REALISASI PEMBIAYAAN IJARAH PADA BMT FAJAR MULIA KANTOR OPERASIONAL UNGARAN TUGAS AKHIR - REALISASI PEMBIAYAAN IJARAH PADA BMT FAJAR MULIA KANTOR OPRERASIONAL UNGARAN - Test Repository

  

REALISASI PEMBIAYAAN IJARAH

PADA BMT FAJAR MULIA

KANTOR OPERASIONAL UNGARAN

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :

  

SANDRA OKTAVIARTI NUR KHASANAH

20107007

JURUSAN SYARIAH

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

REALISASI PEMBIAYAAN IJARAH PADA BMT

FAJAR MULIA KANTOR OPRERASIONAL

UNGARAN

TUGAS AKHIR

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat

Guna memperoleh gelar Ahli Madya

  

Pada Program Studi Perbankan Syariah

Disusun Oleh :

  

SANDRA OKTAVIARTI NUR KHASANAH

20107007

JURUSAN SYARIAH

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2010

  MOTTO

  1. Shalat adalah tiang agama

  2. Hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini

  3. Manfaatkanlah waktu sebaik mungkin dan jangan membuang waktu sedikit pun karena satu detik yang terbuang akan membuat kita menyesal dikemudian hari,

  4. Hidup seperti roda yang berputar, kadang kita diatas dan kadang kita dibawah. Oleh karena itu jangan sampai kita terlalu bahagia ketika kita mengalami kesenangan karena bisa jadi besok kita mengalami kesulitan dan kita tidak bisa mengatasinya.

  

PERSEMBAHAN

  Penulisan Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada :

  1. Mama, papa dan keluarga yang selalu mensuportku dalam mengerjakan Tugas Akhir

  2. Almamater ku tercinta STAIN Salatiga

  3. Kakakku mas ryo dan mas zul yang memberiku semangat

  4. Sahabat-sahabatku fatma, ismiy, eko dan lain-lain yang selalu memberiku semangat dan doa agar aku kuat dan siap menghadapi semua ini

  5. Teman-teman seperjuanganku mahasiswa STAIN Salatiga program studi Perbankan Syariah yang satu angkatan denganku, ayo semangat dan tunjukkan pada dunia kalau kita bisa dan sukses selalu.

  6. Manajer dan Kepala Operasional BMT Fajar Mulia yang mengijinkanku magang.

  7. Karyawan-karyawan BMT Fajar Mulia

  a. Bapak Mudrin Hud yang baik, memberikan masukan positif, meminjamkan buku untuk tambahan referensi dan lain-lain.

  b. Ibu Cyndi Noverina dan Ibu Noor Farida yang mengajariku progam micro fand, menghitung uang, memasukkan data dan lain lain c. Bapak Syariffudin yang mengajakku keliling pasar yang memberikanku pengalaman menjadi seorang marketing. Bapak

  Mariyadi, Bapak Mardiyan dan Bapak Novel yang baik dan humoris.

  8. Adik kelasku yang akan meneruskan perjuanganku

  Assalamu’alaikum Wr.Wb Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya kepada kita semua.

  Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir nanti.

  Alhamdulillah Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan dengan baik guna memenuhi persyaratan lulus dari program studi Diploma III Perbankan Syariah STAIN Salatiga.

  Penulisan TA ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena iu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak H. Agus Waluyo, M. Ag selaku Pembantu Ketua III.

  3. Bapak Abdul Aziz N. P, M. Ag selaku kaprodi Diploma-III Perbankan Syariah

  4. Bapak Drs. H. Alfred L, M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan

  5. Bapak Drs. Mubasirun, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir

  6. Bapak Indra Aris U selaku Manajer BMT Fajar Mulia

  7. Ibu Nur Qoidah selaku Kepala Operasional BMT Fajar Mulia Kantor Operasional Ungaran

  8. Bapak Mudrin Hud selaku Bagian Pembiayaan BMT Fajar Mulia Ungaran

  9. Ibu Cyndi Noverina selaku kasir

  10. Ibu Noor Farida selaku Teller

  11. Bapak Syariffudin, Bapak Maryadi dan Bapak Mardiyan Priyanto selaku pemasaran.

  12. Karyawan- karyawan BMT Fajar Mulia lain yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca yang budiman. Akhir kata semoga dapat bermanfaat untuk sekedar diambil ilmu yang terkandung di setiap kalimat yang berbaris didalamnya oleh para pembaca sekalian.

  Wassalam Ungaran, Agustus 2010

  Sandra Oktaviarti N.K

  

ABSTRAK

  Penulis mengambil judul “Realisasi Pembiayaan Ijarah” karena dari alumni STAIN yang lulus belum ada yang mengambil judul mengenai pembiayaan ijarah. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui realisasi pembiayaan ijaroh dan untuk mengetahui langkah – langkah yang dilakukan dalam mengatasi kredit macet.

  Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode dokumentasi dengan melihat data dari buku, internet maupun data yang diberikan oleh manajer berupa pengertian-pengertian dan gambaran umum. Metode interview dengan mewawancarai kepala operasional dan bagian pembiayaan mengenai tahap pembiayaan ijarah, jumlah nasabah pembiayaan ijarah, kolektibitas pembiayaan ijarah dan langkah-langkah mengatasi kredit macet. Serta metode observasi dengan melihat hal-hal yang terjadi di BMT seperti realisasi pembiayaan ijarah.

  Realisasi pembiayaan ijarah dimulai dari pengajuan pembiayaan yang dilakukan oleh calon debitur dengan mengunjungi BMT, kemudian calon debitur melengkapi persyaratan dan bersedia untuk disurvey. Setelah itu diadakan rapat oleh manajer, kaops, bagian pembiayaan dan PL mengenai hasil survey calon debitur. Apabila tidak layak pembiayaan ditolak dan calon debitur diberi surat penolakan atau ditelepon. Apabila layak maka diadakan pencairan yang dihadiri oleh bagian pembiayaan dan calon debitur dengan membahas hal-hal yang berkaitan dengan pembiayaan calon debitur, apabila telah ada kata sepakat, bagian pembiayaan membuat akad pembiayaan dan surat kuasa yang akan ditandatangani oleh calon debitur diatas materai 6000.Teller menerangkan kepada calon debitur jika uangnya telah masuk direkening tabungan dan bila calon debitur ingin mengambilnya diminta mengisi slip pengambilan dan calon debitur juga diminta membayar biaya administrasi. Calon debitur diminta menandatangani slip pencairan dan menyimpan slip pencairan itu untuk mengambil jaminan jika telah terjadi perlunasan dan menerima kartu pembiayaan yang akan digunakan untuk membayar angsuran. Apabila terjadi pembiayaan bermasalah BMT akan menempuh cara sirahturahmi, memberikan surat pemberitahuan satu, surat pemberitahuan dua, surat pemberitahuan tiga, menyita barang jaminan dan bila belum terselesaikan dan terjadi penyimpangan terhadap akad pembiayaan yang mengakibatkan kerugian yang tidak bisa ditangani oleh kedua belah pihak maka kedua belah pihak tersebut membawa permasalahan ke Kantor Peradilan Negeri Ungaran.

  BMT Fajar Mulia harus teliti dalam merealisasi pembiayaan agar debitur yang direalisasi pembiayaannya tidak mengalami kredit macet. Karena jika terjadi kredit macet pihak BMT akan dirugikan.

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................... i HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR .......................................... ii HALAMAN PENGAJUAN PEMBIMBING .......................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. v MOTTO .................................................................................................. vii PERSEMBAHAN ................................................................................... viiii KATA PENGANTAR ............................................................................. ix ABSTRAK .............................................................................................. xi DAFTAR ISI ........................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ..............................................................

  5 C. Tujuan dan Kegunaan .........................................................

  5 D. Metode Penelitian ...............................................................

  6 E. Sistematika Penulisan .........................................................

  7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ...................................................................

  9 B. Landasan Teori ...................................................................

  12 1. Landasan Syariah ............................................................

  12

  2.Kategori Pembiayaan Berdasarkan Tujuan penggunaannya

  13 3.Rukun Ijarah ....................................................................

  13

  4.Syarat Ijarah ....................................................................

  14 5.Implementasi Produk Ijarah .............................................

  14 6.Prinsip – Prinsip Penilaian Pembiayaan Ijarah .................

  15 BAB III LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum ................................................................

  21 1.Sejarah Berdirinya BMT Fajar Mulia................................

  21 2.Lokasi BMT Fajar Mulia ..................................................

  22 3.Visi Misi .........................................................................

  23 4.Struktur Organisasi ..........................................................

  25 5.Job Diskription ................................................................

  26 6.Jenis Produk .....................................................................

  38 B.Data Deskriptif ......................................................................

  41 1.Macam Pembiayaan Ijarah ...............................................

  41 2.Tahap Pembiayaan Ijarah .................................................

  42 3.Jumlah Nasabah Ijarah......................................................

  43 4.Kolektibitas Kredit Macet.................................................

  43 BAB IV ANALISIS A.Prosedur Pembiayaan Ijarah ..................................................

  44 B.Proses Realisasi Pencairan Pembiayaan Ijarah ......................

  50 C.Analisa Realisasi Pembiayaan Ijarah .....................................

  52 D.Strategi Pemasaran ................................................................

  56 E.Pembiayaan Bermasalah ........................................................

  58

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ..........................................................................

  61 B.Saran ....................................................................................

  62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  menstimulasi lembaga keuangan mikro syariah di bawah payungan Koperasi untuk tumbuh dan berkembang berkompetisi dengan lembaga keuangan yang lainnya. Bak jamur yang tumbuh di musim hujan, lembaga keuangan mikro

  syariah berkembang pesat melampaui perkembangan perbankan syariah

  nasional. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya BMT (Baitul Maal Tamwil) yang berdiri disetiap kota sampai pedesaan. Hingga sampai kita dapat melihat kantornya dimanapun kita berada. Hal ini menandakan bahwa BMT diterima oleh masyarakat dan mempunyai peran yang penting dalam membantu memajukan ekonomi masyarakat kecil.

  BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) atau padanan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil, dalam rangka membela kepentingan kaum fakir miskin (Sholahuddin dan Hakim, 2008: 202).

  Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi, yaitu (Sholahuddin dan Hakim, 2008: 202 - 203).

  1. Baitut Tamwil (Bait = Rumah, at- Tamwil= Pengembangan Harta) melakukan kegiatan pengembangan usaha- usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitaas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang kegiatan ekonominya.

  2. Baitul Maal (Bait = Rumah, Maal = Harta) menerima titipan dana zakat, infak dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.

  Peran BMT di tengah-tengah masyarakat yang didasarkan atas falsafah koperasi dalam Undang-Undang Perkoperasian No.25 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Pada prinsipnya Lembaga Keuangan Syari’ah berbeda dengan koperasi, dimana koperasi dan bank bersifat secara konvensional dengan menggunakan indikator bunga, sedangkan Lembaga Keuangan Syari’ah dikelola berdasarkan prinsip bagi hasil (profit and loss

  

sharing ), namun tidak menutup kemungkinan bahwa didalam prakteknya

  konsep syari’ah belum secara murni diterapkan pada Lembaga Keuangan Syari’ah. (Madyatmoko. 2005: 3)

  Pada tahun 1993 berdiri Lembaga Keuangan Mikro bernama “Mardlotillah”. Sumber dana diperoleh dari infaq 12 orang, kemudian berkembang menjadi 61 orang, seluruh dana dialokasikan untuk para pedagang kecil dengan pola bagi hasil. Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan kepada para rentenir.

  Dalam perjalanannya, tingkat efektivitas operasional begitu terbatas mengingat hanya dikelola oleh dua orang.Pada tahun 1995 digulirkan rencana untuk melakukan profesionalisasi kelembagaan dan manajemen guna mempercepat pencapaian tujuan

  Awal Tahun 1996 Mardlotillah merubah namanya menjadi “FAJAR MULIA” sekaligus menandai berdirinya lembaga keuangan syari’ah yang pertama di Kabupaten Semarang

  Keberadaan BMT ditengah-tengah masyarakat bawah memberikan angin segar bagi pengusaha kecil dan menengah untuk dapat melangsungkan usahanya melalui fasilitas pembiayaan yang ditawarkan. Peran lembaga keuangan mikro cukup besar artinya bagi para pengusaha kecil dan mikro yang selama ini tidak mampu mengakses lembaga perbankan. Hal yang perlu diperhatikan secara umum adalah persyaratan dan prosedur yang disusun relatf mudah dipenuhi oleh para pengusaha kecil sehingga tidak memberatkan, namun juga tidak meninggalkan prinsip kehati-hatian untuk meminimalkan kemacetan pembiayaan.(mardyatmoko, 2005: 2-3)

  Berbeda dengan pengertian kredit yang mengharuskan debitur mengembalikan pinjaman dengan pemberian bunga kepada bank, maka pembiayaan berdasarkan prinsip syariah pengembalian pinjaman dengan bagi hasil berdasarkan kesepakatan antara bank dan debitur. Misalnya, pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk membeli barang, sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk mendapat jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus. ((Mujahidin. 2010: 1).

  Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting karena dengan pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang kelangsungan usaha bank.

  Menurut Muhammad Syafi’i Antonio (2001:117) Ijarah adalah akad pemindahan hakguna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milikiyyah) atas barang itu sendiri.

  Menurut PAPSI (2003) Ijarah adalah akad sewa menyewa antara

  

muajjir (lessor) dengan musta’jir (lessee) atas ma’jur (objek sewa) untuk

  mendapat imbalan atas barang yang disewakan. Dalam teknik operasional perbankan maka ijarah berarti adanya pemindahan mamfaat atas suatu barang.

  

Ijarah sebenarnya menyerupai jual beli, hanya saja apabila jual beli yang

  menjadi objek transaksi adalah barang sedang ijarah adalah jasa. Jasa yang dimaksud adalah jasa yang diberikan oleh barang objek sewa.(Nabhan. 2008: 133)

  Pembiayaan Ijarah, merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk menyewa tempat usaha atau suatu barang. Cara angsuran pada pembiayaan Ijarah ini bisa menggunakan cara Murabahah maupun Bai

  Bitsaman Ajil (BBA) . (mardyatmoko. 2005: 6)

  Dalam kesempatan ini penulis akan membahas realisasi pembiayaan

  ijarah yang dijalankan oleh lembaga keuangan mikro syariah di BMT Fajar

  Mulia Kantor Operasional Ungaran dengan judul “Realisasi Pembiayaan

  Ijarah Pada BMT Fajar Mulia Kantor Operasional Ungaran “

  B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana realisasi pembiayaan ijarah ?

  2. Langkah – langkah apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kredit macet?

  C. Tujan dan Kegunaan

  1. Tujuan

  a. Untuk mengetahui realisasi pembiayaan ijaroh

  b. Untuk mengetahui langkah – langkah yang dilakukan dalam mengatasi kredit macet

  2. Kegunaan

  a. Bagi Penulis Untuk menerapkan ilmu yang sudah didapat di bangku perkuliahan dan untuk memperdalam pengetahuan tentang realisasi pembiayaan

  ijarah di BMT Fajar Mulia

  b. Bagi STAIN Salatiga Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian dimasa yang akan datang.

  c. Bagi pembaca Sebagai tambahan informasi, pengetahuan dan referensi untuk dapat diambil manfaatnya oleh para pembaca.

  d. BMT Fajar Mulia Sebagai tambahan informasi mengenai Pembiayaan Ijarah

  1. Metode dokumentasi Pengumpulan data dengan melihat data yang diberikan BMT Fajar

  Mulia sebagai bahan acuan dan arsip- arsip yang ada, serta mencari literatur buku dan internet yang sesuai dengan tema Tugas Akhir.

  2. Metode interview Teknik pengumpulan data dengan metode tanya jawab dengan manajer dan beberapa karyawan di BMT Fajar Mulia.

  3. Metode observasi Teknik pengumpulan data dengan melihat apa yang terjadi di BMT Fajar Mulia Kantor OPerasional Ungaran.

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan dan Kegunaan D. Metode Penelitian E. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka B. Landasan teori BAB III LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum B. Data Deskriptif BAB IV ANALISIS A. Prosedur pembiayaan Ijarah B. Proses realisasi pencairan pembayaan ijarah C. Analisa realisasi pembiayaan ijarah D. Strategi Pemasaran

  E. Pembiayaan Bermasalah

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran hasil penelitian ini adalah mengungkapkan tentang operasional gadai syariah dengan aqad ijarah, dilapangan penulis menjumpai suatu kejanggalan yaitu satu transaksi dengan dua akad, yaitu akad Rahn (gadai), setelah akad gadai selesai masuk akad lagi yaitu Ijaroh yang berkaitan dengan sewa modal. gadai pada prinsipnya adalah akad utang piutang, utang tidak boleh mengembalikan dengan imbalan yang lebih dari pokok pinjamam. Pada akhir pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa akad ijarah di Pegadaian Syariah Cabang Solobaru belum sesuai dengan Syariah, Pada pokoknya didalam sistim Ekonomi hanya ada dua model yaitu Jual beli dan utang piutang, dari situlah akan timbul riba, ghoror, maisir dan haram, yang paling banyak riba terjadi pada utang piutang, sedangkan pada jual beli adalah maisir, ghoror dan haram.

  Menurut Andi Kusumaningrum dalam penelitiannya yang berjudul “Pelaksanaan Akad Ijarah (Sewa-Menyewa) Dalam Pegadaian Syariah Di Cabang Pegadaian Syariah ( CPS ) Kusumanegara Yogyakarta” menyatakan bahwa Akad Ijarah yang dilaksanakan di Pegadaian Syariah Kusumanegara adalah Kontrak Ijarah yaitu penggunaan manfaat penyewaan tempat gadai dan jasa pemeliharaan barang jaminan gadai (marhun) dengan ganti kompensasi. Pegadaian Syariah sebagai pemilik tempat yang menyewakan manfaat disebut muajjir sementara penyewa (nasabah) disebut mustajir, serta sesuatu yang diambil manfaatnya (tempat penitipan) disebut majur dengan kompensasi atau balas jasa yang disebut ujrah atau ajran yang dibayarkan

  

rahin karena telah menitipkan barangnya kepada murtahin untuk menjaga

  atau merawat marhun. Akibat hukum dari wanprestasi yaitu nasabah tidak dapat melunasi pinjaman dan biaya ijarah sampai waktu yang ditentukan (jatuh tempo), adalah Pemegang gadai (Pegadaian Syariah) mempunyai hak atas barang jaminan (marhun) milik pemberi gadai atau nasabah atau (rahin) untuk menjual atau melelang milik pemberi gadai (nasabah), sebagai ganti kewajiban yang harus dibayarkan. Adapun akibat hukum yang timbul apabila terjadi resiko mengalami kerusakan atau kehilangan barang jaminan (marhun) dalam Pegadaian Syariah adalah Nasabah mempunyai hak yaitu mendapat penggantian atas barang jaminan (marhun) oleh Pegadaian Syariah. Prosedur dan mekanisme penyelesaian akibat hukum dan upaya hukum yang timbul apabila terjadi wanprestasi dan resiko mengalami kerusakan atau hilangnya

  

marhun (barang jaminan) di pegadaian Syariah diatur sama dengan

ketentuan dalam Pegadaian konvensional.

  Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

  Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual-beli, namun perbedaannya terletak pada obyek transakinya. Bila jual beli obyek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah obyek transaksinya adalah jasa.(Hosen dkk, 2008: 116)

  Dalam penelitian penulis pengertian ijarah adalah BMT menyewakan barang atau jasa kepada nasabah dengan pembayaran angsuran atau tangguh.

  Macam pembiayaan ijarah adalah Ijarah manfaat yaitu bank menyewakan barang tertentu kepada nasabah tanpa diikuti perpindahan kepemilikan. Adapun cara pengembalian dengan cara angsuran atau jatuh tempo.Contoh : menyewakan kontrak rumah. Ijarah jasa yaitu Bank menyewakan jasa untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang berbentuk jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa event organizer atupun jasa lainnya yang berbentuk layanan non material. Ijarah muntahia bittamlik Bank menyewakan barang tertentu kepada nasabah dan barang yang disewakan tersebut setelah akhir masa sewa atau perlunasan secara otomatis menjadi milik nasabah. Contoh : sepeda motor, mobil, rumah

  1. Landasan Syariah

  a. QS. An-Nisa :12

              

  Artinya : ”Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu,” (QS. An-Nisa : 12)

  b. Q.S. Shad : 24

                     

  Artinya : ”Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang

  yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini.” (Q.S. Shad : 24)

  c. Al Baqarah: 233

               

             Artinya : “ Dan, jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al- baqarah : 233)

  2. Kategori Pembiayaan Berdasarkan Tujuan Penggunaannya

  Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syari’ah terbagi kedalam tiga kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya (Hosen dkk, 2008: 113) yaitu:

  a. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang yang dilakukan dengan prinsip jual beli.

  b. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapat jasa dilakukan dengan prinsip sewa.

  c. Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil.

  3. Rukun ijarah

  a. Pihak yang berakad 1) Penyewa 2) Pemilik barang yang disewa

  b. Objek yang diakadkan 1) Objek yang disewakan 2) Harga sewa yang disepakati oleh kedua belah pihak

  c. Sighat 1) Serah (Ijab) 2) Terima (Qobul)

  4. Syarat ijarah

  a. Para pihak yang berakad 1) Para pihak yang berakad harus dalam kondisi cakap hukum 2) Sukarela (ridha) dan tidak dalam keadaan dipaksa atau terpaksa atau berada dibawah tekanan 3) Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan penyewaan

  b. Objek yang disewakan 1) Obyek ijarah adalah manfaat (penggunaan) asset dan sewa 2) Barang yang disewa bukan barang yang haram 3) Harga sewa harus terukur

  c. Sighat (Perjanjian) 1) Serah dan terima yang merupakan niat dari kedua belah pihak 2) Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan keabsahan transaksi pada kejadian yang akan dating atau pada sebuah syarat

  5. Implementasi Produk ijarah Didalam transaksi ijarah yang menjadi obyek adalah pengguna manfaat atas sebuah asset dan salah satu rukun ijarah adalah harga sewa.

  Dengan demikian sesungguhnya ijarah bukan kelompok dari jual beli. Didalam implementasi produk ijarah, lembaga keuangan syariah banyak menerapkan produk ijarah wa iqtina dan mengkelompokkan produk ini kedalam akad jual beli, karena memberikan option kepada penyewa untuk membeli asset yang disewa pada akhir masa sewa. Hal ini disebkan untuk proses kemudahan disisi operasional lembaga kuangan syariah dalam hal pemeliharaan asset pada masa atau sesudah sewa.

  6. Prinsip-prinsip Penilaian Pembiayaan Ijarah Seorang petugas bagian pembiayaan pada BMT harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon debitur. Dalam lembaga perbankan atau BMT, prinsip penilaian tersebut dikenal dengan unsur 5C, 7P dan 3R.

  a. 5C Menurut Mardyatmoko (2005 : 18) 5C terdiri dari :

  1) Character (watak) Merupakan gambaran kepribadian atau tindakan calon debitur dalam kehidupan sehari-hari. Character atau watak berkaitan dengan integritas dan kejujuran dari calon debitur. Integritas ini sangat menentukan kemauan untuk membayar kembali oleh debitur atas kredit yang telah diterimanya. Tetapi walaupun calon debitur tersbut mampu untuk menyelesaikan hutangnya, tetapi kalau debitur tersebut tidak mempunyai itikad yang baik maka tentu saja akan membawa kesulitan bagi bank dikemudian hari. Untuk melihat character debitur dapat dilihat dengan: a) Data diri dan data keluarga calon debitur.

  b) Meneliti domisili dan tempat kerja calon debitur.

  c) Status tempat tinggal dan tempat kerja calon debitur. d) Aktivitas dalam kemasyarakatan calon debitur.

  e) Status keanggotaan dalam BMT.

  f) Track record masalah keuangan yang diperoleh dari pihak ketiga.

  2) Collateral (jaminan) Penyerahan jaminan oleh debitur sebagai keamanan atas kredit yang diberikan oleh kreditur. Kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan pada dasarnya mengandung resiko, sehingga untuk mengurangi munculnya resiko tersebut, agunan atau jaminan merupakan faktor yang harus diperhatikan setiap lembaga keuangan dalam penyaluran kredit. Posisi jaminan kredit penting, terutama dalam fungsinya untuk pengamanan apabila kredit yang diberikan tersebut mengalami kegagalan.

  Penilaian terhadap jaminan harus ditinjau dari tiga sudut, yaitu: a) Nilai ekonomis merupakan gambaran nilai dari barang- barang yang akan dijaminkan beserta kondisi jaminan dan nilai transaksi atas jaminan.

  b) Nilai yuridis, yaitu apakah barang-barang tersebut mempunyai syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai barang jaminan yang berkenaan dengan status kepemilikan barang jaminan. c) Bila barang jaminan milik orang lain, harus ada surat serah terima jual beli dan surat kuasa jaminan yang akan dijual 3) Capacity (kemampuan)

  Merupakan kemampuan calon debitur untuk mengembalikan kredit yang dipinjamnya dalam waktu yang telah ditentukan. Dalam penilaian terhadap debiturnya, lembaga keuangan harus meneliti terutama tentang keahlian debitur dalam usaha serta manajemennya, sehingga kreditur merasa yakin bahwa usaha yang akan dibiayai dengan kredit tersebut dikelola oleh orang yang tepat.

  Penilaian mengenai capacity meliputi :

  a) Kapasitas usaha, jenis usaha dan peluang pasar

  b) Tahun berdiri, perkembangan asset dan omset

  c) Data penghasilan dan biaya hidup

  d) Data keuangan usaha

  e) Status kepemilikan usaha

  f) Kredibilitas angsuran berdasarkan report pembiayaan sebelumnya g) Keperuntukan pengajuan pinjaman.

  4) Capital (modal) Merupakan modal sendiri yang dimiliki oleh debitur dalam membiayai usahanya. Penilaian terhadap capital ini dapat memberikan gambaran kekayaan yang terhimpun yang pada dasarnya merupakan indikasi keberhasilan usaha dimasa lalu.

  Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui modal dari calon debitur antara lain: a) Modal awal usaha dan modal sekarang

  b) Kondisi keuangan tiga bulan terakhir

  c) Sumber modal yang dimiliki apakah dari modal sendiri, modal bersama atau pinjaman d) Kebutuhan yang digunakan sebagai modal kerja

  Suatu bank atau lembaga keuangan non bank harus mengetahui kecukupan modal yang telah dimiliki calon debitur.

  Kemampuan atas modal sendiri tidak hanya dapat diwujudkan dalam bentuk uang sebagai self financing, tetapi juga dapat berupa barang modal seperti tanah, bangunan, mesin dan lain- lain. Semakin besar nilai modal yang dimiliki calon debitur maka akan semakin dipercaya dalam memperoleh kredit. Calon debitur harus memiliki modal minimal 30% dari pembiayaan yang diajukan ke bank atau lembaga keuangan berbasis syariah.

  5) Condition of economic (kondisi ekonomi) Karena mayoritas pengguna jasa lembaga keuangan BMT merupakan nasabah pasar, usaha kecil dan menengah maka kondisi dapat dipengaruhi oleh nilai atas transaksinya selain juga melihat kondisi internal BMT dimana perlu diperhatikan juga tentang kondisi budget dank kas BMT, dan jadwal pembiayaan yang dilkukan oleh pihak BMT.

  Condition of economy juga dapat dipengaruhi oleh hal yang

  tidak terduga, seperti bencana alam, kebakaran, banjir dan hal lain yang mengakibatkan nasabah tidak mampu membayar angsurannya. Dalam kondisi seperti ini angsuran bisa saja dibekukan atau dilunaskan.

  b. 7P Menurut Sumiyanto (2008: 166) 7P terdiri dari :

  1) Personality Penilaian calon debitur dari kepribadian atau tingkah lakunya.

  2) Party Penilaian dengan mengklarifikasikan anggota kedalam golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas dan karakternya.

  3) Purpose Penilaian dengan mengetahui tujuan pembiayaan.

  4) Prospect Penilaian terhadap prospect usaha calon debitur.

  5) Payment Penilaian terhadap ukuran cara calon debitur mengembalikan pembiayaan.

  6) Profitability Penilaian terhadap kemampuan calon debitur dalam mencari laba.

  7) Protection Penilaian terhadap kemampuan calon debitur dalam memberikan perlindungan usaha dan jaminan yang ada.

  c. 3R Menurut Sumiyanto (2008: 167) 3R terdiri dari :

  1) Return Pengembalian dalam bentuk keuntungan atas penggunaan pembiayaan yang diberikan.

  2) Repayment Kemampuan dan kesanggupan anggota untuk membayar kembali semua pembiayaan yang diterima.

  3) Risk Kemampuan untuk mengantisipasi resiko kegagalan.

  

BAB III

LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum Data data yang diberikan oleh Bapak Indra Aris U selaku manajer BMT Fajar Mulia meliputi :

  1. Sejarah berdirinya BMT FAJAR MULIA

  a. Tahun 1993 berdiri Lembaga Keuangan Mikro bernama “Mardhotillah” 1) Sumber dana diperoleh dari infaq 12 orang, kemudian berkembang menjadi 61 orang 2) Seluruh dana dialokasikan untuk pedagang kecil dengan pola bagi hasil 3) Mardhotillah bertujuan mengurangi ketergantungan para pedagang kecil kepada rentenir b. Tahun 1995 digulirkan rencana untuk melakukan profesionalisasi kelembagaan dan manajemen guna mempercepat pencapaian tujuan c. Pada tanggal 2 Januari 1996, LKM Mardhotillah berubah menjadi

  Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) “FAJAR MULIA” sekaligus menandai berdirinya lembaga keuangan syariah pertama di Kabupaten Semarang

  d. Bulan Mei tahun 2002 BMT Fajar Mulia diberi amanah oleh pengurus Koperasi Mujahidin Ambarawa untuk meneruskan kinerja dan mengelola BMT Mujahidin Ambarawa dan BMT Mujahidin Bandungan

  e. Untuk lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat diwilayah kerja BMT maka pada bulan Agustus tahun 2002 BMT Mujahidin di Ambarawa dan Bandungan berganti nama menjadi BMT Fajar Mulia cabang Ambarawa dan BMT Fajar Mulia Cabang Bandungan f. Pada bulan yang sama BMT Fajar Mulia membuka cabang baru di

  Kecamatan Gunungpati

  g. Pada tahun 2007, untuk meningkatkan performa, kualitas pelayanan dan pengendalian BMT Fajar Mulia group, kantor Pusat berpindah ke Komplek Ruko Town Square No. A7, Ungaran

  2. Lokasi BMT FAJAR MULIA

  a. Kantor Pusat: Jln Gatot Subroto No. 77, Ungaran Ruko Town Square No. A7 Ungaran, Telp. 7691 3127 Ema

  b. Kantor Operasional : 1) Ungaran Plaza Blok A4-A5, Ungaran,

  Telp. (024)6922386 2) Jl. Jendral Sudirman 25 C, Ambarawa,

  Telp. (0298) 591234 3) Jl. Tirtomoyo No. 46, Bandungan,

  Telp. (0298) 712257 4) Jl Raya Gunungpati, Kp. Ngabean No. 3,

  Telp. (024) 707768

  3. Visi dan misi

  a. Visi Menjadi lembaga keuangan syariah yang 1) Amanah Dipercaya oleh umat.

  2) Professional Dikelola oleh tenaga professional yang bekerja purna waktu dan dididik/dilatih khusus untuk mampu mengelola bisnis dan kelembagaan BMT. 3) Mandiri

  Secara bersama membangun kemandirian dalam menanggulangi masalah bersama.

  4) Berjamaah Dalam melakukan aktivitasnya BMT bersama-sama dengan lembaga ekonomi syariah lainnya berhubungan, merapatkan barisan, bekerjasama, saling mendukung untuk terus menerus memperbaiki tingkat kesehatan, kapasitas kelembagaan, dan kemampuan financial bersama dalam rangka mewujudkan tatanan ekonomi syariah menuju masyarakat sejahtera yang diridloi-Nya.

  b. Misi 1) Membangun sumber daya insani yang menguasai teknologi manajemen keuangan yang dilandasi semangat keimanan, keislaman dan kebersamaan

  2) Mengembangkan jiwa kewirausahaan dan memasyarakatkan system ekonomi syariah melalui prinsip-prinsip kerjasama saling menguntungkan dalam satu jaringan yang terpadu.

  4. Struktur Organisasi

  RAT Ketua Pengurus

  Sekretaris Bendahara Manajer Supervisor Manajement

  Staff Staff Staff Staff Staff Staff Pemasaran Pembiayaan Personalia Keuangan EDP Umum

  KAOPS Ungaran KAOPS Ambarawa Pema Pembi Tel Ka Pema Pembi Tel Ka saran ayaan ler sir saran ayaan ler sir

  KAOPS Bandungan KAOPS Gunung Pati Pema Pembi Tel Ka Pema Pembi Tel Ka saran ayaan ler sir saran ayaan ler sir

STRUKTUR ORGANISASI BMT FAJAR MULIA KANTOR OPERASIONAL UNGARAN

  KAOPS UNGARAN Nur Qoidah

  PEMASARAN PEMBIAYAAN KASIR TELLER

  a. Syariffudin Mudrin Hud Noor Farida Cyndi

  b. Maryadi Noverina

  c. Mardiyan Priyanto

  5. Job diskription DESKRIPSI TUGAS PENGELOLA KOPERASI BMT FAJAR MULIA

  a. NAMA JABATAN : MANAJER TUGAS-TUGAS

  1) Memimpin dan mengarahkan operasional BMT Fajar Mulia 2) Mengkoordinasikan staf pusat dan kepala kantor operasional 3) Menetapkan kebijakan strategis dan teknis operasional

  4) Menandatangani surat-surat lembaga dalam batas kewenangan pengelola 5) Mengusulkan Rancangan Anggaran dan Rencana Kerja Lembaga kepada Pengurus 6) Menyusun dan mengimplementasikan rencana kerja operasional 7) Melakukan rekruitmen,pengangkatan, mutasi, promosi dan pemberhentian pengelola 8) Melakukan pembinaan pengelola 9) Melakukan penggajian pengelola di kantor pusat 10) Melakukan fungsi sebagai komite pembiayaan pusat 11) Menjaga kondusifitas finansial dan operasional kantor 12) Melakukan pengendalian internal lembaga 13) Merencanakan rencana pengembangan BMT 14) Melakukan sosialisasi BMT 15) Menjalin hubungan eksternal 16) Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pengembangan lembaga, inovasi produk dan lain-lain b. NAMA JABATAN : STAFF PEMASARAN

  TUGAS - TUGAS 1) Mengadministrasikan data-data pemasaran seluruh kantor 2) Melakukan pengecekan data pemasaran seluruh kantor

  4) Menyusun laporan prestasi marketer 5) Membuat perhitungan point reward petugas lapangan 6) Memberikan pelayanan informasi tentang BMT 7) Membuat analisa dan evaluasi pemasaran 8) Berperan sebagai tim pemasaran pusat 9) Melakukan sosialisasi BMT 10) Menyampaikan pendapat dan saran tentang strategi dan teknik pemasaran 11) Memberikan masukan inovasi pemasaran 12) Membuat laporan pemasaran kepada manajer c.NAMA JABATAN : STAF PEMBIAYAAN

  TUGAS-TUGAS 1) Mengadministrasikan pembiayaan seluruh kantor 2) Mendata seluruh anggota pembiayaan di seluruh kantor 3) Melakukan proses pembiayaan di kantor pusat 4) Bertindak selaku komite pembiayaan di kantor pusat 5) Melakukan pengecekan atas data pembiayaan di seluruh kantor 6) Melakukan upaya pengamanan pembiayaan melalui pengikatan pembiayaan di notaris maupun asuransi pembiayaan 7) Membuat data kolektibilitas pembiayaan 8) Melakukan monitoring pembiayaan

  10) Melakukan pembinaan anggota pembiayaan 11) Mengarsip berkas-berkas pembiayaan dan jaminan 12) Membuat laporan pembiayaan 13) Menyampaikan analisa atas laporan pembiayaan 14) Menyampaikan usulan-usulan tentang inovasi produk maupun sistem dan prosedur pembiayaan d. NAMA JABATAN : STAF KEUANGAN

  TUGAS-TUGAS 1) Mengadministrasikan laporan keuangan kantor pusat 2) Menyusun dan mengkonsolidasikan laporan keuangan rutin.

  3) Menyusun arus kas (cash flow) harian 4) Membuat analisis atas laporan keuangan 5) Mengkomunikasikan laporan keuangan kantor operasional yang telah dibuat kepada kantor operasional 6) Melakukan pengeluaran kas di kantor pusat 7) Menjamin kelengkapan data-data transaksi di kantor pusat 8) Berperan sebagai komite pembiayaan di kantor pusat 9) Mengusulkan pembenahan dan desain sistem akuntansi 10) Memberikan masukan-masukan yang berkaitan dengan kebijakan akuntansi. e. NAMA JABATAN : STAF ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN (PERSONALIA)

  TUGAS-TUGAS 1) Mengadministrasikan dokumen, surat-surat, arsip dan berkas kantor 2) Mengadministrasikan surat-surat masuk dan keluar 3) Membuat data base pengelola 4) Mengadministrasikan data-data kepegawaian di kantor pusat 5) Mengadministrasikan berkas-berkas kepersonaliaan

  a. Berkas lamaran pekerjaan

  b. Berkas-berkas jamsostek, asuransi, takaful

  c. Surat ijin, permohonan cuti, dan lain-lain 6) Menyusun daftar hadir pengelola 7) Menyusun tata tertib pengelola 8) Membuat update data pengelola berkaitan dengan kenaikan golongan atau masa jabatan 9) Membuat laporan penilaian (evaluasi) pengelola 10) Atas instruksi manajemen, membuat surat-surat kepersonaliaan dan lembaga 11) Mengusulkan kegiatan pelatihan dan pembinaan pengelola 12) Mengusulkan ‘reward and pushment’ pengelola 13) Menyusun buku panduan pengelola 14) Menerima telepon di kantor pusat f. NAMA JABATAN : STAF EDP (Elektronik Data Prosesing) TUGAS-TUGAS

  1) Melakukan instalasi hardware dan network komputer seluruh kantor dalam group 2) Mengatasi masalah-masalah hardware (CPU, laptop, notebook, printer, monitor, LCD, dan lain-lain) dan network (LAN, internet, dan lain-lain) seluruh kantor

  3) Maintenance hardware komputer seluruh kantor

  a) Tune up utilities

  b) Scanning, defragmanting

  c) antivirus

  d) dan lain-lain 4) Membuat desain grafis untuk piranti pemasaran (brosur, bulletin, pamflet, dan lain-lain) 5) Membantu menyiapkan materi presentasi (powerpoint) 6) Menjamin terlaksananya sistem ‘on line’ (komunikasi data, dan laporan) dalam group 7) Membuat company profile dalam bentuk grafis atau audio visual 8) Melakukan riset, rancang bangun dan implementasi software akuntansi g. NAMA JABATAN : STAF UMUM TUGAS-TUGAS

  1) Memfasilitasi ketersediaan sarana dan prasarana operasional (peralatan, inventaris, barang cetakan, ATK, brosur, dan lain-lain ) kantor

  2) Melakukan pendataan, pengadaan, distribusi dan pemeliharaan atas sarana dan prasarana kantor 3) Mengelola, memelihara, dan mengadministrasikan barang persediaan dan inventaris.

  4) Mengesahkan kartu pegawai (Kokart) untuk setiap pegawai dan penyelenggaraannya.

  5) Melakukan pembelian (pengadaan) dan apraisal inventaris kantor. 6) Memfasilitasi kegiatan-kegiatan, acara (event) khusus dan rutin dalam dan luar kantor 7) Memfasilitasi kegiatan-kegiatan lembaga (sebagai event organizer) 8) Melakukan tugas rutin penunjang operasional kantor, a/l: pembayaran tagihan listrik, PAM, telepon, asuransi, pajak dan lain- lain

  9) Melakukan dokumentasi kegiatan-kegiatan kelembagaan 10) Memfasilitasi pengelola,manajer, dan pengurus untuk kegiatan- kegiatan dinas luar 11) Memfasilitasi kegiatan sosial –promosi lembaga,

  12) Mendata, menyeleksi dan memproses proposal-proposal bantuan yang masuk 13) Melakukan tugas - tugas perbantuan umum untuk menunjang kelancaran aktivitas lembaga 14) Mendata dan mengadministrasikan pustaka kantor

  h. NAMA JABATAN : KEPALA KANTOR OPERASIONAL TUGAS-TUGAS

  1) Memimpin dan mengarahkan operasional BMT di area kantor operasional 2) Mengkoordinasikan seluruh staf (pengelola) di kantor operasional 3) Menjalankan pencapaian target di kantor operasional 4) Sebagai pengambil keputusan untuk masalah-masalah tingkat cabang 5) Menyusun rencana pemasaran secara effektif dan terarah di wilayahnya.

  6) Bertanggungjawab terhadap berjalannya struktur kepegawaian di kantor operasional 7) Bertanggungjawab terhadap penyajian informasi keuangan kantor operasional 8) Bertindak sebagai komite pembiayaan di kantor operasional 9) Bertindak sebagai tim pemasaran dan pembiayaan group

Dokumen yang terkait

STRATEGI DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN ANTAR LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PADA BMT AMAL MULIA SALATIGA TUGAS AKHIR - STRATEGI DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN ANTAR LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PADA BMT AMAL MULIA SALATIGA - Test Repository

0 0 90

ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA - Test Repository

0 0 84

ANALISIS PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) KANTOR CABANG UNGARAN - Test Repository

0 0 84

ANALISIS IMPLEMENTASI PRODUK IJARAH MULTIJASA DI BPR SYARIAH ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN TUGAS AKHIR - ANALISIS IMPLEMENTASI PRODUK IJARAH MULTIJASA DI BPR SYARIAH ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN - Test Repository

0 0 96

ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT SH@R’IE UNGARAN - Test Repository

0 0 105

ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA UNGARAN TUGAS AKHIR - Analisis Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di BMT Taruna Sejahtera Ungaran - Test Repository

1 10 103

ANALISA PEMBIAYAAN AL QORDHUL HASAN PADA BMT AMAN SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISA PEMBIAYAAN AL QORDHUL HASAN PADA BMT AMAN SALATIGA - Test Repository

0 0 69

ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DI BMT TUMANG TUGAS AKHIR - ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DI BMT TUMANG - Test Repository

0 2 113

ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN NASABAH BMT TARUNA SEJAHTERA UNGARAN KANTOR CABANG SRATEN TUGAS AKHIR - ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN NASABAH BMT TARUNA SEJAHTERA UNGARAN KANTOR CABANG SRATEN - Test Repository

0 0 75

TUGAS AKHIR - PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN - Test Repository

0 0 59