Penggunaan Jejaring Sosial Facebook Pada Tunanetra Dalam Meningkatkan Interaksi (Studi Kasus pada Anggota Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia) Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus dengan
pendekatan kualitatif. Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2006 : 4). Dengan menggunakan
metodologi kualitatif, peneliti akan memperoleh informasi atau data yang lebih
mendalam mengenai penggunaan jejaring sosial Facebook pada tunanetra dalam
meningkatkan interaksi.

3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah terletak di Jalan Gajah Mada Ikatan Tunanetra
Muslim Indonesia. Namun kini sudah berpindah tempat dan menjadi di Jalan
Darussalam Sei Kapuas no.25 A Medan. Alasan peneliti mengambil lokasi
penelitian ini adalah karena ITMI merupakan organisasi legal yang didalamnya
beranggotakan orang-orang yang mempunyai keterbatasan pada penglihatan dan
biasa disebut Tunanetra.

3.3 Unit Analisis dan Informan

3.3.1 Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai
subjek penelitian. Salah satu ciri atau karakteristik dari penelitian sosial adalah
menggunakan apa yang disebut “unit of Anaysis”. Adadua jumlah unit analisis

Universitas Sumatera Utara

yang lazim digunakan pada penelitian sosial yaitu individu, kelompok dan sosial.
Adapun yang menjadi unit analisis dan objek kajian dalam penelitian ini adalah
anggota Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia di Jalan Gajah Mada Medan.
3.3.2 Informan
Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi dalam
penelitian yang aktual selama menjelaskan tenteng masalah penelitian. adapun
informan yang menjadi subjek adalah anggota Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia
(ITMI) dan memiliki kriteria seperti harus memiliki sebuah akun Facebook.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber infprman
yang ditemukan di lapangan, adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data
primer ini adalah dengan cara :
3.4.1.1 Observasi
Yaitu

metode

pengumpulan

data

yang

digunakan

untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan (Bungin, 2007
: 115). Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pengamatan langsung

dilapangan untuk melihat bagaimana para tunanetra menggunakan jaringan
Facebook dalam berinteraksi.

Universitas Sumatera Utara

3.4.1.2 Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam merupakan proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawanvara dengan yang di wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relativ lama. Dalam hal ini peneliti ingin mewawancarai
langsung informan mengenai bagaimna tunanetra menggunakan jaringan sosial
Facebook untuk meningkatkan interaksi.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua
atau sekunder yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari
beberapa literatur diantaranya adalah : buku-buku referensi, dokumen majalah,
jurnal, internet yang dianggap relevan degan masalah yang diteliti. Oleh karena itu
sumber data sekunder diharapkan dapat berperan membantu mengungkapkan data
yang di ahrapkan, membantu memberi keterangan sebagai pelengkap dan bahan

pembanding (Bungin, 2007 : 108-121).

3.5 Interpretasi Data
Data yang didapatkan dari berbagai teknik pengumpulan data tersebut
dikumpulkan untuk di analisis. Data yang diperoleh yakni melalui catatan
lapangan, gambaran-gambaran atau foto-foto sertahasil wawancara yang telah di
kumpulkan, serta diuraikan dalam bentuk tulisan dengan cara diurutkan atau di
kategorikan dan memilah-milah sesuai dengan hasil yang diperoleh dari hasil
penelitian.

Universitas Sumatera Utara

3.6 Jadwal Kegiatan

No.

Bulan Ke -

Kegiatan
1


2

3

4







5

6

7

8


1

Pra Observasi



2

ACC Judul



3

Penyusunan Proposal Penelitian

4

Seminar Proposal




5

Revisi Proposal



6

Penelitian Ke Lapangan







7


Pengumpulan dan Analisis Data







8

Bimbingan Skripsi










9

Penulisan Laporan Akhir







10

Sidang Meja Hijau

9





Universitas Sumatera Utara

BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH DAN INTERPRETASI DATA

4.1 Latar Belakang Terbentunya Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia
4.1.1 Sejarah Terbentuknya Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia
Ikatan tunanetra muslim Indonesia atau ITMI adalah organisasi
kemasyarakatan yang mengimpun tunanetra muslim dan orang muslim yang
peduli terhadap perjuangan tunanetra muslim di wilayah kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. ITMI secara nasional berdiri pada
tanggal 25 Muharram 1420 H/11 Mei 1999 di Bandung.pada saat itu Yayasan
Himpunan Tunanetra Islam dan Kelompok Tunanetra Muslim Indonesia
menginisiasi Musyawarah Nasional Tunanetra Islam (MUNASTI). Hasilnya
dibentuklah sebuah organisasi yang bertujuan meningkatkan kiprah Tunanetra
Muslim dalam segala aspek kehidupan.Selain itu juga berupaya meningkatkan
kualitas Tunanetra Muslim Indonesia dan menjalin silahturahmi dengan berbagai
pihak, deengan semangat ukhuwah islamiah yang berlandaskan Al-Quran dan AsSunnah.Sejak saat itu beberapa daerah mulai banyak terbentuk ITMI seperti di
daerah Bogor, Medan dan daerah lainnya.Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia
sendiri bertujuan :

1. Menjalin silahturahmi dengan berbagai pihak dalam semangat
Ukhuwah Islamiyah dan Sunnah.
2. Meningkatkan kualitas tunanetra muslim Indonesia.
3. Meningkatkan kiprah tunanetra muslim Indonesia.
4. Menegakkan syariat Islam.

Universitas Sumatera Utara

ITMI berfungsi sebagai :
1. Pemersatu Tunanetra Muslim Indonesia.
2. Penanmpung dan penyalur aspirasi anggotanya.
3. Pembentuk pribadi muslim yang islami.
4. Pembina pribadi anggotanya.
ITMI merupakan organisasi nasional yang tersusun atas :
1. Dewan Pengurus Pusat (DPP), untuk tingkat nasional yang berkedudukan
di Bandung.
2. Dewan Pengurus Wilayah (DPW) untuk tingkat provinsi.
3. Dewan Pengurus Daerah (DPD) untuk tingkat kabupaten/kota.
Sampai saat ini ITMI sudah memiliki delapan (8) wilayah/tingkat provinsi dan
tujuh puluh (70) daerah/tingkat kabupaten /kota.

DEWAN PENGURUS DAERAH WILAYAH (DPW) ITMI DKI JAKARTA
Berdirinya DPW ITMI DKI Jakarta berawal dari terbentuknya Dewan
Pengurus Daerah (DPP) ITMI Jakarta Timur tahun 1999, oleh para tunanetra yang
telah ditunjuk oleh pengurus pusat, yang kemudian disusul dengan terbentuknya
DPD ITMI Jakarta Selatan tahun 2001. Berdasarkan ketentuan organisasi yang
mensyaratkan dalam pembentukan DPW harus memiliki sekurang-kurangnya tiga
DPD, maka DPW ITMI DKI Jakarta Barat pada bulan Maret 2007 DPW ITMI
DKI Jakarta resmi berdiri pada 19 Mei 2007 melalui musyawarah wilayah ITMI
DKI Jakarta. Hingga saat ini DPW ITMI telah memiliki lima DPD diseluruh
daerah Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

Dengan terbentuknya DPD ITMI Jakarta Pusat dan Jakarta Utara tahun
2008 dan telah memiliki anggota 250 orang. Sejak berdirinya ITMI Jakarta telah
menjalankan berbagai macam program yang meningkatkan kualitas tunanetra baik
segi mental spiritual seperti :
1. Pembinaan baca Al-Quran Braille
2. Pengajaran ilmu-ilmu keislaman
3. Pembinaan muslimah tunanetra.
Sedangkan untuk pemberdayaan ekonomi seperti :
1. Pengenmbangan industri kecil
2. Pengembangan usaha-usaha
3. Pengembangan penjualan minyak pijat
Selain itu ITMI Jakarta melakukan berbagai kegiatan-kegiatan baik rutin mauoun
eksidental yang bertujuan mensyiarkan Islam di kalangan tunanetra.

Universitas Sumatera Utara

Nama

: Lukman Hakim

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 54 tahun

Pekerjaan

: Pijat Tunanetra

Status

: Menikah

Pendidikan Terakhir

: SMP

Alamat

: Jalan Damai No.4 B Gajah Mada

Bapak Lukman Hakim, seorang pria yang baik, ramah dan terbuka pada
peneliti. Bapak Lukman Hakim adalah seorang tunanetra totaly blind (buta total)
yang di deritanya sejak lahir. Beliau adalah orang pertama yang peneliti temui saat
peneliti memustuskan untuk meneliti tentang masyaraskat tunanetra yang
memiliki Facebook. Bapak Lukman Hakim selain sebagai pemijat beliau juga
berdakwah di beberapa tempat, misalnya di salah satu sekolah di Tebing. Beliau
memiliki akun Facebook dan alasannya menggunakan adalah sebagai salah satu
tempat untuk menambah teman, berbagi kata-kata mutiara, dan sebagai tempat
untuk berdakwah. Bapak Lukman sudah menikah dan memiliki satu orang anak
perempuan.
Tidak ada jejaring sosial lain yang beliau gunakan selain Facebook, karena
awalnya beliau hanya ingin mengikuti temannya yang sudah memiliki akun
Facebook sebelumnya. Bapak Lukman awalnya berpikir dengan menggunakan
Facebook beliau akan mempunyai banyak teman baik itu kalangan masyarakat
normal atau kaum disabilitas lainnya yang menggunakan Facebook. Bapak
Lukman jarang memulai percakapan atau chatingan dengan teman-teman di
Facebooknya, beliau awalnya hanya mengomentari atau menyukai status teman
Facebooknya dan jika ada seseorang teman Facebooknya yang duluan

Universitas Sumatera Utara

mengajaknya chating atau mengobrol lewat kotak masuk (inbox) nya barulah Pak
Lukman mulai membalas dan mengobrol dengan orang tersebut. Tujuan utama
Bapak Lukman Hakim dalam membuat Facebook adalah untuk berdakwah dan
menambah pahalanya. Namun semakin lama beliau menggunakan Facebook ini
beliau semakin merasakan manfaatnya, beliau jadi banyak teman, banyak orangorang yang simpatik kepadanya dan ingin menjadi teman bertukar pikiran bahkan
beliau merasakan seperti menambah saudara.
Pak Lukman tidak ingin merasakan rasa bahagianya atas pengetahuan dan
diterimanya beliau di dunia maya sendirian, beliau juga memberitahukannya
kepada istrinya Ibu Kamila yang juga penyandang tunanetra beliau mengajarjan
istrinya untuk membuat akun Facebooknya juga. Selain itu juga Bapak Lukman
mengajarkan bagaimana caranya membuat Facebook ke beberapa temannya yang
menyandang disabilitas tunanetra yang ingin membuat Facebook. Adapun kendala
yang ditemui Pak Lukman selama menggunakan Facebook selama ini adalah
ketika Login (masuk) ke Facebook tiba-tiba tidak bisa menggunakan nomor
handphone lagi, melainkan harus menggunkan email, tetapi dengan bantuan teman
difabelnya yang lebih ahli Pak Lukman bisa masuklagi ke akun Facebook
miliknya dan beliau sudah memiliki akun emailnya sendirisehingga memudahkan
beliau untuk masuk ke Facebook miliknya.
Bapak Lukman Hakim merasakan banyak dampak positif yang beliau rasakan
setelah menggunakan Facebook antara lain seperti menambah banyak teman dan
saudara yang baru diluar dari teman-teman di Organisasi ITMI yang selama ini
beliau kenal. Dan beliau dapat berdakwah di Facebook jika tidak ada panggilan
berdakwah di suatu tempat dan ini membuat beliau merasa kita dapat berdakwah

Universitas Sumatera Utara

dimana saja menyebarkan kebaikan dan mendapatkan pahala dari mana saja dan
berbagi kata-kata mutiara yang beliau miliki. Selain itu beliau juga merasa
pengetahuannya bertambah setelah menggunakan Facebook, seperti beliau dapat
membayangkan suatu tempat yang belum pernah beliau datangi sebelumnya
dengan berteman dengan orang-orang baru dari daerah-daerah yang berbeda dan
beliau saling berbagi cerita dengan teman barunya sehingga dari sanalah beliau
dapat membayangkan sesuatu. Namun adanya dampak negatif yang Bapak
Lukman rasakan seperti adanya seorang teman Facebooknya yang menandai
sebuah tautan yang berbau porno ke didinding Facebook Bapak Lukman sehingga
menimbulkan rasa tidak nyaman pada Pak Lukman dan malu ketika teman lainnya
melihat.
Bapak Lukman mengharapkan pemerintah yang mengetahui disabilitas
yang sudah mulai mahir menggunakan Facebook atau bermain internet dapat
diperhatikan sehingga pemerintah dapat memberikan sesuatu yang dapat
mempermudah tunanetra untuk menggenggam internet dan bisa digunakan untuk
seluruh masyarakat diffabel tunanetra karena pemakaiannya sakit mudah. Bapak
Lukman menjelaskan pada peneliti saat beliau pertama kali menggunakan
Facebook, beliau cukup sering bermain Facebook hampir setiap ada waktu luang
beliau pasti memainkannya, baik mengobrol (chatting), membuat status,
mengomentari dan menyukai status seseorang. Namun lama kelamaan beliau
semakin jarang menggunkan Facebook miliknya bahkan akhir-akhir ini beliau
tidak

sedikitpun

melihat

Facebooknya.

Hanya

sesekali

beliau

melihat

pemberitahuan Facebooknya dan membalas beberapa komentar. Di Facebooknya
beliau mengikuti beberapa Grup atau Kumpulan Organisasi seperti organisasi

Universitas Sumatera Utara

Pendakwah Islam dan Organisasi DPP ITMI Jakarta. Dan beliau mengatakan
cukup luas berinteraksi dengan orang-orang di Facebook. Dan ketika melakukan
interaksi dengan teman-teman barunya di Facebook beliau mengatakan tidak bisa
mengatakan lebih sering berinteraksi dengan sesama kaum disabilitas tunanetra
atau masyarakat normal karena beliau merasa sama-sama banyak yang
berinteraksi dengan beliau. Tentunya di Facebook BapakLukman tidak hanya
berteman dengan sesama disabilitas saja namun juga dengan masyarakat normal
kebanyakan, bahkan Bapak Lukman Hakim lebih sering melakukan interaksi
dengan teman-teman Facebooknya yang mempunyai kondisi normal di karenakan
mereka merasa tertarik dan ingin tahu bagaiman Bapak Lukman dapat
menggunakan Facebook layaknya seperti orang kebanyakan.
Bapak Lukman menjelaskan kepada peneliti bahwa beliau tidak sedikitpun
merasa canggung ketika berinteraksi dengan orang-orang yang mempunyai
kondisi yang normal, karena beliau juga mempunyai keinginan bahwa
penyandang disabilitas tunanetrapun dapat berselancar di duniamaya, dan sangat
menarik karena masyarakat normal yang berteman dengan Bapak Lukman sangat
antusias menerima kehadiran Bapak Lukman di jejaring sosia lFacebook. Dan
menurut Bapak Lukman beliau tentu lebih nyaman mengobrol dengan difabel
tunanetra sepertinya namun beliau juga senang dapat berteman dan mengobrol
dengan masyarakat normal yang berteman dengannya. Dan jika peneliti bertanya
lebih nyaman mengobrol di dunia maya atau secara langsung, menurut Bapak
Lukman tentu lebih nyaman mengobrol secara langsung karena tentu beliau tahu
siapa yang diajaknya mengobrol dan tentu mudah mengerti satu sama lain. Tetapi
selama

Bapak

Lukman

menggunakan

Facebook

belum

pernah

beliau

Universitas Sumatera Utara

mendapatkan diskriminasi dari teman-teman Facebooknya, karena bagi beliau
teman-temannya cukup mengerti akan kekuranganya walaupun beliau belum
pernah sekalipun bertemu dengan teman Facebooknya selain orang-orang yang
sudah dikenalnya seperti keluarga dan teman-teman ITMI Medan. Bagi Pak
Lukman

setelah

beliau

menggunakan

Facebook

beliau

cukup

banyak

mendapatkan pengetahuan dan bisa berbagi pemikiran. Dan Bapak Lukman
mengharapkan beberapa Perusahaan yang terlibat di bidang teknologi agar lebih
memerhatikan kaum difabel tunanetra agar menciptakan suatu teknologi baru
yang semakin mempermudah kaum difabel tunanetra berselancar di dunia maya,
dan situs-situs internet yang membantu memperluas pengetahuan, sehingga kami
(kaum disabilitas) bisa setara pengetahuannya dengan orang-orang yang normal.
Nama

: Kamila Wati

Umur

: 43 tahun

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga dan Pijat

Status

: Menikah

Pendidikan Terakhir : SMP
Alamat
I

: Jalan Damai No.4 B Gajah Mada

Bu kamila adalah istri dari Bapak Lukman dan beliau adalah orang yang

sangat ramah dan terbuka kepada peneliti. Ibu Kamila adalah penyandang
disabilitas tunanetra Totaly Blind sejak lahir. Beliau dalam kesehariannya tidak
jauh berbeda kegiatannya dengan para Ibu Rumah Tangga kebanyakan, beliau
memasak sendiri mengurus anaknya juga bekerja sebagai pemijat ketika ada
pelanggan yang datang. Ibu Kamila juga merupakan anggota ITMI. Di ITMI
beliau di tempatkan sebagai bendahara. Ibu Kamila hanya menggunakan

Universitas Sumatera Utara

Facebook karena menurutnya jejaring sosial lainnya sangat rumit hanya Facebook
sajalah yang mudah Ibu Kamila mengerti. Awalnya Ibu Kamila menggunakan
Facebook karena suaminya lebih dulu menggunakan dan membuatkan akun
Facebook untuk Ibu Kamila. Lalu beliau mulai diajarkan sedikit demi sedikit
bagaimana cara menggunakan Facebook. Beliau menjelaskan tentu sulit baginya
untuk memakai Facebook karena sebelumnya beliau hanya menggunakan telpon
genggamnya (handphone) hanya untuk menelpon dan menerima telepon atau
mengirim dan menerima pesan singkat (SMS) dan kebetulan Ibu Kamila
menggunakan

handphone

jenis

Nokia

yang

mendukung

untuk

beliau

menggunakan Facebook.
Ibu Kamila mengaku tidak menggunakan jejaring sosial lain selain
Facebook, beliau juga awalnya tidak begitu mengetahui apa yang bisa dilakukan
dengan Facebook, dan setelah beliau di beritahu oleh Bapak Lukman apa itu
Facebook dan apa saja yang dapat kita lakukan di Facebook barulah Ib Kamila
mulai tertarik dan sering memainkan Facebook miliknya. Ibu Kamila menjelaskan
pada peneliti bahwa alasan utamanya ingin dan tertarik menggunakan Facebook
adalah karena dapat mempunyai banyak teman baru dan juga berbagi kata-kata
mutiara atau kata-kata yang bisa memacu semangat hidup seseorang. Di Facebook
awal Ibu Kamila memulai suatu interaksi orang lain dengan seperti dengan
menyukai atau mengomentari status teman Facebooknya. Adapun Ibu Kamila
memulai suatu percakapan di Facebook dengan salah satu temannya misalnya di
Inbox Facebook hanya membalas salam dan menjawab apa yang ditanyakan
temannya, jadi Ibu Kamila lebih sering membalas percakapan dengan teman di
Inbox ketimbang memulai percakapan dengan teman di Facebook.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan utama Ibu Kamila menggunakan Facebook adalah untuk
menambah teman, sahabat, berbagi kata mutiara, menambah ilmu pengetahuan
dan berbagi pengalaman. Dan setelah beberapa lama ini Ibu Kamila menggunakan
Facebook beliau merasakan manfaat yang cukup banyak, baginya menggunakan
Facebook membuat diri beliau cukup peracya diri berinteraksi dengan orangorang baru di dunia maya, semakin merasa nyaman dengan keadaanya sebagai
difabel karena ternyata banyak teman-teman barunya di Facebook yang berkondisi
normal sangat menerima beliau dan bahkan sangat baik dan sangat tertarik
berbincang dengan beliau, karena mereka juga ingin mengetahui bagaimana
masyarakat difabel tunanetra dapat berselancar di dunia maya, tetapi mereka tidak
sedikitpun meremehkan dan menyudutkan Ibu Kamila, sehingga beliau merasa
nyaman berbincang (chating) dengan teman-teman barunya di Facebook.
Ibu Kamila menjelaskan pada peneliti bahwa ilmu pengetahuan yang
beliau dapatkan di Facebook adalah ilmu pengetahuan tentang informasi teknologi
yang mempermudah dan semakin mendukung difabel khusunya tunanetra dalam
berselancar di dunia Internet. Tak banyak yang dapat Ibu Kamila lakukan untuk
mengimplementasikan pengetahuan yang beliau dapatkan di Facebook untuk
teman-temannya di ITMI, karena yang memposting dan mendandainya tentang
artikel pengetahuan tersebut juga teman-teman ITMI beliau yang lebih dahulu
bahkan lebih berpengalaman menggunakan teknologi ini. Kini Ibu Kamila
semakin mahir menggunakan Facebook dari handphonenya, tetapi ada beberapa
kendala yang mempersulit beliau kini dalam menggunakan Facebooknya yaitu di
karenakan fitur-fitur di Facebook semakin mendukung untuk handphone yang
semakin canggih yang kini biasa kita sebSut dengan Smartphone, sehingga untuk

Universitas Sumatera Utara

pengguna handphone synmbian seperti Ibu Kamila ini sulit untuk mengaksesnya
seperti pada saat Ibu Kamila masuk ke Facebooknya beliau harus memiliki email
tidak seperti biasanya dengan nomor handphonenya saja beliau sudah bisa
memasuki akun Facebook miliknya dan ini mempengaruhi intensitasnya bermain
Facebook.
Namun sejauh ini beliau tetap menyukai Facebook sebagai pengisi waktu
senggangnya ketika tidak melakukan kegiatan apapun. Dan beliau merasa cukup
banyak dampak positif yang beliau rasakan setelah menggunakan dan berinteraksi
dengan banyak orang baru di Facebook, seperti merasa lebih nyaman dan percaya
diri ketika berbicara langsung dengan orang-orang yang berkondisi normal seperti
peneliti yang datang menemuinya, karena beliau merasa orang itu juga akan
merasa yang sama dengan teman Facebooknya yang sudah bisa menerima
masyarakat difabel dan tidak lagi seperti jaman dulu saat seseorang yang melihat
masyarakat difabel dan akan memandang aneh dan tak jarang mencemooh
mereka, sehingga membuat Ibu Kamila atau masyarakat difabel lainnya akan
merasa terkucilkan. Adapun yang di harapkan Ibu Kamila saat ini untuk
kemajuannya dalam menjelajahi dunia internet khusunya Facebook ini adalah agar
para pembuat teknologi ini membiarkan Facebook bisa tetap mudah di akses oleh
handphone symbian dan tetap bisa log in dengannomor handphone.
Ibu Kamila menjelaskan pada peneliti bahwa kini beliau tidak sesering
sebelumnya dalam bermain Facebook. Jika sebelumnya hampir setiap hari beliau
membuka Facebook dan meluangkan waktu untuk memainkannya dalam jangka
waktu sepuluh sampai lima belas menit kini beliau bisa sampai kurun waktu
seminggu bahkan lebih tidak memainkan bahkan membuka akun Facebook

Universitas Sumatera Utara

miliknya, karena selain sudah mulai sulit mengaksesnya lewat handphonenya
yang berjenis symbian, beliau juga menyadari bahwa meluangkan waktu bersama
keluarga jauh lebih menyenangkan ketimbang berlama-lama di Facebook. Dan
kini beliau hanya memainkan Facebooknya ketika merasa ingin sekedar membuat
status saja dan mendengar siapa saja yang menyukai dan mengomentari status
yang beliau buat tersebut. Ibu Kamila mengulang kembali bahwa yang di
lakukannya ketika bermain Facebook sama seperti orang lain kebanyakan, seperti
membuat status, berbagi tautan yang bermanfaat, menyukai dan mengomentari
status taman-temannya dan melakukan obrolan dengan bebrapa temannya dari
inbox Facebooknya. Bagi Ibu Kamila interaksi yang dilakukannya di Facebook
sudah cukup luas, karena beliau banyak berteman dan mengobrol dengan orangorang baru dari daerah yang berbeda-beda dan tidak hanya para difabel tunanetra
yang berteman di Facebook Ibu Kamila tetapi juga masyarakat yang normal
sehingga dengan berteman dan mengobrol dan saling menyapa dengan merekalah
Ibu Kamila menjadi lebih yakin bahwa dengan Facebook beliau bisa menunjukan
pada orang-orang bahwa kaum disabilitaspun bisa di sejajarkan dengan
masyarakat normal.
Di Facebook Ibu Kamila menjelaskan bahwa beliau lebih sering
melakukan obrolan dengan teman-teman sesama disabilitas walau sedikit
perbedaannya dengan banyaknya teman-teman Facebook yang normal yang juga
mengobrol dengan beliau melalui Inbox Facebook miliknya. Ibu Kamila di
Facebooknya merasa lebih tetarik mengobrol dengan teman Facebook yang
normal, karena menurut beliau melakukan chat dengan teman-teman Facebook
yang normal jauh lebih banyak bahan pembicaraan walaupun kebanyakan teman

Universitas Sumatera Utara

normalnya sedikit banyak bertanya mengenai kondisi beliau dan bagaimana bisa
beliau mempunyai Facebook. Bagi Ibu Kamila itu sudah biasa, karena
kebanyakan orang-orang masih asing mendengar penyandang disabilitas seperti
beliau menggunakan Facebook dan tidak sedikitpun Ibu Kamila merasa minder
karena sering di tanya tentang itu, malah Ibu Kamila menjelaskan pada peneliti
bahwa beliau sangat senang dan selalu berkata apa adanya tentang dirinya dan
menurut Ibu Kamila teman-teman yang normal malah terdengar sangat antusias
dan menghargai Ibu Kamila dan tidak pernah mendapatkan diskriminasi di
Facebook.
Bagi Beliau kenyamanan berbincang bisa terjadi selama yang diobrolkan
Ibu Kamila dengan teman Facebooknya nyambung, tetapi beliau menjelaskan
pada peneliti bagaimanapun beliau lebih nyaman mengobrol dengan sesama
difabel dan beliau lebih menyukai mengobrol secara langsung dibandingkan di
dunia maya, meskipun begitu beliau mengaku tidak pernah bertemu dengan teman
Facebooknya yang lain selain para anggota ITMI yang juga menggunakan
Facebook. Bagi Ibu Kamila komunikasi melalui Facebook ini sangat bermanfaat,
selain untuk mengisi waktu luang pada saat beliau jenuh beliau juga mendapat
teman dan pengalaman baru dalam berinteraksi dengan orang-orang. Dan beliau
berharap kedepannya semua difabel tunanetra di Indonesia bisa merasakan
asiknya bermain Facebook, sehingga mereka bisa merasa banyak teman dan
semakin percaya diri.

Universitas Sumatera Utara

Nama

: Rinjani

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 32 tahun

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Status

: Menikah

Pendidikan Terakhir : Sekolah Pijat
Alamat

: Jalan Damai No.4 B Gajah Mada

Kak Rinjani adalah orang yang tinggal satu rumah dengan Bapak Lukman
Hakim dan Ibu kamila di rumah yang biasa dijadikan juga tempat pengajian yang
setiap bulan para anggota ITMI adakan. Kak Rinjani adalah salah satu orang yang
peneliti wawancarai yang sangat bersemangat menjawab pertanyaan-pertanyaan
dari peneliti. Kak Rnjani juga mempunyai kondisi fisik totaly blind namun kondisi
tubuhnya sangat sehat tidak ada kekurangan sesuatu apapun. Kak Rinjani
mempunyai akun Facebook dan juga memakai beberapa media sosial lainnya
seperti akun jejaring sosial Blackberry Messenger, Line dan sebagainya. Menerut
peneliti Kak Rinjani termasuk salah satu anggota ITMI yang aktif berinteraksi di
jejaring sosial dan sangat antusias dan ingin mengetahui cara menggunakan dan
menguasai Facebooknya. Kak Rinjani memiliki alasan kenapa ia lebih memilih
jejaring sosial Facebook yang paling sering ia gunakan dikarenakan Facebook
lebih mudah digunakan ketimbang jejaring sosial lainnya. Kak Rinjani juga sudah
cukup sering melakukan obrolan (chat) dengan teman-teman Facebooknya
termasuk peneliti sendiri dan memulainya dengan cara yang biasa kita lakukan,
seperti mengucap salam atau menyapa dan menanyakan kabar.

Universitas Sumatera Utara

Kak Rinjani juga menjelaskan kepada peneliti faktor utama yang
membuatnya ingin memiliki akun Facebook miliknya sendiri, awalnya karena
mendengar temannya sesama anggota ITMI sudah lebih dahulu bisa, mahir
membuat akun Facebook dan menggunakan Facebook juga memiliki banyak
teman di akunya. Dan karena itu Kak Rinjani berfikir ingin membuat Facebook,
faktor utamanya karena ingin mempunyai banyak teman di luar dari teman-teman
di ITMI. Kak Rinjani menjelaskan pada peneliti, awalnya Kak Rinjani bingung
menggunakannya lalu setelah cukup lama Kak Rinjani belajar dan berinteraksi
dengan banyak temannya di Facebook Kak Rinjani akhirnya mahir dan kini
merasakan manfaat yang cukup banyak dalam menambah pengetahuannya, seperti
berbagi ilmu pengetahuan teknologi terbaru untuk tunanetra dan mengikuti akun
Facebook pengisi suara drama korea kesukaannya. Adapun kendala yang
mempersulit Kak Rinjani dalam menggunakan Facebook yaitu untuk masuk ke
Facebook akhir-akhir ini sudah berubah dan harus mengunakan email padahal
sebelumnya hanya cukup memasukkan nomor

handphone yang sudah di

daftarkan di Facecook, Kak Rinjani akhirnya bertanya pada temannya yang mahir
dalam dunia internet dan menyuruh temannya tersebut untuk membuatkan akun
email untuk Kak Rinjani.
Saat ini Kak Rinjani merasakan banyak mendpatkan dampak positif
setelah menggunakan Facebook yaitu semakin meningkatnya kepercayaan diri
berinteraksi dengan orang-orang baru, mendapatkan kebahagian tersendiri sudah
mengetahui akun Facebook tokoh-tokoh favorit pengisi suara drama korea, dan
semakin bertambahnya pengetahuannya tentang teknologi informasi Facebook,
dan jejaring sosial lainnya yang semakin mempermudah Kak Rinjani memiliki

Universitas Sumatera Utara

akses ke jejarig sosial lainnya. Selain itu ada dampak negatif yang Kak Rinjani
rasakan yaitu beberapa teman Facebooknya yang membuat status yang bersifat
porno atau mengunduh foto-foto yang juga bersifat porno yang ramai di komentari
temannya yang lain sehingga itu membuat Kak Rinjani merasa tidak nyaman dan
akhirnya memblokir orang tersebut dari Facebooknya. Kak Rinjani menjelaskan
banyaknya pengetahuan yang ia dapatkan di Facebook baik tentang teknologi
terbaru untuk kaum difabel khusunya tunanetra, blog pengetahuan yang
bermanfaat untuk wanita yang di tandai temannya ke dinding Facebook Kak
Rinjani dan lain sebagainya membuat Kak Rinjani senang dan meneruskan
pengetahuannya kepada teman difabelnya yang lain dengan cara mengajarkannya
membuat akun Facebook atau menandai artikel-artikel penting yang bermanfaat
ke semua teman Facebooknya. Kak Rinjani mengharapkan kedepannya para ahli
teknologi yang merancang sebuah handphone atau smartphone yang juga
memperhatikan kaum disabilitas tunanetra agar membuat suatu teknologi yang
baru yang dapat lebih mempermudah para difabel ini seperti mereka ini
menjelajahi internet. Dengan semua kemudahan teknologi informasi tersebut dan
peralatan baik itu handphone atau laptop yang juga mendukung mereka
berselancar di dunia maya, jadi bagi para tunanetra lainnya yang sulit mengerti
tentang teknologi informasi bisa juga mulai mempelajari teknologi informasi ini.
Ini semata-semata Kak Rinjani harapkan untuk menunjang keeksisan para
disabilitas tunanetra di jejaring sosial agar para difabel ini menjadi lebih
diperhatikan seluruh masyarakat Indonesia agar tidak dianggap sebagai
masyarakat yang tidak perlu dihiraukan, dan semakin percaya diri berteman
dengan siapapun tidak hanya dengan teman-teman sesama penderita disabilitas

Universitas Sumatera Utara

tunanetra tetapi juga orang-orang yang normal, seperti saat ini banyak teman baru
yang berkondisi normal yang kini mau berinteraksi dan mendengarkan keluh
kesah Kak Rinjani dan semakin banyak teman yang Kak Rinjani punya dan
berbagi hobi seperti menonton atau mendengar drama korea yang mereka suka.
Dan itulah yang Kak Rinjani harapkan untuk para penyandang disabilitas
tunanetra di seluruh Indonesia, mempunyai teman banyak dan mempunyai sahabat
bahkan saudara baru untuk berbagi cerita dan pengalaman.
Kak Rinajni mengakui terkadang ia bisa mengahabiskan waktu hampir
seharian bermain Facebook untuk menghilangkan rasa bosannya ketika tidak ada
orang yang datang untuk pijat. Di Facebok Kak Rinajni melakukan banyak hal
selain membuat status, mengomentari status dan menyukai status teman
Facebooknya Kak Rinjani juga berbagi tautan tentang drama Korea untuk sesama
penyuka drama korea. Diakui Kak Rinjani di sangat menyukai pengisi suara
drama-drama korea yang sangat sering tayang di layar televisi dan di Facebook
juga Kak Rinajni mengikuti sebuah grup yang khusus untuk orang-orang yang
menyukai drama korea jadi dengan ini Kak Rinjani merasa interaksinya di
Facebook sudah cukup luas.
Di Facebook Kak Rinjani mengobrol lebih banyak dengan orang yang normal
dibandingkan dengan sesama difabel tunanetra, walaupun terkadang Kak Rinjani
merasa lebih nyaman mengobrol dengan sesama tunanetra. Kak Rinjani
menceritakan terkadang teman-teman Facebooknya yang normal menanyakan
tentang foto profil facebook Kak Rinjani yang memang asli fotonya dan Kak
Rinjani mengakui itu fotonya dan ternyata teman Facebooknya mengerti dan mau
berteman dengan Kak Rinjani apa adanya. Kak Rinjani tidak merasa sedikitpun

Universitas Sumatera Utara

dan Kak Rinjani menjelaskan pada peneliti ia memang tidak pernah mendapatkan
diskriminasi dari teman-teman Facebooknya walaupun terkadang dari teman
Facebooknya yang sesama penyuka korea mengunduh ke Facebook sebuah foto
aktor Korea dan menandai seluruh temannya yang menyukai korea kecuali Kak
Rinjani tapi itu baginya bukan suatu bentuk diskriminasi melainkan bentuk
kesungkanan temannya untuk menandainya di foto tersebut karena sejujurnya Kak
Rinjani tidak dapat melihat foto tersebut. Untuk menepiskan rasa sungkan
temannya, Kak Rinjani ikut saja mengikuti dan berkomentar di foto tersebut.
Sejauh ini meskipun Kak Rinjani sudah merasa cukup dekat dengan
teman-teman Facebooknya tetapi sekalipun Kak Rinjani tidak pernah bertemu
dengan teman-teman Facebooknya kecuali teman-teman ITMI yang juga
menggunakan Facebook . Saat ini Kak Rinjani memaknai komunkasinya dengan
teman-teman Facebooknya adalah untuk menambah teman, meningkatkan
keprcayaan dirinya, menyalurkan hobi menjadi pengagum pengisi suara drama
korea dan menjalin persahabatan dengan siapapun di Facebooknya.
Nama

: Jenni Heryani

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 62 tahun

Pekerjaan

: Pensiunan Guru SLB Negeri Pembina

Status

: Menikah

Pendidikan Terakhir : S1 Bahasa Jerman
Alamat

: Jl. Guru Sinembah Gg. Keluarga No.3 Medan

Universitas Sumatera Utara

Ibu jenni Heryani adalah salah satu anggota ITMI. Peneliti mewawancarai
ibu Jenni Heryani pada saat pengajian ITMI tepatnya di kediaman bapak Lukman
Hakim tempat biasanya diadakan pengajian bulanan para anggta ITMI. Ibu Jenny
adalah penyandang disabilitas Totaly Blind atau yang biasa kita sebut dengan buta
total. Ibu Jenni menjadi tunanetra sejak kecil. Ibu Jenni adalah seorang wanita
yang sangat ramah, beliau sangat terbuka dan sangat bersemangat pada saat
peneliti bertanya boleh atau tidak peneliti mewawancarai beliau. Saat peneliti
mulai mewawancarai ibu Jenni, pertama-tama peneliti bertanya pada ibu Jenni
jenis Handphone apakah yang biasa ibu Jenni gunakan untuk mengakses internet
dan ternyata ibu Jenni menggunkan Handphone jenis Blackberry 8520 Gemini
series.
Ibu Jenni menjelaskan adapun selain jejaring sosial Facebook beliau juga
menggunakan Blackberry Messenger (BBM). Beliau mengakui bahwa alasannya
memilih jejaring sosial Facebbok adalah untuk meningkatkan interaksi dengan
teman-temanya, baik teman-teman sekolahnya dahulu, mencari teman perguruan
tingginya yang kini sudah sangat jarang berkomunikasi dan juga kelurga yang
berada di luar kota. Selain itu menurut Ibu Jenni Facebook lebih mudah digunakan
karena cepat dipahami tidak seperti jejaring sosial lainnya. Beliau mengatakan
bahwa ia tak pernah membayangkan dapat berkomunikasi dengan menggunakan
Facebook, karena dulu ia berfikir jejaring sosial Facebook hanya diperuntukkan
untuk orang-orang yang normal saja karena beliau memperhatikan perkembangan
teknologi beberapa waktu ini lebih sering memunculkan teknologi yang
diperuntukkan hanya untuk masyarakat normal, seakan difabel seperti Ibu Jenni
tidak butuh itu. Padahal menurut

Ibu Jenni seluruh masyarakat itu harus

mendapatkan hak sama baik itu masyarakat normal atau difabel tunanetra

Universitas Sumatera Utara

sekalipun, karena semua membutuhkan informasi dan pengetahuan lebih yang di
dapatkan dari media apa saja termasuk internet.
Selain itu Ibu Jenni juga mengatakan bahwa dengan menggunakan
Facebook, kini Ibu Jenni juga mendapat perluasan informasi dan juga menambah
pertemanan. Diakui Ibu Jenni, bahwa Ibu Jenni baru saja menggunakan Facebook
dalam bebepa waktu dekat ini, dan ibu Jenni mengatakan bahwa beliau belum
pernah

melakukan

chating

dengan

teman

Facebooknya

kecuali

hanya

mengomentari status teman Facebook, mencari teman-teman sekolahnya dulu,
menyukai bebrapa postingan dan membuat status dan berbagi tautan yang
bermanfaat di akun miliknya. Ibu Jenni menjelaskan pada peneleti setelah beliau
mengetahui manfaat Facebook untuk dirinya, beliau mengetahui bahwa
silahturahmi dapat terjalin darimanapun, tetap dapat terjaga selama kita rajin
mencari di Facebook teman dan saudara-saudara kita yang mungkin tidak kita
miliki nomor telpon rumah atau nomor handphonenya. Dan silahturahmi dengan
teman-teman Facebook yang Ibu Jenni baru mengenalnya membuat Ibu Jenni
merasa sangat antusias dan berfikir banyak orang yang bisa di jadikan saudara
baru.
Adapun kendala yang dirasakan Ibu Jenni temui saat menggunakan
Facebook dari smartphonenya adalah Ibu Jenni masih belum menguasai
sepenuhnya saat smartphonenya mulai membuka facebook, selebihnya Ibu Jenni
merasa biasa dan cukup nyaman menggunakan Facebook. Ibu Jenni mengatakan
bahwa saat ini hanya merasakan dampak positif dari penggunaan Facebook
dikarenakan beliau belum terlalu jauh menguasai Facebook karena Ibu Jenni
hanya

menggunakan

untuk

mencari

sahabatnya,

keluarga-keluarganya,

mengomentari, memasukkan foto ke Facebook dan menyukai status atau tautan
dari teman-teman Facebooknya. Ibu Jenni mengharapkan para ahli teknologi dan

Universitas Sumatera Utara

pemerintah agar lebih memperhatikan lagi tentang IT para penyandang disabilitas
khususnya tunanetra agar para tunanetra juga tidak tertinggal terlalu jauh
pengetahuan teknologi informasinya dan dapat di setarakan dengan masyarakat
pada umumnya.
Ibu Jenni mengakatakan pada peneliti bahwa beliau menggunakan
Facebook pada saat-saat tertentu saja, di karenakan beliau juga seorang ibu rumah
tangga yang juga mempunyai tanggung jawab di rumah, jadi waktunya tidak
hanya dihabiskan untuk bermain Facebook. Di akun Facebooknya Ibu Jenni tidak
ada mengikuti kelompok atau membuat organisasi apapun dan interaksi yang
dilakukan juga belum cukup luas karena di Facebook beliau tidak hanya berteman
dengan orang-orang baru dari Indonesia saja bahkan orang yang berasal dari luar
negeri. Di Facebook Ibu Jenni tidak hanya berteman dengan sesama difabel
tunanetra tetapi juga dengan masyarakat normal dan tidak ada yang beliau bedabedakan saat berinteraksi di Facebook bagi beliau semua sama saja, semua adalah
makhluk ciptaan Tuhan. Dan Ibu Jenni bersyukur bahwa teman-teman
Facebooknya yang normal juga merasa sama seperti beliau dan Ibu Jenni tidak
pernah mendapat diskriminasi dari teman-teman Facebooknya yang normal.
Menurut Ibu Jenni karena beliau baru-baru saja menggunakan jejaring sosial
Facebook ini, beliau belum terlalu dekat dengan siapapun jadi tidak ada teman
Facebook yang pernah bertemu langsung dengan beliau selain itu Ibu Jenni
memastikan pada peneliti dengan menjelaskan, bagaimanapun Ibu Jenni pasti
lebih nyaman dengan berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan seseorang
dari pada melalui dunia maya seperti Facebook ini. Jadi Ibu Jenni memaknai
berteman dan berkomunikasi dengan Facebook ini adalah salah satu alternatif
untuk mencari teman-teman lama dan menjaga silahturahmi juga menjalin
persaudaraan dengan teman-teman baru .

Universitas Sumatera Utara

Nama

: Samaun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 64 tahun

Pekerjaan

: Pensiunan Guru SLB Negeri Pembina

Status

: Menikah

Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Luar Biasa
Alamat

: Jl. Guru Sinembah Gg. Keluarga No.3 Medan

Bapak Samaun juga anggota ITMI beliau adalah suami dari Ibu Jenni
Heryani yang sebelumnya peneliti wawancarai. Peneliti juga mewawancarai
Bapak Samaun di hari dan tempat yang sama saat mewawancarai Ibu Jenni
heryani. Bapak Samaun adalah seseorang yang ramah dan juga terbuka untuk di
wawancarai, beliau juga menderita totaly blind yang juga dideritanya sejak kecil.
Bapak Samaun juga menggunakan Blackberry messenger selain jejaring sosial
Facebook ini. Awalanya Bapak Samaun tertarik menggunakan jejraing Sosial
Facebook karena mendengar temannya yang juga sesama tunanetra menggunakan
Facebook, beliau awalnya pesimis kalau tunanetra bisa menggunakan facebook,
namun setelah mendengar temannya menggunakan Facebook secara langsung
pada saat itu juga teman Bapak Samaun ini mengajak dan mengajarkan Bapak
Samaun menggunakan Jejaring Sosial Facebook. Awalnya Bapak Samaun hanya
di ajarkan membuat email oleh temannya tadi, lalu Bapak Samaun belajar secara
otodidak membuat akun Facebok miliknya sendiri setelah mempelajari perlahanlahan saat berada di rumah.
Setelah Bapak Samaun mempunyai akun Facebooknya sendiri dan juga
membantu istrinya membuat akun Facebooknya, Bapak Samaun menjelaskan

Universitas Sumatera Utara

kepada peniliti tentang pada saat beliau memulai percakapan (chat) dengan teman
Faceboknya yaitu istrinya sendiri. Mengapa Bapak Samaun memulai chat dengan
istrinya sendiri yang bahkan sedang berada di sampingnya pada saat itu dan bukan
teman Facebooknya yang lain yaitu dikarenakan Bapak Samaun masih ingin
mencoba-coba saja dan sedikit takut ada kesalahan jika beliau saat itu langsung
memulai percakapan dengan teman Facebooknya yang mungkin jauh lebih
menguasai

dalam

menggunakan

Facebook.

Dan

setelah

beliau

mulai

menguasainya Bapak Samaun mulai obrolan dengan temannya yang lain di
Facebook dengan cara yang biasa dan kata-kata yang biasa kita orang yang
normal (bukan difabel) kita katakan seperti mengucap salam atau menyapa
selamat pagi dan sebagainya.
Faktor dan tujuan utama yang membuat beliau membuat Facebook yaitu
selain memperbanyak teman beliau juga ingin menambah pengetahuan ilmu
teknologinya. Banyak manfaat yang dirasak Bapak Samaun setelah menggunakan
Facebook seperti pengetahuan teknologi untuk para difabel dari tautan-tautan
yang dibagikan teman-teman Facebooknya,beliau juga mendapatkan banyak
teman baru yang tidak hanya para penyandang disabilitas tunanetra tetapi juga
masyarakat normal yang berasal dari berbagai daerah. Setelah berinteraksi dengan
teman-teman jejaring sosialnya Bapak Samaun semakin percaya diri. Setelah
beliau mengetahui cara membuat akun Facebook, beliau juga mengajak dan
mengajarkan teman-teman difabelnya yang belum mengetahui cara membuat akun
Facebook cara membuat Akun Facebook.
Saat peneliti bertanya apa kendala yang mempersulit beliau saat
mengakses Facebook, beliau mengakatakan tidak ada kendala apapun karena

Universitas Sumatera Utara

bapak Asmaun sudah cukup menguasai Facebook ini. Kini Bapak Asmaun
merasakan dampak positif dari menggunakan Facebook, yaitu memperbanyak
teman dan semakin percaya diri dan belum ada dampak negatif yang beliau
rasakan karena beliau benar-benar memanfaatkan Facebook dengan teliti. Saat ini
Bapak Asmaun hanya mengaharapkan perhatian dari pemerintah dan pecipta
teknologi dan jejaring sosial, agar lebih memperhatihkan masyarakat penyandang
disabilitasnya dan untuk pencipta jejaring sosial agar lebih memperhatikan difabel
tunanetra agar mempermudah mereka mengakses jejaring sosial apapun itu.
Bapak Asmaun saat ini meluangkan waktu untuk menggunakan Facebook
hanya ketika beliau sedang bersantai dan lama waktu yang di gunakan beliau
untuk bermain Facebook sekitar 10 – 20 menit. Tidak ada organisasi atau
kelompok yang di buat atau diikuti Bapak Asmaun di Facebook karena dengan
mempunyai banyak teman dari berbagai daerah di Indonesia dan berinteraksi
cukup luas dengan orang-orang baru baik itu masyarakat normal atau difabel
sudah membuat Bapak Asmaun ini tertarik menggunakan Facebook.
Bapak Asmaun menjelaskan pada peneliti bahwa cukup banyak orang
yang mengobrol dengannya di Facebook baik dari masyarakat maupun kaum
difabel itu sendiri, tapi baginya beliau masyarakat normal dengan masyarakat
difabel tunanetra cukup seimbang jumlahya yang melalukan obrolan dengan
beliau. Pada saat Bapak Asmaun melakukan interaksi seperti obrolan di Facebook
dengan seorang yang kondisinya normal yang mengetahui bahwa beliau adalah
seorang difabel beliau cukup santai dan reaksi dari temannya yang normal juga
biasa saja seperti juga menganggap Bapak Asmaun seperti orang normal
kebanyakan dan bukan seorang difabel. Bagi Pak Asmaun berinteraksi di

Universitas Sumatera Utara

duniamaya memang senang, tetapi bagi beliau berinteraksi langsung jauh lebih
nyaman meskipun beliau tidak pernah mendapat diskriminasi. Bapak Asmaun
mengakui beliau tidak pernah bertemu dengan teman-teman barunya di Facebook,
namun bagi beliau ini adalah salah satu bentuk silahturmi beliau sesama umat
muslim di seluruh Indonesia yang menjadi temannya di Facebook.
Nama

: Halim saragih

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 46 tahun

Pekerjaan

: Pijat

Status

: Menikah

Pendidikan Terakhir : Sekolah Pijat
Alamat

:Jalan Damai No.4 B Gajah Mada

Abang Halim Saragih adalah orang yang pertama yang saya temui pada
saat pertama kali memikirkan ingin membuat judul penelitian ini. Bang Halim
saragih sangat terbuka pada peneliti dan sangat ramah pada peneliti sehingga
membuat peneliti nyaman bertanya tentang penelitian ini. Bang Halim
menjelaskan dia memiliki beberapa akun jejaring sosial seperti twitter dan
Facebook. Bang Halim merasa Facebook adalah jejaring sosial yang sangat
mudah digunakan dan paling menyenangkan untuk berbagi, mencari dan
mengobrol dengan teman-teman di jejaring sosial tersebut.
Awalnya Bang Halim kurang mengerti untuk melakukan obrolan dengan
teman Facebooknya dikarenakan tipe handphone yang dimilikinya juga kurang
mendukung untuk mengetahui siapa saja teman Facebooknya yang sedang online
untuk melakukan obrolan dengannya, namun setelah lama kelamaan Bang Halim

Universitas Sumatera Utara

mempelajari Facebooknya akhirnya Bang Halim mengerti untuk melakukan
obrolan Bang Halim mengirim pesan untuk teman Facebooknya yang ingin
diajaknya mengobrol walau balasan sedikit lama karena dia tidak mengetahui
apakah orang yang diajaknya mengobrol sedang online atau tidak karena itu
pesannya bisa saja dibalas saat itu juga atau keesokaan harinya.
Sedikit Bang Halim menjelaskan pada peneliti alasan memilih Facebook
adalah karena Bang Halim pernah mendengar keasyikan temannya yang
menggunakan Facebook jadi Bang Halim ingin sekali mempunyai akun
Facebooknya sendiri dan setelah Bang Halim memiliki akun Facebooknya sendiri
Bang Halim memiliki banyak teman dari Facebook dan itu sangat membuat Bang
Halim senang. Bang Halim menggunakan Facebook juga karena Facebook adalah
jejaring sosial yang paling mudah digunakan di bandingkan jejaring sosial
lainnya. Mungkin bagi masyarakat awam menggunakan banyak jejaring sosial itu
sama saja tidak terlalu banyak kesulitan dalam mengakses dan menggunakannya,
namun menurut Bang Halim hanya Facebooklah jejaring sosial yang paling
mudah, nyaman dan menyenangkan dalam menggunakannya meskipun Bang
Halim mempunyai cukup banyak jejaring sosial lain.
Semakin mahir Bang Halim memainkan Facebooknya, Bang Halim mulai
ingin mencoba melakukan obrolan dengan teman Facebooknya dan Bang Halim
memulai percakapannya pertama-pertama dengan teman sesama difabel
tunanetranya. Bang Halim menjelaskan pada peneliti tentu ia memulai obrolan
dengan mengucapkan salam terlebih dahulu, dan jika pesannya sudah dibalas,
maka Bang Halim mulai perbincangan dengan bertanya seperti “Kamu orang
mana ?” dan lain sebagainya. Dan ini juga tidak bebreda dengan masyarakat

Universitas Sumatera Utara

awam kebanyakan jika kita melakukan obrolan dengan teman Facebook kita. Dan
seperti kebanyakan informan peneliti Bang Halim juga tidak jauh berbeda, faktor
utama dan tujuannya dalam menggunakan Facebook adalah ingin memiliki
banyak teman dan setelah menggunakan Facebook dan memiliki cukup banyak
teman Bang Halim merasa banyak manfaat yang dirasakannya yaitu Bang Halim
semakin percaya diri karena ia tidak merasa canggung mengobrol dengan
siapapun di Facebook, Bang Halim juga merasa sangat mudah berinteraksi dengan
orang-orang khususnya dengan masyarakat normal dan itu membuat pikiran Bang
Halim bahwa orang normal itu tidak mungkin mau berteman dan berbincang lama
dengan masyarakat difabel sepertinya dan itu terbantahkan dengan setelah Bang
Halim memiliki Facebook dan mempunyai banyak teman yang normal pula dan
mereka sering melakuka obrolan di Facebook.
Dalam perbincangan peneliti dan Bang Halim ini ia juga menjelaskan
banyak manfaat yang Bang Halim dapat setelah menggunakan Facebook ini,
seperti pada awal Bang Halim mengungkapkan dengan menggunakan Facebook
Bang halim semakin percaya diri berinteraksi dengan orang-orang, memiliki
banyak teman untuk berbagi dan saling mendengarkan kisah hidup satu sama lain
dan setelah menggunakan Facebook ini Bang Halim bisa mengisi waktu luang
dengan bermain Facebook selama belum ada pelanggan datang untuk pijat. Dan
selain manfaat-manfaat seperti yang dijelaskan tadi, Bang Halim juga
mendapatkan manfaat seperti ilmu pengetahuan teknologi untuk menunjang
kemudahan para sahabat netra atau difabel dalam berselanjar di dunia internet dan
pengetahuan tentang aplikasi-aplikasi terbaru yang juga menunjang kemajuan
pengetahuan para difabel ini tentang informasi terkini.

Universitas Sumatera Utara

Bang Halim menjelaskan pada peneliti, bahwa setelah ia mengetahui
pengetahuan tersebut, ia membagikan ilmu yang ia dapatkan itu pada temanteman netranya yang lain. Bang Halim tidak ingin pelit membagi ilmu, ia ingin
jika dia pandai menggunakan dan memanfaatkan teknologi ini maka temantemannyapun harus bisa dan ini semata-mata ia lakukan untuk membantu
pengetahuan para sahabat disabilitas tunanetra agar bisa mengimbangi
pengetahuan umum tentang teknologi informasi terkini para masyarakat normal
pada umumnya. Namun Bang Halim menjelaskan jika ia di suruh memilih lebih
suka berinteraksi secara langsung atau di dunia maya, Bang Halim pasti memilih
secara langsung, karena bagaimanapun berinteraksi secara langsung lebih nyaman
dan terasa aman ketimbang berinteraksi di dunia maya. Selain itu berinteraksi
secara langsung bisa dapat langsung mendengar suara orang yang sedang
mengobrol denganya dan itu membuatnya lebih terasa nyaman.
Sejauh ini Bang Halim merasa masih senang-senang saja menggunakan
Facebook belum merasa bosan untuk menggunakannya. Bagi Bang Halim
meskipun dia sering memainkan Facebook tetap saja terkadang ada kendala yang
menghambatnya dalam mengakses Facebook. Namun selama Bang Halim
berinteraksi di Facebook dia pernah mendapatkan diskriminasi sekalipun.
Meskipun begitu Bang Halim menjelaskan kepada peneliti bahwa dia tidak pernah
bertemu dengan teman-temannya yang ada di Facebook, atau dapat kita katakan
teman barunya dia dunia maya. Bang Halim hanya berinteraksi di Facebook saja
dengan teman Facebooknya tidak lebih dari itu.
Bagi Bang Halim Facebook sangat membantunya dalam berinteraksi
dengan orang-orang baru dan sedikit-demi sedikit menumbuhkan rasa percaya

Universitas Sumatera Utara

dirinya. Facebook kini tidak dapat lepas dalam kesehariannya, meskipun kini
tidak terlalu intense dalam memainkannya tidak seperti pada awal-awal Bang
Halim bisa menggunakan Facebook, Facebook tetap menjadi pengisi waktu
senggang Bang Halim.
Nama

: Annas Ritonga

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 36 tahun

Pekerjaan

: Pemijat dan menyanyi

Status

: Menikah

Pendidikan Terakhir : Sekolah Pijat
Alamat

: Jl. Tanah Enam Ratus

Bang Annas Ritongga, atau yang biasa dipanggil para t