ANALISIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM DALAM KASUS SENGKETA EKONOMI SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA PURBALINGGA TENTANG WANPRESTASI AKAD MURABAHAH (PUTUSAN NO. 1720Pdt.G2013PA.Pbg) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

  

ANALISIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM

DALAM KASUS SENGKETA EKONOMI SYARIAH

DI PENGADILAN AGAMA PURBALINGGA TENTANG

WANPRESTASI AKAD MURABAHAH

(PUTUSAN NO. 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Eko Mulyono

NIM: 21412007

  

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017 Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka skripsi mahasiswa: Nama : Eko Mulyono NIM : 21412007 Judul

  : ANALISIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM DALAM

KASUS SENGKETA EKONOMI SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA PURBALINGGA TENTANG WANPRESTASI AKAD MURABAHAH (PUTUSAN NO. 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg)

  dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  

MOTTO

Jangan patah semangat walau apapun yang terjadi, jika kita

menyerah, maka habislah sudah. (Top Ittipat)

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan skripsi ini kepada:

  

Ayahku Sukiman dan Ibuku Rusminah yang tidak henti-hentinya selalu

mendo’akan, membimbing dan mendukungku

Almamaterku Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah

  

IAIN Salatiga

Alm. Simbah Kyai Slamet Idris, Sang Maha Guru penulis selama

nyantri di PonPes Al-Islah Tingkir Lor Salatiga

Alm. Ahmad Kautsar (Mamat), teman, sahabat, saudara terbaikku.

  

Tenanglah di syurga-Nya kawan

Untuk diriku sendiri, tantangan yang lebih besar telah menantimu!

  

ABSTRAK

Mulyono, Eko. 2017. Analisis terhadap Putusan Hakim dalam kasus Sengketa

  Ekonomi Syariah di Pengadilan Agama Purbalingga tentang Wanprestasi Akad Murabahah (Putusan No. 1720/Pdt.G/2013/PA. Pbg). Skripsi. Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Ilyya Muhsin, S.HI., M.Si.

Kata kunci: putusan, sengketa ekonomi syariah, wanprestasi, akad, murabahah

  Salah satu pengadilan agama yang telah memutus sengketa ekonomi syariah adalah Pengadilan Agama Purbalingga. Putusan No. 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg merupakan putusan yang dikeluarkan Pengadilan Agama Purbalingga tentang wanprestasi akad murabahah. Penggugat menggugat Para Tergugat yang merupakan pasangan suami istri dengan tuduhan telah melakukan wanprestasi akad jual beli murabahah no: 43. Dalam gugatannya, Penggugat menuntut Para Tergugat untuk membayar harga pokok barang beserta margin keuntungan, denda, biaya kunjungan dan biaya kuasa hukum. Penggugat juga meminta sita jaminan atas tanah pekarangan milik Para Tergugat. Namun, Majelis Hakim yang memutus perkara ini hanya mengabulkan gugatan Penggugat sebagian dan menolak selebihnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa yang menjadi dasar hukum dan pertimbangan Hakim dalam memutus perkara No. 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg dalam perkara sengketa ekonomi syariah yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Purbalingga.

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi putusan. Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah yuridis normatif, yakni pendekatan yang mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah teknik dokementasi.

  Berdasarkan hasil penelitian, pertimbangan hukum yang digunakan oleh Majelis Hakim dalam memutus Putusan No. 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg ini adalah Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 dan diubah dengan perubahan kedua Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) dan Herzien Inlandsch

  Reglement (HIR). Terhadap pertimbangan hukum oleh hakim tersebut,

  penggunaan UU No. 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas kuranglah tepat sebab undang-undang tersebut telah diganti dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Sementara terhadap penggunaan UU No. 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, KHES dan HIR sebagai pertimbangan hukum oleh hakim sudahlah tepat.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puja dan puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa suatu halangan yang berarti.

  Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga, para sahabat, dan pengikut-Nya, syafa’at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan nanti.

  Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana dalam Hukum Islam di Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga dengan judul: “Analisis terhadap Putusan Hakim dalam Kasus Sengketa Ekonomi Syariah di Pengadilan Agama Purbalingga tentang Wanprestasi Akad Murabahah (Putusan No. 1720/Pdt.G/2013/PA. Pbg)”. Penulis mengakui bahwa dalam menyusun penulisan skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Karenanya, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah di IAIN Salatiga.

  3. Ibu Evi Ariyani, M.H, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah di IAIN Salatiga.

  4. Bapak Dr. Nafis Irkhami, M.Ag, selaku dosen pembimbing akademik.

  5. Bapak Dr. Ilyya Muhsin, S.HI, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memberi arahan, pemahaman, dan selalu membagi ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  6. Hakim dan Staf Pengadilan Agama Purbalingga yang telah membantu proses penelitian penulis.

  7. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf administrasi Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang selalu memberikan ilmunya pada penulis.

  8. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sukiman dan Ibu Rusminah yang tak henti- hentinya memberikan dukungan, semangat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa suatu halangan.

  9. Adik-adik penulis tercinta, Rahmat Kasyfan, Endang Semiati dan Muhammad Rifky Habibi yang senantiasa memberikan motivasi pada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

  10. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlah Tingkir Lor Salatiga: Ustad Asyiq Ma’ruf, Ustad Musthofa, Ustad Munawwar Sa’id, terima kasih atas wejangan- wejangan dan ilmu yang telah diberikan pada penulis.

  11. Teman-teman santri Pondok Pesantren Al-Ishlah Tingkir Lor Salatiga: Fared, Huda, Anam, Lutfi, Didin, Mbah Rokim, Niam, Mon-mon, Miftah, Nafis, Muntaha, Irul, Hamim, Rijal, Champling, Mas Sigit, terima kasih atas kebersamaan dan diskusinya.

  12. Ibu Hj. Robitoh, selaku pemilik warung pojok, terima kasih telah membantu para santri saat kelaparan dan tidak punya uang.

  13. Sahabat-sahabatku di Republik Gondesia HES ’12: Elyas, Gusdrun, Ucup, Zakampret, Ipay, Lutpeng, Panji, Agunk, yang selalu menyemangati penulis dalam menyusun skripsi.

  14. Teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2012 IAIN Salatiga, terima kasih telah memberikan warna di hidupku ini.

  15. Teman-teman Bidikmisi Angkatan 2012: Riyadus, Pak Slam, Begindro, Ari, Salasun, Harno, Mujito, Agus, dan yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, tetaplah menjadi terbaik tanpa merasa jadi yang terbaik.

  16. Teman-teman IKAMARU Salatiga: Ibah, Mahmud, Nailul, Roin, Jamil, Hap- hap, Alim, Agus, terima kasih atas canda tawa yang tak mungkin terlupa.

  17. Teman-teman di Purbalingga, Mas Edhie, Mas Yono, Mas Bowo, terima kasih telah mau menerima dan menampung penulis selama penelitian di

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang sepantasnya dan yang lebih dari apa yang telah mereka berikan kepada penulis. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca, amiin.

  Salatiga, September 2017 Penulis

  Eko Mulyono

  

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................. ..……... i

NOTA PEMBIMBING ......................................................................... …….....ii

PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................... ………iv

MOTTO ................................................................................................ …….....v

PERSEMBAHAN ................................................................................. ………vi

ABSTRAK ............................................................................................. ……...vii

  

KATA PENGANTAR ............................................................................ ….....viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... ……...xi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... …….xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9 E. Penegasan Istilah ................................................................................. 9 F. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 10 G. Metode Penelitian .............................................................................. 14 H. Sistematika Penulisan ........................................................................ 16 BAB II KERANGKA TEORITIK A. Putusan .............................................................................................. 17 B. Ekonomi Syariah ............................................................................... 28 C. Wanprestasi ....................................................................................... 38 D. Akad .................................................................................................. 44 E. Murabahah ......................................................................................... 47

  BAB III DESKRIPSI PERKARA NOMOR 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg TENTANG WANPRESTASI AKAD MURABAHAH A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Purbalingga .................. ……...54 B. Deskripsi Perkara No. 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg Tentang Wanprestasi Akad Murabahah ........................................................... .78 C. Putusan Hakim No. 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg Tentang Wanprestasi Akad Murabahah…………………………………………………… .80 BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg TENTANG WANPRESTASI AKAD MURABAHAH A. Dasar Pertimbangan Putusan Hakim No. 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg Tentang Wanprestasi Akad Murabahah ............................................. 82 B. Analisis Dasar Pertimbangan Putusan Hakim No.

  1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg Tentang Wanprestasi Akad Murabahah… 90

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. …….98 B. Saran ...................................................................................... …….99 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Salinan Putusan Nomor 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg

  2. Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi

  3. Surat Permohonan Izin Penelitian

  4. Surat Keterangan Observasi

  5. Lembar Konsultasi Skripsi

  6. Daftar Nilai SKK

  7. Curriculum Vitae

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Syariat Islam merupakan hukum-hukum atau peraturan-peraturan yang

  diturunkan Allah untuk manusia melalui Nabi Muhammad baik yang terkandung dalam Al-Quran maupun Sunnah Nabi, yang berwujud perkataan, perbuatan dan ketetapan, atau pengesahan. Hukum yang diturunkan melalui Nabi Muhammad untuk segenap umat manusia dibagi menjadi tiga bagian:

  1. Ilmu Tauhid Ilmu Tauhid yaitu hukum atau peraturan-peraturan yang berhubungan dengan dasar-dasar keyakinan agama Islam yang tidak boleh diragukan, seperti peraturan yang berhubungan dengan Dzat dan sifat Allah.

  2. Ilmu Akhlak Ilmu Akhlak yaitu peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pendidikan dan penyempurnaan jiwa, seperti harus memenuhi janji, harus amanah, dilarang berdusta dan berkhianat.

  3. Ilmu Fiqh Ilmu Fiqh dibagi menjadi dua bagian:

  a. Ibadah Ibadah yaitu bagian ilmu fiqh yang menjelaskan tentang hukum-hukum hubungan manusia dengan Tuhannya, seperti ibadah tidak sah kecuali b. Muamalah Muamalah yaitu bagian ilmu fiqh yang menjelaskan tentang hukum- hukum hubungan antara manusia dengan sesamanya. Secara spesifik, muamalah adalah seperangkat hukum atau aturan yang mengatur tentang harta benda hak milik, akad-akad, kontrak atau perjanjian dan kerjasama, seperti jual beli, sewa-menyewa (ijaroh), gadai (rohan), kongsi (syirkah) dan lain-lain yang mengatur urusan harta benda seseorang, kelompok dan segala sangkut pautnya seperti hak dan kekuasaan (El Ghandur, 2006: 12).

  Muamalah merupakan suatu hal yang dinamis, bukan statis. Muamalah akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan peradaban manusia terutama di bidang ekonomi. Ekonomi syariah merupakan bentuk nyata dari manifestasi perkembangan dunia muamalah masa kini. Hal ini sejalan dengan kaidah fikih yang berbunyi:

  ﱠﺘﻟا ﻰ َﻠ ُﻞ ﱠﺪﻟا ﱠل ُﺪ ﱠﺘ ُﺔ َﻼ ْﻟا ﻰ ُﻞ َﻷا ْﺤ ِﻟ ْﯿ ِت ِﻓ ْﺻ ِﻢ ِﺮ ْﯾ َﻋ َﯾ ﻰ َﺣ َﺣﺎ َﺑ ُﻤ ِْﻹا َﻣﺎ َﻌ

  “Hukum asal segala bentuk muamalah adalah boleh, sampai ada dalil yang menunjukkan keharamannya” (Fadal, 2008: 45).

  Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia sendiri tergolong cukup pesat. Mulai dari berdirinya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991 menjadi pembuka jalan bagi lembaga keuangan syariah lain baik yang bank maupun non-bank untuk lebih berani melawan arus lembaga keuangan konvesional dengan menerapkan prinsip syariah. Hal ini terjadi karena menyediakan jasa keuangan yang sehat, juga memenuhi prinsip-prinsip syariah (Ikatan Bankir Indonesia, 2014: 3).

  Atas dasar perkembangan ekonomi syariah yang pesat serta untuk kemaslahatan umat manusia di bidang perekonomian, maka diperlukan payung hukum yang jelas yang mengatur mengenai persoalan ekonomi syariah. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 dirasa kurang sesuai lagi dengan perkembangan hukum masyarakat dan ketatanegaraan Indonesia, maka lahirlah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan pertama atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah disahkan oleh mantan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

  Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 ini memberikan perubahan yang sangat signifikan terutama soal kewenangan absolut Peradilan Agama.

  Sebelumnya, Peradilan Agama berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 hanya berwewenang menyelesaikan sengketa perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infak dan sedekah. Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, Peradilan Agama tidak lagi mempunyai kewenangan sebatas menyelesaikan perdata perkawinan dan waris akan tetapi telah diperluas dengan kewenangan dalam keperdataan lainnya (Hudiata, 2015: 24).

  Perluasan kewenangan yang dimaksud tidak lain adalah kewenangan untuk menangani permasalahan ekonomi syariah. Perluasan kewenangan Pengadilan Agama untuk menangani kasus sengketa ekonomi syariah ini mutlak sehingga mereka tidak merasa bingung ketika terjadi sengketa ekonomi syariah.

  Berdasarkan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan pertama atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, bahwa Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:

  a. Perkawinan,

  b. Waris,

  c. Wasiat,

  d. Hibah,

  e. Wakaf,

  f. Zakat,

  g. Infak,

  h. Shadaqah, dan i. Ekonomi syariah.

  Hal yang sangat menarik dan membuat undang-undang hasil amandemen ini berbeda dengan Undang-Undang No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama adalah adanya kebolehan non muslim menundukkan diri secara suka rela kepada hukum Islam. Ketentuan seperti ini dapat dilihat dalam penjelasan

  Pasal 49 Undang-Undang No.3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang- Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang menyatakan, bahwa termasuk orang atau badan hukum yang dengan sendirinya menundukkan diri dengan suka rela kepada hukum Islam mengenai hal-hal yang menjadi kewenangan Peradilan Agama sesuai dengan ketentuan pasal ini. Dengan demikian maka penjelasan pasal ini memberikan peluang Peradilan Agama menyelesaikan sengketa non muslim sepanjang yang disengketakan termasuk kewenangan absolut Peradilan Agama (Rasyid dan Syaifuddin, 2009: 13).

  Setelah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama disahkan oleh pemerintah, yang salah satu pokok amandemennya adalah perluasan kewenangan Pengadilan Agama untuk menyelesaikan sengketa ekonomi syariah, pemerintah kembali mengeluarkan Undang-Undang tentang Perbankan Syariah. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 lahir untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan pertama atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

  Dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah ada satu bab khusus mengenai penyelesaian sengketa perbankan syariah. Pengertian kata “Menyelesaikan” bagi sebuah peradilan adalah menerima, memeriksa, menyelesaikan dan memutus, hingga melaksanakan eksekusi putusan berkaitan dengan perbankan syariah yang tidak dilaksanakan oleh para pihak yang berperkara. Dalam Pasal Nomor 55 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah dijelaskan bahwa:

  1. Penyelesaian sengketa perbankan syariah dilakukan oleh Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama.

  2. Dalam hal perkara pihak telah memperjanjikan penyelesaian sengketa selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelesaian dilakukan sesuai isi akad.

  3. Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah (Hudiata, 2015: 76-77).

  Salah satu Pengadilan Agama yang menangani kasus ekonomi syariah adalah Pengadilan Agama Purbalingga. Pada tanggal 23 September 2013, Kepaniteraan Pengadilan Agama Purbalingga menerima gugatan tentang ekonomi syariah mengenai wanprestrasi akad pembiayaan murabahah dengan nomor perkara 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg, yang diajukan oleh PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Buana Mitra Perwira, yang berkedudukan hukum di Jalan MT. Haryono No. 267 Purbalingga, dalam hal ini diwakili oleh H. Aman Waliyudin, SE., MSI., dalam kedudukannya selaku direktur utama PT. BPRS Buana Mitra Perwira memberikan kuasa khusus kepada H. Sugeng, SH., MSI., Advokat yang beralamat kantor Jl. DI Panjaitan No. 111 Purbalingga. Disini mereka menggugat Mulia Lastro Wibowo, SE., (Tergugat I) dan Nenny Mulyani, SE., (Tergugat II) selaku penerima piutang murabahah.

  Berdasarkan Akad Jual Beli Murabahah Nomor: 43 tanggal 18 Agustus 2010, Tergugat I atas persetujuan Tergugat II sebagai isteri telah menerima fasilitas Piutang Murabahah dari Penggugat sebesar Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) dengan perhitungan Harga Pokok Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah), Margin Keuntungan Rp.46.800.000,- (empat puluh enam juta delapan

  (seratus empat puluh enam juta delapan ratus ribu rupiah). Jangka waktu Piutang tersebut adalah selama 36 ( tiga puluh enam) bulan yaitu sejak tanggal

  18 Agustus 2010 s/d 18 Agustus 2013. Pembiayaan tersebut oleh Para Tergugat akan digunakan untuk pembelian 1 (satu) unit Mobil Panther Merah Tahun 1997 dan 1 (satu) unit Mobil Daihatsu Expass Hijau Tahun 1994.

  Pada awalnya, Penggugat menerima angsuran dari Para Tergugat dengan lancar. Akan tetapi memasuki bulan Oktober 2012, Para Tergugat mulai menunggak angsuran sehingga beberapa kali Penggugat melayangkan Surat Peringatan dan juga Somasi. Somasi yang terakhir adalah Somasi III yang dilayangkan oleh Penggugat pada bulan Juli 2013 akan tetapi atas Somasi tersebut, Para Tergugat tidak pernah menanggapi. Penggugat sebenarnya telah memberikan kesempatan lagi kepada Para Tergugat, namun sampai gugatan ini diajukan, Tergugat tidak dapat menyelesaikan kewajibannya kepada Penggugat. Oleh karenanya sangatlah beralasan Penggugat mengajukan Gugatan Sengketa Ekonomi Syariah kepada Ketua Pengadilan Agama Purbalingga. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 49 huruf (i) Undang- Undang No. 3 Tahun 2006 Tentang Amandemen Undang-Undang Peradilan Agama jo. Pasal 55 ayat (1) Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

  Dalam perkara tersebut, Penggugat dalam gugatannya menuntut ganti rugi uang sebesar Rp.59.826.602,- (lima puluh sembilan juta delapan ratus dua puluh enam ribu enam ratus dua rupiah), termasuk didalamnya harga pokok, kuasa hukum. Penggugat juga memohon pada Ketua Pengadilan Agama Purbalingga untuk meletakkan sita jaminan (conservatoir beslaag) atas tanah pekarangan milik Tergugat I. Namun dalam putusannya, Hakim hanya mengabulkan sebagian saja dari gugatan Penggugat dan menolak selebihnya.

  Perluasan kewenangan absolut Pengadilan Agama untuk menangani sengketa ekonomi syariah memang belum lama terjadi, sehingga putusan Pengadilan Agama terkait ekonomi syariah masih sangat terbatas dan tergolong menjadi sebuah putusan baru. Putusan No. 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg tentang wanprestasi akad murabahah merupakan putusan yang terhitung baru yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Purbalingga sehingga bagi penyusun putusan tersebut menjadi bahasan yang menarik untuk dikaji.

B. Rumusan Masalah

  Adapun rumusan masalah penelitian ini dan hendak ditemukan jawabannya adalah: Apa yang menjadi dasar hukum dan pertimbangan Hakim dalam memutus perkara Nomor: 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg dalam perkara sengketa ekonomi syariah yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Purbalingga?

C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dasar pertimbangan Hakim dalam memutus perkara Nomor: 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg dalam perkara sengketa ekonomi syariah yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

  1. Manfaat Teoritis

  a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber khazanah pengetahuan tentang penyelesaian sengketa ekonomi syariah.

  b. Menambah wawasan masyarakat pada umumnya dan peneliti khususnya mengenai penyelesaian sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama Purbalingga.

  c. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi perkembangan dunia muamalah dan menjadi rujukan atau acuan terhadap penelitian selanjutnya.

  2. Manfaat Praktis

  a. Dapat mengembangkan nalar berfikir dan kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah.

  b. Dapat memberikan gambaran pada masyarakat umum terhadap praktek penyelesaian sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama Purbalingga.

  c. Sebagai bahan evaluasi pemerintah terhadap pelaksanaan Undang- Undang No. 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama di seluruh Pengadilan Agama di Indonesia.

  E. Penegasan Istilah

  Penegasan istilah dalam judul ini bermaksud untuk menghindari adanya memahaminya. Adapun pengertian secara istilah judul tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Putusan adalah pernyataan hakim sebagai pejabat negara yang diberi wewenang untuk itu dan diucapkan di dalam persidangan yang terbuka untuk umum dengan tujuan untuk menyelesaikan perkara antara pihak-pihak yang sedang berperkara (Rasyid dan Syaifuddin, 2009: 117).

  2. Akad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk melakukan dan atau tidak melakukan perbuatan hukum tertentu (KHES Pasal 20, 2008).

  3. Murabahah adalah istilah dalam fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan (Ascarya, 2011: 81-82).

  4. Wanprestasi

   adalah keadaan di mana seseorang (debitur) tidak memenuhi

  kewajiban yang telah ditetapkan dalam perikatan, baik perikatan yang timbul karena perjanjian maupun perikatan yang timbul karena undang- undang (Khairandy, 2013: 279).

F. Tinjauan Pustaka

  Guna pembahasan yang lebih komprehensif, peneliti juga melakukan kajian terhadap penelitian-penelitian yang lebih dahulu ditulis baik berupa skripsi maupun tesis yang masih ada hubungan dan relevansinya dengan

  Pertama adalah tesis yang ditulis oleh Martina Purnanisa (2016) yang berjudul “Analisis Putusan Pengadilan terhadap Penyelesaian Hukum Ekonomi Syariah (Studi Kasus Putusan PA Madiun No.0403/Pdt.G/2014.Pa.Mn)”. Tesis ini berisi mengenai sengketa perbankan syariah yang melibatkan antara pihak bank sebagai tergugat dengan nasabah yang memberikan kuasa kepada LPKNI (Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional Indonesia) sebagai penggugat berdasarkan Legal Standing Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 46 ayat 1 huruf (c) UUPK di beri hak gugat organisasi Legal Standing lus Standi. Penelitian ini termasuk dalam penelitian pustaka (library research) yang bersifat deskriptif analitis, serta menggunakan pendekatan normatif yuridis. Hasil penelitiannya adalah bahwa putusan Majelis Hakim PA Madiun telah memutus perkara tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: tidak menerapkan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, tidak mencantumkan posita gugat berkenaan Legal Standing LPKNI yang menyebabkan formulasi putusan tidak sesuai dengan Pasal 184 ayat (1) HIR dari Pasal 195 RBG.

  Kemudian, skripsi yang ditulis oleh Yunita Naryanti (2010) yang berjudul “Gugatan Wanprestasi Yang Diajukan Oleh PT BPR Syariah Buana Mitra Perwira Berdasarkan Akad Perjanjian Pembiayaan Al Musyarokah (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Agama Purbalingga Nomor: 1047/Pdt.G/2006/PA.Pbg)”. Skripsi ini menggunakan Metode pengumpulan bahan hukum studi pustaka. Metode analisis yang digunakan adalah metode Hakim dalam memutus perkara tentang gugatan wanprestasi yang diajukan oleh PT BPR Syariah Buana Mitra Perwira adalah dengan mendasarkan pada alat bukti otentik berupa akad perjanjian pembiayaan al musyarokah, yang nilai pembuktiannya kuat. Akibat hukum bagi pihak Tergugat atas gugatan Penggugat yang diterima adalah menghukum para Tergugat untuk membayar kerugian yang dialami pihak Penggugat.

  Kemudian, skripsi yang ditulis oleh Ikhsan Al Hakim (2013) yang berjudul “Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Di Pengadilan Agama Purbalingga (Studi Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Pengadilan Agama Oleh Pengadilan Agama Purbalingga)”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Perluasan kewenangan Pengadilan Agama dalam menyelesaikan kasus sengketa ekonomi syariah di Purbalingga telah dilaksanakan. Berdasarkan Putusan-putusan Pengadilan Agama Purbalingga telah menyelesaikan 9 (Sembilan) sengketa ekonomi syariah. Dari kesembilan kasus tersebut, 5 (lima) kasus selesai dengan Damai saat proses litigasi dilaksanakan, sedangkan 4 (empat) kasus dikabulkan oleh Hakim.

  Skripsi yang ditulis oleh Pratami Wahyudya Ningsih (2010) yang berjudul “Analisis Terhadap Putusan Hakim dalam Perkara Gugatan Pemenuhan Kewajiban Akad Pembiyaan Al-Musyarakah di Pengadilan Agama Purbalingga (Studi Analisis Terhadap Putusan Nomor: 1047/Pdt.G/2006/PA.Pbg)”. Hasil penelitiannya adalah dasar pertimbangan

  1047/Pdt.G/2006/PA.Pbg tersebut diantaranya adalah Tergugat tidak pernah hadir di persidangan, maka sengketa diputus dengan verstek, Tergugat telah memenuhi unsur-unsur wanprestasi sesuai dengan ketentuan hukum positif dan dalil-dalil syar’i, sehingga Tergugat menjadi pihak yang kalah.

  Yang terakhir, skripsi yang ditulis oleh Fitriawan Sidiq (2013) yang berjudul “Analisis Terhadap Putusan Hakim dalam Kasus Sengketa Ekonomi Syariah di Pengadilan Agama Bantul (Putusan No. 700/Pdt.G/2011/PA.Btl)”. Skripsi ini berisi gugatan dan tuntutan ganti rugi atas nisbah, dwangsong dan pengembalian modal oleh para penggugat yang berjumlah 12 orang. Gugatan yang dikabulkan oleh Majelis Hakim hanya pengembalian modal kepada para sebagian penggugat saja, dan menolak tuntutan atas ganti rugi nisbah dan uang paksa dari para penggugat. Sumber hukum yang dijadikan landasan Hakim dalam memutus perkara ini adalah fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No.

  07/DSN-MUI/IV/2000 dan Yurisprudensi MA No. 2899/K/Pdt/1994.

  Dalam pengamatan peneliti, sudah ada beberapa penelitian baik dalam bentuk skripsi maupun tesis tentang analisis terhadap putusan hakim terkait sengketa ekonomi syariah. Bahkan, telah ada pula penelitian analisis putusan yang dilakukan di Pengadilan Agama Purbalingga terkait sengketa ekonomi syariah, sama seperti yang peneliti lakukan. Namun, skripsi tentang analisis putusan Hakim dalam kasus sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama Purbalingga (Putusan No. 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg) ini berbeda subjek (pelaku) dan objek kajian dengan penelitian terdahulu. Pada penelitian ini, penelitian terdahulu tentang wanprestasi akad musyarakah, meskipun berlokasi di Pengadilan Agama yang sama. Jadi, penelitian ini merupakan penelitian baru dan belum ada yang menelitinya.

G. Metode Penelitian

  Metode penelitian adalah cara kerja meneliti, mengkaji, dan menganalisis objek penelitian untuk mencari hasil atau kesimpulan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah:

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian studi putusan.

  Objek kajian penelitian adalah putusan nomor: 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg tentang sengketa ekonomi syariah yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Purbalingga.

  2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif. Pendekatan yuridis normatif merupakan pendekatan yang mengacu kepada norma- norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan pengadilan serta norma-norma hukum yang ada dalam masyarakat. Selain itu, pendekatan ini juga melihat sinkronisasi suatu aturan dengan aturan lainnya secara hierarki (Ali, 2009: 105).

  3. Sumber Data Pada penelitian ini, peneliti menggunakan data yang diperoleh dari Pengadilan Agama Purbalingga, yakni berupa Putusan No. diperoleh dari undang-undang, penelitian berupa skripsi-skripsi maupun tesis dan buku-buku yang masih ada relevansinya dengan penelitian ini sebagai bahan referensi tambahan dalam penelitian.

  4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Menurut Arikunto (2010: 201), dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat dan sebagainya.

  Diantara dokumen yang peneliti peroleh adalah salinan resmi berkas Putusan Nomor: 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Purbalingga. Selain itu, peneliti juga mengumpulkan undang-undang, skripsi-skripsi maupun tesis, dan buku-buku yang masih ada relevansinya dengan objek penelitian yang diteliti oleh peneliti, diantaranya adalah Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama, skripsi-skripsi maupun tesis tentang putusan hakim terkait sengketa ekonomi syariah dan buku-buku tentang putusan, ekonomi syariah,

  murabahah dan wanprestasi.

  5. Metode Analisis Data Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisis secara kualitatif dengan menggunakan metode deduktif, yaitu proses yuridis dari hukum yang ada pada putusan nomor 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang menjadi sumber hukum bagi

H. Sistematika Penulisan

  Untuk menjadikan pembahasan dalam penulisan ini menjadi terarah, maka peneliti menggunakan sistematika penulisan yang terbagi menjadi lima bab.

  Susunan sistematikanya adalah sebagai berikut: Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, kemudian tujuan dan manfaat penelitian, lalu kajian pustaka untuk menegaskan bahwa penelitian ini belum pernah diteliti orang lain. Bab ini ditutup dengan metode penelitian dan sistematika penulisan.

  Bab kedua berisikan tentang kerangka teoritik. Di dalam bab ini akan dijelaskan mengenai putusan, ekonomi syariah, murabahah dan wanprestasi.

  Bab ketiga berisikan tentang profil Pengadilan Agama Purbalingga dan gambaran secara umum tentang perkara nomor: 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg.

  Bab keempat adalah analisis peneliti tentang objek penelitian. Peneliti akan menganalisa putusan nomor: 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg untuk mengetahui permasalahan dalam sengketa ekonomi syariah tersebut, serta untuk mengetahui dasar hukum apa yang dipakai oleh Hakim dalam menjatuhkan putusan nomor: 1720/Pdt.G/2013/PA.Pbg.

  Bab kelima merupakan penutup dari penelitian ini. Peneliti akan menyusun kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis pada bab sebelumnya, pada bab ini juga berisi jawaban atas pokok permasalahan penelitian. Bab kelima ini ditutup dengan saran-saran.

  1. Pengertian Putusan Putusan dalam bahasa Belanda disebut dengan vonnis atau al-

  qada’u dalam bahasa Arab, yaitu produk Pengadilan Agama karena adanya

  dua pihak yang berlawanan dalam perkara, yaitu penggugat dan tergugat (Zuhriah, 2009: 266). Secara istilah, Putusan adalah pernyataan hakim sebagai pejabat negara yang diberi wewenang untuk itu dan diucapkan di dalam persidangan yang terbuka untuk umum dengan tujuan untuk menyelesaikan perkara antara pihak-pihak yang sedang berperkara (Rasyid dan Syaifuddin, 2009: 117).

  Sedangkan menurut Mardani (2009: 118), putusan yaitu keputusan pengadilan atas perkara gugatan berdasarkan adanya suatu sengketa atau perselisihan. Putusan merupakan produk pengadilan dalam perkara-perkara

  contentiosa, yaitu produk pengadilan yang sesungguhnya. Putusan disebut

  juga jurisdictio contentiosa karena adanya 2 (dua) pihak yang berlawanan dalam perkara (penggugat dan tergugat atau pemohon dan termohon.

  Dari beberapa definisi mengenai putusan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa putusan adalah keputusan yang dikeluarkan hakim lewat pengadilan atas suatu perselisihan atau sengketa diantara dua pihak yang bersengketa untuk mengakhiri jalannya sengketa.

  2. Macam-macam Putusan Menurut Mardani (2009: 118-121), macam putusan terbagi dari beberapa segi, antara lain dari segi fungsinya, dari segi hadir tidaknya para pihak, dari segi isinya dan dari segi sifatnya. Dilihat dari fungsinya putusan hakim terdiri atas:

  a. Putusan akhir (eind vonnis) Putusan akhir yaitu putusan yang mengakhiri di persidangan dan putusan ini merupakan produk yang utama dari suatu persidangan.

  b. Putusan sela (tussen vonnis) Putusan sela yaitu putusan yang dijatuhkan masih dalam proses persidangan sebelum putusan akhir dibacakan dengan tujuan untuk memperjelas dan memperlancar persidangan. Putusan sela dibedakan menjadi beberapa macam yaitu: 1) Putusan provisional (provisioniele vonnis)

  Putusan provisional yaitu putusan yang dijatuhkan untuk memberikan jawaban tuntutan pihak yang berperkara agar dilakukan tindakan pendahuluan guna kepentingan pihak pemohon sebelum dijatuhkan putusan akhir, misalnya putusan akhir tentang jaminan.

  2) Putusan prepatoir (prepatoir vonnis) Putusan prepatoir yaitu putusan persiapan sebelum putusan akhir. lebih tertuju pada jalannya acara persidangan seperti putusan tentang penundaan sidang, putusan agar penggugat/pemohon datang sendiri ke muka sidang. 3) Putusan insidentil (incidentiele vonnis)

  Putusan insidentil yaitu putusan yang berhubungan dengan peristiwa (insiden) yang untuk sementara mengehentikan pemeriksaan sidang tetapi belum berhubungan dengan pokok perkara, misalnya putusan tentang gugat prodeo, eksepsi tidak berwenang dan lain-lain.

  4) Putusan interlokotoir (interlocotoir vonnis) Putusan interlokotoir yaitu putusan yang isinya memerintahkan pembuktian, misalnya putusan pemeriksaan setempat, putusan pemeriksaan saksi-saksi dan lain-lain. Dilihat dari segi hadir tidaknya para pihak pada saat putusan dijatuhkan, putusan dibagi menjadi 3 (tiga) macam yaitu: a. Putusan verstek

  Putusan verstek yaitu putusan yang dijatuhkan karena tergugat/termohon tidak hadir dalam persidangan padahal sudah dipanggil secara resmi, sedangkan penggugat/pemohon hadir.

  b. Putusan gugur Putusan gugur yaitu putusan yang menyatakan bahwa gugatan/pemohon gugur karena penggugat/pemohon tidak pernah hadir meskipun sudah dipanggil secara resmi dan tergugat/termohon hadir c. Putusan kontradiktoir Putusan kontradiktoir yaitu putusan akhir yang pada saat dijatuhkan dan diucapkan dalam sidang tidak dihadiri salah satu pihak atau para pihak. Dilihat dari segi isinya terhadap gugatan/perkara, putusan dibagi kepada 4 (empat) macam yaitu:

  a. Putusan tidak menerima gugatan penggugat, yaitu gugatan penggugat/ permohonan pemohon tidak diterima karena tidak terpenuhinya syarat hukum baik formil maupun materil (putusan negatif).

  b. Putusan menolak gugatan penggugat, yaitu putusan akhir yang dijatuhkan setelah menenmpuh semua tahap pemeriksaan, tetapi ternyata dalil-dalil gugat tidak terbukti (putusan negatif).

  c. Putusan mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian dan menolak/ tidak menerima selebihnya, yaitu putusan akhir yang dalil gugat ada yang terbukti dan ada pula yang tidak terbukti atau tidak memenuhi syarat (putusan campuran positif dan negatif).

  d. Putusan mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya, yaitu putusan yang terpenuhinya syarat gugat dan terbuktinya dalil-dalil gugat (putusan positif). Dilihat dari segi sifatnya terhadap akibat hukum yang ditimbulkan, putusan terbagi terbagi menjadi 3 (tiga) macam yaitu: a. Putusan diklatoir Putusan diklatoir yaitu putusan yang menyatakan suatu keadaan yang sah menurut hukum, karena itu amar putusan diklatoir berbunyi

  “Menetapkan…”. Putusan diklatoir terjadi dalam putusan sebagai berikut: 1) Permohonan talak; 2) Gugat cerai karena perjanjian ta’lik talak; 3) Penetapan hak perawatan anak oleh ibunya; 4) Penetapan ahli waris yang sah; 5) Penetapan adanya harta bersama; 6) Perkara-perkara volunteer dan seterusnya.

  b. Putusan konstitutif Putusan konstitutif yaitu putusan yang menciptakan keadaan hukum baru yang sah menurut hukum, sebelumnya memang belum terjadi keadaan hukum tersebut. Amar putusan konstitutif berbunyi “Menyatakan….”. Dan putusan konstitutif terdapat pada putusan-putusan sebagai berikut: 1) Putusan gugur, di tolak dan putusan tidak diterima; 2) Gugatan cerai bukan karena ta’lik talak; 3) Putusan verstek; 4) Putusan pembatalan perkawinan dan seterusnya. c. Putusan kondemnatoir Putusan kondemnatoir yaitu putusan yang bersifat menghukum kepada salah satu pihak untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu atau menyerahkan sesuatu kepada pihak lawan untuk memenuhi prestasi. Amar putusan kondemnatoir berbunyi “Menghukum……”.

  Putusan ini mempunyai kekuatan eksekutorial yang bila terhukum tidak mau melaksanakan isi putusan secara sukarela, maka atas permohonan penggugat, putusan dapat dilaksanakan dengan paksa (executin force) oleh pengadilan agama yang memutuskanya. Amar putusan kondemnatoir yang ditetapkan di pengadilan agama antara lain: 1) Penyerahan pembagian harta bersama; 2) Penyerahan hak nafkah iddah, mut’ah; 3) Penyerahan hak biaya alimentasi anak dan sebagainya.

  Pada prinsipnya, putusan kondemnatoir merupakan putusan penghukuman untuk: 1) Menyerahkan suatu barang; 2) Membayar sejumlah uang; 3) Melakukan suatu perbuatan tertentu; 4) Mengentikan suatu perbuatan/keadaan; 5) Mengosongkan tanah/rumah lain-lain.

  3. Bentuk dan Isi Putusan Suatu putusan terdiri dari 5 (lima) bagian, yaitu sebagai berikut: a. Kepala putusan Pada bagian kepala putusan tertulis judul putusan dan nomor putusan di bawahnya. Di bawahnya lagi tertulis kata

  “BISMILLAHIRROHMAANIRROHIM” dengan huruf besar diikuti dengan kalimat “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KEADILAN YANG MAHA ESA” dengan huruf besar.

  b. Nama pengadilan dan jenis perkara

  Bagian ini menjelaskan nama pengadilan dan jenis perkara yang sedang diperiksanya, misalnya: Pengadilan Agama Jakarta Timur mengadili perkara perdata pada tingkat pertama dalam persidangan majelis telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai gugat.

  c. Identitas para pihak

  Bagian ini berisi tentang identitas penggugat dan tergugat atau pemohon dan termohon dan kuasa hukumnya secara lengkap.

  d. Tentang duduk perkara

  Bagian ini menggambarkan dengan singkat dan jelas tentang kronologi persidangan, mulai dari usaha perdamaian, dalil gugatan, jawaban tergugat, replik, duplik, bukti, saksi, hasil pemeriksaan setempat bila ada, hasil pemeriksaan jaminan bila ada, dan kesimpulan para pihak.

  e. Kaki putusan Kaki putusan berisi tentang hari dan tanggal putusan, nama majelis hakim, panitera pengganti, jumlah biaya perkara, dan penanggung biaya

  4. Kekuatan Hukum Putusan Putusan pengadilan mempunyai 3 (tiga) kekuatan, yaitu sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

ANALISIS DOMINASI KASUS CERAI GUGAT MASYARAKAT MUSLIM KOTA SALATIGA DI PENGADILAN AGAMA (PA) SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH MANDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

ANALISIS PENETAPAN WALI ADHOL DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 91

STUDI ANALISIS PERANAN ADVOKAT NON MUSLIM DALAM MENANGANI PERKARA DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 100

ANALISIS PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI DALAM PRODUK ASURANSI MITRA MABRUR PLUS DI AJB BUMIPUTERA UNIT SYARIAH SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 97

ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MAGELANG NOMOR PERKARA 0054Pdt.G2015PA.Mgl TENTANG PERMOHONAN NOVASI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 2 179

ANALISIS PUTUSAN PERKARA SENGKETA EKONOMI SYARIAH NOMOR 0310Pdt.G2014PA.Pbg TENTANG WANPRESTASI AKAD MUSYARAKAH NOMOR : 105MSAIV07 DI PENGADILAN AGAMA PURBALINGGA SKRIPSI

0 1 142

ANALISIS KERJASAMA ANTARA PUBLISHER DAN GOOGLE ADSENSE DALAM PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 108