Pengalaman Pasien yang Menderita Kanker Leher Rahim di Rsup H. Adam Malik Medan Tahun 2013

(1)

PENGALAMAN PASIEN YANG MENDERITA KANKER LEHER

RAHIM DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2013

FIUNG ASMARA

125102138

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PENGALAMAN PASIEN YANG MENDERITA KANKER LEHER RAHIM DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2013

ABSTRAK Fiung Asmara

Latar belakang : kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletah antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker leher rahim merupakan salah satu penyakit yang menimbulkan dampak psikososial yang luas, terutama bagi pasien dan keluarganya. Penatalaksanaan kanker leher rahim dilakukan dengan serangkaian pengobatan seperti pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan terapi biologis, pengobatan ini ditujukan untuk membunuh sel kanker.

Tujuan penelitian : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman pasien yang menderita kanker leher rahim di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2013.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain fenomologi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalag 5 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Ruang Rindu B RSUP. H. Adam Malik Medan. Analisa data digunakan metode colaizzi.

Hasil penelitian: penelitian ini menemukan bahwa keluhan partisipan saat mengalami kanker leher rahim adalah perdarahan yang banyak dan sakit pinggang dan tubuh yang lainnya, Hal- hal yang dialami pasien selama sakit kanker leher rahim meliputi tidak mau melakukan hubungan suami istri, bersedih, tubuh berubah, malu karena bau, tidak tinggal bersama suami, peran sebagai istri dan ibu terganggu, merasa tidak mampu dan tidak sempurna melakukan ibadah, cobaan dari Tuhan dan Harapan pasien selanjutnya yaitu harapan dan pasrah pada Tuhan.

Kesimpulan : dari hasil penelitian ini dapat ditemukan bahwa keluhan partisipan saat mengalami kanker leher rahim, hal- hal yang dialami pasien selama sakit kanker leher rahim, harapan pasien selanjutnya. Diharapkan bagi petugas kesehatan khususnya bidan agar dapat lebih mengerti, memahami dan merasakan pengalaman pasien penderita kanker leher rahim sehingga dapat melayani mereka dengan asuhan penuh empati kepada pasien.


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Pengalaman Pasien yang Menderita Kanker Leher Rahim”.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. M. Fahdhy SpOG.MSc selaku dosen pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah, yang telah memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

4. Seluruh dosen, staff dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staff dan pegawai di RSUP. H. Adam Malik Medan yang telah mengizinkan peneliti mengambil data untuk melakukan penelitian.

6. Teristimewa peneliti ucapkan terima kasih kepada Ayahanda Toya dan Ibunda Tati Maryati, Adik Hendrik Lukmansyah, dan kekasih tercinta, serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat yang tidak henti-hentinya kepada peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Seluruh rekan-rekan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(5)

8. Semua pihak yang telah membantu.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT lah tempat kita bersandar, semoga bantuan yang diberikan mendapatkan imbalan dari Allah SWT, Amin Ya Rabbal Alamin. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Medan, Juni 2013 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

1. Bagi Tenaga Kesehatan ... 3

2. Bagi Pendidikan ... 4

3. Bagi Peneliti Lanjutan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman ... 5

B. Kanker Leher Rahim ... 5

1. Pengertian Kanker Leher Rahim ... 5


(7)

3. Penyebaran Kanker Leher Rahim ... 7

4. Gejala Klinik Kanker Leher Rahim ... 7

5. Klasifikasi Kanker Leher Rahim ... 8

6. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim ... 9

7. Diagnosis Kanker Leher Rahim ... 9

8. Pencegahan Kanker Leher Rahim ... 10

9. Pengobatan Kanker Leher Rahim ... 11

C. Penelitian Fenomologi ... 12

D. Wawancara Terstruktur ... 13

E. Keabsahan Data ... 14

F. Pengalaman Pasien Kanker Leher Rahim ... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 20

B.Populasi dan Sampel ... 20

C.Tempat Penelitian ... 21

D.Waktu Penelitian ... 21

E. Etika Penelitian ... 21

F. Alat Pengumpulan Data ... 22

G.Prosedur Pengumpulan Data ... 22

H.Analisis Data ... 23


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Partisipan ... 26

B. Pengalaman Pasien yang Menderita Kanker Leher Rahim ... 27

C. Pembahasan ... 33

1.Interpretasi dan Hasil Diskusi ... 33

2.Keterbatasan Penelitian ... 38

3.Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan bidan ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 40 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Kuesioner Data Demografi

Lampiran 3 : Panduan Wawancara

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi

Lampiran 5 : Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 6 : Lembar Pernyataan Editor Bahasa Indonesia


(11)

PENGALAMAN PASIEN YANG MENDERITA KANKER LEHER RAHIM DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2013

ABSTRAK Fiung Asmara

Latar belakang : kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletah antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker leher rahim merupakan salah satu penyakit yang menimbulkan dampak psikososial yang luas, terutama bagi pasien dan keluarganya. Penatalaksanaan kanker leher rahim dilakukan dengan serangkaian pengobatan seperti pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan terapi biologis, pengobatan ini ditujukan untuk membunuh sel kanker.

Tujuan penelitian : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman pasien yang menderita kanker leher rahim di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2013.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain fenomologi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalag 5 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Ruang Rindu B RSUP. H. Adam Malik Medan. Analisa data digunakan metode colaizzi.

Hasil penelitian: penelitian ini menemukan bahwa keluhan partisipan saat mengalami kanker leher rahim adalah perdarahan yang banyak dan sakit pinggang dan tubuh yang lainnya, Hal- hal yang dialami pasien selama sakit kanker leher rahim meliputi tidak mau melakukan hubungan suami istri, bersedih, tubuh berubah, malu karena bau, tidak tinggal bersama suami, peran sebagai istri dan ibu terganggu, merasa tidak mampu dan tidak sempurna melakukan ibadah, cobaan dari Tuhan dan Harapan pasien selanjutnya yaitu harapan dan pasrah pada Tuhan.

Kesimpulan : dari hasil penelitian ini dapat ditemukan bahwa keluhan partisipan saat mengalami kanker leher rahim, hal- hal yang dialami pasien selama sakit kanker leher rahim, harapan pasien selanjutnya. Diharapkan bagi petugas kesehatan khususnya bidan agar dapat lebih mengerti, memahami dan merasakan pengalaman pasien penderita kanker leher rahim sehingga dapat melayani mereka dengan asuhan penuh empati kepada pasien.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya bagi setiap orang. Bila seseorang menderita sakit, ia pasti merasa banyak kehilangan pada dirinya baik bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya, dengan keluarga bahkan dapat kehilangan kesempatan untuk bekerja. Bukan itu saja, beberapa penyakit juga bisa mengakibatkan kematian bagi penderitanya jika tidak segera di obati, salah satunya adalah kanker leher rahim.

Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari sel-sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal, di luar batas kewajaran dan sangat liar. Keadaan kanker terjadi jika sek-sel normal berubah dengan pertumbuhan yang sangat cepat, sehingga tidak dapat dikendalikan oleh tubuh dan tidak berbentuk (Junaidi, 2007).

Kanker leher rahim Di Indonesia merupakan jenis kanker terbanyak pada wanita, kemudian disusul kanker payudara yang menempati urutan kedua. Angka kematiannya tinggi karena sebagian besar penderitanya datang pada stadium lanjut (Dalimartha, 2004).

Kanker leher rahim masih menjadi momok yang menakutkan bagi kaum wanita di Indonesia. Selain belum ada obatnya, kanker leher rahim menjadi pembunuh nomor satu bagi kaum wanita. Masih tingginya angka penderita kanker leher rahim di Indonesia disebabkan oleh rendahnya kesadaran wanita untuk memeriksakan kesehatan dirinya. Padahal kini penyakit apapun sudah dapat diobati dan ditangani dengan cepat, dengan pendeteksian dini yang dilakukan secara berkala sehingga dapat mengurangi risiko angka kematian. Kanker leher rahim dapat dicegah dengan cara menerapkan pola hidup bersih


(13)

dan sehat, misalnya tidak melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan (Setiati, 2009).

Kanker leher rahim merupakan salah satu penyakit yang menimbulkan dampak psikososial yang luas, terutama bagi pasien dan keluarganya. Menurut Tjokronegoro (2000) kanker leher rahim mempunyai insidens yang tinggi di negara-negara yang sedang berkembang yaitu menempati urutan pertama, sedang di negara maju ia menempati urutan ke10, atau secara keseluruhan ia menempati urutan ke-5. Berdasarkan data dari 13 Pusat Patologi di Indonesia dari 13644 kasus pada pria dan wanita ia mempunyai frekuensi tertinggi yaitu 27% atau 36% dari 10233 kasus pada wanita saja. Penelitian oleh Vavuhala (2000) pada tahun 2004 menunjukkan setiap tahunnya di dunia terdapat sekitar 500.000 kasus baru kanker leher rahim dengan tingkat kematian sekitar 200.000 kasus.

Di Indonesia terjadi sekitar 90 sampai 100 kasus baru kanker leher rahim per 100.000 penduduk per tahun (Depkes, 2001). Di Sumatera Utara diperoleh data dari Dinas Kesehatan Provinsi jumlah penderita kanker leher rahim pada tahun 1999 tercatat 475 kasus, tahun 2000 sebanyak 548 kasus dan tahun 2001 sebanyak 683 kasus. Data dari RSUP H. Adam Malik Medan penderita kanker leher rahim tahun 2001 sebanyak 55 kasus, tahun 2004 sebanyak 62 kasus, tahun 2005 111 kasus, tahun 2006 140 kasus dan tahun 2007 215 kasus (Melva, 2008).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2011 penderita kanker leher rahim sebanyak 523 kasus, dan tahun 2012 terhitung dari Januari – Oktober sebanyak 322 kasus.

Penatalaksanaan kanker leher rahim dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau


(14)

membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.

Berdasarkan latar belakang tersebut dan tingginya jumlah wanita yang menderita kanker leher rahim penulis tertarik untuk meneliti tentang pengalaman pasien yang menderita kanker leher rahim di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012.

B. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengalaman pasien yang menderita kanker leher rahim di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012 ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman pasien yang menderita kanker leher rahim di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan dalam layanan kebidanan dan dijadikan sebagai bahan pengetahuan dan informasi bagi petugas kesehatan bidan agar dapat lebih mengerti tentang kanker leher rahim dan perasaan pasien dengan kanker leher rahim sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan kebutuhan pasien.

2. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa nantinya dalam menerapkan asuhan kebidanan khususnya pada pasien yang mengalami kanker leher rahim.

3. Bagi Peneliti Lanjutan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan informasi tentang penelitian fenomenologi atau bahan perbandingan terhadap penelitian yang akan dilakukan.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) ( KBBI, 2005). Pengalaman seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas pengalaman seseorang, semakin trampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Abriyani. P (2004, dalam Etikasari, 2011).

B. Kanker Leher Rahim

1. Pengertian Kanker Leher Rahim

Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletah antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun (Diananda, 2009).

Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke liang senggama (vagina). Kanker serviks berkembang secara bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia. Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi karsinoma in-situ (KIS), kemudian berkembang lagi menjadi karsinoma invasif.


(16)

Tingkat displasia dan KIS dikenal juga sebagai tingkat pra-kanker. Dari displasia menjadi karsinoma in-situ diperlukan waktu 1-7 tahun, sedangkan karsinoma in-situ menjadi karsinoma invasif berkisar 3-20 tahun (Diananda, 2009).

2. Penyebab Kanker Leher Rahim

Dikutip dari Sastrosudarmo (2012) faktor risiko penyebab terjadinya kanker leher rahim yaitu :

a. HPV (human papiloma virus). HPV adalah virus penyebab kutil genitalis

(kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan 56.

b. Merokok. Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.

c. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini. Suami / pasangan melakukan hubungan seksual pertama pada usia dibawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.

d. Pemakaian DES (dietilstilbestrol). Pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970).

e. Gangguan sistem kekebalan f. Pemakaian pil KB

g. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun h. Tidak melakukan Pap smear secara teratur

3. Penyebaran Kanker Leher Rahim

Dikutip dari Diananda (2007), proses penyebaran kanker leher rahim ada tiga macam yaitu :


(17)

b. Melalui pembuluh darah (hematogen)

c. Penyebaran langsung ke parametrium, korpus uterus, vagina, kandung kencing, dan rektum.

4. Gejala Klinik Kanker Leher Rahim

Dikutip dari Dalimartha (2004), gejala dini kanker leher rahim adalah sebagai berikut :

a. Keputihan (lekore)

b. Perdarahan setelah senggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal

c. Perdarahan antara haid atau sesudah mati haid (menopause) d. Rasa berat di perut bawah

e. Rasa kering di vagina

f. Bila kanker sudah masuk di stadium invasif, keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau, dan dapat bercampur dengan darah

g. Timbul gejala kekurangan darah (anemia) bila terjadi perdarahan kronis, misalnya pucat, lesu, mudah lelah, mengantuk, dan sebagainya.

h. Timbul nyeri ditempat-tempat lain bila sudah terjadi penyebaran (metastasis) i. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus karena kurang gizi, edema kaki,

iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rektum), terbentuk fistel vesikovaginal, dan gejala-gejala akibat metastasis jauh.

5. Klasifikasi Kanker Leher Rahim

Dikutip dari Aulia (2012), pembagian tingkat kanker leher rahim adalah sebagai berikut :


(18)

a. Tingkat 0

Kanker hanya ditemukan pada lapisan atas dari sel-sel jaringan yang melapisi leher rahim. Tingkat 0 disebut carsinoma in-situ.

b. Tingkat 1

Kanker telah menyerang leher rahim di bawah lapisan sel. c. Tingkat 2

Kanker telah meluas hingga vagina bagian atas dan jaringan-jaringan yang berdekatan dengan leher rahim. Namun pada tingkat ini, kanker belum menyerang bagian yang lebih rendah daripada vagina atau dinding pelvis. d. Tingkat 3

Pada tingkat ini kanker meluas hingga vagina bagian bawah dan juga telah menyebar ke dinding pelvis serta simpul-simpul getah bening yang berdekatan. e. Tingkat 4

Kanker telah menyebar ke kandung kemih, rectum, atau bagian-bagian tubuh yang lain.

f. Kanker yang muncul kembali

Pada tingkat ini, kemungkinan kanker timbul kembali pada leher rahim atau pada bagian tubuh yang lain.

6. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

Deteksi dini dilakukan dengan pemeriksaan pap-smear (pap-test). Pemeriksaan ini beguna sebagai pemeriksaan penyaring (skrining) dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan pra-kanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih mudah dan murah. Bagi wanita berusia diatas 25 tahun yang telah menikah atau sudah melakukan senggama, dianjurkan untuk melakukan pap-smear sekali setahun secara teratur seumur hidup. Bila pemeriksaan tahunan tiga kali


(19)

berturut-turut hasilnya normal, pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan setiap tiga tahun. Pada wanita dengan resiko tinggi, pemeriksaan harus dilakukan sekali dalam setahun atau sesuai petunjuk dokter (Dalimartha, 2004).

7. Diagnosis Kanker Leher Rahim

Dikutip dari Sastrosudarmo (2012), dalam menegakkan, faktor yang terpenting adalah mengenal penyakit ini secara klinis yang ditunjang dengan pemeriksaan laboraturium.

a. Pemeriksaan pap smear (sitologi). Caranya dengan mengambil lapisan dari permukaan leher rahim atau vagita untuk menilai perubahan bentuk sel serta mengetahui adanya kanker leher rahim tingkat klinik dini, pemeriksaan ini bermanfaat untuk pengawasan lanjut setelah terapi. Bila 4 bulan setelah radiasi hasilnya positif, dilakukan dilatasi dan kuretase.

b. Pemeriksaan schiller. Menggunakan larutan jodium untuk dinilai dibawah mikroskop. Jaringan normal yang banyak mengandung glikogen akan berwarna cokelat (karena glikogen di dalamnya akan mengikat jodium). Sedang jaringan kanker yang kurang mengandung glikogen akan berwarna pucat

c. Pemeriksaan kolposkopi. Menggunakan alat kolposkop, sangat membantu dalam menentukan ada tidaknya daerah abnornal dan menentukan pula posisi daerah abnormal tersebut. Pengambilan bahan sitologi sedapat mungkin bersamaan dengan pemeriksaan kolposkopi, karena tujuan kolposkopi untuk menentukan kapan dan diman biopsi harus dilakukan. d. Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan mengambil jaringan yang


(20)

8. Pencegahan Kanker Leher Rahim

Sebagian besar kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat (Setiati, 2009) :

a. Jauhi kegiatan merokok

b. Hindari mencuci vagina dengan antiseptik c. Hindari menaburi bedak talk pada vagina d. Lakukan diet rendah lemak

e. Penuhi kebutuhan vitamin C (buah dan sayur-sayuran) f. Hindari hubungan seks terlalu dini

g. Hindari berganti-ganti pasangan seks h. Terlambat menikah

i. Penggunaan estrogen

9. Pengobatan Kanker Leher Rahim

Adapun pengobatan kanker leher rahim menurut Sastrosudarmo (2012) : a. Pembedahan

Pada karsinoma in-situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks palinh luar), seluruh kanker sering dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP. Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak. Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan.

b. Terapi penyinaran (radioterapi)

Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi


(21)

digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Ada 2 macam radioterapi:

1. Radiasi eksternal: sinar berasal dari sebuah mesin besar. Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan selama 5-6 minggu.

2. Radiasi internal: zat radioaktif yang berada disebuah kapsul dimasukkan langsung kedalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.

Efek samping dari terapi penyinaran adalah: a. Iritasi rektum dan vagina

b. Kerusakan kandung kemih dan rektum c. Ovarium berhenti berfungsi

c. Kemoterapi

Jika kanker telah menyebar keluar panggul, dianjurkan untuk menjalani kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat anti-kanker diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut. Kemoterapi diberikan dalam suatu, artinya suatu periode pengobatan yang diselingi dengan pemulihan.

d. Terapi biologis

Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lain. Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang dikombinasikan dengan kemoterapi.


(22)

C. Penelitian Fenomenologi

Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal atau suatu studi tentang kesadaran dari perspektif dari seseorang. Istilah fenomenologi juga sering diartikan sebagai anggapan umum namun untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Istilah fenomenologi juga mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang (Moleong, 2005).

Bogdan dan Taylor (1975, dalam Moleong, 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah dan bersifat penemuan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya pengalaman, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai intrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiono, 2009).

D. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Peneliti yang menggunakan jenis wawancara ini bertujuan mencari jawaban terhadap hipotesisi kerja.


(23)

Untuk itu pertanyaan-pertanyaan disusun dengan rapi dan ketat. Jenis ini dilakukan pada situasi jika sejumlah sampel yang representatif ditanyai dengan pertanyaan yang sama dan hal ini penting sekali. Semua aspek dipandang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Jenis wawancara ini tampaknya bersamaan dengan apa yang dinamakan wawancara baku terbuka menurut Patton seperti yang dijelaskan diatas, (Moleong, 2010).

Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sabagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar, (Sugiyono, 2008).

Pokok-pokok yang disajikan dasar pertanyaan diatur secara sangat terstruktur. Keuntungan wawancara terstruktur ialah jarang mengadakan pendalaman pertanyaan yang dapat mengarahkan terwawancara agar sampai berdusta, (Moleong, 2010).

E. Keabsahan Data

Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa control, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data. Menurut Sugiyono, (2008) tingkat keabsahan data terdiri dari 4, antara lain :

1. Kreadibilitas (credibility)

Kreabilitas merupakan kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat dipercaya oleh semua pembaca secara kritis dan dari responden sebagai informan.


(24)

Cara untuk memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu :

a. Prolonged engagement merupakan pendekatan kepada partisipan, dengan ini berarti hubungan peneliti dengan partisipan akan semakin terbentuk, semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih dianggap orang asing, masih dicurigai, sehingga informasi yang diberikan masih kurang lengkap, tidak mendalam dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan. Meningkatkan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan dapat meningkatkan kreadibilitas data, karena dengan ini peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.

b. Menggunakan bahan referensi, yang dimaksud disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara.

c. Mengadakan member check, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut valid, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data.

2. Transferabilitas (transferability)

Transferabilitas merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajad ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Oleh karena itu, supaya orang


(25)

lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut.

3. Dependabilitas (dependability)

Hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. Kriteria ini dapat digunakan untuk menilai apakah proses penelitian kuatitatif bermutu atau tidak, dengan mengecek apakah peneliti membuat kesalahan dalam mengkonseptualisasikan rencana penelitiannya, pengumpulan data, dan penginterpretasiannya.

4. Konfirmabilitas (confirmability)

Hasil penelitian ini dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan, dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif. Hasil penelitian ini nantinya diperiksa oleh orang lain yang tidak ikut dalam proses penelitian

F. Pengalaman Pasien Kanker Leher Rahim

Harahap (1998, dalam Yani, 2007) Secara klinis tingkat keganasan kanker serviks stadium dini berbeda dengan stadium lanjut. Lebih dari 60% kanker serviks pada stadium dini tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada stadium lanjut terjadi gejala yang lebih dari sekedar pendarahan dan keputihan, yaitu pengeluaran getah vagina yang kuning dan berbau, nyeri hebat dan penurunan berat badan.

Gandasentana (1997, dalam Yani, 2007) Pengobatan kanker serviks stadium lanjut tidak cukup hanya dengan pengobatan secara lokal. Pengobatan untuk stadium lanjut dan sangat lanjut dapat dilakukan dengan pengangkatan seluruh rahim dan jaringan yang


(26)

terkena serta dilakukan terapi paliatif dengan radioterapi atau kombinasi dengan kemoterapi

Young dalam Novak (1995, dalam Yani, 2007) pada klien kanker serviks yang menjalani kemoterapi dapat terjadi efek samping yang ditimbulkan secara fisik seperti leukopenia, anemia, stomatitis, malaise, mual dan muntah, diare, lesu, lemas, perubahan kulit dan kerontokan rambut. Adanya efek samping seperti tersebut ditambah dengan nyeri hebat akibat proses keganasan yang khas terjadi pada kanker serviks stadium lanjut akan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia sehingga dapat terjadi gangguan seperti: perubahan nutrisi, perubahan kenyamanan, kerusakan mobilitas fisik, resiko terhadap cedera, kurang perawatan diri dan intoleransi aktivitas. Carpenito (1997, dalam Yani, 2007). Sedangkan pengangkatan seluruh atau sebagian rahim akan memberi banyak pengaruh terhadap fungsi reproduksi klien.

Jika dilihat dari gejala klinik kanker serviks pada stadium lanjut seperti keputihan yang gatal dan berbau busuk, pendarahan kontak, pendarahan spontan dan nyeri yang hebat, maka penyakit ini sudah sejak lama dikaitkan dengan gangguan fungsi seksual yang merupakan ciri khas dari penyakit kanker ginekologis ini. Oleh karena itu, penyakit ini sangat ditakuti oleh kaum wanita karena perubahan fungsi seksual merupakan perubahan yang sangat berarti bagi seorang wanita dikaitkan dengan fungsi dan perannya dalam keluarga yaitu sebagai seorang istri dan ibu (Yani, 2007).

Kira-kira setengah dari seluruh klien kanker mengalami masalah kejiwaan. Dari penelitian pada klien ginekologis diperoleh hasil bahwa mereka yang paling beresiko mengalami gangguan psikologik adalah yang pernah mengalami gangguan ini sebelumnya, klien kanker serviks tahap lanjut dan mereka yang rasa sakitnya tidak teratasi (Sapiie TW yang dikutip oleh YKI, 2000).


(27)

Kozier (1995, dalam Yani, 2007) adanya perubahan fungsi seksual pada klien kanker serviks pada stadium lanjut dapat menjadi salah satu sebab terjadinya gangguan konsep diri klien ke arah yang negatif apabila tidak mampu mengatasinya karena perubahan seksualitas pada seseorang akan menyebabkan penurunan gambaran diri yang pada akhirnya mengakibatkan penurunan harga diri. Penurunan harga diri dan kesepian dan ditambah dengan penurunan fungsi tubuh dapat menyebabkan isolasi sosial dan kehilangan interaksi dengan orang lain.

Dampak fisik dan psikologis yang sedemikian kompleksnya dapat menjadi pemicu munculnya kondisi yang menekan atau stres pada diri klien. Dengan demikian, penanganan secara fisik (misalnya melalui terapi medis) dan psikologis (misalnya penanganan stres) sangat baik dilakukan pada masa dini, karena melalui penanganan tersebut diharapkan klien akan cepat merasa tenang, terlepas dari kondisi stres dan perasaan tertekan, sehingga dengan demikian diharapkan klien dapat memperoleh prognosis yang lebih positif (Yani, 2007).

Pada saat stres, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya. Dukungan ini sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakit yang dialami, khususnya jika penyakit yang memerlukan proses penyembuhan yang lama dengan hasil yang belum pasti. Sembahyang atau berdoa, membaca kitab suci dan praktek keagamaan lainnya membantu memenuhi kebutuhan spritual dan mendapatkan kekuatan untuk bertahan hidup (Yani, 2007).

Brockopp (2000, dalam Yani, 2007) perubahan-perubahan yang terjadi merupakan pengalaman yang dihadapi penderitanya, tidak semua orang dapat merasakan dan memahami kondisi yang dialaminya. Sehingga pengungkapan pengalaman klien sangat penting untuk membantu perawat khususnya dan tenaga kesehatan umumnya dalam memahami kondisi klien sesuai apa yang dialami oleh klien itu sendiri. Pemahaman


(28)

perawat dan tim kesehatan yang holistik terhadap klien kanker serviks, membantu perawat dan tim kesehatan lainnya untuk memberikan lingkungan yang kondusif selama perawatan di rumah sakit. Sehingga kondisi tersebut diharapkan dapat membantu klien dalam menerima penyakitnya dan berkolaborasi dalam proses perawatan. Pengetahuan baru dalam praktik keperawatan dapat diperoleh dengan berbagai cara. Intuisi, pendekatan pemecahan masalah menggunakan ulasan logis, pengalaman dan penyelidikan ilmiah adalah sebuah cara memperoleh pengetahuan baru yang dapat berguna dalam praktik keperawatan.

Melihat fenomena di atas, kanker serviks menimbulkan banyak perubahan bagi klien yang mengalaminya. Tidak hanya menimbulkan perubahan fisik saja tetapi dapat menimbulkan perubahan-perubahan dari segi lainnya seperti psikologis, sosial, ekonomi dan spritual. Dampak yang ditimbulkan dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Hal tersebut memperlihatkan bahwa betapa pentingnya memahami kondisi klien kanker serviks dalam upaya memberikan perawatan yang holistik (Yani, 2007).


(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi. Fenomenologi diartikan sebagai : 1) pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal; 2) suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang (Husserl). Fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjukkan pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui (Moleong, 2010). Hal ini sesuai dengan tujuan peneliti untuk mengetahui pengalaman pasien yang menderita kanker leher rahim.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang pernah mengalami kanker leher rahim. Diketahui bahwa jumlah pasien yang pernah mengalami kanker leher rahim di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan mulai Januari – Oktober 2012 sebanyak 322 orang.

2. Sampel

Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 5 orang. Tehnik pengambilan sampel yang dilakukan adalah Purposive Sampling. Tehnik ini menetapkan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(30)

a. Wanita yang dengan diagnosis kanker leher rahim b. Mengalami tindakan medis radiasi > 3 kali

c. Kondisi fisik memungkinkan untuk diwawancarai d. Dapat berkomunikasi dengan baik

e. Bersedia untuk diwawancarai. C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, dengan mengambil data dan sampel yang didapatkan pada survei pendahuluan, yang mana di Rumah Sakit tersebut pernah menangani pasien yang menderita kanker leher rahim dan memiliki catatan rekam medik tentang pasien kanker leher rahim.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada September 2012 sampai dengan Mei 2013, sedangkan waktu pengumpulan data dimulai dari Januari sampai dengan April 2013.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat permohonan kepada Ketua D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yaitu memberi penjelasan kepada calon partisipan penelitian tentang makna dan tujuan penelitian. Apabila calon partisipan bersedia berpartisipasi dalam penelitian, maka partisipan dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang sebelumnya sudah dibaca oleh partisipan dan mengerti isinya. Peneliti tidak akan memaksa jika partisipan menolak atau diwawancarai dan tetap menghargai haknya. Penelitian juga tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi partisipan. Selanjutnya kerahasiaan identitas informasi yang diberikan tetap terjaga.


(31)

F. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah peneliti sendiri sebagai alat pengumpulan data utama dengan dibantukan kuesioner data demografi serta panduan wawancara berikut ini :

1. Kuesioner data demografi berisi tentang data umum partisipan pada lembar pengumpulan data ( kuesioner ) yakni : usia dan agama.

2. Panduan wawancara mendalam ( dept interview ) berupa pertanyaan tentang pengalaman pasien yang menderita kanker leher rahim.

G. Prosedur Pengumpulan Data

1. Setelah mendapat izin dari Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dan izin dari Direktur Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, peneliti mengambil data melalui rekam medik untuk memperoleh data partisipan.

2. Pada penelitian ini, peneliti mengadakan pilot study dan memperlihatkannya kepada pembimbing yang bertujuan untuk mengetahui proses wawancara, panduan wawancara, dan probing dalam wawancara kemudian melanjutkan penelitian. 3. Untuk setiap partisipan yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam

Malik Medan, peneliti melakukan prolonged engagement yaitu pendekatan kepada partisipan sehingga partisipan dan peneliti saling mengenal dan mempercayai. Untuk itu peneliti melakukan pendekatan sebanyak 1 kali (kunjungan lamanya 30 menit) kunjungan ke ruang rawat inap masing-masing partisipan dan kemudian melakukan wawancara kepada partisipan. Setelah kunjungan awal tersebut, maka setelah tercapai kesepakatan antara peneliti dengan partisipan mengenai waktu wawancara, maka wawancara dilakukan sesuai waktu yang telah disepakati.


(32)

4. Setelah peneliti merasa cukup dekat dengan partisipan, peneliti memberikan kuesioner data demografi untuk diisi oleh partisipan dan panduan wawancara yang berisi beberapa pertanyaan untuk terlebih dahulu dipahami oleh partisipan. Partisipan diberi waktu untuk memahami pertanyaan dan mengingat kembali peristiwa yang dialaminya sehingga pada waktu wawancara partisipan dapat mengungkapkan hal-hal yang dialaminya secara jelas.

5. Dalam malakukan wawancara, peneliti merekam hasil wawancara dengan menggunakan rekaman suara. Peneliti melakukan 1-2 kali wawancara selama 30 menit setiap partisipannya.

6. Setelah selesai wawancara yang pertama, peneliti langsung membuat transkrip hasil wawancara dan menganalisanya tanpa harus menunggu wawancara berikutnya. 7. Peneliti mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. 8. Pengumpulan data selesai karena dengan empat sampel, saturasi data telah

diperoleh peneliti. H. Rencana Analisis Data

Proses analisis data pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti langsung setelah mengumpulkan data dari masing-masing partisipan. Setelah melakukan wawancara dengan partisipan, peneliti segera melakukan transkripsi hasil rekaman untuk selanjutnya dianalisa. Adapun tahap proses analisa yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode Colaizzi. Peneliti membaca transkrip berulang-ulang kali dengan teliti, kemudian membuat

Significan Statement yaitu proses mencari, mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori atau tema, menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


(33)

I. Tingkat Keabsahan Data

Dalam penelitian ini peneliti berpegang pada tiga kriteria yang digunakan untuk menjaga derajat keabsahan data yaitu:

1. Kredibilitas

Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian ini adalah peneliti melakukan prolonged engagement yaitu pendekatan kepada calon partisipan sehingga partisipan dan peneliti saling mengenal dan mempercayai. Untuk itu peneliti melakukan pendekatan sebanyak 1 kali (kunjungan lamanya 30 menit) kunjungan keruang rawat inap masing-masing partisipan. Hal ini dilakukan agar peneliti dan partisipan semakin akrab, semakin terbuka, sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Kemudian peneliti melakukan member check yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

2. Dependability

Dependability ini telah diterapkan oleh peneliti dengan membuat catatan lengkap yang berisi keseluruhan aktivitas peneliti selama proses penelitian, mulai dari awal penelitian, proses pengumpulan data, turun ke lapangan, proses wawancara, proses analisis data, proses pengujian keabsahan data, sampai proses membuat kesimpulan dari data yang diperoleh. Semua proses tersebut harus dapat ditunjukkan peneliti sebagai bukti bahwa hasil penelitian tersebut memiliki keandalan atau reliabilitas.

3. Konfirmabilitas

Hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan, dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif. Untuk memenuhi kriteria tersebut peneliti telah menginformasikan hasil penelitian kepada pembimbing.


(34)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian fenomologi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang pengalaman pasien yang menderita kanker leher rahim. Ketiga partisipan yang diteliti pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam menggunakan alat perekam suara.

A. Karakteristik Partisipan

Kelima partisipan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah partisipan yang memenuhi kriteria dan bersedia untuk diwawancarai serta menandatangani persetujuan menjadi partisipan sebelum wawancara dimulai. Usia ketiga partisipan berkisar antara >35 tahun yang kesemua partisipan telah berstatus menikah. Dari kelima partisipan, empat orang partisipan beragama Islam dan satu orang partisipan beragama Kristen. Dua orang partisipan berasal dari suku Batak dan tiga orang partisipan berasal dari suku Jawa. Kelima orang partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Dua orang partisipan berpendidikan terakhir SMP, dan tiga orang partisipan berpendidikan terakhir SMA. Data demografi partisipan dapat dilihat pada tabel 4.1.


(35)

Tabel 4.1. Data Demografi Partisipan

Karakteristik Jumlah

Usia >35 tahun 5 Status Kawin Tidak kawin 5 0 Suku Batak Jawa 2 3 Pekerjaan

Ibu rumah tangga 5

Pendidikan SMP SMA

2 3

B. Pengalaman Pasien yang Menderita Kanker Leher Rahim

Dari hasil penelitian ditemukan keluhan saat mengalami kanker leher rahim, perasaan saat sakit kanker leher rahim, hal- hal yang dialami pasien selama sakit kanker leher rahim, dan harapan pasien selanjutnya.

1. Keluhan saat mengalami kanker leher rahim

Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa keluhan yang dialami oleh partisipan saat mengalami kanker leher rahim berbeda-beda setiap partisipannya, mulai dari perdarahan yang banyak, sakit pinggang dan sakit pada bagian tubuh lain.

a. Perdarahan yang banyak

Empat dari lima partisipan menyatakan bahwa keluhan yang mereka alami saat mengalami kanker leher rahim adalah perdarahan yang banyak, seperti yang diungkapkan oleh partisipan dibawah ini:


(36)

"iyaaa trus gak berhenti-berhenti lah haidnya, trus tahun 2012 eee haidnya ee jadi ini kalo datang haid jadi sakit disisni terasa sakit dibawah pusat itu sakit ee haidnya pun tambah banyak” (Partisipan 1)

"kalo sakit nya yaa udah ada laah kalo 8 bulan yang lalu, itu pendarahannya udah lama tapi gak sakit” (Partisipan 2)

"gak ada,,gak ada,,tahu-tahu blooding aja” (Partisipan 5)

b. Sakit pinggang dan bagian tubuh lainnya

Kelima partisipan menyatakan bahwa keluhan yang mereka alami saat mengalami kanker leher rahim adalah sakit di pinggang dan bagian tubuh lain, sampai yang tidak tertahankan. Pernyataan partisipan yang berkaitan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut:

"...kalo datang haid jadi sakit disini terasa sakit dibawah pusat itu sakit ee haidnya pun tambah banyak sakit pinggang juga...” (Partisipan 1)

"...banyak keluar darah makin sakit perut jadinya, bahkan kadang-kadang maaf kata lobang anus ini kayak mau jebol gitu...” (Partisipan 2)

"...ya sakit disini (informan menunjuk pinggangnya). Sakit. Sakit sekali. Eh, barang darah itu keluar mah nggak, Cuma nyeri bekas darah luar. Sakit nya sekot-sekot neng...sakit sekali seperti mau melahirkan...” (Partisipan 3)


(37)

2. Hal- hal yang dialami pasien selama sakit kanker leher rahim a. Tidak mau melakukan hubungan suami istri

Dari hasil penelitian empat dari lima partisipan mengatakan tidak mau melakukan hubungan suami istri, seperti yang diungkapkan oleh partisipan sebagai berikut:

“...jadi ibu gak mau, takutnya tambah parah, ibu aja yah jangankan kesentuh sama itu laki-laki kesentuh jari aja dah keluar...”

(Partisipan 2)

“...nggak ada lagi, sakit, nggak mau ibu...” (Partisipan 3)

“...enggak lagi dek, karna sakit dan keluar darah kalo melakukan itu...”

(Partisipan 4)

b. Bersedih

Dari hasil penelitian kelima partisipan menyatakan bersedih saat mengalami penyakit kanker leher rahim, seperti yang diungkapkan oleh partisipan berikut:

“...yaa sangat sedih lah gimana nanti anak-anakku gak ada lagi orangtua nya kalo aku sakit-sakitan gini lama-lama nanti aku bisa meninggal kayak mana anak-anakku...” (Partisipan 1)

“...yaa sedih kali lah gak bisa jadi ibu rumah tangga yg baik, gak bisa ngurus anak, ngurus suami malah ngerepotin mereka jadinya kan banyak


(38)

biaya keluar jadinya gara-gara saya sakit ini...”

(Partisipan 2)

“...ibu sedih, tapi sekarang ibu pengen cepet sembuh...” (Partisipan 4) c. Tubuh berubah

Dari hasil penelitian kelima partisipan menyatakan tubuh berubah, seperti yang telah diungkapkan sebagai berikut:

“...trus badanku timbangan badanku makin menurun...” (Partisipan 1)

“ ya itu aja badannya tambah kurus yang tadinya gemuk. Kalau dah sakit jadi kurus gitu. Karena ada penyakit gitu...” (Partisipan 4)

“...tinggal badan kurus gini lah...” (Partisipan 5)

d. Malu karena bau

Dari hasil penelitian kelima partisipan menyatakan malu karena bau, seperti yang telah diungkapkan sebagai berikut:

“...kadang-kadang ya namanya darah ini. Kadang-kadang mungkin dia dah lama, kadang-kadang keluarnya agak kurang sedap, kadang-kadang malu aku...” (Partisispan 3)

“...jadi malu dong. Kalau bau ibu ganti softex..., ya ada perasaan minder, ya malu karena bau...” (Partisipan 4)


(39)

“...juga ada keputihan, keputihan kadang bau ibu jadi malu gitu, takut kalau kebau orang lain kan jadi nggak enak...” (Partisipan 5) e. Tidak tinggal bersama suami

Dari hasil penelitian dua dari kelima partisipan menyatakan tidak tinggal bersama suami, seperti yang telah diungkapkan partisipan sebagai berikut:

“...semenjak kena penyakit ini ibu tinggal sama orang tua, suami pun jadi berubah gitu sama ibu, yah gitu lah dek...” (Partisipan 2)

“...si bapak kan kerja di Medan jarang pulang juga jadi yang ngurusin ibu yah mamak ibu lah...” (Partisipan 3) f. Peran sebagai istri dan ibu terganggu

Dari hasil penelitian kelima partisipan menyatakan peran sebagai istri dan ibu terganggu, seperti yang telah diungkapkan partisipan sebagai berikut:

“...yah terganggu lah. Jadi gak bisa kerja, dulu bisa ngepel, ngelap kaca...”

(Partisipan 1)

“...gimana ya rasanya seperti meninggalkan tanggung jawab ibu gitu dan terganggu juga karena ibu dirawat gini...” (Partisipan 3)

“...ibu jadi ibu dan istri ini merasa terganggu sekali dengan penyakit ini

dek...” (Partisipan 5)


(40)

Dari hasil penelitian kelima partisipan menyatakan merasa tidak mampu dan tidak sempurna melakukan ibadah, seperti yang telah diungkapkan partisipan sebagai berikut:

“...kalau berdoa aku terus menerus berdoa, ke gereja aku mohon sama Tuhan supaya aku diberi kesembuhan diberi kekuatan aku nya, jadi lebih banyak berdoa aku daripada dulu sewaktu belum kena penyakit ini ...”

(Partisipan 1)

“...ibu gak solat kalo lagi keluar darahnya. Kan itu keluar kotor-kotoran juga lagi mens. Waktu keluar aja ibu gak solat, kalo gak keluar dia sebisa ibu solat lah...” (Partisipan 2)

“...gak solat ibu, kan susah untuk solat kan jadi sedih ibu kalo lagi keluar terus darahnya gak bisa ibadah lagi jadinya...” (Partisipan 4)

h. Cobaan dari Tuhan

Dari hasil penelitian, kelima partisipan menyatakan cobaan dari Tuhan, seperti yang diungkapkan partisipan sebagai berikut:

“...ya aku berpikir ini cobaan dari Tuhan untuk aku supaya aku harus sabar dan tabah...” (Partisipan 1)

“...yah mungkin teguran. Ya udahlah ibu gak pernah apa, mungkin ini teguran Yang Maha Kuasa, yah itu aja...” (Partisipan 2)


(41)

“...ini lagi dicoba, ini cobaan dari Allah, kalau yang ngasih sakit itu Gusti Allah, nanti yang nyembuhin Gusti Allah lagi...” (Partisipan 5)

3. Harapan pasien selanjutnya

a. Harapan dan pasrah pada Tuhan

Dari hasil penelitian, kelima partisipan menyatakan harapan dan pasrah pada Tuhan, seperti yang diungkapkan partisipan sebagai berikut:

“...sekarang aku pengen cepat sembuh, tapi kalau itu sih yang menentukan Tuhan ya aku si pasrah-pasrah aja...” (Partisipan 1)

“...yah sekarang pengen sembuh aja, cepet-cepet sembuh gitu. Pengen sehat aja, nggak banyak pikiran apa-apa. Minta diampuni diampuni dosa-dosa, karena ada penyakit ini itu dosa dan tapi sekarang ibu ya pasrah aja sama Allah...” (Partisipan 4)

‘...pokoknya ibu datang kesini tuh pengen sembuh gitu, barang kali bisa diobati, yang ibu pikirkan sekarang pengen sehat aja nggak mikirin yang lain, yang ibu inginkan sehat. Tapi itu juga kan tergantung Tuhan ya kan dek, walaupun ibu pengen sehat, kalau Tuhan menentukan lain kan...”

(Partisipan 5)

C. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini menggunakan literatur yang berhubungan dengan pengalaman pasien yang menderita kanker leher rahim yang meliputi keluhan saat


(42)

mengalami kanker leher rahim, perasaan saat sakit kanker leher rahim, hal- hal yang dialami pasien selama sakit kanker leher rahim, dan harapan pasien selanjutnya.

1. Interpretasi dan diskusi hasil

a. Keluhan saat mengalami kanker leher rahim

Dari hasil penelitian partisipan menyebutkan bahwa keluhan yang dialami oleh partisipan saat mengalami kanker leher rahim adalah perdarahan yang banyak, sakit pinggang dan tubuh yang lainnya, dimana dirasakan partisipan haid yang terus menerus atau perdarahan saat kencing dan disertai sakit pada pinggang dan perut.

Seluruh partisipan menyatakan bahwa keluhan yang mereka alami saat mengalami kanker leher rahim adalah perdarahan yang banyak, sakit pinggang dan tubuh yang lainnya. Perdarahannya dapat berupa haid yang tak kunjung berhenti atau perdarahan di sela-sela waktu haid, seluruh partisipan juga menyatakan sakit pada pinggang, perut dan tubuh yang lainnya. Dalimartha (2004) menyatakan gejala klinik kanker leher rahim antara lain: keputihan, perdarahan setelah senggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal, perdarahan antara haid atau sesudah haid (menopause), rasa berat dibawah perut, rasa kering di vagina, bila kanker sudah masuk distadium invasifkeluar cairan berwarna kekuning-kuningan berbau dan dapat bercampur dengan darah, timbul gejala kekurangan darah (anemia) bila terjadi perdarahan kronis misalnya pucat lesu mudah lelah mengantuk dan sebagainya, timbul nyeri ditempat-tempat lain bila sudah terjadi penyebaran, pada stadium lanjut badan menjadi kurus karena kurang gizi, edema kaki, iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rektum).

b. Hal- hal yang dialami pasien selama sakit kanker leher rahim

Dari hasil penelitian seluruh partisipan mengalami hal – hal berikut selama sakit kanker leher rahim:


(43)

Empat dari kelima partisipan menyatakan tidak lagi mau melakukan hubungan suami istri karena sakit dan berdarah apabila berhubungan seksual. Kaplan dan Sadock (1997, dalam Yani, 2007) hasrat seksual adalah motivasi untuk melakukan aktivitas seksual. Gangguan hasrat seksual dibagi menjadi dua kelas yaitu hasrat seksual hipoaktif (hypoactive sexual desire disoder), ditandai dengan defisiensi atau tidak adanya fantasi seksual dan gangguan keinginan seksual (sexual aversion disorder) ditandai oleh suatu keinginan terhadap atau menghindari kondisi yang pertama dan lebih sering ditemukan dibanding yang terakhir. Gangguan motivasi seksual pada klien dengan kanker serviks termasuk kedalam gangguan keinginan seksual (sexual aversion disorder). Adanya perdarahan, keputihan dan bau yang dikeluarkan oleh cairan vagina tersebut menyebabkan perubahan gambaran terhadap tubuhnya (body image), perasaan takut menimbulkan bau, perdarahan yang tercecer atau perdarahan pada saat melakukan hubungan seksual dapat menyebabkan rendahnya harga diri klien. Harga diri yang tidak adekuat dan adanya kerusakan body image menjadi penyebab berkurangnya motivasi untuk melakukan hubungan seksual pada klien kanker serviks.

2. Bersedih

Kelima partisipan menyatakan bersedih saat mengalami sakit kanker leher rahim karena merasa merepotkan keluarganya dan sedih saat melihat anak-anak nya. Yani (2007) pengalaman suatu penyakit akan membangkitkan berbagai perasaan dan reaksi stres, termasuk frustasi, kemarahan, penyangkalan, rasa malu, berduka dan ketidakpastian. Mereka yang menderita suatu penyakit, bersama dengan keluarganya, harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan berbagai stadium penyakit. Orang yang sakit kadang peka dan rentan. Seluruh kehidupannya berubah, setidaknya untuk sementara. Hal ini menimbulkan kesedihan yang berarti bagi penderita dan keluarganya.


(44)

Kelima partisipan menyatakan tubuh mereka berubah menjadi lebih kurus saat sakit kanker leher rahim. Stuart dan Sundeen (1991, dalam Yani, 2007) citra tubuh adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar yang mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Yani (2007) klien kanker yang berubah penampilan tubuhnya akibat proses penyakit dan program terapi akan mengalami proses berubah yang diawali dengan denial (mengingkari), marah, tawar-menawar, depresi dan menerima. Proses ini merupakan proses yang normal, dan perlu distimulasi dan difasilitasi oleh lingkungan sosial agar klien segera sampai pada fase menerima. Proses perubahan citra tubuh pada klien kanker dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu perubahan awal yang terjadi setelah diagnosa, operasi dan terapi. Kemudian proses integrasi dari perubahan pada struktur konsep diri.

4. Malu karena bau

Kelima partisipan menyatakan malu karena bau karena perdarahan yang terus menerus terjadi dan juga keputihan yang dialami pasien kanker leher rahim. Menurut Berek (1994, oleh Yani 2007), cairan yang keluar dari vagina (keputihan) yang tidak gatal merupakan gejala yang sering ditemukan, lama-kelamaan akan berbau busuk akibat nekrosis jaringan dan infeksi jaringan tumor. Klien yang mengalami perdarahan dan keputihan yang menimbulkan bau, menyebabkan seorang penderita kanker serviks malu jika bau yang ditimbulkan itu menyebar.

5. Tidak tinggal bersama suami

Dua dari lima partisipan menyatakan mereka tidak tinggal bersama suami semenjak menderita sakit kanker leher rahim. Menurut asumsi peneliti sejak penderita sakit hubungan suami istri dalam rumah tangga tidak lagi harmonis dikarenakan adanya perdarahan jika melakukan hubungan suami istri sehingga membuat


(45)

ketidaknyamanan antara kedua belah pihak. Itu menyebabkan sang istri menjadi rendah diri dan memilih tinggal dengan orang tua daripada dengan suami.

6. Peran sebagai istri dan ibu terganggu

Kelima partisipan menyatakan peran sebagai istri dan ibu terganggu sejak mengalami sakit kanker leher rahim. Tiap partisipan mungkin mungkin mempunyai berbagai peran sebagai istri, orangtua, pekerja yang terganggu oleh kanker atau terapi kanker. Yani (2007) pada klien kanker serviks memerlukan terapi yang kompleks, untuk itu klien harus dirawat di rumah sakit. Hospitalisasi pada salah satu anggota keluarga akan menimbulkan ketidakseimbangan pada suatu keluarga karena keluarga merupakan suatu sistem yang saling mempengaruhi. Terlebih lagi yang harus mengalami masalah kesehatan adalah seorang istri atau ibu. Istri atau ibu memiliki tugas perkembangan, diantaranya melayani suami, memenuhi semua kebutuhan anggota keluarga lain, seperti makanan, pakaian dan lainnya serta mengatur segala urusan rumah tangga, kecuali untuk kebutuhan finansial meskipun itu bisa terjadi pada istri yang bekerja.

7. Merasa tidak mampu dan tidak sempurna melakukan ibadah

Perubahan fisik yang dialami partisipan kanker leher rahim menyebabkan kedua orang partisipan yang beragama islam tidak dapat menunaikan ibadah solat karena keluar darah yang dianggap hadas besar, sehingga mereka merasa tidak suci untuk solat. Selain itu para partisipan kanker leher rahim juga merasakan tidak dapat melakukan ibadahnya karena merasa tidak mampu melakukan ibadahnya secara sempurna. Hal ini dialami oleh kelima partisipan kanker leher rahim. Yani (2000) keyakinan spiritual sangat penting untuk diperhatikan dalam melihat dampak sakit terhadap seseorang karena aspek spiritual dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan perilaku self care klien. Suatu kebiasaan tertentu dapat berhubungan dengan pelayanan kesehatan mempunyai makna keagamaan bagi penderita.


(46)

8. Cobaan dari tuhan

Kelima partisipan menyatakan bahwa penyakit yang kini dideritanya merupakan cobaan dari Tuhan. Kekuatan spiritual yang mereka miliki, membantu mereka menerima kenyataan yang sedang dialami sebagai cobaan dari Tuhannya seperti yang diungkapkan ketiga partisipan kanker leher rahim. Dan mereka melaksanakan kegiatan spiritual yang dapat mereka lakukan seperti berdzikir, dan berdoa. Mereka mengakui setelah melakukan kegiatan spiritual, merasakan ketenangan dan merasa bersalah menjadi berkurang. Dalam berdoa serta berdzikirnya mereka selalu berharap sakitnya dapat segera sembuh. Kanker sering pula dianggap sebagai hukuman.

c. Harapan pasien selanjutnya

Pada saat stres, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya. Hal ini diungkapkan oleh kelima partisipan yang menyatakan harapan dan pasrah pada Tuhan. Dukungan ini sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakit yang dialami, khususnya jika penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama dengan hasil yang belum pasti. Taylor, Lilis dan Le Mone (1997, dalam Yani, 2007) nilai dari keyakinan agama tidak dapat dengan mudah dievaluasi. Walau demikian pengaruh keyakinan tersebut dapat diamati oleh tenaga kesehatan dengan mengetahui bahwa individu cenderung dapat menahan distres fisik yang luar biasa karena mempunyai keyakinan yang kuat. Keluarga penderita akan mengikuti semua proses penyembuhan yang memerlukan upaya luar biasa karena keyakinan bahwa upaya tersebut akan berhasil. Harapan sangat penting bagi klien kanker, kerena dapat memampukan klien untuk mengatasi masalah.

2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan berupa keterbatasan peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data. Kemampuan wawancara yang peneliti miliki hanya kemampuan


(47)

wawancara dasar, yang menyebabkan banyak keterbatasan dalam tekhnik wawancara karena ini merupakan pengalaman pertama peneliti melakukan penelitian fenomenologi. Namun apabila peneliti memiliki pengalaman yang lebih dalam tekhnik wawancara, maka hasil penelitian ini dapat lebih baik dan mencakup semua aspek yang diharapkan.

3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Bidan

Dari hasil penelitian ditemukan tentang keluhan saat mengalami kanker leher rahim meliputi perdarahan yang banyak dan sakit pinggang dan tubuh yang lainnya, Hal- hal yang dialami pasien selama sakit kanker leher rahim meliputi tidak mau melakukan hubungan suami istri, bersedih, tubuh berubah, malu karena bau, peran sebagai istri dan ibu terganggu, merasa tidak mampu dan tidak sempurna melakukan ibadah, cobaan dari Tuhan dan Harapan pasien selanjutnya yaitu harapan dan pasrah pada Tuhan.Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan bagi tenaga kesehatan khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan pada pasien dengan kanker leher rahim, bagi pendidikan dan bagi peneliti lanjutan.

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam layanan kebidanan dan dijadikan sebagai bahan pengetahuan dan informasi bagi petugas kesehatan bidan agar dapat lebih mengerti, memahami dan merasakan pengalaman pasien penderita kanker leher rahim sehingga dapat melayani mereka dengan asuhan penuh empati kepada pasien

b. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa nantinya dalam menerapkan asuhan kebidanan khususnya pada pasien yang mengalami kanker leher rahim.


(48)

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan informasi tentang penelitian fenomenologi atau bahan perbandingan terhadap penelitian yang akan dilakukan.


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap lima orang partisipan yang mengalami kanker leher rahim didapatkan pengalaman pasien yang menderita kanker leher rahim sebagai berikut:

1. Keluhan saat mengalami sakit kanker leher rahim yang dirasakan setiap partisipan adalah:

a. Perdarahan yang banyak, Perdarahannya dapat berupa haid yang tak kunjung berhenti atau perdarahan di sela-sela waktu haid

b. Seluruh partisipan juga menyatakan sakit pada pinggang, perut dan tubuh yang lainnya.

2. Hal-hal yang dialami pasien selama sakit kanker leher rahim dirasakan sama oleh setiap partisipan yaitu:

a. Tidak mau melakukan hubungan suami istri b. Bersedih

c. Tubuh berubah d. Malu karena bau

e. Tidak tinggal bersama suami

f. Peran sebagai istri dan ibu terganggu

g. Merasa tidak mampu dan tidak sempurna melakukan ibadah h. Cobaan dari Tuhan.

3. Semua partisipan memiliki harapan yang sama untuk sembuh dan semua partisipan pasrah pada Tuhan.


(50)

B. Saran

Saran yang perlu dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tenaga Kesehatan

Diharapkan agar tenaga kesehatan selaku pelayanan kesehatan yang profesional harus senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan secara berkala, dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kanker leher rahim dan penanganan kanker leher rahim, serta mampu memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai kebutuhan masyarakat.

2. Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa nantinya dalam menerapkan asuhan kebidanan khususnya pada pasien yang mengalami kanker leher rahim.

3. Peneliti Lanjutan

Diharapkan peneliti lanjutan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai masukan dan tambahan informasi tentang penelitian fenomenologi atau bahan perbandingan terhadap penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Aulia. (2012). Serangan Penyakit-Penyakit Khas Wanita Paling Sering Terjadi. Yogyakarta: Buku

Biru.

Dalimartha, S. (2004). Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker. Jakarta: Penebar Swadaya.

Diananda, R. (2009). Mengenal Seluk Beluk Kanker. Yogyakarta: Katahati.

Jong, W. d. (2005). Kanker, Apakah Itu ? Jakarta: Arcan.

Junaidi, I. (2007). Kanker. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Moleong, L. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Muchlis Ramli, R. U. (2002). Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Patoppoi, B. (2012). Pencegahan Pengobatan & Penyakit Kanker dengan Keladi Tikus. Jakarta:

Prestasi Pustakaraya.

Sastrosudarmo, W. (2012). Kanker The Silent Killer. Jakarta: Garda Media.

Setiati, E. (2009). Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(52)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Fiung Asmara/125102138 adalah mahasiswi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang “Pengalaman Pasien Yang Menderita Kanker Leher Rahim”.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu-ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dalam memberikan jawaban atas wawancara sesuai dengan pendapat ibu tanpa di pengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu. Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apa pun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan ini saja. Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Peneliti Medan, Desember 2012

Responden

( Fiung Asmara ) (………...) NIM : 125102138


(53)

Lampiran 2 KUESIONER DATA DEMOGRAFI PARTISIPAN

Pengkajian Data Demografi Petunjuk pengisian

• Semua pertanyaan harus dijawab

• Pertanyaan no 1,2 dijawab dengan mengisi pertanyaan

• Pertanyaan selanjutnya dijawab dengan memberikan tanda check list (√)

• Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai menurut anda

Nomor partisispan :

1. Umur :

2. Status Perkawinan :

3. Agama ( ) Islam

( ) Kristen Protestan ( ) Kristen Katolik ( ) Hindu

( ) Budha 4. Pendidikan terakhir ( ) SD

( ) SMP ( ) SMA

( ) Perguruan Tinggi

5. Pekerjaan ( ) IRT

( ) Wiraswasta ( ) Peg. Swasta ( ) PNS


(54)

( ) LAIN-LAIN 6. PENGHASILAN ( ) 500.000-1.000.000


(55)

Lampiran 3

PANDUAN WAWANCARA

1. Kapan ibu pertama kali merasakan tanda-tanda penyakit ini ? 2. Keluhan seperti apa yang pertama kali ibu rasakan ?

3. Apa yang ibu lakukan saat merasakan tanda-tanda penyakit ini ? 4. Pengobatan yang sudah dilakukan bagaimana ?

5. Pengobatan yang ibu rasakan bagaimana ?

6. Dengan diobati apakah terasa lebih enak, lebih senang gak ? 7. Bagaimana hubungan ibu dengan suami ?

8. Bagaimana perasaan ibu melihat suami dan anak-anak ibu saat kondisi ibu seperti ini ?

9. Sepengetahuan ibu apakah penyakit ini bisa disembuhkan ? 10.Lalu jika tidak bisa disembuhkan bagaimana perasaan ibu ?


(56)

(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fiung Asmara

TTL : Pelalawan, 07 Agustus 1991

Agama : Islam

Nama Ayah : Toya

Nama Ibu : Tati Maryati

Anak ke : 1 (satu)

Alamat : SP V Indosawit Desa Lubuk Kembang Sari Kec. Ukui Kab.

Pelalawan, Riau

Pendidikan Formal : - SD Negeri 008 Ukui (1997-2003) - SMP Negeri 4 Sumedang (2003-2006) - SMA Negeri 1 Ukui (2006-2009) - AKBID Indah Medan (2009-2012)


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fiung Asmara

TTL : Pelalawan, 07 Agustus 1991

Agama : Islam

Nama Ayah : Toya

Nama Ibu : Tati Maryati

Anak ke : 1 (satu)

Alamat : SP V Indosawit Desa Lubuk Kembang Sari Kec. Ukui Kab.

Pelalawan, Riau

Pendidikan Formal : - SD Negeri 008 Ukui (1997-2003)

- SMP Negeri 4 Sumedang (2003-2006)

- SMA Negeri 1 Ukui (2006-2009)

- AKBID Indah Medan (2009-2012)

- D-IV Bidan Pendidik Fak. Kep USU (2012-2013)