Perda Syariah Sebagai Output dari Sistem

Perda Syariah Sebagai Output dari Sistem Pemerintahan
Daerah Nangroe Aceh Darusalam Menurut Pandangan
Struktural Fungsional ‘AGIL’ Talcott Parsons

Disusun oleh :
Aisya Sughma

13/347896/SP/25713

Andriana Sekar Arum

13/348677/SP/25795

Arlita Rahma

13/353804/SP/26008

Fathia Rahmawati

13/347809/SP/25686


Jagad Putra Dewantama

13/348444/SP/25783

Mufidatul Khasanah

13/348435/SP/25774

Rasyid Agam Fudail

13/l347906/SP/25719

Setyo Kinanthi

13/347895/SP/25712

Sonia Kristavilia

13/348482/SP/25788


SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013/2014

BAB I
PENDAHULUAN
Perda syariat dapat dikatakan sebagai sebuah fenomena di Indonesia. Berawal dari
pembentukan perda syariat yang bersamaan dengan ide otonomi daerah pasca pemerintahan
orde baru. Setelah tumbangnya rezim Soeharto, lahir Undang-Undang No.22 tahun 1999
tentang otonomi daerah, yang selanjutnya direvisi menjadi Undang-Undang No.32 Tahun
2004 tentang pemerintah daerah. Otonomi Daerah memberikan fleksibilitas bagi daerah
dalam merencanakan pembangunan, khususnya dalam pembuatan Peraturan Daerah guna
mencapai tujuan pembangunan nasional. Hal ini memberikan kesempatan bagi munculnya
keberagaman hukum dan politik di era reformasi yang sebelumnya dibatasi oleh rezim
Soeharto.
Selain itu apabila kita mengingat kembali sejarah yang pernah terjadi di Aceh,
keberadaan Islam tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan masyarakatnya. Dalam UndangUndang Nomor 11 Tahun 2006 telah diperkuat secara resmi tentang diberlakukannya syariat
Islam di Aceh. Meskipun telah diterapkan di beberapa daerah, peraturan daerah bernuansa
Islam ini, masih menimbulkan banyak pro dan kontra bagi masyarakat didaerah yang

menerapkannya maupun yang tidak. Mengingat Indonesia merupakan negara yang
multikultural, khususnya dalam hal agama. Seiring dengan perjalanan reformasi bangsa
Indonesia muncul keinginan bagi sebagian kalangan yang peduli pada komitmen keislaman
agar Islam betul-betul eksis, baik secara normatif maupun kultural. Pencapaian itu dimulai
melalui politik kekuasaan, terlihat dari kemunculan berbagai partai Islam. Selain itu di daerah
yang mempunyai basis keislaman yang kuat muncul keinginan untuk menerapkan ajaran
Islam secara menyeluruh.
Aceh, menuntut diberlakukannya Undang-Undang Otonomi khusus sebagai daerah
Istimewa dan sebagai daerah yang memiliki budaya Islam yang sangat kental, yang terkenal
dengan serambi Mekah. Seperti yang telah banyak diberitakan, ada sekelompok masyarakat
yang diuntungkan maupun dirugikan dengan adanya perda syariat ini. Salah satu kasus yang
terjadi berkaitan dengan pelanggaran HAM. Hal ini tentu menimbulkan aksi protes dari
berbagai pihak. Berangakat dari permasalahan tersebut, kami mencoba untuk melihat dan
menganalisis kinerja pemerintah daerah Aceh dalam menerapkan perda syariat yang telah
diresmikan. Bagaimana aturan tersebut dapat berjalan ditengah kondisi masyarakat Aceh
yang tidak hanya memeluk agama islam saja ?

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pemerintah Pusat

Dalam ketentuan umum Qanun pasal I, Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut
Pemerintah adalah Perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas Presiden
beserta para Menteri.
2.2 Pengertian Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Dalam ketentuan umum Qanun pasal I, Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam selanjutnya disebut Pemerintah Provinsi adalah Gubernur beserta Perangkat
Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
2.3 Pengertian Perangkat Provinsi
Dalam ketentuan umum Qanun pasal I, Perangkat Provinsi adalah orang/lembaga
pada Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang

bertanggungjawab kepada

Gubernur dan membantu Gubernur dalam menyelenggarakan pemerintahan yang terdiri atas
Sekretariat Provinsi, Dinas Provinsi, Lembaga/Badan dan Unit Kerja Teknis Provinsi atau
nama lain sesuai dengan kebutuhan Provinsi.
2.4 Pengertian Qanun
Dalam ketentuan umum Qanun pasal I, Qanun adalah Peraturan Provinsi sebagai
Pelaksanaan undang-undang di Wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dalam rangka
penyelenggaraan otonomi khusus.

2.5 Teori AGIL Talcott Parsons
Teori AGIL dari Talcott Parsons merupakan sebuah cara untuk menjelaskan tentang
fungsi sebuah sistem. Adapun pengertianya ialah:
-

Adaptation : Sistem harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang dari luar.
Sitem beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan

-

kebutuhan-kebutuhannya.
Goal : Sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan-tujuan utamanya.

-

Integration : Sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian yang menjadi
komponennya, ia harus mengatur hubungan antar ketiga imperatif fungsi-fungsi

-


tersebut (AGL).
Latency : Sistem harus melengkapi memelihara dan memperbaharui motivasi individu
dan pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi tersebut.
(Ritzer, 2008)

BAB III
PEMBAHASAN
Adanya perubahan atau pergeseran di dalam sistem pemerintahan Provinsi Nangroe
Aceh Darusalam, yang semula terpusat dan kini telah diberlakukan otonomi daerah. Mau
tidak mau akan mengubah cara kerja dan cara pandang dari pihak-pihak yang terlibat, baik itu
pihak internal maupun eksternalnya.
Pihak internal dari sistem pemerintahan Provinsi Nangroe aceh Darusalam itu sendiri
terdapat:
Pemerintah Provinsi yang terdiri dari Gubernur beserta Perangkat Daerah Otonom
yang lain sebagai Badan Eksekutif Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Perangkat Provinsi yang terdiri atas Sekretariat Provinsi, Dinas Provinsi,
Lembaga/Badan dan Unit Kerja Teknis Provinsi atau nama lain sesuai dengan kebutuhan
Provinsi.
Dalam pelaksanaannya, perda syariah Aceh telah memiliki badan yang bertugas

mengawasi pelaksanaan Syariat Islam, disebut Wilayatul Hisbah. Serta Penyidik yang
diangkat dan diberi wewenang untuk melakukan penyidikan yang berhubungan dengan
pelaksanaan Syariat Islam, yaitu pejabat kepolisian Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam atau
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
.

Daftar Pustaka


http://digilib.uin-suka.ac.id/3153/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR
%20PUSTAKA.pdf



http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23579/4/Chapter%20I.pdf



https://www.academia.edu/4273835/Permasalahan_Implementasi_Perda_Syariah_dal
am_Otonomi_Daerah




http://mui-bukittinggi.org/index.php?
option=com_content&view=article&id=58:kontroversi-seputar-perdasyariah&catid=35:artikel&Itemid=54

http://www1-media.acehprov.go.id/uploads/qanun_prov_nad_no_11_tahun_2002.pdf
http://www1-media.acehprov.go.id/uploads/qanun_prov_nad_no_07_tahun_2002.pdf