Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara : Suatu Pendekatan Stochastic Frontier

8

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian Efisiensi
Dalam memproduksi beras petani memerlukan faktor produksi, faktor
produksi sering dikenal dengan input. Proses produksi merupakan proses
perubahan input menjadi output. Berdasarkan defenisi efisiensi dibagi atas 3
yaitu efisiensi teknis, efisiensi biaya dan efisiensi ekonomis. Efisiensi teknis
merupakan upaya untuk menghasilkan output maximun dengan input tertentu.
Sedangkan efisiensi biaya adalah upaya untuk menghasilkan output tertentu
dengan biaya minimum. Dan efisiensi ekonomis merupakan gabungan antara
efisiensi teknis dengan efisiensi biaya. Efisiensi ekonomis merupakan
perbandingan antara hasil yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan.
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari alokasi sumber daya yang
digunakan petani dalam usahataninya secara efektif dan efisien untuk tujuan
memperoleh

keuntungan.


Usahatani

efektif

bila

petani

mampu

mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya dengan baik dan efisien
(Soekartawi, 2005).
Dalam analisis efisiensi, kita mengenal istilah biaya.Efisiensi biaya berasal
dari harga input dan harga output optimal yang dipilih. Efisiensi teknis
merupakan perbedaan antara output dengan output maksimal. Efisiensi
ekonomis merupakan perpaduan dari 2 sumber yaitu efisiensi teknis dan
biaya. Dengan efisiensi teknis kita dapat mengartikan hubungan karakteristik
antara produksi yang diobservasi dengan produksi idealnya atau produksi
potensialnya. Dan efisiensi biaya merupakan perbandingan antara biaya

frontiernya dengan biaya observasinya (Greene, 1993).

Universitas Sumatera Utara

9

Namun dalam kenyataannya produksi petani belum berada pada
kondisi yang efisien dikarenakan oleh berbagai kendala yang dikenal dengan
gap. Menurut Gomez di dalam Soekartawi (1994) dalam berproduksi dikenal
2 gapyaitu :
1. Gap I adalah gap yang terjadi akibat variabel yang tidak dapat dikendalikan
oleh manusia seperti agroklimat, keberuntungan, bencana alam dll. Variabel
ini disebut stochastic disturbance.
2. Gap II adalah gap yang terjadi akibat variabel-variabel teknis biologis.
Variabel-variabel inilah yang menyebabkan gangguan efisiensi pada usahatani
Gap ini dapat dikendalikan/diperkecil oleh petani dengan cara efisiensi
(Soekartawi, 2005).

2.2.


Faktor Produksi
Secara umum faktor-faktor produksi yang dapat mempengaruhi produksi

adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen. Akan tetapi pada kenyatannya
dilapangan diketahui berbagai faktor sosial ekonomi yang juga mempengaruhi
produksi. Faktor sosial ekonomi tersebut adalah tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, tingkat keterampilan dll (Soekartawi, 1994).
Faktor produksi dalam usaha pertanian mencakup lahan, modal, tenaga
kerja dan manajemen. Selain keempat faktor produksi tersebut, digunakan pula
sarana produksi seperti bibit, pupuk dan obat-obatan dalam proses produksi.
Lahan merupakan faktor utama dalam usaha pertanian. Lahan pertanian
merupakan sebidang tanah yang menjadi media tanam tumbuhan.Tingkat efisiensi
sebenarnya terletak pada penggunaan faktor produksi. Pada luas lahan yang
sempit petani cenderung menggunakan sarana produksi yang berlebihan

Universitas Sumatera Utara

10

contohnya dalam penggunaan pupuk cenderung melebihi anjuran. Pemilikan atau

penguasaan lahan sempit biasanya kurang efisien dibanding lahan yang luas.
Dimana keputusan penggunaan sarana produksi oleh petani didasarkan pada
kebiasaan, naluri, maupun imitasi dari petani lain. Dan sebaliknya, petani dengan
lahan yang luas sering pula tidak efisien kembali lagi kepada penggunaan saprodi
yang berlebihan akibat lemahnya pengawasan faktor-faktor produksi seperti bibit,
pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. Modal juga merupakan faktor produksi yang
sangat penting. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang
bersama-sama dengan faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan
barang baru dalam hal ini hasil pertanian (Mubyarto, 1989). Modal berkaitan erat
dengan uang, jadi modal adalah uang maupun pinjaman yang digunakan petani
untuk memperoleh sarana produksi dan membayar biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam produksi. Kekurangan modal meyebabkan penyediaan input terganggu
sehingga mempengaruhi produksi (Jamin, 1994).

2.3.

Penelitian Terdahulu

Galawat dan Yabe (2011) pada penelitian An Analysis of Firm Level Technical
Efficiency in The Rice Production in Brunei Darussalam; A Stochastic Frontier

Approach menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas dalam mengestimasi
produksi padi di Brunei Darussalam. Adapun faktor-faktor produksi yang
digunakan adalah luas lahan petani (ha), jumlah pupuk (kg/ha), jumlah herbisida
(ml/ha), jumlah tenaga kerja (orang/ha), dan jumlah biaya mesin (B$1/ha). Dari
hasil estimasi yang diperoleh hanya variabel pestisida yang tidak berpengaruh
signifikan. Nilai estimasi efisiensi teknis yang diperoleh sebesar 0,64 ini
menunjukkan petani berada pada kondisi yang inefisien. Adapun faktor-faktor

Universitas Sumatera Utara

11

eksogen yang menyebabkannya adalah luas lahan, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pengalaman bertani, anggota kelompok tani, kesuburan tanah, irigasi,
penyuluhan, dan varietas. Dimana luas lahan bertanda negatif dan berpengaruh
signifikan terhadap produksi, petani dengan luas lahan yang lebih luas cenderung
lebih efisien. Umur bertanda positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan produksi begitu juga variabel jenis kelamin dan pendidikan.
Pengalaman bertani bertanda negatif dan signifikan meningkatkan produksi,
petani yang memiliki pengalaman bertani lebih lama cenderung lebih efisien dari

pada yang tidak. Keanggotaan kelompok tani bertanda negatif dan signifikan
menunjukkan petani yang tergabung dalam kelompok tani lebih efisien dari pada
yang tidak. Kesuburan tanah menunjukkan perbedaan efisiensi dari setiap petani,
infastruktur yang buruk seperti irigasi secara positif menunjukkan inefisiensi
teknis pada petani. Penyuluhan memiliki hubungan yang positif terhadap efisiensi
tetapi tidak signifikan secara statistik. Rata-rata mean dari efisiensi teknis adalah
0,76 menunjukkan rata-rata petani memproduksi maksimum pada level output
tersebut.
Backman et all (2011) dalam penelitian Determinant of Technical Efficiency of
Rice Farms in North-Central and North-Western Region in Bangladesh
melakukan uji spesifikasi model untuk fungsi produksi. Fungsi produksi yang
diuji adalah fungsi produksi Cobb Douglass, fungsi produksi Cobb Douglas
Translog, dan fungsi produksi kuadratik. Dimana fungsi produksi kuadratik
merupakan fungsi yang paling baik digunakan dalam penelitian. Variabel yang
mempengaruhi produksi secara positif dan signifikan adalah lahan, tenaga kerja
dan traktor. Lahan, tenaga kerja, dan traktor menunjukkan jika setiap variabel ini

Universitas Sumatera Utara

12


meningkat maka produksi padi juga meningkat. Variabel pupuk bertanda negatif
hal ini dikarenakan penggunaan pupuk khususnya N pada UREA cenderung
berlebihan ketika harga pupuk relative murah. Koefisien variabel independen lain
seperti bibit, irigasi dan biaya variabel lainnya bernilai posistif tetapi tidak
signifikan. Nilai analisis efisiensi teknis bervariasi dari 16,22% sampai 94,47%
dengan rata-rata 83%. Nilai

adalah 0,β5 artinya β5% variasi output dijelaskan

oleh perbedaan efisiensi teknis usahatani di Bangladesh. Selain itu nilai

*

menunjukkan perbedaan efisiensi antara produksi observasi dengan maximum
peroduksi frontier sebesar 11% pada sampel usahatani. Berdasarkan skala
elastisitas produsen berada pada kondisi increasing returns to scale dengan nilai
RTS 1,04 menunjukkan petani dapat meningkatkan skala efisiensi dengan
penambahan input untuk meningkatkan produksi kecuali input kapital seperti
traktor, bangunan dan mesin. Tanda negatif pada kapital menunjukkan marginal

yang rendah terhadap total output jika kapital ditambahkan. Faktor-faktor yang
diestimasi untuk menjelaskan inefisiensi adalah umur, pendidikan, pengalaman,
jumlah petakan lahan, wilayah (variabel dummy), akses ke lembaga keuangan
mikro (variabel dummy), pendapatan diluar usahatani, kunjungan penyuluh dan
pengalaman terhadap inefisiensi teknis. Hanya pengalaman dan jumlah petakan
yang berpengaruh signifikan.
Mailena et all (2014) pada penelitiannya yang berjudul Efficiency of Rice Farms
and its Determinants; Application Stochastic Frontier Analysis menggunakan
fungsi produksi frontier Cobb-Douglas dan fungsi produksi frontier translog.
Adapun variabel input yang dietimasi adalah lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan
tenaga kerja. Pada fungsi produksi frontier Cobb-Douglass koefisen seluruh input

Universitas Sumatera Utara

13

bertanda positif dan signifikan kecuali tenaga kerja. Sedangkan pada fungsi
translog pupuk dan tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan. Nilai

pad model


Cobb-Douglas dan fungsi translog adalah 0,9304 dan 0,9099 secara statistik
berbeda dari 0 pada level 1% menunjukkan 93,04% dan 90,99% variasi output
dijelaskan oleh efisiensi teknis. Nilai elastisitas 1,28 menunjukkan rata-rata
usahatani berada pada kondisi increasing returns to scale. Ini menunjukkan
peningkatan input 1% akan meningkatkan produksi sebanyak 1,28%. Rata-rata
usahatani berada pada nilai efisiensi teknis 0,845. Ini menunjukkan usahatani
dapat meningkatkan outputnya sebesar 14,6% dengan pemberian sejumlah input
ketika efek inefisiensi dikurangi. Usahatani dengan praktek yang baik memiliki
nilai efisiensi teknis sebesar 0,977 artinya sudah mendekati produksi frontiernya
hanya dengan meningkatkan 12,3% output dari pemberian sejumlah input. Lebih
dari 40% sampel berada nilai efisiensi lebih dari 0,9 merupakan usahatani dengan
praktek terbaik. Usahatani ini telah menggunakan input secara optimal dan
mengurangi efek inefisiensi pada produksi. Sebanyak 36% usahatani berada pada
nilai efisiensi 0,8-0,89 dan sebanyak 20,67% usahatani berada pada nilai efisiensi
teknis dibawahnya. Usahatani ini terperangkap pada inefisiensi input dan mereka
tidak dapat mencapai maximum output seperti usahatani dengan praktek terbaik.
Faktor-faktor yang menjelaskan inefisiensi dalam model adalah umur, jumlah
anggota keluarga, pekerjaan, penyuluh, pengalaman, kepemilikan lahan, akses
kredit, dan pendidikan. Dari hasil estimasi diperoleh petani yang memiliki akses

kredit dan pendidikan memiliki efek signifikan terhadap inefisiensi. Ketika umur,
jumlah anggota keluarga, keterlibatan penyuluh, kepemilikan lahan, tidak
memiliki efek signifikan terhadap inefisiensi. Tanda negatif pada model seperti

Universitas Sumatera Utara

14

pada akses kredit menunjukkan penggunaan kredit dapat menurunkan efek
inefisien terhadap produksi. Koefisien pendidikan petani juga bernilai negatif dan
signifikan menunjukkan hasil peningkatan level pendidikan petani menurunkan
efek inefisiensi atau meningkatkan efisiensi teknis pada usahatani.
Samad (2013) pada penelitiannya yang berjudul Estimating Technical Efficiency
of IRRI Rice Production in Northern Parts of Bangladesh mengestimasi total
lahan irigasi yang diusahakan petani, total tenaga kerja, dan total traktor dengan
fungsi stokhastik produksi frontier. Dari hasil estimasi menunjukkan tenaga kerja
dan traktor merupakan faktor yang tidak signifikan. Untuk menjelaskan faktor
efisiensi variabel yang diestimasi adalah pupuk, petani tanpa pendidikan, petani
dengan pendidikan dibawah SMP, dan petani dengan pendidikan diatas SMPdan
pengalaman bertani. Dari hasil estimasi diperoleh pupuk, pendidikan diatas SMP,

pengalaman bertani merupakan faktor signifikan untuk efisiensi produksi. Nilai
sebesar 0,829 menunjukkan 82,9% variasi produksi usahatani dari maximum
usahatani adalah merupakan komponen efisiensi dijelaskan oleh variabel dan
nilainya signifikan. Hanya 4,47% usahatani yang memiliki tingkat efisiensi
dibawah 70%, 27 petani memiliki efisiensi teknis daiatas 90%, dan range efisiensi
teknis dari 106 petani berada pada 16,5%-90,5%.
Pada penelitian Khan (2012) yang berjudul Measurement of Technical, Allocative,
and Economic Efficiency of Tomato Farms in Northern Pakistan menggunakan
fungsi poduksi Cobb-Douglass dimana variabel yang diestimasi adalah tenaga
kerja, herbisida, insektisida, pupuk, modal (akses to kredit), dan luas lahan (ha).
Sedangkan estimasi untuk fungsi biaya variabel juga menggunakan fungsi biaya
Cobb-Douglas. Adapun variabel yang diestimasi adalah rata-rata upah pekerja,

Universitas Sumatera Utara

15

rata-rata biaya variabel (herbisida, insektisida, dan pupuk), biaya suku bunga dari
pinjaman kredit, dan rata-rata biaya sewa lahan per ha. Dari hasil estimasi
diperoleh nilai

= 0,668 berbeda dari 0 dan null hipotesisμ Tidak terdapat efek

ineffisiensi ditolak pada α = 5%. Berdasarkan nilai

diperoleh nilai sebesar 0,47

yang menyatakan bahwa 47% variasi output tomat dijelaskan oleh efisiensi teknis.
Koefisien input tenaga kerja merupakan faktor penting yang menjelaskan
peningkatan produksi tomat dimana produksi tomat meningkat 26% setiap
penambahan tenaga kerja sebanyak 1%. Koefisien modal adalah yang terendah
tetapi secara statistik signifikan dimana peningkatan 1% modal akan
meningkatkan produksi tomat sebamyak 5%. Koefisien biaya variabel dan luas
lahan juga signifikan. Biaya lahan adalah yang tertinggi dan koefisien biaya lain
bertanda positif dan juga signifikan pada α = 5%. Range efisiensi teknis berada
pada 45%-85% dengan rata-rata 65%. Usahatani yang memiliki efisiensi teknis
yang baik berada pada 71%-80%. Dan efisiensi teknis terendah pada 11%-20%.
Tidak ada responden yang mencapai efisiensi teknis 100%. Efsiensi biaya juga
bervariasi lebar dengan rata-rata 56%. Efisiensi biaya tertinggi berada pada
tingkat efisiensi biaya 51%-60% dan yang tersendah berada pada 11%-20%.
Tidak ada petani yang berada pada efisiensi biaya 100%. Efisiensi ekonomis juga
mengindikasikan gap yang besar antara terendah dan tertinggi dengan rata-rata
35%. Faktor yang menjelaskan inefisien petani tomat adalah pendidikan formal,
kunjungan penyuluh, umur, dan akses ke kredit. Berdasarkan hasil estimasi nilai
koefisien pendidikan formal petani bertanda negatif dan signifikan. Ini
menunjukkan peningkatan pendidikan formal petani menurunkan efek inefisiensi.
Nilai estimasi koefisien kunjungan penyuluh juga negatif dan signifikan

Universitas Sumatera Utara

16

menunjukkan kunjungan penyuluh menurunkan efek inefisiensi. Koefisien
estimasi umur bernilai positif dan signifikan menunjukkan umur berkontribusi
positif terhadap efek inefisiensi. Petani yang muda lebih efisien dibandingkan
dengan petani yang lebih berumur. Akses ke kredit memiliki nilai koefisien yang
negatif artinya semakin tinggi akses petani ke kredit semakin efisien
usahataninya.

2.4.

Landasan Teori
Fungsi produksi frontier adalah fungsi produksi untuk mengukur

bagaimana fungsi produksi sebenarnya terhadap posisi frontiernya. Karena fungsi
produksi adalah hubungan fisik antara faktor produksi dan produksi, maka fungsi
produksi frontier adalah hubungan fisik faktor produksi dan produksi pada
frontiernya (Soekartawi, 1994)
Fungsi produksi merupakan hubungan input dengan output. Fungsi
produksi frontier menunjukkan maksimum output yang dapat dicapai suatu
usahatani dari setiap level input. Sebuah usahatani dapat berproduksi pada
frontiernya disebut dengan kondisi efisien secara teknis atau dibawah frontiernya
yang disebut dengan kondisi inefisien secara teknis. Hal ini dapat dijelaskan pada
Gambar 1. Titik OF’ menunjukkan fungsi produksi sebuah usahatani. Titik F
merupakan titik frontier sedangkan titik A , B dan C menunjukkan produksi yang
dapat dicapai usahatani. Titik A menunjukkan usahataniberada pada kondisi
inefisien sedangkan usahatani B dan C berada pada kondisi efisien. Usahatani B
dan C dikatakan efisien karena berproduksi pada kondisi optimum. Usahatani A
dikatakan berproduksi pada kondisi yang inefisien karena secara teknis masih

Universitas Sumatera Utara

17

dapat meningkatkan output sama seperti usahatani B tanpa memerlukan
penambahan input.

Gambar. 1 Fungsi Produksi dengan Fungsi Produksi Frontier
(Sumber : Coelli et all. 2005)

Stokhastict Production Frontier pertama kali dikemukakan oleh Aigner,
Lovell, Scmidt (1977) dan Meeusen dan Van den Broek (1977). Mereka
menyatakan bahwa tidak semua usahatani mampu mencapai posisi frontiernya,
dalam hal ini posisi frontier yang dimaksud adalah posisi frontier dari produksi
dan biaya usahataninya. Produsen diasumsikan sebagai price taker pada pasar
input. Fungsi transformasi pada efisiensi teknis TE (y,x) dimana y ≤ f (x).
Teknikal efisiensi secara umum dijelaskan berada pada 0