Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Autis di Sekolah Dasar Luar Biasa Talenta Kids Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. - Test Repository

  PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK AUTIS DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA TALENTA KIDS SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh ANI YULI ASTUTI NIM 11412019 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAGI ANAK AUTIS DI SEKOLAH DASAR

LUAR BIASA TALENTA KIDS SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

ANI YULI ASTUTI

  

NIM 11412019

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO     

  Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Ar Rahman : 13)

  PERSEMBAHAN

  Dengan segala kerendahan hati, aku persembahkan skripsi ini untuk: Orang tuaku, buah hatiku,keluargaku Para dosenku, saudara-saudaraku, sahabat-sahabat seperjuanganku, Dan seluruh orang-orang yang kusayangi dan selalu menyayangiku.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Autis di Sekolah Dasar Luar Biasa Talenta Kids Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016”. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan sahabatnya.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapakan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga 3. Ibu Siti Ruhayati, M.Ag.,selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

  6. Ibu Kepala Sekolah serta Bapak dan Ibu guru SDLB Talenta Kids Salatiga yang banyak membimbing dan membantu dalam penelitian ini.

  7. Kedua orang tuaku, buah hatiku, kakak-kakakku, dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan materil dalam penyusunan skripsi ini.

  8. Sahabat-sahabat seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  9. Semua pihak dengan ikhlas memberikan bantuan baik material maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini.

  Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa berdoa kepada Allah SWT, semoga amal kebaikan yang tercurahkan pada penulis diridhoi Allah SWT dengan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

  Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasn dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 13 September 2016 Penulis

  

ABSTRAKSI

  Astuti, Ani Yuli. 2016. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Autis

  di Sekolah Dasar Luar Biasa Talenta Kids Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama

  Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Lilik Sriyanti, M.Si.

  Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam

  Kelahiran anak merupakan anugerah bagi orang tua, dan setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya dalam hal apapun, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Anak pada umumnya mungkin tidak memiliki kendala yang berarti dalam pendidikan, namun berbeda dengan anak autis yang memiliki kebutuhan khusus. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menjelaskan tentang bagaimana pembelajaran pendidikan agama Islam bagi anak autis di sekolah dasar luar biasa.

  Melalui penelitian ini pertanyaan yang ingin dijawab adalah (1) bagaimanakah proses pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak autis di SDLB Talenta Kids Salatiga?, dan (2) apa saja kendala-kendala dan solusi yang dihadapi guru PAI bagi anak autis di SDLB Talenta Kids Salatiga?. Pertanyaan tersebut dijawab dengan menggunakan pendekatan kualitatif diskriptif. Adapun metode pengumpul data yang digunakan ialah pengamatan/obsevasi, wawancara dan dokumentasi.

  Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran pendidikan agama Islam bagi anak autis melalui beberapa tahapan dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Ketiga hal tersebut tidak lepas dari kurikulum, program anak, PKH, dan laporan perkembangan siswa, guru, siswa, materi, serta evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran PAI bagi anak autis menggunakan metode ABA yang disesuaikan dengan kemampuan tiap peserta didik, karena tiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda, dan pelaksanaannya dengan sistem one on one. Proses evaluasi pembelajaran PAI bagi anak autis dilakukan dengan tes dan non tes yang ditulis dalam laporan perkembangan siswa sesuai kemampuan peserta didik, dan juga dalam lembar ABA. Adapun kendala-kendala dalam pembelajaran yaitu tuntutan kurikulum yang terlalu tinggi, kurangnya konsentrasi dan kepatuhan siswa, minimnya media pembelajaran, dan kurangnya pembiasaan anak di rumah. Sedangkan solusi untuk mengatasi hambatan meliputi pelatihan dan pendampingan bagi guru, komunikasi yang intens antara pihak sekolah dengan orang tua, dan penguasaan guru dalam berbagai metode mengajar, serta penambahan media sesuai dengan kebutuhan siswa.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i LEMBAR BERLOGO ........................................................................... ii HALAMAN JUDUL .............................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................. vi MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii KATA PENGANTAR ........................................................................... viii ABSTRAKSI ......................................................................................... x DAFTAR ISI .......................................................................................... xi DAFTAR TABEL DAN BAGAN ......................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah ........................................................

  B.

  5 Fokus Penelitian ....................................................................

  C.

  5 Tujuan Penelitian ...................................................................

  D.

  5 Manfaat Penelitian .................................................................

  E.

  6 Penegasan Istilah ...................................................................

  F.

  Metode Penelitian 1.

  9 Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................

  3. Lokasi Penelitian .............................................................

  17 B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ................................

  29 2. Ciri-ciri Autis ....................................................................

  29 1. Pengertian Autis ...............................................................

  26 D. Anak Autis ..............................................................................

  25 3. Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran .............................

  24 2. Fungsi Evaluasi Pembelajaran ..........................................

  24 1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran ....................................

  20 C. Evaluasi Pembelajaran ............................................................

  19 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ....................................

  18 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ...............................

  17 3. Prinsip-prinsip Perencanaan Pembelajaran ......................

  9 4. Sumber Data ....................................................................

  16 2. Fungsi Perencanaan Pembelajaran ...................................

  Pendidikan Agama Islam ..................................................

  Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1.

  14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  13 G. Sistematika Penulisan ............................................................

  12 8. Tahap-tahap Penelitian .....................................................

  12 7. Pengecekan Keabsahan Data ...........................................

  10 6. Analisis Data ...................................................................

  10 5. Prosedur Pengumpulan Data ...........................................

  31

  4. Faktor Penyebab Autis......................................................

  44 2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .....

  62 B. Kendala yang Dialami Guru Pendidikan Agama Islam..........

  57 3. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ............

  53 2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ......

  Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ......

  Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1.

  51 BAB IV ANALISIS DATA A.

  50 C. Kendala yang Dialami Guru Pendidikan Agama Islam .........

  46 3. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ...........

  Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .. ...

  35 BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A.

  43 B. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1.

  41 7. Keadaan Guru ..................................................................

  40 6. Sarana dan Prasarana ........................................................

  39 5. Struktur Organisasi ...........................................................

  38 4. Visi dan Misi SDLB Talenta Kids Salatiga ......................

  38 3. Identitas Sekolah ..............................................................

  37 2. Letak Sekolah ...................................................................

  Sejarah Berdirinya SDLB Talenta Kids Salatiga .............

  Paparan Data SDLB Talenta Kids Salatiga 1.

  63

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................

  66 B. Saran-saran ...........................................................................

  68 C. Kata Penutup .........................................................................

  69 DAFTAR PUSTAKA

  DAFTAR TABEL DAN BAGAN Bagan 3.1 : Struktur Organisasi Sekolah ................................................

  40 Bagan3.2 :Denah Gedung SDLB Talenta Kids.......................................

  41 Tabel 3.1 : Data Sarana SDLB Talenta Kids ..........................................

  42 Tabel 3.2 : Keadaan Pengajar di SDLB Talenta Kids .............................

  43

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Foto-Foto Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDLB Talenta kids

  Lampiran 2 : Kurikulum SDLB Talenta kids Lampiran 3 : Contoh RKH di SDLB Talenta Kids Lampiran 4 : Contoh Program Semester anak di SDLB Talenta Kids Lampiran 5 : Contoh Lembar ABA Lampiran 6 : Contoh Jurnal Guru Lampiran 7 : Contoh Laporan Perkembangan Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelahiran anak ditengah keluarga merupakan anugerah terindah. Kehadiran seorang anak membuat orang tua merasakan kebahagiaan yang luar

  biasa. Bahkan orang tua berharap kelak anak tersebut tumbuh dan berkembang secara sempurna. Orang tua mengupayakan hal yang terbaik untuk perkembangan anak, dengan harapan cita-cita yang mungkin belum bisa terwujud bisa terealisasi.

  Namun, bagaimana jika anak yang terlahir memiliki beberapa keterbatasan atau lebih dikenal dengan anak berkebutuhan khusus?. Pertanyaan ini mengingatkan kepada semua pihak mengenai pendidikan yang sesuai dengan karakteristik anak berkebutuhan khusus. Untuk itu, seharusnya orang tua membimbing dan mengarahkan anak secara tepat, agar anak dapat tertangani dengan benar sesuai dengan kebutuhan juga bakat yang dimiliki oleh anak. Orang tua yang tidak mengetahui terkadang justru mengisolasi keberadaan anak mereka tanpa mencari solusi yang tepat bagi anaknya.

  Solusi yang tepat bagi pendidikan anak berkebutuhan khusus ini adalah memberikan kesempatan kepada anak belajar di sekolah khusus, salah satunya yaitu di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB). Bentuk dukungan ini menjadikan anak menjadi pribadi yang mandiri. Sekolah khusus tersebut dapat membantu anak-anak tersebut untuk mengekspresikan dunia mereka.

  Dijelaskan dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat (1) dan (2) menyatakan : (1)Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. (2) Warga negara yang berkelainan fisik, emosional, mental intelektual, dan sosial berhak mendapatkan pendidikan khusus. Anak berkebutuhan khusus memiliki kebutuhan yang khusus pula dalam pendidikannya, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 5 UU No.20 tahun 2003 di atas.

  Menurut Smart (2010) dalam Ajna, 2014: 3 mengatakan pelayanan pendidikan bagi setiap anak yang memiliki kebutuhan khusus tentu akan berbeda-beda, tergantung kekurangan apa yang dialami oleh anak tersebut dan seberapa parah kekurangan tersebut sehingga pelayanannyapun dapat sampai kepada anak dengan tepat.

  Menurut Ali (2008:40) agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan dia melalui upacara, penyembahan, permohonan, dan membentuk sikap hidup manusia menurut atau berdasarkan ajaran agama itu. Dalam hal ini anak berkebutuhan khusus semestinya mendapatkan pengarahan pembelajaran pendidikan agama tanpa adanya perlakuan diskriminasi. Hal ini sesuai dengan QS. An-nisa:9

                 

  

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka

bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang

benar.

  Secara umum Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam agama Islam.

  Ajaran-ajaran tersebut terdapat dalam al-Q ur’an dan al-Hadist (Maslikhah, 2004:199). Tujuan akhir mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia.

  SDLB adalah suatu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab melaksanakan pendidikan untuk mencerdaskan anak didik yang berkebutuhan khusus (ABK). Salah satu karakteristik dalam penyelenggaraan pendidikan bagi ABK yaitu berorientasi pada kebutuhan anak.

  Masalah perbedaan individu justru menjadi titik tolak layanan kepada anak dalam pendidikan khusus. Kenyataan ini membawa konsekuensi dalam corak pelayanan pendidikan yang berorientasi kepada individu. Kenyataan ini merupakan masalah serius bagi para guru SDLB, terutama di dalam model pembelajaran maupun dalam mengembangkan program pembelajarannya.

  Pengorganisasian materi Pendidikan Agama Islam merupakan upaya kegiatan mensiasati proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penyusunan materi secara rasional dan komprehesif. Pengorganisasian materi ini mencakup tiga tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

  Berkaitan dengan hal tersebut, Fatchurrohman (dalam Ajna, 2014: 3) menyatakan sebagai berikut: Tahap perencanaan merupakan langkah awal penentuan aktivitas

  Tahap pelaksanaan mencakup langkah yang dipergunakan guru untuk mengaplikasikan beberapa metode dan media dalam melakukan pembelajaran pendidikan agama Islam.

  Sedangkan tahap evaluasi menjadi pengontrol pengembangan materi pendidikan agama Islam. Dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi materi pembelajaran

  Pendidikan Agama Islam, seorang guru pendidikan khusus harus menyadari secara baik kebutuhan-kebutuhan yang ada pada setiap siswa. Hal ini membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan yang mendukung kepentingan tersebut. Guru harus mampu membuat materi yang tingkat kesulitan dan kemudahannya sejalan dengan tingkat perkembangan kemampuan penguasaan kompetensi peserta didik, baik dari segi afektif, psikomotorik, dan kognitifnya.

  Pembelajaran agama Islam yang ada di SDLB, masih ditemui pembelajaran seperti yang terjadi di sekolah umum. Sedangkan, jelas bahwa kondisi ABK berbeda dengan anak pada umumnya. Mereka memiliki beberapa keterbatasan pada sistem otak, sistem saraf, juga pada indera mereka.

  Berbeda dengan sekolah pada umumnya, SDLB Talenta Kids adalah salah satu lembaga pendidikan yang khusus menangani ABK. Lembaga pendidikan Talenta Kids yang bertempat di Jln. Gondangsari No. 4 Tegalrejo Salatiga tersebut mengutamakan hal yang dibutuhkan oleh peserta didiknya yang berbeda antara siswa satu dengan lainnya.

  Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik mengambil judul:

  “ PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK AUTIS DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA TALENTA KIDS SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016” B.

   Fokus Penelitian

  Untuk membatasi pokok bahasan dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak autis di SDLB Talenta Kids Salatiga tahun pelajaran 2015/2016?

2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi guru PAI dalam proses

  Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak autis di SDLB Talenta Kids Salatiga tahun pelajaran 2015/2016? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pnelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak autis di SDLB Talenta Kids Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.

2. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru PAI dalam proses

  Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak autis di SDLB Talenta Kids Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi yang jelas tentang proses pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada ABK, sehingga dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

  1. Secara Teoretis a.

  Diharapkan penelitian ini dapat menambahkan wawasan ilmu terutama yang berkaitan dengan masalah pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi ABK.

  b.

  Diharapkan penelitian ini memberikan pengetahuan tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi ABK

  2. Secara Praktis a.

  Memudahkan orang tua dalam memantau perkembangan keagamaan pada ABK b.

  Guru Agama Islam memberikan dukungan terhadap ABK untuk semangat melaksanakan ibadah c.

  ABK terbiasa melaksanakan ibadah dalam kehidupan sehari-hari E.

   Penegasan Istilah

  Untuk menghindari salah pengertian dan salah penafsiran pada judul di atas, perlu penulis jelaskan sesuai dengan interpretasi yang dimaksudkan:

  1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

  Menurut kebahasaan, pembelajaran berasal dari kata “ajar” artinya petunjuk yang diberikan kepada orang agar diketahui. Secara umum pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

  Menurut Gagne (dalam rusmono, 2012:6) pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif meenetap pada diri orang lain.

  Moh Surya (1996:9) mengemukakan bahwa pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman idividu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

  Berdasar pendapat para ahli di atas, penulis mengartikan pembelajaran adalah suatu aktifitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi suatu kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan.

  Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami agama Islam seluruhnya, kemudian menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup (Majid dan Andatani, 2004:130-131). Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman peserta didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

  Terkait dengan pendidikan agama Islam, Muhaimin (2008:185) menjelaskan bahwa: Pembelajaran pendidikan agama Islam, sebagai salah satu mata hidup dan kehidupan islami, perlu diupayakan melalui perencanaan pembelajaran pendidikan agama yang baik agar dapat mempengaruhi pilihan, putusan dan pengembangan kehidupan peserta didik.

  Dalam hal ini, penulis memberikan pengertian pembelajaran pendidikan agama Islam adalah upaya menciptakan suatu kondisi bagi terciptanya suatu kegiatan belajar dengan muatan ajaran-ajaran Islam, yang dalam proses pembelajarannya disesuaikan dengan kondisi tiap peserta didik.

2. Anak Autis

  Anak berkebutuhan khusus merupakan populasi kecil dari keseluruhan anak pada umumnya. Mereka mengalami gangguan fungsi salah satu dari gerak, indra, mental, dan perilaku atau kombinasi dari fungsi tersebut. Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah anak berkebutuhan khusus dengan diagnosa autis.

  Istilah autistic diambil dari bahasa Yunani yaitu autos yang artinya

  self. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan seseorang yang bersibuk diri

  dengan dunianya sehinga kelihatannya tidak tertarik pada orang lain (Ginanjar, 2008: 23).

  Sedangkan Smart (2010:56), menyatakan autis dapat diartikan sebagai anak yang mengalami hambatan perkembangan otak terutama pada area bahasa, sosial, dan fantasi.

  Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud anak menyebabkan terjadinya gangguan komunikasi, interkasi sosial, dan perilaku berdasarkan hasil assesment dari sekolah.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Sugiyono menjelaskan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek secara alamiah, dimana penelitian adalah sebagai instrument kunci (Sugiyono, 2009:9)

  Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif untuk menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta yang ditemukan dilapangan, foto, memo, dan dokumen resmi lainnya.

  2. Kehadiran Peneliti

  Kehadiran peneliti sebagai pengamat, dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeran tetapi masih melakukan fungsi pengamatan (Moleong, 2009:77). Dalam penelitian ini, peneliti ikut berperanserta sebagai pengamat dan sebagai pendamping guru dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak penyandang autis di SDLB Talenta Kids Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.

  3. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di SDLB Talenta Kids Salatiga yang berlokasi di Jl. Gondangsari no 03 Tegalrejo Kec. Argomulyo Salatiga,

  4. Sumber Data

  Menurut Sugiyono (2009:308), teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data berupa hasil wawancara yang dilkukan, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, baik melalui dokumen maupun orang lain berupa jurnal guru dan siswa, program semester dan harian siswa, serta laporan perkembangan siswa.

  Adapun dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah ABK penyandang autis di SDLB Talenta Kids Salatiga. Sedangkan informannya adalah kepala sekolah dan guru pendidikan agama Islam.

  5. Prosedur Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

  Menurut Hadi dalam (Sugiyono, 2009:203), observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersususn dari pelbagai proses biologis dan psikologis, dua diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan. Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai kondisi sekolah dan letak geografis, serta metode yang diterapkan guru pendidikan agama Islam

  b. Wawancara

  Menurut Moleong (2009:186), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang menjawab pertanyaan itu. Maksud Lincon dan Guba dalam (Moleong, 2009:266), adalah mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, tuntunan, kepedulian, dan sebagainya.

  Untuk melaksanakan teknik wawancara, pewawancara harus mampu menciptakan hubungan yang baik, sehingga informan bersedia bekerjasama dan merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang sebenarnya. Teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah terstruktur (tertulis), yaitu dengan menyusun terlebih dahulu beberapa pertanyaan yang akan disampaikan kepada informan.

  Wawancara ini dimaksudkan agar data yang diperoleh dari kepala sekolah dan juga guru PAI dapat diolah dengan baik sesuai kebutuhan penelitian ini.

  c. Dokumentasi

  Menurut Kamus Indonesia (2007:272) dokumentasi adalah pengumpulan bukti atau keterangan, seperti kutipan, gambar, jurnal pendidikan, dan bahan referensi lain. Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data mengenai informasi sekolah yang meliputi struktur organisasi, data guru, data siswa, laporan perkembangan siswa, dan juga jurnal anak serta guru.

  6. Analisis Data

  Berdasarkan hasil pengumpulan data, selanjutnya peneliti akan melakukan analisa dan pembahasan secara deskriptif. Dengan demikian data yang diperoleh disusun sedemikian rupa dan disajikan secara runtut.

  Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data sebagaimana dinyatakan oleh Miles & Huberman (1992:16) meliputi reduksi data, dan verifikasi atau triangulasi. Pada tahap reduksi data dilakukan pemilihan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sehingga akhirnya dapat tercapai sebuah kesimpulan. Pada tahap penyajian, data disajikan dalam bentuk teks naratif. Selanjutnya pada tahap triangulasi dilakukan guna menyamakan pandangan antar informan sehingga data bisa dan untuk menjaga keutuhan penelitian, kemudian disajikan dalam bentuk laporan penelitian.

  7. Pengecekan Keabsahan Data

  Untuk menjamin keabsahan data temuan yang diperoleh peneliti melakukan beberapa upaya, selain menanyakan langsung kepada subjek, peneliti juga berupaya mencari jawaban dari sumber lain. Burhan Bungin (2004:99) menyatakan bahwa :

  “keabsahan data dilakukan untuk meneliti kredibilitasnya menggunakan teknik kehadiran peneliti di lapangan, observasi mendalam, triangulasi, (menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, dan teori), pembahasan dengan sejawat melalui diskusi, melacak

  Dalam penelitian ini, peneliti mendasarkan pada prinsip objektifitas, yang dinilai dari validitas dan reliabilitasnya. Validitas dibuktikan dengan dimilikinya kredibilitas temuan beserta penafsirannya, yaitu agar penemuan dan penafsirannya sesuai yang sebenarnya dan temuan disetujui oleh subjek yang diteliti. Reliabilitas diperoleh dari konsistensi temuan penelitian yang diperoleh dari para subjek/informan.

  Peneliti mengupayakan keabsahan data dengan cara mendalami wawancara secara kontinyu, sambil mengenali subjek dan memperhatikan suatu peristiwa secara lebih cermat. Hasil analisis sementara selalu dikonfirmasikan dengan informasi baru yang diperoleh dari sumber lain. Prosedur ini juga dapat dilakukan dengan penggunaan teknik lain, misalnya observasi, wawancara, dan dokumentasi, yang masing-masing dibandingkan sebagai upaya pengecekan temuan.

8. Tahap-tahap Penelitian a. Penelitian Pendahuluan.

  Penelitian Pendahuluan ini mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam pada ABK penyandang autis.

b. Tahap Penelitian di Lapangan

  Setelah mengetahui kurikulum yang dilaksanakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada ABK penyandang autis berdasarkan buku-buku yang telah dikaji kemudian peneliti juga mewawancara langsung kepada kepala sekolah dan guru pendidikan

c. Tahap Analisis dan Pelaporan

  Setelah data terkumpul maka dilakukan penilaian secara selektif dan disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

  Setelah itu, dilakukan pengolahan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Menurut Miles dan Huberman (1984) juga Yin (1987) dalam Suprayogo (2003: 194) menyatakan sebagai berikut:

  Tahap analisis data dalam penelitian kualitatif umum dimulai sejak pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. A. Analisis selama pengumpulan data : dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat dianalisis. B. Reduksi Data: proses pemilihan terhadap data yang hendak di kode, mana yang dibuang, mana yang merupakan ringkasan, cerita-cerita apa yang sedang berkembang. Reduksi merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan untuk mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi.

  Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II merupakan kajian pustaka yang berisi tentang Proses fungsi perencanaan, prinsip-prinsip perencanaan. Pelaksanaan pendidikan agama Islam, pengertian pendidikan agama Islam, tujuan pendidikan agama Islam. Evaluasi pembelajaran: pengertian evaluasi, fungsi evaluasi, dan prinsip-prinsip evaluasi. Anak Autis: pengertian autis, ciri-ciri autis, jenis- jenis autis, faktor penyebab autis.

  Bab III merupakan paparan data dan temuan penelitian meliputi: paparan data SDLB Talenta Kids Salatiga, dan proses pembelajaran pendidikan agama Islam pada ABK di SDLB Talenta Kids Salatiga dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, kendala yang dialami guru PAI dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam.

  Bab IV merupakan data yang meliputi proses pembelajaran pendidikan agama Islam pada ABK di SDLB Talenta Kids Salatiga yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam, kendala yang dialami guru PAI dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam.

  Bab V merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran- saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pendidikan Agama Islam Terkait dengan pendidikan agama Islam, Muhaimin (2008:185)

  menjelaskan bahwa: Pembelajaran pendidikan agama Islam, sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran-ajara Islam dan tatanan nilai hidup dan kehidupan islami, perlu diupayakan melalui perencanaan pembelajaran pendidikan agama yang baik agar dapat mempengaruhi pilihan, putusan dan pengembangan kehidupan peserta didik.

  Dalam proses pendidikan, perencanaan merupakan penentuan aktivitas yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Tanpa perencanaan pembelajaran tidak mempunyai arah dan tujuan. Sebagai alat yang penting untuk mencapai tujuan, perencanaan hendaknya adaptif terhadap perkembangan zaman.

  Menurut Prabowo dan Nurma (2010: 1), perencanaan merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Oleh karena itu, wajar bila perencanaan selalu berubah dan berkembang sesuai dengan kebutuhan yang hendak dicapai dan kondisi yang memungkinkan.

  Sedangkan sebagai sebuah proses yang disengaja dilakukan atau direkayasa, proses pembelajaran memerlukan sebuah perencanaan, agar apa yang dilakukan dapat berjalan dan menghasilkan sesuatu seperti yang diharapkan. Dengan adanya perencanaan tersebut maka proses yang akan dilaksanakan dalam waktu yang panjang memiliki arah yang jelas, dapat diperkirakan sumber daya yang diperlukan.

  Jadi, dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah penentuan arah pembelajaran yang diwujudkan dengan aktivitas yang hendak dilaksanakan di masa yang akan datang. Karena pekerjaan yang ditentukan pada kegiatan perencanaan belum dilaksanakan, maka untuk dapat membuat perencanaan yang baik harus menguasai keadaan yang ada pada saat ini.

  Pada tahap perencanaan guru harus menyusun program pengajaran yang merupakan peaksanaan dari kurikulum, program satuan pembelajaran dan perencanaan program belajar.

  2. Fungsi Perencanaan Pembelajaran

  Menurut Prabowo dan Nurma (2010: 4) fungsi perencanaan pembelajaran adalah: a.

  Pertama untuk menentukan kompetensi yang akan dilakukan dari proses pembelajaran.

  b.

  Kedua untuk mengukur kompetensi yang telah ditentukan yang mampu memenuhi kebutuhan SDM

  3. Prinsip-prinsip Perencanaaan Pembelajaran

  Menurut Prabowo dan Nurma (2010: 5) beberapa prinsip

  a. Dilakukan oleh SDM yang tepat dan kompeten.

  Untuk merencanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka yang dapat melaksanakannya adalah orang dari jurusan Pendidikan Agama Islam. Selain itu orang yang akan melakukan perencanaan harus memahami bagaimana membuat perencanaan dengan baik.

  b. Memiliki visibilitas

  Dalam melakukan perencanaan harus diperhitungkan bagaimana perencanaan tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu harus diperhitungkan proses yang akan dilalui untuk dapat mencapai kompetensi yang telah direncanakan tadi.

  c. Beracuan pada masa yang datang

  Perencanaan yang diupayakan untuk dapat dicapai pada kurun waktu yang akan datang.

  d. Berpijak pada fakta

  Perencanaan yang dibuat memperhitungkan berbagai realitas dan kondisi yang ada di sekolah. Utamanya berkaitan dengan kemampuan siswa sebagai stakeholder, dan kemampuan sekolah/madrasah menyediakan sumber.

B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

  Pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan komponen penting yang harus ada dalam aktivitas pendiddikan. Tanpa ada kegiatan pembelajaran, aktivitas pendidikan tidak akan berjalan secara sempurna. Kegiatan

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

  Menurut Syafaat (2008: 11) pendidikan agama merupakan kata majemuk dari kata “pendidikan” dan “agama”. Menurut kamus bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik, dengan diberi awalan “pe” dan akhiran “an”, yang berarti proses perubahan sikap dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

  Berbicara mengenai agama, menurut Ali (2008: 35-36) perkataan agama berasal dari bahasa Sansekerta yang erat hubungannya dengan agama Hindu dan Budha. Akar kata agama adalah gam yang mendapatkan awalan a dan akhiran a sehingga menjadi a-gam-a. Agama artinya peraturan, tata cara, upacara hubungan manusia dengan raja. Sedangkan arti Islam intinya adalah berserah diri, tunduk, patuh, dan taat dengan sepenuh hati pada kehendak Ilahi.

  Lalu pengertian Islam menurut Moeliono dalam Syafaat (2008:15) itu sendiri adalah “agama yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW, berpedoman pada kitab suci Al-Q ur’an, yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT”.

  Oleh karena itu, Sain (2001:280) memberikan pengertian Pendidikan Agama Islam yaitu:

  “Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya. Yakni,ajaran Islam itu benar-benar dipahami, diyakini kebenarannya, diamalkan menjadi pengontrol terhadap perbuatan, Sedangkan Darajat (2009:28) merumuskan bahwa Pendidikan Agama Islam sebagai berikut:

  “(a) Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar setelah selesai dari pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). (b) Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam. (c) Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam yang telah diyakini menyeluruh, serta menjadikan keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.”

  Dari pendapat yang telah dikemukakan para ahli, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang berupa pengajaran, bimbingan, dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan masyarakat.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

  Tujuan adalah suatu yang diharapkan tercapai setelah usaaha atau kegiatan selesai. Menurut Daradjat (2009:30) ada beberapa tujuan pendidikan.

a. Tujuan Umum

  Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan. Tujuan itu meliputi sikap tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan.

  Tujuan umum pendidikan Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan pendidikan nasional negara tempat pendidikan Islam itu dilaksanakan dan harus dikaitkan dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu.

b. Tujuan Akhir

  Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula.

  Karena itu pendidikan Islam ini berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara, dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. Tujuan akhir pendidikan Islam itu dapat dipahami dalam firman Allah QS. Ali- Imran 102

  

            

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar- benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

  Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan pendidikan.

  Namun, tujuan akhir yang dimaksud dalam penelitian ini karena yang diteliti adalah anak yang berkebutuhan khusus, tidak bisa disamakan dengan anak normal. Tujuan akhir pendidikan agama Islam bagi anak autis adalah agar anak mampu melakukan apa yang diinstruksikan oleh guru dan juga mampu melakukan pembiasaan sikap terpuji baik di rumah dan juga sekolah.

  c. Tujuan Sementara

  Tujuan sementara adalah tujuan yang dapat dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional dalam bentuk tujuan intruksional umum dan khusus (TIU dan TIK), dapat dianggap tujuan sementara dengan sifat yang agak berbeda. Tujuan sementara disini yaitu anak mampu melakukan instruksi guru.

  d. Tujuan Operasional

  Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu.

  Sementara itu, tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Ramayulis dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam tujuan Pendidikan Agama Islam ialah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.

  Oleh karena itu Arifin dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, pendidikan Islam bertujuan menumbuhkan pola kepribadian manusia perasaan dari indera. Pendidikan itu harus melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspeknya, baik aspek spiritual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah, maupun bahasanya (secara perorangan maupun secara kelompok). Dan pendidikan ini mendorong semua aspek kearah keimanan serta pencapaian kesempurnaan hidup.

  Dasar untuk semua itu adalah firman Allah dalam QS Al- an’am: 162

           

Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan

matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

  Jadi, tujuan akhir Pendidikan Agama Islam adalah membina manusia agar menyerahkan diri kepada Allah baik secara individual maupun secara komunal dan sebagai umat seluruhnya. Sudah seharusnya sebagai hamba Allah menyerahkan diri kepadaNya, karena pada dasarnya Allah SWT menciptakan jin dan manusia untuk menjadi hamba yang senantiasa beribadah kepadaNya. Hal ini diperjelas dalam firman Allah SWT QS Adz-dzariyaat: 56

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2014 di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri (Studi Pada Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kebayakan Gunung Balohen Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah)

2 88 122

Pola Pendidikan pada Anak Autis (Studi Deskriptif: Anak Autis di Sekolah Luar Biasa Al-Azhar Medan)

24 156 106

PENGALAMAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI IBU DARI ANAK PENYANDANG AUTIS DI LINGKUNGAN KELUARGA (Studi Pada Ibu yang Memiliki Anak Autis yang Bersekolah di Sekolah Luar Biasa River Kids Malang)

4 31 50

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) bagi Siswa Autis di SD Purba Adhika Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif

0 7 145

View of Strategi Komunikasi Guru pada Anak Autis di Sekolah Luar Biasa Harapan Mandiri Yayasan Bina Autis Mandiri Palembang

0 0 15

Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2014 di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri (Studi Pada Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kebayakan Gunung Balohen Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah)

0 0 14

Sistem Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Anak Luar Biasa - Universitas Negeri Padang Repository

0 3 30

Konseling Eksistensial Pada Anak Tunarungu di Sekolah Luar Biasa - Universitas Negeri Padang Repository

0 1 31

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016 - Test Repository

0 0 113

Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural di SMK N 3 Salatiga Tahun 2016 - Test Repository

0 0 130