DOCRPIJM ba24102521 BAB IIIRPIJM Rohil BAB 3 Arahan Kebijakan dan Renstra

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

BAB III – ARAHAN KEBIJAKAN DAN
RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR
BIDANG CIPTA KARYA

3.1.

Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang
Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunan

nasional karena turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,
mengurangi angka kemiskinan, maupun menjaga kelestarian lingkungan. Oleh
sebab itu, Ditjen Cipta Karya berperan penting dalam implementasi amanat
kebijakan pembangunan nasional.

3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
III - 1

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir


RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014

3.1.1.1.

RPJMN 2010-2014 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 5 Tahun
2010

menyebutkan

bahwa

infrastruktur

merupakan

salah

satu


prioritas

pembangunan nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial yang
berkeadilan dengan mendorong partisipasi masyarakat Dalam rangka pemenuhan
hak dasar untuk tempat tinggal dan lingkungan yang layak sesuai dengan UUD 1945
Pasal 28H, pemerintah memfasilitasi penyediaan perumahan bagi masyarakat
berpendapatan rendah serta memberikan dukungan penyediaan prasarana dan
sarana dasar permukiman, seperti air minum, air limbah, persampahan dan
drainase.
Dokumen RPJMN juga menetapkan sasaran pembangunan infrastruktur
permukiman pada periode 2010-2014, yaitu:
a. Tersedianya akses air minum bagi 70 % penduduk pada akhir tahun 2014,
dengan perincian akses air minum perpipaan 32 persen dan akses air
minum non-perpipaan terlindungi 38 %.
b. Terwujudnya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) hingga
akhir tahun 2014, yang ditandai dengan tersedianya akses terhadap
sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site) bagi 10% total penduduk,
baik melalui sistem pengelolaan air limbah terpusat skala kota sebesar 5%
maupun sistem pengelolaan air limbah terpusat skala komunal sebesar 5
% serta penyediaan akses dan peningkatan kualitas sistem pengelolaan

air limbah setempat (on-site) yang layak bagi 90 % total penduduk.
c. Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80 % rumah
tangga di daerah perkotaan.
d. Menurunnya luas genangan sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan strategis
perkotaan.

Untuk mencapai sasaran tersebut maka kebijakan pembangunan diarahkan
untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan air minum dan
sanitasi yang memadai, melalui:
a. menyediakan perangkat peraturan di tingkat Pusat dan/atau Daerah,
b. memastikan ketersediaan air baku air minum,
c. meningkatkan prioritas pembangunan prasarana dan sarana permukiman,
III - 2

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
d. meningkatkan

kinerja


manajemen

penyelenggaraan

air

minum,

penanganan air limbah, dan pengelolaan persampahan,
e. meningkatkan sistem perencanaan pembangunan air minum dan sanitasi,
f. meningkatkan cakupan pelayanan prasarana permukiman,
g. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS),
h. Mengembangkan

alternatif

sumber


pendanaan

bagi

pembangunan

infrastruktur,
i. meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta,
j.

3.1.1.2.

mengurangi volume air limpasan, melalui penyediaan bidang resapan.

Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019

Tema besar RPJMN 3 adalah daya saing (competitiveness), dengan demikian
selayaknya ketersediaan layanan infrastruktur, khususnya infrastruktur dasar (jalan
dan air) sudah terpenuhi terlebih dahulu. Beberapa arahan dalam bidang Cipta
Karya, sesuai dengan arahan Renstra Cipta Karya 2015-2019 adalah terpenuhinya

penyediaan air minum dan sanitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat,
dengan indikator meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi
100% dan sanitasi layak menjadi 100%; pemenuhan kebutuhan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung, didukung oleh sistem
pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel,
dengan indikator berkurangnya proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan
permukiman tidak layak menjadi 0%; dan pengembangan infrastruktur perdesaan,
terutama untuk mendukung pembangunan pertanian atau yang biasa disebut target
100-0-100.
Dalam rangka percepatan terhadap pencapaian kesejahteraan masyarakat
yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPJMN 2014 – 2019 tentunya dibutuhkan investasi yang cukup besar khusunya
dalam rangka pelayanan kebutuhan infrastrukutur dasar bagi masyarakat. Kebijakan
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat khusunya di bidang keciptakaryaan di
fokuskan dalam rangka pencapaian kebijakan program pemenuhan kebutuhan air
minum, penanganan kawasan kumuh serta penanganan sanitasi yang layak melalui
agenda 100-0-100.
III - 3

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir


RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Direktorat Jenderal Cipta Karya telah mengidentifikasi data kawasan
permukiman kumuh yaitu 37.407 Ha yang tersebar di 2.883 kawasan di 415
kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Dari 415 kabupaten/kota tersebut, sebanyak
129 kabupaten/kota telah menetapkan kawasan permukiman kumuh di wilayahnya
dengan surat keputusan Walikota/Bupati sebagai syarat mendapatkan program
Pemerintah (APBN).

3.1.2. Arahan penataan Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat
yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah
distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang
untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan
bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang
dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang
yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam

penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan
sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif
terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

3.1.2.1.

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan
Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,
III - 4

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir


RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam
RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kriteria:
i.

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan
internasional,

ii.

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa
provinsi, dan/atau


iii.

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria:
i.

Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,

ii.

ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa
kabupaten, dan/atau

iii.


Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Kriteria:
i.

Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas
dengan negara tetangga,

ii.

Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional
yang menghubungkan dengan negara tetangga,

iii.

Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau

III - 5

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
iv.

Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang
dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:
i.

Pertahanan dan keamanan,
a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan
pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,
b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah
pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang
amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan
industri sistem pertahanan, atau
c) merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil
terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau
laut lepas.

ii.

Pertumbuhan ekonomi,
a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi nasional,
c) memiliki potensi ekspor,
d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi,
e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional
dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi
dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

iii.

Sosial dan budaya
a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat
atau budaya nasional,
b) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta
jati diri bangsa,

III - 6

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
c) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi
dan dilestarikan,
d) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,
e) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
iv.

Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
a. diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b. pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam
strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan
nuklir
c. memiliki sumber daya alam strategis nasional
d. berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa
e. berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau
f. berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

v.

Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
b. merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang
c. ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang
hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi
dan/atau dilestarikan,
d. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap
tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,
e. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
f. menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
g. rawan bencana alam nasional
h. sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai
dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, pada Kabupaten Rokan
Hilir terdapat Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu pada Kota Bagan Siapi-api.
Sedangkan untuk lokasi Pusat KegiatanStrategis Nasional, di Kabupaten Rokan Hilir
tidak terdapat Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN).
III - 7

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Untuk penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN), di Kabupaten Rokan Hilir
terdapat kawasan Pulau Jemur, yang merupakan kawasan pulau terluar untuk
kepentingan pertahanan dan keamanan.

3.1.2.2.

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan
Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi
untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a.

Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan
drainase

b.

Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya
untuk bidang Cipta Karya.

Berdasarkan dokumen materi teknis RTRW Provinsi Riau, di Kabupaten Rokan Hilir
terdapat Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu : Perkotaan Bagan Siapi-api dan Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) yaitu : Perkotan Bagan Batu.
Selanjutnya pada penetapan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Riau dalam RTRW
Provinsi Riau, ternyata tidak ada KSP (lainnya) yang terletak atau terkena dengan
wilayah Kabupaten Rokan Hilir.
Dalam RTRW Provinsi Riau juga disebutkan bahwa Provinsi Riau memiliki
beberapa pulau – pulau kecil dan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis
Nasional adalah Batu Mandi (Kepulauan Arwah) di Kabupaten Rokan Hilir. Kepulauan
ini merupakan garis terdepan wilayah Indonesia yang mempunyai peran sangat
strategis karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka yang berfungsi sebagai
perairan internasional. Kepulauan ini berperan sebagai gugusan terdepan pertahanan
dan keamanan Negara dan sekaligus merupakan bukti kedaulatan yang harus tetap
dijaga dan dipertahankan. Disamping fungsi pertahanan, Pulau Batu Mandi juga
III - 8

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
memiliki potensi sumber daya alam yang besar seperti perikanan, habitat pelestarian
penyu serta memiliki keindahan alam yang sangat potensial dikembang.

3.1.2.3.

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota

Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun
arahan dalam RTRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut
kepentingan:
i. Pertahanan keamanan
ii. Ekonomi
iii. Lingkungan hidup
iv. Sosial budaya
v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
i.

Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya
seperti pengembangan RTH.

ii.

Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan,
drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya
yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk
kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan
prasarana.
d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur
ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

3.1.2.3.1. Kawasan Strategis Kabupaten

III - 9

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Pengembangan

kawasan

strategis

dengan

pempertimbangkan

kriteria

sebagaimana diuraikan di atas maka diusulkan kawasan strategis di Kabupaten Rokan
Hilir yaitu:
A. Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
yaitu :
 kawasan penunjang ekonomi yang merupakan kawasan peruntukan sentra
produksi dan kawasan prospektif pengembangan investasi,
 kawasan cepat tumbuh yang merupakan kawasan pengembangan
agroindustri.
B. Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut fungsi daya dukung lingkungan hidup
yaitu kawasan lingkungan hidup yang mendukung perikehidupan manusia,
makhluk hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya, yaitu:
 Kawasan muara Sungai Rokan
 Kawasan muara Sungai Kubu, dan
 Kawasan muara Sungai Sinaboi.
Selain itu di Kabupaten Rokan Hilir terdapat satu Kawasan Strategis Nasional
(KSN) yaitu Pulau Jemur yang terletak di Kepulauan Aruah. Kawasan tersebut
merupakan kawasan pulau-pulau kecil terluar di Provinsi Riau dan Kep. Riau yang
merupakan kawasan perbatasan laut RI dan merupakan kawasan strategis Nasional
dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan

III - 10

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Tabel 3. 1 Kawasan strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan
Ekonomi di Kabupaten Rokan Hilir

No.
1.

Kawasan Strategis
Kabupaten

Kaw. Strategis dari sudut
Pertumbuhan Ekonomi

Kawasan Pedamaran – Teluk Kawasan Pengembangan Pariwisata
Bano I
dan Bandara
Kawasan Teluk Merbau

Kawasan Pengembangan Agrobisnis

3.

Kawasan Sinaboi

Kawasan Pengembangan Industri

4.

Kawasan Panipahan

Kawasan Pengembangan Minapolitan

5.

Kawasan Ujung Tanjung

Kawasan Pengembangan Dan
Perdagangan

6.

Kawasan Pujud

Kawasan Pengembangan Agroindustri

7.

Kawasan Bagan Batu

Kawasan Pengembangan
Perdagangan dan Jasa

2

8. kawasan Rimba Melintang
Kawasan Agrobisnis.
Sumber : Draft RTRW Kab Rokan Hilir

3.1.2.3.2. Arahan Pengembangan Pola Ruang Bidang Terkait Cipta Karya
Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang cipta karya adalah arahan
mengenai rencana peruntukan Kawasan Permukiman dan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Kawasan permukiman diarahkan pada kawasan yang secara teknis dapat
digunakan untuk kegiatan permukiman yang aman dari bencana alam, sehat dan
mempunyai akses untuk kesempatan berusaha. Kawasan ini terdapat di seluruh
wilayah kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir dengan luas 3.936,89 Ha terletak di
Kepenghuluan Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kepenghuluan Bagan Batu
Kecamatan Bagan Sinembahi, Kepenghuluan Bagan Hulu, Kepenghuluan Bagan Timur,
Kepenghuluan Bagan Kota, dan Kepenghuluan Bagan Barat Kecamatan Bangko,
Kepenghuluan Bangko Sampuma Kecamatan Bangko Pusako, Kepenghuluan Sedinginan
Kecamatan Tanah Putih, Kepenghuluan Sinaboi Kecamatan Sinaboi; dan Kepenghuluan
Pedamaran Kecamatan Pekaitan. Pengembangan kawasan permukiman perdesaan
dikembangkan mengikuti pola pengembangan kawasan agrobisnis dan atau
minapolitan, di mana keduanya baik permukima perkotaan maupun permukiman
perdesaan pengembangannya harus memperhatikan kawasan rawan bencana.
III - 11

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Ruang terbuka hijau atau RTH merupakan area memanjang/jalur dan/atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman,
baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Pembangunan dan
pengembangan kawasan RTH di Kabupaten Rokan Hilir direncanakan berada di setiap
wilayah perkotaan, baik berupa taman kota, margin jalan, ruang publik, dan lain-lain
dengan luas mencakup 30% dari luas perkotaan yang ada di Kabupaten seluas kurang
lebih 62.650 ha perkotaan terdiri atas:
a. RTH publik yang merupakan luas perkotaan meliputi:
1) lapangan olahraga;
2) taman kota;
3) taman pemakaman umum;
4) ruang hijau sepanjang jalan dan sungai.
b. RTH privat yang merupakan luas perkotaan berupa kebun atau halaman rumah,
gedung milik masyarakat dan swatsa yang ditanami tumbuhan.

3.1.2.3.3. Arahan Struktur Ruang Terkait Bidang Cipta Karya
A. Pengembangan Prasarana Sarana Air Minum
Instalasi pengolahan air berada di Kepenghuluan Jumrah Kecamatan Rimba
Melintang dan Melayu Besar Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan, pemanfaatan
Sungai Rokan sebagai sumber air baku.
Sistem prasarana air minum didistribusikan menggunakan sistem perpipaan dan
sistem non-perpipaan:
1. pengembangan pendistribusian air minum dengan sistem perpipaan
dikembangkan pada kawasan yang lokasinya tidak jauh dari sumber air baku,
yaitu Kecamatan Rimba Melintang, Kecamatan Batu Hampar, Kecamatan
Bangko, dan Kecamatan Sinaboi;
2. peningkatan pendistribusian air minum dengan sistem non perpipaan
dialokasikan pada kawasan yang jauh dari sumber air baku menggunakan
sumur dangkal, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air,
instalasi air kemasan, dan bangunan perlindungan mata air.
III - 12

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

B. Pengembangan Prasarana Air Limbah
Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air
limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia
tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri,
tipus, kolera dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak
membahayakan kesehatan lingkungan.
Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik (rumah
tangga) maupun industri ke badan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
apabila kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah. Air limbah harus
dikelola untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan
dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut ;
1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air
dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
2. Tidak mengotori permukaan tanah.
3. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
4. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
5. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
6. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat
dan murah.
Pengelolaan air limbah di Kabupaten Rokan Hilir merupakan penanganan limbah
yang terdiri dari:
1. pelayanan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat (off-site) berupa
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal dan Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT); dan
2. pelayanan pengelolaan air limbah dengan sistem setempat (on-site) di setiap
perkotaan dan perdesaan berupa jamban pribadi dan fasilitas umum.

C. Pengembangan Prasarana Persampahan

III - 13

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Pengelolaan persampahan kawasan Kabupaten Rokan Hilir dilakukan berdasarkan
kebijakan dan strategi meliputi:
1. Pengurangan timbulan sampah semaksimal mungkin dari sumbernya, melalui:
a. meningkatkan pemahaman masyarakat tentang 3 R, yaitu reuse, reduce, dan
recycle dengan fasilitasi pengembangan serta pembentukan forum koordinasi
interdepartemen untuk penerapan 3 R di permukiman;
b. mendorong koordinasi lintas sector.
2. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha atau swasta sebagai mitra
pengelolaan, melalui:
a. meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan persampahan sejak dini melalui
pendidikan di sekolah;
b. menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada
masyarakat umum;
c. mendorong peningkatan pengelolaan berbasis masyarakat;
d. mengembangkan system insentif dan iklim yang kondusif bagi dunia
usaha/swasta.
3. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas system pengelolaan, melalui:
a. Optimalisasi prasarana/sarana persampahan Kabuapaten Rokan Hilir;
b. Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana dan berkeadilan;
c. Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan;
d. melaksanakan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan;
e. meningkatkan TPA regional.
4. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan, melalui:
a. Meningkatkan status, kapasitas, dan kineja institusi pengelola;
b. Meningkatkan kelengkapan produk hokum pengelolaan persampahan;
c. Mendorong implementasi/penerapan hokum bidang persampahan.
5. Pengembangan alternatif sumber pembiayaan:

Sistem pengelolaan persampahan dikembangkan secara terpadu untuk melayani
wilayah Kabupaten Rokan Hilir diselenggarakan untuk meminimalkan volume sampah,
memanfaatkan kembali sampah, mendaur ulang, dan mengolah sampah sesuai dengan
ketentuan kriteria teknis dan/atau peraturan perundang-undangan melalui kerja sama
antar daerah dengan mengikutsertakan masyarakat dan dunia usaha. Sistem
III - 14

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
pengelolaan sampah dikembangkan dengan pola (sanitary landfill) pada masing-masing
TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang terletak di Kecamatan Bangko dan Kecamatan
Bagan Sinembah.

Pengelolaan sampah sebagian

besar

direncanakan

merupakan kawasan

permukiman mengacu pada Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman (SNI 193242-1994), Tata Cara Teknik Pengelolaan Sampah Perkotaan (SNI 19-2454-2002)
terutama mengenai persyaratan hukum dan persyaratan teknis operasionalnya.
Timbunlan sampah yang dihasilkan di berasal dari kawasan perumahan (domestik),
industri, kawasan komersial, wisata dan fasilitas umum lainnya. Timbulan sampah yang
dikelola adalah timbulan sampah non B-3 (Bahan Beracun dan Beracun/Hazardous
Waste). Laju timbulan sampah adalah adalah 2,5 kg/orang/hari, sesuai dengan SNI 193983-1995, sehingga pada akhir tahun perencanaan mencapai 865 m³/hari .Proyeksi
timbulan sampah di Kabupaten Rokan Hilir dibutuhkan untuk perencanaan
peengelolaah persampahan terhadap timbulan sampah. Proyeksi timbulan sampah
dapat dilihat pada Tabel 3-8:
Tabel 3. 2 Proyeksi timbulan Sampah di Kabupaten Rokan Hilir

Kecamatan

2011
1. Tanah Putih
64900
2. Pujud
68553
3. Tanah Putih Tj. Melawan
13039
4. Rantau Kopar
6517
5. Bagan Sinembah
133889
6. Simpang Kanan
27131
7. Kubu
47371
8. Pasir Limau Kapas
40261
9. Bangko
70885
10. Senaboi
13689
11. Batu Hampar
8539
12. Rimba Melintang
44298
13. Bangko Pusako
57509
14. Pekaitan
13443
610025
Rasio Timbulan Sampah
2.63
1,604.3
Total Timbunan sampah
7
Sumber : Draft RTRW Kab Rokan Hilir
III - 15

Proyeksi Jumlah Penduduk
2014
2019
2024
67504
72078
76962
71304
76136
81295
13562
14481
15462
6778
7238
7728
139262 148699 158775
28220
30132
32174
49272
52611
56176
41876
44714
47744
73730
78726
84061
14239
15204
16234
8882
9484
10126
46076
49198
52532
59817
63870
68199
13983
14930
15942
634503 677500 723411
2.75
2.95
3.15
1744.8 1,998.6 2,278.7
8
3
5

2029
82178
86804
16510
8252
169535
34355
59983
50979
89757
17334
10813
56092
72820
17022
772434
3.35
2,587.6
5

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

D. Pengembangan Prasarana Drainase
Pengelolaan drainase merupakan pengelolaan saluran untuk mengendalikan
limpasan air hujan yang berlebihan, menurunkan tinggi permukaan air, dan
menciptakan lingkungan yang bersih dan teratur. Sistem jaringan drainase di wilayah
perkotaan di Kabupaten Rokan Hilir menggunaan drainase alami (Natural Drainage)
yang terbentuk secara alami seperti seperti sungai dan drainase buatan (Artificial
Drainage) yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan
bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong,
pipa-pipa dan sebagainya.
Sistem jaringan drainase di Kabupaten Rokan hilir menurut letak bangunan
merupakan drainase permukaan tanah (Surface Drainage) yang berada di atas
permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan dengan analisa
aliran pada saluran terbuka (open channel flow) dan berfungsi mengalirkan beberapa
jenis air buangan baik secara bercampur maupun bergantian, seperti air buangan
rumah tangga. Untuk konstruksi saluran merupakan saluran terbuka, dengan fungsi
mengalirkan aliran air hujan ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak
membahayakan kesehatan dan tidak mengganggu lingkungan.
Gambar 3. 1 Peta Kawasan Strategis di Kabupaten Rokan Hilir

III - 16

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

3.1.3. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis
Dalam rangka mendorong pembangunan dari pinggiran ini, Kementerian PUPR
akan melakukan keterpaduan pembangunan pada 35 Wilayah Pengembangan
III - 17

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Strategis (35 WPS) yang tersebar 4 WPS di Pulau Papua, 2 WPS di Kepulauan
Maluku, 4 WPS di Pulau Kalimantan, 5 WPS di Sulawesi, dan 5 WPS di Kepulauan
Bali-Nusa Tenggara, maupun 6 WPS di Sumatera.

Gambar 3. 2 Konsepsi Pembangunan Infrastruktur melalui Pendekatan
Wilayah

Pada Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) di Pulau Sumatera, terdapat :
1. WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Merak-Bakauhuni-Bandar LampungPalembang-Tanjung Api-Api
2. WPS pusat

pertumbuhan terpadu Metro Medan-Tebing Tinggi-Dumai-

Pekanbaru
3. WPS pusat pertumbuhan terpadu Batam-Bintan
4. WPS Baru terpadu Sibolga-Padang-Bengkulu
5. WPS Sumber Daya Ekonomi Domestik Sabang-Banda Aceh-Langsa
6. WPS Jambi-Palembang-Bangka Belitung (Pangkal Pinang)

III - 18

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

Gambar 3. 3 Konsep Pengembangan Wilayah Pulau Sumatera

Provinsi Riau masuk dalam Wilayah Pengembangan Strategis Metro Medan –
Tebing

Tinggi



Dumai



Pekanbaru

yang

mana

menjadi

konsentrasi

pengembangan wilayah industri serta menjadi simpul karet dan kelapa sawit yang
dapat mendorong percepatan pembangunan ekonomi nasional. Sedangkan untuk
Kabupaten Kampar termasuk dalam WPS tersebut.

III - 19

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

Gambar 3. 4 Konsep Wilayah Pengembangan Strategis Metro Medan –
Tebing Tinggi – Dumai – Pekanbaru

3.1.4. Arahan RPJMD
3.1.4.1.

Visi

Pasal 5 ayat (2) Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan

Pembangunan

Nasional

menetapkan

bahwa

RPJM

Daerah

merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah terpilih yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM
Nasional. Berdasarkan kondisi masyarakat dan Kabupaten Rokan Hilir saat ini dan
tantangan yang dihadapi dalam 5 tahun mendatang maka Visi Pembangunan
Kabupaten Rokan Hilir yang hendak diwujudkan pada tahun 2021 adalah:
Terwujudnya Rokan Hilir sebagai Kawasan Industri guna menuju
masyarakat madani dan mandiri yang sejahtera

III - 20

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
3.1.4.2.

Misi

Misi Pembangunan Kabupaten Rokan Hilir 2016-2021 terdiri dari 5 misi yaitu:
a.

Membangun masyarakat Rokan Hilir yang berbudaya melayu, berakhlak,
beriman dan bertaqwa.

b.

Mengembangkan industri hulu dan hilir sebagai alternatif pengganti sumber
pendapatan daerah yang selama ini bersumber dari migas sekaligus
membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

c.

Mengembangkan Sumber Daya Manusia berkualitas melalui peningkatan
derajat kesehatan dan derajat pendidikan individu dan masyarakat.

d.

Mengedepankan

prinsip

good

governance

untuk

pelayanan

kepada

masyarakat dan peningkatan iklim investasi.
e.

Pembangunan

infrastruktur

untuk

pengembangan

perekonomian

di

perdesaan dan perkotaan.

3.1.4.3.

Tujuan dan Sasaran

Dalam mewujudkan Visi melalui pelaksanaan Misi yang telah ditetapkan, maka
perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran
yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan akan
memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah, baik
urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud.
Tabel 3. 3 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Rokan Hilir
Visi : Terwujudnya Rokan Hilir sebagai Kawasan Industri guna menuju
masyarakat madani dan mandiri yang sejahtera
Misi
Tujuan
Sasaran
1 Membangun masyarakat
1.1 Mewujudkan budaya
1.1.1 Meningkatnya
Rokan Hilir yang berbudaya melayu sebagai jati diri
kepedulian masyarakat
melayu, berakhlak, beriman masyarakat Rokan Hilir
terhadap budaya Melayu
dan bertaqwa
1.2 Membangun
1.2.1 Meningkatnya
masyarakat Rokan Hilir
kesadaran kerukunan
yang beraklaq, beriman
umat beragama
dan bertaqwa
2 Mengembangkan industri 2.1 Mewujudkan
2.1.1 Terciptanya
hulu dan hilir sebagai
Pembangunan Kawasan
Kawasan Industri
alternative pengganti
Industri untuk
startegis berbasis
III - 21

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Visi : Terwujudnya Rokan Hilir sebagai Kawasan Industri guna menuju
masyarakat madani dan mandiri yang sejahtera
Misi
Tujuan
Sasaran
sumber pendapatan daerah Menggerakkan SektorMasyarakat pada Sektor
yang selama ini bersumber Sektor Ekonomi Strategis
Pertanian, Perikanan,
dari migas sekaligus
dalam Rangka
Perkebunan, dan
membuka lapangan kerja
Memperkuat Struktur
Peternakan sesuai
baru bagi masyarakat
Perekonomian Daerah dan dengan Potensi Wilayah
Keseimbangan
2.1.2 Terciptanya
Infrastruktur Antar Wilayah pertumbuhan ekonomi,
lapangan perkerjan baru,
untuk meningkatkan
Pendapatan dan
Kemandirian Masyarakat

3 Mengembangkan Sumber
Daya Manusia berkualitas
melalui peningkatan derajat
kesehatan dan derajat
pendidikan individu dan
masyarakat

3.1 Meningkatkan
pemerataan akses dan
kualitas pelayanan
kesehatan

3.1.1 Tersedianya obat
dan perbekalan
kesehatan yang cukup
3.1.2 Meningkatnya
upaya kesehatan
masyarakat

3.1.3 Tersedianya
pelayanan kesehatan
untuk penduduk miskin
3.1.4 Tersedianya
pelayanan kesehatan di
puskesmas
3.1.5 Tersedianya
pelayanan kesehatan
berkualitas untuk anak
balita dan ibu melahirkan
3.2
Meningkatkan 3.2.1 Meningkatnya
pelayanan kesehatan pada layanan kesehatan pada
III - 22

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Visi : Terwujudnya Rokan Hilir sebagai Kawasan Industri guna menuju
masyarakat madani dan mandiri yang sejahtera
Misi
Tujuan
Sasaran
RSUD
RSUD
3.3 Meningkatkan dan
3.3.1 Tersedianya
pemerataan akses dan
sarana dan prasarana
mutu pelayanan
pendidikan, tenaga
pendidikan dasar
pendidik, dan
manajemen pendidikan
yang merata dan
berkualitas
3.4.1 Meningkatnya
pelayanan PAUD
3.4.2 Meningkatnya
3.4 Meningkatkan
kreatifitas siswa
pelayanan PAUD,
3.4.3 Meningkatnya
kreativitas siswa,
kualitas pendidikan non
pendidikan non formal dan
formal
luar biasa
3.4.4 Meningkatnya
layanan pendidikan luar
biasa
3.5 Meningkatkan kualitas
3.5.1 Meningkatnya
tenaga kerja dan peluang
kualitas dan peluang
kerja
kerja
3.6.1 Meningkatnya
3.6 Meningkatkan
kualitas layanan
pelayanan kependudukan
kependudukan
3.7.1 Meningkatnya nilai
3.7 Meningkatkan budaya
budaya dan destinasi
dan pariwisata daerah
pariwisata
3.8.1 Meningkatnya
3.8 Meningkatkan peran
peran pemuda dan
serta pemuda dan kegiatan
kegiatan olahraga di
olahraga
masyarakat

3.9 Meningkatkan kualitas
perempuan, pelayanan KB,
dan anak

III - 23

3.9.1 Meningkatnya
kualitas perempuan,
anak, dan KB

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Visi : Terwujudnya Rokan Hilir sebagai Kawasan Industri guna menuju
masyarakat madani dan mandiri yang sejahtera
Misi
Tujuan
Sasaran
4 Mengedepankan prinsip
4.1 Mewujudkan Good
4.1.1 Terciptanya tata
good governance untuk
Governance Dalam
pemerintahan yang baik
pelayanan kepada
Penyelenggaraan
dan bersih
masyarakat dan
Pemerintahan
Peningkatan iklim investasi

4.2 Meningkatkan
Kapasitas Pemerintah
Daerah dalam Pengelolaan
Keuangan Daerah

4.2.1 Terkelolanya
keuangan daerah secara
akuntabel dan
transparansi

4.3 Menciptakan
Keamanan, ketertiban dan
kapastian Hukum

4.3.1 Terciptanya
suasana aman dan
tertib serta adanya
kepastian hukum
4.4.1 Terwujudnya
pelayanan publik yang
prima
5.1.1 Tersedianya
Jaringan Transportasi
darat, laut dan
penyeberangan sebagai
penunjang
perekonomian
masyarakat
5.1.2 Tersedianya
infrastruktur Energi,
telekomunikasi dan Air
bersih untuk industri
5.1.3 Tersedianya
infrastruktur pendukung
produksi pertanian
perikanan dan
perternakan

4.4 Meningkatkan
Pelayanan publik
5 Pembangunan
infrastruktur untuk
pengembangan
perekonomian diperdesaan
dan perkotaan

5.1 Menyediakan
infrastruktur pendukung
perekonomian daerah

5.2 Meningkatkan
konektivitas dan
III - 24

5.2.1 Terkoneksinya
infrastruktur tranportasi

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Visi : Terwujudnya Rokan Hilir sebagai Kawasan Industri guna menuju
masyarakat madani dan mandiri yang sejahtera
Misi
Tujuan
Sasaran
pemerataan pembangunan pedesaan dan
antar wilayah perdesaan
perkaotaan
dan perkotaan
5.2.2 Meningkatnya
jangkawan dan akses
masyarakat terhadap
listrik dan air bersih
5.2.3 Meningkatnya
pembangunan
infrastruktur perbatasan
dan wilayah terisolir
3.2.

Rencana Strategi Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.2.1. Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung
3.2.1.1.

Ketentuan fungsi bangunan gedung

Fungsi bangunan gedung merupakan ketetapan mengenai pemenuhan
persyaratan teknis bangunan gedung ditinjau dari segi tata bangunan dan
lingkungan maupun keandalannya serta sesuai dengan peruntukan lokasi yang
diatur dalam RTRW Kabupaten Rokan Hilir dan/atau RTBL.
Fungsi bangunan gedung meliputi:
a. Fungsi bangunan meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan
budaya serta fungsi khusus.
b. Bangunan fungsi hunian meliputi bangunan untuk rumah tinggal tinggal,
rumah tinggal deret, rumah susun dan rumah tinggal sementara
c. Bangunan fungsi keagamaan meliputi masjid, musholla, rumah suluk,
gereja, pura, wihara dan kelenteng.
d. Bangunan fungsi usaha meliputi bangunan untuk perkantoran nin
pemerintahan,

perdagangan,

rekreasi, terminal

dan

perindustrian,

penyimpanan,

perhotelan,

gardu

wisata

dan

PLN serta bangunan

telekomunikasi.
e. Bangunan fungsi sosial dan budaya meliputi bangunan untuk perkantoran
pemerintah, pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan', laboratorium,
olah raga dan pelayanan umum.
III - 25

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
f. Bangunan fungsi khusus meliputi bangunan untuk reaktor nuklir, instalasi
pertahanan dan keamanan, dan bangunan sejenis yang diputuskan oleh
Menteri.
g. Satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi.

3.2.1.2.

Persyaratan bangunan gedung

Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Adapun persyaratan
administratif bangunan gedung meliputi:
1. Status hak atas tanah dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas
tanah;
2. Status kepemilikan bangunan gedung,
3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
4. Sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
Sedangkan persyaratan teknis bangunan gedung meliputi:
1. Persyaratan tata bangunan yang meliputi persyaratan peruntukan dan
intensitas bangunan, arsitektur bangunan dan persyaratan pengendalian
dampak lingkungan.
2. Persyaratan peruntukan bangunan meliputi: lokasi, kepadatan, ketinggian
dan

jarak

bebas

bangunan

yang

ditetapkan

untuk

lokasi

yang

bersangkutan
3.2.1.3.

Penyelenggaraan bangunan gedung

Penyelenggaraan bangunan gedung terdiri atas kegiatan pembangunan,
pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran.
1. Dalam

penyelenggaraan

bangunan,

penyelenggara

berkewajiban

memenuhi persyaratan bangunan.
2. Penyelenggara bangunan terdiri atas pemilik bangunan, penyedia jasa
konstruksi dan pengguna bangunan.
3. Pemilik bangunan yang belum dapat memenuhi persyaratan bangunan
harus memenuhi ketentuan persyaratan.

III - 26

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, penyelenggara bangunan gedung
wajib memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis untuk menjamin
keandalan bangunan gedung tanpa menimbulkan dampak penting bagi lingkungan.
Penyelenggaraan bangunan gedung dapat dilaksanakan oleh perorangan atau
penyedia jasa di bidang penyelenggaraan gedung.

3.2.1.4.

Peran masyarakat dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan
gedung

Peran masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung dapat terdiri
atas:
1. Pemantauan dan penjagaan ketertiban penyelenggaraan bangunan
gedung;
2. Pemberian masukan kepada pemerintah dan/atau pemerintah daerah
dalam penyempurnaan peraturan, pedoman dan standar teknis di bidang
bangunan gedung;
3. Penyampaian

pendapat

dan

pertimbangan

kepada

instansi

yang

berwenang terhadap penyusunan rtbl, rencana teknis bangunan tertentu
dan kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung yang menimbulkan
dampak penting terhadap lingkungan;
4. Pengajuan

gugatan

perwakilan

terhadap

bangunan

gedung

yang

mengganggu, merugikan dan/atau membahayakan kepentingan umum.
3.2.2. Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten/Kota
(RISPAM)
3.2.2.1.

Rencana Sistem Pelayanan
Dalam Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten

Rokan Hilir, sistem pelayanan air minum akan dibagi kedalam 5 wilayah sistem
penyediaan air minum, yaitu :
1. Wilayah 1, terdiri dari kecamatan :


Kecamatan Bangko



Kecamatan Sinaboi



Kecamatan Batu Hampar

III - 27

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH


Kecamatan Pekaitan

2. Wilayah 2, terdiri dari kecamatan :


Kecamatan Tanah Putih



Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan



Kecamatan Rantau Kopar

3. Wilayah 3, terdiri dari kecamatan :


Kecamatan Bangko Pusako



Kecamatan Rimba Melintang

4. Wilayah 4, terdiri dari kecamatan :


Kecamatan Kubu



Kecamatan Kubu Babussalam



Kecamatan Bagan Sinembah



Kecamatan Bagan Sinembah Raya



Kecamatan Balai Jaya



Kecamatan Simpang Kanan



Kecamatan Pasir Limau Kapas

5. Wilayah 5, terdiri dari kecamatan :


Kecamatan Pujud



Kecamatan Tanjung Medan

III - 28

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

WILAYAH 1

WILAYAH 4
WILAYAH 3

WILAYAH 2

WILAYAH 5

Gambar 3. 5 Wilayah SPAM Kabupaten Rokan Hilir

III - 29

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

3.2.2.2.

Rencana Pengembangan SPAM
Untuk mempermudah dalam pengembangan sistem, maka Rencana

Pengembangan SPAM Kabupaten Rokan Hilir dibagi dalam 3 tahap yaitu :
a. Tahap 1 : Mendesak 3 Tahun, tahun 2017 – 2019
b. Tahap 2 : Jangka Menengah 6 Tahun, Tahun 2020 – 2025
c.

Tahap 3 : Jangka Panjang 11 Tahun, Tahun 2026 – 2036

a. Wilayah 1
Daerah pelayanan wilayah 1 Kabupaten Rokan Hilir adalah :
1. Kecamatan Bangko
2. Kecamatan Sinaboi
3. Kecamatan Batu Hampar
4. Kecamatan Pekaitan
Total kebutuhan air sampai dengan Tahun 2036 untuk wilayah 1 ini
adalah 691,9 liter/detik. Pada Tahap 1 atau tahap mendesak (Tahun
2017 – 2019) kebutuhan air di wilayah 1 adalah 52,1 liter/detik,
penambahan kebutuhan air pada Tahap 2 atau jangka menengah 6
Tahun (Tahun 2020 – 2025) adalah 246,2 liter/detik sedangkan
penambahan kebutuhan air pada Tahap 3 atau jangka panjang 11
Tahun (Tahun 2026 – 2036) adalah 393,6 liter/detik.
Tabel 3. 4 Kebutuhan Air dan Penambahan Kebutuhan Air Wilayah 1
No

Daerah Pelayanan

2017

2018

2019

TAHUN PROYEKSI
2020
2021
2022

2023

2024

2025

WILAYAH 1
1
2
3
4

Bangko
Sinaboi
Batu Hampar
Pekaitan
Jumlah
Penambahan Kapasitas Tiap Tahun

III - 30

15,95
2,59
1,68
3,18
23,4
23,4

25,54
4,15
2,68
5,10
37,5
14,1

35,52
5,77
3,73
7,08
52,1
14,6

47,05
7,64
4,94
9,39
69,0
16,9

61,16
9,94
6,43
12,20
89,7
20,7

87,60
14,23
9,21
17,48
128,5
38,8

118,24
19,21
12,43
23,59
173,5
44,9

155,59
25,28
16,35
31,04
228,3
54,8

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

203,34
33,04
21,37
40,56
298,3
70,1

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

No

Daerah Pelayanan

WILAYAH 1
Bangko
Sinaboi
Batu Hampar
Pekaitan
Jumlah
Penambahan Kapasitas Tiap Tahun
1
2
3
4

2026

2027

2028

2029

TAHUN PROYEKSI
2030
2031
2032

241,10
39,17
25,34
48,10
353,7
55,4

257,19
41,79
27,03
51,31
377,3
23,6

277,95
45,16
29,21
55,45
407,8
30,5

296,27
48,14
31,13
59,10
434,6
26,9

315,68
51,29
33,17
62,97
463,1
28,5

340,86
55,38
35,82
68,00
500,1
36,9

362,95
58,97
38,14
72,40
532,5
32,4

2033

2034

2035

2036

386,36
62,78
40,60
77,07
566,8
34,3

416,85
67,73
43,80
83,16
611,5
44,7

443,46
72,05
46,60
88,46
650,6
39,0

471,63
76,63
49,56
94,08
691,9
41,3

Rencana pengembangan SPAM di wilayah 1 menggunakan sumber
air permukaan sebagai sumber air bakunya. Perencanaan SPAM untuk
wilayah 1 adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 5 Rencana Pengembangan SPAM di Wilayah 1

N
o

Daerah
Pelayanan

WILAYAH 1
1
Bangko
2
Sinaboi
Batu
3 Hampar
4
Pekaitan

Total
Kebutuhan
Air
(liter/detik
)

SPAM
Regional

IPA
Jumrah

IPA
Siak

(liter/det
ik)

(liter/de
tik)

(liter/de
tik)

471,63
76,63

155,00

195,00
50,00

125,00
25,00

49,56
94,08

45,00

5,00

IPA
Pekaitan
(liter/de
tik)

Total
(liter/de
tik)
475,00
75,00

95,00

1. SPAM Regional Durolis
SPAM Regional Durolis merupakan SPAM yang diinisiasi oleh
pemerintah Provinsi dengan wilayah pelayanan mencakup Rokan
Hilir, Bengkalis dan Dumai. Dari sistem ini Kabupaten Rokan Hilir
mendapatkan alokasi debit sebesar 400 liter/detik yang akan
dibangun bertahap dari tahun 2018 – 2030. Kecamatan di wilayah
1 yang akan mendapatkan suplai air dari SPAM Reginaol Durolis
adalah Bangko dan Batu Hampar.

III - 31

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

50,00
95,00

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

Wilayah
Pelayanan SPAM
REG WILAYAH 1

RESERVOAR
OFF TAKE SPAM
REGIONAL
KAP.
400
LOKASI
INTAKE SPAM
REGIONAL
KAP.
400IPA
LOKASI
SPAM
REGIONAL
KAP. 400

Gambar 3. 6 Lokasi Intake SPAM Regional dan Rencana Daerah Pelayanan
Wilayah 1

III - 32

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

SKEMATIK SPAM REGIONAL
TAHAP 1 (400 liter/detik)

IPA MELAWAN
Elv. ± 20 mdpl
Tahap 1 400 l/det
Pipa Transmisi
Ø HDPE 1.000 mm
L = ± 200 meter

Intake Elv. ± 20 mdpl
Q = 1.650 l/det

RESERVOAR
Kapasitas 5000 m3



Q 150 liter/detik 


KOTA DUMAI
Dumai Kota
Dumai Barat
Dumai Timur
Dumai Selatan

RESERVOAR OFF TAKE
Elv. ± 17 mdpl

Ø 1.000 mm
L = ± 27 km

Ø 800 mm Ø 700 mm
L = ± 20 km L = ± 19,5 km

Sumber Air Baku
TP TJ Melawan
Sungai Rokan
Q = 801 m3/det

KAB. ROKAN HILIR
TP TJ Melawan
Rimba Melintang
Batu Hampar
Bangko
Bangko Pusako

Pipa Distribusi
Ø HDPE 800 mm
L = ± 30,5 km

RESERVOAR OFF TAKE
Elv. ± 28 mdpl




Q 100 liter/detik 




RESERVOAR OFF TAKE
Elv. ± 58 mdpl

UNIT AIR BAKU

UNIT PRODUKSI

UNIT DISTRIBUSI

Gambar 3. 7 Skematik SPAM Regional TAHAP 1

III - 33

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

KAB. BENGKALIS
Mandau
Pinggir

Q 150 liter/detik

UNIT PELAYANAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

SKEMATIK SPAM REGIONAL
TAHAP 2 (400 liter/detik)

RESERVOAR OFF TAKE
Elv. ± 17 mdpl

Pipa Transmisi
Ø HDPE 1.000 mm
L = ± 200 meter

Intake Elv. ± 20 mdpl
Q = 1.650 l/det

KAB. ROKAN HILIR
TP TJ Melawan
Rimba Melintang
Batu Hampar
Bangko
Bangko Pusako

Q 100 liter/detik

IPA MELAWAN
Elv. ± 20 mdpl
Tahap 1 400 l/det

RESERVOAR
Kapasitas 5000 m3

Ø 1.000 mm
L = ± 27 km

Ø 800 mm Ø 700 mm
L = ± 20 km L = ± 19,5 km

Sumber Air Baku
TP TJ Melawan
Sungai Rokan
Q = 801 m3/det

Pipa Distribusi
Ø HDPE 800 mm
L = ± 30,5 km

IPA MELAWAN
Elv. ± 20 mdpl
Tahap 2 400 l/det

RESERVOAR OFF TAKE
Elv. ± 28 mdpl




Q 100 liter/detik 




Q 150 liter/detik 


Q 100 liter/detik



RESERVOAR OFF TAKE
Elv. ± 58 mdpl

KOTA DUMAI
Dumai Kota
Dumai Barat
Dumai Timur
Dumai Selatan

KAB. BENGKALIS
Mandau
Pinggir

Q 150 liter/detik

Q 200 liter/detik

UNIT AIR BAKU

UNIT PRODUKSI

UNIT DISTRIBUSI

Gambar 3. 8 Skematik SPAM Regional TAHAP 2

III - 34

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

UNIT PELAYANAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

Q 100 liter/detik

SKEMATIK SPAM REGIONAL
TAHAP 3 (400 liter/detik)
RESERVOAR OFF TAKE
Elv. ± 28 mdpl

RESERVOAR OFF TAKE
Elv. ± 17 mdpl

Pipa Transmisi
Ø HDPE 1.000 mm
L = ± 200 meter

Q 150 liter/detik

IPA MELAWAN
Elv. ± 20 mdpl
Tahap 1 400 l/det
RES. 5000
m3

Ø 1.000 mm
L = ± 27 km
IPA MELAWAN
Elv. ± 20 mdpl
Tahap 3 400 l/det

Ø 800 mm Ø 700 mm
L = ± 20 km L = ± 19,5 km

Intake Elv. ± 20 mdpl
Q = 1.650 l/det

KAB. ROKAN HILIR
TP TJ Melawan
Rimba Melintang
Batu Hampar
Bangko
Bangko Pusako

Q 100 liter/detik

Ø 800 mm Ø 700 mm
L = ± 20 km L = ± 19,5 km

Sumber Air Baku
TP TJ Melawan
Sungai Rokan
Q = 801 m3/det

Pipa Distribusi
Ø HDPE 800 mm
L = ± 30,5 km
Ø HDPE 800 mm
L = ± 30,5 km

IPA MELAWAN
Elv. ± 20 mdpl
Tahap 2 400 l/det




Q 100 liter/detik 


RES. 5000
m3



Q 150 liter/detik 


Q 100 liter/detik

Q 150 liter/detik



RESERVOAR OFF TAKE
Elv. ± 58 mdpl

KOTA DUMAI
Dumai Kota
Dumai Barat
Dumai Timur
Dumai Selatan

KAB. BENGKALIS
Mandau
Pinggir

Q 150 liter/detik

Q 200 liter/detik

UNIT AIR BAKU

UNIT PRODUKSI

UNIT DISTRIBUSI

Gambar 3. 9 Skematik SPAM Regional TAHAP 3

III - 35

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

UNIT PELAYANAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

Q 100 liter/detik

SKEMATIK SPAM REGIONAL
TAHAP 4 (300 liter/detik)
RESERVOAR OFF TAKE
Elv. ± 28 mdpl

Ø 1.000 mm
L = ± 27 km
IPA MELAWAN
Elv. ± 20 mdpl
Tahap 3 400 l/det

Ø 800 mm Ø 700 mm
L = ± 20 km L = ± 19,5 km

RES. 5000
m3

RES. 5000
m3

RESERVOAR OFF TAKE
Elv. ± 58 mdpl

UNIT PRODUKSI

UNIT DISTRIBUSI

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

KOTA DUMAI
Dumai Kota
Dumai Barat
Dumai Timur
Dumai Selatan

Q 100 liter/detik

Q 150 liter/detik

KAB. BENGKALIS
Mandau
Pinggir

Q 150 liter/detik

Q 200 liter/detik

Gambar 3. 10 Skematik SPAM Regional TAHAP 4

III - 36



Q 150 liter/detik 





IPA MELAWAN
Elv. ± 20 mdpl
Tahap 4 300 l/det
UNIT AIR BAKU

Q 100 liter/detik

Q 150 liter/detik

IPA MELAWAN
Elv. ± 20 mdpl
Tahap 1 400 l/det