BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian akan dipaparkan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data hasil yang diperoleh dari aktivitas pelaksanaan yang berlangsung di SDN 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan adalah sebagai berikut:

4.1.1. Paparan Pra Siklus Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan agar dalam penelitian nanti dapat berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang baik.

Peneliti menemui Kepala Sekolah SDN 3 Tanjungrejo yaitu Bapak Triyono, S.Pd meminta izin melakukan penelitian pada hari senin tanggal 05 September 2016 dan peneliti pada hari sabtu tanggal 15 September 2016 sekitar pukul 09.00 menyerahkan surat permohonan ijin mengadakan penelitian. Peneliti sekaligus meminta data-data tentang SDN 3 Tanjungrejo mulai nama siswa, guru dan karyawan. Bapak Triyono, S.Pd menyarankan untuk menemui Wali kelas IV yaitu ibu Marsiti, S.Pd.

Peneliti dengan guru mata pelajaran matematika kelas IV pada tanggal 07 September 2016 melakukan wawancara yang dapat memperoleh beberapa informasi bahwa dalam pembelajaran matematika, guru masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan sehingga pada saat proses pembelajaran siswa merasa jenuh dan mencari kesibukan sendiri. Siswa kelas

IV berdasarkan data yang diperoleh ada 28 siswa yang terdiri 12 siswa laki- laki dan 16 perempuan. Peneliti menyampaikan bahwa yang akan bertindak sebagai pelaksana tindakan adalah peneliti dan guru pengampu akan bertindak sebagai observer yang bertugas untuk mengamati semua aktivitas penelitian dan siswa dalam kelas selama kegiatan pembelajaran. Peneliti memberi lembar observasi, menunjukkan lembar observasi dan menjelaskan cara mengisinya IV berdasarkan data yang diperoleh ada 28 siswa yang terdiri 12 siswa laki- laki dan 16 perempuan. Peneliti menyampaikan bahwa yang akan bertindak sebagai pelaksana tindakan adalah peneliti dan guru pengampu akan bertindak sebagai observer yang bertugas untuk mengamati semua aktivitas penelitian dan siswa dalam kelas selama kegiatan pembelajaran. Peneliti memberi lembar observasi, menunjukkan lembar observasi dan menjelaskan cara mengisinya

Peneliti memasuki kelas didampingi oleh guru matematika pada hari rabu tanggal 07 September 2016 sesuai dengan rencana kesepakatan dengan guru mata pelajaran matematika kelas IV. Pertama kali memasuki kelas IV, peneliti diperkenalkan oleh guru kepada siswa-siswi dan memberikan pengertian maksud dan tujuan kedatangan peneliti di kelas IV. Peneliti mengamati secara cermat situasi dan kondisi siswa kelas IV yang dijadikan subyek penelitian. Peneliti mengadakan pra siklus pada hari itu juga. Pra siklus tersebut diikuti oleh semua siswa sebanyak 28 Siswa. Peneliti memberikan 10 butir soal pada pra siklus ini. Hasil pra siklus matematika materi menentukan FPB dan KPK kelas IV dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1

Skor Pra Siklus Siswa Kelas IV SDN 3Tanjungrejo

NO Nama Siswa

Keterangan (Inisial)

Jenis Kelamin

50 Tidak Tuntas

3 IK

50 Tidak Tuntas

50 Tidak Tuntas

46 Tidak Tuntas

50 Tidak Tuntas

14 FFR

50 Tidak Tuntas

50 Tidak Tuntas

Lanjutan

18 MAR L 60 Tuntas

19 MDA

46 Tidak Tuntas

50 Tidak Tuntas

50 Tidak Tuntas Total Skor

Jumlah Siswa Keseluruhan 28

Jumlah Siswa yang Tuntas

JUmlah Siswa Yang Belum Tuntas

Jumlah Siswa Yang Tidak Ikut Tes Prosentase Tuntas

Tidak Tuntas

JumlahSisw aYangTunta sBelajar Prosentase Ketuntasan =

x 100% JumlahSisw aMaksimal

Data hasil pra siklus ditemukan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang biasanya dilakukan pembelajaran yakni ceramah menunjukkan belum tercapai hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya KPK dan FPB.

Tabel hasil pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 10 siswa dan 18 siswa yang tuntas belajar. Nilai rata-rata siswa SDN 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan pada pra siklus adalah sebesar 61,28 dan persentase ketuntasan belajar sebesar 64,28 % dan yang belum tuntas 35,72%. Jumlah kriteria ketuntasan di atas bila dibuat dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 4.1. Jumlah Kriteria Ketuntasan Pra Siklus

Jumlah 28 siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dapat diketahui nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 80 dan yang terendah adaalah

46. Data lengkap peroleh nilai oleh siswa pada pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus Siswa SDN 3 Tanjungrejo

Hasil yang di peroleh dari pra siklus berasal dari peneliti melakukan kegiatan survei awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Proses ini dilakukan melalui observasi dan tes awal pelajaran matematika tentang materi menentukan KPK dan FPB dengan hasil awal antara lain: guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran, kegiatan pembelajaran kurang hidup, guru tidak menyiapkan media yang bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran, guru kurang sigap dalam merespon jawaban siswa, guru kurang banyak memberikan contoh soal, guru kurang aktif dalam mengelola kelas. Siswa menemui permasalahan pada dirinya yaitu: siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran, siswa kurang memperhatikan penjelasan dan tugas dari guru, siswa masih banyak Hasil yang di peroleh dari pra siklus berasal dari peneliti melakukan kegiatan survei awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Proses ini dilakukan melalui observasi dan tes awal pelajaran matematika tentang materi menentukan KPK dan FPB dengan hasil awal antara lain: guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran, kegiatan pembelajaran kurang hidup, guru tidak menyiapkan media yang bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran, guru kurang sigap dalam merespon jawaban siswa, guru kurang banyak memberikan contoh soal, guru kurang aktif dalam mengelola kelas. Siswa menemui permasalahan pada dirinya yaitu: siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran, siswa kurang memperhatikan penjelasan dan tugas dari guru, siswa masih banyak

Hasil pra siklus siswa masih jauh dari ketuntasan kelas yang diharapkan oleh peneliti yaitu 75% dari jumlah siswa dalam satu kelas. Hasil tes tersebut peneliti mulai merencanakan tindakan yang akan dipaparkan pada bagian selanjutnya yaitu mengadakan proses pembelajaran yakni memasangkan kartu- kartu soal dengan jawaban dengan menggunakan model Make A Match. Hasil tes ini nantinya akan peneliti gunakan sebagai acuan peningkatan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

4.1.2. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas dua pertemuan. Peneliti dalam penelitian ini berkolaborasi dengan guru kelas IV SD Negeri 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari dan peneliti bertindak sebagai observer (pengamat). Jadwal pelaksanaan penelitian ini disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran matematika di sekolah yang bersangkutan agar tidak mengganggu jam mata pelajaran lain. Pelaksanaan penelitian per siklus dapat dilihat sebagai berikut.

a. Siklus 1 Hasil penelitian ini, peneliti menguraikan tahapan dalam penelitian.

Tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas ini terbagi menjadi 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Secara lebih jelasnya masing-masing tahapan dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan Tindakan

a. Observasi tempat penelitian

Penelitian ini sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi di SDN 3 Tanjungrejo pada tanggal 05 September 2016 untuk menyampaikan maksud kedatangan peneliti dan meminta izin untuk mengadakan penelitian. Peneliti menemui guru kelas IV setelah menemui Bapak Triyono, S.Pd selaku Kepala Sekolah untuk melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran matematika untuk mengkonsultasikan tentang rencana peneliti yang akan dilakukan di kelas IV.

b. Mempersiapkan Skenario Pembelajaran Peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, materi yang akan diberikan pada siswa yaitu memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB. Peneliti dalam merancang rencana pembelajaran menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian siswa. Peneliti melaksanakan tindakan terlebih dahulu dan mengkonsultasikan rencana pembelajaran kepada guru matematika kelas IV pada tanggal 10 September 2016. Peneliti kembali ke SDN 3 Tanjungrejo setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk mengkonsultasikan rencana pembelajaran. Peneliti menemui Ibu Marsiti,S.Pd selaku guru mata pelajaran Matematika setelah sampai di SDN 3 Tanjungrejo untuk berkonsultasi rencara pelaksanaan pembelajaran. Ibu Marsiti,S.Pd mengkoreksi rencana pembelajaran peneliti dengan cermat dan juga memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat.

c. Menyiapkan materi pembelajaran Peneliti menyiapkan materi pembelajaran menggunakan buku dari SD N 3 Tanjungrejo, tetapi juga peneliti juga bisa menggunakan buku lainnya sebagai tambahan materi. Peneliti menemui guru matematika untuk meminjam buku paket matematika sebagai bahan untuk mengajar.

d. Menyiapkan tes formatif dan instumen penilaian Peneliti menyiapkan potongan kartu-kartu soal dan jawaban untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa bisa bermain sambil belajar dengan suasana menyenangkan dalam menyerap materi yang d. Menyiapkan tes formatif dan instumen penilaian Peneliti menyiapkan potongan kartu-kartu soal dan jawaban untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa bisa bermain sambil belajar dengan suasana menyenangkan dalam menyerap materi yang

Peneliti terlebih dahulu mevalidasi soal supaya agar layak diujikan sebelum memberikan dan melaksanakan pembelajaran dengan potongan kartu serta soal formatif kepada siswa. Peneliti melakukkan validasi pertama kepada kelas atasnya yaitu kelas V untuk mengetahui soal-soal yang akan diberikan kepada siswa kelas IV. Peneliti membuat persiapan untuk instrumen penilaian setelah selesai melaksanakan validasi soal.

e. Instrumen Penilaian Instrumen penilaian ini digunakan dalam kegiatan observasi, yang mana dalam kegiatan nanti model yang diterapkan meningkat atau tidak serta membuat lembar observasi terhadap peneliti dan aktivitas siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran di kelas.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan siklus pertama ini siswa diminta untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB). Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1 dan pertemuan ke 2 adalah sebagai berikut:

a) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan 1. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari rabu tanggal 28 September 2016. Siswa pada pertemuan pertama ini diminta untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Guru mengawali dengan perkenalan sebelum jam pelajaran dimulai. Siswa diminta untuk mengawali pelajaran dengan berdo a pada saat pelajaran dimulai. Guru menjelaskan pelajaran yang akan dipelajari beserta indikatornya kemudian proses belajar mengajar dimulai. Beberapa siswa masih merasa canggung, karena pasangan mereka ada yang berlawanan jenis. Hari pertama, guru dinilai masih mempunyai kekurangan dalam mengajar, diantaranya adalah siswa masih kurang a) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan 1. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari rabu tanggal 28 September 2016. Siswa pada pertemuan pertama ini diminta untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Guru mengawali dengan perkenalan sebelum jam pelajaran dimulai. Siswa diminta untuk mengawali pelajaran dengan berdo a pada saat pelajaran dimulai. Guru menjelaskan pelajaran yang akan dipelajari beserta indikatornya kemudian proses belajar mengajar dimulai. Beberapa siswa masih merasa canggung, karena pasangan mereka ada yang berlawanan jenis. Hari pertama, guru dinilai masih mempunyai kekurangan dalam mengajar, diantaranya adalah siswa masih kurang

Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan pertama di SDN 3 Tanjungrejo adalah sebagai berikut. (1) Kegiatan Awal. Peneliti memulai kegiatan awal pembelajaran dengan memberi salam, berdo a dan perkenalan, menyiapkan alat dan bahan pembelajaran, mengkondisikan

beberapa kelompok, menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik.

(2) Kegiatan Inti. Kegiatan inti dimulai dengan proses pembelajaran dengan cara peneliti membagikan kartu soal kepada semua siswa. Guru menjelaskan materi secara singkat tentang kelipatan persekutuan terkecil (KPK) serta memberi kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang materi. Siswa dalam kelompok diberi tugas untuk menuliskan satu soal. Siswa mengumpulkan kembali kartu yang berisi soal pada guru. Siswa diminta untuk mengocok kartu soal yang telah berisi pertanyaan kemudian membagikannya secara acak kepada teman-temannya, siswa dalam kelompok memecahkan soal yang telah diterima secara individu. Peneliti membagi siswa dalam kelompok dan membagikan kartu soal secara acak. Peneliti memberikan intruksi pada siswa dengan meminggirkan bangku dan meja untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran Make A Match (mencari pasangan). Siswa lebih leluasa dalam proses pembelajaran dengan model Make A Match kemudian peneliti mengarahkan siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Peneliti meminta siswa untuk berhadap-hadapan, yakni satu kelompok untuk berdiri berjejer di depan kelas dan kelompok yang kedua berdiri berjejer di belakang kelas. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban pada kartu soal dan guru (2) Kegiatan Inti. Kegiatan inti dimulai dengan proses pembelajaran dengan cara peneliti membagikan kartu soal kepada semua siswa. Guru menjelaskan materi secara singkat tentang kelipatan persekutuan terkecil (KPK) serta memberi kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang materi. Siswa dalam kelompok diberi tugas untuk menuliskan satu soal. Siswa mengumpulkan kembali kartu yang berisi soal pada guru. Siswa diminta untuk mengocok kartu soal yang telah berisi pertanyaan kemudian membagikannya secara acak kepada teman-temannya, siswa dalam kelompok memecahkan soal yang telah diterima secara individu. Peneliti membagi siswa dalam kelompok dan membagikan kartu soal secara acak. Peneliti memberikan intruksi pada siswa dengan meminggirkan bangku dan meja untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran Make A Match (mencari pasangan). Siswa lebih leluasa dalam proses pembelajaran dengan model Make A Match kemudian peneliti mengarahkan siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Peneliti meminta siswa untuk berhadap-hadapan, yakni satu kelompok untuk berdiri berjejer di depan kelas dan kelompok yang kedua berdiri berjejer di belakang kelas. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban pada kartu soal dan guru

(3) Kegiatan Akhir. Selesai melakukan presentasi setiap kelompok mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi secara individual terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan untuk mengetahui daya serap siswa.

Peneliti mengalami beberapa kendala pada saat pertemuan pertama. Peneliti melakukan perkenalan dengan para siswa pada saat pertama kalinya melalui cara menuliskan nama masing-masing siswa disebuah potongan kertas agar kemudian ditempelkan di baju masing-masing siswa. Peneliti menemukan pada saat sesi perkenalan tersebut bahwa ada salah satu siswa yang ternyata kemampuannya untuk menulis masih sangatlah rendah dikarenakan siswa tersebut tidak dapat menulis apanila tidak ada contoh tulisan yang akan ditulisnya. Mengetahui kondisi tersebut, kemudian peneliti membantu siswa tersebut untuk menuliskan namanya. Peneliti berinisiatif memberikan catatan khusus untuk siswa yang lambat dalam menulis tersebut agar tidak ketinggalan pada saat sesi mencatat dari catatan dipapan tulis untuk mempermudah jalannya proses belajar mengajar dikelas. Solusi yang diberikan oleh peneliti, ternyata hal tersebut memang sangat membantu dan proses pembelajaranpun menjadi lancar.

Peneliti mengalami kendala yang ke dua yaitu pada saat menjelaskan materi yang disampaikan maupun pada saat memberikan instruksi, siswa tidak memperhatikan dan asik mengobrol dengan teman sebangku. Peneliti berfikir untuk menerapkan classroom management. Peneliti memilih menerapkan classroom management karena selain sebelumnya guru dikelas

IV tidak menggunakan teknik tersebut, peneliti sudah pernah mengalami kendala tersebut dan dapat mengatasinya dengan cara menerapkan IV tidak menggunakan teknik tersebut, peneliti sudah pernah mengalami kendala tersebut dan dapat mengatasinya dengan cara menerapkan

b) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan 2. Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum at tanggal 30 September 2016. Siswa diminta untuk menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) yang lebih mendalam pada pertemuan kedua jika dibandingkan dengan materi pada pertemuan pertama.

Langkah-langkah dan deskripsi pembelajaran pada tindakan siklus I pertemuan kedua adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan Awal.

Kegiatan diawali dengan guru memberikan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa, mengkondisikan peserta didik dalam beberapa kelompok, menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik.

(2) Kegiatan Inti. Kegiatan inti setelah siswa dirasa siap menerima pembelajaran guru. Peneliti memulai proses pembelajaran dengan membagikan kartu soal kepada semua siswa dan menjelaskan materi FPB secara jelas, memberi kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang materi. Siswa dalam kelompok diberi tugas untuk menuliskan satu soal FPB, setelah itu dikumpulkan kembali kartu yang berisi soal pada guru. Siswa diminta untuk mengocok kartu soal yang telah berisi pertanyaan kemudian membagikannya secara acak kepada teman-temannya. Dalam kelompok memecahkan soal yang telah diterima secara individu. Model pembelajaran yang dilakukan ini agar siswa dapat bersosialisasi, (2) Kegiatan Inti. Kegiatan inti setelah siswa dirasa siap menerima pembelajaran guru. Peneliti memulai proses pembelajaran dengan membagikan kartu soal kepada semua siswa dan menjelaskan materi FPB secara jelas, memberi kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang materi. Siswa dalam kelompok diberi tugas untuk menuliskan satu soal FPB, setelah itu dikumpulkan kembali kartu yang berisi soal pada guru. Siswa diminta untuk mengocok kartu soal yang telah berisi pertanyaan kemudian membagikannya secara acak kepada teman-temannya. Dalam kelompok memecahkan soal yang telah diterima secara individu. Model pembelajaran yang dilakukan ini agar siswa dapat bersosialisasi,

Peneliti meminta siswa antara kelompok satu dan yang lain untuk mencari pasangan dari kartu yang dibawa setiap individu. Siswa awalnya agak malu karena ada yang mendapatkan pasangan beda jenis kelamin, anak pendiam ataupun sama-sama tidak mau mencari pasangan dari kartu yang dibawanya. Siswa yang sudah mendapatkan pasangan dari kartu yang dipegangnya, peneliti akan memberikan point, kemudian siswa bersama pasangannya maju kedepan kelas untuk membacakan dan mempersentasikan ke teman-temannya apakah kartu soal dan jawabannya cocok. Kegiatan selanjutnya peneliti mengocok kartu lagi, untuk kelompok yang mendapatkan kartu soal peneliti menggantinya dengan kartu jawaban dan sebaliknya. Peneliti mengulangnya beberapa kali, agar semua siswa mendapatkan kartu yang berbeda untuk kegiatan pembelajaran ini. Peneliti memberikan soal tes tertulis untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa setelah selesai diminta untuk kembali ketempat duduk masing- masing.

(3) Kegiatan Akhir. Peneliti meminta siswa untuk meminta peserta didik merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari, memberikan tugas pengayaan untuk membaca dan memahami tentang materi pelajaran yang ada. Guru memberikan motivasi kepada siswa setelah selesai mengerjakan soal evaluasi agar dalam mengerjakan tugas selalu teliti dan hati-hati terlebih lagi dalam mengerjakan soal matematika karena keliru satu angka saja akan berakibat fatal dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Soal siklus I dapat dilihat pada lampiran.

Tabel skor siswa kelas IV SDN 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3. Skor Siswa pada Siklus I

Jenis

NO Nama Siswa Kelamin

Keterangan (Inisial)

50 Tidak Tuntas

50 Tidak Tuntas

50 Tidak Tuntas

50 Tidak Tuntas

50 Tidak Tuntas

60 Tuntas Total Skor

Jumlah Siswa Keseluruhan 28

Jumlah Siswa yang Tuntas

JUmlah Siswa Yang Belum Tuntas

Jumlah Siswa Yang Tidak Ikut Tes Prosentase Tuntas

Prosentase Tidak Tuntas

Data hasil Siklus 1 ditemukan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match menunjukkan belum tercapai hasil belajar siswa secara optimal pada mata pelajaran matematika menentukan KPK dan FPB meskipun sudah ada peningkatan dibandingkan sebelumnya. Tabel hasil siklus 1 tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 5 siswa dan 23 siswa yang tuntas belajar.

Tabel di atas dapat diketahui juga nilai rata-rata siswa pada siklus 1 sebesar 67,85 dan persentase ketuntasan belajar sebesar 82,14 % dan sisanya tidak tuntas sebanyak 17,86%. Jumlah kriteria ketuntasan di atas bila dibuat dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 4.2.

Jumlah Kriteria Ketuntasan Siklus I

Hasil penelitian tindakan kelas yang berjumlah 28 siswa, semua mengikuti pembelajaran matematika kelas IV pada siklus 1 sehingga dapat diketahui nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 88 dan yang terendah adalah

50. Data lengkap peroleh nilai oleh siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus 1 Siswa Kelas IV SDN 3 Tanjungrejo

Hasil analisa data perkembangan hasil belajar siswa siklus I dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil siklus 1 siswa kelas IV SDN 3 Tanjungrejo yang tuntas mengalami kenaikan dengan nilai batas tuntas 60 ke atas. Hasil tes ini nantinya akan peneliti gunakan sebagai acuan peningkatan prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa dengan model pembelajaran kooperarif tipe Make

A Match. Indikator keberhasilan siswa pada siklus I belum tercapai secara maksimal untuk itu perlu adanya perbaikan-perbaikan dari kekurangan- kekurangan yang terdapat dalam siklus 1 untuk kegiatan siklus II dengan harapan efektifitas penggunaan pembelajaran kooperatif model Make A Match dapat tercapai.

3) Tahap Observasi Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukkan sesuai pada lembar observasi. Lembar observasi terdapat pada lampiran.

Hasil observasi kegiatan peneliti dan siswa dalam pembelajaran dicari dengan presentase nilai rata-rata dengan rumus :

JumlahSkor

Presentase Nilai Rata Rata = x 100 %

SkorMaksim al

Langkah selanjutnya setelah dihitung adalah menentukan taraf keberhasilan tindakan dapat dilihat pada lampiran. Alasannya untuk mengetahui keberhasilan tindakan agar mudah dalam menentukan predikat Langkah selanjutnya setelah dihitung adalah menentukan taraf keberhasilan tindakan dapat dilihat pada lampiran. Alasannya untuk mengetahui keberhasilan tindakan agar mudah dalam menentukan predikat

a. Hasil Observasi Aktivitas Peneliti Peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran matematika melalui pendekatan matematika Make a match. Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberi apersepsi kepada siswa untuk menghubungkan materi pelajaran yang akan dipelajari dengan konsep yang telah ada di benak siswa. Apersepsi yang dilakukan berupa kegiatan tanya jawab seputar kelipatan bilangan dilanjutkan dengan kelipatan persekutuan dari dua bilangan dan diakhiri dengan memperkenalkan istilah kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) kepada siswa. Guru membagi siswa dalam bentuk kelompok untuk menambah pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan. Guru memberikan tes evaluasi kepada siswa secara individu untuk mendapatkan gambaran tingkat pemahaman siswa. Guru memberikan gambaran pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan pengarahan mengenai pembelajaran matematika pada pertemuan berikutnya dan dilanjutkan dengan memberikan motivasi kepada siswa agar selalu rajin belajar. Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti pada siklus I dapat dilihat pada tabel :

Tabel 4.5.

Hasil Aktivitas Peneliti Siklus 1

Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Ya Tidak

1. Memberi Salam

Awal 2. Mengabsen siswa

3. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran

4. Mengkondisikan peserta didik dalam beberapa kelompok

5. Menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan hasil

6. Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik

Inti 1. Membagikan kartu soal kepada semua siswa

2. Menjelaskan materi secara singkat

3. Memberi kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang materi

4. Siswa dalam kelompok diberi tugas untuk menuliskan satu soal

5. Siswa mengumpulkan kembali kartu yang berisi soal pada guru

6. Siswa diminta untuk mengocok kartu soal yang telah berisi pertanyaan kemudian membagikannya secara acak kepada teman- temannya

7. Siswa dalam kelompok memecahkan soal yang telah diterima secara individu

8. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban pada kartu soal

9. Mongoreksi jawaban atas tugas kelompok

10. Membahas bersama terutama soal-soal yang sukar

11. Siswa bertanya tentang hal–hal yang belum dipahami

12. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi

13. Membimbing peserta didik untuk memahami konsep

14. Mengadakan tes tertulis untuk mengetahui pemahaman peserta didik

1. Meminta peserta didik merefleksikan hal-hal Akhir

yang telah dipelajari

2. Memberikan tugas pengayaan untuk membaca dan memahami tentang materi pelajaran yang ada

3. Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Hasil observasi kegiatan peneliti yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match yaitu guru mata pelajaran matematika dalam aktivitas peneliti pada pertemuan 1 sudah melakukan langkah-langkah pembelajaran dari awal, inti dan tahap akhir. Guru telah menyampaikan bahan pengait atau apersepsi masih belum terkait dengan materi yang disampaikan, guru telah memberi pengantar dan tanya jawab mengenai materi yang diajarkan guna meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa. Guru dalam kegiatan inti dengan baik mengelola kegiatan pembelajaran misalnya guru dapat memusatkan perhatian siswa dengan menggunakan media kartu akan tetapi belum maksimal dalam mengatur penggunaan waktu.

Kegiatan evaluasi berlangsung lama, belum sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Penggelolaan waktu pada langkah-langkah pembelajaran kurang ditaati oleh guru sehingga aplikasi pengajaran kurang terealisasi dengan baik. Guru sudah melaksanakan penilaian atau evaluasi dengan baik, penilaian keaktifan siswa pada saat mengikuti kegiatan diskusi kelompok. Guru sudah baik dalam memberikan evaluasi baik dalam evaluasi individu maupun kelompok. Guru juga sudah melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dalam kegiatan penutup bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran dan guru memberikan tindak lanjut pada siswa. Taraf keberhasilan aktifitas peneliti pada siklus I termasuk dalam kategori cukup. artinya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dikatakan cukup dengan memenuhi langkah-langkah pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir dalam siklus 1 pertemuan 1 dan pertemuan ke 2.

b. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Peneliti dalam melakukan observasi, mengamati aktivitas siswa yang dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran matematika. Observasi difokuskan pada aktivitas siswa dalam menyelesaikan masalah matematika menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Make a match.

Hasil observasi selama melakukan tindakan pada siklus I secara umum kegiatan belajar siswa sudah sesuai harapan. Indikator pengamatan sebagian besar muncul dalam aktifitas kerja siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6. Hasil Aktivitas Siswa Siklus 1

Tahap

Skor Pengamat Pertemuan 1 Pertemuan 2 Awal 1. Melakukan aktivitas keseharian

Indikator

2. Menyimak tujuan pembelajaran

5 5 Inti 1. Mendengarkan materi pembelajaran

3. Menyiapkan perlengkapan untuk belajar

2. Memberikan motivasi siswa

3. Keaktifan siswa dalam memasangkan kartu tipe Make a match

4. Presentasi hasil memasangkan

5. Memanfaatkan sarana yang tersedia

3 3 Akhir 1. Mengikuti kegiatan evaluasi

6. Bertanya jika belum jelas

2. Mengikuti tes akhir pada akhir kegiatan

5 5 Jumlah Skor

3. Mengakhiri pembelajaran

46 48 Rata-rata

Hasil observasi kegiatan siswa yang dilakukan oleh pengamat yaitu guru Matematika dalam aktivitas siswa adalah 46 pada siklus 1 pertemuan ke 1 dan 48 pada siklus 1 pertemuan ke 2 sedangkan skor maksimal adalah

60. Presentase nilai rata-rata pada pertemuan ke 1 siklus 1 adalah 46

x 100 %  76 , 67 %. Pertemuan ke 2 nilainya

x 100 %  80 %. Taraf 60

keberhasilan tindakan di atas dapat dinilai aktifitas siswa pada siklus I termasuk dalam kategori baik.

Hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus pertama, siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Make a match, hal ini tampak dari awal ketika guru menyampaikan materi dengan penyelesaian menggunakan media pembelajaran kartu, sebagian besar siswa memperhatikan dan ingin mencoba menggunakan media pembelajaran yang diperagakan oleh guru. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Salah satu siswa melakukan presentasi tetapi belum banyak siswa lain yang memberikan perhatian, memberi tanggapan, ataupun bertanya kepada teman mereka yang melakukan presentasi setelah selesai mengerjakan soal masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Semua kelompok melakukan presentasi, guru memberi tanggapan dan masukan terhadap kegiatan presentasi yang baru saja dilakukan. Guru menyampaikan ketika ada teman yang presentasi maka teman yang lain memperhatikan dan memberi Hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus pertama, siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Make a match, hal ini tampak dari awal ketika guru menyampaikan materi dengan penyelesaian menggunakan media pembelajaran kartu, sebagian besar siswa memperhatikan dan ingin mencoba menggunakan media pembelajaran yang diperagakan oleh guru. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Salah satu siswa melakukan presentasi tetapi belum banyak siswa lain yang memberikan perhatian, memberi tanggapan, ataupun bertanya kepada teman mereka yang melakukan presentasi setelah selesai mengerjakan soal masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Semua kelompok melakukan presentasi, guru memberi tanggapan dan masukan terhadap kegiatan presentasi yang baru saja dilakukan. Guru menyampaikan ketika ada teman yang presentasi maka teman yang lain memperhatikan dan memberi

Siswa melakukan tes evaluasi kepada seluruh siswa secara individual untuk mengetahui pemahaman siswa. Siswa menyimak guru yang memberi penguatan tentang hal-hal yang telah dilakukan selama pembelajaran dan pengarahan tentang pembelajaran matematika yang akan datang serta memberi motivasi agar selalu rajin belajar di rumah pada akhir pembelajaran.

4) Tahap Refleksi Refleksi merupakan hasil tindakan penelitian untuk perkembangan siswa selama mengikuti model pembelajaran, yang mana peneliti melihat hasil belajar siswa dari penerapan kooperatif tipe Make A Match untuk meningkatkan pemahaman pembelajaran matematika SDN 3 Tanjungrejo. Kegiatan refleksi terhadap hasil siklus I, hasil observasi, catatan lapangan, dan hasil wawancara dapat diperoleh sebagai berikut:

a) Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, dimana siswa lebih banyak diam mendengarkan ceramah guru.

b) Saat model pembelajaran dilaksanakan ada beberapa siswa yang kurang paham dengan instruksi yang diberikan.

c) Siswa masih malu-malu dalam proses kegiatan berlangsung, apalagi bila berpasangan dengan berbeda karakter.

d) Siswa lainnya ramai sendiri ketika ada temannya membacakan hasil mencari pasangan kartu meskipun hanya sebagian.

e) Siswa dalam menyelesaikan tugas masih ada yang tidak percaya dengan jawaban sendiri, sehingga bekerja dengan teman sebelahnya.

f) Hasil siklus I menunjukkan hasil belajar siswa belum bisa memenuhi ketuntasan belajar yang disampaikan.

g) Pada saat proses pembelajaran Make A Match yakni mencari pasangan antara kartu jawaban dan soal banyak siswa yang canggung dan lama. sehingga menghabiskan banyak waktu yang terbuang.

Peneliti berupaya untuk mengadakan perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya yaitu siklus II.

b. Siklus II Penelitian siklus II ini adalah penelitian yang sudah mendapat perbaikan dari refleksi siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus II terbagi ke dalam empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang membentuk suatu siklus. Masing-masing tahap secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan Tindakan Rencana tindakan siklus II yang akan dilakukan peneliti diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Peneliti memotivasi dan memancing pertanyaan kepada siswa.

b) Peneliti berupaya memberi penjelasan yang mudah dipahami dan mengarahkan peserta didik.

c) Peneliti memberi kesempatan siswa untuk lebih mengenal taman-temannya setiap individu, sehingga setiap siswa tidak malu dan canggung.

d) Peneliti memberikan instruksi kepada siswa agar menyimak apa yang didengar dari temannya.

e) Peneliti memotivasi peserta didik agar bisa percaya diri dengan kemampuannya sendiri.

f) Memberikan latihan dan pengulangan materi untuk materi-materi yang belum dipahami siswa.

g) Peneliti memberikan batas waktu minimal dalam mencari pasangan kartu dan memberikan point bagi yang sudah mendapatkan pasangan kurang dari batas waktu yang telah ditentukan. Batas waktu minimal dapat membuat peserta didik akan lebih termotivasi dan semangat untuk berkompetensi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Make A Match. Peneliti dalam melakukan kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

(1) Melakukan koordinasi dengan guru matematika kelas IV SDN 3 Tanjungrejo.

(2) Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) (3) Menyiapkan materi yang akan diajarkan yaitu tentang KPK dan FPB. (4) Menyiapkan media pembelajaran sesuai dengan materi dan tujuan

pembelajaran. (5) Menyiapkan lembar tes siklus II untuk mengetahui hasil belajal siswa setelah diterapkannya model Make A Match. (6) Membuat lembar observasi terhadap peneliti dan aktivitas siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran di kelas.

2) Tahap Pelaksanaan Penelitian siklus II ini dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu dilaksanakan pada hari Senin 03 Oktober 2016 dan hari Rabu 04 Oktober 2016. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II sebagaimana terlampir.

a) Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan 1. Pertemuan pertama pada siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin 03 Oktober 2016. Pertemuan pertama ini siswa diminta untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB). Deskripsi pelaksanaan tidakan siklus 2 pada pertemuan pertama di SDN 3 Tanjungrejo.

(1) Kegiatan Awal Peneliti memulai kegiatan awal pembelajaran dengan memberikan salam dan membaca do a bersama, memeriksa daftar hadir siswa dan menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Peneliti memotivasi siswa agar lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran yang akan diterapkan dan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan peserta didik.

(2) Kegiatan Inti Peneliti memulai proses pembelajaran bersama siswa mengoreksi PR, memberi kesempatan siswa mencatat jawaban yang benar di papan tulis. Peneliti membagikan kartu soal kepada semua siswa dan menjelaskan materi secara singkat tentang KPK dan FPB, memberi

kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang materi. Setiap siswa dalam kelompok terdiri atas 5 orang diberi tugas untuk menuliskan satu soal tentang KPK. Peneliti memberikan intruksi pada siswa untuk meminggirkan bangku dan meja setelah kelompok terbentuk, untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran Make A Match (mencari pasangan). Hal ini di maksudkan supaya siswa-siswi lebih leluasa dalam proses pembelajaran dengan model Make A Match. Peneliti mengarahkan siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya masing- masing. Peneliti meminta siswa untuk berhadap-hadapan, yakni satu kelompok untuk berdiri berjejer di depan kelas dan kelompok yang kedua berdiri berjejer di belakang kelas. Semua siswa tenang, peneliti memberikan intruksi dan cara pembelajaran yang akan dilakukan, sementara itu peneliti juga menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum jelas dalam proses pembelajaran dengan model Make A Match ini.

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya setelah selesai mengerjakan soal. Siswa sudah mulai berani dan tidak canggung lagi dalam memberi masukan dan tanggapan kepada kelompok lain meskipun hanya didominasi oleh beberapa siswa pada siklus II ini. Guru memberikan penguatan bahwa dalam materi KPK dan FPB setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil kerjanya,.

(3) Kegiatan Akhir Peneliti meminta peserta didik merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari setelah kegiatannya selesai dilaksanakan. Peneliti memberikan tugas pengayaan untuk membaca dan memahami tentang materi pelajaran yang ada di buku matematika, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Peneliti memberikan materi soal untuk dikerjakan di rumah dan bertanya kepada siswa tentang hal-hal yang belum di pahami, bersama-sama membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari selama sehari setelah lembar jawaban siklus II dikumpulkan pada akhir pembelajaran,.

b) Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan ke 2. Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan ke dua yang merupakan pertemuan terakhir selama empat kali pertemuan dari siklus 1 dan siklus II di SDN 3 Tanjungrejo pada hari rabu 05 Oktober 2016 adalah sebagai berikut:

(1) Kegiatan Awal Peneliti memulai kegiatan awal pembelajaran dengan memberikan salam dan membaca do a bersama, memeriksa daftar hadir siswa. Pertemuan kedua pada siklus II, guru memulai pelajaran, dengan gembira siswa antusias dengan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan kedua. Siswa sudah mulai bisa mengikuti instruksi dari guru dan senang mengikuti pelajaran. Guru sudah mulai memperbaiki masalah penulisan dengan benar.

(2) Kegiatan Inti Pertemuan ke 2 dalam siklus II atau pertemuan yang ke empat kali ini, Guru bersama siswa mengoreksi tugas rumah dan mengumpulkan tugas rumah dalam mengevaluasi hasil siklus II dengan mencocokkan hasilnya dengan bersama yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika. Guru memberi kesempatan siswa mencatat jawaban yang benar di papan tulis dan memberi kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang materi. Siswa sudah mulai percaya diri dengan kelompok lawan jenis. Guru pada hari keempat selalu membantu salah satu siswa yang belum lancar menulis dengan cara membantu membacakan dan menjelaskan ulang kegiatan yang harus dilakukan dan siswa tersebut awalnya malu-malu, tapi guru mencoba memberi motivasi bahwa siswa tersebut sebenarnya mampu agar siswa tidak minder lagi dan mau belajar dengan semangat seperti siswa yang lainnya.

Siswa mencatat pelajaran di papan tulis, sambil mengawasi siswanya, guru terkadang memberikan bahan tertawaan, dan memberikan pertanyaan- pertanyaan, seperti apa cita-cita mereka, rumah siapa yang paling jauh dari Siswa mencatat pelajaran di papan tulis, sambil mengawasi siswanya, guru terkadang memberikan bahan tertawaan, dan memberikan pertanyaan- pertanyaan, seperti apa cita-cita mereka, rumah siapa yang paling jauh dari

(3) Kegiatan Akhir Peneliti meminta peserta didik merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari pada saat pelajaran berakhir,. Guru berpamitan dengan para siswa, dan beberapa siswa mengajak siswa lain untuk bernyanyi terimakasih guru . Siswa bersama-sama bernyanyi dan ada sebagian siswa yang menangis karena akan berpisah dengan guru. Para siswa bergantian berjabat tangan dengan guru. Para siswa datang dan permisi kepada kepala sekolah, agar diperbolehkan bertemu dengan gurunya ketika sudah di kantor. Para siswa ingin memberikan kenang-kenangan, ada yang memberikan kalung, kipas, dan bolpoin, dengan sangat terharu, gurupun menangis dan berterimakasih kepada para siswa tersebut.

Tabel skor siswa kelas IV SDN 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari pada pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7.

Skor Tes Siswa pada Siklus II

Jenis

NO Nama Siswa

Keterangan (Inisial) 1 DIB

Kelamin

Nilai

70 Tuntas 2 IM

70 Tuntas 3 IK

60 Tuntas 4 RS

80 Tuntas

70 Tuntas 6 AS

5 FI L

80 Tuntas 7 AM

86 Tuntas 8 AP

70 Tuntas 9 ASR

60 Tuntas 10 BFN

80 Tuntas 11 DAP

88 Tuntas 12 EMA

88 Tuntas 13 FO

50 Tidak Tuntas 14 FFR

70 Tuntas

60 Tuntas 18 MAR

17 KDP

70 Tuntas 19 MDA

70 Tuntas 20 MKK

70 Tuntas 21 NMD

70 Tuntas

80 Tuntas 23 NDM

70 Tuntas Total Skor

Jumlah Siswa Keseluruhan

Jumlah Siswa yang Tuntas

JUmlah Siswa Yang Belum Tuntas

Jumlah Siswa Yang Tidak Ikut Tes Prosentase Tuntas

Prosentase Tidak Tuntas

Data hasil siklus II ditemukan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match menunjukkan sudah meningkat dan tercapai hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya materi dalam menentukan KPK dan FPB. Tabel hasil siklus II tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 1 siswa dan 27 siswa yang tuntas belajar. Tabel di atas dapat diketahui juga, nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah sebesar 73,57 dan persentase ketuntasan belajar sebesar 96,43 % sedangkan sisa yang tidak tuntas sebesar 3, 57%. Jumlah kriteria ketuntasan di atas bila dibuat dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 4.3. Jumlah Kriteria Ketuntasan Siklus II

Hasil penelitian tindakan kelas yang berjumlah 28 siswa, semua mengikuti pembelajaran matematika kelas IV Siklus II sehingga dapat diketahui nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 88 dan terendah adalah 50. Data rekapitulasi peroleh nilai siswa pada siklus II dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas IV SDN 3 Tanjungrejo

Hasil analisa data perkembangan hasil belajar siswa siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil siklus II siswa kelas IV SDN 3 Tanjungrejo yang tuntas mengalami kenaikan dengan nilai batas tuntas 60 ke atas di bandingkan dengan siklus I. Hasil tes ini nantinya akan peneliti gunakan sebagai acuan peningkatan prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match .

Peneliti mulai merencanakan tindakan yang akan dipaparkan pada bagian selanjutnya yaitu mengadakan penelitian pada materi dalam menentukan KPK dan FPB. Hasil tes ini nantinya akan peneliti gunakan sebagai acuan Peneliti mulai merencanakan tindakan yang akan dipaparkan pada bagian selanjutnya yaitu mengadakan penelitian pada materi dalam menentukan KPK dan FPB. Hasil tes ini nantinya akan peneliti gunakan sebagai acuan

3) Tahap Observasi Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan sesuai pada lembar observasi. Lembar observasi terdapat pada lampiran. Hasil observasi kegiatan peneliti dan siswa dalam pembelajaran dicari dengan presentase nilai rata-rata. Setelah dihitung, untuk mengetahui keberhasilan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel tingkat keberhasilan tindakan yang ada pada lampiran.

a. Hasil Observasi Aktivitas Peneliti Peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran matematika melalui pendekatan Make a Match. Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberi apersepsi kepada siswa untuk menghubungkan materi pelajaran yang akan dipelajari dengan konsep yang telah ada di benak siswa. Apersepsi yang dilakukan berupa kegiatan tanya jawab kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) kepada siswa. Guru memberikan tes evaluasi kepada siswa secara individu untuk mendapatkan gambaran tingkat pemahaman siswa. Guru memberikan gambaran pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan pengarahan mengenai pembelajaran matematika diakhir pembelajaran dan dilanjutkan dengan memberikan motivasi kepada siswa agar selalu rajin belajar. Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti pada siklus II dapat dilihat pada tabel:

Tabel 4.9. Hasil Aktivitas Peneliti Siklus II

Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Ya Tidak

1. Memberi Salam

Awal 2. Mengabsen siswa

3. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran

4. Mengkondisikan peserta didik dalam beberapa kelompok

5. Menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari dan hasil

6. Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik

Inti 1. Membagikan kartu soal kepada semua siswa

2. Menjelaskan materi secara singkat

3. Memberi kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang materi

4. Siswa dalam kelompok diberi tugas untuk menuliskan satu soal

5. Siswa mengumpulkan kembali kartu yang berisi soal pada guru

6. Siswa diminta untuk mengocok kartu soal yang telah berisi pertanyaan kemudian membagikannya secara acak kepada temannya

7. Siswa dalam kelompok memecahkan soal yang telah diterima secara individu

8. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban pada kartu soal

9. Mongoreksi jawaban atas tugas kelompok

10. Membahas bersama soal-soal yang sukar

11. Siswa bertanya tentang hal–hal yang belum dipahami

12. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi

13. Membimbing peserta didik untuk memahami konsep

14. Mengadakan tes tertulis untuk mengetahui pemahaman peserta didik

1. Meminta siswa mengumpulkan soal tes yang Akhir

telah dikerjakan

2. Merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

3. Menutup Salam dan Pamitan

Hasil observasi aktivitas peneliti yang dilakukan oleh pengamat yaitu guru mata pelajaran matematika dalam aktivitas peneliti pada Siklus II dalam kategori baik. Guru telah menyampaikan bahan pengait atau apersepsi dengan baik, guru telah memberi pengantar dan tanya jawab mengenai materi yang diajarkan guna meningkatkan motivasi pada siswa. Guru dengan baik mengelola kegiatan pembelajaran dalam kegiatan inti misalnya guru dapat memusatkan perhatian siswa dengan menggunakan media kartu. Guru sudah maksimal dalam mengatur penggunaan waktu. Kegiatan evaluasi sudah sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.

Penggelolaan waktu pada langkah-langkah pembelajaran telah ditaati oleh guru, sehingga aplikasi pengajaran terealisasi dengan baik.