makalah lengkap tentang pendidikan islam
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada awal mula Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari
Allah SWT, yang isinya menyeru manusia untuk beribadah
kepadanya, mendapat tantangan yang besar dari berbagai
kalangan Quraisy. Hal ini terjadi karena pada masa itu kaum
Quraisy mempunyai sesembahan lain yaitu berhala-berhala yang
dibuat oleh mereka sendiri. Karena keadaan yang demikian
itulah, dakwah pertama yang dilakukan di Makkah dilaksanakan
secara sembunyi-sembunyi, terlebih karena jumlah orang yang
masuk Islam sangat sedikit. Keadaan ini berubah ketika jumlah
orang yang memeluk Islam semakin hari semakin banyak, Allah
pun memerintah Nabi-Nya untuk melakukan dakwah secara
terang-terangan.
Bertambahnya penganut agama baru yang dibawa oleh Nabi
Muhammad, membuat kemapanan spiritual yang sudah lama
mengakar di kaum Quraisy menjadi terancam. Karena hal inilah
mereka berusaha dengan semaksimal mungkin mengganggu dan
menghentikan dakwah tersebut. Dengan cara diplomasi dan
kekerasa
mereka
memerintahkan
lakukan.
Nabi
Merasa
Muhammad
terancan,
untuk
Allah
berhijrah
ke
pin
kota
Madinah. Disinilah babak baru kemajuan Islam dimulai. Pada
awal mula Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari Allah SWT,
yang isinya menyeru manusia untuk beribadah kepadanya,
mendapat tantangan yang besar dari berbagai kalangan Quraisy.
Hal ini terjadi karena pada masa itu kaum Quraisy mempunyai
sesembahan lain yaitu berhala-berhala yang dibuat oleh mereka
sendiri. Karena keadaan yang demikian itulah, dakwah pertama
yang dilakukan di Makkah dilaksanakan secara sembunyisembunyi, terlebih karena jumlah orang yang masuk Islam
1
sangat sedikit. Keadaan ini berubah ketika jumlah orang yang
memeluk Islam semakin hari semakin banyak, Allah pun
memerintah Nabi-Nya untuk melakukan dakwah secara terangterangan.
Bertambahnya penganut agama baru yang dibawa oleh Nabi
Muhammad, membuat kemapanan spiritual yang sudah lama
mengakar di kaum Quraisy menjadi terancam. Karena hal inilah
mereka berusaha dengan semaksimal mungkin mengganggu dan
menghentikan dakwah tersebut. Dengan cara diplomasi dan
kekerasa
mereka
memerintahkan
lakukan.
Nabi
Merasa
Muhammad
terancan,
untuk
Allah
berhijrah
ke
pin
kota
Madinah. Disinilah babak baru kemajuan Islam dimulai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pendidikan islam ?
2. Bagaimana pembinaan pendidikan islam baik di mekkah maupun
madinah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian pendidikan islam
2. Menjelaskan bagaimana pembinaan pendidikan islam
a. Pendidikan Islam di Makkah
b. Pendidikan Islam di Madinah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada terdidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kepribadian yang lebih baik,
yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal.1 Manusia
ideal adalah manusia yang sempurna akhlaqnya. Yang nampak dan sejalan dengan
misi kerasulan Nabi Muhammad saw, yaitu menyempurnakan akhlaq yang mulia.
Agama islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia
mengenai berbagai aspek kehidupan baik kehidupan yang sifatnya duniawi
maupun yang sifatnya ukhrawi. Salah satu ajaran Islam adalah mewajibkan
kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan, karena dengan pendidikan
manusia dapat memperoleh bekal kehidupan yang baik dan terarah.2
Adapun yang dimaksud dengan pendidikan Islam sangat beragam, hal ini terlihat
dari definisi pendidikan Islam yang dikemukakan oleh beberapa tokoh pendidikan
berikut ini:
Prof.Dr. Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan pendidikan
islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi,
masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas
1 Abudinnata, Filsafat Pendidikan Islam, hal. 101
2 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, hal. 98
3
asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. (AsySyaibany, 1979: 399)
Pengertian tersebut memfokuskan perubahan tingkah laku manusia yang
konotasinya pada pendidikan etika. Selain itu, pengertian tersebut menekankan
pada aspek-aspek produktivitas dan kreatifitas manusia dalam peran dan
profesinya dalam kehidupan masyarakat dan alam semesta.
B. Pembinaan Pendidikan Islam
1. Pelaksanaan pendidikan islam di mekkah
Sebelum Muhammad memulai tugasnya sebagai rasul, yaitu melaksanakan
pendidikan Islam terhadap umatnya, Allah telah mendidik dan mempersiapkannya
untuk melaksanakn tugas tersebut secara sempurna, melalui pengalaman,
pengenalan serta peran sertanya dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan
budayanya.3 Dalam masa pembinaan pendidikan agama islam di Makkah Nabi
Muhammad juga mengajarkan alqur’an karena al-qur’an merupakan inti sari dan
sumber pokok ajaran islam. Disamping itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan
tauhid kepada umatnya.
Sebagaimana dikemukakan, bahwa Nabi Muhammad SAW dalam
melaksanakan tugas kerasulannya, berhadapan dengan nilai-nilai warisan Ibrahim
yang telah banyak menyimpang dari yang sebenarnya. Inti warisan tersebut adalah
ajaran tauhid. Seperti
penyembahan terhadap berhala-berhala dan perbuatan
syirik lainnya, menyelimuti ajaran tauhid.
Mahmud Yunus,dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam menyatakan
bahwa pembinaan pendidikan islam pada masa ini meliputi:
Pendidikan keagamaan
Yaitu hendaklah dengan membaca nama Allah semata-mata, jangan
mempersekutukannya dengan nama berhala,karena Tuhan itu Maha Besar dan
Maha Pemurah,sebab itu hendaklah dieyahkan berhala itu sejauh-jauhnya.
3 Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011) , hal 18
4
Pendidikan akhliyah dan ilmiyah
Yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian
alam semesta
Pendidikan akhlak dan budi pekerti
Nabi Muhammad SAW mengajar sahabatnya agar berakhlak baik sesuai
dengan ajaran tauhid.
Pendidikan jasmani (kesehatan)
Yaitu mementingkan kebersihan pakaian, badan dan tempat kediaman.
Dalam pelaksanaan pendidikan islam ini. Nabi mengajak umatnya untuk
membaca, memperhatikan dan memikirkan kekuasaan dan kebesaran Allah dan
diri manusia sendiri. Nabi memberikan teladan dan contoh dalam pelaksanaan
sehari-hari, kemudian memerintahkan umatnya untuk mengikutinya.
Kebiasaan orang-orang arab membaca syair-syair yang berisi pujian
kepada tuhan-tuhan mereka diganti dengan membaca Al-Qur’an. Kebiasaan
memulai pekerjaan dengan menyebut nama berhala di ganti dengan membaca
basmalah.
Dengan keadaan seperti ini maka Nabi pun mengajarkan Al-Qur’an
dengan jalan membacakan ayat-ayat yang diterima dari Alloh, lalu Nabi
memerintah sahabat yang pandai menulis, untuk menulis ayat-ayat tersebut sesuai
dengan yang di bacakan oleh Nabi dan yang mereka hafalkan.
2. Pelaksanaan pendidikan islam di madinah
Hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya sekedar berpindah dan
menghindarkan diri dari tekanan dan ancaman kaum Quraisy dan penduduk
Makkah yang tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang
mereka, tetapi juga mengandung maksud untuk mengatur potensi dan
menyusun kekuatan dalam menghadapi tantangan-tantangan lebih lanjut,
sehingga akhirnya nanti terbentuk masyarakat baru yang di dalamnya bersinar
5
kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan oleh
Muhammad SAW melalui wahyu Allah
Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agama islam
di Madinah adalah sebagai berikut:
a. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan
sosial dan politik.
Masalah pertama yang di hadapi Nabi Muhammad SAW dan kaum
Muhajirin adalah tempat tinggal. Untuk sementara para kaum Muhajirin bisa
menginap dirumah-rumah kaum Anshor. Tetapi beliau sendiri memerlukan suatu
tempat khusus ditengah-tengah ummatnya sebagai pusat kegiatan, sekaligus
sebagai lambang persatuan dan kesatuan diantara kedua kelompok masyarakat
yang mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda.]Oleh karena itu Nabi
memerintahkan untuk membangun masjid. Masjid itu telah menjadi pusat
pendidikan dan pengajaran. Dibawah ini adalah masjid yang berada di Madinah,
Nabi Muhammad SAW mulai meletakkan dasar-dasar terbentuknya
masyarakat yang bersatu padu secara intern (ke dalam), dan keluar diakui dan
disegani oleh masyarakat lainnya (sebagai satu kesatuan politik). Dasar-dasar
tersebut adalah:
1. Nabi MuhammadSAW mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertentangan
antar suku, dengan jalan mengikat tali persaudaraan di antara mereka.
2. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nabi Muhammad menganjurkan
kepada kaum Muhajirin untuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan
dan pekerjaan masing-masing seperti waktu di Makkah.
3. Untuk menjalin kerjasama dan saling menolong, turunlah syari’at zakat dan
puasa yang merupakan pendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung
jawab sosial.
4. Disyaria’atkannya media komunikasi berdasarkan wahyu, yaitu shalat jum’at
yang dilaksanakan secara berjama’ah. Rasa memiliki kebanggaan sosial
tersebut lebih mendalam lagi setelah Nabi Muhammad SAW mendapat
6
perkenan dari Allah untuk memindahkan kiblat dalam shalat dari baitul Maqdis
ke Baitul Haram di Makkah.4
b. Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan
Pelaksanaan pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan secara ringkas
dapat di kemukakan sebagai berikut :
Materi Pendidikan Islam Di Madinah:
Pada fase madinah materi pendidikan yang di berikan cakupnya lebih
kompleks di bandingkan dengan materi pendidikan fase makkah. Diantara
pelaksanaan pendidikan islam di madinah ialah sebagai berikut: 5
1. Pendidikan ukhuwah (persaudaraan) antara kaum muslimin.
Dalam melaksanakan pendidikan ukhuwah ini, nabi Muhammad Saw. Bertitik
tolak dari struktur kekeluargaan yang ada pada msa itu. Untuk mempersatukan
keluarga itu nabi Muhammad berusaha untuk mengikatnya menjadi satu kesatuan
yang terpadu. Mereka di persaudarakan karena Allah bukan karena yang lain-lain.
Sesuai dengan isi konsitusi Madinah pula, bahwa antara orang yang beriman,
tidak boleh membiarkan saudaranya menanggung beban hidup dan utang yang
berat di sesame meraka. Antara orang beriman satu dengan yang lainnya haruslah
saling membantu dalam menghadapi segala persoalan hidup. Mereka harus
bekerja sama dalam mendatangkan kebaikan, mengurus kepentingan bersama, dan
menolak kejahatan atau kemudaratan atau kejahatan yang akan menimpa.
2. Pendidikan kesejahteraan social
Terjaminnya kesejahteraan social, tergantung pertama-tama pada terpenuhinya
kebutuhan pokok dari pada kehidupan sehari-hari. Untuk itu setiap orang harus
bekerja mencari nafkah tetapi problem yang dihadapi masyarakat baru di Madinah
dalam hal itu adalah masalah pekerjaan, terutama bagi kaum muhajiri, sedangkan
4 Zuhairini dkk ,Ibid hal,37
5 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (jakarta:Kencana,2009), hal 38
7
kaum anshor sudah mempunyai pekerjaan sebagai petani dan memiliki sebidang
tanah. Dan perdagangan, pada umumnya di kusai oleh orang-orang yahudi.
3. Pendidikan kesejahteraan keluarga kaum kerabat
Yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, dan anak-anaknya. Nabi
Muhammad
SAW
berusaha
untuk
memperbaiki
keadaan
itu
dengan
memperkenalkan dan sekaligus menerapkan system kekeluargaan kekerabatan
baru, yang berdasarkan kepada Allah. Dan berdasarka pada pengakuan hak-hak
individu, hak-hak keluarga dan kemurnian keturunannya dalam kehidupan
kekerabatan dan kemasyarakatan yang adil dan seimbang.
4. Pendidikan hankam (pertahanan dan keamanan)
Dakwah islam Masyarakat kaum muslim merupakan satu state(negara) dibawah
bimbingan nabi muhammad saw yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan
dasar bagi usaha dakwahnya untuk menyampaikan ajaran islam kepada seluruh
umat manusia secara bertahap. Oleh karena itu, setelah masyarakat kaum muslim
di madinah berdiri dan berdaulat, usaha Nabi Muhammad SAW berikutnya adalah
memperluas pengakuan kedaulatan tersebut dengan jalan mengajak kabilahkabilah sekitar nadinah untuk mengakui konstitusi madinah. Ajran tersebut di
sampaikan dengan baik-baik dan bijaksana. Untuk mereka yang tidak mau
mengikuti perjanjian damai ada dua kemungkinan tindakan Nabi Muhammad
SAW yaitu:
1. Kalau mereka tidak menyatakan permusuhan atau tidak menyerang kaum
muslim atau kaum kabilah yang telah mengikat perjanjian dengan kaum
muslim, maka mereka di biarkan saja.
2. Tetapi kalau mereka menyatakan permusuhan dan menyerang kaum
muslim atau menyerang mereka yang telah mengikat perjanjian damai
dengan kaum muslim, maka harus di tundukkan di perangi, sehingga
mereka menyatakan tunduk dan mengakui kedaulatan kaum muslim.
c. Pendidikan anak dalam islam
8
Dalam islam, anak merupakan pewaris ajaran islam yang dikembangkan
oleh Nabi Muhammad SAW dan generasi muda muslimlah yang akan
melanjutkan misi menyampaikan islam ke seluruh penjuru alam. Oleh karenanya
banyak peringatan-peringatan dalam Al-qur’an berkaitan dengan itu.
Adapun garis-garis besar materi pendidikan anak dalam islam yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh
Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13-19 adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Pendidikan Tauhid
Pendidikan Shalat
Pendidikan adab sopan santun dalam bermusyawarah
Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga
Pendidikan kepribadian
Pendidikan kesehatan
C. MADRASAH-MADRASAH DI MAKKAH DAN MADINAH
1.
Madrasah-Madrasah Di Makkah
Madrasah yang mengajarkan tentang agama di antaranya Al-Qur’an,
hukum-hukum halal dan haram serta mengajarkan tentang Tafsir, Hadits,
Fiqih dan Sastra. Guru yang mengajarkan pertama kali Al-Qur’an, hukumhukum halal dan haram adalah Mu’ad bin Jabal, yang mengajarkan tentang
Tafsir, Hadits, Fiqih dan Sastra adalah Abdullah bin Abbas.
Indikasi terpenting madrasah-madrasah di makkah, adalah bahwahampir
seluruh madrasah-madrasah di bangun oleh penguasa-penguasa atau
dermawan non-Hijazi.6
2.
Madrasah-Madrasah Di Madinah
Madrasah yang mengajarkan tentang agama di antaranya hadits, Fiqih,
qiraat dan disinlah bermunculan para ahli hadits, Fiqih, qiraat antara lain:
Ahli hadits Abdullah bin Umar,
Ahli Fiqih Zaid bin Tsabit
Ahli qiraat Zaid bin Tsabit,
Sedangkan ahli hadits dan Ahli Fiqih: Ibn Syihab Al-Zuhri
6 Abudin Nata, sejarah pendidikan islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal 79
9
Di banding dengan madrasah-madrasah di Makkah, pelacakan mengenai
sejarah madrasah-madrasah di Makkah lebih sulit. Sumber-sumber yang
berkenaan dengan sejarah Madinah kebanyakan bungkam tentang hal ini.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada terdidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kepribadian yang lebih baik,
yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal.7 Manusia
ideal adalah manusia yang sempurna akhlaqnya. Yang nampak dan sejalan dengan
misi kerasulan Nabi Muhammad saw, yaitu menyempurnakan akhlaq yang mulia
2. Pembinaan Pendidikan Islam
a. Pelaksanaan pendidikan islam di mekkah
Sebelum Muhammad memulai tugasnya sebagai rasul, yaitu melaksanakan
pendidikan Islam terhadap umatnya, Allah telah mendidik dan mempersiapkannya
untuk melaksanakn tugas tersebut secara sempurna, melalui pengalaman,
pengenalan serta peran sertanya dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan
budayanya.8 Dalam masa pembinaan pendidikan agama islam di Makkah Nabi
Muhammad juga mengajarkan alqur’an karena al-qur’an merupakan inti sari dan
sumber pokok ajaran islam. Disamping itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan
tauhid kepada umatnya.
b. Pelaksanaan pendidikan islam di madinah
Hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya sekedar berpindah dan
menghindarkan diri dari tekanan dan ancaman kaum Quraisy dan penduduk
Makkah yang tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang
7 Abudinnata, Filsafat Pendidikan Islam, hal. 101
8 Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011) , hal 18
10
mereka, tetapi juga mengandung maksud untuk mengatur potensi dan
menyusun kekuatan dalam menghadapi tantangan-tantangan lebih lanjut,
sehingga akhirnya nanti terbentuk masyarakat baru yang di dalamnya bersinar
kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan oleh
Muhammad SAW melalui wahyu Allah
3.
MADRASAH-MADRASAH DI MAKKAH
Madrasah yang mengajarkan tentang agama di antaranya Al-Qur’an,
hukum-hukum halal dan haram serta mengajarkan tentang Tafsir, Hadits,
Fiqih dan Sastra. Guru yang mengajarkan pertama kali Al-Qur’an, hukumhukum halal dan haram adalah Mu’ad bin Jabal, yang mengajarkan tentang
Tafsir, Hadits, Fiqih dan Sastra adalah Abdullah bin Abbas
Indikasi terpenting madrasah-madrasah di makkah, adalah bahwahampir
seluruh madrasah-madrasah di bangun oleh penguasa-penguasa atau
dermawan non-Hijazi.9
4.
MADRASAH-MADRASAH DI MADINAH
Madrasah yang mengajarkan tentang agama di antaranya hadits, Fiqih,
qiraat dan disinlah bermunculan para ahli hadits, Fiqih, qiraat antara lain:
Ahli hadits Abdullah bin Umar,
Ahli Fiqih Zaid bin Tsabit
Ahli qiraat Zaid bin Tsabit,
9 Abudin Nata, sejarah pendidikan islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal 79
11
DAFTAR PUSTAKA
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam . Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam . jakarta:Kencana,2009
Nata , Abudin, sejarah pendidikan islam . Jakarta: Rajawali Pers, 2012
12
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada awal mula Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari
Allah SWT, yang isinya menyeru manusia untuk beribadah
kepadanya, mendapat tantangan yang besar dari berbagai
kalangan Quraisy. Hal ini terjadi karena pada masa itu kaum
Quraisy mempunyai sesembahan lain yaitu berhala-berhala yang
dibuat oleh mereka sendiri. Karena keadaan yang demikian
itulah, dakwah pertama yang dilakukan di Makkah dilaksanakan
secara sembunyi-sembunyi, terlebih karena jumlah orang yang
masuk Islam sangat sedikit. Keadaan ini berubah ketika jumlah
orang yang memeluk Islam semakin hari semakin banyak, Allah
pun memerintah Nabi-Nya untuk melakukan dakwah secara
terang-terangan.
Bertambahnya penganut agama baru yang dibawa oleh Nabi
Muhammad, membuat kemapanan spiritual yang sudah lama
mengakar di kaum Quraisy menjadi terancam. Karena hal inilah
mereka berusaha dengan semaksimal mungkin mengganggu dan
menghentikan dakwah tersebut. Dengan cara diplomasi dan
kekerasa
mereka
memerintahkan
lakukan.
Nabi
Merasa
Muhammad
terancan,
untuk
Allah
berhijrah
ke
pin
kota
Madinah. Disinilah babak baru kemajuan Islam dimulai. Pada
awal mula Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari Allah SWT,
yang isinya menyeru manusia untuk beribadah kepadanya,
mendapat tantangan yang besar dari berbagai kalangan Quraisy.
Hal ini terjadi karena pada masa itu kaum Quraisy mempunyai
sesembahan lain yaitu berhala-berhala yang dibuat oleh mereka
sendiri. Karena keadaan yang demikian itulah, dakwah pertama
yang dilakukan di Makkah dilaksanakan secara sembunyisembunyi, terlebih karena jumlah orang yang masuk Islam
1
sangat sedikit. Keadaan ini berubah ketika jumlah orang yang
memeluk Islam semakin hari semakin banyak, Allah pun
memerintah Nabi-Nya untuk melakukan dakwah secara terangterangan.
Bertambahnya penganut agama baru yang dibawa oleh Nabi
Muhammad, membuat kemapanan spiritual yang sudah lama
mengakar di kaum Quraisy menjadi terancam. Karena hal inilah
mereka berusaha dengan semaksimal mungkin mengganggu dan
menghentikan dakwah tersebut. Dengan cara diplomasi dan
kekerasa
mereka
memerintahkan
lakukan.
Nabi
Merasa
Muhammad
terancan,
untuk
Allah
berhijrah
ke
pin
kota
Madinah. Disinilah babak baru kemajuan Islam dimulai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pendidikan islam ?
2. Bagaimana pembinaan pendidikan islam baik di mekkah maupun
madinah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian pendidikan islam
2. Menjelaskan bagaimana pembinaan pendidikan islam
a. Pendidikan Islam di Makkah
b. Pendidikan Islam di Madinah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada terdidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kepribadian yang lebih baik,
yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal.1 Manusia
ideal adalah manusia yang sempurna akhlaqnya. Yang nampak dan sejalan dengan
misi kerasulan Nabi Muhammad saw, yaitu menyempurnakan akhlaq yang mulia.
Agama islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia
mengenai berbagai aspek kehidupan baik kehidupan yang sifatnya duniawi
maupun yang sifatnya ukhrawi. Salah satu ajaran Islam adalah mewajibkan
kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan, karena dengan pendidikan
manusia dapat memperoleh bekal kehidupan yang baik dan terarah.2
Adapun yang dimaksud dengan pendidikan Islam sangat beragam, hal ini terlihat
dari definisi pendidikan Islam yang dikemukakan oleh beberapa tokoh pendidikan
berikut ini:
Prof.Dr. Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan pendidikan
islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi,
masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas
1 Abudinnata, Filsafat Pendidikan Islam, hal. 101
2 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, hal. 98
3
asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. (AsySyaibany, 1979: 399)
Pengertian tersebut memfokuskan perubahan tingkah laku manusia yang
konotasinya pada pendidikan etika. Selain itu, pengertian tersebut menekankan
pada aspek-aspek produktivitas dan kreatifitas manusia dalam peran dan
profesinya dalam kehidupan masyarakat dan alam semesta.
B. Pembinaan Pendidikan Islam
1. Pelaksanaan pendidikan islam di mekkah
Sebelum Muhammad memulai tugasnya sebagai rasul, yaitu melaksanakan
pendidikan Islam terhadap umatnya, Allah telah mendidik dan mempersiapkannya
untuk melaksanakn tugas tersebut secara sempurna, melalui pengalaman,
pengenalan serta peran sertanya dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan
budayanya.3 Dalam masa pembinaan pendidikan agama islam di Makkah Nabi
Muhammad juga mengajarkan alqur’an karena al-qur’an merupakan inti sari dan
sumber pokok ajaran islam. Disamping itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan
tauhid kepada umatnya.
Sebagaimana dikemukakan, bahwa Nabi Muhammad SAW dalam
melaksanakan tugas kerasulannya, berhadapan dengan nilai-nilai warisan Ibrahim
yang telah banyak menyimpang dari yang sebenarnya. Inti warisan tersebut adalah
ajaran tauhid. Seperti
penyembahan terhadap berhala-berhala dan perbuatan
syirik lainnya, menyelimuti ajaran tauhid.
Mahmud Yunus,dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam menyatakan
bahwa pembinaan pendidikan islam pada masa ini meliputi:
Pendidikan keagamaan
Yaitu hendaklah dengan membaca nama Allah semata-mata, jangan
mempersekutukannya dengan nama berhala,karena Tuhan itu Maha Besar dan
Maha Pemurah,sebab itu hendaklah dieyahkan berhala itu sejauh-jauhnya.
3 Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011) , hal 18
4
Pendidikan akhliyah dan ilmiyah
Yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian
alam semesta
Pendidikan akhlak dan budi pekerti
Nabi Muhammad SAW mengajar sahabatnya agar berakhlak baik sesuai
dengan ajaran tauhid.
Pendidikan jasmani (kesehatan)
Yaitu mementingkan kebersihan pakaian, badan dan tempat kediaman.
Dalam pelaksanaan pendidikan islam ini. Nabi mengajak umatnya untuk
membaca, memperhatikan dan memikirkan kekuasaan dan kebesaran Allah dan
diri manusia sendiri. Nabi memberikan teladan dan contoh dalam pelaksanaan
sehari-hari, kemudian memerintahkan umatnya untuk mengikutinya.
Kebiasaan orang-orang arab membaca syair-syair yang berisi pujian
kepada tuhan-tuhan mereka diganti dengan membaca Al-Qur’an. Kebiasaan
memulai pekerjaan dengan menyebut nama berhala di ganti dengan membaca
basmalah.
Dengan keadaan seperti ini maka Nabi pun mengajarkan Al-Qur’an
dengan jalan membacakan ayat-ayat yang diterima dari Alloh, lalu Nabi
memerintah sahabat yang pandai menulis, untuk menulis ayat-ayat tersebut sesuai
dengan yang di bacakan oleh Nabi dan yang mereka hafalkan.
2. Pelaksanaan pendidikan islam di madinah
Hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya sekedar berpindah dan
menghindarkan diri dari tekanan dan ancaman kaum Quraisy dan penduduk
Makkah yang tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang
mereka, tetapi juga mengandung maksud untuk mengatur potensi dan
menyusun kekuatan dalam menghadapi tantangan-tantangan lebih lanjut,
sehingga akhirnya nanti terbentuk masyarakat baru yang di dalamnya bersinar
5
kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan oleh
Muhammad SAW melalui wahyu Allah
Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agama islam
di Madinah adalah sebagai berikut:
a. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan
sosial dan politik.
Masalah pertama yang di hadapi Nabi Muhammad SAW dan kaum
Muhajirin adalah tempat tinggal. Untuk sementara para kaum Muhajirin bisa
menginap dirumah-rumah kaum Anshor. Tetapi beliau sendiri memerlukan suatu
tempat khusus ditengah-tengah ummatnya sebagai pusat kegiatan, sekaligus
sebagai lambang persatuan dan kesatuan diantara kedua kelompok masyarakat
yang mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda.]Oleh karena itu Nabi
memerintahkan untuk membangun masjid. Masjid itu telah menjadi pusat
pendidikan dan pengajaran. Dibawah ini adalah masjid yang berada di Madinah,
Nabi Muhammad SAW mulai meletakkan dasar-dasar terbentuknya
masyarakat yang bersatu padu secara intern (ke dalam), dan keluar diakui dan
disegani oleh masyarakat lainnya (sebagai satu kesatuan politik). Dasar-dasar
tersebut adalah:
1. Nabi MuhammadSAW mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertentangan
antar suku, dengan jalan mengikat tali persaudaraan di antara mereka.
2. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nabi Muhammad menganjurkan
kepada kaum Muhajirin untuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan
dan pekerjaan masing-masing seperti waktu di Makkah.
3. Untuk menjalin kerjasama dan saling menolong, turunlah syari’at zakat dan
puasa yang merupakan pendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung
jawab sosial.
4. Disyaria’atkannya media komunikasi berdasarkan wahyu, yaitu shalat jum’at
yang dilaksanakan secara berjama’ah. Rasa memiliki kebanggaan sosial
tersebut lebih mendalam lagi setelah Nabi Muhammad SAW mendapat
6
perkenan dari Allah untuk memindahkan kiblat dalam shalat dari baitul Maqdis
ke Baitul Haram di Makkah.4
b. Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan
Pelaksanaan pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan secara ringkas
dapat di kemukakan sebagai berikut :
Materi Pendidikan Islam Di Madinah:
Pada fase madinah materi pendidikan yang di berikan cakupnya lebih
kompleks di bandingkan dengan materi pendidikan fase makkah. Diantara
pelaksanaan pendidikan islam di madinah ialah sebagai berikut: 5
1. Pendidikan ukhuwah (persaudaraan) antara kaum muslimin.
Dalam melaksanakan pendidikan ukhuwah ini, nabi Muhammad Saw. Bertitik
tolak dari struktur kekeluargaan yang ada pada msa itu. Untuk mempersatukan
keluarga itu nabi Muhammad berusaha untuk mengikatnya menjadi satu kesatuan
yang terpadu. Mereka di persaudarakan karena Allah bukan karena yang lain-lain.
Sesuai dengan isi konsitusi Madinah pula, bahwa antara orang yang beriman,
tidak boleh membiarkan saudaranya menanggung beban hidup dan utang yang
berat di sesame meraka. Antara orang beriman satu dengan yang lainnya haruslah
saling membantu dalam menghadapi segala persoalan hidup. Mereka harus
bekerja sama dalam mendatangkan kebaikan, mengurus kepentingan bersama, dan
menolak kejahatan atau kemudaratan atau kejahatan yang akan menimpa.
2. Pendidikan kesejahteraan social
Terjaminnya kesejahteraan social, tergantung pertama-tama pada terpenuhinya
kebutuhan pokok dari pada kehidupan sehari-hari. Untuk itu setiap orang harus
bekerja mencari nafkah tetapi problem yang dihadapi masyarakat baru di Madinah
dalam hal itu adalah masalah pekerjaan, terutama bagi kaum muhajiri, sedangkan
4 Zuhairini dkk ,Ibid hal,37
5 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (jakarta:Kencana,2009), hal 38
7
kaum anshor sudah mempunyai pekerjaan sebagai petani dan memiliki sebidang
tanah. Dan perdagangan, pada umumnya di kusai oleh orang-orang yahudi.
3. Pendidikan kesejahteraan keluarga kaum kerabat
Yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, dan anak-anaknya. Nabi
Muhammad
SAW
berusaha
untuk
memperbaiki
keadaan
itu
dengan
memperkenalkan dan sekaligus menerapkan system kekeluargaan kekerabatan
baru, yang berdasarkan kepada Allah. Dan berdasarka pada pengakuan hak-hak
individu, hak-hak keluarga dan kemurnian keturunannya dalam kehidupan
kekerabatan dan kemasyarakatan yang adil dan seimbang.
4. Pendidikan hankam (pertahanan dan keamanan)
Dakwah islam Masyarakat kaum muslim merupakan satu state(negara) dibawah
bimbingan nabi muhammad saw yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan
dasar bagi usaha dakwahnya untuk menyampaikan ajaran islam kepada seluruh
umat manusia secara bertahap. Oleh karena itu, setelah masyarakat kaum muslim
di madinah berdiri dan berdaulat, usaha Nabi Muhammad SAW berikutnya adalah
memperluas pengakuan kedaulatan tersebut dengan jalan mengajak kabilahkabilah sekitar nadinah untuk mengakui konstitusi madinah. Ajran tersebut di
sampaikan dengan baik-baik dan bijaksana. Untuk mereka yang tidak mau
mengikuti perjanjian damai ada dua kemungkinan tindakan Nabi Muhammad
SAW yaitu:
1. Kalau mereka tidak menyatakan permusuhan atau tidak menyerang kaum
muslim atau kaum kabilah yang telah mengikat perjanjian dengan kaum
muslim, maka mereka di biarkan saja.
2. Tetapi kalau mereka menyatakan permusuhan dan menyerang kaum
muslim atau menyerang mereka yang telah mengikat perjanjian damai
dengan kaum muslim, maka harus di tundukkan di perangi, sehingga
mereka menyatakan tunduk dan mengakui kedaulatan kaum muslim.
c. Pendidikan anak dalam islam
8
Dalam islam, anak merupakan pewaris ajaran islam yang dikembangkan
oleh Nabi Muhammad SAW dan generasi muda muslimlah yang akan
melanjutkan misi menyampaikan islam ke seluruh penjuru alam. Oleh karenanya
banyak peringatan-peringatan dalam Al-qur’an berkaitan dengan itu.
Adapun garis-garis besar materi pendidikan anak dalam islam yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh
Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13-19 adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Pendidikan Tauhid
Pendidikan Shalat
Pendidikan adab sopan santun dalam bermusyawarah
Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga
Pendidikan kepribadian
Pendidikan kesehatan
C. MADRASAH-MADRASAH DI MAKKAH DAN MADINAH
1.
Madrasah-Madrasah Di Makkah
Madrasah yang mengajarkan tentang agama di antaranya Al-Qur’an,
hukum-hukum halal dan haram serta mengajarkan tentang Tafsir, Hadits,
Fiqih dan Sastra. Guru yang mengajarkan pertama kali Al-Qur’an, hukumhukum halal dan haram adalah Mu’ad bin Jabal, yang mengajarkan tentang
Tafsir, Hadits, Fiqih dan Sastra adalah Abdullah bin Abbas.
Indikasi terpenting madrasah-madrasah di makkah, adalah bahwahampir
seluruh madrasah-madrasah di bangun oleh penguasa-penguasa atau
dermawan non-Hijazi.6
2.
Madrasah-Madrasah Di Madinah
Madrasah yang mengajarkan tentang agama di antaranya hadits, Fiqih,
qiraat dan disinlah bermunculan para ahli hadits, Fiqih, qiraat antara lain:
Ahli hadits Abdullah bin Umar,
Ahli Fiqih Zaid bin Tsabit
Ahli qiraat Zaid bin Tsabit,
Sedangkan ahli hadits dan Ahli Fiqih: Ibn Syihab Al-Zuhri
6 Abudin Nata, sejarah pendidikan islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal 79
9
Di banding dengan madrasah-madrasah di Makkah, pelacakan mengenai
sejarah madrasah-madrasah di Makkah lebih sulit. Sumber-sumber yang
berkenaan dengan sejarah Madinah kebanyakan bungkam tentang hal ini.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada terdidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kepribadian yang lebih baik,
yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal.7 Manusia
ideal adalah manusia yang sempurna akhlaqnya. Yang nampak dan sejalan dengan
misi kerasulan Nabi Muhammad saw, yaitu menyempurnakan akhlaq yang mulia
2. Pembinaan Pendidikan Islam
a. Pelaksanaan pendidikan islam di mekkah
Sebelum Muhammad memulai tugasnya sebagai rasul, yaitu melaksanakan
pendidikan Islam terhadap umatnya, Allah telah mendidik dan mempersiapkannya
untuk melaksanakn tugas tersebut secara sempurna, melalui pengalaman,
pengenalan serta peran sertanya dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan
budayanya.8 Dalam masa pembinaan pendidikan agama islam di Makkah Nabi
Muhammad juga mengajarkan alqur’an karena al-qur’an merupakan inti sari dan
sumber pokok ajaran islam. Disamping itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan
tauhid kepada umatnya.
b. Pelaksanaan pendidikan islam di madinah
Hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya sekedar berpindah dan
menghindarkan diri dari tekanan dan ancaman kaum Quraisy dan penduduk
Makkah yang tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang
7 Abudinnata, Filsafat Pendidikan Islam, hal. 101
8 Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011) , hal 18
10
mereka, tetapi juga mengandung maksud untuk mengatur potensi dan
menyusun kekuatan dalam menghadapi tantangan-tantangan lebih lanjut,
sehingga akhirnya nanti terbentuk masyarakat baru yang di dalamnya bersinar
kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan oleh
Muhammad SAW melalui wahyu Allah
3.
MADRASAH-MADRASAH DI MAKKAH
Madrasah yang mengajarkan tentang agama di antaranya Al-Qur’an,
hukum-hukum halal dan haram serta mengajarkan tentang Tafsir, Hadits,
Fiqih dan Sastra. Guru yang mengajarkan pertama kali Al-Qur’an, hukumhukum halal dan haram adalah Mu’ad bin Jabal, yang mengajarkan tentang
Tafsir, Hadits, Fiqih dan Sastra adalah Abdullah bin Abbas
Indikasi terpenting madrasah-madrasah di makkah, adalah bahwahampir
seluruh madrasah-madrasah di bangun oleh penguasa-penguasa atau
dermawan non-Hijazi.9
4.
MADRASAH-MADRASAH DI MADINAH
Madrasah yang mengajarkan tentang agama di antaranya hadits, Fiqih,
qiraat dan disinlah bermunculan para ahli hadits, Fiqih, qiraat antara lain:
Ahli hadits Abdullah bin Umar,
Ahli Fiqih Zaid bin Tsabit
Ahli qiraat Zaid bin Tsabit,
9 Abudin Nata, sejarah pendidikan islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal 79
11
DAFTAR PUSTAKA
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam . Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam . jakarta:Kencana,2009
Nata , Abudin, sejarah pendidikan islam . Jakarta: Rajawali Pers, 2012
12