KONTRIBUSI MATA KULIAH TEKNOLOGI SEPEDA MOTOR TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA BIDANG JASA PERAWATAN DAN PERBAIKAN.

(1)

v DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR NOTASI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 8

1.4 Pembatasan Masalah ... 9

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Kegunaan Penelitian ... 10

1.7 Definisi Operasional... 11

1.8 Sistematika Penulisan ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

2.1 Tinjauan Mata Kuliah Teknologi Sepeda Motor ... 14

2.1.1 Dasar-dasar Teknologi Sepeda Motor ... 14


(2)

2.2 Tinjauan Minat ... 21

2.2.1 Pengertian Tentang Minat ... 22

2.2.2 Pembentukan Minat ... 25

2.2.3 Perkembangan Minat ... 28

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ... 30

2.2.5 Indikator-indikator Minat ... 31

2.2.6 Pengukuran Minat ... 35

2.3 Tinjauan Tentang Berwirausaha ... 37

2.3.1 Pengertian Wirausaha... 37

2.3.2 Peranan Wirausaha ... 41

2.3.3 Ciri-ciri Psikologi Seorang Wirausaha ... 42

2.4 Minat Berwirausaha ... 44

2.5 Wirausaha Bidang Jasa Perawatan dan Perbaikan Sepeda Motor ... 45

2.5.1 Bisnis Bidang Jasa Perawatan dan Perbaikan Sepeda Motor... 45

2.5.2 Pekerja Bidang Jasa Perawatan dan Perbaikan Sepeda Motor.... 46

2.6 Wirausaha Bidang Jasa Perawatan dan Perbaikan Sepeda Motor ... 47

2.7 Perawatan dan Perbaikan Sepeda Motor ... 51

2.7.1 Perlunya Perawatan ... 51

2.7.2 Pelaksanaan Perawatan dan Perbaikan Sepeda Motor ... 52

2.8 Hubungan Mata Kuliah Teknologi Sepeda Motor dengan Minat Berwirausaha Bidang Jasa Perawatan dan Perbaikan... 65

2.9 Anggapan Dasar ... 66


(3)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 69

3.1 Metode Penelitian... 69

3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian ... 71

3.2.1 Variabel Penelitian ... 71

3.2.2 Paradigma Penelitian ... 72

3.2.3 Alur Penelitian ... 74

3.3 Data dan Sumber Data Penelitian ... 75

3.3.1 Data Penelitian ... 75

3.3.2 Sumber Data Penelitian ... 75

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 76

3.4.1 Populasi Penelitian ... 76

3.4.2 Sampel Penelitian ... 76

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 78

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ... 78

3.5.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 79

3.6 Prosedur Pengumpulan Data ... 80

3.6.1 Membuat Skor ... 80

3.6.2 Pengujian Instrumen Penelitian... 81

3.6.3 Uji Validitas Angket Penelitian ... 82

3.6.4 Uji Reliabilitas Angket Penelitian ... 84

3.7 Teknik Analisis Data Penelitian ... 86

3.7.1 Konversi Z-skor dan T-skor ... 87


(4)

3.8 Analisis Regresi Linier ... 90

3.9 Perhitungan Analisis Korelasi, Pengujian Hipotesis, dan Determinasi Kontribusi ... 94

3.9.1 Perhitungan Analisis Korelasi ... 94

3.9.2 Pengujian Hipotesis ... 96

3.9.3 Determinasi Kontribusi ... 97

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 99

4.1 Pengujian Instrumen Penelitian... 99

4.1.1 Hasil Uji Validitas Angket ... 100

4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas Angket ... 100

4.2 Pengolahan Data Penelitian... 101

4.2.1 Konversi Data Mentah ke Z-Score dan T-Score ... 102

4.2.2 Normalitas Data ... 103

4.2.3 Analisis Regresi Linier ... 107

4.2.4 Pengujian Koefisien Korelasi ... 110

4.2.5 Pengujian Hipotesis ... 111

4.2.6 Determinasi Kontribusi ... 111

4.3 Deskripsi Data Penelitian ... 112

4.3.1 Deskripsi Tentang Mata Kuliah Teknologi Sepeda Motor ... 112

4.3.2 Deskripsi Tentang Minat Mahasiswa Untuk Berwirausaha ... 113 4.3.3 Hubungan Antara Mata Kuliah Teknologi Sepeda Motor


(5)

Dengan Minat Mahasiswa Untuk Berwirausaha Bidang Jasa

Perawatan dan Perbaikan ... 114

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 115

4.4.1 Gambaran Mata Kuliah Teknologi Sepeda Motor ... 115

4.4.2 Minat Mahasiswa Untuk Berwirausaha Bidang Jasa Perawatan dan Perbaikan ... 124

4.4.3 Hubungan Mata Kuliah Teknologi Sepeda Motor Dengan Minat Mahasiswa Untuk Berwirausaha Bidang Jasa Perawatan dan Perbaikan ... 128

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 130

5.1 Kesimpulan ... 130

5.2 Saran ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 133

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 136

LAMPIRAN I KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN UJI COBA ... 137

Lampiran 1.1. Kisi-kisi Uji Coba Variabel X ... 138

Lampiran 1.2. Kisi-Kisi Uji Coba Variabel Y ... 141

LAMPIRAN II INSTRUMEN PENELITIAN UJI COBA ... 143

Lampiran 2.1. Instrumen Penelitian Uji Coba Variabel X ... 144

Lampiran 2.2. Instrumen Penelitian Uji Coba Variabel Y ... 148


(6)

Lampiran 3.1. Perhitungan Uji Validitas Variabel X ... 154

Lampiran 3.2. Perhitungan Uji Validitas Variabel Y ... 155

Lampiran 3.3. Perhitungan Uji Reliabilitas Variabel X ... 156

Lampiran 3.4. Perhitungan Uji Reliabilitas Variabel Y ... 158

Lampiran 3.5. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X ... 160

Lampiran 3.6. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y ... 164

LAMPIRAN IV KISI-KISI INSTRUMENT PENELITIAN ... 168

Lampiran 4.1. Kisi-Kisi Angket Variabel X ... 169

Lampiran 4.2. Kisi-Kisi Angket Variabel Y ... 172

LAMPIRAN V INSTRUMEN PENELITIAN ... 174

Lampiran 5.1 Instrumen Penelitian Variabel X ... 175

Lampiran 5.2. Instrumen Penelitian Variabel Y ... 179

LAMPIRAN VI DATA HASIL PENELITIAN ... 183

Lampiran 6.1. Tabel Data Penelitian Variabel X ... 184

Lampiran 6.2. Tabel Data Penelitian Variabel Y ... 186

LAMPIRAN VII KONVERSI Z-SCORE DAN T-SCORE ... 188

Lampiran 7.1. Perhitungan Konversi Z-Score dan T-Score ... 189

Lampiran 7.2. Tabel Konversi Z-Score dan T-Score ... 191

LAMPIRAN VIII UJI NORMALITAS ... 192

LAMPIRAN IX ANALISIS REGRESI ... 199

Lampiran 9.1. Perhitungan Analisis Regresi... 200


(7)

LAMPIRAN X PERHITUNGAN ANALISIS KORELASI DAN PENGUJIAN

HIPOTESIS ... 209

Lampiran 10.1. Perhitungan Korelasi ... 210

Lampiran 10.2. Pengujian Hipotesis ... 211

Lampiran 10.3. Determinasi Kontribusi... 213

LAMPIRAN XI TABEL KONSULTASI ... 214

LAMPIRAN XII SURAT-SURAT DAN LAIN-LAIN ... 219


(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peranan pendidikan pada pembangunan sekarang, merupakan hal yang sangat menentukan. Setiap gerak pembangunan pasti memerlukan inovasi pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap, dimana pengembangan itu dapat ditempuh melalui pendidikan. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Peranan pendidikan saat ini, dituntut untuk dapat mengembangkan usaha, baik pribadi maupun kelompok. Sehingga terjadi keselarasan antara bidang pendidikan dengan dunia kerja atau lapangan kerja.

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia (JPTM FPTK UPI), merupakan salah satu jurusan pendidikan di lingkungan UPI. Jurusan ini menekankan pada disiplin ilmu pendidikan teknik mesin, untuk dapat menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini sesuai dengan fungsi UPI sebagai berikut :

a. Mengembangkan disiplin ilmu pendidikan, pendidikan disiplin ilmu, disiplin ilmu, dan profesi lain yang menunjang keterlaksanaan tugas pokok universitas;

b. Menghasilkan sumber daya manusia terdidik yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan tuntutan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya, ilmu pendidikan, ilmu sosial, humaniora, ilmu kesehatan, olahraga, agama, dan disiplin ilmu lain;

(Pedoman Akademik UPI. 2008 : 6)

Keseimbangan antara pendidikan umum dan pendidikan spesialisasi, merupakan salah satu karakteristik khusus kurikulum UPI. Hal ini dijabarkan


(9)

dalam struktur program kurukulum. Struktur program inilah yang menjadi pegangan bagi Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI untuk mencapai keterlaksanaan visinya. Adapun Struktur program ini berupa komponen-komponen mata kuliah, yaitu MKU, MKP, MKK, MKPP dan MKKT.

Mata Kuliah Perluasan Pendalaman (MKPP) terdiri dari sebelas mata kuliah pilihan. MKPP bisa diprogram oleh mahasiswa sebanyak 16 SKS dari jumlah total 44 SKS. MKKP berfungsi untuk melengkapi pengetahuan mahasiswa tentang disiplin ilmu teknik yang lebih spesifik, termasuk di dalamnya terdapat mata kuliah Teknologi Sepeda Motor. Teknologi Sepeda Motor, merupakan salah satu mata kuliah di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif. Mata kuliah ini memberikan pendidikan teori dan praktik yang berkaitan dengan sepeda motor. Mata kuliah ini paling banyak diminati oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif, walaupun mata kuliah ini sifatnya tidak wajib untuk diprogram. Hal ini dikarenakan mahasiswa beranggapan, bahwa dengan mengikuti program kuliah teknologi sepeda motor, maka mereka dapat mengikuti perkembangan teknologi sepeda motor yang sangat pesat, khususnya di Indonesia.

Perkembangan dan perubahan dibidang industri, menuntut akan adanya sumber daya manusia yang berkualitas sebagai tenaga kerja yang terlatih, terdidik, dan terampil dibidangnya. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas, maka proses penyiapan tenaga kerja perlu dilakukan secara terencana dan sistematis.


(10)

Semakin maju suatu negara, semakin banyak pula orang yang terdidik dan semakin banyak pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Oleh sebab itu, wirausahawan merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun mutu wirausaha itu sendiri. Kenyataan yang dihadapi oleh kita saat ini, bahwa jumlah wirausahawan Indonesia masih sedikit dan mutunya belum dikatakan hebat. Sehingga persoalan pembangunan wirausaha Indonesia, merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan.

Persoalan tenaga kerja akhir-akhir ini menjadi perhatian banyak pihak. Perhatian ini muncul karena adanya kesenjangan antara ketersediaan tenaga kerja, baik kualitas maupun kuantitas dengan permintaan tenaga kerja. Dunia tidak mampu lagi menampung semua lulusan lembaga pendidikan, akibatnya terjadi pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran berpendidikan tinggi, baik diploma maupun sarjana, selama periode tahun 2004-2009 bertambah 529.662 jiwa. Pada tahun 2004 jumlahnya 585.358 orang dan tahun 2009 lalu bertambah menjadi 1.113.020 jiwa. Jika di rata-rata, setiap tahun pengangguran berpendidikan tinggi bertambah hampir 106.000 jiwa. Data pada 2008 tercatat sebanyak 23,80% penganggur adalah mereka yang memiliki ijazah pendidikan tinggi, baik diploma atau sarjana. Angka itu naik menjadi 26,74% pada 2009. (sumber: http://www.bps.go.id).

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI sebagai salah satu lembaga pendidikan, sangat berperan penting dalam proses penyiapan tenaga kerja. Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI, dengan ketenagakerjaan merupakan satu


(11)

kesatuan yang saling berhubungan. Menurut Tilaar (1997:161) “Salah satu tujuan sistem pendidikan nasional adalah mempersiapkan adanya tenaga sumber daya manusia yang baik”.

Pandangan mahasiswa tentang peluang kerja dibidang otomotif, kebanyakan hanya mengacu pada sektor-sektor industri otomotif, tetapi kurang terhadap bidang-bidang wirausaha otomotif yang cenderung lebih besar peluangnya. Peluang kerja wirausaha otomotif dipandang kurang cerah, padahal banyak menyimpan potensi-potensi yang cukup besar, mengingat banyaknya kendaraan-kendaraan yang ada di masyarakat terutama jenis sepeda motor. Hal ini menyebabkan banyaknya lulusan perguruan tinggi yang masih menganggur, karena mereka banyak berharap bekerja di industri otomotif yang persaingannya semakin hari semakin ketat, mereka tidak mencoba untuk berwirausaha dibidang otomotif.

Perkembangan dunia otomotif, khususnya sepeda motor di Indonesia sangat pesat. Hal ini dikarenakan alat transportasi tersebut merupakan alternatif lain untuk berkendaraan yang memiliki berbagai keuntungan, baik dilihat dari segi harga maupun dari efektifitas menghindari kemacetan, baik di kota-kota besar maupun kota kecil. Perusahaan produsen kendaraan roda dua berlomba-lomba untuk berinovasi dan bersaing, baik dari segi teknologi maupun dari segi harga. Masuknya produsen baru juga mempengaruhi perkembangan sepeda motor di Indonesia. Kenaikan jumlah kendaraan roda dua tersebut terlihat dari bertambahnya jenis dan merk yang ada dipasaran. Meningkatnya penjualan sepeda motor dapat terlihat dalam tabel 1.1.


(12)

Tabel 1.1.

Penjualan Sepeda Motor pada Tahun 2009 Anggota AISI Berdasarkan Merek dan Kategori

Merek Bebek Skuter Sport Total

Honda 1.659.764 861.740 182.593 2.704.097 Yamaha 1.217.274 1.237.302 220.316 2.674.892 Suzuki 291.947 119.612 26.599 438.158

Kawasaki 16.187 - 45.030 61.217

Kanzen 3.413 - - 3.413

Total 3.188.585 2.218.654 474.538 5.881.777

Persentase 54,21 37,72 8,07 100

(Sumber: http://www. Otomotif.kompas.com)

Perkembangan dunia otomotif di masyarakat, terlihat dari banyaknya kendaraan yang beredar terutama sepeda motor. Meningkatnya alat transportasi roda dua yang dimiliki masyarakat, tidak diiringi dengan bertambahnya jumlah bengkel-bengkel yang tersedia. Tempat perbaikan kendaraan roda dua yang ada saat ini kebanyakan hanya mementingkan materi semata, tetapi kurang mementingkan aspek hasil atau produk perbaikan, karena mekanik yang bekerja kurang dibekali dengan pengetahuan tentang teknologi sepeda motor.

Minat mahasiswa untuk berwirausaha dibidang otomotif, terutama bidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor, tidak terlepas dari aspek-aspek internal dan eksternal dari mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa yang dalam hal ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI, yang memperoleh pengetahuan teknologi sepeda motor, mempunyai potensi untuk mengembangkan pengetahuan dan bakat yang dimilikinya. Faktor internal yang ada pada diri mahasiswa biasanya dipengaruhi oleh bakat atau potensi, intelegensi, dan sikap tehadap teknologi sepeda motor yang sudah menyatu pada


(13)

diri individu, sedangkan faktor eksternal biasanya dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal, keluarga, dan perguruan tinggi tempat memperoleh pengetahuan teknologi sepeda motor.

Setelah penulis melakukan observasi lapangan (fact finding observation) di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI, Program studi Otomotif jenjang S1, terhadap 30 orang mahasiswa angkatan 2006 dan 30 orang angkatan 2007, penulis mendapatkan gambaran bahwa hanya ada sebagian mahasiswa yang mengikuti program kuliah teknologi sepeda motor. Diketahui sebanyak 13 orang atau sekitar 43%, dari jumlah keseluruhan mahasiswa angkatan 2006 yang mengikuti program kuliah teknologi sepeda motor, dan 15 orang atau sekitar 50%, dari jumlah keseluruhan mahasiswa angkatan 2007 yang mengikuti program kuliah teknologi sepeda motor.

Fakta yang terjadi pada kenyataan di atas, menimbulkan suatu masalah yang berhubungan dengan peranan mata kuliah teknologi sepeda motor, yang statusnya hanya sebagai mata kuliah pilihan. Situasi ini jika dihubungkan dengan minat mahasiswa untuk berwirausaha, maka akan timbul suatu permasalahan yang berkaitan dengan kedua hal tersebut. Pertanyaan yang muncul pada masalah-masalah yang telah diungkap pada beberapa uraian di atas adalah “apakah mata kuliah teknologi sepeda motor dapat memberikan kontribusi, terhadap minat mahasiswa untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor?”.

Penulis dalam penelitian ini, bermaksud ingin mengetahui bagaimana kontribusi mata kuliah teknologi sepeda motor, terhadap minat mahasiswa untuk


(14)

berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor, dan seberapa besar kontribusi yang diberikan. Maka untuk mengetahuinya diperlukan studi tersendiri melalui penelitian kedua hal tersebut.

Atas dasar pemikiran di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1, yang sudah memprogram mata kuliah Teknologi Sepeda Motor, dengan judul “KONTRIBUSI MATA KULIAH TEKNOLOGI SEPEDA MOTOR TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA BIDANG JASA PERAWATAN DAN PERBAIKAN.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah ialah kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya ada (das sollen) dengan kenyataan yang ada (das sein). (Margono, 1996 : 54). Mengacu pada pendapat Nana Sudjana (1998 : 71) mengemukakan bahwa :

Identifikasi masalah, menjelaskan aspek-aspek yang bisa muncul dari tema atau judul yang telah dipilih, maka identifikasi masalah itu merupakan pengungkapan dari berbagai masalah yang akan timbul dan diteliti lebih lanjut.

Bertitik tolak dari masalah yang mungkin timbul dari latar belakang, untuk mempermudah dalam pengenalan masalahnya dan memperjelas permasalahannya, maka penulis mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut :


(15)

1. Bagaimana peluang bekerja di industri dan perusahaan besar setelah melihat banyaknya lulusan yang bersaing untuk memperoleh pekerjaan yang sama.

2. Bagaimana kondisi populasi sepeda motor yang dimiliki masyarakat, apakah memungkinkan untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan.

3. Bagaimana peluang untuk menjalankan usaha bidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor, jika disesuaikan dengan bengkel sepeda motor yang sudah ada.

4. Bagimana peran serta dan perhatian mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan teknologi sepeda motor.

5. Bagaimana kondisi minat untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan, pada diri mahasiswa yang memprogram mata kuliah teknologi sepeda motor.

1.3 Rumusan Masalah

Pokok-pokok pikiran di atas dapat dijadikan acuan untuk merumuskan permasalahan dalam penelitian. Penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:

“Seberapa besar kontribusi mata kuliah Teknologi Sepeda Motor yang diberikan, terhadap minat untuk berwirausaha dibidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor.”


(16)

1.4 Pembatasan Masalah

Ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti perlu dibatasi agar pembahasannya tidak terlalu luas, pembatasan masalah dalam penelitian yang akan dilakukan, dapat dibatasi sebagai berikut :

1. Aspek yang diungkap pada mata kuliah teknologi sepeda motor dibatasi pada pengetahuan, pemahaman, dan sikap kerja yang diperoleh mahasiswa pada saat perkuliahan.

2. Minat yang diukur dibatasi pada minat intrinsik dan minat ekstrinsik mahasiswa yang meliputi keinginan dan cita-cita serta lingkungan disekitarnya.

3. Minat yang diukur dibatasi pada minat mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1, untuk berwirausaha dibidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan terarah dirumuskan terlebih dahulu agar dapat dicapai hasil yang optimal dari suatu penelitian. Tujuan dari penelitian adalah:

1. Mengetahui minat mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007, setelah mengikuti kuliah Teknologi Sepeda Motor, untuk berwirausaha dibidang jasa perawatan dan perbaikan.


(17)

2. Mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan mata kuliah Teknologi Sepeda Motor, untuk berwirausaha dibidang jasa perawatan dan perbaikan.

1.6 Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari penelitian adalah:

1. Sebagai acuan bagi mahasiswa prodi otomotif Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI, untuk dijadikan dorongan dalam menumbuhkan minat berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan.

2. Sebagai acuan bagi dosen mata kuliah teknologi sepeda motor, untuk memberikan materi perkuliahan khususnya teknologi sepeda motor secara optimal, disertai dengan membangkitkan minat mahasiswa untuk berwirausaha di bidang yang bersangkutan.

3. Masukan untuk lembaga pendidikan khususnya Universitas Pendidikan Indonesia, untuk menyalurkan minat berwirausaha sebagai aplikasi dari perolehan pengetahuan, pemahaman, pengalaman pada saat perkuliahan.

4. Menjadi bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dalam pengembangan minat berwirausaha, dan mengungkap faktor-faktor pendukung lainnya yang dapat mempengaruhi minat mahasiswa program studi otomotif, Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI.


(18)

1.7 Definisi Operasional

1. Kontribusi, secara harfiah berarti sumbangan yakni sumbangan pikiran tenaga dan materi. Secara operasional, kontribusi adalah sumbangan mata kuliah teknologi sepeda motor terhadap minat berwirausaha dibidang jasa perawatan dan perbaikan.

2. Mata kuliah Teknologi Sepeda Motor, merupakan salah satu Mata Kuliah Perluasan Pendalaman (MKPP), dengan bobot 4 SKS pada program studi otomotif Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI. Mata kuliah ini menjadi salahsatu faktor yang mendorong mahasiswa untuk mengembangkan minat berwirausaha bidang jasa dan perawatan. Mengikuti perkuliahan teknologi sepeda motor akan menambah pengetahuan, pengalaman, dan sikap kerja yang dimiliki oleh mahasiswa tentang teknologi sepeda motor yang menjadi modal penting untuk menyalurkan minat berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor.

3. Minat, merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan mahasiswa program studi otomotif Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI untuk berwirausaha bidang jasa perwatan dan perbaikan sepeda motor, tanpa ada yang menyuruh. Minat berwirasaha bidang jasa dan perawatan pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara mahasiswa dengan sesuatu di sekitarnya yang berhubungan dengan bidang usaha yang bersangkutan. Semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut, maka semakin besar pula minat


(19)

mahasiswa tersebut untuk melakukan wirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor.

4. Berwirausaha, merupakan terjemahan dari kata entrepreneur. Menurut Mc Clelland (1967) dalam Moh. As’ad (2003:145) “Seorang entrepreneur adalah seorang yang menerapkan kemampuan untuk mengatur, menguasai alat-alat produksi, dan menghasilkan hasil yang berlebihan yang selanjutnya dijual atau ditukarkan dan memperoleh pendapatan dari usahanya tersebut”. Berwirausaha dalam penelitian ini, merupakan kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa program studi otomotif, Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI, untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu tentang teknologi sepeda motor yang diperoleh ketika kuliah, dalam menjalankan usaha untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

5. Perawatan dan Perbaikan, dalam penelitian ini adalah suatu bidang jasa perbaikan dan perawatan terhadap suatu benda, yang dalam hal ini adalah kendaraan/sepeda motor, sehingga membuat kendaraan tersebut lebih aman dan nyaman pada saat dikendarai, serta tahan lama.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berguna untuk mempermudah dan memperjelas urutan penulisan yang terdapat pada skripsi. Penulis mendeskripsikan sistematika penulisan sebagai berikut:


(20)

BAB I PENDAHULUAN, membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, membahas tentang tinjauan mata kuliah Teknologi Sepeda Motor, tinjauan minat, tinjauan tentang berwirausaha, tinjauan tentang minat berwirausaha, tinjauan wirausaha bidang jasa perbaikan dan perawatan sepeda motor, tinjauan perawatan dan perbaikan sepeda motor, tinjauan hubungan mata kuliah teknologi sepeda motor dengan minat mahasiswa untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan, anggapan dasar, dan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN, membahas tentang metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian, alur penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN, membahas penjelasan tentang pengujian instrument penelitian, pengolahan data penelitian, deskripsi data penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V PENUTUP, membahas kesimpulan dari hasil penelitian dan saran sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang telah dilakukan.


(21)

99

BAB IV

PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Berdasarkan kisi-kisi instrumen penelitan, penulis membuat instrumen berupa angket (kuisioner). Banyaknya butir pernyataan dalam angket untuk mengungkapkan mata kuliah teknologi sepeda motor (variabel X) adalah 40 item, yang terdiri dari 28 item tentang dasar-dasar sepeda motor, 12 item tentang peralatan dan keselamatan kerja. Banyaknya item untuk mengungkap minat mahasiswa untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan (variabel Y) adalah 40 item.

Uji instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui validitas (ketepatan) dan reliabilitas (ketetapan) instrumen penelitian, sebelum digunakan untuk penjaringan data yang sebenarnya. Instrumen yang digunakan selanjutnya dalam penelitian, adalah yang telah memenuhi kriteria valid dan reliabel, berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas yang telah dilakukan.

Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan terhadap 20 orang responden uji coba diluar sampel penelitian, atau sekitar 71,4% dari jumlah sampel penelitian yang ditetapkan. Pelaksanaan pengambilan data dilakukan pada tanggal 3 sampai dengan tanggal 13 Januari 2011, dan untuk mengujinya diproses menggunakan program Microsoft Excel.


(22)

4.1.1 Hasil Uji Validitas Angket

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas angket, diperoleh hasil dari 40 item pertanyaan pada variabel X dinyatakan 31 item valid dan sisanya 9 item tidak valid, yaitu nomor item 19,20,22,23,26,30,35,36,dan 40, pada tingkat signifikansi 5%. Sedangkan untuk variabel Y dari 40 item, diperoleh 32 item valid dan 8 item tidak valid, yaitu nomor item 3,5, 9,12,23,25,26, dan 27, pada tingkat signifikansi 5% (dapat dilihat pada lampiran 3.5. dan 3.6. hal.154-165). Semua item yang tidak valid tersebut, dalam penelitian ini tidak digunakan untuk pengolahan data penelitian.

4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas Angket

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan internal

consistency dengan Teknik Belah Dua (Split Half), yang dianalisis dengan rumus

alpha.

Hasil perhitungan uji reliabilitas, menunjukan untuk variabel X diketahui r11 =

0,923, dan setelah diuji dengan uji-t didapat harga t = 10,719, selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5%, ternyata thitung > ttabel,

maka dapat dikatakan bahwa instrumen data variabel X adalah reliabel. Sehingga dapat dikatakan instrumen ini dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data. Hasil perhitungan uji reliabilitas untuk variabel Y diketahui r11 =

0,954, dan setelah diuji dengan uji-t didapat harga t = 13,336, selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5%, ternyata thitung > ttabel,


(23)

maka dapat dikatakan bahwa instrumen data variabel Y adalah reliabel. Sehingga dapat dikatakan instrumen ini dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.

4.2 Pengolahan Data Penelitian

Pengolahan data penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Varifikasi data yaitu memeriksa dan memilih lembar jawaban yang

benar-benar dapat diolah lebih lanjut. Berdasarkan hasil verifikasi, diperoleh 30 lembar jawaban yang sesuai dengan petunjuk pengisian angket, sehingga dapat diolah lebih lanjut.

2. Memberikan skor pada setiap jawaban untuk setiap item dari seluruh pertanyaan, berdasarkan penilaian yang telah ditentukan.

3. Menjumlahkan skor dari setiap instrumen penelitian (angket), untuk memperoleh skor mentah. Lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran III. 4. Mengubah data/skor mentah menjadi skor baku, Zscore dan Tscore. Hasil

konversi skor mentah menjadi skor baku terlampir.

5. Mendeskripsikan data dari setiap variabel, yang nantinya akan digunakan


(24)

Tabel 4.1.

Deskripsi Statistik Variabel

Deskripsi Statistik Variabel X dan Y No. Statistik Variabel X Variabel Y

1 Rata-rata hitung 50,2 50,25

2 Standar deviasi 10 9

3 Range 40 41

4 Skor Minimum 29 31

5 Skor Maksimum 69 72

6 Jumlah Skor 1402 1402

7 Jumlah responden 28 28

6. Melakukan analisis data, yang nantinya akan digunakan dalam

pembuktian hipotesis penelitian, dengan prosedur pendekatan statistik (baik statistik parametrik ataupun non parametrik), melalui berbagai pengujian yang sesuai, seperti: uji normalitas, distribusi frekuensi untuk kedua variabel, analisis regresi dengan mencari pasangan regresi linier, menguji kelinieran dan keberartian regresi, mencari koefisien korelasi dan koefisien determinasi, dan seterusnya menggunakan pendekatan statistik yang sesuai. Masing-masing langkah analisis pengolahan data penelitian tersebut, akan diuraikan panda pembahasan selanjutnya.

4.2.1 Konversi Data Mentah ke Z-Score dan T-Score

Konversi data mentah ke Z-Score dan T-Score dilakukan pada data-data yang telah dikumpulkan . Adapun perhitungan dan hasil perhitungannya (dapat dilihat pada lampiran 7.1. dan 7.2. hal.191-193)


(25)

4.2.2 Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak . Hal ini berguna untuk menentukan jenis statistik yang digunakan untuk langkah berikutnya.

1. Normalitas Data Variabel X

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas (Lampiran VIII, hal.195-200) untuk data variabel X, yaitu mata kuliah teknologi sepeda motor, diperoleh harga.

χ2hitung = 3,9944.

Tabel 4.2.

Distribusi Frekuensi Variabel X

No. Kelas

Interval fi xi fi . xi x (xi – x) (xi – x) fi(xi – x) SD

1 29 – 35 3 32 96

50,20

-18,2 331,24 993,72

10

2 36 – 42 3 39 117 -11,2 125,44 376,32

3 43 – 49 5 46 230 -4,2 17,64 88, 2

4 50 – 56 11 53 583 2,8 7,84 86,24

5 57 – 63 3 60 180 9,8 96,04 288,12

6 64 – 69 3 66,5 199,5 16,3 265,69 797,07

Jumlah 28 296,5 1405,5 2629,67

Tabel 4.3.

Tabel Uji Normalitas Variabel X

No. Interval fi Batas

Kelas zi ztabel Li ei χ

2

28,5 -2,17 0,5000

1 29 – 35 3 0,0708 1,9824 0,5223

35,5 -1,47 0,4292


(26)

42,5 -0,77 0,2794

3 43 – 49 5 0,2515 7,042 0,5921

49,5 -0,07 0,0279

4 50 – 56 11 0,2636 7,3808 1,7747

56,5 0,63 0,2357

5 57 – 63 3 0,1725 4,83 0,6934

63,5 1,33 0,4082

6 64 – 69 3 0,0918 2,5704 0,0718

69,5 1,93 0,5000

28 3,9944

Setelah χ2hitung diperoleh, kemudian nilai χ2hitung diinterpolasikan kedalam

persamaan p-value dengan tarap kepercayaan 95% dan 99% dengan dk = 3. Dari tabel di atas diperoleh harga χ2 = 3,9944

α1 = 95% = 0,05 ; χ20,95;3 = 7,81

α2 = 99% = 0,01 ; χ20,99;3 = 11,3

− =

− −

= 0,05 − (0,05 − 0,01)(7,81 − 3,9944) 7,81 − 11,3 = 0,05 − 0,04(7,81 − 3,9944)

7,81 − 11,3 = 0,05 − 0,043,8156

−3,49 = 0,05 + 0,0437 = 0,0937

Karena p-value = 0,0937, berarti p-value > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95% dan 99%.


(27)

2. Normalitas Data Variabel Y

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas (Lampiran VIII, hal.195-200) untuk data variabel X, yaitu mata kuliah teknologi sepeda motor, diperoleh harga.

χ2hitung = 4,3623.

Tabel 4.4.

Distribusi Frekuensi Variabel Y

No. Kelas

Interval fi xi fi . xi x (xi – x) (xi – x) fi(xi – x) SD

1 31 – 37 2 34 68

50,25

-16,25 264,06 528,12

9

2 38 – 44 6 41 246 -9,25 85,56 513,36

3 45 – 51 8 48 384 -2,25 5,06 40,48

4 52 – 58 6 55 330 4,75 22,56 135,36

5 59 – 65 5 62 310 11,75 138,06 690,3

6 66 – 72 1 69 69 18,75 351,56 351,56

Jumlah 28 309 1407 2259,18

Tabel 4.5.

Tabel Uji Normalitas Variabel X

No. Interval fi Batas

Kelas zi ztabel Li ei χ

2

30,5 -2,19 0,5000

1 31 – 37 2 0,0778 2,1784 0,0146

37,5 -1,42 0,4222

2 38 – 44 6 0,1833 5,1324 0.1465

44,5 -0,64 0,2389

3 45 – 51 8 0,1832 5,1296 1,6062

51,5 0,14 0,0557

4 52 – 58 6 0,3769 10,5532 1,9645

58,5 0.92 0,3212


(28)

65,5 1,69 0,4505

6 66 – 72 1 0,0495 1,386 0,1075

72,5 2,47 0,5000

28 4,3623

Setelah χ2hitung diperoleh, kemudian nilai χ2hitung diinterpolasikan kedalam

persamaan p-value dengan tarap kepercayaan 95% dan 99% dengan dk = 3. Dari tabel di atas diperoleh harga χ2 = 4,3623

α1 = 95% = 0,05 ; χ20,95;3 = 7,81

α2 = 99% = 0,01 ; χ20,99;3 = 11,3

− =

− −

= 0,05 − (0,05 − 0,01)(7,81 − 4,3623) 7,81 − 11,3 = 0,05 − 0,04(7,81 − 4,3623)

7,81 − 11,3 = 0,05 − 0,043,4477

−3,49 = 0,05 + 0,0395 = 0,0895

Karena p-value = 0,0895, berarti p-value > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95% dan 99%.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa kedua variabel dalam penelitian ini, yakni variabel X dan variabel Y berdistribusi normal, seperti terlihat pada tabel 4.6.


(29)

Tabel 4.6.

Hasil Uji Normalitas pada Variabel X dan Variabel Y

Variabel χ2hitung χ2tabel Tafsiran

X Y

3,9944 4,3623

7,81 7,81

Normal Normal

4.2.3 Analisis Regresi Linier 1. Regresi Linier Sederhana

Analisis Regresi ini menggunakan Uji Korelasi Regresi Linear yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh beberapa variabel. Pada penelitian ini terdapat pengaruh yaitu variabel Xterhadap Y.

Persamaan yang digunakan yaitu:

= +

Berdasarkan perhitungan (dapat dilihat pada lampiran 9.1. hal. 202 ), menghasilkan konstanta a = 17,24 dan b = 0,66, sehingga menghasilkan persamaan sebagai berikut:

= 17,24 + 0,66

Persamaan di atas menunjukan adanya ketergantungan antara variabel Y terhadap variabel X, atau dalam kata lain, tinggi rendahnya minat mahasiswa untuk berwirausaha bidang jasa dan perawatan, yang tergantung pada mata kuliah teknologi sepeda motor.


(30)

2. Menentukan Besaran Statistik pada Anareg

Dari hasil perhitungan (dapat dilihat pada Lampiran 9.1. hal. 203-204) didapat nilai JKreg, JKres, dan JKt, sebagai berikut:

JKreg = 1176,03

JKres = 1491,83

JKt = 2667,86

Besaran statistik yang diperlukan untuk perhitungan analisis regresi adalah sebagai berikut:

Koefisien Determinasi

• Koefisien Determinasi, R2 = 0,4408

• Koefisien korelasi, r = 0,66

• Pengujian koefisien regresi korelasi a dan b S2yx = 57,39

S2a = 4,02

S2b = 0,021

• Koefisien regresi

F = 215,39

• Varian koefisien regresi korelasi a dan b S2reg = 1176,03


(31)

• Menghitung koefisien determinasi

= !"− !#$%

!" =

2667,86 − 1491,83

2667,86 = 0,4408

3. Pengujian keterikatan, regresi, dan korelasi

• Nilai F sebesar 20,5 diinterpolasikan terhadap taraf kepercayaan 95% dan 99%, kemudian dari hasil perhitungan didapat p-value = -0,136 dianggap nol, berarti p-value < 0,05, maka Ho ditolak, artinya ada ikatan linier antara

variabel X dan variabel Y, yaitu Y = 17,24 + 0,66.X.

• Uji parameter a

Diperoleh nilai ta = 8,599, dan diinterpolasikan terhadap taraf kepercayaan

99% dan 99,5%, kemudian dari hasil perhitungan didapat p-value = -0,092 < 0,01, interpolasi menjauhi titik nol, maka koefisien a sangat bermakna dalam regresi Y = 17,24 + 0,66.X.

• Uji parameter b

Diperoleh nilai tb = 4,55, dan diinterpolasikan terhadap taraf kepercayaan 99%

dan 99,5%, kemudian dari hasil perhitungan didapat p-value = -0,025 < 0,01, interpolasi menjauhi titik nol, maka koefisien b sangat bermakna dalam regresi Y = 17,24 + 0,66.X.


(32)

• Pengujian r

Didapat nilai r = 0,66, kemudian nilai r tersebut digunakan untuk perhitungan nilat t sehingga didapat nilai t = 4,49, dan diinterpolasikan terhadap taraf kepercayaan 99% dan 99,5%, dari hasil perhitungan didapat p-value = - 0,024, dengan demikian p-value < 0,01, maka Ho ditolak. Pengujian sangat berarti.

Koefisien r = 0,66, memberikan keterkaitan yi terhadap xi, dengan kategori

korelasi tinggi.

Kontribusi r2 = 0,4408 menyatakan kontribusi yang sangat berarti.

4.2.4 Pengujian Koefisien Korelasi

Data yang diperoleh dari hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, jadi metode statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Mengukur atau mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y yang berbeda, dinamakan koefisen korelasi yaitu menggunakan korelasi Product Moment. Sejalan dengan pendapat Sugiyono (2008:212) yang menyatakan bahwa: “Teknik korelasi Product Moment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel berbentuk interval atau rasio dan sumber data dua variabel itu sama”.

Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi Product Moment seperti pada (Lampiran 10.1. hal. 212 ), diperoleh nilai rxy = 0,66. Angka ini menunjukkan derajat


(33)

antara kedua variabel tersebut, dapat dilihat setelah dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r (Sugiyono, 2009: 231), maka nilai 0,66 berada pada korelasi kuat.

4.2.5 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan perhitungan seperti pada (Lampiran 10.2. hal. 213-214), diperoleh thitung = 4,49 dan ttabel = 1,17, pada α = 0,05 dan n = 28, dk = n – 2 = 28 – 2 =

26. Ternyata thitung > ttabel atau 4,49 > 1,17, dan nila p-value = -0,024 < α = 0,05. Dari

hasil perhitungan tersebut, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat

kontribusi yang signifikan antara mata kuliah sepeda motor terhadap minat mahasiswa untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan.

4.2.6 Determinasi Kontribusi

Besarnya persentase kontribusi variabel X terhadap variabel Y ditentukan oleh nilai koefisien determinasi.

KD = r2 × 100% = 0,4408 × 100% = 44,08%

Dari hasil perhitungan didapat harga koefisien determinasi sebesar 44,08%. Angka tersebut menyatakan kontribusi variabel X terhadap variabel Y tinggi. Pernyataan ini berdasarkan pedoman determinasi pengaruh antara kedua variabel seperti yang tertera pada tabel pedoman determinasi (Tabel 3.8.)


(34)

4.3 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian yang dikemukakan pada bagian ini adalah hasil penelitian berdasarkan analisis data untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil data penelitian dianalisis antara lain melalui uji normalitas, uji korelasi dan uji signifikansi, sebagai berikut:

4.3.1 Deskripsi Tentang Mata Kuliah Teknologi Sepeda Motor

Merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan penulis, terhadap mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1, mengenai mata kuliah teknologi sepeda motor yang ditinjau dari aspek pengetahuan, pemahaman, dan sikap kerja, dengan taraf signifikansi 5%, berdasarkan kriteria Konversi Skala Lima (Nurkencana W. 1983 dalam Sumarna N., 2004:112), diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.7.

Kriteria Mata Kuliah Teknologi Sepeda Motor

Kategori Rentang Frekuensi Persentasi (%)

Sangat Tinggi 75 ≤ x 0 0

Tinggi 58 ≤ x < 75 6 21,43

Cukup 42 ≤ x < 58 16 57,14

Rendah 25 ≤ x < 42 6 21,43

Kurang 0 ≤ x < 25 0 0

Jumlah 28 100

Berdasarkan hasil perhitungan dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada taraf signifikansi 5% skor mata kuliah teknologi sepeda motor yang berada pada interval 58 ≤ x < 75 termasuk pada daerah penilaian tinggi sebanyak 6 orang


(35)

mahasiswa atau sekitar 21,43%, pada interval 42 ≤ x < 58 termasuk pada daerah penilaian cukup sebanyak 16 mahasiswa atau sekitar 57,14%, pada interval 25 ≤ x < 42 termasuk pada daerah penilaian tinggi sebanyak 6 orang mahasiswa atau sekitar 21,43%. Dapat dikatakan bahwa kurang dari seperempatnya (21,43%) mahasiswa memiliki pengetahuan, pemahaman, dan sikap kerja pada mata kuliah teknologi sepeda motor berada pada kategori tinggi, lebih dari setengahnya (57,14%) mahasiswa memiliki pengetahuan, pemahaman, dan sikap kerja pada mata kuliah teknologi sepeda motor berada pada kategori cukup, kurang dari seperempatnya (21,43%) mahasiswa memiliki pengetahuan, pemahaman, dan sikap kerja pada mata kuliah teknologi sepeda motor berada pada kategori rendah.

4.3.2 Deskripsi Tentang Minat Mahasiswa Untuk Berwirausaha

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, terhadap mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1, mengenai mata kuliah teknologi sepeda motor yang ditinjau dari minat intrinsik dan minat ekstrinsik dengan taraf signifikansi 5%, berdasarkan kriteria Konversi Skala Lima (Nurkencana W. 1983 dalam Sumarna N., 2004:112), diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.8.

Kriteria Minat Mahasiswa Untuk Berwirausaha

Kategori Rentang Frekuensi Persentasi (%)

Sangat Tinggi 75 ≤ x 0 0


(36)

Cukup 42 ≤ x < 58 15 53,57

Rendah 25 ≤ x < 42 7 25,00

Kurang 0 ≤ x < 25 0 0

Jumlah 28 100

Berdasarkan hasil perhitungan dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada taraf signifikansi 5% skor minat mahasiswa untuk berwirausaha yang berada pada interval 58 ≤ x < 75 termasuk pada daerah penilaian tinggi sebanyak 6 orang mahasiswa atau sekitar 21,43%, pada interval 42 ≤ x < 58 termasuk pada daerah penilaian cukup sebanyak 15 mahasiswa atau sekitar 53,57%, pada interval 25 ≤ x < 42 termasuk pada daerah penilaian tinggi sebanyak 7 orang mahasiswa atau sekitar 25,00%. Dapat dikatakan bahwa kurang dari seperempatnya (21,43%) mahasiswa memiliki minat untuk berwirausaha berada pada kategori tinggi, lebih dari setengahnya (53,57%) mahasiswa memiliki minat untuk berwirausaha berada pada kategori cukup, dan seperempatnya (25,00%) mahasiswa memiliki minat untuk berwirausaha berada pada kategori rendah.

4.3.3 Hubungan antara Mata Kuliah Teknologi Sepeda Motor dengan Minat Mahasiswa untuk Berwirausaha Bidang Jasa Perawatan dan Perbaikan

Karena kedua variabel berdistribusi normal, sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, maka unuk melihat korelasi atau hubungan antara kedua variabel tersebut dilakukan uji statistik parametrik dengan menggunakan korelasi


(37)

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,66. Selanjutnya dari uji signifikansi diperoleh hasil bahwa Ho ditolak, yang artinya

terdapat hubungan yang signifikan antara mata kuliah teknologi sepeda motor (X), dengan minat mahasiswa untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan (Y), dengan nilai korelasi yang kuat. Artinya terdapat kaitan yang kuat antara variabel X dan variabel Y, atau dapat dikatakan bahwa mata kuliah teknologi sepeda motor , memiliki hubungan yang kuat dengan minat mahasiswa untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan, pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian mengacu pada tujuan, landasan teori, dan rangkuman hasil pengolahan data penelitian tentang kontribusi mata kuliah teknologi sepeda motor terhadap minat mahasiswa untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan, pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1. Pembahasan hasil penelitian secara keseluruhan akan diuraikan sebagai berikut.

4.4.1 Gambaran Mata Kuliah Teknologi Sepeda Motor

Kegiatan perkuliahan mata kuliah teknologi sepeda motor, merupakan salah satu mata kuliah yang diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan, pemahaman,


(38)

dan pengalaman mahasiswa di bidang otomotif khususnya teknologi sepeda motor. Adanya perkuliahan teknologi sepeda motor ini, lebih jauh diharapkan dapat menumbuhkembangkan kreativitas dan inovasi mahasiswa terhadap teknologi sepeda motor, serta mendorong kemandirian yang nantinya akan menjadi investasi penting dalam kehidupannya dimasa mendatang.

Salah satu bentuk kegiatan belajar mata kuliah teknologi sepeda motor ini, akan terkait dengan proses belajar seseorang, dalam upayanya memperoleh perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan. Sudah kita ketahui bersama, bahwa proses belajar yang terjadi pada individu, memiliki peranan yang penting dalam mengenal dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan kaitannya dengan lingkungan, individu akan memeroleh pengalaman sebagai hasil pengamatan persepsi mengenai situasi yang dihadapinya. Belajar berhubungan dengan setiap perubahan dalam diri individu, sebagai hasil pengalamannya di lingkungan.

Moch. Surya (1979: 39) mengemukakan, bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan, dimana perubahan tersebut akan tampak dalam bentuk penguasaan pola-pola sambutan atau respon yang baru terhadap lingkungannya yang berupa keterampilan (skill), kebiasaan (habit), sikap (attitude),


(39)

kecakapan (ability), pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), penghargaan (appreciation), dan bentuk perubahan lainnya.

Menurut Gagne dalam Sumarna N. (2004: 116), perubahan yang terjadi karena adanya pengalaman belajar dapat berupa adanya perubahan dalam disposisi (watak), seperti sikap, minat, dan nilai yang dianutnya, juga dapat berupa peningkatan kemampuan (performance) yang berlangsung pada jangka tertentu dan bukan hanya sekedar proses pertumbuhan.

Berbagai konsep dasar mengenai belajar tersebut menjelaskan bahwa belajar itu akan berhubungan dengan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman yang diperoleh seseorang setelah ia melakukan proses belajar. Sehingga dapat penulis kemukakan bahwa perkuliahan teknologi sepeda motor sebagai salah satu bentuk kegiatan belajar dapat memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman belajar mengenai hal-hal yang terkait dengan teknologi sepeda motor, yang dalam penelitian ini pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman perkuliahan teknologi sepeda motor yang diperoleh berupa pengetahuan, pemahaman peserta diklat tentang teknologi sepeda motor, serta sikap, kebiasaan, dan keterampilan pelaksanaan praktek di bengkel otomotif.

Tingkatan perolehan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman yang diperoleh pada saat perkuliahan teknologi sepeda motor tentunya berbeda-beda tergantung dari faktor-faktor yang ada, baik yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (faktor internal), maupun faktor yang berasal dari luar individu (faktor


(40)

eksternal). Kuliah teknologi sepeda motor sebagai proses yang dilakukan mahasiswa, merupakan rangkaian kegiatan yang menyeluruh dan tidak terlepas dari faktor kondisi, serta situasi yang mempengaruhi terhadap perolehan pengetahuan, pemahaman, dan pengalamannya.

Berdasarkan hasil perhitungan dapat dikatakan bahwa kurang dari seperempatnya (21,43%) mahasiswa memiliki pengetahuan, pemahaman, dan sikap kerja pada mata kuliah teknologi sepeda motor berada pada kategori tinggi, lebih dari setengahnya (57,14%) mahasiswa memiliki pengetahuan, pemahaman, dan sikap kerja pada mata kuliah teknologi sepeda motor berada pada kategori cukup, kurang dari seperempatnya (21,43%) mahasiswa memiliki pengetahuan, pemahaman, dan sikap kerja pada mata kuliah teknologi sepeda motor berada pada kategori rendah.

Gambar 4.1. Grafik Prosentase Perolehan Skor Mata Kuliah Teknologi Sepeda Motor

0%

22%

57% 21%

0%

Prosenoase Perolehan Skor Maoa

Kuliah Teknologi Sepeda Mooor

2angat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Kurang


(41)

Tingkat perolehan prosentase perolehan skor mata kuliah teknologi sepeda motor ini berbeda-beda, karena sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa sebagai suatu proses, pelaksanaan perkuliahan teknologi sepeda motor akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri mahasiswa itu sendiri,

ataupun faktor dari lingkungan yang terkait dengan mahasiswa yang

bersangkutan.terkait dengan hal tersebut, Sudjana N. (2000: 39) menyatakan, bahwa hasil belajar yang dicapai seseorang dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam diri seseorang dan faktor yang datang dari luar dirinya atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri terutama kemampuan, besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai, seperti yang dikemukakan Clark dalam Sumarna N. (2004:120), bahwa hasil belajar seseorang 70% dipengaruhi oleh kemampuannya dan sisanya 30% dipengaruhi oleh lingkungan.

Selain faktor kemampuan di atas, juga ada beberapa faktor lainnya, yakni motovasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Adanya pengaruh dari dalam diri mahasiswa, merupakan hal yang logis dan wajar karena hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku mahasiswa yang diniati dan disadari olehnya. Selain itu, faktor lingkungan juga dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai.

Carol dalam Sumarna N. (2004: 120) berpendapat, bahwa hasil belajar yang dicapai mahasiswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni bakat yang dimilliki, waktu


(42)

yang tersedia untuk belajar, waktu yang diperlukan untuk menjelaskan pelajaran, kualitas pegajaran, dan kemampuan individu.

Berdasarkan kedua pendapat di atas dan juga berbagai pendapat pakar psikologi pendidikan lainnya, dapat penulis kemukakan bahwa tingkat perolehan pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan sikap kerja yang dicapai mahasiswa program studi otomotif Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI angkatan 2006 dan 2007, dalam pelaksanaannya dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Faktor dan kondisi yang ada pada diri mahasiswa, baik kondisi fisiologis maupun psikologis, akan mempengaruhi terhadap proses dan hasil program kuliah yang dilaksanakan. Kondisi fisiologis, meliputi kesehatan, struktur jasmani, fungsi-fungsi jasmani dan faktor fisiologis lainnya yang memadai atau baik, akan memperoleh hasil pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan sikap kerja yang berlainan dengan mahasiswa yang memiliki kondisi fisiologis yang kurang baik. Mahasiswa yang memiliki kondisi fisiologis yang baik, dapat disimpulkan cenderung memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan sikap kerja yang baik pula dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki kondisi fisiologis yang kurang baik.

Kondisi psikologis merupakan faktor yang tak kalah pentingnya dalam menentukan tingkat pencapaian atau perolehan pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan sikap kerja pada mata kuliah teknlogi sepeda motor, karena semua keadaan dan fungsi psikologis sangat dominan pengaruhnya dabandingkan faktor lainnya. Faktor psikologis ini meliputi antara lain kecerdasan, bakat, motivasi, minat


(43)

dan perhatian. Mahasiswa yang memiliki kecerdasan yang baik, cenderung akan dengan mudah menerima intruksi atau informasi yang diterima pada saat melaksanakan program kuliah teknologi sepeda motor, dan cenderung tidak akan menemui kesulitan dalam memproses atau melaksanakan intruksi/informasi yang telah diterimanya. Faktor bakat juga akan berpengaruh bagi mahasiswa yang mempunyai bakat mekanik yang baik. Mahasiswa yang memiliki bakat mekanis baik, cenderung akan dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan teknis secara optimal dibandingkan dengan mahasiswa yang kurang memiliki bakat mekanik yang mencukupi, apalagi dalam praktek di workshop otomotif pada saat perkuliahan yang akan banyak ditemui pekerjaan yang sifatnya teknis, yang tentunya memerlukan keterampilan mekanik yang baik dalam mengerjakannya. Keterampilan mekanik seseorang atau teknis ini salahsatunya dipengaruhi oleh bakat yang dimilikinya. Sehingga tingkat perolehan pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan sikap kerja yang diperoleh oleh mahasiswa yang memiliki kecerdasan yang ditunjang bakat mekanis/teknis yang baik akan baik pula perolehan pengalamannya.

Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan sikap kerja pada mahasiswa yaitu motivasi, minat dan perhatian termasuk di dalamnya kesiapan. Faktor-faktor tersebut akan menentukan tingkat perolehan pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan sikap kerja yang dicapai mahasiswa. Faktor-faktor tersebut dalam pelaksanaan perkuliahan sangat diperlukan karena lingkungan di dunia kerja setelah lulus, dalam hal ini wirausaha bidang jasa


(44)

perawatan dan perbaikan sepeda motor, akan ditemui hal-hal yang sangat berbeda karakteristiknya dengan lingkungan pada saat perkuliahan. Di dunia kerja akan ditemui hal-hal baru yang sebelumnya tidak banyak ditemui pada saat perkuliahan, sehingga tentu saja banyak tantangan baru, kondisi bari, iklim kerja serta pola kerja yang berbeda yang harus dihadapi dan diadaptasi secara baik oleh mahasiswa nantinya. Mengatasi hal tersebut, dibutuhkan kesiapan, motivasi, minat, dan perhatian yang tinggi dari mahasiswa untuk dapat melaksanakan pekerjaan secara optimal, penuh keteraturan dan disiplin menghargai aturan dan waktu kerja yang berlaku dan disepakati di lingkungan kerja yang bersangkutan. Mahasiswa yang memiliki kesiapan yang baik, motivasi yang tinggi, minat dan perhatian yang tinggi cenderung memiliki pola perencanaan yang tepat/baik sesuai panduan kerja yang berlaku, sehingga ia dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tujuan dan harapan yang telah ditentukan.

Faktor lain yang mempengaruhi perolehan pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan sikap kerja pada mahasiswa adalah faktor yang berasal dari luar individu mahasiswa atau faktor eksternal. Faktor eksternal ini meliputi antara lain faktor-faktor instrumen, yakni perangkat keras (hardware), seperti gedung, atau ruangan tempat praktek, alat-alat dan perlengkapan praktek, juga perangkat lunak (software), seperti kurikulum atau panduan praktek, program praktek atau materi praktek. Semua faktor tersebut pada dasarnya berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Faktor eksternal lainnya adalah faktor


(45)

lingkungan, yang meliputi lingkungan alam sekitarnya, seperti keadaan suhu, kelembaban udara, yang semua ini berpengaruh terhadap efisiensi proses dan hasil belajar saat praktek dilaksanakan, karena belajar/praktek di ruangan yang segar cenderung akan lebih baik dibandingkan praktek dalam keadaan suhu udara tinggi, pengap, terlalu dingin, dan sebagainya. Faktor lingkungan berikutnya adalah lingkungan fisik, seperti fasilitas belajar, fasilitas ruangan praktek, fasilitas praktek, dan sebagainya. Faktor selanjutnya lingkungan sosial, seperti keluarga, masyarakat, pengajar, keadaan sosio cultural masyarakat sekitar, dan lain sebagainya.

Faktor-faktor eksternal tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar mahasiswa saat mengikuti kuliah teknologi sepeda motor, selanjutnya akan berpengaruh pada tingkat perolehan atau pencapaian pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan sikap kerja pada mahasiswa tersebut.

Pelaksanaan kedua faktor tersebut, yakni faktor internal dan eksternal akan saling terkait satu dengan yang lainnya karena dalam proses belajar itu sendiri terdapat individu yang sedang belajar dan lingkungan yang merupakan tempat individu berinteraksi dalam upaya memperoleh perubahan yang diharapkan, sebagai suatu hasil pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan tersebut.


(46)

4.4.2 Minat` Mahasiswa Untuk Berwirausaha Bidang Jasa Perawatan dan Perbaikan

Minat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai dorongan yang menyebabkan kecenderungan perasaan seseorang atau individu terhadap sesuatu objek, situasi, orang, atau kegiatan yang dinyatakan dengan senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan menimbulkan reaksi oleh individu tersebut, dan dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar dan dari dalam individu.

Minat berwirausaha merupakan keinginan yang timbul dalam diri individu, yang dinyatakan dengan senang atau suka dan tertarik terhadap berwirausaha. Minat berwirausaha dapat timbul karena datang dari dalam diri individu, maupun datang dari lingkungan. Minat yang datang dari diri individu, merupakan akibat dari kebutuhan yang hendak dipenuhi, bersifat natural dan instinktif. Sedangkan minat yang datang dari lingkungan menunjukan hal yang mesti dilakukan individu karena pengalaman yang telah dilihat, dirasa, dipelajari dari lingkungannya.

Minat berwirausaha, dalam hal ini merupakan keinginan yang menjadi motivasi untuk berwirausaha. Minat ini bisa datang dari dalam individu sendiri, maupun datang karena lingkungan. Minat dari dalam individu sendiri, karena individu tersebut memiliki sesuatu yang menjadi daya tarik untuk berwirausaha dari keinginan pribadinya, hal ini terjadi secara natural dari dalam diri individu untuk berwirausaha tanpa ada tekanan (stressing) dari luar. Minat berwirausaha yang datang dari lingkungan adalah minat yang timbul karena desakan lingkungan, yang langsung


(47)

maupun tidak langsung memaksa individu untuk berwirausaha, contohnya karena lowongan pekerjaan yang sempit, terdesaknya ekonomi, berada di lingkungan wirausahawan, dll.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, terhadap mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1, mengenai mata kuliah teknologi sepeda motor yang ditinjau dari minat intrinsik dan minat ekstrinsik dengan taraf signifikansi 5%, berdasarkan kriteria Konversi Skala Lima (Nurkencana W. 1983 dalam Sumarna N., 2004:112), diperoleh hasi deskriptif, bahwa kurang dari seperempatnya (21,43%) mahasiswa memiliki minat untuk berwirausaha berada pada kategori tinggi, lebih dari setengahnya (53,57%) mahasiswa memiliki minat untuk berwirausaha berada pada kategori cukup, dan seperempatnya (25,00%) mahasiswa memiliki minat untuk berwirausaha berada pada kategori rendah.

Gambar 4.2. Grafik Prosentase Minat Mahasiswa untuk Berwirausaha

0%

21%

54% 25%

0%

Prosenoase Minao Mahasiswa Unouk

Berwirausaha

2angat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Kurang


(48)

Tingkat prosentase dalam minat mahasiswa untuk berwirausaha berbeda-beda, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor dari dalam diri (faktor internal yang didalamnya terdapat faktor fisiologi, psikologi (faktor intelektual dan faktor non intelektual), dan faktor kematangan baik fisik maupun psikis, serta faktor dari luar (faktor eksternal) yang terdiri dari faktor sosial, faktor budaya, faktor lingkungan fisik, dan faktor spiritual.

Penulis mengemukakan faktor pertama yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk berwirausaha, yaitu faktor fisiologi. Faktor fisiologi meliputi hal-hal yang berhubungan dengan jasmaniah seperti penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya, merupakan salahsatu faktor yang menunjang munculnya minat mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki kondisi fisiologis yang baik, dapat disimpulkan cenderung memiliki minat yang baik pula dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki kondisi fisiologis yang kurang baik.

Faktor berikutnya yaitu faktor psikologis, yang tak kalah pentingnya dalam menentukan minat mahasiswa untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan, karena semua keadaan dan fungsi psikologis sangat dominan pengaruhnya dabandingkan faktor lainnya. Faktor psikologis ini meliputi antara lain faktor intelektual (kecerdasan, bakat, dan prestasi), serta faktor non-intelektual (sikap, kebiasaan, kebutuhaan, motivasi, konsep diri, pengawasan diri, emosional, dan sebagainya). Mahasiswa yang memiliki kecerdasan, bakat, dan prestasi yang baik tentang teknologi sepeda motor, cenderung akan dengan mudah memunculkan


(49)

minatnya untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor. Sikap, kebutuhan, motivasi pada mahasiswa akan mempengaruhi minat mahasiswa untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan. Kebutuhan merupakan salahsatu pendorong mahasiswa untuk menyalurkan minatnya. Kehidupan tentunya tak lepas dari berbagai kebutuhan yang mencukupi, hal ini yang menyebabkan mahasiswa mencari berbagai cara untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu salahsatunya dengan menyalurkan minatnya berwirausaha dibidang jasa perawatan dan perbaikan. Setiap mahasiswa mempunyai bermacam-macam kebutuhan, untuk memenuhinya mahasiswa cenderung tertarik pada objek-objek yang menarik perhatian dan memberi kepuasan bagi dirinya. Kepuasan tersebut terjadi apabila objek yang bersangkutan dapat memenuhi kebutuhannya. Hal ini sependapat dengan I.L. Passaribu dan B. Simanjuntak (1986:44) dalam Muhammad Faisal (2006:41) yang mengemukakan bahwa, minat adalah suatu sikap subjek terhadap objek atas dasar adanya kebutuhan dan memungkinkan terpenuhinya kebutuhan tersebut. Dengan demikian minat sangat erat kaitannya dengan kebutuhan.

Faktor lingkungan merupakan faktor berikutnya yang mempengauhi minat mahasiswa. Lingkungan dimana mahasiswa berada, berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk berwirausaha, khususnya bidang jasa perawatan dan perbaikan., baik itu lingkungan keluarga, tempat perkuliahan, maupun masyarakat. Sehingga seorang mahasiswa yang berasal dari keluarga atau lingkungan yang berada, maka akan memiliki minat yang berbeda pula. Mahasiswa yang tinggal di kota akan


(50)

memiliki minat yang berbeda dengan yang tinggal di desa, juga terdapat perbedaan antara minat mahasiswa yang berasal dari tingkat ekonomi yang berbeda.

Faktor selanjutnya yaitu Ilmu Pengetahuan dan Perkembangan Teknologi. Perkembangan IPTEK senantiasa akan merangsanga minat mahasiswa untuk berwirausaha, khususnya bidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor. Semakin pesat perkembangan IPTEK khususnya teknologi sepeda motor, maka akan semakin besar pula keinginan mahasiswa untuk menyalurkan minatnya berwira usaha bidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor.

Faktor-faktor di atas, yakni faktor internal dan eksternal akan saling terkait satu dengan yang lainnya karena dalam mewujudkan minat, seorang mahasiswa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang memungkinkan utuk memujudkan minatnya tersebut. Mahasiswa akan berinteraksi dengan lingkungannya dalam upaya

memperoleh perubahan minat yang diharapkan, sebagai modal untuk

mengaplikasikan minantnya ke dunia kerja, dalam hal ini wirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor.

4.4.3 Hubungan antara Mata Kuliah Teknologi Sepeda Motor dengan Minat Mahasiswa untuk Berwirausaha Bidang Jasa Perawatan dan Perbaikan

Keterkaitan atau hubungan antara mata kuliah teknologi sepeda motor dengan minat mahasiswa untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan dalam penelitian ini dapat dilihat dari korelasi statistik parametrik melalui uji korelasi


(51)

Product Moment dan uji signifikansi karena seperti yang telah dikemukakan

sebelumnya, bahwa kedua variabel berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar r = 0,66. Nilai r = 0,66 ini dinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel kuat.

Hasil korelasi di atas belum bisa digunakan untuk menafsir tingkat keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y secara sah, karena harus dilakukan uji t sebagai uji signifikansi hubungan antara kedua variabel tersebut, yang telah dilakukan pada perhitungan sebelumnya. Berdasarkan perhitungan diperoleh p-value = - 0,024. Maka dapat kita bandingkan dengan tingkat sigifikansi 5%. Artinya bahwa p-value = -0,024 < 0,05, maka Ho di tolak. Artinya terdapat hubungan yang signifikan

antara mata kuliah sepeda motor terhadap minat mahasiswa untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan. Berdasarkan nilai r = 0,66, maka hal ini berarti bahwa mata kuliah teknologi sepeda motor memiliki katerkaitan dengan prosentase kuat dengan minat mahasiswa untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan.

Berdasaarkan hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa minat mahasiswa untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan dipengaruhi oleh mata kuliah teknologi sepeda motor.


(52)

130 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan penelitian adalah jawaban dari permasalahan penelitian yang dilakukan. Pada bab ini penulis akan menyajikan kesimpilan berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Penulis juga mengemukakan beberapa saran yang berpedoman pada hasil penelitian sebagai masikan bagi dosen dan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1, khususnya pada mata kuliah Teknologi Speda Motor.

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian, pengulahan data, deskripsi dan pembahasan hasil penelitian. Adapunbeberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Sebagian besar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1, memiliki tingkat perolehan skor mata kuliah teknologi sepeda motor dengan modus yang cukup.

2. Sebagian besar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1, memiliki minat untuk berwirausaha dengan modus yang cukup.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara mata kuliah Teknologi Sepeda Motor, dengan minat mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, FPTK


(53)

UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1, untuk berwirausaha bidang jasa perbaikan dan perawatan

4. Tingkat kontribusi yang diberikan mata kuliah Teknologi Sepeda Motor, terhadap minat mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1, untuk berwirausaha bidang jasa perbaikan dan perawatan, tergolong pada kriteria tinggi.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, peneliti memberikan saran pada pihak-pihak terkait terhadap mata kuliah teknologi sepeda motor, antara lain:

1. Pihak lembaga pendidikan dalam hal ini Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif, hendaknya memperhatikan keberagaman tingkat pencapaian pengetahuan, pemahaman, pengalaman perkuliahan teknologi sepeda motor maupun minat unuk berwirausaha mahasiswa, untuk dijadikan acuan peningkatan tingkat pencapaian pada tingkatan yang lebih baik.

2. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif yang akan atau sedang memprogram mata kuliah Teknologi Sepeda Motor diharapkan agar lebih giat belajar, rajin-rajin membaca dan mempempelajari materi mata kuliah tersebut, serta melakukan praktek di workshop otomotif sesuai dengan prosedur keselamatan kerja yang berlaku.

3. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif, yang sudah memprogram mata kuliah Teknologi Sepeda Motor, diharapkan


(54)

dapat mengaplikasikan ilmunya untuk menciptakan lapangan kerja, dalam hal ini berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor, sehingga tidak tergantung untuk bekerja di industri-industri otomotif

4. Keluarga, masyarakat, teman, dan dosen pembimbing hendaknya selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada mahasiswa agar memiliki keberanian untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor.

5. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif, hendaknya lebih meningkatkan kreativitasnya dalam memanfaatkan fasilitas belajar secara maksimal agar dapat menambah pengetahuan, pemahaman, pengalaman, serta melatih sikap kerja di lapangan.

6. Dosen mata kuliah Teknologi Sepeda Motor diharapkan dapat mengoptimalkan perannya untuk mengarahkan mahasiswa dan memberikan perkuliahan secara teratur.

7. Peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini, diharapkan agar dapat meninjau serta mengungkap faktor-faktor lain yang mendukung dan memiliki keterkaitan dengan pembentukan minat berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan.


(55)

133

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1992). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa. Alma, B. (2009). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

As’ad, M (2003). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

BPS. (2009). Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009. [Online]. Tersedia:http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php. [12 Mei 2010]

Bygrave, William D. (1994). The Portable MBA in Enterpreuneurship. John Willey & Sons, Inc. New York.

Dalyono, M. (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Faisal, M. (2006). Hubungan Persepsi Siswa Tentang Peluang Kerja Dibidang OtomotifTerhadap Minat Berwirausaha Bidang Repair dan Maintenance Sepeda Motor. Skripsi Sarjana JPTM FPTK UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Fuad, M. et al. (2003). Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hendiana, S (2008). Kontribusi Minat Berwirausaha Terhadap Prestasi Belajar

Pada Mata Diklat Kewirausahaan Siswa Kelas Binaan Astra SMK Negeri 6 Bandung. Skripsi Sarjana JPTM FPTK UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Jama, J. et al. (2008). Teknik Sepeda Motor. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.


(56)

Mulyadi, A. (1995). Perkembangan Program Bimbingan Karir di Sekolah Berdasarkan Telaah Minat dan Pemilihan Karir Siswa. Tesis Master pada Program Pasca Sarjana IKIP Bandung. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Nurgana, (1993). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Permadi. Siregar, S. (2004). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Sitohang, J.S (2009). Beberapa Definisi Bisnis Menurut Para Ahli. [Online].

Tersedia:http://www.slideshare.net/djhony/beberapa-definisi-bisnis-menurut-para-ahli. [12 Mei 2010]

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soekardi, Y (2005). Perawatan dan Perbaikan Sepeda Motor. Bandung: M2S. Soemanto, W. (2003). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2000). Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, (2009). Statistika Untuk Penilitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, D.K. (1984). Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. [Online]. Tersedia: http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com [6 Agustus 2010]

Sukartini, S.P. (1986). Kontribusi Minat Akademis Orang Tua dan Guru Terhadap Konsep Diri Siswa. Tesis master FIP IKIP. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sumarna, N. (2004). Hubungan Pengalaman Praktek Kerja Industri Dengan Sikap Berwiraswasta. Laporan Penelitian JPTM FPTK UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Surakhmad, W. (1989). Pengantar penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.

Surya, M. (1979). Pengaruh faktor-faktor Non Intelektual Terhadap Gejala Berprestasi Penting. Desertasi pada FPS IKIP. Bandung: Tidak diterbitkan.


(57)

Suryana (2006). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Syaodih S., N. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Winkel, W. S. (1984). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Zulkifli. (2010). Penjualan Sepeda Motor 2009 Mencapai 5,88 Juta Unit. [Online].

Tersedia:http://www.otomotif.kompas.com/read/2010/01/18/07220016/Penj ualan.Sepeda.Motor.2009.Mencapai.5.88.juta.unit. [12 Mei 2010]

______. (2008). Pedoman Akademik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. ______. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Intruksi Presiden (INPRES) No.4 Tahun 1995. Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan. Jakarta: Rineka Cipta.


(1)

130 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan penelitian adalah jawaban dari permasalahan penelitian yang dilakukan. Pada bab ini penulis akan menyajikan kesimpilan berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Penulis juga mengemukakan beberapa saran yang berpedoman pada hasil penelitian sebagai masikan bagi dosen dan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1, khususnya pada mata kuliah Teknologi Speda Motor.

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian, pengulahan data, deskripsi dan pembahasan hasil penelitian. Adapunbeberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Sebagian besar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1, memiliki tingkat perolehan skor mata kuliah teknologi sepeda motor dengan modus yang cukup.

2. Sebagian besar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1, memiliki minat untuk berwirausaha dengan modus yang cukup.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara mata kuliah Teknologi Sepeda Motor, dengan minat mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, FPTK


(2)

UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1, untuk berwirausaha bidang jasa perbaikan dan perawatan

4. Tingkat kontribusi yang diberikan mata kuliah Teknologi Sepeda Motor, terhadap minat mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif angkatan 2006 dan 2007 jenjang S1, untuk berwirausaha bidang jasa perbaikan dan perawatan, tergolong pada kriteria tinggi.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, peneliti memberikan saran pada pihak-pihak terkait terhadap mata kuliah teknologi sepeda motor, antara lain:

1. Pihak lembaga pendidikan dalam hal ini Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif, hendaknya memperhatikan keberagaman tingkat pencapaian pengetahuan, pemahaman, pengalaman perkuliahan teknologi sepeda motor maupun minat unuk berwirausaha mahasiswa, untuk dijadikan acuan peningkatan tingkat pencapaian pada tingkatan yang lebih baik.

2. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif yang akan atau sedang memprogram mata kuliah Teknologi Sepeda Motor diharapkan agar lebih giat belajar, rajin-rajin membaca dan mempempelajari materi mata kuliah tersebut, serta melakukan praktek di workshop otomotif sesuai dengan prosedur keselamatan kerja yang berlaku.

3. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif, yang sudah memprogram mata kuliah Teknologi Sepeda Motor, diharapkan


(3)

132 dapat mengaplikasikan ilmunya untuk menciptakan lapangan kerja, dalam hal ini berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor, sehingga tidak tergantung untuk bekerja di industri-industri otomotif

4. Keluarga, masyarakat, teman, dan dosen pembimbing hendaknya selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada mahasiswa agar memiliki keberanian untuk berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan sepeda motor.

5. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Prodi Otomotif, hendaknya lebih meningkatkan kreativitasnya dalam memanfaatkan fasilitas belajar secara maksimal agar dapat menambah pengetahuan, pemahaman, pengalaman, serta melatih sikap kerja di lapangan.

6. Dosen mata kuliah Teknologi Sepeda Motor diharapkan dapat mengoptimalkan perannya untuk mengarahkan mahasiswa dan memberikan perkuliahan secara teratur.

7. Peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini, diharapkan agar dapat meninjau serta mengungkap faktor-faktor lain yang mendukung dan memiliki keterkaitan dengan pembentukan minat berwirausaha bidang jasa perawatan dan perbaikan.


(4)

133

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1992). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa. Alma, B. (2009). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

As’ad, M (2003). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

BPS. (2009). Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009. [Online]. Tersedia:http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php. [12 Mei 2010]

Bygrave, William D. (1994). The Portable MBA in Enterpreuneurship. John Willey & Sons, Inc. New York.

Dalyono, M. (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Faisal, M. (2006). Hubungan Persepsi Siswa Tentang Peluang Kerja Dibidang OtomotifTerhadap Minat Berwirausaha Bidang Repair dan Maintenance Sepeda Motor. Skripsi Sarjana JPTM FPTK UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Fuad, M. et al. (2003). Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hendiana, S (2008). Kontribusi Minat Berwirausaha Terhadap Prestasi Belajar

Pada Mata Diklat Kewirausahaan Siswa Kelas Binaan Astra SMK Negeri 6 Bandung. Skripsi Sarjana JPTM FPTK UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Jama, J. et al. (2008). Teknik Sepeda Motor. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.


(5)

134 Mulyadi, A. (1995). Perkembangan Program Bimbingan Karir di Sekolah Berdasarkan Telaah Minat dan Pemilihan Karir Siswa. Tesis Master pada Program Pasca Sarjana IKIP Bandung. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Nurgana, (1993). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Permadi. Siregar, S. (2004). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Sitohang, J.S (2009). Beberapa Definisi Bisnis Menurut Para Ahli. [Online].

Tersedia:http://www.slideshare.net/djhony/beberapa-definisi-bisnis-menurut-para-ahli. [12 Mei 2010]

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soekardi, Y (2005). Perawatan dan Perbaikan Sepeda Motor. Bandung: M2S. Soemanto, W. (2003). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2000). Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, (2009). Statistika Untuk Penilitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, D.K. (1984). Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. [Online]. Tersedia: http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com [6 Agustus 2010]

Sukartini, S.P. (1986). Kontribusi Minat Akademis Orang Tua dan Guru Terhadap Konsep Diri Siswa. Tesis master FIP IKIP. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sumarna, N. (2004). Hubungan Pengalaman Praktek Kerja Industri Dengan Sikap Berwiraswasta. Laporan Penelitian JPTM FPTK UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Surakhmad, W. (1989). Pengantar penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.

Surya, M. (1979). Pengaruh faktor-faktor Non Intelektual Terhadap Gejala Berprestasi Penting. Desertasi pada FPS IKIP. Bandung: Tidak diterbitkan.


(6)

Suryana (2006). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Syaodih S., N. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Winkel, W. S. (1984). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Zulkifli. (2010). Penjualan Sepeda Motor 2009 Mencapai 5,88 Juta Unit. [Online].

Tersedia:http://www.otomotif.kompas.com/read/2010/01/18/07220016/Penj ualan.Sepeda.Motor.2009.Mencapai.5.88.juta.unit. [12 Mei 2010]

______. (2008). Pedoman Akademik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. ______. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Intruksi Presiden (INPRES) No.4 Tahun 1995. Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan. Jakarta: Rineka Cipta.


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI KEMAMPUAN AWAL, MINAT DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH Kontribusi Kemampuan Awal, Minat Dan Kemandirian Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Persamaan Differensial Mahasiswa Semester V Universitas Muhammad

0 3 18

KONTRIBUSI KEMAMPUAN AWAL, MINAT DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH Kontribusi Kemampuan Awal, Minat Dan Kemandirian Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Persamaan Differensial Mahasiswa Semester V Universitas Muhamma

0 3 13

PENGARUH PEMBELAJARAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA (STUDIKASUS PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN).

0 1 25

KONTRIBUSI MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA KONTRIBUSI MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 20

0 0 20

PENDAHULUAN KONTRIBUSI MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2007.

0 0 11

RELEVANSI MATERI MATA KULIAH TEKNOLOGI SEPEDA MOTOR DAN MATERI MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEJURUAN TEKNIK SEPEDA MOTOR TERHADAP MATERI UJI KOMPETENSI KEAHLIAN STANDAR BSNP.

3 13 36

KONTRIBUSI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA JPTM FPTK UPI BANDUNG.

0 1 33

DAMPAK MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA SETELAH

0 0 11

PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN MOTIVASI DIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA UNHASY JOMBANG

0 0 12

RANCANG BANGUN ALAT ANGKAT FLEKSIBEL UNTUK SEPEDA MOTOR BEBEK (PERAWATAN DAN PERBAIKAN)

0 0 12