12595426 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS:
Ekeperimen di UIN Alauddin Makassar

Muhammad Yaumi
NOREG. 7117080361

Diajukan dalam rangka Memenuhi Tugas Akhir
Pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Dosen: Prof. Dr. R. Santoso Murwani

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2009

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI
BAB 1

i
ii

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Pembahasan masalah
D. Rumusan Masalah
E. Kegunaan Penelitian

BAB II

BAB III

1
5
7

8
8

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teori
1. Basil Belajar Bahasa Inggris
2. Strategi Pembelajaran
3. Motivasi Belajar

10
10
17
20

B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Penelitian

24
28


METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Metode Penelitian
D. Teknik Pengambilan Sample
E. Teknik Pengumpulan Data/Instrumen
F. Teknik Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA

30
30
31
32
33
38
40

3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil belajar bahasa Inggris pada Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar

menunjukkan

adanya

kenaikan

selama

tiga

tahun

terakhir.


Berdasarkan hasil Test of English for International Communication (TOEIC)
bekerjasama dengan Regional English Language Officer (RELO) yang bernaung
di bawah kendali American Embassy di Jakarta pada tahun 2006 diperoleh hasil
42% mendapat nilai 450 (sebagai standar kelulusan) atau lebih, 48% pada tahun
2007, dan 56% pada tahun 2008 1. TOEIC adalah suatu tes bahasa Inggris untuk
mengukur kemampuan receptive skill seperti listening and reading (kemampuan
mendengar dan membaca) dan productive skill seperti speaking and writing
(kemampuan mendengar dan menulis). Jenis tes lain yang dapat digunakan
untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris adalah proficiency test (tes
kecakapan), achievement test (tes prestasi), diagnostic test (tes diagnosa),
placement test (tes penempatan), discreet point versus integrated test, normreferenced versus criterion-referenced test, objective versus subjective test, dan
communicative language testing.2
Kemampuan bahasa Inggris bagi siswa dan mahasiswa di Indonesia
sangat beragam walaupun bahasa Inggris itu telah diajarkan sejak tingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP/Tsanawiyah) sampai tingkat Perguruan
1

Said, Abd. Muis, Rusdi, dan Yaumi, Muhammad, English Instruction in UIN Alauddin: A Case
Study of PIKHI Program (Makassar: Lembaga Penelitian UIN Alauddin, 2008) Hal. 26.
2

Huges, A. Kinds of test and testing. In A. Hugh, Testing for language teachers. (Cambridge:
Cambridge University Press, 1989). pp.9-21.

4
Tinggi. Perbedaan kemampuan penguasaan bahasa Inggris tersebut memiliki
keterkaitan dengan kemampuan guru di dalam menyampaikan pembelajaran,
pendekatan dan strategi yang digunakan, sarana dan prasarana belajar,
lingkungan, motivasi belajar siswa. Khusus menyangkut strategi pembelajaran
bahasa Inggris, terdapat beberapa pendekatan yang sering mempengaruhi
pembelajaran bahasa Inggris. Pendekatan-pendakatan tersebut adalah; Audio
Lingual Method, translation method, silent way, sugestopedia, community
language learning, communicative approach, and total physical response. 3
Kemampuan guru bahasa Inggris di Indonesia sangat beragam antara
mereka yang hidup di kota dan di daerah. Jumlahnya pun sangat tidak
seimbang. Studi yang dilakukan oleh Hasbullah 4 terhadap perbandingan jumlah
guru yang mengajar di sekolah yang ada di kota Makassar dengan sekolah yang
berada di daerah menunjukkan bahwa rata-rata jumlah guru bahasa Inggris di
sekolah-sekolah yang ada di kota Makassar berkisar antara 5 - 8 orang dalam
satu sekolah, sedangkan yang mengajar di daerah hanya berkisar 0-2 orang
saja. Bahkan tidak sedikit guru mata pelajaran lain yang hanya ditunjuk untuk

mengajar mata pelajaran bahasa Inggris. Akibatnya, banyak guru yang bukan
berlatar belakang bahasa Inggris terpaksa harus menjalankan tugas sebagai
guru bahasa Inggris. Angka tersebut diperkuat dengan hasil temuan Human

3

4

Richards and Rogers, Approaches and Methods in language teaching (Cambridge: Cambridge
University Press. 1986). pp 25-87.
Said, Hasbullah. Pembelajaran bahasa Inggris pada Sekolah menengah di daerah Pedalaman:
Kasus Sulawesi Selatan, (Tesis pada program Pascasarjana Universitas Negeri mahassar,
2002). hal. 69.

5
Development Index (HDI) yang menemukan bahwa terdapat 17,2% guru di
Indonesia mengajar bukan pada bidang keahlian mereka. 5
Dalam sejarah penyelenggaraan pendidikan di negara kita, tercatat
sebanyak lima kali perubahan kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang
berbarengan dengan perubahan strategi belajar mengajar. Kurikulum bahasa

Inggris pertama dirancang pada tahun 1968 yang menekankan pada metode
audiolingual, Kurikulum 1975 menggunakan pendekatan translation method,
kurikulum

1984

menggunakan

metode

communicative

approach

yang

dipengaruhi oleh sistem Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Kurikulum 1994 masih
mempertahankan pendekatan communicative approach dengan menekanan
pada keterampilan membaca sebagai fokus utama, Kurikulum 2004 atau dikenal
dengan istilah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Literacy BasedCurriculum


(Kurikulum

Berbasis

Literasi) 6

yang

penekanannya

pada

keterampilan reading dan writing dengan strategi yang digunakan adalah
pendekatan cooperative dan collaborative, yang terakhir adalah Kurikulum 2006
atau dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
menekankan pada pendekatan TEMATIK untuk Sekolah Dasar dan model
pembelajaran kontekstual untuk SMP dan SMA.
Penerapan


strategi

pembelajaran

tertentu

dengan

memperhatikan

kebutuhan, karakteristik mahasiswa, tujuan, kemampuan dasar, dan kesukaan
belajar memberi kontribusi besar terhadap pemerolehan bahasa Inggris.
5

6

Yaumi, Muhammad, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Antara Harapan dan Kenyataan, Hal. 4,
2005 (http://re-searchengines.com/1205yaumi.html).
Alwasilah, Chaedar, Kurikulum Berbasis Kompetensi, hh.1-4, 2006 (http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2005/0105/25/0801.htm).


6
Muthmainnah7 melakukan penelitian terhadap penerapan metode sugestopedia
dalam pembelajaran bahasa Inggris dengan perlakukan pada dua kelas yang
berbeda. Kelas pertama diberi perlakukan dengan menggunakan metode
sugestopedia, sedangkan

kelas yang

kedua diberi perlakukan dengan

menggunakan metode konvensional. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara prestasi belajar mahasiswa
yang beri perlakuan dengan menggunakan kedua metode tersebut. Prestasi
belajar mahasiswa yang diberi perlakukan dengan pendekatan sugestopedia
jauh lebih tinggi dari pada yang diberi perlakuan dengan pendekatan
konvensional. Lebih lanjut bahwa dari berbagai pengamatan yang penulis
lakukan sendiri, motivasi belajar sangat berperan dalam pemerolehan bahasa
Inggris. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi tentu berpengaruh
kepada tingginya prestasi belajar. Sebaliknya, siswa yang memiliki motivasi yang
rendah berpengaruh juga pada rendahnya penguasaan bahasa Inggris.
Pengamatan ini boleh jadi berbeda dengan hasil studi mendalam terhadap
motivasi, tetapi gelaja umum yang terjadi menunjukkan hasil demikian.
Pengajaran bahasa Inggris di UIN Alauddin nampaknya tidak memilih dan
mematok metode atau pendekatan tertentu dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Pendekatan yang digunakan tergantung pada hasil analisis
kebutuhan terhadap kecocokan dan kelayakan suatu pendekatan untuk
digunakan. Namun demikian, seluruh pendekatan yang digunakan diberikan dan
diperkenalkan kepada instruktur dan tutor melalui penyelenggaraan workshop
7

Muthmainnah, Penerapan Pendekatan Sugestopedia dalam Pembelajaran Bahasa Bahasa
Inggris, (Skrepsi pada Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar, 2007), hal 79.

7
tentang metodologi pengajaran bahasa asing yang berlangsung sebelum
semester berjalan. Hal ini dilakukan untuk memberi pengetahuan dan
keterampilan tentang berbagai pendekatan dalam pembelajaran bahasa asing
dengan harapan para instruktur dan tutor dapat mengimplementasikan dalam
pembelajaran di kelas atau di luar kelas sesuai dengan kondisi objektif kelas
yang dihadapi. Di samping itu, Program Intensifikasi Bahasa Asing (Bahasa Arab
dan Bahasa Inggris) dan Keterampilan Hidup (PIKHI) yand ada di UIN Alauddin
diberikan kepada seluruh mahasiswa yang berada pada tingkat I (semester I dan
II) sehingga selama satu tahun, mahasiswa diberi pembekalan bahasa Arab dan
Inggris yang kemudian diseleksi untuk mengikuti kelas Internasional dengan 99%
menggunakan bahasa Arab dan Inggris. Pada penyelenggaraan tes inilah,
mahasiswa diharuskan untuk mengikuti tes TOEIC untuk bahasa Inggris dan
TOEAC untuk mengukur kemampuan bahasa Arab.
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah seperti dijelaskan di atas,
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar bahasa Inggris
mahasiswa. Faktor-faktor yang dimaksud dapat diidentifikasi dan diformulasi ke
dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: (1) apakah terdapat perbedaan
hasil belajar bahasa Inggris antara mahasiswa yang diberikan strategi
pembelajaran berdasarkan analisis kebutuhan dan yang diberikan strategi
pembelajaran tanpa analisis kebutuhan? (2) apakah terdapat berbedaan hasil
belajar bahasa Inggris antara mahasiswa yang diberikan strategi pembelajaran
berdasarkan analisis kebutuhan dan yang diberikan strategi pembelajaran tanpa

8
analisis kebutuhan bagi mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi?
(3) apakah terdapat berbedaan hasil belajar bahasa Inggris antara mahasiswa
yang diberikan strategi pembelajaran berdasarkan analisis kebutuhan dan yang
diberikan strategi pembelajaran tanpa analisis kebutuhan bagi mahasiswa yang
memiliki motivasi belajar yang rendah? (4) apakah terdapat perbedaan hasil
belajar bahasa Inggris antara mahasiswa yang diberikan strategi pembelajaran
berdasarkan konsep dan teori pendidikan dan yang diberikan strategi
pembelajaran tradisional? (5) apakah terdapat perbedaan hasil belajar bahasa
Inggris antara mahasiswa yang diberikan strategi pembelajaran berdasarkan
konsep dan teori pendidikan dan

yang diberikan strategi pembelajaran

tradisional bagi mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi? (6)
apakah terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Inggris antara mahasiswa yang
diberikan strategi pembelajaran berdasarkan konsep dan teori pendidikan dan
yang diberikan strategi pembelajaran tradisional bagi mahasiswa yang memiliki
motivasi belajar yang rendah? (7) apakah terdapat perbedaan hasil belajar
bahasa Inggris antara mahasiswa yang diberikan strategi pembelajaran induktif
dan yang diberikan strategi pembelajaran deduktif? (8) apakah terdapat
perbedaan hasil belajar bahasa Inggris antara mahasiswa yang diberikan strategi
pembelajaran induktif dan yang diberikan strategi pembelajaran deduktif bagi
mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi? (9) apakah terdapat
perbedaan hasil belajar bahasa Inggris antara mahasiswa yang diberikan strategi
pembelajaran induktif dan yang diberikan strategi pembelajaran deduktif bagi
mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah? (10) apakah terdapat

9
interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar
bahasa Inggris mahasiswa?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar mahasiswa
seperti telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini akan dibatasi hanya pada
dua aspek utama, yakni pengaruh strategi pembelajaran yang merupakan aspek
eksternal dan motivasi belajar sebagai aspek internal terhadap hasil belajar
bahasa Inggris mahasiswa. Sedangkan, strategi pembelajaran yang akan diteliti
mencakup strategi pembelajaran induktif dan deduktif yang telah digunakan
dalam pembelajaran bahasa Inggris. Motivasi belajar mahasiswa dapat dilihat
dari dua sudut pandang; tinggi dan rendahnya sehingga dapat melihat pengaruh
strategi pembelajaran dan tingkat motivasi serta interaksi keduanya dalam
mempengaruhi hasil belajar. Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Islam
Negeri (UIN) Alauddin khususnya di Program Intensifikasi dan Keterampilan
Hidup (PIKHI) semester II Penilaian terhadap hasil belajar akan mengacu pada
ketentuan yang berlaku di UIN Alauddin di mana pada akhir semester I dan
Semester II mahasiswa diberikan ujian TOEIC untuk mengukur hasil belajar
bahasa Inggris dan TOEAC untuk mengukur hasil belajar bahasa Arab. Dalam
penelitian ini, hasil skor TOEIC pada akhir semester I akan dijadikan pre-tes
bagi mahasiswa yang berada pada semester II yang juga menjadi sampel yang
akan diteliti dan nilai akhir TOEIC pada akhir semester II merupakan pos-tes
untuk menyeleksi mahasiswa yang dapat memasuki kelas Internasional yang
seluruh materi perkuliahan disampaikan dalam bahasa Arab dan Inggris.

10
Penelitian ini hanya akan berakhir pada pemerolehan hasil belajar pada
semester II dan tidak ikut menentukan dalam penyeleksian kelas internasional.
Pembatasan ini dilakukan setelah mempertimbangkan berbagai aspek
yang melingkupinya seperti aspek pendanaan, waktu, dan tenaga. Di samping
itu, tingkat kesulitan, aksesibilitas, dan ketersediaan sumber menjadi dasar
pertimbangan dalam memberikan batasan terhadap ruang lingkup penelitian ini.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah sebagaimana telah
dirumuskan di atas, berikut ini akan diuraikan tentang rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Inggris antara mahasiswa
yang diberikan strategi pembelajaran induktif dan yang diberikan strategi
pembelajaran deduktif?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Inggris antara mahasiswa
yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dengan yang memiliki motivasi
belajar yang rendah?
3.

Apakah terdapat pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar bahasa Inggris mahasiswa?

E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap sejauh mana pengaruh
penerapan strategi pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
bahasa Inggris mahasiswa UIN Alauddin makassar. Hasil penelitian ini juga

11
diharapkan dapat menjadi acuan dasar dalam rangka pengembangan strategi
pembelajaran bahasa Inggris di perguruan tinggi, memilih pendekatan yang
sesuai, dan mengimplementasikan secara tepat dan sesuai. Di samping itu, hasil
penelitian ini

semoga berguna dalam upaya mengolah dan membangkitkan

motivasi belajar mahasiswa sehingga diperoleh hasil belajar yang memuaskan.

12
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskrepsi Teori
Pada bagian ini dijelaskan hasil belajar bahasa Inggris yang terdiri atas
hasil belajar bahasa Inggris, strategi pembelajaran, motivasi belajar.
1. Hasil Belajar Bahasa Inggris
Berbagai definisi tentang belajar telah banyak dikemukakan oleh para ahli.
Belajar adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap baru
sebagai interaksi individu dengan informasi dan lingkungan. 8 Lebih jauh Driscoll9
mengkaji definisi dari dua asumsi; pertama, belajar dipandang sebagai suatu
perubahan dalam performa manusia dan kedua, perubahan itu terjadi sebagai
hasil dari pengalaman mahasiswa dan interaksinya dengan lingkungan. Belajar
juga dipandang sebagai perubahan dalam watak manusia atau kemampuan
yang berlangsung selama satu masa yang bukan semata-mata disebakan oleh
proses pertumbuhan.10
Selanjutnya, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah tindakan konkrit
yang terdiri atas demonstrasi pengetahuan, keterampilan atau nilai.

11

Sejalan

dengan definisi ini, skagitwatershed mendefinisikan hasil belajar dengan
8

9

10

11

Heinich, Robert. Et.al.. Instructional Media and Technology for Learning (New Jersey: Merrill
Prentice Hall, 2002). P. 6.
Driscoll, Marcy P. Psychology of Learning for Instruction (Massachusetts: Pearson Education
Company, 2000) p.11.
Gagne, Robert M. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran (versi terjemahan oleh Munandir,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antara
Universitas untuk Pengembangan dan Peningkatan Aktivitas Internasional, 1990) h. 3.
University of Texas at Dallas (UTD), SACS Glossary, p.1, 2009
(http://sacs.utdallas.edu/sacs_glossary).

13
berpegang pada tiga kawasan taksonomi Bloom, yakni aspek kognisi yang
merujuk pada keterampilan mental atau pengetahuan, afektif yang mengarak
pada pertumbuhan daerah perasaan dan emosional atau disebut dengan sikap,
dan psikomotorik yang merujuk pada keterampilan fisik atau dikenal dengan
keterampilan.12
Kawasan Kognisi terbagi ke dalam enam kategori yang ditandai dengan
kata kunci atau kata kerja operasional; (1) pengetahuan yang merupakan cara
untuk mengingat data dan informasi. Kata kerja operasionalnya mencakup
mendefinisikan, menggambarkan,
nama/label,

menunjukkan, mengidentifikasi, memberi

menyusun daftar, memilih, menyatakan, membuat outline, (2)

pemahaman yang merujuk pada memahami fakta-fakta, memahami prinsipprinsip,

menafsirkan

menerjemahkan,

dan

bahan

tertulis,

memperkirakan

menafsirkan
akibat.

chart

dan

Sedangkan,

kata

grafik,
kerja

operasionalnya adalah mengubah, mempertahankan, menjelaskan, memberikan
contoh,

meringkas,

memprediksi,

menyimpulkan,

menyalin

ulang,

menggeneralisasl memperluas, (3) penerapan yang merujuk pada menerapkan
konsep dan prinsip pada siatuasi baru, memecahkan problem, mengkonstruksi
chart

dan

grafik,

menerapkan

hukum

&

teori

ke

dunia

praktis,

mendemonstrasikan pengalaman metode dan prosedur yang benar. Sedangkan
kata kuncinya adalah mengubah, menjumlah; mendemonstrasikan, menemukan,
memodifikasi

mengoperasikan, menyiapkan, menunjukkan,

menghubungkan,
12

menggunakan,

menghasilkan, memprediksi, (4) analisis yang terdiri atas

Skagitwatershed, Three Types of Learning Domain, p.1, 2009 (file:///C:/Documents%20and
%20Settings/Toshiba/Desktop/Bloom%27s%20Taxonomy.htm).

14
mengenali asumsi tersirat, mengenali kesalahan nalar membedakan antara fakta
dan penafsiran, menilai relefansi data, menganalisis struktur kerja (seni, musik,
tulisan). Kata kerja operasionalnya adalah memilah-milah, membuat diagram,
menunjukkan perbedaan, menyimpulkan, memilih, membandingkan, membuat
ilustrasi, menyisihkan, mengklasifikasi, (5) sintesis yang mencakup menyusun
tema tulisan secara baik, menyampaikan pidato secara baik, menulis cerita
pendek yang kreatif , menyusun (proposal, rencana kerja dan skema),
mengintegrasikan hasil pembelajaran dalam problem solving. Kata kerja
operasionalnya adalah membuat kategorisasi, mengombinasikan, menghimpun,
menyusun,

merancang,

menghasilkan,

mengorganisasikan,

memperbaiki,

merekonstruksi, memodifikasi, menghubungkan, (6) Evaluasi yang terdiri atas
menetapkan konsistensi logis dari bahan tertulis, menetapkan kelayakan
berdasarkan data, menetapkan nilai kerja berdasarkan kriteria internal,
menetapkan nilai kerja berdasarkan standar eksternal yang ekselen. Kata kerja
operasionalnya mencakup membandingkan, menyimpulkan, mengontraskan,
menjelaskan, menafsirkan, menghargai, mendukung, menjustifikasi, mengkritik,
mendukung, menggambarkan, menyisihkan.
Kawasan kedua, yaitu afeksi yang diri atas lima kategori, yakni (1)
penerimaan yang mencakup mendengarkan dengan perhatian, menunjukkan
kesadaran tentang pentingnya belajar, menunjukkan sensitifitas pada problem
social, menerima perbedaan ras dan kultur, mengikuti aktivitas belajar.
Sedangkan

kata

menggambarkan,

kerja

operasionalnya

mengikuti,

memberikan,

adalah

bertanya,

menempatkan,

memilih,
menjawab,

15
menunjukkan, duduk dengan tegak, menggunakan, memilah, memberi nama,
mengidentifikasi, memegang, (2) partisipasi yang mencakup mematuhi peraturan
sekolah, menyelesaikan tugas rumah, berpartisipasi pada diskusi pelajaran,
melakukan secara sukarela, menunjukkan minat, menolong orang lain dengan
senang.
Kata kerja operasional kategori partisipasi adalah menjawab, menolong,
mendiskusikan, memberi salam, membantu, menyelenggarakan, melakukan
pelatihan, membaca, menceritakan, memilih, menampilkan, (3) penentuan sikap
mencakup mendemostrasikan keyakinan dalam proses demokrasi, menghargai
literatur yang baik, menghargai peran sains dalam kehidupan, menunjukkan
perhatian terhadap kesejahteraan orang lain, mendemonstrasikan sikap problem
solving, mendemonstrasikan komitmen terhadap perbaikan sosial. Kata kerja
operasionalnya terdiri atas menyempurnakan, menggambarkan, menjelaskan,
mengikuti,

mengambil

inisiatif,

membentuk,

mengundang,

bergabung,

menyampaikan usul, membedakan, melaporkan, berbagi rasa, belajar, bekerja
(4) organisasi yang mencakup mengakui perlunya keseimbangan antara
kebebasan dan tanggung jawab mengakui peran perencanaan yang sistematis
dalam problem solving, bertanggung jawab terhadap tindakan, memformulasikan
perencanaan hidup sesuai dengan kemampuan, minat, dan keyakinan. Kata
kerja operasionalkategori organisasi adalah menganut, mengatur, mengubah
(berubah),

mengkombinasikan,

membandingkan,

menyempurnakan,

mempertahankan, menjelaskan, mengidentifikasi, menghubungkan, menyiapkan,
mensintesiskan, mengorganisasikan, mengintegrasikan, (5) pembentukan pola

16
hidup mencakup menunjukkan kesadaran diri, mendemonstrasikan kerja mandiri,
menggunakan

pendekatan

objektif

dalam

problem

solving,

memelihara

kebiasaan hidup sehat, menerapkan pola kerjasama dalam kegiatan kelompok.
Kata kerja operasionalnya adalah bertindak,membedakan, menunjukkan,
mempengaruhi,

memodifikasi,

melakukan,

berlatih,

menanyakan,

merevisi, melayani, menyelesaikan (problem), menggunakan, memeriksa,
mengusulkan.
Kawasan taksonomi ketiga adalah psikomotorik yang mencakup tujuh
kategori; (1) persepsi terdiri atas mengenal kegagalan fungsi melalui suara
mesin, menghubungkan musik dengan langkah tarian tertentu, mnghubungkan
rasa makanan dengan bumbu yang diperlukan. Kata kerja operasional adalah
memilih, menggambarkan, mendeteksi, membedakan, mengidentifikasikan,
mengisolasi, menghubungkan, memilah, memisahkan, (2) kesiapan terdiri atas
mengetahui urutan langkah, mendemonstrasikan posisi tubuh yang tepat untuk
memukul bola, memperlihatkan hasrat untuk mengetik dengan efisien. Kata
kerja operasionalnya adalah memulai, menjelaskan, menggerakkan, merespon,
memberkan reaksi, mempertunjukkan, mengawali, meneruskan, (3) gerakan
terbimbing

mencakup

melakukan

ayunan

pukulan

golf

sebagaimana

didemonstrasikan, meniru, menentukan urutan yang terbaik untuk menyiapkan
makanan. Kata kerja operasionalnya adalah menyusun, mempertunjukkan,
memperbaiki, mengukar, mengikuti, memasang, membongkar, mengukur,
membuat sketsa, (4) gerakan terbiasa yang terdiri atas menulis dengan lancar
dan terang, mendemonstrasikan gerakan dansa yang sederhana, dan

17
merangkai alat laboratorium. Kata kerja operasional adalah daftar kata yang
digunakan sama dengan daftar kata gerakan terbimbing yakni menyusun,
mempertunjukkan,

memperbaiki,

mengukar,

mengikuti,

memasang,

membongkar, mengukur, membuat sketsa, (5) gerakan kompleks yang merujuk
pada berketerarnpilan secara lancar, luwes, dan sempurna. Kata kerja
operasionalnya adalah menyusun, mempertunjukkan, memperbaiki, mengukar,
mengikuti,

memasang,

membongkar,

mengukur,

membuat

sketsa,

(6)

penyesuaian pola gerakan mencakup menyesuaikan permainantenis untuk
mengcounter

serangan

musuh,

dan

menyesuaikan

diri.

Kata

kerja

operasionalnya adalah mengadaptasi, merubah, mengatur ulang, merivisi,
membuat variasi, mengorganisasi ulang, dan (7) kreativitas mencakup
menciptakan gerakan tarian, menciptakan komposisi musik, merancang sesuatu
yang baru. Kata kerja operasionalnya adalah mengatur, mengombinasikan,
menyusun, mengonstruksi, merancang, dan menciptakan. 13
Khusus pada kawasan kognisi, terdapat

revisi yang dilakukan oleh

Anderson dan Kratwohl14 pada kategori synthesis yang diganti dengan evaluasi
dan ditambahkan menciptakan pada tingkat evaluasi. Untuk dapat melihat
dengan jelas bagaimana perubahan yang dimaksud berikut ini akan diberikan
melalui gambar gategori.

13

14

Zaini Hisyam, et al. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi (UIN Yogyakarta: CTSD, 2002)
hh. 88-92.
Anderson dan Kratwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of
Bloom's Taxonomy of Educational Objectives, dikutip langsung (atau tidak langsung oleh
Atherton, James, Bloom’s Taxonomy, p.1. 2009
(http://www.learningandteaching.info/learning/bloomtax.htm).

18
Taksonomi
Bloom

Revisi terhadap taksonomi Bloom oleh Anderson dan Kratwohl dapat
dijelaskan sebagai berikut:

Taksonomi
Anderson &
Kratwohl

Selanjutnya, secara sederhana bahasa Inggris dapat didefinisi sebagai
suatu bahasa yang berasal dari Inggris yang sekarang ini digunakan di seluruh
bagian kepulauan Britania, Negara-negara Persemakmuran, Amerika Serikat,

19
dan di Negara lain di dunia. 15 Ketika berbicara tentang bahasa Inggris, maka
gambaran orang merujuk pada empat skill; listening (mendengar), speaking
(berbicara), reading (membaca), dan writing (menulis). Di samping itu, dari
keempat skill tersebut sangat dipengaruhi oleh keterampilan lain seperti
pronunciation (pengucapan), grammar (tata bahasa), vocabulary (kosakata),
dan spelling (ejaan).16
Dengan demikian, yang dimaksud dengan hasil belajar bahasa Inggris
dalam penelitian ini adalah kemampuan memperoleh, memproses, dan
memproduksi bahasa Inggris sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan. Kemampuan ini mencakup kompetensi mendengar,
berbicara, membaca, dan menulis dan unjuk kerja (performa) yang melibatkan
aspek-aspek

sosial

kebahsaan

dalam

berinteraksi

dengan

orang

lain.

Kemampuan memperoleh bahasa merujuk pada kawasan kognisi, memproses
informasi yang diperoleh sebagai kawasan afektif, dan memproduksi bahasa
Inggris sebagai kawasan psikomotorik.
2. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah teknik, metode, urutan kejadian, media dan
peralatan lainnya yang digunakan dalam membelajarkan mahasiswa. 17 Seiring
dengan definisi di atas Cogsim 18 mendeskripsikan strategi pembelajaran sebagai
15

Allwords. Definition of English, p.1. 2009. (http://www.allwords.com/word-english.html).

16

Colostate, English Skills, p.1,2009
(http://writing.colostate.edu/guides/teaching/esl/eng_skills.cfm).

17

Oklahoma University, Koncept Definition and Excerprts, p. 2.2009
(http://students.ou.edu/Y/Akimi.Yesoufou-1/concepts.html).

18

Cogsin, Instructional Strategy, p. 1, 2009
(http://www.cogsim.com/idea/idea/worksheets/INSTRUCTIONAL%20STRATEGY.doc.).

20
komponen umum dari seperangkat materi pembelajaran dan prosedur yang akan
digunakan untuk memperoleh hasil belajar tertentu. Sedangkan yang dimaksud
dengan komponen umum (general komponen) adalah kondisi belajar seperti
yang digambarkan oleh Gagne dalam sembilan kejadian, yakni (1) menarik
perhatian, (2) menjelaskan tujuan belajar kepada mahasiswa, (3) mengingatkan
kembali mahasiswa tentang pengetahuan prasyarat, (4) menyajikan materi
rangsangan, (5) mempersiapkan bimbingan belajar, (6) menampilkan performa,
(7) mempersiapkan umpan balik tentang perbaikan kinerja, (8) mengukur kinerja,
dan (9) memperkuat ingatan.19 Lebih rinci dijelaskan bahwa kegiatan umum
strategi pembelajaran mencakup kegiatan awal, isi presentasi, partisipasi
mahasiswa, asesmen, dan kegiatan tindak lanjut.20
Dalam hubungannya dengan strategi pembelajaran, terdapat dua
pendekatan yang sering digunakan; pendekatan induktif and deduktif. 21
Pendekatan induktif didasarkan pada klaim bahwa pengetahuan dibangun dari
pengalaman siswa dan interaksinya dengan fenomena. Pembelajaran induktif
disebut juga dengan pembelajaran inquiry dan discovery. Pembelajaran inquiry
berupaya mencari pengetahuan dengan jalan menyelidiki dan mengamati
sumber baik yang berkaitan dengan upaya pencarian melalui sumber digital dan
jaringan maupun yang berkaitan dengan sumber lain yang ada dalam kehidupan
masyarakat sehari-sehari. Sedangkan, pendekatan deduktif adalah suatu
19

Dick and Carey, The Systematic Design of Instruction (New York: Pearson Education, 2005). p.189.
Ibid.
21
Landmark, Using Varied Instructional Techniques: Inductive and Deductive Teaching
Approaches, p.1, 2009
(http://www.landmark.edu/institute/grants_research/biology_success/samples/inductivedeductiv
e.pdf).
20

21
pendekatan yang mendasarkan diri pada pandangan bahwa presentasi dari
konten yang terstruktur dapat menciptakan pembelajaran yang optimal.
Pembelajaran deduktif disebut pula pembelajaran langsung (direct instruction).
Seperti pengetahuan orang pada umumnya, proses metode induktif selalu
berangkat dari hal-hal yang sifatnya khusus menuju

sesuatu yang sifatnya

umum. Sebaliknya, metode deduktif membangun sesuatu dari konsep umum
menuju ke suatu yang khusus.22 Proses metode induktif mengikuti lima langkah,
yakni menggambarkan isi, mendefinisikan persoalan, membuat menurut selera
tertentu, mendiskusikan isi, dan mendiskusikan pilihan. Sedangkan, metode
diduktif menggunakan kuliah pada diagram kejuruan tiga papan, keunggulan
komparatif, dan kemungkinan adanya produksi.23
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah
suatu komponen sistem pembelajaran yang mencakup kegiatan pendahuluan,
penyajian, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan mencakup gambaran
singkat materi, relevansi, dan tujuan yang dipadu dengan metode dan media
pembelajaran, serta penggunaan waktu. Kegiatan penyajian mencakup uraian
materi, contoh, dan latihan yang diberikan plus penggunaan media, metode, dan
pemanfaatan waktu. Sedangkan, kegiatan penutup mencakup tes formatif,
umpan balik, dan tindak lanjut.

Di samping itu, yang dimaksudkan dengan

strategi pembelajaran induktif adalah suatu strategi yang memulai kegiatan
pembelajaran dengan hal-hal yang sifatnya khusus menuju sesuatu yang umum.
22

Dameus, Tilley, and Brant, Effevtiveness of Inductive and Deductive Teaching Method and
Learning Agricultural Economics: A Case Study 1, p.3, 2009
(http://findarticles.com/p/articles/mi_qa4062/is_200409/ai_n9456305/pg_1?tag=content;col1).

23

Ibid.

22
Proses

kegiatannya

mencakup

upaya

sistematis

untuk

memperoleh

pengetahuan melalui penyelididkan dan penemuan. Sedangkan, yang dimaksud
dengan strategi pembelajaran deduktif dalam penelitian ini adalah suatu strategi
yang berangkat dari hal-hal yang umum menuju sesuatu yang khusus. Guru
dalam kegiatan pembelajarannya mengawali dengan konsep, teori, dan
generalisasi dan melanjutkannya dengan contoh-contoh kongkrit.
3. Motivasi Belajar
Salah satu teori motivasi yang banyak mempengaruhi pelaksanaan
pembelajaran di berbagai belahan dunia adalah teori yang dikembangkan oleh
Abraham Maslow yang dikenal dengan teori Hirarki Kebutuhan. Menurut
Cortland24 kaum Behaviorist percaya bahwa tingkah laku manusia dikontrol oleh
faktor lingkungan eksternal seperti kebutuhan dasar manusia yang digambarkan
sebagai berikut.

Berdasarkan pandangan Maslow tersebut di atas, motivasi dapat
mencakup aspek fisiologi, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.
24

Cortland, Description of Maslow's Motivation Theory, p. 8, 2007
(http://facultyweb.cortland.edu/andersmd/MASLOW/HOMEPAGE.HTML).

23
Aspek inilah yang mendorong motivasi seseorang dalam melakukan berbagai
kegiatan termasuk dalam belajar.
Keller25 justru mengatakan bahwa faktor eksternal dan internal samasama berperan di dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Dalam ARCS
model, motivasi dapat dikembangkan melalui unsur-unsur seperti akronim A
(Attention atau perhatian), R (Relevance atau relevan), C (Confidencekepercayaan diri), S (satisfaction- kepuasan). Untuk lebih memahami model
ARCS, berikut ini akan dijabarkan dalam kategori dan subkategori:
Attention = perhatian
Membangunkan Persepsi: Apa yang saya harus lakukan untuk membangkitkan
minat mereka?
Membangkitkan daya
Keingintahuan:

Bagaimana saya menstimulus rasa keingintahuan
mereka?

Variabilitas:

Bagaimana saya menggunakan berbagai taktik untuk
mempertahankan perhatian mereka?

Relevance = Relevan
Orientasi Tujuan:

Bagaimana saya menemukan kebutuhan mereka?

Kesesuaian Motif:

Bagaimana dan kapan saya dapat menyiapkan siswa
saya dengan pilihan tugas yang cocok, memberi
tanggungjawab, yang dapat mempengaruhi
kemampuan matematik mereka?

25

Keller, Jhon. ARCS Model, p.5, 2007 (http://www.arcsmodel.com/home.htm).

24
Keterbiasaan:

Bagaimana saya dapat merancang pembelajaran
yang berorientasi pada pengalaman?

Confidence = Kepercayaan Diri
Persyaratan Belajar:

Bagaimana saya dapat membantu dalam
membangun harapan positif menuju kesuksesan
siswa dalam belajar matematika

Kesempatan Sukses:

Bagaimana pembelajaran dapat meningkatkan
keyakinan siswa terhadap kemampuan yang mereka
miliki?

Kontrol Pribadi:

Bagaimana siswa dapat mengetahui bahwa
kesuksesan mereka atas dasar usaha dan
kemampuan yang mereka miliki?

Satisfaction = Kepuasan
Penguatan Intrinsik:

Bagaimana saya dapat menyediakan tempat dan
kesempatan yang berarti bagi siswa untuk
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang
baru saja mereka peroleh?

Hadiah Ekstrinsik:

Hadiah apa yang saya persiapkan untuk
mempertahankan keberhasilan siswa?

Persamaan:

Bagaimana saya membantu siswa di dalam
mendapatkan perasaan positif terhadap pencapaian
keberhasilan mereka?

25
Dalam kaitannya dengan besar dan kurangnya atau tinggi dan rendahnya
motivasi belajar siswa dapat dilihat secara langsung melalui proses kegiatan
pembelajaran yang merujuk pada implementasi ARCS model.

26

a. Apakah perhatian siswa kepada materi pembelajaran terfokus atau tidak?
Terpusatnya perhatian siswa kepada satu objek akan membawa dampak
pada tumbuhnya pemahaman yang mendalam terhadap materi pembelajaran
yang disampaiakan.
b. Apakah materi pembelajaran berorientasi pada kebutuhan siswa atau tidak?
Kesesuaian antara materi pengajaran dengan tingkat kemampuan siswa
akan memberikan kemudahan bagi siswa dalam pemperoleh pengetahuan,
memperbaiki sikap, dan prilaku.
c. Tumbuh dan berkembangnya keyakinan dan kepercayaan diri siswa. Belajar
ternyata dapat membawa dampak positif terhadap peningkatan kemampuan
dan keterampilan siswa, dan bahkan dapat menjadi obat yang mujarab bagi
cemerlangnya kehidupan di masa yang akan datang.
d. Menguatnya

harapan

positif

terhadap

pembelajaran.

Siswa

memiliki

keyakinan yang kuat terhadap pengetahuan dan keterampilan yang mereka
peroleh sehingga dengan kemampuan itu tidak saja mampu menjadikan
mahasiswa mudah memperoleh pekerjaan tetapi juga mampu menciptakan
lapangan pekerjaan.
Jadi, yang dimaksud dengan motivasi belajar dalam penelitian ini adalah
segala bentuk dorongan baik yang berasal dari luar (ekternal) maupun yang

26

Sirate, Fatimah, Mengkonstruksi Pengetahuan Matematika Melalui Pendekatan
Ethnomatematika (Universitas Negeri Makassar, 2008), 24.

26
tumbuh dari dalam diri mahasiswa (internal) yang mengarahkan perhatian,
membangun relevansi dan kepercayaan diri, serta menciptakan kepuasan
belajar guna memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dengan
demikian suatu ukuran tinggi rendahnya motivasi mahasiswa dapat diukur
melalui hadirnya perhatian, menguatnya relevansi, meningkatnya kepercayaan
diri, dan tumbuhnya kepuasaan yang diakibatkan oleh pengalaman belajar dan
lingkungan.
B. Kerangka Berpikir
Sebagaimana diketahui bahwa kerangka berpikir digunakan untuk
menjadi acuan dalam merumuskan hipotesis penelitian. Oleh karena itu,
sebelum merumuskan hipotesis, terlebih dahulu disusun kerangka berpikir
sebagai berikut:
1. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Inggris antara Mahasiswa yang
Diberikan Strategi Pembelajaran Induktif dan yang Diberikan Strategi
Pembelajaran Deduktif
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa strategi pembelajaran induktif
menekankan pada upaya pemberdayaan mahasiswa dalam
pengetahuan.

Dosen

bertindak

sebagai

fasilitator

mengkonstruksi

yang

menfasilitasi

terbangunnya pengetahuan siswa yang dilakukan melalui upaya pencarian dan
penemuan ilmu dan pengetahuan baru kemudian membaginya ke pada
mahasiswa lain. Staregi pembelajaran disusun secara sistematis sehingga
mahasiswa dapat melakukan kegiatan belajar baik dilakukan di sekolah

27
bersama-sama dengan mahasiswa lain maupun dilakukan di rumah dengan
sendiri-sendiri atau berkelompok tetapi tetap mengacu pada prosedur dan tugas
belajar yang diberikan. Pemanfaatan sumber belajar secara maksimal sehingga
mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dari materi
yang dipersiapkan oleh dosen melainkan dapat mengakses berbagai sumber
belajar dari berbagai media dan teknologi, buku, majalah, radio, televisi, dan lainlain. Dalam hal ini, mahasiswa bertindak sebagai pemburuh dan pencari
informasi dan cenderung aktif dan kreatif dalam mengkonstruksi pengetahuan.
Dengan menfaatkan segala fasilitas yang tersedia mahasiswa difasilitasi untuk
berpikir sendiri membuat makna sendiri dari setiap kejadian, kemudian berpikir
secara kolaboratif untuk membagi pengalaman kepada yang lain, merefleksi
kerja pribadi dan kolektif selama pembelajaran berlangsung.
Berbeda dengan pembelajaran induktif di atas, pembelajaran deduktif
tidak menekankan pada upaya menciptakan dan mengkontruksi pengetahuan
secara aktif. Pembelajaran deduktif lebih menekankan pada dosen dalam
menyampaikan pembelajaran sehingga mahasiswa cenderung pasif untuk
mengikuti presentasi dan penjelasan tentang konsep, teori, prinsip, dan prosedur
pelaksanaan kemudian melakukan imitasi berdasarkan contoh yang telah
diberikan. Pembelajaran berpusat pada dosen (teacher-center) dan tidak
berusaha mengkonstruksi pengetahuan dengan jalan bekerja kolaborasi dan
kooperatif untuk mencari sumber dari berbagai sumber belajar. Mahasiswa tidak
difasilitasi untuk secara timbal balik memberi sharing pengetahuan yang
diperoleh dari berbagai sumber kepada mahasiswa lain.

28
Setelah membandingkan kedua strategi pembelajaran induktif

dan

deduktif, secara teoretis dapat diduga bahwa terdapat perbedaan pengaruh
yang signifikan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran
deduktif terhadap hasil belajar bahasa Inggris, di mana mahasiswa yang
mendapatkan strategi pembelajaran induktif lebih unggul dibandingkan dengan
mahasiswa yang diberikan dengan menggunakan strategi pembelajaran deduktif.
2. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Inggris antara Mahasiswa yang Memiliki
Motivasi Belajar yang Tinggi dengan Yang Memiliki Motivasi Belajar
yang Rendah
Mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi dapat belajar dengan penuh
perhatian membangun persepsi dengan semangat belajar yang tinggi, dan selalu
ingin tahu terhadap berbagai persoalan yang terjadi. Mereka juga selalui ingin
menghubungkan antara apa yang akan dipelajari dengan berbagai tujuan,
orientasi, dan sasaran yang mereka inginkan. Mahasiswa yang memiliki motivasi
tinggi cenderung lebih percaya diri dalam menyampaikan pikiran, mengejar
kesuksesan, dan mengontrol diri. Di samping itu, segala bentuk tugas yang
diberikan kepadanya diselesaikan dengan mudah dan jika mengalami kesulitasn,
mereka selalu mencari dan bertanya sehingga hampir semua persoalan belajar
di tanganinya dengan tenang dan penuh kontrol diri. Mereka juga selalu berpikir
positif, kreatif, dan aktif dalam mencari dan memburu informasi termasuk ilmu
pengetahuan yang mereka inginkan. Oleh karena itu, mereka selalu merasa
puas dengan hasil yang mereka capai dan menambah semangat untuk semakin
bekerja keras mengejar ilmu pengetahuan.

29
Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki motivasi yang rendah tidak
memberi perhatian maksimal terhadap apa yang mereka pelajari. Pelajaran
dianggapnya sebagai beban berat dan tugas belajar diterimanya dengan tidak
ikhlas dan pekerjaan yang berkaitan dengan tugas hanya dikerjakan untuk
sekedar mendapatkan nilai dan bukan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Ketika diminta untuk memaparkan pandangannya, mereka cenderung tidak
percaya diri dan bahkan apa yang disampaikannya tidak dianggapnya sebagai
sesuatu yang penting dan menjadi rujukan semua pihak. Cita-cita dan
harapannya pun amat sangat rendah. Mereka tidak membuat target belajar, tidak
terorganisir dan cenderung lebih banyak memperlihat sesuatu yang di luar tugas
belajar.

Dorongan yang datangnya dari luar ditangkisnya dengan kata-kata

”biarlah aku jadi orang biasa saja” yang menunjukkan bahwa mereka tidak
memiliki target yang tinggi untuk mengejar kesuksesan. Sejatinya, mereka yang
memiliki motivasi belajar yang rendah cenderung memiliki perhatian yang
rendah, kepercayaan diri yang rendah, memiliki pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang tidak memadai, serta tidak memiliki semangat kerja yang
tinggi.
Oleh karena itu, secara teoretis diduga bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dengan
yang memiliki motivasi belajar yang rendah terhadap hasil belajar bahasa
Inggris, di mana mahasiswa dengan motivasi belajar yang tinggi lebih unggul dan
lebih menguasai bahasa Inggris dari pada mahasiswa yang memiliki motivasi
belajar yang rendah.

30
3.

Interaksi

antara

Strategi

Pembelajaran,

Motivasi

Belajar,

dan

Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris
Merujuk pada berbagai penjelasan dalam kerangka teori di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran induktif sangat sesuai dengan
gaya belajar, kebiasaan, dan kebutuhan mahasiswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi, tetapi tidak cocok untuk diterapkan pada mahasiswa yang memilki
motivasi yang rendah. Sebaliknya, strategi pembelajaran deduktif sangat cocok
untuk diterapkan pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah
dan kurang sesuai jika diterapkan pada mahasiswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi. Dengan demikian terdapat pengaruh interaksi antara strategi
pembelajaran dan motivasi belajar dengan hasil belajar bahasa Inggris.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoretis dan kerangka berpikir di atas maka
hipetesinya dapat diajukan sebagai berikut:
1. Hasil belajar bahasa Inggris bagi mahasiswa yang mendapat pembelajaran
dengan menggunakan strategi pembelajaran induktif lebih tinggi dari pada
mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran melalui strategi pembelajaran
deduktif.
2. Hasil belajar bahasa Inggris bagi mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi
lebih unggul dari pada mahasiswa yang memilki motivasi rendah.
3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar dalam
pengaruhnya terhadap hasil belajar bahasa Inggris.

31

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bahwa:

32
4. Hasil belajar bahasa Inggris bagi mahasiswa yang mendapat pembelajaran
dengan menggunakan strategi pembelajaran induktif lebih tinggi dari pada
mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran melalui strategi pembelajaran
deduktif.
5. Hasil belajar bahasa Inggris bagi mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi
lebih unggul dari pada mahasiswa yang memilki motivasi rendah.
6. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar dalam
pengaruhnya terhadap hasil belajar bahasa Inggris.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada mahasiswa UIN Alauddin Makassar
Semester II yang sedang mengambil Program Intensifikasi dan Keterampilan
Hidup (PIKHI). Penelitian ini akan berlangsung selama lima bulan (Satu
Semester) mulai pada tanggal 15 Pebruari sampai dengan bulan Juli 2009.
Kegiatan penelitian akan diawali dengan penetapan kelas eksperimen dan kelas
kontrol, kemudian melakukan tes awal TOEIC. Untuk tes ini, peneliti
menggunakan instrumen yang sudah berlaku umum berdasarkan pola yang
dikembang melalui TOEIC. Setelah itu, melakukan eksperimen dan diakhiri
dengan pemberian pos tes untuk melihat sejauh mana peningkatan hasil belajar
dengan menggunakan strategi pembelajaran yang dipilih. Untuk lebih jelasnya
tentang

berbagai

kegiatan

penelitian

dan

tahapan-tahapan

dalam

mengumpulkan data berikut ini dapat digambarkan melalui tabel penjadwalan
sebagai berikut:
Tabel 1

33
Rencana Penelitian
Kegiatan

Februari

Waktu Penelitian
Maret
April

Mei

Juni

Penetapan
Kelas
Eksperimen
dan
Kelas
Kontrol
Pemberian Tes
Awal TOEIC
dan
melakukan
Experimen
Melakukan
Experimen
Melakukan
Experimen
Memberi pos
tes TOEIC

C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan disain
factorial 2 x 2. Metode ini digunakan karena pengontrolan terhadap subjek yang
diteliti sangat terbatas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil Belajar
bahasa Inggris dan variabel bebas adalah strategi pembelajaran dan motivasi
belajar. Variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap variabel terikat
akan dikontrol melalui validitas eksternal dan validitas internal.

Adapun

rancangan penelitian dengan menggunakan disain factorial 2 x 2 dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2
Rancangan Penelitian Disain Faktorial 2 x 2
Strategi Pembelajaran
Induktif
Deduktif

Motivasi Belajar
Tinggi
SPIMBT
SPDMBT

Rendah
SPIMBR
SPDMBR

34
Keterangan:
SPIMBT

: Strategi Pembelajaran Induktif dengan Motivasi Belajar Tinggi.

SPDMBT

: Strategi Pembelajaran Deduktif dengan Motivasi Belajar Tinggi.

SPIMBR

: Strategi Pembelajaran Induktif dengan Motivasi Belajar Rendah.

SPDMBR

: Strategi Pembelajaran Deduktif dengan Motivasi Belajar Rendah.

D. Teknik Pengambilan Sample
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Semester
II UIN Alauddin makassar yang terbentang dari delapan Fakultas yang ada.
Adapun populasi terjangkau adalah Mahasiswa Semester II Angkatan 2008/2008
yang sedang mengikuti Program Intensifikasi dan Keterampilan Hidup dan
tercatat sebanyak 1850 mahasiswa dari delapan fakultas yang ada di bawah UIN
Alauddin Makassar. Semua mahasiswa mengikuti program intensifikasi bahasa
Inggris dengan mendapatkan materi yang sama berdasarkan kurikulum yang
sama dan dipandu oleh 150 orang dosen yang kualifikasinya relatif sama.
Sample penelitian adalah sebanyak 185 mahasiswa yang dipilih dengan
menggunakan

teknik

purposif-random

sampling.

Fakultas

yang

jumlah

mahasiswanya banyak seperti Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas
Syariah dan Hukum, Fakultas kesehatan Masyarakat, dan Fakultas Sain dan
Teknologi akan dipilih sebanyak 23 – 26 mahasiswa sebagai sample. Fakultas
lain yang jumlah mahasiswanya sedikit akan dipilih rata- rata 15 – 20 mahasiswa
sebagai sample. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan keterwakilan data
terhadap hasil belajar mahasiswa UIN Alauddin. Dari jumlah yang sudah
ditetapkan dari masing-masing Fakultas, kemudian dipilih secara random untuk

35
menjadi sample. Artinya, pemilihan samplenya tidak dibagi ke dalam masingmasing jurusan mengingat jumlha mahasiswa yang ada di dalam jurusan relatif
tidak sama sehingga akan menyulitkan dalam pemilihan.
E. Teknik Pengumpulan Data/ Instrumen
Untuk memperoleh data dari hasil penelitian dibutuhkan dua jenis
instrumen, yakni instrumen untuk mengukur hasil belajar bahasa Inggris dan
instrumen untuk mengukur motivasi belajar. Instrumen untuk mengukur
keberhasilan belajar bahasa Inggris menggunakan jenis instrumen TOEIC yang
sudah mendapat validitas secara internasional dari berbagai negara. Sedangkan
instrumen untuk mengukur motivasi belajar mahasiswa menggunakan skala
motivasi belajar yang akan divalidasi dan ditemukan koefisien realiabilitasnya.
1. Instrumen Hasil belajar bahasa Inggris
a. Definisi Konseptual Hasil Belajar bahasa Inggris
Hasil

belajar

bahasa

Inggris

dalam

penelitian

ini

adalah

kemampuan memperoleh, memproses, dan memproduksi bahasa Inggris
sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
mencakup keterampilan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis
dan unjuk kerja (performa) yang melibatkan aspek-aspek sosial
kebahasaan

dalam

berinteraksi

dengan

orang

lain.

Kemampuan

memperoleh bahasa merujuk pada kawasan kognisi, memproses
informasi yang diperoleh sebagai kawasan afektif, dan memproduksi
bahasa Inggris sebagai kawasan psikomotorik.
b. Definisi Operasional Hasil Belajar bahasa Inggris

36
Hasil belajar bahasa Inggris adalah skor yang meliputi keterampilan
berbicara, mendengar, membaca, dan menulis yang diperoleh dari instrumen
tes TOEIC

yang mencapai nilai minimal 450 yang dikonstruksi dari hasil

penjumlahan keempat keteramplan dikalikan dengan seratus kemudian
dibagi dengan empat.
Untuk menggambarkan secara jelas tentang bagaimana mahasiswa
mendapat nilai dalam masing-masing keterampilan bahasa Inggris dapat
dijelaskan dengan contoh berikut. jika seorang mahasiswa mendapat skor
dalam keterampilan sebagai berikut:
1. Mendengar

: 50

2. Membaca

: 40

3. Berbicara

; 40

4. Menulis dan Gramar

: 40

Maka keempat keterampilan tersebut dijumlahkan menjadi 170 X 10 = 1700 :
4 = 425. Jadi, skor 425 itulah yang menjadi hasil belajar bahasa Inggris dalam
penelitian ini.
c. Kisi- kisi Instrumen
1. Kisi – Kisi Instrumen Hasil Belajar bahasa Inggris
Untuk memperoleh hasil belajar bahasa Inggris, maka dipilih tes yang
sudah baku dan sudah divalidasi dan berlaku umum secara internasional. Hal
ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan bahasa Inggris yang
dimilki mahasiswa UIN Aalauddin itu dapat berlaku umum di seluruh dunia.
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Bahasa Inggris

37
NO

Keterampilan

1

2

3

4

Mendengar

Membaca

Berbicara

Menulis

Indikator

Bobot
Penilaian

Jumlah
Butir

50

50

50

50

80

2

100

2

Mampu
mendengar
dialog pendek,
dialog panjang,
dan
monolog
yang
berisi
academic
English .
Mampu
membaca
wacana
sederhan,
wacana
akademik, dan
wacana bebas
Mampu
mengungkap
pengalaman
hidup
secara
individu,
menyelesaikan
permasalahan
secara lisan
Menulis
hasil
bacaan di dalam
tabel, opini, dan
bebrbagai solusi
yang diberikan

Jumlah

280

104

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa untuk instrumen hasil belajar
bahasa Inggris, peneliti tidak perlu melakukan uji validitas, perhitungan
reliabilitas dan tes untuk analisis butir soal karena tes tersebut sudah
dilakukan uji coba dan telah menjadi standar bagi selur

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25