Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara : Suatu Pendekatan Stochastic Frontier
1
I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Beras yang berasal dari tanaman padi merupakan bahan makanan pokok
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produksi padi
pemerintah memberikan perhatian khusus. Akan tetapi peningkatan produksi padi
mengalami berbagai kendala yang bersifat teknis maupun non teknis seperti
penurunan kesuburan tanah, keterbatasan teknologi, serangan hama, alih fungsi
lahan padi dsb(Mahyudin, 2008). Alih fungsi lahan pertanian khususnya padi
sawah menjadi perumahan, perkebunan kelapa sawit dsb menurunkan produksi
padi secara nasional. Dan sebaliknya usaha yang dilakukan pemerintah untuk
menghasilkan sawah baru belum dapat mengimbangi laju alih fungsi lahan
tersebut. Saat ini produksi padi Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan beras
dalam negeri. Sebagai bahan pangan pokok kebutuhan masyarakat akan beras
semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk Indonesia
(Irianto, 2014).
Sumatera utara merupakan daerah penghasil padi ke enam di Indonesia
dengan produksi sebesar 3.604.602 Ton, luas panen 713,25 Ha dan produktivitas
50,54 Ku/Ha (Bps, 2014). Setiap kabupaten/kota di provinsi ini memiliki
produktivitas yang berbeda.Dapat dilihat pada Tabel 1 terdapat perbedaan
produktivitas yang cukup tinggi.
Adapun luas panen produksi dan produktivitas padi kabupaten/kota di
Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.
Universitas Sumatera Utara
2
Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.
Kabupaten/Kota
Nias Utara
Gunung Sitoli
Nias
Nias Barat
Nias Selatan
Medan
Labuhan Batu
Labuhan Batu Selatan
Padang Lawas
Tapanuli Tengah
Labuhan Batu Utara
Padang Lawas Utara
Mandailing Natal
Tanjung Balai
Tapanuli Utara
Tebing Tinggi
Pakpak Bharat
Batu Bara
Asahan
Humbang Hasundutan
Samosir
Padang Sidempuan
Binjai
Dairi
Tapanuli Selatan
Langkat
Deli Serdang
Serdang Bedagai
Toba Samosir
Karo
Pematang Siantar
Simalungun
Min
Max
Rata-rata
Sumber : BPS, 2014.
Luas Panen
(Ha)
5.729
2.701
13.983
2.896
17.791
3.153
25.084
637
17.019
25.256
35.771
14.867
35.323
339
21.198
1.031
2.575
34.385
17.835
18.179
8.864
8.833
4.041
13.008
29.325
73.357
84.286
63.601
21.145
14.298
4.309
82.349
339
84.286
21.974
Padi
Sawah
Produktivitas
(Ton/Ha)
Produksi (Ton)
20.255
9.811
51.597
10.776
69.541
13.020
103.894
2.642
72.110
107.665
152.999
65.361
155.502
1.530
95.906
4.702
11.952
160.374
83.198
85.582
42.459
42.439
19.470
62.641
146.181
373.188
445.597
340.916
113.632
79.738
24.423
471.162
1.530
471.162
115.087
3,54
3,63
3,69
3,72
3,91
4,13
4,14
4,15
4,24
4,26
4,28
4,40
4,40
4,51
4,52
4,56
4,64
4,66
4,66
4,71
4,79
4,80
4,82
4,82
4,98
5,09
5,29
5,36
5,37
5,58
5,67
5,72
3,54
5,72
4,58
Ada empat daerah yang menjadi sentra produksi padi di Sumatera Utara
yaitu Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Langkat, dan
Kabupaten Serdang Bedagai dengan produktivitas rata-rata 5,4 ton/ha. Sedangkan
daerah yang menjadi sentra pendukung produksi beras adalah Kabupaten Labuhan
Batu Utara, Kabupaten Mandailing Natal, dan Kabupaten Batu Bara dengan
produktivitas rata-rata 4,4 ton/ha.Kabupaten Batu Bara sebagai salah satu daerah
Universitas Sumatera Utara
3
pendukung, produksi rata-ratanya adalah 160.374 Ton dengan produktivitas 4,66
ton/ha. Berdasarkan buku pedoman budidaya padi sawah yang diterbitkan oleh
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara pada tahun 2011,
jika usahatani padi sawah dilakukan dengan cara yang baik maka usahatani padi
sawah dapat memproduksi Gabah Kering Giling (GKG) sampai dengan5-8 ton/ha.
Produktivitas padi pada 7 kecamatan di Kabupaten Batu Bara dapat dilihat pada
Tabel 2. Adapun kecamatan yang memiliki produktivitas tertinggi adalah Medang
Deras dan kecamatan dengan produktivitas terendah adalah Kecamatan Tj. Tiram.
Kecamatan Talawi merupakan Kecamatan di Kabupaten Batu Bara dengan
produktivitas terendah kedua yaitu 50,74 Kw/Ha.
Tabel 2. Luas tanam, Luas panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi
Sawah Menurut Kecamatan di Kabupaten Batu Bara
Kecamatan
Sub District
Luas Tanam
Planted
Area
(Ha)
Luas Panen
Harvest Area
(Ha)
Produksi
Production
(Ton)
Rata-Rata Produksi
Average Yield per Hectare
(Kw/Ha)
Tj. Tiram
1.204
2.927
4.714
50,52
Talawi
2.535
2.001
10.153
50,74
Limpul
11.335
12.437
64.486
51,85
Sei Balai
2.720
2.927
15.209
51,96
Sei Suka
2.326
2.605
13.601
52,21
Air Putih
7.984
8.420
44.104
52,38
Medang Deras
5.606
5.603
29.830
53,24
Batu Bara
33.710
36.920
182.097
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Batu Bara Dalam BPS Batu Bara Dalam Angka, 2014.
51,84
Kecamatan Talawi terdiri dari 19 Desa dan 1 kelurahan. Dimana tidak
semua desa di kecamatan ini dilalui irigasi. Hanya 5 desa yang dilalui saluran
irigasi yaitu Desa Binjai Baru, Sei Muka, Bangun Sari, Karang Baru, dan Sumber
Tani.Desa Sumber Tani merupakan desa dengan luas persawahan terbesar yaitu
Universitas Sumatera Utara
4
284 Ha dan dengan populasi petani sebanyak 375 orang sepertidapat dilihat pada
Tabel 3 berikut ini :
Tabel 3.
Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan dan Jumlah Petani
PadiSawah di Kecamatan Talawi Tahun 2014
Desa
Irigasi ½
Tadah
Rawa
Rawa
Jumlah
(Ha)
Jumlah
tek
huja
pasa
leba
Petan
nis
n
ng
k
i
(Ha)
(Ha)
surut
(Ha)
(Oran
(Ha)
g)
Petatal
-
-
-
-
-
-
Binjai baru
150
-
-
-
150
275
Perk. Tanah
-
-
-
-
-
-
Perk. Petatal
-
-
-
-
-
-
Panjang
-
23
-
23
-
25
Sei muka
160,98
-
-
-
160,98
225
Pahang
-
-
-
-
-
-
Labuhan ruku
-
-
-
-
-
-
Mesjid lama
-
-
-
-
-
-
Dahari selebar
-
-
-
-
-
-
Padang
-
166
-
-
166
157
Bangun Sari
200
-
-
-
200
122
Karang Baru
85
-
-
-
85
87
Gelugur
-
-
-
-
-
-
Mekar Baru
-
-
-
-
-
-
Sumber Tani
284
-
-
-
284
375
Gunung Rante
-
120
-
-
120
147
Benteng
-
200
-
-
200
181
Indrayaman
-
-
-
-
-
-
Dahari Indah
-
-
-
-
-
Datar
Genting
Makmur
Sumber : BP2KP Kabupaten Batu Bara, 2014.
Universitas Sumatera Utara
5
Produksi merupakan proses menghasilkan output dengan penggunaan
berbagai kombinasi faktor-faktor produksi (input) seperti modal, tenaga kerja,
teknologi yang dapat berupa luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan
traktor. Adapun tujuan produksi adalah menghasilkan output dengan cara yang
efisien (Soekartawi, 2005).
Menurut penelitian Wadud 1999 dalam Backman et all (2011) perbedaan pada
produktivitas mengindikasikan adanya perbedaan hasil (gap) antara petani yang
melaksanakan usahatani dengan sistem yang baik dengan petani yang
melaksanakan usahatani dengan sistem yang tidak baik. Dapat dikatakan
perbedaan ini mengindikasikan adanya perbedaan dalam pengalokasian faktorfaktor produksi. Petani yang melakukan usahatani dengan cara yang baik
cenderung lebih efisien. Usahatani yang efisien tentunya memiliki produktivitas
yang lebih tinggi. Oleh karena itu, efisiensi pada pengelolaan usahatani
merupakan hal yang penting terkait dengan peningkatan produktivitas padi. Maka
perlu dilakukan penelitian di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi Kabupaten
Batu Bara.
Universitas Sumatera Utara
6
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengaruh faktor-faktor produksi (bibit, tenaga kerja, traktor,
pupuk dan pestisida)terhadap produksi usahatani padi sawah di Desa Sumber
Tani Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara?
2.
Bagaimana pengaruh harga faktor-faktor produksi (harga bibit, upah tenaga
kerja, sewa traktor, harga pupuk, dan harga pestisida) terhadap biaya produksi
usahatani padi sawah di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi Kabupaten
Batu Bara?
3.
Bagaimana efisiensi teknis, efisiensi biaya, dan efisiensi ekonomis usahatani
padi sawah di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara?
4.
Bagaimana pengaruh faktor-faktor eksogen (tingkat pendidikan, pengalaman
bertani, ketersediaan modal, jumlah lahan yang diusahakan, dan serangan
hama) terhadap efisiensi teknis usahatani padi sawah di Desa Sumber Tani
Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara?
1.3. Tujuan Penelitian
1.
Untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor produksi (bibit, tenaga kerja,
traktor, pupuk dan pestisida) terhadap produksi usahatani padi sawah di Desa
Sumber Tani Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara.
2.
Untuk menganalisis pengaruh harga faktor-faktor produksi (harga bibit, upah
tenaga kerja,sewa traktor,harga pupuk, danharga pestisida) terhadap biaya
Universitas Sumatera Utara
7
produksi usahatani padi sawah di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi
Kabupaten Batu Bara.
3.
Untuk menganalisis tingkat efisiensi teknis, efisiensi biaya, dan efisiensi
ekonomis usahatani padi sawah di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi
Kabupaten Batu Bara.
4.
Untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor eksogen (tingkat pendidikan
petani, pengalaman bertani, ketersediaan modal, jumlah lahan yang
diusahakan, dan serangan hama) terhadap efisiensi teknis usahatani padi
sawah di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara.
1.4. Manfaat Penelitian
1.
Bagi petani padi sawah, diharapkan dapat memberikan wawasan tambahan
tentang tingkat efisiensi usahataninya, sehingga dapat membantu petani
dalam pengambilan keputusan penggunaan input untuk meningkatkan
produksi dengan efisien.
2.
Bagi instansi terkait, diharapkan dapat menjadi masukan dalam melengkapi
bahan dan sebagai pertimbangan dalam merumuskan kebijakan untuk
peningkatan produksi padi sawah di Sumatera Utara.
3.
Sebagai bahan rujukan, tambahan informasi dan pengetahuan bagi
penelitian selanjutnya atau bagi pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Beras yang berasal dari tanaman padi merupakan bahan makanan pokok
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produksi padi
pemerintah memberikan perhatian khusus. Akan tetapi peningkatan produksi padi
mengalami berbagai kendala yang bersifat teknis maupun non teknis seperti
penurunan kesuburan tanah, keterbatasan teknologi, serangan hama, alih fungsi
lahan padi dsb(Mahyudin, 2008). Alih fungsi lahan pertanian khususnya padi
sawah menjadi perumahan, perkebunan kelapa sawit dsb menurunkan produksi
padi secara nasional. Dan sebaliknya usaha yang dilakukan pemerintah untuk
menghasilkan sawah baru belum dapat mengimbangi laju alih fungsi lahan
tersebut. Saat ini produksi padi Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan beras
dalam negeri. Sebagai bahan pangan pokok kebutuhan masyarakat akan beras
semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk Indonesia
(Irianto, 2014).
Sumatera utara merupakan daerah penghasil padi ke enam di Indonesia
dengan produksi sebesar 3.604.602 Ton, luas panen 713,25 Ha dan produktivitas
50,54 Ku/Ha (Bps, 2014). Setiap kabupaten/kota di provinsi ini memiliki
produktivitas yang berbeda.Dapat dilihat pada Tabel 1 terdapat perbedaan
produktivitas yang cukup tinggi.
Adapun luas panen produksi dan produktivitas padi kabupaten/kota di
Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.
Universitas Sumatera Utara
2
Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.
Kabupaten/Kota
Nias Utara
Gunung Sitoli
Nias
Nias Barat
Nias Selatan
Medan
Labuhan Batu
Labuhan Batu Selatan
Padang Lawas
Tapanuli Tengah
Labuhan Batu Utara
Padang Lawas Utara
Mandailing Natal
Tanjung Balai
Tapanuli Utara
Tebing Tinggi
Pakpak Bharat
Batu Bara
Asahan
Humbang Hasundutan
Samosir
Padang Sidempuan
Binjai
Dairi
Tapanuli Selatan
Langkat
Deli Serdang
Serdang Bedagai
Toba Samosir
Karo
Pematang Siantar
Simalungun
Min
Max
Rata-rata
Sumber : BPS, 2014.
Luas Panen
(Ha)
5.729
2.701
13.983
2.896
17.791
3.153
25.084
637
17.019
25.256
35.771
14.867
35.323
339
21.198
1.031
2.575
34.385
17.835
18.179
8.864
8.833
4.041
13.008
29.325
73.357
84.286
63.601
21.145
14.298
4.309
82.349
339
84.286
21.974
Padi
Sawah
Produktivitas
(Ton/Ha)
Produksi (Ton)
20.255
9.811
51.597
10.776
69.541
13.020
103.894
2.642
72.110
107.665
152.999
65.361
155.502
1.530
95.906
4.702
11.952
160.374
83.198
85.582
42.459
42.439
19.470
62.641
146.181
373.188
445.597
340.916
113.632
79.738
24.423
471.162
1.530
471.162
115.087
3,54
3,63
3,69
3,72
3,91
4,13
4,14
4,15
4,24
4,26
4,28
4,40
4,40
4,51
4,52
4,56
4,64
4,66
4,66
4,71
4,79
4,80
4,82
4,82
4,98
5,09
5,29
5,36
5,37
5,58
5,67
5,72
3,54
5,72
4,58
Ada empat daerah yang menjadi sentra produksi padi di Sumatera Utara
yaitu Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Langkat, dan
Kabupaten Serdang Bedagai dengan produktivitas rata-rata 5,4 ton/ha. Sedangkan
daerah yang menjadi sentra pendukung produksi beras adalah Kabupaten Labuhan
Batu Utara, Kabupaten Mandailing Natal, dan Kabupaten Batu Bara dengan
produktivitas rata-rata 4,4 ton/ha.Kabupaten Batu Bara sebagai salah satu daerah
Universitas Sumatera Utara
3
pendukung, produksi rata-ratanya adalah 160.374 Ton dengan produktivitas 4,66
ton/ha. Berdasarkan buku pedoman budidaya padi sawah yang diterbitkan oleh
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara pada tahun 2011,
jika usahatani padi sawah dilakukan dengan cara yang baik maka usahatani padi
sawah dapat memproduksi Gabah Kering Giling (GKG) sampai dengan5-8 ton/ha.
Produktivitas padi pada 7 kecamatan di Kabupaten Batu Bara dapat dilihat pada
Tabel 2. Adapun kecamatan yang memiliki produktivitas tertinggi adalah Medang
Deras dan kecamatan dengan produktivitas terendah adalah Kecamatan Tj. Tiram.
Kecamatan Talawi merupakan Kecamatan di Kabupaten Batu Bara dengan
produktivitas terendah kedua yaitu 50,74 Kw/Ha.
Tabel 2. Luas tanam, Luas panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi
Sawah Menurut Kecamatan di Kabupaten Batu Bara
Kecamatan
Sub District
Luas Tanam
Planted
Area
(Ha)
Luas Panen
Harvest Area
(Ha)
Produksi
Production
(Ton)
Rata-Rata Produksi
Average Yield per Hectare
(Kw/Ha)
Tj. Tiram
1.204
2.927
4.714
50,52
Talawi
2.535
2.001
10.153
50,74
Limpul
11.335
12.437
64.486
51,85
Sei Balai
2.720
2.927
15.209
51,96
Sei Suka
2.326
2.605
13.601
52,21
Air Putih
7.984
8.420
44.104
52,38
Medang Deras
5.606
5.603
29.830
53,24
Batu Bara
33.710
36.920
182.097
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Batu Bara Dalam BPS Batu Bara Dalam Angka, 2014.
51,84
Kecamatan Talawi terdiri dari 19 Desa dan 1 kelurahan. Dimana tidak
semua desa di kecamatan ini dilalui irigasi. Hanya 5 desa yang dilalui saluran
irigasi yaitu Desa Binjai Baru, Sei Muka, Bangun Sari, Karang Baru, dan Sumber
Tani.Desa Sumber Tani merupakan desa dengan luas persawahan terbesar yaitu
Universitas Sumatera Utara
4
284 Ha dan dengan populasi petani sebanyak 375 orang sepertidapat dilihat pada
Tabel 3 berikut ini :
Tabel 3.
Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan dan Jumlah Petani
PadiSawah di Kecamatan Talawi Tahun 2014
Desa
Irigasi ½
Tadah
Rawa
Rawa
Jumlah
(Ha)
Jumlah
tek
huja
pasa
leba
Petan
nis
n
ng
k
i
(Ha)
(Ha)
surut
(Ha)
(Oran
(Ha)
g)
Petatal
-
-
-
-
-
-
Binjai baru
150
-
-
-
150
275
Perk. Tanah
-
-
-
-
-
-
Perk. Petatal
-
-
-
-
-
-
Panjang
-
23
-
23
-
25
Sei muka
160,98
-
-
-
160,98
225
Pahang
-
-
-
-
-
-
Labuhan ruku
-
-
-
-
-
-
Mesjid lama
-
-
-
-
-
-
Dahari selebar
-
-
-
-
-
-
Padang
-
166
-
-
166
157
Bangun Sari
200
-
-
-
200
122
Karang Baru
85
-
-
-
85
87
Gelugur
-
-
-
-
-
-
Mekar Baru
-
-
-
-
-
-
Sumber Tani
284
-
-
-
284
375
Gunung Rante
-
120
-
-
120
147
Benteng
-
200
-
-
200
181
Indrayaman
-
-
-
-
-
-
Dahari Indah
-
-
-
-
-
Datar
Genting
Makmur
Sumber : BP2KP Kabupaten Batu Bara, 2014.
Universitas Sumatera Utara
5
Produksi merupakan proses menghasilkan output dengan penggunaan
berbagai kombinasi faktor-faktor produksi (input) seperti modal, tenaga kerja,
teknologi yang dapat berupa luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan
traktor. Adapun tujuan produksi adalah menghasilkan output dengan cara yang
efisien (Soekartawi, 2005).
Menurut penelitian Wadud 1999 dalam Backman et all (2011) perbedaan pada
produktivitas mengindikasikan adanya perbedaan hasil (gap) antara petani yang
melaksanakan usahatani dengan sistem yang baik dengan petani yang
melaksanakan usahatani dengan sistem yang tidak baik. Dapat dikatakan
perbedaan ini mengindikasikan adanya perbedaan dalam pengalokasian faktorfaktor produksi. Petani yang melakukan usahatani dengan cara yang baik
cenderung lebih efisien. Usahatani yang efisien tentunya memiliki produktivitas
yang lebih tinggi. Oleh karena itu, efisiensi pada pengelolaan usahatani
merupakan hal yang penting terkait dengan peningkatan produktivitas padi. Maka
perlu dilakukan penelitian di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi Kabupaten
Batu Bara.
Universitas Sumatera Utara
6
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengaruh faktor-faktor produksi (bibit, tenaga kerja, traktor,
pupuk dan pestisida)terhadap produksi usahatani padi sawah di Desa Sumber
Tani Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara?
2.
Bagaimana pengaruh harga faktor-faktor produksi (harga bibit, upah tenaga
kerja, sewa traktor, harga pupuk, dan harga pestisida) terhadap biaya produksi
usahatani padi sawah di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi Kabupaten
Batu Bara?
3.
Bagaimana efisiensi teknis, efisiensi biaya, dan efisiensi ekonomis usahatani
padi sawah di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara?
4.
Bagaimana pengaruh faktor-faktor eksogen (tingkat pendidikan, pengalaman
bertani, ketersediaan modal, jumlah lahan yang diusahakan, dan serangan
hama) terhadap efisiensi teknis usahatani padi sawah di Desa Sumber Tani
Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara?
1.3. Tujuan Penelitian
1.
Untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor produksi (bibit, tenaga kerja,
traktor, pupuk dan pestisida) terhadap produksi usahatani padi sawah di Desa
Sumber Tani Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara.
2.
Untuk menganalisis pengaruh harga faktor-faktor produksi (harga bibit, upah
tenaga kerja,sewa traktor,harga pupuk, danharga pestisida) terhadap biaya
Universitas Sumatera Utara
7
produksi usahatani padi sawah di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi
Kabupaten Batu Bara.
3.
Untuk menganalisis tingkat efisiensi teknis, efisiensi biaya, dan efisiensi
ekonomis usahatani padi sawah di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi
Kabupaten Batu Bara.
4.
Untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor eksogen (tingkat pendidikan
petani, pengalaman bertani, ketersediaan modal, jumlah lahan yang
diusahakan, dan serangan hama) terhadap efisiensi teknis usahatani padi
sawah di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara.
1.4. Manfaat Penelitian
1.
Bagi petani padi sawah, diharapkan dapat memberikan wawasan tambahan
tentang tingkat efisiensi usahataninya, sehingga dapat membantu petani
dalam pengambilan keputusan penggunaan input untuk meningkatkan
produksi dengan efisien.
2.
Bagi instansi terkait, diharapkan dapat menjadi masukan dalam melengkapi
bahan dan sebagai pertimbangan dalam merumuskan kebijakan untuk
peningkatan produksi padi sawah di Sumatera Utara.
3.
Sebagai bahan rujukan, tambahan informasi dan pengetahuan bagi
penelitian selanjutnya atau bagi pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara