TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 2

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 2
GREEN ACCOUNTING
A. Pengertian
Green accounting adalah jenis akuntansi lingkungan yang menggambarkan upaya
untuk menggabungkan manfaat lingkungan dan biaya ke dalam pengambilan keputusan
ekonomi atau suatu hasil keuangan usaha, Green Accounting menggambarkan upaya untuk
menggabungkan manfaat lingkungan dan biaya ke dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Perusahaan akuntansi lingkungan berkaitan dengan dampak lingkungan sebuah
bisnis, akuntansi lingkungan nasional berusaha untuk mencapai yang sama pada tingkatnegara. Green acounting adalah jenis akuntansi yang mencoba untuk menghubngkan faktor
baiya lingkungan ke dalam hasil kegiatan usaha perusahaan.
B. Fungsi green accounting dibagi menjadi 2 :
a. Fungsi internal
Fungsi internal memungkinkan unutk mengatur biaya konservasi lingkungan dan
menganalisis biaya linhkuang dengan manfaatnya,dan meningkatakan efektifitas dan
efisiensi aktivitas konservasi lingkungan terkait dengan keputusan yang dibuat.
Akuntansi lingkungan dapat berfungsi sebagai alat manajemen yang digunakan
manajer dan unit bisnis terkait.
b. Fungsi eksternal
Dengan mengukapkan hasil pegukuran kuantitatif dari kegiatan konservasi
lingkungan, fungsi eksternal memunginkan sebuah perusahaan untuk mempengaruhi
keputusan stakeholder. Diharapkan bahwa dari akuntansi lingkungan dapat memenuhi

tanggung jawab perusahaan dalam akuntanbilitas satkeholder dan digunakan untuk
evaluasi dari konservasi lingkungan.
Intinya adalah bahwa akuntansi lingkungan bertujuan untuk meningkatkan jumlah
informasi yang relevan yang dibuat untuk pihak yang memerlukan dan dapat digunakan.
Kesuksesan dari akuntansi lingkungan tidak tergantung dari bagaimana perusahaan
mengklasifikasikan biaya yang terjadi di perusahaan.
C. Ruang Lingkup Green Accounting
Akuntansi lingkungan bertujuan mengukur biaya dan manfaat sosial sebagai akibat
dari aktifitas perusahaan dan pelaporan prestasi peruasahaan Akutansi lingkungan adalah
sebuah alat fleksibel yang dapat diterapkan dalam skala pengguanaan dan cakupan ruang
lingkup yang berbeda. Skala yang digunakakan tergantung dari kebutuhan, kepentingan,
tujuan dan sumber daya perusahaan. Permasalahan dalam menentukan ruang lingkup
akuntasni lingkungan adalah bagaimana perusahaan dapat menetukan biaya lingkungan yang
muncul akibat aktivitas bisnisnya yang mana biaya tersebut terkadang tidak dapat diukur
secara akuntansi. Semakin luas cakupanya perusahaan mungkin akan mengalami kesulian
dalam mengukurnya.

Konsep Green Accounting
Konsep sistem akuntansi lingkungan dapat diterapkan oleh perusahaan dalam skala
yang besar maupun skala kecil dalam setiap industri dalam sektor manufaktur dan jasa.

Penerapan akuntansi lingkungan harus dilakukan dengan sistematis atau didasarkan pada
kebutuhan perusahaan. Keberhasilan dalam penerapan akuntansi lingkungan terletak pada
komitmen manajemen dan keterlibatan fungsional. Sebuah perusahaan tidaklah terlepas dari
tanggung jawab lingkungan, karena itu diperlukan suatu cara untuk mengintegralkan biaya
lingkungan misalnya konsep eksternalitas dimana konsep ini melihat dampak langsung
aktivitas suatu entitas terhadap lingkungan sosial, non-sosial dan ekologis. Langkah awal
yang dapat dilakukan terkait biaya lingkungan adalah dengan mengategorikan jenis biaya
terkait dengan memerhatikan beberapa aspek seperti lokasi situs limbah, jenis limbah
berbahaya, metode pembuangan, dan lainnya. Biaya lingkungan mengandung biaya yang
eksplisit dan implisit. Biaya implisit seperti biaya yang timbul akibat potensi kewajiban yang
muncul.
Sistem penilaian biaya lingkungan dapat membantu memperbaiki keputusankeputusan yang terkait dengan keputusan bauran produk, pemilihan input produksi, penilaian
pencegahan pencemaran, evaluasi pengelolaan limbah serta penentuan harga produk.
Terdapat beberapa cara untuk mengetahui biaya-biaya lingkungan perusahaan yaitu dengan
mengadopsi sistem akuntansi konvensional, activity based costing, full cost
accounting dan total cost assessment.
E. Biaya-biaya dalam Green accounting
Conventional Costs
D.


Biaya menggunakan bahan baku, utilitas, barang modal, dan pasokan biasanya
dibahas dalam akuntansi biaya dan penganggaran modal, tetapi tidak dipertimbangkan
sebagai biaya lingkungan. Penurunan penggunaan dan sedikitnya limbah yang dihasilkan dari
bahan baku, utilitas, barang modal, serta pasokan yang ramah lingkungan dapat mengurangi
degradasi lingkungan dan penggunaan dari sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Penting
untuk memperhitungkan biaya tersebut sebagai keputusan bisnis, dengan melihat apakah
biaya tersebut dikatakan sebagai biaya lingkungan atau tidak.
Potentially Hidden Costs
Potentially hidden costs adalah biaya-biaya yang mungkin berpotensi tersembunyi
dari manajer. Diantaranya adalah upfront environmental costs¸ yang terjadi sebelum proses
operasi. Biaya ini dapat mencakup biaya untuk rancangan produk ramah lingkungan,
kualifikasi pemasok, evaluasi peralatan pengendalian pencemaran alternatif, dan sebagainya.
Contingent Costs
Contingent costs atau biaya kontinjensi adalah biaya yang mungkin atau tidak
mungkin terjadi di masa depan. Misalnya biaya untuk kompensasi atas kecelakaan
pencemaran lingkungan, denda dan hukuman pelanggaran peraturan di masa depan atau biaya
tak terduga lainnya atas konsekuensi di masa depan.

Image and Relationship Costs
Beberapa biaya lingkungan dapat disebut “less tangible” atau “tangible” karena

biaya ini dikeluarkan untuk mempengaruhi persepsi manajemen, pelanggan, karyawan,
masyarakat, dan regulator. Biaya ini juga dapat disebut sebagai biaya “citra perusahaan”.
Biaya kategori ini dapat termasuk biaya pelaporan lingkungan tahunan dan kegiatan
hubungan masyarakat, biaya yang dikeluarkan sukarela untuk kegiatan lingkungan seperti
menanam pohon, dan biaya yang dikeluarkan untuk program penghargaan atau pengakuan.