Respon Masyarakat Terhadap Program Subsidi Pupuk Bagi Petani Di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.

(1)

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM SUBSIDI

PUPUK BAGI PETANI DI DESA GUNUNG SELAMAT

KECAMATAN BILAH HULU KABUPATEN LABUHAN BATU

UTARA

OLEH

AYU UTARI

060902020

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2011


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

ABSTRAK

RESPON MASYARAKAT TERHADAP SUBSIDI PUPUK BAGI PETANI DI DESA GUNUNG SELAMAT KECAMATAN BILAH HULU KABUPATEN

LABUHAN BATU

(Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 86 Halaman, 38 Tabel, Lampiran, Kepustakaan dan sumber lain yang berasal dari internet).

Pertanian mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Dimana pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan desa yang menempatkan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah dan penduduk miskin selalu meningkat dari tahun ke tahun khususnya bagi penduduk miskin di pedesaan dan umumnya adalah petani. Oleh karena itu, Pemerintah menjalankan program subsidi pupuk sebagai program peningkatan kesejahteraan petani yang telah dijalankan sejak tahun 2003, sebagai program nasional yang dijalankan diseluruh wilayah Indonesia bagi semua warga masyarakat.

Penelitian ini dilakukan di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu. Tipe penelitian yang digunakan adalah bersifat Deskriptif dengan populasi sebanyak 200 orang. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini ialah 30 orang penerima subsidi pupuk yang telah mendapatkan pupuk bersubsidi sejak tahun 2003-2010. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik random sampling. Teknik pengambilan data dengan metode studi kepustakaan, angket (kuesioner), wawancara, dan observasi. Sedangkan teknik analisa data adalah menggunakan analisa kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan pengukuran skala likert.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa respon masyarakat terhadap program subsidi pupuk bagi petani di Desa Gunung Selamat adalah Positif. Terlihat dari tingkat persepsi masyarakat yang menjadi responden sebesar 0,43 %, dan juga adanya sikap masyarakat terhadap pelaksanaan subsidi pupuk yakni 0,79 %, sedangkan partisipasi masyarakat terhadap adanya subsidi pupuk sebesar 0,38 %. Maka dapat dilihat secara rata-rata responden masyarakat adalah positif dengan nilai ( 0,43 + 0,79 + 0,38 ) / 3 = 0,53.


(3)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

FACULTY OF POLITICS AND SOCIAL SCIENCE DEPARTMENT OF SCIENCE WELFARE OF SOCIAL

ABSTRACT

PUBLIC RESPONSE TO SUBSIDY MANURE FOR FARMER IN GUNUNG SELAMAT COUNTRYSIDE DISTRICT OF BILAH HULU SUB PROVINCE

LABUHAN BATU

( This Skripsi consist of 6 Chapter, 86 Yard, 38 tables, enclosure, Other source and bibliography coming from internet).

Agriculture have strategic role in structure development of economics national. Where development of agriculture is not be quit of development of countryside placing agriculture as economics prime mover. Statistical Center body ( BPS) log amount and impecunious residents always increase from year to year specially for impecunious residents in rural and generally are farmer. Therefore, Governmental implement subsidy manure program as program of increasing of prosperity of farmer which have been implemented since year 2003, as national program which implemented all Indonesia region for all public citizen.

This research in Gunung Selamat countryside Congratulation District Of Sub-Province Labuhan Batu. Research type which applied is have the character of Descriptive with population counted 200 people. What becoming sample in this research is 30 subsidy manure receiver people which have got fertilizer subsidize since year 2003-2010. Sampling by using technique in random sampling. Technique of intake of data with bibliography study method, enquette ( uestionnaire), interviewed, and observation. While technique in data analysis is apply quantitative and qualitative analysis with approach of measurement of scale likert.

Based on the obtained research result, hence can be taken by conclusion that public response to program subsidizing manure for farmer in Gunung Selamat countryside Congratulation is Positive. Seen from level of public perception becoming responder equal to 0,43%, as well as existence of public attitude to execution of subsidy manure namely 0,79%, while public participation to existence of subsidy manuring equal to 0,38 %. Hence is visible in average of public responder is positive with value ( 0,43 + 0,79 + 0,38 ) / 3 = 0,53.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan ridhoNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah: “RESPON MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM SUBSIDI PUPUK BAGI PETANI DI DESA GUNUNG SELAMAT KECAMATAN BILAH HULU KABUPATEN LABUHAN BATU”.

Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis menyadari akan sejumlah kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis membuka diri untuk menerima saran dan kritik yang dapat membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Skripsi ini penulis persembahkan khususnya kepada orang tuaku Tercinta, Ayahanda Almarhum Ir.Tomo Atmaja dan Ibunda Sinarianum, yang sudah mendidik dan membesarkan penulis, dan memenuhi semua keperluan penulis sampai dengan menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih buat semua yang telah kalian berikan hingga saat ini. Kiranya Allah SWT selalu menyertai kalian, kapan dan dimana pun, serta selalu diberikan kesehatan dan rezeki. Serta semua keluarga yang telah mendukung dan mendoakan penulis selama penulisan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:


(5)

1. Bapak Prof. Dr. Badarudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.S.P, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Husni Thamrin, S.Sos, M.S.P, selaku Dosen Pembimbing Penulis, yang selama proses penulisan skripsi ini dengan sabar membimbing penulis hingga skripsi ini selesai dengan baik.

4. Kepada semua dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial dan semua dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Zuraida Hanum, selaku bagian Administrasi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Kepada Kepala Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu dan seluruh staff nya, penulis mengucapkan terima kasih karena dengan senang hati membantu penulis selama masa penelitian di lapangan. 7. Kepada putri kecil tercinta, Sashika Anatasya yang selama ini menjadi motivasi

penulis untuk terus semangat dalam melakukan segala aktifitas. Aku sangat mencintaimu……..

8. Kepada keluarga tercinta, adik-adik ku Intan Utami, Ajeng Utri Fani, Gilang Priananda, yang selama ini membantu penulis dalam segala hal, khususnya dalam membantu menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala dukungan dan bantuan kalian selama ini.


(6)

9. Kepada sahabat-sahabat penulis terkhusus untuk Rofiqoh Nasution yang selalu setia menjadi sahabat yang baik selama mengikuti perkuliahan di Ilmu Kesejahteraan Sosial Fisip USU. Semoga Allah SWT selalu meridhoi kita kemanapun nantinya kita berada.

10.Kepada teman-teman stambuk 2006 Ilmu Kesejahteraan sosial yang telah menjadi teman yang baik, Dewi Molina, Mag Aulia, Hammad Azhar, Eviyanti Simanullang, dan semua teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan.

11.Kepada senior 2005, junior 2007 dan 2008 serta semua Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial yang ikut serta memberikan masukan dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaikan skripsi ini.

12.Kepada semua orang-orang yang telah memberikan dukungan kepada penulis dimana dikarenakan keterbatasan penulis dalam mencantumkan nama satu persatu, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut serta memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis mengikuti perkuliahan. Semoga Allah SWT memberikan RahmatNya atas kebaikan dan kemurahan hati bapak/ ibu, saudara/ saudari sekalian.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi dunia pendidikan.

Medan, Juni 2011 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK……….. i

KATA PENGANTAR………... v

DAFTAR ISI………... viii

DAFTAR TABEL……….. xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2 Perumusan Masalah………. 7

1.3 Tujuan Penelitian………. 7

1.4 Manfaat Penelitian……….. 7

1.5 Sistematika Penulisan………. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon……… 9

2.2 Masyarakat………. 18

2.3 Petani………. 20

2.4 Program Subsidi Pupuk………. 21

2.4.1 Kebutuhan Pupuk Bersubsidi 2010………. 22

2.4.2 Cadangan Pupuk Bersubsidi……… 25

2.4.3 HET Pupuk Bersubsidi……… 25

2.4.4 Penyaluran Pupuk Bersubsidi………. 26


(8)

2.5 Kesejahteraan Sosial……… 29

2.6 Kerangka Pemikiran……… 30

2.7 Defenisi Konsep dan Operasional………... 34

2.7.1 Defenisi Konsep………. 34

2.7.2 Defenisi Operasional………. 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian……… 38

3.2 Lokasi Penelitian……… 38

3.3 Populasi dan Sampel………. 38

3.3.1 Populasi……… 38

3.3.2 Sampel………. 39

3.4 Teknik Pengumpulan Data……… 39

3.5 Teknik Analisa Data………. 40

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian……… 43

4.2 Kondisi Geografis……….. 43

4.3 Keadaan Demografis………. 43

4.4 Sarana dan prasarana………. 50

4.5 Potensi Desa……….. 54


(9)

BAB V ANALISA DATA

5.1 Karakteristik Identitas Responden……… 60 5.2 Respon Masyarakat Terhadap Subsidi pupuk……….. 65 5.2.1 Persepsi Masyarakat Penerima Subsidi Pupuk……… 65 5.2.2 Sikap Masyarakat Penerima Subsidi Pupuk………… 73 5.2.3 Partisipasi Masyarakat Pemerintah Subsidi Pupuk…. 78

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan……….. 84 6.2 Saran………. 86

DAFTAR PUSTAKA KUESIONER


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Luas dan Wilayah Pengguna Lahan……… 44

Tabel 4.2 Pembagian wilayah………... 45

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia...……… 46

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin………. 46

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama………. 47

Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku……….. 48

Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian…………. 49

Tabel 4.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan……….. 50

Tabel 4.9 Fasilitas Sarana dan Tempat Ibadah………. 51

Tabel 4.10 Fasilitas Sarana Pendidikan……….. 51

Tabel 4.11 Fasilitas Sarana Transportasi……… 52

Tabel 4.12 Sarana Kesehatan……….. 54

Tabel 4.13 Potensi Jasa dan Usaha Perdagangan……… 54

Tabel 4.14 Potensi Hasil Peternakan……….. 55

Tabel 4.15 Aparat Ketertiban dan Keamanan Desa……… 58

Tabel 5.1.1 Berdasarkan Umur Responden……….. 60

Tabel 5.1.2 Berdasarkan Jenis Kelamin Responden………. 60

Tabel 5.1.3 Berdasarkan Agama Responden……… 61

Tabel 5.1.4 Berdasarkan Pendidikan Akhir Responden……… 62

Tabel 5.1.5 Berdasarkan Suku Responden……… 62

Tabel 5.1.6 Berdasarkan Jumlah Tanggungan Anak………. 63


(11)

Tabel 5.1.8 Berdasarkan Jumlah Penghasilan Perbulan………. 64 Tabel 5.2.2. Sumber Informasi Mengenai Syarat, Cara

dan Pengadaan Program Subsidi Pupuk……… 66 Tabel 5.2.3 Pengetahuan Responden Tentang Adanya

Tim Penyuluh yang Melakukan Pembinaan RDKK………. 66 Tabel 5.2.4 Pengetahuan Responden Terhadap Syarat

dan Cara Memperoleh Program Subsidi Pupuk……… 67 Tabel 5.2.5 Pengetahuan Responden Terhadap Harga

Pupuk Berdasarkan Jenis Pupuk yang Dibeli Perzaknya……… 68 Tabel 5.2.6 Pengetahuan Responden Terhadap Adanya

Pungutan Tambahan Dalam Pembelian Pupuk……… 69 Tabel 5.2.8 Adanya Penyimpangan Pelaksanaan Subsidi Pupuk……… 70 Tabel 5.2.9 Pengetahuan Responden Tentang Adanya Petugas PPOT……… 71 Tabel 5.2.12 Persetujuan Responden Terhadap Pengurangan

Jatah Pupuk………. 74 Tabel 5.2.14 Penilaian Responden Terhadap Ditempatkannya

Petugas PPOT………. 75 Tabel 5.2.15 Keikutsertaan Responden Dalam Pembinaan

Penyusunan RDKK……….. 78 Tabel 5.2.17 Frekuensi Pembinaan yang Dilakukan Penyuluh……… 79 Tabel 5.2.18 Keterlibatan Masyarakat Dalam

Pelaksanaan Penyaluran Pupuk………...…… 80 Tabel 5.2.19 Keikutsertaan Responden Dalam Pengawasan


(12)

Penyaluran Pupuk Bersubsidi………. 81 Tabel 5.2.20 Ketepatan Waktu, Jumlah, Sasaran, Jenis,

Tempat dan Mutu Pupuk……… 82


(13)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

ABSTRAK

RESPON MASYARAKAT TERHADAP SUBSIDI PUPUK BAGI PETANI DI DESA GUNUNG SELAMAT KECAMATAN BILAH HULU KABUPATEN

LABUHAN BATU

(Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 86 Halaman, 38 Tabel, Lampiran, Kepustakaan dan sumber lain yang berasal dari internet).

Pertanian mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Dimana pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan desa yang menempatkan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah dan penduduk miskin selalu meningkat dari tahun ke tahun khususnya bagi penduduk miskin di pedesaan dan umumnya adalah petani. Oleh karena itu, Pemerintah menjalankan program subsidi pupuk sebagai program peningkatan kesejahteraan petani yang telah dijalankan sejak tahun 2003, sebagai program nasional yang dijalankan diseluruh wilayah Indonesia bagi semua warga masyarakat.

Penelitian ini dilakukan di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu. Tipe penelitian yang digunakan adalah bersifat Deskriptif dengan populasi sebanyak 200 orang. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini ialah 30 orang penerima subsidi pupuk yang telah mendapatkan pupuk bersubsidi sejak tahun 2003-2010. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik random sampling. Teknik pengambilan data dengan metode studi kepustakaan, angket (kuesioner), wawancara, dan observasi. Sedangkan teknik analisa data adalah menggunakan analisa kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan pengukuran skala likert.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa respon masyarakat terhadap program subsidi pupuk bagi petani di Desa Gunung Selamat adalah Positif. Terlihat dari tingkat persepsi masyarakat yang menjadi responden sebesar 0,43 %, dan juga adanya sikap masyarakat terhadap pelaksanaan subsidi pupuk yakni 0,79 %, sedangkan partisipasi masyarakat terhadap adanya subsidi pupuk sebesar 0,38 %. Maka dapat dilihat secara rata-rata responden masyarakat adalah positif dengan nilai ( 0,43 + 0,79 + 0,38 ) / 3 = 0,53.


(14)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

FACULTY OF POLITICS AND SOCIAL SCIENCE DEPARTMENT OF SCIENCE WELFARE OF SOCIAL

ABSTRACT

PUBLIC RESPONSE TO SUBSIDY MANURE FOR FARMER IN GUNUNG SELAMAT COUNTRYSIDE DISTRICT OF BILAH HULU SUB PROVINCE

LABUHAN BATU

( This Skripsi consist of 6 Chapter, 86 Yard, 38 tables, enclosure, Other source and bibliography coming from internet).

Agriculture have strategic role in structure development of economics national. Where development of agriculture is not be quit of development of countryside placing agriculture as economics prime mover. Statistical Center body ( BPS) log amount and impecunious residents always increase from year to year specially for impecunious residents in rural and generally are farmer. Therefore, Governmental implement subsidy manure program as program of increasing of prosperity of farmer which have been implemented since year 2003, as national program which implemented all Indonesia region for all public citizen.

This research in Gunung Selamat countryside Congratulation District Of Sub-Province Labuhan Batu. Research type which applied is have the character of Descriptive with population counted 200 people. What becoming sample in this research is 30 subsidy manure receiver people which have got fertilizer subsidize since year 2003-2010. Sampling by using technique in random sampling. Technique of intake of data with bibliography study method, enquette ( uestionnaire), interviewed, and observation. While technique in data analysis is apply quantitative and qualitative analysis with approach of measurement of scale likert.

Based on the obtained research result, hence can be taken by conclusion that public response to program subsidizing manure for farmer in Gunung Selamat countryside Congratulation is Positive. Seen from level of public perception becoming responder equal to 0,43%, as well as existence of public attitude to execution of subsidy manure namely 0,79%, while public participation to existence of subsidy manuring equal to 0,38 %. Hence is visible in average of public responder is positive with value ( 0,43 + 0,79 + 0,38 ) / 3 = 0,53.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain : potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.

Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan desa yang menempatkan pertanian sebagai pengggerak utama perekonomian. Lahan, tenaga kerja, dan ekonomi lokal pedesaan menjadi faktor utama pengembangan pertanian. Meskipun pembangunan pertanian tidak hanya bertumpu di desa tetapi juga diperlukan integrasi dengan kawasan pertanian dan dukungan sarana dan prasarana yang tidak hanya berada dipedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar petani masih tergolong miskin (feryanto. 2010. http//feryanto. Wk. staff. Ipb. Ac. Id/2010/05/20/ tentang peranan agribisnis pembangunan pertanian) diakses kamis, 3 maret 2011, jam 17. 45 wib).

Pembangunan pertanian yang kokoh dan tangguh, adalah pembangunan yang harus didukung oleh segenap komponen secara dinamis, ulet, dan mampu mengoptimalkan sumberdaya, modal, tenaga, serta teknologi sekaligus yang mampu


(16)

menciptakan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan pertanian harus berdasarkan asas berkelanjutan, yakni mencakup aspek ekologis, sosial dan ekonomi (Wibowo, 2004: 35).

Sebagai agregasi dari ekonomi daerah, perekonomian nasional yang tangguh hanya mungkin diwujudkan melalui perekonomian yang kokoh. Pembangunan pertanian dalam kerangka pembangunan ekonomi nasional berarti menjadikan perekonomian daerah sebagai tulang punggung perekonomian nasional.

Pembangunan pertanian dijadikan sebagai suatu proses perubahan sosial, implementasinya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani, tetapi sekaligus dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumberdaya manusia baik secara ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan, pertumbuhan, dan perubahan (Sudaryanto, 2008 :183).

Dalam pembangunan pertanian, ada beberapa syarat pokok dan syarat tambahan untuk melancarkan pembangunan pertanian. Syarat pokok dalam pembangunan pertanian, antara lain :

1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani. 2. Teknologi yang senantiasa berkembang.

3. Tersedianya bahan-bahan dan alat produksi secara lokal. 4. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan berkelanjutan.

Sedangkan syarat tambahan untuk melancarkan pembanguna pertanian, yaitu : 1. Pendidikan pembangunan.

2. Kredit produksi.


(17)

4. Perbaikan dan perluasan lahan pertanian.

5. Perencanaan pembangunan pertanian (Arthur Mosher, 2001 :148).

Peningkatan pertanian dalam pembangunan nasional harus sejalan dengan revitalisasi pertanian yang dimaksudkan untuk menggalang komitmen dan kerjasama stakeholder dan mengubah paradigma pola pikir masyarakat dalam melihat pertanian tidak hanya sekedar penghasil komoditas untuk dikonsumsi. Pertanian harus dilihat sebagai sektor yang multi-fungsi dan sumber kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia.

Peran penting sektor pertanian terbukti dari keberhasilan pada saat krisis ekonomi dalam menyediakan kebutuhan pangan pokok dalam jumlah yang memadai dan tingkat pertumbuhannya yang positif dalam menjaga pertumbuhan ekonomi nasional. Keadaan ini menjadi pertimbangan utama dilakukannya kebijakan yang memiliki keberpihakan terhadap sektor pertanian dalam memperluas lapangan kerja, menghapus kemiskinan dan mendorong pembangunan ekonomi yang lebih luas (Sudaryanto, 2008 : 274 ).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah dan persentase penduduk miskin periode 1996 - 2009 meningkat dari tahun ke tahun. Pada periode tahun 1996 jumlah penduduk miskin meningkat karena krisis ekonomi yaitu dari 34, 01 juta menjadi 47, 97 juta di tahun 1999. Di pedesaan jumlah penduduk miskin pada akhir tahun 1999 meningkat dari 19, 78% menjadi 26, 03%, lebih besar dari jumlah penduduk miskin di perkotaan dengan persentase 19, 41%. Pada periode 2000-2005, jumlah penduduk miskin menurun dari 38, 07 juta di tahun 2000, menjadi 35, 01 juta di tahun 2005. Penurunan terjadi juga pada jumlah persentase penduduk miskin pedesaan dari 22, 38%


(18)

pada tahun 2000, menjadi 19, 98% di tahun 2005. Di periode yang sama, persentase kemiskinan pedesaan masih lebih besar dari perkotaan. Pada periode 2005-2009, peningkatan jumlah penduduk miskin terjadi di tahun 2006 dari 35, 1 juta (15, 97%) menjadi 39, 3 juta (17, 75%), karena adanya kenaikan BBM. Di akhir tahun 2009, jumlah kemiskinan turun menjadi 32, 53 juta (14, 15%) , dengan persentase kemiskinan pedesaan masih lebih besar dari perkotaan (17, 35%), dan penduduk miskin di pedesaan umumnya petani. Sehingga dalam menurunkan kemiskinan, selain menitikberatkan pertumbuhan ekonomi, juga harus menerapkan pemerataan distribusi pendapatan yang baik melalui sektor pertanian (Dr. Harry azhar. 2008. http:// www. ekonomirakyat. org/artikel.php? id=3/tentang respon masyarakat terhadap kesejahteraan petani. Html ) diakses hari Selasa, 15 Februari 2011, pukul 03. 56 Wib ).

Akibat adanya kemiskinan itu, maka pemerintah berupaya mengambil langkah antisipatif berupa kebijakan program kompensasi jangka panjang dan jangka pendek. Pemerintah bertekad untuk mempertahankan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan rendah terutama rakyat miskin melalui kompensasi yang berupa:

1. Program kemiskinan yang bersifat jangka panjang seperti program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM), program keluarga harapan, program jaminan kesehatan nasional (JAMKESNAS), program penyediaan beasiswa, program pelayanan keluarga berencana (KB), program kredit usaha rakyat (KUR) dan program lain yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.

2. Program kemiskinan jangka pendek yaitu program bantuan langsung (BLT), perluasan program raskin, program bantuan operasional sekolah (BOS), program penyediaan pupuk bersubsidi kepada petani, program di sektor perikanan, dan program


(19)

pasar beras murah untuk buruh, Pegawai Negeri Sipil (PNS) Gol I/II, tenaga honorer serta Tamtama TNI/Polri (Rudi. 2010. http: //www. okezone. com/index. Php/ program pemerintah. Html ) diakses hari Rabu, 16 Februari 2011, pukul 19. 45 wib) .

Secara khusus dalam bidang pertanian, kegiatan pembangunan pertanian tahun 2005-2009 dilaksanakan melalui tiga program, yaitu : program peningkatan ketahanan pangan, program pengembangan agribisnis dan program peningkatan kesejahteraan petani. Operasionalisasi program peningkatan ketahanan pangan dilakukan melalui peningkatan produksi pangan, menjaga ketersediaan pangan, yang cukup aman dan halal di setiap daerah setiap saat, dan antisipasi agar tidak terjadi kerawanan pangan. Operasionalisasi program pengembangan agribisnis dilakukan melalui pengembangan sentra/ kawasan agribisnis komoditas unggulan. Operasionalisasi program peningkatan kesejahteraan petani dilakukan melalui pemberdayaan penyuluhan, pendampingan, penjaminan usaha dan penyaluran pupuk bersubsidi bagi petani kecil.

Saat ini pemerintah masih menjalankan program subsidi pupuk sebagai lanjutan program peningkatan kesejahteraan petani yang telah dijalankan sejak Tahun 2003. Pada Tahun 2010, sesuai Undang-Undang Nomor 47 tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2010, telah ditetapkan anggaran subsidi harga pupuk sebesar Rp.11, 291 Triliun, untuk penyediaan pupuk urea, SP-36, ZA, NPK, dan pupuk organik. Program subsidi pupuk ini merupakan program bagi petani dengan menyediakan beberapa jenis pupuk dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Program subsidi pupuk ini dilaksanakan diseluruh wilayah Indonesia, karena program ini merupakan program nasional yang ditujukan bagi semua warga masyarakat


(20)

yang merupakan sasaran penerima pupuk bersubsidi. Hal ini berarti program subsidi pupuk beroperasi disemua wilayah tanpa membedakan kondisi kemiskinan wilayah karena petani miskin tersebar disemua wilayah dari propinsi sampai desa/kelurahan. Namun demikian, tinjauan dokumen menunjukkan bahwa pada beberapa kasus yang terdapat di kecamatan atau desa/kelurahan yang tidak terima pupuk bersubsidi karena adanya tunggakan, penyelewangan pelaksanaan, atau permintaan pihak kecamatan( Hartono. 2005. http: //www. ppk. or. id/ downloads/ efektifitas pelaksanaan pupuk. Pdf) diakses hari Senin, 21 februari 2011, pukul 13. 47 wib).

Program subsidi pupuk yang dijalankan oleh pemerintah juga dilaksanakan di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu. Desa Gunung Selamat yang merupakan desa dataran biasa berbukit ini merupakan satu desa dari 24 desa se- Kecamatan Bilah Hulu dengan luas wilayah ±1.141 Ha. Mata pencaharian masyarakat Desa Gunung Selamat terdiri dari bertani, pedagang, PNS, dan buruh. Namun, di dominasi oleh masyarakat yang bermata pencaharian bertani. Masyarakat penerima subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat ini berjumlah 200 jiwa dan telah tergabung dalam kelompok tani. Selama berjalannya program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat yang hampir 7 tahun ini, tidak dapat dipungkiri masih adanya permasalahan dalam memperoleh subsidi pupuk. Salah satunya adalah keterlambatan kesediaan pupuk sesuai waktunya. Sehingga petani di desa tersebut membeli pupuk non subsidi agar mereka dapat panen sesuai yang diharapkan, namun masalah lain muncul karena harga pupuk non subsidi yang cukup tinggi, menjadikan petani kecil ini memiliki hutang kepada produsen pertanian.


(21)

Oleh karena itu penulis untuk meneliti mengenai bagaimana respon masyarakat terhadap program subsidi pupuk khusuhnya di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu dengan judul “Respon Masyarakat Terhadap Program Subsidi Pupuk Bagi Petani di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu ”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Respon Masyarakat Terhadap Program Subsidi Pupuk di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “sikap, persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap program subsidi pupuk di desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu”.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti sendiri menambah wawasan dan pengetahuan tentang program Subsidi Pupuk terhadap peningkatan hasil pertanian.

2. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa pemikiran dan masukan kepada pihak-pihak pelaksana program Subsidi Pupuk dengan mengetahui respon masyarakat penerima bantuan. Dengan demikian para pelaksana program dapat membuat yang lebih baik dari sebelumnya.


(22)

1.5. Sistematika penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Respon

Respon merupakan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. Selain itu menurut Daryl Beum, respon diartikan sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku atau adu kuat (Adi, 1994 : 105).

Respon juga diartikan sebagai suatu proses pengorganisasian rangsang dimana rangsangan-rangsangan proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari rangsangan- rangsangan proksimal tersebut (Adi, 1994 : 105).

Respon pada prosesnya didahului oleh sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku jika ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi berbicara mengenai respon tidak terlepas pembahasannya dengan sikap. Dengan melihat sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu, maka akan diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut.

Dalam menanggapi suatu respon seseorang akan muncul respon positif yakni menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objek, dan respon negative yakni apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau menjadi menghindar dan membenci objek tertentu (Walgito, 2000 : 23).


(24)

Menurut Louis Thursone, respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangka, prapemahaman yang mendetail, rasa takut, ancaman dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus.

Diketahui bahwa pengungkapan sikap dapat melalui : 1. Pengaruh atau penolakan

2. Penilaian

3. Suka atau tidak suka

4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologis

Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi , mendekati dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu.

Terdapat dua jenis variabel yang mempengaruhi respon yaitu:

1. Variabel struktural yakni faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik. 2. Variabel fungsional yakni faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat,

misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu (cruthefield, dalam Sarlito, 1991 : 47).

Menurut Hunt orang dewasa mempunyai sejumlah unit untuk memproses informasi-informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menangani representasi fenomenal dari keadaan diluar yang ada dalam diri individu. Lingkungan internal ini


(25)

dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi diluar. Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang disebut Hunt sebagai suatu respon (Hunt, dalam Adi, 1994 : 129).

Teori rangsang balas (stimulus response theory) yang sering juga disebut sebagai teori penguat dan digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial dan sikap. Yang artinya disini adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu jika ia mengalami rangsang tertentu. Sikap ini menjadi biasanya terhadap benda, orang, kelompok, nilai-nilai dan semua hal yang terdapat disekitar manusia.

Respon dalam penelitian akan diukur dari tiga aspek, yaitu persepsi, sikap dan partisipasi. Persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi (Walgito, 2000 : 34).

Agar dihasilkan suatu penginderaan yang bermakna, ada aspek-aspek dalam dunia persepsi, diantaranya adalah:

a. Sensor sel dasar

Rangsang yang diterima harus sesuai dengan mobilitas tiap-tiap indera yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran dan sifat peraba.

b. Dimensi ruang

Dunia persepsi mempunyai sifat ruang yang dapat menyatakan atas, bawah, tinggi, rendah, luas sempit, dan belakang.


(26)

c. Konteks

Gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya.

d. Tujuan

e. Dunia persepsi mempunyai arti yang cenderung melakukan pengamatan yang ada hubungannya dengan diri kita.

Sedangkan menurut Thoha, persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.

Bagi Wiliam James persepsi terbentuk atas dasar data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indra kita,serta sebagian lainnya. Diperoleh dari pengolahan ingatan (memory), diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki.

Jadi yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat penglihatan ,pendengaran, penghayatan, perasaan dan penerimaan. Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu pencatatan yang benar.

Fenomena lain yang terkait dengan penginderaan adalah illusi. Illusi muncul karena akibat keterbatasan kemampuan indra kita, dan illusi bukanlah suatu tipuan (trick ) ataupun persepsi - persepsi yang salah (misperception). Morgan, King, Weisz,dan Schopler memandang bahwa illusi adalah suatu persepsi, tetapi ia disebut persepsi karena ia tidak sejalan dengan persepsi yang lain.


(27)

Fenomena yang lain yang terpenting dengan persepsi adal;ah atensi (attention). Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan pengalaman. Oleh karena itu, atensi ini menjadi bagian yang terpenting dalam proses persepsi. Sedangkan atensi itu banyak mendasarkan diri pada proses yang disebut filtering atau proses untuk menyaring informasi yang ada pada lingkungan , karena sernsori channel kita tidak mungkin memproses semua rangsangan yang berada pada lingkungan kita.

Hal–hal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah :

1) Motif dan kebutuhan.

2) Prepator set, yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap suatu input sensori tertentu tetapi tidak pada input yang lain.

3) Minat (interest).

Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah :

1) Intensitas dan ukuran ( intensity and size ). Misalnya makin keras suara suatu bunyi maka makin menarik perhatian seseorang.

2) Kontras dengan hal –hal yang baru. 3) Pengulangan

4) Pergerakan ( adi, 2000 :105 )

Selain penglihatan dan pendengaran, atensi, pengetahuan juga penting dalam proses persepsi. Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal, dimana pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda/kejadian tertentu yang belum


(28)

pernah dilihat/dilakukan sebelumnya. Misalnya : seseorang yang baru pertama kali dipilih untuk memimpin suatu organisasi maka ia akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi tersebut (Walgito, 2000 : 45).

Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : 1. Media

Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televise, radio, koran dan majalah.

2. Keterpaparan informasi

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu.

Sikap adalah suatu organisasi yang mengandung pendapat, perasaan dan keyakinan tentang sesuatu yang sifatnya relative konstan pada perasaan tertentu dan memberikan dasar untuk berperilaku ( Walgito, 2000 : 57).

Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu jika ia menghadapi suatu rangsangan tertentu (Sarwono, 1991 : 20). Rangsangan yang dimaksud dapat berupa rangsangan yang berbentuk batiniah seperti aktualisasi diri, dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil-hasil dan usaha-usaha pembangunan.


(29)

Menurut Walgito ( 2000 : 97) sikap dapat dilihat melalui penilaian, penerimaan/penolakan, mengharapkan/menghindari suatu objek tertentu.

1. Penilaian adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang bagaimana menilai objek tersebut.

2. Penerimaan/penolakan adalah berhubungan dengan rasa senang/tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan sistem nilai yang dimiliki. 3. Mengharapkan/menghindari adalah kesiapan seseorang bertingkah laku yang

berhubungan dengan objek sikapnya.

Ciri-ciri sikap sebagai berikut:

1. Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek. Tidak ada sikap yang tanpa objek. Objek ini bisa berupa benda, orang, ideology, nilai-nilai sosial, lembaga masyarakat dan sebagainya.

2. Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan.

3. Karena sikap dapat dipelajari,maka sikap dapat berubah – ubah, meskipun relative sulit berubah.

4. Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi.

5. Sikap tidak hanya satu macam, melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatiannya.


(30)

Sikap merupakan keceenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu jika ia menghadapi suatu rangsangan tertentu (Sarwono, 1991 : 20). Rangsangan yang dimaksud dapat berupa rangsangan yang berbentuk batiniah seperti aktualisasi diri, dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil-hasil dan usaha-usaha pembangunan.

Selain persepsi dan sikap, partisipasi juga menjadi hal yang sangat penting bahkan mutlak diperlukan dalam mengukur respon. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh.

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation, yang artinya mengambil bagian. Partiispasi adalah suatu proses sikap mental dimana orang-orang atau anggota masyarakat aktif menyumbang kreatifitas dan inisiatifnya dalam usaha meningkatkan kualitas hidupnya. Partisipasi atau keikutsertaan para pelaku dalam masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan pertumbuhan ekonomi di daerah ( Walgito, 2000 : 68 ).

Menurut Huntingon partisipasi tidak hanya sebagai strategi dalam program masyarakat, tetapi juga menjadi hasil yang diharapkan dari program pengembangan masyarakat. Di dalam proses pembangunan secara keseluruhan, perluasan partisipasi dapat dipahami sebagai berikut:

1. Sebagai satu tujuan utama, masyarakat, kekuatan sosial, dan perorangan yang terlibat didalam proses itu.

2. Sebagai sarana kaum elit, kelompok-kelompok dan perorangan untuk mencapai tujuan lain yang mereka nilai tinggi.


(31)

3. Sebagai hasil sampingan atau konsekuensi tercapainya tujuan-tujuan lain, baik oleh masyarakat secara keseluruhan oleh kaum elit, kelompok-kelompok dan perorangan di dalam masyarakat ( Huntingon dalam Walgito, 2000 : 73).

Partisipasi yang sering juga disebut peran serta atau ikut serta masyarakat, diartikan sebagai adanya motivasi dan keterlibatan masyarakat secara aktif ( dan terorganisasikan ) dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap persiapan, perencanaan, pelaksaan, pemeliharaan, evaluasi hingga pengembangan atau perluasannya. Partisipasi ditinjau dari fungsi yang diambil masyarakat (pelaku) untuk suatu program, fungsi yang dapat diambil oleh masyarakat dalam berpartisipasi antara lain:

1. Berperan serta dalam menikmati hasil pembangaunan. Karena semua sudah dikerjakan oleh pihak luar masyarakat tinggal menerima jadi berupa hasil pembangunan misalnya gedung sekolah, pos KB, pembibitan tanaman, masyarakat tinggal menerima bibitnya, dsb. Partisipasi ini jelas mudah, namun menikmati belum berarti memelihara.

2. Berperan serta dalam melaksanakan program pembangunan hal ini terjadi karena pihak luar masyarakat, sudah mengerjakan persiapan, perencanaan, dan menyediakan semua kebutuhan program. Masyarakat tinggal melaksanakan, dan setelah itu baru dapat menikmati hasilnya misalnya dalam membangun jalan ( pengerasan ), masyarakat ikut serta meratakan jalan dan menata/ merapikan batu. Pemugaran rumah ,masyarakat tinggal memasang alat-alat/bahan yang sudah disediakan.


(32)

3. Berperan serta dalam memelihara hasil program. Fungsi ini lebih sulit, apalagi kalau masyarakat tidak terlibat dalam pelaksanaan. Sulit bukan saja karena tidak mempunyai keterampilan ,tetapi yang lebih penting karena mereka merasa tidak memilikin program tersebut, misalnya biasanya masyarakat bersedia memelihara satu geduing milik umum di desa jika mereka ikut ambil bagian dalam membangunya , bahkan ikut menyumbang sebahagian bahan.

4. Berperan serta dalam menilai program. Fungsi ini kadang diambil masyarakat karena diminta oleh penyelenggara program dan masyarakat merasa program tidak sesuai dengan aspirasinya (Walgito, 2000 : 70).

Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan memerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa diterapkan adalah melalui strategi penyadaran. Untuk berhasilnya program pembangunan desa tersebut, warga masyarakat di tuntut untuk terlibat tidak hanya dalam aspek kognitif dan praktis tetapi juga ada keterlibatan emosional pada program tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberikan kekuatan dan perasaan untuk ikut serta dalam gerakan perubahan yang mencakup seluruh bangsa.

2.2. Masyarakat

2.2.1. Pengertian Masyarakat

Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain (Shadily, 1993 : 47). Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya disini menjadi unsur yang sine qua non (yang harus ada) dalam masyarakat,


(33)

bukan hanya menjumlahkan adanya orang-orang, diantara mereka harus ada pertalian satu sama lain.

2.2.2. Masyarakat dan Macamnya

Masyarakat adalah satu kesatuan yang berubah yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu. Masyarakat mengenal kehidupan yang tenang, teratur dan aman, disebabkan oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari anggota-anggotanya, baik dengan paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini dimaksudkan menahan nafsu atau kehendak sewenang-wenang, untuk mengutamakan kepentingan dan keamanan bersama, dengan paksa berarti tunduk kepada hukum-hukum yang telah ditetapkan (negara dan sebagainya) dengan sukarela berarti menurut adaptasi dan berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama itu. Cara terbentuknya masyarakat mendatangkan pembagian dalam :

a. Masyarakat paksaan umpamanya negara, masyarakat tawanan ditempat tawanan dan sebagainya.

b. Masyarakat merdeka terbagi pula dalam :

1. Masyarakat alam (nature) yaitu yang terjadi dengan sendirinya suku, golongan, yang bertalian karena darah atau keturunan, umumnya yang masih sederhana sekali kebudayaannya dalam keadaan terpencil atau tidak berhubungan dengan dunia luar.

2. Masyarakat budidaya, terdiri karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan (keagamaan) antara lain kongsi perekonomian, koperasi gereja dan sebagainya.


(34)

Bermacam-macam penyelidikan dijalankan, untuk mendapat jawaban tentang asal masyarakat, tetapi tidak satupun yang dapat ditegaskan benar semua pendapat hanya merupakan kira-kira dan pandangan. Antara lain orang berkesimpulan bahwa manusia tidak dapat hidup seorang diri, hidup dalam gua dipulau sunyi umpamanya, selalu ia akan tertarik kepada hidup bersama dalam masyarakat, karena :

a. Hasrat yang berdasar naluri ( kehendak diluar pengawasan akal ) untuk memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, kehendak akan memaksa ia mencari istri hingga masyarakat keluarga terbentuk.

b. Kelemahan manusia selalu terdesak untuk mencari kekuatan bersama, yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain, sehinggan berlindung bersama-sama dan dapat pula mengejar kebutuhan kehidupan sehari-hari dengan tenaga bersama.

c. Aristoteles berpendapat, bahwa manusia ini adalah zoon politikon, yaitu makhluk sosial yang hanya menyukai hidup berkelompok atau sedikitnya mencari teman untuk hidup bersama lebih suka dari pada hidup sendiri.

d. Lain dari pada Aristoteles maka Bergson berpendapat, bahwa manusia ini hidup bersama bukan karena oleh persamaan melainkan oleh karena perbedaan yang terdapat dalam sifat, kedudukan dan sebagainya, demikian oleh karena pendapat ini berdasar kepada pelajaran dialektika, yang mencoba melihat kebenaran dalam kenyataan dengan mengadakan perbedaan dan perbandingan (Shadily, 1993 : 52).


(35)

2.3. Petani sebagai penerima subsidi pupuk

Petani adalah perorangan warga Negara Indonesia yang mengusahakan lahan milik sendiri atau bukan daan menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. Secara garis besar petani terdapat tiga jenis , yaitu petani pemilik lahan, petani pemilik dan sekaligus juga penggarap lahan,dan buruh tani (Amri,2006:8)

Secara umum, kehidupan petani identik bertempat tinggal di pedesaan dan sebagian besar diantaranya, terutama yang tinggal daerah –daerah yang padat penduduk di Asia Tenggara, hidup dibawah garis kemiskinan. Petani dapat dibedakan menjadi peladang atau pekebun, petani kecil ( peisan ), dan petani pengusaha atau farmer. Sebagian besar petani yang ada di Indonesia merupakan peisan atau petani pemilik yang sekaligus juga menggarap lahan pertanian yang mereka miliki (Amri, 2006: 15).

Peasant atau disebut juga dengan petani kecil, merupakan golongan terbesar dalam kelompok petani yang menerima subsidi pupuk. Ciri-ciri petani yang tergolong sebagai peasant adalah sebagai berikut:

1. Mengusahakan pertanian dalam lingkup tekanan penduduk lokal yang meningkat. 2. Mempunyai sumberdaya terbatas sehingga menciptakan tingkat hidup yang rendah. 3. Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten.

4. Kurang memperoleh pelayanan keehatan, pendidikan,dan pelayanan lainnya.

Dari segi ekonomi, ciri yang sangat penting pada petani kecil ialah terbatasnya sumberdaya dasar tempat ia mengusahakan pertanian. Pada umumnya mereka hanya menguasai sebidang tanah kecil, kadang disertai dengan ketidakpastian dalam pengelolaannya. Lahannya yang sering tidak subur dan terpencar-pencar dalam


(36)

beberapa petak. Mereka mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan, dan kesehatan yang sangat rendah. Mereka sering terjerat hutang dan tidak terjangkau oleh lembaga kredit dan sarana produksi.

Walaupun petani kecil mempunyai ciri yang sama, yaitu memiliki sumberdaya terbatas dan pendapatan yang rendah, namun cara bekerja mereka berbeda-beda, sesuai dengan kebudayaannya.

2.4. Program Subsidi Pupuk

Program subsidi pupuk bagi petani adalah program nasional yang bertujuan untuk membantu petani memenuhi kebutuhan pupuk sesuai kebutuhannya dalam kegiatan usaha tani dengan harga terjangkau agar dapat meningkatkan produksi pertanian dan menambah pendapatan serta memperbaiki kesejahteraanya.

Kebijakan pemberian subsidi pupuk untuk sektor pertanian telah dilakukan sejak tahun 2003 dan dilanjutkan sampai saat ini. Pada tahun 2010, sesuai Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2010, telah ditetapkan anggaran subidi harga pupuk sebesar Rp. 11, 291 triliun, untuk penyediaan pupuk urea, SP-36, ZA, NPK dan Pupuk organik.

Selanjutnya kebijakan subsidi pupuk tersebut, Pemerintah telah menerbitkan peraturan Menteri PERTANIAN Nomor 50/permentan/SR. 130/2009 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi ( HET ) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2010.


(37)

Tersedianya pupuk bersubsidi sampai di tingkat petani secara 6 tepat yaitu tepat jumlah, jenis, waktu, dengan mutu terjamin dan harga sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah.

Tersalurnya pupuk bersubsidi kepada petani harus melalui syarat,antara lain: 1. Berprofesi sebagai petani.

2. Memiliki lahan tidak lebih dari 2 hektar. 3. Tergabung dalam kelompok tani.

Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi ( HET ) yang ditetapkan di penyalur resmi di Lini IV (Pengecer Resmi sesuai ketentuan Peraturan menteri Perdagangan Nomor 07/M-DAG/PER/2/2009 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Berubsidi untuk sektor Pertanian).

2.4.1. KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TA 2010 2.4.1.1. Alokasi Kebutuhan Pupuk Bersubsidi

a. Peraturan Menteri Pertanian

Kebutuhan pupuk bersubsidi dihitung melalui beberapa tahapan, yaitu berdasarkan usulan kebutuhan teknis di lapangan yang diajukan oleh pemerintah daerah secara berjenjang dari Bupati/Walikota kepada Gubernur dan selanjutnya disampaikan kepada Menteri Pertanian dan didasari pada program Peningkatan Produksi pertanian, terutama padi, jagung dan kedelai pertahun.


(38)

Usulan kebutuhan pupuk bersubsidi secara button up tersebut diproses di tingkat pusat dengan memperhatikan kemampuan daya serap pupuk di masing-massing wilayah selama beberapa tahun serta pagu anggaran subsidi pupuk yang ditetapkan pemerintah.

Penetapan alokasi pupuk bersubsidi untuk masing-masing provinsi pada umumnya di bawah kebutuhan teknis yang diusulkan daerah karena terbatasnya pagu anggaran subsidi, sehingga dengan jumlah pupuk berubsidi yang terbatas tersebut, diharapkan agar tetap dapat dimanfaatkan secara optimal dengan memperhatikan azas prioritas, baik prioritas terhadap daerah yang dinilai sebagai sentra produksi, prioritas jenis komoditas yang diunggulkan oleh daerah.

Jenis- jenis pupuk pupuk yang disubsidi pemerintah terdiri dari pupuk urea, ZA, SP-36, NPK dan pupuk organik yang diadakan produsen Pupuk yang ditunjuk, yaitu: PT Pupuk Sriwidjaja, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Pupuk Petrokimia Gresik.

b. Peraturan Gubernur

berdasarkan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi tersebut, sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/SR.130/11/2009, pasal 3 ayat 3 dan 4, dirinci lebih lanjut menurut kabupaten/kota, jenis, jumlah, dan sebaran bulanan, yang ditetapkan dan disahkan dengan Peraturan Gubernur, selambat-lambatnya bulan Desember 2009.

c. Peraturan Bupati/Walikota

berdasarkan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/SR.130/11/2009, pasal 3 ayat 5 dan 6, bahwa


(39)

berdasarkan Peraturan Gubernur tersebut, alokasi pupuk bersubsidi dirinci lebih lanjut menurut kecamatan, jenis, jumlah dan sebaran bulanan yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati atau Walikota, diharapkan selambat-lambatnya pada akhir bulan Desember 2009.

Kebutuhan pupuk bersubsidi bagi kelompok tani tanaman pangan/ holtikultura/ perkebunan, yang diajukan oleh kelompok tani dengan menggunakan Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang disetujui oleh petugas teknis, penyuluh atau Kepala Cabang Dinas (KCD) setempat. Untuk itu, Dinas yang membidangi tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, setempat wajib melaksanaan pembinaan kepada kelompok tani untuk menyusun RDKK sesuai luas areal usaha tani dan atau kemampuan penyerapan pupuk di tingkat petani di wilayahnya.

Bagi petani/pekebun/yang belum menjadi anggota kelompok tani, dianjurkan untuk bergabung kepada kelompok tani di wilayah terdekat, atau membentuk kelompok baru sehamparan dalam pelaksanaan kegiatan usaha tani, dan wajib mengajukan rencana kebutuhan pupuk bersubsidi yang diperlukan sesuai dengan kegiatan usahatani yang diusahakan, dengan format RDKK dan kemudian diajukan kepada Dinas teknis setempat.

2.4.1.2.Realokasi Kebutuhan Pupuk Bersubsidi

Untuk memenuhi kebutuhan pupuk di wilayah yang mengalami kekurangan pasokan dapat dilakukan dengan merealokasi pupuk dari walayah lainnya yang penyerapannya kurang dari alokasi yang telah ditetapkan, yang diatur melalui mekanisme realokasi pupuk oleh pemerintah daerah setempat, yang dalaksanakan secara berjenjang,yaitu:


(40)

a) Realokasi antar kecamatan dalam wilayah Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota dengan mempertimbangkan usulan dari Dinas teknis setempat. b) Realokasi antar Kabupaten/Kota dalam wilayah provinsi ditetapkan oleh

Gubernur atas usul Bupati/Walikota dengan memperhatikan saran dan mempertimbangkan dari Dinas teknis setempat.

c) Realokasi antar provinsi ditetapkan oleh Direktur Jenderal Tamanan Pangan atas usul dari Gubernur.

2.4.2. CADANGAN PUPUK BERSUBSIDI

Pada kondisi tertentu atau berdasarkan usulan permintaan tambahan pupuk dari Gubernur, direktur Jenderal Tanaman Pangan dapat merekomendasikan kebutuhan pupuk Urea dan NPK bersubsidi disuatu wilayah yang mengalami kekurangan dengan menggunakan cadangan pupuk Urea/NPK bersubsidi.

Pemerintah menyediakan cadangan pupuk Urea bersubsidi sebanyak 400.000 ton dan NPK bersubsidi sebanyak 200.000 ton, yang merupakan bagian dari alokasi pupuk berubsidi tahun 2010, cadangan pupuk bersubsidi tersebut dikuasai pemerintah yang digunakan untuk mengatasi masalah kekurangan pupuk. Yang dimaksud dengan pupuk bersubsidi yang dikuasai pemerintah adalah penundaan sementara alokasi pupuk bersubsidi dan akan dialokasikan pada daerah yang mengalami kekurangan pupuk dalam rangka peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam.

Pelaksanaan pendistribusian pupuk bersubsidi dari cadangan tersebut,dilakukan berdasarkan penugasan dari Departemen Perdagangan c/q Direktur Jenderal Perdagangan dalam Negeri sesuai rekomendasi dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan.


(41)

Mekanime pemanfaatan cadangan pupuk bersubsidi tersebut, mengacu pada ketentuan distribusi pupuk bersubsidi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan, sehingga jelas penanggung jawab pelaksanaan penyaluran pupuk pupuk bersubsidi dimaksud.

2.4.3. HET PUPUK BERSUBSIDI

Pada tahun 2010, Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi di kios pengecer resmi, di tingkat kecamatan/desa ditetapkan sebagai berikut:

Tabel:2.4.3

Harga Eceran Tertinggi Pupuk bersubsidi

JENIS PUPUK HARGA

(Rp/Kg) (Rp/zak)

UREA 1,200 60,000 (@50kg)

ZA 1,050 52,500 (@50kg)

Superphos/SP-36 1,550 77,500 (@50kg) NPK Phonska 1,750 87,500 (@ 50kg)

NPK Pelangi 1,830 91,500 (@50kg) NPK Kujang 1,586 79,300 (@50kg) Organik 500 25,000 (@ 50kg)

Atau 10,000 (@ 20kg) Sumber : Pedoman Pelaksanaan Subsidi Pupuk Tahun 2010


(42)

Harga diatas belum ditambah oleh biaya tranportasi dari pusat hingga sampai ke Lini IV dan ke konsumen.

2.4.4 PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI

Penyaluran pupuk yang disubsidi dilakukan oleh produsen yang ditunjuk, yaitu: PT Pupuk sriwidjaja, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Pupuk Petrokimia Gresik, melalui distributor dan penyalur di wilayah tanggung jawab masing-masing.

Guna pengamanan penyaluran pupuk bersubsidi dimaksud,pada kemasan/kantong pupuk bersubsidi wajib diberi label “PUPUK BERSUBSIDI PEMERINTAH” yang mudah dibaca dan tidak mudah hilang/terhapus.

Pelaksanaan pengadaan, penyaluran, dan peredaran pupuk bersubsidi dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian.

Produsen, distributor dan pengecer resmi wajib menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya sesuai ketentuan stok yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu adanya pengawasan melekat secara berjenjang dari produsen dan distributor.

2.4.5. PENGAWASAN DAN PELAPORAN 2.4.5.1.Pengawasan

Sebagaimana ditegaskan di dalam Peraturan Presiden no.77 tahun 2005 tentang penetapan pupuk bersubsidi sebagai barang dalam pengawasan, maka diperlukan instrumen untuk pelaksanaan, pengawasan, penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi. Setiap penyimpangan/pelanggaran terhadap ketentuan pengadaan dan


(43)

penyaluran pupuk bersubsidi harus ditindak tegas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengawasan pupuk bersubsidi dilakukan oleh seluruh instansi terkait yang tergabung dalam Pokja Pupuk di Pusat maupun melalui Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) di provinsi dan Kabupaten/Kota.Peran aktif Pemerintah daerah melalui optimalisasi kinerja Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida( KP3 ) dan PPNS di Provinsi dan kabupaten/Kota dalam pengawalan dan pengawasan terhadap penyaluran dan Harga Eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi diwilayahnya, sangat diharapkan agar sistem pengawasan pupuk bersubsidi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Untuk membantu pelaksanaan pengawasan oleh Komisi Pengawas pupuk (KPP) Provinsi/kota, ditempatkan petugas Pengendali Organisme pengganggu Tanaman (PPOT) di masing-masing kabupaten/kota dengan tugas tambahan untuk membantu Komisi Pengawas Pupuk (KPP) dalam melaksanakan pemantauan dan pengawasan penyediaan pupuk sampai di tingkat petani, yang selanjutnya hasil pemantauan dilaporkan secara periodik (mingguan) oleh Komisi Pengawas Pupuk (KPP).

2.4.5.2.Pelaporan

Komisi Pengawas Pupuk (KPP) di kabupaten/ kota menyampaikan laporan pemantauan dan pengawasan pupuk bersubsidi diwilayah kerjanya kepada Bupati/ Walikota setiap bulan (minggu ke 2).

Bupati/Walikota dan Komisi Pengawas Pupuk (KPP) Provinsi menyampaikan laporan hasil pemantauan dan pengawasan pupuk bersubidi setiap bulan ( minggu ke 3 ) kepada gubernur.


(44)

Perkembangan pelaksanaan penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi serta berbagai permasalahan dan upaya antisipasinya di masing-masing provinsi diharapkan dapat dilaporkan oleh gubernur kepada Menteri Pertanian c.q. Direktur Jenderal tanaman Pangan setiap awal bulan (minggu ke 4 ).

Berdasarkan laporan dari daerah tersebut, diharapkan pupuk bersubsidi yang dialokasikan dimasing-masing daerah dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan petani.

2.5. Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial sering diidentikkan dengan kesejahteraan masyarakat dan kesejahteraan umum. Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuyk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Menurut Walter A.Friedlander pengertian kesejahteraan sosial adalah : “Sistem yang terorganisir dari pelayanan- pelayanan social dan lembaga – lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standart hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi – relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat” (Muhidin,1992: 1).

Menurut Elizabeth Wickenden, kesejahteraan sosial termasuk didalamnya adalah peratuiran perundangan, program, tunjangan dan pelayanan yang menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang mensadar dari masyarakat serta menjaga ketentraman dalam masyarakat.


(45)

Dalan UU No 6 tahun 1979 tentang ketentuan- ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial Pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa “ Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warganegara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila” ( Adi , 2000: 1).

Berdasarkan defenisi diatas, dapat diambil pengertian bahwa kesejahteraan social mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuyk meningkatkan taraf hidup manusia ,baik di bidang fisik, mental , emosional, sosial, ekonomi, ataupun kehidupan spiritual.

2.6. Kerangka Pemikiran

Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan kawasan pedesaan yang menempatkan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian. Lahan, tenaga kerja, dan basis ekonomi lokal pedesaan menjadi faktor utama pengembangan pertanian. Saat ini disadari bahwa pembangunan pertanian tidak hanya bertumpu di desa tetapi juga diperlukan integrasi dengan kawasan dan dukungan sarana serta prasarana yang tidak hanya berada di pedesaan. Pertanian sangat berperan dalam pembangunan suatu daerah dengan harapan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana berusaha, serta sebagai sarana untuk merubah nasib kearah yang lebih baik.


(46)

Respon merupakan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik ebelum pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. Selain itu menurut Daryl Beum, respon diartikan sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku atau adu kuat ( Adi, 1994 : 105). Respon dalam penelitian akan diukur dari tiga aspek yaitu persepsi, sikap dan partisipasi. Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaannya yaitu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya, kemudian stimulus diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan otak merupakan proses psikologisnya sehingga individu bisa mempersepsi stimulus yang diterimanya ( Walgito, 2000 : 34). Sikap adalah suatu organisasi yang mengandung pendapat, perasaan dan keyakinan tentang sesuatu yang sifatnya relatif konstan pada perasaan tertentu dan memberikan dasar untuk berperilaku ( Walgito, 2000 : 57). Partisipasinya atau keikutsertakan para pelaku dalam mesyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan pertumbuhan ekonomi di daerah ( Walgito, 2000 : 23).

Masyarakat miskin di pedesaan umumnya adalah petani. Kemiskinan yang dialami oleh petani merupakan konsekuensi dari involusi usaha tani, tingkat produktivitas yang tidak menaik yang menyebabkan pendapatan rendah. Terbatasnya sumberdaya dasar tempat petani mengusahakan pertanian merupakan salah satu kesulitan yang dihadapi oleh petani. Pada umumnya mereka hanya menguasai sebidang lahan kecil, yang tidak jarang lahannya mengalami kekeringan atau tidak subur. Mereka mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan dan kesehatan yang sangat rendah. Selain itu petani miskin (kecil) ini sering terjerat hutang oleh lembaga kredit dan sarana


(47)

produksi dalam pengelolahan lahannya. Biaya pengelolaan lahan seperti harga pupuk, bibit yang melonjak menjadikan para petani ini sulit untuk meningkatkan produktivitasnya.

Oleh karena itu, pemerintah telah mengambil langkah kebijakan strategis untuk menjual pupuk dengan harga yang murah ( dapat dijangkau) oleh petani kecil sejak tahun 2003. Program Subsidi Pupuk ini merupakan salah satu program pertanian dalam mewujudkan upaya ketahanan pangan dan meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian.

Pelaksanaan dan penyaluran subsidi pupuk ini dilakukan oleh Departemen Pertanian dan PT pupuk Sriwidjaja (Holding), meliputi pupuk Urea, SP-36, NPK dan pupuk Organik dengan alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sebagaimana ditetapkan dalam peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/SR. 130/11/2009 tentang kebutuhan pupuk bersubsidi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2010. Pupuk bersubsidi ini dapat diperoleh petani kecil jika petani tersebut terdaftar dalam kelompok tani dan sesuai dengan syarat penerima pupuk bersubsidi.

Desa Gunung Selamat merupakan salah satu desa di kabupaten Labuhan Batu yang menerima dan mengadakan penyaluran pupuk bersubsidi bagi masyarakat petani yang membutuhkan pupuk dengan harga terjangkau. Penyaluran pupuk bersubsidi yang dilakukan oleh Kepala Desa dan instansi yang terkait, akan memberikan respon tersendiri kepada penerima pupuk bersubsidi. Untuk itu peneliti ingin mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap pelaksanaan subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.


(48)

BAGAN 2.1. Kerangka Pemikiran

Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu

Program Subsidi Pupuk 1. Kebutuhan subsidi pupuk. 2. Cadangan subsidi pupuk. 3. HET subsidi pupuk. 4. Penyaluran subsidi pupuk.

5. Pengawasan dan pelaporan subsidi pupuk.

Masyarakat

Respon

Persepsi Sikap Partisipasi

1. Penglihatan dan pendengaran 1. Penilaian 1. Menikmati 2. Atensi 2. Penolakan/penerimaan 2. Melaksanakan 3. Pengetahuan 3. Mengharapkan/menghindari 3. Memelihara

4. Menilai 5. Frekuensi


(49)

2.7. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.7.1. Defenisi Konsep

Konsep adalah suatu makna yang berada dialam pikiran atau di dunia kepahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambang perkataan atau kata-kata (Suryanto,2008 : 49 ).

Konsep merupakan suatu istilah atau defenisi yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989 : 33).

Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui respon masyarakat desa Gunung Selamat terhadap terhadap program subsidi pupuk, oleh karena itu untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini maka dirumuskan dan didefenisikan istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan penelitian.

Yang menjadi konsep penelitian ini adalah :

1. Respon adalah tanggapan, reaksi maupun jawaban dimana tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilain atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu.

2. Program subsidi pupuk adalah program nasional yang bertujuan untuk membantu petani memenuhi kebutuhan pupuk sesuai kebutuhannya dalam kegiatan usaha tani dengan harga terjangkau agar dapat meningkatkan produksi pertanian dan menambah pendapatan serta memperbaiki kesejahteraanya. Dan kebijakan pemberian subsidi pupuk untuk sektor pertanian telah dilakukan sejak tahun 2003 dan dilanjutkan sampai


(50)

saat ini. Pada tahun 2010, sesuai Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2010, telah ditetapkan anggaran subidi harga pupuk sebesar Rp. 11, 291 triliun, untuk penyediaan pupuk urea, SP-36, ZA, NPK dan Pupuk organik. Selanjutnya kebijakan subsidi pupuk tersebut, Pemerintah telah menerbitkan peraturan Menteri PERTANIAN Nomor 50/permentan/SR. 130/2009 tentang Kebutuhan dan harga eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2010.

3. Petani adalah perorangan warga Negara Indonesia yang mengusahakan lahan milik sendiri atau bukan dan menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. Petani kecil (peasant) sebagai penerima subsidi pupuk merupakan petani yang memiliki lahan dan yang pemilik itu sendiri yang mengerjakan lahannya, dengan luas lahan yang tidak cukup besar ( tidak lebih dari 2 hektar) .

Dengan demikian dapat diambil defenisi konsep secara keseluruhan. Yang dimaksud dengan respon masyarakat terhadap program subsidi pupuk adalah tingkah laku/ tindakan masyarakat yang merupakan wujud persepsi dan sikap masyarakat terhadap suatu objek yang dilihat melalui proses pemahaman, penilaian, pengaruh/penolakan, suka/tidak suka serta pemanfaatan program subsidi pupuk sebagai salah satu program pertanian yang dibuat pemerintah dan ditujukan kepada petani kecil. 2.7.2. Defenisi Operasinal

Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan


(51)

penelitian di lapangan. Maka perlu operasionalisasinya dari konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus diamati (Ulber Silalahi, 2009 : 120).

Respon masyarakat terhadap program subsidi pupuk dapat diukur dari :

1. Persepsi / pemahaman masyarakat mengenai program subsidi pupuk, dapat diukur :

a. Penglihatan dan pendengaran adalah suatu proses dimana masyarakat dapat mencermati, memahami, menilai program subsidi pupuk yang dilaksanakan pemerintah. b. Atensi adalah suatu proses penyeleksian masyarkat terhadap program subsidi pupuk yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan program sebelumnya yang pernah dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan.

c. Pengetahuan adalah informasi yang diperoleh masyarakat mengenai program subsidi pupuk yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui keterpaparan informasi dimana pemerintah mengumumkan adanya informasi program tersebut melalui media elektronik maupun cetak.

2. Sikap masyarakat terhadap program subsidi pupuk, dapat diukur dari:

a. Penilaian adalah pengetahuan atau informasi yang dimiliki masyarkat terhadap program subsidi pupuk. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tentang bagaimana menilai program tersebut.

b. Penolakan / penerimaan adalah berhubungan dengan rasa senang atau tidak senangnya masyarakat terhadap program subsidi pupuk yang dilaksanakan oleh pemerintah. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa masyarakat menolak atau menerima terhadap adanya program tersebut.


(52)

c. Mengharapkan / menghindari adlah kesiapan masyarakat untuk bertingkah laku berhubungan dengan adanya program subsidi pupuk yang dilaksanakan oleh pemerintah dan dalam hal ini dapat diketahui bahwa masyarakat mengharap atau menghindari terhadap adanya program subsidi pupuk.

3. Partisipasi masyarakat terhadap program subsidi pupuk, dapat diukur dari : a. Menikmati adalah masyarkat berperan serta dalm menikmati hasil program subsidi pupuk dimana masyarakat tinggal menerima berupa hasil program seperti menerima pupuk dengan harga terjangkau ( sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi /HET dari pemerintah ).

b. Melaksanakan adalah masyarakat berperan serta dalam melaksanakan program dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman dan evaluasi agar pelaksanaan program tersebut berjalan lancar.

c. Memelihara adalah masyarakat berperan serta dalam memelihara hasil program subsidi pupuk agar tidak kritis yang berakibat pada hasil panen buruk dan dapat menimbulkan masalah pertanian.

d. Menilai adalah masyarakat berperan serta dalam menilai hasil program subsidi pupukdimana masyarakat dapat menilai positif atau negatif hasil program tersebut. e. Frekuensi adalah keterlibatan masyarkat dalam melaksanakan program subsidi pupuk dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman, dan evaluasi dimana keterlibatan masyarakat harus memiliki frekuensi yang baik dan teratur.

f. Kualitas adalah keterlibatan masyarakat dalam berperan serta melaksanakan program subsidi pupuk yaitu bertata laku dengan baik maka masyarakat akan menjadi terinternalisasi dengan sikap dan nilai pribadi yang kondusif terhadap kualitas.


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan / melukiskan objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1998 : 73). 3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu desa yang melaksanakan program subsidi pupuk dan aktif dalam pelaksanaannya sehingga peneliti tertarik untuk meneliti secara langsung bagaimana respon masyarakat terhadap program pupuk di daerah tersebut.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakter dalam suatu penelitian (Nawawi, 1998 :141).


(54)

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk Desa Gunung Selamat yang terdaftar sebagai penerima pupuk bersubsidi dan tergabung dalam kelompok tani, dengan jumlah populasi yang diperoleh 200 orang yang sah sebagai penerima program subsidi pupuk.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah wakil dari populasi yang dianggap representative atau memenuhi syarat untuk menggambarkan keseluruhan dari populasi yang diwakilinya (Arikunto 1998 : 120). Jika sampel lebih dari 100 maka diambil sampelnya sejumlah 10-15% atau 20-25% dari jumlah sampel. Berdasarkan ketentuan diatas maka sampel yang diambil dari populasi penduduk kota ini adalah 15/100x200 orang = 30 orang.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian digunakan teknik sebagai berikut :

a. Studi kepustakaan

Teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah, surat kabar, majalah yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

b. Studi kelapangan, yaitupengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu :

1. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.


(55)

2. Kuesioner, yaitu pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menyebarkan angket kepada masyarakat sebagai penerima pupuk bersubsidi yang menjadi responden.

3. Wawancara, yaitu dimaksudkan untuk mengajukan pertanyaan secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperlukan.

3.5. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif, dengan menggunakan pengukuran skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, persepsi dan partisipasi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala ini sering disebut sebagai summated scale yang berisi sejumlah pertanyaan dengan kategori respon, ditentukan alternatif kategori respon atau satu seri item respon ( compiling possible scale item ) yang mengekspresikan luas jangkauan sikap dari ekstrem positif ke ekstrem negatif untuk direspon oleh responden (Silaalahi, 2009 :229).

Peneliti membagi pemberian skor item respon tersebut menjadi tiga alternatif, yakni:

1. Pemberian skor data kategori persepsi dilakukan mulai dari respon yang negatif menuju respon yang positif, yakni :

a. skor tidak tahu (negatif) adalah -1 b. skor kurang tahu (netral) adalah 0 c. skor tahu (positif) adalah 1

2. Pemberian skor data kategori sikap dilakukan mulai dari respon yang negatif menuju respon yang positif, yakni :


(56)

b. skor kurang setuju (netral) adalah 0 c. skor setuju (positif) adalah 1

3. Pemberian skor data kategori partisipasi dilakukan mulai respon dari respon yang negatif menuju respon positif, yakni :

a. skor tidak pernah ( negatif) adalah -1 b. skor jarang (netral) adalah 0

c. skor pernah (positif) adalah 1

Adapun langkah-langkah analisa data yang dilakukan adalah :

1. Pengkodingan, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban menurut macamnya.

2. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga mudah dianalisa serta disimpulkan untuk menjawab masalah yang dikemukakan dalam penelitian.

3. Tabulasi, yaitu dengan menggunakan tabel tunggal untuk mengetahui jawaban skor dari masalah yang diteliti.

Sebelum menentukan klaifikasi persepsi, sikap dan partisipasi, maka ditentukan interval kelas sebagai skala pengukuran, yaitu :

I = H-L I = interval kelas L = nilai terendah K H = nilai tertinggi K = banyak kelas I = 1-(-1)

3

= 2 = 0,66 3


(57)

-1 -0,66 -0,33 0 0,33 0.66 1

Maka untuk menentukan kategori respon positif atau negatif dengan adanya nilai batasan sebagai berikut :

Respon dengan nilai -1 sampai dengan -0,33 = respon negatif Respon dengan nilai -0,34 sampai dengan 0,33 = respon netral Respon dengan nilai 0,34 sampai dengan 1 = respon positif


(58)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1.

Gambaran umum lokasi Desa Gunung Selamat

Desa Gunung Selamat merupakan satu Desa dari 24 Desa se- Kecamatan Bilah Hulu Kabuipaten Labuhan Batu. Desa Gunung Selamat memiliki luas wilayah  1.141 Ha dan jumlah penduduk 2102 jiwa dan terdiri dari 548 KK. Desa Gunung Selamat terdiri dari 4 Dusun yaitu Dusun Gunung Selamat, Dusun Persiluangan I, Dusun Persiluangan II, Dusun Lembah Bidang.

Adapun Batas wilayah Desa Gunung Selamat adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Tebing Tinggi Kecamatan Pangkatan. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Meranti.

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Perlabian Kampung. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pematang Seleng. 4.2. Kondisi Geografis

Letak kondisi geografis Desa Gunung Selamat merupakan Desa dataran biasa berbukit dengan ketinggian  150 m Dpl. Suhu rata-rata Desa Gunung Selamat mencapai 30 - 31 C dengan kondisi curah hujan antara 1000 – 1800 ml per tahun. 4.3. Keadaan Demografis

Dilihat dari segi keadaan Demografis dapat diuraikan keadaan Desa Gunung Selamat berdasarkan luas dan wilayah penggunaan lahan, Pembagian wilayah dalam


(59)

Desa Gunung Selamat tersebut. Komposisi penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin, agama yang dianut, etnis atau suku, dan yang terakhir berdasarkan mata pencaharian.

4.3.1. Luas dan Wilayah penggunaan Lahan

Luas Desa Gunung Selamat adalah 1.141 Hektar, adapun potensi lahan yang dimiliki oleh Desa Gunung Selamat adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1

No Penggunaan Lahan Luas (Ha)

1 Perkebunan a. Perladangan

b. Perkebunan Negara

188,6 Ha 900 Ha 2 Perdagangan

a. Industri Rumah Tangga b. Pertokoan

c. Pasar Desa

25 Ha 6,8 Ha 0,5 Ha 3 Fasilitas Umum

a. Perkuburan

b. Lapangan Olah Raga

25 Ha 5 Ha 4 Fasilitas Perkantoran Pemerintah

a. Kantor Kepala Desa Gunung Selamat 0,11 Ha

5 Perumahan Penduduk 64 Ha

Jumlah 1141 Ha


(1)

dengan pupuk yang non-subsidi, yang kadang menjadi masalah adalah ketepatan waktu pupuk sampai kelokasi, tapi masih dapat dimaklumi karena itu semua diakibatkan oleh kesalahan dari pengiriman RDKK dari Ketua Kelompok Tani”.

(wawancara, April 2011)

 Berdasarkan penghitungan nilai diketahui bahwa responden memiliki partisipasi terhadap program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat, dengan nilai sebagai berikut: a. Jumlah skor variabel partisipasi = 149

b. Jumlah sub variabel partisipasi = 13

c. Jumlah responden = 30

Hasil skor variabel partisipasi (V3) = a : ( b xc )

= 149 : ( 13 x 30 ) = 149 : 390

= 0,38

Hasil penghitungan nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai partisipasi terhadap program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat yaitu 0,38 dan berada diantara 0,34 sampai dengan 1 sehingga menunjukkan nilai respon positif, seperti dalam skala Likert. Hal ini menunjukkan bahwa responden telah ikut serta, terlibat, dan kualitas program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat telah baik.


(2)

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa “ Respon Masyarakat Terhadap Subsidi Pupuk di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu “ dapat dilihat dari tiga variabel yaitu:

a. Persepsi

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa responden memiliki persepsi yang positif dengan nilai 0,43. Persepsi dilihat dari pengetahuan dan pemahaman responden terhadap program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat.

b. Sikap

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui responden memiliki sikap yang positif dengan nilai 0,79. Pengukuran sikap dapat dilihat dari penilaian dan tanggapan responden terhadap program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat.

c. Partisipasi

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui responden memiliki partisipasi yang positif dengan nilai 0,38. Partisipasi dapat dilihat dari keterlibatan dan keaktifan responden terhadap pelaksanaan program subsidi pupuk.

Untuk menentukan kategori respon positif atau negatif, dapat dilihat dengan nilai batasan sebagai berikut :

Respon dengan nilai -1 sampai dengan - 0,33 = Respon Negatif Respon dengan nilai – 0,34 sampai dengan 0,33 = Respon Netral


(3)

Jika kuantifikasi data dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan skala likert, maka dapat dilihat secara rata-rata respon menyeluruh penerima subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat adalah Positif dengan nilai :

= hasil persepsi (V1) + hasil sikap (V2) + hasil partisipasi (V3) 3

= 0,43 + 0,79 + 0,38 3

= 0,53 (Berada diantara 0,34 sampai dengan 1)

-1 - 0,66 - 0,33 0 0,33 0,66 1

0,54

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat terhadap program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat adalah Positif. Dimana masyarakat memang telah memahami program subsidi pupuk, dapat menilai dengan baik apakah subsidi pupuk tersebut memang diharapkan atau tidak dan masyarakat selalu turut serta mulai dari memberikan informasi, pelaksanaan hingga pengawasan dalam menjalankan program subsidi pupuk di Desa Gunung Selamat Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.


(4)

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan penulis sebagai masukan yaitu:

1. Disarankan kepada pemerintah Desa Gunung Selamat agar program subsidi pupuk terus dilaksanakan. Adapun yang menjadi alasan saran ini karena respon dari masyarakat baik terhadap program ini juga karena kebuthan akan pupuk dalam pertanian merupakan kebutuhan paling dasar menyangkut kelangsungan tanaman perkebunan milik petani.

2. Disarankan kepada Pemerintah Desa Gunung Selamat dan masyarakat penerima subsidi pupuk agar program ini disosialisasikan secara baik dan lebih luas lagi sehingga penerima mengetahui hak mereka dan masyarakat luas dapat lebih memahamin lagi program ini dan transparansi sebagai tujuan Subsidi pupuk ini dapat lebih tercapai. 3. Diharapkan bagi penerima ini agar tidak tergantung kepada prpgram subsidi pupuk, tetapi dapat menggunakan program ini sebagai kesempatan untuk dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pertanian lainnya.

4. Disarankan kepada Pemerintah Desa Gunung Selamat agar meningkatkan mutu pupuk dan mengusahakan secara tepat waktu sehingga masyarakat penerima subsidi pupuk ini merasa lebih puas ketika menerima pupuk dari program subsidi pupuk tersebut.

5. Kepada masyarakat agar selalu berpartisipasi pada program-program yang diberikan oleh pemerintah, apalagi yang menyangkut kepentingan masyarakat itu sendiri agar dapat memperoleh hasil yang lebih maksimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi. 1994. Psikologi Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Amri. 2006. Konsep Peisan dan Kajian Masyarakat Pedesaan di Indonesia. Jakarta : Universitas Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Muhiddin, Syarif. 1992. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung : Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial.

Nawawi, Hadari. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Sarlito, Sarwono. 1991. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta : CV. Rajawali.

Shadily, Hassan. 1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta : Pembangunan. Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama.

Singarimbun, Nasri. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3S. Sudaryanto. 2008. Pertanian dan Industrialisasi. Jakarta : CV. Rajawali.

Thoha, Miftah. 1992. Perilaku Organisasi, konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : CV. Rajawali.


(6)

Sumber lain:

Feryanto. 2010. Peranan Agribisnis Pembangunan Pertanian. Http://www. Feryanto. Wk. Staff. IPB. Ac. Id /2010/05/20/ [ 3 Maret 2011 ] [17.45 wib].

Harry, Azhar. 2008. Respon Masyarakat Terhadap Kesejahteraan Petani. Http://www. Ekonomirakyat. Org/artikel. Php? Id=3/ [15 Februari 2011] [03.56 wib].

Hartono. 2005. Efektifitas Pelaksanaan pupuk. Http://www. Ppk. or. Id/downloads/pupuk.pdf [21 Februari 2011] [13.47 wib].

Rudi. 2010. Kinerja Program Pemerintah. Http://www. Okezone. Com/ indek.Php/program pemerintah.html [16 Februari 2011] [19.45 wib].