BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Penyusunan RPP Pendidikan Karakter Melalui Pelatihan di Kalangan Guru SDN Tidar 6 Kota Magelang

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pendidikan Karakter
Menurut Elkind dan Sweet(dalam Kemendiknas,
2010:13) menyebutkan pendidikan karakter dimaknai
sebagai berikut:”Character education is the deliberate
effort to help people understand, care about, and act
upon core ethical values”. Pendidikan karakter adalah
suatu

usaha

sengaja

untuk

membantu

orang

memahami , peduli dan bertindak menurut nilai-nilai

etika.

Sementara

itu

menurut

Ramli(dalam

Kemendiknas,2010:13) pendidikan karakter memiliki
esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral
dan pendidikan akhlak.Tujuannya adalah membentuk
pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik,
warga masyarakat dan dan warga negara yang baik.
Dari pendapat dua pendapat tersebut dapat diartikan
bahwa

pendidikan


karakter

adalah

suatu

sistem

penanaman nilai-nilai karter kepada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilainilai

tersebut.

Hal

ini

berdampak


bahwa

dalam

pendidikan karakter di sekolah, semua komponen
pendidikan harus dilibatkan yaitu isi kurikulum, proses
pembelajaran

dan

penilaian,

penanganan

atau

pengelolkinlaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,
pelaksanaan aktivitas , pemberdayaan sarana dan
prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga
sekolah menjadikan peserta didik mengenal, peduli,

9

10

dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur. Diharapkan
dengan

adanya

meningkatkan
pendidikan

pendidikan

mutu
yang

karakter

penyelenggaraan

mengarah

pada

dapat

dan

hasil

pencapaian

pembentukan karakter dan akhlak mulia bagi peserta
didik.
Fungsi

pendidikan

karakter


adalah

untuk

meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang
mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh,terpadu,dan seimbang,
sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap
satuan

pendidikan.

peserta

didik

diharapkan

meningkatkan
mengkaji


Melalui

dan

pendidikan

mampu

menggunakan

dan

secara

karakter
mandiri

pengetahuannya,


menginternalisasikan

serta

mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia

sehingga

hari.Pendidikan
pendidikan

terwujud

dalam

perilaku

sehari-


karakter

pada

tingkat

satuan

pembentukan

budaya

mengarah

pada

sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi
perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbolsimbol yang dipraktekan oleh semua warga sekolah dan
masyrakat sekitarnya.Budaya sekolah merupakan ciri
khas, karakter atau watak dan citra sekolah tersebut di

mata masyarakat luas.
2.1.1 Guru sebagai agen pendidikan karakter
Guru merupakan faktor penting yang besar
pengaruhnya terhadap pendidikan karakter di sekolah,
bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta
didik dalam mengembangkan pribadinya secara utuh.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa(2011:63) yang

11

menyatakan bahwa dalam pembelajaran peran guru
tidak akan mampu digantikan oleh hebatnya teknologi
yang mampu memudahkan manusia mencari dan
mendapatkan informasi dan pengetahuan. Hal ini
diyakini bahwa guru sebagai agen pendidikan karakter
akan berdampak langsung kepada peserta didik dalam
perubahan sikap, tingkah laku, dan pengetahuan yang
dikuasainya.

Disamping


itu

menurut

Darmiyati

(2013:3), guru akan mampu menjalankan peranannya
sebagai

pendidik

mempunyai

dan

pengajar

kestabilan

emosi,

apabila

guru

memiliki

rasa

tanggungjawab yang besar untuk memajukan peserta
didik,

bersikap

realistis,

bersikap

jujur,

bersikap

terbuka dan peka terhadap perkembangan, terutama
dalam inovasi pembelajaran.
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa implikasi
terhadap pendidikan untuk mewujudkan peran guru
sebagai agen pendidikan karakter, ada beberapa hal
yang dilakukan guru. yaitu guru sebagai fasilitator,
motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi
peserta didik.Hal ini berarti bahwa guru harus mampu
mengembangkan
kemampuan

yang

potensi
dimiliki

peserta

didik

melalui

guru

sehingga

tujuan

pembelajaran dapat tercapai.
Dari

beberapa

pendapat

di

atas

dapat

disimpulkan bahwa guru sebagai agen pendidikan
karakter harus dapat

mengembangkan kepribadian

peserta didik melalui interaksi yang intensif, baik
selama di dalam kelas maupun di luar kelas.Guru
merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan pendidikan karakter di sekolah,

12

bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta
didik dalam mengembangkan pribadinya secara utuh.
Dikatakan demikian, karena guru merupakan figur
utama serta contoh dan teladan bagi peserta didik.
Oleh karena itu, dalam pendidikan karakter guru harus
mulai

dari

dirinya

dilakukannya

sendiri

dengan

baik

agar

apa-apa

menjadi

baik

yang
pula

pengaruhnya terhadap peserta didik. Pendidikan sulit
untuk menghasilkan sesuatu yang baik tanpa dimulai
oleh guru- gurunya yang baik.Untuk itu terdapat halhal yang harus dipahami guru dari peserta didik,
antara lain kemampuan, potensi, minat, hobi, sikap,
kepribadian,

kebiasaan,

catatan

kesehatan,

latar

belakang keluarga, dan kegiatannya di sekolah. Agar
guru

dapat

mengembangkan

pendidikan

karakter

secara efektif, serta dapat meningkatkan kualitas
pendidikan, khususnya

dalam peningkatan pribadi

peserta didik , guru harus berperan sebagai agen
pembelajaran karakter.Oleh karena itu guru harus
memahami tentang pendidikan karakter antara lain:
menguasi dan memahami materi pendidikan karakter
dan hubungannya dengan pembelajaran dengan baik,
menyukai pendidikan karakter, memahami peserta
didik,pengalaman,
menggunakan

kemampuan

metode

dan

pendidikan

potensinya,

karakter

yang

bervariasi,menghilangkan bahan-bahan yang kurang
berkarakter artinya dapat mendukung dieliminasi dan
mengikuti

proses

perkembangan

pendidikan

karakter,mempersiapkan proses pendidikan karakter
secara

matang,mendorong

memiliki

karakter

peserta

yang

lebih

didiknya

untuk

baik,

dan

13

menghubungkan

pengalaman

yang

lalu

dengan

karakter yang akan dibentuk.
Menurut Mulyasa(2011:66) fungsi

guru dalam

pendidikan karakter adalah sebagai (1) Keteladanan;
(2)Inspirator; (3) Motivator; (4)Dinamisator;(5) Evaluator
Hal ini dapat berarti bahwa dalam pendidikan karakter,
keteladanan yang dibutuhkan guru berupa konsistensi
dalam menjalankan perintah agama

dan menjauhi

larangan-larangannya, kepedulian terhadap orang tidak
mampu,

kegigihan

dalam

meraih

prestasi

individu

maupun

sosial,

ketahanan

secara

menghadapi

tantangan, rintangan dan godaan, serta kecepatan
dalam bergerak dan beraktualisasi. Keteladanan guru
sangat penting demi efektivitas pendidikan karakter.
Guru sebagai inspirator harus dapat membangkitkan
semangat untuk maju dengan menggerakkan segala
potensi yang dimiliki peserta didik guna meraih prestasi
dirinya. Guru sebagai motivator maksudnya dapat
membangkitkan

spirit, etos kerja, dan potensi yang

luar biasa dalam diri peserta didik . fungsi guru sebagai
dinamisator
mendorong

artinya
kearah

guru

menjadi

penggerak

tujuan

dengan

kecepatan,

kecerdasan, dan kearifan yang tinggi. Dengan demikian
fungsi

guru

dalam

pendidikan

karakter

sangat

bermakna bagi perkembangan peserta didik.

2.2 Kompetensi Guru
Seorang
kompetensi.

guru

harus

Kompetensi

memiliki

merupakan

sejumlah
seperangkat

pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus

14

dimiliki,

dihayati,

dan

dikuasi

guru

untuk

melaksanakan tugas . hal ini sesuai dengan UU No. 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,“kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan”. Dengan demikian kompetensi bersifat
menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang utuh
yang

menggambarkan

potensi,

pengetahuan,

ketrampilan, sikap, dan nilai yang dimiliki seseorang
yang terkait dengan profesi tertentu yang diwujudkan
dalam bentuk tindakan atau kinerja. Dan diperkuat lagi
dengan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 dan
perubahannya Peraturan Pemerintah no 32 tahun 2013
tentang

Standar

Nasional

bahwa

kompetensi

guru

pendidikan
terdiri

menjelaskan

atas

4(empat)

kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi
sosial.

Kompetensi

pedagogik

adalah

kemampuan

melaksanakan pembelajaran peserta didik, kompetensi
kepribadian adalah

kemampuan dalam bidang yang

diajarkan, dan kompetensi social adalah kemampuan
berhubungan

dengan

masyarakat.

Sedangkan

menurut Depdiknas(2002:1) mendefinisikan rumusan
kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan
nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak. Dengan demikian kompetensi
dapat diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan, dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi

bagian

dari

dirinya,

sehingga

ia

dapat

15

melakukan

perilaku-perilaku

kognitif,

afektif,

dan

psychomotor dengan sebaik-baiknya.
Kompetensi sebagai penguasan terhadap suatu
tugas,

ketrampilan,

sikap,

dan

apresiasi

yang

diperlukan untuk menunjang keberhasilan ( Mulyasa,
2003:38 ). Dengan kata lain kompetensi tidak hanya
mengandung pengetahuan, ketrampilan, dan sikap,
namun

yang

penting

adalah

penerapan

dari

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan
tersebut dalam pekerjaan. Kompetensi seorang guru
akan menunjukkan kualitas guru dalam menjalankan
fungsinya sebagai guru.Jadi kompetensi guru adalah
kecakapan, kemampuan, dan ketrampilan yang dimiliki
oleh seorang yang bertugas mendidik peserta didik agar
mempunyai kepribadian yang luhur dan ketrampilan
dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Oleh karena itu
kompetensi guru menjadi tuntutan dasar bagi seorang
guru.
2.2.1 Kompetensi Pedagogik
Kompetensi

pedagogik

adalah

kemampuan

melaksanakan pembelajaran peserta didik , kompetensi
wajib dimiliki oleh seorang guru hal ini ditegaskan
Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen

dikemukakan

kompetensi

pedagogik

adalah

“kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik”.
Kompetensi

ini

dapat

dilihat

dari

kemampuan

merencanakan program belajar mengajar, kemampuan
melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar
mengajar,

dan

kemampuan

melakukan

Unsur pertama dalam kompetensi
seorang

guru

adalah

kemampuan

penilaian.
pedagogik

merencanakan

16

program belajar mengajar yang mencakup kemampuan
:(1)

Merencanakan

pengorganisasian

bahan-bahan

pengajaran. (2) Merencanakan pengelolaan kegiatan
belajar mengajar. (3)Merencanakan pengelolaan kelas.
(4) Merencanakan penggunaan media dan sumber
pengajaran. (5) Merencanakan penilaian prestasi siswa
untuk kepentingan pengajaran.
Berdasarkan

uraian

di

atas,

merencanakan

program belajar mengajar merupakan proyeksi guru
mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama
pembelajaran

berlangsung,

yang

mencakup

:

merumuskan tujuan, menguraikan deskripsi satuan
bahasan, merancang kegiatan belajar, memilih berbagai
media

dan

sumber

belajar,

dan

merencanakan

penilaian penguasaan tujuan. Perangkat perencanaan
pembelajaran yang mengandung unsur-unsur tersebut
dan merupakan perangkat pembelajaran paling utama
adalah silabus pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.Proses pembelajaran yang baik diawali
dari persiapan yang baik melalui penyusunan Rencana
Pelaksanaan

Pembelajaran.

Kurikulum

Berbasis

Kompetensi(KBK), yang kemudian diimplementasikan
menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP),
merupakan

kurikulum

yang

dirancang

untuk

memberikan peluang seluas-luasnya bagi sekolah dan
guru untuk melakukan praktik-praktik pendidikan
dalam rangka mengembangkan semua potensi yang
dimiliki peserta didik, baik melalui proses pembelajaran
di

kelas

maupun

program

pengembangan

diri(ekstrakurikuler) Pengembangan

potensi peserta

didik dimaksudkan untuk memantapkan kesadaran

17

diri tentang kemampuan atau life skill terutama
kemampuan personal yang dimilikinya. Potensi peserta
didik ada dua wujud yakni prestasi yang berwujud
akademik dan prestasi non akademik, oleh karena itu
kepala sekolah harus memahami kemampuan masingmasing guru, sehingga dalam penyusunan Rencana
Pelaksanaan

Pembelajaran

dapat

terpadu.Dengan

demikian guru memilii tanggungjawab besar dalam
menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya,
dan bermoral.

2.3

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

Berkarakter
Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

(RPP).

adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka
untuk satu pertemuan atau lebih.RPP dikembangkan
dari

silabus

untuk

mengarahkan

kegiatan

pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi
Permendiknas
menyatakan
Pembelajaran

Dasar(KD).
Nomor

Hal
81

A

bahwa
adalah

ini

sesuai

tahun

Rencana
rencana

dengan

2013

yang

Pelaksanaan

pembelajaran

yang

dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok
atau tertentu yang mengacu pada silabus. Sedangkan
RPP

berkarakter

menurut

Mulyasa(2011:82)

RPP

berkarakter merupakan rencana kegiatan pembelajaran
yang

dilaksanakan

oleh

guru

untuk

menunjang

pembentukan karakter siswa yang diharapkan. Hal ini
berarti bahwa Rencana

Pembelajaran berkarakter

memberikan

suatu

kepada

program

dan

18

membedakannya ke program lain. Implikasi dari RPP
Pendidikan
pembelajaran
komponen

Karakter

sebagai

produk

jangka

pendek,

yang

program

kegiatan

belajar

program
mencakup

dan

proses

pelaksanaan program.
Komponen

RPP

berkarakter

menurut

Permendiknas no 81 A tahun 2013 meliputi

Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, Karakter yang akan
dibentuk,

Indikator,

Tujuan

Pembelajaran

Materi

Pokok, Metode, Media, Sumber Belajar, dan manajemen
pembelajaran. Manajemen pembelajaran yangdimaksud
di

sini

adalah

kegiatan

pembelajaran

yang

dilaksanakan meliputi pembukaan, kegiatan ini dan
penutup.(Format RPP berkarakter ada pada lampiran)
Dengan

demikian

hakekatnya

RPP

Pendidikan

merupakan

sistem

Karakter

yang

terdiri

pada
atas

komponen-komponen yang saling berhubungan, serta
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan
memuat

langkah-langkah

pelaksanaannya,

untuk

mencapai tujuan atau membentuk kompetensi dan
karakter tertentu.
Dalam
harus
didik

menyusun

RPP

Pendidikan

memperhatikan minat dan perhatian peserta
terhadap materi standar yang dijadikan bahan

kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan
tidak

Karakter

agar guru

hanya berperan sebagai transformator, akan

tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat
membangkitkan gairah belajar serta mendorong peserta
didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai
variasi media, dan sumber belajar yang sesuai, serta
menunjang

pembentuakan

karakter

secara

utuh.

19

Untuk kepentingan tersebut, terdapat prinsip-prinsip
yang

harus

berkarakter.

diperhatikan

dalam

Prinsip-prinsip

penyusunan

penyusunan

RPP
RPP

berkarakter menurut Mulyasa adalah sebagai berikut.
1) Karakter yang dirumuskan harus jelas.
2) RPP berkarakter harus sederhana dan fleksibel
3) Kegiatan-

kegiatan

yang

dikembangkan dalam

telah

disusun

dan

RPP berkarakter harus

menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar
yang telah ditetapkan.
4) RPP berkarakter yang dikembangkan harus utuh dan
menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
5) Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana
program di sekolah terutama apabila pembelajaran
dilaksanakan secara tim.
Menurut Mulyasa(2011:100) ada empat langkah yang
harus

dilakukan

berkarakter.
mampu
karakter

guru

Keempat

langkah

mengidentifikasi
yang

dalam

ingin

menyusun
itu

dan
dicapai

RPP

adalah:1).Guru

mengelompokkan
setelah

proses

pembelajaran,2).Mengembangkan materi standar atau
materi

pokok,3)

menentukan

metode

dan

4)merencanakan penilaian. Keempat langkah tersebut
akan digunakan sebagai pedoman dalam menyusun
RPP berkarakter. Hal ini berarti bahwa guru harus
berpedoman
menyusun

pada
RPP

empat

langkah

berkarakter

dan

tersebut

dalam

memperhatikan

komponen-komponen yang harus ada dalam menyusun
RPP berkarakter, seperti pada RPP pada umumnya.

20

Uraiannya

komponen-komponen

adalah

sebagai

berikut.
1. Mencantumkan identitas,yang meliputi :
a. Nama sekolah
b. Mata Pelajaran
c. Kelas/Semester
d. Alokasi Waktu
Catatan: RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
dikutip

dari

pendidikan.

silabus
Alokasi

yang
waktu

disusun

oleh

diperhitungkan

satuan
untuk

pencapaian satu kompetensi dasar yang bersangkutan,
yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya
pertemuan.
2. Kompetensi Dasar Berkarakter
Guru akan mengidentifikasi kompetensi dasar karakter
yang akan dibentuk dengan melihat Syarat-syarat
Kecakapan Khusus(SKK) dan Syarat-syarat
Kompetensi

dasar

karakter

yang

(SKU)

dikembangkan

mengacu pada Standar Kompetensi mata pelajaran
yang dituangkan dalam indikator.
3. Tujuan Pembelajaran Berkarakter
Berisi

penguasaan

kompetensi

berkarakter

yang

operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana
pelaksanaan

pembelajaran

berkarakter.

Tujuan

pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan

21

yang operasional dari kompetensi dasar berkarakter.
Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional,
rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam
merumuskan tujuan pembelajaran berkarakter. Tujuan
pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau
beberapa tujuan.
4. Materi Pembelajaran Berkarakter
Adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran

berkarakter.

Materi

pembelajaran

dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok
yang ada dalam silabus. Materi pokok diambil dari
kompetensi berkarakter yang diharapkan.
5. Metode Pembelajara Berkarakter
Dalam pembelajaran berkarakter yang dipilih harus
memuat kerjasama antar kelompok.
6. Langkah-langkah Pembelajaran
Untuk

mencapai

suatu

kompetensi

dasar

dalam

kegiatan pembelajaran harus dicantumkan langkahlangkah

kegiatan

dalam

setiap

pertemuan.

Pada

dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur
kegiatan :
1). Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu
pertemuan

pembelajaran

yang

ditujukan

untuk

22

membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
2). Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara
interaktif,

inspiratif,

menyenangkan,

menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan
sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
a. Eksplorasi
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang
luas dan dalam tentang topik/tema materi yang
dipelajari

dengan

menerapkan

prinsip

alam

takambang jadi guru dan belajar dari aneka
sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri,
berfikir logis, kreatif, kerjasama)
2) Menggunakan

beragam

pendekatan

pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar

lain

(contoh

nilai

yang

ditanamkan:

kreatif, kerja keras)
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta
didik serta antara peserta didik dengan guru,

23

lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh
nilai

yang

ditanamkan:

kerjasama,

saling

menghargai, peduli lingkungan)
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam
setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang
ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)
5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan
di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh
nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja
keras)
b. Elaborasi
1) Membiasakan

peserta

didik

menulis

yang

beragam

tertentu

yang

bermakna

membaca

melalui

dan

tugas-tugas

(contoh

nilai

yang

ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis)
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
(contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya
diri, kritis, saling menghargai, santun)
3) Memberi

kesempatan

menganalisis,

untuk

menyelesaikan

berpikir,

masalah,

dan

bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang
ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis)
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang
ditanamkan:

kerjasama,

tanggung jawab)

saling

menghargai,

24

5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara
sehat

untuk

meningkatkan

prestasi

belajar

(contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin,
kerja keras, menghargai)
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis, secara individual maupun kelompok
(contoh

nilai

bertanggung

yang
jawab,

ditanamkan:
percaya

diri,

jujur,
saling

menghargai, mandiri, kerjasama)
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan
hasil kerja individual maupun kelompok (contoh
nilai

yang

ditanamkan:

percaya

diri,

saling

menghargai, mandiri, kerjasama)
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan
(contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri,
saling menghargai, mandiri, kerjasama)
9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan
yang

menumbuhkan

kebanggaan

dan

rasa

percaya diri peserta didik (contoh nilai yang
ditanamkan: percaya diri, saling menghargai,
mandiri, kerjasama)
c. Konfirmasi
1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun
hadiah

terhadap

(contoh

nilai

keberhasilan
yang

peserta

ditanamkan:

didik
saling

menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)

25

2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya
diri, logis, kritis)
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi
untuk memperoleh pengalaman belajar yang
telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan:
memahami kelebihan dan kekurangan)
4) Memfasilitasi

peserta

jauh/dalam/luas

didik

memperoleh

untuk

lebih

pengetahuan,

keterampilan, dan sikap, antara lain dengan
guru:
5) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator
dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi

kesulitan,

dengan

menggunakan

bahasa yang baku dan benar (contoh nilai yang
ditanamkan: peduli, santun);
6) Membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai
yang ditanamkan: peduli);
7) Memberi

acuan

agar

peserta

didik

dapat

melakukan pengecekan hasil eksplorasi (contoh
nilai yang ditanamkan: kritis)
8) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih
jauh (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu);
dan
9) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang
kurang atau belum berpartisipasi aktif (contoh
nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri).

26

3). Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un¬tuk
mengakhiri

aktivitas

pembelajaran

yang

dapat

dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
7.

Sumber Belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan
yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh
satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber
rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan
bahan.

Sumber

belajar

dituliskan

secara

lebih

operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus
dituliskan

buku

referensi,

dalam

RPP

harus

dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan
halaman yang diacu.
8.

Penilaian

Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk
instrumen,

dan

mengumpulkan
dituangkan

instrumen
data.

dalam

yang

Dalam

bentuk

matrik

dipakai

untuk

sajiannya

dapat

horisontal

atau

vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes
tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang
berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.

27

2.4 Pelatihan Tutorial Kelompok
2.4.1 Konsep Pelatihan
Pelatihan
meningkatkan

adalah

suatu

pengetahuan

pegawai/karyawan

usaha

dan

untuk

kemampuan

dalam

melaksanakan

pekerjaaannya agar lebih efektif dan efisien. Pelatihan
kerja menurut undang-undang No.13 tahun 2003
adalah

keseluruhan

memperoleh,

kegiatan

meningkatkan,

untuk

serta

memberi,

mengembangkan

kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan
etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian
tertentu

sesuai

pekerjaan

dan

dengan
jabatan

jenjang

dan

kualifikasi

tertentu.

Dari

pandangan

tersebut pelatihan berati bagi karyawan merupakan
sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian
tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil
dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan
semakin baik, sesuai standar. Sedangkan menurut
Oemar Hamalik (2007:10) bahwa, pelatihan merupakan
suatu proses yang meliputi serangkaian tindak atau
upaya

yang

dilaksanakan

dengan

sengaja

dalam

bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang
dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam
satuan waktu, yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan
tertentu

guna

meningkatkan

efektifitas

dan

produktifitas dalam suatu organisasi. Ciri utama dalam
pelatihan ada unsur kesengajaan yaitu ditandai dengan
adanya

perencanaan

yang

lengkap.

Perencanaan

pelatihan menurut Daryanto dkk (2014:34) meliputi :

28

(1)Analisis

kebutuhan

(2)

Penetapan

kriteria

keberhasilan(3) Merancang program pelatihan (4)
Pelaksanaan

Program

pelatihan

program.

Perencanaan

pedoman

dalam pelaksanaan

pelatihan

sudah

ini

(5)

Evaluasi

digunakan

memiliki

sebagai

pelatihan.

Peserta

kemampuan

untuk

melaksanakan tugasnya, sehingga bantuan yang
diberikan lebih berfungsi sebagai motivasi agar hasil
kerjanya lebih maksimal.
Kegiatan

pelatihan

mempunyai

meningkatkan

kemampuan

menimbulkan

perubahan

kerja

tujuan

peserta

perilaku

yang

kognitif,

keterampilan dan sikap.

Hal ini sependapat dengan Mulyasa (2014: 153)
bahwa pelatihan hendaknya dituntun oleh rencana
tindakan yang telah dikembangkan. Tindakan dalam
PTS

adalah:

(pelaksanaan),

Planing

(perencanaan),

Observing

(pengamatan),

Acting
Reflesing

(refleksi). Perencanaan ini digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pelatihan. Peserta pelatihan sudah
memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya,
sehingga

bantuan

sebagai

motivasi

maksimal.Kegiatan

yang

diberikan

agar

hasil

pelatihan

meningkatkan

kemampuan

menimbulkan

perubahan

lebih

berfungsi

kerjanya

lebih

mempunyai
kerja

tujuan

peserta

perilaku

yang

kognitif,

keterampilan dan sikap. Hal ini menunjukkan bahwa
interaksi

yang

terjalin

antara

tutor

dan

peserta

pelatihan lebih mengarah pada pembimbingan atau
pendampingan yang bersifat mendidik. Dengan bentuk
interaksi seperti ini pelatihan akan lebih efektif dan
menghasilkan perubahan tingkah laku peserta. Adanya

29

perubahan tingkah laku menunjukkan peningkatan
kinerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
2.4.2 Tutorial Kelompok
Menurut Oemar Hamalik(2007:64) menyatakan
bahwa Tutorial kelompok merupakan metode pelatihan
dimana seorang pelatih membimbing satu kelompok
peserta, yang terdiri dari lima sampai tujuh orang pada
waktu yang sama. Hal ini berarti bahwa turorial
kelompok merupakan metode yang paling ideal dalam
pelatihan karena pelatih langsung berhadapan dengan
peserta. Implikasi dari metode ini digunakan pada
semua

program

pelatihan

tujuan

tingkah

laku.

berinteraksi,

yang

Pelatih

komunikasi

berorientasi

dan

peserta

membahas

pada
saling

permasalahan

yang dihadapi. Tutorial kelompok menitikberatkan
pada

bimbingan

terhadap

individu-individu

dalam

kelompok Berdasar pada penjelasan di atas maka
tujuan pelatihan dengan Tutorial Kelompok adalah
:(1).Melatih
profesional

ketrampilan
maupun

bagi

tertentu

baik

kehidupan

bersifat

sehari-hari.

(2).Memperoleh pemahaman tentang suatu proses atau
prinsip.

(3).

Meningkatkan

Melatih

memecahkan

keaktifan

belajar.

(5

masalah.

(4)

)Memberikan

motivasi dan meningkatkan semangat kerja dalam
organisasi dengan komitmen organisasi yang lebih
tinggi.

30

Adapun langkah-langkah metode Tutorial menurut
Oemar Hamalik adalah sebagai berikut.
1. Penentuan Ruang Lingkup.
Penentuan ruang lingkup sama artinya dengan
kebutuhan .Kebutuhan merupakan langkah awal yang
amat penting untuk dilakukan, yaitu melalui analisis
kebutuhan. Dengan analisis kebutuhan yang cermat
dapat dinyakinkan bahwa kegiatan pelatihan memang
benar-benar perlu dilakukan.
2.

Penentuan Tujuan.
Berdasarkan

analisis

kebutuhan

selanjutnya

dapat ditetapkan tujuan yang ingin di capai dari
sebuah pelatihan. Penentuan tujuan ini memiliki arti
penting bagi tolok ukur keberhasilan pelatihan dan
bahan dalam menentukan langkah selanjutnya.
3. Penyajian Materi.
Setelah

dilakukan

analisis

kebutuhan

dan

ditetapkan tujan yang ingin di capai, selanjutnya dapat
ditentukan materi pelatihan. Dalam penentuan materi
terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan :
Kemampuan apa yang hendak di capai, materi apa
yang perlu dipersiapkan, kapan waktu terbaik untuk
penyampaian materi. dimana tempat dilaksanakan
pelatihan,

berapa

biaya

yang

dibutuhkan

untuk

pelatihan, siapa yang paling tepat selaku instruktur
pelatihan,

bagaimana

dilaksanakan.

pelatihan

itu

sebaiknya

31

4. Evaluasi
Evaluasi dapat dikatakan berhasil apabila dalam
diri peserta tersebut terjadi
tranformasi.

Proses

suatu suatu proses

tranformasi

dapat

dinyatakan

berlangsung dengan baik apabila terjadi paling sedikit
dua

hal,

yaitu:

Peningkatan

kemampuan

dalam

pelaksanaan tugas, perubahan perilaku yang tercermin
pada sikap, disiplin, dan etos kerja yang tinggi.
Keunggulan

Pelatihan Turorial Kelompok menurut

Oemar Hamalik meliputi:
a. Peserta

dapat

melakukan

interaksi

sosial

dan

komunikasi dalam kelompoknya.
b. Aktivitas peserta cukup tinggi, dan terlibat langsung
dalam pembelajaran.
c. Dapat

membiasakan

peserta

dalam

memahami

masalah sosial.
d. Dapat membina hubungan personal yang positif
e. Dapat membangkitkan imajinasi.
f. Membina

hubungan

yang

komunikatif

dan

bekerjasama dalam kelompok.
Selain keunggulan Oemar Hamalik juga menyatakan
kelemahan pelatihan Tutorial Kelompok
a. Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak
b. Sangat bergantung pada aktifitas peserta
c. Cenderung

memerlukan

pemanfaatan

sumber

belajar

2.5 Kajian Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abna
Hidayati yang berjudul Strategi Penerapan Pendidikan

32

Karakter

bagi

siswa

SD

oleh

guru

agama

Islam,menuliskan bahwa pola penerapan pendidikan
karakter

di Padang melalui Proses pembelajaran di

kelas diterapkan pada pembuatan RPP berkarakter,
silabus

dan

Kegiatan

Belajar

Mengajar.Persamaan

dengan penelitian ini adalah pada cara penyusunan
RPP berkarakter,sedangkan perbedaannya ada pada
tindakan penelitian. Penelitian yang dilakukan Abna
menggunakan KKG guru agama Islam, sedang pada
penelitian

ini

menggunakan

Tutorial

Kelompok.

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan
pengetahuan cara menyusun RPP berkarakter.
Penelitian

Rifqi

Afandi

ini

berjudul

Integrasi

Pendidikan karakter Dalam Pembelajran IPS di Sekolah
Dasar

membahas

pendidikan

karakter

bagaimana
ke

dalam

mengintegrasikan
pembelajaran

IPS.

Pendidikan karakter sejalan dengan tujuan pendidikan
IPS yaitu membina anak didik menjadi warga Negara
yang baik, yang memiliki pengetahuan, ketrampilan
dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya sendiri
serta

bagi

masyarakat

dan

bagi

Negara.

Untuk

merealisasikan tujuan tersebut, proses mengajar dan
membelajarkannya tidak hanya terbatas pada aspekaspek

pengetahuan

(kognitif),

dan

ketrampilan

ketrampilan (psikomotor) saja, melainkan juga meliputi
aspek akhlak(afektif) serta bertanggungjawab sesuai
yang terkandung dalam Pancasila. Persamaan dengan
penelitian Rifqi dengan penelitian ini adalah pada
indikator pembelajaran berkarakter yaitu membina
anak menjadi warga negara yang baik, sedangkan
perbedaannya terletak pada pola pelatihan. Jika Rifqi

33

menggunakan pemaparan hasil sedangkan penelitian
ini sedang penelitian menggunakan Tutorial Kelompok.
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menggunakan
pengintegrasian pembelajaran karakter melalui bidang
studi.
Penelitian

Darmiyati

Zuhdi

ini

berjudul

Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi
dalam Pembelajaran Bidang Studi di Sekolah Dasar,
penelitian ini membahas model pendidikan karakter
yang efektif adalah yang menggunakan pendekatan
komprehensif. Pembelajarannya tidak hanya melalui
bidang studi tetentu tetapi diintegrasikan ke dalam
berbagai bidang studi. Metode dan strategi yang
digunakan bervariasi yang sedapat mungkin mencakup
inkulkasi,

keteladanan,

fasilitasi

nilai

dan

pengembangan soft skill.(antara lain berpikir kritis,
kreatif, berkomunikasi efektif, dan dapat mengatasi
masalah)

Persamaan

penelitian

Darmiyati

dengan

penelitian ini adalah cara mengajarkan pendidikan
karakter pada peserta didik,sedang perbedaanya pada
metode

yang

digunakan.

Darmiyati

menggunakan

metode komprehensif, sedang penelitian ini meng
gunakan pelatihan tutorial kelompok.
Kesimpulan dari kajian penelitian di atas adalah
penerapan

pendidikan

SD.Penerapan

karakter

untuk

siswa

itu diawali dari penyusunan RPP

berkarakter dan pelaksanaan kegiatan menggunakan
metode

yang

kelompok,diskusi

bervariasi
dan

tutorial

ada

yang

kelompok.

kerja
Dengan

demikian penyusunan RPP berkarakter dilaksanakan
melalui pelatihan dengan metode yang bermacam-

34

macam. Khusus untuk penelitian ini menggunakan
pelatihan Tutorial Kelompok, karena peneliti ingin
langsung mengetahui hasil yang dicapai.

2.6 Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Penyusunan RPP Berkarakter

PELATIHAN TUTORIAL KELOMPOK
Persiapan Pelatihan

Pelaksnaan &
Pengmatan

Refleksi

Evaluasi

Peningkatan Kompetensi dalam
menyusun RPP berkarakter
Mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di
sekolah melalui pembentukan karakter peserta didik
secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar
kompetensi lulusan harus didukung oleh kompetensi
guru yang tangguh. Guru yang tangguh adalah guru
yang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
pengemban pendidikan.Peningkatan kompetensi harus

35

selalu

diupayakan,

agar

guru

profesional

dalam

melaksanakan tugasnya.
Sekolah

sebagai

lembaga

dan

organisasi

pendidikan harus dapat memahami terhadap kesulitan
yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran
berkarakter.

Kesulitan

guru

pemahaman guru akan

tersebut

meliputi

penyusunan perencanaan

pembelajaran, dan penyusunan evaluasi pembelajaran
berkarakter. Untuk itu peningkatan kompetensi guru
perlu dilakukan secara terus menerus. Upaya untuk
peningkatan
pelatihan.
Kelompok.

itu

salah

Pelatihan

dalam

Pelatihan

kelompok kecil

satunya

adalah

penelitian

dengan

teknik

ini

melalui
Tutorial

komunikasi

dapat dilaksanakan dengan tutorial

kelompok. Seorang pelatih membimbing satu kelompok
peserta yang terdiri dari lima atau tujuh orang pada
waktu yang sama. Tutorial kelompok menitikberatkan
pada

bimbingan

kelompok.

terhadap

Utamanya

individu-individu

adalah

pelatihan

dalam
untuk

meningkatkan kompetensi dan ketrampilan khusus
guru yang berkaitan dengan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP )Pendidikan Karakter.
Penelitian dilakukan melalui siklus-siklus, setiap siklus
terdidari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan.
pengamatan & evaluasi, dan refleksi.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20