Treaty Room - Treaty

PROTOKOL
PERUBAHAN MEMORANDUM SALING PENGERTIAN
ANT ARA
KEMENTERIAN KESEHAT AN
REPUBLIK INDONESIA
DE NGAN
HELEN KELLER INTERNATIONAL
TENT ANG
PENYELENGGARAAN PROGRAM GIZI DAN PENCEGAHAN KEBUTAAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, selanjutnya disebut "KEMENKES", dan Helen
Keller International, selanjutnya disebut "HKI", selanjutnya secara bersama disebut "Para
Pihak";
BERKEINGINAN untuk merubah Memorandum Saling Pengertian antara Kemenkes dan
HKI tentang Penyelenggaraan Program Gizi dan Pencegahan Kebutaan, selanjutnya
disebut MSP, yang telah ditandatangani di Jakarta pada tanggal 5 Januari 2015;
TELAH MENCAPAI suatu pengertian sebagai berikut:

PASAL 3

Pasal 3 dari MSP harus diganti dengan berikut:


1. Para
(1 ).
(2).
(3).
(4).
(5).

Pihak sepakat untuk melaksanakan kerjasama pada wilayah
Propinsi Nusa Tenggara Timur
Propinsi Daerah lstimewa Yogyakarta
Propinsi Jawa Barat
Propinsi OKI Jakarta
Propinsi Sulawesi Selatan
ォ・セ。@

yang meliputi:

2. Setiap perubahan wilayah kerja lainnya wajib dikonsultasikan dan disetujui bersama
secara tertulis oleh Para Pihak.


Protokol ini menjadi bagian tak terpisahkan dari MSP.
Perubahan ini mulai berlaku pada tanggal penandatanganan dan berlaku selama periode

MSP.

SEBAGAI BUKTI , para penandatangan, telah menandatangani Protokol ini.

dalam rangkap dua asli,

DIBUAT di Jakarta pada tanggal

dalam bahasa Indonesia dan bahasa lnggris, yang mempunyai kekuatan hukum yang
sama. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, dokumen dalam bahasa Indonesia yang
berlaku.

UNTUK KEMENTERIAN KESEHAT AN
REPUBLIK INDONESIA

UNTUK HELEN KELLER INTERNATIONAL


r セォM

Prateek Gupta

COUNTRY DIRECTOR

ARAHAN PROGRAM PENYEBAB DAN KONSEKUENSI KEBUTAAN PADA ANAK

Semua program yang akan dilaksanakan di bawah Protokol Perubahan MSP ini harus
sejalan dengan strategi KEMENKES tentang pembangunan nasional dan daerah.

I.

KEGIATAN-KEGIATAN

Berdasarkan tujuan dan ruang lingkup kegiatan, arahan program sebagai berikut:
1. Pengembangan protokol untuk penyediaan perawatan mata di fasilitas utama dan
mengembangkan modul pelatihan kader dari tenaga kesehatan di sistem kesehatan.
2. Pelatihan pelatih layanan kesehatan mata anak melalui komunitas, sekolah dan pusat

kesehatan primer.
3. Pelatihan dokter mata untuk pemeriksaan awal retina mata dan pengobatan pasien
ROP.
4. Pelatihan kesehatan mata anak untuk paling sedikitnya satu orang tenaga kesehatan di
Puskesmas.
5. Pelatihan untuk pejabat pemerintahan terkait agar dapat melakukan fungsi pengawasan
kepada kegiatan-kegiatan terkait kesehatan anak.
6. Pelatihan guru untuk melakukan skrining tajam penglihatan.
7. Melaksanakan skrining tajam penglihatan bagi siswa.
8. Perawatan kesehatan mata anak di Rumah Sakit.
9. Mengarahkan anak berkebutuhan khusus yang berhasil ditemukenali agar dapat
bersekolah di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dan mengunjungi pusat
layanan low vision .
10. Pendidikan masyarakat tentang layanan kesehatan mata anak yang dilaksanakan
melalui masyarakat itu sendiri, sekolah dan pusat kesehatan primer.
11 . Menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dengan tujuan untuk berbagi informasi tentang
pembelajaran yang terjadi (lessons learned) dan data yang dikumpulkan.

II.


ANGGARAN

HKI Indonesia merancang anggaran yang disesuaikan dengan rencana kegiatan.
Sebelum adanya rencana kegiatan yang terperinci , HKI Indonesia membuat perkiraan
investasi sebesar Rp. 2,503,674,948 (US$ 428,420) selama tiga tahun. lnvestasi khusus
untuk program penyebab dan konsekuensi kebutaan pada anak, diuraikan pada matrix
sebagai berikut:

Tahun 1 (IDR)

Tahun 2 (IDR)

Tahun 3 (IDR)

479,907,990

565,758,743

1,032,634,980


1, 774,812, 735

236,065,000

171,975,000

236,065,000

270,000,000

270,000,000

270,000,000

Dukungan bagi mitra
kerja

270,000,000

Layanan kegiatan


206,455,500

Pelatihan
Komunikasi

dan

advokasi
Monitoring
Evaluasi

Ill.

dan

LO KASI

Lokasi untuk penerapan kegiatan program adalah sebagai berikut dan akan dilakukan
secara bertahap:

a.

Provinsi Sulawesi Selatan.

Penerapan program akan diprioritaskan sesuai dengan rekomendasi dari hasil identifikasi
kebutuhan. Setiap perubahan wilayah kerja harus mendapat persetujuan secara tertulis oleh
Para Pihak.
IV.
MITRA LOKAL
Dalam melaksanakan program, HKI akan bekerjasama dengan mitra lokal, yaitu:
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dan OKI Jakarta
Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
BAPPEDA, Sulawesi Selatan
Sadan Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kelurahan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
7. Rumah sakit RSUP Dr Wahiddin Sudirohusodo
8. Rumah sakit Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
9 . Universitas Hasanuddin
10. BKMM

11 . PERDAMI
12. IROPIN
13. PERTUNI
14. Yayasan BaKTI

1.
2.
3.
4.
5.
6.

V.

LAPORAN

HKI INDONESIA akan membuat laporan perkembangan tahunan kepada Direktur Gizi
Masyarakat dan ditembuskan kepada Direktur Pelayanan Kesehatan Primer, Direktur
Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Direktur Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak
Menular serta Biro Kerja Sama Luar Negeri (Biro KSLN) - KEMENKES.

Laporan tersebut akan mencakup:

1.
2.
3.
4.

Kegiatan dan hasil yang tercapai dan kegiatan yang masih berlanjut.
Laporan keuangan mengenani pengeluaran program dan projek, termasuk
pengeluaran untuk keahlian teknis.
Pengkajian (asesmen) dan rekomendasi untuk rencana selanjutnya.
Keadaan yang tidak diperkirakan dan halangan yang dihadapi.

VI.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

1.

Pemantauan dan evaluasi akan dilakukan paling sedikit dua kali dalam setahun oleh

HKI bersama dengan KEMENKES dan instansi terkait.
HKI INDONESIA akan berkoordinasi dengan pihak terkait dalam pelaksanaan
kegiatan pemantauan dan evaluasi.
Hasil pemantauan dan evaluasi akan dilaporkan oleh HKI INDONESIA kepada
KEMENKES dan instansi terkait.
Sebelum pelaksanaan pemantauan dan evaluasi, KEMENKES dan HKI Indonesia
akan melakukan rapat koordinasi persiapan untuk mendiskusikan kesiapan SOM
dan pembiayaan serta hal-hal lain yang diperlukan.

2.
3.
4.

VII.

KESIMPULAN

Arahan Program ini memberikan arahan ringkas dan strategi yang dikehendaki sesuai
dengan persetujuan MSP. Arahan Program ini merupakan bagian tak terpisahkan dari
Protokol Perubahan MSP ini dan merupakan tambahan Arahan Program yang merupakan
bagian dalam MSP yang telah ditandatangani pada tanggal 5 Januari 2015.

PROTOCOL
AMENDING THE MEMORANDUM OF UNDERSTANDING
BETWEEN
MINISTRY OF HEALTH
OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
AND
HELEN KELLER INTERNATIONAL
ON
IMPLEMENTATION OF NUTRITION PROGRAM AND PREVENTION OF BLINDNESS

The Ministry of Health of the Republic of Indonesia, herein after referred to as "MOH", and
Helen Keller International, herein after referred to as "HKI", and jointly together shall be
referred to as "The Parties";
DESIRING to amend the Memorandum of Understanding between MOH and HKI on

Implementation of Nutrition Program and Prevention of Blindness, herein after referred to as
"MOU", signed in Jakarta on 5th January 2015;
HAVE REACHED the following understanding:

ARTICLE 3
Article 3 of the MOU shall be replaced by following:

1. The
(1 ).
(2).
(3).
(4).
(5).

Parties agreed to implement this cooperation in the following work areas:
Province of East Nusa Tenggara
Special Province of Yogyakarta
Province of West Java
Province of Jakarta
Province of South Sulawesi

2. Any change in the work area shall be consulted and approved jointly in writing by the
Parties.

This protocol is an integral part of the MOU.
This amendment shall come into force on the date of signing and be valid for the period of
MOU.

IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, have signed this Protocol.
DONE in duplicate at Jakarta on エィ・

o セ@

day of

m。

イ 」セ@

in the year

1.. 0 I b

in

Indonesian and English languages, both of the text being equally authentic. In case of any
divergence of interpretation, the Indonesian texts shall prevail.

FOR MINISTRY OF HEALTH
REPUBLIC OF INDONESIA

FOR HELEN KELLER INTERNATIONAL

Prateek Gupta
COUNTRY DIRECTOR

PROGRAM DIRECTION FOR CAUSES AND CONSEQUENCES OF CHILD BLINDNESS

All programs under this Protocol Amending of the MOU shall be in line with the national and
regional development strategies of MoH

I.

ACTIVITIES

Below are the suggested activities to support the program direction:
1. Development of protocols for the provision of eye care at the primary facilities and
develop modules for training of various cadres of health workers within the health
system.
2. Training of trainers for pediatric eye health services through community, schools and
primary health centers
3. Training of ophthalmologists in medical retina for screening and treatment of ROP
patients
4. Training of at least one staff member in pediatric eye health at the Puskesmas
5. Training of government officials to oversee child health activities
6. Training of teachers to conduct visual acuity screening
7. Screening of students for visual acuity
8. Treatment of children for eye health at the hospitals
9. Directing children identified with special needs to inclusive schools and low vision clinics.
1O. Education of people regarding pediatric eye health services through the community,
schools and primary health centers.
11 . Organize dissemination events to share information about lessons learned and data
gathered.

II.

BUDGET

HKI Indonesia will develop a budget that is tailored to the agreed action plan.
In the absence of a detailed plan of action, HKI Indonesia would estimate an investment of
Rp. 2,503,674,948 (US$ 428,420) over three years, with the following matrix. The
investment is specifically to fund the causes and consequences of child blindness program.

Support
implementing
partners

Year 1 (IDR)

Year 2 (IDR)

Year 3 (IDR)

270,000,000

-

-

206,455,500

479,907,990

565,758,743

-

1,032,634,980

1, 774,812, 735

236,065,000

171,975,000

236,065,000

. ... ...

. ... ...

. ......

to

Service delivery
Training
Communications and
Advocacy
Monitoring
. . ... . u • r- 1u•1•

and
N⦅LF

LョNQ

aN ヲエN

aN

Mセa

ヲエ

jN

Ta

Nャ

M⦅NTF

aT

TNヲエj

Nャ



Ill.

LOCATION

The specific locations for implementation of program activities are as follows and by
stages:

a.

Province South Sulawesi.

Implementation of the program will be prioritized according to recommendation from the
need identification. Any change of the geographical working areas shall be agreed in writing
by The Parties.

IV.

LOCAL PARTNER
In implementing the program, HKI will cooperate with local partners, namely:
1. The provincial health office of South Sulawesi and OKI Jakarta
2. The provincial Education Office of South Sulawesi
3. BAPPEDA, South Sulawesi
4. Sadan Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kelurahan
5. District Health Offices
6. District Education Offices
7. RSUP Dr Wahiuddin Sudirohusodo hospital
8. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo hospital
9. Universitas Hasanuddin
10. BKMM
11 . PERDAMI
12. IROPIN
13. PERTUNI
14. Yayasan BaKTI

V.

REPORTING

HKI INDONESIA will prepare an annual progress report to be submitted to the Director of
Community Nutrition and copied to Director of Primary Health Services, Director of Referral
Health Services and Director of Non Communicable Disesase Control and Prevention, also
to Bureau for International Cooperation. The content of the report will cover:
1.
Activities and achievement of the completed and ongoing projects and programs.
2.
Financial report, regarding expenditures for the programs and projects including
technical expert expenses.
3.
Assessments and recommendations for further actions.
4.
Unforeseen events and constraints faced.

VI.

1.

2.
3.
4.

MONITORING AND EVALUATION

Monitoring and evaluation shall be conducted by HKI together with MOH and relevant
local partners at various levels (province, district etc.) two time in year, as part of
specified projects activities.
HKI INDONESIA shall coordinate these activities with prior agreement from all
stakeholders.
The results of the monitoring and evaluation exercises shall be submitted by HKI
INDONESIA to the MOH and related Government Institutions as required.
Prior to the Monitoring and Evaluation program, MOH and HKI shall conduct the
preparatory meeting to discuss regarding the human resources and financial
settlements of conducting this visit.

CONCLUSION

This Program Direction provides a brief overview of direction and strategy desired as agreed
in the MOU. The Program Direction shall constitute an integral part of this protocol amending
of the MOU as additional of Program Direction that part of MOU signed on 5 January 2015.