Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Steroid Triterpenoid Dari Sponge Suberites diversicolor Becking & Lim
DAFTAR PUSTAKA
Amir, I., dan Bidiyanto, A. (1996). Mengenal Spons Laut (Demospongia) Secara
Umum. Jurnal Oseana. 21 (2): 15-23.
Becking, L.E., dan S.C., Lim. (2009). A New Suberites (Demospongiae:
Hadromerida: Suberitidae) From The Tropical Indo-West Pasific. Journal:
Zoo. Med. Leiden. 83(29). Hal: 853-862.
Becking, L.E., Erpenbeck, D., Peijnenburg, K dan Nicole, J., de V. (2013).
Phylogeography Of The Sponge Suberites diversicolor in Indonesia:
Insights Into The Evolution Of Marine Lake Population. Journal. 10 (8) l:
1-10.
Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.
Padang: Andalas University Press. Hal. 3-5, 21.
Day, A.R., dan Underwood, A.L. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi
keenam. Jakarta: Erlangga. Hal. 387.
Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 322-337, 516, 518, 522.
Depkes. (1999). Cara Pengelolaan Simplisia yang Baik. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pengawas Obat dan Makanan. Hal. 3-4.
Dewi, S.A., Tri, A.H., dan Hedi, I.J. (2012). Studi Pengaruh Polutan terhadap
Produksi Aaptamin dan Sitotoksisitas Ekstrak Pekat dari Aaptos
suberitoides. Jurnal. 7 (1): 97-121. ISSN. 2089-5690
Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 10-17.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 33.
Ditjen POM. (1986). Sediaan Galenik. Jilid II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Hal. 19-22.
Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants.
Journal of Pharmaceuticals Science. 55 (3): 247-268.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Hal. 323, 353-361.
46
Gritter, R.J., Bobbit, J., dan Schwarting, A.E. (1991). Pengantar Kromatografi.
Penerjemah: Kokasih Padmawinata. Edisi 2. Bandung: ITB. Hal. 107-146.
Handayani, D., Mega, Y., Yohanes, A., dan Nicole, J. (2012). Isolasi Senyawa
Sitotoksik Dari Spons laut Petrosia sp . Jurnal Perikanan. 7 (1): 69–76.
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia. Terjemahan: Kosasih Padmawinata, dan
Iwang Soediro. Edisi kedua. Bandung: Penerbit ITB. Hal.147-148, 234.
Hostettmann, K., Hostettmann, M., dan Marston, A. (1995). Cara Kromatografi
Preparatif: Penggunaan pada Isolasi Senyawa Alam. Penerjemah Kosasih
Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 9-11.
Murniasih, T. (2003). Metabolit Sekunder Dari Sponge Sebagai Bahan ObatObatan. Jurnal Oseana. 28 (3): 27-33.
Ningrum, P.I. (2011). Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides
Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa. Jurnal. 1(1):1-13.
Pechenik, S.A. (2005). Biology Of The Invertebrata Fifth Edition. New York: Mc
Graw Hill. Hal. 4-5.
Rahman, Usman, H., dan Ahmad A. (2014). Isolasi, Identifikasi Dan Uji
Bioaktivitas Metabolit Sekunder Ekstrak Kloroform Spons Petrosia
Alfiani Dari Kepulauan Barrang Lompo. Jurnal. 1 (1): 2-8.
Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi VI. Bandung:
Penerbit ITB. Hal. 139, 154.
Rombang, W.A.R. (2003). Isolasi dan Penentuan Struktur Bisdemetilaaptamin
dari Sepon Aaptos Sp. Taman Laut Bunaken. Indonesian Journal Of
Chemistry. 3 (3): 156-159.
Romimohtarto, K., dan Sri J. (2001). Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Tentang
Biota Laut. Jakarta: Djambatan. Hal. 114-126.
Sapar, A., Kumanireng, S., Voogd, N., dan Alfian, N. ( 2004). Isolasi Dan
Penentuan Struktur Metabolit Sekunder Aktif Dari Spons Biemna triraphis
Asal Pulau Kapodasang (Kepulauan Spermonde). Marina Chimica Acta.
Jurnal. 5 (1): 2-5.
Saputri, E.N.D., Awik, P.D., dan Nurlita, A. (2011). Jumlah Total Dan Diferensial
Leuosit Mencit (Mus Musculus) Pada Evaluasi In Vivo Antikanker Ekstrak
Spons Laut Aaptos suberitoides. Jurnal. 1(1): 1-25.
Sastrohamidjojo, H. (1985). Kromatografi. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Hal. 2236.
47
Stahl, E. (1985). Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi.
Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwany Soediro. Bandung: ITB.
Hal. 3-18.
Suwignyo, S., Bambang, W., Yusli, W dan Majariana, K. (2005). Avertebrata Air.
Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 34-40.
Tyler, V.E., Brady, L.R., dan Robbers, J.E. (1977). Pharmacognosy. Third
Edition. Philadelphia: Lea and Febriger. Hal. 25-26.
48
Amir, I., dan Bidiyanto, A. (1996). Mengenal Spons Laut (Demospongia) Secara
Umum. Jurnal Oseana. 21 (2): 15-23.
Becking, L.E., dan S.C., Lim. (2009). A New Suberites (Demospongiae:
Hadromerida: Suberitidae) From The Tropical Indo-West Pasific. Journal:
Zoo. Med. Leiden. 83(29). Hal: 853-862.
Becking, L.E., Erpenbeck, D., Peijnenburg, K dan Nicole, J., de V. (2013).
Phylogeography Of The Sponge Suberites diversicolor in Indonesia:
Insights Into The Evolution Of Marine Lake Population. Journal. 10 (8) l:
1-10.
Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.
Padang: Andalas University Press. Hal. 3-5, 21.
Day, A.R., dan Underwood, A.L. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi
keenam. Jakarta: Erlangga. Hal. 387.
Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 322-337, 516, 518, 522.
Depkes. (1999). Cara Pengelolaan Simplisia yang Baik. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pengawas Obat dan Makanan. Hal. 3-4.
Dewi, S.A., Tri, A.H., dan Hedi, I.J. (2012). Studi Pengaruh Polutan terhadap
Produksi Aaptamin dan Sitotoksisitas Ekstrak Pekat dari Aaptos
suberitoides. Jurnal. 7 (1): 97-121. ISSN. 2089-5690
Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 10-17.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 33.
Ditjen POM. (1986). Sediaan Galenik. Jilid II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Hal. 19-22.
Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants.
Journal of Pharmaceuticals Science. 55 (3): 247-268.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Hal. 323, 353-361.
46
Gritter, R.J., Bobbit, J., dan Schwarting, A.E. (1991). Pengantar Kromatografi.
Penerjemah: Kokasih Padmawinata. Edisi 2. Bandung: ITB. Hal. 107-146.
Handayani, D., Mega, Y., Yohanes, A., dan Nicole, J. (2012). Isolasi Senyawa
Sitotoksik Dari Spons laut Petrosia sp . Jurnal Perikanan. 7 (1): 69–76.
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia. Terjemahan: Kosasih Padmawinata, dan
Iwang Soediro. Edisi kedua. Bandung: Penerbit ITB. Hal.147-148, 234.
Hostettmann, K., Hostettmann, M., dan Marston, A. (1995). Cara Kromatografi
Preparatif: Penggunaan pada Isolasi Senyawa Alam. Penerjemah Kosasih
Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 9-11.
Murniasih, T. (2003). Metabolit Sekunder Dari Sponge Sebagai Bahan ObatObatan. Jurnal Oseana. 28 (3): 27-33.
Ningrum, P.I. (2011). Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides
Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa. Jurnal. 1(1):1-13.
Pechenik, S.A. (2005). Biology Of The Invertebrata Fifth Edition. New York: Mc
Graw Hill. Hal. 4-5.
Rahman, Usman, H., dan Ahmad A. (2014). Isolasi, Identifikasi Dan Uji
Bioaktivitas Metabolit Sekunder Ekstrak Kloroform Spons Petrosia
Alfiani Dari Kepulauan Barrang Lompo. Jurnal. 1 (1): 2-8.
Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi VI. Bandung:
Penerbit ITB. Hal. 139, 154.
Rombang, W.A.R. (2003). Isolasi dan Penentuan Struktur Bisdemetilaaptamin
dari Sepon Aaptos Sp. Taman Laut Bunaken. Indonesian Journal Of
Chemistry. 3 (3): 156-159.
Romimohtarto, K., dan Sri J. (2001). Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Tentang
Biota Laut. Jakarta: Djambatan. Hal. 114-126.
Sapar, A., Kumanireng, S., Voogd, N., dan Alfian, N. ( 2004). Isolasi Dan
Penentuan Struktur Metabolit Sekunder Aktif Dari Spons Biemna triraphis
Asal Pulau Kapodasang (Kepulauan Spermonde). Marina Chimica Acta.
Jurnal. 5 (1): 2-5.
Saputri, E.N.D., Awik, P.D., dan Nurlita, A. (2011). Jumlah Total Dan Diferensial
Leuosit Mencit (Mus Musculus) Pada Evaluasi In Vivo Antikanker Ekstrak
Spons Laut Aaptos suberitoides. Jurnal. 1(1): 1-25.
Sastrohamidjojo, H. (1985). Kromatografi. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Hal. 2236.
47
Stahl, E. (1985). Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi.
Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwany Soediro. Bandung: ITB.
Hal. 3-18.
Suwignyo, S., Bambang, W., Yusli, W dan Majariana, K. (2005). Avertebrata Air.
Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 34-40.
Tyler, V.E., Brady, L.R., dan Robbers, J.E. (1977). Pharmacognosy. Third
Edition. Philadelphia: Lea and Febriger. Hal. 25-26.
48