T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Fasilitas Belajar dan Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen T1 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar merupakan hal yang tidak pernah mengenal batas, setiap
manusia membutuhkannya sehingga tidak ada batasan usia untuk terus
mengembangkan diri dengan belajar berbagai hal. Dalam proses tersebut maka
akan memudahkan manusia untuk berinteraksi dalam kehidupan masyarakat
dan membentuk karakter setiap individu. Belajar bisa dilakukan secara formal,
informal, dan nonformal seperti misalnya disekolah, dimasyarakat, dan
dikeluarga.
Menurut Menurut Tirtaraharja dan La Sulo (2010: 50) “Kemandirian
Belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong
oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan disertai rasa tanggung jawab dari
diri pembelajar.” Menurut pendapat tersebut maka yang dimaksud
kemandirian belajar dalam penelitian ini adanya dorongan dari dalam diri
siswa yang diperoleh dengan proses untuk mengatasi suatu masalah.
Kemandirian belajar siswa dapat dilihat dari kepercayaan diri siswa, kesadaran
untuk belajar sendiri, dan tidak mudah terpengaruh oleh pihak lain, adanya
fasilitas yang memadai serta intensitas berinteraksi dengan teman sebaya
maupun masyarakat luas.
Perkembangan kemandirian akan mengantarkan siswa menuju proses

pendewasaan dan khususya pada masa SMA anak mengalami pembentukkan
karakter secara perlahan sampai menemukan jati diri mereka yang sebenarnya.
Studi pendahuluan sudah dilakukan di SMA Virgo Fidelis Bawen, yang
nampak bahwa kemandirian belajar masih kurang, hal tersebut terlihat ketika
ada siswa yang mengerjakan tugas dari guru masih melihat dan bertanya
kepada temannya karena tidak memperhatikan perintah guru, selain itu siswa
juga masih takut untuk mengemukakan pendapatnya ketika guru melontarkan
pertanyaan pada saat pelajaran berlangsung. Kemudian ada pula Siswa

1

yang hanya ikut-ikutan dengan temannya karena mempunyai pendapat yang
sama. Ketika temannya asik mengobrol pada saat pelajaran berlangsung, ada
siswa yang juga ikut ke dalam pembicaraan teman-temannya di kelas.
Berdasarkan informasi dari guru pengampu mata pelajaran ekonomi hanya
beberapa siswa yang tertarik dan berkonsentrasi mengikuti pembelajaran pada
mata pelajaran ekonomi , hanya segelintir siswa yang aktif dan mau
mendengarkan penjelasan dari guru serta menanggapi. Kejadian lain yang
nyata seperti ada siswa yang mencontek saat ulangan tanpa berusaha
mengerjakan sesuai kemampuannya sendiri. Pada saat ada tugas kelompok,

cenderung hanya satu siswa yang mengerjakan dengan sungguh-sungguh
sedangkan anggota kelompok yang lain asik mengobrol tanpa ikut andil di
dalam kelompok tersebut.Kejadian-kejadian tersebut menunjukkan bahwa
sikap atau perilaku tersebut kurang mandiri dan siswa tidak percaya diri
terhadap kemampuan sendiri.
Kemandirian belajar dapat terlaksana dengan baik bila telah tertanam
pada siswa tentang pentingnya belajar, pengendalian diri serta disiplin belajar
dalam manajemen waktu. Kemandirian belajar memerlukan fasilitas yang
memadahi dan relevan dengan mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa serta
mempunyai wawasan dan pemahaman konsep yang benar.
Proses belajar mengajar tidak terlepas dari adanya faktor – faktor yang
mempengaruhi. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah tersedianya
fasilitas belajar yang mampu mendukung kegiatan belajar peserta didik.
Fasilitas belajar dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana yang tersedia
dan mempermudah kegiatan belajar. Menurut Menurut Suharsimi dan lia
(2012 :188) menyatakan bahwa, “Fasilitas dapat diartikan sebagai segala suatu
yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha, yang
dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda maupun
uang”.
Tersedianya fasilitas belajar akan menumbuhkan kemauan untuk

belajar mandiri. Fasilitas belajar di sekolah maupun dirumah. mempermudah

2

peserta didik dalam penggunaan sumber belajar. Fasilitas belajar tidak bisa
dianggap enteng sebab tanpa fasilitas pelaksanan pendidikan tidak akan
berjalan dengan baik. Fasilitas belajar dibagi menjadi dua bagian yaitu fasilitas
belajar dirumah dan fasilitas belajar di sekolah. Fasilitas belajar dirumah
meliputi tersedianya meja, kursi, ruang belajar, buku-buku pelajaran, biaya
sekolah, biaya hidup dan suasana keluarga yang harmonis. Sedangkan fasilitas
belajar di sekolah meliputi tersedianya diantaranya meja, kursi, papan tulis,
perpustakaan yang lengkap dengan buku pelajaran maupun buku penunjang,
ruang kelas yang memenuhi syarat,hubungan antara sesama siswa,hubungan
antara guru dan siswa serta peran sekolah dalam dalam mencukupi kebutuhan
belajar siswa.
Pemanfaatan penggunaan fasilitas seperti media pembelajaran akan
membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan guru, terutama
untuk materi yang membutuhkan imajinasi. Sehingga menuntut seorang guru
untuk lebih kreatif lagi dalam menyampaikan materi pelajaran dengan
memanfaatkan berbagai media yang ada. Pemanfaatan fasilitas yang ada dapat

dijadikan alternatif pembelajaran untuk menarik minat siswa dalam hal
pembelajaran. Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan di SMA
Virgo Fidelis Bawen,

fasilitas yang ada disekolah kurang dimanfaatkan

dengan maksimal. Padahal fasilitas yang tersedia tergolong cukup lengkap dan
memadai. Hal itu ditunjukkan dengan perpustakaan yang selalu sepi dari
pengunjung siswanya dan hanya digunakan saat ada jam pelajaran yang
diperintah oleh guru untuk pembelajaran di perpustakaan misalnya hanya saat
jam pelajaran Bahasa Indonesia saja yang selalu mewajibkan siswa untuk
membaca.
Selain peralatan dan media pembelajaran yang sudah canggih, perlu
juga keahlian atau kemampuan guru dalam memanfaatkannya untuk
menyampaikan materi dikelas dengan berbagai metode yang menarik, namun
pada kenyataannya masih ada guru yang sudah tua dan cara mengajarnya
masih menggunakan gaya lama jaman dahulu, sehingga kurang bisa
memanfaatkan fasilitas yang ada karena kemampuannya yang terbatas

3


contohnya seperti pengoperasian LCD yang jarang digunakan guru yang sudah
tua, namun lebih cenderung suka mengajar dengan alat OHP yang sederhana.
Faktor lain yang diduga mempunyai hubungan dengan kemandirian
belajar adalah interaksi sosial, Interaksi sosial secara umum adalah hubungan
timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi sehingga
saling bergantung antara kedua belah pihak. Pelakunya bisa lebih dari satu.
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti,
identifikasi, identifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial
yang didasari oleh faktor meniru orang lain. Setiap manusia selama hidup
pasti mengalami perubahan-perubahan berupa hal-hal yang kecil dan
sederhana hingga yang lebih rumit dan besar. Menurut Kimball Young dan
Raymond dalam (Pradiptasari: 2016:13) “Interaksi sosial merupakan kunci
dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tidak akan
mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial tidak akan dapat terjadi jika
seseorang tidak berhubungan secara langsung dengan sesuatu yang tidak
berpengaruh dengan dirinya.”
Interaksi berhubungan dengan pengaruh komunikasi yang terjadi
dalam diri siswa saat tugas kelompok atau pembelajaran berlangsung, dalam
observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA Virgo Fidelis,

hubungan komunikasi antar siswa terlihat saling mempengruhi, seperti halnya
siswa yang diharuskan mau menerima pembagian tugas dalam satu
kelompoknya dengan dorongan teman-teman yang lain secara adil. Sehingga
munculah sikap mandiri yang berhubungan dengan interaksi sosial di
kalangan teman sebaya. Berinteraksi tidak selalu hanya dengan teman sebaya,
namun penting juga untuk menjalin komunikasi dengan guru, lingkungan
sekolah serta yang terpenting dalam keluarga dan masyarakat. Namun pada
kenyataannya ada siswa yang kurang mau atau kurang bisa berinteraksi
dengan baik kepada teman sebaya maupun guru dan lingkungan sekitar
sekolah karena ada siswa yang lebih memilih menutup diri dan tidak mau

4

berinteraksi untuk menjalin hubungan namun selalu terlihat kurang
bersemangat jika pembelajaran berlangsung dan tidak bisa fokus dalam tugas
kelompok tersebut.
Pada berbagai observasi pendahuluan ini yang telah dilakukan pada
tanggal 10-13 Mei 2017 di kelas X.1, X.2, X.3, dan X.4 di SMA Virgo Fidelis
Bawen memperlihatkan adanya permasalahan kemandirian belajar yang masih
rendah di kalangan siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi. Rendahnanya

kemandirian belajar ini dilihat dari berbagai faktor seperti fasilitas belajar
yang kurang dimanfaatkan dengan baik serta interaksi sosial antar teman
sebaya yang kurang terlihat baik, dan ada siswa masih ada yang mendapat
nilai dibawah KKM sebesar 86,13% dari seluruh siswa kelas X, itu berarti
hanya ada 13,86% yang diatas KKM.
Berdasarakan latar belakang masalah tersebut maka gejala problematis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ada siswa yang belum memenuhi nilai KKM yaitu sebesar 70, dibuktikan
dengan masih adanya beberapa orang siswa yang belum mencapai batas
KKM sebanyak 87 orang (86,13%) dilihat dari nilai UAS.
2. Ada siswa yang kurang bisa menyesuaikan diri dalam berinteraksi
terhadap teman sebaya untuk menyelesaikan tugas kelompok serta tugas
mandiri .
3. Sarana dan prasarana (fasilitas) belajar kurang digunakan dengan
maksimal oleh sebagian besar siswa kelas X di SMA Virgo Fidelis Bawen
dalam kegiatan pembelajaran baik dirumah maupun disekolah karna tidak
adanya minat dan dorongan/keinginan untuk memenuhi kebutuhan
belajarnya.
4. Rendahnya kemandirian belajar siswa dilihat dari siswa yang kurang aktif
saat pembelajaran berlangsung dan kurangnya usaha siswa untuk

mengerjakan sendiri tugas-tugas yang diberikan oleh guru serta kurangnya
kesadaran untuk meluangkan waktu khusus untuk belajar secara mandiri.

5

Berdasarkan uraian gejala problematis tersebut, maka peneliti tertarik
untuk meneliti “Hubungan Fasilitas Belajar dan Interaksi Sosial dengan
Kemandirian Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di
SMA Virgo Fidelis Bawen”
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan Fasilitas belajar dengan Kemandirian Belajar Siswa
Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen?
2. Apakah ada hubungan Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar Siswa
Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen?
3. Apakah ada hubungan Fasilitas belajar dan Interaksi Sosial Belajar dengan
Kemandirian Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di
SMA Virgo Fidelis Bawen ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hubungan Fasilitas belajar dengan Kemandirian Belajar Siswa
Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen

2. Mengetahui hubungan Interaksi Sosial dengan Kemandirian Belajar Siswa
Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Virgo Fidelis Bawen
3. Mengetahui hubungan Fasilitas belajar dan Interaksi Sosial dengan
Kemandirian Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi di
SMA Virgo Fidelis Bawen
1.4 Signifikansi Penelitian
1.4.1 Signifikansi Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermaksud untuk menguji teori dari :
a. Menurut Umar Tirtaraharja dan La Sulo (2010: 50) “Kemandirian
Belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih
didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan disertai rasa

tanggung jawab dari diri pembelajar.”

Dalam

perkembangan

kurikulum saat ini siswa cenderung harus belajar secara mandiri maupun
bekelompok, ketika guru memberi tugas kelompok siswa harus bisa


6

berinteraksi didalam anggota kelompok dan berdiskusi antar teman,
dalam penyusunan tugas tersebut siswa membutuhkan fasilitas yang
digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran , adanya fasilitas
belajar dirumah salah asatunya seperti laptop dan dari sekolah seperti
mencari refrensi di perpustakan.
1.4.2 Siginikansi Praktis
Penelitian ini memberikan manfaat bagi :
1. Bagi Kepala Sekolah
Diharapkan untuk lebih mengupayakan kelengkapan fasilitas yang ada di
sekolah untuk lebih menunjang pembelajaran dan memudahkan siswa
serta guru dalam proses pembelajaran dikelas maupun diluar kelas untuk
mengembangkan pengetahuan siswa. Sekolah perlu memperhatikan pula
perawatan bagi fasilitas yang sudah tersedia.
2. Bagi Guru
Guru SMA Virgo Fidelis Bawen. Bagi guru untuk lebih memanfaatkan
fasilitas belajar meningkatkan motivasi interaksi sosial dalam diri siswa.
Guru diharapkan bisa lebih memberikan dorongan untuk menumbuhkan

kemandirian kepada siswa untuk belajar dengan giat tanpa bergantung
dengan teman lainnya.
3.

Bagi Siswa SMA Virgo Fidelis Bawen
Siswa perlu mengetahui pentingnya kemandirian belajar yang maksimal.
Siswa harus lebih aktif bertanya didalam kelas apabila belum memahami
materi sepenuhnya. Siswa juga perlu memanfaatkan fasilitas belajar
dengan baik untuk menunjang pembelajaran yang efektif. Siswa juga perlu
meningkatkan kemampuan untuk interaksi sosial agar bisa berkomunikasi
untuk memperoleh wawasan yang lebih luas.

4.

Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan
populasi yang lebih besar dan lebih memperhatikan faktor-faktor lain yang
mempunyai korelasi dengan kemandirian belajar selain fasilitas belajar

7

dan interaksi sosial seperti motivasi, kompetensi paedagogik, kedisiplinan
belajar, dll
1.5 Keterbatasan Masalah
Karena adanya keterbatasan, baik tenaga, dana, dan waktu, supaya
penelitian lebih terfokus.pengambilan data terbatas karn hanya meneliti kelas
X di SMA Virgo Fidelis Bawen dan banyak faktor kemandirian namun hanya
akan membahas tentang 3 variabel saja yaitu hubungan variabel fasilitas
belajar dan interaksi sosial dan kemandirian belajar dengan batasan masalah
sebagai berikut :
1. Objek penelitian ini adalah Fasilitas belajar dan interaksi sosial
sebagai penunjang peningkatan kemandirian belajar siswa di
sekolah.
2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X1, X2, X3, X4 pada
mata pelajaran Ekonomi SMA Virgo Fidelis Bawen.

8