ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA PURBALINGGA TENTANG WANPRESTASI AKAD MURABAHAH STUDI KASUS PUTUSAN PERKARA NOMOR 0311Pdt.G2014PA.Pbg SKRIPSI

  

ANALISIS PUTUSAN

PENGADILAN AGAMA PURBALINGGA

TENTANG WANPRESTASI AKAD MURABAHAH

STUDI KASUS PUTUSAN PERKARA NOMOR

0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

  

Oleh :

  

ILYAS HANAFI

NIM : 214

  • –12–029

  

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARI „AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertandatangan di bawah ini: Nama : ILYAS HANAFI NIM : 214-12-029 Jurusan : S1-Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas : Syariah Menyetakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini adalah asli hasil karya atau penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi dari karya orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam penelitian ini dan disebutkan dalam acuan daftar pustaka.

  Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

  Salatiga, 06 April 2017 Penulis

ILYAS HANAFI NIM. 214-12-029

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Salatiga, 2 Februari2017 Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada : Yth. Dekan Fakultas Syariah Di Salatiga

  Assalamualaikum Wr.wb Setelah di adakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara :

  Nama : ILYAS HANAFI NIM : 214-12-029 Judul :

  “Analisis Putusan Pengadilan Agama Purbalingga Tentang Wanprestasi Akad Murabahah Studi Kasus Putusan Perkara Nomor 0311/Pdt.G/ 2014/PA.Pbg" Dapat diajukan dalam sidang munaqasyah.

  Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalamualaikum Wr.wb

  Pembimbing

  Prof. Dr. H. Muh Zuhri, MA

  NIP.19530326 197803 1 001

KEMENTERIAN AGAMA RI

  Jl. Nakula Sadewa VA No 9 Telp. (0298) 3419400 Fak 323433 Salatiga 50722 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN SKRIPSI

“ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA PURBALINGGA

  

TENTANG WANPRESTASI AKAD MURABAHAH STUDI KASUS

PUTUSAN PERKARA NOMOR 0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg"

DISUSUN OLEH

  

ILYAS HANAFI

241-12-29

  Telah dipertahankan di depan Dewan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Senin tanggal 11

  

September 2017 dan dinyatakan LULUS, sehingga dapat diterima sebagai salah

satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Hukum Islam.

  Salatiga, 13 September 2017

  

MOTTO

Kerjakanlah, Wujudkanlah, Raihlah Cita-Citamu

  

Dengan Memulainya Dari Bekerja

Bukan Hanya Menjadi Beban Didalam Impianmu”

  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

Ayahanda Anas Charis danIbunda Zubaedah

Yang tidakhenti-hentinya selalu mendo’akan, membimbing dan

mendukungku.

Adiku yang selalu menyemangati dan mendukung dalam setiap

langkah: Imam Ardiansyah

  

Untuk bapak ibu dosen fakultas syariah iain salatiga

Untuk My Love Retno Nugraheni Yang Tak kenal lelah

Mendukung, Mendampingi, dan Menyemangati Dalam Setiap

Langkahku

  

Terimakasih juga Untuk Wahyu Gumelar S.H yang Banyak

Membantuku dalam Megrjakan skripsi ini

Teman-Teman Remaja Masjid Baitussalam Karangrejo

Yang Selalu Mendukungkungku

  

Untuk Teman-teman dan keluargaku SMC (SENI MUSIC

CLUB) IAIN SALATIGA terimakasih kalian telah

memberikan aku pengetahuan tentang organisasi, musik dan paduan

suara.

  

Teman-teman Jurusan HukumEkonomi Syariah Angkatan 2012

  

ABSTRAK

Hanafi, Ilyas. 2017. Analisis Putusan Pengadilan Agama Purbalingga Tentang

Wanprestasi Akad Murabahah Studi Kasus Putusan Perkara Nomor 0311/Pdt.G/2014/Pa.Pbg. Skripsi. Progam Studi Hukum Ekonomi Syariah

  Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Prof. Dr H. Muh Zuhri. MA

Kata Kunci : Penyelesaian Sengketa Ekomomi Syariah Wanprestasi Murabahah.

  Pada tanggal 18 Februari 2014 Pengadilan Agama Purbalingga menerima gugatan tentang pemenuhan kewajiban akad pembiayaan murabahah dengan nomor perkara 0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg, yang diajukan oleh PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Buana Mitra Perwira, yang berkedudukan hukum di jalan MT Haryono No. 267 Purbalingga, dalam hal ini diwakili oleh H. Aman Walyudin, SE., MSI. Dalam kedudukanya selaku direktur utma PT. BPRS Buana Mitra Perwira , yang dalam hal ini memberi kuasa kepada H. Sugeng SH., MSI., advokat yang ber alamat di jalan DI. Panjaitan No. 111 Purbalingga. Disini menggugat Kusworo, umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, bertempat kediaman di Jalan Onje RT.001 RW. 006 No. 6 Kelurahan Purbalingga Lor, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga selaku nasabah.

  Berdasarkan permasalahan diatas, telah dilakukan penelitian di Pengadilan Agama Purbalingga, terhadap Putusan Nomor 0311/Pb.G/2014/PA.Pbg., antara lain apa yang menjadi pokok perkara nomor 0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg., apa yang menjadi dasar pertimbangan hukum hakim Pengadilan Agama Purbalingga dalam memutus perkara sengketa ekonomi syariah Nomor 0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg, dan apa keputusan Hakim nomor 0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg tentang Wanprestasi akad murabahah,

  Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis dengan metode analisis putusan yaitu dengan cara dokumetasi terkait putusan nomor 0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg di Pengadilan Agama Purbalingga.

  Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa putusan Hakim atas perkara nomor 0311/Pdt.G/2014/PA/Pbg adalah menyatakan sah akad Murabahah No : 57/765-1/10/11, Tergugat terbukti melakukan wanprestasi dan membayar ganti rugi materiil Rp 138.456.486 dan membayar biaya perkara. Dasar hukum yang digunakan Majelis Hakim addalah Undang-undang No 7 tahun 1989 sebagaimana di ubah dengan Undang-undang No 3 tahun 2006 dan perubahan ke (2) dua Undang-undang N omor 50 tahun 2000 tentang peradilan Agama memuat mengenai wewenang absolut Pengadilan Agama Undang-undang No 1 Tahun

  1995 sebagaimana di ubah dengan Undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) memuat mengenai kedudukan direksi dalam bertanggung jawab atas kepentingan perusahaan sebagai wakil di dalam maupun luar Pengadilan. Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah memuat mengenai Akad-akad yang dibentuk secara sah berlaku Nash Syariah. Dan HIR (Herzien Inlandsch

  

Reglement ) memuat mengenai putusan Verstek dan pembebanan biaya perkara.

  Dalam pokok perkara pihak penggugat memohon dinyatakan sah sita jaminan atas barang milik tergugat, menyatakan sah Akad Murabahah No 57/756-1/10/11 menyatakan tergugat telah melakukan wanprestasi dan menghukum tergugat untuk membayar ganti rugi materiil dan biaya yang timbul dari perkara tersebut.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahirobbil`alamin, segala puji bagi Allah yang telah

  memberikan segala nikmat kepada makhluk yang ada di alam semesta ini. Berkat qudrat, iradat serta izin-Nyalah penulis bisa menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul

  “Analisis Putusan Pengadilan Agama Purbalingga Tentang Wanprestasi Akad Murabahah Studi Kasus Putusan Perkara Nomor 0311/Pdt.G/ 2014/PA.Pbg"

  Sholawat serta salam mudah-mudahan dilimpahkan kepada khotamul anbiya, Nabi Muhammad SAW, yang telah menyelamatkan ummat manusia dari gelap kejahiliyaan kepada cahaya illahiyah yang terang benderang.

  Banyak pihak yang telah banyak memberikan konstribusi dalam penyelesaian karya ini. Kami menghaturkan terimakasih yang tulus kepada mereka semua yang telah berjasa untuk ini semua: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  3. Ibu Evi Ariyani, M.H selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES).

  4. Bapak Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, MA selaku pembimbing yang selalu memberikan saran danmasukan kepada penulis.

  5. Bapak H. Hasanudin, S.H.,M.H., selaku Ketua Pengadilan Agama Purbalingga.

  6. Bapak Drs. H. Mahmud HD., M.H., selaku Wakil Ketua Pengadilan Agama Purbalingga yang sekaligus memberikan data dan penjelasan mengenai skripsi ini.

  7. Bapak danIbu Hakim dan Panitera Pengadilan Agama Purbalingga.

  8. Bapak dan Ibu Pegawai Struktural Pengadilan Agama Purbalingga.

  9. Ayahanda Anas Charis, Ibunda Zubaedah tercinta dan Adikku Imam Ardiansyah serta keluarga besar saya yang telah mengorbankan segalanya dengan tulus dan ikhlas dan kebesaran jiwa

  10. Teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2012, Keluargaku dan Teman-temanku SMC (Seni Music Club) IAIN Salatiga

11. Rekan-rekan Remaja Masjid Baitussalam Karangrejo 12.

  Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian ini yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu.

  Harapan bagi penulis semoga apa yang sudah disuguhkan dapat bermanfaat bagi semua orang khususnya saya selaku penulis. Walaupun jauh dari kesempurnaan tapi semoga mendekati kepada kebenaran. Semoga Allah SWT ridha denganapa yang kita lakukan. Amin.

  قيرطلا م قو أ قفوم لا للهاو ـ إِ لى

  Salatiga, 6 April 2017 Penulis

  ILYAS HANAFI NIM. 214-12-029

  

DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i SURAT PERNYATAAN .............................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iv MOTTO .......................................................................................................... v PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 6 D. Penegasan Istilah ..................................................................................... 7 E. Kajian Pustaka ........................................................................................ 8 F. Kerangka Teoritik ................................................................................... 9 G. Metode Penelitian ................................................................................... 11 H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 12 BAB II PEMBAHASAN TEORITIK A. Hakim ..................................................................................................... 13 B. Putusan .................................................................................................... 17 C. Pengadilan Agama ................................................................................. 25 D. Akad Murabahah .................................................................................... 35 E. Wanprestasi ............................................................................................. 41 F. Ta‟widh (Ganti Rugi) ............................................................................. 46 G. Sita Jaminan (conservatoir beslag) ......................................................... 49

  BAB III PENGADILAN AGAMA PURBALINGGA A. Sejarah ..................................................................................................... 55 B. Visi dan Misi ........................................................................................... 73 C. Tugas dan Fungsi .................................................................................... 75 D. Wilayah Hukum ...................................................................................... 80 E. Struktur Organisasi ................................................................................. 80 BAB IV ANALISIS PUTUSAN WANPRESTASI SENGKETA

EKONOMI SYARIAH NOMOR 0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg DI

PENGDILAN AGAMA PURBALINGGA A. Pokok Perkara Nomor 0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg Tentang Akad Murabahah Pengadilan Agama Purbalingga ........................................... 81 B. Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Purbalingga dalam

  memutus perkara nomor 0311/Pdt.G/2014/PA/Pbg ............................... 84 C. Keputusan Hakim Pengadilan Agama Purbalingga Nomor

  0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg ........................................................................ 92 D. Analisis Terhadap Dasar Pertimbangan Putusan Hakim Nomor

  0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg ....................................................................... 94

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................. 96 B. Saran-saran ............................................................................................. 98

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 102

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Salinan Putusan Nomor 0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg 2. Surat Keterangan Observasi 3. Surat Permohonan Izin Penelitian 4. Lembar Konsultasi Skripsi 5. Daftar Nilai SKK 6. Curriculum Vitae

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam, sebagai agama yang paripurna memiliki perhatian serius

  terhadap dinamika sosial- ekonomi umat. Sebab aktifitas sosial-ekonomi merupakan salah satu dari enam asas primer kehidupan (

  al mabadi‟ asittah),

  yang menjadi cita-cita Islam (al maqoshid asy-

  syari‟ah), dimana islam hadir

  untuk melindunginya.yaitu perlindungan agama ( hifdhu ad-din), perlindungan jiwa (hifdhu an-nafs), perlindungan intelektual (hifdhu al-

  „aqli), perlindungan

  garis geneologi ( hifdhu an-nasli), perlindungan properti (hifdhu al-mal), dan perlindungan harga diri (hifdhu al-

  „irdli). (Pelangi. 2013: 1)                   Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

  )Q.S. al-Ahzab [33] 21) Peradilan Agama pada tahun 1989, telah diundangkan Undang-undang nomor 7 tahun 1989 tentang peradilan agama. Undang-undang ini di sempurnakan atau diubah pada tahun 2006 dengan Undang-undang nomor 3 tahun 2006, tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun1989 tentang Peradilan Agama. Dalam Undang-undang no 7 tahun 1989, pengertian Perdilan Agama disebutkan dalam pasal 1 angka 1 bahwa Peradilan Agama adalah Peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam.pengertian undang- undang yang diberikan oleh Undang-undang nomor 7 tahun 1989 tersebut menggambarkan seolah-olah Peradilan Agama sebagai Peradilan Islam yang bersifat Universal. Menurut konsep Islam secara Universal, Peradilan Agama Islam meliputi segala jenis perkara menurut ajaran Islam secara Universal.

  Peradilan Agama adalah Peradilan Islam karena jenis-jenis perkara menjadi kompetensinya adalah jenis perkara menurut agama Islam, namun Peradilan Agama adalah Peradilan-peradilan Islam yang bersifat Limitatif sebagaimana ketentuan pasal 2 jo. Pasal 49 Undang-undang nomer 7 tahun 1989, sehingga kompetensi Peradilan Agama tidak mencakup kompetensi menurut Peradilan Islam secara universal. Perdailan Agama merupakan merupakan salah satu badan Peradilan pelaku kekuasaan kehakiman untuk menyelenggarakan penegakan hukum dan keadilan bagi rakyat pencari keadilan dalam perkara tertentu antara orang-orang yang beragama Islam dibidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, sedekah, dan ekonomi syariah.

  Dengan penegasan kewenangan Peradilan Agama dalam menyelesaikan perkara tertentu tersebut, termasuk pelanggaran atas Undang- undang perkawinan dan peraturan atas pelaksanaanya dan memperkuat landasan hukum Mahkamah Syariah dalam melaksanakan kewenangan dibidang jinayah berdasarkan qanun.

  Penyelesaian sengketa ekonomi syariah adalah termasuk kewenangan Pengadilan Agama yang sudah di atur dalam undang-undang nomor 7 tahun

  1989. Ekonomi syariah atau di sebut juga dengan ekonomi islam, yaitu ekonomi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dan yang dimaksut dengan ekonomi syariah adalah perbuatan atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syariah yang meliputi bank syariah, lembaga keuangan mikro syariah, asuransi syariah, reasuransi syariah, reksadana syraiah, obligasi syariah, dan surat berjangka menengah syariah, sekuritas syariah, pembiayaan syariah, pergadaian syariah, dana pensiun lembaga keuangan syariah, dan bisnis syariah.

  Ekonomi syariah berbeda dari ekonomi konvensional, yang berkembang di dunia ini yang hanya berdasarkan nilai-nilai sekuler yang terlepas dari Agama. Berdsasarkan pasal 49 huruf (i) undang-undang nomor 3 tahun 2006 yang pasal dan isinya tidak diubah dalam Undang-undang no 50 tahun 2009 tentang perubahan kedua nomor 7 tahun 1989 tentang peradilan agama, bahwa Perdilan Agama bertugas dan berwenang memriksan mengadili, dan menyelesaikan perkara antara orang-orang yang bergama Islam dalam bidang ekonomi syariah yang meliputi hal-hal yang telah disebutkan diatas.

  Sehubungan dengan Ekonomi Syariah yang disebut dalam pasal 49 Undang-undang nomor 3 tahun 2006 huruf (i) diatas, bahwa Ekonomi Syariah dalam perbuatan atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syariah. Kata antara lain yang menunjukan bahwa jenis yang disebutkan diatas adalah bukan dalam arti liminatif, tetapi hanya sebagai contoh. Di samping itu mungki saja ada bentuk-bentuk lain dari Ekonomi Syariah yang tidak dapat atau belum dapat disebutkan ketika merumuskan pengertian ekonomi syariah. Subjek Hukum pelaku Ekonomi Syariah menurut penjelasan pasal tersebut diatas antara lain disebutkan bahea yang dimaksud dengan orang-orang yang beraga Islam adalah termasuk orang atau badan Hukum yang dengan sendirinya menundukan diri dengan suka rela kepada Hukum Islam mengenai hal-hal yang menjadi kewengangan Pengadilan Agama sesuai dengan ketentuan pasal ini. Berdasarkan penjelasan pasal 49 undang-undang no 3 tahun 2006 tersebut, maka seluruh nasabah lembaga dan keuangan pembiayaan syariah atau bank konvensional yang membuka sektor usaha syariah maka dengan sendirinya terikat keuntungan ekonomi syariah. Baik dalam hal pelaksanaan akadnya maupun dalam penyelesaian perselisihanya.

  Pada tanggal 18 Februari 2014 Pengadilan Agama Purbalingga menerima gugatan tentang pemenuhan kewajiban akad pembiayaan murabahah dengan nomor perkara 0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg, yang diajukan oleh PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Buana Mitra Perwira, yang berkedudukan hukum di jalan MT Haryono No. 267 Purbalingga, dalam hal ini diwakili oleh H. Aman Walyudin, SE., MSI. Dalam kedudukanya selaku direktur utma PT. BPRS Buana Mitra Perwira , yang dalam hal ini memberi kuasa kepada H. Sugeng SH., MSI., advokat yang ber alamat di jalan DI.

  Panjaitan No. 111 Purbalingga. Disini menggugat Kusworo, umur 39 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, bertempat kediaman di Jalan Onje RT.001 RW. 006 No. 6 Kelurahan Purbalingga Lor, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga selaku nasabah.

  Berkaitan dengan Akad Jual Beli Murabahah Nomor : 51/765- 1/10/11, Tergugat telah mendapat fasilitas piutang Murabahah sebesarRp.

  142.400.000,- (seratus empat puluh dua juta empat ratus ribu rupiah), dengan perhitungan Harga Pokok/Perolehan sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah), Margin/Keuntungan Bank Rp. 62.400.000,- (enam puluh dua juta empat ratus ribu rupiah) sehingga Harga Jual sebesar Rp. 142.400.000,- (seratus empat puluh dua juta empat ratus ribu rupiah).

  Akhirnya pihak Penggugat menganggap bahwa Tergugat telah melakukan perbuatan cidera janji/ingkar janji/wanprestasi terhadap Akad Murabahah Nomor : 51/765-1/10/11 tertanggal 21 Oktober 2011, yang sangat merugikan Penggugat, yaitu berupa kerugian materiil sebesar Rp.

  138.456.468,- (seratus tiga puluh delapan juta empat ratus lima puluh enam ribu empat ratus enam puluh delapan rupiah).

  Penggugat telah melakukan berbagai upaya penagihan, Peringatan maupun pendekatan secara kekeluargaan kepada Tergugat akan tetapi Tergugat tetap tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan kewajiban- kewajibannya, oleh karenanya sangatlah beralasan Penggugat mengajukan Gugatan Sengketa Ekonomi Syariah kepada Ketua Pengadilan Agama Purbalingga hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 49 huruf (i) UU No.3 Tahun 2006 Tentang Amandemen Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo. Pasal 55 ayat (1) UU No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

  Dari latar belakang diatas maka kami penulis mencoba meneliti dari permasalahan diatas yang kami simpulkan dengan judul ”Putusan Pengadilan

  Agama Purbalingga Tentang Akad Murabahah Studi Kasus Putusan Perkara Nomor 0311/Pdt.G/ 2014/PA.Pbg”.

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang diatas maka skripsi ini akan mengacu pada permasalahn pokok, sebagai berikut:

  1. Apa yang menjadi pokok perkara nomor 0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg pengadilan agama purbalingga tentang wanprestasi akad murabahah ?

2. Apa yang menjadi dasar pertimbangan hukum hakim Pengadilan Agama

  Purbalingga dalam memutus perkara sengketa ekonomi syariah nomor 0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg? 3. Apa keputusan Hakim tentang Wanprestasi akad murabahah Nomor

  0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg? C.

   Tujuan dan kegunaan penelitian 1. Tujuan Penelitian a.

  Tujuan Objektif Untuk mengetahui dasar pertimbangan hukum hakim

  Pengadilan Agama Purbalingga dalam memutus perkara sengketa ekonomi syariah dengan nomor perkara 0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg tentang akad murabahah. b.

  Tujuan Subjektif Untuk mengembangkan dan memperdalam pengetahuan penulis dibidang hukum ekonomi syariah atau muamalat dan guna memnuhi persyaratan akademis untuk memperolah gelar S1 dalam bidang Hukum Ekonomi Syariah atau muamalat di Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Kegunaan penelitian a.

  Kegunaan teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembangunan ilmu pengetahuan dibidang hukum ekonomi syariah atau muamalat dan dapat memperkaya refensi dan literatur keputakaan terkait dengan kajian mengenai hukum acara Peradilan Agama khususnya mengenai putusan Peradilan Agama dalam perkara ekonomi syariah dan sebagai acuan penelitian selanjutnya.

  b.

  Kegunaan praktis Guna mengembangkan penalaran ilimiah dan wacana keilmuan penulisan serta untuk mengetahui kemampuan penuli dalam menerapkan ilmu yang diperoleh melalui bangku perkuliahan.

D. Penegasan Istilah

  Penegasan istilah judul ini bermaksut menghindari adanya interprestasi lain yang dapat menibulkan kesalah pahaman dalam memahaminya. Adapun pengertian istilah judul tersebut adalah sebagai berikut:

1. Murabahah adalah tranksaksi jual beli menginformasikan harga pokok ditambahkan sejumlah keuntungan tertentu yang disepakati ketika akad.

  2. Akad atau Perjanjian adalah suatu perbuatan kesepakatan antara seseorang atau beberapa orang lainya untuk melakukan sesuatu atau perbuatan tertentu (Pasaribu dan Lubis, 1996:1).

E. Kajian pustaka

  Sebenarnya permasalahan mengenai analisis putusan-putusan Hakim mengenai sengketa ekonomi syariah sudah banyak yang meneliti antara lain yaitu skripsi karya Nafila Rahmawati yang berjudul : „Tinjuan Yuridis Pengelolaan Resiko Dan Penyelesaian Sengaketa Wanprestasi Dalam Pembiyayaan Murabahah antara Bank Syariah X dan PT. Z Pada Badan Arbitrase Syariah Nasional dan Pengadilan Agama (Analisis Putusan Pengadilan Agama Nomor 729/ pdt.G/2009/PA.JP)” skripsi ini membahas mengenai komparasi kesesuaian Putusan Pengadilan Agama nomor 729/Pdt.G/2009/PA.JP. dengan peraturan terkait Perbankan Syariah dan Hukum Islam. penelitian ini dilakuakan secara deskriptif dengan menggunakan teknis analisi data melelui pendekatan kualitatif. Dalam penelitian hasil penelitian bahwa terdapat penyimpangan atas hukum islam serta Prodential Banking yang dilakukan Bank Syariah X dan terdapat pula peyimpangan atas Hukum Islam dan asas keadilan dalam putusan Pengadilan Agama Nomor 729/Pdt.G/2009/PA.JP. (suriyantinasutionumy.files.wordpres dikases pada tanggal 9 november 2016).

  Kemudian tesis yang berjudul: Penyelesaian sengketa akad Al Murabahah Bank Bukopin Syriah oleh Pengadilan Agama Bukittinggi kaya M.yenis, tesis ini membahas mengenai dengan hasil Pengadilan Agama Bukittinggi mendasarkan putusanya kepada; KUH Perdata fatwa MUI, dan Al Qur‟an dan Al Hadits. Penyelesaian sengketa wanprestasi sebaiknya dengan putusan pengadilan. Perlunya Undang-undang tentang Ekonomi Syariah disamping Al Qur

  ‟an dan al hadis sebagai pedoman bagi pelaku ekonomi syariah. Bank sayariah harus melaksanakan Hukum Islam secara Kaffah sebagai bagian dari ibadah. (repositry.unand.ac.id diakses pada tanggal 9 november 2016).

  Skirpsi karya Dini Nuraini Wulyadi yang berjudul “ Analisi Putusan Hakim Pengadilan Agama Bukittinggi nomor 284/Pdt.G/2006/PA.Bkt. tenteng sengketa akad murabahah menurut Fiqih Muamalah, skripsi ini membahas mengenaiperjanjian Akad Murabahah yang dilakuakan Nasabah dengan pihak Bank Syariah Bukittinggi menyimpang dengan ketentuan yang berlaku. Dan melalui pengadilan agama Bukittinggi, oleh Hakim Pengadilan memutuskan bahwa perjanjian yang dilakukan batal demi Hukum dan berdasarkan tinjuan Fiqih Mulamalah Putusan yang di putuskan oleh Pengadilan Agama telah sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam Muamalah.

  diakses pada tanggal 9 november 2016).

  Dari penelitian-penelitian sebelumnya yang juga membahas mengenai analisis putusan tersebut terdapat perbedaan dengan penelitian yang di lakukanpenulis yaitu mengenai Analisis Putusan Hakim Nomor 0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg. mengenai akad murabahah di Pengadilan Agama Purbalingga.

F. Kerangka Teoritik

  Putusan adalah hasil atau kesimpulan dari suati perkara yang di pertimbangkan dengan masak-masak yang dapat berbentuk putusan tertulis maupun lisan (Hamzah, 1986: 485).

  Ijtihad adalahHakim dalam memutusakan perkara selain dari dasar peraturan perundangan-undangan juga melalui metode ijtihad, dimana hakim mencurahkan segenap tenaga dan pikiran secara bersungguh-sungguh untuk menetapkan suatu hukum sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan suatu perkara.

  Bai‟ Murabahah adalah tranksaksi jual-beli dengan prosedur penjual menyatakan modal pembelian barang, kemudian menetukan margin profit (ribh) yang disepakati dari modal

  . Laba dalam bai‟ murabahah boleh bukan dari jenis modal contoh: “aku jual barang ini kepadamu dengan sistem murabahah yakni modalku Rp 1.000.000 dengan margin keuntungan tiap dari

  Rp 100.000-nya adalah Rp. 10.

  000 atau pakaian sekian”. Versi mayoritas

  bai‟ murabahah hukumnya sah dan diperbolehkan

  berdasarkan keumunan firman Allah swt. Dalam QS.Albaqarah :275 diatas, Versi ibn Abbassah namun makruh, dan versi Ishaq bin Rawahih tidak boleh dan tidak sah, karena tsaman dinilai majnul dan rawan ketidak jujuran para pihak penjual dalam menyatakan modal pembelian (Tim Laskar Pelangi, 2013: 15-16).

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah analisis putusan dengan pendekatan yuridis normatif. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian ialah putusan perkara nomor 0311/Pdt.G/ 2014/PA.Pbg.Tentang akad murabahah di Pengadilan Agama Purbalingga.

  2. Sumber Data

  Sumber data penelitian skripsi ini mengacu pada penelitian primer dan penelitian sekunder. Adapun penelitian primer yaitu; peneliti langsung turun ke lapangan, berhubungan langsung dengan nara sumber Hakim pengadilan agama purbalingga. Sedangkan penelitian sekunder mengacu pada isi berkas putusan nomer 0311/Pdg.G/2014/PA.Pbg. dan literatur lainya yang berkaitan dengan isi putusan tersebut.

  3. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi. Dengan metode ini diharapkan peneliti mendapatkan informasi berupa berkas putusan dan foto yang berkaitan dengan pokok penelitian.

4. Teknik Analisis Data

  Setelah data terkumpul peneliti melakukan analisis isi putusan hakim nomor 0311/Pdt.G/2014/PA.Pbg. menggunakan literatur yang berkaitan dengan isi putusan yakni peraturan perundang-undangan.

H. Sistematika Penulisan

  Sekilas gambaran umum tentang sistematika penulisan dalam skripsi ini dengan menggunakan sistem sebagai berikut: Bab I: pendahuluan yang membahas mengenai sub bab antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penegasan istilah, kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  Bab II: pembahasan teoritik yang membahas sub bab antara lain gambaran umum hakim, putusan, pengadilan agama, akad murabahah, wanprestasi

  , ta‟widh dan sita jaminan (conservatoir belag)

  Bab III: gambaran umum, yang di dalamnya akad di bahas mengenai gambaran umum Pengadilan Agama Purbalingga yang memuat sejarah, visi misi. tugas dan fungsi. wilayah hukum dan struktur organisasi.

  Bab IV: dalam bab ini akan memaparkan pokok perkara nomor 0311/Pdt.G/2014/Pbg, dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara nomor 0311/Pdt.G/2014/Pbg, dan utusan Hakim nomor 0311/Pdt.G/ 2014/PA.Pbg, Bab V: dalam bab ini akan di paparkan kesimpulan dan saran-saran.

BAB II KERANGKA TEORITIK A. HAKIM 1. Pengertian Hakim Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh

  undang-undang untuk mengadili (Pasal 1 butir 8 KUHAP). Sedangkan istilah hakim artinya orang yang mengadili perkara dalam pengadilan atau Mahkamah; Hakim juga berarti pengadilan, jika orang berkata “perkaranya telah diserahkan kepada Hakim”. Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselengaranya negara hukum Republik Indonesia (Pasal 24 UUD 1945 dan Pasal 1 UUD No.48/2009).

  Berdasarkan pengertian hakim diatas dapat disimpulkan bahwa adalah seorang pejabat negara yang diberi wewenang untuk mengadili perkara dalam pengadilan atau mahkamah diberi wewenang oleh undang- undang guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan pancasila.

2. Kewajiban Hakim a.

  Hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa perkara (mengadili), mengadili adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa dan memutus perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini (Pasal 1 Ayat (9) KUHAP).

  b.

  Hakim dan hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, jujur, adil profesional, dan berpengalaman di bidang hukum. Hakim dan hakim konstitusi wajib menaati Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (Pasal 5 Undang-Undang No.48 Tahun 2009).

  c.

  Seorang hakim atau panitera wajib mengundurkan diri dari persidangan apabila ia mempunyai kepentingan langsung atau tidak langsung dengan perkara yang sedang diperiksa, baik atas kehendaknya sendiri maupun atas permintaan pihak yang berperkara.

  (pasal 17 Ayat (3-5) Undang-Undang No.48 Tahun 2009).

  d.

  Hakim ketua dalam memeriksa perkara di sidang pengadilan harus menggunakan bahasa Indonesia yang dapat dimengerti oleh para penggugat dan tergugat atau terdakwa dan saksi (Pasal 153 KUHP). Berdasarkan kewajiban hakim diatas hakim dalam menjalankan tugasnya berkewajiban antara lain tidak menolak untuk memeriksa perkara, harus memiliki integritas dan kepribadian baik dan berpengalaman dibidang hukum. Wajib mengundurkan diri di persidangan apabila yang mempunyai kepentingan yang sedang di periksa, dan dalam persidangan harus menggunakan bahasa indonesia.

3. Tanggung jawab Hakim dalam Menjatuhkan Putusan

  Ada lima hal menjadi tanggung jawab Hakim (dewantoro, 1987:149) yaitu: a.

  Justisialis Hukum; yang dimaksud justisialis adalah meng-adilkan. Jadi putusan Hakim yang dalam praktiknya memperhitungkan kemanfaatan

  doel matigheid perlu di-adilkan.

  b.

  Penjiwaan Hukum; dalam berhukum recht doen tidak boleh merosot menjadi suatu adat yang hampa tanpa jiwa, melainkan senantiasa diresapi oleh jiwa untuk berhukum.

  c.

  Pengintegrasian Hukum; hukum perlu senantiasa sadar bahwa hukum dalam kasus tertentu merupakan ungkapan daripada hukum pada umumnya.

  d.

  Totalitas Hukum; maksudnya menempatkan hukum keputusan Hakim dalam keseluruhan kenyataan.

  e.

  Personalisasi Hukum; personalisasi hukum ini mengkhususkan keputusan pada personal (kepribadian) dari para pihak yang mencari keadilan dalam proses.

  Ketika hakim dihadapkan oleh suatu perkara, dalam dirinya berlangsung suatu proses pemikiran untuk kemudian memberikan keputusannya mengenai hal-hal sebagai berikut:

  1) Keputsanya mengenai perististiwanya, yaitu apakah terdakwa telah melakukan perbuatan yang telah dituduhkan kepadanya

  2) Keputusan mengenai hukumya, yaitu apakah perbuatan yang dilakukan terdakwa itu merupakan suatu tindak pidana dan apakah terdakwa bersalah serta dapat dipidana.

  3) Keputusan mengenai pidananya, yaitu terdakwa memang dapat dipidana.Sebelum menjatuhkan putusan, hakim akan menilai dengan arif dan bijaksana serta penuh kecermatan kekuatan pembuktian dari memeriksa dan kesaksian dalam sidang pengadilan (Pasal 188 Ayat (3) KUHAP), sesudah itu hakim akan mengadakan musyawarah terakhir untuk mengambil keputusan yang didasarkan atas surat dakwaan dan didasarkan atas surat dakwaan dan segala sesuatu yang telah terbukti dalam pemeriksaan sidang.

  Dari penjelasan diatas hakim dalam mejatuhkan putusanya harus berjiwa keadilan; harus memperkuat hukum, harus dapat di integrasikan dalam hukum positif; harus totalitas hukum dari segi moral dan religi dan harus memunculkan tanggung jawab sebagai pengayom yang mana akan menimbulkan proses pemikiran tang dituangkan melalui putusanya mengenai peristiwanya, hukumnya dan pidananya.

B. PUTUSAN 1. Pengertian Putusan

  Putusan yaitu keputusan pengadilan atas perkara gugatan berdasarkan adanya suatu sengketa atau perselisihan, dalam arti putusan merupakan produk pengadilan dalam perkara-perkara contentiosa, yaitu produk pengadilan yang sesungguhnya. Disebut jurisdictio contentiosa, karena adanya 2 (dua) pihak yang berlawanan dalam perkara (penggugat dan tergugat/ atau pemohon dan termohon. (mardani, 2009: 118)

  Bisa disimpulkan dari pengertian putusan di atas putusan adalah keputusan yang dikeluarkan hakim lewat pengadilan berdasarkan suatu perselisihan atau sengketa 2.

   Macam-macam putusan

  Macam putusan terbagi dari beberapa segi antara lain dari segi fungsinya, dari segi hadir tidak para pihak, dari segi isinya, dari segi sifatnya. (Mardani, 2009: 118-121). Penjelasanya sebagai berikut:

  Dilihat dari fungsinya putusan hakim terdiri atas: a. Putusan akhir (eind vonnis), yaitu putusan yang mengakhiri di persidangan dam putusan putusan ini merupakan produkyang utama dari suatu persidangan.

  b.

  Putusan sela (tussen vonnis), yaitu putusan yang dijatuhkan masih dalam proses persidangan sebelum putusan akhir dibacakan dengan tujuan untuk memperjelas dan memperlancar persidangan.Putusan sela dibedakan menjadi bebrapa macam yaitu:

  1) Putusan provisional ( provisioniele vonnis), yaitu putusan yang dijatuhkan untuk memberikan jawaban tuntutan pihak yang ber[erkara agar dilakukan tndakan pendahuluan guna kepentingan pihak pemohon sebelum dijatuhkan putusan akhir, misalnya putusan akhir tentang jaminan.

  2) Putusan prepatoir (prepatoir vonnis), yaitu putusan persiapan sebelum putusan akhir. Putusan prepatoir tidak menyinggung pokok perkara. Putusan tersebut lebih tertuju pada jalanya acara persidangan seperti putusan tentang penundaan siding, putusan agar penggugat/pemohon prinsipil data sendiri ke muka sidang.

  3) Putusan Insidentil (incidentiele Vonnis), yaitu putusan yang berhubungan dengan peristiwa (insiden) yang untuk sementara

  ,mengehentikan pemeriksaan sidang tetapi tetapi belum berhubungan dengan pokok perkara misalnya putusan tentang gugat prodeo, eksepsi tidak berwenang, putusan tentang hakim, dan lain-lain.

  4) Putusan interlokotoir (interlocotoir Vonnis), yaitu putusan yang isinya memrintahkan pembuktian, misalnya putusan pemeriksaan setempat, putusan pemeriksaan saksi-saksi.

  c.

  Putusan serta merta, yaitu putusan pengadilan agama yang putusan tersebut oleh salah satu pihak atau para pihak yang berkara dilakukan upaya hukum baik verzet, banding banding maupun kasasi dan memakan waktu yang relative lama, lalu ada suatu gugatan dari salah satu puhak, agar putusan yang telah dijatuhkan oleh pengadilan agama dilaksanakan terlebih dahulu, tidak lagi menunggu putusan yang,mempunyai kekuatan hukum tetap.

  Dilihat dari segi hadir tidaknya para pihak pada saat putusan dijatuhkan, putusan dibagi menjadi 3 (tiga) macam yaitu a.

  Putusan verstek, yaitu putusan yang dijatuhkan karena tergugat/termohon tidak hadir dalam persidangan padahal sudah dipanggil secara resmi, sedengkan penggugat/pemohon hadir.

  b.

  Putusan gugur, yaitu putusan yang menyatakan bahwa gugatan/pemohon gugur karena penggugat /pemohon tidak pernah hadir meskipun sudah dipanggil secara resmi dan tergugat /termohon hadir dalam sidang dan mohon putusan.

  c.

  Putusan kontradiktoir, yaitu putusan akhir yang pada saat dijatuhkan diucapkan dalam sidang tidak dihadiri slah satu pihak atau para pihak.

  Dilihat dari segi isinya terhadap gugatan/perkara, putusan dibagi kepada 4 (empat) macam yaitu: a.

  Putusan tidak menerima gugatan penggugat, yaitu gugatan penggugat/ permohonan pemohon tidak diterima karena tidak terpenuhinya syarat hukum baik formil maupunmateril (putusan negatif).

  b.

  Putusan menolak gugatan penggugat. Yaitu putusan akhir yang dijatuhkan setelah menenmpuh semua tahap pemeriksaan, tetapi ternyata dalil-dalil gugat tidak terbukti (putusan negatif). c.

  Putusan mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian dan menolak tidak menerima selebihnya, yaitu putusan akhir yang dalil gugat ada yang terbukti dan ada pula yang tidak terbukti atau tidak memulai syarat (putusan campuran positif dan negatif).

  d.

  Putusan mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya, yaitu putusan yang terpenuhinya syarat dan terbuktinya dalil-dalil gugat (putusan positif).

  Dilihat dari segi sifatnya terhadap akibat hukum yang ditimbulkan, putusan terbagi terbagi menjadi 3 (tiga) macam yaitu a.

  Diklatoir, yaitu putusan yang menyatakan suatu keadaan yang sah menurut hukum, karena itu amar putusan diklatoir bebunyi “menetapkan….”. Putusan diklatoir terjadi dalam putusan sebagai berikut: 1) Permohonan talak. 2) Gugat cerai karena perjanjian ta‟lik talak. 3) Penetapan hak perawatan anak oleh ibunya. 4) Penetapan ahli waris yang sah. 5) Penetapan adanya harta bersama. 6) Perkara-perkara valunter dan seterusanya.

  b.

  Putusan konstitutif, yaitu putusan yang menciptakan keadaan hukum baru yang sah menurut hukum sebelunya memang belum terjadi keadaan hukum tersebut. Amar putusan konstitutif berbunyi “

  Menyatakan….” Dan putusan konstitutif terdapat pada putusan-pitisan sebagai berikut: 1) Putusan gugur, di tolak dan putusan tidak diterima. 2) Gugatan cerai bukan karena ta‟lik talak. 3) Putusan verstek. 4) Putusan pembatalan perkawinan dan seterusnya.

  c.

  Putusan kondemnatoir, yaitu putusan yang bersifat meghukum kepada salah satu pihak untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu, atau menyerahkan sesuatu kepada pihak lawan untuk memnuhi prestasi.

  Amar putusan kondemnatoir berbunyi “ Menghukum ……” putusan ini mempunyai kekuatan eksekutorial, yang bila terhukum tidak mau melaksanakan isi putusan secara sukarela, maka atas permohonan penggugat, putusan dapat dilaksanakan dengan paksa (executin force) oleh pengadilan agama yang memutuskanya. Amar putusan kondemnatoir yang ditetapkan di pengadilan agama antara lain: 1)

  Penyerahan pembagian harta bersama; 2)

  Penyerahan hak nafkah iddah, mut‟ah; 3) Penyerahan hak biaya alimentasi anak dan sebagainya. Pada prinsipnya putusan kondemnatoir merupakan putusan penghukuman untuk 1)

  Menyerahkan suatu barang; 2)

  Membayar sejumlah uang;

  3) Melakukan suatu perbuatan tertentu;

  4) Mengentikan suatu perbuatan/keadaan;

  5) Mengosongkan tanah/rumah lain-lain.

  3. Bentuk dan isi putusan Suatu putusan terdiri dari 5 (lima) yaitu sebagai berikut.

  a.

  Kepala putusan Pada bagian kepala putusan tertulis judul putusan dan nomor putusan dibawahnya. Di bawahnya lagi tertulis

  “BISMILLAHIRROHMAANIRROHIM” dengan huruf besar huruf besar diikuti dengan “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KEADILAN YANG MAHA ESA” dengan huruf besar.

  b.

Dokumen yang terkait

KAJIAN HUKUM PERKARA PERCERAIAN YANG DIPUTUS TANPA KEHADIRAN TERGUGAT (VERSTEK) DI PENGADILAN AGAMA (KAJIAN PUTUSAN NOMOR 3838/ Pdt.G/2010/PA.Jr)

0 9 16

ANALISIS PUTUSAN PAILIT PT DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NIAGA NOMOR 41/PAILIT/2007/PN.NIAGA/JKT.PST)

3 19 2

ANALISIS PUTUSAN PAILIT PT DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NIAGA NOMOR 41/PAILIT/2007/PN.NIAGA/JKT.PST)

0 18 28

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI TANJUNG KARANG NOMOR 780/PID/B/2010/PNTK TENTANG TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA

0 7 51

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TENTANG PERBUATAN MELAWAN HUKUM DAN WANPRESTASI (StudiKasusPutusanNomor35/Pdt.G/2012/PN.YKdan Putusan Nomor 42/Pdt.G/2012/PN.YK)

7 92 63

ANALISA HUKUM PENETAPAN AHLI WARIS (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MEDAN NOMOR 1229PDT.G2010PAMDN) TESIS

1 4 16

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM MENGENAI PERKARA PERCERAIAN NOMOR 2537Pdt.G2009PA.Sda SKRIPSI

0 0 13

ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MAGELANG NOMOR PERKARA 0054Pdt.G2015PA.Mgl TENTANG PERMOHONAN NOVASI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 2 179

ANALISIS PUTUSAN PERKARA SENGKETA EKONOMI SYARIAH NOMOR 0310Pdt.G2014PA.Pbg TENTANG WANPRESTASI AKAD MUSYARAKAH NOMOR : 105MSAIV07 DI PENGADILAN AGAMA PURBALINGGA SKRIPSI

0 1 142

ANALISIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM DALAM KASUS SENGKETA EKONOMI SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA PURBALINGGA TENTANG WANPRESTASI AKAD MURABAHAH (PUTUSAN NO. 1720Pdt.G2013PA.Pbg) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

0 0 143