KETERKAITAN KEMITRAAN DENGAN KUALITAS PR
KETERKAITAN KEMITRAAN DENGAN KUALITAS PRODUKSI DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN BERMITRA PETANI KOPI
ARABIKA
THE CONNECTION BETWEEN THE PARTNERSHIP AND THE
PRODUCTION QUALITY AND ITS INFLUENCE ON THE
PARTNERSHIP SATISFACTION OF THE ARABICA COFFEE
FARMERS
Darmawanto Uria, Indriyanti Sudirman, dan Muhammad Arsyad
Manajemen Agribisnis Universitas Hasanuddin Makassar
Alamat Korespondensi:
Darmawanto Uria
Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar
HP: 085240920336
Email: [email protected]
ABSTRAK
Petani pada umumnya memiliki kedudukan yang lemah dalam aktivitas kemitraan seperti rendahnya akses
teknologi, kurang selektif dalam penanganan panen dan pasca panen, rendahnya harga dan insentif yang diterima
sehingga hal tersebut yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang dengan kualitas produksi petani kopi di Desa
Uma Kabupaten Toraja Utara dan pengaruhnya secara simultan terhadap kepuasan bermitra petani kopi di Desa
Uma Kabupaten Toraja utara. Penelitian ini dilakukan di Desa Uma Kabupaten Toraja Utara, pada bulan Juli –
September 2014. Jenis penelitian ini dilakukan dengan pendeketan eksplanasi dengan teknik survei untuk
menganalisis hubungan antarvariabel penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan wawancara, dengan mengambil seluruh petani binaan PT.Toarco Jaya di Desa Uma
Kabupaten Toraja Utara sebanyak 80 petani yang memiliki kartu mitra sehingga metode sensus diperlukan.
Pengujian statistik yang digunakan adalah uji korelasi dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang dengan kualitas
produksi petani binaan PT.Toarco Jaya dan berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap kepuasan
bermitra petani binaan PT.Toarco Jaya.
.
Kata Kunci: Kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang, eksplanasi kuantitatif
PENDAHULUAN
Potensi produksi kopi di Kabupaten Toraja Utara sangat besar. Tanaman perkebunan
yang dominan di Kabupaten Toraja Utara adalah tanaman kopi arabika. Pada tahun 2011,
produksi kopi arabika mencapai 1.694 ton dengan luas tanam tanaman sebesar 8.564 ha
(Hashilah, 2013). Berdasarkan data BPS Toraja Utara (2010), produksi kopi arabika tahun 2009
dihasilkan paling banyak di kecamatan Buntu Pepasan yaitu sekitar 372 ton yang berasal dari
perkebunan rakyat seluas 1.553 ha dari keseluruhan perkebunan rakyat seluas 8.832 ha. Hal ini
menunjukan besarnya potensi ekonomi rakyat yang perlu diberdayakan dalam usaha kemitraan.
Usaha kemitraan memberikan kesempatan berkiprahnya petani dan pengusaha kecil
dalam perekonomian nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi
kesenjangan sosial. Oleh karena itu, kemitraan diatur kedudukannya dalam Undang-Undang
nomor 9 tahun 1995 yakni kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha
besar disertai dengan pembinaan dan pengembangan berkelanjutan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Kemitraan
yang ideal menurut Hafsah (2000), adalah win-win solution partnership. Kesuksesan kemitraan
atau kerjasama yang terjalin bergantung pada bentuk atau pola hubungan yang dianut (Hafsah,
2000); komunikasi (Mohr dkk., 1996) dan orientasi jangka panjang (Ganesan, 1994).
Permasalahan yang terjadi kemudian adalah kedudukan petani yang lemah dalam
aktivitasnya seperti kurang selektif dalam pemetikan dan penyortiran pada saat jumlah produksi
yang besar, petani belum optimal dalam pengaplikasian teknologi sehingga persentase jumlah
produksi berkualitas ekspor hanya sebesar 8% dan produksi menjadi kurang efisien, harga dan
insentif yang diterima petani masih rendah sehingga kurang termotivasi dalam upaya perawatan
dan pemeliharaan tanaman, intensitas pembinaan dan pelatihan dari perusahaan dengan
melibatkan seluruh petani tidak efektif terhadap peningkatan keterampilan sebagian besar petani,
dan rendahnya frekuensi kunjungan perusahaan mitra dalam melakukan pengawasan (Saleh,
2003). Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah
menganalisis hubungan pola kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang dengan
peningkatan kualitas produksi biji kopi dan pengaruhnya terhadap kepuasan bermitra, serta
kepuasan bermitra terhadap peningkatan kualitas produksi biji kopi.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan eksplanasi dengan teknik survei untuk
menganalisis hubungan antar variabel penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yang berlokasi di Lembang Uma Kecamatan
Buntu Papasan, Kabupaten Toraja Utara Provinsi Sulawesi Selatan.
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini mengambil seluruh petani binaan PT.Toarco Jaya di Lembang Uma
Kabupaten Toraja Utara sebanyak 80 petani yang memiliki kartu mitra dengan perusahaan
PT.Toarco Jaya, dengan metode sensus.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data subjek kualitatif yang dikuantitatifkan,
bersumber dari data primer meliputi data variabel bentuk pola kemitraan, komunikasi, orientasi
jangka panjang, kualitas produksi dan kepuasan bermitra.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner dan wawancara kepada petani binaan
PT. Toarco Jaya. Kuesioner disusun dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan dengan mengikuti
skala Likert. Pengujian instrument penelitian dilakukan berdasarkan pengujian uji normalitas,
validitas dan reliabilitas.
Teknik Analisis Data
Analisis data menggunakan peralatan analisis korelasi dan analisis regresi berganda.
Adapun model persamaan korelasi dalam penelitian ini adalah :
r xy =
∑ xy
√( ∑ x 2 )(∑ y2)
(1)
Analisis regresi digunakan untuk menjelaskan pengaruh antar variabel. Adapun model
persamaan regresi yang akan digunakan dalam mengestimasi penelitian ini adalah:
Y =a+b1 X 1 +b2 X 2 +b 3 X 3 +ei
(2)
Dimana X1 adalah bentuk pola kemitraan, X2 adalah Komunikasi, X3 adalah hubungan jangka
panjang, Y adalah kualitas produksi, Z adalah kepuasan, serta a, b 1, b2, b3 adalah parameter yang
akan ditaksir, sedangkan ei adalah error term.
HASIL
Deskripsi gambaran kemitraan
PT. Toarco Jaya sebagai perusahaan inti memberikan bantuan sarana produksi,
melakukan pembinaan, penyuluhan, penelitian, menyediakan akses pasar yang baik, dan
memberikan keuntungan berupa insentif, pengawasan terhadap pemeliharaan tanaman dan pasca
panen. Petani sebagai plasma menyediakan lahan menggunakan saprodi yang disediakan
perusahaan dan menjual hasil produksinya kepada perusahaan. Kerjasama yang terjalin tidak
bersifat kontrak atau saling mengikat, tetapi hanya kerelaan perusahaan memberikan pembinaan
kepada petani.
Krieteria kualitas produksi biji kopi
Krteria atau ukuran kualitas produksi yang dihasilakan atau diperoleh petani, perusahaan
terdiri dari harga bersaing, jumlah produksi, pemetikan secara selektif, premi yang diterima,
fermentasi, kadar air, Uji cup tes dan tingkat kecacatan, pensortiran, Mutu Biji Kopi dan mutu
biji kopi yang dijual. Perbandingan kriteria tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Hubungan antara variabel X1, X2, X3 Y1 dan Y2
Diagram hubungan antara pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang
dengan kualitas produksi dan pengaruhnya terhadap kepuasan bermitra petani kopi binaan PT.
Toarco Jaya di tunjukkan pada Gambar 1.
Hasil uji korelasi antara variabel pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang
dengan kualitas produksi.
Hubungan variabel pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang dengan
kualitas produksi petani binaan PT. Toarco Jaya di Kabupaten Toraja Utara secara simultan
menunjukkan bahwa, Pada Tabel 2 diperoleh nilai α = 0,01 lebih besar dari sig = 0,000 atau 0,01
> 0,000 dan Rhitung menunjukkan nilai yang positif artinya terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara bentuk pola kemitraan dengan kualitas produksi. Hubungan parsial variabel
bentuk pola kemitraan yang diterapkan perusahaan PT.Toarco Jaya dengan kualitas produksi
petani binaan di Lembang Uma Kabupaten Toraja Utara ditunjukkan oleh koefisien korelasi (R)
= 0,498 mengindikasikan tingkat hubungan yang cukup kuat. Hasil analisis hubungan variabel
bentuk pola kemitraan dengan kualitas produksi menghasilkan nilai koefesien determinasi
(Rsquared = R2) = 24,80%. Sumbangan 24,80% variabel bentuk pola kemitraan secara parsial
dapat menjelaskan variabel kualitas produksi petani binaan di Lembang Uma Kabupaten Toraja
Utara, selebihnya 75,2% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam
penelitian ini.
Hubungan variabel komunikasi dengan kualitas produksi petani binaan PT. Toarco Jaya
di Kabupaten Toraja Utara diperoleh nilai α = 0,01 lebih besar dari sig = 0,000 atau 0,01 > 0,000
dan Rhitung menunjukkan nilai yang positif artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara komunikasi dengan kualitas produksi. Hubungan variabel komunikasi yang dilakukan
perusahaan PT. Toarco jaya dengan kualitas produksi petani binaan di Lembang Uma Kabupaten
Toaraja Utara ditunjukkan oleh koefisien korelasi (R) = 0,539 mengindikasikan tingkat hubungan
yang cukup kuat. Hasil analisis hubungan variabel komunikasi dengan kualitas produksi
menghasilkan nilai koefisien determinasi (Rsquared = R2) = 29,05%. Sumbangan 29,05%
variabel komunikasi secara parsial dapat menjelaskan variabel kualitas produksi petani binaan di
Lembang Uma Kabupaten Toraja Utara, selebihnya 70,95% ditentukan oleh variabel lain yang
tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
Hubungan variabel orientasi jangka panjang dengan kualitas produksi petani binaan PT.
Toarco Jaya di Kabupaten Toraja Utara diperoleh nilai α = 0,01 lebih besar dari sig = 0,010 atau
0,01 > 0,010 dan Rhitung menunjukkan nilai yang positif artinya terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara orientasi jangka panjang dengan kualitas produksi. Hubungan variabel
orientasi jangka panjang yang dilakukan perusahaan PT. Toarco jaya dengan kualitas produksi
petani binaan di Lembang Uma Kabupaten Toaraja Utara ditunjukkan oleh koefisien korelasi (R)
= 0,288 mengindikasikan hubungan yang lemah. Hasil analisis hubungan variabel orientasi
jangka panjang dengan kualitas produksi menghasilkan nilai koefisien determinasi (Rsquared =
R2) = 8,29%. Sumbangan 8,29% variabel orientasi jangka panjang secara parsial dapat
menjelaskan variabel kualitas produksi petani binaan di Lembang Uma Kabupaten Toraja Utara,
selebihnya 91,71% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
Pengaruh bentuk pola kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang secara parsial
terhadap kepuasan bermitra petani binaan.
Hasil analisis sebagaimana disajikan pada Tabel 3 memberikan nilai Sig variabel pola
kemitraan (X1) 0,001 < 0,05 ini berarti secara parsial variabel pola kemitraan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan bermitra. Nilai Sig variabel komunikasi (X2) 0,013 <
0,05, yang berarti secara parsial variabel komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan bermitra. Nilai Sig variabel orientasi jangka panjang (X1) 0,015 < 0,05 yang berarti
secara parsial variabel orientasi jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan bermitra.
Model persamaan regresi pengaruh bentuk pola kemitraan, komunikasi dan orientasi
jangka panjang terhadap kepuasan bermitra petani binaan PT.Toarco Jaya pada Tabel 3 dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Y 2 =16 , 469+0, 317 X 1 +0,224 X 2 +0, 239 X 3 +ε2
(4)
Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel bentuk pola kemitraan,
komunikasi, orientasi jangka panjang berpengaruh positif terhadap kepuasan bermitra dan setiap
peningkatan skor variabel bentuk pola kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang akan
meningkatkan skor kepuasan bermitra petani. Demikian sebaliknya, dengan asumsi faktor lain
yang mempengaruhi kepuasan bermitra dianggap konstan.
Pengaruh kepuasan bermitra terhaadap kualitas produksi.
Hasil pada penelitian ini sebagaimana disajikan pada Tabel 4 menunjukkan nilai
signifikan variabel Y2 = 0,000 < 0,05 hal ini berarti variabel kepuasan bermitra berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kualitas produksi. Koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi kepuasan petani dalam bermitra, maka kualitas produksi petani akan cenderung
semakin meningkat. Demikian sebaliknya, dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kualitas produksi dianggap konstan.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menemukan terjadi peningkatan kualitas produksi dengan adanya pola
kemitraan yang dilakukan perusahaan kepada petani. Bentuk hubungan kedua variabel bersifat
positif artinya bahwa semakin baik bentuk pola kemitraan yang diterapkan perusahaan maka
semakin tinggi kualitas produksi yang dihasilkan petani binaan dan kekuatan hubungannya
bersifat cukup kuat.
Bentuk pola kemitraan yang dianut oleh perusahaan PT.Toarco jaya dan Petani binaan
PT.Toarco Jaya di Lembang Uma Kabupaten Toraja Utara adalah bersifat pola inti-plasma dan
pola dagang umum yaitu perusahaan memberikan bimbingan teknis pasca panen, investasi
teknologi, menyediakan akses pasar dan keputusan pembelian terhadap harga biji kopi dari
petani binaan. Sementara itu, petani binaan sebagai plasma memenuhi kebutuhan perusahaan inti
yaitu menyediakan lahan, menjual hasil produksi sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan,
menerima harga diatas harga pasar. Hal ini sejalan dengan penelitian Usman (2013), bentuk pola
kemitraan Inti-Plasma dalam hal ini koperasi sebagai perusahan inti memberikan sarana
produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung memasarkan hasil produksi. Sementara
kelompok tani sebagai plasma memenuhi kebutuhan perusahaan inti sesuai dengan persyaratan
yang telah di sepakati. Efektivitas kemitraan dilihat dari sudut pandang petani adalah sejauh
mana kemitraan membawa dampak positif bagi petani dalam melakukan kegiatan budidaya
(Fadillah, 2011). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa efektivitas kemitraan termasuk baik
dan pelaksanaan kemitraan berdampak positif bagi petani.
Secara keseluruhan terdapat hubungan yang positif dan nyata antara komunikasi dengan
kualitas produksi. Tingkat hubungan yang terjalin antara kedua variabel bersifat cukup kuat.
Komunikasi dalam penelitian ini seperti frekuensi penyuluhan, informasi syarat biji kopi, jenis
teknologi yang diperkenalkan dan informasi yang jelas mengenai hasil uji kualitas kopi sehingga
mempengaruhi keterampilan petani dalam meningkatkan kualitas produksi dalam penanganan
panen dan pasca panen. Dibandingkan dengan penelitian Mathuramaytha (2011), menjelaskan
pembagian informasi memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kualitas produk,
harga, biaya, inovasi produk dan waktu pengiriman ke pasar.
Penelitian ini menemukan bahwa orientasi jangka panjang memiliki hubungan yang
positif dan signifikan dengan kualitas produksi, namun hubungannya bersifat lemah. Rendahnya
kinerja perusahaan dalam menjaga hubungan dengan cara membantu petani dalam menangani
penanaman dan pemeliharaan kebun, fokus perusahaan dalam jangka panjang dengan melakukan
pengawasan dan pemeliharaan kebun serta keuntungan yang diberikan seperti pemberian saprodi
kurang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kualitas produksi kopi
petani. jika dibandingkan dengan penelitian Ariani (2013),
menjelaskan bahwa hubungan
jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja yang berimplikasi pada
peningkatan kualitas produk. Kepercayaan merupakan salah satu indikator dari hubungan jangka
panjang. Penelitian oleh Filiani (2009), kepercayaan menekankan hubungan yang harmonis dan
saling menguntungkan pada jangka waktu yang panjang, salah satu cara adalah dengan menekan
harga sehingga keuntungan yang didapat menjadi berkurang. Hal tersebut akan menurunkan
kinerja petani dalam meningkatkan kualitas produksi.
Penelitian ini menjelaskan bahwa secara parsial pola kemitraan, komunikasi dan orientasi
jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan bermitra. Secara
keseluruhan menjelaskan bahwa semakin baik bentuk pola kemitraan, intensitas komunikasi dan
orientasi jangka panjang yang dilakukan perusahaan maka semakin meningkat kepuasan petani
binaan PT Toarco Jaya dalam bermitra. Berdasarkan pendapat Monezka (Pamungkas, 2006),
menyebutkan bahwa keberhasilan kerjasama dapat dilihat dari kinerja yang diukur dari tingkat
kepuasan. Oktapiani (2008), menjelaskan terdapat hubungan antara kerjasama tim dengan
kepuasan kerja dan hubungan yang dihasilkan bersifat kuat. Hal ini sejalan dengan teori Kinicki
(2003), yang menjelaskan bahwa hubungan terhadap kerjasama tim yang didukung oleh
sekolompok tim kerja mnghasilkan kepada kepuasan kerja. Selain itu, kepuasan dapat diukur
berdasarkan besarnya kualitas komunikasi diantara pihak-pihak yang berpartisipasi (Jonsson dan
Zineldin, 2003). Selanjutnya penelitian Filiani (2009),
menjelaskan semakin tinggi efektif
pengaruh komunikasi yang diberikan perusahaan pada supplier maka semakin tinggi kepuasan
supplier. Komunikasi yang dibangun seperti pemberian masukan, komunikasi informasl,
pembagian informasi, frekuensi diskusi, pemberian partisipasi dan bantuan pemecahan masalah.
Hasil penelitian sebelumnya yang mengacu pada model Ganesan et al (1994), menjelaskan
semakin meningkat kepuasan maka semakin meningkat orientasi hubungan dalam jangka
panjang. Berbagai penelitian menjelaskan bahwa kepercaya dan komitmen dibangun berdasarkan
variabel hubungan orientasi jangka panjang, selanjutnya penelitian Abdul Muhmin (2002),
Dorsch dkk (1998), Humphreys et al (1996), menjelaskan kepercayaan dan komitmen berkaitan
erat dengan kepuasan.
Hasil penelitian menemukan bahwa kepuasan bermitra berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualtas produksi dan hubungan kedua variabel bersifat kuat. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan bahwa kepuasan supplier yang tinggi akan
meningkatkan kualitas produksi perusahaan (Filiani, 2009). Filian (2009), menjelaskan bahwa
kemampuan perusahaan dalam memberikan kepuasan kepada suppliernya berpengaruh terhadap
kualitas produksi perusahaan itu sendiri. Berbeda dengan hasil penelitian ini yang menjelaskan
bahwa kepusan dapat dilihat dari keberlanjutan kerjasama, tingkat fleksibilitas menerima biji
kopi, konsistensi penjualan kepada perusahaan dan kerjsama yang saling menguntugkan.
Berdasarkan penelitian Filiani (2009), fleksibilitas dan tingkat ingkar masihperlu ditingkatkan
oleh perusahaan. Berbeda dengan
penelitian ini kerjasama belum saling menguntungkan
sehingga perlu adanya kenaikan harga pada tahap kepuasan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat peningkatan kualitas produksi dengan adanya
pola kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang yang dilakukan perusahaan terhadap
petani. Hubungan pola kemitraan, komunikasi menunjukkan hubungan yang cukup kuat
sedangkan orientasi jangka panjang menunjukkan hubungan yang lemah terhadap kualitas
produksi. Hasil dari analisis regresi menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan
antara pola kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang secara parsial terhadap kepuasan
bermitra dan kepuasan bermitra berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas produksi.
Oleh karena itu, disarankan kepada pengambil keputusan untuk mempertimbangkan variabel
pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang dapat digunakan untuk memprediksi
kualitas produksi dan kepuasan bermitra, serta kepuasan bermitra sangat baik digunakan untuk
memprediksi kualitas produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul & Muhmin, A. G. (2002). Effects of suppliers' marketing program variables on industrial
buyers' relationship satisfaction and commitment. Journal of Business & Industrial
Marketing. 17(7): 637-649.
Ariani D. (2013). Analisis Pengaruh Pupply Chain Management terhadap Kinerja Perusahaan.
Skripsi Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.
BPS Toraja Utara. (2010). Badan Pusat Statistik Kabupaten Toraja Utara (BPS). Toraja Utara.
Dorsch Michael J., Scott R. Swanson and Scott Kelley. W. (1998). The Role of Relationship
Quality in the Stratification of Vendors as Perceived by Customers. Journal of the
Academy of Marketing Science. 26.
Fadillah R. (2011). Analisis kemitraan antara pabrik gula Jatihtujuh dengan petani tebu rakyat di
Majalengka Jawa Barat. Jurnal transdisiplin sosiologi, komunikasi dan ekologi manusia.
Filiani D. (2009). Membangun Kepuasan Supplier Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas
Produksi. Thesis Magister Management, Universitas Diponegoro, semarang
Ganesan (1994). Determinants of Long-Term Orientation in Buyer-Seller Relationship. Journal
of Marketing, 58.
Hashilah F. (2013). Peran sertifikasi café practices pada perubahan pola mata rantai nilai lokal
kopi di Sulawesi Selatan.
Hafsah. (2000). Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategis. Penebar Swadaya, Jakarta.
Humphreys M. A. dan Michael R. W. (1996). Exploring the Relative Effects of Salesperson
Interpersonal Process Attributes and Technical Product Attributes on Customer
Satisfaction. Journal of Personal Selling dan Sales Management. 26(3):47-57
Jonsson P dan Zineldin M. (2003). Achieving high satisfaction in supplier-dealer working
relationships. Supply Chain Management, 8 (3), 224-240.
Kinicki. (2003). Organization Behavior Key Concepts Skill and Best Practices. New York: Mc
Graw-Hill.
Mathuramaytha C. (2011). Supply Chain Collaboration – What’s an outcome : A Theoreties
Model. International Conference on Financial Management and Economics. IPEDR, 11.
Mohr Jakki J., Robert J. Fisher dan John Nevin R. (1996). Collaborative Communication in
Interfirm Relationships: moderating Effects of Integration and Control. Journal of
Marketing. 60.
Oktapiani. (2008). Hubungan antara Lingkungan Kerja dan kerjasama Tim dengan Kepuasan
kerja Guru Raudhatulathfal Duren Sawit. Jurnal Manajemen pendidikan.
Pamungkas. (2006). Peningkatan Kinerja Perusahaan Melalui Strategi Kemitraan. Jurnal Bisnis
Strategi, 15 ( 2)
Saleh S. (2003). Pola Kemitraan antara Perusahaan dan Petani Kopi Arabika, Skripsi Sosial
Ekonomi Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makasar.
Usman. (2013). Efektivitas kemitraan antara koperasi dengan kelompok tani penyuling minyak
kayu putih. Jurnal agribisnis.
Tabel 1. Perbandingan kriteria hasil produksi biji kopi
Kualitas produksi
Harga bersaing
Perusahaan
Rp 12.500
Jumlah
produksi
petani/bahan
baku
perusahaan
Pemetkan secara selektif
Premi
Fermentasi
Kadar air
Uji cup tes dan tingkat
kecacatan
Pensortiran
Mutu Biji Kopi
Mutu Biji kopi yang dijual
1.496,3 kg pada tahun
2013 (Lembang Uma)
Petani Lembang
Uma setelah
bermitra
12.000 – 12.500
Tengkulak
Rp.12.000
Setiap petani <
300 kg/tahun
(rendah)
Buah masak
sempurna
-
Rp 1000 – Rp 1022
< Rp 500
-
70 – 75 jam
Atau
5 sampai 6 jam setiap hari
selama satu minggu
10%
2 hari
-
±40-45%
-
2,0% - 5,1 %
5,1% > keatas ditolak
Mesin
2,0% kebawah
-
Manual
Manual
Mutu 1 – 8
Mutu 1 – 2
-
Kopi beras atau Green
coffee beans (GCB)
Parchment (Kulit
tanduk)
Parchment
(Kulit tanduk
Buah masak sempurna
-
Tabel 2. Hasil uji korelasi antara variabel X1, X2, X3 dan Y1.
Pola Kemitraan
(X1)
Komunikasi
(X2)
Orientasi Jangka Panjang
(X3)
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Kualitas Produksi (Y1)
0,498**
0,000
80
0,539**
0,000
80
0,288**
0,010
80
Cat: **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Tabel 3. Hasil uji t variabel X1, X2, X3 terhadap Y2
Coefficients*
Variabel
Kepuasan (Y2)
t hit
Sig
Pola Kemitraan (X1)
3,491
0,001
Komunikasi (X2)
2,537
0,013
Orientasi Jangka Panjang (X3)
2,484
0,015
Tabel 4. Hasil uji t variabel Y2 terhadap Y1
Coefficients*
Variabel
Kualitas produksi (Y1)
Kepuasan bermitra (Y2)
Perusahaan
Inti
Variabel Pola
Kemitraan
(X1)
r1=
0,49
8
Variabel
Komunikasi
(X2)
t3=
2,484
t hit
Sig
5,589
0,000
Petani Mitra
Kualitas
Produksi
t4=
3,49
1
(Y1)
Kepuas
an
Bermitr
a
Gambar 1. Hubungan antara X1, X2, X3, Y1 dan(Y2)
Y2
Variabel
Orientasi
Jangka Panjang
(X3)
`
PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN BERMITRA PETANI KOPI
ARABIKA
THE CONNECTION BETWEEN THE PARTNERSHIP AND THE
PRODUCTION QUALITY AND ITS INFLUENCE ON THE
PARTNERSHIP SATISFACTION OF THE ARABICA COFFEE
FARMERS
Darmawanto Uria, Indriyanti Sudirman, dan Muhammad Arsyad
Manajemen Agribisnis Universitas Hasanuddin Makassar
Alamat Korespondensi:
Darmawanto Uria
Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar
HP: 085240920336
Email: [email protected]
ABSTRAK
Petani pada umumnya memiliki kedudukan yang lemah dalam aktivitas kemitraan seperti rendahnya akses
teknologi, kurang selektif dalam penanganan panen dan pasca panen, rendahnya harga dan insentif yang diterima
sehingga hal tersebut yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang dengan kualitas produksi petani kopi di Desa
Uma Kabupaten Toraja Utara dan pengaruhnya secara simultan terhadap kepuasan bermitra petani kopi di Desa
Uma Kabupaten Toraja utara. Penelitian ini dilakukan di Desa Uma Kabupaten Toraja Utara, pada bulan Juli –
September 2014. Jenis penelitian ini dilakukan dengan pendeketan eksplanasi dengan teknik survei untuk
menganalisis hubungan antarvariabel penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan wawancara, dengan mengambil seluruh petani binaan PT.Toarco Jaya di Desa Uma
Kabupaten Toraja Utara sebanyak 80 petani yang memiliki kartu mitra sehingga metode sensus diperlukan.
Pengujian statistik yang digunakan adalah uji korelasi dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang dengan kualitas
produksi petani binaan PT.Toarco Jaya dan berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap kepuasan
bermitra petani binaan PT.Toarco Jaya.
.
Kata Kunci: Kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang, eksplanasi kuantitatif
PENDAHULUAN
Potensi produksi kopi di Kabupaten Toraja Utara sangat besar. Tanaman perkebunan
yang dominan di Kabupaten Toraja Utara adalah tanaman kopi arabika. Pada tahun 2011,
produksi kopi arabika mencapai 1.694 ton dengan luas tanam tanaman sebesar 8.564 ha
(Hashilah, 2013). Berdasarkan data BPS Toraja Utara (2010), produksi kopi arabika tahun 2009
dihasilkan paling banyak di kecamatan Buntu Pepasan yaitu sekitar 372 ton yang berasal dari
perkebunan rakyat seluas 1.553 ha dari keseluruhan perkebunan rakyat seluas 8.832 ha. Hal ini
menunjukan besarnya potensi ekonomi rakyat yang perlu diberdayakan dalam usaha kemitraan.
Usaha kemitraan memberikan kesempatan berkiprahnya petani dan pengusaha kecil
dalam perekonomian nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi
kesenjangan sosial. Oleh karena itu, kemitraan diatur kedudukannya dalam Undang-Undang
nomor 9 tahun 1995 yakni kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha
besar disertai dengan pembinaan dan pengembangan berkelanjutan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Kemitraan
yang ideal menurut Hafsah (2000), adalah win-win solution partnership. Kesuksesan kemitraan
atau kerjasama yang terjalin bergantung pada bentuk atau pola hubungan yang dianut (Hafsah,
2000); komunikasi (Mohr dkk., 1996) dan orientasi jangka panjang (Ganesan, 1994).
Permasalahan yang terjadi kemudian adalah kedudukan petani yang lemah dalam
aktivitasnya seperti kurang selektif dalam pemetikan dan penyortiran pada saat jumlah produksi
yang besar, petani belum optimal dalam pengaplikasian teknologi sehingga persentase jumlah
produksi berkualitas ekspor hanya sebesar 8% dan produksi menjadi kurang efisien, harga dan
insentif yang diterima petani masih rendah sehingga kurang termotivasi dalam upaya perawatan
dan pemeliharaan tanaman, intensitas pembinaan dan pelatihan dari perusahaan dengan
melibatkan seluruh petani tidak efektif terhadap peningkatan keterampilan sebagian besar petani,
dan rendahnya frekuensi kunjungan perusahaan mitra dalam melakukan pengawasan (Saleh,
2003). Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah
menganalisis hubungan pola kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang dengan
peningkatan kualitas produksi biji kopi dan pengaruhnya terhadap kepuasan bermitra, serta
kepuasan bermitra terhadap peningkatan kualitas produksi biji kopi.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan eksplanasi dengan teknik survei untuk
menganalisis hubungan antar variabel penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yang berlokasi di Lembang Uma Kecamatan
Buntu Papasan, Kabupaten Toraja Utara Provinsi Sulawesi Selatan.
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini mengambil seluruh petani binaan PT.Toarco Jaya di Lembang Uma
Kabupaten Toraja Utara sebanyak 80 petani yang memiliki kartu mitra dengan perusahaan
PT.Toarco Jaya, dengan metode sensus.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data subjek kualitatif yang dikuantitatifkan,
bersumber dari data primer meliputi data variabel bentuk pola kemitraan, komunikasi, orientasi
jangka panjang, kualitas produksi dan kepuasan bermitra.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner dan wawancara kepada petani binaan
PT. Toarco Jaya. Kuesioner disusun dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan dengan mengikuti
skala Likert. Pengujian instrument penelitian dilakukan berdasarkan pengujian uji normalitas,
validitas dan reliabilitas.
Teknik Analisis Data
Analisis data menggunakan peralatan analisis korelasi dan analisis regresi berganda.
Adapun model persamaan korelasi dalam penelitian ini adalah :
r xy =
∑ xy
√( ∑ x 2 )(∑ y2)
(1)
Analisis regresi digunakan untuk menjelaskan pengaruh antar variabel. Adapun model
persamaan regresi yang akan digunakan dalam mengestimasi penelitian ini adalah:
Y =a+b1 X 1 +b2 X 2 +b 3 X 3 +ei
(2)
Dimana X1 adalah bentuk pola kemitraan, X2 adalah Komunikasi, X3 adalah hubungan jangka
panjang, Y adalah kualitas produksi, Z adalah kepuasan, serta a, b 1, b2, b3 adalah parameter yang
akan ditaksir, sedangkan ei adalah error term.
HASIL
Deskripsi gambaran kemitraan
PT. Toarco Jaya sebagai perusahaan inti memberikan bantuan sarana produksi,
melakukan pembinaan, penyuluhan, penelitian, menyediakan akses pasar yang baik, dan
memberikan keuntungan berupa insentif, pengawasan terhadap pemeliharaan tanaman dan pasca
panen. Petani sebagai plasma menyediakan lahan menggunakan saprodi yang disediakan
perusahaan dan menjual hasil produksinya kepada perusahaan. Kerjasama yang terjalin tidak
bersifat kontrak atau saling mengikat, tetapi hanya kerelaan perusahaan memberikan pembinaan
kepada petani.
Krieteria kualitas produksi biji kopi
Krteria atau ukuran kualitas produksi yang dihasilakan atau diperoleh petani, perusahaan
terdiri dari harga bersaing, jumlah produksi, pemetikan secara selektif, premi yang diterima,
fermentasi, kadar air, Uji cup tes dan tingkat kecacatan, pensortiran, Mutu Biji Kopi dan mutu
biji kopi yang dijual. Perbandingan kriteria tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Hubungan antara variabel X1, X2, X3 Y1 dan Y2
Diagram hubungan antara pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang
dengan kualitas produksi dan pengaruhnya terhadap kepuasan bermitra petani kopi binaan PT.
Toarco Jaya di tunjukkan pada Gambar 1.
Hasil uji korelasi antara variabel pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang
dengan kualitas produksi.
Hubungan variabel pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang dengan
kualitas produksi petani binaan PT. Toarco Jaya di Kabupaten Toraja Utara secara simultan
menunjukkan bahwa, Pada Tabel 2 diperoleh nilai α = 0,01 lebih besar dari sig = 0,000 atau 0,01
> 0,000 dan Rhitung menunjukkan nilai yang positif artinya terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara bentuk pola kemitraan dengan kualitas produksi. Hubungan parsial variabel
bentuk pola kemitraan yang diterapkan perusahaan PT.Toarco Jaya dengan kualitas produksi
petani binaan di Lembang Uma Kabupaten Toraja Utara ditunjukkan oleh koefisien korelasi (R)
= 0,498 mengindikasikan tingkat hubungan yang cukup kuat. Hasil analisis hubungan variabel
bentuk pola kemitraan dengan kualitas produksi menghasilkan nilai koefesien determinasi
(Rsquared = R2) = 24,80%. Sumbangan 24,80% variabel bentuk pola kemitraan secara parsial
dapat menjelaskan variabel kualitas produksi petani binaan di Lembang Uma Kabupaten Toraja
Utara, selebihnya 75,2% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam
penelitian ini.
Hubungan variabel komunikasi dengan kualitas produksi petani binaan PT. Toarco Jaya
di Kabupaten Toraja Utara diperoleh nilai α = 0,01 lebih besar dari sig = 0,000 atau 0,01 > 0,000
dan Rhitung menunjukkan nilai yang positif artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara komunikasi dengan kualitas produksi. Hubungan variabel komunikasi yang dilakukan
perusahaan PT. Toarco jaya dengan kualitas produksi petani binaan di Lembang Uma Kabupaten
Toaraja Utara ditunjukkan oleh koefisien korelasi (R) = 0,539 mengindikasikan tingkat hubungan
yang cukup kuat. Hasil analisis hubungan variabel komunikasi dengan kualitas produksi
menghasilkan nilai koefisien determinasi (Rsquared = R2) = 29,05%. Sumbangan 29,05%
variabel komunikasi secara parsial dapat menjelaskan variabel kualitas produksi petani binaan di
Lembang Uma Kabupaten Toraja Utara, selebihnya 70,95% ditentukan oleh variabel lain yang
tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
Hubungan variabel orientasi jangka panjang dengan kualitas produksi petani binaan PT.
Toarco Jaya di Kabupaten Toraja Utara diperoleh nilai α = 0,01 lebih besar dari sig = 0,010 atau
0,01 > 0,010 dan Rhitung menunjukkan nilai yang positif artinya terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara orientasi jangka panjang dengan kualitas produksi. Hubungan variabel
orientasi jangka panjang yang dilakukan perusahaan PT. Toarco jaya dengan kualitas produksi
petani binaan di Lembang Uma Kabupaten Toaraja Utara ditunjukkan oleh koefisien korelasi (R)
= 0,288 mengindikasikan hubungan yang lemah. Hasil analisis hubungan variabel orientasi
jangka panjang dengan kualitas produksi menghasilkan nilai koefisien determinasi (Rsquared =
R2) = 8,29%. Sumbangan 8,29% variabel orientasi jangka panjang secara parsial dapat
menjelaskan variabel kualitas produksi petani binaan di Lembang Uma Kabupaten Toraja Utara,
selebihnya 91,71% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
Pengaruh bentuk pola kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang secara parsial
terhadap kepuasan bermitra petani binaan.
Hasil analisis sebagaimana disajikan pada Tabel 3 memberikan nilai Sig variabel pola
kemitraan (X1) 0,001 < 0,05 ini berarti secara parsial variabel pola kemitraan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan bermitra. Nilai Sig variabel komunikasi (X2) 0,013 <
0,05, yang berarti secara parsial variabel komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan bermitra. Nilai Sig variabel orientasi jangka panjang (X1) 0,015 < 0,05 yang berarti
secara parsial variabel orientasi jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan bermitra.
Model persamaan regresi pengaruh bentuk pola kemitraan, komunikasi dan orientasi
jangka panjang terhadap kepuasan bermitra petani binaan PT.Toarco Jaya pada Tabel 3 dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Y 2 =16 , 469+0, 317 X 1 +0,224 X 2 +0, 239 X 3 +ε2
(4)
Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel bentuk pola kemitraan,
komunikasi, orientasi jangka panjang berpengaruh positif terhadap kepuasan bermitra dan setiap
peningkatan skor variabel bentuk pola kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang akan
meningkatkan skor kepuasan bermitra petani. Demikian sebaliknya, dengan asumsi faktor lain
yang mempengaruhi kepuasan bermitra dianggap konstan.
Pengaruh kepuasan bermitra terhaadap kualitas produksi.
Hasil pada penelitian ini sebagaimana disajikan pada Tabel 4 menunjukkan nilai
signifikan variabel Y2 = 0,000 < 0,05 hal ini berarti variabel kepuasan bermitra berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kualitas produksi. Koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi kepuasan petani dalam bermitra, maka kualitas produksi petani akan cenderung
semakin meningkat. Demikian sebaliknya, dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kualitas produksi dianggap konstan.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menemukan terjadi peningkatan kualitas produksi dengan adanya pola
kemitraan yang dilakukan perusahaan kepada petani. Bentuk hubungan kedua variabel bersifat
positif artinya bahwa semakin baik bentuk pola kemitraan yang diterapkan perusahaan maka
semakin tinggi kualitas produksi yang dihasilkan petani binaan dan kekuatan hubungannya
bersifat cukup kuat.
Bentuk pola kemitraan yang dianut oleh perusahaan PT.Toarco jaya dan Petani binaan
PT.Toarco Jaya di Lembang Uma Kabupaten Toraja Utara adalah bersifat pola inti-plasma dan
pola dagang umum yaitu perusahaan memberikan bimbingan teknis pasca panen, investasi
teknologi, menyediakan akses pasar dan keputusan pembelian terhadap harga biji kopi dari
petani binaan. Sementara itu, petani binaan sebagai plasma memenuhi kebutuhan perusahaan inti
yaitu menyediakan lahan, menjual hasil produksi sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan,
menerima harga diatas harga pasar. Hal ini sejalan dengan penelitian Usman (2013), bentuk pola
kemitraan Inti-Plasma dalam hal ini koperasi sebagai perusahan inti memberikan sarana
produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung memasarkan hasil produksi. Sementara
kelompok tani sebagai plasma memenuhi kebutuhan perusahaan inti sesuai dengan persyaratan
yang telah di sepakati. Efektivitas kemitraan dilihat dari sudut pandang petani adalah sejauh
mana kemitraan membawa dampak positif bagi petani dalam melakukan kegiatan budidaya
(Fadillah, 2011). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa efektivitas kemitraan termasuk baik
dan pelaksanaan kemitraan berdampak positif bagi petani.
Secara keseluruhan terdapat hubungan yang positif dan nyata antara komunikasi dengan
kualitas produksi. Tingkat hubungan yang terjalin antara kedua variabel bersifat cukup kuat.
Komunikasi dalam penelitian ini seperti frekuensi penyuluhan, informasi syarat biji kopi, jenis
teknologi yang diperkenalkan dan informasi yang jelas mengenai hasil uji kualitas kopi sehingga
mempengaruhi keterampilan petani dalam meningkatkan kualitas produksi dalam penanganan
panen dan pasca panen. Dibandingkan dengan penelitian Mathuramaytha (2011), menjelaskan
pembagian informasi memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kualitas produk,
harga, biaya, inovasi produk dan waktu pengiriman ke pasar.
Penelitian ini menemukan bahwa orientasi jangka panjang memiliki hubungan yang
positif dan signifikan dengan kualitas produksi, namun hubungannya bersifat lemah. Rendahnya
kinerja perusahaan dalam menjaga hubungan dengan cara membantu petani dalam menangani
penanaman dan pemeliharaan kebun, fokus perusahaan dalam jangka panjang dengan melakukan
pengawasan dan pemeliharaan kebun serta keuntungan yang diberikan seperti pemberian saprodi
kurang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kualitas produksi kopi
petani. jika dibandingkan dengan penelitian Ariani (2013),
menjelaskan bahwa hubungan
jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja yang berimplikasi pada
peningkatan kualitas produk. Kepercayaan merupakan salah satu indikator dari hubungan jangka
panjang. Penelitian oleh Filiani (2009), kepercayaan menekankan hubungan yang harmonis dan
saling menguntungkan pada jangka waktu yang panjang, salah satu cara adalah dengan menekan
harga sehingga keuntungan yang didapat menjadi berkurang. Hal tersebut akan menurunkan
kinerja petani dalam meningkatkan kualitas produksi.
Penelitian ini menjelaskan bahwa secara parsial pola kemitraan, komunikasi dan orientasi
jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan bermitra. Secara
keseluruhan menjelaskan bahwa semakin baik bentuk pola kemitraan, intensitas komunikasi dan
orientasi jangka panjang yang dilakukan perusahaan maka semakin meningkat kepuasan petani
binaan PT Toarco Jaya dalam bermitra. Berdasarkan pendapat Monezka (Pamungkas, 2006),
menyebutkan bahwa keberhasilan kerjasama dapat dilihat dari kinerja yang diukur dari tingkat
kepuasan. Oktapiani (2008), menjelaskan terdapat hubungan antara kerjasama tim dengan
kepuasan kerja dan hubungan yang dihasilkan bersifat kuat. Hal ini sejalan dengan teori Kinicki
(2003), yang menjelaskan bahwa hubungan terhadap kerjasama tim yang didukung oleh
sekolompok tim kerja mnghasilkan kepada kepuasan kerja. Selain itu, kepuasan dapat diukur
berdasarkan besarnya kualitas komunikasi diantara pihak-pihak yang berpartisipasi (Jonsson dan
Zineldin, 2003). Selanjutnya penelitian Filiani (2009),
menjelaskan semakin tinggi efektif
pengaruh komunikasi yang diberikan perusahaan pada supplier maka semakin tinggi kepuasan
supplier. Komunikasi yang dibangun seperti pemberian masukan, komunikasi informasl,
pembagian informasi, frekuensi diskusi, pemberian partisipasi dan bantuan pemecahan masalah.
Hasil penelitian sebelumnya yang mengacu pada model Ganesan et al (1994), menjelaskan
semakin meningkat kepuasan maka semakin meningkat orientasi hubungan dalam jangka
panjang. Berbagai penelitian menjelaskan bahwa kepercaya dan komitmen dibangun berdasarkan
variabel hubungan orientasi jangka panjang, selanjutnya penelitian Abdul Muhmin (2002),
Dorsch dkk (1998), Humphreys et al (1996), menjelaskan kepercayaan dan komitmen berkaitan
erat dengan kepuasan.
Hasil penelitian menemukan bahwa kepuasan bermitra berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualtas produksi dan hubungan kedua variabel bersifat kuat. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian terdahulu yang menjelaskan bahwa kepuasan supplier yang tinggi akan
meningkatkan kualitas produksi perusahaan (Filiani, 2009). Filian (2009), menjelaskan bahwa
kemampuan perusahaan dalam memberikan kepuasan kepada suppliernya berpengaruh terhadap
kualitas produksi perusahaan itu sendiri. Berbeda dengan hasil penelitian ini yang menjelaskan
bahwa kepusan dapat dilihat dari keberlanjutan kerjasama, tingkat fleksibilitas menerima biji
kopi, konsistensi penjualan kepada perusahaan dan kerjsama yang saling menguntugkan.
Berdasarkan penelitian Filiani (2009), fleksibilitas dan tingkat ingkar masihperlu ditingkatkan
oleh perusahaan. Berbeda dengan
penelitian ini kerjasama belum saling menguntungkan
sehingga perlu adanya kenaikan harga pada tahap kepuasan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat peningkatan kualitas produksi dengan adanya
pola kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang yang dilakukan perusahaan terhadap
petani. Hubungan pola kemitraan, komunikasi menunjukkan hubungan yang cukup kuat
sedangkan orientasi jangka panjang menunjukkan hubungan yang lemah terhadap kualitas
produksi. Hasil dari analisis regresi menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan
antara pola kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang secara parsial terhadap kepuasan
bermitra dan kepuasan bermitra berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas produksi.
Oleh karena itu, disarankan kepada pengambil keputusan untuk mempertimbangkan variabel
pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang dapat digunakan untuk memprediksi
kualitas produksi dan kepuasan bermitra, serta kepuasan bermitra sangat baik digunakan untuk
memprediksi kualitas produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul & Muhmin, A. G. (2002). Effects of suppliers' marketing program variables on industrial
buyers' relationship satisfaction and commitment. Journal of Business & Industrial
Marketing. 17(7): 637-649.
Ariani D. (2013). Analisis Pengaruh Pupply Chain Management terhadap Kinerja Perusahaan.
Skripsi Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.
BPS Toraja Utara. (2010). Badan Pusat Statistik Kabupaten Toraja Utara (BPS). Toraja Utara.
Dorsch Michael J., Scott R. Swanson and Scott Kelley. W. (1998). The Role of Relationship
Quality in the Stratification of Vendors as Perceived by Customers. Journal of the
Academy of Marketing Science. 26.
Fadillah R. (2011). Analisis kemitraan antara pabrik gula Jatihtujuh dengan petani tebu rakyat di
Majalengka Jawa Barat. Jurnal transdisiplin sosiologi, komunikasi dan ekologi manusia.
Filiani D. (2009). Membangun Kepuasan Supplier Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas
Produksi. Thesis Magister Management, Universitas Diponegoro, semarang
Ganesan (1994). Determinants of Long-Term Orientation in Buyer-Seller Relationship. Journal
of Marketing, 58.
Hashilah F. (2013). Peran sertifikasi café practices pada perubahan pola mata rantai nilai lokal
kopi di Sulawesi Selatan.
Hafsah. (2000). Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategis. Penebar Swadaya, Jakarta.
Humphreys M. A. dan Michael R. W. (1996). Exploring the Relative Effects of Salesperson
Interpersonal Process Attributes and Technical Product Attributes on Customer
Satisfaction. Journal of Personal Selling dan Sales Management. 26(3):47-57
Jonsson P dan Zineldin M. (2003). Achieving high satisfaction in supplier-dealer working
relationships. Supply Chain Management, 8 (3), 224-240.
Kinicki. (2003). Organization Behavior Key Concepts Skill and Best Practices. New York: Mc
Graw-Hill.
Mathuramaytha C. (2011). Supply Chain Collaboration – What’s an outcome : A Theoreties
Model. International Conference on Financial Management and Economics. IPEDR, 11.
Mohr Jakki J., Robert J. Fisher dan John Nevin R. (1996). Collaborative Communication in
Interfirm Relationships: moderating Effects of Integration and Control. Journal of
Marketing. 60.
Oktapiani. (2008). Hubungan antara Lingkungan Kerja dan kerjasama Tim dengan Kepuasan
kerja Guru Raudhatulathfal Duren Sawit. Jurnal Manajemen pendidikan.
Pamungkas. (2006). Peningkatan Kinerja Perusahaan Melalui Strategi Kemitraan. Jurnal Bisnis
Strategi, 15 ( 2)
Saleh S. (2003). Pola Kemitraan antara Perusahaan dan Petani Kopi Arabika, Skripsi Sosial
Ekonomi Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makasar.
Usman. (2013). Efektivitas kemitraan antara koperasi dengan kelompok tani penyuling minyak
kayu putih. Jurnal agribisnis.
Tabel 1. Perbandingan kriteria hasil produksi biji kopi
Kualitas produksi
Harga bersaing
Perusahaan
Rp 12.500
Jumlah
produksi
petani/bahan
baku
perusahaan
Pemetkan secara selektif
Premi
Fermentasi
Kadar air
Uji cup tes dan tingkat
kecacatan
Pensortiran
Mutu Biji Kopi
Mutu Biji kopi yang dijual
1.496,3 kg pada tahun
2013 (Lembang Uma)
Petani Lembang
Uma setelah
bermitra
12.000 – 12.500
Tengkulak
Rp.12.000
Setiap petani <
300 kg/tahun
(rendah)
Buah masak
sempurna
-
Rp 1000 – Rp 1022
< Rp 500
-
70 – 75 jam
Atau
5 sampai 6 jam setiap hari
selama satu minggu
10%
2 hari
-
±40-45%
-
2,0% - 5,1 %
5,1% > keatas ditolak
Mesin
2,0% kebawah
-
Manual
Manual
Mutu 1 – 8
Mutu 1 – 2
-
Kopi beras atau Green
coffee beans (GCB)
Parchment (Kulit
tanduk)
Parchment
(Kulit tanduk
Buah masak sempurna
-
Tabel 2. Hasil uji korelasi antara variabel X1, X2, X3 dan Y1.
Pola Kemitraan
(X1)
Komunikasi
(X2)
Orientasi Jangka Panjang
(X3)
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Kualitas Produksi (Y1)
0,498**
0,000
80
0,539**
0,000
80
0,288**
0,010
80
Cat: **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Tabel 3. Hasil uji t variabel X1, X2, X3 terhadap Y2
Coefficients*
Variabel
Kepuasan (Y2)
t hit
Sig
Pola Kemitraan (X1)
3,491
0,001
Komunikasi (X2)
2,537
0,013
Orientasi Jangka Panjang (X3)
2,484
0,015
Tabel 4. Hasil uji t variabel Y2 terhadap Y1
Coefficients*
Variabel
Kualitas produksi (Y1)
Kepuasan bermitra (Y2)
Perusahaan
Inti
Variabel Pola
Kemitraan
(X1)
r1=
0,49
8
Variabel
Komunikasi
(X2)
t3=
2,484
t hit
Sig
5,589
0,000
Petani Mitra
Kualitas
Produksi
t4=
3,49
1
(Y1)
Kepuas
an
Bermitr
a
Gambar 1. Hubungan antara X1, X2, X3, Y1 dan(Y2)
Y2
Variabel
Orientasi
Jangka Panjang
(X3)
`