Peran Guru dalam Membangun Karakter Bang

Urgensi Karakter Dan Peran Guru Dalam Membangun Karakter Bangsa
Melalui Pendidikan Karakter Usia Dini
Oleh: Navia Fathona Handayani
Apa yang membedakan orang Indonesia dan Cina? Apa yang membedakan
manusia yang satu dengan yang lainnya? Jika ada pertanyaan tersebut maka ada
yang menjawab, perempuan yang berjilbab ungu itu orangnya disiplin dan baik
hati, dan perempuan yang berjilbab merah itu orangnya kerja keras dan kreatif.
Kemudian yang membedakan orang Indonesia dan Cina itu adalah orang
masyarakat Indonesia memiliki toleransi tinggi dan ramah sedangkan orang Cina
itu pekerja keras dan ulet. Pembahasan diatas merupakan salah satu contoh dari
karakter seseorang atau suatu bangsa. Karakter merupakan suatu ciri khas dari
sebuah objek yang membedakan ia dengan yang lain.
Menurut Prof. Dr. Maragustam, MA, salah satu pemateri dalam Seminar
Pendidikan Karakter yang diadakan oleh Kalijaga Building Character Center
(KCBC) UIN Sunan Kalijaga mengatakan bahwa “Karakter adalah nilai-nilai
yang terpatri dan terukir dalam diri seseorang yang akan melandasi pikiran dan
menentukan sikap dan perilakunya, karakter itu dapat terbentuk melalui
pendidikan, pengalaman, pembiasaan, dan pengaruh lingkungan seseorang yang
akan menjadi kemudi hidup baginya”. Dan Menurut Simon Philips (2008),
karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang
melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan.

Karakter menjadi sangat penting bagi suatu Negara untuk menjadikan ia
Negara yang kuat dan bersatu. Ketika nilai-nilai sudah di resapi kedalam jiwa dan
perilaku dalam bentuk karakter, maka akan tumbuh rasa kekeluargaan, saling
membantu dan menjaga satu sama lain, yang tentunya akan menciptakan sebuah
kohesivitas dan akan mempengaruhi produktivitas suatu bangsa.
Jika seseorang atau suatu bangsa tidak memiliki karakter atau memiliki
karakter yang buruk, maka ia akan mudah dipengaruhi oleh orang lain karena
belum memiliki pegangan dan petunjuk

arah. Misalnya seseorang yang

berkarakter buruk seperti pemalas, ketika ujian ia mencontek jawaban temannya,

karena ia sudah malas untuk berfikir, ia hanya men-copy paste jawaban temannya,
dan ternyata jawaban salah dan ia pun tidak lulus dalam ujian, tetapi ketika
seseorang itu punya pendirian teguh maka ia tidak akan mudah untuk percaya
pada orang lain.
Saat ini Indonesia sedang dihadapi dengan banyaknya perilaku-perilaku
yang tidak mencerminkan moral dan karakter yang baik, mislanya semakin
banyak koruptor, anak-anak SD yang menonton film porno dan melakukan

pelecehan seksual pada temannya, dan guru yang mencabuli muridnya. Jika tidak
dihadapi dengan segera maka bagaimana jadinya bangsa Indonesia kedepannya.
Apakah kita mau dipimpin oleh para penerus bangsa yang moralnya
rendah, tentulah tidak, maka mulai saat ini kita harus bersama dan bersatu untuk
membangun Indonesia berkarakter kedepannya, tidak hanya pemrintah saja yang
bertanggung jawab dalam hal ini, tetapi semua elemen masyarakat khususnya
keluarga dan tentunya media informasi seperti Televisi. Kita harapkan lembaga
yang terkait benar-benar menyaring apa yang harus ditayangan atau tidak untuk
menyelamatkan karakter generasi bangsa. Kita tentu tidak mau jika karakter
penerus bangsa sebagai seseorang yang suka bertarung, saling membenci dan
membalas dendam.
Sudah dijelaskan diatas bahwa karakter dapat dibentuk melalui
pendidikan, maka disini orang yang menjadi tonggaknya adalah guru. Guru
menjadi yang terdepan dalam membangun karakter bangsa. Muhammad Nuh,
Menteri Pendidikan Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk dilaksanakannya
Pendidikan Karakter bagi masyarakat Indonesia khususnya anak-anak yang
menjadi generasi penerus bangsa. Saat ini sudah digalakkan untuk melaksanakan
pendidikan karakter dimulai dari usia dini.
Penanaman karakter sebaiknya dilakukan sejak dini, karena karakter dapat
terbentuk karena pembiasaan dan pengalaman. Karakter sangat dipengaruhi oleh

pengalaman masa kecil anak ketika di dalam keluarga seperti pola asuh yang
digunakan orangtua dalam mendidik anaknya. Menurut Sigmun Freud, lima tahun
pertama usia anak adalah usia emas dan kritis bagi pembentukan karakter

seseorang. Apapun yang dialami anak pada masa emas tersebut akan terbawa
hingga ia dewasa. Maka sangat penting membentuk karakter anak sejak dini.
Pendidikan karakter ini diharapkan menjadi solusi dari kebobrokan
karakter generasi bangsa Indonesia, karena kemajuan suatu bangsa sangat
ditentukan oleh bagaimana karakter dari warga negaranya. Oleh karena itu, bidang
pendidikan merupakan aspek yang penting dalam pembentukan mental anak,
karena pendidikan diterapkan sejak anak lahir di dunia.
Pendidikan tidak lepas dari seorang guru yang menjadi fasilitator untuk
anak dalam belajar. Perannya tidak dipungkiri lagi memberikan pengaruh besar
bagi perkembangan karakter anak. Guru tidak hanya bertugas untuk mentransfer
ilmunya tetapi ia juga harus mampu mentransferkan karakter pada anak didiknya,
dan tentu saja mentransfer karakter yang baik, bukan malah sebaliknya.
Peran guru dalam membangun karakter bangsa yaitu :


Guru sebagai pendidik

Guru adalah seseorang yang bertugas untuk mendidik seorang anak, ia
merupakan agen terpenting dalam membentuk bagaimana seseorang dimasa
depan. Guru menjadi seseorang yang menanamkan nilai-nilai terpuji bagi
siswanya. Memperbaiki perilaku yang buruk menjadi benar dan menjelaskan



apa yang harus dan tidak harus dilakukan.
Guru sebagai pengajar
Peran guru sebagai pengajar adalah membuat anak yang semula tidak tahu
akan sesuatu menjadi tahu, guru sebagai sumber pengetahuan bagi siswanya.
Guru harus mampu menimbulkan rasa keingintahuan pada muridnya, jangan
sampai ia melemahkan mental siswanya dengan tidak menghargai atau



mempermalukannya ketika ada bertanya tentang banyak hal.
Guru sebagai pendukung
Guru merupakan pendukung bagi siswanya, seorang guru harus bisa menjadi
motivator untuk anak didiknya, menjadi sumber inspirasi, dan menjadi

pendukung ketika anak didiknya mendapat masalah dalam pembelajaran
maupun urusan yang lain. Ia harus membangun komunikasi yang hangat
dengan anak didiknya, karena dengan begitu anak akan merasa nyaman dan
mampu mengeluarkan ide atau pendapatnya.



Guru sebagai model
Guru merupakan sarana untuk menanamkan karakter bangsa pada anak.
Mengapa? Karena guru adalah suatu panutan bagi siswanya. Jika ingin
membangun karakter bangsa maka perbaiki lebih dahulu karakter yang
dimiliki gurunya. Ketika seorang guru menerapkan karakter itu dalam
kehidupan sehari-hari maka sangat besar kemungkinan bahwa, murid akan
mencontoh karakter gurunya. Saat ini sangat miris jika kita lihat di media
bahwa guru yang melakukan tindak kekerasan terhadap murid, pelecehan
seksual, mencabuli dan lain sebagainya. Padahal seharusnya mereka
merupakan pelindung bagi muridnya, sebagai tempat mengadu dan tempat
yang paling aman dan nyaman untuk murid.

Sebagai penutup dalam tulisan ini, penulis mengharap bahwa kita semua harus

berperan dalam membantu pemerintah dalam mewujudkan dan membangun
karakter bangsa menjadi lebih baik, agar Indonesia di masa depan menjadi Negara
maju dan tetap jaya.