MANAJEMEN STRATEGY BLUE OCEAN PROGRAM BI

1

MANAJEMEN STRATEGY BLUE OCEAN PROGRAM
BIMBINGAN DAN KONSELING PADAA PENDIDIKAN FORMAL DI ERA
GLOBALIASI
Drs. H. Sultani, M.M.Pd & Dr. H. Jarkawi, M.M.Pd
Universitas Islam Kalimantan
Syeckh Muhammad Arsyad Al-Banjary (UNISKA MAB)
Email- jarkawi010462@gmail.com
Ringkasan
Dunia kedepan penuh dengan tantangan dan berperang dalam menciptakan dunia baru
ditengah-tengah badai dan gelombang laut biru yang menakjubkan manusia. Termasuk
dalam dunia manajemen program bimbingan dan konseling yang menuntut kepada
pengelola program bimbingan dan konseling untuk mampu berselancar ditengah-tengah
gelombang dan badai permasalahan peserta didik dan dunia profesi bimbingan dan
konseling. Apakah manajemen program bimbingan dan konseling sekarang mampu
untuk berselancar?, Seperti apa manajemen program bimbingan dan konseling yang
mampu berselancar dalam meng-arungi permasalahan?, Apakah konsep management
strategy bloe ocean program bimbingan dan konseling mampu berselancar dengan gaya
dan kemampuannya untuk berinovasi dan berkriatif yang efektif, produktif dan out
comes?. Dalam mengantisipasi perkembangan dunia kedepan yang menantang dan

penuh kompetisi serta persaingan yang ketat dan berperang dalam dunia bimbingan dan
konseling pada jalur pendidikan formal maka perlu : 1. Mengembangkan bimbingan dan
konseling untuk masa depan; 2. Manajemen Program Bimbingan dan Konseling
dikembangkan; Dan 3. Management Strategy Blue Ocean Program Bimbingan dan
Konseling salah satu konsep manajemen program bimbingan dan konseling di era
globaliasi dalam mengantisipasi masa depan untuk dunia baru bimbingan dan konseling
Kata kunci : Manajemen Strategi, Blue Ocean, Bimbingan dan Konseling

2

1.

Pengantar
Kompentisi kehidupan manusia sekarang ini penuh dengan persaingan yang

sangat ketat, menuntut suatu strategi yang benar-benar harus menciptakan hal-hal yang
baru dengan mengurangi hal-hal yang konvensional untuk menemukan dan
menciptakan suatu dunia baru yang menjanjikan untuk dicapai dan dilakukan oleh
setiap manusia. Termasuk dalam dunia pendidikan sekarang ini dalam memasuki era
globalisasi dengan persaingan dan kompetisi yang sungguh memerlukan energy untuk

berpikir menemukan suatu dunia pendidikan yang baru dan menjanjikan akan
kesejahtraan lahir dan batin, dunia dan akhirat bagi masyarakat pendidikan pada
umumnya, dan peserta didik pada khususnya. Bukan sebaliknya dunia pendidikan hanya
bergerak di sektor yang kurang menantang akibatnya menjadikan output pendidikan
kurang mampu bersaing dan berkomptesi, kalaupun masuk hanya mampu dalam
katagori level lower manajemen, sedangkan livel midel dan level top manajemen
pendidikan akan terisi oleh output yang memeiliki strategi yang mampu berselancar
dilaut samudara persaingan dan kompetisi. Indonesia, dilihat peringkat pendidikan
dunia berada pada urutan ke 69 dibandingkan dengan negara tetangga siangapur urutan
pertama dari 76 negara.
Kehidupan kedepan akan penuh dengan badai dan goncangan yang tidak
terpikirkan dan tidak terduga oleh manusia sekarang, dimana berbagai temuan dan
perkembangan dunia pendidikan yang baru bagaikan badai dilaut biru dengan ombak
yang besar dan angin yang bertiup cukup kencang, apabila para nahoda pendidikan
tidak memiliki strategi dalam mengarungi laut biru dunia pendidikan dan kuranag
terampil dalam berselancar ditengah tengah gelombang laut biru dan angin yang
kencang, maka dunia pendidikan akan ditelan oleh gelombang laut biru dan masuk
kedasar laut dengan kondisi dunia pendidikan kritis dan akan musnah ditelan ombak dan
gelombang laut biru. Suharsaputra (2015:47) mempertegas bahwa kebutuhan manusia
akan suatu organisasi dewasa ini terus makin menguat di masa depan, dan diperjelas

lagi. Tina

Sung CEO American Society for Training and Development (dalam

Suharsaputra. 2015 :47) menyatakan “organization like individuals, must adapt faster
and better to their changing, chotic environment, or they are doomend to failure” dan
ditambahkan Marquardt (dalam Suharsaputra. 2015: 47) organisasi tidak hanya gagal
akan tetapi organisasi akan mati atau tidak dapat bertahan hidup “Organization must

3

learn faster and adpt faster to changes in the environment or they simply will not
survive”
Bimbingan dan konseling bagian yang integral dalam pendidikan tidak terlepas
dari berbagai persaingan dan kompetisi yang memerlukan suatu keahlian dan
ketrampilan dalam pengelolaan pendidikan yang mampu mengarungi lautan biru penuh
gelombang dan badai dalam dunia pendidikan pada umumnya dan dunia persekolahan
(pendidikan formal) pada khususnya, dimana proses perkembangan peserta didik
ditengah-tengah lautan kemajuan ilmu pengetahuan yang cukup menantang dan
membahayakan perkembangan peserta didik, apabila tidak mampu dan kurang ahli

dalam berkompetisi dan bersaing, tidak menutup kemungkinan akan

dapat

mengakibatkan kemerosotan kehidupan selanjutnya dan memasuki dunia kegelapan dan
kegelisan yang cukup kritis. Sekarang narkoba yang jelas

membahayakan

perkembangan baik fisik, psikhis, psikologis serta sosiologis peserta didik telah masuk
kesekolah mulai tingkat pendidikan sekolah dasar sampai dengan tingkat pendidikan
sekolah menengah atas bahkan perguruan tinggi, sebagaimana pemberitaan di media
masa. Breaking News. 4 Mei 2016. Peredaran narkoba di Indonesia sudah sangat
mengkhawatirkan karena pengguna narkoba sudah menjalar kesemua lini kehidupan
masyarakat Indonesia, dijelaskan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris
Polisi Budi Waseso mengatakan tak bisa di pungkiri Indonesia menajdi tujuan utama
para badar narkoba. Bahkan akhir-kahir ini telah terjadi prilaku kriminal seorang
mahasiswa telah melakukan penusukan terhadap dosennya sampai dosen tersebut
menghembuskan nafas terakhirnya. Berita Medan, KOMPAS.com. Senin 2 Mei 2016
cekcok soal skripsi, Mahasiswa Bunuh Dosennya.

Mengantisipasi perkembangan dunia kedepan yang menantang dan penuh
kompetisi serta persaingan yang ketat dan peperangan dalam dunia bimbingan dan
konseling pada jalur pendidikan formal perlu suatu srtegi yang mampu menciptakan
dunia baru ditengah-tengah gelombang laut biru dengan suatu manajemen program
bimbingan dan konseling yang benar benar handal dan kompetitif dan beradaya saing
yang tinggi, sebagai mana dikemukan Mutohar (2014 : 33) manajemen diperlukan
keahlian khusus serta dituntut bekrja secara professional berkaitan dengan kemampuan
secara konseptual planning, organization, actuating, dan controlling. Dijelaskan juga
oleh Mulyasana (2011:98) Baik buruknya atau berkualitas setidaknya akan banyak

4

dipengaruhi oleh sistem tata kelola dan sistem tata kelola tersebut telah terperinci
dengan ditetapkannya Permendiknas No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah. Tata kelola pendidikan
sebagaimana tertuang dalam Permendiknas tersebut. 1) Perencanaan program; 2)
Pelaksnaan recana kerja; 3) Pengawasan dan Evaluasi; 4) Kepemimpinan; 5) Sistem
informasi manajemen; 6) Penilaian. Usman (2008:10) menjelaskan manajemen
bermanfaat untuk terwujudnya suasan belajar dan proses pembelajaran yang aktif,
kriatif, efektif, menyenangkan dan bermakna (PAKEMB). Terbentuknya peserta didik

aktif, terpenuhinya kompetensi tenaga kependidikan dan tercapainya tujuan pendidikan
serta teratasinya masalah mutu pendidikan. Lebih jelasnya lagi Priansa (2015:30)
menyatakan bahwa keberhasilan dan kesuksesan guru bimbingan dan konseling dalam
merencanakan program bimbingan dan konseling, melaksanakan, mengevaluasi dan
Fulow up membutuhkan ketrampilan manajerial.
.
2.

Masalah
Perkembangan dunia bimbingan dan konseling dengan persaingan dalam

mengantisipasi perubahan yang sangat dahsat dan membahayakan serta penuh dengan
peperangan sebagaimana diungkapkan pada pengatar telah menjadi suatu permasalahan
yakni :
2.1

Seperti apa perkembangan dunia bimbingan dan konseling sekarang ?

2.2


Apakah dengan manajemen program bimbingan dan konseling sekarang mampu
mengantisipasi perkembangan dunia pendidikan formal diera globalisasi ?

2.3

Bagaimana Management Strategy Bloe Ocean Program Bimbingan dan Konseling
sebagai suatu konsep?

3.

Pembahasan

3.1

Pendidikan Formal Di Era Global
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu kehidupan bagi

setiap manusia, dengan pendidikan manusia menjadi berbudaya dan berkarya sehingga
mampu mengembangkan budayanya dalam mencapai suatu kemajuan untuk
kesejahtraan dan kemulian kehidupan manusia yang lebih baik, efektif, inovatif yang

menjanjikan. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

5

karakter peserta didik dan peradaban bangsa, dengan tujuan mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakep, kraitif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab sebagaimana dirumus dalam UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 dan 3 yang
menyatakan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bagsa dan negara. Pendidikan merupakan suatu proses kesadaran dalam
membentuk manusia untuk berilmu, berpengetahuan, berakhlak, berkepridian,
berkeyakinan dengan baik dan benar sehingga terbebas dari kemiskinan, kebodohan,
lemah keimanan dan karakter yang kurang baik. Kurniadin (2014: 111) menyatakan
pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup.
Pendidikan formal merupakan salah satu jalur pendidikan yakni pendidik formal,
pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Sekolah merupakan suatu pendidikan

formal sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI pasal 13. Jalur pendidikan
terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi
dan memperkaya.
Undang-Udang dan peraturan telah mengatur tentang pendidikan, akan tetapi
konsekuensi dari globaliasi akan terjadi konstelasi kehidupan suatu bangsa dan hal ini
tidak bisa diabaikan akan dampak dan pengaruh internasional dan global yang suka
tidak suka terus mempengaruhi bidang pendidikan termasuk dalam bidang bimbingan
dan konseling sampai kepada persekolahan dan peserta didik. Pendidikan sekarang dan
bimbingan dan konseling globaliasi sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun suatu
program yang berkelanjutan. Diharapkan program bimbingan dan konseling
berpengaruh dan berdampak posotif terhadap perkembangan peserta didik

sebagai

sumber daya manusia ( human cavital) yang berkualitas dan berdaya saing sejalan
dengan Suharsaputra (2015:2) diperlukan membangun pendidikan secara terpadu, baik

6


pada tatanan kebijakan sistem secara nasional, tatanan institusi, tatanan manajerial dan
tatanan teknis.
Pendidikan berkualitas dan berdaya saing diarea globalisasi sangat dibutuhkan
dalam rangka menciptakan sumberdaya manusia berkualitas dan berdaya saing,
mengingat globalisasi menjadi suatu kondisi kehidupan penuh persaingan dan
tantangan. Sumber daya manusia merupakan penentu dalam keberhasilan untuk
menghadapi era globalisasi sebagaimana dijelaskan Kenichi Ohmae 1990 (dalam
Suharsaputra. 2015 :2) bahwa manusia merupakan satu-satunya alat yang benar dalam
menciptakan kekayaan dan begitu juga dikemukakan Robinson & Robinson (dalam
Suhasaputra. 2015:2) bahwa keunggulan kompetitif satu organisasi menuntut pekerja
berkinerja unggul, dan implementasinya adalah bahwa pendidikan baik dalam tatanan
sistem serta kebijakan khususnya dalam organisasi kelembagaan perlu terus mencermati
berbagai perubahan yang terjadi.
Dalam kehidupan global sekarang ini, batas antar negara dan benua secara fisik
dan geografi bukan menjadikan permasalahan dalam kehidupan global, namun yang
terpenting adalah penguasaan ilmu pengetahuan, komonikasi dan teknologi. Dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan terampil teknologi serta berkemampuan dalam
berkomonikasi menjadi terberdayakan dalam menghadapi kehidupan global.
Bimbingan dan Konseling dengan visi dan misinya serta program bimbingan dan
konseling makin bertambah berat mengahadapi globalisasi yang penuh dengan

tantangan dan persaingan yang cukup ketat, untuk itu bimbingan dan konseling mau
tidak mau harus melakukan penyesuaian terhadap perubahan serta antisipatif terhadap
berbagai perubahan yang akan terjadi, ini artinya bimbingan dan konseling harus
melakukan pembenahaan baik tatanan sistem, institusi, manajerial maupun tatanan
teknis agar mampu bersaing dan berkompetitif diera globalisasi. Tilaar (2015:235)
menyatakan dalam menghadapi tantangan global dewasa ini diperlukan suatu bentuk
pendidikan baru untuk menghadapi tantangan global dengan perubahan masyarakat di
dalam kehidupan bersama (multicultural, fundamentalis), terlahirnya budaya global dan
ini pada tahapan milinium ketiga. Begitu juga bimbingan dan konseling harus
melakukan perubahan dan berani keluar dari comfort zone agar bimbingan dan
konseling mampu mencipata sumberdaya manusia yang bermutu dan berdaya saing di
era globaliasi.

7

3.2

Kedudukan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling dalam ranah pendidikan jalur pendidikan formal

merupakan suatu keharusan, karena peranan dan fungsinya sangat penting dalam sistem
pendidikan. Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan
yang diberikan kepada individu pada umumnya dan peserta didik pada khususnya di
sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri dan membentuk
individu yang beguna bagi Masyarakat, Bangsa, dan Negara. Kartadinata & Dkk
(2007:25) menjelaskan wilayah layanan bimbingan dan konseling dalam jalur
pendidikan formal sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kedudukan Bimbingan dan Konseling Pada Jalur Pendidikan Formal
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 111 Tahun 2014 Pasal 1 Butir
No 1 Tentang Bimbingan Dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah sangat jelas kedudukan Bimbingan dan Konseling di jalur pendidikan
formal, bahwa Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan
Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai
kemandirian dalam kehidupannya.
3.3

Perkembangan Dunia Bimbingan dan Konseling
Layanan professional (Bimbingan dan Konseling) tidak serta merta berdiri dan

masuk dalam jalur pendidikan formal di Indonesia begitu saja, namun dibalik semua itu
terdapat sejarah perkembangan bimbingan dan konseling pada umumnya (diluar

8

Indonesia) dan perkembanan bimbingan dan konseling pada khususnya (di Indonesia).
Yusuf & Nurihsan (2014:94). Perkembangan layanan bimbingan dan konseling di
Indonesia berbeda dengan di Amerika. Perkembangan layanan bimbingan dan konseling
di Amerika dimulai dari usaha perorangan dan dari pihak swasta, kemudian secara
berangsur-rangsur menjadi usaha pemerintah. Kemudian perkembangan bimbingan dan
konseling di Indonesia kegiatannya di sekolah dan usaha-usaha dari pemerintah.
Layanan bimbingan dan konseling di Indonesia telah mulai dibicarakan secara
terbuka seja 1962, hal ini seiring dengan perubahan sistem pendidikan. Di SMA awal
mulai penjurusan, dimulai pada kelas I kemudian berubahan menjadi di kelas II,
program penjurusan ini merupakan respon akan kebutuhan untuk menyalurkan para
peserta didik ke jurusan yang tepat bagi dirinya secara perorangan. Kemudian Winkel &
Hastuti (2007:53) menambahkan sejarah pelayanan bimbingan dan konseling sebagai
usaha professional di Indonesia tidak sepanjang sejarah di Amerika, pelayanan ini sejak
awal dipusatkan diberaneka ragam lembaga pendidikan di sekolah, terutama di jenjang
pendidikan menengah. Secara formal pelayanan bimbingan dan konseling mulai
diintrodusir pada awal tahun 1960-an dan mendapat dorongan dari berbagai factor
dalam kehidupan masyarakat.
Layanan bimbingan dan konseling di jalur pendidikan formal sampai saat ini
selalu menunjukan perkembangan yang signifikan dalam rangka mendedikasi diri
bahwa layanan bimbingan dan konseling sangat diperlukan di dunia pendidikan serta
menunjukan bahwa layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu layanan
professional yang berperan dan berfungsi untuk memfasilitasi perkembangan peserta
didik di jenjang dan jalur pendidikan formal sesuai dengan tahapan perkembangan
peserta didik. Sebagai salah satu bukti bahwa layanan bimbingan dan konseling
merupakan suatu layanan yang professional yakni pada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No 111 Tahun 2014 Pasal 1 Butir No 4-5 Pasal Bimbingan dan
Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah:
No. 3 Konselor adalah pendidik profesional yang berkualifikasi akademik
minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan
telah lulus pendidikan profesi guru Bimbingan dan Konseling/konselor.
No. 4 Guru Bimbingan dan Konseling adalah pendidik yang berkualifikasi
akademik minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan
Konseling dan memiliki kompetensi di bidang Bimbingan dan Konseling.

9

Layanan bimbingan dan Konseling saat ini mempunyai pondasi/ landasan yang
kokoh untuk mendedikasikan bahwa layanan bimbingan dan konseling ini merupakan
layanan professional seperti yang telah dikemukan oleh Prayitno

(2013-135-180)

menjelaskan mengenai landasan layanan bimbingan dan konseling: (1) filosofis, (2)
relegius, (3) psikologis, (4) sosial budaya, (5) ilmiah dan tenologis, (6) pedagogis.
Kemudian layanan bimbingan dan konseling memfasilitasi perkembangan peserta didik
melalui 4 bidang layanan, yakni : (1) Pribadi, (2) Sosial, (3) Belajar, dan (4) Karir. Jenis
layanan bimbingan dan konseling menurut Nurihsan (2012:27-35) yakni: (1) layanan
dasar bimbingan, (2) layanan responsive, (3) layanan perencanaan individual, dan (4)
dukungan sistem. Selain itu juga layanan bimbingan dan konseling yang professional ini
mempunyai program layanan yang rinci, sistematis, objektif, logis, serta berkelanjutan
dalam wujud : (1) program tahunan, (2) program semesteran, (3) program bulanan, (4)
program mingguan, dan (5) program harian.
3.4

Manajemen Program Bimbingan dan Konseling
Perjalanan bimbingan dan konseling di Indonesia sudah memasuki tahun perak

dengan dimulai tahun 1960-an sampai sekarang terus berkembang dan mengalami badai
dan gelombang serta tempuhan angin perubahan yang menggelobal, baik dilihat dari
sistem maupun profesi guru bimbingan dan konseling sampai ke permalasalahan peserta
didik yang semakin kritis dengan berbagai permasalahananya, yakni masalah : pribadi,
sosial, karir maupun belajar lebih-lebih lagi masalah karkater peserta didik yang sudah
di zone kritis dengan penggunaan lem dan zenitd dari pendidikan dasar sampai
keperguruan tinggi. Dikemukakan juga oleh Buchori 2004 ( dalam Badrujaman. 2014:4)
bahwa guru bimbingan dan konseling belum mendapatkan tempat yang layak di
kebanyakan sekolah. Hal ini tidak boleh dibiarkan dengan sikap bahwa itu sudah biasa,
akan tetapi suatu tantangan bagi guru bimbngan dan konseling untuk melakukan suatu
perubahan yang kriatif dan inovatif serta produktif dalam dunia baru bimbingan dan
konseling yang menantang dan bersaing tanpa harus berhadapan langsung akan tetapi
bersaing dan berkompetisi dengan dunia baru yang diciptakan hasil inovatif dan kriatif
dari guru bimbingan dan konseling melaluii program bimbingan dan konseling yang
acountabel sebagaimana yang dikemukakan Furqan (2014 : 21) dimana acountablitas
merupakan konsep penting dalam penyelenggaraan program bimbingan dan konseling

10

dan menjadi tuntutan serta kebutuhan yang tidak bisa dihindari dari

pelaksanaan

program bimbingan dan konseling. Ditambahkan Myrick 2003 (dalam Furqan. 2014 :
21) menyebutkan bahwa acountabilitas program bimbingan dan konseling merupakan
sebagai suatu tuntutan.
Program bimbingan dan konseling yang acountabel tentunya harus dilakukan
dengan melakukan suatu manajemen strategi yang mampu menjawabnya, dengan blue
ocean strategy, guru bimbingan dan konseling harus berani keluar dari comfort zone
agar dapat berinovasi dan berkriasi dalam pengelolaan suatu program bimbingan dan
konseling yang acountabel untuk menciptakan dunia baru dalam program bimbingan
dan konseling tanpa harus mengalahkan atau menghancurkan, akan tetapi membuka
peluang baru dan market yang inovatif sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
stakeholder dan peserta didik sebagai premery coustumer service agar peserta didik
dapat berkembang dan kriatif, efektif dan produktif serta bermakna bagi kehidupannya
di masa depan yang penuh tantangan dan gelobang arus perubahan tidak terduka dan
tidak terbayangkan sebelumnya. Peserta didik akan siap untuk berselancar diatas arus
gelombang dan badai arus perubahan di era globalisasi.
Bimbingan dan konseling dalam suatu pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling komprehensip, bahwa

manajemen bimbingan dan konseling merupakan

dukungan sistem pada pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Nurihsan (2012:
39) menyatakan bahwa program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan
tercipta, tereselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan
(manajemen) yang bermutu dan berdaya saing dengan sistematis, dan terarah.
Sebagaimana juga dikemukakan oleh Stone 1989 (dalam Nurihsan. 2012: 39)
menyatakan pendapatnya “management is the process of planning, organizing, leading
and controlling the efforts of organizing members and of using all other organizational
resources to achieve stated organizational goals”
3.5

Management Strategy Bloe Ocean Program Bimbingan dan Konseling
Perkembangan tentang manajemen stratejik sekarang mulai dibicarakan dimulai

professor dari Korea W. Chan Kim dan Renee Mauborge dari Perancis dalam bukunya
Blue Ocean Strategy yang merupakan suatu gagasan yang inovatif dalam menciptakan
suatu ruang baru tanpa persaingan, dimana Blue Ocean Strategy merupakan suatu taktik
dan cara dalam melakukan persaingan melalui fitur produc yang baru dan inovatif.

11

Produk yang baru bersipat inovatif berbeda secara radikal dari sesuatu yang sudah ada
dan tersedia serta memberikan rasa nyaman dan aman bagi individu yang
berkepentingan dalam comfort zone.
Dalam blue ocean strategy yang perlu diperhatian dan sebagai suatu dasar pijakan
dalam melakukan suatu perubahan adalah suatu inovasi nilai yang merupakan suatu
pijakan atau dasarnya. dari suatu nilai yang setara dengan inovasi. Inovasi nilai setara
dengan nilai-nilai dan inovasi. Nilai tanpa inovasi ada kecendruangan pada penciptaan
nilai dalam sekala besar. Inovasi tanpa nilai cendrung bersifat mmengandalkan
teknologi, furistik, dan menuju sesuatu yang belum siap diterima dan dikonsumsi oleh
konsumen. Inovasi nilai merupakan suatu terobosan baru dalam memikirkan dan
melakukan strategi yang menuju pada pembentukan laut samudra biru dan menghindari
kompetisi. Penciptaan samudra biru merupakan suatu strategi untuk mengefesiensikan
dan meningkatkan nilai coustumer, karena nilai coustumer berasal dari manfaat dan jasa
yang ditawarkan.kepad coustumer, dan jasa yang ditawarkan berasal dari aktivitas
kegiatan suatu program. Maka inovasi nilai tercapai ketika seluruh sistem pelaksanaan
dalam suatu kegiatan, baik program, sumber daya manusia, dan jasa bersinergi secara
integral. Inovasi nilai lebih dari standar nilai. Inovasi nilai merupakan suatu strategi
merangkul seluruh sistem kegiatan pelaksanaan program. Inovasi nilai menuntut adanya
kesatuan arah dan integral dari suatu sistem mencapai tujuan untuk lompatan bagi
coustumer dan jasa dari suatu program.
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di Indonesia, inovasi nilai dari
konsekuensi pelaksanaan suatu program bimbingan dan konseling merupakan suatu
terobosan baru dengan strategi program bimbingan dan konseling menuju pembentukan
samudra biru dan menghindari persaingan di sekolah. Penciptaan samudra biru
merupakan suatu strategi yang efesien dan efektif dalam meningkatkan nilai di
pandangan para personil sekolah dan peserta didik sebagai pengguna jasa layanan
bimbingan dan konseling dengan berpatokan kepada nilai utilitas (manfaat) yang
dirasakan oleh personil sekolah dan orang tua serta peserta didik, dan jasa yang
ditawarkan guru bimbingan dan konseling dengan menawarkan program bimbingan dan
konseling yang dilaksanakan di sekolah. Maka inovasi nilai akan tercapai dengan
melibatkan semua personil sekolah, orang tua dan perserta didik

sebagai suatu

acountabilitas program bimbingan dan konseling, sehingga semua sistem dan personil

12

terintergralkan dan tertuju kepada program yang dilaksanakan selalu bersinergi. Inovasi
nilai program dipandangan para personil sekolah, orang tua dan peserta didik dalam satu
visi dan misi serta program bimbingan dan konseling dalam mencapai tujuan program
bimbingan dan konseling dengan lompatan-lompatan perubahan di era globalisasi. Hal
ini dapat digambarkan bahwa inovasi merupakan suatu pijakan blue ocean strategy
dalam program bimbingan dan konseling di sekolah pada jalur pendidikan formal
dengan pola yang dikembangkan Kim, W. Chan & Mauborgne, Renee. 2006 sebagai
berikut :

Gambar 3.5.1 : Upaya Bersama Dalam Mengejar Diferensiasi dan Jasa Bimbingan
dan Konseling yang Rendah
3.6

Kerangka Kerja Blue Ocean Strategy
Kerangka kerja blue ocean strategy merupakan suatu patokan dalam

melaksanakaan program layanan bimbingan dan konseling yang acountabel dengan
suatu pijakan dari hasil analisis internal dan eksternal bimbingan dan konseling sebagai
mana diungkapkan Kim, W. Chan & Mauborgne, Renee. 2006 dalam bukunya Blue
Ocean Strategy yaitu : 1) factor apa saja yang harus dihapuskan dari factor-faktor yang
telah diterima begitu saja; 2) faktor-faktor apa saja yang harus dikurangi hingga
dibawah standar; 3) factor apa saja yang harus dihapuskan dari factor-faktor yang harus
ditingkatkan hingga di atas standar; 4) factor apa saja yang harus dihapuskan dari
factor-faktor yang belum pernah ditawarkan sehingga harus diciptakan. Dari apa yang
dikemukakan tersebut dapat dijelaskan kedalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling pada jalur pendidikan formal melalui program bimbingan dan konseling
yakni sebagai berikut :
3.6.1 Faktor apa saja yang harus dihapus dari factor yang diterima begitu saja, artinya
program bimbingan dan konseling yang dirancang setelah melakukan evaluasi dan
dianalisis need asessmen dan factor internal dan eksternal tentunya program yang
diterima begitu saja harus dihapuskan

13

3.6.2 Faktor apa saja yang harus dikurangi hingga dibawah standar, artinya program
bimbingan dan konseling yang dirancang setelah melakukan evaluasi dan
dianalisis need asessmen dan factor internal dan eksternal tentunya program
dibawah standar harus dikurangi
2.6.3 Faktor apa saja yang harus ditingkatkan hingga di atas standar, artinya program
bimbingan dan konseling yang dirancang setelah melakukan evaluasi dan
dianalisis need asessmen dan factor internal dan eksternal tentunya program harus
ditingkatkan diatas standar
2.6.4 Faktor apa saja yang belum pernah ditawarkan sehingga harus diciptakan , artinya
artinya program bimbingan dan konseling yang dirancang setelah melakukan
evaluasi dan dianalisis need asessmen dan factor internal dan eksternal tentunya
program yang belum pernah ditawarkan sehingga diciptakan. Seperti program
bimbingan dan onseling dengan pendekatan psikoteologi, psikoedukasi,
psikoekologi, psikoekonomi, psikososial, psikoetnik
Dengan mempertimbangkan dan memperhatikan hasil dari ke empat factor
sebagai pijakan dalam melakukan inovatif pelaksanaan bimbingan dan konseling
dituntut suatu kemampuan berkriasi dan berinovasi dalam merancanakan program
layanan bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan formal. Lebis jelasnya dapat
digambar sebagai berikut :
K
U
T
R I
A
N
N
G
G
K
I
A
T
K
A
N

K
U
R
C
V
I A
PN
T
L
AA
K
B
A
A
N R
U

I
I

H
A
P
U
S
K
A
N

Gambar 3.5.2 : Kerangka Kerja Blue Ocean Strategy

3.6. Roadmap Management Strategy Blue Ocean Program bimbingan dan Konseling

14

MANUSIA DENGAN
KOMPETENSI
BLUE OCEAN

PROGRAMBK

MANAGEMENSTRATEGYBLUEOCEAN

PROGRAM
ACOUNTABEL

RUANG LINGKUP
LOKAL DAN GLOBAL
PROGRAM BKINOVATIF

RUANG
LINGKUP
SEKOLAH
PES RTA DI K

Gambag 3.6.1 : Roadmap Management Startegy Blue Ocean
4.

Penutup

4.1

Perkembangan dunia bimbingan dan konseling menuntut suatu perubahan yang
mendasar dalam memeneg program bimbingan dan konseling yang evektif,
kriatif, produktif dan outcomes

4.2

Manajemen Program Bimbingan dan Konseling merupakan bagian yang integral
dalam menciptakan suatu proses pendidikan yang kompetitif dan bersaing bahkan
berperang di era globalissi menuju masa depan yang bermutu dan beradaya saing.

4.3

Manajemen Strategi Bloe Ocean Program Bimbingan dan Konseling merupakan
suatu alternatif yang menajnjikan akan mampu dalam berkompetesi dan berperang
dengan suatu perubahan yang inovatif dan kriatif untuk keluar dari confort zone.

15

DAFTAR PUSTAKA
Badrujaman, Aip. 2014. Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan dan
Konseling. Jakarta : Indeks
Furqan. Badrujaman, Aip. 2014. Model Evaluasi Layanan Dasar Berorentasi
Akuntabilitas. Jakarta : Indeks
Kartadinata & DKK. 2007. Pentataan Pendiidkan Profesional Konselor dan Layanan
Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jarkarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Kim, W. Chan & Mauborgne, Renee. 2006. Blue Ocean Strategy. Published by INSEAD
Blue Ocean Strategy Institute in Fall, 2015
Kuniadin, Didi. Machall, Imam. 2014. Manajemen Pendidikan Konsep dan Prinsip
Pengelolaan Pendidikan. Jojakarta : Ar-Ruzz Media
Mulyasana, Dey. 2011. Pendidik Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Mutohar, Prim Masrokan. 2014. Manajemen Mutu Sekolah Strategi Peningkatan Mutu
dan Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam. Jojakarta : Ar-Ruzz Media
Nurihsan, Achmad Juntika. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung
: Refika Aditama
Nurihsan, Achmad Juntika. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Refika Aditama.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 Tentang
Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta:
Permendikbud.
Prayitno. 2013. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Priansa, Donni Juni, 2015. Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta
Suharsaputra, Uhar. 2015 Manajemen Pendidikan Perguruan Tinggi. Bandung : Refika
Aditama
Tilaar, H.A.R. 2015. Pedagogik Teoritis Untuk Indonesia. Jakarta : Kompas
TIM Redak Fokusmedia. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003
SISDIKNAS. Bandung : Fokusmedia
Usman, Husaini. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Yogyakarta:
Bumi Aksara
Winkel, W.S & Hastuti, Sri M.M. 2007. Bimbingan dan Konseling Di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Yusuf, Syamsu & Nurihsan Juntika. 2014. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Remaja Rosdakarya.