DOCRPIJM 1501386128Bab 7 RENCANA PEMB INFRASTRUKTUR ENDE
TAHUN 2017-2021
encana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air
R limbah, persampahan, dan drainase. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap
sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai
baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi hingga pada usulan kebutuhan program dan pembiayaan.
7.1. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan, kawasan perdesaan dan pengembangan permukiman khusus. Pengembangan permukiman kawasan
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021
perkotaan terdiri dari peningkatan kualitas permukiman kumuh, pengembangan lingkungan permukiman perkotaan, pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman nelayan. Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan permukiman perdesaan potensial, pengembangan permukiman perdesaan tertinggal, terpencil dan pulau-pulau kecil terluar. Pengembangan permukiman khusus meliputi pengembangan kawasan perbatasan, pengembangan kawasan pulau-pulau kecil terluar dan pengembangan kawasan rawan bencana, pasca bencana dan kawasan tertentu.
7.1.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Isu strategis Kabupaten Ende dapat diidentifikasi seperti yang terlihat pada tebel berikut
Tabel 7.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kabupaten Ende Isu Strategis Keterangan1. Penguasaan status tanah pada kawasan permukiman yang berada pada lahan yang tidak sesuai peruntukan.
Penertiban Kawasan Permukiman 2. Meminimalisir penyebab dampak bencana dan kawasan kumuh
Penataan dan Perbaikan Lingkungan Permukiman Penyiapan Lokasi untuk Resettlement Pengembangan Kelembagaan formal pengelola perumahan Pembangunan Kawasan Permukiman di lokasi baru
3. Memenuhi Kebutuhan perumahan dan penyediaan perumahan bagi warga kota yang tidak mampu.
MemperpEnde k proses pengurusan perijinan Membuat MOU dengan lembaga keuangan untuk pengadaan permukiman warga
4. optimalisasi kapasitas kelembagaan dalam memeberikan fasilitas untuk Pengembangan Lembaga Formal Pengelolaan Perumahan
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021 Isu Strategis Keterangan
mendapatkan tempat tinggal yang Revitalisasi Kawasan layak huni bagi warga Kab. Ende .
5. Pemanfaatan infrastruktur Peningkatan dan Pembangunan Infrastruktur permukiman yang sudah dibangun Permukiman Perkotaan dan perlu kerja sama lintas sektor.
Peningkatan kerjasama dalam pengelolaan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
6. Memberikan kemudahan bagi Mendorong Realisasi Pembangunan pengembang kawasan permukiman. Perumahan sesuai lahan peruntukan dan ijin lokasi
Memfasilitasi Penyiapan Infrastruktur Perkotaan
7. Mengembangkan Permukiman Penerapan teknologi tepat guna/ramah dengan memanfaatkan teknologi lingkungan dalam pengembangan tepat guna/ ramah lingkungan. permukiman dan Infrastrukturnya.
8. Mengembangkan dan mensosialisasikan managemen Penerapan Model Management resiko adaptasi terhadap bencana dan berbasis masyarakat perubahan iklim.
9. Memelihara permukiman dan Pengembangan Managemen Permukiman infrastruktur pendukungnya. dan Infrastrukturnya berbasis Masyarakat
10. Menguatkan kelembagaan Membangun Jejaring Kerjasama masyarakat dalam pengelolaan kelembagaan masyarakat antar kawasan permukiman dan infrastruktur Permukiman pendukungnya.
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Kabupaten Ende , sudah memiliki dokumen SPPIP dan RPKPP sejak tahun 2014 dan dokumen RPKPKP tahun 2016. Dengan demikian dapat digambarkan kondisi eksisting pengembangan Permukiman.
Dalam pelaksanaan pembangunan pengembangan permukiman terkait dengan capaian suatu Kabupaten Ende dalam menyediakan kawasan permukimkan layak huni, maka ada peraturan perundangan yang mengikat dan mendukung.
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021
Adapun peraturan perundangan di tingkat kota yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan dan pemanfaatan pembangunan permukiman disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 7.2. Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati terkait Pengembangan Permukiman PERDA/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/ Amanat Kebijakan Daerah /Peraturan lainnya Kebijakan Kebijakan NO. No. Peraturan Perihal TahunPemanfaatan kawasan sesuai peruntukan dan tidak 1 1 tahun 2010 RTRWP NTT 2010-2030 melanggar ketentuan umum
Zonasi. Pengembangan permukiman
RTRW sesuai BWK yang ditentukan 2 12 tahun 2011 2011-2031 Kabupaten Ende dan sesuai pula dengan ketentuan umum zonasi
Upaya-upaya penataan & RPJMD
3 2014-2018 kawasan permukiman sesuai
Kabupaten Ende zonasi Penanganan kawasan kumuh
Penetapan 5 431/KEP/HK/2014 2014 pada lokasi yang telah Kawasan Kumuh ditetapkan.(5 kawasan)
Permukiman Kumuh Kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Ende ditetapkan melalui SK Bupati Ende No.
341/KEP/HK/2016 seluas 44,84 HA , pada 5 lokasi. Kawasan ini dikategorikan sebagai kawasan kumuh kota/nelayan karena kondisi sarana dan prasara yang memprihatinkan, kepadatan yang tinggi, ketidakteraturan bangunan dan kondisi fisik bangunan yang sebagian besar merupakan bangunan temporer.
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021
Umumnya permukiman kumuh ini berada di wilayah bantaran sungai , pesisir pantai/nelayan dan pusat kota.
Berikut ini disajikan data kawasan kumuh di Kabupaten Ende :
Tabel 7.3. Data Kawasan Kumuh Kabupaten Ende Tahun 2015NO NAMA KAWASAN LUAS SAT
1 Kawasan Kelimutu 5,63 Ha
2 Kawasan Kota Raja 5,86 Ha
3 Kawasan Mautapaga 42,96 Ha
4 Kawasan Paupire 2,28 Ha
5 Kawasan Tetandara 14,11 Ha TOTAL ENDE 70,84 Ha
Sumber : RPKPKP Kabupaten Ende 2016
Permukiman nelayan di Kota berada pada sepanjang pantai Teluk Kupang yakni pada kawasan Lasiana, Oesapa, Oeba hingga Namosain. Sedangkan kawaan rawan bencana (tsunami) umumnya disepanjang pesisir pantai.
C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di Kabupaten Ende dapat diidentifikasi sebagai berikut :
Tabel. 7.4 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan pengembangan Permukiman
Kabupaten Ende
Permasalahan Pengembangan Tantangan NoAlternatif Solusi
Permukiman Pengembangan
1 Aspek Teknis a.
Mensinkronkan Belum adanya dokumen perencanaan Pengembangan yang tersruktur dan permukiman perencanaan berkesinambungan. yang perkotaan b. berkelanjutan
Kondisi fisik wilayah dan permukiman disesuaikan dengan yang tidak terkonsentrasi karakter fisik, Menyediakan menyebabkan tingginya biaya hunian layak sosial-budaya dan pembangunan perumahan dan sarana huni (rusunawa, ekonomi dan prasarana permukiman. masyarakat; RSH)
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021 Permasalahan Pengembangan Tantangan No
Alternatif Solusi Permukiman Pengembangan c.
Menyediakan Pertumbuhan penduduk yang cukup
Penyediaan sarana pesat di perkotaan menyebabkan infrastruktur dan prasarana kekumuhan di beberapa lokasi permukiman yang memadai Revitalisasi
d. Kawasan permukiman yang cEnde perkotaan; rung kumuh sebagai akibat eksploitasi Kawasan kumuh Peningkatan lahan bagi pembangunan fisik kualitas bangunan. permukiman e. Kepadatan bangunan yang tinggi, perkotaan; jalan lingkungan yang berada disela-
Pengembangan sela bangunan rentan terhadap perumahan bahaya kebakaran. terjangkau;
f. Kondisi penyediaan hunian bagi penduduk Kabupaten Ende yang cEnde rung belum berimbang.
2 Aspek Pembiayaan
a. Lemahnya daya beli, membangun dan Peningkatan alokasi Menyiapkan memelihara rumah dan sarana- dana bagi dana sharing prasarana permukiman pembangunan
b. Masih tingginya ketergantungan infrastruktur pendanaan pembangunan dan pengembangan pemeliharaan perumahan dan sarana- permukiman prasarana permukiman c.
Berkembangnya pengusaan lahan slaka besar oleh beberapa pihak yang tidak disertai kemempuan untuk membangun atau merealisasikan pada waktunya.
d.
Alokasi dana untuk pembangunan infrastruktur
3 Aspek Peran Masyrakat
a. Masih lemahnya kesadaran Penghasilan yang Mensosialisasikan masyarakat untuk memelihara hasil minim, mengakibatkan pentingnya hidup pembangunan sarana-prasarana yang masyrakat hanya sehat dan telah dibangun. berkonsentrasi pada melibatkan b. tingkat usaha mencari nafkah masyarakat dalam
Rendahnya kesadaran/masyarakat dalam semata. pembangunan baik memenuhi proedur memperoleh perencanaan legalitas hunian, sehingga maupun fisik
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021 Permasalahan Pengembangan Tantangan No
Alternatif Solusi Permukiman Pengembangan
mengakibatkan timbulnya kawasan perumahan/permukiman liar di beberapa lokasi
4 Aspek Kelembagaan
a. konsistennya penerapan Pembenahan Belum
Komitmen dalam regulasi penataan bangunan dan regulasi khusus menegakkan kawasan serta penataan ruang, aturan demi pembebasan sehingga terjadi kekumuhan dan tanah bagi penataan kerusakan lingkungan masyarakat pemukiman sesuai b. Kurangnya regulasi pendukung arahan Penguatan kepastian hukum kepemilikan dan kelembagaan perencanaan pembangunan perumahan yang masyarakat
Menertibkan terjangkau oleh seluruh lapisan dalam startus penguasaan masyarakat pengelolaan tanah pada c. permukiman &
Kebijakan tata ruang kota yang belum kawasan mampu memberikan kepastian hak infrastruktur permukiman atas peruntukkannya, khususnya pendukugnya dalam melindungi peruntukkan ruang.
d. Pemberian perijinan penguasaan lahan untuk kawasan perumahan dan permukiman umumnya belum dilandaskan pada kerangka penataan wilayah.
5 Aspek Lingkungan Permukiman
a. Terdapat beberapa kawasan Perlu peningkatan Penataan & permukiman yang belum terjangkau kualitas lingkungan Perbaikan oleh pelayanan sarana/prasarana lingkungan permukiman yang memadai. permukiman b. wilayah kumuh kondisi
Pada perumahan >60% merupakan Meningkatkan bangunan temporer/semi permanen. gotong-royong c. membersihkan
Perilaku masyarakat yang sering membuang sampah di kali atau lingkungan saluaran drainase menyebabkan tempat tinggal. lingkungan menjadi kumu dan tersumbatnya saluran drainase.
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021 Permasalahan Pengembangan Tantangan No
Alternatif Solusi
Permukiman Pengembangan
d.Kepadatan penduduk di wilayah permukiman yang tinggi berdampak pula terhadap buangan MCK.
D. Evaluasi program-program yang telah dilaksanakan
Sesuai SPPIP/RPKPP tahun 2016, terdata beberapa kawasan yang perlu mendapat perhatian yang akan mempengaruhi citra dari pada Kabupaten Ende . Kawasan yang menjadi perioritas sesuai arahan RP2KPKP adalah :
a. Klasifikasi 5 Kawasan dengan perioritas penangan tinggi urutan perioritas sebagai berikut :
1. Ende Timur
2. Ende Utara
3. Ende Selatan
4. Kelimutu
5. Ende Tengah Dari lima kawasan sesuai arahan RP2KPKP pengangannya baik dari Kabupaten maupun yang didanai dari anggaran APBD maupun APBN masih sangat minim. Sedangkan sesuai RP2KPKP tahun 2016 tentang perencanaan 5 kawasan kumuh (termasuk kawasan Kelimutu, Kota Raja, Mautapaga, Paupire dan kawasan Tetandara yang merupakan kawasan prioritas dalam RP2KPKP) sementara di tangani dan akan terus ditangani hingga mencapai 0 % pada tahun 2019 sesuai gerakan 100-0-100.
7.1.2. Sasaran Program
Sasaran program Kegiatan pengembangan kawasan permukiman terdiri dari kegiatan Non Fisik berupa pengaturan, pembinaan, pengawasan dan kegiatan fisik berupa pembangunan dan pengembangan di kawasan perkotaan; perdesaan dan kawasan khusus.
Pengembangan permukiman Non fisik terdiri dari :
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021
1. Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman
2. Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Kawasan Permukiman yang mencakup : Pendampingan Penyusunan NSPK, Penyusunan Jakstra dan Rencana Pengambangan Kawasan Permukiman dan Pembinaan, Pengawasan dan Kemitraan Penyelnggaraan Pengembangan Kawasan Permukiman.
Pengembangan permukiman Fisik terdiri dari :
1. Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan meliputi :
- peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh
- Pengembangan lingkungan permukiman perkotaan
- Pembangunan dan Pengembangan kawasan permukiman Nelayan
2. Pembangunan dan Pengembangan kawasan permukiman perdesaan meliputi :
- pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesan potensial dan berkelanjutan
- pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan tetinggal, terpencil dan pulau- pulau kecil
- Pembangunan Infrastruktur Soaila Ekonomi Wilayah
3. Pembangunan dan Pengembangan kawasan permukiman khusus meliputi :
- pembangunan dan pengembangan kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar
- pembangunan dan pengembangan kawasan rawan bencana, paska bencana, dan kawasan tertentu
Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria)
Pelaksanaan Pengembangan pembangunan terdapat kriteria yang harus dipenuhi sebagai penentuan layak suatu program untuk dilaksanakan terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.
- Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.
- Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.
- Kesiapan lahan (sudah tersedia).
- Sudah tersedia DED.
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021
RPKPP,
- Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (SPPIP/RP2KP/RKP
Masterplan Kws. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)
- Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.
- Ada unit pelaksana kegiatan.
- Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.
No Aspek Pengembangan Permukiman Lokasi Kondisi Akhir Rencana
Saat IniPengembalian Fungsi Kawasan Kabupaten 1 melalui Peremajaan (Urban Kumuh Diremajakan Ende
Renewal) Penataan/Peningkatan Infrastruktur
5 Kawasan pada
2 Kumuh Diremajakan Permukiman Kawasan Kumuh lima kelurahan Peningkatan Infrastruktur Perdesaan
Kabupaten
3 Skala Kawasan Permukiman Pinggir Kurang Diadakan/Ditingkatkan Ende
Kota
7.1.3. Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Pengembangan Permukiman
Sesuai analisis kebutuhan dan usulan program pengembangan pembangunan infrastruktur permukiman yang relevan dengan kondisi eksisiting dan permasalahan permukiman di Kabupaten Ende maka diusulkan beberapa kegiatan dan pembiayan pengembangan permukiman di Kabupaten Ende .
Secara rinci, usulan prioritas kegiatan dan pembiayaan Pengembangan Permukiman di Kabupaten Ende disajikan dalam Matriks RPIJM pada bab VIII .
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021
7.2. PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
7.2.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan & Tantangan
A. ISU STRATEGIS
Isu strategis Bidang PBL tingkat Kabupaten Ende sebagai berikut :
Tabel. 7.6. Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten Ende No. Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis sektor PBL a.
Pemenuhan ruang terbuka publik dan RTH di Peraturan Penataan
Kabupaten Ende Bangunan
b. Peningkatan kualitas lingkungan dalam Pembinaan dan pemenuhan SPM Pengawasan
c. Keikutsertaan swsta & masyarakat dalam pentaan Penyelenggaraan bangunan & lingkungan Bangunan gedung
d. Pencegahan kebakaran di Kabupaten Ende Penyelengaraan BG Penyelenggaraan
e. Tertib pembangunan & keandalan bangunan gedung Penataan Bangunan
f. P erlu mewujudkan bangunan gedung yang Penyelenggaraan fungsional, tertib andal & mengacu pada lingkungan yang berkelanjutan Penataan Bangunan Kawasan khusus
Sumber : RPJMD Kabupaten Ende , RTBL
B. KONDISI EKSISTING Kondisi eksisting Kabupaten Ende
Kondisi eksisting Program Sektor Penataan Bangunan dan lingkungan di fokuskan pada penataan bangunan melalui fasilitasi pembentukan dan implementasi Perda Bangunan Gedung, dan penataan lingkungan melalui penataan kawasan strategis baik itu kawasan bersejarah, tradisional, Penyediaan Ruang Terbuka Hijau maupun kawasan yang mempunyai nilai ekonomi. Fungsi dari penataan atau revitalisasi kawasan tersebut yaitu untuk meningkatkan kualitas kawasan.
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021
Sampai dengan tahun 2015 presentasi bangunan gedung yang sudah mempunyai IMB belum terdata dikarenakan sampai dengan tahun 2015 belum pernah dilakukan pendataan bangunan gedung di Kabupaten Ende . Adapun Kondisi Eksisting Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan dapat dilihat pada tabel 12.13
Tabel 7.7. Kondisi Eksisting Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan Tahun 2015 NO URAIAN SATUAN BESARAN KETERANGAN1 STATUS PERDA BG Ada/tidak Ada
2 PROSENTASI BANGUNAN BER-IMB % Belum terdata
3 PROSENTASI BANGUNAN % Belum Terdata
BERSERTIFIKAT SLF
4 PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG unit Belum terdata
5 PROSENTASI RTH % Belum terdata
6 STATUS BANGUNAN PUSAKA Ada/tidak Tidak ada
(NASIONAL)
7 STATUS BANGUNAN PUSAKA (DUNIA) Ada/Tidak Tidak ada
Sumber Data Olahan Dari tahun 2011- 2015 pembangunan sektor Penataan Bangunan Dan Lingkungan di Kabupaten Ende yang dibiayai melalui APBN hanya pada Penataan Kawasan Tradisional.
Tabel 7.8. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan Tahun 2011-2015NO URAIAN SATUAN 2011 2012 2013 2014 2015
1 PENATAAN RTH Kws
2 - REVITALISASI Kws
- KWS.STRATEGIS
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021
3 PENATAAN Kws Dukungan Pembangunan PSD - -
Kws. Moni KWS.TRADISIONAL PSD Penataan Lingkungan Kampung
Permukiman Permukiman Wologai Tradisional / Tradisional/Bersejarah (Lanjutan)-
Bersejarah Kawasan Moni Kab Ende
4
- RTBL KAWASAN lap
5 PAGU DANA Rp 1.124.693 2.350.000 3.330.125
Sumber: hasil olahan Kondisi eksisting Kabupaten Ende yang memuat kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara serta capaian dalam pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan, kondisi eksisting tersebut dapat diuraikan sebagi berikut : Gambaran umum bangunan gedung di Kabupaten Ende dibedakan atas tiga kategori yaitu : a.
Bangunan gedung perkantoran dan fasilitas umum/sosial milik pemerintah b. Bangunan fasilitas umum/sosial milik swasta c. Bangunan rumah tinggal milik perorangan
Bangunan umum milik pemerintah dan sebagian bangunan umum milik swasta dibangun berdasarkan perencanaan yang baik, dengan mengikuti ketentuan teknis ketertiban dan keselamatan bangunan. Akan tetapi sebagian besar bangunan milik swasta dan masyarakat, dibangun tanpa perencanaan dan tanpa pengendalian oleh instansi teknis terkait sehingga ketertiban, ketahanan dan keselamatan bangunannya tidak terjamin.
C. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
Sektor penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan di Kabupaten Ende yang antara lain : 1.
Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021 a.
Masih tersebarnya permukiman-permukiman kumuh b.
Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional kecual bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata c.
Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota d.
Sarana lingkungan hijau, sarana olah raga, dan lain-lain kurang diperhatikan 2. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Bangunan Gedung : a.
Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana b.
Lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayan publik .
c.
Sampai saat ini Pemberian perijinan dan pembangunan gedung belum sepenuhnya didasarkan pada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan; d. belum melaksanakan pembangunan lingkungan permukiman berbasis konsep tridaya untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam mengembangkan lingkungan permukiman yang berkelanjutan. Rumah Negara a.
Banyaknya bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan, dan kenyaman b.
Masih banyak bangunan gedung yang belum dilengkapi sarana dan prasarana bagi penyandang cacat; c. Penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara kurang tertib dan efisien
d. Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik
3. Permasalahan dan tantangan di bidang pemberdayaan masyarakat
a. Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran masyarakat
RPIJM KAB. ENDE
TANTANGAN PENGEMBANGAN ALTERNATIF SOLUSI
- Menata/meminimalisir
- Peningkatan fasilitas RTH
- Identifikasi bangunan & dimanfaatkan sesuai fungsi kebutuhan
Usul Tingkatkan dana
Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan di wilayah Kabupaten Ende , diperlukan tidak hanya untuk mengendalikan pertumbuhan fisik suatu kawasan kota sejak dini dalam rangka memandu pertumbuhan kota, tetapi juga memelihara, melindungi dan mencegah dari segala ancaman yang akan merusak eksistensi kota. Untuk dapat menciptakan tahap pembangunan dan pengembangan wilayah dan kota,
Menata sesuai peruntukan kawasan
Meelokasi sesuai peruntukan kawasan,
Kurang tertata, kumuh, lokasi tidak sesuai lahan peruntukan
5 Lingkungan Permukiman
4 Partisipasi masyarakat/swasta Sangat kurang Kurang kesadaran Sosialisasi
3 Pembiayaan Dana yang minim Kerjasama dgn swasta
TAHUN 2017-2021 RPIJM KAB. ENDE b.
Perlu penegasan dlm penerapan aturan yang sudah ada
Kurang kerja sama antar Instasi terkait
2 Kelembagaan Belum siap landasan operasional
Lokasi yang menyebar, belum terdata dgn baik
1 Teknis -Tersebarnya pemukiman/ ketidakteraturan - Sarana lingkungan hijau kurang diperhatikan
Tabel .7.9. Indentifikasi Permasalahan & Tantangan PBL Kabupaten Ende
NO ASPEK PBL MASALAH YG DIHADAPIBelum melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan.
7.2.2. Sasaran Program
TAHUN 2017-2021
maka sangat diperlukan pemanfaatan ruang yang optimal. Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan sebagai alat pengendali pemanfaatan ruang kota juga diharapkan dapat berfungsi sebagai dokumen perencanaan yang dapat dipedomani berbagai pihak dalam pembangunan fisik kota serta mereduksi berbagai konflik kegiatan masyarakat dalam pemanfaatan ruang kota.
Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari:
1. Peraturan Penataan Bangunan :
- Penyusunan Rancangan UU dan RPP Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan;
- Penyusunan Standar /Pedoman/Kriteria (SPK)
2. Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan Gedung
- Pembinaan pengelolaan bangunan gedung
- Standarisasi dan Kelembagaan Bidang Pebataan Bangunan Fasilitasi Kemitraan Bidang Penataan Bangunan Fasilitasi Penguatan Pemda Pengawasan dan Evaliasu Kenerja Bidang Penataan Bangunan Pembinaan Pnengelolaan rumah Negara Pembinaan Penataan Bangunan Loinglungan Khusus Perencanaan dan Analisa Teknis Administrasi dan Penatausahaan Penataan Bangunan
3. Penyelenggaraan Bangunan Gedung
- Bangunan Gedung Pusaka/Tradisional
- Bangunan Gedung Hijau Bangunan Gedung Mitigasi Bencana Bangunan Gedung Perbatasan Pembangunan Bangunan Gedung Pendukung Kebun Raya
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021
4. Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan
- Penataan Bangunan Kawasan Strategis Penataan Bangunan Kawasan Rawan Bencana Penataan Bangunan Kawasan Perbatasan Penataan Bangunan Kawasan Hijau Penataan Bangunan Kawasan Destinasi Wisata
5. Revitalisasi dan Pengembangan Kawasan Tematik Perkotaan
- Penataan Kawasan Pengembangan Kota HIjau
- Penataan Kawasan Revitalisasi Kota Pusaka Penataan Kawasan Revitalisasi Tradisional Bersejarah Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi Wisata
6. Fasilitasi Edukasi dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat Bidang Penataan Bangunan
- Kegiatan Penyebarluasan Informasi PIP2B
- Fasilitasi Pemanfaatan Ruang terbuka Publik Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) dibutuhkan Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) yang mencakup antara lain rencana kegiatan rinci, indikator kinerja, komitmen Pemda dalam mendukung pelaksanaan kegiatan melalui penyiapan dana pendamping, pengadaan lahan jika diperlukan, serta pembentukan kelembagaan yang akan menangani pelaksanaan proyek serta mengelola aset proyek setelah infrastruktur dibangun.
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021
7.2.3. Usulan Program dan Kegiatan
Usulan program dan kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Ende di sajikan pada matriks RPI2JM .
7.3. SISTIM PENYEDIAAN AIR MINUM
7.3.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan & Tantangan A. Isu Strategis Pembangunan SPAM
Isu-isu strategis yang mempengaruhi upaya Kabupaten Ende untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum melalui gerakan 100-0-100. Adapun Isu-isu strategis Kabupaten Ende yang mempengaruhi upaya untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum 100% antara lain : a.
Kurang tersedianya air minum disaat musim kemarau b. Sebaran pemukiman yang tidak merata, berakibat pada kebutuhan sarana prasarana yang air minum yang lebih besar biayanya.
c.
Terjadinya kerusakan lingkungan dan pencemaran di sekitar kawasan tangkapan air dan sumber mata air.
d.
Pterbasnya kapasitas air baku e. Tingkat kebocoran dan idle capacity yang tinggi dan f. PDAM yang kurang sehat.
B. KONDISI EKSISTING PENGEMBANGAN
Berdasarkan data capaian untuk akses rumah tangga terhadap air minum layak di kabupaten Alor sampai dengan tahun 2015 sebesar 91,41% atau 8,59% rumah tangga di Kabupaten Ende belum mendapatkan/belum mengakses air minum layak. Dari data BPS tahun 2016 jumlah Rumah Tangga yang mengakses air minum menggunakan leding hanya 22,09%, yang menggunakan pompa sebesar 1,72% sedangkan sumur dan mata air sebanyak 70,72%.
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021
Penyediaan air minumdengan sistem perpipaan di kabupaten Ende untuk kawasan perkotaan dikelola oleh PDAM Kabupaten Ende dan sampai dengan akhir tahun 2015 cakupan layanan penduduk baru mencapai 26% atau 11.567 Sambungan Rumah. Untuk membantu meningkatkan pelayanan air minum di Kabupaten Ende pemerintah Pusat melalui Satuan Kerja PSPAM Provinsi NTT Direktorat Air Minum telah membangun pipa sepanjang 50.613 meter dengan pagu mencapai Rp 23.087.909.000 dan dilaksanakan dari tahun 2011-2014.
Tabel 7.8. Data Pengelolaan Air Minum Oleh PDAM Kab. Ende BESARAN NO URAIAN SATUAN 2013 2014 2015 PELAYANAN PENDUDUK1 Jumlah Penduduk Jiwa 269.629 278.538 280.076
2 Jumlah Pelanggan Jiwa 52.470 56.280 74.094
3 Penduduk Terlayani %
19
20
26 DATA PRODUKSI
1 Kapasitas Produksi Lt/detik 106,2 125,9 126,7
2 Kondisi PDAM Sehat/Sakit
3 Biaya Produksi di Rp 7.008.494.752 8.287.024.943 10.488.265.438
PDAM
DATA DISTRIBUSI
1 Kapasitas Distribusi Lt/dtk 5.077.296 4.491.761 5.223.223
2 Asumsi Kebutuhan Air Lt/Org/hr
3 Air Terjual M3/th 2.461.831 2.434.821 2.750.591
4 Air Terdistribusi M3/th 5.077.296 4.491.761 5.223.223
5 Total Penjualan Air Rp 5.735.572.038 8.280.470.863 9.775.715.723
6 Cakupan Pelayanan %
19
20
26 Air
7 Cakupan Penduduk Jiwa 52.470 56.280 74.094 DATA TARIF
1 Rumah Tangga Rp 2.125 3.367 3.536
2 Niaga Rp 3.777 4.272 4.554
3 Industri Rp 6.655 2.932 3.256
4 Instansi Rp 2.042 2.841 3.071
5 Sosial Rp 3.375 2.441 2.503
6 Tarif rata-rata Rp 2.330 3.401 3.554 DATA KONSUMEN
1 Jumlah Sambungan Unit 8.745 9.380 12.349
Rumah (SR)
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021
2 Komsumsi Rumah Unit 8113 8398 11.567
Tangga
3 Komsumsi Non Unit 632 982 782
Rumah Tangga
4 Jumlah Unit
6
6
6 Jiwa/Sambungan Tumah Tangga
Tabel 7.9. Banyaknya Rumah Tangga Menurut Sumber Air minum Thn 2015 SUMBER AIR MINUM RUMAH PRESENTA TANGGA SI (%) Leding11.209 20,01
Pompa 902 1,61 Sumur terlindung/tidak 8.217 14,67 terlindung
Mata air terlindung/tak 31.245 55,78 terlindung
- Air sungai 0,00
Lainnya
4.448 7,94 Pembangunan SPAM MBR Kota Ende
Total 56.015 100 dan IKK Wolowaru Kabupaten Ende.
Sumber: BPS, Ende Dalam Angka Tahun 2015
Tabel 7.10. Akses Air Minum Layak Desa dan Kota Tahun 2013-2015 NO URAIAN CAPAIAN 2013 2014 20151 Total Akses Air 82,16% 79,00% 91,41%
Minum Layak
2 Total Akses 83,71% 89,59% 95,53%
Perkotaan
3 Total Akses 81,46% 73,84% 89,54%
Pedesaan Sumber: BPS, Prov.NTT
RPIJM KAB. ENDE
TAHUN 2017-2021 RPIJM KAB. ENDE N O NAMA IKK Tahun Pem- bangu n-an Su mb er Da na Pagu Dana (Rp)x 1000 Wilay ah Pelaya nan Sistim Produ ksi Sistim Distrib usi Kapasi tas Terpas ang Kapasi tas Produ ksi Infrastruktur Terbangun Pengel ola Panja ng Pipa (Met er) Infrstruktur lainnya SR/HU
534 Mauro le Mata
Gravit asi 2,5 l/dt
2,5 l/dt 6.951 HU : 8 Unit
Dinas PU Ds. Ndung ga
3.024 HU: 9 Unit
5 Optimalisasi SPAM MBR di Kota Ende Kab.
Ende 40 L/dtk (SKPA) 2013 AP BN 8.000.
000 Kota Ende
IPA Sungai Wolo wona
Pompa 40 l/dt 40 l/dt PDAM
6 Optimalisasi
Air Gravit as 10 l/dt 10 l/dt 11.05
Pembangunan SPAM IKK Ndona 2011 AP BN 1.655.
6 Bronkaptering :
1 Unit Resevoir: 100m3 1 Unit HU : 2
Unit PDAM Ropa Bronkaptering :
1 Unit Resevoir: 50m3
1 Unit HU :
2M32 Unit Nirma nusa
HU : 2M3
2 Unit
SPAM IKK Ende (situs Pancasila) Lanjutan 2013 2014 AP
BN 429.75 Kota Ende
SR : 200 Unit
Keebo du Mata Air
000 Ds.
Ende Timur - Kabupaten Ende 2013 AP BN 2.000.
150mm : 1 Unit PDAM
133 Kota Maum ere
Sungai Ndona Pompa 10 l/dt 10 l/dt 12.04
6 Bronkaptering :
1 Unit Resrevoir 50 m3 : 1 Unit HU 20
Unit
1 Bantuan Program PDAM Kab.Ende 2011 AP
BN 4.163.
291 Kota Ende
IPA Sungai Wolo wona
Pompa 30 l/dt 30 l/dt 1.700 Instalasi Pengelolaan Air : 1 Unit Meter Induk
2 Pembangunan SPAM Perdesaan 2011 AP
4 PEMBANGUNAN SPAM Perdesaan Mendukung KPDT Ds.Keebodu dan Ds.Ndungga, Kec.
BN 1.966.
080 Lokob oko
12.04
6 Bronkaptering :
2 Unit Resevoir: 50m3
1 Unit Hu 2 M3:
4 Unit
3 Pembangunan SPAM Kws.MBR Nangaba Kab.Ende 2011 AP
BN 424.12
1 Nanga ba Mata Air
Pompa 3.790 PDAM
SPAM IKK 2013 AP BN 4.449.
7 Pembangunan
TAHUN 2017-2021
8 Pembangunan 2015 AP 13.035 Ende 14.30 pompa SR : 110 SPAM MBR Kota BN .735 4 centrifugal Unit
- – 3 Ende dan IKK
unit Wolowaru Hidrophore Kabupaten Ende
Kap 3 M3
- – 1 ( Paket APBN -
unit 34) Pembangunan Rumah Pompa
Centrifugal
- – 1 unit Reservoir Kap.
800 M3
- – 1 unit Wolo 8.000 SR : 190 waru
Unit
RPIJM KAB. ENDE
C. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGAMBANGAN SPAM
C.1. Permasalahan Pengembangan SPAM Kabupaten Ende meliputi :
Berdasarkan kondisi dan sasaran penyediaan dan pengelolaan air minum, maka dapat digambarkan masalah yang dihadapi khususnya dalam penyediaan Air Minum di
Kabupaten Ende antara lain :
Peningkatan Cakupan dan Kualitas 1.
Tingkat Pelayanan Air Minum dengan Sistim perpipaan masih sangat rendah 2. Pola Permukiman yang terpencar mengakibatkan investasi penyediaan Air
Minum sangat tinggi 3. Terbatasnya infrastruktur unit produksi maupun reproduksi
4. Terbatasnya kapasitas air baku 5.
Tingkat Kebocoran masih Tinggi 6. Kualitas Air khususnya penyediaan Air Minum dengan Sistim Non Perpipaan rendah.
7. Kondisi topografis yang sangat berkontur.
8. Belum ada perencanaan yang jelas dan berorientasi pada potensi dan profitabilitas dari pembangunan yang berkelanjutan. Pendanaan
Kurangnya alokasi dana APBN, APBD I, APBD II serta minimnya cash flow yang dimiliki PDAM dalam melakukan pembangunan SPAM, padahal diperlukan dana untuk penambahan ketersediaan air baku dan penambahan infrastruktur unit produksi dan jaringan distribusi. Kelembagaan dan Perundang-undangan
Ssitem kelemagaan pelayanan SPAM di Kabupaten Ende yakni oleh PDAM Kabupaten Ende . Peran masyarakat
Pemakaian air yang kurang bijak oleh masyarakat disertai kurang kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian sumber air dan fasiltas perpipaan yang tersedia. Permasalahan pengembangan SPAM Kabupaten Ende di sajikan dalam bentuk tabel berikut :
C.2. Tantangan Pengembangan SPAM
Beberapa tantangan dalam pengembangan SPAM yang cukup besar ke depan, dapat digambarkan sebagai berikut :
1) Tantangan Internal:
a) Peningkatan cakupan kualitas air minum. Saat ini masih banyak masyarakat yang belum memiliki akses air minum yang aman. Ini tercermin pada tingginya angka prevalensi penyakit yang berkaitan dengan air. Tantangan lainnya dalam pengembangan SPAM adalah adanya tuntutan PP 16/2005 untuk memenuhi kualitas air minum sesuai kriteria yang telah disyaratkan.
b) Banyak potensi pendanaan pengembangan SPAM yang belum dioptimalkan dan tuntutan penerapan tarif dengan prinsip full cost
recovery dalam pengembangan SPAM.
c) Tuntutan penyelenggaraan SPAM yang profesional dalam pengembangan SPAM di masa depan.
d) Pemenuhan standar pelayanan minimal sebagaimana disebutkan dalam PP No. 16/2005 serta tuntutan kualitas air baku untuk memenuhi standar yang diperlukan.
Standar Pelayanan Minimal Air minum untu Kabupaten Ende di tahun 2015 adalah 91,41% dari rencana 81,77%. Ini berarti SPM air minum masih jauh dibawah standart.
e) Adanya potensi masyarakat dan swasta dalam pengembangan SPAM yang belum diberdayakan.
2) Tantangan Eksternal
a) Tuntutan pembangunan yang berkelanjutan dengan pilar pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
b) Tuntutan penerapan Good Governance melalui demokratisasi yang menuntut pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan.
c) Komitmen terhadap kesepakatan Millennium Development Goals (MDGs) 2015 dan Protocol Kyoto dan Habitat, dimana pembangunan perkotaan harus berimbang dengan pembangunan perdesaan. d) Tuntutan peningkatan ekonomi dengan pemberdayaan potensi lokal dan masyarakat, serta peningkatan peran serta dunia usaha, swasta e) Kondisi keamanan dan hukum nasional yang belum mendukung iklim investasi yang kompetitif.
7.3.2. Sasaran Program
Pengembangan jaringan air minum untuk masyarakat di perkotaan diarahkan untuk menggunakan sumber air yang bersumber dari PDAM. Pengembangan jaringan air minum untuk masyarakat di daerah pedesaan, pelayanan air minum dilakukan melalui proyek air minum pedesaan, dengan memanfaatkan mata air yang ada kemudian menyalurkannya ke bak penampungan air yang dibangun di dalam lingkungan permukiman penduduk. Sebagian sarana/infrastuktur air minum yang sudah ada hampir merata di semua desa, namun belum memenuhi secara keseluruhan, karena beberapa wilayahnya sulit dijangkau. Dalam mendukung pencapaian target dalam RPJMN 2015-2019 melalui Gerakan Rencana Aksi Daerah (RAD) 100-0-100 terkait air minum, maka dilakukan kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum. Adapun indikator kinerja programnya adalah meningkatnya kontribusi pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat yang terdiri dari peningkatan sambungan rumah SPAM jaringan perpipaan dan peningkatan cakupan SPAM bukan jaringan perpipaan. Rincian di sajikan dalam tabel berikut :
Tabel 7.11 Proyeksi Kebutuhan Air Perkotaan Tahun 2015- 2019 di Provinsi NTT Asumsi Debit air tersedia 2015 Kebutuhan Volume air (ltr/detik) Kota Kabupaten (liter/det) perpipaan non perpipan Total 2015 2016 2017 2018 2019 Rerata39,42 39,42 50,28 51,11 51,87 52,74 53,50 51,90 01. Sumba Barat 89,6 13,1 102,71 116,27 117,84 119,30 120,67 122,03 119,22 02. Sumba Timur
03. Kupang 11,8 20,4 32,19 58,34 60,39 62,50 64,95 67,66 62,77
04. Timor Tengah Selatan 81,3 5,1 86,49 97,43 97,93 98,42 98,85 99,27 98,38
13,0 45,9 58,83 67,77 68,46 69,16 69,79 70,39 69,11 05. Timor Tengah Utara 27,3 45,9 73,25 95,20 96,83 98,34 99,82 101,34 98,31 06. Belu
07. Alor 53,3 37,3 90,56 94,44 95,20 95,84 96,56 97,13 95,83
35,4 10,7 46,08 55,39 56,40 57,71 58,83 59,96 57,66 08. Lembata 98,6 2,1 100,66 109,72 110,55 111,78 112,75 113,69 111,70 09. Flores Timur10. Sikka 33,2 13,6 46,87 134,68 135,53 136,31 137,00 137,64 136,23
112,2 42,5 154,67 192,64 193,47 194,33 194,97 195,64 194,21 11. Ende 40,6 1,0 41,52 44,09 44,48 45,34 45,93 46,52 45,27 12. Ngada
13. Manggarai 125,2 21,2 146,45 169,63 171,97 174,72 177,23 179,63 174,64
22,4 1,0 23,41 26,55 27,63 28,67 29,79 30,91 28,71 14. Rote Ndao 31,6 1,9 33,51 54,23 55,50 56,72 57,96 59,18 56,72 15. Manggarai Barat 16. Sumba Tengah- 0,0 0,0 0,00
17. Sumba Barat Daya 0,0 38,1 38,09 47,09 48,06 48,97 49,94 50,87 48,99
4,7 3,2 7,91 9,32 9,44 9,54 9,65 9,74 9,54 18. Nag- 0,0 0,0 0,00 19. Manggarai Timur
20. Sabu Raijua 0,0 7,0 6,97 10,87 11,24 11,58 11,94 12,32 11,59
0,0 78,6 78,55 82,98 84,36 85,71 87,05 88,28 85,68 21. Malaka *) 336,4 231,1 567,50 892,46 918,51 942,31 967,64 993,14 942,81
22. Kota Kupang
Propinsi 1.117 659 1.776 2.409 2.455 2.499 2.544 2.589 2.499
Tabel 7.12 Proyeksi Kebutuhan Air Perdesaan Tahun 2015- 2019 di Provinsi NTTAsumsi Debit air tersedia 2015 Kebutuhan Volume air (ltr/detik) Kabupaten (liter/det) perpipaan non perpipan Total 2015 2016 2017 2018 2019 Rerata 19 19,10 55,94 56,85 57,71 58,67 59,51 57,74 01. Sumba Barat
7 48 54,49 120,48 122,09 123,61 125,03 126,44 123,53 02. Sumba Timur 03. Kupang 8 118 126,56 229,46 237,52 245,79 255,49 266,10 246,87 04. Timor Tengah Selatan
13 120 132,34 325,11 326,79 328,41 329,82 331,25 328,28 05. Timor Tengah Utara 4 97 101,58 155,13 156,72 158,30 159,75 161,13 158,21 06. Belu 6 73 78,71 113,54 115,48 117,28 119,03 120,86 117,24 07. Alor 1 43 43,56 105,69 106,53 107,26 108,04 108,69 107,24 08. Lembata 6 62 67,96 79,32 80,76 82,65 84,25 85,86 82,57 09. Flores Timur 7 111 117,72 135,10 136,14 137,63 138,83 139,98 137,54
26 96 122,09 166,26 167,30 168,26 169,13 169,91 168,17 10. Sikka 3 102 104,89 116,65 117,16 117,67 118,07 118,47 117,60 11. Ende
11 59 69,15 81,58 82,32 83,89 85,01 86,07 83,77 12. Ngada 12 72 83,60 151,40 153,48 155,94 158,17 160,31 155,86 13. Manggarai
5 74 79,51 102,18 106,34 110,37 114,64 119,00 110,51 14. Rote Ndao 13 68 81,38 151,65 155,21 158,59 162,10 165,52 158,61 15. Manggarai Barat
13 13,38 41,42 42,08 42,75 43,40 44,01 42,73 16. Sumba Tengah 2 57 59,22 157,17 160,41 163,46 166,68 169,78 163,50 17. Sumba Barat Daya
10 52 62,80 78,37 79,34 80,18 81,08 81,88 80,17 18. Nagekeo 7 65 71,83 173,04 175,64 177,87 179,89 182,37 177,76 19. Manggarai Timur 1 28 28,96 61,84 63,89 65,82 67,91 70,05 65,90 20. Sabu Raijua
41 41,55 99,07 100,72 102,33 103,92 105,39 102,29 21. Malaka *) 5 5 10,14 10,35 10,65 10,92 11,21 11,51 10,93 22. Kota Kupang
Propinsi 147 1.424 1.571 2.711 2.753 2.797 2.840 2.884 2.797
Sumber : RAD 100-0-100 Prov.NTT 2016