Gambaran Perilaku Tenaga Kesehatan terhadap Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2015

ABSTRAK
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator pengukuran
derajat kesehatan masyarakat suatu negara. Resiko kematian bayi akan meningkat
jika bayi tidak disusui. Tenaga kesehatan sebagai salah satu pihak yang berperan
dalam proses persalinan memegang peranan penting dalam mendukung
pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku tenaga
kesehatan terhadap pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di RSUD Dr.
Djasamen Saragih Pematangsiantar. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif dan jumlah sampel sebanyak 35 orang.
Hasil penelitian tentang karakteristik responden dengan jumlah terbanyak
yaitu berada pada kelompok umur 20-39 tahun (77,2%), berpendidikan D-III
Kebidanan (82,9%), memiliki waktu kerja selama 10 tahun ke bawah (80%), dan
berstatus sebagai staf ruangan (80%). Pengetahuan tenaga kesehatan terhadap
pelaksanaan IMD sebagian besar berada pada kategori sedang (71,4%). Sebagian
besar sikap tenaga kesehatan berada pada kategori sedang (57,1%). Tindakan
tenaga kesehatan terhadap pelaksanaan IMD berada pada kategori sedang
(82,9%).
Alasan tenaga kesehatan di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
dalam melakukan pelaksanaan IMD adalah kesadaran akan tanggung jawab,
merasakan dampak pelatihan yang pernah diikuti dan semakin bersemangat dalam

melaksanakan IMD jika ada apresiasi yang diberikan
Keberhasilan pelaksanaan IMD bergantung pada banyak pihak termasuk
tenaga kesehatan, pemerintah atau pihak rumah sakit, serta masyarakat. Untuk itu
diperlukan kerja sama yang baik dan kesadaran akan peran masing-masing pihak
dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan IMD.

Kata kunci : perilaku tenaga kesehatan, inisiasi menyusu dini (IMD)

ii
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Infant Mortality Rate (IMR) is one of indicators measuring the country
public health status. The risk of infant mortality will increase if the baby is not
breastfed. Health workers, as one of the parties who involved in the childbirth
process, play an important role in supporting implementation of immediate
breastfeeding to the baby.
The aim of this research is to knowing the description of health workers
behavior in implementation of immediate breastfeeding (IBF) in RSUD Dr.
Djasamen Saragih Pematangsiantar. This kind of research is descriptive

quantitative with a total sample of 35 people.
The results of research on the characteristics of respondents with the
greatest number, 77.2% were 20-39 years and 82.9% of respondents educated
midwifery academy, 80.0% of respondents have working time during ten years
and under, 80.0% of respondents were the room staff. 71.4% of health workers
has the knowledge in implementation of immediate breastfeeding at the medium
level. 51.7% of the health workers attitude in implementation of immediate
breastfeeding at medium level. 82.9% of health workers have action in
implementation of immediate breastfeeding at the medium level.
The reason of health workers in RSUD Dr. Djasamen Saragih
Pematangsiantar in implementation of immediate breastfeeding were awareness
of responsibility, experiencing the impact of training, and getting excited if the
appreciation is given to them.
The success of implementation of immediate breastfeeding relies on many
parties including health workers, the government or the hospital, and the
community. Therefore good cooperation and awareness of role of each parties
needed in supporting the implementation of immediate breastfeeding.

Keywords: health workers behavior, immediate breastfeeding (IBF)


iii
Universitas Sumatera Utara