Pengetahuan Tentang Osteoporosis dan Asupan Kalsium Pada Wanita Pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013
PENGETAHUAN TENTANG OSTEOPOROSIS DAN ASUPAN KALSIUM PADA WANITA PRAMENOPAUSE di PUSKESMAS PLUS
PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2013.
ANGGINA PUTRI SARAH 125102038
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D – IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN SUMATERA UTARA
(2)
(3)
Pengetahuan Tentang Osteoporosis dan Asupan Kalsium Pada Wanita Pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun 2013
ABSTRAK Anggina Putri Sarah
Latar belakang : Osteoporosis merupakan suatu kondisi dimana tulang menjadi rapuh dan bahkan kadang – kadang patah. Osteoporosis dapat terjadi karena tulang sudah keropos dan didukung oleh factor usia dimana, aktivitas osteoklas (resorpsi) meningkat dan aktivitas osteoblas (formasi) menurun sehingga menyebabkan ketidakseimbangan dalam proses pembaruan tulang. Kalsium merupakan salah satu sumber zat gizi yang penting untuk mencegah osteoporosis.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause.
Metedologi : penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan crosssectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Analisa data digunakan univariat.
Hasil : Penelitian menunjukkan bahwa dari data demografi mayoritas berumur 40 – 45 tahun yaitu 100%, dengan tingkat pendidikan adalah DIII yaitu 86,7%, serta mayoritas pekerjaan responden bekerja sebagai bidan yaitu 50,0%, dan mayoritas sumber informasi responden adalah petugas kesehatan yaitu 60,0%.Berdasarkan pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalsium mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 50,0%.
Kesimpulan dan saran : Hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause adalah baik, meskipun demikian kepada wanita pramenopause agar tetap mencari informasi tentang osteoporosis dan asupan kalsium yang belum tentu secara keseluruhan diketahui oleh petugas kesehatan dikarenakan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan tentang kesehatan khususnya pada wanita pramenopause.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul Pengetahuan
Tentang Osteoporosis dan Asupan Kalsium Pada Wanita Pramenopause di Puskesmas
Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik isi maupun susunan bahasanya. Untuk itu penulis mengaharapkan saran dan kritik
dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan penelitian ini.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bantuan dan
bimbingan serta arahan dari berbagai pihak, untuk ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Bapak Dekan di Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang, Skep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi D- IV
Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak dr. Ichwanul Adenin, SpOG (K), selaku Dosen Pembimbing dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
4. Kepada ibu dr. Hj. Fanni Ludwina, selaku kepala Puskesmas Plus Perbaungan
Kabupaten Serdang Bedagai.
5. Staf dosen dan pegawai Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara atas
(5)
6. Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta serta saudara – saudara penulis
yang telah membimbing, memberikan kasih sayang, do'a serta dukungan moril
maupun materi yang tidak ternilai kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. Kepada seluruh mahasiswa D – IV Bidan Pendidik terutama kepada seri haryani,
krisdayati, neni juliarni, pujianti, dan noerma diana putri yang selalu semangat, ceria
dan selalu memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini.
Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan penulis. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat-Nya kepada
kita semua, Amin.
Medan, Juli 2013
Penulis
ANGGINA PUTRI SARAH 125102038
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR SKEMA ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Penelitian ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
1. Tujuan Umum ... 3
2. Tujuan Khusus ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
1. Bagi Wanita Pramenopause ... 4
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
A. Pengetahuan ... 5
1. Defenisi Pengetahuan ... 5
2. Tingkat Pengetahuan ... 5
3. Jenis Pengetahuan ... 7
4. Cara Memperoleh Pengetahuan ... 8
5. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan ... 11
B. Pramenopause ... 12
1. Pengertian Pramenopause ... 12
2. Gejala Pramenopause ... 12
(7)
1. Pengertian Osteoporosis ... 13
2. Factor Resiko Osteoporosis... 13
3. Pencegahan Osteoporosis ... 16
D. Asupan Kalsium ... 18
1. Manfaat Mengkonsumsi Kalsium ... 18
2. Kebutuhan Kalsium Perhari ... 19
3. Jenis Makanan Sumber Kalsium ... 19
4. Akibat Kekurangan Kalsium ... 20
5. Akibat Kelebihan Kalsium ... 21
BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 22
A. Kerangka Konsep ... 22
B. Defenisi Operasional ... 23
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 25
A. Desain Penelitian ... 25
B. Populasi dan Sampel ... 25
1. Populasi ... 25
2. Sampel ... 25
C. Tempat Penelitian ... 26
D. Waktu Penelitian ... 26
E. Pertimbangan Etik ... 26
F. Instrument Penelitian ... 27
G. Prosedur Pengumpulan Data ... 29
H. Analisa data ... 30
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32
A. Hasil ... 32
B. Pembahasan ... 34
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 37
A. Kesimpulan ... 37
B. Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan presentase karakteristik responden di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 ... 32
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang osteoporosis dan asupan kalsium di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 ... 33
Tabel 5.3 Pengetahuan responden tentang osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 ... 34
(9)
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Kerangka konsep penelitian pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan
kalsium pada wanita pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan
(10)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran 1. Lembar konsultasi 2. Lembar content validity 3. Lembar kuesioner
4. Surat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan 5. Balasan surat izin penelitian
6. Lembar penjelasan kepada calon responden
7. Lembar persetujuan setelah penjelasan (Informed Consent)
(12)
Pengetahuan Tentang Osteoporosis dan Asupan Kalsium Pada Wanita Pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun 2013
ABSTRAK Anggina Putri Sarah
Latar belakang : Osteoporosis merupakan suatu kondisi dimana tulang menjadi rapuh dan bahkan kadang – kadang patah. Osteoporosis dapat terjadi karena tulang sudah keropos dan didukung oleh factor usia dimana, aktivitas osteoklas (resorpsi) meningkat dan aktivitas osteoblas (formasi) menurun sehingga menyebabkan ketidakseimbangan dalam proses pembaruan tulang. Kalsium merupakan salah satu sumber zat gizi yang penting untuk mencegah osteoporosis.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause.
Metedologi : penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan crosssectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Analisa data digunakan univariat.
Hasil : Penelitian menunjukkan bahwa dari data demografi mayoritas berumur 40 – 45 tahun yaitu 100%, dengan tingkat pendidikan adalah DIII yaitu 86,7%, serta mayoritas pekerjaan responden bekerja sebagai bidan yaitu 50,0%, dan mayoritas sumber informasi responden adalah petugas kesehatan yaitu 60,0%.Berdasarkan pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalsium mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 50,0%.
Kesimpulan dan saran : Hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause adalah baik, meskipun demikian kepada wanita pramenopause agar tetap mencari informasi tentang osteoporosis dan asupan kalsium yang belum tentu secara keseluruhan diketahui oleh petugas kesehatan dikarenakan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan tentang kesehatan khususnya pada wanita pramenopause.
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber
daya manusia untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir
batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajat
kesehatan tinggi. Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup aspek jasmani
dan kejiwaanya, disamping aspek spritual, dan kepribadian. Untuk itu, pembangunan
kesehatan ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas, dan produktif
(Sarah, 2011).
Salah satu masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian serius pada
masa usia lanjut adalah osteoporosis. Osteoporosis merupakan suatu kondisi dimana
tulang menjadi rapuh dan bahkan kadang – kadang patah. Secara literal, osteoporosis
berarti tulang keropos karena usia, aktivitas osteoklas (resorpsi) meningkat dan
aktivitas osteoblas (formasi) menurun sehingga menyebabkan ketidakseimbangan
dalam proses pembaruan tulang. Jika proses formasi atau penggantian tulang tidak
sempurna, tulang menjadi lemah dan osteoporosis pun muncul (Bohme, 2001).
Pada penyakit ini tulang menjadi rapuh dan mudah patah, sama seperti
penyakit kronis lainnya, tidak menunjukkan gejala awal dan tidak terdiagnosa hingga
patah tulang terjadi (Lane, 2003).
Penyebab osteoporosis diantaranya rendah hormon estrogen pada wanita,
(14)
menurunkan massa tulang, usia lanjut dan rendahnya asupan kalsium (Depkes,
2005).
Penyakit ini juga merupakan masalah kesehatan yang serius karena hampir 1
dari 4 wanita berusia diatas 65 tahun, 1 dari 2 wanita berusia diatas 80 tahun dan 1
dari 10 pria berusia diatas 80 tahun akan mengalami penyakit ini (Lane, 2003).
Prevalensi osteoporosis pada wanita Indonesia, terjadi peningkatan dari 23%
pada usia 50 sampai 80 tahun, menjadi 53% pada usia 70 hingga 80 tahun. Angka
prevalensi ini cukup tinggi dibanding dengan negara lain di Asia (Depkes, 2012).
Osteoporosis sebenarnya dapat dicegah sejak dini atau paling sedikit ditunda
kejadiannya dengan membudayakan perilaku hidup sehat yang intinya
mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang dan memenuhi kebutuhan
nutrisi dengan unsur kaya serat, rendah lemak, dan kaya kalsium (1000 – 1200 gram
per hari), berolahraga secara teratur, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol
karena rokok dan alkohol meningkatkan resiko osteoporosis dua kali lipat, namun
kurangnya pengetahuan masyarakat yang memadai tentang osteoporosis dan
pencegahannya sejak dini cenderung meningkatkan angka kejadian osteoporosis
(Depkes, 2004).
Biaya kesehatan untuk masalah yang berkaitan dengan osteoporosis sangat
besar 20 Miliar Dollar pertahun untuk 250 juta penduduk Amerika Serikat dan 940
Juta Poundsterling untuk 60 juta penduduk Inggris. Angka – angka ini terus
meningkat, bersamaan dengan peningkatan jumlah penderita sebesar 10 persen
(15)
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang
pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause di
Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013.
B. Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalisum pada
wanita pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai
Tahun 2013.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalsium
pada wanita pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden di Puskesmas Plus Perbaungan
Kabupaten Serdang Bedagai.
b. Untuk mengetahui pengetahuan responden tentang osteoporosis dan asupan
(16)
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi wanita pramenopause
Sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi wanita usia
pramenopause agar lebih mengetahui bagaimana penyebab terjadinya
osteoporosis dan cara pencegahannya dengan mengkonsumsi kalsium yang
cukup.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai acuan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai
osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause dan dapat menjadi
(17)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2003).
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang dicakup didalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang yang dipelajari antara lain
(18)
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi ril (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus,
metode, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam suatu
stuktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari penggunaan kata – kata kerja,
seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk ke seluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk
(19)
dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan – rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria – kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara
anak – anak yang cukup gizi dengan anak – anak yang kekurangan gizi,
dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat, dapat menafsirkan
sebab ibu – ibu tidak mau ber – KB dan sebagainya.
3. Jenis Pengetahuan
a. Pengetahuan Implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam
dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor – faktor yang tidak
bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip
(Wikipedia, 2007 ¶ 5).
Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan
mengendara sepeda. Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit
biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga
bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk
mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan keterampilan,
namun tidak lantas dalam bentuk – bentuk yang tertulis. Pengetahuan
implisit seringkali berisi kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak
(20)
b. Pengetahuan Eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah
didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media dan
semacamnya. Jenis pengetahuan ini telah diartikulasikan ke dalam bahasa
formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas (Wikipedia,
2007 ¶ 8).
Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah petunjuk
penggunaan, prosedur, dan video how – to. Pengetahuan juga bisa
ditermediakan secara audio visual. Hasil kerja seni dan desain produk
juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit yang
merupakan eksternalisasi dari keterampilan, motif dan pengetahuan
manusia (Wikipedia, 2007 ¶ 9).
4. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan dapat diperoleh dengan
metode sebagai berikut :
a. Metode Nonilmiah
Cara kuno atau tradisional yang dipakai orang untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah atau
metode penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara
nonilmiah, tanpa melalui penelitian. Cara – cara penemuan pengetahuan
pada periode ini antara lain meliputi (Notoatmodjo, 2010) :
1) Cara coba salah (Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan
(21)
apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya
dilakukan dengan cara coba – coba saja. Cara ini dilakukan dengan
menggunakan beberapa kemungkinan tersebut tidak berhasil,
dicoba kemungkinan cara yang lain.
2). Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan.
3). Cara kekuasan atau otoritas
Para pemegang otoritas, hak pemimpin pemerintahan, tokoh agama,
maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai
mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. Prinsip
inilah yang membuat orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih
dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan
fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini
disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut
menganggap bahwa apa yang ditemukannya adalah benar.
4). Berdasarkan pengalaman
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman
yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut
orang dapat memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula
menggunakan atau merujuk cara tersebut. Tetapi bila ia gagal
(22)
berusaha untuk mencari cara yang lain sehingga berhasil
memecahkan masalahnya.
5). Cara akal sehat
6). Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan
dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan
diyakini oleh pengikut – pengikut agama yang bersangkutan,
terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab
kebenaran ini diterima oleh para Nabi sebagai wahyu dan bukan
karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.
7). Kebenaran secara intuitif
Kebenaran ini diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses
di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.
Kebenaran yang diperoleh secara intuitif sukar dipercaya karena
kebenaran ini tidak menggunakan cara – cara yang rasional dan
sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan
intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.
8). Melalui jalan pikiran
Disini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya.
9). Induksi
Dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan berdasarkan
pengalaman – pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra.
(23)
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan –
pernyataan umum ke khusus.
5. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
a. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.
b. Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang
sangat luas. Contoh dari media massa ini adalah telivisi, radio, koran dan
majalah.
c. Informasi
Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah ”that
of which one is apprised or told : intelegence, news”. Kamus lain
menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun
ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain
itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh
RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik
mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,
menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu.
Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode,
program computer. Adanya perbedaan defenisi informasi dikarenakan pada
(24)
dijumpai dalam kehidupan sehari – hari, yang diperoleh dari data dan
pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi
(Wikipedia, 2007, ¶ 12).
B. Pramenopause
1. Pengertian Pramenopause
Pramenopause terjadi pada 4 – 5 tahun sebelum masa menopause, dimana
keluhan klimakterium timbul, namun hormon estrogen masih terbentuk. Bila
kadar estrogen menurun, maka terjadi perdarahan tidak teratur (Pieter, 2011).
Pramenopause, masa ini biasanya terjadi selama kira – kira 4 – 5 tahun,
dan dimulai sebelum menopause itu sendiri, saat pertama kali merasakan gejala
menopause misalnya hot flushes (rasa panas), berkeringat pada malam hari,
menstruasi tidak teratur. Apabila seorang wanita tidak mengalami menstruasi
selama satu tahun dengan usia dibawah 50 tahun, maka ini merupakan tanda
akhir masa pramenopause dan awalnya dimulainya menopause (Rebecca,
2007).
2. Gejala Pramenopause
Ada beberapa gejala yang lazim di alami oleh wanita pada saat
pramenopause seperti : hot flushes yaitu rasa panas yang datang mendadak
pada wajah, lengan, leher, dan tubuh bagian atas, dan mengucurnya keringat
pada malam hari, kelelahan yang secara berlebihan, kram atau kejang urat,
sendi, otot, dan urat terasa sakit, bahkan memburuknya kondisi kesehatan dan
terjadinya osteoporosis beberapa tahun sesudah mengalami gejala tersebut
(25)
C. Osteoporosis
1. Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya
massa tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur jaringan tulang yang
berakibat menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang
serta resiko terjadinya patah tulang (Wikipedia, 2012 ¶ 1).
Osteoporosis merupakan suatu keadaan dimana tulang menjadi keropos,
tanpa merubah bentuk atau struktur luar tulang, namun daerah dalam tulang
menjadi berlubang – lubang sehingga mudah patah. Sebenarnya istilah
osteoporosis telah dikenal sejak zaman yunani kuno, osteo berarti tulang dan
porosis berarti lubang atau tulang yang berlubang (Roesma, 2006).
Gambar 1. Osteoporis
2. Faktor Resiko Osteoporosis
Secara umum, faktor resiko osteoporosis terbagi dalam 2 kelompok yaitu
faktor kelompok yang tidak dihindarkan dan faktor kelompok yang bisa
(26)
a. Faktor Kelompok yang Tidak Dihindarkan
1) Jenis Kelamin
Dalam osteoporosis wanita lebih banyak berisiko dari pada
pria. Alasannya karena wanita mempunyai tulang yang lebih tipis
dan kecil. Wanita juga kehilangan massa tulang dengan cepat
setelah menopause. Sekitar usia 45 tahun ketika produksi hormon
wanita berkurang terdapat penurunan yang drastis dibandingkan
dengan tulang laki – laki yang memiliki usia yang sama.
2) Usia
Osteoporosis dapat terjadi pada semua usia, namun hal ini
lebih banyak terjadi pada orang lanjut usia. Semua orang akan
mengalami kehilangan kepadatan tulang seiring dengan
bertambahnya usia.
3) Riwayat Kesehatan dan Faktor Negatif
Orang yang memiliki riwayat kesehatan dan faktor negatif
merupakan faktor yang tidak dihindarkan seperti : a) menstruasi
yang tidak teratur atau tidak terjadi menunjukkan kurangannya
hormon estrogen, b) kecelakaan yang melibatkan patah tulang,
sehingga menyebabkan pengurangan massa pada tulang, c) operasi
pada lambung atau usus yang menyebabkan penyerapan kalsium
dan vitamin D dari makanan berkurang.
Histerektomi tanpa pengangkatan indung telur menjurus ke
penurunan estrogen untuk sementara (kadang – kadang menetap)
(27)
pengikatan tuba, yang juga dapat mengurangi kadar estrogen serta
penyakit menahun terutama yang melibatkan imobilisasi atau
penghambatan pembentukan tulang baru seperti kanker.
4) Faktor – faktor Lain
Adapun faktor – faktor lain yang mendukung terjadinya
osteoporosis antara lain : anak kembar cenderung memiliki massa
tulang yang lebih rendah. Wanita yang tidak mempunyai anak pada
saat mencapai usia menopause memiliki massa tulang yang sedikit
lebih rendah dan kemungkinan osteoporosis dapat meningkat.
b. Faktor yang Bisa Mempengaruhi
Adapun faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya osteoporosis
yaitu karena mengkonsumsi kafein secara berlebihan, merokok dan
mengkonsumsi minuman beralkohol lebih dari satu gelas per hari. Gaya
hidup yang tidak banyak bergerak atau ketidakaktif yang terpaksa karena
penyakit atau cacat. Kekurangan vitamin C, D, K, dan kurangnya unsur
mineral yaitu seng, mangan, magnesium, tembaga. Serta pil pencegah
kehamilan (Pil Kb) memiliki efek dua arah yaitu mengurangi atau
meningkatkan angka kepadatan mineral tulang (Gomez, 2003).
Osteoporosis yang terkait dengan kehamilan biasanya terjadi selama
tahap akhir kehamilan (minggu ke 28 – 40) atau sesaat setelah
melahirkan. Osteoporosis ini umumnya hanya merupakan kondisi
sementara dan terutama terjadi pada kehamilan pertama. Menyusui dapat
juga menyebabkan pengurangan kepadatan tulang, namun hal ini
(28)
memiliki berat badan rendah dan memiliki tubuh yang kurus mempunyai
resiko khusus terjadinya osteoporosis (Rebecca, 2007).
3. Pencegahan Osteoporosis
Ada 2 bentuk pencegahan osteoporosis yang pertama adalah menghindari
osteoporosis dan yang kedua adalah pencegahan keparahan sesudah
osteoporosis mulai berkembang. Namun kedua bentuk pencegahan yang
digunakan untuk menghindari osteoporosis juga berguna untuk mencegah
keparahan sesudah osteoporosis terjadi (Lane, 2003).
Beberapa bentuk pencegahan osteoporosis yaitu :
a. Kalsium
Kalsium adalah cara perawatan pertama yang digunakan untuk
osteoporosis. Setiap orang tahu bahwa asupan kalsium yang memadai
adalah suatu keharusan untuk tulang yang sehat, dan sebagian besar dari
kalsium 75% datang dari produk susu. Susu yang baik mengandung lemak
yang penuh, dan keju adalah sumber kalsium yang terkaya (Gomez, 2003).
b. Terapi Pengganti Hormon (Hormon Replacement Therapy)
Terapi pengganti hormon melibatkan penggunaan estrogen, baik
estrogen saja maupun dikombinasikan dengan hormon progesteron, karena
estrogen saja dapat meningkatkan resiko kanker rahim. Biasanya progestin
(progesteron) ditambahkan dalam formula. Progestin yang digunakan
bersamaan dengan estrogen atau pada hari yang berlainan biasanya
mencegah perkembangan kanker rahim. HRT saat ini tersedia dalam
(29)
sebagian wanita memilih skin patch karena mudah digunakan, murah dan
mudah dihentikan bila tidak perlu lagi (Lane, 2003).
c. Vitamin D
Vitamin D meningkatkan metabolisme tulang dan dapat meningkatkan
penyerapan kalsium dalam usus, selain itu vitamin D juga dapat
meningkatkan aktivitas osteoklas, sel pembentuk tulang, jadi dosis ringan
vitamin D dan kalsium secara bersamaan akan mengurangi resiko patah
tulang. Orang dewasa yang sehat umumnya membutuhkan sekitar 10 mg
vitamin D perhari, sedangkan untuk orang yang osteoporosis
direkomendasikan 20 mg sebagai asupan harian. Makanan yang secara
alamiah kaya akan mengandung vitamin D termasuk ikan berminyak
(makeral, sardine, salmon, tuna), telur, hati, keju (Rebecca, 2007).
d. Gaya Hidup Lebih Baik
Selain pencegahan melalui pemenuhan asupan kalsium dan vitamin D
setiap hari, hal lain yang perlu diperhatikan adalah memperbaiki gaya
hidup. Diantaranya, menghentikan kebiasaan merokok, minum – minuman
keras, dan mengkonsumsi kopi secara berlebihan.
e. Olahraga
Olahraga yang teratur dapat menyehatkan, menjaga kebugaran tubuh,
serta memelihara kekuatan tulang. Menurut penelitian, olahraga dapat
menahan dan membentuk massa tulang pada wanita pascamenopause.
Latihan fisik harus mempunyai unsur pembebanan pada tubuh atau anggota
gerak dan penekanan pada axis tulang, seperti jalan, jogging, aerobik
(30)
D. Asupan Kalsium
Asupan kalsium merupakan bagian terpenting yang diperlukan dalam nutrisi
wanita. Suplemen kalsium diperlukan jika wanita tidak meminum 3 – 4 cangkir susu
atau yogurht setiap hari (Bohme, 2001).
Kalsium merupakan salah satu sumber zat gizi yang penting untuk mencegah
osteoporosis. Bahkan, kalau pencegahan osteoporosis dimulai dari masa kanak –
kanak akan membantu pencapaian massa tulang yang lebih tinggi di usia dewasa
nanti (Kasdu, 2002).
1. Manfaat Mengkonsumsi Kalsium
Berikut ini beberapa keuntungan mengkonsumsi kalsium tinggi antara lain :
a. Menormalkan tekanan darah pada penderita yang sensitif terhadap garam.
b. Meringankan keluhan – keluhan di saat haid (pre menstruasi syndrome).
a. Meringankan kram kaki pada ibu hamil.
b. Menurunkan kemungkinan terjadinya kehilangan masa tulang selama
menyusui.
c. Menurunkan resiko terjadinya kanker usus dan membantu mineralisasi gigi
(Kasdu, 2002).
d. Sebagai pembentukan tulang dan gigi, mengatur pembekuan darah, sebagai
katalisator berbagai reaksi biologik seperti absorpsi vitamin B 12, tindakan
enzim pemecah lemak, dan sebagai transpor membran sel (Almatsier, 2001)
2. Kebutuhan Kalsium Perhari
Para ahli sepakat, bahwa sumber kalsium terbaik adalah dari makanan
(31)
mineral, fosfor, dan seng yang bernama kalsium yang dibutuhkan untuk
pembentukan tulang. Kandungan kalsium dari makanan sehari – hari berkisar
antara 300 mg. Selanjutnya, dihitung tambahan makanan kaya kalsium yang
dikonsumsi perhari, seperti susu, keju dan yogurt (Kasdu, 2002).
Tabel 2.1 Kebutuhan Kalsium Berdasarkan Usia
No Usia (Tahun) Kalsium (mg)
1 0,5 400
2 0,5 – 1 600
3 1 – 10 800
4 11 – 24 1.200 – 1.500
5 25 – 29 1.000
6 Pramenopause 1.000
7 Postmenopausal (dengan TSH/estrogen) < 65 1.000
8 Postmenopausal (tanpa TSH/estrogen) < 65 1.500
9 Hamil atau menyusui 1.200 – 1.500
10 Pria > 65 1.500
(Kasdu, 2002).
3. Jenis Makanan Sumber Kalsium
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu, seperti keju. Ikan
dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang
baik. Serealia, kacang – kacangan, tahu dan tempe, dan sayuran hijau
merupakan kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini mengandung
banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat, dan
oksalat. Susu nonfat merupakan sumber terbaik kalsium karena ketersediaan
biologiknya yang tinggi. Kebutuhan kalsium akan terpenuhi bila kita makan
makanan yang seimbang setiap hari. Kandungan kalsium beberapa bahan
(32)
Tabel 2.2 Nilai kalsium berbagai bahan makanan (mg / 100 gram)
Bahan makanan Mg Bahan makanan Mg
Tepung susu 904 Tahu 124
Keju 777 Kacang merah 80
Susu sapi segar 143 Kacang tanah 58
Yogurt 120 Oncom 96
Udang kering 1209 Tepung kacang kedelai 195
Teri kering 1200 Bayam 265
Sardines 354 Sawi 220
Telur bebek 56 Daun melinjo 219
Telur ayam 54 Katuk 204
Ayam 14 Selada air 182
Daging sapi 11 Daun singkong 165
Susu kental manis 275 Ketela pohon 33
Kacang kedelai kering 227 Kentang 11
Tempe kacang kedelai murni
129 Jagung kuning, pipil 10
(Almatsier, 2001).
4. Akibat Kekurangan Kalsium
Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan. Dimana tulang kurang kuat, mudah bengkok dan
rapuh. Semua orang dewasa, terutama sesudah usia 50 tahun bisa mengalami
kehilangan kalsium dalam tulangnya sehingga tulang menjadi rapuh dan
mudah patah. Kekurangan kalsium dapat pula menyebabkan osteomalasia,
yang dinamakan juga riketsia pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena
kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium dengan
fosfor.
5. Akibat Kelebihan Kalsium
Konsumsi kalsium hendaknya tidak melebihi 2500 mg sehari. Kelebihan
(33)
dapat menyebabkan konstipasi (susah buang besar). Kelebihan kalsium bisa
terjadi bila menggunakan suplemen kalsium berupa bentuk tablet atau bentuk
(34)
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep penelitian yang berjudul pengetahuan tentang
osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause di Puskesmas Plus
Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Skema 3.1 Kerangka konsep
Pengetahuan wanita
pramenopause
Tentang osteoporosis dan asupan
(35)
B. Defenisi Operasional
Berdasarkan kerangka konsep diatas maka hal yang ingin diteliti memiliki
defenisi operasional sebagai berikut :
Variabel Defenisi Operasional
Alat Ukur Cara Ukur
Hasil Ukur Skala Ukur Pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalsium Segala sesuatu yang diketahui oleh wanita pramenopause tentang : pengertian osteoporosis, faktor resiko, pencegahan osteoporosis defenisi kalsium, manfaat kalsium, jumlah kebutuhan kalsium, jenis makanan sumber kalsium, kekurangan kalsium, kelebihan kalsium. Kuesioner Pertanyaan no 1 – 2 Pertanyaan no 3 – 10 Pertanyaan no 11 – 13 Pertanyaan no 14 Pertanyaan no 15 Pertanyaan no 16 Pertanyaan no 17 – 18
Pertanyaan no 19 Pertanyaan no 20 Pengisian kuesioner 1. Baik apabila skor 76% - 100%, jawaban yang benar 16 – 20
2. Cukup
apabila skor 56% - 75%, jawaban yang benar 12 – 15 3. Kurang apabila skor ≤ 55%, jawaban benar ≤ 11
Ordinal
Umur Lamanya ibu
menjalani hidup yang dihitung dari tanggal kelahiran
Kuesioner Pengisian
kuesioner
1. < 40 tahun 2. 40-45
tahun 3. > 45 tahun
(36)
hingga diajukan kuesioner Pendidikan Pendidikan
formal (sekolah) yang dilalui responden
Kuesioner Pengisian
kuesioner
1. D I 2. D III 3. D IV 4. S1
Ordinal
Pekerjaan Jenis
pekerjaan yang dilakukan oleh ibu yang ditinjau dari tempat bekerja
Kuesioner Pengisian
kuesioner 1. Perawat 2. Bidan 3. Apoteker Nominal Sumber informasi Segala sesuatu atau hal yang dapat memberikan informasi bagi ibu
Kuesioner Pengisian
kuesioner 1. Media (cetak, massa) 2. Komunika si (keluarga, tetangga) 3. Petugas kesehatan (dokter, bidan, perawat) Nominal
(37)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan cross
sectional yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan tentang osteoporosis dan
asupan kalsium pada wanita pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan
Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian adalah seluruh wanita
pramenopause yang berusia 40 – 45 tahun di Puskesmas Plus Perbaungan
Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 yaitu sebanyak 30 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek penelitian
dan dianggap mewakili populasi tersebut (Suyanto dan Salamah, 2009). Dalam
penelitian ini teknik pengambilan sampel yang akan digunakan adalah total
sampling dimana semua populasi akan dijadikan sampel. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 30 orang.
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah : ibu yang bekerja di
Puskesmas Plus Perbaungan, berusia 40 – 45 tahun, dan belum mengalami
(38)
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang
Bedagai. Alasan peneliti mengambil lokasi ini karena belum pernah dilakukan
penelitian mengenai pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalsium pada
wanita pramenopause.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juli 2013.
E. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan
yaitu program studi D – IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara kemudian penulis mengajukan permohonan izin penelitian kepada
Kepala Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
Kemudian peneliti menemui responden setelah responden mengerti dan
memahami maksud dan tujuan penelitian yaitu data – data yang diperoleh dari
responden semata – mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan, maka
secara sukarela responden menandatangani lembar persetujuan dan pengisian
kuesioner, dan membagikan kuesioner serta menjelaskan bahwa responden dapat
mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa ada tekanan ataupun paksaan.
Peneliti menghormati hak responden untuk menjaga kerahasiaan, maka kuesioner
yang diberikan kepada responden diberi kode tanpa mencantumkan nama responden.
(39)
untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian
kuesioner.
F. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner Penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
telah disusun oleh penulis dan mengacu kepada kerangka konsep dan tinjauan
pustaka. Instrumen penelitian terdiri dari 2 bagian berisi data demografi dan
pengetahuan.
Kuesioner karakteristik responden memberikan kelompok informasi
tentang wanita pramenopause yang meliputi no responden, umur, pendidikan,
pekerjaan, dan sumber informasi.
Kuesioner data pengetahuan menggunakan pertanyaan pilihan berganda
yang terdiri dari 2 pertanyaan tentang pengertian osteoporosis yaitu pertanyaan
nomor 1 sampai nomor 2, pertanyaan tentang faktor resiko yaitu pertanyaan
nomor 3 sampai nomor 10, pertanyaan tentang pencegahan osteoporosis yaitu
pertanyaan nomor 11 sampai 13, pertanyaan tentang defenisi kalsium yaitu
pertanyaan nomor 14, pertanyaan tentang manfaat kalsium yaitu pertanyaan
nomor 15, pertanyaan tentang jumlah kebutuhan kalsium yaitu pertanyaan
nomor 16, pertanyaan tentang jenis makanan sumber kalsium yaitu pertanyaan
nomor 17 sampai 18, pertanyaan tentang kekurangan kalsium asupan kalsium
yaitu pertanyaan nomor 19, pertanyaan tentang kelebihan kalsium yaitu
(40)
Interpretasi penilaian menggunakan skala Guttman dengan plihan
jawaban benar dan salah. Untuk pertanyaan, jawaban benar diberi nilai 1,
jawaban salah diberi nilai 0 dan dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik : apabila skor 76% - 100%, apabila jawaban yang benar 16 – 20
b. Cukup : apabila skor 56% - 75%, apabila jawaban yang benar 12 – 15
c. Kurang : apabila skor ≤ 55%, apabila jawaban benar ≤ 11
Untuk menghitung skor dari setiap pengetahuan responden dalam
presentase, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
F
Rumus : P = X 100% N
Keterangan :
P : Presentase
F : Jumlah jawaban yang benar
N : Jumlah soal (Machfoedz, 2009).
2. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar –
benar mengukur apa yang hendak diukur (Notoatmodjo, 2010). Uji validitas
instrumen penelitian ini menggunakan Conten Validity Index yaitu uji yang
dilakukan terhadap pertanyaan – pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner
yang di uji oleh dosen ahli kesehatan reproduksi oleh Dina Indarsita, SST,
M.Kes. Uji validitas instrumen penelitian dilakukan terhadap 20 pertanyaan
(41)
3. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila
fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu
yang berlainan (Nursalam, 2008). Uji reliabilitas akan dilakukan dengan
menggunakan rumus Cronbach’s alpha. Uji reliabilitas dilakukan kepada 10
responden di Puskesmas Karya yang memiliki kriteria yang sama dengan
responden yang diteliti. Nilai koefisien yang didapatkan adalah 0,748.
G. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data mengajukan surat
permohonan izin penelitian dari program D-IV Bidan Pendidik, setelah surat
permohonan izin penelitan diperoleh kemudian diajukan kepada Kepala Puskesmas
Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Peneliti kemudian memperoleh surat
izin untuk dapat melaksanakan penelitian di tempat tersebut.
Peneliti kemudian membagikan kuesioner kepada responden selanjutnya
peneliti menjelaskan tentang penelitian yang sedang dilakukan kepada responden,
hak – hak responden dan cara pengisian kuesioner. Setelah responden mengerti
dengan penjelasan yang diberikan, responden menyatakan setuju untuk menjadi
responden secara sukarela. Peneliti kemudian menggunakan Informed Consent
sebagai tanda persetujuan responden. Responden selanjutnya diberi kesempatan
untuk mengisi lembaran kuesioner.
Waktu yang diperlukan peneliti untuk menyebar kuesioner adalah 4 minggu
(42)
selama 1 jam setelah itu kuesioner yang telah di tebar kepada responden kemudian
kuesioner dikumpulkan kembali.
Setelah peneliti selesai melakukan penelitian dan menyusun hasil penelitian
dalam satu laporan penelitian, peneliti diminta untuk menyerahkan satu lembar
laporan penelitian kepada Kepala Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang
Bedagai.
H. Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan
memeriksa semua kuesioner apakah data dan jawaban sudah lengkap dan benar
(editing). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data
yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. Entry data dilakukan dengan menggunakan
teknik komputerisasi.
Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang
telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya
kesalahan (Budiarto, 2002).
Analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputerisasi
dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Univariat
Analisa data dilakukan secara univariat yaitu dengan membahas tabel
distribusi frekuensi dan presentase terhadap tiap variabel dari hasil penelitian,
(43)
dan pengetahuan respoden tentang osteoporosis dan asupan kalsium sesuai
(44)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai pengetahuan tentang
osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause di Puskesmas Plus
Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013. Adapun jumlah seluruh
responden dalam penelitian ini adalah 30 responden dan telah diperoleh hasil
penelitian dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut ini:
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi dan presentase karakteristik responden di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013 (n=30)
No Karakteristik Frekuensi Presentase
Umur
1 40 – 45 tahun 100 100,0
Pendidikan
1 DI 2 6,7
2 DIII 26 86,7
3 DIV - -
4 S1 2 6,7
Pekerjaan
1 Perawat 13 43,3
2 Bidan 15 50,0
3 Apoteker 2 6,7
Sumber informasi
1 Media 8 26,7
2 Komunikasi 4 13,3
3 Petugas kesehatan 18 60,0
Pada tabel 5.1 diatas diketahui mayoritas berumur 40 – 45 tahun yaitu 100%,
(45)
responden bekerja sebagai bidan yaitu 50,0%, dan mayoritas sumber informasi
responden adalah petugas kesehatan yaitu 60,0%.
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten
Serdang Bedagai Tahun 2013 (n=30)
No Pertanyaan Benar Salah
F % F %
1 Penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan pada mikroarsitektur jaringan tulang yang berakibat menurunnya kekuatan tulang dan meningkatkan kerapuhan tulang. pernyataan diatas merupakan pengertian dari
23 76,7 7 23,3
2 Suatu keadaan dimana tulang menjadi keropos tanpa merubah bentuk atau struktur luar tulang namun daerah dalam tulang menjadi berlubang- lubang sehingga mudah patah. Keadaan ini disebabkan oleh
29 96,7 1 3,3
3 Dalam osteoporosis wanita lebih banyak memiliki resiko dari pada pria, dikarenakan
23 76,7 7 23,3
4 Wanita yang memiliki riwayat menstruasi yang tidak teratur dapat menunjukkan kurangnya hormone
22 73,3 8 26,7
5 Kecelakaan yang melibatkan patah tulang dapat menyebabkan 26 86,7 4 13,3 6 Histerektomi (pengangkatan rahim) yang disertai dengan
pengangkatan indung telur dapat mengakibatkan penurunan produksi hormon estrogen, sehingga dapat memiliki resiko terjadinya
22 73,3 8 26,7
7 Wanita yang sering mengkonsumsi kafein yang berlebihan dan alkohol lebih dari satu gelas perhari bisa mempengaruhi terjadinya
17 56,7 13 43,3
8 Bukan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya osteoporosis adalah
13 43,3 17 56,7
9 Diet yang mengandung protein dan natrium yang banyak bisa menyebabkan hilangnya
18 60,0 12 40,0
10 Wanita yang memiliki berat badan yang rendah dan memiliki tubuh yang kurus mempunyai resiko terjadinya
19 63,3 11 36,7
11 Osteoporosis dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung
23 76,7 7 23,3
12 Dibawah ini adalah cara pencegahan osteoporosis, kecuali 26 86,7 4 13,3 13 Olah raga yang teratur dapat menyehatkan, menjaga kebugaran,
serta dapat
17 56,7 13 43,3
14 Salah satu sumber zat gizi yang penting untuk mencegah terjadinya osteoporosis adalah
27 90,0 3 10,0
15 Kalsium bermanfaat sebagai 24 80,0 6 20,0
16 Pada wanita usia pramenopause (40 – 45 tahun) memerlukan kalsium sebanyak
16 53,3 14 46,7
17 Sumber utama kalsium terdapat di 27 90,0 3 10,0 18 Bahan makanan yang mengandung kalsium terdapat dibawah
ini, kecuali
21 70,0 9 30,0
19 Keadaan dimana tulang mudah bengkok, rapuh dan tidak kuat, diakibatkan karena
27 90,0 3 10,0
20 Kelebihan mengkonsumsi kalsium dapat mengakibatkan terjadinya
(46)
Pada tabel 5.2 diatas diketahui mayoritas responden 96,7% dapat menjawab
pertanyaan suatu keadaan dimana tulang menjadi keropos tanpa merubah bentuk
atau struktur luar tulang namun daerah dalam tulang menjadi berlubang- lubang
sehingga mudah patah dan minoritas responden 43,3 % dapat menjawab pertanyaan
bukan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya osteoporosis.
2. Pengetahuan responden
Tabel 5.3
Pengetahuan responden tentang osteoporosis dan asupan kalsium di Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai
Tahun 2013 (n=30)
No Pengetahuan Frekuensi Presentase
1 Baik 15 50,0
2 Cukup 9 30,0
3 Kurang 6 20,0
Pada tabel 5.3 diatas diketahui mayoritas responden berpengetahuan baik yaitu
50,0% dan minoritas berpengetahuan kurang yaitu 20,0%.
B. Pembahasan
Dari data penelitian yang telah diperoleh diatas, pembahasan dilakukan untuk
menjawab pertanyaan penelitian tentang pengetahuan osteoporosis dan asupan
kalsium pada wanita pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten
Serdang Bedagai Tahun 2013.
1. Karakteristik Responden
Hasil penelitian terhadap karakteristik responden menunjukkan mayoritas
(47)
DIII yaitu 86,7%, serta mayoritas pekerjaan responden bekerja sebagai bidan
yaitu 50,0%, dan mayoritas sumber informasi responden adalah petugas
kesehatan yaitu 60,0%.
Umur sangat erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan seseorang karena
semakin bertambahnya umur manusia semakin banyak pula pengetahuan dan
pengalaman yang akan didapatkan (Notoadmodjo, 2007). Hasil penelitian yang
telah dilakukan terhadap 30 responden, diketahui mayoritas responden berumur
40 – 45 tahun yaitu 100,0%. Hal ini sependapat dengan Notoadmodjo, dimana
dari 15 responden yang berpengetahuan baik yaitu yang berumur 40 – 45 tahun.
Hal ini dapat mengidinkasikan bahwa umur yang semakin matang dapat
mempengaruhi pola pikir dan pengetahuan seseorang sehingga orang tersebut
dapat menyerap informasi yang didapatkannya dengan lebih baik.
Dari hasil penelitian terhadap 30 responden mayoritas berpendidikan DIII
sebanyak 86,7%. Dari 15 orang yang berpengetahuan baik terdapat 13 orang
diantaranya berpendidikan DIII. Menurut Notoadmodjo, (2003) Pendidikan
merupakan suatu proses yang menumbuhkan sikap yang lebih tanggap terhadap
perubahan – perubahan atau ide – ide baru.
Berdasarkan pekerjaan, dari 30 responden mayoritas bekerja sebagai
bidan yaitu sebanyak 50%. Menurut Notoadmodjo, (2007) pekerjaan dapat
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan
maka tidaklah mengherankan apabila kita melihat perbedaan – perbedaan dalam
angka kesakitan atau kematian antara berbagai kelas sosial. dari 15 responden
(48)
bidan. Hal ini mengidinkasikan bahwa pekerjaan juga dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang terhadap suatu informasi khususnya tentang kesehatan.
Menurut Notoadmodjo, (2003) sumber informasi adalah data yang
diperoleh dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi sipenerima dan
mempunyai nilai nyata dan terasa. Bagi keputusan saat ini dan keputusan saat
mendatang. Hasil penelitian terhadap 30 responden didapatkan mayoritas
responden mendapatkan sumber informasi dari petugas kesehatan sebanyak
60,0%. Dari 15 responden yang berpengetahuan baik, 13 orng diantaranya
mendapatkan informasi dari petugas kesehatan. Hal ini dapat terjadi karena
kemungkinan dengan mendapatkan informasi dari petugas kesehatan responden
lebih memiliki pengetahuan yang kompleks dan informasi – informasi yang
terbaru mengenai kesehatan khususnya tentang osteoporosis, bila dibandingkan
responden yang mendapatkan informasi dari komunikasi yang baik dari tetangga
atau keluarga.
2. Pengetahuan Responden
Menurut Notoadmodjo, (2003) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa dari 30
responden mayoritas responden memiliki pengetahuan baik yaitu 50,0%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lismawati (2012), tentang
(49)
Sigara – Gara Kabupten Deli Serdang, bahwa dari 45 responden yang memiliki
(50)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengetahuan tentang osteoporosis dan asupan kalsium
pada wanita pramenopause di Puskesmas Plus Perbaungan Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun 2013. Maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil karakteristik responden mayoritas berumur 40 – 45 tahun yaitu
sebanyak 30 responden, dengan tingkat pendidikan adalah DIII yaitu sebanyak
26 responden, serta mayoritas pekerjaan responden bekerja sebagai bidan yaitu
sebanyak 15 responden, dan mayoritas sumber informasi responden adalah
petugas kesehatan yaitu sebanyak 18 responden.
2. Dari hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan pengetahuan responden tentang
osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita pramenopause mayoritas
berpengetahuan baik yaitu sebanyak 15 responden.
B. Saran
1. Bagi wanita pramenopause
Pada wanita pramenopause diharapkan tidak hanya berpedoman pada
pengetahuan yang diperoleh dari petugas kesehatan. Akan tetapi wanita
pramenopause juga dapat memperoleh informasi dari media cetak, media
(51)
osteoporosis dan asupan kalsium yang belum tentu secara keseluruhan
diketahui oleh petugas kesehatan dikarenakan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan tentang kesehatan khususnya pada wanita pramenopause.
2. Bagi penelitian kebidanan
Bagi para peneliti yang ingin memfokuskan penelitiannya pada osteoporosis
dan asupan kalsium pada wanita pramenopause diharapkan dapat
mempergunakan hasil penelitian ini sebagai referensi untuk melaksanakan
pelayanan kesehatan reproduksi bagi wanita pramenopause dan juga sebagai
(52)
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Bohme, J. C. (2001). Yang Perlu Anda Ketahui Kesehatan Wanita Diatas Umur 40
Tahun. Jakarta : Flex Media Komputindo.
Budiarto, E. (2001). Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Depkes. (2004). Kecendrungan Osteoporosis di Indonesia 6 Kali Lebih Tinggi Dibanding Negeri Belanda. Dibuka tanggal 20 Oktober 2012.
Depkes. (2005). 1 Dari 3 Wanita dan 1 Dari 3 Pria Memiliki Kecenderungan Menderita Osteoporosis. Dibuka tanggal 20 Oktober 2012.
. (2012). Kemenkes RI Ajak Masyarakat Lakukan Pencegahan Osteoporosis. Dibuka tanggal 21 Februari 2013.
Gomez, J. (2006). Awas Pengeroposan Tulang Bagaimana Menghindari dan
Menghadapinya. Jakarta : Arcan.
Hadibroto, H. I. (2003). Mengatasi Gejala Menopause Secara Medis dan Alami. Jakarta : Nirmala.
Kasdu, D. (2002). Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta : Pustaka Pembangunan Swadayanusantara.
Lane, E. N. (2003). Lebih Lengkap Tentang Osteoporosis Rapuh Tulang. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Rineka Cipta.
. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka
Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Jakarta : Salemba Medika. Pieter, Z. H. (2011). Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta : Kencana. Rebecca, Dr. (2007). Menopause. Jakarta : Erlangga.
(53)
Roesma, S. (2006). Pencegahan Dini Osteoporosis : Pedoman Bagi Petugas UKS dan Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depkes.
Sarah , P. A. (2011). Gambaran Pengetahuan Ibu Dalam Mengatasi Kesulitan Makan Pada Balita di Desa Manyabar Kacamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011.
Suyanto & Umi, S. M. (2007). Riset Kebidanan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Offset. Wikipedia. (2007). Pengetahuan . http : // id. Wikipedia. Org / Wiki / pengetahuan.
Dibuka tanggal 21 Februari 2013.
Wikipedia. (2012). Osteoporosis. http : // id. Wikipedia / Wiki / osteoporosis. Dibuka tanggal 21 Februari 2013.
(54)
(55)
(56)
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
No Responden :
Petunjuk pengisian : Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan yang menjadi jawaban ibu dan isilah titik – titik yang tersedia dibawah ini.
A. Data Demografi
1. Umur :……….. Tahun
2. Pendidikan Terakhir : a. D I b. D III c. D IV d. S1 3. Pekerjaan Ibu : a. Bidan
b. Perawat c. Apoteker
4. Informasi Tentang Osteoporosis diperoleh dimana ?
a. Petugas Kesehatan (bidan, dokter, perawat) b. Media (TV, Radio, Koran, Majalah)
c. Keluarga, tetangga, teman.
B. Pengetahuan Tentang Osteoporosis
1. Penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya
perubahan pada mikroarsitektur jaringan tulang yang berakibat menurunnya kekuatan tulang dan meningkatkan kerapuhan tulang. pernyataan diatas merupakan pengertian dari :
a. Osteoporosis b. Stroke c. Kolestrol d. Tidak tahu
2. Suatu keadaan dimana tulang menjadi keropos tanpa merubah bentuk atau
struktur luar tulang namun daerah dalam tulang menjadi berlubang- lubang sehingga mudah patah. Keadaan ini disebabkan oleh :
(57)
b. Stoke
c. Osteoporosis d. Tidak tahu
3. Dalam osteoporosis wanita lebih banyak memiliki resiko dari pada pria,
dikarenakan…
a. Tulang pria lebih tipis dan kecil b. Tulang wanita lebih tebal dan besar c. Tulang wanita lebih tipis dan kecil d. Tidak tahu
4. Wanita yang memiliki riwayat menstruasi yang tidak teratur dapat menunjukkan kurangnya hormon..
a. Estrogen b. Progesterone c. Lituenzing hormon d. Tidak tahu
5. Kecelakaan yang melibatkan patah tulang dapat menyebabkan.. a. Pertambahan massa tulang
b. Pengurangan massa tulang c. Kekuatan tulang
d. Tidak tahu
6. Histerektomi (pengangkatan rahim) yang disertai dengan pengangkatan indung telur dapat mengakibatkan penurunan produksi hormon estrogen, sehingga dapat memiliki resiko terjadinya..
a. Osteoporosis b. Hipertensi c. Stroke d. Tidak tahu
7. Wanita yang sering mengkonsumsi kafein yang berlebihan dan alkohol lebih dari satu gelas perhari bisa mempengaruhi terjadinya..
a. Hipertensi b. Stroke c. Osteoporosis d. Tidak tahu
8. Bukan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya osteoporosis adalah .. a. Gaya hidup yang pasif
b. Gaya hidup yang aktif c. Perokok
d. Tidak tahu
9. Diet yang mengandung protein dan natrium yang banyak bisa menyebabkan
hilangnya… a. Kalsium
(58)
b. Kalium c. Zat tenaga d. Tidak tahu
10.Wanita yang memiliki berat badan yang rendah dan memiliki tubuh yang kurus mempunyai resiko terjadinya..
a. Gizi kurang
b. Kekurangan energi kronik c. Osteoporosis
d. Tidak tahu
11.Osteoporosis dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung . a. Protein
b. Lemak
c. Kalsium d. Tidak tahu
12.Dibawah ini adalah cara pencegahan osteoporosis, kecuali a. Terapi sulih hormon
b. Merokok
c. Vitamin D d. Tidak tahu
13.Olah raga yang teratur dapat menyehatkan, menjaga kebugaran, serta dapat.. a. Memelihara kekuatan tulang
b. Mengatur pernapasan
c. Menurunkan kekuatan tulang d. Tidak tahu
14.Salah satu sumber zat gizi yang penting untuk mencegah terjadinya osteoporosis adalah
a. Karbohidrat
b. Kalsium
c. Protein d. Tidak tahu
15.Kalsium bermanfaat sebagai
a. Membantu pembentukan tulang dan gigi b. Menghasilkan energi
c. Sebagai pembentukan otak pada bayi d. Tidak tahu
16.Pada wanita usia pramenopause (40 – 45 tahun) memerlukan kalsium sebanyak:
a. 1200 mg
b. 1000 mg
c. 1500 mg
d. Tidak tahu
(59)
a. Susu dan keju b. Tahu
c. Bayam
d. Tidak tahu
18.Bahan makanan yang mengandung kalsium terdapat dibawah ini, kecuali.. a. Keju
b. Kacang kedelai
c. Kangkung
d. Tidak tahu
19.Keadaan dimana tulang mudah bengkok, rapuh dan tidak kuat, diakibatkan
karena..
a. Kekurangan vitamin D
b. Kekurangan kalsium
c. Kekurangan protein d. Tidak tahu
20.Kelebihan mengkonsumsi kalsium dapat mengakibatkan terjadinya.. a. Batu ginjal atau gangguan ginjal
b. Kolestrol
c. Diabetes mellitus d. Tidak tahu
(60)
(61)
(62)
Lampiran 6
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Assalamualaikum Wr. Wb / Salam Sejahtera.
Dengan Hormat,
Nama saya Anggina Putri Sarah, sedang menjalani pendidikan di program D –
IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang
berjudul “Pengetahuan Tentang Osteoporosis dan Asupan Kalsium Pada Wanita
Pramenopause”.
Osteoporosis merupakan suatu kondisi dimana tulang menjadi rapuh dan bahkan
kadang – kadang patah. Secara literal, osteoporosis berarti “tulang keropos” karena usia,
aktivitas osteoklas (resorpsi) meningkat dan aktivitas osteoblas (formasi) menurun
sehingga menyebabkan ketidakseimbangan dalam proses “pembaruan” tulang. Jika
proses formasi atau penggantian tulang tidak sempurna, tulang menjadi lemah dan
osteoporosis pun muncul (Bohme, 2001).
Kalsium merupakan salah satu sumber zat gizi yang penting untuk mencegah
osteoporosis. Bahkan , kalau pencegahan osteoporosis dimulai dari masa kanak – kanak.
Karena kalsium merupakan bahan pembentuk tulang yang utama. Konsumsi kalsium
yang tinggi pada masa kanak – kanak membantu pencapaian massa tulang yang lebih
(63)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengetahuan Tentang Osteoporosis
dan Asupan Kalsium Pada Wanita Pramenopause.
Saya akan membagikan lembar kuesioner penelitian kepada ibu tentang :
a. Data demografi seperti umur, pendidikan, pekerjaan, sumber informasi.
Pengisian data akan berlangsung selama 10 menit.
b. Setelah itu saya akan mendampingi ibu dalam pengisian kuesioner supaya ibu
tidak bingung dan dapat menanyakan jika ada yang kurang mengerti dalam
pertanyaan di kuesioner, sehingga pengisian jawaban berjalan dengan lancar.
Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam
penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk
penelitian ini Ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :
Nama : Anggina Putri Sarah
Alamat : Jl. Karya Sei Agul Gg. Bidan no 17 E.
No. HP : 082366383749.
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini.
Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi
ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu bersedia
(64)
Medan, 2013
Peneliti
(65)
Lampiran 7
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp/HP :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Pengetahuan Tentang
Osteoporosis dan Asupan Kalsium Pada Wanita Pramenopause”. Maka dengan ini saya
secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian
tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, 2013
(66)
(1)
(2)
Lampiran 6
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Assalamualaikum Wr. Wb / Salam Sejahtera.
Dengan Hormat,
Nama saya Anggina Putri Sarah, sedang menjalani pendidikan di program D – IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengetahuan Tentang Osteoporosis dan Asupan Kalsium Pada Wanita Pramenopause”.
Osteoporosis merupakan suatu kondisi dimana tulang menjadi rapuh dan bahkan kadang – kadang patah. Secara literal, osteoporosis berarti “tulang keropos” karena usia, aktivitas osteoklas (resorpsi) meningkat dan aktivitas osteoblas (formasi) menurun sehingga menyebabkan ketidakseimbangan dalam proses “pembaruan” tulang. Jika proses formasi atau penggantian tulang tidak sempurna, tulang menjadi lemah dan osteoporosis pun muncul (Bohme, 2001).
Kalsium merupakan salah satu sumber zat gizi yang penting untuk mencegah osteoporosis. Bahkan , kalau pencegahan osteoporosis dimulai dari masa kanak – kanak. Karena kalsium merupakan bahan pembentuk tulang yang utama. Konsumsi kalsium yang tinggi pada masa kanak – kanak membantu pencapaian massa tulang yang lebih tinggi di usia dewasa (Kasdu, 2002).
(3)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengetahuan Tentang Osteoporosis dan Asupan Kalsium Pada Wanita Pramenopause.
Saya akan membagikan lembar kuesioner penelitian kepada ibu tentang :
a. Data demografi seperti umur, pendidikan, pekerjaan, sumber informasi. Pengisian data akan berlangsung selama 10 menit.
b. Setelah itu saya akan mendampingi ibu dalam pengisian kuesioner supaya ibu tidak bingung dan dapat menanyakan jika ada yang kurang mengerti dalam pertanyaan di kuesioner, sehingga pengisian jawaban berjalan dengan lancar.
Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :
Nama : Anggina Putri Sarah
Alamat : Jl. Karya Sei Agul Gg. Bidan no 17 E. No. HP : 082366383749.
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya persiapkan.
(4)
Medan, 2013
Peneliti
(5)
Lampiran 7
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp/HP :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Pengetahuan Tentang Osteoporosis dan Asupan Kalsium Pada Wanita Pramenopause”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
(6)