Respon AS Terhadap Pematokan Nilai Tukar

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai Negara adikuasa AS memang tidak akan pernah berhenti berkonflik
dengan Negara-negara lain. Jika kita lihat dalam sejarahnya penyebab AS menjadi
Negara super power pada saat ini adalah karna kemenangan AS melawan Uni Soviet
pada perang dingin yang menyebabkan bubarnya Negara tersebut. Pasca perang
dingin dapat kita katakan bahwa tidak ada lagi Negara yang mampu menandingi AS
dari sektor militer maupun ekonomi sampai sekarang. Tetapi saat ini fakta tersebut
berubah, karena saat ini AS memiliki musuh baru yaitu China.
Hubungan antara kedua negara yakni China dan AS mulai memasuki babak baru
dan semakin menegang. China dan AS memang sering berselisih dan berbeda
pendapat tentang berbagai hal, seperti masalah ekonomi. Perselisihan tersebut
cenderung memburuk. Ditambah lagi dengan pertumbuhan pesat perekonomian China
saat ini dan ambisinya untuk menjadi negara adidaya. Hal itu membuat AS khawatir
akan dominasi perekonomiannya di dunia saat ini. AS khawatir jika nanti dominasi
perekonomian dunia akan dikuasai oleh China.
Salah satu pemicu konlfik ekonomi kedua negara tersebut adalah upaya AS
untuk menyeimbangkan nilai tukar mata uang China dengan pasar global. Upaya
tersebut ditolak oleh China. Bahkan Bank Sentral China People’s Bank of China
menyatakan bahwa pembahasan atas rancangan undang-undang terkait nilai tukar

1

mata uang yuan di Senat AS hanya akan melahirkan perang dagang antar kedua
negara. Pemerintah China juga mengatakan bahwa kebijakan tersebut justru akan
memperparah proses pemulihan ekonomi global. 1
Namun pemerintah AS tetap berupaya menekan pemerintah China agar
merubah kebijakannya terhadap harga nilai tukar Yuan agar seimbang dengan harga
pasar. Karena jika tidak tentu akan sangat merugikan AS. Barang-barang produksi AS
akan sangat sulit bersaing di pasar global dengan barang barang produksi China.
Karena dengan adanya pematokan nilai tukar Yuan tersebut harga produk ekspor dari
AS akan lebih mahal ketimbang barang dari China yang sangat murah. Bahkan,
barang-barang produksi AS sendiri kurang di minati di negaranya. Masyarakat AS lebih
suka membeli produk dari China karena lebih murah. Perhatikan diagram berikut :

2

500,000.00
400,000.00
300,000.00


ekspor
impor

200,000.00
100,000.00
0.00

2009 2010 2011 2012 2013

1 Dikutip dari http://www.indonesiafinancetoday.com/read/15571/China-Tuding-AmerikaSerikat-Picu-Perang-Dagang pada 29 Desember 2013, pukul 19.22 WIB.
2 www.cencus.gov

2

Dari diagram tersebut dapat kita lihat ketimpangan antara ekspor impor AS dengan
China. Memang angka ekspor AS ke China setiap tahun meningkat, tetapi disisi lain ekspor
China ke AS juga meningkat setiap tahun. Hal tersebut sangat merugikan AS karena barangbarang impor dari China sangat laku dipasaran AS sedangkan barang produksi AS tidak laku di
pasaran China.
Rank3


Country

Deficit

1

China

-24.5

2

Japan

-6.0

3

Germany


-5.9

4

Mexico

-4.2

5

Canada

-3.4

6

Saudi Arabia

-2.8


7

Italy

-2.0

8

Ireland

-1.8

i9

Vietnam

-1.7

10


Venezuela

-1.6

Bahkan badan sensus AS mencatat per Desember 2013 defisit perdagangan AS dengan
China adalah -24.5. Lalu diikuti oleh peringkat kedua yaitu Jepang sebesar -6. Yang mengejutkan
adalah jarak atara defisit dagang dari China dan Jepang lebih dari empat kali lipat. Disini dapat
kita lihat bahwa terjadi ketimpangan lagi di defisit perdagangan AS. Oleh karena itu AS merasa

3 Dikutip dari http://www.census.gov/foreign-trade/statistics/highlights/top/top1312cm.html .
pada 21 Mei 2014. Pukul 12.59.

3

perlu untuk menekan pemerintah jepang agar merubah kebijakannya terhadap pematokan nilai
tukar Yan.
Berikut adalah daftar 15 besar ekspor impor AS per Desember 2013 :4
Rank

Country


---

Total, All Countries

---

Exports

Imports

Total Trade

Percent of Total
Trade

130.9

182.3


313.2

100.0%

Total, Top 15 Countries

90.4

139.6

230.1

73.5%

1

China

13.1


37.6

50.6

16.2%

2

Canada

23.3

26.7

50.0

16.0%

3


Mexico

18.0

22.1

40.1

12.8%

4

Japan

5.3

11.3

16.5


5.3%

5

Germany

3.6

9.5

13.2

4.2%

6

South Korea

3.9

4.7

8.7

2.8%

7

United Kingdom

3.4

4.4

7.7

2.5%

8

France

2.8

4.1

6.9

2.2%

9

Saudi Arabia

2.0

4.8

6.8

2.2%

10

Brazil

3.7

2.2

5.9

1.9%

11

Taiwan

2.4

3.0

5.4

1.7%

12

Netherlands

3.4

1.4

4.7

1.5%

13

Italy

1.4

3.4

4.7

1.5%

14

India

1.6

3.0

4.6

1.5%

15

Belgium

2.6

1.5

4.2

1.3%

B. Respon AS
4 . dikutip dari http://www.census.gov/foreigntrade/statistics/highlights/top/top1312cm.html . pada 20 May 2014. Pukul 23.15 WIB.

4

Sudah kita lihat diatas bahwa latar belakang permasalahan defisit AS dengan
China salah satunya karena adanya pematokan nilai tukar Yuan oleh pemerintah China.
Dengan adanya peatokan tersebut pemerintah AS tidak hanya tinggal diam saja, karena
pematokan nilai tukar Yuan tersebut sangat berpengaruh terhadap perekonomian AS.
Pada awal 2010 AS berupaya untuk menekan pemerintah China agar
menyeimbangkan nilai tukar mata uang China dengan pasar global. Tetapi, upaya
tersebut ditolak oleh China. Bahkan Bank Sentral China People’s Bank of China
menyatakan bahwa pembahasan atas rancangan undang-undang terkait nilai tukar
mata uang yuan di Senat AS hanya akan melahirkan perang dagang antar kedua
negara. Pemerintah china juga mengatakan bahwa kebijakan tersebut justru akan
memperparah proses pemulihan ekonomi global. 5
Lalu dengan adanya penolakan tersebut, pada pertengahan 2010 senat AS mengeluarkan
RUU yang akan menetapkan pajak tinggi pada produk-produk China yang akan masuk ke AS.
Para pengamat politik AS mengatakan bahwa kebijakan tersebut hanya akan memperparah
perselisihan dagang antara AS dan China. Penaikan pajak tersebut diberlakukan pada sektor
impor baja, ban, dan otomotif dari China. Tetapi, banyak pihak mengatakan bahwa kenaikan
pajak tesebut tidak akan mempengaruhi produk-produk impor dari China lainnya.6
Dapat dipastikan bahwa kebijakan AS terhadap nilai tukar mata uang yuan tersebut akan
menuai protes keras dari China. Juru bicara Kementrian perdagangan China Yao Jian
mengatakan bahwa RUU tersebut tidak akan menghilangkan defisit dagang antara AS dan China.

5 Dikutip dari http://www.indonesiafinancetoday.com/read/15571/China-Tuding-AmerikaSerikat-Picu-Perang-Dagang pada 29 Desember 2013, pukul 19.22 WIB.
6Dikutip dari http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?
lang=id&id=3003&type=4#.U3tsstKSyrQ pada 29 Desember 2013, pukul 19.35 WIB.

5

Dia juga membantah anggapan bahwa China dengan sengaja mencurangi aktifitas perdagangan
internasional dengan mematok nilai yuan. Dengan menghambat arus perdagangan dengan China,
dirinya justru menganggap bahwa dengan meloloskan RUU tersebut AS telah melanggar
ketentuan yang telah dibuat oleh World Trade Organization (WTO).7
Dengan adanya permasalahan dagang ini juga China melakukan berbagai kebijakan
mengenai produk-produk impor dari AS yang akan masuk ke China. Produk-produk dari AS
sangat sulit di pasarkan di China tetapi China dengan teknologinya saat ini sudah dapat meniru
produk-produk dari AS. Dan ternyata produk buatan negeri sendiri tersebut ternyata lebih
diminati oleh rakyatnya ketimbang produk dari AS. Bahkan saat ini produk-produk China sudah
banyak diminati di berbagai negara lainya. Hal itu dikarnakan untuk sebuah produk yang sama,
harga dari produk China ternyata lebih murah jika dibandingkan dengan produk dari AS.

BAB II
A. Analisa RAM
7 Dikutip dari http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?
lang=id&id=3003&type=4 pada 29 Desember 2013, pukul 19.50 WIB.

6

Setelah kita melihat latar belakang di atas mengenai defisit perdagangan AS yaitu salah
satunya karena adanya pematokan nilai tukar Yuan oleh pemerintah China. Sebuah
pertanyaanpun muncul, mengapa pemerintah AS perlu untuk menekan pemerintah China untuk
merubah kebijakannya tersebut? Jawaban sederhananya adalah karena AS memiliki National
Interest agar perekonomian AS kembali berjaya.

Menurut model analisa Rational Actor Model (RAM), input dari permasalahan defisit AS
adalah pematokan nilai tukar Yuan yang berdampak besar pada perekonomian AS. Sedangkan
National Interest yang mempengaruhi leader agar mengeluarkan kebijakannya adalah karena
ingin menstabilkan kembali perekonomian AS di pasar global. Lalu National Power adalah
pandangan terhadap kekuatan ekonomi AS yang kuat. Dimana seperti

yang kita ketahui

kekuatan perekonomian AS sampai saat ini masih diakui sebagai yang terkuat dan AS juga tidak
ingin kekuatan ekonomi AS dimata dunia tergantikan oleh keuatan ekonomi baru China. Dan
outputnya adalah untuk menstabilkan defisit dagang AS salah satunya dengan cara menstabilkan
nilai tukar Yuan di pasar global.
B. Definisi Permasalahan

7

Permasalahan muncul saat AS melihat adanya pematokan nilai tukar mata uang Yuan
secara sengaja oleh pemerintah China. Pematokan tersebut berdampak terhadap perekonomian
AS yang menyebabkan defisit dagang antara AS dan China sebesar -24.5. Tetapi tuduhan AS
ditolak oleh pemerintah China yang diwakili oleh Gubernur Bank Central China Zhou
Xiaochuan. Beliau mengatakan bahwa stabilitas kurs yuan adalah prioritas utama.(6/3/2010).
Pemerintah China merasa perlu untuk menentukan nilai kurs yuan karena stabilitas kurs mata
uang adalah salah satu esensi dari kestabilan ekonomi. 8
C. Goal
Dengan adanya masalah pematokan nilai tukar yuan yang berdampak pada defisit
perdagangan AS dan China dan juga berdampak pada perdagangan AS dipasar global dimana
produk-produk ekspor AS menjadi tidak laku karena lebih mahal dari pada produk-produk
ekspor China yang harganya jauh lebih murah. Lalu yang menjadi tujuan AS adalah untuk
menguatkan kembali perekonomian AS agar tidak tersaingi oleh China.
D. Alternatives
Demi mencapai tujuan diatas memang tidak banyak yang bisa dilakukan AS untuk
merespon defisit dagang AS dan Chna tersebut. Karena permasalahan utamanya ada pada
pematokan nilai tukar yuan oleh pemerintah China, sehingga meyulitkan AS untuk menentukan
kebijakan apa yang harus AS lakukan. Terdapat beberapa alternative kebijakan :
Alternative pertama, melobby pemerintah China agar merubah kebijakannya terhadap
pematokan nilai tukar yuan. Pembahasan mengenai kebijakan ini sudah dibicarakan sejak awal
8. dikutip dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/03/07/09241849/China.Tak.Mau.Tunduk . pada
18 Mei 2014. Pukul 16.24 WIB

8

2010 namun upaya AS ditolak oleh pemerintah China. Pada 2011 Wapres AS Joe Biden akan
menekan China untuk merevaluasi yuan.9
Alternative kedua, menetapkan pajak tinggi kepada produk-produk ekspor China yang
akan masuk ke AS, yang bertujuan untuk menekan jumlah impor produk dari China agar produk
local lebih diminati. Pada awal 2010 Presiden AS Barack Obama mengatakan bahwa AS akan
bertindak lebih tegas terhadap produk ekspor China.10 Bahkan pada 2011 Presiden Barack
Obama diberi wewenang oleh Senat AS untuk menaikkan pajak produk ekspor China. 11
Alternative ketiga adalah do nothing atau tidak melakukan apa-apa. Tentu saja pilihan ini
adalah pilihan yang paling buruk, karena jika AS tidak melakukan apa-apa terhadap
permasalahan ini maka angka defisit dagang antara AS dan China akan terus membengkak yang
tentunya akan sangat merugikan perekonomian AS.
E. Choise
Dari alternative kebijakan diatas tentu tidak akan terlalu mempengaruhi perekonomian
China, namun setidaknya AS melakukan tindakan yang akan menguatkan kembali perekonomian
negaranya. Kebijakan yang sudah dilakukan As adalah menekan pemerintah China agar merubah
kebijakannya mengenai pematokan nilai tukar yuan dan membuat RUU mengenai penetapan
pajak tinggi pada produk ekspor China.

9 . di kutip dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/16/16015150/Yuan.Terus.Catatkan.Rekor .
pada 21 Mei 2014. Pukul 16.54 WIB
10 . dikutip dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/03/07/09241849/China.Tak.Mau.Tunduk . pada
21 Mei 2014. Pukul 17.08 WIB.
11 . Dikutip dari http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?
lang=id&id=3003&type=4 pada 21 Mei 2014, pukul 17.15 WIB.

9

Tetapi RUU mengenai penetapan pajak tinggi tersebut menuai kecaman dari berbagai
pihak. Karena dengan meloloskan RUU tersebut AS dianggap telah melanggar peraturan yang
sudah di tetapkan World Trade Organization (WTO). Para pengamat politik AS mengatakan
bahwa kebijakan tersebut hanya akan memperparah perselisihan dagang antara AS dan China.
Juru bicara Kementrian perdagangan China Yao Jian mengatakan bahwa RUU tersebut tidak
akan menghilangkan defisit dagang antara AS dan China. Dia juga membantah anggapan bahwa
China dengan sengaja mencurangi aktifitas perdagangan internasional dengan mematok nilai
yuan.12

12 Dikutip dari http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?
lang=id&id=3003&type=4 pada 29 Desember 2013, pukul 19.50 WIB.

10

BAB III
KESIMPULAN
Defisit dagang AS ke China memang sangat besar yaitu -24.5. 13 Angka tersebut lebih
besar empat kali lipat dibandingkan dengan defisit dagang AS dengan Jepang yang menduduki
peringkat kedua. Besarnya defisit dagang tersebut ditentukan oleh jumlah ekspor impor AS
dengan China. Seperti yang sudah diketauhi di bab sebelumnya dimana terjadi ketimpangan yang
sangat besar antara ekspor impor AS dengan China. Ekspor AS ke China pada tahun 2013
122,016.30 milyar USD. Sedangkan impor AS dari China berjumlah lebih dari tiga kali lipatnya
yaitu senilai 440,433.50 milyar USD. Besarnya impor AS tersebut salah satunya disebabkan
karena masyarakat AS saat ini lebih suka membeli produk dari China yang harganya lebih
terjangkau.
AS menuduh China telah melakukan kecurangan terhadap nilai tukar yuan. AS
mengatakan bahwa pemerintah China sengaja mematok nilai tukar yuan, tetapi hal tersebut
dibantah oleh Bank Central of China. Gubernur Bank Central China Zhou Xiaochuan
mengatakan bahwa stabilitas kurs yuan adalah prioritas utama.(6/3/2010). Pemerintah China
merasa perlu untuk menentukan nilai kurs yuan karena stabilitas kurs mata uang adalah salah
satu esensi dari kestabilan ekonomi.
AS juga tidak tinggal diam menghapai masalah ini, karena jika AS tidak melakukan apaaparf maka stabilias perekonomian AS akan sangat terganggu. Karena saat ini China adalah
saingan utama AS di pasar global. Sejak awal 2010 pemerintah AS selalu berusaha untuk
menekan pemerintah China agar merubah kebijakannya terkait pematokan nilai tukar yuan.
13 Per Desember 2013

11

Namun tekanan AS ditolak oleh pemerintah China. Bahkan pemerintah China pun mengatakan
bahwa tekanan tersebut hanya akan memperkeruh suasana perekonomian antara AS dengan
China.
Pada pertengahan 2010 senat AS mengeluarkan RUU mengenai penetapan pajak tinggi
pada produk impor China yang akan masuk ke AS. Tentu saja RUU tersebut mendapat kecaman
dari berbagai pihak. Pihak China yang diwakili oleh Juru bicara Kementrian perdagangan China
Yao Jian mengatakan bahwa RUU tersebut tidak akan menghilangkan defisit dagang antara AS
dan China. Dengan menghambat arus perdagangan dengan China, dirinya justru menganggap
bahwa dengan meloloskan RUU tersebut AS telah melanggar ketentuan yang telah dibuat oleh
World Trade Organization (WTO).14
Memang tidak banyak yang bisa dilakukan oleh AS terkait masalah defisit ini, namun
setidaknya AS tidak tinggal diam. Oleh karena itu pemerintah AS yang di kepalai oleh Presiden
Barack Obama tentunya harus mengeluarkan kebijakan terkait permasalahan ini. Karena jika
tidak permasalahan ekonomi AS ini akan semakin berlarut dan menggangu stabilitas
perekonomian AS

Referensi :
14 Dikutip dari http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?
lang=id&id=3003&type=4 pada 29 Desember 2013, pukul 19.50 WIB.

12

Catatan penulis saat public lecture oleh Prof. Jing Vivian Zhan di The Chinese University of
Hong Kong
Catatan penulis saat kunjungan ke Kedutaan Besar China untuk Indonesia
www.cencus.gov
www.irs.gov
http://www.reuters.com/article/comments/idUSTRE81D08R20120214
http://online.wsj.com/news/articles/SB10001424052702303949704579456583465285674
http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=3003&type=4
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/15571/China-Tuding-Amerika-Serikat-Picu-PerangDagang
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/16/16015150/Yuan.Terus.Catatkan.Rekor
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/03/07/09241849/China.Tak.Mau.Tunduk
http://informasiforex.com/kenapa-mata-uang-china-dipasangkan-dengan-usd/
http://www.monexnews.com/forex/bank-sentral-china-giring-yuan-ke-rekor-tinggi.htm

13

Dokumen yang terkait

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0

Pengaruh Proce To Book Value,Likuiditas Saham dan Inflasi Terhadap Return Saham syariah Pada Jakarta Islamic Index Periode 2010-2014

7 68 100

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

Strategi Public Relations Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya Dalam Membangun Kepuasan Layanan Terhadap Konsumen

7 149 96

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

Pengaruh Dukungan Venezuela Kepada Fuerzas Armadas Revolucionaries De Colombia (FARC) Terhadap Hubungan Bilateral Venezuela-Kolombia

5 236 136

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46