Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

(1)

PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SISTEM RUJUKAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERBAUNGAN PLUS

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2013

ESTER SELFIA NAPITUPULU 125102061

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2013


(2)

(3)

Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai

Tahun 2013 ABSTRAK Ester Selfia Napitupulu

Latar belakang: sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antara unit-unit yang setingkat kemampuannya. Tingginya angka kematian ibu dan anak umumnya akibat ahli kebidanan atau bidan terlambat mengenali,terlambat merujuk pasien kefasilitas yang lebih lengkap,terlambat sampai ditempat rujukan dan terlambat ditangani.

Tujuan penelitian: Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan bidan tentang sistem rujukan pada ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013.

Metodelogi: penelitian adalah deskriptif, jumlah sampel dalam penelitian ini 45 orang. Pengambilan sampel diambil dengan tehnik total sampling. Menggunakan data primer dengan cara memberikan kuesioner kepada responden.

Hasil penelitian: diperoleh jumlah bidan 45 bidan, dan berdasarkan umur didapat mayoritas 14 responden (53,8%) yang berumur < 30 tahun. Dilihat dari tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan D-III 25 responden (61%). Berdasarkan lama bekerja didapat mayoritas 16 responden (66,7%) dengan lama bekerja < 5 tahun. Berdasarkan sumber informasi didapat mayoritas 18 responden (69,2%) mendapat informasi dari media cetak. Berdasarkan memiliki rumah bersalin didapat mayoritas 16 responden (50 %) memiliki rumah bersalin. Berdasarkan memiliki Ambulan didapat mayoritas 25 responden (64,1 %) tidak memiliki Ambulan. Dan berdasarkan melakukan kerja sama dengan dokter spesialis kandungan (obgin) didapat 18 responden (85,7%) tidak memiliki kerja sama dengan dokter spesialis kandungan (obgin).

Kesimpulan: dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan bidan tentang sistem rujukan pada ibu bersalin adalah cukup. Dan masih ditemukan bidan dengan berpengetahuan kurang. Untuk itu diharapkan kepada seluruh bidan diwilayah kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai menambah pengetahuan mengenai sistem rujukan pada ibu bersalin,berpartisipasi dalam pelatihan maupun seminar dan melanjutkan pendidikan bagi responden dengan pendidikan D-1.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mengalami kesulitan akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagaimana mestinya. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dan selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep Selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Seluruh staf dan Dosen Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Terima kasih yang tak terhingga pada orang tua dan abang dan adik yang penulis cintai yang senantiasa mendoakan dan memberi motivasi tanpa henti selama menjalani pendidikan.

5. Rekan- rekan mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(5)

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan pada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan baik isi maupun penyusunan bahasa. Untuk itu penulis sangat mengharapakan masukan dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak serta bagi penulis khususnya, semoga TuhanYang Maha Esa melindungi kita semua.

Medan, Juli 2013

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan Umum ... ….. 3

2. Tujuan Khusus ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi bidan ... 4

2. Bagi Penelitian ... 4

3. Bagi Penelitian selanjutnya ... 4

4. Bagi Pimpinan Instansi pelayanan kesehatan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem rujukan ... 5

1. Definisi ... 5

2. Rujukan Kebidanan ... 5

3. Jenis Rujukan ... 6


(7)

6 Kegiatan Rujukan ... 9

7. Faktor-faktor Penyebab Rujukan ... 11

8. Keuntungan Sistem Rujukan ... 11

9. Persiapan Rujukan ... 12

10. Pelaksanaan Rujukan ... 12

B. Bidan ... 13

1. Pengertian Bidan ... 13

2. Pelayanan Kebidanan ... 13

3. Asuhan Kebidanan ... 13

C. Pengetahuan ... 14

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 19

B. Definisi Operasional ... 20

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

C. Tempat Penelitian ... 24

D. Waktu Penelitian ... 25

E. Etika Penelitian ... 25

F. Instrumen Penelitian ... 25

G. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 26

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 26

I. Teknik Pengolahan Data ... 27


(8)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian ... 30

1. Berdasarkan data demografi ... .30

2.Berdasarkan Pengetahuan bidan ... 32

3.Berdasarkan umur dan pengetahuan bidan ... 33

4.Berdasarkan pendidikan dan pengetahuan bidan ... 33

5. Berdasarkan lama bekerja dan pengetahuan bidan ... 34

6. Berdasarkan sumber informasih dan pengetahuan bidan ... 35

7. Berdasarkan memiliki rumah bersalin dan pengetahuan Bidan ... 36

8. Berdasarkan memiliki ambulance dan pengetahuan bidan ... 36

9. Berdasarkan kerjasama dengan dokter SPOG dan pengetahuan bidan ... 37

B. Pembahasan ... 37

1. Pengetahuan bidan berdasarkan umur ... 37

2. Pengetahuan bidan berdasarkan tingkat pendidikan ... 39

3. Pengetahuan bidan berdasarkan lama bekerja ... 40

4. Pengetahuan bidan berdasarkan sumber informasi ... 40

5. Pengetahuan bidan berdasarkan memiliki rumah bersalin ... 41

6. Pengetahuan bidan berdasarkan memiliki ambulance ... 42

7. Pengetahuan bidan berdasarkan memiliki kerjasama dengan dokter SPOG ... 43 8. Pengetahuan bidan tentang sistem rujukan


(9)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 47 B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Defenisi Operasional ... 18

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan data demografi bidan……….. 28

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan bidan……….. 30

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan umur dan pengetahuan bidan ... 31

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan dan pengetahuan bidan ... 31

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi berdasarkan lama bekerja dan pengetahuan bidan . 32 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi berdasarkan sumber informasi dan pengetahuan bidan ... 32

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi berdasarkan memiliki rumah bersalin dan pengetahuan bidan ... 33

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi berdasarkan memiliki ambulance dan pengetahuan bidan ... 34

Tabel 5.9 Distribusi frekuensi berdasarkan kerjasama dengan dokter SPOG dan pengetahuan bidan ... 34


(11)

DAFTAR SKEMA


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar penjelasan kepada calon responden.

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (informed Consent)

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 : Surat Penelitian

Lampiran 6 : Surat Balasan Penelitian

Lampiran 7 : Surat Content Validity

Lampiran 8 : Master Data


(13)

Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai

Tahun 2013 ABSTRAK Ester Selfia Napitupulu

Latar belakang: sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antara unit-unit yang setingkat kemampuannya. Tingginya angka kematian ibu dan anak umumnya akibat ahli kebidanan atau bidan terlambat mengenali,terlambat merujuk pasien kefasilitas yang lebih lengkap,terlambat sampai ditempat rujukan dan terlambat ditangani.

Tujuan penelitian: Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan bidan tentang sistem rujukan pada ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013.

Metodelogi: penelitian adalah deskriptif, jumlah sampel dalam penelitian ini 45 orang. Pengambilan sampel diambil dengan tehnik total sampling. Menggunakan data primer dengan cara memberikan kuesioner kepada responden.

Hasil penelitian: diperoleh jumlah bidan 45 bidan, dan berdasarkan umur didapat mayoritas 14 responden (53,8%) yang berumur < 30 tahun. Dilihat dari tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan D-III 25 responden (61%). Berdasarkan lama bekerja didapat mayoritas 16 responden (66,7%) dengan lama bekerja < 5 tahun. Berdasarkan sumber informasi didapat mayoritas 18 responden (69,2%) mendapat informasi dari media cetak. Berdasarkan memiliki rumah bersalin didapat mayoritas 16 responden (50 %) memiliki rumah bersalin. Berdasarkan memiliki Ambulan didapat mayoritas 25 responden (64,1 %) tidak memiliki Ambulan. Dan berdasarkan melakukan kerja sama dengan dokter spesialis kandungan (obgin) didapat 18 responden (85,7%) tidak memiliki kerja sama dengan dokter spesialis kandungan (obgin).

Kesimpulan: dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan bidan tentang sistem rujukan pada ibu bersalin adalah cukup. Dan masih ditemukan bidan dengan berpengetahuan kurang. Untuk itu diharapkan kepada seluruh bidan diwilayah kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai menambah pengetahuan mengenai sistem rujukan pada ibu bersalin,berpartisipasi dalam pelatihan maupun seminar dan melanjutkan pendidikan bagi responden dengan pendidikan D-1.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 Minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18-24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sumarah, 2009).

Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Tahun 2010-2014 yang salah satu prioritasnya adalah menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu di Negara ASEAN tahun 2003 tercatat 95 per 100.000 kelahiran hidup dan di Negara anggota ASEAN lainnya seperti Malaysia tercatat 30 per 100.000 dan Singapura 9 per 100.000 sedangkan di Indonesia sedikitnya 18.000 ibu meninggal setiap tahun karena kehamilan atau persalinan. Berarti setiap setengah jam seorang perempuan meninggal karena kehamilan atau persalinan. Pada saat ini Angka Kematian Ibu telah menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002/2003 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sementara Angka Kematian Bayi mengalami stagnasi dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2002/2003 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Angka ini masih relatif lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN (Suhartati, 2012).

Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu.


(15)

tatanan sistem rujukan. Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan merupakan suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional (Emaya, 2012).

Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, di mana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan di atasnya, demikian seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah, teknologi, transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan tepat. Sebuah penelitian yang meneliti tentang sistem rujukan menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu tidak ada keterlibatan pihak tertentu yang seharusnya terkait,

keterbatasan sarana, tidak ada dukungan peraturan. Tenaga penolong persalinan dilatih agar mampu untuk mencegah atau deteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi, merupakan asuhan persalinan secara tepat guna dan waktu, baik sebelum atau saat masalah terjadi dan segera melakukan rujukan saat kondisi masih optimal, Pelayanan rujukan yang efektif mampu menurunkannya sampai sekitar 80% maka para ibu akan terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian (Emaya, 2012).

Melihat besarnya peran Bidan untuk menurunkan angka kematian ibu maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian ” Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013”.


(16)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat di ambil Bagaimanakah Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengetahuan bidan tentang sistem rujukan pada ibu bersalin

di wilayah kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengetahuan bidan tentang sistem rujukan pada ibu bersalin berdasarkan umur.

b. Mengetahui pengetahuan bidan tentang sistem rujukan pada ibu bersalin berdasarkan pendidikan.

c. Mengetahui pengetahuan bidan tentang sistem rujukan pada ibu bersalin berdasarkan lama bekerja.

d. Mengetahui pengetahuan bidan tentang sistem rujukan pada ibu bersalin berdasarkan sumber informasi.

e. Mengetahui pengetahuan bidan tentang sistem rujukan pada ibu bersalin berdasarkan memiliki rumah bersalin.

f. Mengetahui pengetahuan bidan tentang sistem rujukan pada ibu bersalin berdasarkan memiliki ambulan

g. Mengetahui pengetahuan bidan tentang sistem rujukan pada ibu bersalin berdasarkan memiliki kerjasama dengan dokter spesalis kandungan (obgin).


(17)

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi bidan

Dapat digunakan sebagai masukan bagi tenaga kesehatan / bidan dalam upaya pembinaan dan peningkatan pengetahuan tentang sistem rujukan.

2. Bagi Penelitian

Untuk menambahkan pengetahuan dalam mempraktekan penelitian tersebut kepada pasien di kemudian hari, dan penelitian ini juga akan kelak menjadi ilmu yang bermanfaat.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi mahasiswa DIV Bidan Pendidik USU sehingga menambah informasi dan wawasan mengenai sistem rujukan ibu bersalin.

4. Pimpinanan Instansi pelayanan kesehatan

Dapat memberikan informasi bagi Instansi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan penerapan standar pelayanan kesehatan.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SISTEM RUJUKAN 1. Definisi

Rujukan adalah suatu kondisi yang optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap yang diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012).

Sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih berkompeten, terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi ( Syafrudin, 2009).

2. Rujukan Kebidanan.

Sistem rujukan dalam mekanisme pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal-balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal,maupun horizontal. Rujukan vertikal,maksudnya adalah rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit yang telah lengkap. Misalnya dari rumah sakit kabupaten ke rumah sakit provinsi atau rumah sakit tipe C ke rumah sakit tipe B yang lebih spesialistik fasilitas dan personalianya. Rujukan horizontal adalah konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada dalam satu rumah sakit,misalnya antara bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan anak (Syafrudin,2009).


(19)

3. Jenis Rujukan

Terdapat dua jenis isitilah rujukan yaitu, (Pudiastuti,2011) :

1. Rujukan Medik yaitu pelimpahan tanggungjawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbal balik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu menanganinya secara rasional.

Jenis rujukan medik :

a. Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium lebih lengkap

b. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosa, pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain.

c. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan pengobatan setempat.

2. Rujukan Kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau spesimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap.

4.Tujuan Rujukan

Tujuan rujukan, yaitu (Syafrudin,2009) :

1. Setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-baiknya.

2. Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lengkap fasilitasnya.

3 Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (Transfer knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah.


(20)

5. Langkah-langkah rujukan

Langkah-langkah rujukan,yaitu (Syafrudin,2009) :

1. Menentukan kegawatdaruratan penderita

a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat,oleh karena

itu mereka belum tentu dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas

Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk

2. Menentukan tempat rujukan.

Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai kewenangan dan fasilitas terdekat yang termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.

3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga 4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju a. Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk

b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan


(21)

c. Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila penderita tidak mungkin dikirim.

Dijabarkan persiapan penderita yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan yaitu dengan melakukan BAKSOKU yang merupakan singkatan dari (Bidan, Alat, Keluarga, Surat, Obat, Kenderaan, Uang),(JNPK-KR,2012).

Bidan (B)

Pastikan bahwa ibu dan/atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk menatalaksanakan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan

Alat (A)

Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir ( tabung suntik, selang Intra Vena, dan lain-lain ) bersama ibu ke tempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan sedang dalam perjalanan.

Keluarga (K)

Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi dan mengapa ibu dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan keperluan upaya rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan/atau bayi baru lahir ke tempat rujukan.

Surat (S)

Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu dan/atau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu


(22)

dan/atau bayi baru lahir. Lampirkan partograf kemajuan persalinan ibu pada saat rujukan.

Obat (O)

Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan. Obat- obatan mungkin akan diperlukan selama perjalanan.

Kendaraan (K)

Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi yang cukup nyaman. Selain itu pastikan bahwa kondisi kendaraan itu cukup baik untuk. mencapai tempat rujukan dalam waktu yang tepat. Uang (U)

Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperiukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperiukan selama ibu dan/atau bayi baru lahir tinggal di fasilitas rujukan.

6. Kegiatan Rujukan

Kegiatan rujukan yaitu (Syafrudin,2009) : 1. Rujukan dan pelayanan kebidanan

a. Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap

b. Rujukan kasus patologis pada kehamilan, persalinan, dan nifas c. Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya seperti kasus


(23)

d. Pengiriman bahan laboratorium

e. Jika penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan kirimkan ke unit semula, jika perlu disertai dengan keterangan yang lengkap.

2. Pelimpahan pengetahuan dan keterampilan.

a. Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah untuk memberikan

pengetahuan dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita, diskusi kasus dan demonstrasi operasi.

b. Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih lengkap atau rumah sakit pendidikan juga dengan mengundang tenaga medis dalam kegiatan ilmiah yang diselenggarakan tingkat provinsi atau instituasi pendidikan.

3. Rujukan informasi medis

a. Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim

b. Menjalin kerjasama dalam sistem pelaporan data-data parameter pelayanan kebidanan, terutama mengenai kematian maternal dan pranatal. Hal ini sangat berguna untuk memperoleh angka-angka secara regional dan nasional.


(24)

7. Faktor-faktor Penyebab Rujukan

Faktor-faktor penyebab rujukan (JNPK-KR,2007),yaitu : a. Ketuban pecah dengan mekonium kental

b. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (kurang dari 37 Minggu usia kehamilan)

c. Ketuban pecah lama (lebih kurang 24 jam) d. Riwayat seksio sesaria

e. Ikterus

f. Perdarahan pervaginam g. Anemia berat

h. Preeklamsia/hipertensi dalam kehamilan i. Gawat janin

j. Kehamilan gameli.

8. Keuntungan sistem rujukan

Keuntungan dari sistem rujukan, (Pudiastuti,2011) adalah :

1. Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien berarti bahwa pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah, dan secara psikologis memberi rasa aman pada pasien dan keluarganya.

2. Dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan keterampilan petugas daerah makin meningkat sehingga makin banyak kasus yang dapat dikelola di daerahnya masing-masing.


(25)

9. Persiapan rujukan

Sebelum melakukan persiapan rujukan yang pertama dilihat adalah mengapa bidan melakukan rujukan. Rujukan bukan suatu kekurangan, melainkan suatu tanggung jawab yang tinggi dan mendahulukan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk ibu atau bayi ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika menghadapi penyulit. Yang melatarbelakangi tingginya kematian ibu dan anak adalah terutama terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan. Jika bidan lalai dalam melakukannya akan berakibat fatal bagi keselamatan jiwa ibu dan bayi ( Syafrudin, 2009).

10.Pelaksanaan Rujukan

Pelaksanaan rujukan,yaitu (Pudiastuti,2011): 1. Internal antar petugas di satu rumah

2. Antara puskesmas pembantu dan puskesmas 3, Antara masyarakat dan puskesmas

4. Antara puskesmas dengan puskesmas lainnya

5. Antara puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

6. Antara rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan lain dari rumah sakit.


(26)

B. Bidan

1. Pengertian bidan

Bidan adalah seseorang wanita yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang telah diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan (Hidayat, 2008).

Menurut IBI, bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku, dicatat (registrasi), diberi ijin secara sah untuk menjalankan praktik (Sofyan, 2005).

2. Pelayanan kebidanan

Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi pelayanan kebidanan primer, kolaborasi dan rujukan (Hidayat, 2008).

3. Asuhan kebidanan

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/ masalah dalam bidang kesehatan ibu dan anak (Hidayat, 2008).


(27)

C. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

1. Tingkat pengetahuan domain di dalam kognitif, yaitu :

Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif di klasifikasikan menjadi 6 tingkatan, yakni :

a. Tahu (know)

Tahu artinya mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar.

c. Aplikasi (application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu struktur orgnisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.


(28)

e. Sintetis (syntetis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek pengukuran pengetahuan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan (Notoatmojo,2003)

Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya sebagai berikut :

a. Umur

Umur adalah umur responden dalam tahun terakhir responden. Umur sangat erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang, karena semakin bertambah usia maka semakin banyak pula pengetahuannya. b. Pendidikan

Tingkat pendidikan menentukan pola pikir dan wawasan seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan stok modal semakin meningkat, pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kualitas. Lewat pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan.


(29)

c. Lama Bekerja

Lamanya seseorang bekerja dapat berkaitan dengan pengalaman yang didapatkan di tempat kerja, semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan.

d. Sumber informasi

Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat ini atau keputusan mendatang, informasi yang datang dari pengirim pesan yang ditujukan kepada penerima pesan. Media informasi merupakan alat bantu pendidikan karena alat- alat tersebut diupayakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat dan semua sumber informasi dapat menyampaikan informasi bagi masyarakat di dalamnya

Sumber informasi dapat diperoleh dari:

1. Media cetak, seperti booklet, leaflet, poster, rubrik, dan lain-lain.

2. Media elektronik, seperti televisi,video, slaide, radio, dan lain-lain.

3. Nonmedia, seperti di dapat dari keluarga, teman, tenaga kesehatan.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur, disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.


(30)

e. Rumah Bersalin

Bidan memiliki peran dan fungsi dalam meliputi pelayanannya, salah satunya bidan sebagai pengelola atau memiliki Rumah Bersalin. Bidan berpartisipasi dan kerjasama dalam melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya baik di Puskesmas ataupun Rumah Sakit yang memiliki fasilitas dan tenaga yang lebih terampil dan lebih banyak untuk upaya penyelamatan pasien yang berada dalam kondisi kritis atau status risiko tinggi, maka bidan akan lebih mengetahui kemana pasien akan dirujuk apabila tindakan yang harus diambil oleh bidan adalah melakukan rujukan, sehingga bidan akan lebih tahu dan terampil dalam mengambil keputusan.

f. Memiliki Ambulance

Teori Green pada tahun 1980 menjelaskan bahwa salah satu indikator dari kualitas hidup adalah kematian ibu bersalin. Kematian tersebut terjadi karena adanya keterlambatan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh keluarga dan penolong dalam merujuk ibu bersalin ke rumah sakit. Keterlambatan tersebut meliputi keterlambatan dalam mengambil keputusan merujuk, keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan, para bidan mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan merujuk, mempersiapkan transportasi pada ibu bersalin. Faktor tersebut dapat mempengaruhi pengetahuan bidan untuk mengenali tanda-tanda bahaya ibu bersalin dan ibu bersalin risiko tinggi, keyakinan mengenai cara menghadapi permasalahan


(31)

dalam persalinan, Bila tersedia fasilitas dalam merujuk maka kualitas pengetahuan bidan tentang persalinan akan relatif baik.

g. Memiliki kerjasama dengan dokter spesialis kandungan (obgin)

Pembuatan keputusan menurut Terry (1999) selalu dihubungkan dengan suatu masalah atau suatu kesulitan. Dalam arti keputusan dan penerapannya diharapkan akan menjawab persoalan atau menyelesaikan konflik. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan dokter spesialis ObGin, dan apabila akan melakukan rujukan maka bidan akan cepat dan tanggap melakukan rujukan sehingga kualitas pengetahuan bidan tentang persalinan akan relatif baik.


(32)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah Bidan dimana peneliti akan mengetahui Pengetahuan Bidan tentang Sistem Rujukan Ibu Bersalin di wilayah kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1: Kerangka konsep

Pengetahuan Bidan


(33)

Definisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional

Alat

Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Pengetahuan bidan

Segala sesuatu yang diketahui oleh bidan tentang sistem rujukan ibu bersalin.

Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner jika Benar =1 Salah = 0

1. Baik: bila menjawab benar 16-20 pertanyaan (76-100%) 2. Cukup: bila

menjawab benar 11-15 pertanyaan (60-75%)

3. Kurang: bila menjawab benar <10

Pertanyaan (< 60 %)

Ordinal

2 Umur Umur

responden dalam tahun terakhir responden

Kuesioner - Umur responden : 1). < 30 tahun 2). 30-40 tahun 3). >40 tahun

Ordinal

3 Pendidikan Proses belajar yang pernah diselesaikan bidan secara formal di dalam lembaga pendidikan terakhir dan telah mendapat ijazah .

Kuesioner - Pendidikan bidan

terakhir : 1.Bidan DI 2.Bidan DIII 3.Bidan DIV


(34)

4 Lama Bekerja Lamanya seseorang bekerja dapat berkaitan dengan pengalaman yang didapatkan di tempat kerja, semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan

Kuesioner - Lama bekerja bidan : 1. < 5 tahun 2. 5 - 10 tahun 3. > 10 tahun

Ordinal

5 Sumber infomasi

data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si

penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat ini atau keputusan mendatang, informasi yang datang dari pengirim pesan yang ditujukan kepada penerima pesan

Kuesioner - Sumber informasi

yang di dapat bidan : 1. Media cetak 2.Media elektronik 3.Keluarga, teman, tenaga kesehatan

Ordinal


(35)

Bersalin peran dan fungsi dalam meliputi pelayanannya, salah satunya bidan sebagai pengelola atau memiliki Rumah Bersalin 1. Memiliki Rumah Bersalin 2. Tidak memiliki Rumah Bersalin

7 Ambulance Keterlambatan Budan dalam mencapai fasilitas kesehatan, para bidan harus mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan merujuk, mempersiapkan transportasi/ Ambulance pada ibu bersalin

Kuesioner - Ambulance : 1. Memiliki Ambulance 2. Tidak memiliki ambulance Ordinal

8 Kerjasama dengan dokter ObGin Dalam arti keputusan dan penerapannya diharapkan akan menjawab persoalan atau menyelesaikan konflik. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan

Kuesioner - Kerjasama dengan

dokter ObGin : 1. Melakukan Kerjasama dengan dokter ObGin 2. Tidak melakukan Kerjasama dengan dokter ObGin Ordinal


(36)

dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatan yang

memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan dokter spesialis ObGin


(37)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional

yaitu data yang dikumpulkan pada saat itu juga yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan bidan tentang sistem rujukan ibu bersalin.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan di Wilayah kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Dari survey pendahuluan, data bidan ada sebanyak 45 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasinya. teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total Sampling dimana menjadikan populasi sebagai sampel yang berjumlah 45 bidan.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai. Pemilihan lokasi ini berhubungan peneliti mendapat kemudahan akses oleh peneliti dan jumlah bidannya relatif banyak di wilayah kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai.


(38)

D. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai dengan Mei Tahun 2013.

E. Etika Penelitian

Dalam Penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etika, yaitu : Peneliti memberi penjelasan kepada calon responden tentang manfaat dan tujuan pelaksanaan penelitian. Bila calon responden bersedia, maka calon responden di persilahkan untuk menanda tangani informed consent,

dan mengisi kuesioner tetapi apabila calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.

Kerahasiaan catatan mengenai data responden di jaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan nomor. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data yaitu kuesioner yang telah disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu:

1. Karakteristik Responden

Umur, pendidikan, lama bekerja, sumber informasi, rumah bersalin, ambulan, kerja sama dengan dokter spesialis kandungan (obgin).


(39)

2. Data Pengetahuan.

Peneliti menggunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner pengetahuan yang berisi 20 pertanyaan pilihan berganda. Untuk jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Nilai minimum yang didapat adalah 0 dan nilai maksimum adalah 20. Maka semakin tinggi nilai yang benar, semakin baik pula pengetahuan bidan tentang sistem rujukan ibu bersalin.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk menguji validitas dan reabilitas instrumen, maka perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah isi (content validity) di mana substansi pengukuran itu betul-betul mewakili konsep yang sudah dirumuskan dalam definisi operasional, yang didasarkan pada landasan teori dan pendapat para ahli, dalam hal ini uji validitas telah dilakukan oleh Hj.Juliani,SST,MARS dan didapatkan nilai validitas 0,80. Diperoleh dari hasil perhitungan jumlah skor total di bagi jumlah seluruh item pertanyaan. Sedangkan untuk uji reabilitas, data di analisa dengan uji cronbach’s alfa ,

H. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah : mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian mengajukan surat permohonan kepada Kepala Puskesmas untuk mendapatkan izin melakukan penelitian di Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai. Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada


(40)

bidan. Setelah peneliti bertemu dengan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian.

Peneliti meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent. Setelah responden bersedia, peneliti menjelaskan cara pengisian kuisioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh petanyaan, Pada pertanyaan pengetahuan peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner. Setelah kuesioner diisi oleh responden, kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti. Setelah data terkumpul semua dengan lengkap maka dilakukan pengolahan data dengan bantuan program SPSS untuk mengetahui frekuensi distribusi dari pertanyaan pengetahuan.

I. Teknik Pengolahan Data

Data–data yang diperoleh dari kusioner akan di proses dan di olah menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data, pemeriksa ini dilakukan terhadap kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan dan relevansi jawaban.


(41)

2. Coding

Proses untuk memberikan kode pada jawaban responden, kode ini berguna untuk memudahkan pengolahan data sehingga harus ditetapkan terlebih dahulu oleh peneliti.

3. Tabulating

Membuat tabulating tidak lain adalah memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.

J. Analisis Data

Setalah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan dengan langkah-langkah berikut, editing dengan memeriksa kuesioner yang telah kembali apakah jawaban sudah diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk, kemudian data diberi kode (coding) untuk mempermudah peneliti dalam melakukan analisis data, setelah itu mengelompokkan data ke dalam tabel sesuai dengan variabel yang dibutuhkan untuk analisis data serta pengambilan kesimpulan.

Analisis data yang dilakukan analisis univariat, semua variabel dianalisis secara deskriptif dengan menghitung frekuensinya. Dari pengolahan data deskrptif,dalam tabel distribusi fekuensi dan persentase. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat pengetahuan, bidan tentang sistem rujukan ibu bersalin diwilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai.


(42)

Aspek pengukuran yang digunakan dalam penelitian, yaitu (Setiadi,2007) :

1. Bila responden menjawab dengan benar diberi skor 1 2. Bila responden menjawab salah maka diberi skor 0

F

P = x 100 %

N

Keterangan : P : Skor

F : Jawaban yang benar N : Jumlah soal

Kategori penelitian adalah :

a. Baik : 76-100%, jika jawaban yang benar sebanyak 16-20 b. Cukup : 60-75%, jika jawaban yang benar sebanyak 11-15 c. kurang : < 60%, jika jawaban yang benar <10


(43)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013” diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Berdasarkan data demografi Bidan Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Data Demografi Bidan

Karakteristik F %

Umur

< 30 tahun 30 – 40 tahun

> 40 tahun

26 15 4 57,8 33,3 8,9

Total 45 100

Pendidikan terakhir Bidan DI Bidan DIII Bidan DIV 3 41 1 6,7 91,1 2,2

Total 45 100

Lama bekerja

< 5 tahun 5 – 15 tahun

> 15 tahun

24 13 8 53,3 28,9 17,8

Total 45 100

Sumber Informasi Media cetak Media Elektronik Non Media 26 18 1 57,8 40 2,2

Total 45 100

Rumah Bersalin/klinik


(44)

27

Tidak memiliki Rumah Bersalin 13 28,9

Total 45 100

Ambulance

Memiliki Ambulance Tidak memilik Ambulance

6 39

13,3 86,7

Total 45 100

Kerjasama dengan Dokter SpOG

Melakukan kerjasama dengan Dokter SpOG Tidak melakukan kerjasama dengan Dokter

SpOG

24 21

53,3 46,7

Total 45 100

Berdasarkan golongan umur di dapati bahwa mayoritas responden berumur < 30 tahun sebanyak 26 responden (57,8%), berumur 30 - 40 tahun sebanyak 15 responden (33,3%), dan minoritas berumur < 40 tahun sebanyak 4 responden (8,9%).

Berdasarkan golongan pendidikan di dapati bahwa mayoritas responden berpendidikan DIII sebanyak 41 responden (91,1%), berpendidikan DI sebanyak 3 reponden (6,7%), dan minoritas berpendidikan DIV sebanyak 1 responden (2,2%).

Berdasarkan golongan lama bekerja di dapati bahwa mayoritas responden yang lama bekerja < 5 tahun sebanyak 24 responden (53,3%), lama bekerja 5-15 tahun sebanyak 13 responden (28,9%), dan minoritas yang lama bekerja > 15 tahun sebanyak 8 responden (17,8%).

Berdasarkan golongan sumber informasi di dapati bahwa mayoritas responden yang mendapat sumber informasi dari media cetak sebanyak 26 responden (57,8%), media elektronik sebanyak 18 responden (40%), dan


(45)

minoritas yang mendapat sumber informasi dari non media sebanyak 1 responden (2,2%).

Berdasarkan golongan memiliki rumah bersalin di dapati bahwa mayoritas responden yang memiliki rumah bersalin sebanyak 32 responden (71,1%), dan minoritas yang tidak memiliki rumah bersalin sebanyak 1 responden (2,2%).

Berdasarkan golongan memiliki ambulance di dapati bahwa mayoritas responden yang tidak memiliki ambulance sebanyak 39 responden (86,7%), dan minoritas yang tidak memiliki rumah bersalin sebanyak 6 responden (13,3%).

Berdasarkan golongan melakukan kerjasama dengan dokter ObGin di dapati bahwa mayoritas responden yang Melakukan kerjasama dengan Dokter SpOG sebanyak 24 responden (53,3%), dan minoritas yang tidak Melakukan kerjasama dengan Dokter SpOG sebanyak 21 responden (46,7%).

2. Berdasarkan Pengetahuan Bidan

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Bidan

Kategori F %

Baik 17 37,8

Cukup 26 57,8

Kurang 2 4,4


(46)

Pengetahuan bidan tentang sistem rujukan pada ibu bersalin di wilayah kerja puskesmas perbaungan plus kabupaten serdang bedagai tahun 2013 adalah mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang cukup sebanyak 26 responden (57,8%), yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 17 responden (37,8%) dan minoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang kurang sebanyak 2 responden (4,4%).

3. Berdasarkan Umur dan Pengetahuan Bidan Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur dan Pengetahuan Bidan

No Umur

Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang

F % F % f % F %

1 < 30 tahun 14 53,8 12 46,2 0 0 26 100 2 30-40 tahun 2 13,3 13 86,7 0 0 15 100

3 > 40 tahun 1 25 1 25 2 50 4 100

TOTAL 17 26 2 45 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan baik berdasarkan umur < 30 tahun sebanyak 14 responden (53,8%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan umur 30-40 tahun sebanyak 13 responden (86,7%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang, mayoritas responden yang berpengetahuan kurang berdasarkan umur > 40 tahun sebanyak 2 responden (50%) dan minoritas responden yang berpengetahuan baik dan cukup sebanyak 1 responden (25%).


(47)

4. Berdasarkan Pendidikan dan Pengetahuan Bidan Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan dan Pengetahuan Bidan

No Pendidikan

Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang

F % F % f % F %

1 DI 0 0 1 33,3 2 66,7 3 100

2 DIII 16 39 25 61 0 0 41 100

3 D IV 1 100 0 0 0 0 1 100

TOTAL 17 26 2 45 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan kurang berdasarkan pendidikan DI sebanyak 2 responden (66,7%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan baik sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan pendidikan DIII sebanyak 25 responden (61%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang, mayoritas responden yang berpengetahuan baik berdasarkan pendidikan DIV sebanyak 1 responden (100%), tidak ada yang berpengetahuan cukup dan kurang.

5. Berdasarkan Lama Bekarja dan Pengetahuan Bidan Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Bekarja dan Pengetahuan Bidan

No Lama Bekerja

Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang

F % F % f % F %

1 < 5 tahun 8 33,3 16 66,7 0 0 24 100

2 5-10 tahun 6 46,2 7 53,8 0 0 13 100

3 > 10 tahun 3 37,5 3 37,5 2 25 8 100

TOTAL 17 26 2 45 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan lama bekerja < 5 tahun sebanyak 16 responden (66,7%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang


(48)

sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan lama bekerja 5-10 tahun sebanyak 7 responden (53,8%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang, mayoritas responden yang berpengetahuan baik dan cukup berdasarkan lama bekerja > 10 tahun sebanyak 3 responen (37,5%) sedangkan yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 responden (25%).

6. Berdasarkan sumber Informasi dan Pengetahuan Bidan Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Berdasarkan sumber Informasi dan Pengetahuan Bidan

No

Sumber Informasi

Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang

F % F % f % F %

1 M. Cetak 7 26,9 18 69,2 1 3,9 26 100

2 M. Elektronik 10 55,6 8 44,4 0 0 18 100

3 Non. Media 0 0 0 0 1 100 1 100

TOTAL 17 26 2 45 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan sumber informasi media cetak sebanyak 18 responden (69,2%) dan minoritas responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 1 responden (3,9%) sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan baik berdasarkan sumber informasi media elektronik sebanyak 10 responden (55,6%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang, mayoritas responden yang berpengetahuan kurang berdasarkan sumber informasi non media sebanyak 1 responden (100%), tidak ada responden yang berpengetahuan baik dan cukup.


(49)

7. Berdasarkan Memiliki Rumah Bersalin dan Pengetahuan Bidan

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Memiliki Rumah Bersalin dan Pengetahuan Bidan

N o

Memiliki Rumah Bersalin

Pengetahuan

Total Baik Cukup Kurang

F % F % f % f %

1 Memiliki Rumah Bersalin 16 50 16 50 0 0 32 100 2 Tidak memiliki Rumah Bersalin 1 7,7 10 77 2 15,3 13 100

TOTAL 17 26 2 45 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan baik dan cukup berdasarkan memiliki rumah bersalin sebanyak 16 responden (50%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan tidak memiliki rumah bersalin sebanyak 10 responden (77%) dan minoritas responden yang berpengetahuan baik sebanyak 1 responden (7,7%).

8. Berdasarkan Memiliki Ambulance dan Pengetahuan Bidan Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Memiliki Ambulance dan Pengetahuan Bidan

No Ambulance

Pengetahuan

Total Baik Cukup Kurang

f % F % f % f %

1 Memiliki Ambulance 5 83,3 1 16,7 0 0 6 100 2 Tidak memiliki Ambulance 12 30,8 25 64,1 2 5,1 39 100

TOTAL 17 26 2 45 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan baik berdasarkan memiliki ambulance sebanyak 5 responden (83,3%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan tidak memiliki


(50)

ambulance sebanyak 25 responden (64,1%) dan minoritas responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 responden (5,1%).

9. Berdasarkan Kerjasama dengan Dokter SPOG dan Pengetahuan Bidan

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kerjasama dengan Dokter SPOG dan Pengetahuan Bidan

No

Kerjasama dengan Dokter SPOG

Pengetahuan

Total Baik Cukup Kurang

F % F % f % f %

1 Melakukan kerjasama 16 66,7 8 33,3 0 0 24 100 2 Tidak melakukan kerjasama 1 4,8 18 85,7 2 9,5 21 100

TOTAL 17 26 2 45 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan baik berdasarkan melakukan kerjasama dengan dokter obgin sebanyak 16 responden (66,7%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan tidak memiliki rumah bersalin sebanyak 18 responden (85,7%) dan minoritas responden yang berpengetahuan baik sebanyak 1 responden (4,8%).

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian tersebut telah diperoleh data yang dilakukan dengan penyebaran kuisioner pada bidan sebanyak 45 responden di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai. Data tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan sebagai berikut:

1. Pengetahuan Bidan berdasarkan Umur.

Dari tabel 5.3 didapatkan bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan baik berdasarkan umur < 30 tahun sebanyak 14 responden (53,8%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang sedangkan


(51)

mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan umur 30-40 tahun sebanyak 13 responden (86,7%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang, mayoritas responden yang berpengetahuan kurang berdasarkan umur > 40 tahun sebanyak 2 responden (50%) dan minoritas responden yang berpengetahuan baik dan cukup sebanyak 1 responden (25%)

Menurut Notoadmodjo (2003), bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat umur, semakin cukup umur maka akan semakin matang cara berfikir dan bekerja seseorng. Pemikiran yang matang akan mengajarkan seseorang untuk melakukan proses berfikir dan berprilaku dalam kehidupan seseorang.

Menurut Long yang dikutip dari Nursalam (2003), makin tua umur seseorang, makin konstruktif menghadapi masalah, karena semakin tua umur seseorang semakin tinggi pengetahuannya,sehingga semakin berhati-hati dalam tindakan.

Menurut Harlock (2003), menyatakan bahwa pada umur 40-60 tahun dimana saat menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas tampak pada setiap orang. Sehingga faktor usia yang menuju kedewasaan lanjut sangat mempengaruhi seseorang dalam menerima suatu informasi baru karena keadan fisik dan psikologisnya yang telah menurun. Dari hasil penelitian diketahui bahwa teori yang dikemukakan oleh Harlock sejalan dengan hasil penelitian yaitu semakin matang umur akan semakin baik cara berfikir dan bekerja. Tetapi pada usia tertentu, umur dapat menjadi penyebab rendahnya tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini terlihat bahwa responden pada kelompok umur < 30 tahun mempunyai pengetahuan lebih baik dibandingkan responden pada kelompok umur > 40 tahun. Sehingga dapat


(52)

dikatakan bahwa pengetahuan responden berdasarkan umur adalah baik.

2. Pengetahuan Bidan berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Dari tabel 5.4 didapatkan bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan kurang berdasarkan pendidikan DI sebanyak 2 responden (66,7%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan baik sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan pendidikan DIII sebanyak 25 responden (61%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang, mayoritas responden yang berpengetahuan baik berdasarkan pendidikan DIV sebanyak 1 responden (100%), tidak ada yang berpengetahuan cukup dan kurang.

Tingkat pendidikan menentukan pola pikir dan wawasan seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan stok modal semakin meningkat, pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kualitas. Lewat pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2003).

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Hotmawati (2006), mengenai pengetahuan bidan bahwa tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang serta cara pemahamannya.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa teori sejalan dengan hasil penelitian, dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka baik pengetahuan yang dimiliki. Hal ini terlihat pada hasil penelitian dimana responden dengan pendidikan DIV memiliki pengetahuan baik dari pada responden dengan pendidikan DI. Sehingga didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden berdasarkan pendidikan adalah baik.


(53)

3. Pengetahuan Bidan berdasarkan Lama Bekerja.

Dari tabel 5.5 didapatkan bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan lama bekerja <5 tahun sebanyak 16 responden (66,7%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan lama bekerja 5-10 tahun sebanyak 7 responden (53,8%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang, mayoritas responden yang berpengetahuan baik dan cukup berdasarkan lama bekerja > 10 tahun sebanyak 3 responen (37,5%) sedangkan yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 responden (25%)

Menurut Soekidjo (2003), mengemukakan bahwa pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Soedarso di RSU Pontianak bahwa semakin lama bekerja makin membaik pengetahuan karena dengan lama bekerja seseorang semakin menimba pengetahuan dari pengalaman – pengalaman yang ada.

Teori di atas menunjukkan bahwa hasil penelitian sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Soekidjo, bahwa lama bekerja merupakan factor yang mempengaruhi pengetahuan karena semakin lama bekerja maka semakin baik pengetahuan seseorang.

4. Pengetahuan Bidan berdasarkan Sumber Informasi.

Dari tabel 5.6 didapatkan bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan sumber informasi media cetak sebanyak 18 responden (69,2%) dan minoritas responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 1 responden (3,9%) sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan baik berdasarkan sumber informasi media elektronik sebanyak 10


(54)

responden (55,6%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang, mayoritas responden yang berpengetahuan kurang berdasarkan sumber informasi non media sebanyak 1 responden (100%), tidak ada responden yang berpengetahuan baik dan cukup.

Menurut Notoadmodjo (2003), media informasi merupakan alat bantu pendidikan karena alat- alat tersebut diupayakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat dan semua sumber informasi dapat menyampaikan informasi bagi masyarakat di dalamnya. Dengan adanya informasi diharapkan akan terjadi peninkatan pengetahuan sikap dan perilaku dalam diri individu atau kelompok sasaran yang berdasarkan kesadaran dan kemauan individu yang diharapkan.

Teori di atas menunjukkan bahwa hasil penelitian sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Notoadmodjo, dimana semakin banyak sumber informasi maka semakin baik pengetahuan.

5. Pengetahuan Bidan berdasarkan memiliki Rumah Bersalin.

Dari tabel 5.7 didapatkan bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan baik dan cukup berdasarkan memiliki rumah bersalin sebanyak 16 responden (50%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan tidak memiliki rumah bersalin sebanyak 10 responden (77%) dan minoritas responden yang berpengetahuan baik sebanyak 1 responden (7,7%).

Hasil penelitian Sutrisno (1997) dalam penelitiannya di Kabupaten Purworejo menyebutkan bahwa suami, orang tua dan mertua adalah anggota kelompok referensi yang paling sering memberikan anjuran memilih tenaga


(55)

penolong persalinan. Bidan memiliki peran dan fungsi dalam meliputi pelayanannya, salah satunya bidan sebagai pengelola atau memiliki Rumah Bersalin. Bidan berpartisipasi dan kerjasama dalam melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya baik di Puskesmas ataupun Rumah Sakit yang memiliki fasilitas dan tenaga yang lebih terampil dan lebih banyak untuk upaya penyelamatan pasien yang berada dalam kondisi kritis atau status risiko tinggi, maka bidan akan lebih mengetahui kemana pasien akan dirujuk apabila tindakan yang harus diambil oleh bidan adalah melakukan rujukan, sehingga bidan akan lebih tahu dan terampil dalam mengambil keputusan.

Teori diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Sutrisno,dimana Bidan memiliki peran dan fungsi dalam meliputi pelayanannya, salah satunya bidan sebagai pengelola atau memiliki Rumah Bersalin. Maka bidan akan lebih mengetahui kemana pasien akan dirujuk apabila tindakan yang harus diambil oleh bidan adalah melakukan rujukan, sehingga bidan akan lebih tahu dan terampil dalam mengambil keputusan.

6. Pengetahuan Bidan berdasarkan memiliki Ambulan.

Dari tabel 5.8 didapatkan bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan baik berdasarkan memiliki ambulance sebanyak 5 responden (83,3%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan tidak memiliki ambulance sebanyak 25 responden (64,1%) dan minoritas responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 responden (5,1%).

Teori Green pada tahun 1980 menjelaskan bahwa salah satu indikator dari kualitas hidup adalah kematian ibu bersalin. Kematian tersebut terjadi karena


(56)

adanya keterlambatan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh keluarga dan penolong dalam merujuk ibu bersalin ke rumah sakit. Keterlambatan tersebut meliputi keterlambatan dalam mengambil keputusan merujuk, keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan, para bidan mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan merujuk, mempersiapkan transportasi pada ibu bersalin. Faktor tersebut dapat mempengaruhi pengetahuan bidan untuk mengenali tanda-tanda bahaya ibu bersalin dan ibu bersalin risiko tinggi, keyakinan mengenai cara menghadapi permasalahan dalam persalinan, Bila tersedia fasilitas dalam merujuk maka kualitas pengetahuan bidan tentang persalinan akan relatif baik.

Teori diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Green,dimana keterlambatan dalam mengambil keputusan merujuk, keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan, para bidan mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan merujuk, mempersiapkan transportasi pada ibu bersalin. Bila tersedia fasilitas dalam merujuk maka kualitas pengetahuan bidan tentang persalinan akan relatif baik.

7. Pengetahuan Bidan berdasarkan memiliki kerjasama dengan dokter spesialis kandungan (obgin).

Dari tabel 5.9 didapatkan bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan baik berdasarkan melakukan kerjasama dengan dokter obgin sebanyak 16 responden (66,7%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan tidak melakukan kerjasama sebanyak 18 responden (85,7%) dan minoritas responden yang berpengetahuan baik sebanyak 1 responden (4,8%).


(57)

Pembuatan keputusan menurut Terry (1999) selalu dihubungkan dengan suatu masalah atau suatu kesulitan. Dalam arti keputusan dan penerapannya diharapkan akan menjawab persoalan atau menyelesaikan konflik. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan (ObGin), dan apabila akan melakukan rujukan maka bidan akan cepat dan tanggap melakukan rujukan sehingga kualitas pengetahuan bidan tentang persalinan akan relatif baik.

Teori diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Terry, dimana dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan (ObGin).

8. Pengetahuan Bidan tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin.

Dari tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa bidan yang berpengetahuan baik 17 responden ( 37,8% ), berpengetahuan cukup 26 responden ( 57,8% ) dan berpengetahuan kurang 2 responden ( 4,4% ).

Pengetahuan adalah penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui indera yang ( mata, hidung, telinga, dan sebagainya ). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan menghasilkan perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga ) dan indera penglihatan ( mata ). Penginderaan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda – beda ( Wasis, 2008 ).


(58)

Sejalan dengan pendapat Wasis (2008), mengatakan dalam teorinya bahwa pengetahuan merupakan resultan suatu objek penginderaan tersebut sebagian besar berasal dari penglihatan dan pendengaran, pengukuran atau penilaian pengetahuan pada umumnya dilakukan melalui test atau wawancara dengan alat bantu kuesioer yang berisi materi yang ingin diukur dari responden.

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa umur bukan merupakan factor yang mempengaruhi pengetahuan. Hal ini terlihat bidan yang lebih muda lebih baik dibandingkan dengan bidan yang lebih tua. Ini dapat disebabkan oleh pada beberapa orang di usia tua terjadi penurunan fungsi fisik dan psikologis. Berdasarkan pendidikan merupakan factor yang dapat meningkatkan pengetahuan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan pendidikan yang lebih tinggi akan lebih baik pengetahuannya dari pada pendidikan yang lebih rendah. Dari hasil penelitian lama bekerja merupakan factor yang mempengaruhi pengetahuan, hal ini disebabkan bertambahnya pengetahuan seiring dengan lama seseorang bekerja. Sumber informasi dan pengalaman juga factor yang mempengaruhi pengetahuan hal ini disebabkan semakin bertambahnya informasi maka bertambah pula pengetahuan begitu juga dengan pengalaman dapat menambah pengetahuan karena pengalaman adalah guru terbaik dan merupakan sumber pengetahuan. Dari hasil penelitian memiliki rumah bersalin merupakan factor yang mempengaruhi pengetahuan bidan, hal ini disebabkan seorang bidan yang memiliki rumah bersalin sendiri akan lebih mengetahui kondisi kritis atau status resiko tinggi yang memungkinkan seorang pasien dirujuk, sehingga bidan akan lebih tahu dan terampil dalam mengambil keputusan. Dari hasil penelitian bidan yang mempunyai ambulance merupakan factor yang mempengaruhi


(59)

pengetahuan, karena tersedianya fasilitas dalam merujuk maka kualitas pengetahuan bidan tentang persalinan akan relatif baik. Dari hasil penelitian kerjasama dengan dokter spesialis kandungan ( ObGin ) adalah factor yang mempengaruhi pengetahuan, hal ini disebabkan dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan ( ObGin ) sehingga kualitas pengetahuan bidan tentang persalinan akan relatif baik.

Berdasarkan hasil penelitian dari variable di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan bidan tentang sistem rujukan pada ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2013 adalah cukup.


(60)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa :

A. Kesimpulan

1. Pengetahuan bidan tentang sistem rujukan pada ibu bersalin di wilayah kerja puskesmas perbaungan plus kabupaten serdang bedagai tahun 2013 adalah mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang cukup sebanyak 26 responden (57,8%), dan minoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang kurang sebanyak 2 responden (4,4%).

2. Mayoritas responden berpengetahuan baik berdasarkan umur 30-40 tahun sebanyak 13 responden (86,7%) dan mayoritas responden yang

berpengetahuan kurang berdasarkan umur > 40 tahun sebanyak 2 responden (50%).

3. Mayoritas responden yang berpengetahuan baik berdasarkan pendidikan DIV sebanyak 1 responden (100%), dan mayoritas responden yang berpengetahuan kurang berdasarkan pendidikan DI sebanyak 2 responden (66,7%).

4. Mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan lama bekerja < 5 tahun sebanyak 16 responden (66,7%) dan mayoritas responden yang

berpengetahuan baik dan cukup berdasarkan lama bekerja > 10 tahun sebanyak.

5. Mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan sumber informasi media cetak sebanyak 18 responden (69,2%) dan mayoritas


(61)

responden yang berpengetahuan kurang berdasarkan sumber informasi non media sebanyak 1 responden (100%), tidak ada responden yang

berpengetahuan baik dan cukup.

6. Mayoritas responden yang berpengetahuan baik dan cukup berdasarkan memiliki rumah bersalin sebanyak 16 responden (50%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang .

7. Mayoritas responden yang berpengetahuan baik berdasarkan memiliki ambulance sebanyak 5 responden (83,3%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang .

8. Mayoritas responden yang berpengetahuan baik berdasarkan melakukan kerjasama dengan dokter obginsebanyak 16 responden (66,7%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang .

B. Saran

1. Bagi Praktek Kebidanan

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi masukan bagi setiap pelayanan kebidanan dapat memberikan informasi dan dapat meningkatkan penerapan standar pelayanan kebidanan pada ibu postpartum tentang inisiasi menyusu dini.

2. Bagi Responden

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman responden khususnya bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai bahwa sistem rujukan ibu bersalin sangat penting dilakukan untuk mendukung dan membantu ibu dalam menyusui.


(62)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan dapat dikembangkan pada penelitian berikutnya dalam lingkup yang lebih luas.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Hidayat, Mufdlilah. (2008). Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Mitra

Cendikia

Jaringan Nasional. (2007). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR Jaringan Nasional. (2012). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR Harlock. (2003).Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Asdi Mahasatya Nursalam. (2003).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta :

Rineka Cipta

Notoatmodjo. (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta Prawiraharjo,Hotmawati. (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal Dan

Neonatus. Edisi T. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka

Pudiastuti, Ratna Dewi. (2011). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta :GrahaIlmu

Soekidjo. (2003).Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi 3. Jakarta :Rineka Cipta

Sutrisno J.(1997).Persepsi Perilaku Ibu Hamil Dan Masyarakat Terhadap Resiko Kehamilan. Tesis, Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta Syafrudin. (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC

Syafrudin. dkk (2009). Ilmu Kesehatan Masyrakat. Jakarta : EGC Sumarah, dkk. (2009). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya


(64)

Suhartati. (2012). Workshop Penerapan Standar Asuhan Kebidanan. Jakarta

Wahit,Wasis. (2008).Bidan Menyongsong Masa Depan.Jakarta :PP IB


(65)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu Dengan Hormat,

Nama saya Ester Selfia Napitupulu, saat ini saya sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013”. Sebelumnya saya akan memberikan gambaran penjelasan tentang sistem rujukan.

Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan. Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan merupakan suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional. Melihat besarnya peran Bidan untuk menurunkan angka kematian ibu maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian.

Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan


(66)

penelitian saja. Untuk penelitian ini ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:

Nama : Ester Selfia Napitupulu

Alamat : Jl. Bunga wijaya 23,pasar 4,Padang Bulan Medan.

No. HP : 082364808552

Terima kasih sebelumnya saya ucapkan kepada ibu yang telah bersedia untuk berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2013

Peneliti


(67)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang “pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedage Tahun 2013”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2013


(68)

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai

Tahun 2013

Petunjuk Pengisian Kuesioner

 Isilah data identitas pada lembaran kuesioner

 Bacalah terlebih dahulu pertanyaan yang tersedia, dan jika ada yang kurang dimengerti silahkan menanyakannya kepada peneliti.

 Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling benar

 Setelah selesai, kuesioner dikembalikan kepada peneliti.

A. Identitas responden

No. Responden : Umur

( ) < 30 tahun ( ) 30-40 tahun ( ) > 40 tahun Pendidikan terakhir ( ) Bidan DI ( ) Bidan DIII ( ) Bidan DIV Lama bekerja

( ) < 5 Tahun ( ) 5 – 10 Tahun ( ) > 10 Tahun

Sumber informasi dapat diperoleh dari ( ) Media cetak

( ) Media elektronik


(69)

Rumah Bersalin

( ) Memiliki rumah bersalin ( ) Tidak memiliki rumah bersalin Ambulance

( ) Memiliki ambulance ( ) Tidak memiliki ambulance

Kerjasama dengan dokter spesialis kandungan (obgin) ( ) Memiliki kerja sama

( ) Tidak memiliki kerja sama

Pertanyaan Pengetahuan

1. Pengertian dari rujukan adalah :

a. Suatu sistem pelayanan kesehatan dimana terjadi pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan yang timbul baik secara vertikal maupun secara horizontal

b. Suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yanng memungkinkan terjadinya penyerahan tanggungjawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal.

c. suatu kondisi yang optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap yang diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir

2. Rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit yang telah lengkap disebut rujukan :

a. Rujukan vertikal b. Rujukan horizontal c. Rujukan terencana

3. Yang merupakan contoh rujukan horizontal adalah:

a. Rujukan kebidanan terhadap ruangan ilmu kesehatan anak dirimah sakit.

b. Rujukan kader atau dukun terhadap klinik bersalin. c. Rujukan puskesmas terhadap rumah sakit


(1)

(2)

(3)

7 Hasil Kuesioner Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus

Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013.

No

Responden umur Pendidikan

Sumber informasi

Lama

bekerja Klinik Ambulance

Kerjasama dengan

dokter 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1

< 30

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada Ada Ada 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2

30-40

tahun D III M.Cetak

> 10

tahun Ada Ada Ada 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 3

< 30

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada Ada Ada 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 4

< 30

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada T.Ada T.Ada 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 5

30-40

tahun D III M.Cetak

> 10

tahun Ada Ada Ada 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 6

< 30

tahun D IV M.Cetak

< 5

tahun Ada Ada Ada 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 7

< 30

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada T.ada Ada 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

> 40

tahun D III M.Cetak

> 10

tahun Ada T.Ada Ada 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9

30-40

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada Ada Ada 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 10

< 30

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada T.Ada T.Ada 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 11

30-40

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada T.Ada T.Ada 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 12

< 30

tahun D III M. Elektro < 5

tahun Ada T.Ada Ada 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0


(4)

8

15

30-40

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada T.Ada T.Ada 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 16

< 30

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada T.Ada T.Ada 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 17

> 40

tahun D I M.Cetak

> 10

tahun T.Ada T.Ada T.Ada 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 18

< 30

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada T.Ada T.Ada 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 19

30-40

tahun D I M.Cetak

< 5

tahun Ada T.Ada T.Ada 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 20

< 30

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada T.Ada T.Ada 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 21

< 30

tahun D III M. Elektro < 5

tahun Ada T.Ada Ada 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 22

< 30

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada T.Ada T.Ada 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 23

30-40

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada T.Ada T.Ada 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 24

< 30

tahun D III M. Elektro

5-10

tahun Ada T.Ada Ada 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25

30-40

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada T.Ada T.Ada 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 26

< 30

tahun D III M. Elektro

5-10

tahun Ada T.Ada Ada 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 27

30-40

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada T.Ada T.Ada 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 28

< 30

tahun D III M. Elektro

5-10

tahun Ada T.Ada Ada 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 29

< 30

tahun D III M.Cetak

< 5

tahun Ada T.Ada Ada 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 30

> 40

tahun D I Non.Media

> 10

tahun T.Ada T.Ada T.Ada 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 31

< 30

tahun D III M.Cetak

< 5


(5)

9

32

< 30

tahun D III M. Elektro

5-10

tahun Ada T.Ada Ada 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 33

30-40

tahun D III M.Cetak

> 10

tahun T.Ada T.Ada Ada 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 34

30-40

tahun D III M.Cetak

> 10

tahun T.Ada T.Ada T.Ada 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 35

< 30

tahun D III M. Elektro

5-10

tahun Ada T.Ada Ada 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 36

30-40

tahun D III M. Elektro

> 10

tahun T.Ada T.Ada T.Ada 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 37

< 30

tahun D III M. Elektro

5-10

tahun Ada T.Ada Ada 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 38

30-40

tahun D III M. Elektro

5-10

tahun T.Ada T.Ada T.Ada 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 39

< 30

tahun D III M. Elektro

5-10

tahun T.Ada T.Ada Ada 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 40

< 30

tahun D III M. Elektro

5-10

tahun T.Ada T.Ada Ada 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 41

< 30

tahun D III M. Elektro

5-10

tahun T.Ada T.Ada T.Ada 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 42

< 30

tahun D III M. Elektro < 5

tahun T.ada T.Ada T.Ada 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 43

30-40

tahun D III M. Elektro

5-10

tahun T.Ada T.Ada T.Ada 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 44

< 30

tahun D III M. Elektro

5-10

tahun T.Ada T.Ada Ada 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 45

30-40

tahun D III M. Elektro

5-10


(6)

10

Lampiran 9 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ester Selfia Napitupulu Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Ampalu,13 Mei 1991 Nama Ayah : Sabar H. Napitupulu

Nama Ibu : Nelli L.Siagian

Anak Ke : 2 (Dua) dari 5 (Lima) Bersaudara Alamat : Jl.Ade Irma Suryani,Teluk Kuantan Pendidikan Formal

SD : SD Negeri 019 Teluk Kuantan, Tahun 1997-2003 SMP : SMP Negeri 1 Teluk Kuantan, Tahun 2003-2006 SMA : SMA Negeri 2 Teluk Kuantan,Tahun 2006-2009 D3 : Akademi Kebidanan Senior Medan, Tahun 2009-2012