Fenomena Itasha Dalam Kehidupan Masyarakat Jepang Dewasa Ini Genzai Nihonshakai No Seikatsu Ni Okeru Itasha No Gensou

8. Menulis laporan penelitian.
BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG ITASHA DI JEPANG

2.1

Pengertian Kata Itasha
Kata itasha sejak pertama kali ditemukan telah mengalami pergeseran makna seiring

perkembangannya di Jepang. Saat pertama kalinya muncul dalam parade mobil pada tahun 1980an, kata itasha berasal dari penggabungan dua kata yaitu Itaria(イタリア) yang berarti Italia dan
sha (車) yang berarti mobil. Dari dua kata tersebut kita bisa mengambil pengertian kata itasha
memiliki

arti

mobil

Italia

atau


mobil

dari

Italia

(http://wota-ku-

archives.blogspot.co.id/2014/03/mengenal-lebih-dekat-tentang-itasha.html).
Pada awal abad ke-21 itasha mengalami pergeseran makna oleh para remaja di Jepang, menjadi
ita yang berasal dari kanji itai( 痛い ) berarti sakit, dan sha ( 車 ) yang tetap memiliki arti mobil.

Dari kedua kata tersebut bisa kita ambil pengertian itasha yaitu mobilsakit, atau mobil yang
tersakiti.Makna kata sakit disini oleh para remaja di Jepang sendiri menyebutkan bahwa itasha
adalah mobil yang disakiti untuk dihias dengan banyak stiker dan accessories mahal dan atau
mobil yang menyakitkan dompet karena tingginya biaya yang diperlukan untuk membuat sebuah
itasha

(http://otomotif-1992.blogspot.co.id/2011/10/itasha-mobil-bercorak-anime-di-


jepang.html).
Beberapa sumber juga mengatakan bahwa itasha juga memiliki arti mobil yang membuat
pemiliknya tersakiti karena malu dicap sebagai seorang otakuyang sempat dicap jelek karena
kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seorang otaku bernama Tsutomu
Miyazaki(http://obioto.blogspot.co.id/2011/06/pop-culture-itasha.html).Tapi dalam beberapa tahun

9
Universitas Sumatera Utara

terakhir kata-kata ini hanya dianggap sebuah permainan kata untuk menyatakan mobil yang
dihias dengan stiker dan accessories bertema anime, idola dan game, khususnya karakter
perempuan.

2.2

Sejarah Itashadi Jepang
Pada tahun 1980, Jepang mengalami kemajuan ekonomi yang sangat pesat, sehingga

banyak orang yang membeli mobil-mobil mahal dari luar negeri khususnya buatan Italia.Jalanjalan di Tokyo menjadi tempat pertunjukan parade mobil-mobil mewah impor dan mahal yang
dihias untuk memeriahkan parade tersebut.Mobil-mobil itulah yang kemudian diberi julukan

itasha atau Itaria-sha karena pada umumnya mobil-mobil mewah tersebut diimpor dari Italia.
Mobil-mobil tersebut kemudian menarik hati para otaku sehingga mereka mulai
mengikuti menghias mobil-mobil mereka menjadi itasha meski kebanyakan mereka tidak
menggunakan mobil buatan Italia, inilah yang menjadi awal mula umumnya istilah mobil itasha,
tidak hanya untuk mobil yang berasal dari Italia tapi lebih mengarah kepada kendaraan yang
dihias dengan gaya anime, game atau idola yang pada umumnya disukai oleh para otaku.
Menurut Bobby Pradoto dalam blognya, ia menuliskan bahwa pada awal tahun 1990-an
nama itasha sendiri pernah memiliki arti“mobil sakit”, dimana kata “sakit” disini diartikan
sebagai gambaran tentang kehidupan otaku yang sempat dianggap jelek oleh masyarakat Jepang
karena terjadinya tragedi pembunuhan berantai oleh seorang otakupsikopat bernama Tsutomu
Miyazaki (http://obioto.blogspot.co.id/2011/06/pop-culture-itasha.html). Hal tersebutlah yang
membuat itasha sempat redup dan ditinggalkan masyarakat pada tahun 1990-an.
Dalam sebuah blog otomotif, dijelaskan bahwa itasha mulai kembali terlihat pada tahun
2005 dan mulai kembali dilirik pada tahun 2007ketika pada eventComic Market 68 (Comicket)

10
Universitas Sumatera Utara

dipajang sebuah mobil dari eventAutosaloneyang berhiaskan tokoh dari sebuah visual novel.
Lalu sejak itu banyak bermunculan mobil-mobil itasha yang pada umumnya hanya muncul pada

acara-acara pameran.Dalam event internasional, pada Super GT Season 2008, studio GLAD
racing mengikutsertakan sebuah BMW Z4 dengan corak bergambar Hatsune Miku
(http://otomotif-1992.blogspot.co.id/2011/10/itasha-mobil-bercorak-anime-di-jepang.html).

2.3

Perkembangan Itasha di Jepang
Melihat dari sejarahnya, itasha mulai berkembang sejak diadakannya event Comic market

di Jepang pada awal abad 21. Laporan awal diketahui antara tahun 2005-2008 ketika mulai
maraknya budaya otaku di internet.
Pada tahun 2007, sebuah perusahaan otomotif Jepang membuat sebuah event bernama
Autosalone, merupakan event yang bertema itasha pertama kali yang diselenggarakan di Ariake,
Tokyo yang berdekatan dengan event Comic Market 68. Setelah berparade di event tersebut,
mobil-mobil itasha pun ikut meramaikan event Comic Market dan menjadi pusat perhatian
masyarakat yang menghadiri event tersebut.
Pada bulan Agustus 2008 di event tahunan Comic Market, pertama kalinya diadakan
perkumpulan itasha seluruh Jepang yang saat itu sudah mudah ditemukan dikota-kota besar
seperti Akihabara(Tokyo), Nipponbashi (Osaka), dan Oosu (Nagoya). Tidak hanya disekitar
Jepang saja, itasha kini sudah menyebar luas keseluruh penjuru dunia begitu juga dengan di

Indonesia.
Selain pameran mobil, perkembangan itasha juga merambah ke dunia balap.Dalam
beberapa tahun terakhir misalnya, banyak itasha yang ikut berpartisipasi dalam acara-acara balap
motorsport.Meskipun banyak diantara mereka yang hanya peserta amatir, tapi partisipasi

11
Universitas Sumatera Utara

itashayang meningkat biasanya diliput oleh banyak media.Beberapa pembalap yang
menggunakan itasha juga memiliki hasil yang mengesankan dalam partisipasinya, termasuk
memenangkan perlombaan individu atau bahkan pernah meraih juara umum.
Menurut Mulia dalam blognya http://wota-ku-archives.blogspot.co.id/2014/03/mengenal-lebihdekat-tentang-itasha.html, partisipasi itasha dalam acara professional motorsportdi Jepang dapat

dilihat pada awal tahun 2007, ketika sebuah mobil Mitsubishi Lancer Evolution VII yang
bertema Lucky Star dan The Melancholy of Suzumiya Haruhi di kelas balap dirt trial. Satu tahun
kemudian, studio “GLAD Racing” yang merupakan sebuah studio tuning khusus mobil BMW
mengeluarkan sebuah mobil BMW Z4 bertema tokoh vocaloid Hatsune Miku untuk mengikuti
balap kelas Super GT(All Japan Grand Touring Car Championship - JGTC) GT300. Mobil
tersebut adalah debut itasha pertama dalam perlombaan internasional yang berada di bawah
naungan FIA (Fédération Internationale de l'Automobile) yang merupakan asosiasi balap dan

modifikasi mobil internasional. Sejak itu itasha mulai dipakai oleh banyak tim balap yang
berbeda untuk mengikuti event-event balap motorsport di Jepang, seperti Super GT, Super
Taikyu, Japan Rally Championship, dan D1 Grand Prix. Dengan adanya itasha, corak warna
balapan menjadi lebih atraktif dan meriah.
Maraknya itasha di dunia balap kemudian seakan memberikan sebuah promosi kepada
halayak ramai tentang munculnya tren itasha di Jepang.Hal tersebutlah yang membuat itasha
kemudian menjadi fenomenal di kalangan masyarakat umum di Jepang.Di luar event, banyak
masyarakat yang membuat mobil pribadinya menjadi itasha.Itasha juga digunakan sebagai alat
promosi untuk anime, manga, atau game.Biasanya itasha dibuat oleh pemilik lisensi artwork,
produsen mobil, atau rumah produksi anime/game. Contohnya seperti Toyota Estima Chaos;
Head Noah, Lamborghini Gallardo MuvLuv, dan yang paling baru, Nissan Juke ver. Lagrange,

12
Universitas Sumatera Utara

yang mana Nissan sendiri merancang desain untuk seluruh mecha di Rinne no Lagrange
(http://wota-ku-archives.blogspot.co.id/2014/03/mengenal-lebih-dekat-tentang-itasha.html).
Saat ini, perkembangan itasha sudah masuk ke level yang tinggi, dimana kehadirannya
sudah hampir menyamai eksistensi cosplay dalam event-event Jepang bertema anime atau video
game. Itasha di Jepang sendiri memiliki komunitas yang cukup ramai, bisa kita lihat setiap

minggu kehadiran mereka di area parkir Akihabara Urban Development X. Setiap sabtu atau
minggu kita bisa melihat sekitar 20 sampai 30 mobil itasha, bahkan bisa mencapai 50 di hari-hari
besar

(http://en.rocketnews24.com/2014/05/02/every-weekend-is-an-itasha-car-show-at-

akihabaras-udx-parking-garage/).Di Jepang sendiri, saat ini sudah banyak event-event bertema
itasha yang diadakan setiap tahunnya seperti Autosalone, ItashaMatsuri, ItashaAwards dan lain
sebagainya (http://asianbeat.com/id/award/itasha_2015/).
2.4

Peran Otaku dalam Perkembangan Itasha di Jepang
Otaku memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perkembangan itasha di Jepang.Istilah

otaku sendiri sudah tidak asing lagi bagi masyarakat dewasa ini. Menurut Azuma dalam bukunya
“OTAKU: Japan’s Database – Animal”, ia menjelaskan bahwa otaku secara sederhana adalah
masyarakat yang sangat menyukai subculture yang berorientasi kepada anime, video game,
komputer, karakter fiksi, film, figure, dan lain sebagainya (Azuma, 2001: 3),.
Hubungan antara otaku dengan itasha sendiri sudah dimulai sejak awal keberadaan itasha.
Saat mobil yang berasal dari Italia mulai diparadekan dan dihias, para otaku ikut mengambil

peran dalam parade tersebut meski pada awalnya mereka hanya memberikan hiasan berbentuk
cutting stiker. Hiasan bertema anime dan video game adalah motif andalan mereka sejak
awal.Hiasan mencolok tersebut membuat itasha lebih mengarah kepada hal yang berbau budaya

13
Universitas Sumatera Utara

otaku, dimana mereka dikenal dengan kecintaan mereka terhadap hal-hal yang berbau anime,
video game dan lain sebagainya.
Saat budaya otaku redup pada tahun 1990-an yang disebabkan oleh tragedi pembunuhan
berantai oleh Tsutomu Miyazaki seorang otaku yang mengalami gangguan jiwa akibat depresi
dan gangguan kejiwaan akibat terpengaruh oleh anime dan manga, itasha pun sempat
menghilang. Menurut Azuma (2001: 5), pada saat itu sebagian media massa di Jepang membuat
pernyataan melakukan perlawanan terhadap budaya otaku yang sempat dianggap negatif karena
insiden tersebut.
Otaku juga berperan dalam kembalinya itasha ke masyarakat umum pada tahun 2000-an.
Munculnya itasha dalam event Comic Market 68 langsung menarik perhatian para otaku karena
event tersebut salah satu event yang wajib didatangi oleh para otaku melihat promosi anime dan
manga besar-besaran di dalamnya. Para otaku yang sebagian besar merupakan orang yang
berkecukupan secara finansial langsung mengikuti tren tersebut sebagai tanda cinta mereka

kepada karakter anime atau video game kesukaannya dan kembali membuat itasha menjadi
fenomenal di jalanan kota-kota besar di Jepang.
Meskipun sebenarnya banyak otaku yang hanya ikut-ikutan tren saat itasha muncul, tapi
mereka sukses membuat itasha menjadi fenomenal dan dikenal masyarakat luas di Jepang hingga
ke luar negeri.

2.5

Pengaruh Itasha dan Kaitannya dengan Pop Culture
KemunculanItasha memilki pengaruh yang cukup kuat di kalangan masyarakat Jepang,

khususnya para pecinta otomotif, otaku, dan para remaja Jepang yang mengikuti perkembangan
pop culture, hal itulah yang kemudian membuatnya menjadi fenomenal.Bagi kalangan

14
Universitas Sumatera Utara

masyarakat

umum


sendiri,

munculnya

fenomena

itashadi

Jepang

cukup

menarik

perhatian.Mobil-mobil yang dihias bertema anime langsung mencuri perhatian ketika berada di
jalan raya, apalagi saat mobil-mobil tersebut berparade di jalanan kota-kota besar atau muncul
dalam event.Keindahan dan keunikan mobil-mobil tersebut menjadi nilai plus yang dilihat oleh
masyarakat luas, banyak diantara masyarakat yang kemudian penasaran dan langsung mencari
tahu tentang fenomena baru tersebut.

Bagi kehidupan masyarakat Jepang sendiri, beberapa pengaruh yang ditimbulkan oleh
munculnya tren itashaadalah:
1. Meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap otomotif. Semenjak munculnya
itasha di event-event otomotif, jumlah pengunjung meningkat, beberapa diantara
mereka datang ke event karena tertarik untuk melihat keindahan dan keunikan
pameran mobil-mobil itasha, contohnya pada Fukuoka Motor Show jumlah
pengunjung mencapai 147.000 orang pada tahun 2015, meningkat dari tahun-tahun
sebelumnya (http://asianbeat.com/en/award/itasha_2015/).
2. Memberikan promosi terhadap budaya pop di Jepang. Manga, anime, videogame dan
lain sebagainya telah menjadi budaya pop yang sangat terkenal di Jepang. Hampir
semua orang tahu, mulai dari anak kecil, dewasa, sampai orang tua pada umumnya
tahu tentang budaya pop tersebut. Kemunculan itasha di Jepang memberikan promosi
yang cukup besar terhadap anime atau video game yang menjadi tema hiasannya.
Masyarakat yang melihat gambar yang menarik pada sebuah itasha bercorak anime
biasanya langsung penasaran dan mencari tahu tentang anime tersebut, hal ini juga
yang membuat banyak perusahaan yang memproduksi anime atau video game bekerja
sama dengan perusahaan otomotif untuk mengeluarkan mobil itasha bertema

15
Universitas Sumatera Utara

animeatau video game yang ingin mereka promosikan sebagai salah satu ikon yang
mereka

pamerkan

saat

event

(http://wota-ku-

archives.blogspot.co.id/2014/03/mengenal-lebih-dekat-tentang-itasha.html).
3. Memberikan promosi terhadap produk otomotif. Beberapa perusahaan mobil di
Jepang, bekerja sama dengan perusahaan produksi anime dan video game untuk
mempromosikan produknya secara massal dengan cara membuat versi itasha dari
produk yang akan dijualnya di pasaran, beberapa contohnya terlihat dalam event
Nagoya Auto Tren pada tahun 2009, ada Chevrolet Corvette bertema Phantom of
Inferno, Mini Cooper bertema Melonbooks, dan Toyota Estima bertema Chaos; Head
dipertunjukkan perusahaannya masing-masing (http://brahmantyodas.blogspot.co.id/).
Belakangan ini Pabrikan mobil Subaru yang sedang kencang-kencangnya melakukan
promosi mobil dengan anime dan itasha. Selain itu Toyota juga pernah bekerja sama
dengan seri Gundam untuk membuat itashaChar’s Auris,lalu ada Nissan yang bekerja
sama dengan One Piece untuk membuat mobil Nissan Serena bertema itashaOne
Piece

sebagai

promosi

untuk

produk

tersebut

(http://jurnalotaku.com/2015/02/21/nissan-berkolaborasi-dengan-one-piece-untukmembuat-nissan-thousand-serena/).
4. Menjadikan otaku sebagai budaya yang umum di Jepang. Budaya otakuyang
sebelumnya pernah menjadi budaya yang kurang disukai dan dijauhi masyarakat di
Jepang kini mulai menyebar dan menjadi budaya yang umum setelah munculnya tren
itasha. Para otaku yang dulunya banyak menjauhi kehidupan sosial dan jarang
menampakkan diri di masyarakat kini sudah mulai bergaul dan menampakkan diri.
Banyak diantara para otaku yang memiliki itasha kemudian bergabung dengan

16
Universitas Sumatera Utara

komunitas itasha dan sering keluar rumah untuk memamerkan mobil itasha-nya di
jalanan dan di event-event(http://tdworkgroup.blogspot.co.id/2014/08/mobil-penuhwarna-itasha.html).
5. Menunjukkan kreatifitas dan ide kedalam sebuah hobby yang bermanfaat. Pembuatan
itasha membutuhkan kreatifitas tinggi dan juga ide dalam skill modifikasi mobil, hal
tersebut

juga

yang

membuatnya

terlihat

unik

(http://nadianutami.blogspot.co.id/2015_04_01_archive.html).

Selain

dan

indah

bermanfaat

dalam keindahan, itasha juga memberikan manfaat ekonomi bagi pembuatnya,
beberapa bengkel otomotif di Jepang membuat itasha sebagai lahan bisnis untuk
menjual produk-produk mereka. Banyak juga pemuda di Jepang yang membuat
itasha untuk memenangkan kontes dan penghargaan dalam event itasha di Jepang,
salah satu event resmi kontes itasha adalah Fukuoka Motor Show; Itasha Award yang
diadakan

setiap

tahunnya

di

Hakata,

Fukuoka

(http://asianbeat.com/en/award/itasha_2015/).
6. Membuat dunia balapan menjadi lebih berwarna. Jika sebelumnya bagi sebagian
orang balap adalah salah satu olahraga yang membosankan, keikutsertaan itasha
menjadi daya tarik dan pemberi warna baru di dunia balap. Sebagai pecinta anime
atau video game, melihat karakter anime atau game yang disukai berada di lintasan
balap adalah sebuah hal yang menarik dan membanggakan, dan membuatnya menjadi
seru (http://brahmantyodas.blogspot.co.id/).

Banyaknya pengaruh yang ditimbulkan oleh tren itasha, tidak jauh dari perannya sebagai
salah satu pop culture yang masih terbilang baru di masyarakat.Pop culture sendiri telah menjadi

17
Universitas Sumatera Utara

budaya yang sangat diterima di dalam kehidupan masyarakat, bahkan dewasa ini perkembangan
pop culture sangat cepat hingga bisa menggeser keberadaan budaya asli yang lebih dahulu
ada.Tapi apakah makna dari pop culture itu sendiri? Menurut Storey (2006: 15), pop culture
memiliki beberapa definisi. Definisi kuantitatif, yaitu budaya yang dibandingkan dengan budaya
luhur yang lebih disukai. Definisi lain menjelaskan pop culture sebagai budaya massa atau
budaya autentik masyarakat. Storey juga mengatakan bahwa pop culture adalah budaya baru
yang melewati batas-batas kebudayaan dan menekankan pada kekuatan dan relasi yang
menopang perbedaan-perbedaan tersebut seperti misalnya sistem pendidikan.Dari beberapa teori
yang dijelaskan oleh Storey penulis mengambil kesimpulan bahwa pop culture adalah budaya
baru yang lebih disukai masyarakat daripada budaya luhur atau budaya terdahulu yang telah
berkembang di masyarakat.
Banyaknya pop culture yang berkembang di Jepang memiliki keterkaitan erat dengan
munculnya itasha. Beberapa diantaranya yang sering disebutkan adalah anime, manga, video
game, idoling, fashion, cosplay bahkan musik pop Jepang. Tema dalam membuat itasha dewasa
ini telah masuk ke level yang sangat tinggi dimana tidak hanya anime atau video game saja yang
menjadi acuan, tapi sudah meluas ke pop culture lain seperti yang disebutkan di atas.
Kemunculan itasha sendiri tidak jauh dari peran anime sebagai salah satu pop culture yang
paling diminati masyarakat di Jepang. Gaya dalam pembuatan itasha juga banyak yang
mengikuti gayafashion anak muda di Jepang, seperti cosplay dan gaya berpakaian ala yankee
atau biasa disebut bosozoku. Itasha dengan gayabosozoku telah menjadi salah satu yang paling
diminati

di

Jepang,

khususnya

bagi

mobil

berjenis

van

atau

minibus

(http://jurnalotaku.com/2013/12/29/itasha-sakit-di-jepang-dekorasinya-bukan-main-main/).

18
Universitas Sumatera Utara

2.6

Event-Event Itasha di Jepang
Sejak munculnya itasha dalam event Comic Market yang sebenarnya merupakan mobil

yang dipajang dari event Autosalone yang saat itu diadakan berdekatan dengan Comic Market,
event-event yang didatangi oleh itasha di Jepang semakin banyak. Dalam setahun saja terhitung
ada banyak event yang diramaikan oleh itasha, berikut adalah beberapa contohnya;
1. Autosalone, merupakan event resmi pertama itasha yang dibuat oleh perusahaan
hiasan mobil yang diadakan di dekat event Comic Market yang berlokasi di Ariake,
Tokyo. Mobil itasha yang berkumpul di event ini kemudian dibawa ke event Comic
Market untuk dipamerkan disana. Event Autosalone diadakan setiap tahun sejak
Agustus 2007 (https://tokiotours.wordpress.com/tag/comiket/). Sejak saat itu selain
mengadakan event sendiri, pihak penyelenggara Autosalone sering bekerjasama
dengan penyelenggara event lain di Jepang untuk memasukkan itasha sebagai salah
satu ikon yang dipamerkan dan dilombakan dalam event.
2. Comic Market, adalah event pop culture di Jepang yang mempertunjukkan beragam
pop culture yang diminati oleh para otaku, seperti manga, anime, figure, dan kini
sudah diikuti oleh itasha. Comic Market diadakan pertama kali di gedung Nissho
Hall, Toranomon, Tokyo pada 21 Desember 1975. Event yang dalam setahun
diadakan dua kali ini mulai menyelenggarakan pameran itasha sejak tahun 2007
higga sekarang (https://tokiotours.wordpress.com/tag/comiket/). Meski itasha bukan
ikon utama yang ditonjolkan dalam event ini, tapi kehadiran itasha sendiri
memberikan kontribusi yang cukup besar, serta menambah minat masyarakat Jepang
untuk hadi di acara festival komik terbesar di Jepang ini.

19
Universitas Sumatera Utara

3. Ita G Festa, merupakan event pameran itasha terbesar di Jepang yang
diselenggarakan sejak november 2008 dan diadakan setiap setahun sekali. Pertama
kalinya diselenggarakan, event ini diramaikan oleh sekitar 500 mobil itasha dan terus
meningkat setiap tahunnya. Diberitakan ada sekitar 1.000 unit mobil yang
berpartisipasi pada tahun 2012 yang diadakan di Odaiba, Tokyo (http://jcul.com/pameran-itasha-terbesar-the-6th-ita-g-festa/). Dalam event ini juga dijual
berbagai macam stiker dan aksesoris untuk siapa saja yang ingin membuat mobilnya
menjadi itasha seperti yang diinginkan (https://www.akibanation.com/temukanmobil-anime-impian-anda-di-8th-ita-g-festa-odaiba/).

Dalam

event

ini

juga

perusahaan pabrikan mobil Jepang memamerkan produknya untuk dijual ke pasaran,
salah satu contohnya adalah Toyota yang mempromosikan dua unit mobilnya (Toyota
86

dan

Toyota

Aqua)

dengan

tema

Love

Live!

(http://jurnalotaku.com/2013/09/23/toyota-mempelihatkan-itasha-resmi-love-livesaat-acara-itasha-g-festa/).
4. Fukuoka Motor Show – Itasha Awards. Fukuoka Motor Show sendiri adalah event
tahunan pameran mobil yang diselenggarakan di daerah Fukuoka. Pada awalnya
itasha hanya mendapatkan tempat untuk pameran dalam event ini, tapi kemudian
setelah bekerjasama dengan Automobile, pihak penyelenggara kemudian menyetujui
agar itasha dimasukkan sebagai salah satu kategori yang dilombakan sejak tahun
2014

dan

dilanjutkan

ke

tahun

berikutnya

pada

desember

2015

(http://asianbeat.com/en/award/itasha_2015/).
5. Himetama Itasha Festa, adalah salah satu festival itasha terbesar di Jepang yang
diadakan di Ashikaga, prefektur Togichi setiap tahunnya. Pada event ini itasha dan

20
Universitas Sumatera Utara

cosplay digabung dalam satu event dan orang-orang bercosplay sesuai dengan
karakter

yang

ada

pada

mobil

itasha

(http://minkara.carview.co.jp/userid/260436/blog/31489668/). Pada tahun 2014 event
ini diramaikan oleh sekitar 300 unit mobil itasha dari seluruh Jepang.
6. Fuyu no Rajikan Matsuri 2012, adalah sebuah festival musim dingin yang
diselenggarakan pada 23 dan 24 desember 2012 di Akihabara, Tokyo. Pada festival
ini itasha menjadi ikon utama yang dipertunjukkan. Pemilik itasha diharuskan
membayar uang senilai 6.000 yen untuk memamerkan mobil itashanya di pameran
ini. Dengan banyaknya cosplayer yang datang juga, para pemilik itasha banyak yang
mengabadikan mobil mereka dengan cosplayer yang sesuai dengan tema karakter
yang

ditunjukkan

pada

mobil

itashanya

dengan

kamera

(http://www.japantrends.com/christmas-itasha-otaku-anime-cars-akihabara).
Selain dari event yang telah disebutkan di atas, itasha juga sering ikut dalam event-event
balap seperti Super GT, Dirt Trial, Drifting Race D1 Grandprix dan lain sebagainya.Tapi
kehadiran itasha sebagai peserta bukanlah ikon utama dalam event balap tersebut.Meski ada juga
orang yang hadir untuk menyaksikan penampilan itasha di dalam dunia balap, tetapi keberadaan
itasha disini hanya sebagai peserta dan bukan ikon yang dipertunjukkan.

2.7

Komunitas Itasha
Ramainya pengguna itasha di Jepang membuat para pemilik mobil cantik ini sering

berkumpul dan membuat komunitas.Beberapa pemilik itasha di Jepang memang sering
berkumpul sebagai sesama pemilik itasha ataupun sebagai sesama otaku. Berbeda dengan
komunitas-komunitas di negara lain, di Jepang sendiri tidak ada komunitas yang dibuat secara

21
Universitas Sumatera Utara

resmi dan terbuka secara umum. Beberapa komunitas itasha yang kita lihat bahkan ketika
ditanyai tidak mengakui adanya komunitas diantara mereka.Perkumpulan mereka sendiri hanya
dianggap sebagai teman satu hobby dan tidak ada kepengurusan didalamnya. Jika di Indonesia
sendiri saat ini telah ada beberapa komunitas itasha, misalnya Itasha Medan atau Itasha
Bandung, di Jepang tidak mengenal istilah seperti itu. Hanya saja terkadang kita bisa lihat
perbedaan mencolok salah satu komunitas itasha dengan yang lainnya adalah soal jenis atau
pemilihan mobil yang dibuat menjadi itasha. Misalnya adalah komunitas itasha yang khusus
menggunakan mobil berjenis van, maka mereka akan berkumpul dengan sesama pemilik itasha
berjenis van dibanding dengan pemilik itasha yang berjenis sedan atau mobil jenis lainnya
(http://penulispro.com/di-jepang-modifikasi-mobil-keren-jadi-sasaran-anime-itashanamanya/28011/).
Meskipun tidak ada komunitas resmi itasha di Jepang, sering terlihat perkumpulan itasha
yang berkumpul di kota-kota besar seperti Akibahara (Tokyo), Nipponbashi (Osaka), dan Oosu
(Nagoya).Di Akihabara sendiri Lapangan parkir gedung Akihabara Urban Development X telah
menjadi tempat khusus berkumpulnya mobil-mobil itasha setiap akhir minggu.Secara tidak
disadari telah terbentuk sebuah komunitas itasha di tempat tersebut walaupun para anggotanya
tidak menganggap hal tersebut adalah komunitas yang resmi.

22
Universitas Sumatera Utara