukakan bahwa dalam melakukan sesuatu kita tidak bisa asal-asalan, namun kita harus memiliki kesadaran dan pengetahuan yang cukup. Oleh sebab itu, dasar-dasar seperti penulisan dan penggunaan kalimat dalam cerita itu hal penting. Siswa terkadang sulit mengungkapkan apa yang ada di pikirannya dengan kalimat-kalimat yang menggambarkan cerita kreatif dan sesuai keinginan. Lalu, kesulitan menulis cerpen lainnya karena keterbatasan pemahaman kosa kata dan dasar-dasar materi mengenai penulisan cerpen yang baik.Pembelajaran cerpen sebenarnya merupakan hal yang sangat menarik dan kreatif. Pada cerpen, cerita yang ditulis itu cukup singkat tapi lengkap dengan konflik yang terjadi. Oleh sebab itu, penulisan cerpen membutuhkan daya kreatif tinggi sehingga pembaca dapat membayangkan dan seakan terbawa oleh cerita yang dibawakan. Motivasi siswa dalam menulis cerpen juga menjadi salah satu faktor penting.

Di lapangan, setelah berbicara dengan guru bersangkutan dan mulai mengajar, peneliti menemukan bahwa siswa kurang minat dalam hal menulis dan membaca. Siswa memiliki pendapat bahwa mereka terkadang bingung ingin menulis apa atau ingin bercerita apa ketika menulis cerpen. Hal ini tentu sangat disayangkan karena menulis cerpen merupakan hal penting dan ada dalam pembelajaran. Peneliti menemukan pula bahwa dalam pembelajaran, penggunaan media seperti gambar, poto, power point, dan lainnya masih jarang digunakan. Hal ini karena masih menggunakan pembelajaran yang menekankan pada sistem tradisional sehingga media kurang maksimal untuk diterapkan.

Pembelajaran menulis cerpen memerlukan suatu perubahan dalam gaya pengajaran atau memunculkan inovasi terbaru dalam pembelajaran. Hal ini tentu akan meningkatkan antusiasme siswa dan motivasi dari dalam diri siswa itu sendiri. Dengan demikian, pembelajaran tentu akan berlangsung dengan efektif. Kreativitas siwa pun pada akhirnya dapat muncul dengan baik dan kegiatan menulis menjadi menyenangkan. Jadi, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa suka akan menulis cerpen sehingga pembelajaran menulis cerpen bisa berlangsung efektif dan mendapatkan respon positif.


(16)

3

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Menulis cerpen sendiri terbukti merupakan hal yang sangat penting dengan adanya banyak penelitian tentang menulis cerpen dengan berbagai metode. Salah satu contohnya yang dilakukan oleh Aceng Komarudin dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Teknik MLM (Melihat Langsung Menulis) Berbasis Pembelajaran Kooperatif Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen”. Pada penelitian yang dilakukan oleh Aceng Komarudin, disimpulkan bahwa teknik MLM tersebut terbukti efektif meningkatkan kemampuan menulis cerpen pada siswa. Hal ini terbukti pada nilai kemampuan menulis cerpen pada siswa dari rata-rata 60 telah meningkat menjadi 77. Skripsi lainnya yang membahas tentang cerpen seperti skripsi yang berjudul “Pembelajaran Apresiasi Cerpen Dengan Menggunakan Teknik Formasi Regu Tembak” yang disusun oleh Pia Amelia. Lalu, terdapat pula penelitian yang relevan dengan penelitian yang hendak dilakukan oleh peneliti dan menunjukkan keterkaitan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ade Irawan Tjandra dalam skripsi “Penerapan NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi” menunjukkan bahwa NLP itu sendiri berhasil meningkatkan nilai menulis karangan eksposisi pada siswa SMKN 3 Bandung.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming) dalam pembelajaran menulis cerpen. NLP sendiri belum pernah dilakukan dalam pembelajaran menulis cerpen dan NLP masih jarang digunakan. Peneliti berharap gabungan dari penelitian tersebut mampu melengkapi penulisan sebelumnya. Walaupun NLP sudah digunakan dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi, tapi hal tersebut belum pernah dilakukan dan belum tentu berhasil dalam menulis cerpen. Selain itu NLP sendiri belum pernah dilakukan terhadap jenjang SMA. Oleh sebab itu, penelitian ini selain untuk menguji NLP pada pembelajaran sastra (cerita pendek), penelitian ini juga untuk menguji hipotesis sebelumnya dan menambah pengetahuan mengenai NLP. Peneliti ingin memberikan informasi dan melengkapi penelitian yang ada. Judul penelitian yang akan dilakukan adalah “Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen


(17)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 Bandung Tahun Pembelajaran 2012/2013)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan peneliti, terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran cerpen. Identifikasi masalah dalam pembelajaran menulis cerpen adalah sebagai berikut.

(1) Minat menulis cerpen yang masih kurang.

(2) Siswa merasa kesulitan membuat karangan cerpen.

(3) Siswa kurang memahami pentingnya menulis cerpen dan manfaatnya. (4) Teknik pembelajaran dalam pembelajaran menulis cerpen kurang bervariasi. (5) Media pembelajaran kurang kreatif dan efektif.

1.3Batasan Masalah

Peneliti membatasi masalah yang akan diteliti dalam melaksanakan penelitian ini. Ada dua batasan masalah yang akan dikemukakan oleh peneliti. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) Penelitian ini difokuskan pada efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) dalam pembelajaran menulis cerpen kelas X-2 tahun ajaran 2012/2013 sebagai kelas eksperimen dan X-1 sebagai kelas kontrol.

(2) Cerpen yang digunakan adalah cerpen berdasarkan pengalaman pribadi.

1.4Rumusan Masalah

Peneliti mengemukakan tiga rumusan masalah yang menjadi dasar dalam penelitian ini.

(1) Bagaimana kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung sebelum dan sesudah diterapkan NLP (Neuro Linguistic Programming) di kelas eksperimen?


(18)

5

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(2) Bagaimana kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung tanpa menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming) di kelas kontrol?

(3) Apakah terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

(1) kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah diterapkannya NLP (Neuro Linguistic Programming) pada pembelajaran cerpen di kelas eksperimen;

(2) kemampuan menulis cerpen pada siswa tanpa menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming) di kelas kontrol;

(3) mengetahui kemampuan siswa menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1.6Manfaat Penelitian

Penelitian yang baik tentu perlu memberikan manfaat atau kegunaan. Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan penjelasan dari Neuro Linguistic Programming dalam dunia pendidikan, terlebih dalam pembelajaran menulis cerita pendek (cerpen).

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi guru, dan bagi siswa.

(1) Bagi peneliti, penelitian ini memiliki pengaruh dan manfaat yang sangat besar. Peneliti dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman akan Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) dalam pembelajaran menulis cerpen pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) secara nyata.


(19)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini juga bermanfaat saat peneliti menjadi berkecimpung dalam dunia pendidikan.

(2) Bagi guru, penelitian ini akan memiliki banyak manfaat dan berguna untuk diterapkan. Guru mendapat pengetahuan tambahan akan teknik yang bisa digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal ini sangat baik sehingga dalam pembelajaran bisa bervariasi tekniknya. Lalu, kegiatan pembelajaran di kelas menjadi tidak monoton atau itu-itu saja.

(3) Bagi siswa, penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi siswa dengan menciptakan suasana yang baru di kelas. Siswa dapat meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan kemampuan menulis cerpen yang menyenangkan sehingga keaktifan siswa menjadi meningkat. Siswa bisa mendapatkan kegiatan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan dan menambah motivasi dalam belajar, khususnya menulis cerita pendek.

1.7Anggapan Dasar

Peneliti mengungkapkan beberapa anggapan dasar yang melandasi penelitian ini. Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) Menulis cerpen merupakan kemampuan yang perlu dikuasai oleh siswa dan mampu meningkatkan kreativitas dalam menulis serta merangkai kalimat. (2) NLP (Neuro Linguistic Programming) menciptakan situasi yang

menyenangkan dalam pembelajaran menulis cerpen dengan berbagai cara seperti pemberian contoh atau menggunakan media dan menekankan pada komunikasi yang terjalin sehingga terjadi hubungan yang saling memotivasi.

1.8Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah “terbukti bahwa NLP (Neuro Linguistic Programming) efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerita pendek”.


(20)

7

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1.9Definisi Operasional

Pada suatu penelitian, tentu terdapat definisi operasionalnya. Oleh sebab itu, pada penelitian yang dilakukan dalam pembelajaran menulis cerita pendek yang dilakukan peneliti juga terdapat definisi operasional. Terdapat dua definisi operasional yang dipaparkan oleh peneliti.

(1) NLP (Neuro Linguistic Programming) adalah salah satu cara yang menawarkan cara belajar yang positif dan menyenangkan bagi siapa saja melalui komunikasi, percontohan, dan media yang digunakan. Dengan NLP seseorang dapat menciptakan suasana belajar yang lebih baik dengan menitikberatkan pada komunikasi dan kondisi siswa. Penelitian ini menggunakan model NLP yang dilakukan dengan cara memberikan motivasi melalui permainan juga pembacaan cerpen dan pemberian sugesti, memberikan materi disertai contoh dengan memanfaatkan media yang ada, dan melakukan simulasi menulis cerpen.

(2) Pembelajaran menulis cerita pendek adalah pembelajaran menulis salah satu jenis sastra atau fiksi yang ada di sekolah dan tulisannya terdiri dari satu konflik dan disusun secara ringkas serta bisa dibaca dalam waktu singkat. Cerpen yang akan digunakan dalam penelitian adalah jenis cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi. Cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi dipilih agar siswa mampu lebih detail dan kreatif dalam menulisnya. Cerita pendek memanfaatkan pengetahuan dan kreativitas siswa sehingga siswa bisa dengan bebas menceritakan hal-hal yang ingin disampaikan dengan cara yang berbeda.


(21)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen adalah metode yang mengujicobakan suatu cara atau sesuatu dengan suatu pengamatan. Alasan digunakannya eksperimen ini, disebabkan ketidakmungkinan peneliti untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Penelitian dengan pendekatan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat (causal and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen (Danim, 2002; dalam Syamsuddin dan Damaianti, 2011: 150-151).

Desain penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah desain eksperimen dengan menggunakan quasieksperiment. Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan mencari efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) terhadap pembelajaran menulis cerpen. Pada kelompok eksperimen diberi perlakuan NLP.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-posttest control group desain (Sugiyono, 2010:76).

Tabel 3.1

Pretest-posttest control group desain

Kelas Prates Perlakuan Pascates

E K

Keterangan:

E : Kelas eksperimen. K : Kelas pembanding. O1 : Prates (kelas eksperimen).


(22)

24

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu O3 : Prates (kelas pembanding).

X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen. O2 : Pascates (kelas eksperimen). O4 : Pascates (kelas pembanding).

3.2 Populasi dan Sampel

Penelitian ini tentu memiliki populasi dan sampel yang digunakan. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung tahun pelajaran 2012/ 2013 semester genap yang berjumlah tiga kelas, terdiri dari kelas X1 sampai kelas X3.

3.2.2 Sampel Penelitian

Sugiyono (2010: 81) mengemukakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling terdiri dari dua teknik, yaitu probality sampling dan nonprobality sampling. Teknik sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah probality sampling dengan model simple random sampling. Simple random sampling dipilih karena pada penelitian ini pengambilan anggota sampel populasi dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata pada populasi. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara simple random sampling, sehingga untuk mengambil sampel, peneliti mengambil dua kelas tanpa prasangka. Cara ini dipilih karena pada dasarnya setiap kelas memiliki rata-rata karakteristik yang hampir sama. Dua kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-1 sebagai kelas pembanding.


(23)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.3 Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini terdiri dari teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data. Penjelasan mengenai kedua teknik tersebut adalah sebagai berikut.

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk memperoleh data atau mengenai hal-hal informasi yang ingin diteliti. Terdapat beberapa cara teknik pengumpulan data. Mengumpulkan data memang bukan hal yang mudah dan melelahkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah tes dan observasi.

3.3.1.1Tes Menulis

Tes dilakukan sebanyak dua kali. Hal ini untuk melihat kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Tes pertama dilakukan pada siswa sebelum mendapatkan perlakuan khusus. Lalu, tes kedua dilakukan kepada siswa setelah siswa mendapatkan perlakuan khusus. Pada tes pertama bertujuan untuk melihat kemampuan siswa dalam menulis cerpen dan tes kedua diberikan untuk melihat perkembangan, perubahan, dan kemampuan siswa menulis cerpen setelah diberikan perlakuan.

3.3.1.2Observasi

Observasi yang dilakukan ini adalah dengan mengikutsertakan penulis. Hal ini karena penulis memposisikan diri sebagai pengajar dan terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk melihat kegiatan pembelajaran menulis siswa dengan NLP. Berbagai situasi siswa, semangat, motivasi, dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen dapat dilihat secara langsung. Bila siswa termotivasi, keterlibatan dalam proses pembelajaran akan semakin meningkat.


(24)

26

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.3.2 Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, data yang akan diolah terdiri dari data hasil tes menulis dan hasil observasi.

3.3.2.1Pengolahan Data Hasil Tes Menulis

Langkah-langkah dalam penilaian hasil tes menulis adalah sebagai berikut. (1) Untuk menilai hasil menulis cerpen sebelum dan sesudah mendapat perlakuan

menggunakan rumus: Nilai = Skor

(2) Uji reliabilitas antarpenimbang

Uji reliabilitas antarpenimbang bertujuan menghindari subjektivitas dalam penilaian.Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan mencari nilai:

SSt t2 = SSp p2 = SStot = – SSkk 2 = – p2

Keterangan:

SSt t2 : Sumber variansi dari testi. SSp p2 : Sumber variansi dari penimbang. SStot : Sumber variansi total.

K : Jumlah penilai. N : Jumlah siswa.


(25)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dengan menggunakan prinsip ANAVA, data-data tersebut dapat dimasukkan dalam format ANAVA sebagai berikut.

Tabel 3.2 Format ANAVA

Sumber variansi SS Dk (N-1) Variansi

dari testi SSt t2 N-1 Vt=

dari penimbang SSp p2 k-1 -

dari kekeliruan SSkk 2 (N-1)(k-1) Vkk=

Berdasarkan tabel 3.2, untuk mencari reliabilitas antarpenimbang dapat digunakan rumus:

rn =

Keterangan:

Vt : Variansi testi

Vkk : Variansi kekeliruan

Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan tabel 3.3 guilford.

Tabel 3.3 Tabel Guilford

Nilai Kualitas Korelasi 0,800 – 1,00 Sangat tinggi 0,600 – 0,800 Tinggi 0,400 – 0,600 Sedang 0,200 – 0,400 Rendah 00,00 – 0,200 Sangat rendah


(26)

28

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu (3) Uji normalitas nilai prates, pascates, dan indeks gain.

Uji normalitas bertujuan mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak normal. Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah:

a. H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

Dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05, dapat disimpulkan bahwa jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan H0 ditolak jika nilai signifikansi < 0,05.

(4) Menghitung indeks gain (normalized gain)

Untuk menghitung nilai indeks gain dapat digunakan rumus sebagai berikut.

Indeks gain =

Kriteria nilai indeks gain :

Indeks gain < 0,30 : Rendah 0,30 ≤ indeks gain ≥ 0,70 : Sedang Indeks gain > 0,70 : Tinggi

(5) Uji kesamaan dua rata-rata nilai prates, pascates, dan indeks gain

Uji kesamaan dua rata-rata nilai prates dan pascates bertujuan menguji hipotesis dalam penelitian ini. Jika sebuah data berdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan adalah uji parametrik. Sebaliknya, jika data tersebut berdistribusi tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah uji nonparametrik. Sama halnya dengan uji normalitas, pada uji kesamaan dua rata-rata nilai prates dan pascates.

Dengan taraf signifikansi 0,05 dapat disimpulkan, jika nilai signifikansi (2-tailed) > (α) = 0,05 maka, H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka, H0 ditolak. Jika H0 diterima memberikan arti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas eksperimen dan kontrol dalam menulis Sebaliknya, jika H0 ditolak maka terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas eksperimen dam kontrol.


(27)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.3.2.2Pengolahan Data Hasil Observasi

Rata-rata hasil observasi dapat diketahui dari akumulasi rata-rata nilai observer dibagi jumlah observer dengan rumus sebagai berikut.

̅

̅ ̅

Setelah diketahui hasil rata-rata nilai observasi, selanjutnya nilai tersebut dapat diketahui termasuk dalam kategori nilai dengan tingkat sangat baik, baik, cukup, atau kurang seperti pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Skala Penilaian Rata-Rata Observasi

Nilai Rentang Nilai Keterangan

A 4,00 – 3,50 Baik Sekali

B 3,49 – 3,00 Baik

C 2,99 – 2,50 Cukup

D 2,49 – 2,00 Kurang

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari instrumen perlakuan, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan instrumen pengolahan data, yaitu soal dan lembar observasi.

3.4.1 Instrumen Perlakuan

Pada kelas eksperimen dilakukan dua kali tes, yaitu prates (O1) sebelum mendapat perlakuan dan pascates (O2) setelah mendapatkan perlakuan NLP. Pada kelas kontrol, tes juga dilakukan sebanyak dua kali.

Pola:

(O1) X (O2) (O3) (O4)


(28)

30

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berikut ini gambaran dari pelaksanaan perlakuan pada kelas eksperimen.

Pelaksanaan Penelitian

Keterangan:

P1 : Perlakuan 1 P2 : Perlakuan 2 P3 : Perlakuan 3

Kelas Eksperimen

(1) Pada tahap pertama penelitian, penulis melakukan prates menulis cerpen dengan tema tentang pengalaman pribadi.

(2) Pada tahap kedua penelitian, peneliti memberikan perlakuan kesatu, yaitu melaksanakan pembelajaran menulis cerpen dengan NLP menggunakan media cerpen (modelling) dan brainstorming. Siswa mendengarkan dan juga menghayati agar meningkatkan perasaan atau emosinya dalam menulis cerpen. (3) Pada tahap ketiga penelitian, peneliti memberikan perlakuan kedua, yaitu

melaksanakan pembelajaran menulis cerpen dengan NLP menggunakan media visual adalah foto. Siswa melihat foto-foto tentang persahabatan atau pertemanan antar sekolah agar meningkatkan pengalaman kenyataan visual yang dapat merangsang motivasi siswa menulis cerpen.

(4) Pada tahap empat penelitian, peneliti memberikan perlakuan ketiga, yaitu NLP dengan mind mapping atau siswa melakukan pemetaan pikiran mengenai tema dan kerangka cerpen.

(5) Pada tahap kelima penelitian, penulis melakukan pascates menulis cerpen dengan menggunakan NLP. Sama halnya dengan penugasan pada prates, siswa ditugaskan untuk menulis cerpen dengan tema tentang pengalaman


(29)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pribadi. Pada tahap terakhir ini merupakan pembuktian dari hasil perlakuan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Deskripsi perlakuan tersebut tercantum dalam instrumpen perlakuan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Hari/tanggal :

Sekolah : SMA Pasundan 7 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : X/2 Standar Kompetensi : Menulis

16. Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang

lain ke dalam cerpen

Kompetensi Dasar : 16.1 Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar)

Alokasi Waktu :

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa berdasarkan pengalaman pribadi dengan memerhatikan unsur-unsur intrinsik.

B. MATERI PEMBELAJARAN Pengertian Cerpen

Cerpen merupakan akronim dari cerita pendek. cerpen ialah bentuk cerita yang dapat dibaca tuntas dalam sekali duduk. Siswanto (2008: 140-142) mengemukakan pendapat tentang cerita pendek adalah bentuk prosa rekaan modern bisa dibedakan atas roman, novel, novelet, dan cerpen. Cerpen merupakan kependekan dari cerita pendek. Cerpen merupakan bentuk prosa rekaan yang pendek. Pendek di sini masih mempersyaratkan adanya keutuhan cerita, bukan asal sedikit halaman. Karena pendek, permasalahan yang digarap tidak begitu kompleks. Biasanya menceritakan peristiwa atau kejadian sesaat. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan juga bahasa yang sangat sederhana. Cerpen masih bisa


(30)

32

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dibagi lagi menjadi cerpen yang panjang (cerpenpan) dan cerpen yang pendek, biasa disebut cerita mini.

Cerpen hanya mengisahkan satu peristiwa (konflik tunggal), tetapi menyelesaikan semua tema dan persoalan secara tuntas dan utuh. Awal cerita (opening) ditulis secara menarik dan mudah diingat oleh pembacanya. Kemudian, pada bagian akhir cerita (ending) ditutup dengan suatu kejutan (surprise).

Ciri-ciri cerpen

Menurut Edgar Alan Poe (yang dianggap sebagai tokoh cerpen modern), ada lima aturan penulisan cerpen, yakni sebagai berikut:

1. Cerpen harus pendek.

2. Cerpen seharusnya mengarah untuk membuat efek yang tunggal dan unik. 3. Cerpen harus ketat dan padat.

4. Cerpen harus tampak sungguhan.

5. Cerpen harus memberi kesan yang tuntas.

Berikut ini kata kunci ciri-ciri cerpen:

a. Panjang cerita kurang lebih 10.000 kata. b. Hanya mengandung satu gagasan tunggal. c. Menyajikan satu kejadian yang paling menarik. d. Berakhir dengan penyelesaian.

e. Alur lebih sederhana.

Unsur Intrinsik Cerpen

Pada sebuah cerpen terdapat beberapa unsur yang membangunnya seperti unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut beberapa unsur intrinsik tersebut. (1) Tema

(2) Alur (plot) (3) Latar (4) Penokohan (6) Sudut pandang (7) Amanat


(31)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Langkah Menulis Cerpen

Langkah menulis cerpen tidak jauh berbeda dengan mengarang pada umumnya. Berikut ini adalah tahap-tahap penulisan cerpen.

1. Menentukan tema cerpen.

2. Mengumpulkan data-data, keterangan, informasi, dokumen yang terkait dengan peristiwa/pengalaman yang menjadi sumber inspirasi cerita.

3. Menentukan garis besar alur atau plot cerita. Secara bersamaan dengan tahap ini, menciptakan tokoh dan menentukan latar cerita.

4. Menetapkan titik pusat kisahan atau sudut pandang pengarang. 5. Mengembangkan garis besar cerita menjadi cerita utuh.

6. Memeriksa ejaan, diksi, dan unsur-unsur kebahasaan lain serta memperbaikinya jika terdapat kekeliruan.

Contoh Cerpen

Duha di Masjid Agung

Baru pertama kalinya aku menginjakkan kaki di sni. Rasanya begitu aneh, dan jantungku berdebar tak karuan. Aku memandang di sekitar bandara Sultan Mahmud Baharuddin II. Letih rasanya, dan baru pertama pula aku naik pesawat. Kulihat jam, sudah jam 3 sore rupanya. Di tempat asalku, pasti sudah Ashar. Tapi aku ragu, lalu kutanyakan kepada orang yang kebetulan lewat di hadapanku. Alhamdulillah, belum Ashar. Berarti aku masih punya kesempatan sholat Dzuhur. Aku pun mencari tempat sholat di sekitar sana, lalu, ku bermunajat kapada Allah, semoga segalanya dilancarkan oleh-Nya.

Di kota inilah, kekasihku tinggal. Dan tujuanku di sini memang ingin menjemputnya. Sepuluh tahun lalu, walaupun bumi kami berbeda, dan jarak yang sangat jauh memisahkan kami, namun itu semua tak bisa menghalangi cinta kasih kami. Berawal dari sebuah sabda yang terucap pada tengah malam, 28 Maret, sepuluh tahun lalu. Dan kuharap, cintaku padanya adalah karena aku mengharapkan Ridha dan Cinta dari Allah.

Sungguh, hari yang melelahkan. Rencana, aku kan memberikan kejutan padanya, tanpa memberikan kabar apapun kepadanya atas kedatanganku. Dan aku


(32)

34

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

membayangkan betapa wajahnya menyiratkan kebahagiaan, menyambut kehadiranku. Aku tersenyum, puas. Semoga, semua berjalan sesuai rencana.

Rencana pertama, aku kan mencari hotel terlebih dahulu, yang murah dan terjangkau. Dan menurut informasi yang aku dapatkan, ada sebuah hotel, yang bisa dijangkau di sekitar komplek ilir barat permai. Lalu aku naik taksi, dan kutanyakan alamatnya kepada pak supir. Kamipun jalan menuju ke sana.

Namun ternyata, taksi yang aku tumpangi hanyalah kedok belaka. Tiba-tiba, aku ditodong orang yang ada di belakangku yang entah dari mana datangnya. Aku dipaksa menyerahkan semua yang aku punya. Aku panik, panik sekali. Apakah aku kan mati di sini. Apakah aku kan mati, tanpa menepati janjiku. Ya Allah, tolonglah hamba-Mu ini. Lalu, sampai di suatu tempat yang sepi, di mana tak banyak orang yang berlalu lalang, aku diturunkan dengan paksa. Sebelumnya, perampok itu, yang semoga Allah memberikan hidayah dan ampunan-Nya, terlabih dahulu memukuliku bertubi-tubi. Aku ditendang keluar, tubuhku berguling-guling, bertarung dengan aspal jalan. Ya Allah, sakit sekali. Terasa ngilu di sekujur badanku. aku bingung, dan frustasi. Bagaimana aku bisa menjemput kekasihku, jika harta yang aku punya hanya baju yang menutupi badanku? Akankah orangtuanya menerimaku sebagai bagian dari hidup mereka, melihat keadaanku yang seperti berandalan? Dan, lagipula, aku tidak tau di mana persis letak rumahnya. Duh Gusti, hamba hanya bisa pasrah dengan keadaan ini.

Lalu aku berjalan gontai, tak tau arah, dan tujuan. Aku tak punya siapa-siapa di kota ini. Tapi hati kecilku membisikiku “Jangan khawatir, kau masih punya Allah, Tuhan dan Tuanmu. Bukankah selama ini, kau selalu meminta kepada-Nya, dan Dia selalu ada untukmu, membantumu. Apakah kau meragukan kasih-Nya, pertolongan-Nya yang pasti? Setelah sekian lama kau dikasihi-Nya, apakah kau akan ragu dan putus asa dari Rahmat-Nya?” Bisikan-bisikan itu terus bergemuruh di dalam hatiku. Ya, aku yakin, pasti Allah kan ada bersamaku.

Kemudian, aku berjalan, tak mementu. Sayup-sayup terdengar suara Adzan berkumandang. Ashar, ya waktu Ashar telah tiba. Lalu aku mencari sumber suara. Dengan gontai, aku berjalan, berjalan dan berjalan. Sampai akhirnya, aku menemukan sumber suara itu. Dari sebuah masjid besar dengan


(33)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menara yang sangat indah. Tak jauh dari situ, aku melihat jembatan yang sangat indah dan panjang. Dan di bawahnya mengalir sungai yang indah. Tiang-tiang masjid itu berbentuk bulat memanjang, sehingga bentuknya seperti serambi pendopo atau seperti gaya bangunan kolonial. Di depan masjid kulihat kolam membundar dan luas. Subhanallah, indah sekali! Aku masuk, lalu ke tempat wudhu pria. Ku basuh mukaku, kurasakan sejuk di sekujur tubuhku. Lalu aku

berwudhu dan bergegas mengikuti shalat berjama’ah.

Aku berdoa, dan hanya doa itulah harapanku, di tengah bumi yang asing ini. Semoga Allah menolongku, mengasihiku, memberikan pertolongan-Nya padaku. Kuputuskan tuk sementara, tuk tinggal berdiam diri di situ, sambil berfikir, apa yang sebaiknya aku lakukan di tengah keadaan seperti ini. Namun, lapar dan haus yang menguasaiku membuatku tidak bisa berfikir dengan jernih. perlahan, ku tak bisa menyangga mataku. Lalu, aku tak tahu lagi bagaimana keadaanku kemudian.

Entah berapa lama aku tepejam. Yang aku tahu, ketika kubuka mataku, kulihat seseorang mengguncang-guncang tubuhku. Perlahan kubuka mataku, mencoba mengatur nafasku dan mencoba mengerti keadaanku saat ini. Tiba-tiba aku teringat, masya Allah, sholat!! Aku belum sholat maghrib. Tapi .. kulihat sekelilingku, sudah terang. Jam berapa ini? Ku bertanya pada orang yang

membangunkanku. “Jam delapan” Astaghfitullah, berarti aku meninggalkan

sholat, Maghrib, Isya dan Shubuh!! Memang aku tak sengaja meninggalkan sholat dan bisa diqadha. Tapi tetap, rasanya kan beda, dan sangat berat. Badanku langsung lemas, ya Allah, maafkanlah hamba, hamba telah lalai melakukan kewajiban hamba. Maaf ya Allah!!

Mataku sayu, aku merasa mau mati saja. Jikalau tidak teringat dosaku yang masih menggunung, dan bunuh diri itu adalah dosa yang sangat besar. Jikalau aku tidak ingat Rahmat Allah itu sangat besar dan pasti adanya, pasti aku kan naik ke menara masjid dan melompat dari sana. Sungguh, ku rasakan putus asa, sangat putus asa. Mungkin karena iba, dia yang membangunkanku mencoba menghiburku. Kurasakan perhatian yang lebih dari dalam dirinya. Dan entah, aku merasa sudah sangat akrab dan tidak canggung saat berbicara dengannya.


(34)

36

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Perhatiannya, manisnya senyumnya, mampu sedikit menenangkan hatiku yang sedang susah. Lalu di bertanya, siapa namaku, aku menjawab dengan nama kecilku, bukan nama yang diberikan bapak kepadaku. Lalu dia kembali bertanya, untuk apa aku ke tanah ini, dan bagaimana aku bisa terdampar di masjid yang sangat indah ini. Lalu aku menjawab semua yang aku alami di sini. Dari mana asalku dan apa tujuanku datang kemari. Setelah aku ceritakan semuanya, kuperhatikan wajahnya. Ada sesuatu yang bening laksana mutiara mengalir dari kelopak matanya. Ya Allah, dia menangis. Dan aku heran, kenapa dia menangis? Ada yang salah dengannya, atau apa salahku sehingga dia menangis? Lalu dia

kembali bertanya, siapakah nama kekasih yang ku tuju ” Fatimah binti Ahmad”

jawabku. Tangisnya bertambah kencang, namun sekarang kulihat sedikit senyum di wajahnya. Yang membuatku bertambah heran, dia lalu menyebut nama asliku dengan lengkap, dan lancar. Ku bingung, sebenarnya siapakah di. Lalu, kulihat dia mencoba mengeluarkan sedikit kata-kata, namun kurasa dia begitu berat

mengucapkannya. “Kak, kakak tidak tahu siapakah yang ada di hadapanmu

sekarang ini? Tidakkah kakak tahu siapakah aku? Akulah yang setiap malam berdoa untuk kakak. Akulah yang setiap hari menunggu kedatangan kakak. Akulah yang sangat senang saat kakak di sini, namun ku juga bersedih melihat

keadaan kakak sekarang. Akulah Fatimah kak, Akulah Fatimah!!”

Dia semakin terisak, dan aku semakin bingung, akalku tetap tidak bisa

mengendalikan jiwaku. “Kak, kakak masih ragu, kakak masih ragu kalau ini adek,

kalau raga yang ada di hadapanmu ini adalah raga kekasihmu? Yakinlah kak, ini

adek!” Ya, sekarang aku baru sadar, bahwa yang di depanku ini, adalah orang yang aku harapkan di dunia ini. Ya aku yakin, yakin bahwa itu adalah dirinya dan yakin bahwa rahmat Allah pasti tidak akan pernah hilang. Lalu aku bangkit, perasaanku jauh lebih tenang dari sebelumnya. Setelah susah payah aku bangkit,

kulihat dia hendak memelukku. Namun aku menghindar ” Kenapa? ” tanyanya. Aku tersenyum, ” Kita masih bukan muhrim dek, nggak boleh ” Senyumku

dibalas dengan tawa kecil olehnya. Hari itu, aku merasa janji Allah telah digenapi, dan rahmat Allah tidak akan hilang dari muka bumi.”Wahai Tuhan kami


(35)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami

petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).” (QS. al-Kahfi: 10). Amiin. http://remaja.suaramerdeka.com/2011/04/07/duha-di-masjid-agung/

C. METODE PEMBELAJARAN

1. Ceramah 2. NLP 3. Penugasan

D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan 1

1. Kegiatan awal

1) Siswa dikondisikan untuk persiapan KBM (mengucapkan salam, menyapa, dan mengecek kehadiran siswa).

2) Guru bertanya kepada siswa pernahkah mendengar kata cerpen? 3) Guru bertanya kembali kepada siswa apakah yang dimaksud dengan

cepen?

4) Siswa diberikan motivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti

1) Siswa diarahkan atau kondisi kelas dibuat menjadi sebaik mungkin dengan cara interaksi antara siswa dan guru.

2) Pengetahuan siswa tentang cerpen kembali diarahkan, seperti mengenai apa yang kalian ketahui tentang cerpen, pengertian, dan cirinya.

3) Siswa diarahkan tentang topik dan kerangka cerpen pengalaman pribadi.

4) Siswa diselaraskan kondisi pikirannya agar lebih memahami mengenai cerpen yang dibuat dan tema cerpen pengalaman pribadi.

5) Siswa diberikan contoh cerpen (modelling) yang berjudul “Duha di

Mesjid Agung” dan brainstorming agar pembelajaran menyenangkan dan perasaan emosi siswa meningkat dalam menulis cerpen.


(36)

38

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7) Siswa mencoba berlatih menulis cerpen berdasarkan contoh yang telah disimak.

8) Siswa diarahkan oleh guru mengenai tulisan cerpen yang dibuat.

3. Kegiatan Akhir

1) Siswa dan guru merefleksi simpulan tentang topik pembelajaran.

2) Siswa diberi kesempatan bertanya atau mengungkapkan pengalaman ketika mengikuti proses KBM.

Pertemuan 2

1. Kegiatan awal

1) Siswa dikondisikan untuk persiapan KBM (mengucapkan salam, menyapa, dan mengecek kehadiran siswa).

2) Guru bertanya kepada siswa mengenai unsur dari cerpen. 3) Siswa diberikan motivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti

1) Siswa diarahkan untuk kondusif belajar di kelas dengan cara berinteraksi antara siswa dan guru.

2) Siswa digali pengetahuannya mengenai pengertian dan unsur cerpen. 3) Siswa diberikan motivasi dan pemahaman mengenai cerpen dengan

memberikan gambar yang menggambarkan pengalaman pribadi untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan memotivasi siswa. 4) Siswa diberikan penjelasan mendalam mengenai ide atau gagasan

tentang tema cerpen agar siswa lebih memahami.

5) Siswa berlatih menulis cerpen berdasarkan gambar seperti persahabatan atau momen lainnya.

6) Siswa diarahkan oleh guru dan diberikan pengarahan mengenai menulis cerpen yang baik.

7) Siswa diarahkan kembali mengenai hal-hal yang perlu ada pada cerpen.


(37)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3. Kegiatan Akhir

1) Siswa dan guru merefleksi simpulan tentang topik pembelajaran.

2) Siswa diberi kesempatan bertanya atau mengungkapkan pengalaman ketika mengikuti proses KBM.

Pertemuan 3

1. Kegiatan awal

1) Siswa dikondisikan untuk persiapan KBM (mengucapkan salam, menyapa, dan mengecek kehadiran siswa).

2) Guru bertanya kepada siswa mengenai cerpen yang baik dan apa yang ada dalam cerpen.

3) Siswa diberikan motivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti

1) Siswa diarahkan untuk kondusif belajar di kelas dengan cara berinteraksi antara siswa dan guru.

2) Siswa dan guru berdiskusi mengenai cerpen.

3) Siswa digali pengetahuannya mengenai pengertian, ciri-ciri, dan langkah menulis cerpen.

4) Siswa diarahkan untuk kondusif belajar di kelas dengan cara berinteraksi antara siswa dan guru.

5) Siswa diberikan pengarahan mengenai hal yang ada dalam cerpen dan bahasa pada cerpen.

6) Siswa diarahkan untuk melakukan pemetaan pikiran (mind mapping) mengenai tema cerpen yang akan dibahas dan kerangka yang akan dibuat.

9) Siswa diminta untuk berlatih membuat cerpen berdasarkan pengalaman pribadi.

10)Guru mengaitkan pembelajaran menulis cerpen dan manfaatnya di masa yang akan datang.


(38)

40

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3. Kegiatan Akhir

1) Siswa dan guru merefleksi simpulan tentang topik pembelajaran.

2) Siswa diberi kesempatan bertanya atau mengungkapkan pengalaman ketika mengikuti proses KBM.

E. SUMBER /BAHAN/ ALAT BELAJAR Sumber:

Tika Hartikah, dkk. Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X. Grafindo.

Ismail Kusmayadi. Think Smart Bahasa Indonesia Kelas X. Grafindo.

E.Kosasaih. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Yrama Widya.

Bahan:

 Contoh cerpen ”Duha di Mesjid Agung". Alat:

Spidol, LCD dan Notebook.

F. PENILAIAN

1. Teknik : Tes Tulis

2. Bentuk Instrumen : Format Pengamatan 3. Soal/ Instrumen : Esai

Format Penilaian Cerpen

No. Aspek Kriteria dan

skor 1. Kelengkapan

aspek formal cerpen

Memuat ; 1) judul,

2) nama pengarang, 3) dialog, dan 4) narasi.

Hanya memuat 3 subaspek. Hanya memuat 2 subaspek. Hanya memuat 1 subaspek.

25 20 15 10

2. Kelengkapan unsur

intrinsik cerpen

Memuat

1)fakta cerita (plot, tokoh dan latar), 2)sarana cerita

Memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap (misalnya fakta Hanya memuat 2 subaspek. Hanya memuat 1 subaspek.


(39)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu (sudut pandang,

penceritaan, gaya bahasa , simbolisme dan ironi),dan 3)pengembangan tema.

cerita hanya memuat plot dan tokoh tanpa disertai latar yang jelas).

25 20 15 10

3. Keterpaduan unsur/struktur cerpen

Struktur disusun dengan

memperhatikan ; 1) kaidah plot

(kelogisan, rasa ingin tahu, kejutan dan keutuhan)dan penahapan plot (awal, tengah, akhir),

2) dimensi tokoh dan penggambaran tokoh

3) dimensi latar (tempat, waktu, dan sosial). Memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap (misalnya dimensi latar hanya memuat tempat dan sosial tanpa disertai waktu yang jelas). Hanya memuat 2 subaspek. Hanya memuat 1 subaspek.

25 20 15 10

4. Kesesuaian penggunaan bahasa cerpen

Menggunakan 1) kaidah EYD, 2) keajekan

penulisan, dan 3) ragam bahasa

yang disesuaikan Memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap (misalnya bahasa sudah disesuaikan tanpa disertai kesesuaian bahasa Hanya memuat 2 subaspek. Hanya memuat 1 subaspek.


(40)

42

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu dengan dimensi

tokoh dan latar.

yang sesuai dengan latar).

25 20 15 10

G. RENCANA TINDAK LANJUT

 Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaianya sesuai kriteria.

 Memberikan program remedial untuk siswa yang tingkat pencapaiannya kurang dari nilai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70.

 Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaian nilai (KKM) lebih dari 70

Kegiatan Pengayaan

Bentuk Tugas Soal

 Pemberian soal cerpen

 Individu 1. Menentukan apa yang dimaksud dengan cerpen?

2. Menentukan cirri-ciri cerpen? 3. Membuat topik dan kerangka cerpen pengalaman pribadi yang menarik?

Bandung, 2013 Mengetahui,

Guru Pamong PPL Praktikan PPL

Drs. Saeful Hermansyah, MM. M. Fajar Rizkia NIP. 196512221991931008 0906400

Kegiatan Remedial

Teknik Bentuk Soal

Test Prasyarat

Pemahaman

 Pembelajaran ulang

(remedial)

 Uji tes

1. Menentukan ciri-ciri cerpen ?

2. Menentukan topik cerpen pengalaman pribadi?

3. Membuat kerangka dan langkah membuat cerpen pengalaman pribadi ?


(41)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal sebagai instrumen dari tes menulis dan lembar observasi sebagai instrumen dari observasi.

3.4.2.1Soal

Dalam lembar soal tersebut berisi instruksi yang harus dilakukan dalam menulis cerpen. Pedoman penilaian hasil tulisan berupa cerpen tercantum pada tabel 3.5 diadaptasi dari Sumiyadi (2010) dan disesuaikan sesuai kebutuhan penelitian..

Tabel 3.5 Format Penilaian Cerpen

No. Aspek Kriteria dan skor

1. Kelengkapan aspek formal cerpen

Memuat ; 1) judul,

2) nama pengarang, 3) dialog, dan 4) narasi.

Hanya memuat 3 subaspek. Hanya memuat 2 subaspek. Hanya memuat 1 subaspek.

25 20 15 10

2. Kelengkapan unsur

intrinsik cerpen

Memuat

1)fakta cerita (plot, tokoh dan latar), 2)sarana cerita (sudut pandang, penceritaan, gaya bahasa ,

simbolisme dan ironi),dan

3)pengembangan tema.

Memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap (misalnya fakta cerita hanya memuat plot dan tokoh tanpa disertai latar yang jelas).

Hanya memuat 2 subaspek. Hanya memuat 1 subaspek.


(42)

44

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Keterpaduan unsur/struktur cerpen

Struktur disusun dengan memperhatikan; 1) kaidah plot

(kelogisan, rasa ingin tahu, kejutan dan keutuhan)dan penahapan plot (awal, tengah, akhir), 2) dimensi tokoh dan

penggambaran tokoh 3) dimensi latar

(tempat, waktu, dan sosial).

Memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap (misalnya dimensi latar hanya memuat tempat dan sosial tanpa disertai waktu yang jelas). Hanya memuat 2 subaspek. Hanya memuat 1 subaspek.

25 20 15 10

4. Kesesuaian penggunaan bahasa cerpen

Menggunakan 1) kaidah EYD, 2) keajekan penulisan,

dan

3) ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh dan latar. Memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap (misalnya bahasa sudah disesuaikan tanpa disertai kesesuaian bahasa yang sesuai dengan latar).

Hanya memuat 2 subaspek.

Hanya memuat 1 subaspek.


(43)

45

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.4.2.2 Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari dua subjek pengamatan, yaitu pada siswa dan pada guru (penulis). Lembar observasi tersebut terdapat pada halaman lampiran.

Tabel 3.6

Lembar Observasi Aktivitas Guru

No. Hal yang Diamati Penilaian

A B C D

1. Kemampuan membuka pelajaran. a. Menarik perhatian siswa. b. Menumbuhkan motivasi. c. Memberi acuan.

d. Mengadakan apresiasi.

2. Sikap guru dalam proses pembelajaran. a. Artikulasi suara.

b.Gerakan badan tidak menggangu perhatian siswa.

c. Antusias penampilan menarik. d. Mobilitas posisi tempat.

3. Proses Pembelajaran.

a. Kesesuaian metode dengan pokok bahasan. b. Kejelasan dalam menerangkan dan

memberikan contoh.

c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respons.

d. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu.

4. Kemampuan menggunakan NLP.


(44)

46

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu mengkondisikan kelas.

b. Pemberian materi dengan proses interaksi dengan siswa.

c. Menyelaraskan kondisi pikiran siswa terhadap materi pembelarajaran.. d. Membangun antusias serta menanggapi

respon siswa dalam menggunakan NLP. e. Kemampuan berkomunikasi dengan siswa. f. Kemampuan membimbing aau mengarahkan

siswa.

g. Penggunaan modelling

h. Penggunaan gambar dalam memotivasi siswa menulis cerpen.

i. Penggunaan pemetaan pikiran pada siswa mengenai cerpen atau kerangka cerpen. j. Pengarahan terhadap siswa dan

pengkondisian siswa saat pascates.

k. pengarahan mengenai menulis cerpen dan manfaatnya di masa depan kelak.

5. Evaluasi pembelajaran.

a. Menggunakan penilaian proses dan hasil. b. Melakukan evaluasi sesuai alokasi waktu

yang direncanakan.

c. melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang.

6. Kemampuan menutup pembelajaran. a. Meninjau kembali.


(45)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu c. Menugaskan kegitan kurikuler.

d. Menginformasikan bahan selanjutnya.

Komentar mengenai aktivitas guru :

Keterangan:

Mengisi lembar observer dengan memberikan tanda centang (V) Sangat Baik (A) = 4

Baik (B) = 3 Cukup (C) = 2 Kurang (D) = 1

Observer,……….….…..2013


(46)

48

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Lembar Observasi Siswa

No. Hal yang Diamati A B C D

1. Antusias dalam menulis cerpen.

a. Mengikuti istruksi guru untuk belajar. b.Secara tekun melaksanakan kegiatan

belajar.

c.Mencari dan menentukan hal-hal yang penting yang dapat mendukung menulis cerpen.

d. Mencatat hal-hal penting.

2. Inisiatif dalam mengajukan pendapat. a. Keaktifan bertanya.

b. Keaktifan untuk menjawab.

c. Penyanggahan terhadap sesuatu yang kurang sependapat.

d. Mampu memberikan alasan atas pendapat yang diajukan.

3. Kesungguhan mengajar tugas menulis cerpen.

a. Keseriusan dalam menulis cerpen. b. Ketekunan dalam menulis cerpen. c. Kesesuaian cerpen.

d. Kemampuan menulis cerpen secara sistematis.

4. Memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran menulis cerpen.


(47)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu seksama

b. Tidak membuat kegaduhan saat guru menjelaskan

c. Mencatat hal-hal penting dari penjelsan guru

d. Memahami contoh cerpen yang diberikan guru.

Komentar mengenai aktivitas siswa :

Keterangan:

Mengisi lembar observer dengan memberikan tanda centang (V) Sangat Baik (A) = 4

Baik (B) = 3 Cukup (C) = 2 Kurang (D) = 1

Observer,……….….…..2013


(48)

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan mengenai NLP (Neuro Linguistic Programming) dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung, diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung sebelum

dan sesudah diterapkannya NLP (Neuro Linguistic Programming) mengalami perubahan yang cukup besar. Hal ini dapat dibuktikan dari analisis nilai rata-rata prates pada kelas eksperimen mendapatkan nilai 52.01. Lalu, siswa pada kelas eksperimen saat pascates mengalami peningkatan nilai rata-rata menjadi 73.68. Hasil penelitian tersebut menunjukan, bahwa siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung mampu menulis cerpen menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming) dengan baik. Kemampuan menulis cerpen mengalami peningkatan, baik dalam pembawaan penulisan cerpen itu sendiri dan pengembangan tema yang ditentukan pada kelas eksperimen.

2. Kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung pada kelas kontrol cukup baik dan mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa kelas kontrol saat prates 51.87 dan mengalami sedikit perubahan saat pascatest yang dilakukan setelah diarahkan kembali. Nilai rata-rata cerpen siswa kelas kontrol pascates adalah 63.12. Kemampuan menulis cerpen pada kelas kontrol ini memang mengalami peningkatan dari prates ke pascates. Akan tetapi, peningkatan yang dialami oleh kelas kontrol ini tidak sebesar kelas eksperimen dan hal ini bisa terlihat dari nilai rata-rata siswa kelas kontrol. 3. Terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan menulis cerpen di kelas

ekperimen dan kontrol. Selain itu, NLP (Neuro Linguistic Programming) efektif digunakan dalam mengajarkan menulis cerpen pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung. Hal ini dapat dilihat berdasarkan uji t. hipotesis tersebut terbukti dengan perolehan nilai (5,3) > (1,65) pada taraf kepercayaan 95%, sehingga dinyatakan hasil penelitian memiliki perbedaan


(1)

Tabel 3.7

Lembar Observasi Siswa

No. Hal yang Diamati A B C D

1. Antusias dalam menulis cerpen.

a. Mengikuti istruksi guru untuk belajar. b.Secara tekun melaksanakan kegiatan

belajar.

c.Mencari dan menentukan hal-hal yang penting yang dapat mendukung menulis cerpen.

d. Mencatat hal-hal penting.

2. Inisiatif dalam mengajukan pendapat. a. Keaktifan bertanya.

b. Keaktifan untuk menjawab.

c. Penyanggahan terhadap sesuatu yang kurang sependapat.

d. Mampu memberikan alasan atas pendapat yang diajukan.

3. Kesungguhan mengajar tugas menulis cerpen.

a. Keseriusan dalam menulis cerpen. b. Ketekunan dalam menulis cerpen. c. Kesesuaian cerpen.

d. Kemampuan menulis cerpen secara sistematis.

4. Memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran menulis cerpen.


(2)

49

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu seksama

b. Tidak membuat kegaduhan saat guru menjelaskan

c. Mencatat hal-hal penting dari penjelsan guru

d. Memahami contoh cerpen yang diberikan guru.

Komentar mengenai aktivitas siswa :

Keterangan:

Mengisi lembar observer dengan memberikan tanda centang (V) Sangat Baik (A) = 4

Baik (B) = 3

Cukup (C) = 2 Kurang (D) = 1

Observer,……….….…..2013


(3)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan mengenai NLP (Neuro Linguistic Programming) dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung, diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung sebelum

dan sesudah diterapkannya NLP (Neuro Linguistic Programming) mengalami perubahan yang cukup besar. Hal ini dapat dibuktikan dari analisis nilai rata-rata prates pada kelas eksperimen mendapatkan nilai 52.01. Lalu, siswa pada kelas eksperimen saat pascates mengalami peningkatan nilai rata-rata menjadi 73.68. Hasil penelitian tersebut menunjukan, bahwa siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung mampu menulis cerpen menggunakan NLP (Neuro

Linguistic Programming) dengan baik. Kemampuan menulis cerpen mengalami

peningkatan, baik dalam pembawaan penulisan cerpen itu sendiri dan pengembangan tema yang ditentukan pada kelas eksperimen.

2. Kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung pada kelas kontrol cukup baik dan mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa kelas kontrol saat prates 51.87 dan mengalami sedikit perubahan saat pascatest yang dilakukan setelah diarahkan kembali. Nilai rata-rata cerpen siswa kelas kontrol pascates adalah 63.12. Kemampuan menulis cerpen pada kelas kontrol ini memang mengalami peningkatan dari prates ke pascates. Akan tetapi, peningkatan yang dialami oleh kelas kontrol ini tidak sebesar kelas eksperimen dan hal ini bisa terlihat dari nilai rata-rata siswa kelas kontrol. 3. Terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan menulis cerpen di kelas

ekperimen dan kontrol. Selain itu, NLP (Neuro Linguistic Programming) efektif digunakan dalam mengajarkan menulis cerpen pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung. Hal ini dapat dilihat berdasarkan uji t. hipotesis tersebut terbukti dengan perolehan nilai (5,3) > (1,65) pada taraf kepercayaan 95%, sehingga dinyatakan hasil penelitian memiliki perbedaan


(4)

152

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang signifikan antara sebelum dan setelah menggunakan NLP (Neuro

Linguistic Programming). Selain itu, kemampuan siswa dalam mengembngkn

tulisan dalam pembuatan cerpen dan kelengkapan cerpen berbeda antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini membuktikan, penggunaan NLP (Neuro

Linguistic Programming) efektif dalam menulis cerpen.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di SMA Pasundan 7 Bandung yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Penulis merekomendasikan kepada guru untuk menggunakan strategi NLP

(Neuro Linguistic Programming) dalam pembelajaran menulis cerpen karena

strategi ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen.

2. Penulis menyarankan untuk menggunakan berbagai teknik dan metode yang menyenangkan lainnya dalam melakukan pembelajaran di kelas.

3. Penulis menyarankan dalam pembelajaran terhadap siswa, guru mampu lebih memahami siswa dan mengapresiasi hasil kerja siswa.

4. Pembelajaran menulis, khususnya cerpen harus diawali dengan sesuatu stategi yang menyenangkan atau mengantusiaskan siswa. Dengan NLP

(Neuro Linguistic Programming) diharapkan siswa dapat belajar lebih efektif.

5. Penelitian terhadap NLP (Neuro Linguistic Programming) disarankan untuk dilanjutkan dengan aspek kemampuan berbahasa yang lain seperti berbicara, membaca, dan menyimak.


(5)

Daftar Pustaka

Aksan, Hermawan. 2011. Proses Kreatif Menulis Cerpen. Bandung: Nuansa. Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2007. Pokoknya Menulis.

Bandung: Kiblat Buku Utama.

Aminudin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Elfiky, Ibrahim. 2010. Terapi Komunikasi Efektif dengan Metode Praktis

Neuro-Linguistic Programming (NLP). Jakarta: Hikmah.

Gunawan, Wawan. 2010. Tip & Trik Menulis Buku. Bandung : AIPI.

Komarudin, Aceng. 2012. “Penerapan Teknik MLM (Melihat Langsung Menulis)

Berbasis Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran Menulis Cerpen”. Skripsi S1 pada UPI: Tidak Diterbitkan.

Kosasih.2008. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung : CV. Yrama Widya. Mulyana,dkk. 1997. Sanggar Sastra. DEPDIKBUD.

Natalia, M. M. dan Dewi, K. I. (2008). Aplikasi NLP dalam Pembelajaran. Bandung: Tinta Emas Publishing.

Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Semi. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung : Angkasa. Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo.

Subana, M dan Sudrajat. 2009. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif dan R&D.Bandung : CV. Alfabeta.

Sumiyadi. 2010. “Kriteria Penulisan Cerpen”. Tersedia online di


(6)

154

Muhamad Fajar Rizkia, 2013

Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tarigan, H. G. (1994). Menulis sebagai Salah Satu Keterampilan Berbahasa. Edisi keenam. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. 2011. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Tjandra, Ade Irawan. 2011. “Penerapan NLP (Neuro Linguistic Programming dalam Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi”. Skripsi S1 pada UPI:

Tidak Diterbitkan.

Wikanengsih. 2009. “Menerapkan Neurolinguistic Programming (NLP) dalam Pembelajaran Bahasa”. Dalam Anshori dan Sumiyadi (editor). Bahasa dan Sastra dalam Perspektif Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa


Dokumen yang terkait

DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN KECIL-KECIL PUNYA KARYA (KKPK) SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DI SMP

1 60 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 19 58

PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG

1 8 19

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 82

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 4 56

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE FISHBOWL PADA SISWA SMA

1 8 6

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE IMAGE STREAMING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS XI SMA DARUL FALAH CIHAMPELAS

0 1 6

View of PENERAPAN METODE MENCARI PASANGAN DENGAN MEDIA KARTU JODOH DALAM MENULIS KREATIF CERITA PENDEK

0 0 10

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (STUDI KASUS DI KELAS XI SMK NEGERI 5 SURAKARTA)

0 2 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI METODE SPIDER CONCEPT MAP (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 20112012) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagia

0 0 250