Kontribusi Petani Perempuan dalam Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Raya Huluan, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A & Hartomo, H. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

BKKBN. 2007. Kamus Istilah. Jakarta: BKKBN

Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.

Kamal, Thariq. 2005. Psikologi Suami-Istri. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Keontjaraningrat. 1981. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Listanti, dkk. 2002. Gender dan Komunitas Perempuan Pedesaan. Kondisi Nyata yang Terjadi di Lapangan. Medan: BITRA Indonesia

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian-Edisi III. Jakarta: Pustaka LP3ES

Indonesia

Murniati, A. Nunuk P. 2004. Getar Gender. Magelang: Indonesia Tera.

Narwoko, Dwi & Suyanto, Bagong. 2004. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan (Edisi Ketiga). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Rahardi. 1994. Petani Berdasi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Scott, James C. 1994. Moral Ekonomi Petani. Jakarta: LP3ES.

Setiadi, Elly M & Kolip, Usman. 2011. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial, Teori, Aplikasi dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(2)

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan: Grasindo Monoratama.

2012. Kemiskinan dan Solusi. Medan: Grasindo Monoratama.

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Soelaeman, Munandar. 2006. Ilmu Sosial Dasar, Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Soesastro, dkk. 2005. Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di Indonesia dalam Setengah Abad Terakhir.Yogyakarta: Kanisius.

Suardiman, Siti Partini. 2001. Perempuan Kepala Rumah Tangga. Yogyakarta: Jendela.

Subri, Mulyadi. 2007. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suharto. 1997. Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: LSP-STKS.

Tambunan, Tulus T.H. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia, Beberapa Isu Penting. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sumber lain :

BPS. Simalungun dalam Angka. 2011

Jurnal Pertanian. Peran Perempuan Indonesia dalam Pembangunan Pertanian. Volume 2, Nomor 1 Juni 2006. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang.


(3)

Karya Ilmiah: Safridal. Peran Petani Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Kutarayat Kecamatan Namenteran Kabupaten Karo. 2012. Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP-USU.

Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Volume 34 no 2 Juni 2010.

Profil Desa Raya Huluan. 2012.

Sumber Internet:

euis sunarti.staff.ipb.ac.id

http://artikata.com

http://BPS.go.id

http://wikipedia.go.id

http://sekolahpetani.blogspot.com


(4)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan atau mendeskripsikan fenomena yang diteliti, termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian, 2011:52).

Dengan metode deskriptif, peneliti akan membuat gambaran dan mendeskripsikan bagaimana kontribusi petani perempuan dalam sosial ekonomi keluarganya di desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di desa ini karena desa ini merupakan daerah pertanian dan mayoritas perempuan di desa ini memiliki peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.

3.3. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Ridwan dan Kuncoro dalam Erlina,


(5)

2011:80). Menurut Erlina, populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap dan dapat berupa orang, kejadian atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu yang berada dalam satu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (Erlina, 2011:80)

Adapun petani perempuan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah:

1. Sehat jasmani dan rohani 2. Sudah menikah

3. Sudah lebih satu tahun menjadi petani 4. Suaminya tidak bekerja di sektor pertanian

Berdasarkan persyaratan tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini berjumlah 32 orang. Seluruh populasi akan menjadi objek penelitian dan akan diambil datanya.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Studi pustaka : teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku-buku, majalah, surat kabar, karya ilmiah, artikel, buletin dan lain-lain yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini.

2. Studi lapangan: pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung, turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang


(6)

berkaitan dengan kontribusi petani perempuan dalam sosial ekonomi keluarganya. Pengumpulan datanya dilakukan langsung dengan obyek melalui:

a. observasi yaitu pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian yaitu melakukan kunjungan lapangan atau pengamatan langsung terhadap masyarakat setempat.

b. kuisioner yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan cara menyebarkan angket yang kemudian dijawab oleh responden. c. wawancara yaitu mengajukan pertanyaan secara tatap muka

dengan responden.

3.5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisa deskriptif kualitatif, dimana data yang dikumpulkan dari kuesioner dan wawancara, kemudian ditabulasikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan kemudian dianalisa. Data penelitian dianalisa berdasarkan perhitungan persentase dari tiap tabel yang hanya bersifat deskriptif.

Teknik analisa data menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing, yaitu meneliti kembali catatan-catatan yang diperoleh dari penelitian.


(7)

3. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban, hal ini berguna untuk dapat dipakai sebagai data, sehingga mudah dianalisa serta disimpulkan dan menjawab masalah yang dikemukakan dalam penelitian. 4. Menghitung frekuensi yaitu dengan menghitung besar frekuensi pada

masing-masing kategori.

5. Tabulasi, disini data dalam keadaan ringkas dan tersusun dalam tabel tunggal, sehingga dapat dibaca dengan mudah untuk mengetahui jawaban dari masalah yang diteliti.


(8)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah Desa Raya Huluan

Desa Raya Huluan berdiri pada tahun 2002 dan merupakan hasil pemekaran desa Raya Usang. Pada awalnya Raya Huluan merupakan salah satu dusun dari desa Raya Usang. Luas wilayah pemerintahan yang terlalu luas dan jumlah penduduk yang sangat banyak membuat pembangunan desa Raya Usang sangat lambat, oleh karena itu Desa Raya Huluan dimekarkan sebagai solusi untuk mempercepat perkembangan pembangunan. Desa Raya Huluan berbatasan dengan Dolog Huluan di sebelah selatan, Raya Usang di sebelah timur, kecamatan Purba di sebelah barat dan utara.

Desa Raya Huluan terdiri dari 4 (empat) dusun dan masing-masing dusun memiliki anak dusun. Adapun dusun-dusun beserta anak dusun yang ada di desa Raya Huluan ini adalah :

1. Dusun Raya Huluan dengan anak dusun Gunung Pane 2. Dusun Sihapalan dengan anak dusun Marihat Raya 3. Dusun Gotting dengan anak dusun Sibara-Bara 4. Dusun Jandiraya dengan anak dusun Haban.

Desa Raya Huluan ini memiliki luas wiayah 1588 Ha dan dipimpin oleh seorang kepala desa. Saat ini ada sebanyak 421 kepala keluarga (KK) di desa Raya Huluan. Pada umumnya penduduk desa ini adalah etnis Simalungun, adapun


(9)

etnis lain seperti etnis Batak Toba, Karo, dan Jawa biasanya adalah pendatang atau menikah dengan orang di desa ini dan menetap di sana.

Mata pencaharian utama penduduk di desa Raya Huluan ini adalah bertani atau membuka lahan pertanian. Lahan tersebut ditanami dengan berbagai jenis tanaman. Tanaman yang biasa di tanam penduduk di desa ini adalah padi, cabai, jahe, kopi, ubi rambat, jagung, dan lain-lain.

4.2. Letak Geografis

Secara geografis desa Raya Huluan berlokasi ± 15 Km dari kota Raya dan memiliki luas sekitar 1588 Ha. Letak geografis desa Raya Huluan adalah :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Tigarunggu 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Dolog Huluan 3. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Raya Usang 4. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Tigarunggu

4.3. Orbitasi

Desa Raya Huluan mempunyai orbitasi sebagai berikut:

1. Jarak ke ibu kota Kecamatan : 15 Km Lama tempuh dengan kendaraan bermotor : 0,5 jam 2. Jarak ke ibu kota Kabupaten :15 Km

Lama tempuh dengan kendaraan bermotor : 0,5 Jam 3. Jarak ke ibu kota Provinsi : 175 Km


(10)

4.4. Keadaan Demografis

4.4.1. Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan

Luas desa Raya Huluan adalah 1588 Ha dengan penggunaan wilayah seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Penggunaan Wilayah Desa Raya Huluan

No Kategori Frekwensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 Luas pemukiman Luas kuburan Luas persawahan Luas perladangan darat Luas rawa

Luas lahan untuk fasilitas umum Luas hutan 125 28 52 1258 2 3 120 7,87 1,77 3,28 79,2 0,13 0,20 7,55

Jumlah 1588 100

Sumber : Profil Desa Raya Huluan 2012

Pada umumnya penduduk desa ini adalah petani, hal ini sesuai dengan penggunaan lahan desa yang kebanyakan untuk pertanian darat yaitu seluas 1258 Ha. Lahan ini menjadi tempat bergantung masyarakat petani desa Raya Huluan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Luas hutan yang ada di desa ini juga tidak sebanding dengan luas perladangan daratnya, hal ini menunjukkan bahwa penduduk desa ini sangat aktif di bidang pertanian. Seluruh petani di desa ini


(11)

bercocok tanam di lahan perladangan darat, sawahnya tidak digunakan untuk bercocok tanam tetapi ada sebagian masyarakat yang menjadikannya sebagai tempat pemeliharaan ikan.

4.4.2. Komposisi Penduduk

1. Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk desa Raya Huluan pada tahun 2011 adalah 1855 jiwa atau 421 KK. Jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 4.2

Distribusi Penduduk Desa Raya Huluan Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Laki-laki Perempuan

904 951

48,73 51,27

Jumlah 1855 100

Sumber : Profil Desa Raya Huluan 2012

2. Penduduk Berdasarkan Agama

Gambaran umum agama yang dianut penduduk Desa Raya Huluan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.3


(12)

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Islam Katolik Protestan

62 340 1453

3,34 18,32 78,34

Jumlah 1855 100

Sumber : Profil Desa Raya Huluan 2012

Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa ada 3 kelompok penganut agama penduduk desa Raya Huluan, yaitu Protestan sebanyak 78,34%, Katolik 18,32% dan Islam sebanyak 3,34%. Walaupun terdapat perbedaan Agama, di Desa Raya Huluan ini belum pernah terjadi perkelahian karena adanya perbedaan tersebut, tetapi penduduk desa ini menjunjung tinggi rasa saling menghargai dan setiap orang bebas beribadah sesuai agamanya tanpa ada ancaman.

3. Penduduk Berdasarkan Etnis

Penduduk desa Raya Huluan mayoritas berasal dari etnis Simalungun dan etnis Simalungunlah yang menjadi penduduk asli desa ini. Untuk lebih mengetahui gambaran penduduk desa Raya Huluan berdasarkan etnis dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Distribusi Penduduk Desa Raya Huluan Berdasarkan Etnis

No Etnis Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Banjar Jawa

1 29

0,06 1,57


(13)

3 4 6 7

Karo Nias Simalungun Toba

63 21 1505

236

3,39 1,13 81,13 12,72

Jumlah 1855 100

Sumber : Profil Desa Raya Huluan 2012

Dari tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk desa Raya Huluan berasal dari etnis Simalungun yaitu 81,13%, mengingat bahwa Desa Raya Huluan ini berada di wilayah pemerintahan Simalungun dan penduduk asli desa ini juga etnis Simalungun. Walaupun ada perbedaan etnis, penduduk desa Raya Huluan belum pernah berkelahi dan ribut karena adanya perbedaan etnis tersebut. Penduduk Desa ini tetap menjaga kerukunan dan menjunjung adat istiadat yang berlaku dan tetap mengutamakan musyawarah untuk mufakat.

4.5. Sarana dan Prasarana Desa Raya Huluan

4.5.1. Prasarana Transportasi Darat

1) Jalan desa/kelurahan : 500 M 2) Jalan antar desa/ kelurahan : 3 Km 3) Jalan kabupaten yang melewati desa : 1500 M 4) Jalan provinsi yang melewati desa : 14 Km

4.5.2. Prasarana Rumah Ibadah


(14)

4.5.3. Prasarana Kesehatan

1) Puskesmas pembantu : 1 unit

2) Posyandu : 2 unit

3) Balai pengobatan masyarakat swasta : 3 unit

4) Rumah bersalin : 1 unit

4.5.4. Prasarana Pendidikan

1) TK/PAUD : 1 unit


(15)

BAB V ANALISIS DATA

Dalam bab ini disajikan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. Data-data yang disajikan berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, wawancara maupun hasil observasi di lapangan yang disusun dalam bentuk tabel yang kemudian dianalisis untuk melihat bagaimana kontribusi petani perempuan dalam sosial ekonomi di desa Raya Huluan, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.

Melalui penyebaran kuesioner diperoleh data tentang latar belakang responden yang meliputi nama, umur, agama, suku, pendidikan terakhir dan data-data lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Adapun yang menjadi responden pada penelitian ini adalah petani perempuan yang telah berumah tangga dan suaminya bukan petani yaitu sebanyak 32 responden.

Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang meliputi penyajian data dalam bentuk distribusi tunggal. Melalui distribusi tunggal inilah akan diketahui dengan jelas data-data yang terkumpul melalui angket/kuisioner yang telah diedarkan.

Agar pembahasannya tersusun sistematis, dalam penelitian ini penulis membagi pembahasan dalam 2 sub bab, yaitu:

1. Analisis identitas responden


(16)

5.1. Analisis Identitas Responden

Agar data yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian yang dilakukan lebih akurat, maka perlu diuraikan beberapa karakteristik sumber datanya. Berikut ini diuraikan beberapa karakteristik responden berupa usia, agama, etnis, pendidikan terakhir dan jumlah anak.

5.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Identitas responden berdasarkan usia dapat dilihat dari uraian tabel berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Kategori Umur (Tahun) Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

30-39 40-49 50-59

5 21

6

15,625 65,625 18,75

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 32 responden, dominan responden (65,625%) berada pada kisaran usia 40-49 tahun dimana masa-masa ini adalah masa aktif bagi petani perempuan dimana mereka sudah semakin banyak mendapatkan pengalaman dalam pertanian. Sebagai petani, tenaga, pengalaman dan pengetahuan tentunya sangat diperlukan dalam bekerja. Dalam usia produktif


(17)

petani perempuan lebih kuat bekerja, sampai pada batas usia tertentu seiring dengan bertambahnya usia, produktifitasnya akan menurun lagi.

5.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Kristen Protestan 32 100

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Agama yang dianut penduduk desa Raya Huluan bervariasi yaitu Kristen Protestan, Islam dan Katolik tetapi responden dalam penelitian ini seluruhnya adalah Kristen Protestan. Responden adalah petani perempuan yang sudah menikah dan suaminya tidak bekerja sebagai petani, dalam penelitian ini responden yang memenuhi persyaratan tersebut keseluruhannya (100%) merupakan penganut agama Kristen Protestan.

5.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Etnis

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Etnis


(18)

1 2 3 Simalungun Toba Nias 26 5 1 81,25 15,625 3,125

Jumlah 32 100

Sumber :kuesioner 2013

Berdasarkan tabel 5.3, dapat diketahui bahwa responden berasal dari etnis yang berbeda-beda. Dominan responden (81,25%) adalah etnis Simalungun karena penduduk asli desa Raya Huluan ini adalah etnis Simalungun dan secara letak wilayah juga masih merupakan bagian dari wilayah Simalungun. Etnis lain yang menjadi responden adalah Toba dan Nias, yang tinggal dan menetap di Simalungun karena menikah dengan orang Simalungun, maupun karena bekerja di desa Raya Huluan. Walaupun terdapat perbedaan etnis, responden mengaku tidak pernah ribut dan berkelahi karena masalah perbedaan tersebut, tetapi masyarakat memiliki hubungan interaksi yang baik antara satu dengan yang lainnya.

5.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4 Tamatan SD/Sederajat Tamatan SMP/Sederajat Tamatan SMU/Sederajat

Ahli Madya (D3)

6 10 14 2 18,75 31,25 43,75 6,25


(19)

Jumlah 32 100 Sumber : Kuesioner 2013

Berdasarkan tabel 5.4, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah tamatan SMU/Sederajat yaitu sebanyak 14 responden (43,75%). Mayoritas responden sudah memenuhi kewajiban wajib belajar sembilan tahun yang dicanangkan oleh pemerintah. Sarana pendidikan yang ada di Desa Raya Huluan ini hanyalah sebatas PAUD dan Sekolah Dasar, jika ingin melanjut ke jenjang SMP dan jenjang yang lebih tinggi maka anak-anak dari desa ini harus ke luar dari daerah Raya Huluan. Orang tua responden sudah mulai menyadari pentingnya pendidikan dan serius untuk menyekolahkan responden. Tingkat pendidikan responden yang paling tinggi adalah diploma yaitu sebanyak 2 responden. Responden mengaku tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya. Berikut hasil wawancara dengan ibu Rastinim: “saya dulu sudah sempat kuliah sampai D3, rencana sih masih mau melanjut tetapi tidak cukup biaya karena pada saat itu adik-adik saya pun masih sekolah semua”.

5.1.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak


(20)

1 2 3 4 5

1 2 3 4 ≥5

1 4 10

7 10

3,125 12,5 31,25 21,875

31,25

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa responden belum memiliki kesadaran dalam melakukan program keluarga berencana yang menyatakan 2 anak cukup, terlihat dari jumlah responden yang memiliki anak ≤ 2 orang hanya ada 5 orang responden. Mayoritas responden memiliki anak sebanyak ≥3 orang yaitu 27 responden (84,375%). Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan, responden masih mempercayai bahwa banyak anak maka rejeki akan semakin banyak.

5.2. Analisis Data Penelitian

5.2.1. Kemiskinan

Desa Raya Huluan ini merupakan daerah pertanian dimana sebagian besar luas wilayahnya digunakan untuk lahan pertanian darat. Petani perempuan di desa Raya Huluan, umumnya bekerja di sektor pertanian bukan karena kemiskinan tetapi mereka bekerja karena tradisi turun temurun yang ada dilingkungannya. Petani perempuan dan keluarganya sangat jarang kekurangan bahan makanan.


(21)

Mayoritas responden (93,75%) sudah memiliki rumah sendiri dimana 53% responden memiliki rumah yang semi permanen, 28,125% responden sudah memiliki rumah yang permanen dan responden lainnya memiliki rumah papan dan tepas. Dari 32 responden, 25 (78,125%) diantaranya sudah memiliki fasilitas MCK dan 7 responden lain sudah memiliki kamar mandi. Keseluruhan responden sudah mendapatkan air bersih dari PAM, mendapatkan penerangan listrik dari PLN dan sudah mendapatkan informasi dari berbagai media. Mayoritas responden (87,5%) dapat membeli lebih dari 1 stel baju baru setiap tahunnya. Responden sudah mampu membawa anggota keluarganya yang sakit untuk berobat dan responden beserta keluarganya mengkonsumsi nasi 3 kali setiap harinya. mayoritas responden sudah mengelola lahan lebih dari 500 m2 dan mendapatkan penghasilan lebih dari Rp. 600.000,- perbulan. Mayoritas responden (81,25%) sudah memiliki kendaraan bermotor dan 20 responden (62,5%) memiliki tabungan dalam bentuk uang.

Melihat kondisi responden yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa responden tidak termasuk dalam kategori miskin. Responden tidak terjerat kemiskinan karena responden berkontribusi dan bekerja keras untuk kehidupan yang lebih baik untuk dirinya dan keluarganya.

5.2.2. Kontribusi Petani Perempuan dalam Pertanian

1. Jawaban Responden Berdasarkan Lamanya Menjadi Petani

Tabel 5.6


(22)

No Kategori Waktu (Tahun) Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

3-6 7-10 > 10

1 1 30

3,125 3,125 93,75

Jumlah 32 100

Sumber : kuesioner 2013

Dari tabel 5.6 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sudah menjadi petani dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun. 93,75% responden sudah menjadi petani lebih dari 10 tahun. Semakin lama petani bekerja di sektor pertanian maka pengalamannya dalam pertanian juga semakin banyak sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya. Setelah 10 tahun lebih bekerja di sektor pertanian, petani perempuan sudah memiliki pengalaman dalam proses pengolahan lahan dan perawatan tanaman sampai menghasilkan, tetapi pengetahuan petani perempuan dalam pertanian masih kurang, seperti pemilihan bibit, pemberian pupuk kepada tanaman sesuai kebutuhan tanaman dan jenis tanah, pengggunaan pestisida dan pengetahuan-pengetahuan lainnya. Melalui pengamatan peneliti, responden dalam pertaniannya masih cenderung mengandalkan pengalaman-pengalamannya, padahal saat ini sudah banyak perkembangan dan ilmu pengetahuan tentang pertanian.

2. Jawaban Responden Berdasarkan Motivasi Bekerja

Tabel 5.7


(23)

No Motivasi Bekerja Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Masyarakat lebih menghargai perempuan yang bekerja Tradisi turun temurun di

lingkungan

3

29

9,375

90,625

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa motivasi bekerja petani perempuan mayoritasnya (90,625%) adalah karena tradisi turun temurun yang ada di lingkungannya (29 responden) dan 3 responden lainnya bekerja karena masyarakat disekitarnya lebih menghargai perempuan yang bekerja. Penduduk desa Raya Huluan ini mayoritasnya bekerja sebagai petani dan sudah berjalan turun temurun, sehingga pertanian bukan hal yang asing lagi bagi perempuan dan anak-anak di desa ini. 90,625% memilih untuk mengikuti tradisi turun temurun dilingkungannya untuk bekerja di sektor pertanian.

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Orang Yang Menyarankan Bekerja di Sektor Pertanian

No Orang Yang Menyarankan Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Inisiatif sendiri Suami Keluarga

25 3 4

78,125 9,375


(24)

Jumlah 32 100 Sumber : kuesioner 2013

Berdasarkan tabel 5.8 diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas (78,125%) petani perempuan ini bekerja dengan inisiatif sendiri, karena lingkungannya pun adalah lingkungan pertanian. Beberapa responden yang menjadi petani dengan inisiatif sendiri menjadi petani bahkan sebelum berumah tangga dan setelah berumah tanggapun tetap memilih bekerja sebagai petani karena sudah menjadi tradisi turun menurun di lingkungannya. Seperti pengakuan dari ibu Rohani Saragih: “sebelum menikah pun saya sudah bekerja sebagai petani, jadi setelah menikah pun saya tetap memilih untuk menjadi petani, bahkan saya lebih suka berada di ladang daripada di rumah. Di ladang sepertinya semua beban saya terasa lepas, apalagi ketika saya melihat tanaman-tanaman yang saya tanam

semakin termotivasi saya untuk bekerja”. Selain itu 3 responden bekerja di sektor

pertanian atas saran dari suaminya dan 4 responden lagi disarankan oleh keluarganya.

2. Jawaban Responden Berdasarkan Modal Awal

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Modal Awal

No Sumber Modal Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Modal sendiri Koperasi

30 2

93,75 6,25


(25)

Sumber : Kuesioner 2013

Modal tentunya sangat dibutuhkan untuk memulai suatu usaha demikian juga pertanian, modal tentunya sangat dibutuhkan untuk membeli bibit dan mengusahakan pemeliharaan tanaman. Mayoritas responden (93,75%) petani perempuan memulai usaha pertanian dengan modal sendiri. Mulanya petani ini hanya membuka dan mengusakan lahan yang tidak terlalu luas dan setelah panen, sedikit demi sedikit responden semakin mengembangkan usaha pertaniannya. Berikut adalah hasil wawancara dengan ibu Lerpi Damanik: “saya memulai usaha pertanian dengan modal sendiri, yang saya dapatkan dengan bekerja ke ladang orang lain. Pada awalnya saya hanya membuka lahan sekitar 5 rante, makin lama saya menjadi petani saya bisa membuka lahan yang lebih luas”.

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan Yang Dikelola

No Luas Lahan (Ha) Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3 4

< 0,5 0,6-1,5 1,6 - 3

> 3

2 12 17 1

6,25 37,25 53,125

3,125

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.10 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden membuka lahan seluas 1,6-3 Ha, yaitu 17 (53,125%) responden, 12 responden


(26)

membuka lahan 0,6-1,5 Ha, 2 orang membuka lahan < 0,5 Ha dan hanya 1 orang responden yang membuka lahan >3 Ha. Luasnya lahan berbanding lurus dengan hasil yang diperoleh, semakin luas lahan maka semakin besar pula penghasilannya. Jadi dapat disimpulkan, luas lahan juga menjadi salah satu faktor penentu besar kecilnya pendapatan responden.

Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan

No Kapemilikan Lahan Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Lahan sendiri Lahan warisan

Lahan sewaan

21 10 1

65,625 31,25 3,125

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.11 diketahui bahwa mayoritas responden (65,625%) mengusahakan lahan sendiri, selebihnya mengusahakan lahan warisan dan lahan sewaan. Lahan sendiri yang dimaksud adalah lahan yang dibeli sendiri oleh responden maupun lahan yang dulunya adalah lahan warisan tapi telah dipindah namakan atas nama responden. Lahan warisan adalah lahan yang diwariskan kepada responden tapi belum didaftarkan sebagai tanahnya. Lahan sewaan adalah lahan yang disewa responden karena responden hanya pendatang ke desa itu dan tidak memiliki lahan.


(27)

3. Jawaban Responden Berdasarkan Jam Kerja

Tabel 5.12

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Hari Kerja Perminggu

No Hari Kerja Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

5 6 7

8 23

1

25 71,875

3,125

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.12 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden (71,875%) bekerja selama 6 hari dalam seminggu, dan rata-rata responden tidak ke ladang pada hari Minggu karena hari minggu responden menjalankan ibadahnya. Responden yang bekerja selama 5 hari biasanya tidak ke ladang pada hari sabtu dan minggu, dan hanya ada satu orang responden yang bekerja setiap hari. Hari kerja responden biasanya tidak sama setiap minggunya, karena terkadang ada hal-hal lain yang harus dikerjakan atau bahkan ketika ada kegiatan-kegiatan-kegiatan lain yang harus dihadiri oleh responden.

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Jam Kerja Perhari


(28)

1 2 3 4

< 4 5-6 7-8 >8

1 20

4 7

3,125 62,5 12,5 21,875

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.13 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (62,5%) hanya bekerja di ladang sekitar 5-6 jam perharinya. Dalam waktu 5-6 jam setiap harinya tersebut dimanfaatkan oleh responden untuk mengerjakan semua proses pengolahan lahan mulai dari pembersihan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman sampai pada panennya. Beberapa responden terkadang dibantu oleh suaminya, buruh tani maupun anak-anaknya setelah pulang dari sekolah. Dari hasil wawancara, responden mengaku paling sering dibantu dalam proses penanaman dan panen karena membutuhkan tenaga yang lebih banyak.

Setelah bekerja di ladang responden yang dalam hal ini adalah petani perempuan masih mempunyai tanggungjawab di rumah, yaitu mempersiapkan makan malam, mencuci, mengurus anak dan berbagai pekerjaan dan urusan rumah tangga lainnya. Berikut hasil wawancara dengan ibu Mesdiana Manullang : “saya bekerja di ladang sekitar 6 jam setiap harinya. Waktu 6 jam tersebut saya pergunakan untuk mengerjakan seluruh pekerjaan saya diladang seperti menanam, memelihara tanaman, memanen dan pekerjaan-pekerjaan lainnya. terkadang saya juga dibantu anak-anak saya setelah mereka pulang dari sekolah. Pulang dari ladang saya masih harus memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah yang lain setelah itupun masih membimbing anak untuk belajar.


(29)

Sebenarnya dari segi fisik saya merasa sudah sangat capek tapi apa boleh buat, suami saya tidak mau berbagi tugas dia lebih suka berada di kedai tuak daripada mengajari anak-anak”.

5.2.3. Penghasilan Petani Perempuan.

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Penjualan Hasil

No Tempat Penjualan Hasil Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Pasar Dijual di lokasi Agen sayur mayur

5 16 11

15,625 50 34,375

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (34,375%) lebih memilih untuk menjual di lokasi hasil pertaniannya karena lebih praktis dan tidak perlu repot-repot untuk memanen dan membawa kepasar karena pembeli yang langsung datang melihat ke ladang, menyepakati harga dan si pembeli juga yang memanen dan mengangkut hasil dari ladang. Responden yang lebih memilih menjual kepada agen sayur mayur yaitu sebanyak 11 orang dengan alasan dapat tawar menawar tentang harganya dan dapat meminta uang terlebih dahulu sebelum panen. Ketika ada pengeluaran yang mendesak, sementara responden tidak memiliki cukup uang maka responden akan meminta uang terlebih dahulu kepada agen sayur mayur dengan perjanjian bahwa responden


(30)

akan menjual hasil pertaniannya kepada agen tersebut dengan harga yang ditentukan oleh agen sayur mayur tersebut. Responden yang lainnya lebih memilih untuk menjual hasil pertaniannya ke pasar dengan alasan dapat memilih harga yang lebih tinggi dan sekalian belanja untuk kebutuhan rumah tangganya.

Responden seringkali mengeluh karena ketidakpastian harga yang didapatkan, terkadang harga hasil pertaniannya naik dan tidak beberapa lama kemudian sudah turun lagi. Belum lagi agen yang terkadang membuat harga sesuka hatinya untuk mengambil untung yang banyak, dalam hal seperti ini yang dirugikan adalah petani perempuan. Melalui observasi didapatkan bahwa agen berani membuat harga sesukanya karena tidak ada kontrol dari pihak pemerintahan, sehingga agen menetapkan dan membuat harga sendiri.

Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan dari sektor Pertanian Perbulan

No Penghasilan (Rp) Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3 4

< 1.000.000 1.000.000 – 2.000.000 2.000.000 – 3.000.000

> 3.000.000,-

3 17

9 3

9,375 53,125 28,125 9,375

Jumlah 32 100


(31)

Penghasilan responden tidak selalu sama setiap bulannya karena selalu dipengaruhi oleh kwantitas dan kwalitas hasil panen serta tinggi rendahnya harga, tetapi selisihnya tidak terlalu banyak. Dari tabel 5.15 tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden (53,125%) memperoleh penghasilan berkisar Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000. Penghasilan ini dipakai petani perempuan sebagai modal untuk kelanjutan pertaniannya, untuk kebutuhan hidup, pendidikan anaknya dan berbagai keperluan lainnya. BPS menyatakan keluarga miskin adalah keluarga dengan pendapatan kurang dari Rp. 600.000,- perbulan. Jadi jika dilihat dari penghasilannya, responden tidak tergolong dalam keluarga miskin.

Tabel 5.16

Distribusi Responden Berdasarkan Mata Pencaharian Sampingan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Ada Tidak ada

2 30

6,25 93,75

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari 32 responden hanya ada 2 orang responden yang memiliki mata pencaharian sampingan yaitu ibu Romida Purba yang berjualan goreng setiap hari minggu dan memperoleh penghasilan tambahan sekitar Rp 600.000 setiap bulan dan Ma Jaya yang berjualan di pasar tradisional setiap hari sabtu dan memperoleh penghasilan tambahan sekitar 500.000 setiap bulan. Menurut mereka pekerjaan sampingan ini cukup membantu dalam meningkatkan penghasilan mereka dan dapat dipergunakan dalam berbagai keperluan dirinya dan keluarganya.


(32)

Tabel 5.17

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami

No Pekerjaan Suami Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3 6 7 8

PNS Wiraswasta Karyawan swasta

Supir Tukang bangunan

Kepala desa

2 18

6 2 3 1

6,25 56,25 18,75 6,25 9,375 3,125

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Penduduk desa Raya Huluan mayoritasnya bekerja sebagai petani, tetapi dalam penelitian ini responden adalah petani perempuan yang suaminya tidak bekerja di sektor pertanian. Dengan demikian akan lebih jelas terlihat kotribusi petani perempuan, baik dalam pertanianannya, dalam penghasilan dan dalam sosial ekonominya.

Seperti yang terlihat pada tabel 5.17 bahwa mayoritas pekerjaan suami responden (56,25%) adalah wiraswasta.

Tabel 5.18

Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Suami


(33)

1 2 3 4

< 1.000.000,- 1.000.000 – 2.000.000 2.000.000 – 3.000.000

> 3.000.000,-

3 16 10 3

9,375 50 31,25 9,375

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.18 dapat diketahui bahwa mayoritas suami responden (50%) memiliki pendapatan sekitar Rp 1.000.000 – 2.000.000 setiap bulannya. suami responden rata-ratanya memiliki penghasilan diatas Rp 1.000.000 tetapi penghasilan tersebut kebanyakan dihabiskan untuk kebutuhan pribadi suaminya. Berikut hasil wawancara dengan Ennaria Purba:”suami saya setiap bulannya mendapat penghasilan sekitar Rp 1.500.000 tetapi biasanya hanya setengah gajinya yang diserahkan sama saya, selebihnya dia pakai untuk kebutuhannya saja”.

. Jika diperhatikan penghasilan responden dan penghasilan suami responden tidak jauh berbeda. Responden bekerja di sektor pertanian, mendapatkan penghasilan dan dipergunakan untuk pemenuhan sosial ekonomi keluarganya. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa responden sangat berkontribusi dalam sosial ekonomi keluarganya.

5.2.4. Kontribusi Petani Perempuan dalam Sosial Ekonomi Keluarga


(34)

Tabel 5.19

Distribusi Responden Berdasarkan Kecukupan Hidup Sehari-Hari

No Kecukupan Hidup Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3 4

Sangat mencukupi Mencukupi Kurang mencukupi

Tidak mencukupi

2 27

2 1

6,25 84,375

6,25 3,125

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.19 dapat diketahui bahwa 27 responden (84,375%) mengakui bahwa pendapatan mereka mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, 2 responden menyatakan kebutuhan sehari-harinya sangat tercukupi, 2 responden menyatakan kebutuhan sehari-hari keluarganya kurang mencukupi dan seorang responden menyatakan kebutuhannya tidak tercukupi karena suaminya sudah lama sakit sakitan sehingga suaminya tidak memiliki penghasilan tetapi malah membutuhkan biaya untuk pengobatan

Tabel 5.20

Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan Nasi Perhari

No Frekuensi Makan Nasi (Hari) Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

3 >3

30 2

93,75 6,25


(35)

Jumlah 32 100 Sumber : Kuesioner 2013

Menurut BPS, keluarga miskin adalah keluarga yang hanya mampu mengkonsumsi nasi 2 kali sehari. Dari tabel 5.20 diketahui bahwa 93,75% responden dan keluarganya makan nasi 3 kali sehari, jadi responden tidak tergolong dalam keluarga miskin jika dilihat dari pola konsumsinya. Responden dan keluarganya selalu teratur dan tepat waktu untuk makan karena responden tinggal di wilayah yang iklimnya dingin dan responden juga membutuhkan tenaga untuk mengerjakan lahannya. Mayoritas responden di desa Raya Huluan ini selalu menanam padi di ladangnya, yang pada umumnya cukup untuk konsumsi selama setahun.

Tabel 5.21

Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi Terhadap Ikan Perminggu

No Pola Konsumsi Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Sangat sering Sering Cukup sering

17 5 10

53,125 15,625 31,25

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Ikan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan karena kaya akan protein, vitamin dan mineral serta kaya akan kandungan asam lemak omega 3 yang sangat


(36)

penting untuk kecerdasan otak. Dari tabel 5.21 dapat diketahui bahwa setiap responden mengkonsumsi ikan. Responden yang menyatakan sangat sering mengkonsumsi ikan ada sebanyak 17 responden (53,125%), mereka biasanya mengkonsumsi ikan setiap kali makan. Responen yang menyatakan sering mengkonsumsi ikan ada sebanyak 5 orang, mereka mengkonsumsi ikan minimal sekali dalam sehari sedangkan responden yang menyatakan cukup sering mengkonsumsi ikan ada sebanyak 10 orang responden.

Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkaan Pola Konsumsi Terhadap Daging Perbulan

No Pola Konsumsi Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Sering Cukup sering

Jarang

4 14 14

12,5 43,75 43,75

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.22 diketahui bahwa 4 responden sering mengkonsumsi daging (kira-kira 6-8 kali) setiap bulannya, 14 responden cukup sering mengkonsumsi daging (3-4 kali) perbulannya dan 14 orang responden yang lain jarang mengkonsumsi daging yaitu hanya sekali sebulan. Di Desa Raya Huluan ini memang susah untuk mencari daging, untuk membeli daging responden harus ke ibu kota Kecamatan yang berjarak 15 Km dari desa Raya Huluan tersebut. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab jarangnya responden mengkonsumsi


(37)

daging. Masyarakat desa ini biasanya mengkonsumsi daging karena rasa saja, mereka belum mengetahui bahwa daging sangat penting untuk dikonsumsi karena daging mengandung protein dalam jumlah besar, mineral dan vitamin yang baik untuk kesehatan tubuh.

Tabel 5.23

Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi Terhadap Telur Perminggu

No Pola Konsumsi Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Sering Cukup sering

Jarang

1 9 22

3,125 28,125

68,75

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.23 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (68,75%) jarang mengkonsumsi telur. Telur memiliki kandungan protein yang tinggi, tetapi responden jarang mengkonsumsinya. Responden menyatakan jarang mengkonsumsi telur karena anggota keluarganya ada yang alergi terhadap telur, sementara responden yang lain jarang mengkonsumsi telur karena keluarganya lebih menyukai ikan dan mereka hanya mengkonsumsi telur ketika persediaan ikan dirumahnya telah habis.

Tabel 5.24


(38)

No Pola Konsumsi Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3 4

Sangat sering Sering Cukup sering

Jarang

23 2 5 2

71,875 6,25 15,625

6,25

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Sayuran memiliki banyak gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia sehingga sayur merupakan makanan yang penting untuk dikonsumsi. Dari tabel 5.24 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (71,875%) sangat sering mengkonsumsi sayuran (setiap kali makan), 2 responden sering mengkonsumsi sayuran (sekali sehari), 5 responden cukup sering mengkonsumsi sayuran (3-4 kali seminggu) dan hanya 2 responden yang menyatakan jarang mengkonsumsi sayuran (sekali semingu).

Sayuran mudah ditemukan di desa Raya Huluan mengingat bahwa mayoritas penduduk desa ini adalah petani. Responden biasanya mengkonsumsi sayuran yang ditanam sendiri di ladangnya seperti penuturan dari ibu Nora Siadari: “kami selalu makan sayur setiap kali makan, karena sayur kan tidak usah dibeli. Setiap hari saya selalu membawa sayur dari ladang untuk kami makan”.

Tabel 5.25

Distribusi responden Berdasarkan Pola Konsumsi Terhadap Buah


(39)

1 2

Cukup sering Jarang

16 16

50 50

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.25 dapat diketahui bahwa 16 orang responden (50%) cukup sering mengkonsumsi buah (3-4 kali seminggu) dan 16 responden yang lainnya menyatakan jarang mengkonsumsi buah-buahan (sekali seminggu). Kesadaran responden akan pentingnya buah-buahan untuk kesehatan masih kurang, hal ini dapat diketahui dari pola konsumsi responden terhadap buah yang masih sangat minim.

Pola konsumsi terhadap buah juga kurang tepat, dimana ketika responden membeli buah 1 kg, semuanya dihabiskan langsung sekali makan. Responden biasanya membeli buah hanya di pajak yang hanya beroperasi sekali dalam seminggu, seperti penuturan Ma Eva:”kalo keluarga kami jarang makan buah, paling hanya sekali seminggu, itupun kalo kebetulan ke pajak tapi kalo saya ga ke pajak ya tidak makan buahlah kami. Biasanya saya beli 1-2 kg buah, semuanya biasanya langsung kami habiskan hari itu”.

Tabel 5.26

Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi Terhadap Susu


(40)

1 2 3

Sering Cukup sering

Jarang

5 2 25

15,625 6,25 78,125

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Penduduk desa Raya Huluan banyak yang tidak mengkonsumsi susu, masih banyak penduduk desa ini yang belum menyadari bahwa susu mengandung banyak vitamin dan nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan tubuh. Jika melihat tabel 5.26 kita mengetahui bahwa mayoritas responden (78,125%) jarang mengkonsumsi susu (hanya sekali dalam seminggu), 2 responden cukup sering mengkonsumsi susu (3-4 kali seminggu) dan 5 responden yang lainnya sering mengkonsumsi susu (sekali sehari).

Dari pengamatan peneliti, secara keseluruhan petani perempuan di desa Raya Huluan ini sangat kuat bekerja tetapi tidak memperhatikan asupan makanan yang baik untuk tubuhnya. Mayoritas responden mempunyai pemikiran yang salah dimana mereka menyatakan bahwa yang penting adalah banyak-banyak makan nasi sudah cukup untuk menjaga kesehatan mereka. Di desa Raya Huluan ini susah mencari keluarga petani yang selalu menyediakan buah dan susu di rumah mereka, padahal buah dan susu merupakan sumber vitamin, nutrisi, mineral dan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Dengan melihat pola konsumsi responden dapat disimpulkan bahwa responden belum memenuhi asupan gizi seimbang.


(41)

Dilihat dari pola konsumsi dan ketersediaan pangan di desa Raya Huluan, responden bukanlah orang yang miskin hanya saja masih kurang kesadaran dan pengetahuan akan pentingnya asupan gizi yang cukup.

Tabel 5.27

Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi mengkonsumsi Hasil Panen

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Sangat sering Sering Cukup sering

4 22

6

12,5 68,75 18,75

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.27 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (68,75%) sering mengkonsumsi hasil panennya. Petani di Desa Raya Huluan menanam dan mengusahakan berbagai macam tanaman seperti sayuran, kopi, padi, jahe, jagung dan lain sebagainya. Responden selalu menyisihkan hasil panen yang bisa dikonsumsi oleh responden dan keluarganya, dimana biasanya hasil panen yang dikonsumsi responden seperti sayuran, tomat, cabai, jahe, kunyit, padi dan lain-lain. Responden merasa adanya kepuasan tersendiri ketika mengkonsumsi tanaman yang diusahakannya sendiri, karena responden sudah bekerja keras untuk mengusahakan tanaman tersebut. Berikut hasil wawancara dengan ibu Kastinim; “keluarga kami sering mengkonsumsi hasil panen, setiap hasil panen yang bisa dimakan selalu kami sisihkan untuk dibawa ke rumah. Saya juga lebih suka mengkonsumsi hasil panen saya sendiri karena saya sudah bekerja keras untuk


(42)

mengusahakannya, ya hasilnya pun harus saya nikmati juga. Dengan mengkonsumsi hasil panen saya, serasa semua kerja keras saya terbayar”.

2. Kontribusi dalam Sandang

Tabel 5.28

Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli Pakaian

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

1 2-4

>4

4 27

1

12,5 84,375

3,125

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Pakaian merupakan kebutuhan pokok yang berfungsi sebagai penutup dan pelindung tubuh. Konsep keluarga Sejahtera yang dirumuskan oleh BKKBN menyatakan bahwa seluruh anggota keluarga minimal memperoleh 1 stel pakaian baru pertahun. Dari tabel 5.28 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (84,375%) memperoleh penambahan pakaian baru 2-4 stel pertahunnya, 4 responden hanya mampu membeli 1 stel pakaian baru pertahunnya dan 1 responden lain mampu membeli lebih dari 4 stel pakaian pertahun. Setiap responden juga memiliki pakaian yang berbeda di rumah, bepergian dan pakaian untuk bekerja. Jika melihat perumusan dari BKKBN, dapat disimpulkan bahwa responden tidak miskin karena responden memperoleh penambahan pakaian minimal 1 stel pertahunnya.


(43)

Tabel 5.29

Distribusi Responden Berdasarkan Cara Membeli Pakaian

No Cara Membeli Pakaian Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Membeli yang baru (lunas) Membeli yang bekas

31 1

96,875 3,125

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.29 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (96,875%) membeli pakain yang baru. Responden biasanya membeli pakain baru tersebut di pasar tradisional. Seperti hasil wawancara dengan Ma senta Sipayung berikut ini: “kami memperoleh penambahan pakaian kira-kira 5 stel setiap tahun, biasanya saya membeli pakaian menjelang semester baru, menjelang natal dan tahun baru. Biasanya saya membeli pakaiannya di pasar tradisional karena ada banyak pilihan dan kita bisa tawar menawar harga dengan penjualnya”.

3. Kontribusi dalam Perumahan

Tabel 5.30

Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Rumah

No Kepemilikan Rumah Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Milik sendiri Menumpang

30 2

93,75 6,25


(44)

Rumah merupakan kebutuhan pokok sebagai tempat berlindung dari panas matahari, hujan dan lain-lain. Dari tabel 5.30 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (93,75%) sudah memiliki rumah sendiri dan responden yang lain masih menumpang dirumah keluarganya.

Rumah yang di tempati responden adalah hasil usaha dan kerja keras responden dengan suaminya. Berikut hasil wawancara dengan Sinta Purba: “rumah yang kami tempati sekarang adalah rumah sendiri yang kami bangun sekitar 4 tahun setelah kami menikah. Penghasilan saya dan suami kami kumpulkan dan bisa membangun rumah ini, walaupun masih sederhana yang penting sudah rumah sendiri”.

Tabel 5.31

Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Rumah

No Kondisi Rumah Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4

Permanen Semi permanen

Papan Tepas

9 17

3 3

28,125 53,125 9,375 9,375

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.31 diketahui bahwa mayoritas responden (53,125%) tinggal di rumah yang semi permanen, dimana rumahnya setengan beton dan setengah papan. Dari observasi peneliti, hampir keseluruhan rumah responden memiliki


(45)

teras yang dipergunakan untuk menyimpan alat-alat pertanian maupun hasil-hasil pertanian sebelum dipasarkan.

Tabel 5.32

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kamar

No Jumlah Kamar Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4

1 2 3 4

9 14

6 3

28,125 43,75 18,75 9,375

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.32 dapat diketahui bahwa keseluruhan responden memiliki kamar walaupun jumlahnya berbeda-beda. Kebanyakan responden (43,75%) memiliki 2 kamar, 9 responden memiliki 1 kamar, 6 responden memiliki 3 kamar dan 3 responden lainnya memiliki 4 kamar.

Jumlah kamar biasanya disesuaikan dengan luasnya rumah. Jika dilihat jumlah kamar responden, dimana mayoritas responden sudah memiliki 2 kamar atau lebih menandakan bahwa responden memiliki rumah yang lumayan luas. Jika kamar yang ada di rumah responden hanya satu maka kamar tersebut akan ditempati oleh responden sementara itu anak-anaknya akan tidur di ruang tengah. Jika kamarnya lebih dari satu, maka 1 kamar akan ditempati oleh responden dan kamar yang lainnya akan ditempati oleh anak-anaknya.


(46)

Tabel 5.33

Distribusi Responden Berdasarkan Sistem Pertukaran Udara

No Sistem Pertukaran Udara Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Pintu, jendela dan ventilasi Pintu dan jendela

Pintu

2 19 11

6,25 59,375 34,375

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Rumah yang sehat adalah rumah yang memiliki ventilasi sebagai sarana keluar masuknya udara sehingga udara dalam rumah tetap segar. Dari tabel 5.33 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (59,375%) memiliki pintu dan jendela sebagai sarana pertukaran udara dan sebagai sarana masuknya sinar matahari.

Tabel 5.34

Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Air Bersih

No Sumber Air Bersih Frekuensi (F) Persentase (%)

1 PAM 32 100

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.34 dapat diketahui bahwa keseluruhan responden (100%) mendapatkan air bersih dari PAM yang sudah dimasukkan kesetiap rumah. Responden sangat terbantu dengan adanya PAM, dimana responden tidak susah jika ingin memasak, mencuci dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnnya. Sistem


(47)

pembayaran airnya pun tidak susah karena langsung dipungut kerumah-rumah setiap bulannya sehingga responden tidak perlu repot untuk membayarkannya.

Tabel 5.35

Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Fasilitas MCK

No Ketersediaan MCK Frekwensi (F) Persentase (%) 1

2

Tersedia Hanya kamar mandi

25 7

78,125 21,875

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.35 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (78,125%) sudah memiliki fasilitas MCK di rumahnya, dan responden lainnya hanya memiliki kamar mandi saja. Responden yang dirumahnya hanya ada kamar mandi dapat dipergunakan untuk mandi dan cuci sedangkan untuk kakusnya, responden biasanya ke alam.

Tabel 5.36

Distribusi Responden Berdasarkan sistem Pembuangan Air Limbah

No Sistem Pembuangan Air Limbah Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Melalui parit

Dibuang begitu saja di pekarangan

25 7

78,125 21,875

Jumlah 100 100


(48)

Dari tabel 5.36 diketahui bahwa mayoritas responden (78,125%) membuang air limbah mereka melalui parit, sedangkan responden lainnya masih membuang begitu saja di pekarangan rumah atau kebelakang rumahnya karena tidak adanya parit dirumahnya. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden sudah peduli dengan kebersihan lingkungan dan kesehatan keluarganya.

Tabel 5.37

Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Penerangan

No Sumber Penerangan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Listrik 32 100

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.37 diketahui bahwa seluruh rumah responden (100%) sudah diterangi oleh listrik karena desa ini sudah dijangkau oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Adanya fasilitas listrik membuat warga sudah dimanjakan dengan berbagai fasilitas dan alat-alat eletronik seperti Televisi, Setrika, Rice cooker, Kulkas, Hand phone dan berbagai peralatan eletronik lainnya. Responden tidak perlu direpotkan dengan tagihan listriknya karena setiap bulannya akan ada petugas yang langsung memungut kerumah-rumah.

Jika melihat dari tabel-tabel yang menguraikan tentang perumahan dapat diketahui bahwa 30 (93,75%) responden sudah memiliki rumah sendiri, 17 (53,125%) responden sudah memiliki rumah yang semi permanen, 14 (43,75%) responden memiliki 2 kamar dalam rumahnya, 19 (59,375%) responden memiliki


(49)

pintu dan jendela sebagai sarana pertukaran udara dan masuknya sinar matahari kedalam rumah, 32 (100%) responden telah mendapatkan air bersih dari PAM, 25 (78,125%) responden sudah memiliki fasilitas MCK, 25 (78,125%) responden sudah membuang air limbahnya melalui parit dan 32 (100%) rumah responden sudah diterangi listrik oleh PLN. Dari uraian-uraian tentang kondisi perumahan responden yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa responden berkontribusi dalam pengadaan rumah dan pemeliharaan rumah tersebut.

4. Kontribusi dalam Kesehatan

Tabel 5.38

Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Menderita Sakit

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Sering Cukup sering

Jarang

1 1 30

3,125 3,125 93,75

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.38 dapat diketahui bahwa mayoritas responden dan keluarganya (93,75%) jarang menderita sakit, hanya ada 1 responden yang sering menderita sakit dan 1 responden lainnya cukup sering menderita sakit. Menurut responden penyakit yang paling sering diderita adalah pegal-pegal, batuk dan flu.

Tabel 5.39


(50)

No Tindakan Pengobatan Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2

Langsung

Tergantung parahnya penyakit

25 7

78,125 21,875

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.39 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (78,125%) langsung mengambil tindakan pengobatan jika dirinya atau keluarganya menderita sakit dan 7 responden lainnya tergantung kepada parah atau tidaknya penyakit. Responden yang tidak langsung mengambil tindakan pengobatan, jika dirinya atau keluarganya sakit akan beristirahat dan di rawat di rumah terlebih dahulu tetapi jika sakitnya semakin parah barulah di bawa untuk berobat.

Responden yang memilih langsung mengambil tindakan pengobatan menyadari bahwa kesehatan itu sangat penting jadi sebelum semakin parah sebaiknya sudah diobati. Berikut hasil wawancara dengan Ma Pebri salah seorang responden dari desa Raya Huluan: “kalo ada keluarga yang sakit langsung kami bawa berobat, sebelum makin parah. Yang namanya penyakit tidak ada gunanya dipelihara, toh tenaga medis itu lebih tau pengobatannya daripada saya”.

Tabel 5.40

Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Berobat


(51)

1 2 3

Rumah sakit Puskesmas Bidan/mantri

1 8 23

3,125 25 71,875

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.40 diketahui bahwa mayoritas responden (71,875%) lebih memilih berobat ke Bidan/Mantri karena Bidan/Mantri selalu siap sedia dan selalu berada di tempat, bahkan malam hari ketika ada pasien Bidan/Mantri selalu siap untuk mengobati. Selain itu Bidan/Mantri bersedia untuk dipanggil kerumah dalam situasi yang darurat. Responden yang lain lebih memilih Puskesmas yaitu sebanyak 8 orang, mereka lebih memilih puskesmas karena biaya berobatnya murah. Diantara 32 responden, hanya ada seorang responden yang memilih Rumah Sakit sebagai tempat berobat karena menurutnya di Rumah Sakit peralatannya sudah lengkap dan tenaga medisnya juga lebih banyak dan lebih terlatih.

Tabel 5.41

Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Pelayanan Kesehatan Gratis

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Memperoleh Tidak memperoleh

3 29

6,25 93,75

Jumlah 32 100


(52)

Dari 32 responden hanya ada 3 responden (6,25%) yang mendapatkan pelayanan kesehatan gratis yaitu Ansuransi Kesehatan didapatkan oleh 2 orang responden dan seorang lagi mendapatkan Ansuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Askeskin).

5. Kontribusi dalam Pendidikan Anak

Tabel 5.42

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Sedang Bersekolah

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4

1 2 3 ≥4

7 8 10

7

21,875 25 31,25 21,875

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.42 dapat diketahui bahwa seluruh responden sedang menyekolahkan anaknya. Responden menyadari bahwa pendidikan itu penting untuk masa depan anak-anaknya dan responden berharap agar suatu hari kelak anaknya akan sukses dan tidak menjadi petani seperti mereka. Dari 32 orang responden, ada sebanyak 7 (21,875%) responden yang sedang menyekolahkan satu orang anak, 8 (25%) responden sedang menyekolahkan 2 orang anak, 10 (31,25%) responden sedang menyekolahkan 3 orang anak dan ada 7 (21,875%) responden yang sedang menyekolahkan ≥4 orang anak.


(53)

Setiap anak-anak responden mengecap pendidikan diberbagai tingkat yang berbeda mulai dari tingkat PAUD, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi. Saat ini 15 (46,875%) responden sedang menyekolahkan anaknya di Perguruan Tinggi, 10 (31,25%) responden sedang menyekolahkan anaknya di bangku SMA/Sederajat, 4 (12,5%) responden sedang menyekolahkan anaknya di bangku SMP/Sederajat dan 3 (9,375%) responden yang lain sedang menyekolahkan anaknya di bangku SD. Dari jumlah dan tingkat pendidikan anak responden dapat disimpulkan bahwa responden sudah peduli dengan pendidikan anaknya.

Tabel 5.43

Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Biaya Pendidikan Anak

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Sendiri Berdua dengan suami

2 30

6,25 93,75

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.43 dapat diketahui bahwa biaya pendidikan anak responden berasal dari responden sendiri dan ada juga kerjasama antara responden dengan suaminya. Mayoritas (93,75%) responden memyatakan bahwa biaya pendidikan anaknya bersumber dari responden dan suaminya, sementara itu 2 (6,25%) responden menyatakan bahwa biaya pendidikan anaknya hanya diusahakan sendiri oleh responden karena suaminya sedang sakit-sakitan dan tidak punya pekerjaan tetap, sementara responden yang lainnya mengusahakan sendiri biaya


(54)

pendidikan anaknya karena penghasilan suaminya hanya dipergunakan untuk dirinya sendiri.

Tabel 5.44

Distribusi Responden Berdasarkan Perlunya Pendidikan Moral untuk Anggota Keluarga

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Sangat perlu Perlu Cukup perlu

15 16 1

46,875 50 3,125

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.44 diketahui bahwa 15 (46,875%) responden menyatakan bahwa pendidikan moral sangat diperlukan oleh anggota keluarganya, 16 (50%) responden menyatakan pendidikan moral diperlukan oleh anggota keluarga dan 1 (3,125%) responden lainnya menyatakan pendidikan moral cukup diperlukan oleh anggota keluarga.

Berikut hasil wawancara dengan Sonta Ria Silitonga salah satu responden di desa Raya Huluan : “pendidikan moral itu sangat perlu untuk anggota keluarga terlebih untuk anak-anak, karena pendidikan moral itu akan mengajari anak-anak untuk berperilaku yang baik dan sopan dalam masyarakat serta sesuai dengan ajaran Agama dan Adat Istiadat”.


(55)

Tabel 5.45

Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Membimbing Anak Dalam Belajar

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4

Tiap malam Hampir tiap malam

Jarang Tidak pernah

4 15

9 4

12,5 46,875 28,125 12,5

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.45 dapat diketahui 4 (12,5%) responden selalu membimbing anaknya belajar setiap malam, 15 (46,875%) responden hampir setiap malam membimbing anaknya dalam belajar, 9 (28,125%) responden jarang membimbing anaknya dalam belajar dan 4 (12,5%) responden yang lain tidak pernah membimbing anaknya dalam belajar. Responden yang tidak pernah membimbing anaknya karena sudah kelelahan bekerja di ladang dan masih mengerjakan pekerjaan rumah. Demikian hasil wawancara dengan Hilderia Purba : “saya tidak pernah membimbing anak-anak belajar, karena saya merasa sangat lelah setelah bekerja seharian. Kalau menyuruh belajar sesekali saya masih mau tapi kalau

memperhatikan dan mengajari sama sekali tidak pernah”.

Jika melihat tabel-tabel tentang pendidikan tersebut dapat diketahui bahwa 17 (53,125%) responden sedang menyekolahkan ≥ 3, 15 (46,875%) responden sedang meyekolahkan anaknya di Perguruan Tinggi, 30 (93,75%) responden


(56)

membiayai pendidikan anaknya dengan suaminya, 16 (50%) responden menyatakan bahwa anggota keluarganya membutuhkan pendidikan moral dan 15 (46,875%) responden hampir tiap malam membimbing anaknya dalam belajar. Dari uraian-uraian tersebut dapat diketahui bahwa responden sudah menyadari pentingnya pendidikan dan responden serius dalam memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Responden selalu bekerja keras agar baiaya pendidikan anaknya dapat terpenuhi bahkan masih meluangkan waktunya untuk membimbing anaknya dalam belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden berkontribusi dalam pendidikan anaknya.

6. Kontribusi dalam Modal Usaha

Tabel 5.46

Distribusi Responden tentang Kemampuan Membeli Alat Pertanian

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Setiap kali butuh Kadang-kadang

Tidak Pernah

17 13 2

53,125 40,625 6,25

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Alat-alat pertanian ssangat dibutuhkan oleh petani untuk mengolah dan mengusahakan lahan dan tanamannya sampai memperoleh hasil. Mayoritas (53,125%) Responden dapat membeli peralatan pertanian setiap kali dibutuhkan, 13 (40,625%) responden kadang-kadang dapat membeli alat-alat pertanian dan 2


(57)

(6,25%) responden tidak pernah membeli alat-alat pertanian. Responden yang tidak pernah membeli peralatan pertanian selalu menggunakan peralatan yang sudah lama dan terkadang meminjam peralatan yang dibutuhkan kepada tetangga atau keluarganya.

Tabel 5.47

Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Modal untuk Membeli Bibit, Pestisida dan Pupuk

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Modal sendiri Koperasi Pinjaman

25 3 4

78,125 9,375

12,5

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Modal sangat diperlukan dalam segala usaha termasuk dalam pertanian. Responden membutuhkan modal untuk kelanjutan pertaniannya, semakin banyak modal yang dimiliki maka semakin besar kesempatan untuk memperluas usaha pertaniannya. Modal tersebut dibutuhkan untuk membeli bibit, pupuk, pestisida, pengolahan lahan dan lain-lainnya. Dari tabel 5.47 dapat diketahui bahwa 25 (78,125%) responden membeli bibit, pupuk, pestisida dan perawatan tanaman dengan uang sendiri, dimana responden selalu menyisihkan penghasilannya untuk melanjutkan pertaniannya, 3 (9,375%) responden mendapat modal dari koperasi dan 4 (12,5%) responden meminjam uang kepada keluarganya maupun kepada agen sayur mayur.


(58)

Jika dilihat dari tabel 50 dan 51, dapat diketahui bahwa 17 (53,125%) responden dapat membeli alat-alat pertanian setiap kali dibutuhkan dan 25 (78,125%) responden menggunakan modal sendiri untuk melanjutkan usaha pertaniannya. Dari beberapa hal tersebut dapat kita ketahui bahwa responden berkontribusi dalam modal usaha pertaniannya.

7. Kontribusi dalam Tabungan

Tabel 5.48

Distribusi Responden berdasarkan Menyisihkan Pendapatan untuk Ditabung

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Ada Tidak

20 12

62,5 37,5

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.48 dapat diketahui bahwa 20 (62,5%) responden selalu menyisihkan pendapatannya untuk ditabung sementara 12 (37,5%) responden lainnya sama sekali tidak mempunyai tabungan. Responden menabung setelah menyisihkan uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari, pendidikan anak, modal usaha dan sosial. Responden yang lainnya tidak mempunyai tabungan karena selalu dihabiskan untuk kebutuhan hidup, pendidikan anak, untuk modal usahanya dan lain-lainnya.


(59)

Tabel 5.49

Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Menabung

No Tempat Menabung Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Bank Koperasi

Rumah

4 8 8

20 40 40

Jumlah 20 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.49 dapat diketahui dari 20 responden yang menabung, 4 (20%) responden diantaranya memilih untuk menabung di Bank, 8 (40%) responden menabung di Koperasi dan 8 (40%) responden lainnya lebih memilih untuk menabung di rumah. Responden lebih memilih menabung di Bank karena Bank lebih aman dan memiliki bunga. Responden yang lebih memilih menabung di Koperasi adalah responden yang juga pernah meminjam di koperasi dan sudah terbiasa dengan koperasi. Responden yang lebih memilih menabung di rumah menyatakan lebih suka menabung di rumah karena ketika uangnya dibutuhkan bisa langsung diambil saja.

Tabel 5.50

Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Menabung


(60)

1 2 3 4

Sekali seminggu Sekali sebulan Sekali tiga bulan Sekali enam bulan

4 9 4 3

20 45 20 15

Jumlah 20 100

Sumber : Kuesioner 2013

Intensitas menabung setiap responden berbeda-beda, dari tabel 5.50 dapat diketahui bahwa 4 (20%) responden menabung sekali seminggu, 9 (45%) responden menabung sekali sebulan, 4(20%) responden menabung sekali 3 bulan dan 3 (15%) responden lainnya menabung sekali dalam 6 bulan. Responden memiliki alasan yang berbeda-beda pula untuk jawaban yang sama, biasanya responden yang menabung sekali seminggu adalah responden yang menabung di rumah atau koperasi karena tidak memakan waktu untuk menabungkan uangnya. Responden yang lain menabung dengan intensitas waktu sekali sebulan, sekali 3 bulan dan sekali dalam 6 bulan karena memperhitungkan waktu yang akan dihabiskan untuk menabung karena Bank tempat mereka menabung berada di kota Siantar dengan jarak ± 60 Km dari Desa Raya Huluan. Jika responden hendak menabungkan uangnya, biasanya seharian itu responden tidak bekerja lagi.

Tabel 5.51

Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan


(61)

1 2 3 4

Tidak memiliki Mobil Sepeda motor

Sepeda

5 4 22

1

15,625 12,5 68,75 3,125

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.51 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (68,75%) memiliki sepeda motor, 4 (12,5%) responden memiliki mobil, 1 (3,125%) responden memiliki sepeda dan 5 (15,625%) responden tidak memiliki kendaraan pribadi. Responden yang memiliki kendaraan menyatakan bahwa kendaraan tersebut dimiliki setelah mereka menjadi petani. Setelah menabung sedikit demi sedikit penghasilan dan ditambah dengan penghasilan suami, mereka dapat membeli kendaraan tersebut.

Banyak orang yang menabungkan uangnya sebagai persiapan untuk masa depan, untuk pendidikan anak, untuk modal usaha, untuk kesehatan dan untuk biaya-biaya yang tidak terduga. Dari 32 responden, 20 (62,5%) diantaranya sudah menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung. Tempat menabung dan intensitas menabung nya pun berbeda-beda. Responden juga berkontribusi dalam pengadaan kendaraan pribadinya, baik itu sepeda motor, mobil maupun sepeda.

8. Kontribusi dalam Interaksi Sosial

Tabel 5.52


(62)

No Kegiatan Sosial Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3 4

Gotong royong Kegiatan keagamaan

Acara adat PKK desa

2 16 10 4

6,25 50 31,25

12,5

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.52 dapat diketahui bahwa semua responden mengikuti kegiatan sosial dilingkungannya walaupun responden memiliki kesibukan sebagai petani dan sebagai ibu rumah tangga. Kegiatan sosial yang diikuti responden berbeda-beda, 2 (6,25%) responden lebih menyukai gotong royong, 16 (50%) responden lebih menyukai kegiatan sosial keagamaan, 10 (31,25%) responden lebih menyukai acara adat dan 4 (12,5%) responden yang lain lebih memilih untuk terlibat dalam aktivitas PKK desa.

Mayoritas responden lebih menyukai kegiatan keagamaan karena responden dapat memperoleh kepuasan batin lewat kegiatan tersebut karena selain mendekatkan diri kepada sesama juga semakin dekat dengan Pencipta. Kegiatan yang paling sedikit peminatnya adalah kegiatan gotong royong, kebanyakan responden tidak menyukai kegiatan gotong royong karena selalu lebih banyak lelaki daripada perempuannya sehingga responden selalu meminta suaminya untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Tabel 5.53


(63)

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Sangat sering Sering Cukup sering

17 9 6

53,125 28,125 18,75

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.53 dapat diketahui bahwa responden yang sangat sering mengikuti kegiatan sosial ada sebanyak 17 (5 3,125%)responden, 9 (28,125%) responden sering mengikuti dan 6 (18,75%) responden lainnya cukup sering mengikuti kegiatan sosial. Berikut hasil wawancara dengan Ma Jaya, salah seorang responden di Desa Raya Huluan : “saya sangat suka dan selalu mengikuti kagiatan sosial yang ada dilingkungan terutama kegiatan Keagamaan dan Acara adat, karena kita kan hidup di dunia ini tidak bisa sendirian harus ada orang lain juga, lagian hidup itu kan selalu berputar jadi selagi bisa saya usahakan untuk mengikutinya”.

Tabel 5.54

Distribusi Responden Berdasarkan keterlibatan di Kepengurusan Organisasi

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Ya Tidak

6 26

18,75 81,25

Jumlah 32 100


(64)

Responden bukan saja mengikuti kegiatan sosial tetapi ada 6 (18,7%) responden yang juga terlibat dalam kepengurusan suatu organisasi sosial yang ada di masyarakat. Ada responden yang terlibat dalam kepengurusan organisasi Keagamaan, PKK Desa dan ada juga yang masuk kepengurusan organisasi kemasyarakatan. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan dan kontribusi perempuan dalam suatu organisasi sudah mulai diperhitungkan walaupun belum maksimal.

Tabel 5.55

Distribusi Responden Berdasarkan Interaksi dengan Keluarga

No Intensitas Komunikasi Frekuensi (F) Persentase (%) 1

2 3

Sangat aktif berkomunikasi aktif

Jarang

18 5 9

56,25 15,625 28,125

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.55 dapat diketahui bahwa sekalipun responden harus bekerja di ladang dan bertanggungjawab atas pekerjaan rumah dan anak-anaknya, petani perempuan masih tetap bisa berinteraksi dengan keluarganya walaupun intensitasnya berbeda-beda. Mayoritas responden (56,25%) responden sangat aktif berkomunikasi dengan anggota keluarganya, dimana responden selalu berkomunikasi dengan anggota keluarganya setiap hari. Responden yang aktif berkomunikasi ada sebanyak 18 orang, mereka selalu berkomunikasi dengan anggota keluarga setiap harinya. Responden yang aktif selalu berkomunikasi


(65)

dengan anggota keluarganya ada 5 (15,625%), dimana responden selalu berkomunikasi dengan anggota keluarganya ketika berkumpul saja. Responden yang jarang berinteraksi dengan keluarga ada sebanyak 9 (28,125%) responden mereka hanya berkomunikasi dengan anggota keluarga ketika dibutuhkan saja.

Tabel 5.56

Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan dalam Keluarga

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Sangat sering Sering Jarang

15 9 8

46,875 28,125

25

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Dari tabel 5.56 dapat diketahui bahwa semua responden sudah dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga, yang berbeda hanya intensitas keterlibatannya. 15 (46,875% responden sangat sering dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga (setiap kali ada permasalahan yang timbul dan setiap ada keputusan yang harus diputuskan), 9 (28,125%) responden sering dilibatkan (ketika benar-benar ada permasalahan yang harus diselesaikan bersama-sama), 8 (25%) Responden jarang dilibatkan dalam pengambilan keputusan dilibatkan (hanya ketika diperlukan saja).


(66)

Tabel 5.57

Distribusi Responden Berdasarkan Interaksi dengan Masyarakat Sekitar

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Sangat baik Baik Cukup baik

3 27

2

9,375 84,375

6,25

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Sebagai makhluk sosial, interaksi merupakan salah satu kebutuhan agar manusia dapat saling berkomunikasi. Petani perempuan masih bisa membina hubungan interaksi dengan masyarakat dilingkungannya sekalipun mereka harus bekerja di ladang dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Interaksi sesama petani dan masyarakat di Desa Raya Huluan ini masih berjalan dengan baik dan rasa kepedulian dan kekeluargaan masih sangat kental di desa ini.

Dengan melihat tabel 5.57 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (84,375%) memiliki hubungan interaksi yang baik dengan masyarakat dilingkungan sekitarnya, 3 (9,375%) responden memiliki hubungan interaksi yang sangat baik dengan masyarakat sekitarnya, 2 (6,25%) responden yang lain membina hubungan interaksi yang cukup baik dengan masyarakat dilingkungannya.


(67)

Tabel 5.58

Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan dalam Masyarakat

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3 4

Sangat sering Sering Jarang Tidak pernah

3 8 18

3

9,375 25 56,25 9,375

Jumlah 32 100

Sumber : Kuesioner 2013

Petani perempuan mempunyai hak untuk dilibatkan dalam pengambilan keputusan dilingkungan masyarakatnya. Dari tabel 5.58 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (56,25) jarang dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam masyarakat.dari 32 responden, hanya ada 3 (9,375%) responden yang tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan masyarakat. Responden sudah mulai diperhitungkan dan dilibatkan dalam masyarakat walaupun intensitas keterlibatannya masih kurang dan belum maksimal.

Tabel 5.59

Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Informasi

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)


(1)

Awal………. 76 Tabel 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan yang

Dikelola……….. ….. 77 Tabel 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan

Lahan……….. 78 Tabel 5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Hari Kerja

Perminggu……… 79 Tabel 5.13 Distribusi Responden Berdasarkan Jam Kerja Perhari 79 Tabel 5.14 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Penjualan

Hasil……… 81 Tabel 5.15 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan dari

Sektor Pertanian Perbulan………. 82 Tabel 5.16 Distribusi Responden Berdasarkan Mata Pencaharian

Sampingan……… 83 Tabel 5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami …. 84 Tabel 5.18 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Suami 84 Tabel 5.19 Distribusi Responden Berdasarkan Kecukupan Hidup

Sehari-hari……… 86

Tabel 5.20 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan

Nasi Perhari………. 86 Tabel 5.21 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi


(2)

Tabel 5.22 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi

Terhadap Daging Perbulan………. 88 Tabel 5.23 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi

Terhadap Telur Perminggu………. 89 Tabel 5.24 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi

Terhadap Sayuran Perminggu…..………..… 89 Tabel 5.25 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi

Terhadap Buah-Buahan Perminggu………. 90 Tabel 5.26 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi

Terhadap Susu……… 91 Tabel 5.27 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi

Mengkonsumsi Hasil Panen……… 93 Tabel 5.28 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli

Pakaian Pertahun………. 94 Tabel 5.29 Distribusi Responden Berdasarkan Cara Membeli

Pakaian……….. 95 Tabel 5.30 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Rumah 95 Tabel 5.31 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Rumah ……... 96 Tabel 5.32 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kamar ……… 97 Tabel 5.33 Distribusi Responden Berdasarkan Sistem Pertukaran

Udara……… .. 98 Tabel 5.34 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Air Bersih 98


(3)

Tabel 5.35 Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Fasilitas

MCK……… 99 Tabel 5.36 Distribusi Responden Berdasarkan Sistem Pembuangan

Air Limbah………. . 99 Tabel 5.37 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Penerangan 100 Tabel 5.38 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Menderita

Sakit……… 101 Tabel 5.39 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Pengobat-

an……… 101 Tabel 5.40 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Berobat….. 102 Tabel 5.41 Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Pelayanan

Kesehatan Gratis……….. 103 Tabel 5.42 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang

Sedang Bersekolah………. 104 Tabel 5.43 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Biaya Pendidikan

Anak……… 105 Tabel 5.44 Distribusi Responden Berdasarkan Perlunya Pendidikan

Moral untuk Anggota Keluarga………... 106 Tabel 5.45 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Membimbing

Anak dalam Belajar……… 107 Tabel 5.46 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Membeli


(4)

Tabel 5.47 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Modal…… 109 Tabel 5.48 Distribusi Responden Berdasarkan Menyisihkan Pendapatan

Untuk Ditabung……… 110 Tabel 5.49 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Menabung… 111 Tabel 5.50 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Menabung 111 Tabel 5.51 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan 112 Tabel 5.52 Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Sosial yang

Diikuti………... 113 Tabel 5.53 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mengikuti

Kegiatan Sosial………. 114 Tabel 5.54 Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan dalam

Kepengurusan Organisasi……….. 115 Tabel 5.55 Distribusi Responden Berdasarkan Interaksi dengan

Keluarga……… 116 Tabel 5.56 Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan dalam

Pengambilan Keputusan dalam Keluarga……….. 117 Tabel 5.57 Distribusi Responden Berdasarkan Interaksi dengan

Masyarakat Sekitar……… 118 Tabel 5.58 Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan dalam

Pengambilan Keputusan dalam Masyarakat………. ... 119 Tabel 5.59 Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Informasi 119 Tabel 5.60 Distribusi Responden Berdasarkan Media Informasi yang


(5)

Diikuti……… 120 Tabel 5.61 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mendapatkan


(6)

DAFTAR BAGAN