BAB VIII ASPEK TEKNIS PER SEKTOR - DOCRPIJM 1479106222BAB VIII OK

  Tahun 2016 - 2020

BAB VIII ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

  8.1 Pengembangan Permukiman Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang

terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana,

utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan

atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan

permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman

kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan

peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan

perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat

pertumbuhan, serta desa tertinggal.

  8.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Terkait dengan tugas dan wewenang Pemerintah Kabupaten Bulukumba dalam

pengembangan permukiman sesuai UU No. 1 Tahun 2011. Tugas Pemerintah Kabupaten

Bulukumba, adalah :

  1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan stretegi di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.

  2. Penyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.

  3. Menyelenggarakan fungsi operasional dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

  4. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaanperaturan perundang undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

  5. Melaksanakan kebijakan dan strategi

  Tahun 2016 - 2020 6.

  Melaksanakan peraturan perundang undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.

  7. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman 8.

  Melaksanakan jakstra provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional.

  9. Meleksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman.

  10. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  11. Menetapkan Kasiba dan Lisiba.

  Sedangkan kewenangan Pemerintah Kabupaten Bulukumba dalam pengembangan permukiman, adalah : a.

  

Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman Kabupaten

Bulukumba b.

  

Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang undanganbidang perumahan dan

kawasan permukima Kabupaten Bulukumba.

  c.

  

Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan

permukiman Kabupaten Bulukumba.

  d.

  

Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan

dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman Kabupaten Bulukumba.

  e.

  

Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman

bagi MBR.

  f.

  

Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR di Kabupaten

Bulukumba.

  g.

  

Memfasilitasi kerjasama antara pemerintah dan badan hokum dalam penyelanggaraan

perumahan dan kawasan permukiman h.

  

Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh dan

permukiman kumuh di Kabupaten Bulukumba. i.

  

Memfasiliasi peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh di

Kabupaten Bulukumba.

  Kebijaksanaan dan program pembangunan infrastruktur PU Bidang Cipta Karya

Kabupaten Bulukumba tidak hanya menyangkut pembangunan dan penyediaan fasilitas umum

bagi masyarakat, melainkan juga menyangkut pembangunan prasarana dan sarana fisik

  Tahun 2016 - 2020

keciptakaryaan. Dengan demikian peranan infrastruktur PU Bidang Cipta Karya sangat penting

dalam kebebasan memilih pembangunan yang memungkinkan lingkungan hidup dapat

menunjang proses pembangunan secara berkelanjutan, sebaliknya kebijaksanaan pembangunan

dan lingkungan hidup mempunyai pengaruh langsung pada perkembangan pembangunan.

  Penataan bangunan dan lingkungan bertujuan untuk menjamin kondisi bangunan

karena akan menjadi dasar di masa yang akan datang, Jika ditinjau dari intensitas bangunan

yang ada saat ini, maka penataan bangunan dan lingkungan belum tertata baik. Rencana

penataan bangunan dan lingkungan terutama pada daerah yang sudah terbangun harus

memperhatikan kelestarian lingkungan. Untuk itu, maka beberapa kawasan yang peruntukan

sebagai lahan bebas bangunan akan dijadikan sebagai open space untuk memberikan nuansa

lingkungan yang asri.

8.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan a.

   Isu Strategis Pengembangan Permukiman Isu strategis kondisi permukiman di Kabupaten Bulukumba cenderung padat dan tidak tertata dengan baik. Daya dukung dan daya tampung lahan untuk pengembangan permukiman di masa yang akan datang sudah tidak memungkinkan. Sehingga upaya pengembangan permukiman akan diprioritaskan pada program penataan lingkungan dan perbaikan prasaranan dan sarana dasar permukiman. Isu strategis lainnya terkait permukiman dan infrastrukturnya di Kabupaten Bulukumba adalah:

  • Kawasan permukiman rawan banjir (genangan),
  • kondisi fisik kawasan merupakan lahan relative datar dan cekung dengan adanya rawa-rawa
  • Merupakan kawasan daerah kumuh nelayan dan pinggiran kota
  • Daya dukung lingkungan rencah dan kepadatan bangunan tinggi
  • Infrastruktur kawasan masih memerlukan peningkatan
  • Kawasan rawan konflik
  • Sumber air terbatas dan penyediaan sanitasi lingkungan relative minim.

  • Penetapan Kasiba Lisiba b.

   Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

  Tahun 2016 - 2020 Kondisi sebagian dari permukiman di Kabupaten Bulukumba bisa dikatakan masih jauh dari kata layak. Permukiman yang dibangun oleh masyarakat tidak sepenuhnya dilengkapi denhan fasilitas penunjang layaknya permukiman lain. Selain karena masih tingginya jumlah kawsan kumuh di wilayah perkotaan dan di wilayah Kecamatan di Luar kota, pembangunan permukiman juga tidak terarah karena tidak adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pembangunan kawsan permukiman. Kawasan permukiman cenderung tumbuh berkelompok-kelompok dan tidak dilengkapi dengan prasaran dan sarana yang layak.

  Permukiman kumuh yang tumbuh di Kabupaten Bulukumba memiliki luasan yang cukup tinggi dan tersebar di seluruh Kecamatan, tidak hanya terpusat pada kawasan perkotaan Bulukumba. Luasan dari permukiman Kumuh di Kab. Bulukumba tersaji dalam tabulasi berikut: c.

   Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Sebagaimana dengan isu strategis maka Kab. Bulukumba juga mengalami permasalahan dan tantangan dalam pengembangan permukiman. Tingginya jumlah kawasan kumuh, masih terbatasnya Prasarana dasar di daerah terpencil, belumberkembanganya kawasan tradisionil yang merupakan kawasan perdesaan potensial secara optimal dan masih rendahnya pembiayaan yang ada untuk peningkatan prasaran perdesaan dan kawasan kumuh. Berikut hasil identifikasi permasalahan dan tantangan Pengembangan Permukiman di kabupaten Bbulukumba 8.1.3.

   Analisis Kebutuhan Permukiman Pembangunan permukiman kumuh di Kabupaten Bulukumba dilakukan dan dibangun oleh masyarakat secara swadaya yang tidak dilengkapi fasilitas penunjang layaknya sebagai kawasan permukiman dan kategorikan sebagai permukiman kumuh pinggiran kota dan permukiman kumuh nelayan. Jumlah kawasan kumuh yanga da di Kabupaten Bulukumba tersaji dalam tabulasi berikut: Layanan prasarana dan sarana perumahan dimaksudkan sebagai ketersediaan, jangkauan dan tingkat pelayanan sarana dan prasarana yang bersangkutan dalam

  Tahun 2016 - 2020 memenuhi kebutuhan penduduk perumahan. Ketersediaan dilihat dari jumlah yang ada saat ini, jangkauan dilihat dari umlah penduduk yang terlayani, sedangkan tingkat pelayanan merupakan ukuran seberapa banyak pendudukl yang telaayani oleh fasilitas yang bersangkutan berdasarkan standar kebutuhan minimumnya.

  Program/kegiatan pembangunan permukiman berdasarkan tingkat permasalahan sosial ekonomi masyarakat baik perkotaan maupun di pedesan seperti peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan/ nelayan, pembangunan infrastruktur pedesaan, yang lebih baik diprioritaskan pada desa-desa tertinggal dan pengembangan wilayah kecamatan terisolir.

  Prosedur standar yang digunakan berdasarkan buku petunjuk oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri No. 13 dan No. 59 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah).

  Salah satu aspek penting dalam pelaksanaan rencana pembangunan perumahan dan permukiman sebagai bagian dari rencana pembangunan perkotaan adalah tersediaanya dana yang cukup untuk membiayai setiap program pembangunan yang telah dirumuskan. Secara yuridis, penyediaan dan pembiayaan fasilitas infratruktur tentang pelayanan perkotaan merupakan kewenangan dan tanggung jawab pemerintah kabupaten terutama pada instansi yang membawahinya secara langsung.

  Ketersediaan pembiayaan pembangunan infrastruktur tergantung pada kondisi dari sumber-sumber penerimaan, baik berupa pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan (bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum (DAU), dana- dana lain yang sah (penerimaan dari provinsi).

  Peningkatan penerimaan daerah dapat dilakukan dalam bentuk peningkatan volume/nilai bagi sumber penerimaan yang telah ada dan memungkinkan untuk itu atau berusaha untuk menggali sumber-sumber penerimaan baru sejauh masih dimungkinkan oleh perundang-perundang yang berlaku. Dalam rangka meningkatkan penerimaan daerah beberapa cara yang dapat ditempuh Pemerintah Kabupaten yaitu: a.

  Mengumpulkan dana dari pajak-pajak dan retribusi daerah yang tidak bertentangan atau diperbolehkan oleh peraturan atau perundang-undangan yang berlaku; b.

  Pemerintah Kabupaten dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, pasar uang atau bank atau pinjaman dalam negeri maupun luar negeri;

  Tahun 2016 - 2020 c.

  Ikut ambil bagian dalam pendapatan pajak sentral ( pusat) yang dipungut di daerah; dan d.

  Pemerintah Kabupaten dapat menerima bantuan atau subsidi dari pemerintah propinsi atau pemerintah pusat.

  Upaya menjamin terlaksananya program pembangunan yang diperlukan pula peningkatan partisipasi swasta dan masyarakat baik dalam pengadaan dan penyediaan fasilitas pelayanan maupun dalam upaya pemeliharaannya. Untuk meningkatkan partisipasi swasta dalam penyediaan fasilitas pelayanan dapat dilakukan dengan memberikan kemudahan kepada swasta yang berminat melakukan investasi pembangunan prasarana kota, misalnya dalam pembangunan sarana perbelanjaan, kesehatan dan lainnya. Kemudahan dalam memperoleh ijin lokasi, pembebasan tanah serta ijin mendirikan bangunan sejauh tidak menyimpang dari rencana kota yang telah ditetapkan.

  Penghematan yang telah diperoleh pihak swasta dalam menanamkan investasi ini karena adanya kemudahan yang diberikan Pemerintah Kabupaten dapat dikompensasikan dengan mewajibkan pihak swasta tersebut untuk membangun fasilitas pelayanan yang dibutuhkan oleh warga kota. Kerja sama dengan pihak swasta dapat diperluas pada hampir selurh sektor pembangunan. Singkatnya setiap kemudahan yang diberikan Pemerintah Kabupaten kepada pihak swasta yang akan melakukan investasi selayaknya pula pemerintah daerah memperoleh konpensasi yang seimbang.

  Partipasi warga masyarakat terutama diharapkan dalam upaya memelihara fasilitas pelayanan yang telah disediakan oleh Pemerintah Kabupaten. Langkah yang perlu dilakukan adalah menanamkan kesadaran kepada warga bahwa sebagai penerima manfaat dari prasarana pelayanan maka masyarakat sudah selayaknya pula memberikan kontribusinya kepada Pemerintah Kabupaten.

  Kerjasama ini secara kongrit dapat diwujudkan misalnya dengan melakukan konsolidasi lahan perkotaan. Dengan dilaksanakannya program pada kawasan perencanaan, maka Pemerintah Kabupaten dapat memperoleh lahan untuk pembangunan prasarana melalui sumbangan dari masyarakat. Pada akhirnya tercipta suatu kelembagan antara pemerintah, swasta maupun terhadap mayarakat dalam penyelediaan dana untuk pengadaan infrastruktur.

  Instansi yang terkait dengan Bidang Infrastruktur antara lain:

  Tahun 2016 - 2020 a.

  Dinas Bina Marga Kabupaten Bulukumba; b.

  Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kabupaten Bulukumba; c. Dinas Penyediaan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Bulukumba d.

  Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bulukumba; e. Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba; f. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bulukumba; g.

  Dinas Pertanian Kabupaten Bulukumba; h.

  PDAM Kabupaten Bulukumba; Perencanaan kota khususnya pada investasi infrastruktur permukiman akan sejalan dengan program pembangunan lainnya, dimana setiap program tersebut pada akhirnya akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena tingkat perputaran perekonomian dapat tercipta dimana-mana.

  Sebelum dilakukan analisis pengembangan permukiman, maka diperlukan telaahan indikator permasalahan perumahan dan permukiman di Kabupaten Bulukumba, antara lain: a.

  

Tumbuhnya permukiman liar yang terkesan kumuh di beberapa kawasan dengan

mengesampingkan arahan pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang; dan b.

Sistem kelembagaan yang bertugas, belum terorganisir dengan baik sehingga komunikasi

antara instansi terkait dalam hal pengembangan permukiman tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

  Implementasi Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Bulukumba mengacu

pada aturan yang dipersyaratkan oleh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Direktur Jenderal

Cipta Karya maupun peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan

penyelenggaraan tata bangunan gedung dan lingkungan serta peraturan daerah daerah yang

mengatur tentang penyelenggaran Bangunan Gedung, maka permasalahan secara fisik, sebagai

berikut: a.

  

Umumnya bangunan yang ada belum memenuhi syarat teknis maupun keserasian

bangunan dan lingkungannya; b.

  

Masih terdapat bangunan yang melanggar aturan tentang garis sempadan jalan, sungai,

pantai dan kawasan non budidaya lainnya;

  Tahun 2016 - 2020 c.

  

Belum adanya aturan yang jelas, antara lain; peraturan bangunan setempat (PBS) dan

peraturan bangunan lainnya; dan d.

  Prilaku masyarakat yang tidak menghiraukan aturan dalam membangun Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan permukiman di

Kabupaten Bulukumba, yaitu dari aspek kelembagaan , aspek pendanaan dan aspek peran serta

masyarakat, maka sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa alternatif pemecahan masalah

yang direkomendasikan sebagai berikut: a.

  

Kelembagaan yang menangani Bidang Keciptakaryaan khususnya pengembangan

permukiman yang didukung dengan uraian tugas dan fungsi (tupoksi) yang jelas, serta penempatan tenaga pelaksana sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang dimiliki; b.

  

Adanya pengorganisasian pendanaan dari berbagai sumber (APBD Kabupaten, APBD

Provinsi, APBN dan Swadaya) yang pelaksanaannya oleh satker berada dalam SKPD; dan

c.

  

Peningkatan peran serta masyarakat dalam menangani program/kegiatan pengembangan

permukiman baik individu maupun Organisasi Masyarakat.

  Sistem Infrastruktur permukiman yang diusulkan adalah adanya keserasian dan

keseimbangan pembangunan infrastruktur permukiman perkotaan dan perdesaan diharapkan

mengacu kepada konsep pembangunan prasarana kota terpadu antar sektor sesuai dengan

rencana induk sistem prasarana dan sarana yang ada seperti peningkatan kualitas permukiman

kumuh dan pengembangan pemukiman baru, yang ditunjang dengan pembangunan sektor

lainnya seperti pembangunan drainase, persampahan, pengelolaan air limbah dan pembangunan

jalan kota.

  Sedangkan sistem infrastruktur perdesaan dan perkotaan mengacu pada konsep

pemberdayaan melalui program pemberdayaan masyarakat antara lain : Program Pembangunan

Infrastruktur Permukiman (PPIP) oleh Organisasi Masyarakat Setempat (OMS), Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) oleh Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM), PNPM

Mandiri Perkotaan, Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat (PLPBK),

Replikasi Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (Replikasi PAKET), PAMSIMAS, Sanitasi Berbasis

Masyarakat (SANIMAS) dan DAK-Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (DAK_SLBM),dengan

tujuan meningkatkan aksesibilitas kehidupan dan penghidupan masyarakat menuju terwujudnya

masyarakat sejahtera dan mandiri.

  Tahun 2016 - 2020 8.1.4.

   Program-program Sektor Pengembangan Permukiman Usulan dari prioritas program pembangunan prasarana dan sarana permukiman

meliputi: pembangunan jalan lingkungan, jalan setapak, drainase, sanitasi, penyediaan air

bersih/minum dan fasilitas umum lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kegiatan

usaha masyarakat di perkotaan maupun di perdesaan melalui program penigkatan kualitas

permukiman kumuh, program pembangunan infrastruktur perdesaan, program pengembangan

infrastruktur perkotaan dan program penanganan kawasan mendesak.

  Kerangka pengembangan dan strategi pengembangan perumahan permukiman di

Kabupaten Bulukumba pada dasarnya dilaksanakan dengan memperhatikan konsep

pengembangan tata ruang wilayah yang terdiri dari 3 (tiga) kawasan utama: a.

  

Kawasan lindung merupakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

keserasian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumber daya buatan;

b.

  

Kawasan penyangga, merupakan kawasan yang dikembangkan secara terbatas dengan

tujuan untuk melindungi kerusakan kawasan lindung dengan tepat; dan c.

  

Kawasan urban/perkotaan, merupakan kawasan yang mempunyai kegiatan non pertanian

dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman, pertokoan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan ekonomi.

  

Usulan dan prioritas kegiatan pembangunan infrastruktur permukiman meliputi:

a. Program Prioritas Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh 1.

  Perbaikan Lingkungan Permukiman, dengan Kegiatan:

  a) Peningkatan Prasarana dan Sarana Lingkungan Permukiman; b) Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah; c) Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Kabupaten Bulukumba; dan;

  d) Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Minum berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Kabupaten Bulukumba;

  e) Pembangunan prasarana dan sarana air bersih bagi masyarakat berpenghasilan rendah Kabupaten Bulukumba;

  f) Pembangunan prasarana dan sarana air limbah/sanitasi melalui DAK-SLBM dan SANIMAS.

  Tahun 2016 - 2020 2.

  Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Program pemberdayaan yang terdiri atas 3 pilar pembangunan yang dikenal dengan TRIDAYA PEMBANGUNAN yaitu Lingkungan, Ekonomi dan Sosial.

  8.1.5. Usulan Dan Prioritas Proyek Pembangunan Infrastruktur Permukiman Setelah memperhatikan kriteria kesiapan maka dapat dirumuskan usulan program

kegiatan pembangunan permukiman di Kabupaten Bulukumba yang disusun berdasarkan

prioritas, seperti terlihat pada tabel berikut.

  Sedangkan usulan pembiayaan baik dari APBD Kabupaten Bulukumba, APBD Provinsi

Sulsel, APBN, maupun dari masyarakat dan swasta sesuai dengan kemampuan pembiayaan dapat

dilihat pada tabel-tabel berikut.

  Tahun 2016 - 2020

Tabel 8.1 :Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten/Kota

  LOKASI SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- Readiness Criteria APBN

  VOLUM SATUA TAH PDA E N UN Terca M/ OUTPU OUTPU APBD NO OUTPUT / SUB OUTPUT

  ANG ntum Kesia APBD SWA T/SUB T/ SUB Dok. Dana KAB/KOTA DETAIL LOKASI

  KAB / GAR dala pan PROV. STA/ OUTPU OUTPU DED AMD Sharing KOTA AN m Laha MAS T T Rp. MURNI PLN

  AL Daerah RPIJ n Y. M

  1

  2

  3

  4

  5

  

6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  20

  21

  22

  23

  1 LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN LAPOR PERMUKIMAN

AN

1.a. STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN LAPOR

  • - DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) AN 1.b. RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN

  

LAPOR

PERKOTAAN DAN PERDESAAN (RPKPP) AN -

  2 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN

KAWA

  2 PERKOTAAN

SAN

2.a.

INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN

  

KAWA

2 KUMUH

  

SAN

132

  Tahun 2016 - 2020

  Siap 2014 - Ada

  • Kel. Caile Kec.

  Kab. Bulukumba

  1 Kws 295,00

  Ujungbulu 2,950,000 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman

  2016 Ya Kawasan Kumuh

  Siap 2015 - Ada

  • Kel. Kalumeme Kab. Bulukumba

  1 Kws 295,00

  Kec. Ujungbulu 2,950,000 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman

  2016 Ya Kawasan Kumuh

  Siap 2016 - Ada

  • Kel. Ela-ela Kec.

  Kab. Bulukumba

  1 Kws 295,00

  Ujungbulu 2,950,000 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman

  2016 Ya Kawasan Kumuh

  Siap 2015 - Ada Kel. Tanah

  • Kab. Bulukumba Kongkong Kec.

  1 Kws 295,00

  2,950,000 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman

  Ujungbulu 2019 Ya

  Kawasan Kumuh

  • Siap 2016 Ada - - -

  Kel. Kasimpureng Kab. Bulukumba

  1 Kws 295,00

  Kec. Ujungbulu 2,950,000 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman

  2019 Ya Kawasan Kumuh

  Siap 2016 Ada -

  • Kel. Kasimpureng Kab. Bulukumba

  1 Kws 295,00

  Kec. Ujungbulu 2,950,000 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman

  2020 Ya Kawasan Kumuh

  Siap 2016 - Ada

  • Kel. Kasimpureng Kab. Bulukumba

  1 Kws 295,00

  Kec. Ujungbulu 2,950,000 Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman

  2020 Ya Kawasan Kumuh 2.b.

INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG

  

KAWA

MENINGKAT KUALITASNYA

SAN

  133

  Tahun 2016 - 2020

  3 RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR

TWIN

PENDUKUNGNYA

  

BLOCK

  4 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN

KAWA

  4 PERDESAAN

SAN

4.a.

INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN

  

KAWA

PERDESAAN POTENSIAL YANG MENINGKAT

SAN

KUALITASNYA 4.b.

INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN

  

KAWA

  4 RAWAN BENCANA

SAN

  Ya Siap belu Ada - Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Banjir Kel. Kasimpureng KAWAS

  • 1,000,000 100,00 2017 m Kab. Bulukumba

  1 Kec. Ujungbulu AN Ya Siap belu Ada - Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Banjir

  Kel. Bintarore KAWAS

  • 1,000,000 - m

  100,00 2017 Kab. Bulukumba

  1 Kec. Ujungbulu AN Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Longsor

  Ya Siap belu Ada - Kindang-Kahayya KAWAS

  • 1,500,000 150,00 2018 m Kab. Bulukumba

  1 Kec. Kindang AN Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Longsor

  Siap - Ya belu Ada Erelebu Kec. KAWAS

  100,00 2018 Kab. Bulukumba 1 1,000,000 - - - m

  Bontotiro AN Ya Ada Siap belu - Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Longsor

  KAWAS 1,500,000 - - - 150,00 2019 m

  Kab. Bulukumba Kec. Gantarang

  1 AN Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Longsor

  Ya Siap belu Ada - KAWAS

  • 1,000,000 100,00 2019 m Kab. Bulukumba Kec. Kindang

  1 AN

  134

  Tahun 2016 - 2020

  Ya Siap belu Ada - Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Longsor KAWAS

  • 1,500,000 150,00 2020 m Kab. Bulukumba Kec. Kindang

  1 AN Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Longsor

  Ada - Ya Siap belu KAWAS

  1,000,000 - - - 100,00 2020 m Kab. Bulukumba Kec. Kindang

  1 AN 4.c.

INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN

  

KAWA

DI PERBATASAN DAN PULAU KECIL

SAN

TERLUAR

  Total

  • - 30,150,000 - 3,015,0 -

  00 Sub Total 2016 885,000 - - 8,850,000 - Sub Total 2017

  2,000,000 - - 200,000 - Sub Total 2018

  • - - 2,500,000 250,000 - Sub Total 2019
  • - - - 8,400,000 840,000 Sub Total 2020

  8,400,000 - - 840,000 135

  Tahun 2016 - 2020

8.2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (PBL) 8.3.6.

   Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Arahan penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang

diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk

mewujudkan lingkungan binaan di Kabupaten Bulukumba, khususnya wujud fisik bangunan

gedung dan lingkungannya.

  Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Bulukumba mengacu pada undang-undang dan peraturan, antara lain: 1) UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman 2) UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung 3)

PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang

  Bangunan Gedung 4)

Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Ruang Bangunan

dan Lingkungan.

  5)

Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang 6)

  Permen PU No. 8 Tahun 2010 tentang Lingkup Tugas dan Fungsi Direktoral PBL 8.3.7.

   Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan Isu-isu strategis yang berkembang terkait bidang PBL di Kabupaten Bulukumba

dikelompokkan dalam tiga cakupan kegiatan, yaitu penataan lingkungan permukiman,

penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah Negara, pemberdayaan komunitas dalam

penanggulangan kemiskinan. Identifikasi isu strategis ini berdasarkan kondisi nyata yang

termuat dalam berbagai agenda yang sifatnya internasional, nasional dan daerah yang kemudian

diturunkan dalam berbagai program kegiatan berdasarkan skala prioritas dan manfaat dari

rencana tindak, yang meliputi : a) Revitalisasi, b) RTH, c) bangunan tradisional/bersejarah dan

  

d) penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan

permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan.

  Secara umum isu strategis dan kondisi penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Bulukumba, antara lain :

1. Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan. Secara umum bangunan-

  Kabupaten Bulukumba bangunan yang berada di disyaratkan untuk mengikuti aturan

  Tahun 2016 - 2020 standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan baik bagi pengguna bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Aturan-aturan ini antara lain terdapat pada aturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan aturan bangunan yang lain. Sedangkan untuk daerah-daerah rawan bencana misalnya kebakaran, banjir, gelombang pasang, maka disyaratkan bangunan-banguna tersebut harus tahan dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi tehadap ancaman bencana tersebut.

  2. Kondisi Prasarana dan Sarana Hidran Hidran adalah cadangan air pada media tertentu sebagai sarana penaggulangan bencana kebakaran. Sarana hidran ini biasanya berbentuk tabung dan selang pemadaman, seharusnya dimilki oleh setiap bangunan terutama yang rawan bencana kebakaran, seperti bangunan pabrik, gudang, bangunan bertingkat, perkantoran, supermarket/plaza, pusat perbelanjaan dan lain-lain. Namun sampai saat ini belum semua gedung yang disebutkan di atas memiliki sarana hidran tersebut, atau kalau pun ada kondisinya belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan bahkan ada yang dalam kondisi rusak. Keberadan hidran ini sangat penting untuk menjadi sarana pertolongan pertama pada bencana kebakaran yang tentu saja bila tidak ditangani secara serius akan mengakibatkan kerugian baik materi maupun korban jiwa. Oleh karena itu perlu ada penataan sarana hidran ini dengan membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran yang sampai saat ini belum dimiliki oleh pemerintah daerah ataupun dinas terkait.

3. Kondisi Kualitas Pelayanan Publik dan Perijinan Bangunan. Beberapa kawasan di

  Kabupaten Bulukumba memang telah memiliki rencana tata bangunan dan lingkungan, namun belum terdapat penegakan aturan tata bangunan dam lingkungan tersebut karena RTBL yang ada belum disahkan yang berarti belum memiliki landasan hukum untuk ditegakkan. Keadaan demikian tentu saja sangat mengganggu proses perijinan pendirian bangunan yang sesuai dengan fungsi kawasan. Akibat pelayanan publik terhadap perijinan mendirikan bangunan gedung ini tidak terlaksanakan secara baik, maka bermunculan bangunan gedung yang tidak sesuai dengan fungsi lahan/kawasan. Akhirnya ini berdampak pada tidak tertibnya kawasan yang telah direncanakan dan akan menurunkannya citra kawasan itu

  Tahun 2016 - 2020 sendiri. Tingkat keselamatan, keamanan serta kenyamanan bangunan dan lingkungan tidak bisa terwujud dengan baik.

4. Permasalahan utama dalam penataan bangunan bersejarah di Kabupaten Bulukumba

  adalah belum adanya aturan yang mengatur perlindungan bangunan-bangunan tersebut, sehingga sangat mungkin terjadi pembongkaran atau pemugaran yang

tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi/preservasi bangunan bersejarah.

  Kawasan peruntukan ruang yang sudah direvitalisasi untuk kegiatan-kegiatan

sektor informal direncanakan untuk memberikan ruang yang khusus guna menampung

para pedagang kaki lima yang selama ini tersebar secara tidak teratur dan terkesan

kurang bersih dari segi lingkungan sekitarnya, apalagi yang memakai trotoar sebagai

ruang untuk berdagang atau melaksanakan kegiatan lainnya. Kawasan peruntukan

ruang khusus untuk pedagang kaki lima diupayakan diatur dan ditempatkan sesuai

dengan karakteristik pedagang kaki lima itu sendiri. Kawasan peruntukan ruang bagi

sektor informal, meliputi: kawasan Pasar Senggol di Kelurahan Ujung Sabbang; kawasan

Mattirotasi Baru di Kelurahan Sumpang Minangae; kawasan Cempae di Kelurahan

Watang Soreang; dan kawasan reklamasi Labukkang bagian selatan di Kelurahan

Labukkang.

  Sesuai dengan peraturan perundang-undangan penataan ruang yang baru UU Nomor

  

26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang mengisyaratkan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau

(RTH) pada sebuah kawasan perkotaan adalah seluas 30% dari total luas lahan kawasan

perkotaan. RTH tersebut harus dapat memenuhi fungsi kawasan penyeimbang, konservasi

ekosistem dan pencipta iklim mikro (ekologis), sarana rekreasi, olahraga dan pelayanan umum

(ekonomis), pembibitan, penelitian (edukatif), dan keindahan lansekap kota (estetis).

  Pemanfaatan lahan ruang terbuka non hijau lebih diarahkan pada kawasan ruang

terbuka non hijau yang meliputi: ruang terbuka yang mengikuti rute jalan arteri primer dan

kolektor primer; trotoar atau pedestrian yang berada di samping kiri kanan jalan, baik bagi

masyarakat umum maupun penyandang cacat; ruang terbuka yang berada di depan, samping

atau belakang bangunan publik dengan fungsi perkantoran, perdagangan dan jasa dan fungsi

lainnya; dan ruang terbuka peruntukan area parkir, anjungan seperti: hall dan tempat bermain.

  Kabupaten Bulukumba memiliki beberapa Kawasan Wisata Alam yaitu :

  • Pantai Pasir Putih Bira (Tanjung Bira), Terdapat Di Bira Kecamatan Bontobahari;

  Tahun 2016 - 2020

  • Pantai Pasir Putih Lemo-Lemo, Terdapat Di Kecamatan Bontobahari;
  • Pantai Mandala Ria, Terdapat Di Ara Kecamatan Bontobahari;
  • Pantai Samboang, Terdapat Di Samboang Kecamatan Bontotiro;
  • Pulau Liukang Loe, Terdapat Di Kecamatan Bontobahari;
  • Pulau Kambing, Terdapat Di Kecamatan Bontobahari;
  • Permandian Alam Limbua, Terdapat Di Kecamatan Bontotiro;
  • Permandian Sumur Panjang Hila-Hila, Terdapat Di Kecamatan Bontotiro;
  • Permandian Alam Bravo Terdapat Di Kelurahan Borong Rappoa Di Kecamatan Kindang;
  • Danau Buhung Tujuh Kahayya Terdapat Di Desa Kindang Kecamatan Kindang;

  • Pantai Panrang Luhu Terdapat Di Desa Bira Kecamatan Bontobahari;
  • Pantai Marummasa Terdapat Di Desa Darubia Kecamatan Bontobahari;
  • Pantai Kasuso Terdapat Di Kecamatan Bontobahari;
  • Permandian Alam Seppenge’ Desa Bontomate’ne Kecamatan Rilau Ale;
  • Permandian Alam Bombang Tellue Kecamatan Rilau Ale;
  • Permandian Alam Kantang Jodoh Desa Bontoharu Kecamatan Rilau Ale.

  Untuk Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan di kabupaten Bulukumba yaitu :

  • Kawasan Adat Amma Toa Kajang, terdapat di Kecamatan kajang;
  • Gua Passohara, terdapat di Desa Ara Kecamatan Bontobahari;
  • Gua Malukua, terdapat di Desa Bira Kecamatan Bontobahari;
  • Gua Liukang Panikia, terdapat di Desa Bira Kecamatan Bontobahari;
  • Makam Samparaja Karaeng Sapo Batu, terdapat di Desa Tri Tiro Kecamatan Bontotiro - Situs Pua Janggo, terdapat di Desa Bira Kecamatan Bontobahari;
  • Situs Karangpuang, terdapat di Desa Karampuang Kecamatan Bulukumpa. Makam

    Al Maulana Khatib Bungsu (Dato Tiro), terdapat di Hila-hila Kecamatan Bontotiro;

  • Makam Launru Daeng Biasa (Karaeng Ambibia). terdapat di Kelurahan Ekatiro Kecamatan Bontotiro.
  • Pembuatan Perahu Phinisi, terdapat di Kecamatan Bontobahari

  Tahun 2016 - 2020 Perkebunan Karet terdapat di Kecamatan Ujung Loe, Kajang dan Bulukumpa

  • Agrowisata Tambak di Kecamatan Ujung Loe -
  • Pasar Cekkeng di Kecamatan Ujung Bulu Dermaga Leppe’e di Kelurahan Kalumeme Kecamatan Ujung Bulu -
  • Agro Wisata Parukku Desa Bululohe dan Bontomanai Kecamatan Rilau Ale Penataan dan perlindungan permukiman tradisional dan bangunan/situs cagar budaya

    tersebut perlu diintegrasikan dengan pengembangan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan

    daerah. Usaha Pemerintah Kabupaten Bulukumba dalam mengembangkan kawasan/ Bangunan

    tradisional dan sejarah diharapkan tetap memperhatikan pengembangan kawasan pariwisata

    secara terpadu dengan tetap mempertahankan kelestarian daya dukung lingkungan;

    mengembangkan pariwisata yang komersial dan mandiri; melengkapi objek wisata dan rekreasi

    dengan fasilitas penunjang; dan melibatkan masyarakat sekitar dalam pengembangan dan

    pengelolaan wisata dan rekreasi.

8.3.8. Analisis Kebutuhan Pengembangan PBL

  Analisis kebutuhan pengembangan PBL didasarkan pada Isu Strategis, Kondisi Eksisting,

Permasalahan dan Tantangan yang disebutkan sebelumnya sebagai upaya pengendalian

pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan sebagai wujud fisik

bangunan gedung dan lingkungannya. Kebutuhan pengembangan PBL berdasarkan kebijakan

penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Bulukumba, meliputi: 1.

  Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk bangunan gedung dan rumah negara.

  2. Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi persyaratan bangunan gedung dan penataan lingkungan.

  3. Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan dalam penataan lingkungan permukiman.

  4. Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung pewngembangan jatidiri dan produktifitas masyarakat.

  5. Mengembangkan kawasan-kawasan yang memiliki peran dan potensi strategis dari pertumbuhan wilayah.

  Tahun 2016 - 2020 6.

  Mengembangkan kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat di bidang bangunan gedung dan penataan lingkungan.

  7. Mewuudkan arsitektur perkotaan yang memperhatikan khasanah arsitektur lokal dan nilai tradisional.

  8. Menjaga kelestarian nilai-nilai arsitektur bangunan gedung.

8.3.9. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL

  Berdasarkan kebijakan di atas, mengarahkan rencana kebutuhan kegiatan sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Bulukumba, antara lain :

1. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman, meliputi :

  • Ruang Terbuka Hijau - Ruang Terbuka Non Hijau - PSD
  • PS Lingkungan - HSBGN dan Pelatihan Teknis Tenaga Pendata HSBGN 2.

  Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara, meliputi :

  • Bangunan fungsi hunian, Bangunan fungsi bangunan Bangunan fungsi usaha
  • Bangunan fungsi sosial budaya, bangunan fungsi khusus
  • Bintek pembangunan gedung negara 3.

  Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penaggulangan Kemiskinan, meliputi :

  • PNPM Mandiri Perkotaan;
  • Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat (PLPBK);
  • Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL).

8.3.10. Usulan dan Prioritas Program

  Dalam rangka meningkatkan dan menyelenggarakan penataan bangunan dan

lingkungan yang baik sehingga menghasilkan suatu lingkungan yang layak huni, maka perlu

dilakukan beberapa kegiatan yang diwujudkan dalam beberapa program adalah sebagai berikut :

  Tahun 2016 - 2020

 penyelenggaraan desiminasi/sosialisasi peraturan perundang - undangan penataan

bangunan dan lingkungan.

   pengembangan sistem informasi bangunan, gedung dan arsitektur  penyelenggaraan pelatihan teknis tenaga pendata bangunan gedung  penyusunan rencana teknis pengelolaan ruang terbuka hijau.

  Program yang disusulkan meliputi bangunan gedung dan lingkungan permukiman dan harus dilaksanakan dalam lima tahun kedepan, antara lain: A.

  Bangunan Gedung

  • Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran Penyusunan NSPK Penataan Bangunan dan Lingkungan - Sosialisai pentingnya IMB - Pengembangan Sistem Informasi bangunan Gedung dan Arsitektur - Peningkatan/Pemantapan kelembagaan bangunan Gedung - Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara -

  Pembinaan Teknis Pembangunan Bangunan gedung Negara -

  • Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi kebakaran Penyusunan Ranperda Bangunan gedung - B.

  Lingkungan permukiman Bantek RTBL

  • Bantek Penataan RTH
  • Dukungan Sarana dan prasraana Lingkungan Permukiman Kumuh - Dukungan sarana dan Prasarana Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional - Bersejarah C.

  Pembinaan PBL Bantek dan Pendampingan Penyusunan Ranperda BG

  • Fasilitasi Penyusunan RTBL
  • Fasilitasi RISPK
  • Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan - Fasilitasi Rencana Tindak Sistem Ruang Terbuka Hijau - Fasilitasi penyusunan Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Permukiman - Tradisional Bersejarah

  Tahun 2016 - 2020

  • Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Bangunan dan Lingkungan D.

  Pengawasan PBL

  • Pemeriksaan Keadaan Bangunan Gedung - Perbaikan kondisi bangunan gedung yang rusak E.

  Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman

  • Pengembangan sarana dan prasarana proteksi bangunan
  • Pengembangan sarana dan prasarana untuk aksesibilitas bangunan gedung

  • Sarana dan prasarana revitalisasi kawasan
  • Sarana dan prasarana ruang terbuka hijau
  • Sarana dan prasarana permukiman tradisonal dan bersejarah
  • Pengembangan sarana dan prasarana untuk proteksi kebakaran F.

  Keswadayaan/Pemberdayaan Msyarakat (P2KP)

  • Pendampingan pemberdayaan sosial masyarakat (P2KP)
  • Pendapingan dan pemberdayaan sosial masyarakat (PNPM)

  Tahun 2016 - 2020