Peran Petani Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Di Desa Meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Peran Petani Prempuan

2.1.1 Pengertian Peran
Menurut Bidle dan Thomas, peran adalah serangkaian rumusan yang
membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kehidupan tertentu.
Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi
anjuran, memberi penilaian dan memberi sanksi. Peran (role) menurut Cohen
(1992), suatu perilaku yang diharapkan oleh orang lain dari seorang yang
menduduki status tertinggi (Syarbaini, 2009:60).
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan seseorang melaksanakan hak
dan kewajiban sesuai kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.
Kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan keduanya saling ketergantungan
artinya tidak ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran, seperti halnya
status tiap orang mempunyai dengan berbagai macam peran dengan berasal dari
pola pergaulan hidupnya.
Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dalam pergaulan

kemasyarakatan. Posisi atau tempat orang (social position) merupakan unsur statis
yang menunjukan tempat individu dalam organisasi sosial sementara peran-peran
lebih banyak menunjuk pada fungsi-fungsi artinya seseorang menduduki sesuatu

22
Universitas Sumatera Utara

posisi tertentu dalam masyarakat dan menjalankan suatu peran. Peran petani
perempuan dalam menjalankan fungsi-fungsinya sebagai ibu rumah tangga, yang
juga memiliki kedudukan, posisi menjalankan peran dan pemegang keputusan
apabila dibutuhkan juga yang mencukupi sosial ekonomi rumah tangganya.
(Syarbaini, 2009: 60).
Peran (Role) ialah tingkah laku yang diwujudkan sesuai dengan hak dan
kewajiban suatu kedudukan tertentu. Atau dapat dikatakan peran adalah perilaku
yang diharapkan seseorang yang memperoleh suatu status. Kedudukan perempuan
mempengaruhi

peranan

yang


dilakukannya,

sebaliknya

kedudukan

dapat

dipengaruhi oleh peranannya dalam memperbaiki kedudukannya.
Adapun kedudukan dan peran perempuan pada umumnya dapat dibagi
menjadi 2 fungsi yaitu sebagai berikut:
1. .Perempuan sebagai istri dan juga ibu rumah tangga serta anggota keluarga
yang disebut dengan fungsi intern.
2. Perempuan sebagai warga Negara dan anggota masyarakat yang bergerak
dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, dapat juga disebut sebagai fungsi
ekstern (Shanty Dellyana,1988 dalam soeroso, 2010:53)
Perempuan mempunyai berbagai alasan untuk melakukan pekerjaan diluar
rumah, alasan tersebut salah satunya antara lain karna desakan ekonomi, sehingga
perempuan bekerja dan berperan serta dalam mencukupi kebutuhan keluarga.

Berdasarkan cara memperolehnya, peran dapat dibedakan menjadi:
1. Peranan bawakan (ascribed roles) yaitu peranan dengan diperoleh secara
otomatis bukan karna usaha misalnya peranan sebagai nenek, anak,
kepala desa dan sebagainya.

23
Universitas Sumatera Utara

2. Peranan pilihan (achieves roles) yaitu peranan dengan diperoleh atas
dasar keputusannya sendiri misalnya memutuskan untuk memilih kuliah
program studi sosiologi UI (Syarbaini,2009:60)
Perempuan merupakan salah satu peranan pilihan (achieves roles) atas
peranan yang dilakukan nya berdasarkan pada keputusannya sendiri, melakukan
peran serta meningkatkan kebutuhan sosial ekonomi keluarganya.
Dalam arti lain menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Soerjono
Suykanto. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu
yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang
dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan
dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang


dalam

kehidupan

masyarakat

(Deny.2011,Peran.

Diakses

dari www.arisandy.com).
Berbicara tentang peranan berarti individu, tersebut juga berusaha
meningkatkan efisiensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara
menajamkan posisi perannya, sesuatu yang demikian menjadi bidang spesialis, agar
lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Peran dapat diberikan dalam berbagai bidang
yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial dan lainnya.
Dari rumusan pengertian peranan yang dikemukakan diatas maka dapat
diartikan bahwa peranan adalah suatu ketertiban yang dilakukan oleh seseorang
yang kemudian memposisikan dirinya dalam keluarga sehingga memberikan

dampak yang kemudian dapat dinilai dari aspek sosial dan aspek ekonomi.

2.1.2 Petani Perempuan

24
Universitas Sumatera Utara

Penggunaan kata “perempuan” karena akan dibahas adalah jenis kelamin
yang tergolong perempuan sebagai lawan jenis kelamin laki-laki. Serta lebih
memantapkan informasi yang menjelaskan arti kata perempuan adalah yang
diempukan (empu artinya indukatau ahli) sehinggaa tersirat arti penghormatan
(Sadli,2010:3).
Dalam keseharian perilaku perempuan sering dikaitkan dengan aspek
jasmaniah. Dalam budaya indonesia aspek jasmaniah secara langsung maupun tidak
langsung sering di interpreasikan secara populer sebagai perempuan dan
kodratnya.Petaniadalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian
utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk
menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain),
dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan
sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain (Sagoyo,1985:6).

Dari rumusan pengertian petaniyang dikemukakan diatas maka dapat
diartikan bahwa petani adalah orang yang mata pencahariannya bercocok tanam
dengan melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan
memelihara tanaman(seperti padi, bunga, buahdan lain lain), dengan harapan untuk
memperoleh hasildari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun
menjualnya kepada orang lain.Terdapat tiga golongan petani yaitu petani berlahan
sempit yaitu golongan pemilik-penyewa penggarap, pemilik penggarap dan
penyewa penggarap serta dua golongan petani berlahan luas yaitu golongan
pemilik-penyewa penggarap dan pemilik penggarap. Kendala utama bagi usahatani
lahan luas golongan pemilikpenyewa adalah modal sedangkan untuk golongan
pemilik penggarap adalah biaya pupuk kandang. Harga bayangan dari setiap
kendala atau

sumberdaya

langka tersebut

menunjukkan bila

menambah


25
Universitas Sumatera Utara

ketersediaan sumberdaya tersebut satu rupiah akan mendatangkan pendapatan
sebesar harga bayangannya (shadow price). Analisis sensitivitas menunjukkan
batasan perubahan dari harga dan biaya agar tidak merubah keadaan optimal
(Yuningsih. 1999. Analisis Optimalisasi Pendapatan Usaha Tani Pada Keragaman
Jenis Usaha Petani. Diakses dari(http://repository.ipb.ac.id tanggal 21 April 2014
pukul 12.35).
Perempuan diasosiasikan tanpa nilai, sementara wanita lebih mengarah
kepada kedewasaan. Terang saja karena definisi dewasa di sini adalah sebuah
pengabdian yang tersirat. Karena itu wanita dinilai tinggi ketika bisa mengabdi
sehingga diinginkan oleh lelaki. Kesetiaan jadi lebih baik dari kemandirian
(http://shofisme.wordpress.com/perempuan-dan-wanita/diakses tanggal 16 April
2014 pukul 12.30).
Dari rumusan pengertian petani yang dikemukakan diatas maka dapat
diartikan bahwa petani adalah orang yang mata pencahariannya bercocok tanam
dengan melakukan pengolahan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan
memelihara tanaman (seperti, sayur-sayuran), dengan harapan untuk memperoleh

hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjual nya kepada
orang lain.
2.1.3 Peran Petani Perempuan
Kedudukan perempuan dalam aspek sosiologi menunjukan sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. Kedudukan Perempuan dalam pengertian ini memposisikan
perempuan sebagai kelompok sosial yang berstatus lebih rendah dari laki-laki di
lingkungan tempat berinteraksi. Status sosial yang dimaksud ditujukan kepada
kemampuan menerjemahkan dan teknologi sebagai ukuran interaksi yang dibentuk
dari esensi-esensi kemampuan komunikasi sosial yang berada dalam skala

26
Universitas Sumatera Utara

rendah.Dalam proses-proses pembangunan terdapat hubungan timbal balik antara
perempuan dan laki-laki.Jika perbedaan-perbedaan hakiki yang menyangkut jenis
kelamin tidak bisa diganggugugat dimana bahwa secara biologis perempuan
memiliki kemampuan mengandung dan melahirkan sementara laki-laki tidak, dan
sejenisnya. Maka perbedaan perbedaan genderjuga harus bisa dirubah karna yang
menjadi akarnya adalah faktor-faktor sosial dan sejarah (Macdonal, dkk: 13).
Pengakuan bahwa perempuan dan laki-laki sama, yaitu sama-sama manusia

yang mempunyai pikiran, perasaan dan pendapat memang dibutuhkan oleh
perempuan, karena selama berabad-abad itu masih disangkal. Banyak kerugiankerugian yang disebabkan yang tidak mengenal atau mengakui perbedaanperbedaan ini. Pengakuan akan perbedaan antara perempuan dan laki-laki
dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan perempuan. Peranan yang
berbeda antara perempuan dan laki-laki dalam keluarga dan masyarakat merupakan
akibat pembagian kerja secara seksual. Pembagian kerja secaraseksual ini bertahan
karena mendapat kekuatan dari masa ke masa melalui sosialisasi dan
enkulturalisasi. Peran perempuan selalu dikaitkan dengan urusan domestik dan lakilaki di ruang publik (Primariantari dkk, 1998:121).
Pada dasarnya perempuan Indonesia, khususnya mereka yang tinggal
didaerah pedesaan dan miskin peranan ganda bukanlah merupakan sesuatu hal yang
baru.Pada masyarakat pedesaan para perempuan sudah dituntut untuk hidup
mandiri dan bekerja karena tuntutan perekonomian, hal ini yang mendasari peran
perempuan desa tidak hanya lagi bekerja sebagai pembantu laki-laki khususnya
dalam pertanian, perempuan sudah memiliki kesempatan untuk bekerja sebagai
petani dan mengelola lahan pertanian dengan sendiri.Dalam pertanian perempuan
juga sudah dapatmemiliki tanah pertanian dan mengawasi penggarapannya. Dengan

27
Universitas Sumatera Utara

demikin perempuan tidak mengalami kesulitan untuk menghidupi dirinya sendiri

dan keluarganya.
Jadi yang dimaksud dengan petani perempuan merupakan perempuan yang
bekerja sebagai petani yang bercocok tanam dengan melakukan pengelolaan tanah
dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanamandengan harapan untuk
memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun
menjualya kepada orang lain memperoleh pendapatan dan tidak lagi tergantung
kepada laki-laki.
Kedudukan seseorang dalam masyarakat selain ditentukan oleh jabatan
resminya berdasarkan hukum, ditentukan pula oleh adat, nilai-nilai dan normanorma yang berlaku, serta juga oleh kemampuan dan perannya dalam masyarakat.
misalnya: kedudukannya sebagai isteri tugas yang melekat dalam dirinya atau
perannya adalah mengatur rumah tangga; kedudukannya sebagai guru, perannya
mengatur bahan ajar supaya anak didiknya sukses. Jadi kedudukan seseorang
menentukan perannya, sebaliknya peran yang dilakukan oleh seseorang dapat
mempengaruhi dan merubah kedudukannya dalam masyarakat. Petani Perempuan
adalah sosok perempuan pedesaan baik yang dewasa maupun muda. Mereka adalah
isteri petani atau anggota keluarga tani yang terlibat secara langsung atau tidak
dengan tetap atau sewaktu-waktu dalam kegiatan usaha tani dan kesibukan lainnya
berhubungan dengan kehidupan dan penghidupan keluarga tani dipedesaan
(Sajogyo, 1985).
Petani Perempuan dari setiap daerah mempunyai masalah yang sama.

Secara umum mereka menghadapi masalah yang sama pula. Yaitu tingkat hidup
yang rendah dan jumlah keluarga yang relatif besar, tingkat pendidikan dan
kesempatan belajar kurang, pengetahuan dan keterampilan yang sangatterbatas dan

28
Universitas Sumatera Utara

tertinggal dalam usaha tani, kurangnya sikap positif terhadap kemajuan baik karena
adat, agama, maupun kebiasaan hidup.Perempuan dalam proses pendidikan
dipedesaan bukanlah berarti hanya sebagai suatu tindakan perikemanusiaan yang
adil belaka, tindakan mengajar, mendorong perempuan dipedesaan untuk
berpartisipasi dalam pendidikan merupakan suatu tindakan yang efisien. Ikut
sertanya perempuan pada umumnya dalam pendidikan berarti pula memanfaatkan
sumber daya manusia dengan potensi yang tinggi. Petani Perempuan sehubungan
dengan peran dan kedudukannya dalam rumah tangga perlu diberikan perhatian
khusus yang secara bersama dikaitkan dengan kepentingan keluarga tani. Padahal
banyak orang percaya kalau perempuan selayaknya berada dilingkungan rumah
tangga dengan tugas-tugas seperti melahirkan dan membesarkan anak, serta
mengurus suami, agar keluarga tentram dan sejahtera.
Pandangan seperti itu dapat dibenarkan oleh penganut Teori Nature. Tetapi
jika disimak, maka pandangan tersebut lebih memihak dan menguntungkan suami.
Suami dengan segala aktifitasnya diluar rumah memungkinkan dihormati dan
dihargai. Sementara isteri dengan keperempuan-nya ditempatkan pada posisi yang
terpojok, karena perannya terbatas didalam rumah (sektor domestik), dan jerih
payahnya tidak menghasilkan uang. (Sajogyo, 1985)
Perempuan memegang peran penting sebagai ibu rumah tangga dengan
berbagai jenis pekerjaan dari yang berat sampai yang ringan, seperti mengatur
rumah tangga, memasak, mencuci, mengasuh dan mendidik anak. Namun sejalan
dengan perkembangan teknologi disektor pertanian, maka Petani Perempuan perlu
meningkatkan pengetahuan, keterampilan sehingga dapat mengambil manfaat yang
sebesar-besarnya dari segala jenis sumber daya yang ada disekitarnya berupa
sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Karena itu, kemajuan yang

29
Universitas Sumatera Utara

dicapai perempuan zaman sekarang dapat dijumpai pada banyak kaum hawa ini
sebagai motor penggerak pembangunan dibidang pertanian, seperti kelompok tani,
dalam kegiatan program peningkatan produksi pertanian, dalam kegiatan pasca
panen produksi pertanian. Termasuk mengandung beban kerja dirumah tangga
seperti mengambil air, mencari kayu bakar, memasak, menjual hasil panen,
mendidik anak-anaknya, sebagai ibu rumah tangga dan mengabdi kepada suaminya.
Keikutsertaan perempuan dalam kegiatan mencari nafkah tidak lain karena
pendapatan lelaki tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Keikutsertaan anggota keluarga mencari nafkah merupakan upaya peningkatan
pendapatan guna mengatasi masalah memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga.
Namun demikian perempuan juga diwajibkan melaksanakan kewajibannya sebagai
warga negara yang baik dan aktif dalam berbagai organisasi kewanitaan, serta
menjunjung karirnya (Tan, 1996).
Peran Petani Perempuan di bidang pendidikan juga semakin berkembang
terutama terhadap pendidikan anak di usia dini. Petani Perempuan mulai berpikir
maju dan semakin memahami betapa pentingnya pendidikan bagi anak untuk masa
depan. Karena itu, Petani Perempuan mempunyai peran melatih, membimbing dan
mengajari anakanak mereka sebelum memasuki Pendidikan Formal (Sekolah
Dasar). Meskipun Petani Perempuan mempunyai kesibukan dalam membantu
mencari

nafkah,

tetapi

mereka

selalu

memberikan

perhatian

terhadap

perkembangan dan pendidikan anaknya.

2.2

Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur

secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur

30
Universitas Sumatera Utara

masyarakat. Pemberian ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi oleh si pembawa status yang menjadi tingkatan drajat seseorang tersebut
dapat dilihat melalui pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi.
Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik morak ataupun
material. Kehidupan pokok dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting
guna kelangsungan hidup manusia. Abraham maslow mengungkapkan kebutuhan
manusia terdiri dari kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan akan kasis sayang, kebutuhan akan dihargai dan kebutuhan
mengaktualisasikan diri.
Kehidupan sosial ekonomi adalah prilaku sosial dari masyarakat yang
menyangkut interaksinya dan perilaku ekonomi masrakat yang berhubungan
dengan pendapatan dan pemanfaatanya. Bila berbicara mengenai kehidupan sosial
ekonomi, berarti juga membahas tentang kebutuhan dan cara seseorang berusaha
memenuhi kebutuhan tersebut dan pemanfaatan hasil ekonomi yang diperoleh dan
kehidupan – hari.
Salah satu faktor yang penting untuk membangun masyarakat yang sejahtera
adalah sebuah teori sosial ekonomi yang baik. Sepanjang sejarah, manusia terus
mencari jawaban bagaimana sumber daya di bumi ini yang dapat digunakan untuk
dibagikan dengan baik. Tambahan pula masyarakat memerlukan suatu sistem
pemerintahan yang dapat memenuhi semua kebutuhan anggotanya. Jawaban
masyarakat akan keperluan itu menggambarkan nilai – nilai sosial ekonomi yang
diikuti masyarakat pada saat itu.
Kajian tentang keadaan sosial ekonomi masyarakat berintikan pada
gambaran keadaan tingkat kehidupan masyarakat yang selanjutnya merupakan
gambaran

dari

tingkat

pemenuhan

atas

kebutuhan

masyarakat.

Dalam

31
Universitas Sumatera Utara

perkembangan selanjutnya tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut mempengaruhi
keadaan masyarakat yang lebih kompleks sehingga menggambarkan harkat dan
martabat masyarakat sebagai manusia (Widodo, 2003: 187)
Perbaikan kehidupan masyarakat bukan hanya menjadi komitmen suatu
negara, melainkan juga menjadi komitmen bersama secara global. Dalam millinium
development goals misalnya, ditekankan target yang harus dicapai dalam 10 hingga
15 tahun kedepan. Target tersebut merupakan standar minimum kehidupan
manusia. Sebagai sesuatu yang dianggap lebih mendesak, kondisi sosial ekonomi
masyarakat menjadi prioritas utama. Hal ini merupakan konsekuensi logis dan
fakta, bahwa kebutuhan minimal masyarakat untuk bertahan dapat hidup berkenaan
dengan pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan aspek ekonomi. Landasan
dari terpenuhi kebutuhan hidup adalah jaminan pendapatan. Tingkat pemenuhan
kebutuhan dengan menggunakan pendapatan tergambar dari standar kehidupan
manusia dan masyarakat yang dikembangkan lebih luas yang dikenal dengan aspek
sosial ekonomi, meliputi:
1. Makanan dan gizi
2. Kesehatan
3. Pendidikan dan keterampilan
4. Perumahan
5. Fasilitas rumah
6. Sandang
7. Ketersediaan dan kondisi sarana transportasi
8. Aktivitas budaya dan agama
9. Aktivitas agama
10. Hiburan dan Rekreasi

32
Universitas Sumatera Utara

11. Informasi
12. Jaminan sosial
13. Tabungan ( The World Bank,2003:25)
2.3

Keluarga
Keluarga menurut Bureau of the Cencus Amerika Serikat adalah kelompok

sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih yang mempunyai ikatan darah,
perkawinan, atau adopsi seperti ayah, ibu, anak, kakek, nenek sementara anak
adopsi yaitu anak yang diangkat menjadi bagian anggota keluarga yang mengasuh
(Ahmadi, 2004:166).
Keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Secara
historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan organisasi terbatas dan
mempunyai ukuran yang minimum terutama pihak-pihak yang pada awalnya
mengadakan suatu ikatan. Dengan kata lain, keluarga merupakan bagian dari
masyarakat total yang lahir berbeda di dalamnya secara berangsur-angsur akan
melepaskan ciri-ciri tersebut karna tumbuhnya mereka kearah pendewasaan.
Keluarga sebagai organisasi, mempunyai perbedaan dari organisasi-organisasi
lainnya yang terjadi hanya sebagai suatu proses. Dengan demikian keluarga
mempunyai sistem jaringan interaksi yang bersifat hubungan interpersonal, dimana
masing-masing anggota dalam keluarga memungkinkan mempunyai intensitas
hubungan satu sama lain antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak maupun
antara anak dengan anak (Khairuddin, 1997: 4-5).
Dari bentuknya yang paling dasar, sebuah keluarga terdiri atas seorang lakilaki dan seorang perempuan dengan anak-anak mereka yang biasanya tinggal dalam
suatu rumah yang sama yang disebut keluarga inti. Walaupun suatu keluarga inti
secara resminya selalu terbentuk oleh adanya hubungan perkawinan yang berdasar

33
Universitas Sumatera Utara

atas peraturan perkawinan yang sah, tetapi tidak selamanya keluarga inti terwujud
karna telah disahkan oleh suatu peraturan perkawinan. Keluarga yang merupakan
unit terkecil dalam masyarakat di dalamnya terdapat konsep dan nilai serta
pembagian kerja nya masing-masing. Didalam keluarga tradisional, peran domestik
merupakan wilayah yang identik dengan perempuan, sedangkan peran publik
adalah wilayah nya laki-laki (Mudzakkir, 2010:20).
Berbagai fungsi keluarga bertanggung jawab memenuhi kebutuhan fisik
sampai mempersiapkan anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab.
Selain itu sebagai pusat penerus nilai. Keluarga yang pertama-tama yang
berperilaku sesuai dengan budaya dan harapan masyarakat dimanapun ia berada
(Sadli, 2010 :143-144).
2.4

Kesejahteraan Sosial
2.4.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial
Istilah kesejahteraan sosial (social welfare) tidak merujuk pada suatu

kondisi yang baku dan tetap. Istilah ini dapat berubah-ubah karena ukuran sejahtera
atau tidak sejahtera kadang-kadang berbeda antara satu ahli dengan ahli yang lain.
Pada umumnya orang kaya dan segala kebutuhannyatercukup i itulah yang disebut
orang yang sejahtera. Namun demikian, dilain pihak orang yang miskin dan segala
kebutuhannya tidak terpenuhi kadang juga dianggap justru lebih bahagia karena
tidak memiliki masalah yang pelik sebagaimana umumnya orang kaya
Dalam sistem kenegaraan Indonesia, Konsep kesejahteraan sosial terdapat
dalam Undang-Undang Kesejahteraan Sosial No. 11 tahun 2009, pasal satu yang
menyebutkan bahwa kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritiual, dan sosial
warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga
dapat melaksanakan fungsi sosialnya(Elmussi, Rahmatullah. 2010. Memahami

34
Universitas Sumatera Utara

Dinamika Perilaku Manusia Dalam Implementasi Kesejahteraan Sosial. Diakses
tanggal 14 april 2014 pukul 13.45 http:// rahmatullah.banteinstuste.org).
James Midgley (1997:5) mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai suatu
kondisi yang harus memenuhi tiga syarat utama: (1) ketika masalah sosial dapat dimanage dengan baik; (2) ketika kebutuhan terpenuhi; (3) ketika peluang-peluang
sosialterbuka secara maksimal. Pengertian lain juga dapat dikembangkan dari hasil
Pre-Conference Working for the 15th International Conference of Social Welfare
yakni kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha social yang terorganisir dan
mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan
konteks sosialnya. Di dalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan
dalam arti luas yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti
pendapatan, perumahan, kesehatan, rekreasi budaya, dan lain sebagainya. Dalam
konteks

Indonesia

sendiri,

kesejahteraan

sosial

dapat

dimaknai

dengan

terpenuhinya kebutuhan seseorang, kelompok atau masyarakat dalam hal material,
spiritual maupun sosial. Ini seperti yang tertuang dalam Undang-Undang tentang
Kesejaheraan Sosial yang baru disahkan pada 18 Desember 2008 sebagai pengganti
terhadap UU No.6 Tahun 1974 juga tentang Kesejahteraan Sosial. Dalam pasal 1
ayat 1 disebutkan bahwa, “Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan
mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.”
(Huda, 2009:72-73). Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
Kesejahteraan Sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk
meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu dibidang fisik, mental, emosional,
sosial ekonomi ataupun kehidupan spiritual.

35
Universitas Sumatera Utara

Dari sini dapat dipahami bahwa kesejahteraan sosial lebih mudah dipahami
sebagai sebuah kondisi. Tetapi kesejahteraan sosial pada dasarnya juga dapat
dipahami dalam dua konteks lain, yakni sebuah institusi (institution) dan sebagai
sebuah disiplin akademik (academic discipline). Sebagai institusi, kesejahteraan
sosial dapat dipahami sebagai sebuah program pelayanan maupun pertolongan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sedangkan sebagai sebuah disiplin ilmu
kesejahteraan sosial mengacukepada suatu studi terhadap lembaga, program
maupun kebijakan yang fokus kepada pelayanan pada masyarakat.
Secara definisi, kesejahteraan sosial banyak diperdebatkan oleh para
ahli,karena beda ahli beda pula cara menafsirkan tentang apa itu kesejahteraan
sosial. Gambaran besar tentang definisi ini tidak lari dari, bahwa kesejahteraan
sosial itu merupakan kondisi, kesejahteraan sosial itu merupakan ilmu dan
kesejahteraan sosial itu merupakan upaya untuk merubah fakta sosial. Kalau dilihat
dari gambaran definisi yang dibangun oleh para tokoh atau UU yang dipaparkan
diatas, sebenarnya kesejahteraan sosial memiliki tiga orientasi besar, Berikut 3
orientasi ilmu kesejahteraansosial yaitu :
a. Kesejahteraan sosial dari segi akademis
Dari beberapa dispilin ilmu murni yang ada, kesejahteraan sosial ini
menjadi ketertarikan sendiri untuk dibahas dari pendekatan teoritis. Karena
dengan banyaknya fenomena-fenomena sosial yang ada taraf pemenuhan
kebutuhan masyarakat belum sampai mengapa sub kajian ini dapat
melahirkansintesis baru dalam penaggulangan masalah-masalah sosial.

36
Universitas Sumatera Utara

b. Kesejahteraan sosial dari segi klinis
Aktivitas dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat yang kental dengan
pelayanan-pelayanan sosial yang ada menjadi bagian tak terpisahkan dari
kesejahteraan sosial. Ini bisa dilihat beberapa metode pekerja sosial yang
menjadi enabler, educator, advocate, activist, broker etc. memakai semua
ilmu kesejahteraan sosial untuk dapat mengintervensi masalah- masalah
klien. Ini juga sebenarnya bagian dari manifestasi seorang pekerja sosial.
Selain itu sistem klien dan sistem sumber juga dijadikan alat untuk
membangun interaksi dalam peneyelesaian masalahklien.
c. Kesejahteraan sosialdari segi strategis
Seorang pekerja sosial juga mengambil peranan penting dalam membuat
suatu rumusan pemenuhan kebutuhan yang bersifat

publik. Biar

bagaimanapun ikut berpartisipasi dalam pembangunan publik juga dapat
menjadi konsentrasi sendiri bagi seorang pekerja sosial (Suud, 2006 : 2).
2.5

Kerangka Pemikiran
Ada banyak faktor perempuan bekerja dan sering juga menjadi tulang

punggung perekonomian dalam keluarga. Perempuan sebagai bagian terbesar dari
jumlah cenderung terabaikan dari peran sosial ekonomi karena didominasi laki-laki
dengan pendangan-pandangan sempittentang perempuan selama ini. Kehidupan
perekonomian yang membuat perempuan harus berperanaktif dalam meningkatkan
perekonomian keluarga. Kehidupan keluarga dan tekanan kemiskinan yang
menyebabkan perempuan berperan ganda yaitu sebagai petani dan juga membantu
menghidupi dalam ekonomi keluarga. Hal ini merupakan peningkatan yang di
rasakan oleh perempuan dimana perempuan tidak lagi hanya tergantung hidupnya
terhadap laki-lakimaupun saudara laki-laki.Dengan pendapatan yang diperoleh

37
Universitas Sumatera Utara

perempuan sebagai petani akan memperngaruhi kehidupan sosial seperti bagaimana
keluarga mampu melakukan interaksi sosial.
Pemberdayaan peran petani perempuan merupakan salah satu pilihan
strategi penanganan masalah gerakan sosial di pedesaan. Pilihan untuk
pemberdayaan petani perempuan ini tidak saja karena mendesaknya tuntutan
kondisional permasalahan, tetapi juga sejalan prinsip tripusat pendidikan yang kita
anut, yakni antara pemerintah, keluarga, dan masyarakat.
Gambar 1
Bagan Alur Pikir

Peran
Petani Perempuan

Kondisi Sosial Ekonomi

Pemenuhan Kebutuhan

1. Pendapatan
2. Kebutuhan pokok keluarga
3. Pendidikan
4. Kesehatan
5. Tabungan masa depan
6. Interaksi Sosial

38
Universitas Sumatera Utara

2.6

Definisi konsep dan Definisi Operasional

2.6.1 Definisi Konsep
Definisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep
yangdianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 138).
1. Peran adalah sumbangan terhadap variabel tertentu. Dalam hal ini
maksud peranan adalah peran dari perempuan yang bekerja sebagai
petani terhadap sosial ekonomi keluarga di Desa Meranti Kecamatan
Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu.
2. Petani Perempuan adalah seseorang yang bekerja dengan melakukan
pengelolahan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara
tanaman dengan harapan untuk memeproleh hasil tanaman untuk
digunakan untuk diri sendiri maupun dijual kepada orang lain.
3. Sosial

ekonomi keluarga

adalah

kemampuan

seseorang

untuk

menempatkan diri dalam hubungan dan peranan sosial didalam
lingkungannya. Sehingga dapat menempatkan dan menentukan setiap
tindakan berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan pada
keberhasilan menjalankan usaha untuk keberhasilan kebutuhan hidup.
4. Keluarga adalah kelompok terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Kebutuhan merupakan segala yang diperlukan untuk melangsungkan
kehidupan manusia yang didasarkan kepada pendapatan, kesehatan dan
pangan.
5. Kesejahteraan sosial (social welfare) tidak merujuk pada suatu kondisi
yang baku dan tetap. Istilah ini dapat berubah-ubah karena ukuran

39
Universitas Sumatera Utara

sejahtera atau tidak sejahtera kadang-kadang berbeda antara satu ahli
kebutuhannya tercukupi itulah yang disebut orang yang sejahtera.
Dengan demikian dapat diambil defenisi konsep secara keseluruhan. Yang
dimaksud dengan Peranan Petani Perempuan terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di
Desa Meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu adalah suatu
pengamatan terhadap peran dari perempuan yang bekerja sebagai petani yang
dalam hal ini adalah perempuan yang sudah menikah yang bekerja mengelola lahan
pertaniannya dan bekerja memenuhi kebutuhan sosial ekonomi keluarga di Desa
Meranti Kecamatan Bila Hulu Kabupaten Labuhan Batu.

2.6.2 Definisi Operasional
Ditinjau dari proses atau langkah-langkah penelitian, dapat dikemukakan
bahwa perumusan definisi operasioanal adalah langka lanjutan definisi konsep. Jika
perumusan definisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman pemahaman
tentang konsep-konsep, baik berupa objek, peristiwa maupun fenomena yang
diteliti, maka perumusan operasional ditunjukan dalam diobservasi (Siagian, 2011:
141).
Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini yaitu :
1. Kebutuhan pokok keluarga
Yaitu kebutuhan pangan (makanan), sandang (pakaian) dan papan
(tempat tinggal) petani perempuan dan keluarganya.
2. Pendapatan
Yaitu jumlah penghasilan yang diterima hasil usaha pengelolaan lahan
pertanian

40
Universitas Sumatera Utara

3. Pendidikan anak
Usaha yang dilakukan untuk mengubah sikap dan tata laku melalui
upaya pengajaran dan pelatihan baik secara formal maupun informal
seperti mendidik dirumah maupun menyekolahkan anak.
4. Kesehatan
Kesehatan Jasmani yaitu meliputi penyakit yang pernah di derita oleh
para petani dan keluarganya.
Kesehatan Rohani yaitu suatu keadaan yang dialami oleh responden
dalam berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggalnya.
5. Tabungan masa depan
Pendapatan yang disisihkan untuk disimpan yang bertujuan untuk
prinsi[ jaga-jaga.
Dari penghasilan yang diperoleh dari pertanian bagaimana responden
mampu menyisihkan penghasilan.
6. Interaksi sosial
Keadaan dimana seseorang melakukan hubungan saling berbalas respon
dengan orang lain aktifitasnya beragam mulai dari ngobrol, berjabat
tangan dan juga bersaing, hal ini seperti bagaimana hubungan dengan
keluarga dan lingkungan sekitar.

41
Universitas Sumatera Utara