ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DI BMT TUMANG TUGAS AKHIR - ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DI BMT TUMANG - Test Repository

  ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DI BMT TUMANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy) Disusun Oleh: MITA RISTIASARI NIM 64010150027 PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DI BMT TUMANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy) Disusun Oleh: MITA RISTIASARI NIM 64010150027 PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  

PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN

  

MOTTO

ۚ فَلَهَا َۚسَأَتَمَْ َۚإِن َْۚۚ َۚسََََُُِِْ ِْ َۚسَسَنَُ َمَْ َۚسَسَنَُ َمَْ َۚإِن

  

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri”

(Q.s Al- Isra’: 7)

  

“Harga Kebaikan Manusia adalah di ukur menurut apa yang telah

dilaksanakan atau diperbuatnya”

(Ali Bin Abi Thalib)

  PERSEMBAHAN 1.

  Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayahnya sehinnga penulis bisa bertahan sampai saat ini.

  2. Ayahanda, ibunda dan adeku tercinta yang telah memberikan dorongan, semangat serta doa-doa tulus yang tiada henti.

  3. Dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

  4. Sahabat-sahabatku tercinta Mulyani, Ririh, Dina, Novinda dan Heni yang tiada henti memberikan semangat.

  5. Teman-teman seperjuamgku DIII Perbankan Syariah angkatan 2015 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat, taufik dan hidayah-NYA kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikanۚ penulisanۚ Tugasۚ Akhirۚ denganۚ judulۚ “Analisisۚ Penangananۚ Pembiayaan

  MudharabahۚBermasalahۚdiۚBMTۚTumang” Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa kita ikuti teladannya. Dan dengan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, maka penulis Tugas Akhir ini dapat terselesaikan meskipun masih jauh dari kesempurnaan.

  Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat ujian munaqosah, yang selanjutnya akan memperoleh gelar Ahli Madya di Institut Agama Islam Negeri Salatiga, penulis juga menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini sulit terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusinya baik material maupun spiritual terutama kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmad hariyadi M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Anton Bawono M. si selaku Dekan Fakultas ekonomi dan Bisnis Islam.

  3. Bapak Ari Setiawan, S.Pd., M.M. selaku Ketua Program Studi D III Perbankan

  4. Bapak Dr. H. Agus waluyo, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini.

  5. Bapak dan Ibu dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  6. Bapak ibu serta kelurga saya yang telah memberikan dorongan dan semangat baik spiritual, moril maupun materil, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  7. Keluarga besar KSPPS BMT Tumang kantor pusat yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini.

  8. Ibu wahyuning satriasih selaku manager BMT Tumang Cabang Tumang yang telah membantu dalam perizinan dan wawancara dalam penulisan Tugas Akhir ini.

  9. Semua sahabat-sahabatku D III Perbankan Syariah angkatan 2015, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan semangat kebersamaan, kekeluargaan, dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.

  10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan turut serta dalam penulisan Tugas Akhir ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran selalu penulis harapkan.

  Semoga dengan disusunnya Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

  Salatiga, Juli 2018 Mita ristiasari

  

ABSTRAK

  Ristiasari, Mita. 2018. Analisis Penanganan Pembiayaan Mudharabah

  Bermasalah di BMT Tumang. Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga.

  Pembimbing. Dr. H. Agus Waluyo, M.Ag. Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya pengajuan pembiayaan di

  BMT, salah satunya adalah pembiayaan mudharabah. Tentunya dari banyaknya pembiayaan tersebut terdapat pembiayaan yang tidak lancar, diragukan serta macet atau disebut dengan pembiayaan bermasalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pemberian pembiayaan mudharabah, faktor penyebab pembiayaan mudharabah serta penaganan pembiayaan mudharabah yang bermasalah di BMT Tumang. Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah kualitatif, digunakan untuk menjelaskan data-data yang ditemukan dari sebuah objek penelitian, serta menggunakan data sekunder melalui studi dokumentasi: Internet, buku-buku pustaka dan dari data mengenai profil BMT Tumang. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu menggambarkan secara langsung hasil wawancara dan mencari data mengenai pembiayaan mudharabah bermasalah pada BMT Tumang.

  Hasil Penelitian ini adalah BMT tumang dalam posedur pemberian pembiayaan mudharabah adalah menggunakan analisis 5 C + 1 S yaitu (Character, Capacity, capital, Collateral, Condition dan Syariah). Faktor penyebab timbulnya pembiayaan mudharabah bermasalah lebih diakibatkan oleh pihak anggota seperti kondisi usaha yang menurun serta karakter anggota yang buruk. Sedangkan untuk penanganannya dengan pemberian surat peringatan atau teguran selain itu dengan Rescheduling, Restructuring dan Reconditioning.

  

Kata Kunci: Penanganan Pembiayaan, Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan

Bermasalah di BMT Tumang.

  

DAFTAR ISI

  HALAMANۚJUDUL…............................................................................................i DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Nisbah Simpanan Berjangka atau Deposito .......................................... 47Tabel 4.2 Daftar Kolektibilitas Pembiayaan BMT Tumang Cabang Tumang...... 75Tabel 4.3 Daftar Pembiayaan BMT Tumang ........................................................ 75

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Mudharabah ...................................................... 23Gambar 3.2 Logo BMT Tumang .......................................................................... 42Gambar 4.3 Alur Prosedur Pemberian Pembiayaan .............................................. 64

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Jawaban Permohonan Izin Penelitian Lampiran 2. Formulir Permohonan Pembiayaan Lampiran 3. Formulir Pengajuan Pembiayaan Baru atau Lanjutan Lampiran 4. Slip Angsuran Lampiran 5. Slip Penarikan Lampiran 6. Slip Setoran Lampiran 7. Brosur Produk-Produk BMT Tumang Lampiran 8. Brosur Produk Akad Mudharabah Lampiran 9. Brosur Akad Murabahah Lampiran 10. Brosur Simpanan Mudharabah Berjangka Lampiran 11. Brosur Simuda Mapan Lampiran 12. Brosur Akad Ijarah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) merupakan suatu badan usaha

  atau lembaga keuangan non bank yang prinsip operasionalnya berdasarkan syariat Islam, dimana badan usaha ini menawarkan berbagai jenis produk simpanan maupun produk pembiayaan. BMT juga merupakan lembaga pendukung usaha-usaha produktif dan perekonomian masyarakat. Peranan BMT sebagai salah satu lembaga keuangan tidak pernah lepas dari simpan pinjam dan pembiayaan kepada masyarakat kecil sesuai produk dan akad yang telah ditetapkan.

  Koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah (KSPPS) BMT TUMANG adalah lembaga keuangan syariah yang bergerak di bidang penyediaan jasa simpanan dan pembiayaan bagi para anggotanya. BMT Tumang merupakan salah satu BMT yang sudah memiliki banyak kantor cabang yakni kurang lebih 17 kantor cabang. Salah satu cabangnya adalah kantor Cabang Tumang yang beralamatkan di Jl. Melati tumang cepogo boyolali, merupakan salah satu lembaga alternatif yang menghimpun dana langsung dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan pada usaha mikro dan menengah yang berprinsip secara syariah di daerah tumang dan sekitarnya.

  Desa Tumang merupakan salah satu desa yang sebagian besar masyarakatnya mempunyai usaha di sektor industri tembaga dan perdagangan , dengan sebagian kemampuan modal yang masih terbatas.

  KSPPS BMT Tumang Cabang Tumang salah satu lembaga keuangan Syariah bukan Bank yang cukup besar menerima dan menyalurkan dana dari masyarakat dibandingkan dengan cabang tumang lainnya. Salahۚ satuۚ bentukۚ layananۚ syari’ahۚ di BMT Tumang adalah pelayanan pembiayaan.

  Berbagai jenis pembiayaan ditawarkan oleh BMT untuk memenuhi kebutuhan permodalan. Pembiayaan tersebut antara lain pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, ijarah dan lain sebagainya. Diantara pembiayaan tersebut terdapat pembiayaan yang paling banyak diminati oleh anggota BMT Tumang Cabang Tumang yaitu pembiayaan mudharabah.

  Mudharabah adalah akad kerjasama usaha atau perniagaan antara pihak pemilik dana (sahibul maal) sebagai pihak yang menyediakan modal dana sebesar 100% dengan pihak pengelola modal (mudharib), untuk diusahakan dengan porsi keuntungan akan di bagi bersama (nisbah) sesuai dengan kesepakatan dimuka dari kedua belah pihak, sedangkan kerugian (jika ada) akan ditanggung pemilik modal, kecuali jika diketemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pihak pengelola dana (mudharib), seperti penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan dana.

  Dalam hal ini, pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan yang diberikan BMT untuk nasabah atau pemohon dana dengan sistem bagi hasil usaha yang mana BMT bertindak sebagai shahibul maal dan nasabah bertindak sebagai mudharib yang nantinya dana tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan usaha mereka.

  Pembiayaan mudharabah di BMT Tumang Cabang Tumang merupakan salah satu produk pembiayaan yang banyak diminati oleh masyarakat tumang dan sekitarnya. Tidak sedikit anggota yang tertarik dan mengambil pembiayaan mudharabah untuk menambah modal usaha mereka. Tentunya dengan tidak sedikitnya jumlah anggota dan jumlah dana yang diambil untuk pembiayaan mudharabah, tidak menutup kemungkinan menimbulkan berbagai permasalahan atau resiko-resiko yang timbul seperti pembiayaan macet atau angsuran tersendat-sendat terhadap pembiayaan tersebut.

  Dari pembiayaan tersebut tidak sedikit pembiayaan yang disalurkan mengalami masalah. Karena nasabah atau anggota tidak mampu menyelesaikan pembiayaan sebagaimana mestinya atau melampaui batas waktu yang ditentukan sesuai perjanjian pembiayaan yang telah disepakati bersama sehingga menyebabkan pembiayaan bermasalah. Tentunya adanya pembiayaan yang bermasalah diperlukan suatu upaya penyelamatan atau penanganan khusus dalam pembiayaan mudharabah bermasalah di BMT Tumang Cabang Tumang. Terdapat Cabang Tumang dan apabila dari pihak cabang tidak mampu menangani akan diserahkan kepada Tim Optimalisasi Pusat (TOP) yakni tim dari pusat BMT Tumang yang menangani pembiayaan bermasalah. Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti penanganan pembiayaan mudharabah bermasalah yang berada di BMT Tumang Cabang Tumang.

  Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang prosedur pemberian pembiayaan mudharabah, penyebab timbulnya pembiayaan mudharabah bermasalah serta penanganan yang dilakukan oleh BMT Tumang cabang tumang terhadap pembiayaan mudharabah bermasalah, yang di tuangkan dalam tugas akhir ini dengan judul

  “ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DI BMT TUMANG”.

B. Rumusan Masalah

  Agar pembahasan penelitian ini dapat terperinci dan terarah sesuai dengan latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1.

  Bagaimanakah Prosedur Pemberian Pembiayaan Mudharabah di BMT Tumang ? 2. Apa penyebab timbulnya pembiayaan mudharabah bermasalah di

  BMT Tumang ? 3. Bagaimanakah penanganan terhadap pembiayaan mudharabah yang

C. Tujuan Penulisan

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang diharapkan yaitu:

  1. Mengetahui prosedur pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di BMT Tumang.

  2. Mengetahui penyebab pembiayaan mudharabah bermasalah di BMT Tumang.

  3. Mengetahui penanganan terhadap pembiayaan mudharabah bermasalah di BMT Tumang.

D. Kegunaan Penelitian 1.

  Bagi Penulis Sebagai bahan masukan untuk menambah dan memperluas pengetahuan penulis, khususnya berkaitan dengan masalah pembiayaan yang bermasalah, serta menumbuhkan sikap profesionalisme kerja melalui berfikir dan meningkatkan daya penalaran dalam melakukan penelitian dan pemecahan masalah secara ilmiah.

  2. Bagi IAIN Salatiga Sebagai karya ilmiah yang dapat dijadikan sebagai referensi maupun tambahan informasi bagi civitas akademika IAIN Salatiga.

  3. Bagi Lembaga BMT Dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat atau kegunaan sebagai melaksanakan prosedur pembiayaan mudharabah serta penanganan terhadap pembiayaan mudharabah yang bermasalah.

E. Metode Penelitian

  Untuk menyusun tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa metode penelitian sebagai berikut:

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.

  Metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan data-data yang ditemukan dari sebuah objek penelitian. Menurut Chaer metode kualitatif bertujuan untuk menemu kanۚ atauۚ menyusunۚ “teori-teori” baru dari data-data penelitian yang digunakan, yaitu analisis penanganan pembiayaan mudharabah bermasalah di BMT Tumang.

  2. Metode penelitian a.

  Observasi Dalam penelitian, observasi diartikan sebagai pengamatan terhadap pola perilaku manusia dalam situasi tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang fenomena yang diinginkan. Menurut Sugiyono observasi merupakan proses untuk memperoleh data dari tangan pertama dengan mengamati orang dan tempat pada saat dilakukan penelitian. Peneliti mengamati secara langsung proses penanganan pembiayaan mudharabah bermasalah yang berlangsung di BMT Tumang. b.

  Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas melakukan pengumpulan data) dalam mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai. Wawancara dalam penelitian survey dilakukan oleh peneliti dengan dengan cara merekam jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepada responden. Peneliti mengajukan pertanyaan kepada responden dengan pedoman wawancara, mendengarkan atas jawaban , mengamati perilaku dan merekam semua respon dari yang di survei ( sugiyono, 2016: 224). Penulis melakukan wawancara kepada manager di BMT Tumang Cabang Tumang.

  c.

  Studi Pustaka Studi pustaka adalah mendapatkan data atau informasi dari media buku atau pustaka kemudian mengumpulkan pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

  d.

  Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

  Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini penulis mengambil data dokumentasi dari pihak BMT yang berupa tabel-

3. Sumber Data a.

  Data Primer Menurut sutrisno Hadi (2004:218) data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang diteliti, dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap masalah yang dihadapi. Penulis mendapatkan gambaran umum tentang BMT Tumang Cabang Tumang dan mengetahui proses pelaksanaan pembiayaan mudharabah. Data diperoleh penulis pada saat melakukan wawancara dengan Manager atau Marketing Finance BMT Tumang Cabang Tumang.

  b.

  Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari atau berasal dari bahan kepustakaan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku, internet, dan bahan acuan lainnya yang berhubungan erat dengan pembiayaan mudharabah di BMT Tumang Cabang Tumang. Misalnya data yang diperoleh penulis adalah data anggota atau nasabah di BMT Tumang cabang tumang dalam hal yang berkaitan dengan pembiayaan mudharabah bermasalah.

F. Sistematika Penulisan

  Pada penelitian Tugas Akhir ini penulis akan membaginya dalam 5 (lima) Bab, setiap bab saling berkaitan satu sama lain.

  BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini dibahas tentang masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika tugas akhir.

  BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan dijelaskan pengertian-pengertian serta teori-teori secara lebih spesifik. Dalam bab ini juga dapat digunakan sebagai dasar acuan dalam melakukan penelitian.

  BAB III GAMBARAN OBJEK PENELITIAN. Pada bab ini menggambarkan mengenai gambaran umum mengenai objek penelitian serta data-data deskriptif . gambaran umim ini menjelaskan tentang sejarah singkat mengenai BMT Tumang, Visi dan Misi, struktur Organisasi BMT Tumang cabang Tumang, serta produk-produk pada BMT Tumang.

  BAB IV ANALISIS DATA. Dalam bab ini penulis memaparkan tentang analisis prosedur pemberian pembiayaan mudharabah, faktor- faktor penyebab pembiayaan mudharabah bermasalah serta penanganan terhadap pembiayaan mudharabah yang bermasalah.

  BAB V PENUTUP. Dalam bab ini berisi mengenai hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk kesimpulan dan saran untuk lembaga yang bersangkutan dan untuk penelitian sebelumnya.

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Turmudi (2016), dengan judul : Manajemen Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada lembaga Perbankan Syariah. Diperoleh

  kesimpulan bahwa manajemen penyelesaian pembiayaan bermasalah dapat dilakukan dengan: pertama, menerapkan standar pengendalian risiko, pencegahan risiko pembiayaan juga dilakukan melalui peganalisaan terhadap character dan capacity. Kedua, dapat dilakukan dengan langkahlangkah (1) penjadualan kembali (rescheduling), (2) persyaratan kembali (reconditioning), (3) penataan kembali (restructuring), (4) penyelesaian melalui jaminan, dan (5) write off (hapus buku dan hapus tagih).

  Riyadi (2017), dengan judul : Analisis Implementasi Penanganan

  Pembiayaan Mudharabah Bermasalah di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Mijen Kudus. Diperoleh kesimpulan Penanganan

  pembiayaan mudharabah bermasalah yang dilakukan oleh KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera cabang Mijen Kudus meliputi pembiayaan mudharabah, pemasaran pembiayaan mudharabah, prosedur pemberian pembiayaan mudharabah, pengawasan dan pembinaan pembiayaan penyelesaian pembiayaan mudharabah bermasalah sudah sesuai dan berdampak positif.

  Arifah (2017), dengan judul : Analisis Pembiayaan Mudharabah

  

Bermasalah pada BMT Mitra Hasanah Semarang. Diperoleh kesimpulan

  Pembiayaan mudharabah dapat menjadi bermasalah karena beberapa faktor internal dan faktor eksternal. Dan Penanganan pembiayaan bermasalah yang dilakukan adalah sering dan senantiasa datang ke anggota, mencari penyebab permasalahan usaha yang ada, memberi solusi dan jalan pemecahannnya dengan cara 3R (Rescheduling, Reconditioning, Restructuring).

  Kolistiawan (2014), dengan judul : Tinjauan Syariah Tentang

  

Pembiayaan Bermasalah Di Perbankan Syariah. Diperoleh Kesimpulan

  Upaya yang dilakukan oleh Bank Syariah untuk menangani pembiayaan bermasalah dengan melakukan penyelamatan pembiayaan bermasalah dengan upaya restrukturisasi apabila nasabah masih mempunyai itikad baik dalam arti masih mau diajak kerjasama dalam upaya penyelamatan pembiayaan bermasalah, akan tetapi jika nasabah sudah tidak beritikad baik dalam arti tidak dapat diajak kerjasama dalam upaya penyelamatan pembiayaan bermasalah maka bank syariah akan melakukan upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah.

  Azhari (2012), dengan judul : Mekanisme Dan Cara Penyelesaian

  

Pembiayaan Bermasalah. Diperoleh Kesimpulan : Mekanisme dan cara menyelesaikan dilakukan dengan di luar pengadilan dan dapat pula diselesaikan di pengadilan. Di luar pengadilan dengan menempuh; Alternative Dispute Resolution (ADR) meliputi; Negosiasi; Mediasi; Konsiliasi dan Semacam usaha berdamai (ishlah) dan atau Badan Arbitrase Syariah. Adapun di Pengadilan, khusus untuk ekonomi syariah adalah di Pengadilan Agama.

  Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam Tugas Akhir ini dengan penelitian terdahulu selain pada objek penelitian atau lokasi penelitian, penelitian ini fokus terhadap prosedur pemberian pembiayaan mudharabah, penyebab timbulnya pembiayaan mudharabah bermasalah serta penanganan BMT Tumang terhadap pembiayaan mudharabah yang bermasalah.

B. Kerangka Teori 1.

  Baitul Maal Wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu

  Baitul maal wattamwil baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-

  usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti

  zakat, infaq dan shodaqoh (Sudarsono, 2003: 84). Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial.

  Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah.

  Secara singkat, bait al-mal merupakan lembaga pengumpulan dana masyarakatyang disalurkan tanpa tujuan Profit. Sedangkat bait

  

at-tamwil merupakan lembaga pengumpulan dana (uang) guna

  disalurkan dengan orientasi profit dan komersial (Sumiyanto, 2008: 15). Baitul Maal wat Tamwil sebenarnya merupakan dua kelembagaan yang menjadi satu, yaitu lembaga Baitul Maal dan lembaga Baitut

  

Tamwil yang masing-masing keduanya memiliki prinsip dan produk

  yang berbeda meskipun memiliki hubungan yang erat antara keduanya dalam menciptakan suatu kondisi perekonomian yang merata dan dinamis (Yunus, 2009: 33).

  Baitul Maal yang sudah mengalami penyempitan arti ditengah

  masyarakat ini hanya memiliki prinsip sebagai penghimpun dan penyalur dana zakat, infaq, dan shadaqah. Sedangkan Baitut Tamwil tidak jauh berbeda dengan prinsip-prinsip yang digunakan oleh Bank Islam. Ada 3 prinsip yang dilaksanakan oleh BMT yaitu: Prinsip bagi hasil, Prinsip jual beli dengan mark-up, dan prinsip non profit.

  Menurut Ridwan (2006: 5) Didirikannya BMT bertujuan untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pengertian tersebut dapat dipahami mengingat BMT berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Anggota harus diberdayakan supaya dapat mandiri.

  Adapun mengenai produk inti dari BMT adalah sebagai penghimpunan dana dan penyaluran dana ( Yunus, 2009: 36).

  a.

  Produk Penghimpunan dana Yang dimaksud dengan produk penghimpunan dana di sini, berupa jenis jenis simpanan yang dihimpun oleh BMT sebagai sumber dana yang kelak akan disalurkan kepada usaha-usaha produktif. Jenis simpanan tersebut antara lain: 1)

  Al Wadi’ah Penabung memiliki motivasi hanya untuk keamanan uangnya tanpa mengharapkan keuntungan dari uang yang ditabung.

  Dengan sistem ini BMT tetap memberikan bagi hasil, namun nisbah bagi penabung sangat kecil.

  2) Al-Mudharabah

  Penabung memiliki motivasi untuk memperoleh keuntungan dari tabungannya, karena itu daya tarik dari jenis tabungan ini adalah besarnya nisbah dan sejarah keuntungan bulan lau. 3)

  Amanah Penabung memiliki keinginan tertentu yang diaqadkan atau diamanahkan kepada BMT. Misal, tabungan ini dimintakan kepada BMT untuk pinjaman khusus kepada kaum dhuafa atau orang tertentu. b.

  Produk Penyaluran dana Produk penyaluran dana dalam hal ini merupakan bentuk pola pembiayaan yang merupkan kegiatan BMT dengan harapan dapat memberikan penghasilan. Pola pembiayaan tersebut adalah: 1)

  Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan modal kerja yang diberikan oleh BMT kepada anggota, dimana pengelolaan usaha sepenuhnya diserahkan kepada anggota sebagai nasabah debitur. Dalam hal ini anggota menyediakan usaha dengan sistem pengelolaannya (manajemennya) Hasil keuntungan akan dibagi dua sesuai dengan kesepakatan bersama (misal 70%:30% atau 65%:25%).

  2) Pembiayaan Musyarakah

  Pembiayaan berupa sebagian modal yang diberikan kepada anggota dari modal keseluruhan. Pihak BMT dapat dilibatkan dalam proses pengelolaannya. Pembagian keuntungan yang proporsional dilakukan sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. 3)

  Pembiayaan Murabahah Pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk pembelian barang-barang yang akan dijadikan modal kerja. Pembiayaan ini diberikan untuk jangka pendek tidak lebih dari 6 sampai 9 bulan atau lebih dari itu. Keuntungan bagi BMT dipeoleh dari

  4) Pembiayaanۚbai’BitsamanۚAjil

  Pembiayaan ini hampir sama dengan pembiayaan murabahah, yang berbeda adalah pola pembayarannya yang dilakukan dengan cicilan dalam waktu yang agak panjang. Pembiayaan ini lebih cocok untuk pembiyaan investasi, BMT akan mendapatkan keuntungan dari harga barang yang dinaikan. 5)

  Pembiayaan al-Qardhul Hasan Merupakan pinjaman lunan yang diberikan kepada anggota yang benar-benar kekurangan modal kepada mereka yang sangat membutuhkan untuk keperluan-keperluan yang sifatnya darurat nasabah (anggota) cukup mengembalikan pinjamannya sesuai dengan nilai yang diberikan oleh BMT.

2. Pembiayaan

  Pembiayaan atau financing merupakan pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Pembiayaan menurut kamus pintar ekonomi syariah, pembiayaan diartikan sebagai penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: (a) transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; (b) transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bit tamlik; (c) transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan (e) transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa (Asiyah, 2014:1).

  Menurut sifat penggunaanya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal berikut: a)

  Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

  b) Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan (Antonio, 2001: 160).

3. Pembiayaan Mudharabah a.

  Pengertian Mudharabah Al mudharabah berasal dari kata dharaba yang berarti memukul atau berjalan. Sedang yang dimaksud dengan memukul atau berjalan, yaitu seseorang yang memukulkan tangannya untuk berjalan di muka bumi dalam mencari karunia Allah SWT (Ridwan, 2004:96). Mudharabah yang disebut juga muqaradhah secara bahasa berarti bepergian untuk urusan dagang. Secara istilah mudharabah ialah akad kerja sama usaha antara dua pihak, dimana pemilik dana (shahib al-mal) menyediakan dana kemudian menyerahkannya kepada pengelola usaha (mudharib) untuk diputar sebagai usaha yang keuntungannya dibagi menurut kesepakatan bersama (Huda, 2016: 98) Pembiayaan mudharabah ialah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pemilik dana (shahibul mal) menyediakan dana kemudian menyerahkannnya kepada pengelola dana (mudharib) untuk diputar sebagai usaha yang keuntungannya dibagi menurut kesepakatan bersama. Sementara itu menurut konteks ekonomi syariah, mudharabah adalah bentuk kerjasama antara BMT selaku pemilik dana dengan anggotanya yang bertindak sebagai pengelola usaha yang produktif dan halal.

  Pembiayaan Mudharabah yakni hubungan kemitraan antara BMT dengan anggota atau nasabah yang modalnya 100% dari BMT. Atas dasar proposal yang diajukan nasabah, BMT akan mengevaluasi kelayakan usaha dan dapat menghitung tingkat nisbah yang dikehendaki. Jika terjadi resiko usaha, maka BMT akan menanggung seluruh kerugian modal selama kerugian tersebut disebabkan oleh faktor alam atau musibah di luar kemampuan manusia untuk menanggulanginya. Namun jika kerugian terjadi karena kelalaian manajemen atau kecerobohan anggota atau nasabah, maka mudharabah yang akan menanggung pengembalian modal pokoknya.

  Berikutۚiniۚlandasanۚsyar’iۚmengenaiۚmudharabahۚterdapatۚ dalam QS. Al – Muzammil (73): 20, QS. Al-Jumuah (62): 10, dan QS. Al-Baqarah (2): 198 (Huda, 2016: 99). Qs. Al Muzamil (73): 20

  ۚ ِۚلَّه ِ ِۚضَلَا َۚنِْ َۚإَََْسَنََ ۚ ِأ َرَ َِْ فِا َۚإَِْ َُِلََ َۚإََُْون َْ

Dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah.

  Qs Al Jumuah (62): 10 ِ َُِِرَا َۚلَّه َ َََُِْۚاَوَ َْ ِۚلَّه َ ِۚضَلَا نِْ ََََِْۚسََِ َْ ۚ ِأ َرَ َْ ٱِاَ َََُِِِْۚسُاَا لََۚل ََْهَُّ ِۚضَِ ِلَِ َِوِذَا

  َۚإَِِْهََِأ َۚسََّْهَمَّ

  Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan Ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.

  Qs Al Baqarah (2): 198 ۚ َۚسََُِِّْر نُِْ ََۚ َۚضَلَا ََََِْۚسَنَأ إَْ ُۚنفَنٌَ َۚسَََِْهَْ َۚيََِ Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari tuhanmu.

  b.

  Rukun Mudharabah Kontrak mudharabah terjadi jika terpenuhi rukun kontrak sebagai berikut:

  1) Penyedia dana (Shahibul mal) dan pengelola (Mudharib) harus cakap Hukum

  2) Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).

  3) Modal aialah sejumlah uang atau aset yang diberikan oleh penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut: 1) Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.

  2) Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. 3)

  Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengan kesepakatan dalam akad. 4)

  Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang di dapat sebagai kelebihan dari modal.

  5) Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai perimbangan (muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana (Huda, 2016: 104) c.

  Syarat Mudharabah 1.

  Pihak yang berakad, kedua belah pihak harus mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerjasama mudharabah.

2. Objek yang diakadkan:

  b) Jenis pekerjaan yang dibiayai, dan jangka waktu kerjasama pengelolaan dananya c)

  Nisbah (porsi) pembagian keuntungan telah disepakati bersama, dan ditentukan tata cara pembayarannya.

3. Sighat :

  a) Pihak-pihak yang berakad harus jelas dan disebutkan

  b) Materi akad yang berkaitan dengan modal, kegiatan usaha atau kerja dan nisbah telah disepakati bersama saat perjanjian (akad).

  c) Resiko usaha yang timbul dari proses kerjasama ini harus diperjelas pada saat ijab qabul, yakni bila terjadi kerugian usaha maka akan ditanggung oleh pemilik modal dan pengelola tidak mendapatkan keuntungan dari usaha yang telah dilakukan.

  d) Untuk memperkecil resiko terjadinya kerugian usaha, pemilik modal dapat menyertakan persyaratan kepada pengelola dalam menjalankan usahanya dan harus di sepakati secara bersama (Yudiana, 2017: 67).

  d.

  Jenis-Jenis al-mudharabah Akad Kerjasama Mudharabah ini dibedakan dalam 2 jenis

  (Yuniana, 2017: 66), yakni: 1)

  Mudharabah Muthlaqah, akad ini adalah perjanjian

  (investasi tidak terikat), misalnya dalam ijab si pemilik modal tidak mensyaratkan kegiatan usaha apa yang harus dilakukan dan ketentuan-ketentuan lainnya, yang pada intinya memberikan kebebasan kepada pengelola dana untuk melakukan pengelolaan investasinya. 2)

  Mudharabah Muqayyadah, akad ini mencantumkan persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dan dijalankan oleh si pengelola dana yang berkaitan dengan tempat usaha, tata cara usaha, dan obyek investasinya (investasi yang terikat).

  Penyaluran mudharabah mempunyai beberapa ketentuan sebagaimana berikut :

  1. Dana mudharabah disalurkan oleh BMT kepada anggotanya untuk usaha yang produktif

  2. BMT bertindak sebagai pemilik dana yang membiayai seluruh kebutuhan usaha.

  3. Anggota BMT adalah sebagai pengelola usaha.

  4. Tata cara dan jangka waktu pengembalian modal usaha ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak (Huda, 2016: 100).

  e.

  Risiko al-Mudharabah

  1. Side streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak

2. Lalai dan kesalahan yang disengaja 3.

  Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur (Antonio, 2001: 98).

  Perjanjian Bagi Hasil Keahlian atau Keterampilan

  Modal 100% Nisbah X% Nisbah Y%

  Mengambil Modal Pokok

  Anggota (Mudharib) BMT

Proyek Usaha

  

Pembagian

Keuntungan

Modal

4. Sistem dan Prosedur Pembiayaan

  Menurut Ridwan (2006:81) setiap permohonan dari anggota BMT harus memenuhi berbagai tahapan dan persyaratan, sebagai berikut: a.

  Permohonan Pembiayaan 1)

  Surat permohonan pembiayaan anggota harus di isi lengkap dan ditanda tangani oleh pemohon dan suami istri 2)

  Dalam kondisi tertentu, surat permohonan pembiayaan dapat dimintakan tanda tangan dari pengurus RT atau takmir masjid setempat

  3) Daftar isian yang telah disediakan oleh BMT, di isi dengan benar dang lengkap.

  4) Mendapatkan persetujuan dari suami atau istri dengan bermaterai 6.000,- untuk pembiayaan dalam kategori yang besar.

  5) Mendapatkan persetujuan dari bendaharawan pegawai, bagi pembiayaan dalam kategori pegawai untuk pemotonan gaji.

  6) Daftar lampiran-lampiran yang diminta oleh BMT telah dipenuhi dengan baik. Daftar lampiran tersebut dapat berisi dari:

  a) Foto Copy KTP Suami Istri

  b) Foto Copy Kartu Keluarga c) Foto Copy jaminan berupa BPKB atau sertifikat tanah beserta bukti pembayaran pajak terakhir.

  d) Daftar struk gaji bagi pegawai atau SK pengangkatan atau kenaikan golongan bagi pegawai negeri atau swasta yang telah ber SK.

  e) Bukti atau izinusaha seperti AD/ART, HO, SIUP, TDP, TDUP, NPWP, SIUJK bagi plafon tertentu.

  f) Laporan keuangan perusahaan dua tahun terakhir serta bulan terakhir (bagi anggota yang sudah mampu.

  Menurut Huda (2016: 134) menyatakan ada dua cara yang dapat yang dapat dilakukan oleh bagian pembiayaan untuk memperoleh calon anggota penerima pembiayaan, yaitu walk in

  client dan solitasi. Walk in client ialah calon anggota pembiayaan

  datang sendiri ke kantor BMT untuk mendapatkan pelayanan dan jasa. Solitasi adalah tindakan menjemput bola.

  b.

  Penyelidikan dan analisa Pembiayaan Setelah permohonan diisi dengan baik dan benar, maka petugas BMT akan melakukan penelitian dan analisa (survey) atas kewajaran dan konsistensi dari data dan informasi yang diterima dari calon peminjam pada saat pengisian formulir permohonan pembiayaan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kerahasiaan, supaya berbagai kemungkinan yang akan terjadi tidak tersebar keluar.

  c.

  Keputusan atas permohonan pembiayaan Setiap keputusan permohonan harus memperhatikan penilaian syarat-syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam laporan pemeriksaan pembiayaan dan analisis pembiayaan. Pertimbangan atau informasi-informasi lainnya yang diperoleh harus dibubuhkan secara tertulis.

  d.

  Penolakan atas Permohonan Pembiayaan Penolakan permohonan pembiayaan dapat terjadi karena tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh BMT atau masih ada kekurangan-kekurangan yang tidak dilengkapi. Semua keputusan penolakan harus disampaikan secara tertulis kepada calon peminjam dengan disertai alasan penolakan permohonan.

  e.

  Persetujuan atas Permohonan Pembiayaan Persetujuan atas permohonan pembiayaan adalah keputusan

  BMT untuk mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan pembiayaan dari calon anggota atau anggota. Untuk melindungi BMT dalam pelaksanaan keputusan tersebut, maka biasanya ditegaskan lebih dahulu syarat-syarat fasilitas pembiayaan dan prosedur yang harus ditempuh oleh anggota atau calon anggota. Langkah-langkah yang harus diambil:

  1) Surat penegasan persetujuan permohonan pembiayaan kepada pemohon yang mencatumkan syarat-syarat seperti plafon fasilitas pembiayaan, jangka waktu, bentuk pinjaman, tujuan penggunaan, dan bagi hasil atau besarnya keuntungan BMT.

  2) Pengikatan jaminan dengan cara yang kuat. 3)

  Penandatangan perjanjian atau akad pembiayaan 4) Asuransi barang jaminan jika diperlukan.

  f.

  Pencairan fasilitas pembiayaan Pencairan fasilitas pembiayaan adalah transaksi pemanfaatan atau pencairan pembiayaan yang telah disetujui oleh

  BMT. Dalam praktiknya pencairan pembiayaan ini berupa pembayaran dan atau pemindahbukuan atas beban rekening pinjaman atau fasilitas lainnya. Bmt hanya menyetujui pencairan pembiayaan anggota atau calon anggota bila syarat-syarat yang harus dipenuhi dilaksanakan.

  g.

  Pelunasan fasilitas Pembiayaan Pelunasan pembiayaan adalah dipenuhinya semua kewajiban utang anggota atau calon anggota terhadap BMT yang berakibat hapusnya ikatan perjanjian pembiayaan. Perhitungan semua kewajiban anggota atau calon anggota harus segera diselesaikan sampai dengan tanggal pelunasannya meliputi hutang pokok, hutang bunga atau bagi hasil, denda-denda jika ada dan

  Penyerahan kembali dokumen jaminan kepada anggota atau calon anggota hanya dapat dilakukan setelah anggota atau calon anggota benar-benar menyelesaikan semua kewajibannya. Penyerahan dokumen jaminan tersebut harus dengan surat tanda terima dan ditandatangani oleh yang berhak dan surat tanda terima tersebut harus disimpan pada berkas pembiayaan (Huda, 2006:86).

5. Prinsip Analisis Pembiayaan

  Penilaian pembiayaan oleh BMT dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang anggotanya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar dan sungguh-sungguh. Petugas pembiayaan harus proaktif dalam mencari calon anggota yang sesuai kriteria (5C) sehingga layak untuk dibiayai, penilaian dengan analisis

  5C sebagai berikut : 1)

  Character (karakter atau Akhlak) Karakter ini dapat dilihat dari interaksi kehidupan keluarga dan para tetangganya. Untuk mengetahui lebih dalam adalah dengan bertanya kepada tokoh masyarakat setempat atau para tetangga tentang akhlak dari calon penerima pembiayaan.

  2) Condition of Ekonomy (kondisi usaha) Usaha yang dijalankan calon anggota pembiayaan harus baik.

  Artinya, ia mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga, menutupi biaya operasional usaha, dan memeiliki kelebihan dari berkembang. Terlebih lagi jika kelak mendapat pembiayaan dari BMT, usaha tersebut dapat tumbuh lebih baik dan pada akhirnya ia mampu melunasi kewajibannya.

  3) Capacity (Kemampuan Manajerial)

  Calon anggota pembiayaan mempunyai kemampuan manajerial, andal, dan tangguh dalam menjalankan usaha. Biasanya wiraswasta sudah dapat mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dari usahanya apabila sudah berjalan minimal dua tahun. Oleh karena itu, kebijakan yang berlaku di BMT adalah apabila calon anggota pembiayaan tersebut belum menjalankan usaha minimal dua tahun, permohonan pembiayaannya tidak dapat diproses. 4)

  Capital (Modal) Calon anggota pembiayaan harus mampu mengatur keuangannya dengan baik. Ia harus dapat menyisihkan sebagian keuntungan usahanya untuk menambah modal sehingga skala usahanya dapat ditingkatkan.satu hal yang perlu di waspadai adalah apabila usaha calon anggota pembiayaan yang sebagian besar struktur permodalannya berasal dari luar (bukan modal sendiri), hal itu rawan menimbulkan masalah. 5)

  Collateral (jaminan) Petugas pembiayaan harus dapat menganalisis usaha calon anggota dan sumber keuangannya. Untuk mengatasi kemungkinan sulitnya jaminan. Pertama , sebagai pengganti pelunasan pembiayaan apabila calon anggota sudah tidak mampu lagi. meskipun demikian, BMT tidak dapat langsung mengambil alih jaminan tersebut, tetapi memberikan tangguh atau tenggang waktu untuk mencari alternatif lain yang disepakati bersama dengan anggotanya. Kedua, sebagai pelunasan pembiayaan apabila anggotanya melakukan tindakan wanprestasi ( Huda, 2016: 134- 135).

6. Pembiayaan Bermasalah

  Pembiayaan bermasalah merupakan suatu peminjaman dana yang tertunda atau ketidakmampuan peminjam untuk mengembalikan dana atau kewajiban yang telah dibebankan kepadanya. Atau pembiayaan bermasalah adalah suatu kondisi pembiayaan dimana terdapat suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali pembiayaan yang berakibat terjadi keterlambatan dalam pengembalian, atau diperlukan tindakan yuridis dalam pengembalian atau kemungkinan terjadinya kerugian bagi BMT.

  Sebagian besar pembiayaan bermasalah timbul karena hal-hal yang terjadi pada pihak debitur, antara lain: a.

  Menurunnya kondisi usaha bisnis perusahaan yang disebabkan merosotnya kondisi ekonomi. b.

  Adanya salah urus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan ( miss management).

  c.

  Masalah pribadi debitur, misalnya perceraian, kematian, sakit, gaya hidup yang boros dan lainnya.

  d.

  Debitur memiliki banyak bidang usaha yang mengalami kegagalan pada salah satu bidang bisnis sehingga berimplikasi pada bisnis lainnya.

  e.

  Kesalahan debitur dalam manajemen likuiditas di perusahaannya.

  f.

  Faktor diluar kendali debitur misalnya bencana alam.

  g.

  Karakter yang buruk sehingga tidak ada kemauan untuk membayar angsuran pembiayaan (Susilo, 2017: 315).

Dokumen yang terkait

STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA MURABAHAH DI BPRS SUKOWATI CABANG BOYOLALI TUGAS AKHIR - STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA MURABAHAH DI BPRS SUKOWATI CABANG BOYOLALI - Test Repository

0 0 88

ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA - Test Repository

0 0 84

PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT SYAMIL AMPEL KAB.BOYOLALI TUGAS AKHIR - Perkembangan Pembiayaan Mudharbah Di BMT Syamil Ampel,Kab.Boyolali - Test Repository

0 0 81

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT AL-IJTIHAD PABELAN KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

0 0 97

TEKNIK PEMASARAN : MARKETING MIX PRODUK TABUNGAN MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI TUGAS AKHIR - TEKNIK PEMASARAN : MARKETING MIX PRODUK TABUNGAN MUDHARABAH SIKALA BMT TUMANG CABANG BOYOLALI - Test Repository

0 0 75

ANALISIS KINERJA DEVISI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT RAMADANA - Test Repository

0 0 101

TUGAS AKHIR SISTEM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT “AMAL MULIA” SURUH

0 1 81

ANALISIS PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA UNTUK MASA DEPAN (SIMUDAMAPAN) DI KJKS BMT TUMANG CABANG AMPEL BOYOLALI TUGAS AKHIR - ANALISIS PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA UNTUK MASA DEPAN (SIMUDAMAPAN) DI KJKS BMT TUMANG CABANG AMPEL BOYOLALI - Tes

0 0 112

ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA UNGARAN TUGAS AKHIR - Analisis Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di BMT Taruna Sejahtera Ungaran - Test Repository

1 10 103

ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN TUGAS AKHIR - ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN - Test Repository

1 10 73