Kehidupan Yanki di Jepang ‘’Nihon De No Yanki No Seikatsu’’

(1)

‘’N L PRO U KEHIDUP NIHON DE K LIA MONI OGRAM ST FAKUL UNIVERSI PAN YAN NO YANK KERTAS K Dikerjak O L E H ICA OCTA 0922030 TUDI BAH LTAS ILM ITAS SUM MEDA 2012

KI DI JEP KI NO SEIK KARYA kan AVIANA SA 016 HASA JEPA MU BUDAY MATERA U AN 2 ANG KATSU’’ ARAGI ANG D-III YA UTARA I


(2)

Kertas ka Fakultas I salah satu

Pe

M. Puji NIP. 1969

“N

arya ini diaj Ilmu Buday

syarat kelu

L

embimbing

iono, SS, M 91011 2002 PRO U KEHIDUP NIHON DE K jukan kepa ya Univers ulusan Diplo LIA MONI N g, M.Hum 12 1 001

OGRAM ST FAKUL UNIVERSI PAN YAN NO YANK KERTAS K ada panitia sitas Sumat oma III dala Dikerjak

OLEH

ICA OCTA NIM : 0922

TUDI BAH LTAS ILM ITAS SUM MEDA 2012

KI DI JEP KI NO SEIK KARYA

ujian progr tera Utara am bidang B

kan H AVIANA SA 203016 Drs. E NIP HASA JEPA MU BUDAY MATERA U AN 2 ANG KATSU” ram pendid Medan, un Bahasa Jepa ARAGI Pemb Eman Kusd P. 19600919 ANG D-III YA UTARA dikan Non-ntuk melen ang. baca, diyana, M.H 9 198803 1 0

I

Gelar gkapi

Hum 001


(3)

PENGESAHAN

Diterima Oleh

Panitia ujian program pendidikan Non – Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, MA NIP. 19511013 197603 1 001

Panitia Ujian :

No. Nama Tanda Tangan

1. Zulnaidi, SS. M.Hum ( )

2. M. Pujiono. SS. M.Hum ( )


(4)

Disetujui oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi DIII Bahasa Jepang Ketua Program Studi

Zulnaidi, SS, M.Hum


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, sebagai syarat untuk memenuhi ujian akhir Diploma III Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Kertas Karya ini berjudul

Penulis menyadari bahwa apa yang telah tertulis dalam kertas karya ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun penulisan. Demi kesempurnaan, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk ke arah perbaikan.

Dalam kertas karya ini penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang cukup bernilai harganya. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih sebesarnya-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, MA , selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi, S.S, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak M. Pujiono, S.S, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.


(6)

5. Seluruh staf pengajar pada program studi Bahasa Jepang, yang dengan ikhlas memberikan bimbingan dan pengarahan kepada Penulis selama menjadi mahasiswa.

6. Dari semuanya, yang teristimewa buat orangtua, ayahanda Jucky Saragi dan ibunda Bertha Situmorang, yang telah memberikan semangat, dukungan, materi, doa, serta kasih sayang yang begitu besar kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan baik. Juga terimakasih buat adik-adik saya Anggita Sondang Melinda dan Jeremiah Jordy.

7. Buat Opung, Maktua, Paktua, Aunty Tonggo, Uda Seto, Aunty Tina, Aunty Riris, Aunty Sena, bang Tumpal, Kak Friska, Kak Dessy yang selalu menyemangati penulis.

8. Buat sahabat-sahabat saya Epank si Singset, Kokom si Mama Dedeh, Sai cucunya nenek, Si Cantik Nanank, Indah si Biduan, Riri Buu beserta pacar, Jejek, Faisaru anak muda India, Ndut, Winda Aulia yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

9. Buat sahabat terbaik saya, Olivia Regina, Meyta Nararya, Kharina Loysa, Beby Fatmawati, Andriani Utari, Sari Yuslia, Gabe Putra, terimakasih buat semangat kalian dari jauh. Dan juga buat anak-anak The Lajang, Anjo, Faisal Mufadlis, Ervan, Danu, Putri, Bewok, dll. 10.Buat kakak pertama Martin, kakak kedua Ego Gaga, dan anak angkat

Titin, kalian yang meng-gila-kan otak saya dalam menulis kertas karya ini.


(7)

11.Buat kakanda alumni se-Hinode, bang Angga, bang Fillio, bang Rama, bang Andre, bang Bobby, dan kakanda alumni yang lainnya atas saran-saran dan dukungan kepada penulis.

12. Buat Bayu Samudera, yang memberi semangat dari awal kuliah sampai penulisan kertas karya ini. Buat Ade Surya, yang sedang berjuang juga buat masa depannya di Osaka, terimakasih buat semangatnya.

13. Terkhusus buat Teguh Primanto atas dukungan dan semangatnya kepada penulis selama ini.

Medan, Juni 2012 Penulis

(LIA MONICA OS) NIM: 092203016


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Metode Penulisan ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM KEHIDUPAN YANKI DI JEPANG ... 5

2.1 Pengertian Yanki ... 5

2.2 Jenis-Jenis Yanki dalam Kehidupan di Jepang... 22

2.3 Pergaulan Yanki di Jepang ... 29

BAB III PERKEMBANGAN YANKI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DI JEPANG ... 31

3.1 Perkembangan Jaringan Yanki dalam Keluarga Yakuza di Jepang ... 31

3.2 Pengaruh Yanki dalam Kehidupan Sosial di Jepang ... 34

3.3 Dampak Positif dan Negatif yang Ditimbulkan dengan adanya Yanki di Jepang ... 35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

4.1 Kesimpulan ... 37

4.2 Saran ... 38


(9)

ABSTRAK

Di era globalisasi saat ini, masalah sosial yang terjadi pada masyarakat semakin beragam. Salah satu masalah sosial yang banyak terjadi adalah kenakalan remaja. Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa. Di negara-negara maju juga terdapat kenakalan remaja seperti negara Jepang. Jepang merupakan negara maju dan tingkat kenakalan remaja nya menjadi masalah sosial yang cukup serius untuk ditangani. Bahkan, remaja di Jepang melakukan lebih dari setengah kejahatan dalam kurun waktun sepuluh tahun belakangan ini. Kenakalan dan kejahatan yang terjadi pada remaja-remaja di Jepang terjadi bukan hanya karena satu motivasi melainkan berbagai macam motivasi. Salah satu kelompok kenakalan remaja di Jepang adalah Yanki. Yanki di Jepang cukup mempengaruhi remaja-remaja tersebut melakukan tindak kenakalan yang menyimpang dari kehidupan remaja lainnya.

Yanki merupakan salah satu kelompok kenakalan remaja yang ada di Jepang. Istilah ini dipakai untuk kenakalan remaja SMU yang bermasalah di sekolah. Remaja-remaja yang termasuk dalam Yanki sering melakukan kejahatan baik di sekolah ataupun lingkungan masyarakat.

Ciri-ciri Yanki adalah sebagai berikut : 1. Bolos sekolah


(10)

3. Tawuran

4. Menghirup thinner 5. Merokok

6. Pecandu narkoba 7. Geng motor atau mobil 8. Seks bebas

9. Tatto

Jenis-jenis Yanki memiliki ciri khas tertentu dalam berpenampilan yaitu:

1. Bosozoku

Seorang Jepang dalam subkultur yang berkaitan dengan klub sepeda motor atau klub mobil. Aktivitas lain adalah shinai Boso (市内暴走) adalah kebut-kebutan di jalanan kota, tidak biasanya untuk balap jalanan tetapi lebih untuk thrills. Para pengendara sepeda motor akan berjalan gerbang tol tanpa berhenti dan akan mengabaikan upaya polisi untuk menahan mereka.

2. Sukeban

Sukeban (スケ ン/女番/スケ番 ) berarti gadis nakal atau perempuan bos di Jepang, setara dengan laki-laki banchō . Kamus bahasa gaul

Jepang mengatakan bahwa Sukeban hanya mengacu pada pemimpin


(11)

Para penanda umum Sukeban (dijelaskan oleh polisi Jepang di tahun 1980-an pamflet sebagai "pertanda-pertanda dari kejatuhan") meliputi cerah dicelup atau dikeriting rambut, dan modifikasi dariseragam sekolah seperti memakai kaus kaki berwarna, menggulung lengan dan pemanjangan rok. Sukeban dapat terlibat dalam kegiatan seperti menghirup lem, penggunaan stimulan, mengutil, pelacuran pencurian, dan kekerasan.

3. Bancho

Banchō (番长) dapat merujuk ke salah satu posisi pemerintah selama periode ritsuryo, atau pemimpin dari kelompok penjahat .

Di Jepang pada abad ke-20, istilah ini mengacu pada pemimpin anak-anak

nakal di sekolah menengah dan tinggi. Kata itu berasal dari tōbanchō (当番长

), istilah untuk posisi di mantan tentara Jepang. Banchō wanita disebut Sukeban (スケ番). Banchō yang memerintah beberapa sekolah dan memiliki kontrol dari banchō lain disebut sōban (総番), dan di sekolah dasar dan bawah disebut gakitaishō ( 大将).

Tempat berkumpul anak-anak Yanki biasanya di klub-klub malam. Mereka bergaul dengan kelompok mafia di Jepang yang disebut Yakuza.

Tempat bergaul anak-anak Yanki lainnya yaitu Pachinko ( チンコ) . Pachinko adalah permainan asal Jepang yang menggunakan mesin judi. Pachinko sangat digemari oleh masyarakat Jepang terutama anak-anak Yanki.

Yanki sangat erat kaitan nya dengan yakuza karena kebanyakan dari anggota yakuza memiliki anak remaja yang masuk dalam kelompok Yanki.


(12)

Yakuza dari (やくざ atau ヤクザ) atau Gokudō (極道) adalah nama dari sindikat terorganisir di Jepang. Organisasi ini sering juga disebut mafia Jepang, karena ada kesamaan dengan bentuk organisasi yang asalnya dari Italia tersebut.

Dan bukan menjadi hal yang mengherankan hubungan antara Yanki dan yakuza, karena hubungan di dalam keluarga masing-masing yakuza pun sangat erat. Anak-anak dari kelompok yakuza tersebut pun ada yang dididik untuk menjadi yakuza generasi berikutnya dan dalam keluarga masing-masing ditanamkan bagaimana menjadi seorang yakuza profesional.

Karena remaja-remaja Yanki ini dominan nya adalah anak dari anggota yakuza, mereka pun tak lekang dari olok-olok masyarakat Jepang lainnya. Pengaruh ini terjadi diakibatkan oleh yakuza yang terkadang di anggap meresahkan masyarakat. Setiap kelompok, komunitas, ataupun subkultur seperti yanki pasti memiliki dampak positif dan negatif. Adapun dampak positif yang ditimbulkan dengan adanya Yanki antara lain :

1. Keberagaman subkultur dalam masyarakat Jepang.

2. Dapat mempelajari setiap kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam remaja Yanki.

Dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya Yanki yaitu :

1. Cemoohan dari pihak-pihak tertentu yang tidak menerima adanya kehadiran Yanki dalam kehidupan Jepang.

2. Kekerasan fisik dan kekerasan batin yang dialami pada Yanki tersebut. 3. Kekerasan seks akibat dari seks bebas yang erat kaitan nya dengan


(13)

4. Perlakuan yang tidak adil dari masyarakat pada remaja Yanki tersebut. 5. Tekanan dari para lintah darat yang menagih hutang pada Yanki akibat dari

orangtua nya yang beranggotakan yakuza.

6. Diskriminasi dalam lingkungan sekolah atau pergaulan.

7. Remaja dapat terjerumus ke hal-hal negatif yang ada dalam kehidupan Yanki.

Kelompok Yanki yang ada di dalam masyarakat, memiliki dampak positif dan negatif. Kita sebagai remaja sebaiknya dapat memilih dampak positif dari kegiatan Yanki tersebut.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Di era globalisasi saat ini, masalah sosial yang terjadi pada masyarakat semakin beragam. Salah satu masalah sosial yang banyak terjadi adalah kenakalan remaja. Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa. Lalu menurut Kartono (ilmuwan sosiologi) mengemukakan bahwa kenakalan remaja merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh salah satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya mengembangkan bentuk perilaku menyimpang. Hampir semua budaya memiliki transisi dari masa kanak-kanak sampai dewasa. Di sebagian besar negara industri sekarang, transisi ini berkisar antara singkat atau hampir tidak ada. Hal ini diyakini bahwa ditarik keluar dari masa transisi kanak-kanak menuju dewasa dimana mereka harus mendefinisikan identitas dan tempat di dunia, dan mereka melakukan kenakalan sebagai bentuk dari masa transisi tersebut. Banyak kenakalan yang terjadi itu pada usia belasan karena pemikiran serta pengendalian diri masih labil dalam hal ini.

Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan


(15)

masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya.

Di Indonesia sendiri, banyak remaja-remaja yang terjerumus pada masalah sosial tersebut. Hal yang paling nyata terlihat yaitu sebagai contoh di kota Medan. Banyak remaja-remaja yang tergabung dalam komunitas geng motor yang bersifat negatif. Misalnya dengan kebut-kebutan di jalanan, mencuri, dan lain sebagainya yang meresahkan masyarakat.

Di negara-negara maju juga terdapat kenakalan remaja seperti ini, sebagai contoh negara Jepang. Jepang merupakan negara maju yang tingkat kenakalan remaja nya pun merupakan masalah sosial yang cukup serius untuk ditangani. Bahkan, remaja di Jepang melakukan lebih dari setengah kejahatan dalam kurun waktun sepuluh tahun belakangan ini. Kenakalan dan kejahatan yang terjadi pada remaja-remaja di Jepang terjadi bukan hanya karena satu motivasi melainkan berbagai macam motivasi. Salah satu kelompok kenakalan remaja di Jepang adalah Yanki. Yanki di Jepang cukup mempengaruhi masyarakat yang ada. Yanki merupakan salah satu subkultural yang ada di Jepang dimana remaja-remaja tersebut


(16)

melakukan tindak kenakalan yang menyimpang dari kehidupan remaja lainnya. Yanki lebih tertuju pada remaja-remaja yang melakukan ciri antara lain yaitu : tindik tubuh, tatto, narkoba, seks bebas, tawuran, dan geng motor atau mobil.

Dengan adanya masalah sosial seperti kenakalan remaja di Jepang (Yanki) seperti ini, penulis sangat tertarik untuk membahas masalah ini sehubungan dengan mahasiswa merupakan usia yang di golongkan remaja. Maka “Kehidupan Yanki di Jepang” penulis jadikan sebagai judul kertas karya.

1.2Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk lebih mengenal asal usul Yanki yang ada di Jepang.

2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan setiap pembaca dan penulis tentang kenakalan remaja (Yanki) yang ada di Jepang.

3. Untuk menjadi salah satu acuan bagi remaja Indonesia tentang dampak buruk dari kenakalan remaja (Yanki) yang ada di Jepang.

1.3Pembatasan Masalah

Dalam Kertas Karya ini penulis membahas mengenai gambaran umum tentang kehidupan Yanki, jenis-jenis Yanki, perkembangan kehidupan Yanki yang ada di Jepang, dan dampak positif dan negatif dengan adanya Yanki di Jepang.


(17)

1.4Metode Penulisan

Dalam kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan, yaitu metode mengumpulkan data atau informasi dengan membaca buku, serta menggunakan internet. Selanjutnya data dibahas dan dirangkum untuk kemudian dideskripsikan ke dalam kertas karya ini.


(18)

BAB II

GAMBARAN UMUM KEHIDUPAN YANKI DI JEPANG

2.1 Pengertian Yanki

Yanki merupakan salah satu subkultural yang ada di Jepang. Istilah ini dipakai untuk kenakalan remaja yang terjadi di Jepang, biasanya remaja SMU yang bermasalah di sekolah. Remaja-remaja yang termasuk dalam Yanki sering melakukan kejahatan baik di sekolah ataupun lingkungan masyarakat.

Ciri-ciri Yanki adalah sebagai berikut : 1. Bolos dari Sekolah

Bolos sekolah merupakan salah satu kenakalan yang biasa terjadi pada remaja yang masih bersekolah. Biasanya remaja-remaja Yanki ini bolos dari sekolah. Atau biasanya mereka pergi dari rumah tapi tidak ke sekolah melainkan pergi ke tempat-tempat tongkrongan ataupun melakukan kenakalan-kenakalan lainnya.

2. Tindik Tubuh

Sejarah tindik tubuh berasal dari berbagai budaya dan tindikan yang berbeda memiliki warisan yang berbeda dan latar belakang. Tindikan hidung pertama kali ditemukan di Timur Tengah sekitar 4.000 tahun yang lalu. Tindik lidah pertama kali dipraktekkan sebagai bagian dari ritual suku Aztec Kuno, Maya, Kwakiutul, dan suku-suku Tlinglit. Ritual ini dilakukan untuk mengambil darah yang dipersiapkan untuk para dewa. Telinga merupakan jenis tindik yang paling umum dan sudah sejak lama ada. Ada juga ditemukan di Otzi, pria itu ditemukan membeku dalam


(19)

gletser. Dia menusuk telinga yang tela direntangkan 7-11 milimeter. Kemudian suku percaya bahwa setan bisa memasuki tubuh melalui telinga, sehingga mereka percaya menindik akan membuat mereka berontak karena logam. Anehnya, ada sebuah penindikan yang tidak kembali ke budaya kuno, yaitu menindik pusar. Tindik pusar baru-baru dipergunakan dan sudah sangat umum dan terjadi pada wanita atau pria.

Tindik tubuh merupakan suatu bentuk modifikasi tubuh dengan cara menusuk atau memotong bagian dari tubuh manusia. Beberapa orang memiliki alasan tersendiri untuk menindik tubuih mereka, antar lain : a. Mengekspresikan individualitas mereka

b. Estetika nilai

c. Alasan agama/spiritual

d. Merebut kembali bagian tubuh dari kenangan penyalahgunaan e. Menyoroti area tubuh tertentu

f. Meningkatkan kenikmatan seksual

Di Jepang sendiri, tindik tubuh merupakan hal yang sudah banyak terlihat. Terkhusus pada kelompok remaja yanki, mereka dominan menindik tubuh nya di area-area tertentu.

Eizo Mamiya, pelopor tindik tubuh di Jepang dan pemilik salah satu studio di Tokyo. Dia telah berkelana di seluruh dunia dengan modifikasi tubuh serta terndsetter penerbitan Jepang Ryoichi Maeda dari Nyan Club. Dia terus membawa gaya tindik terbaru dan praktek modifikasi ke Jepang. Eizo Mamiya lahir tahun 1957, ia mengambil jurusan kimia ketika kuliah. Dia punya keinginan berbeda dan banyak kesempatan untuk pergi ke luar


(20)

negeri dan alam yang membawanya pergi ke dunia tindik tubuh. Awalnya dia memiliki pengetahuan fragmentasi tindik tubuh dan ia pun mencobanya sendiri. Dia terus mencoba dari mulai yang mudah hingga yang sulit, ia terus melakukan eksperimen tindik tubuh pada diri sendiri. Ketika tindik tubuh masuk ke Jepang, hal tersebut tidak menyebar secara bertahap, melainkan menyebar dengan cepat. Kaum gay (homoseksual), fetish (ilmu hitam), SM Mania-Jepang, kaum Yakuza, termasuk Yanki, dan mereka lebih mengikuti gaya Eropa. Di Jepang, tindik tubuh adalah hal yang normal karena telah menyebar ke pelosok daerah. Di Jepang tidak ada orang yang tidak tahu mengenai tindik tubuh dan ini menjadi bagian dari kehidupan normal.

Oleh karena itu, karakteristik Jepang salah satunya tindik tubuh sudah diterima di masyarakat sebagai hal yang normal. Sekelompok kecil Jepang memiliki tindikan di wajah mereka, tapi mereka tidak dianggap se-aliran dan sering dipandang rendah oleh mayoritas. Penggemar Visual Kei di Jepang pun cenderung menindik tubuh sebagai sesuatu yang mereka puja, bukan demi individualitas. Meskipun tindik tubuh cukup modern dan memiliki sejarah relatif singkat di Jepang, tetapi terlihat semakin hari semakin banyak individu atau pemuda Jepang yang memodifikasi tubuh dengan tindik. Tindikan cukup umum saat ini di Jepang, hal ini pun sangat dipengaruhi oleh budaya barat. Maka dari itu, tindik tubuh merupakan hal yang sudah biasa ditemui khususnya pada kehidupan Yanki.


(21)

3. Tawuran

Tawuran adalah istilah yang sering digunakan masyarakat, khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau rumpun masyarakat. Penyebab tawuran biasanya beragam, mulai dari hal sepele sampai hal-hal yang menjurus pada tindakan bentrok. Tawuran yang terjadi pada kelompok Yanki di Jepang ini biasanya terjadi karena permasalahan antar kelompok atau komunitas. Mereka berpakaian rapi, biasanya satu lawan semua, dan juga mereka tanpa menggunakan senjata apapun alias tangan kosong. Biasanya ketika tawuran, salah satu anggota Yanki akan beradu dengan banyak massa dari lawan nya. Mereka semua saling mendukung hingga titik darah penghabisan.

4. Menghirup Thinner

Thinner merupakan pelarut yang digunakan dalam lukisan atau dekorasi. Biasanya digunakan untuk pengencer cat minyak dan membersihkan kuas. Namun thinner memiliki bau yang khas sehingga ada beberapa orang yang menyukai bau khas dari thinner tersebut. Biasanya anak-anak Yanki menghirup thinner di jalanan, mereka bahkan kecanduan dengan menghirup cairan campuran cat tersebut. Mereka mengganggap bahwa menghirup thinner dapat membuat pikiran tenang tanpa beban dan lebih santai dalam menikmati hidup. Tanpa mereka tahu bahwa bahaya dari meghirup thinner tersebut adalah iritasi pada selaput kornea mata bahkan mengakibatkan kanker pada sumsum tulang. Dampak tercepat yang biasa di alami anak-anak Yanki biasanya mudah lupa, tidak mampu berpikir, kram otot dan batuk-batuk.


(22)

5. Merokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.

Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan ketergantungan, di samping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit


(23)

jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.

Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam rokok: a. Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.

b. Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik.

c. Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.

d. Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan tidak berwarna.

e. Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.

f. Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.

g. Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.

h. Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.

i. Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.

j. Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.

k. Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.

l. Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil.


(24)

Di Jepang ada kebijakan-kebijakan yang dibuat jika masyarakat nya merokok, yaitu :

a. Tahun 2004, Pemerintah Jepang menaikan harga rokok. Dengan dinaikannya rokok, tidak menyebabkan ongkos angkot, taksi, dll.

b. Tahun 2007 akhir, Pemerintah Jepang memasang larangan merokok di semua taksi di Jepang, tidak terkecuali untuk pengemudinya.

c. Tahun 2008, Pemerintah Jepang mengeluarkan kartu “Taspo”, yaitu semacam SIK (Surat Ijin Merokok), dengan tujuan anak di bawah umur 20 tahun tidak boleh merokok. Masing-masing perokok wajib terdaftar sebagai perokok dan wajib memiliki kartu tersebut. Kartu Taspo ini sangat sakti. Mesin penjual rokok atau toko tidak akan menjual rokoknya kepada yang tidak memiliki kartu ini.

d. Kartu ini juga akan mendeteksi presentase pengguaan rokok per bulan dalam hitungan grafik, yang berhubungan dengan kesehatan dunia dan sebagainya. e. Rokok di Jepang dibuatkan semacam klasifikasi dari 10 s/d 1. Tujuannya

adalah memberikan penyuluhan kepada perokok untuk berhenti secara alami. Klasifikasi tingkat 10 adalah yang paling berat, baik itu kadar tar, nikotin, dll. Setelah itu kita biasakan dengan rokok klasifikasi 9, 8, 7, dst., akhirnya klasifikasi tingkat-1, yaitu rokok yang paling ringan. Kalau sudah terbiasa menghisap rokok klasifikasi-1, tidak merokok sama sekali pun kita bisa.

f. Tempat-tempat merokok disediakan bagi perokok hampir di pusat-pusat kota. g. Merokok sambil berjalan bisa didenda 5000 yen/400 ribu rupiah di tempat. h. Awal 2009, dikabarkan harga rokok akan naik berlipat-lipat, dari 300 yen


(25)

Walaupun kebijakan dan larangan merokok dibuat sedimikian rupa di Jepang, tetap saja banyak remaja-remaja ataupun orang dewasa lainnya merokok. Kelompok Yanki maupun Yakuza sangat terbiasa dengan rokok. Merokok merupakan hal biasa dalam Yanki, tidak hanya laki-laki melainkan perempuan juga biasa merokok dalam Yanki. Di Jepang sebenarnya banyak peraturan-peraturan tentang larangan merokok, tapi Yanki tetap merokok dalam keseharian mereka.

6. Pecandu Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

Adapun jenis-jenis narkoba yaitu : 1. Shabu-shabu

2. Ecstasy/inex 3. Heroin

4. Ganja/Marijuana

5. LSD (Lysergic Acid Diethylamide) 6. Kokain


(26)

8. Fentanyl/Putaw 9. Ketamine 10.Opium/Morfin 11.Alkohol

Kebanyakan anak-anak dalam kelompok yanki menggunakan narkoba jenis amfetamin. Amphetamine merupakan salah satu jenis dari senyawa phenethylamine dan adalah satu jenis obat sintetik terlarang yang dapat mengakibatkan meningkatnya kadar hormon norepinephrine/noradrenaline, serotonin, dan dopamine di dalam otak seseorang. Amphetamine sangat memiliki relasi yg erat dengan ephedrine yaitu senyawa yg terdapat pada tumbuhan Ephedra Sinica (Ma huang).

Efek yang ditimbulkan oleh amphetamine adalah meningkatnya konsentrasi pikiran & semangat untuk bekerja, hilangnya rasa kantuk, cenderung banyak berbicara, meningkatnya rasa percaya diri, mulut menjadi kering, meningkatnya keringat, detak jantung yang cepat, sukar berbicara dengan jelas, dan berkurangnya nafsu makan.

Amphetamine dapat mengakibatkan ketagihan pada seseorang yang mengkonsumsi secara berturut-turut atau menyalahgunakan pemakaiannya. Bahkan dapat menyebabkan meningkatnya toleransi sehingga dosis yg dibutuhkan akan selalu meningkat untuk mencapai efek yg sama dari sebelumnya.

Penyalahgunaan dari obat ini memperbesar resiko serangan jantung pada anak muda maupun orang dewasa. Pemakaian jangka panjang dari obat ini merusak fungsi otak, yaitu menurunnya fungsi pemancaran (transmitter) hormon


(27)

dopamine dan serotonin pada otak sehingga fungsi dari keseimbangan kimia tubuh akan menjadi kacau.

Tetapi bagaimana pun itu, dalam kelompok Yanki menjadi pecandu narkoba bukan lah hal yang aneh, dan sudah menjadi hal biasa terlihat dalam keseharian mereka. Karena peredaran nya pun dilakukan dengan strategi yang cukup hebat.

7. Geng Motor atau Mobil

Geng motor merupakan sekelompok individu yang berkegiatan menggunakan sepeda motor, dan tujuan mereka dalam geng ini juga bervariasi. Di Jepang ada sekelompok Bosozoku (geng motor) yang memiliki kegiatan unik di taman sekitar Harajuku, Tokyo. Para Bosozoku dari berbagai geng motor ini berkumpul untuk saling adu kemampuan dalam hal menari. Walaupun muka mereka sangar, badan isinya irezumi (tatto Jepang) semua gaya mereka seperti Yakuza, mereka tidak malu untuk turun ke jalan bergerombol untuk berdansa.

Sama halnya dengan kelompok Yanki, ada sebagian mereka yang mengikuti kegiatan geng motor dengan hal-hal positif tapi ada juga sebagian yang mengarah ke hal-hal negatif.

8. Seks Bebas

Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi. Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya. Biasanya


(28)

dilakukan dengan alasan mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatasi kejenuhan. Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko yang sangat besar. Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya aborsi. Ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan kematian. Selain itu tentu saja para pelaku seks bebas sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular seksual lainnya.

Dalam kehidupan Yanki pun, seks bebas seperti sudah menjadi rahasia umum dalam kenyataan nya. Sudah menjadi hal-hal yang sangat biasa mereka lakukan pada seseorang yang mereka sukai ataupun pada yang memintanya.

9. Tatto

Tatto dianggap sebagai kegiatan seni karena di dalamnya terdapat kegiatan menggambar pola atau desain tato. Seni adalah “karya”, “praktik”, alih-ubah tertentu atas kenyataan, versi lain dari kenyataan, suatu catatan atas kenyataan”. Nilai seni muncul sebagai sebuah entitas yang emosional, individualistik, dan ekspresif. Seni menjadi entitas yang maknawi. Berkaitan dengan tato, ia memang dapat dikategorikan sebagai entitas seni karena selain merupakan wujud kasat mata berupa artefak yang dapat dilihat, dirasakan, ia juga menyangkut nilai-nilai estetis, sederhana, bahagia, emosional, hingga individual dan subjektif (Sumardjo, 2000: 15-18). Dalam “General Anthropology” milik Melville Jacobs dan Bernhard J. Stern, tato merupakan salah satu bentuk dari seni grafis (1952:260).


(29)

Untuk lebih memahaminya perlu dikemukakan tentang beberapa pengertian tato. Secara bahasa, tato berasal dari kata “tatau” dalam bahasa Tahiti yang konon artinya tanda atau menandakan sesuatu. Dalam Ensiklopedia Indonesia (1984:241) dijelaskan : ”Tato lukisan berwarna yang permanen pada kulit tubuh. Caranya ialah dengan melubangi kulit dengan ujung jarum yang halus untuk kemudian memasukan zat warna ke dalam luka-luka itu. Biasanya suatu pola tidak diselesaikan sekaligus. Tato disukai para pelaut, prajurit,dan petualang.Tato merupakan adaptasi dari bahasa Inggris, yaitu tattoo yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah “rajah”. Sementara itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi Edisi ke-4 (2008) tato adalah gambar (lukisan) pada kulit tubuh. Tato merupakan salah satu seni body decorating dengan menggambar kulit tubuh dengan alat tajam (berupa jarum, tulang, dan sebagainya), kemudian bagian tubuh yang digambar tersebut diberi zat pewarna atau pigmen berwarna-warni.

Dalam bahasa Jepang, tato dikenal dengan istilah horimono ( 彫

り物 ) “hor i ( 彫り)” yang berarti ukiran atau pahatan. Sedangkan “mono (物)” adalah barang atau benda. Jadi horimono adalah benda yang berukir atau berpahat. Atau “irezumi (入 れ 墨 atau 入 墨,)” secara harfiah berarti "memasukkan tinta". Menurut Richie dan Buruma (1982:12) dijelaskan : “Pada awalnya kedua kata ini mempunyai makna yang berbeda walaupun lama-kelamaan keduanya mempunyai arti yang sama. Tetapi apabila dilihat dari karakter huruf kanjinya, kedua kata ini memang memiliki karakter yang berbeda walaupun pengertiannya tidaklah


(30)

terlampau berbeda seperti keterangan berikut : (1) Irezumi : ire is renyoke i of the verb Iru(-/2),’to put in, bringin, stow in, adm it, in sert; zumi comes from sumi, ‘India(Chinese) ink’. The Literal meaning of the compound is ‘inking’. ;(2) Horimono : hori is renyoke i of the verb horu, to engrave, picture, in cise, followed by mono object, thing here used as nomilizer.

Kedua istilah tersebut memerlukan waktu yang cukup lama sebelum kedua kata tersebut memiliki satu pengertian. Pada pertengahan abad ke-17, kata Irezumi lebih mengarah kepada pengertian tato yang diberikan pada para kriminal sebagai hukuman sehingga orang memang dipaksa untuk ditato. Sedangkan Horimono adalah orang yang ditato secara sukarela sehingga orang yang bertato dapat menentukan model, gambar atau tulisan yang dikehendaki. Namun setelah hukuman dengan tanda kenal tato dihapuskan sekitar tahun 1720, maka tato dikenal dengan istilah Irezumi yang tidak lagi punya hubungan dengan kriminal. Tetapi ada pula yang ditulis dengan huruf bunshin dengan karakter 纹身 yang secara harfiah berarti menghias tubuh (bun = menghiasi, shin = tubuh). Namun demikian ucapannya tetap irezumi walaupun huruf (irezumi) masih tetap digunakan. Selain ditulis dengan (bunshin), tato juga ditulis dengan huruf horiire mon, mon yang berarti membuat pola dan dibeberapa wilayah seperti di Saka dan Kyoto, tato disebut irebokuro. Tato semacam ini terkenal dikalangan wanita penghibur yang umumnya dipakai sebagai pernyataan setia terhadap kekasihnya atau pria pelanggannya.


(31)

Pada awal pemerintahan Meiji (1868-1912) terjadi beberapa perubahan dalam penggunaan pengertian tato, (1) digunakan istilah irezumi, yang mempunyai kaitan dengan hukum; (2) bunshin; (3) tetap diucapkan sebagai irezumi atau shisei.

Karakter yang menggabungkan 刺青 makna "menembus", "menusuk", atau "tusuk", dan "biru" atau "hijau", merujuk pada tradisional Jepang tato metode dengan tangan . Pengertian pada huruf pertama berarti tato adalah menusuk atau melubangi, sedangkan huruf yang kedua berarti hijau atau biru. Walaupun tato pada umumnya dibuat dengan menggunakan tinta hitam, tetapi apabila sudah masuk kedalam kulit warnanya akan tampak membiru. Hal inilah yang menyebabkan huruf terakhir itu disebut biru. Berdasarkan kedua istilah tersebut maka pengertian tato di Jepang, terdapat dua pengertian : (1) istilah irezumi lebih umum digunakan bagi para kriminal, bersifat khusus; (2) istilah horimono lebih kepada keinginan pribadi, bersifat umum.

Bukti awal tato di Jepang ditemukan dalam bentuk patung-patung tanah liat yang memiliki wajah yang dicat atau diukir untuk mewakili tanda tato. Angka-angka tertua dari jenis ini telah pulih dari makam tanggal ke 5000 SM atau lebih tua.

Catatan tertulis pertama dari tato Jepang ditemukan dalam kompilasi sejarah dinasti Cina. Menurut teks Jepang, “wajah laki-laki tua dan muda ditato semua dan menghias tubuh mereka dengan desain.” Tato Jepang juga disebutkan dalam sejarah Cina lainnya, tetapi hampir selalu


(32)

dalam konteks negatif. Orangorang Cina menganggap tato sebagai tanda dan digunakan hanya sebagai hukuman.

Pada saat awal abad ke-7 penguasa Jepang telah mengadopsi banyak gaya, budaya yang sama dan sikap Cina, dan sebagai hasilnya tato dekoratif jatuh ke ketidakkasihan resmi. Pada awal abad ke-17, ada kodifikasi yang berlaku umum. Tanda tato digunakan untuk mengidentifikasi penjahat dan orang-orang di Jepang. Orang buangan adalah tato di lengan: salib mungkin tato di lengan bagian dalam, atau garis lurus di bagian luar lengan bawah atau di lengan atas. Penjahat ditandai dengan berbagai simbol yang ditunjuk tempat dimana kejahatan itu dilakukan.

Dalam satu daerah, yang pictograph untuk "anjing" adalah tato di dahi penjahat. Tanda lainnya termasuk pola yang termasuk bar, salib, garis ganda, dan lingkaran pada wajah dan tangan. Tato itu diperuntukkan bagi mereka yang melakukan kejahatan serius, dan perseorangan tanda tato yang dikucilkan oleh keluarga dan membantah semua partisipasi dalam kehidupan masyarakat. Untuk hukuman pidana, tato adalah bentuk yang sangat parah dan mengerikan dari hukuman. Pada akhir abad ke-17, tato sebagian besar telah digantikan oleh bentuk-bentuk lain dari hukuman. Salah satu alasan adalah bahwa tato dekoratif menjadi populer, dan penjahat menutupi tato pidana mereka dengan tato dekoratif yang lebih besar. Hal ini juga dianggap asal historis dari asosiasi kejahatan tato dan terorganisir di Jepang. Laporan awal dari tato dekoratif yang ditemukan dalam fiksi dipublikasikan menjelang akhir abad ketujuh belas.


(33)

Gambar tato berkembang selama abad 17 sehubungan dengan budaya populer Edo, seperti Tokyo kemudian disebut. Pada awal abad ke-18, penerbit diperlukan ilustrasi untuk novel, teater diperlukan iklan untuk memainkan mereka dan cetak blok kayu Jepang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pengembangan paralel blok kayu cetak, dan memiliki pengaruh besar pada, perkembangan seni tato. " Karena hubungan antara pidana dan aktivitas tato, tato itu dilarang dengan alasan bahwa itu "merusak dengan moral publik." Tato terus berkembang di antara petugas pemadam kebakaran, buruh dan lain-lain dianggap berada di ujung bawah skala sosial. Tato sangat disukai oleh kelompok-kelompok yang disebut Yakuza, penjahat, petani miskin, buruh dan orang aneh yang bermigrasi ke Edo dengan harapan memperbaiki kehidupan mereka. Yakuza merasa bahwa karena tato itu menyakitkan, itu adalah bukti keberanian, karena permanen, itu bukti loyalitas seumur hidup untuk kelompok dan karena itu ilegal, itu membuat mereka penjahat selamanya. Sekitar pertengahan abad ke-18, popularitas tato distimulasi oleh sebuah novel Cina terkenal, Suikode dan Tato versi Jepang Suikoden digambarkan oleh berbagai artis, masing-masing dibuat cetakan dengan interpretasi baru dari tato yang dijelaskan dalam novel. Novel ini dan ilustrasi baru mempengaruhi semua seni dan budaya Jepang.

Pada abad ke-19 ( tahun 1867), yang terakhir dari shogun Tokugawa dijatuhkan dan kaisar itu dikembalikan ke kekuasaan. Undang-undang terhadap tato yang ketat karena penguasa baru takut bahwa adat Jepang akan tampak konyol, barbar dan Barat. Ironisnya, di bawah


(34)

undang-undang baru seniman tato Jepang diizinkan untuk tato asing tetapi tidak Jepang. Para master studio tato terbaik didirikan di Yokohama dan melakukan banyak usaha tato pelaut asing. Keterampilan mereka begitu besar sehingga mereka menarik sejumlah klien yang sangat terkenal termasuk Duke of York (Raja George V), Czarevich Rusia (Czar Nicholas II), dan pejabat Eropa lainnya.

Para empu tato Jepang juga terus tato klien Jepang secara ilegal, tetapi setelah pertengahan abad ke-19, tema dan teknik tetap tidak berubah. Tato klasik Jepang terbatas pada desain tertentu yang merupakan pahlawan legendaris dan motif agama yang dikombinasikan dengan hewan simbolik tertentu dan bunga dan berangkat dengan latar belakang gelombang, awan dan baut petir. Desain asli yang digunakan dalam tato Jepang diciptakan oleh beberapa seniman ukiyoe terbaik. Para empu tato disesuaikan dan disederhanakan ini desain untuk membuat mereka cocok untuk tato, tapi tidak menciptakan desain sendiri. Tato Jepang tradisional berbeda dari tato Barat dalam yang terdiri dari desain utama tunggal yang mencakup belakang dan meluas ke, kaki tangan dan dada. Desain memerlukan komitmen besar waktu, uang dan energi emosional. Selama sebagian besar dari abad ke-19, seorang seniman dan tato yang bekerjasama. Artis gambar menggambar dengan kuas pada kulit pelanggan, dan penato hanya disalin.

Pada abad ke-20 (tahun 1936), ketika pertempuran pecah di Cina, hampir semua orang-orang itu direkrut menjadi tentara. Orang dengan tato yang dianggap masalah disiplin, sehingga mereka tidak dirancang dan


(35)

pemerintah mengeluarkan peraturan terhadap tato. Setelah itu tattooists harus bekerja secara rahasia. Setelah Perang Dunia II, Jenderal MacArthur liberalisasi hukum Jepang, dan tato menjadi hukum lagi. Tetapi seniman tato terus bekerja secara pribadi oleh pengangkatan, dan tradisi ini terus berlanjut hari ini.

Tidak berbeda, sekumpulan anak-anak Yanki juga mentatto tubuh nya. Bahkan ada yang mentatto seluruh tubuhnya tanpa terlihat lagi kulit aslinya. Kebanyakan mereka mentato dengan tato tradisional Jepang, kanji Jepang ataupun mengadaptasi desain tato dari budaya barat. Dan pada saat yang bersamaan, tato gaya Barat juga juga mendapatkan popularitas di Jepang terutama dalam kelompok yanki. Tidak hanya lelaki dalam kelompok yanki, bahkan perempuan pun sudah banyak membubuhi tubuh mereka dengan tinta tersebut.

2.2 Jenis-Jenis Yanki dalam Kehidupan di Jepang

Di dalam Yanki, ada berbagai macam jenis Yanki yang memiliki ciri khas tertentu dalam berpenampilan. Berikut ini adalah jenisnya :

1. Bosozoku

Bosozoku ( 暴走族 , "suku menjalankan kekerasan") adalah seorang Jepang dalam subkultur yang berkaitan dengan klub sepeda motor atau klub mobil. Para Bosozoku merupakan kata juga diterapkan pada kelompok motor, yang berbagi minat dalam modifikasi (seringkali secara ilegal) untuk sepeda motor, seperti menghapus muffler sehingga lebih kebisingan yang dihasilkan. Kelompok-kelompok ini juga terlibat


(36)

dalam Bosozoku berbahaya atau mengemudi sembrono , seperti tenun di lalu lintas , tidak memakai helm sepeda motor , dan menerobos lampu merah. Aktivitas lain adalah shinai Boso (市内暴走) adalah kebut-kebutan di jalanan kota, tidak biasanya untuk balap jalanan tetapi lebih untuk thrills. Dengan sepeda yang terlibat, yang terkemuka didorong oleh sentōsha (先头车), pemimpin, yang bertanggung jawab untuk acara tersebut dan tidak diizinkan akan didahului. Polisi Jepang menyebut mereka Maru-SO ( polisi kodeマル走 atau 丸走), dan mengirimkan sebuah kendaraan polisi untuk jejak setiap kelompok sepeda untuk mencegah insiden yang mungkin, yang dapat mencakup berkuda melalui pinggiran kota dengan kecepatan 5-10 km per jam, menciptakan gangguan keras dan melambaikan bendera Jepang kekaisaran , untuk memulai perkelahian yang dapat termasuk senjata seperti pedang kayu , pipa logam, tongkat bisbol dan bom molotov . Ini geng Bosozoku umumnya terdiri dari orang di bawah usia dewasa hukum, yang di Jepang adalah 20 tahun.

Mereka pertama kali terlihat pada tahun 1950 sebagai industri otomotif Jepang berkembang pesat. Para Bosozoku pertama dikenal sebagai Kaminari zoku (雷族"Thunder Suku"). Banyak, jika tidak sebagian besar, dari Bosozoku berasal dari kelas sosial ekonomi rendah dan mungkin telah menggunakan kegiatan geng motor sebagai cara untuk mengekspresikan ketidakpuasan dan ketidakpuasan dengan masyarakat arus utama Jepang. Banyak Bosozoku paling hard-core akan menjadi lebih rendah berpangkat anggota Yakuza setelah mengaktifkan 20 tahun.


(37)

Pada 1980-an dan 90-an, Bosozoku sering memulai wahana berkumpul, di mana hingga 100 pengendara sepeda motor akan cruise bersama perlahan-lahan secara massal ke suatu tol atau jalan raya utama. Para pengendara sepeda motor akan berjalan gerbang tol tanpa berhenti dan akan mengabaikan upaya polisi untuk menahan mereka. New Years Eve adalah kesempatan populer untuk wahana berkumpul. Para bikers terkadang menghancurkan mobil dan memukuli setiap pengendara atau pengamat yang mendapat di jalan atau menyatakan ketidaksetujuan dengan perilaku pengendara sepeda motor. Para bikers juga sering menargetkan warga asing untuk kekerasan. Partisipasi dalam geng memuncak pada 42.510 anggota pada tahun 1982.

Pada tahun 2004 pemerintah Jepang mengeluarkan peraturan lalu lintas jalan direvisi yang memberikan kekuatan polisi lebih untuk menangkap pengendara sepeda motor naik sembarangan dalam kelompok. Dengan penangkapan meningkat dan penuntutan, Bosozoku partisipasi mengalami kemunduran. Pada 2010, polisi melaporkan bahwa tren baru di kalangan Bosozoku adalah untuk naik bersama dalam kelompok yang lebih kecil dan naik skuter bukan sepeda motor banyak dimodifikasi. Prefektur Aichi dilaporkan memiliki jumlah tertinggi pengendara, diikuti oleh Tokyo, Osaka, Ibaraki, dan Fukuoka.

Pada bulan Februari 2011, Kepolisian Nasional Jepang mengumumkan bahwa keanggotaan dalam geng jatuh ke 9064, jumlah terendah sejak pengumpulan data pada geng dimulai pada 1975. Polisi menyebutkan jumlah total geng nasional di 507, turun 76 dari 2009.


(38)

Bosozoku dikenal untuk memodifikasi sepeda motor mereka dengan cara yang aneh dan sering pamer. Sebuah sepeda Bosozoku khas disesuaikan biasanya terdiri dari sebuah sepeda jalan rata-rata Jepang yang muncul untuk menggabungkan unsur-unsur seorang Amerika helikopter sepeda gaya dan Inggris pembalap kafe , misalnya: lebih dari ukuran fairings seperti yang ditemukan pada pembalap kafe, mengangkat menangani bar seperti pada helikopter.Pekerjaan cat keras pada fender atau tangki gas dengan motif seperti api atau gaya kamikaze " matahari terbit adalah "desain juga sangat umum. Sepeda akan sering dihiasi dengan stiker dan / atau bendera yang menggambarkan simbol geng atau logo. Ada juga perbedaan regional ditandai dengan modifikasi sepeda motor. Sebagai contoh, Ibaraki Bosozoku dikenal untuk memodifikasi sepeda motor mereka dengan cara yang, secara luas berwarna-warni mencolok. Mereka sering akan memiliki tiga atau empat fairings besar di menara seperti cara di sepeda motor dicat kuning terang atau merah muda dengan natal ringan seperti perhiasan. Sepeda motor mereka sering dirakit dari komponen sepeda motor curian dan dengan demikian menderita down istirahat banyak dan masalah pemeliharaan.

Bosozoku juga memiliki gaya yang berbeda dari modifikasi mobil, eponymously disebut "Bosozoku gaya". Mobil-mobil ini sering dimodifikasi dengan pipa knalpot besar, cat cerah, dan kit aero besar, yang terakhir meniru Grup 5 "Mobil Produksi Khusus" dari 1970-an. Juga populer adalah minyak pendingin atau intercooler turbo atau supercharger


(39)

kurang umum besar dengan tabung sangat halus, biasanya dipasang dalam posisi terkemuka di bumper depan.

Tampilan Bosozoku stereotip sering digambarkan, dan bahkan mengkarikaturkan, dalam berbagai bentuk media Jepang seperti anime, manga dan film . Anggota Bosozoku khas sering digambarkan dalam seragam terdiri dari seragam seperti yang dipakai oleh pekerja kasar atau tokkō-fuku (特攻服), sejenis yang dikeluarkan militer mantel dengan kanji slogan biasanya dipakai terbuka dengan kemeja bawah memamerkan diperban mereka torsos dan celana baggy yang cocok terselip di dalam sepatu bot tinggi. Tokkō-fuku dalam bahasa Jepang berarti "Uniform Serangan Khusus", yang merupakan seragam dari Kamikaze pilot, yang di Jepang disebut "Batalyon Serangan Khusus" ( 特攻队). Seragam kemungkinan besar akan dihiasi dengan slogan militeristik, patriotik matahari terbitpatch, kuno karakter Cina , atau bahkan Manji . Mereka juga akan sering memakai tasuki, sebuah sabuk terikat di X sekitar batang tubuh, melihat terinspirasi oleh Jepang Perang Dunia II pilot pesawat tempur . jaket kulit , sering bordir dengan klub / geng logo, dan pakaian kulit bahkan penuh juga dianggap sebagai elemen umum dari tampilan Bosozoku. Di antara barang-barang lainnya dalam pakaian Bosozoku biasanya bulat atau membungkus-sekitar kacamata hitam , panjang hachimaki bando juga dengan slogan pertempuran dan nada warna merah muda gaya rambut paling mungkin mirip dengan montir / rocker tampilan atau mungkin karena asosiasi gaya rambut dengan yakuza preman. Masker bedah juga stereotip dikenakan


(40)

oleh bōsōzoku mungkin untuk menyembunyikan identitas mereka meskipun jenis masker juga dipakai oleh penderita alergi di Jepang, khususnya selama musim gugur. Wanita juga ditampilkan mengenakan gaya yang serupa tapi berpakaian dengan cara yang lebih feminin dengan rambut panjang dan sering dicelup, sepatu bot berhak tinggi dan berlebihan make-up.

2. Sukeban

Sukeban (スケ ン/女番/スケ

番 ) berarti nakal gadis atau perempuan bos di Jepang, setara dengan laki-laki banchō . Kamus bahasa gaul Jepang mengatakan bahwa Sukeban hanya mengacu pada pemimpin sebuah geng cewek, tidak setiap anggota geng cewek.

Para penanda umum Sukeban (dijelaskan oleh polisi Jepang di tahun 1980-an pamflet sebagai "pert1980-anda-pert1980-anda dari kejatuh1980-an") meliputi cerah dicelup atau dikeriting rambut, dan modifikasi dariseragam sekolah seperti memakai kaus kaki berwarna, menggulung lengan dan pemanjangan rok. Sukeban dapat terlibat dalam kegiatan seperti menghirup lem, penggunaan stimulan, mengutil, pelacuran pencurian, dan kekerasan, tetapi jika ditangkap, mereka dapat diisi dengan pelanggaran yang lebih kecil dari "pra-kenakalan". Kata Sukeban pada awalnya digunakan oleh penjahat, tetapi telah digunakan oleh masyarakat umum sejak 1972.

Suke berarti perempuan, dan Ban berarti bos. Sukeban dikenal untuk membentuk geng semua gadis, dan kemudian melakukan tindakan


(41)

kekerasan dan mengutil. Geng Sukeban pertama mulai muncul di tahun 60an. Mereka terinspirasi oleh geng anak laki-laki dikenal sebagai Bancho, yang berharap untuk satu hari bergabung Yakuza.Ada cukup berkisar dalam ukuran untuk kelompok Sukeban, tapi yang terbesar dikenal sebagai Aliansi Perempuan Kanto Bermasalah, termasuk 20.000 anak perempuan. Kelompok yang bersaing akan sering terlibat dalam perkelahian. Gadis-gadis Sukeban diikuti aturan ketat dalam kelompok mereka sendiri, dan melanggar mereka akan menghasilkan hukuman mati tanpa pengadilan. Mendapatkan dibakar dengan rokok dianggap hanya hukuman ringan. Sukeban selalu terlihat pada seragam pelaut mereka. Mereka akan memakai rok lipit yang turun ke kaki mereka, dan akan kustom menyulam seragam mereka.

3. Bancho

Banchō (番长) dapat merujuk ke salah satu posisi pemerintah selama periode ritsuryo, atau pemimpin dari kelompok penjahat .

Di Jepang pada abad ke-20, istilah ini mengacu pada pemimpin anak-anak nakal di sekolah menengah dan tinggi. Diperkirakan bahwa arti saat ini berasal dari makna asli dari istilah - kepribadian komandan penjaga. Alternatif adalah bahwa kata itu berasal dari tōbanchō (当番长 ), istilah untuk posisi di mantan tentara Jepang. Banchō wanita disebut Sukeban (スケ番). Citra khas dari banchō adalah pejuang kasar yang memiliki rasa yang kuat geng kehormatan . Banchō yang memerintah beberapa sekolah dan memiliki kontrol dari banchō lain disebut sōban (総


(42)

番), dan di sekolah dasar dan bawah, istilah untuk banchō adalah gakitaishō ( 大将).

Pada kenyataannya, meskipun, banchō menjadi semakin langka di tahun 1970, dan pada 1980-an istilah relatif kuno. Sisa-sisa dari kata tersebut masih tetap, meskipun, seperti dalam julukan untuk baseball pemain Kazuhiro Kiyohara dan Daisuke Miura . Pada akhir abad ke-20, istilah ini hampir tidak ada sama sekali, meskipun kelompok penjahat yang melakukan kejahatan mulai menonjol.Istilah menjadi gelar kehormatan untuk orang dengan kepribadian dan kepemimpinan yang berdiri terhadap unsur-unsur yang sulit, dan pada gilirannya, konotasi negatif dari kata itu berkurang. Hal ini juga menjadi istilah menghina bagi orang yang memiliki banyak keberanian.

Di sisi lain, di dunia manga, karena sebuah tendangan, sebuah genre yang disebut "banchō manga" telah dibuat, dengan ada menjadi berbagai jenis banchō.

Di beberapa sekolah, siswa akan mengadakan pemilihan untuk memilih banchō rahasia. Sesekali akan ada perkelahian antara banchō dan bawahan mereka, yang kalah dari yang akan menjadi bawahan pemenang. Di Jepang, Bancho adalah julukan bagi pemimpin sebuah geng dalam dunia sekolah.

2.3 Pergaulan Yanki di Jepang

Setiap subkultur yang ada biasanya memiliki tempat-tempat pergaulan tertentu. Yanki yang merupakan salah satu subkultrural di Jepang, biasanya


(43)

pergaulan nya sangatlah bebas. Pergaulan yang yang dikategorikan bebas ini misalnya mereka anak-anak yanki berkumpul di klub-klub malam. Mereka juga erat kaitan pergaulan nya dengan kelompok mafia yang sangat berpengaru di Jepang yaitu Yakuza. Sudah menjadi hal yang sangat biasa terlihat jika anak-anak dalam kelompok yanki bergaul dengan anggota dari mafia Jepang tersebut.

Tempat bergaul anak-anak Yanki lainnya yaitu tempat perjudian yang biasa disebut dengan Pachinko ( チンコ) . Pachinko adalah permainan ketangkasan asal Jepang yang digunakan sebagai rekreasi permainan arkade atau sebagai mesin perjudian. Permainan ini adalah campuran dari mesin slot dan pinball. Pemain hanya mengontrol kecepatan yang terdapat banyak bola baja kecil yang dilemparkan ke dalam mesin pachinko. Pachinko sangat banyak ditemui di sudut-sudut kota di Jepang dan banyak digemari oleh masyarakat Jepang termasuk anak-anak Yanki.

Pergaulan lainnya dalam kehidupan Yanki adalah pergaulan bebas. Anak-anak Yanki yang berjenis kelamin perempuan ada juga yang menjual dirinya ataupun berhubungan dengan suami orang. Tidak menjadi hal yang mengherankan terutama dalam kalangan anak-anak Yanki.


(44)

BAB III

PERKEMBANGAN YANKI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DI JEPANG

3.1 Perkembangan Jaringan Yanki dalam Keluarga Yakuza di Jepang

Yanki sangatlah erat kaitan nya dengan yakuza karena kebanyakan dari anggota yakuza memiliki anak remaja yang masuk dalam kelompok yanki. Yakuza dari (やくざ atau ヤクザ) atau Gokudō (極道) adalah nama dari sindikat terorganisir di Jepang. Organisasi ini sering juga disebut mafia Jepang, karena ada kesamaan dengan bentuk organisasi yang asalnya dari Italia tersebut. Sejarah panjang Yakuza dimulai kira-kira pada tahun 1612, saat Shogun Tokugawa berkuasa dan menyingkirkan shogun Kasai sebelumnya. Pergantian ini mengakibatkan kira-kira 500.000 orang samurai yang sebelumnya disebut hatomo-yakko (pelayan shogun) menjadi kehilangan tuan, atau disebut sebagai kaum ronin. Shogun Kasai adalah salah satu Marga terbesar di Jepang dan sangat berpengaruh hingga saat ini.

Seperti kata pepatah : orang yang hanya punya martil cenderung melihat segala sesuatu bisa beres dengan dimartil, demikian juga dengan kaum ronin ini. Banyak dari mereka menjadi penjahat dan centeng. Mereka disebut sebagai kabuki-mono atau samurai nyentrik urakan yang ke mana-mana membawa pedang. Mereka berbicara satu sama lain dalam bahasa slang dan kode rahasia. Terdapat kesetiaan tinggi di antara sesama ronin sehingga kelompok ini sulit dibasmi.


(45)

Untuk melindungi kota dari para kabuki-mono, banyak kota-kota kecil di Jepang membentuk machi-yokko (satuan tugas (satgas) desa). Satgas ini terdiri dari para pedagang, pegawai, dan orang biasa yang mau menyumbangkan tenaganya untuk menghadapi kaum kabuki-mono. Walaupun mereka kurang terlatih dan jumlahnya sedikit, tetapi ternyata para anggota machi-yokko ini sanggup menjaga daerah mereka dari serangan para kabuki-mono. Di kalangan rakyat Jepang abad ke-17, kaum machi-yokko ini dianggap seperti pahlawan.

Masalah jadi rumit, karena setelah berhasil menggulingkan para ronin, para anggota machi-yokko ini malah meninggalkan profesi awal mereka dan memilih jadi preman. Hal ini diperparah lagi dengan turut campurnya Shogun dalam memelihara para yokko ini. Ada dua kelas profesi para machi-yokko, yaitu kaum Bakuto (penjudi) dan Tekiya (pedagang). Namanya saja kaum pedagang tetapi pada kenyataannya, kaum Tekiya ini suka menipu dan memeras sesama pedagang. Walau begitu, kaum ini punya sistem kekerabatan yang kuat. Ada hubungan kuat antara Oyabun (Bos (bapak)) dan Kobun (bawahan (anak)), serta Senpai-Kohai (Senior-Junior) yang kemudian menjadi kental di organisasi Yakuza.

Waktu pun berlalu, kaum Bakuto dan Tekiya menjadi satu identitas sebagai Yakuza. Kaum yang asalnya bertugas melindungi masyarakat – menjadi ditakuti masyarakat. Para pimpinan Jepang memanfaatkan hal ini untuk mengendalikan masyarakat dan menggerakkan nasionalisme. Yakuza ikut direkrut oleh pemerintah Jepang dalam aksi pendudukan di Manchuria dan Cina oleh Jepang tahun 1930-an. Para Yakuza dikirim ke daerah tersebut untuk merebut tanah, dan memperoleh hak monopoli sebagai imbalan.


(46)

Peruntungan kaum Yakuza berubah setelah Jepang menyerang Pearl Harbor. Militer mengambil alih kendali dari tangan Yakuza. Para anggota Yakuza akhirnya harus memilih apakah bergabung dalam birokrasi pemerintah, jadi tentara atau masuk penjara. Dapat dikatakan pamor Yakuza menjadi tenggelam.

Setelah Jepang menyerah, para anggota Yakuza kembali ke masyarakat. Muncul satu orang yang berhasil mempersatukan seluruh organisasi Yakuza. Orang itu adalah Yoshio Kodame, seorang eks militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda (yang dicapainya di usia 34 tahun). Yoshio Kodame berhasil mempersatukan dua fraksi besar Yakuza, yaitu Yamaguchi-gumi yang dipimpin Kazuo Taoka, dan Tosei-kai yang dipimpin Hisayuki Machii. Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya terutama di periode 1958-1963 saat organisasi Yakuza diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang atau lebih banyak daripada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu. Yoshio Kodame dinobatkan sebagai godfather-nya Yakuza.

Dalam keluarga Yakuza, anak-anak mereka yang telah remaja secara otomatis masuk ke dalam kelompom Yanki. Hubungan keduanya sangat lah erat, karena pergaulan Yanki dan Yakuza pun berada di daerah atau zona yang hamoir tidak jau berbeda. Karena dalam keluarga Yakuza, hidup Yakuza yang mewah juga menunjamg anak-anak mereka dalam kelompok Yanki tersebut. Pergaulan Yanki pun tidak jauh dari alkohol, narkoba, bahkan seks bebas.

Tetapi ada beberapa akibat yang ditimbulkan karena Yanki tersebut merupakan anak Yakuza, antara lain :

1. Pengalaman buruk dan menyedihkan jika suatu saat Yakuza tersebut bangkrut.


(47)

2. Cemoohan dari berbagai pihak karena tidak semua bisa menerima adanya yakuza tersebut.

3. Tekanan batin. 4. Kekerasan fisik.

5. Beban psikologis dalam hidupnya.

Dan bukan menjadi hal yang mengherankan hubungan antara Yanki dan yakuza, karena hubungan di dalam keluarga masing-masing yakuza pun sangat erat. Anak-anak dari kelompok yakuza tersebut pun ada yang dididik untuk menjadi yakuza generasi berikutnya dan dalam keluarga masing-masing ditanamkan bagaimana menjadi seorang yakuza profesional.

Tetapi menjadi seorang yakuza tidak selamanya mulus, ada masa dimana seorang yakuza mengalami kebangkrutan sehingga terlilit hutang dimana-mana. Inilah juga salah satu penyebab anak-anak dari anggota yakuza menjadi seorang Yanki. Bahkan remaja-remaja tersebut menjual dirinya demi membayar hutang orangtua nya kepada para penagih hutang.

3.2 Pengaruh Yanki dalam Kehidupan Sosial di Jepang

Setiap kelompok atau pun komunitas tertentu pasti mempunyai pengaruh sosial terhadap lingkungan sekitar nya. Jika di telaah secara lebih mendalam, kehidupan sosial Yanki yang ada di Jepang ini sangatlah erat hubungan sosialnya dengan bos-bos yakuza, anggota geng populer lainnya, dan juga sosial menengah ke atas. Maka tidak heran jika penampilan dalam berbusana pun secara otomatis mengikuti cara pandang sosial yang ada. Karena remaja-remaja yang tergabung dalam Yanki pun tersebar di kota-kota Jepang, pengaruh mereka pun cukup besar


(48)

terhadap remaja-remaja lainnya yang tidak tergabung dalam kelompok Yanki tersebut.

Sebuah survey oleh Nikkei Pemasaran Jurnal pada tahun 2007 menemukan bahwa 34% remaja yang berusia 20-an tidak pernah atau Jepang minum alkohol dan jumlah uang tabungan untuk mempersiapkan masa depan 2x lipat. Lalu pada sisa persenan nya, salah satu nya terdapat pada remaja Yanki bahwa kehidupan sosial mereka terlibat tidak jauh dengan kehidupan malam. Dan di kehidupan malam itu pun sangat dekat dengan alkohol. Mereka sangat terbiasa mengkonsumsi alkohol dan sering mabuk pada tengah malam.

Sebagian masyarakat Jepang sudah tidak terlalu terpengaruh dengan kelakuan remaja-remaja Yanki, di samping karena masyarakat Jepang yang tingkat mobilitas yang tinggi serta etos kerja yang tinggi juga maka masyarakat pun menjadi individualis.

Berhubung remaja-remaja Yanki ini dominan nya adalah anak dari anggota yakuza, mereka pun tak lekang dari olok-olok masyarakat Jepang lainnya. Pengaruh ini terjadi diakibatkan oleh yakuza yang terkadang di anggap meresahkan masyarakat. Terkadang ada juga remaja Yanki yang dalam pergaulan sekolah nya tidak mendapat tempat yang baik, seakan-akan lingkungan sosial tidak menganggap bahwa Yanki itu ada dalam kehidupan Jepang.

3.3 Dampak Positif dan Negatif yang Ditimbulkan dengan Adanya Yanki di Jepang

Setiap kelompok, komunitas, ataupun subkultur seperti Yanki pasti memiliki dampak positif dan negatif. Adapun dampak positif yang ditimbulkan


(49)

1. Keberagaman subkultur dalam masyarakat Jepang.

2. Dapat mempelajari setiap kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam remaja Yanki.

Dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya Yanki yaitu :

1. Cemoohan dari pihak-pihak tertentu yang tidak menerima adanya kehadiran Yanki dalam kehidupan Jepang.

2. Kekerasan fisik dan kekerasan batin yang dialami pada Yanki tersebut. 3. Kekerasan seks akibat dari seks bebas yang erat kaitan nya dengan

kehidupan mereka.

4. Perlakuan yang tidak adil dari masyarakat pada remaja Yanki tersebut. 5. Tekanan dari para lintah darat yang menagih hutang pada Yanki akibat

dari orangtua nya yang beranggotakan yakuza.

6. Diskriminasi dalam lingkungan sekolah atau pergaulan.

7. Remaja dapat terjerumus ke hal-hal negatif yang ada dalam kehidupan Yanki.

Apapun itu jenis subkultur yang ada dalam masyarakat, pasti memiliki dampak positif dan negatifnya. Tapi bagaimana kita sebagai remaja yang menjadi penerus bangsa dapat memilah mana yang baik dan mana yang buruk untuk kita hindari.


(50)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari semua pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Yanki merupakan salah satu subkultur Jepang, yang merupakan kenakalan

remaja-remaja Jepang.

2. Yanki memiliki ciri-ciri tersendiri yaitu : bolos dari sekolah, tindik tubuh, penggunaan tato, minum alkohol, tawuran, menghirup thinner, mengkonsumsi narkoba, seks bebas, merokok, dan sangat kental dengan geng motor/mobil.

3. Yanki terbagi atas 3 jenis yaitu : Bosozoku, Sukeban, dan Bancho.

4. Pergaulan Yanki sangat dekat dengan dunia malam, seks bebas, dan judi. 5. Hubungan erat di antara Yanki dan Yakuza diakibatkan karena anak-anak

dari kelompok Yakuza secara otomatis menjadi Yanki.

6. Yanki yang juga berpengaruh terhadap masyarakat Jepang tidak hanya memberikan pengaruh positif tetapi juga pengaruh negatif.

7. Hal negatif yang menjadi dampak akibat adanya Yanki adalah cemoohan dari masyarakat, tekanan batin, serta kehidupan yang tidak selamanya berjalan baik.


(51)

4.2Saran

Dari pembahasan tentang kehidupan Yanki di Jepang ini maka penulis menyarankan sebagai berikut :

Agar pembaca dapat mengambil sisi positif dengan adanya kehidupan Yanki di Jepang dan dapat menjadikan acuan bahwa kenakalan-kenakalan yang ada merupakan kerugian yang cukup berpengaruh dalam kehidupan pribadi ataupun orang lain yang tidak perlu untuk dicontoh dan ditiru.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Suharyadi,Harry. 2006. Pachinko. Jakarta: Puspa Swara. Tendo, Shoko. 2008. Yakuza Moon. Jakarta: Gagas Media. http://content/uploads/2008/09/pubring/people/eizomamiya. http://en.wikipedia.org/wiki/bosozoku.

http://en.wikipedia.org/wiki/yanki. http://id.wikipedia.org/wiki/bancho. http://id.wikipedia.org/wiki/yakuza. http://news.bmezine.com/wp.


(1)

2. Cemoohan dari berbagai pihak karena tidak semua bisa menerima adanya yakuza tersebut.

3. Tekanan batin. 4. Kekerasan fisik.

5. Beban psikologis dalam hidupnya.

Dan bukan menjadi hal yang mengherankan hubungan antara Yanki dan yakuza, karena hubungan di dalam keluarga masing-masing yakuza pun sangat erat. Anak-anak dari kelompok yakuza tersebut pun ada yang dididik untuk menjadi yakuza generasi berikutnya dan dalam keluarga masing-masing ditanamkan bagaimana menjadi seorang yakuza profesional.

Tetapi menjadi seorang yakuza tidak selamanya mulus, ada masa dimana seorang yakuza mengalami kebangkrutan sehingga terlilit hutang dimana-mana. Inilah juga salah satu penyebab anak-anak dari anggota yakuza menjadi seorang Yanki. Bahkan remaja-remaja tersebut menjual dirinya demi membayar hutang orangtua nya kepada para penagih hutang.

3.2 Pengaruh Yanki dalam Kehidupan Sosial di Jepang

Setiap kelompok atau pun komunitas tertentu pasti mempunyai pengaruh sosial terhadap lingkungan sekitar nya. Jika di telaah secara lebih mendalam, kehidupan sosial Yanki yang ada di Jepang ini sangatlah erat hubungan sosialnya dengan bos-bos yakuza, anggota geng populer lainnya, dan juga sosial menengah ke atas. Maka tidak heran jika penampilan dalam berbusana pun secara otomatis mengikuti cara pandang sosial yang ada. Karena remaja-remaja yang tergabung dalam Yanki pun tersebar di kota-kota Jepang, pengaruh mereka pun cukup besar


(2)

terhadap remaja-remaja lainnya yang tidak tergabung dalam kelompok Yanki tersebut.

Sebuah survey oleh Nikkei Pemasaran Jurnal pada tahun 2007 menemukan bahwa 34% remaja yang berusia 20-an tidak pernah atau Jepang minum alkohol dan jumlah uang tabungan untuk mempersiapkan masa depan 2x lipat. Lalu pada sisa persenan nya, salah satu nya terdapat pada remaja Yanki bahwa kehidupan sosial mereka terlibat tidak jauh dengan kehidupan malam. Dan di kehidupan malam itu pun sangat dekat dengan alkohol. Mereka sangat terbiasa mengkonsumsi alkohol dan sering mabuk pada tengah malam.

Sebagian masyarakat Jepang sudah tidak terlalu terpengaruh dengan kelakuan remaja-remaja Yanki, di samping karena masyarakat Jepang yang tingkat mobilitas yang tinggi serta etos kerja yang tinggi juga maka masyarakat pun menjadi individualis.

Berhubung remaja-remaja Yanki ini dominan nya adalah anak dari anggota yakuza, mereka pun tak lekang dari olok-olok masyarakat Jepang lainnya. Pengaruh ini terjadi diakibatkan oleh yakuza yang terkadang di anggap meresahkan masyarakat. Terkadang ada juga remaja Yanki yang dalam pergaulan sekolah nya tidak mendapat tempat yang baik, seakan-akan lingkungan sosial tidak menganggap bahwa Yanki itu ada dalam kehidupan Jepang.


(3)

1. Keberagaman subkultur dalam masyarakat Jepang.

2. Dapat mempelajari setiap kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam remaja Yanki.

Dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya Yanki yaitu :

1. Cemoohan dari pihak-pihak tertentu yang tidak menerima adanya kehadiran Yanki dalam kehidupan Jepang.

2. Kekerasan fisik dan kekerasan batin yang dialami pada Yanki tersebut. 3. Kekerasan seks akibat dari seks bebas yang erat kaitan nya dengan

kehidupan mereka.

4. Perlakuan yang tidak adil dari masyarakat pada remaja Yanki tersebut. 5. Tekanan dari para lintah darat yang menagih hutang pada Yanki akibat

dari orangtua nya yang beranggotakan yakuza.

6. Diskriminasi dalam lingkungan sekolah atau pergaulan.

7. Remaja dapat terjerumus ke hal-hal negatif yang ada dalam kehidupan Yanki.

Apapun itu jenis subkultur yang ada dalam masyarakat, pasti memiliki dampak positif dan negatifnya. Tapi bagaimana kita sebagai remaja yang menjadi penerus bangsa dapat memilah mana yang baik dan mana yang buruk untuk kita hindari.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari semua pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Yanki merupakan salah satu subkultur Jepang, yang merupakan kenakalan

remaja-remaja Jepang.

2. Yanki memiliki ciri-ciri tersendiri yaitu : bolos dari sekolah, tindik tubuh, penggunaan tato, minum alkohol, tawuran, menghirup thinner, mengkonsumsi narkoba, seks bebas, merokok, dan sangat kental dengan geng motor/mobil.

3. Yanki terbagi atas 3 jenis yaitu : Bosozoku, Sukeban, dan Bancho.

4. Pergaulan Yanki sangat dekat dengan dunia malam, seks bebas, dan judi. 5. Hubungan erat di antara Yanki dan Yakuza diakibatkan karena anak-anak

dari kelompok Yakuza secara otomatis menjadi Yanki.

6. Yanki yang juga berpengaruh terhadap masyarakat Jepang tidak hanya

memberikan pengaruh positif tetapi juga pengaruh negatif.

7. Hal negatif yang menjadi dampak akibat adanya Yanki adalah cemoohan dari masyarakat, tekanan batin, serta kehidupan yang tidak selamanya berjalan baik.


(5)

4.2Saran

Dari pembahasan tentang kehidupan Yanki di Jepang ini maka penulis menyarankan sebagai berikut :

Agar pembaca dapat mengambil sisi positif dengan adanya kehidupan Yanki di Jepang dan dapat menjadikan acuan bahwa kenakalan-kenakalan yang ada merupakan kerugian yang cukup berpengaruh dalam kehidupan pribadi ataupun orang lain yang tidak perlu untuk dicontoh dan ditiru.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Suharyadi,Harry. 2006. Pachinko. Jakarta: Puspa Swara. Tendo, Shoko. 2008. Yakuza Moon. Jakarta: Gagas Media. http://content/uploads/2008/09/pubring/people/eizomamiya. http://en.wikipedia.org/wiki/bosozoku.

http://en.wikipedia.org/wiki/yanki. http://id.wikipedia.org/wiki/bancho. http://id.wikipedia.org/wiki/yakuza. http://news.bmezine.com/wp.