PEMBELAJARAN BERBASIS ICT di SD N TEGOWA

PEMBELAJARAN BERBASIS ICT
di SD N TEGOWANO

Yusia Sri Prajoko 942015026

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016

PEMBELAJARAN BERBASIS ICT di SD N TEGOWANO
Magister Manajemen Pendidikan – FKIP – UKSW Salatiga
Yusia Sri Prajoko
yusiabladu@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran berbasis teknologi di SD N
Tegowanoh, mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan, dan mencari solusinya.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor yang terjadi di SDN Tegowanoh guru kurang mengikuti
dan menguasai perkembangan teknologi yang terjadi, guru banyak yang enggan belajar teknologi,
kurangnya sarana dan prasarana yang bisa mendukung pembelajaran berbasis ICT, dan lain

sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya diadakan pelatihan tentang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran,

guru harus mengikuti

perkembangan zaman dan tuntutan dari perkembangan IPTEK secara global ini sehingga akan
tercipta guru yang professional, Penyebaran jaringan internet yang merata agar dapat digunakan di
semua sekolahan yang dapat digunakan untuk memaksimalkan kualitas pendidikan.
Kata Kunci: Pembelajaran, ICT

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan suatu
bangsa. Berbagai kajian di banyak negara menunjukkan kuatnya hubungan antara pendidikan
dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang ditunjukkan oleh berbagai indikator
ekonomi dan sosial budaya. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah
pendidikan yang merata, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Menyadari
peran strategis pendidikan tersebut, pemerintah Indonesia senantiasa mendukung ide yang
menempatkan sektor pendidikan sebagai prioritas dalam pembangunan nasional. Bahkan

dalam masa krisis ekonomi sekalipun, pendidikan tetap mendapatkan perhatian meskipun
fokusnya dibatasi pada upaya penanggulangan dampak krisis ekonomi terhadap pendidikan.

Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,
karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan
pendidikan. Kurikulum adalah sebuah rancangan pembelajaran, yang disusun dengan
mempertimbangkan berbagai hal mengenai proses pembelajaran serta perkembangan
individu. Sejalan dengan itu menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pendidikan dewasa ini harus mampu menyesuaikan dinamika yang berkembang
dalam masyarakat, terutama tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Kurikulum harus bisa
menjawab kebutuhan masyarakat luas dalam menghadapi persoalan kehidupan yang
dihadapi. Sudah sepatutnya kalau kurikulum itu terus diperbaharui seiring dengan realitas,
perubahan dan tantangan dunia pendidikan dalam membekali peserta didik menjadi manusia
yang siap hidup dalam berbagai keadaan.
Dengan melihat kebutuhan dan kebutuhan hidup di era sekarang ini, sudah septutnya
kurikulum yang menjadi rancangan pembelajaran bisa menciptakan situasi pembelajaran
yang menyenangkan dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk mencari, dan

menggali pengetahuannya sendiri demi menghadapi persaingan dalam bidang pendidikan saat
ini.
Paradikma pendidikan saat ini telah bergeser dari pendidikan yang berpusat pada guru
menjadi pendidikan yang berpusat pada peserta didik, dan guru hanyalah sebagai fasilitator
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik di bidang ilmu pengetahuan. Pendidikan untuk
memenuhi kebutuhan saat ini tidak bisa memungkiri perkembangan zaman sekarang, yang
lebih menuju ke arah teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau yang lebih mentereng
disebut ICT untuk menghadapi persaingan globalisasi yang terjadi.
Disadari atau tidak, perangkat - perangkat TIK seperti komputer, handphone, dan
internet, pada awalnya diciptakan tidak bermaksud untuk memperbaiki mutu pendidikan.
Namun dalam kenyataannya banyak pakar yang memanfaatkan perkembangan ICT untuk
meningkatkan dan memperbaiki mutu pendidikan. Terlebih lagi sekarang pendidikan telah
mengalami perubahan paradigma berpikir dari pembelajaran yang berpusat kepada guru
menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk mencari sumber - sumber lain.
Dalam mencari sumber lain, peserta didik bisa menggunakan buku-buku yang relevan atau
juga bisa menggunakan internet. Secara tidak langsung hal ini mendekatkan proses
pembelajaran dengan ICT. Keadaan seperti ini sudah tidak mengherankan jika penggunaan

ICT memiliki keunggulan, karena informasi yang didapat sangat luas, cepat, tepat, dan juga
memberi kemudahan dalam proses belajar mengajar dalam mencari sumber dan informasi

yang dibutuhkan.
Media komunikasi dalam pendidikan merupakan segala bentuk alat dan sumber
belajar yang digunakan untuk membantu memperlancar proses belajar mengajar. Dengan kata
lain sekolah harus memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana akan media komunikasi ini
yang berperan sebagai sumber belajar meliputi buku - buku, majalah, manusia, perpustakaan,
labolatorium, seperti internet dan lain - lain. Tanpa media pendidikan, efektifitas belajar
maupun mutu pendidikan sulit untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dari uraian di atas maka peulis mengambil judul makalah “Pembelajaran berbasis ICT
di SDN Tegowanoh”.
Rumusan Masalah
1. Apakah pembelajaran berbasis ICT telah dilaksanakan di SDN Tegowanoh telah
dilaksnakan sesuai dengan teori yang ada?.
2. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya kesenjangan antara praksis
dengan teori ?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan pembelajaran berbasis ICT di SDN Tegowanoh
Dalam melaksanakan proses pembelajaran diperlukan manajemen pembelajaran yang

merupakan implikasi dari manajemen kurikulum. Manajemen pembelajaran harus
direncanakan supaya dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam hal menajemen pembelajaran adalah jadwal kegiatan guru-siswa; strategi
pembelajaran;

pengelolaan

bahan

praktik;

pengelolaan

alat

bantu;

pembelajaran

berkelompok; program remidi dan pengayaan; dan peningkatan kualitas pembelajaran.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses pembelajaran yang efisien dan
efektif serta mengubah model pembelajaran yang berfokus tehadap guru, melainkan berfokus

terhadap peserta didik, maka pembelajaran berbasis ICT yang seharusnya diterapkan oleh
SDN tegowanoh. Karena dengan menerapkan pemelajaran berbasis ICT maka peserta didik
akan lebih aktif, kreatif, leluasa dan memberi kemudahan dalam melaksanakan tugas-tugas
yang harus diseleseikan.
Pembelajaran berbasis ICT yang diterapkan oleh SDN Tegowanoh juga sangat
membantu karena memudahkan guru dan peserta didik dalam proses PMB. Strategi ini juga
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi aktif, kreatif, interaktif,
dan lebih mandiri. Aktivitas belajar peserta didik juga lebih bervariasi, misalnya wawancara,
pengamatan, bermain peran, berdiskusi, presentasi dan sebagainya sesuai dengan kompetensi
yang akan dikembangkan.
Akan tetapi hanya beberapa guru saja yang telah melaksanakan pembelajaran berbasis
ICT di SDN Tegowanoh, masih banyak guru yang melaksanakan proses pembelajaran yang
bersifat konvensional dan enggan untuk merubah kebiasaan tersebut dengan berbagai macam
alasan yang diberikan, seperti yang dinyatakan oleh salah satu guru kelas V
“dalam proses pembelajaran saya masih menggunakan pembelajaran yang bersifat
konvensional dan tidak menggunakan pembelajaran berbasis ICT,karena saya merasa
tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi, lebih baik saya mengajar dengan apa

yang saya bisa daripada saya mengajar dengan pembelajaran berbasis ICT, bisa-bisa
yang terjadi siswa tidak bisa menerima pembelajaran karena saya sendiri tidak
menguasai”
Pendapat semacam itu juga dikemukakan oleh guru kelas I,
“saya merasa sudah tua, dan saya sulit untuk mengikuti perkembangan yang terjadi saat
ini, lebih baik saya melakukan proses mengajar dengan yang saya bisa, yang penting
siswa mampu menerima apa yang saya ajarkan”
Menurut dua pendapat guru itu maka penulis melakukan observasi pada saat
pembelajaran berlangsung, dan yang terjadi memang hanya beberapa guru yang melakukan
proses pembelajaran dengan ICT, guru yang menggunakan ICT dalam pembelajarannya pun
bisa dikatakan sederhana, kebanyakan hanya menggunakan media power poin dan
memutarkan video pembelajaran.
Dari aspek sarpras yang dimiliki oleh SDN Tegowanoh juga kurang memadai untuk
melaksanakan pembelajaran berbasis ICT, karena SDN Tegowanoh hanya memimiliki tiga
laptop dan dua LCD, dan juga tidak memiliki sambungan internet.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis ICT di SDN
Tegowanoh kurang berjalan dengan baik.
B. Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya kesenjangan antara praksis dengan
teori


Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi pada dasarnya merupakan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang proses pembelajaran agar
dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Tim, 2011: 4) menjelaskan pengertian pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi secara konseptual adalah pembelajaran tatap muka dengan dukungan teknologi
informasi dan komunikasi yang memfasilitasi siswa sebagai penyampai materi maupun
sebagai tutor menggunakan konten digital. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Tim,
2011: 3) juga menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi
tidak selalu menghilangkan konteks awal pembelajaran yang berlangsung secara tatap muka
di dalam ruang kelas melainkan melalui beberapa tahapan perkembangan sesuai kondisi
sekolah sebagai berikut. 1. Pada sekolah yang baru merintis pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi, pembelajaran digambarkan sebagai proses tatap muka di dalam
kelas dengan konten digital sebagai suplemen. 2. Pada tingkat yang lebih tinggi,
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi digambarkan sebagai proses
pembelajaran tatap muka di dalam kelas dengan konten digital sebagai komplemen. 3. Pada
tingkatan berikutnya, pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi
digambarkan sebagai proses pembelajaran yang telah mengintegrasikan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi ke dalam proses pembelajaran. Namun pengelolaan pembelajaran
tidak menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sehingga masih terdapat campur
tangan pengelolaan pembelajaran secara manual. 4. Pada tingkatan paling tinggi,

pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi digambarkan sebagai proses
pembelajaran yang telah menyatu dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Pada kondisi ini, 19 peserta didik melaksanakan pembelajaran secara mandiri dan online
yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Menurut teori yang telah dijelaskan di atas maka sangat terlihat kesenjangannya
dengan yang telah dlaksankan oleh SDN Tegowanoh, dan kendala yang dihadapi oleh SDN
Tegowanoh sehingga bisa terjadi kesenjangan tersebut adalah seperti berikut :
1. Guru kurang mengikuti dan menguasai perkembangan teknologi yang terjadi
2. Guru banyak yang enggan belajar teknologi
3. Kurangnya sarana dan prasarana yang bisa mendukung pembelajaran berbasis ICT
4. Tidak ada pelatihan penggunaan teknologi utuk mendukung tercapainya kualitas
pendidikan

5. Kepala sekolah kurang mengkondisikan guru untuk menerapkan pembelajaran
berbasis ICT.
C. Solusi untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi
1. Kepala sekolah.
Kepala sekolah seharusnya menuntut guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
berbasis ICT, dan mengadakan pelatihan untuk semua guru untuk mengikuti
perkembangan teknologi dan penggunaan teknologi untuk menciptakan pendidikan yang

berkualitas.
2. Guru
Guru harus mau dan merasa membutuhkan pelatihan untuk menguasai teknologi yang
bisa digunakan dalam pencapaian kualitas pendidikan yang diinginkan, karena dengan
penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran itu sangat membantu
3. Sarpras pendukung
Sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses belajar mengajar seperti komputer,
laptop, LCD, jaringan internet harus disediakan demi kepentingan pendidikan.
4. Peserta didik
Peserta didik harus dibina agar dapat menjalankan program ICT dengan benar. Dengan
begitu siswa akan lebih mudah dalam menerima materi dan tugas yang diberikan guru.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi pada dasarnya merupakan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang proses pembelajaran agar
dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan
Dalam proses pembelajaran SDN Tegowanoh kurang memanfaatkan perkembangan
teknologi yang bisa membantu tercapainya tujuan yang telah dirumuskan oleh sekolahan dan

menciptakan kualitas pendidikan yang diharapkan. Banyak guru yang belum melaksanakan
pembelajaran berbasis ICT dengan alasan tidak mampu dan enggan untuk menguasai
teknologi.
B. Saran

1. Sebaiknya diadakan pelatihan tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk
mendukung proses pembelajaran
2. Guru harus mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan dari perkembangan IPTEK
secara global ini sehingga akan tercipta guru yang professional
3. Penyebaran jaringan internet yang merata agar dapat digunakan di semua sekolahan
yang dapat digunakan untuk memaksimalkan kualitas pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Koswara, E. 2005. Konsep Pendidikan Tinggi Berbasis E-learning : Peluang dan Tantangan.
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia ITB, 34 Mei 2005
Natakusumah, E.K. (2002); Multimedia sebagai sarana pembelajaran; Lokakayra Multimedia
sebagai sarana pembelajaran metode learning based; DUE-Like TPB ITB, 13 Nopember
2002.

Siahaan, S. 2004. E-learning (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah Satu Alternatif
Pembelajaran http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/42/ sudirman.htm (22 juni 2016)
Tim. (2011). Panduan Implementasi Pembelajaran Berbasis TIK di SMA. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Wina Sanjaya. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.