Pengaruh Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period Tahun 2012-2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi dunia dalam beberapa tahun terakhir telah

mengalami kemajuan yang sangat pesat.Kemajuan yang sangat pesat ini
disebabkan oleh semakin kuat dan meluasnya globalisasi di seluruh dunia. Bisnis
yang kuat dan berpengalaman akan semakin mendapat keuntungan akan
meluasnya pengaruh globalisasi. Akan tetapi di sisi lain, sebagai bisnis yang baru
tumbuh ataupun bisnis yang berskala nasional akan sulit untuk bersaing dengan
perusahaan asing, sehingga dampaknya adalah perusahaan yang berskala kecil
akan mengalami krisis keuangan dalam perusahaan mereka.
Dalam perkembangan globalisasi, ada beberapa dampak buruk yang bisa
dirasakan, salah satunya adalah global financial crisis pada tahun 2008 yang
berakibat pada melemahnya aktivitas bisnis secara umum.Sebagian besar negara
di seluruh dunia mengalami kemunduran dan bencana keuangan karena pecahnya
krisis


keuangan

tersebut.Krisis

keuangan

tersebut

telah

menyebabkan

kebangkrutan beberapa perusahaan publik di Amerika Serikat, Eropa, Asia, dan
negara-negara lainnya.Di samping itu, di lingkungan dalam negeri, ada beberapa
dampak atas terjadinya krisis keuangan tersebut, salah satunya adalah terdapat
beberapa

perusahaan

yang


menjadi

de-listing

akibat

dari

krisis

tersebut.Perusahaan bisa dide-listing dari Bursa Efek Indonesia (BEI) disebabkan
karena perusahaan tersebut berada pada kondisi financial distress atau sedang

Universitas Sumatera Utara

mengalami kesulitan keuangan (Pranowo, 2010).Suatu perusahaan dapat
dikategorikan sedang mengalami financial distress dimana jika perusahaan
tersebut memiliki kinerja yang menunjukkan laba operasinya negatif, laba bersih
negatif, nilai buku ekuitas negatif, dan perusahaan yang melakukan merger

(Brahmana, 2007). Fenomena lain dari financial distress adalah banyaknya
perusahaan yang cenderung mengalami kesulitan likuiditas, dimana ditunjukkan
dengan

semakin

turunnya

kemampuan

perusahaan

dalam

memenuhi

kewajibannya kepada kreditur (Hanifah, 2013).
Financial distress adalah suatu kondisi dimana perusahaan menghadapi
masalah kesulitan keuangan.Menurut Platt dan Platt (2002), menyatakan bahwa
financial distress didefinisikan sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang

terjadi sebelum kebangkrutan ataupun likuidasi. Menurut Brigham dan Daves
(2003), kesulitan keuangan terjadi atas serangkaian kesalahan, pengambilan
LLkeputusan yang kurang tepat dan kelemahan-kelemahan yang saling
berhubungan yang dapat menyumbang secara langsung maupun tidak langsung
kepada manajemen serta kurangnya upaya pengawasan kondisi keuangan
perusahaan sehingga dalam penggunaannya kurang sesuai dengan apa yang
dibutuhkan. Menurut Wruck (1990) financial distress merupakan suatu keadaan
dimana arus kas operasi tidak cukup untuk memenuhi kewajiban-kewajiban
lancarnya seperti hutang dagang ataupun biaya bunga.Financial distress itu bisa
berarti mulai dari kesulitan likuidasi (jangka pendek), yang merupakan financial
distress yang paling ringan sampai ke pernyataan kebangkrutan, yang merupakan
financial distress yang paling berat (Brahmana, 2007).Adapun kesulitan keuangan

Universitas Sumatera Utara

jangka pendek yang biasanya bersifat sementara dan mungkin tidak begitu parah,
jika tidak ditangani secepat mungkin akibatnya dapat berkembang menjadi
kesulitan keuangan yang besar dan jika terjadi berlarut-larut, perusahaan bisa
dilikuidasi ataupun direorganisasi. Dalam suatu kasus,likuidasi lebih baik untuk
dilakukan apabila nilai likuidasi aset perusahaan adalah lebih besar jika

dibandingkan dengan nilai perusahaan apabila diteruskan (Wardhani, 2006).
Salah satu alasan perusahan menutup usahanya karena pendapatan yang di
peroleh perusahaan lebih kecil dari biaya yang di keluarkan oleh perusahaan
selaman jangka waktu tertentu. Disamping itu perusahaan juga tidak mampu
untuk membayar kewajiban – kewajiban kepada pihak lain karena perusahaan
tidak mendapatkan laba periode operasinya .
Menurut Platt (2002) dalam Atmini (2005), financial distress adalah tahap
penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, yang terjadi
sebelum terjadinya kebnagkrutan atau likuidasi. Kondisi ini biasanya ditandai
dengan adanya penundaan pengiriman , kualitas produk yang menurun dan
penundan pembayaran tagihan dari bank. Apabila kondisi ini di ketahui sejak awal
di harapkan perusahaan dapat memperbaiki situasi tersebut agar tidak larut dalam
tahap kesulitan yang lebih berat seperti kebangkrutan dan likuidasi.Tujuan utama
suatu perusaahn adalah untuk mendapatkan laba.Laporan laba rugi di susun
dengan maksud untuk mengambarkan hasil operasi perusahaan dalam periode
waktu tertentu. Dengan kata lain , laporan laba rugi menggambarkan apakah suatu
perusahaan mengalami keberhasilan atau malah mengalami kegagalan dalam
menjalankan operasi perusahaannya. Hasil operasi di ukur dngan membandingkan

Universitas Sumatera Utara


antara pendapatan perusahaan dengan biaya. Apabila pendapatan yang didapat
perusahaan lebih besar maka perusahaan akan memperoleh laba dan apabila
perusahaan memperoleh laba sedikit atau dengan kata lain mengeluarkan biaya
lebih besar dari dapa memperoleh laba maka perusahaan megalami rugi .
Salah satu kegunaan dari informasi laba yaitu untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen kepada para investor. Laba
bersih suatu perusahhan digunakan sebagai dasar untuk membagikan dividen
kepada investor .jika laba bersih yang di peroleh suatu perusahaan sedikit atau
bahkan mengalami rugi maka pihak investor tidak akan mendapatkan dividen.
Dan jika hal ini terjadi berturut – turut maka para investor akan menarik dana
investasinya karena mereka menganggap perusahaan mengalami permasalahan
keuangan atau financial distress. Kondisi ini takutnya pabila di biarkan berlamalama maka akan berakhir pada kebangkrutan. Dengan kata lain maka laba dapat di
jadikan indicator oleh pihak investor untuk mengetahui kondisi keuangan suatu
perusahaan. Atas dasar ini peneliti akan membuktikan secara empiris mengenai
kemampuan laba dalam memprediksi ondisi financial distress suatau perusahaan.
Disamping itu, arus kas juga merupakan laporan yang memberikan
informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode
waktu tertentu. Setiap perusahaan akan mengalami yang namanya arus kas masuk
(cash inflows) dan arus kas keluar (cash outflows) dalam menjalankan operasi

perusahaannya. Dan apabila arus kas yang masuk lebih besar daripada arus kas
yang keluar maka hal ini menunjukan positive cash flows, namun apabila arus

Universitas Sumatera Utara

yang masuk sangan kecil dari pada arus kas yang keluar maka akan terjadi yang
namanya negative cash flows.
Informasi arus kas dibutuhkan pihak kreditor untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam pembayaran hutangnya.Apabialan arus kas
perusahaan jumlahnya besar maka pihak kreditor mempunyai keyakinan untuk
member pinjaman kepada perusahaan dan keyakinan pengembalian atas kredit
yang diberikan. Namun apabila arus kas suatu perusahaan bernilai kecil , maka
pihak kreditor akan ragu dan tidak yakin atas kemampuan perusahaan dalam
mebayar hutang. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus , maka kreditor
tidak akan lagi mempercayakan kreditnya kepda perusahaan karena perusahaan
dianggap mengalami masalah keuangan atau financial distress. Dengan kondisi
demikian arus kas dapat indicator untuk mengetahui kondisi keuangan suatu
perusahaan oleh pihak kreditor.Atas dasara inilah peneliti sangat ingin
membuktikan seacara empiris menegnai kemampuan arus kas dalam memprediksi
kondisi keuangan suatu perusahaan.

Sudah banyak di lakukan penelitian tentang prediksi kebangkrutan atas
perusahaan.Namun penelitian mengenai prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan dengan membandingkan antara kondisi financial distress dari sudut
pandang laba dan arus kas masih minim.Dan karena itu peneliti tertarik untuk
membahas masalah ini yang bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai
laba atau arus kas dapat di gunakan untuk memprediksi kondisi financial distress
serta mencari model prediksi untuk memprediksi kondisi financial distress seluruh
perusahaan asuransi yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian yang di lakukan oleh Setyaningrum (2002) dalam atmini (2005)
memprediksi kekuatan dan arti penting arus kas dalam meprediksi kebangkrutan.
Sedangkan casey dan barczak (1989) dalam atmini (2005)menunjukan bahwa arus
kas merupakan prediksi yang buruk terhadap financial distress. Gentry et al
(1985)dalam atmini (2005) mendukung penelitian bahwa arus kas memasukkan
berbagai aliran dana seperti dividend an pengeluaran modal sedangkan Azis dan
Lwson (1989) mengatakan bahwa model berbasis arus kas lebih efektif dalam
memprediksi peringatan kebangkturan lebih awal .
Dengan dasar uraian di atas, peneliti ingin membuktikan mengenai

kemampuan informasi laba dan arus kas dalam memprediksi kondisi financial
suatau perusahaan.Di samping itu manakah yang lenih baik dalam memprediksi
kondisi financial distress apakah laba atau arus kas.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi
investor dan kreditor serta pihak internal perusahaan dalam mendeteksi kondisi
financial distress. Selain itu perusahann dapat mengetahui kondisi keuangannya
sehingga dapat melakukan antisipasi jika perusahaan kan mengalami kondisi
financial distress.
Peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Laba dan Arus Kas dalam
memprediksi kondisi financial distress ( Study kasus pada seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode yahun 2012 – 2014 ).

Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maslah tersebut , maka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu :
1. Apakah laba dan arus kas berpengaruh dalam memprediksi kondisi
financial distress pada seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di
bursa efek Indonesia periode tahun 2012 – 2014 ?


1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain :
1. Untuk menguji pengaruh laba dan arus kas terhadap prediksi financial
distress pada seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa
efek Indonesia periode tahun 2012 – 2014.

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat memberi kegunaan/mamfaat antara lain :
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan

penelitian

ini

dapat


di

gunakan

sebagai

bahan

pertimbangan oleh pihak manajemen untuk mengetahui tentang
pegaruh laba dan arus kas dalam meprediksi kondisi financial distress
sehingga perushaan dapat mengambil tindakan untuk mencegah
terjadinya kondisi financial distress.

Universitas Sumatera Utara

2. Bagi pihak eksternal
Memberikan pemahaman tentang kondisi financial distress suatu
perusahan untuk membantu pihak eksternal seperti investor dan
kreditor dalam pengambilan keputusan.

3. Bagi fakultas
Diharapkan hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan dan
kontribusi bagi pengembangan ilmu penggetahuan mengenai kondisi
financial distress suatu perusahaan serta dapat dijadikan sebagai
referensi penelitian selanjutnya.

1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari 5 bab. Bab 1
merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah , rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian , dan sistematika penulisan. Bab II
merupakan telaah pustaka.Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan
dengan pembahasan masalah yang dapat digunakan sebagai dasar acuan
penelitian, penelitian terdahulu yang memuat pemabhan hasil penelitia
sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, kerangka
pemikiran dan hipotesis.
Bab III merupakan penelitian yang di dalamnya memparkan variable
penelitian dan defenisi operasional variable, populasi dan sample, jenis dan
sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis. Hasil dan analisin

Universitas Sumatera Utara

akan diuraikan pada bab IV. Bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian,
analisi data , dan interpretasi hasil. Bab V yang merupakan penutup. Bab ini berisi
simpulan , keterbatasan , dan saran dari hasil penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas, Laba, Dan Arus Kas Dapat Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

22 132 110

PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN LABA DAN ARUS KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

12 49 50

Pengaruh Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period Tahun 2012-2014

2 11 78

PENGARUH LABA DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2010 - 2012.

0 4 20

Pengaruh Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period Tahun 2012-2014

0 0 10

Pengaruh Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period Tahun 2012-2014

0 0 2

Pengaruh Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period Tahun 2012-2014

0 0 23

Pengaruh Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period Tahun 2012-2014

0 2 3

Pengaruh Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Period Tahun 2012-2014

0 0 4

Pengaruh Likuiditas, Laba, Dan Arus Kas Dapat Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 1 17