Determinan Kanker Leher Rahim pada Penderita yang Datang Berobat di RSUP H. ADAM MALIK Medan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kanker adalah penyakit di mana sel-sel dalam tubuh tumbuh di luar kendali.
Kanker selalu diberi nama sesuai dengan bagian tubuh dimana ia mulai terjadi,
bahkan jika itu menyebar ke bagian tubuh lainnya nanti. Ketika kanker mulai terjadi
di leher rahim, hal itu disebut kanker serviks (kanker leher rahim). Leher rahim
adalah bagian bawah, ujung sempit rahim. Leher rahim menghubungkan vagina (jalan
lahir) ke bagian atas rahim (Centers for Deseases Control and Prevention (CDC),
2014).
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2010 penyakit non
infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia, dimana kanker sebagai
penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular.
Setiap tahun, 12 juta orang di dunia menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya
meninggal dunia. Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan dasar (Riskesdas)
tahun 2007, tumor/kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 sebesar 5,7% dari
seluruh penyebab kematian. Prevalensi tumor/kanker sebesar 4,3 per 1000 penduduk,
lebih tinggi pada perempuan (5,7 per 1000 penduduk) daripada pada laki-laki (2,9 per
1000 penduduk) (Depkes, 2012).
Dalam beberapa dekade, angka penderita kanker leher rahim di negara-negara

maju mengalami penurunan yang tajam. Di Amerika Serikat, dalam 50 tahun terakhir

Universitas Sumatera Utara

insidens kanker leher rahim turun sekitar 70%. Hal tersebut dimungkinkan karena
adanya program deteksi dini dan tatalaksana yang baik. Sebaliknya, di negara-negara
berkembang, angka penderita penyakit ini tidak mengalami penurunan, bahkan justru
meningkat akibat populasi yang meningkat (Depkes, 2008).
Banyak alasan yang menyebabkan masih tingginya angka penderita. Diantara
alasan tersebut adalah belum adanya sistem pelayanan yang terorganisasi baik mulai
dari deteksi dini sampai penanganan kanker leher rahim stadium lanjut. Selain itu
terbatasnya sarana dan prasana termasuk tenaga ahli yang kompeten menangani
penyakit ini secara merata menjadi tantangan tersendiri (Depkes, 2008).
Kanker leher rahim merupakan kanker kedua yang paling sering pada wanita
di dunia dan penyebab terbesar ketiga kematian akibat kanker pada wanita. Sebagian
besar wanita meninggal karena kanker leher rahim di negara berkembang daripada di
negara maju. Diperkirakan lebih dari 270.000 kematian akibat kanker leher rahim
setiap tahun dan lebih dari 85% terjadi di negara berkembang (WHO, 2013). Di
Indonesia, angka kejadian dan kematiannya relatif tinggi (11,78%) diantara semua
kejadian kanker. Ada beberapa faktor yang menentukan prognosis penderita yaitu,

keterlambatan diagnosis pada stadium lanjut, keadaan umum yang lemah, status
sosial ekonomi yang rendah, keterbatasan sumber daya, keterbatasan sarana dan
prasarana, jenis histopatologi, dan derajat pendidikan (Yayasan Kanker Indonesia,
2012).

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2008, kanker
leher rahim menempati urutan kedua pada pasien rawat inap di seluruh rumah sakit di
Indonesia (10,3%) (Depkes, 2012).
Data di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo juga menyebutkan tingginya
frekuensi kanker leher rahim (76,2%) diantara kanker ginekologi dan kebanyakan
pasien datang pada stadium lanjut, yaitu stadium IIB-IVB, sebanyak 66,4%. Kasus
dengan stadium IIIB, yaitu stadium dengan gangguan fungsi ginjal, sebanyak 37,3%
atau lebih dari sepertiga kasus (Rasjidi, 2007). Menurut data RS dr. Pirngadi Medan
dalam Melva (2008), kanker leher rahim menempati peringkat teratas dari seluruh
kanker pada wanita. Pada tahun 2001 (85 kasus), tahun 2002 (62 kasus), tahun 2003
(92 kasus), tahun 2004 (72 kasus) dan 2005 (98 kasus).
Berdasarkan survei pendahuluan yang sudah lakukan di RSUP. H. Adam
Malik Medan dalam 5 tahun terakhir (2009-2013) terjadi peningkatan penderita

kanker leher rahim yang di rawat inap. Pada tahun 2009 terdapat 354 kasus, tahun
2010 (535 kasus), tahun 2011 (475 kasus), tahun 2012 (693 kasus) dan pada tahun
2013 mencapai 745 kasus. Sebagian besar penderita datang sudah dalam stadium
lanjut yang memerlukan fasilitas khusus untuk pengobatan seperti; peralatan,
radioterapi yang hanya tersedia di beberapa rumah sakit di kota besar saja dan
sitostatika yang harganya cukup mahal. Selain itu, pengobatan kanker leher rahim
stadium lanjut memberikan hasil yang tidak memuaskan dengan angka harapan hidup
5 tahun yang rendah.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Permasalahan
Semakin meningkatnya kasus penderita kanker leher rahim sejak tahun 20092013 di RSUP. H. Adam Malik Medan, maka dilakukan penelitian tentang
determinan kanker leher rahim pada pederita yang datang berobat di RSUP H. Adam
Malik Medan.

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menganalisis determinan kanker leher rahim pada penderita yang
datang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik (umur dan pendidikan),

usia pertama kali kawin/

melakukan hubungan seks, paritas, riwayat infeksi kelamin, jumlah perkawinan,
riwayat pemakaian kontrasepsi, dan riwayat merokokpenderita kanker leher
rahim yang datang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan.
b. Menganalisis determinan(usia pertama kali kawin/ melakukan hubungan seks,
paritas, riwayat infeksi kelamin, jumlah perkawinan, riwayat pemakaian
kontrasepsi, dan riwayat merokok)dengan kejadian kanker leher rahim pada
penderita yang datang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.4 Hipotesis
a. Ada pengaruh antara usia pertama kali kawin/melakukan hubungan seks dengan
kejadian kanker leher rahim

Universitas Sumatera Utara

b. Ada pengaruh paritas dengan kejadian kanker leher rahim

c. Ada pengaruh riwayatinfeksi kelamin dengan kejadian kanker leher rahim
d. Ada pengaruh jumlah perkawinan dengan kejadian kanker leher rahim
e. Ada pengaruh riwayat pemakaian kontrasepsi dengan kejadian kanker leher rahim
f. Ada pengaruh riwayat merokok dengan kejadian kanker leher rahim

1.5 Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi bagi tenaga kesehatan/ RSUP. H. Adam Malik Medan dalam
upaya pencegahan dengan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi
wanita usia subur yang datang berobat ke RSUP. H. Adam Malik Medan.
2. Sebagai masukan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya dalam hal yang
berkaitan dengan risiko terjadinya kanker leher rahim.

Universitas Sumatera Utara