Komunikasi dalam Organisasi pandidikan (1)

Tugas Kelompok

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Disusun Oleh :
Kelompok 9
Mutiara Jannati (130402023)
Rahma Hesti Betrianda (130402005)

JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmatnyalah penulis bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Komunikasi dalam Organisasi” tepat pada waktunya dan diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen Bisnis.
Ungkapan terimakasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Pengantar
Manajemen Bisnis, yakni Vera Wirniati, MM serta seluruh pihak yang telah membantu meberikan kritik
dan saran serta motivasi agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna serta penulis juga mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak karena penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini.
Demikian semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amin.

Pekanbaru, 7 Januari 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Komunikasi Organisasi
B. Saluran Komunikasi dalam Organisasi
C. Komunikasi Vertikal
D. Komunikasi Horizontal
E. Hambatan-Hambatan terhadap Komunikasi Efektif
F. Menjadi Komunikator yang Lebih Efektif

BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam era globalisasi saat ini banyak hal-hal yang baru yang sering kali kita jumpai baik itu
secara langsung maupun tidak langsung hal ini sangatlah perlu jikalau kita memiliki kemampuan untuk
berinteraksi antara individu satu dengan individu lainnya sebab setiap individu tidak akan pernah
terlepas dari hubungan sosial dengan orang lain hal ini di karenakan agar setiap individu dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya sebagai mahluk sosial.
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan
membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.Hal ini merupakan suatu hakekat
bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam
kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun organisasi, selalu terdapat bentuk
kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari
atasan danbawahannya.
Komunikasi sangat penting bagi kehidupan bisnis dan organisasi. Komunikasi sangat penting
untuk menjalin hubungan kerja sama antara manusia dengan organisasi untuk saling membantu dan
mengadakan interaksi. Komunikasi berperan penting dalam menjalin kerja sama agar organisasi bisa
tercapai dan mempunyai pengaruh sangat besar dalam proses pencapaian tujuan.

Di dalam kelompok ataupun organisasi, selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan
masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari atasan dan bawahannya. Di
antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua arah atau komunikasi timbal
balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita
pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerjasama tersebut terdiri dari
berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial maupun kebudayaan. Hubungan yang terjadi
merupakan suatu proses adanya suatu keinginanmasing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil
yang nyata dan dapatmemberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Komunikasi bertujuan untuk menciptakan saling pengertian antara pengirim berita atau
komunikator dan penerima berita atau komunikan. Maka dalam menyusun berita hendaknya jelas,
singkat, padat, sopan serta mengandung makna kebenaran. Kegiatan komunikasi dapat mempengaruhi
kegiatan intern meliputi pengarahan, pemberian perintah, penyampaian laporan dalam kegiatan sehari-

hari. Sedangkan kegiatan komunikasi eksternal adalah merupakan salah satu kegiatan antara karyawan
dengan pihak luar perusahaan
Komunikasi secara sederhana adalah ketika satu organisasi hanya mempunyai satu atau dua
orang di dalamnya, kompleksitas dari komunikasi berkembang dan menyesuaikan dengan ukuran
organisasi tersebut. Di dalam organisasi yang lebih besar, komunikasi yang terjadi dengan cara
pertemuan langsung (tatap muka) sangat jarang terjadi, dibandingkan dengan cara perseorangan seperti
voicemail dan pesan e-mail.

Organisasi yang besar dan luas jangkauannya memerlukan lebih banyak hubungan komunikasi
diantara para pegawai karena banyaknya jumlah pegawai yang terlibat berbeda dari organisasi yang
sempit ruang lingkupnya. Agar pekerjaan pegawai dalam organisasi dapat berjalan dengan baik dan
maksimal dalam meningkatkan produktivitas kerja maka peranan komunikasi sangatlah dibutuhkan
dalam memenuhi pelaksanaan pekerjaan pegawai
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara
unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari
unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam
suatu lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi dan
komunikasi kelompok

BAB II
PEMBAHASAN
A.

DEFINISI KOMUNIKASI ORGANISASI
Pada dasarnya, Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan atau pun

pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya guna mencapai kesamaan makna.
Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu

pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada
orang lain. Serta organisasi adalah Organisasi adalah sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dan komunikasi adalah perekat yang memungkinkan kelompok
masyarakat tersebut secara bersama-sama melakukan fungsinya dengan baik.

Sedangkan definisi komunikasi organisasi menurut beberapa ahli adalah :


Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. (Everet M.
Rogers)



Komunikasi organisasi adalah sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan
sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. (Robert
Bonnington)




Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam
kelompok fomal maupun informal dari suatu organisasi. (Wiryanto, 2005)

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus
kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi
mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa
yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi
penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk
bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu
berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi
tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.
Komunikasi berperan penting dalam mencapai tujuan sebuah organisasi, karena tidak mungkin
sebuah organisasi akan berjalan jika tidak ada interaksi didalamnya. Fungsi komunikasi organisasi
tersebut adalah :


Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.
Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang
lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan
informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang

terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk
melaksanakan pekerjaan.



Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan
dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki
kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah
atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan
dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan
membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.



Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan
yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan


yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar
dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.


Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi
yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan
khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b.
Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja,
pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan
menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.

B.

SALURAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Di dalam proses komunikasi diketahui bahwa dalam menyampaikan pesan, dibutuhkan sebuah

saluran yang berguna sebagai media untuk menyampaikan pesan tersebut agar sampai dengan benar
pada penerima pesan. Saluran merupakan perantara yang dipakai pesan dalam

menempuh perjalanan. Saluran tersebut dipilih oleh pengirim, apakah ia hendak
menggunakan

saluran

yang

formal

atau

informal. Saluran

formal (formal

channels) disediakan oleh organisasi dan berfungsi sebagai penyampai pesan-pesan
yang berhubungan dengan aktivitas profesional dari para anggotanya. Saluran
informal (informal channels) yaitu saluran komunikasi yang diciptakan secara
spontan dan muncul sebagai tanggapan terhadap pilihan-pilihan individual.
a.


Saluran Formal
Saluran komunikasi formal adalah saluran yang terorganisasi dengan baik. Seperti lembaga
sosial lainnya, saluran komunikasi formal bercirikan aturan-aturan yang stabil, pejabatnya
melakukan pekerjaan yang benar-benar jelas, aturan pekerjaannya disusun dengan baik dan
dapat diikuti oleh orang yang berbeda-beda, dan adanya sanksi yang jelas. Dalam saluran
komunikasi informal itu ada ukuran penerimaan, jalur pengiriman yang terencana, prosedur
verifikasi, dan kode etik perilaku. Karena peserta dalam organisasi itu dapat dikenali maka
mereka secara pribadi dapat dipercaya dalam pekerjaannya.
Itulah salah satu ciri saluran komunikasi formal yang khas, sebagaimana dikatakan oleh
Shibutani (1966), adalah bahwa saluran itu berfungsi sebagai standar bagi semua laporan yang
datang dari semua sumber agar dapat diperiksa kebenarannya. Ciri kedua adalah dalam saluran

(formal) itu sumber pesan dapat dikenali, dan tentunya dapat dipercaya. Saluran formal juga
disebut sebagai saluran yang melembaga. Sifat saluran komunikasi formal beragam sesuai
dengan jenis masyarakat di mana saluran itu berada.

b. Saluran Informal
Komunikasi melalui saluran informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.
Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Saluran

Informal terjadi di antara karyawan dalam suatu organisasi yang dapat berinteraksi secara
bebas satu sama lain terlepas dari kewenangan dan fungsi jabatan mereka, seperti
perbincangan antar pribadi, misalnya; selama masa istirahat kerja. Pelaksanaan aktivitas ini
akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan
terhadap organisasi.

C. KOMUNIKASI VERTIKAL
Dalam memahami organisasi dan pola komunikasi di dalamnya, satu konsep kritis adalah arahnya.
Vertical Communication (komunikasi tegak) merupakan pengiriman dan penerimaan pesan di antara
level sebuah hirarki, ke bawah dan keatas. Komunikasi vertikal terbagi menjadi dua, yaitu :
a.

Downward Communication (komunikasi kebawah)
komunikasi yang dimulai dari manajemen puncak kemudian mengalir ke bawah melalui

tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah, terutama
mengkomunikasikan pesan dari yang memiliki kekuasaan kepada yang lebih sedikit
kekuasaannya; merupakan model umum komunikasi dalam sebuah organisasi. Komunikasi ini
melibatkan instruksi, anggaran yang disetujui atau tidak, pernyataan kebijakan, variasi dalam
standar prosedur operasi dan mencatat perubahan-perubahan lainnya, pengumuman umum,
pertemuan,ekspresi tujuan, sasaran, dan pernyataan misi. Pesan-pesan ini mungkin dapat
dikirimkan lewat memo, email, catatan,dan saluran individu ke grup atau dari individu ke
individu; atau mereka mungkin saja dapat disampaikan tidak langsung melalui orang lain dalam
hirarki.

Komunikasi kebawah seringkali berbentuk pemberian instruksi atau penjelasan bagaimana
seorang atasan menginginkan suatu tugas diselesaikan para atasan mengirimkan informasi
mengenai peraturan, kebijakan, dan standar minimum. Para atasan juga memberikan informasi
untuk menilai prestasi bawahan atau memotivasi seorang bawahan. Komunikasi ke bawah
menetapkan suatu organisasi bisnis. Apabila sebagian besar dalam organisasi dalam bisnis
berasal daripuncak (vertikal ke bawah) dan biasanya berupa instruksi, gaya organisasi cenderung
otokrasi. Apabila sebagian besar komunikasi ke bawah bersifat mendukung dan memiliki unsur
perhatian yang besar terhadap bawahan, rangkaian sifat akan lebih bersifat mendukung.
Komunikasi seperti itu akan mendorong pembentukan kolaborasi antara pimpinan dan pegawai.
Lebih jauh lagi, komuniaksi akan mendorong rangkaian penuh komunikasi ke atas.
b.

Upward Communication (komunikasi keatas)
merupakan suatu kondisi yang mungkin lebih penting dari downward communication.

Saluran upward communication membawa data dari pelanggan mengenai produksi barang dan
pelayanan, dan segala kebutuhan yang diperlukan untuk operasi organisasi dari hari ke
hari. Keterangan ini dapat digunakan bila orang-orang yang berada di level atas di suatu
organisasi adalah orang-orang yang memiliki keterampilan mendengar, mengumpulkan feedback
dan dapat dipercaya. Upward communication dapat pula menjadi sumber subur ide-ide baru dan
penyelesaian masalah yang kreatif, terutama karena orang-orang di bagian bawah hirarki dekat
dengan masalah-masalah spesifik dan dapat lebih waspada kepada solusi praktis daripada orangorang yang berada di puncak hirarki. Komunikasi keatas membawa informasi dari tingkat bawah
ke tingkat atas organisasi.
Para pimpinan organisasi menerima feedback tentang efektifitas keputusan yang telah
diambilnya. Anggota tingkat bawah mempunyai kesempatan untuk menginformasikan dan
mengajukan keluhan, dan memberikan saran untuk pengembangan. Komunikasi keatas terjadi
jika pesan mengalir dari bawahan ke manajer atau atasan. Para pegawai harus melaporkan
kemajuan mereka dalam penyelesaian tugas-tugas; jika ada, tugas-tugas apa yang menyebabkan
masalah bagi mereka; saran-saran bagi peningkatan produk atau peningkatan prosedur; dan
yang terpenting adalah perasaan mereka mengenai bagaiaman asegala sesuatu berjalan.
Komunikasi keatas merupaakan hal yang penting- para manajer memerlukan umpan balik yang
akurat mengenai pesan-pesan mereka apakah telah dipahami atau bagaimana keputusankeputusan tersebut diterima setelah masalah-masalah apa yang dikembangkan.

D.

KOMUNIKASI HORIZONTAL
Komunikasi Horizontal merupakan jenis komunikasi yang mengambil tempat satu level dalam

organisasi. Sebagai contoh, di dalam tim, diantara kepala departemen dan diantara pengkoordiansi dan
peranan penghubung. Terkadang, semakin cepat dan semakin efektif sebuah pesan terkirim secara
horizontal daripada upward maupun downward.
Komunikasi lateral atau horisontal terjadi antar rekan kerja. Anggota tim dan departemen harus
berkomunikasi untuk memperluas hubungan kerja mereka. Karena jalur otoritas tidak berseberangan,
maka komunikasi lateral ini lebih cepat daripada komunikasi ke atas atau ke bawah secara hirarkis.
Komunikasi horisontal terjadi antara orang-orang yang pada tingkat yang sama atau orang-orang yang
pada tingkat yang berhubungan pada divisi yang berbeda dalam suatu organisasi. Komunikasi horisontal
yang efektif dapat membantu orang-orang untuk mengkoordinasikan proyek menyelesaikan masalah,
memberikan pemeriksaan informasi, memecahkan konflik-konflik dan membuka jalan bagi terciptanya
hubungan-hubungan bisnis.
Namun, Seringkali komunikasi horisontal terhalang karena kecemburuan, hambatan spesialisasi
teknis, atau lokasi yang terpisah dan terlalu banyak arus informasi yang diterima pegawai untuk
memproses data secara tepat. Sebagai contoh, orang-orang pada suatu unit mungkin merasa bahwa
mereka bersaing dengan staf produksi untuk semua jenis bonus, informasi, posisi baru, dan sebagainyap
dan mungkin berupaya membatasi jumlah informasi yang dibagikan
Tersedianya arus komunikasi horisontal sering kali dilupakan dalam sebuah organisasi. Komunikasi
horisontal sangat penting bagi koordinasi dan integrasi dari beraneka ragam fungsi keorganisasian.
Komunikasi dari teman sejawat ke teman sejawat sering kali diperlukan untuk mengadakan koordinasi
dan dapat juga memberikan kepuasan terhadap kebutuhan sosial.
Berikut beberapa contoh Saluran Komunikasi dalam Organisasi :

Komunikasi Vertikal
Upward Communication
Downward Communication
o Rapat- secara face to face,

elektronik
o Partisipasi dalam

o Instruksi tugas dan deskripsi
o Kebijakan

dan

Komunikasi Horizontal
o Rapat- secara face to face,

manual

prosedur

elektronik
o Lintas departemen, lintas

pembuatan keputusan

o Appraisal

(projek tim)

o Pertemuan resmi

o Telepon

o Upward appraisal

o Perintah dan arahan

o Email

o Email, Telepon

o Rapat- secara face to face,

o Aktivitas sosial

o Newsletter organisasi
o Kebijakan buka pintu
o Survey opini dan audit
komunikasi

divisi, lintas projek

elektronik
o Program

o Program pelatihan
Induksi

karyawan

baru
o Telepon, Memo dan email
o Papan

pengumuman

dan

intranets
o Laporan annual

E.

HAMBATAN-HAMBATAN TERHADAP KOMUNIKASI EFEKTIF
Secara umum, hambatan komunikasi terbagi dua yaitu, hambatan internal dan hambatan eksternal;

Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait kondisi fisik dan
psikologis. Contohnya, jika seorang mengalami gangguan pendengaran maka ia akan mengalami
hambatan komunikasi. Sedangkan hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu
yang terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Contohnya, suara gaduh dari
lingkungan sekitar dapat menyebabkan komunikasi tidak berjalan lancar.
Secara umum hal ini menganggu tersampainya sebuah pesan. Sedangkan hambatan komunikasi
dalam organisasi yang menyebabkan komunikasi tidak efektif adalah :
1. Iklim komunikasi tertutup, karyawan sedikit mengetahui tentang perusahaan. Informasi
dikuasai oleh pemimpin.

2.

Struktur organisasi yang besar dan berjenjang , distorsi, penyampaian tertunda, persepsi

berbeda.
3. Filtering, pesan dirubah, diperpendek, atau diperpanjang.
4. Tidak percaya, merasa diperdaya, dimanipulasi atau diperlakukan dengan tidak adil.
5. Rivalitas antar karyawan, saling merahasiakan informasi yang bisa menguntungkan orang lain.
Walaupun tidak ada yang mengharapkan hambatan itu terjadi, namun hambatan itu bisa saja terjadi
dalam bentuk komunikasi apapun, karena komunikasi dilakukan dengan banyak jenis orang, dengan cara
yang berbeda-beda. Namun, cara mengatasinya adalah :
1.
2.
3.
4.

Mendorong iklim komunikasi terbuka, mendorong masukan dan feedback dari karyawan
Menyederhanakan struktur organisasi, mengurangi layer, informasi lebih cepat
Mempromosikan komunikasi horizontal, meningkatkan moral, menambah ide-ide.
Membuat pusat isu, karyawan bisa mengkonfirmasi seperti newsletter untuk memuat
berita/informasi perusahaan.

F.

MENJADI KOMUNIKATOR YANG LEBIH EFEKTIF
Komunikator memegang peran penting dalam komunikasi, bahkan dalam proses komunikasi,

komunikator ini tidak hanya dilihat dari apa yang dikatakannya, tapi juga berbagai aspek karakteristik
seorang komunikator. Ada beberapa aspek komunikator efektif, yaitu :
1) Kredibilitas. Kredibilitas berkaitan dengan bagaimana para pemimpin memperoleh kepercayan dan
keyakinan dari orang-orang yang dipimpinnya. Dalam perusahaan pemimpin yang tidak punya
kredibilitas sulit mempengaruhi bawahannya.
2) Daya Tarik. Daya tarik berkenaan dengan keadaan yang menunjukkan penerima pesan melihat
komunikator sebagai orang yang menyenangkan. Seorang pimpinan yang tidak punya sifat-sifat yang
menarik, tidak akan bisa membuat komunikasi yang menyenangkan dengan bawahan.
3) Kemampuan Intelektual. Ialah tingkat kecakapan, kecerdasan dan keahlian dari komunikator.
4) Integritas. Yaitu Keterpaduan antara ucapan dan perbuatan. Seorang manajer yang tidak sesuai
Antara perkataan dan perbuatannya sulit untuk pesannya dilaksanakan bawahan.
5) Keterpercayaan. Manajer yang tidak dipercayai bawahan akan sulit menyampaikan pesan dengan
baik.

6) Kepekaan Sosial. Adalah kemampuan komunikator untuk memahami situasi di lingkungan
perkantoran. Seorang manajer seharusnya bisa melihat suasana kantor, apabila suasana sibuk maka
pesan akan disampaikan lain waktu.
7) Kematangan Tingkat Emosional. Ialah kemampuan komunikator untuk mengendalikan emosinya,
sehingga tetap dapat melaksanakan komunikasi dalam suasana yang menyenangkan.
8) Memiliki Lingkup Pandangan dan Lingkup Pengalaman. Artinya komunikator mempunyai referensi
pandangan dan pengalaman tentang

penerima pesan. Manajer yang baik memiliki referensi dan

pemahaman yang baik tentang karyawannya, bagaimana tingkat pendidikannya, bagaimana
pengalamannya, sehingga manajer bisa menyesuaikan dengan cara penyampaiannya dengan
karyawannya agar mudah dipahami.
Kedelapan ciri ini lah yang wajib dimiliki seorang pemimpin perusahaan agar komunikasi dalam
organisasi berjalan dengan efektif dan tidak terjadi kesalahpahaman.

BAB III
KESIMPULAN
Komunikasi merupakan hal yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia, karena manusia
adalah makhluk sosial, tidak akan dapat hidup tanpa berinteraksi dengan orang lain, begitu pula di dalam
organisasi. Organisasi tidak akan berjalan jika tidak ada interaksi di dalamnya. Organisasi adalah
sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dan
komunikasi adalah perekat yang memungkinkan kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama
melakukan fungsinya dengan baik.
Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan
saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi
lingkungan yang selalu berubah-ubah. Komunikasi Organisasi mempunyai dua saluran yaitu Informal dan
Formal.
Komunikasi Organisasi terdiri dari komunikasi vertikal yakni komunikasi tegak. Jenis komunikasi
ini adalah komunikasi antar atasan dan bawahannya serta sebaliknya, berbentuk pujian, penghargaan,
juga perintah, dan modul standar. Selain itu, adalah komunikasi horizontal atau lateral. Jenis komunikasi
ini adalah komunikasi antar sesama yang berada dalam satu tingkat.
Dalam proses komunikasi organisasi, terdapat beberapa hambatan seperti; iklim komunikasi
yang tertutup, rivalitas, rasa tidak percaya, serta penyaringan pesan. Namun hal ini bisa di cegah dengan
mebuka iklim komunikasi, serta penyederhanaan struktur organisasi dan juga membuat pusat isu
seperti; newsletter, dsb.
Dalam komunikasi, agar seorang komunikator dapat berkomunikasi secara efektif, maka
diperlukan karakteristik yang menunjang kesuksesan komunikator tersebut yakni : kredibilitas, daya tarik,
kemampuan intelektual, kepekaan sosial, kepercayaan, kematangan tingkat emosional, serta memiliki
lingkup pandangan dan lingkup pengalaman agar komunikator dapat menyesuaikan diri dengan
pendengarnya.

REFERENSI

Mulyana, Deddy (Ed.). 2010. Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan.
Bandung : Rosda
Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis (Edisi 3). Jakarta: Erlangga.
Sendjaja. 1994. Teori-Teori Komunikasi. Universitas Terbuka
KPPN Rantau Perapat. Komunikasi Efektif di Lingkungan Kerja.http://kppnrantauprapat.net/files/
artikel/Komunikasi_Efektif.pdf. diakses pada tanggal 6 Januari 2014. (Online)
Mandala, Dimas. 2010. Saluran Komunikasi dalam Organisasi. http://dimasmandala.wordpress.com/
2010/06/06/saluran-komunikasi-dalam-organisasi/. diakses pada tanggal 6 Januari 2014. (Online)
Nuraini, Aliyah.2009. Komunikasi Horizontal.http://aliyahnuraini.wordpress.com/2009/03/24/arahkomunikasi-dalam-organisasi-horizontal-diagonal-upward-downward/comment-page-2/. diakses
pada tanggal 6 Januari 2014. (Online)
Ramadhani, Nurlailatul.2013. Hambatan Hambatan Komunikasi. http://nurlailatulrmd.wordpress.com /
2013/05/16/hambatan-hambatan-komunikasi/. diakses pada tanggal 6 Januari 2014. (Online)
Yolanda, Vanny. 2013. Komunikasi dalam Organisasi. http://yolandavanny.blogspot.com/2013/04/
komunikasi-dalam-organisasi.html. diakses pada tanggal 6 Januari 2014. (Online)