Pengetahuan Tentang Osteoporosis dan Asupan Kalsium Pada Wanita Pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2003).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang yang dipelajari antara lain menyebutkan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.


(2)

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi ril (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam suatu stuktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari penggunaan kata – kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk ke seluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi – formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun,


(3)

dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan – rumusan yang telah ada. f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara anak – anak yang cukup gizi dengan anak – anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab ibu – ibu tidak mau ber – KB dan sebagainya.

3. Jenis Pengetahuan

a. Pengetahuan Implisit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor – faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip (Wikipedia, 2007 ¶ 5).

Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan mengendara sepeda. Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan keterampilan, namun tidak lantas dalam bentuk – bentuk yang tertulis. Pengetahuan implisit seringkali berisi kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya (Wikipedia, 2007 ¶ 6).


(4)

b. Pengetahuan Eksplisit

Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media dan semacamnya. Jenis pengetahuan ini telah diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas (Wikipedia, 2007 ¶ 8).

Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how – to. Pengetahuan juga bisa ditermediakan secara audio visual. Hasil kerja seni dan desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari keterampilan, motif dan pengetahuan manusia (Wikipedia, 2007 ¶ 9).

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan dapat diperoleh dengan metode sebagai berikut :

a. Metode Nonilmiah

Cara kuno atau tradisional yang dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara nonilmiah, tanpa melalui penelitian. Cara – cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi (Notoatmodjo, 2010) :

1) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang


(5)

apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan cara coba – coba saja. Cara ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan cara yang lain.

2). Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

3). Cara kekuasan atau otoritas

Para pemegang otoritas, hak pemimpin pemerintahan, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. Prinsip inilah yang membuat orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang ditemukannya adalah benar.

4). Berdasarkan pengalaman

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan atau merujuk cara tersebut. Tetapi bila ia gagal menggunakan cara tersebut, ia tidak akan mengulangi cara itu dan


(6)

berusaha untuk mencari cara yang lain sehingga berhasil memecahkan masalahnya.

5). Cara akal sehat

6). Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut – pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.

7). Kebenaran secara intuitif

Kebenaran ini diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh secara intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara – cara yang rasional dan sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

8). Melalui jalan pikiran

Disini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

9). Induksi

Dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan berdasarkan pengalaman – pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra.


(7)

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan – pernyataan umum ke khusus.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : a. Pendidikan

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

b. Media

Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Contoh dari media massa ini adalah telivisi, radio, koran dan majalah.

c. Informasi

Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah ”that

of which one is apprised or told : intelegence, news”. Kamus lain

menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program computer. Adanya perbedaan defenisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan, sedangkan informasi itu


(8)

dijumpai dalam kehidupan sehari – hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi (Wikipedia, 2007, ¶ 12).

B. Pramenopause

1. Pengertian Pramenopause

Pramenopause terjadi pada 4 – 5 tahun sebelum masa menopause, dimana keluhan klimakterium timbul, namun hormon estrogen masih terbentuk. Bila kadar estrogen menurun, maka terjadi perdarahan tidak teratur (Pieter, 2011).

Pramenopause, masa ini biasanya terjadi selama kira – kira 4 – 5 tahun, dan dimulai sebelum menopause itu sendiri, saat pertama kali merasakan gejala menopause misalnya hot flushes (rasa panas), berkeringat pada malam hari, menstruasi tidak teratur. Apabila seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama satu tahun dengan usia dibawah 50 tahun, maka ini merupakan tanda akhir masa pramenopause dan awalnya dimulainya menopause (Rebecca, 2007).

2. Gejala Pramenopause

Ada beberapa gejala yang lazim di alami oleh wanita pada saat pramenopause seperti : hot flushes yaitu rasa panas yang datang mendadak pada wajah, lengan, leher, dan tubuh bagian atas, dan mengucurnya keringat pada malam hari, kelelahan yang secara berlebihan, kram atau kejang urat, sendi, otot, dan urat terasa sakit, bahkan memburuknya kondisi kesehatan dan terjadinya osteoporosis beberapa tahun sesudah mengalami gejala tersebut (Hadibroto, 2003).


(9)

C. Osteoporosis

1. Pengertian Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur jaringan tulang yang berakibat menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang serta resiko terjadinya patah tulang (Wikipedia, 2012 ¶ 1).

Osteoporosis merupakan suatu keadaan dimana tulang menjadi keropos, tanpa merubah bentuk atau struktur luar tulang, namun daerah dalam tulang menjadi berlubang – lubang sehingga mudah patah. Sebenarnya istilah osteoporosis telah dikenal sejak zaman yunani kuno, osteo berarti tulang dan

porosis berarti lubang atau tulang yang berlubang (Roesma, 2006).

Gambar 1. Osteoporis

2. Faktor Resiko Osteoporosis

Secara umum, faktor resiko osteoporosis terbagi dalam 2 kelompok yaitu faktor kelompok yang tidak dihindarkan dan faktor kelompok yang bisa mempengaruhi.


(10)

a. Faktor Kelompok yang Tidak Dihindarkan

1) Jenis Kelamin

Dalam osteoporosis wanita lebih banyak berisiko dari pada pria. Alasannya karena wanita mempunyai tulang yang lebih tipis dan kecil. Wanita juga kehilangan massa tulang dengan cepat setelah menopause. Sekitar usia 45 tahun ketika produksi hormon wanita berkurang terdapat penurunan yang drastis dibandingkan dengan tulang laki – laki yang memiliki usia yang sama.

2) Usia

Osteoporosis dapat terjadi pada semua usia, namun hal ini lebih banyak terjadi pada orang lanjut usia. Semua orang akan mengalami kehilangan kepadatan tulang seiring dengan bertambahnya usia.

3) Riwayat Kesehatan dan Faktor Negatif

Orang yang memiliki riwayat kesehatan dan faktor negatif merupakan faktor yang tidak dihindarkan seperti : a) menstruasi yang tidak teratur atau tidak terjadi menunjukkan kurangannya hormon estrogen, b) kecelakaan yang melibatkan patah tulang, sehingga menyebabkan pengurangan massa pada tulang, c) operasi pada lambung atau usus yang menyebabkan penyerapan kalsium dan vitamin D dari makanan berkurang.

Histerektomi tanpa pengangkatan indung telur menjurus ke penurunan estrogen untuk sementara (kadang – kadang menetap) dan memajukan awal terjadinya menopause, dan sterilisasi dengan


(11)

pengikatan tuba, yang juga dapat mengurangi kadar estrogen serta penyakit menahun terutama yang melibatkan imobilisasi atau penghambatan pembentukan tulang baru seperti kanker.

4) Faktor – faktor Lain

Adapun faktor – faktor lain yang mendukung terjadinya osteoporosis antara lain : anak kembar cenderung memiliki massa tulang yang lebih rendah. Wanita yang tidak mempunyai anak pada saat mencapai usia menopause memiliki massa tulang yang sedikit lebih rendah dan kemungkinan osteoporosis dapat meningkat.

b. Faktor yang Bisa Mempengaruhi

Adapun faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya osteoporosis yaitu karena mengkonsumsi kafein secara berlebihan, merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol lebih dari satu gelas per hari. Gaya hidup yang tidak banyak bergerak atau ketidakaktif yang terpaksa karena penyakit atau cacat. Kekurangan vitamin C, D, K, dan kurangnya unsur mineral yaitu seng, mangan, magnesium, tembaga. Serta pil pencegah kehamilan (Pil Kb) memiliki efek dua arah yaitu mengurangi atau meningkatkan angka kepadatan mineral tulang (Gomez, 2003).

Osteoporosis yang terkait dengan kehamilan biasanya terjadi selama tahap akhir kehamilan (minggu ke 28 – 40) atau sesaat setelah melahirkan. Osteoporosis ini umumnya hanya merupakan kondisi sementara dan terutama terjadi pada kehamilan pertama. Menyusui dapat juga menyebabkan pengurangan kepadatan tulang, namun hal ini cenderung pulih kembali setelah berhenti menyusui. Orang yang


(12)

memiliki berat badan rendah dan memiliki tubuh yang kurus mempunyai resiko khusus terjadinya osteoporosis (Rebecca, 2007).

3. Pencegahan Osteoporosis

Ada 2 bentuk pencegahan osteoporosis yang pertama adalah menghindari osteoporosis dan yang kedua adalah pencegahan keparahan sesudah osteoporosis mulai berkembang. Namun kedua bentuk pencegahan yang digunakan untuk menghindari osteoporosis juga berguna untuk mencegah keparahan sesudah osteoporosis terjadi (Lane, 2003).

Beberapa bentuk pencegahan osteoporosis yaitu : a. Kalsium

Kalsium adalah cara perawatan pertama yang digunakan untuk osteoporosis. Setiap orang tahu bahwa asupan kalsium yang memadai adalah suatu keharusan untuk tulang yang sehat, dan sebagian besar dari kalsium 75% datang dari produk susu. Susu yang baik mengandung lemak yang penuh, dan keju adalah sumber kalsium yang terkaya (Gomez, 2003). b. Terapi Pengganti Hormon (Hormon Replacement Therapy)

Terapi pengganti hormon melibatkan penggunaan estrogen, baik estrogen saja maupun dikombinasikan dengan hormon progesteron, karena estrogen saja dapat meningkatkan resiko kanker rahim. Biasanya progestin (progesteron) ditambahkan dalam formula. Progestin yang digunakan bersamaan dengan estrogen atau pada hari yang berlainan biasanya mencegah perkembangan kanker rahim. HRT saat ini tersedia dalam berbagai bentuk, bentuk yang paling umum adalah pil atau tablet, namun


(13)

sebagian wanita memilih skin patch karena mudah digunakan, murah dan mudah dihentikan bila tidak perlu lagi (Lane, 2003).

c. Vitamin D

Vitamin D meningkatkan metabolisme tulang dan dapat meningkatkan penyerapan kalsium dalam usus, selain itu vitamin D juga dapat meningkatkan aktivitas osteoklas, sel pembentuk tulang, jadi dosis ringan vitamin D dan kalsium secara bersamaan akan mengurangi resiko patah tulang. Orang dewasa yang sehat umumnya membutuhkan sekitar 10 mg vitamin D perhari, sedangkan untuk orang yang osteoporosis direkomendasikan 20 mg sebagai asupan harian. Makanan yang secara alamiah kaya akan mengandung vitamin D termasuk ikan berminyak (makeral, sardine, salmon, tuna), telur, hati, keju (Rebecca, 2007).

d. Gaya Hidup Lebih Baik

Selain pencegahan melalui pemenuhan asupan kalsium dan vitamin D setiap hari, hal lain yang perlu diperhatikan adalah memperbaiki gaya hidup. Diantaranya, menghentikan kebiasaan merokok, minum – minuman keras, dan mengkonsumsi kopi secara berlebihan.

e. Olahraga

Olahraga yang teratur dapat menyehatkan, menjaga kebugaran tubuh, serta memelihara kekuatan tulang. Menurut penelitian, olahraga dapat menahan dan membentuk massa tulang pada wanita pascamenopause. Latihan fisik harus mempunyai unsur pembebanan pada tubuh atau anggota gerak dan penekanan pada axis tulang, seperti jalan, jogging, aerobik (termasuk dansa), dan jalan naik atau turun bukit (Kasdu, 2002).


(14)

D. Asupan Kalsium

Asupan kalsium merupakan bagian terpenting yang diperlukan dalam nutrisi wanita. Suplemen kalsium diperlukan jika wanita tidak meminum 3 – 4 cangkir susu atau yogurht setiap hari (Bohme, 2001).

Kalsium merupakan salah satu sumber zat gizi yang penting untuk mencegah osteoporosis. Bahkan, kalau pencegahan osteoporosis dimulai dari masa kanak – kanak akan membantu pencapaian massa tulang yang lebih tinggi di usia dewasa nanti (Kasdu, 2002).

1. Manfaat Mengkonsumsi Kalsium

Berikut ini beberapa keuntungan mengkonsumsi kalsium tinggi antara lain : a. Menormalkan tekanan darah pada penderita yang sensitif terhadap garam. b. Meringankan keluhan – keluhan di saat haid (pre menstruasi syndrome). a. Meringankan kram kaki pada ibu hamil.

b. Menurunkan kemungkinan terjadinya kehilangan masa tulang selama menyusui.

c. Menurunkan resiko terjadinya kanker usus dan membantu mineralisasi gigi (Kasdu, 2002).

d. Sebagai pembentukan tulang dan gigi, mengatur pembekuan darah, sebagai katalisator berbagai reaksi biologik seperti absorpsi vitamin B 12, tindakan enzim pemecah lemak, dan sebagai transpor membran sel (Almatsier, 2001)

2. Kebutuhan Kalsium Perhari

Para ahli sepakat, bahwa sumber kalsium terbaik adalah dari makanan sehari – hari. Selain mendapatkan kalsium, makanan juga bisa menyumbang


(15)

mineral, fosfor, dan seng yang bernama kalsium yang dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Kandungan kalsium dari makanan sehari – hari berkisar antara 300 mg. Selanjutnya, dihitung tambahan makanan kaya kalsium yang dikonsumsi perhari, seperti susu, keju dan yogurt (Kasdu, 2002).

Tabel 2.1 Kebutuhan Kalsium Berdasarkan Usia

No Usia (Tahun) Kalsium (mg)

1 0,5 400

2 0,5 – 1 600

3 1 – 10 800

4 11 – 24 1.200 – 1.500

5 25 – 29 1.000

6 Pramenopause 1.000

7 Postmenopausal (dengan TSH/estrogen) < 65 1.000 8 Postmenopausal (tanpa TSH/estrogen) < 65 1.500

9 Hamil atau menyusui 1.200 – 1.500

10 Pria > 65 1.500

(Kasdu, 2002).

3. Jenis Makanan Sumber Kalsium

Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu, seperti keju. Ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik. Serealia, kacang – kacangan, tahu dan tempe, dan sayuran hijau merupakan kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini mengandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat, dan oksalat. Susu nonfat merupakan sumber terbaik kalsium karena ketersediaan biologiknya yang tinggi. Kebutuhan kalsium akan terpenuhi bila kita makan makanan yang seimbang setiap hari. Kandungan kalsium beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel 2.2 (Almatsier, 2001).


(16)

Tabel 2.2 Nilai kalsium berbagai bahan makanan (mg / 100 gram)

Bahan makanan Mg Bahan makanan Mg

Tepung susu 904 Tahu 124

Keju 777 Kacang merah 80

Susu sapi segar 143 Kacang tanah 58

Yogurt 120 Oncom 96

Udang kering 1209 Tepung kacang kedelai 195

Teri kering 1200 Bayam 265

Sardines 354 Sawi 220

Telur bebek 56 Daun melinjo 219

Telur ayam 54 Katuk 204

Ayam 14 Selada air 182

Daging sapi 11 Daun singkong 165

Susu kental manis 275 Ketela pohon 33

Kacang kedelai kering 227 Kentang 11

Tempe kacang kedelai murni

129 Jagung kuning, pipil 10

(Almatsier, 2001).

4. Akibat Kekurangan Kalsium

Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Dimana tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Semua orang dewasa, terutama sesudah usia 50 tahun bisa mengalami kehilangan kalsium dalam tulangnya sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Kekurangan kalsium dapat pula menyebabkan osteomalasia, yang dinamakan juga riketsia pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium dengan fosfor.

5. Akibat Kelebihan Kalsium

Konsumsi kalsium hendaknya tidak melebihi 2500 mg sehari. Kelebihan kalsium dapat menimbulkan batu ginjal dan gangguan ginjal. Disamping itu,


(17)

dapat menyebabkan konstipasi (susah buang besar). Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan suplemen kalsium berupa bentuk tablet atau bentuk lain (Almatsier, 2001).


(1)

memiliki berat badan rendah dan memiliki tubuh yang kurus mempunyai resiko khusus terjadinya osteoporosis (Rebecca, 2007).

3. Pencegahan Osteoporosis

Ada 2 bentuk pencegahan osteoporosis yang pertama adalah menghindari osteoporosis dan yang kedua adalah pencegahan keparahan sesudah osteoporosis mulai berkembang. Namun kedua bentuk pencegahan yang digunakan untuk menghindari osteoporosis juga berguna untuk mencegah keparahan sesudah osteoporosis terjadi (Lane, 2003).

Beberapa bentuk pencegahan osteoporosis yaitu : a. Kalsium

Kalsium adalah cara perawatan pertama yang digunakan untuk osteoporosis. Setiap orang tahu bahwa asupan kalsium yang memadai adalah suatu keharusan untuk tulang yang sehat, dan sebagian besar dari kalsium 75% datang dari produk susu. Susu yang baik mengandung lemak yang penuh, dan keju adalah sumber kalsium yang terkaya (Gomez, 2003). b. Terapi Pengganti Hormon (Hormon Replacement Therapy)

Terapi pengganti hormon melibatkan penggunaan estrogen, baik estrogen saja maupun dikombinasikan dengan hormon progesteron, karena estrogen saja dapat meningkatkan resiko kanker rahim. Biasanya progestin (progesteron) ditambahkan dalam formula. Progestin yang digunakan bersamaan dengan estrogen atau pada hari yang berlainan biasanya mencegah perkembangan kanker rahim. HRT saat ini tersedia dalam berbagai bentuk, bentuk yang paling umum adalah pil atau tablet, namun


(2)

sebagian wanita memilih skin patch karena mudah digunakan, murah dan mudah dihentikan bila tidak perlu lagi (Lane, 2003).

c. Vitamin D

Vitamin D meningkatkan metabolisme tulang dan dapat meningkatkan penyerapan kalsium dalam usus, selain itu vitamin D juga dapat meningkatkan aktivitas osteoklas, sel pembentuk tulang, jadi dosis ringan vitamin D dan kalsium secara bersamaan akan mengurangi resiko patah tulang. Orang dewasa yang sehat umumnya membutuhkan sekitar 10 mg vitamin D perhari, sedangkan untuk orang yang osteoporosis direkomendasikan 20 mg sebagai asupan harian. Makanan yang secara alamiah kaya akan mengandung vitamin D termasuk ikan berminyak (makeral, sardine, salmon, tuna), telur, hati, keju (Rebecca, 2007).

d. Gaya Hidup Lebih Baik

Selain pencegahan melalui pemenuhan asupan kalsium dan vitamin D setiap hari, hal lain yang perlu diperhatikan adalah memperbaiki gaya hidup. Diantaranya, menghentikan kebiasaan merokok, minum – minuman keras, dan mengkonsumsi kopi secara berlebihan.

e. Olahraga

Olahraga yang teratur dapat menyehatkan, menjaga kebugaran tubuh, serta memelihara kekuatan tulang. Menurut penelitian, olahraga dapat menahan dan membentuk massa tulang pada wanita pascamenopause. Latihan fisik harus mempunyai unsur pembebanan pada tubuh atau anggota gerak dan penekanan pada axis tulang, seperti jalan, jogging, aerobik (termasuk dansa), dan jalan naik atau turun bukit (Kasdu, 2002).


(3)

D. Asupan Kalsium

Asupan kalsium merupakan bagian terpenting yang diperlukan dalam nutrisi wanita. Suplemen kalsium diperlukan jika wanita tidak meminum 3 – 4 cangkir susu atau yogurht setiap hari (Bohme, 2001).

Kalsium merupakan salah satu sumber zat gizi yang penting untuk mencegah osteoporosis. Bahkan, kalau pencegahan osteoporosis dimulai dari masa kanak – kanak akan membantu pencapaian massa tulang yang lebih tinggi di usia dewasa nanti (Kasdu, 2002).

1. Manfaat Mengkonsumsi Kalsium

Berikut ini beberapa keuntungan mengkonsumsi kalsium tinggi antara lain : a. Menormalkan tekanan darah pada penderita yang sensitif terhadap garam. b. Meringankan keluhan – keluhan di saat haid (pre menstruasi syndrome). a. Meringankan kram kaki pada ibu hamil.

b. Menurunkan kemungkinan terjadinya kehilangan masa tulang selama menyusui.

c. Menurunkan resiko terjadinya kanker usus dan membantu mineralisasi gigi (Kasdu, 2002).

d. Sebagai pembentukan tulang dan gigi, mengatur pembekuan darah, sebagai katalisator berbagai reaksi biologik seperti absorpsi vitamin B 12, tindakan enzim pemecah lemak, dan sebagai transpor membran sel (Almatsier, 2001)

2. Kebutuhan Kalsium Perhari

Para ahli sepakat, bahwa sumber kalsium terbaik adalah dari makanan sehari – hari. Selain mendapatkan kalsium, makanan juga bisa menyumbang


(4)

mineral, fosfor, dan seng yang bernama kalsium yang dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Kandungan kalsium dari makanan sehari – hari berkisar antara 300 mg. Selanjutnya, dihitung tambahan makanan kaya kalsium yang dikonsumsi perhari, seperti susu, keju dan yogurt (Kasdu, 2002).

Tabel 2.1 Kebutuhan Kalsium Berdasarkan Usia

No Usia (Tahun) Kalsium (mg)

1 0,5 400

2 0,5 – 1 600

3 1 – 10 800

4 11 – 24 1.200 – 1.500

5 25 – 29 1.000

6 Pramenopause 1.000

7 Postmenopausal (dengan TSH/estrogen) < 65 1.000 8 Postmenopausal (tanpa TSH/estrogen) < 65 1.500

9 Hamil atau menyusui 1.200 – 1.500

10 Pria > 65 1.500

(Kasdu, 2002).

3. Jenis Makanan Sumber Kalsium

Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu, seperti keju. Ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik. Serealia, kacang – kacangan, tahu dan tempe, dan sayuran hijau merupakan kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini mengandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat, dan oksalat. Susu nonfat merupakan sumber terbaik kalsium karena ketersediaan biologiknya yang tinggi. Kebutuhan kalsium akan terpenuhi bila kita makan makanan yang seimbang setiap hari. Kandungan kalsium beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel 2.2 (Almatsier, 2001).


(5)

Tabel 2.2 Nilai kalsium berbagai bahan makanan (mg / 100 gram)

Bahan makanan Mg Bahan makanan Mg

Tepung susu 904 Tahu 124

Keju 777 Kacang merah 80

Susu sapi segar 143 Kacang tanah 58

Yogurt 120 Oncom 96

Udang kering 1209 Tepung kacang kedelai 195

Teri kering 1200 Bayam 265

Sardines 354 Sawi 220

Telur bebek 56 Daun melinjo 219

Telur ayam 54 Katuk 204

Ayam 14 Selada air 182

Daging sapi 11 Daun singkong 165

Susu kental manis 275 Ketela pohon 33

Kacang kedelai kering 227 Kentang 11

Tempe kacang kedelai murni

129 Jagung kuning, pipil 10 (Almatsier, 2001).

4. Akibat Kekurangan Kalsium

Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Dimana tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Semua orang dewasa, terutama sesudah usia 50 tahun bisa mengalami kehilangan kalsium dalam tulangnya sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Kekurangan kalsium dapat pula menyebabkan osteomalasia, yang dinamakan juga riketsia pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium dengan fosfor.

5. Akibat Kelebihan Kalsium

Konsumsi kalsium hendaknya tidak melebihi 2500 mg sehari. Kelebihan kalsium dapat menimbulkan batu ginjal dan gangguan ginjal. Disamping itu,


(6)

dapat menyebabkan konstipasi (susah buang besar). Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan suplemen kalsium berupa bentuk tablet atau bentuk lain (Almatsier, 2001).