TEORI PSIKOSEKSUAL DAN PSIKOSOSIAL pada

1

TEORI PSIKOSEKSUAL DAN PSIKOSOSIAL
Moh Arif Andrian
156150600111002, PTI-B
Abstrak
Seperti yang telah diketahui bersama, Teori Psikoseksual yang dipelopori
oleh Sigmund Freud serta Teori Psikososial yang dipelopori oleh Erik H.
Erikson, bersumber dari satu aliran Psikologi yakni aliran Psikoanalisa (
Psikoanalitis ) yang dikenalkan oleh Sigmund Freud. Setelah itu Sigmund
Freud kembali mengembangkan Teori tersebut menjadi sebuah teori
yang dapat digunakan sebagai prinsip-prinsip dasar yang dapat
menjelaskan proses dalam perkembangan manusia, yang kemudian
lebih dikenal dengan sebutan Teori Psikoseksual..
Kata-kata kunci: Psikoseksual, Psikososiali.

Pendahuluan
Perkembangan anak terjadi dari masa prenatal hingga akhir hidupnya.
Akan tetapi perkembangan paling optimal terjadi pada tahun-tahun awal
pertumbuhan anak. Suatu perkembangan yang baik juga dipengaruhi oleh faktor
pendukung yang baik. Masa infancy suatu perkembangan dapat dilihat dari halhal kecil yang bayi lakukan seperti tangisan bayi yang mengekspresikan banyak

hal. Sedangkan dalam masa toddlerhood perkembangan anak dapat terlihat
dengan lebih jelas. Dan dalam makalah ini hal-hal tersebut akan dibaha secara
lebih lanjut.
Pada dasarnya setiap individu pasti mengalami suatu perkembangan.
Dimana perkembangan tersebut terjadi dalam beberapa aspek, mulai dari
kognitif hingga pikososialnya. Psikososial juga berkaitan dengan emosi anak
dalam berperilaku. Sehingga dengan mengetahui perkembangan anak dalam
segi psikososial kita dapat merespon dan memahami perilaku anak dengan baik.
Pembahasan
Menurut Sigmund Freud (1856-1939) fase-fase perkembangan individu
didorong oleh energi psikis yang disebut libido. Libido ini merupakan energi yang
bersifat seksual (diartikan secara luas sebagi dorongan kehidupan) dan sudah
ada sejak bayi. Setiap tahap perkembangan ditandai dengan berfungsinya
dengan dorongan-dorongan tersebut pada daerah tubuh tertentu. Sejalan
dengan perkembangan psikoseksual, berkembang pula struktur kepribadian id,
ego, dan superego.
Tahapan Psikoseksual ( Sigmund Freud ) Fase Oral (0 – 1 Tahun) Sumber
kenikmatan utama bayi melibatkan aktifitas berorientasi mulut, seperti menelan
(makan, minum ) dan menghisap ( menyusu, memasukkan jari-jari tanagn ke
mulut ). Fase Anal (1 – 3 Tahun) Anak mendapatkan kepusan seksual dengan

menahan atau melepaskan feces. Zona kepuasnnya adalh daerah anal dan toilet
training merupakan aktivitas penting. Fase Falik (3 – 6 Tahun) Anak menjadi
lengket dengan ornag tua dari jenis kelamin berlainan dan kemudian

2

mengidentifikasinya dengan orang tua berjenis kelamin sama. Superego
berkembang. Zona kepuasannya bergeser ke daerah genital. Periode Laten (6 –
12 Tahun) Masa yang relative tenang diantara tahapan-tahapan yang lebih
bergelora. Fase Genital (12 Tahun ke atas) Kemunculan kembali dorongan
seksual tahap falik, disalurkan kepada kematangan seksualitas masa dewasa.
Perkembangan psikososial adalah tahap-tahap kehidupan seseorang dari
lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi
dengan suatu organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologis,
perkembangan psikososial juga berhubungan dengan perubahan-perubahan
perasaan atau emosi dan kepribadian serta perubahan dalam bagaimana
individu berhubungan dengan orang lain.
Tahapan
Psikososial
(Erik

Erikson)
Kepercayaan
dasar
VS
Ketidakpercayaan (lahir hingga 12–18 Bulan ) Bayi mengembangkan perasaan
bahwa dunia merupakan tempat yang baik dan aman. Hikmah : Harapan.
Autonomi (Kemandirian) VS Rasa malu dan ragu (12–18 Bulan hingga 3 Tahun)
Anak mengembangkan keseimbangan independen dan kepuasan diri terhadap
rasa malu dan keraguan. Hikmah : Kehendak. Inisiatif VS Rasa bersalah (3
hingga 6 Tahun) Anak mengembangkan inisiatif ketika mencoba aktifitas baru
dan tidak terlalu terbebani oleh rasa bersalah. Hikmah : Tujuan. Industri VS
Inferioritas (6 – 12 Tahun ) Anak harus belajar keterampilan budaya atau
menghadapi perasaan tidak kompeten. Hikmah : Keterampilan. Identitas VS
Kekacauan Identitas (Mulai 12 Tahun) Remaja harus menentukan pemnahaman
akan diri sendiri ( “Siapakah saya ini ?” ) atau merasakan kekacauan peran.
Hikmah : Loyalitas / Dapat dipercaya. Intimasi VS Isolasi (18–40 Tahun) Individu
mencoba membuat komitmet dengan orang lain; apabila tidak sukses, maka dia
akan menderita isolasi dan pemisahan diri. Hikmah : Cinta. Produktivitas VS
Stagnasi (40 – 60 Tahun ) Perhatian orang dewasa yang sudah matang adalah
membangun dan membimbing generasi selanjutnya atau merasa tidak percaya

diri. Hikmah : Rasa peduli. Integritas Ego VS Putus asa (60 Tahun ke atas)
Individu yang lebih tua mendapatkan penerimaan terhadap hidup, membuatnya
dapat menerima kematian, atau sebaliknya putus asa atas ketidakmampuannya
menghidupkan kembali hidupnya. Hikmah : Kebijaksanaan.
Penutup
Teori
Psikoseksual menggunakan
landasam
pemikiran yaitu
perkembangan individu dari energi psikis, berupa libido yang bersifat seksual,
sedangkan landasan pemikiran Teori Psikososial menggunakan pengaruh–
pengaruh yang ditimbulkan oleh masyarakat serta kebudayaan (kultur) terhadap
perkembangan kepribadian.
Teori Psikoseksual menyatakan bahwa pengalaman di awal masa kanak–
kanak membentuk kepribadian secara permanen (sementara waktu), sedangkan
Teori Psikososial menyatakan bahwa perkembangan ego bersifat seumur hidup.
Teori Psikoseksual menggunakan fase–fase kenikmatan seksual sebagai
penentu tahapan perkembangannya, sementara Teori Psikososial menggunakan

3


Fase saling kontra (berlawanan) untuk menggambarkan setiap tahap dalam
perkembangannya.
Teori Psikososial dari Erikson lebih meyakinkan dalam hal penekanannya
terhadap nilai penting pengaruh sosial dan kebudayaan juga menyangkut
perkembangan setelah masa remaja, dibandingkan dengan Teori Psikoseksual
dari Freud.
Teori Psikoseksual menyatakan bahwa penyebab dari perubahan yang
terjadi pada setiap fasenya, dipengaruhi oleh faktior bawaan yang dimodifikasi
oleh pengamatan, sedangkan Teori Psikososial menyatakan bahwa penyebab
dari perubahan yang terjadi pada setiap fasenya adalah dipengaruhi oleh
interaksi antara faktor bawaan dan pengalaman.
Pada Teori Psikoseksual, keagresifan individu dikatakan lebih rendah
dibandingkan dengan Teori Psikososial yang cenderung bersifat lebih aktif,
didalam pelaksanaannya.
Teori Psikoseksual membagi tahapannya ke dalam 5 Fase, sedangkan
Teori Psikososial membaginya kedalam 8 Fase tahap perkembangan manusia
yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan Teori Psikoseksual..
Daftar Rujukan
Pressley, M. & McCormick, C. B. 2007. Child and Adolescent Development for

Educators. New York: The Guilford Press.
Papalia,Diane E. ,Sally Wendkos Old, Ruth Duskin Feldman, 2008, Human
Development, Jakarta : Penerbit Kencana.