BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Penyusunan RPP Pendidikan Karakter Melalui Pelatihan di Kalangan Guru SDN Tidar 6 Kota Magelang
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pendidikan Karakter
Menurut Elkind dan Sweet(dalam Kemendiknas,
2010:13) menyebutkan pendidikan karakter dimaknai
sebagai berikut:”Character education is the deliberate
effort to help people understand, care about, and act
upon core ethical values”. Pendidikan karakter adalah
suatu
usaha
sengaja
untuk
membantu
orang
memahami , peduli dan bertindak menurut nilai-nilai
etika.
Sementara
itu
menurut
Ramli(dalam
Kemendiknas,2010:13) pendidikan karakter memiliki
esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral
dan pendidikan akhlak.Tujuannya adalah membentuk
pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik,
warga masyarakat dan dan warga negara yang baik.
Dari pendapat dua pendapat tersebut dapat diartikan
bahwa
pendidikan
karakter
adalah
suatu
sistem
penanaman nilai-nilai karter kepada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilainilai
tersebut.
Hal
ini
berdampak
bahwa
dalam
pendidikan karakter di sekolah, semua komponen
pendidikan harus dilibatkan yaitu isi kurikulum, proses
pembelajaran
dan
penilaian,
penanganan
atau
pengelolkinlaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,
pelaksanaan aktivitas , pemberdayaan sarana dan
prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga
sekolah menjadikan peserta didik mengenal, peduli,
9
10
dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur. Diharapkan
dengan
adanya
meningkatkan
pendidikan
pendidikan
mutu
yang
karakter
penyelenggaraan
mengarah
pada
dapat
dan
hasil
pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia bagi peserta
didik.
Fungsi
pendidikan
karakter
adalah
untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang
mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh,terpadu,dan seimbang,
sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap
satuan
pendidikan.
peserta
didik
diharapkan
meningkatkan
mengkaji
Melalui
dan
pendidikan
mampu
menggunakan
dan
secara
karakter
mandiri
pengetahuannya,
menginternalisasikan
serta
mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia
sehingga
hari.Pendidikan
pendidikan
terwujud
dalam
perilaku
sehari-
karakter
pada
tingkat
satuan
pembentukan
budaya
mengarah
pada
sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi
perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbolsimbol yang dipraktekan oleh semua warga sekolah dan
masyrakat sekitarnya.Budaya sekolah merupakan ciri
khas, karakter atau watak dan citra sekolah tersebut di
mata masyarakat luas.
2.1.1 Guru sebagai agen pendidikan karakter
Guru merupakan faktor penting yang besar
pengaruhnya terhadap pendidikan karakter di sekolah,
bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta
didik dalam mengembangkan pribadinya secara utuh.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa(2011:63) yang
11
menyatakan bahwa dalam pembelajaran peran guru
tidak akan mampu digantikan oleh hebatnya teknologi
yang mampu memudahkan manusia mencari dan
mendapatkan informasi dan pengetahuan. Hal ini
diyakini bahwa guru sebagai agen pendidikan karakter
akan berdampak langsung kepada peserta didik dalam
perubahan sikap, tingkah laku, dan pengetahuan yang
dikuasainya.
Disamping
itu
menurut
Darmiyati
(2013:3), guru akan mampu menjalankan peranannya
sebagai
pendidik
mempunyai
dan
pengajar
kestabilan
emosi,
apabila
guru
memiliki
rasa
tanggungjawab yang besar untuk memajukan peserta
didik,
bersikap
realistis,
bersikap
jujur,
bersikap
terbuka dan peka terhadap perkembangan, terutama
dalam inovasi pembelajaran.
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa implikasi
terhadap pendidikan untuk mewujudkan peran guru
sebagai agen pendidikan karakter, ada beberapa hal
yang dilakukan guru. yaitu guru sebagai fasilitator,
motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi
peserta didik.Hal ini berarti bahwa guru harus mampu
mengembangkan
kemampuan
yang
potensi
dimiliki
peserta
didik
melalui
guru
sehingga
tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Dari
beberapa
pendapat
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa guru sebagai agen pendidikan
karakter harus dapat
mengembangkan kepribadian
peserta didik melalui interaksi yang intensif, baik
selama di dalam kelas maupun di luar kelas.Guru
merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan pendidikan karakter di sekolah,
12
bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta
didik dalam mengembangkan pribadinya secara utuh.
Dikatakan demikian, karena guru merupakan figur
utama serta contoh dan teladan bagi peserta didik.
Oleh karena itu, dalam pendidikan karakter guru harus
mulai
dari
dirinya
dilakukannya
sendiri
dengan
baik
agar
apa-apa
menjadi
baik
yang
pula
pengaruhnya terhadap peserta didik. Pendidikan sulit
untuk menghasilkan sesuatu yang baik tanpa dimulai
oleh guru- gurunya yang baik.Untuk itu terdapat halhal yang harus dipahami guru dari peserta didik,
antara lain kemampuan, potensi, minat, hobi, sikap,
kepribadian,
kebiasaan,
catatan
kesehatan,
latar
belakang keluarga, dan kegiatannya di sekolah. Agar
guru
dapat
mengembangkan
pendidikan
karakter
secara efektif, serta dapat meningkatkan kualitas
pendidikan, khususnya
dalam peningkatan pribadi
peserta didik , guru harus berperan sebagai agen
pembelajaran karakter.Oleh karena itu guru harus
memahami tentang pendidikan karakter antara lain:
menguasi dan memahami materi pendidikan karakter
dan hubungannya dengan pembelajaran dengan baik,
menyukai pendidikan karakter, memahami peserta
didik,pengalaman,
menggunakan
kemampuan
metode
dan
pendidikan
potensinya,
karakter
yang
bervariasi,menghilangkan bahan-bahan yang kurang
berkarakter artinya dapat mendukung dieliminasi dan
mengikuti
proses
perkembangan
pendidikan
karakter,mempersiapkan proses pendidikan karakter
secara
matang,mendorong
memiliki
karakter
peserta
yang
lebih
didiknya
untuk
baik,
dan
13
menghubungkan
pengalaman
yang
lalu
dengan
karakter yang akan dibentuk.
Menurut Mulyasa(2011:66) fungsi
guru dalam
pendidikan karakter adalah sebagai (1) Keteladanan;
(2)Inspirator; (3) Motivator; (4)Dinamisator;(5) Evaluator
Hal ini dapat berarti bahwa dalam pendidikan karakter,
keteladanan yang dibutuhkan guru berupa konsistensi
dalam menjalankan perintah agama
dan menjauhi
larangan-larangannya, kepedulian terhadap orang tidak
mampu,
kegigihan
dalam
meraih
prestasi
individu
maupun
sosial,
ketahanan
secara
menghadapi
tantangan, rintangan dan godaan, serta kecepatan
dalam bergerak dan beraktualisasi. Keteladanan guru
sangat penting demi efektivitas pendidikan karakter.
Guru sebagai inspirator harus dapat membangkitkan
semangat untuk maju dengan menggerakkan segala
potensi yang dimiliki peserta didik guna meraih prestasi
dirinya. Guru sebagai motivator maksudnya dapat
membangkitkan
spirit, etos kerja, dan potensi yang
luar biasa dalam diri peserta didik . fungsi guru sebagai
dinamisator
mendorong
artinya
kearah
guru
menjadi
penggerak
tujuan
dengan
kecepatan,
kecerdasan, dan kearifan yang tinggi. Dengan demikian
fungsi
guru
dalam
pendidikan
karakter
sangat
bermakna bagi perkembangan peserta didik.
2.2 Kompetensi Guru
Seorang
kompetensi.
guru
harus
Kompetensi
memiliki
merupakan
sejumlah
seperangkat
pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus
14
dimiliki,
dihayati,
dan
dikuasi
guru
untuk
melaksanakan tugas . hal ini sesuai dengan UU No. 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,“kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan”. Dengan demikian kompetensi bersifat
menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang utuh
yang
menggambarkan
potensi,
pengetahuan,
ketrampilan, sikap, dan nilai yang dimiliki seseorang
yang terkait dengan profesi tertentu yang diwujudkan
dalam bentuk tindakan atau kinerja. Dan diperkuat lagi
dengan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 dan
perubahannya Peraturan Pemerintah no 32 tahun 2013
tentang
Standar
Nasional
bahwa
kompetensi
guru
pendidikan
terdiri
menjelaskan
atas
4(empat)
kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi
sosial.
Kompetensi
pedagogik
adalah
kemampuan
melaksanakan pembelajaran peserta didik, kompetensi
kepribadian adalah
kemampuan dalam bidang yang
diajarkan, dan kompetensi social adalah kemampuan
berhubungan
dengan
masyarakat.
Sedangkan
menurut Depdiknas(2002:1) mendefinisikan rumusan
kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan
nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak. Dengan demikian kompetensi
dapat diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan, dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi
bagian
dari
dirinya,
sehingga
ia
dapat
15
melakukan
perilaku-perilaku
kognitif,
afektif,
dan
psychomotor dengan sebaik-baiknya.
Kompetensi sebagai penguasan terhadap suatu
tugas,
ketrampilan,
sikap,
dan
apresiasi
yang
diperlukan untuk menunjang keberhasilan ( Mulyasa,
2003:38 ). Dengan kata lain kompetensi tidak hanya
mengandung pengetahuan, ketrampilan, dan sikap,
namun
yang
penting
adalah
penerapan
dari
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan
tersebut dalam pekerjaan. Kompetensi seorang guru
akan menunjukkan kualitas guru dalam menjalankan
fungsinya sebagai guru.Jadi kompetensi guru adalah
kecakapan, kemampuan, dan ketrampilan yang dimiliki
oleh seorang yang bertugas mendidik peserta didik agar
mempunyai kepribadian yang luhur dan ketrampilan
dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Oleh karena itu
kompetensi guru menjadi tuntutan dasar bagi seorang
guru.
2.2.1 Kompetensi Pedagogik
Kompetensi
pedagogik
adalah
kemampuan
melaksanakan pembelajaran peserta didik , kompetensi
wajib dimiliki oleh seorang guru hal ini ditegaskan
Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen
dikemukakan
kompetensi
pedagogik
adalah
“kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik”.
Kompetensi
ini
dapat
dilihat
dari
kemampuan
merencanakan program belajar mengajar, kemampuan
melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar
mengajar,
dan
kemampuan
melakukan
Unsur pertama dalam kompetensi
seorang
guru
adalah
kemampuan
penilaian.
pedagogik
merencanakan
16
program belajar mengajar yang mencakup kemampuan
:(1)
Merencanakan
pengorganisasian
bahan-bahan
pengajaran. (2) Merencanakan pengelolaan kegiatan
belajar mengajar. (3)Merencanakan pengelolaan kelas.
(4) Merencanakan penggunaan media dan sumber
pengajaran. (5) Merencanakan penilaian prestasi siswa
untuk kepentingan pengajaran.
Berdasarkan
uraian
di
atas,
merencanakan
program belajar mengajar merupakan proyeksi guru
mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama
pembelajaran
berlangsung,
yang
mencakup
:
merumuskan tujuan, menguraikan deskripsi satuan
bahasan, merancang kegiatan belajar, memilih berbagai
media
dan
sumber
belajar,
dan
merencanakan
penilaian penguasaan tujuan. Perangkat perencanaan
pembelajaran yang mengandung unsur-unsur tersebut
dan merupakan perangkat pembelajaran paling utama
adalah silabus pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.Proses pembelajaran yang baik diawali
dari persiapan yang baik melalui penyusunan Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran.
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi(KBK), yang kemudian diimplementasikan
menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP),
merupakan
kurikulum
yang
dirancang
untuk
memberikan peluang seluas-luasnya bagi sekolah dan
guru untuk melakukan praktik-praktik pendidikan
dalam rangka mengembangkan semua potensi yang
dimiliki peserta didik, baik melalui proses pembelajaran
di
kelas
maupun
program
pengembangan
diri(ekstrakurikuler) Pengembangan
potensi peserta
didik dimaksudkan untuk memantapkan kesadaran
17
diri tentang kemampuan atau life skill terutama
kemampuan personal yang dimilikinya. Potensi peserta
didik ada dua wujud yakni prestasi yang berwujud
akademik dan prestasi non akademik, oleh karena itu
kepala sekolah harus memahami kemampuan masingmasing guru, sehingga dalam penyusunan Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
dapat
terpadu.Dengan
demikian guru memilii tanggungjawab besar dalam
menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya,
dan bermoral.
2.3
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Berkarakter
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka
untuk satu pertemuan atau lebih.RPP dikembangkan
dari
silabus
untuk
mengarahkan
kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi
Permendiknas
menyatakan
Pembelajaran
Dasar(KD).
Nomor
Hal
81
A
bahwa
adalah
ini
sesuai
tahun
Rencana
rencana
dengan
2013
yang
Pelaksanaan
pembelajaran
yang
dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok
atau tertentu yang mengacu pada silabus. Sedangkan
RPP
berkarakter
menurut
Mulyasa(2011:82)
RPP
berkarakter merupakan rencana kegiatan pembelajaran
yang
dilaksanakan
oleh
guru
untuk
menunjang
pembentukan karakter siswa yang diharapkan. Hal ini
berarti bahwa Rencana
Pembelajaran berkarakter
memberikan
suatu
kepada
program
dan
18
membedakannya ke program lain. Implikasi dari RPP
Pendidikan
pembelajaran
komponen
Karakter
sebagai
produk
jangka
pendek,
yang
program
kegiatan
belajar
program
mencakup
dan
proses
pelaksanaan program.
Komponen
RPP
berkarakter
menurut
Permendiknas no 81 A tahun 2013 meliputi
Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Karakter yang akan
dibentuk,
Indikator,
Tujuan
Pembelajaran
Materi
Pokok, Metode, Media, Sumber Belajar, dan manajemen
pembelajaran. Manajemen pembelajaran yangdimaksud
di
sini
adalah
kegiatan
pembelajaran
yang
dilaksanakan meliputi pembukaan, kegiatan ini dan
penutup.(Format RPP berkarakter ada pada lampiran)
Dengan
demikian
hakekatnya
RPP
Pendidikan
merupakan
sistem
Karakter
yang
terdiri
pada
atas
komponen-komponen yang saling berhubungan, serta
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan
memuat
langkah-langkah
pelaksanaannya,
untuk
mencapai tujuan atau membentuk kompetensi dan
karakter tertentu.
Dalam
harus
didik
menyusun
RPP
Pendidikan
memperhatikan minat dan perhatian peserta
terhadap materi standar yang dijadikan bahan
kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan
tidak
Karakter
agar guru
hanya berperan sebagai transformator, akan
tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat
membangkitkan gairah belajar serta mendorong peserta
didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai
variasi media, dan sumber belajar yang sesuai, serta
menunjang
pembentuakan
karakter
secara
utuh.
19
Untuk kepentingan tersebut, terdapat prinsip-prinsip
yang
harus
berkarakter.
diperhatikan
dalam
Prinsip-prinsip
penyusunan
penyusunan
RPP
RPP
berkarakter menurut Mulyasa adalah sebagai berikut.
1) Karakter yang dirumuskan harus jelas.
2) RPP berkarakter harus sederhana dan fleksibel
3) Kegiatan-
kegiatan
yang
dikembangkan dalam
telah
disusun
dan
RPP berkarakter harus
menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar
yang telah ditetapkan.
4) RPP berkarakter yang dikembangkan harus utuh dan
menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
5) Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana
program di sekolah terutama apabila pembelajaran
dilaksanakan secara tim.
Menurut Mulyasa(2011:100) ada empat langkah yang
harus
dilakukan
berkarakter.
mampu
karakter
guru
Keempat
langkah
mengidentifikasi
yang
dalam
ingin
menyusun
itu
dan
dicapai
RPP
adalah:1).Guru
mengelompokkan
setelah
proses
pembelajaran,2).Mengembangkan materi standar atau
materi
pokok,3)
menentukan
metode
dan
4)merencanakan penilaian. Keempat langkah tersebut
akan digunakan sebagai pedoman dalam menyusun
RPP berkarakter. Hal ini berarti bahwa guru harus
berpedoman
menyusun
pada
RPP
empat
langkah
berkarakter
dan
tersebut
dalam
memperhatikan
komponen-komponen yang harus ada dalam menyusun
RPP berkarakter, seperti pada RPP pada umumnya.
20
Uraiannya
komponen-komponen
adalah
sebagai
berikut.
1. Mencantumkan identitas,yang meliputi :
a. Nama sekolah
b. Mata Pelajaran
c. Kelas/Semester
d. Alokasi Waktu
Catatan: RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
dikutip
dari
pendidikan.
silabus
Alokasi
yang
waktu
disusun
oleh
diperhitungkan
satuan
untuk
pencapaian satu kompetensi dasar yang bersangkutan,
yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya
pertemuan.
2. Kompetensi Dasar Berkarakter
Guru akan mengidentifikasi kompetensi dasar karakter
yang akan dibentuk dengan melihat Syarat-syarat
Kecakapan Khusus(SKK) dan Syarat-syarat
Kompetensi
dasar
karakter
yang
(SKU)
dikembangkan
mengacu pada Standar Kompetensi mata pelajaran
yang dituangkan dalam indikator.
3. Tujuan Pembelajaran Berkarakter
Berisi
penguasaan
kompetensi
berkarakter
yang
operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana
pelaksanaan
pembelajaran
berkarakter.
Tujuan
pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan
21
yang operasional dari kompetensi dasar berkarakter.
Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional,
rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam
merumuskan tujuan pembelajaran berkarakter. Tujuan
pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau
beberapa tujuan.
4. Materi Pembelajaran Berkarakter
Adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran
berkarakter.
Materi
pembelajaran
dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok
yang ada dalam silabus. Materi pokok diambil dari
kompetensi berkarakter yang diharapkan.
5. Metode Pembelajara Berkarakter
Dalam pembelajaran berkarakter yang dipilih harus
memuat kerjasama antar kelompok.
6. Langkah-langkah Pembelajaran
Untuk
mencapai
suatu
kompetensi
dasar
dalam
kegiatan pembelajaran harus dicantumkan langkahlangkah
kegiatan
dalam
setiap
pertemuan.
Pada
dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur
kegiatan :
1). Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu
pertemuan
pembelajaran
yang
ditujukan
untuk
22
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
2). Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan
sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
a. Eksplorasi
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang
luas dan dalam tentang topik/tema materi yang
dipelajari
dengan
menerapkan
prinsip
alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka
sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri,
berfikir logis, kreatif, kerjasama)
2) Menggunakan
beragam
pendekatan
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar
lain
(contoh
nilai
yang
ditanamkan:
kreatif, kerja keras)
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta
didik serta antara peserta didik dengan guru,
23
lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh
nilai
yang
ditanamkan:
kerjasama,
saling
menghargai, peduli lingkungan)
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam
setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang
ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)
5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan
di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh
nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja
keras)
b. Elaborasi
1) Membiasakan
peserta
didik
menulis
yang
beragam
tertentu
yang
bermakna
membaca
melalui
dan
tugas-tugas
(contoh
nilai
yang
ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis)
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
(contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya
diri, kritis, saling menghargai, santun)
3) Memberi
kesempatan
menganalisis,
untuk
menyelesaikan
berpikir,
masalah,
dan
bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang
ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis)
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang
ditanamkan:
kerjasama,
tanggung jawab)
saling
menghargai,
24
5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara
sehat
untuk
meningkatkan
prestasi
belajar
(contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin,
kerja keras, menghargai)
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis, secara individual maupun kelompok
(contoh
nilai
bertanggung
yang
jawab,
ditanamkan:
percaya
diri,
jujur,
saling
menghargai, mandiri, kerjasama)
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan
hasil kerja individual maupun kelompok (contoh
nilai
yang
ditanamkan:
percaya
diri,
saling
menghargai, mandiri, kerjasama)
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan
(contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri,
saling menghargai, mandiri, kerjasama)
9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan
yang
menumbuhkan
kebanggaan
dan
rasa
percaya diri peserta didik (contoh nilai yang
ditanamkan: percaya diri, saling menghargai,
mandiri, kerjasama)
c. Konfirmasi
1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun
hadiah
terhadap
(contoh
nilai
keberhasilan
yang
peserta
ditanamkan:
didik
saling
menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)
25
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya
diri, logis, kritis)
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi
untuk memperoleh pengalaman belajar yang
telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan:
memahami kelebihan dan kekurangan)
4) Memfasilitasi
peserta
jauh/dalam/luas
didik
memperoleh
untuk
lebih
pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, antara lain dengan
guru:
5) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator
dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi
kesulitan,
dengan
menggunakan
bahasa yang baku dan benar (contoh nilai yang
ditanamkan: peduli, santun);
6) Membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai
yang ditanamkan: peduli);
7) Memberi
acuan
agar
peserta
didik
dapat
melakukan pengecekan hasil eksplorasi (contoh
nilai yang ditanamkan: kritis)
8) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih
jauh (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu);
dan
9) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang
kurang atau belum berpartisipasi aktif (contoh
nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri).
26
3). Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un¬tuk
mengakhiri
aktivitas
pembelajaran
yang
dapat
dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
7.
Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan
yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh
satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber
rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan
bahan.
Sumber
belajar
dituliskan
secara
lebih
operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus
dituliskan
buku
referensi,
dalam
RPP
harus
dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan
halaman yang diacu.
8.
Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk
instrumen,
dan
mengumpulkan
dituangkan
instrumen
data.
dalam
yang
Dalam
bentuk
matrik
dipakai
untuk
sajiannya
dapat
horisontal
atau
vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes
tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang
berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.
27
2.4 Pelatihan Tutorial Kelompok
2.4.1 Konsep Pelatihan
Pelatihan
meningkatkan
adalah
suatu
pengetahuan
pegawai/karyawan
usaha
dan
untuk
kemampuan
dalam
melaksanakan
pekerjaaannya agar lebih efektif dan efisien. Pelatihan
kerja menurut undang-undang No.13 tahun 2003
adalah
keseluruhan
memperoleh,
kegiatan
meningkatkan,
untuk
serta
memberi,
mengembangkan
kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan
etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian
tertentu
sesuai
pekerjaan
dan
dengan
jabatan
jenjang
dan
kualifikasi
tertentu.
Dari
pandangan
tersebut pelatihan berati bagi karyawan merupakan
sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian
tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil
dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan
semakin baik, sesuai standar. Sedangkan menurut
Oemar Hamalik (2007:10) bahwa, pelatihan merupakan
suatu proses yang meliputi serangkaian tindak atau
upaya
yang
dilaksanakan
dengan
sengaja
dalam
bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang
dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam
satuan waktu, yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan
tertentu
guna
meningkatkan
efektifitas
dan
produktifitas dalam suatu organisasi. Ciri utama dalam
pelatihan ada unsur kesengajaan yaitu ditandai dengan
adanya
perencanaan
yang
lengkap.
Perencanaan
pelatihan menurut Daryanto dkk (2014:34) meliputi :
28
(1)Analisis
kebutuhan
(2)
Penetapan
kriteria
keberhasilan(3) Merancang program pelatihan (4)
Pelaksanaan
Program
pelatihan
program.
Perencanaan
pedoman
dalam pelaksanaan
pelatihan
sudah
ini
(5)
Evaluasi
digunakan
memiliki
sebagai
pelatihan.
Peserta
kemampuan
untuk
melaksanakan tugasnya, sehingga bantuan yang
diberikan lebih berfungsi sebagai motivasi agar hasil
kerjanya lebih maksimal.
Kegiatan
pelatihan
mempunyai
meningkatkan
kemampuan
menimbulkan
perubahan
kerja
tujuan
peserta
perilaku
yang
kognitif,
keterampilan dan sikap.
Hal ini sependapat dengan Mulyasa (2014: 153)
bahwa pelatihan hendaknya dituntun oleh rencana
tindakan yang telah dikembangkan. Tindakan dalam
PTS
adalah:
(pelaksanaan),
Planing
(perencanaan),
Observing
(pengamatan),
Acting
Reflesing
(refleksi). Perencanaan ini digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pelatihan. Peserta pelatihan sudah
memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya,
sehingga
bantuan
sebagai
motivasi
maksimal.Kegiatan
yang
diberikan
agar
hasil
pelatihan
meningkatkan
kemampuan
menimbulkan
perubahan
lebih
berfungsi
kerjanya
lebih
mempunyai
kerja
tujuan
peserta
perilaku
yang
kognitif,
keterampilan dan sikap. Hal ini menunjukkan bahwa
interaksi
yang
terjalin
antara
tutor
dan
peserta
pelatihan lebih mengarah pada pembimbingan atau
pendampingan yang bersifat mendidik. Dengan bentuk
interaksi seperti ini pelatihan akan lebih efektif dan
menghasilkan perubahan tingkah laku peserta. Adanya
29
perubahan tingkah laku menunjukkan peningkatan
kinerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
2.4.2 Tutorial Kelompok
Menurut Oemar Hamalik(2007:64) menyatakan
bahwa Tutorial kelompok merupakan metode pelatihan
dimana seorang pelatih membimbing satu kelompok
peserta, yang terdiri dari lima sampai tujuh orang pada
waktu yang sama. Hal ini berarti bahwa turorial
kelompok merupakan metode yang paling ideal dalam
pelatihan karena pelatih langsung berhadapan dengan
peserta. Implikasi dari metode ini digunakan pada
semua
program
pelatihan
tujuan
tingkah
laku.
berinteraksi,
yang
Pelatih
komunikasi
berorientasi
dan
peserta
membahas
pada
saling
permasalahan
yang dihadapi. Tutorial kelompok menitikberatkan
pada
bimbingan
terhadap
individu-individu
dalam
kelompok Berdasar pada penjelasan di atas maka
tujuan pelatihan dengan Tutorial Kelompok adalah
:(1).Melatih
profesional
ketrampilan
maupun
bagi
tertentu
baik
kehidupan
bersifat
sehari-hari.
(2).Memperoleh pemahaman tentang suatu proses atau
prinsip.
(3).
Meningkatkan
Melatih
memecahkan
keaktifan
belajar.
(5
masalah.
(4)
)Memberikan
motivasi dan meningkatkan semangat kerja dalam
organisasi dengan komitmen organisasi yang lebih
tinggi.
30
Adapun langkah-langkah metode Tutorial menurut
Oemar Hamalik adalah sebagai berikut.
1. Penentuan Ruang Lingkup.
Penentuan ruang lingkup sama artinya dengan
kebutuhan .Kebutuhan merupakan langkah awal yang
amat penting untuk dilakukan, yaitu melalui analisis
kebutuhan. Dengan analisis kebutuhan yang cermat
dapat dinyakinkan bahwa kegiatan pelatihan memang
benar-benar perlu dilakukan.
2.
Penentuan Tujuan.
Berdasarkan
analisis
kebutuhan
selanjutnya
dapat ditetapkan tujuan yang ingin di capai dari
sebuah pelatihan. Penentuan tujuan ini memiliki arti
penting bagi tolok ukur keberhasilan pelatihan dan
bahan dalam menentukan langkah selanjutnya.
3. Penyajian Materi.
Setelah
dilakukan
analisis
kebutuhan
dan
ditetapkan tujan yang ingin di capai, selanjutnya dapat
ditentukan materi pelatihan. Dalam penentuan materi
terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan :
Kemampuan apa yang hendak di capai, materi apa
yang perlu dipersiapkan, kapan waktu terbaik untuk
penyampaian materi. dimana tempat dilaksanakan
pelatihan,
berapa
biaya
yang
dibutuhkan
untuk
pelatihan, siapa yang paling tepat selaku instruktur
pelatihan,
bagaimana
dilaksanakan.
pelatihan
itu
sebaiknya
31
4. Evaluasi
Evaluasi dapat dikatakan berhasil apabila dalam
diri peserta tersebut terjadi
tranformasi.
Proses
suatu suatu proses
tranformasi
dapat
dinyatakan
berlangsung dengan baik apabila terjadi paling sedikit
dua
hal,
yaitu:
Peningkatan
kemampuan
dalam
pelaksanaan tugas, perubahan perilaku yang tercermin
pada sikap, disiplin, dan etos kerja yang tinggi.
Keunggulan
Pelatihan Turorial Kelompok menurut
Oemar Hamalik meliputi:
a. Peserta
dapat
melakukan
interaksi
sosial
dan
komunikasi dalam kelompoknya.
b. Aktivitas peserta cukup tinggi, dan terlibat langsung
dalam pembelajaran.
c. Dapat
membiasakan
peserta
dalam
memahami
masalah sosial.
d. Dapat membina hubungan personal yang positif
e. Dapat membangkitkan imajinasi.
f. Membina
hubungan
yang
komunikatif
dan
bekerjasama dalam kelompok.
Selain keunggulan Oemar Hamalik juga menyatakan
kelemahan pelatihan Tutorial Kelompok
a. Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak
b. Sangat bergantung pada aktifitas peserta
c. Cenderung
memerlukan
pemanfaatan
sumber
belajar
2.5 Kajian Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abna
Hidayati yang berjudul Strategi Penerapan Pendidikan
32
Karakter
bagi
siswa
SD
oleh
guru
agama
Islam,menuliskan bahwa pola penerapan pendidikan
karakter
di Padang melalui Proses pembelajaran di
kelas diterapkan pada pembuatan RPP berkarakter,
silabus
dan
Kegiatan
Belajar
Mengajar.Persamaan
dengan penelitian ini adalah pada cara penyusunan
RPP berkarakter,sedangkan perbedaannya ada pada
tindakan penelitian. Penelitian yang dilakukan Abna
menggunakan KKG guru agama Islam, sedang pada
penelitian
ini
menggunakan
Tutorial
Kelompok.
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan
pengetahuan cara menyusun RPP berkarakter.
Penelitian
Rifqi
Afandi
ini
berjudul
Integrasi
Pendidikan karakter Dalam Pembelajran IPS di Sekolah
Dasar
membahas
pendidikan
karakter
bagaimana
ke
dalam
mengintegrasikan
pembelajaran
IPS.
Pendidikan karakter sejalan dengan tujuan pendidikan
IPS yaitu membina anak didik menjadi warga Negara
yang baik, yang memiliki pengetahuan, ketrampilan
dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya sendiri
serta
bagi
masyarakat
dan
bagi
Negara.
Untuk
merealisasikan tujuan tersebut, proses mengajar dan
membelajarkannya tidak hanya terbatas pada aspekaspek
pengetahuan
(kognitif),
dan
ketrampilan
ketrampilan (psikomotor) saja, melainkan juga meliputi
aspek akhlak(afektif) serta bertanggungjawab sesuai
yang terkandung dalam Pancasila. Persamaan dengan
penelitian Rifqi dengan penelitian ini adalah pada
indikator pembelajaran berkarakter yaitu membina
anak menjadi warga negara yang baik, sedangkan
perbedaannya terletak pada pola pelatihan. Jika Rifqi
33
menggunakan pemaparan hasil sedangkan penelitian
ini sedang penelitian menggunakan Tutorial Kelompok.
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menggunakan
pengintegrasian pembelajaran karakter melalui bidang
studi.
Penelitian
Darmiyati
Zuhdi
ini
berjudul
Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi
dalam Pembelajaran Bidang Studi di Sekolah Dasar,
penelitian ini membahas model pendidikan karakter
yang efektif adalah yang menggunakan pendekatan
komprehensif. Pembelajarannya tidak hanya melalui
bidang studi tetentu tetapi diintegrasikan ke dalam
berbagai bidang studi. Metode dan strategi yang
digunakan bervariasi yang sedapat mungkin mencakup
inkulkasi,
keteladanan,
fasilitasi
nilai
dan
pengembangan soft skill.(antara lain berpikir kritis,
kreatif, berkomunikasi efektif, dan dapat mengatasi
masalah)
Persamaan
penelitian
Darmiyati
dengan
penelitian ini adalah cara mengajarkan pendidikan
karakter pada peserta didik,sedang perbedaanya pada
metode
yang
digunakan.
Darmiyati
menggunakan
metode komprehensif, sedang penelitian ini meng
gunakan pelatihan tutorial kelompok.
Kesimpulan dari kajian penelitian di atas adalah
penerapan
pendidikan
SD.Penerapan
karakter
untuk
siswa
itu diawali dari penyusunan RPP
berkarakter dan pelaksanaan kegiatan menggunakan
metode
yang
kelompok,diskusi
bervariasi
dan
tutorial
ada
yang
kelompok.
kerja
Dengan
demikian penyusunan RPP berkarakter dilaksanakan
melalui pelatihan dengan metode yang bermacam-
34
macam. Khusus untuk penelitian ini menggunakan
pelatihan Tutorial Kelompok, karena peneliti ingin
langsung mengetahui hasil yang dicapai.
2.6 Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Penyusunan RPP Berkarakter
PELATIHAN TUTORIAL KELOMPOK
Persiapan Pelatihan
Pelaksnaan &
Pengmatan
Refleksi
Evaluasi
Peningkatan Kompetensi dalam
menyusun RPP berkarakter
Mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di
sekolah melalui pembentukan karakter peserta didik
secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar
kompetensi lulusan harus didukung oleh kompetensi
guru yang tangguh. Guru yang tangguh adalah guru
yang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
pengemban pendidikan.Peningkatan kompetensi harus
35
selalu
diupayakan,
agar
guru
profesional
dalam
melaksanakan tugasnya.
Sekolah
sebagai
lembaga
dan
organisasi
pendidikan harus dapat memahami terhadap kesulitan
yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran
berkarakter.
Kesulitan
guru
pemahaman guru akan
tersebut
meliputi
penyusunan perencanaan
pembelajaran, dan penyusunan evaluasi pembelajaran
berkarakter. Untuk itu peningkatan kompetensi guru
perlu dilakukan secara terus menerus. Upaya untuk
peningkatan
pelatihan.
Kelompok.
itu
salah
Pelatihan
dalam
Pelatihan
kelompok kecil
satunya
adalah
penelitian
dengan
teknik
ini
melalui
Tutorial
komunikasi
dapat dilaksanakan dengan tutorial
kelompok. Seorang pelatih membimbing satu kelompok
peserta yang terdiri dari lima atau tujuh orang pada
waktu yang sama. Tutorial kelompok menitikberatkan
pada
bimbingan
kelompok.
terhadap
Utamanya
individu-individu
adalah
pelatihan
dalam
untuk
meningkatkan kompetensi dan ketrampilan khusus
guru yang berkaitan dengan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP )Pendidikan Karakter.
Penelitian dilakukan melalui siklus-siklus, setiap siklus
terdidari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan.
pengamatan & evaluasi, dan refleksi.
KAJIAN TEORI
2.1 Pendidikan Karakter
Menurut Elkind dan Sweet(dalam Kemendiknas,
2010:13) menyebutkan pendidikan karakter dimaknai
sebagai berikut:”Character education is the deliberate
effort to help people understand, care about, and act
upon core ethical values”. Pendidikan karakter adalah
suatu
usaha
sengaja
untuk
membantu
orang
memahami , peduli dan bertindak menurut nilai-nilai
etika.
Sementara
itu
menurut
Ramli(dalam
Kemendiknas,2010:13) pendidikan karakter memiliki
esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral
dan pendidikan akhlak.Tujuannya adalah membentuk
pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik,
warga masyarakat dan dan warga negara yang baik.
Dari pendapat dua pendapat tersebut dapat diartikan
bahwa
pendidikan
karakter
adalah
suatu
sistem
penanaman nilai-nilai karter kepada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilainilai
tersebut.
Hal
ini
berdampak
bahwa
dalam
pendidikan karakter di sekolah, semua komponen
pendidikan harus dilibatkan yaitu isi kurikulum, proses
pembelajaran
dan
penilaian,
penanganan
atau
pengelolkinlaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,
pelaksanaan aktivitas , pemberdayaan sarana dan
prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga
sekolah menjadikan peserta didik mengenal, peduli,
9
10
dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur. Diharapkan
dengan
adanya
meningkatkan
pendidikan
pendidikan
mutu
yang
karakter
penyelenggaraan
mengarah
pada
dapat
dan
hasil
pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia bagi peserta
didik.
Fungsi
pendidikan
karakter
adalah
untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang
mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh,terpadu,dan seimbang,
sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap
satuan
pendidikan.
peserta
didik
diharapkan
meningkatkan
mengkaji
Melalui
dan
pendidikan
mampu
menggunakan
dan
secara
karakter
mandiri
pengetahuannya,
menginternalisasikan
serta
mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia
sehingga
hari.Pendidikan
pendidikan
terwujud
dalam
perilaku
sehari-
karakter
pada
tingkat
satuan
pembentukan
budaya
mengarah
pada
sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi
perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbolsimbol yang dipraktekan oleh semua warga sekolah dan
masyrakat sekitarnya.Budaya sekolah merupakan ciri
khas, karakter atau watak dan citra sekolah tersebut di
mata masyarakat luas.
2.1.1 Guru sebagai agen pendidikan karakter
Guru merupakan faktor penting yang besar
pengaruhnya terhadap pendidikan karakter di sekolah,
bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta
didik dalam mengembangkan pribadinya secara utuh.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa(2011:63) yang
11
menyatakan bahwa dalam pembelajaran peran guru
tidak akan mampu digantikan oleh hebatnya teknologi
yang mampu memudahkan manusia mencari dan
mendapatkan informasi dan pengetahuan. Hal ini
diyakini bahwa guru sebagai agen pendidikan karakter
akan berdampak langsung kepada peserta didik dalam
perubahan sikap, tingkah laku, dan pengetahuan yang
dikuasainya.
Disamping
itu
menurut
Darmiyati
(2013:3), guru akan mampu menjalankan peranannya
sebagai
pendidik
mempunyai
dan
pengajar
kestabilan
emosi,
apabila
guru
memiliki
rasa
tanggungjawab yang besar untuk memajukan peserta
didik,
bersikap
realistis,
bersikap
jujur,
bersikap
terbuka dan peka terhadap perkembangan, terutama
dalam inovasi pembelajaran.
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa implikasi
terhadap pendidikan untuk mewujudkan peran guru
sebagai agen pendidikan karakter, ada beberapa hal
yang dilakukan guru. yaitu guru sebagai fasilitator,
motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi
peserta didik.Hal ini berarti bahwa guru harus mampu
mengembangkan
kemampuan
yang
potensi
dimiliki
peserta
didik
melalui
guru
sehingga
tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Dari
beberapa
pendapat
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa guru sebagai agen pendidikan
karakter harus dapat
mengembangkan kepribadian
peserta didik melalui interaksi yang intensif, baik
selama di dalam kelas maupun di luar kelas.Guru
merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan pendidikan karakter di sekolah,
12
bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta
didik dalam mengembangkan pribadinya secara utuh.
Dikatakan demikian, karena guru merupakan figur
utama serta contoh dan teladan bagi peserta didik.
Oleh karena itu, dalam pendidikan karakter guru harus
mulai
dari
dirinya
dilakukannya
sendiri
dengan
baik
agar
apa-apa
menjadi
baik
yang
pula
pengaruhnya terhadap peserta didik. Pendidikan sulit
untuk menghasilkan sesuatu yang baik tanpa dimulai
oleh guru- gurunya yang baik.Untuk itu terdapat halhal yang harus dipahami guru dari peserta didik,
antara lain kemampuan, potensi, minat, hobi, sikap,
kepribadian,
kebiasaan,
catatan
kesehatan,
latar
belakang keluarga, dan kegiatannya di sekolah. Agar
guru
dapat
mengembangkan
pendidikan
karakter
secara efektif, serta dapat meningkatkan kualitas
pendidikan, khususnya
dalam peningkatan pribadi
peserta didik , guru harus berperan sebagai agen
pembelajaran karakter.Oleh karena itu guru harus
memahami tentang pendidikan karakter antara lain:
menguasi dan memahami materi pendidikan karakter
dan hubungannya dengan pembelajaran dengan baik,
menyukai pendidikan karakter, memahami peserta
didik,pengalaman,
menggunakan
kemampuan
metode
dan
pendidikan
potensinya,
karakter
yang
bervariasi,menghilangkan bahan-bahan yang kurang
berkarakter artinya dapat mendukung dieliminasi dan
mengikuti
proses
perkembangan
pendidikan
karakter,mempersiapkan proses pendidikan karakter
secara
matang,mendorong
memiliki
karakter
peserta
yang
lebih
didiknya
untuk
baik,
dan
13
menghubungkan
pengalaman
yang
lalu
dengan
karakter yang akan dibentuk.
Menurut Mulyasa(2011:66) fungsi
guru dalam
pendidikan karakter adalah sebagai (1) Keteladanan;
(2)Inspirator; (3) Motivator; (4)Dinamisator;(5) Evaluator
Hal ini dapat berarti bahwa dalam pendidikan karakter,
keteladanan yang dibutuhkan guru berupa konsistensi
dalam menjalankan perintah agama
dan menjauhi
larangan-larangannya, kepedulian terhadap orang tidak
mampu,
kegigihan
dalam
meraih
prestasi
individu
maupun
sosial,
ketahanan
secara
menghadapi
tantangan, rintangan dan godaan, serta kecepatan
dalam bergerak dan beraktualisasi. Keteladanan guru
sangat penting demi efektivitas pendidikan karakter.
Guru sebagai inspirator harus dapat membangkitkan
semangat untuk maju dengan menggerakkan segala
potensi yang dimiliki peserta didik guna meraih prestasi
dirinya. Guru sebagai motivator maksudnya dapat
membangkitkan
spirit, etos kerja, dan potensi yang
luar biasa dalam diri peserta didik . fungsi guru sebagai
dinamisator
mendorong
artinya
kearah
guru
menjadi
penggerak
tujuan
dengan
kecepatan,
kecerdasan, dan kearifan yang tinggi. Dengan demikian
fungsi
guru
dalam
pendidikan
karakter
sangat
bermakna bagi perkembangan peserta didik.
2.2 Kompetensi Guru
Seorang
kompetensi.
guru
harus
Kompetensi
memiliki
merupakan
sejumlah
seperangkat
pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus
14
dimiliki,
dihayati,
dan
dikuasi
guru
untuk
melaksanakan tugas . hal ini sesuai dengan UU No. 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,“kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan”. Dengan demikian kompetensi bersifat
menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang utuh
yang
menggambarkan
potensi,
pengetahuan,
ketrampilan, sikap, dan nilai yang dimiliki seseorang
yang terkait dengan profesi tertentu yang diwujudkan
dalam bentuk tindakan atau kinerja. Dan diperkuat lagi
dengan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 dan
perubahannya Peraturan Pemerintah no 32 tahun 2013
tentang
Standar
Nasional
bahwa
kompetensi
guru
pendidikan
terdiri
menjelaskan
atas
4(empat)
kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi
sosial.
Kompetensi
pedagogik
adalah
kemampuan
melaksanakan pembelajaran peserta didik, kompetensi
kepribadian adalah
kemampuan dalam bidang yang
diajarkan, dan kompetensi social adalah kemampuan
berhubungan
dengan
masyarakat.
Sedangkan
menurut Depdiknas(2002:1) mendefinisikan rumusan
kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan
nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak. Dengan demikian kompetensi
dapat diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan, dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi
bagian
dari
dirinya,
sehingga
ia
dapat
15
melakukan
perilaku-perilaku
kognitif,
afektif,
dan
psychomotor dengan sebaik-baiknya.
Kompetensi sebagai penguasan terhadap suatu
tugas,
ketrampilan,
sikap,
dan
apresiasi
yang
diperlukan untuk menunjang keberhasilan ( Mulyasa,
2003:38 ). Dengan kata lain kompetensi tidak hanya
mengandung pengetahuan, ketrampilan, dan sikap,
namun
yang
penting
adalah
penerapan
dari
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan
tersebut dalam pekerjaan. Kompetensi seorang guru
akan menunjukkan kualitas guru dalam menjalankan
fungsinya sebagai guru.Jadi kompetensi guru adalah
kecakapan, kemampuan, dan ketrampilan yang dimiliki
oleh seorang yang bertugas mendidik peserta didik agar
mempunyai kepribadian yang luhur dan ketrampilan
dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Oleh karena itu
kompetensi guru menjadi tuntutan dasar bagi seorang
guru.
2.2.1 Kompetensi Pedagogik
Kompetensi
pedagogik
adalah
kemampuan
melaksanakan pembelajaran peserta didik , kompetensi
wajib dimiliki oleh seorang guru hal ini ditegaskan
Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen
dikemukakan
kompetensi
pedagogik
adalah
“kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik”.
Kompetensi
ini
dapat
dilihat
dari
kemampuan
merencanakan program belajar mengajar, kemampuan
melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar
mengajar,
dan
kemampuan
melakukan
Unsur pertama dalam kompetensi
seorang
guru
adalah
kemampuan
penilaian.
pedagogik
merencanakan
16
program belajar mengajar yang mencakup kemampuan
:(1)
Merencanakan
pengorganisasian
bahan-bahan
pengajaran. (2) Merencanakan pengelolaan kegiatan
belajar mengajar. (3)Merencanakan pengelolaan kelas.
(4) Merencanakan penggunaan media dan sumber
pengajaran. (5) Merencanakan penilaian prestasi siswa
untuk kepentingan pengajaran.
Berdasarkan
uraian
di
atas,
merencanakan
program belajar mengajar merupakan proyeksi guru
mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama
pembelajaran
berlangsung,
yang
mencakup
:
merumuskan tujuan, menguraikan deskripsi satuan
bahasan, merancang kegiatan belajar, memilih berbagai
media
dan
sumber
belajar,
dan
merencanakan
penilaian penguasaan tujuan. Perangkat perencanaan
pembelajaran yang mengandung unsur-unsur tersebut
dan merupakan perangkat pembelajaran paling utama
adalah silabus pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.Proses pembelajaran yang baik diawali
dari persiapan yang baik melalui penyusunan Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran.
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi(KBK), yang kemudian diimplementasikan
menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP),
merupakan
kurikulum
yang
dirancang
untuk
memberikan peluang seluas-luasnya bagi sekolah dan
guru untuk melakukan praktik-praktik pendidikan
dalam rangka mengembangkan semua potensi yang
dimiliki peserta didik, baik melalui proses pembelajaran
di
kelas
maupun
program
pengembangan
diri(ekstrakurikuler) Pengembangan
potensi peserta
didik dimaksudkan untuk memantapkan kesadaran
17
diri tentang kemampuan atau life skill terutama
kemampuan personal yang dimilikinya. Potensi peserta
didik ada dua wujud yakni prestasi yang berwujud
akademik dan prestasi non akademik, oleh karena itu
kepala sekolah harus memahami kemampuan masingmasing guru, sehingga dalam penyusunan Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
dapat
terpadu.Dengan
demikian guru memilii tanggungjawab besar dalam
menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya,
dan bermoral.
2.3
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Berkarakter
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka
untuk satu pertemuan atau lebih.RPP dikembangkan
dari
silabus
untuk
mengarahkan
kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi
Permendiknas
menyatakan
Pembelajaran
Dasar(KD).
Nomor
Hal
81
A
bahwa
adalah
ini
sesuai
tahun
Rencana
rencana
dengan
2013
yang
Pelaksanaan
pembelajaran
yang
dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok
atau tertentu yang mengacu pada silabus. Sedangkan
RPP
berkarakter
menurut
Mulyasa(2011:82)
RPP
berkarakter merupakan rencana kegiatan pembelajaran
yang
dilaksanakan
oleh
guru
untuk
menunjang
pembentukan karakter siswa yang diharapkan. Hal ini
berarti bahwa Rencana
Pembelajaran berkarakter
memberikan
suatu
kepada
program
dan
18
membedakannya ke program lain. Implikasi dari RPP
Pendidikan
pembelajaran
komponen
Karakter
sebagai
produk
jangka
pendek,
yang
program
kegiatan
belajar
program
mencakup
dan
proses
pelaksanaan program.
Komponen
RPP
berkarakter
menurut
Permendiknas no 81 A tahun 2013 meliputi
Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Karakter yang akan
dibentuk,
Indikator,
Tujuan
Pembelajaran
Materi
Pokok, Metode, Media, Sumber Belajar, dan manajemen
pembelajaran. Manajemen pembelajaran yangdimaksud
di
sini
adalah
kegiatan
pembelajaran
yang
dilaksanakan meliputi pembukaan, kegiatan ini dan
penutup.(Format RPP berkarakter ada pada lampiran)
Dengan
demikian
hakekatnya
RPP
Pendidikan
merupakan
sistem
Karakter
yang
terdiri
pada
atas
komponen-komponen yang saling berhubungan, serta
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan
memuat
langkah-langkah
pelaksanaannya,
untuk
mencapai tujuan atau membentuk kompetensi dan
karakter tertentu.
Dalam
harus
didik
menyusun
RPP
Pendidikan
memperhatikan minat dan perhatian peserta
terhadap materi standar yang dijadikan bahan
kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan
tidak
Karakter
agar guru
hanya berperan sebagai transformator, akan
tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat
membangkitkan gairah belajar serta mendorong peserta
didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai
variasi media, dan sumber belajar yang sesuai, serta
menunjang
pembentuakan
karakter
secara
utuh.
19
Untuk kepentingan tersebut, terdapat prinsip-prinsip
yang
harus
berkarakter.
diperhatikan
dalam
Prinsip-prinsip
penyusunan
penyusunan
RPP
RPP
berkarakter menurut Mulyasa adalah sebagai berikut.
1) Karakter yang dirumuskan harus jelas.
2) RPP berkarakter harus sederhana dan fleksibel
3) Kegiatan-
kegiatan
yang
dikembangkan dalam
telah
disusun
dan
RPP berkarakter harus
menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar
yang telah ditetapkan.
4) RPP berkarakter yang dikembangkan harus utuh dan
menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
5) Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana
program di sekolah terutama apabila pembelajaran
dilaksanakan secara tim.
Menurut Mulyasa(2011:100) ada empat langkah yang
harus
dilakukan
berkarakter.
mampu
karakter
guru
Keempat
langkah
mengidentifikasi
yang
dalam
ingin
menyusun
itu
dan
dicapai
RPP
adalah:1).Guru
mengelompokkan
setelah
proses
pembelajaran,2).Mengembangkan materi standar atau
materi
pokok,3)
menentukan
metode
dan
4)merencanakan penilaian. Keempat langkah tersebut
akan digunakan sebagai pedoman dalam menyusun
RPP berkarakter. Hal ini berarti bahwa guru harus
berpedoman
menyusun
pada
RPP
empat
langkah
berkarakter
dan
tersebut
dalam
memperhatikan
komponen-komponen yang harus ada dalam menyusun
RPP berkarakter, seperti pada RPP pada umumnya.
20
Uraiannya
komponen-komponen
adalah
sebagai
berikut.
1. Mencantumkan identitas,yang meliputi :
a. Nama sekolah
b. Mata Pelajaran
c. Kelas/Semester
d. Alokasi Waktu
Catatan: RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
dikutip
dari
pendidikan.
silabus
Alokasi
yang
waktu
disusun
oleh
diperhitungkan
satuan
untuk
pencapaian satu kompetensi dasar yang bersangkutan,
yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya
pertemuan.
2. Kompetensi Dasar Berkarakter
Guru akan mengidentifikasi kompetensi dasar karakter
yang akan dibentuk dengan melihat Syarat-syarat
Kecakapan Khusus(SKK) dan Syarat-syarat
Kompetensi
dasar
karakter
yang
(SKU)
dikembangkan
mengacu pada Standar Kompetensi mata pelajaran
yang dituangkan dalam indikator.
3. Tujuan Pembelajaran Berkarakter
Berisi
penguasaan
kompetensi
berkarakter
yang
operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana
pelaksanaan
pembelajaran
berkarakter.
Tujuan
pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan
21
yang operasional dari kompetensi dasar berkarakter.
Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional,
rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam
merumuskan tujuan pembelajaran berkarakter. Tujuan
pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau
beberapa tujuan.
4. Materi Pembelajaran Berkarakter
Adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran
berkarakter.
Materi
pembelajaran
dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok
yang ada dalam silabus. Materi pokok diambil dari
kompetensi berkarakter yang diharapkan.
5. Metode Pembelajara Berkarakter
Dalam pembelajaran berkarakter yang dipilih harus
memuat kerjasama antar kelompok.
6. Langkah-langkah Pembelajaran
Untuk
mencapai
suatu
kompetensi
dasar
dalam
kegiatan pembelajaran harus dicantumkan langkahlangkah
kegiatan
dalam
setiap
pertemuan.
Pada
dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur
kegiatan :
1). Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu
pertemuan
pembelajaran
yang
ditujukan
untuk
22
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
2). Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan
sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
a. Eksplorasi
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang
luas dan dalam tentang topik/tema materi yang
dipelajari
dengan
menerapkan
prinsip
alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka
sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri,
berfikir logis, kreatif, kerjasama)
2) Menggunakan
beragam
pendekatan
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar
lain
(contoh
nilai
yang
ditanamkan:
kreatif, kerja keras)
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta
didik serta antara peserta didik dengan guru,
23
lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh
nilai
yang
ditanamkan:
kerjasama,
saling
menghargai, peduli lingkungan)
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam
setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang
ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)
5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan
di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh
nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja
keras)
b. Elaborasi
1) Membiasakan
peserta
didik
menulis
yang
beragam
tertentu
yang
bermakna
membaca
melalui
dan
tugas-tugas
(contoh
nilai
yang
ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis)
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
(contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya
diri, kritis, saling menghargai, santun)
3) Memberi
kesempatan
menganalisis,
untuk
menyelesaikan
berpikir,
masalah,
dan
bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang
ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis)
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang
ditanamkan:
kerjasama,
tanggung jawab)
saling
menghargai,
24
5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara
sehat
untuk
meningkatkan
prestasi
belajar
(contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin,
kerja keras, menghargai)
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis, secara individual maupun kelompok
(contoh
nilai
bertanggung
yang
jawab,
ditanamkan:
percaya
diri,
jujur,
saling
menghargai, mandiri, kerjasama)
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan
hasil kerja individual maupun kelompok (contoh
nilai
yang
ditanamkan:
percaya
diri,
saling
menghargai, mandiri, kerjasama)
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan
(contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri,
saling menghargai, mandiri, kerjasama)
9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan
yang
menumbuhkan
kebanggaan
dan
rasa
percaya diri peserta didik (contoh nilai yang
ditanamkan: percaya diri, saling menghargai,
mandiri, kerjasama)
c. Konfirmasi
1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun
hadiah
terhadap
(contoh
nilai
keberhasilan
yang
peserta
ditanamkan:
didik
saling
menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)
25
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya
diri, logis, kritis)
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi
untuk memperoleh pengalaman belajar yang
telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan:
memahami kelebihan dan kekurangan)
4) Memfasilitasi
peserta
jauh/dalam/luas
didik
memperoleh
untuk
lebih
pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, antara lain dengan
guru:
5) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator
dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi
kesulitan,
dengan
menggunakan
bahasa yang baku dan benar (contoh nilai yang
ditanamkan: peduli, santun);
6) Membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai
yang ditanamkan: peduli);
7) Memberi
acuan
agar
peserta
didik
dapat
melakukan pengecekan hasil eksplorasi (contoh
nilai yang ditanamkan: kritis)
8) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih
jauh (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu);
dan
9) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang
kurang atau belum berpartisipasi aktif (contoh
nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri).
26
3). Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un¬tuk
mengakhiri
aktivitas
pembelajaran
yang
dapat
dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
7.
Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan
yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh
satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber
rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan
bahan.
Sumber
belajar
dituliskan
secara
lebih
operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus
dituliskan
buku
referensi,
dalam
RPP
harus
dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan
halaman yang diacu.
8.
Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk
instrumen,
dan
mengumpulkan
dituangkan
instrumen
data.
dalam
yang
Dalam
bentuk
matrik
dipakai
untuk
sajiannya
dapat
horisontal
atau
vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes
tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang
berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.
27
2.4 Pelatihan Tutorial Kelompok
2.4.1 Konsep Pelatihan
Pelatihan
meningkatkan
adalah
suatu
pengetahuan
pegawai/karyawan
usaha
dan
untuk
kemampuan
dalam
melaksanakan
pekerjaaannya agar lebih efektif dan efisien. Pelatihan
kerja menurut undang-undang No.13 tahun 2003
adalah
keseluruhan
memperoleh,
kegiatan
meningkatkan,
untuk
serta
memberi,
mengembangkan
kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan
etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian
tertentu
sesuai
pekerjaan
dan
dengan
jabatan
jenjang
dan
kualifikasi
tertentu.
Dari
pandangan
tersebut pelatihan berati bagi karyawan merupakan
sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian
tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil
dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan
semakin baik, sesuai standar. Sedangkan menurut
Oemar Hamalik (2007:10) bahwa, pelatihan merupakan
suatu proses yang meliputi serangkaian tindak atau
upaya
yang
dilaksanakan
dengan
sengaja
dalam
bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang
dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam
satuan waktu, yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan
tertentu
guna
meningkatkan
efektifitas
dan
produktifitas dalam suatu organisasi. Ciri utama dalam
pelatihan ada unsur kesengajaan yaitu ditandai dengan
adanya
perencanaan
yang
lengkap.
Perencanaan
pelatihan menurut Daryanto dkk (2014:34) meliputi :
28
(1)Analisis
kebutuhan
(2)
Penetapan
kriteria
keberhasilan(3) Merancang program pelatihan (4)
Pelaksanaan
Program
pelatihan
program.
Perencanaan
pedoman
dalam pelaksanaan
pelatihan
sudah
ini
(5)
Evaluasi
digunakan
memiliki
sebagai
pelatihan.
Peserta
kemampuan
untuk
melaksanakan tugasnya, sehingga bantuan yang
diberikan lebih berfungsi sebagai motivasi agar hasil
kerjanya lebih maksimal.
Kegiatan
pelatihan
mempunyai
meningkatkan
kemampuan
menimbulkan
perubahan
kerja
tujuan
peserta
perilaku
yang
kognitif,
keterampilan dan sikap.
Hal ini sependapat dengan Mulyasa (2014: 153)
bahwa pelatihan hendaknya dituntun oleh rencana
tindakan yang telah dikembangkan. Tindakan dalam
PTS
adalah:
(pelaksanaan),
Planing
(perencanaan),
Observing
(pengamatan),
Acting
Reflesing
(refleksi). Perencanaan ini digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pelatihan. Peserta pelatihan sudah
memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya,
sehingga
bantuan
sebagai
motivasi
maksimal.Kegiatan
yang
diberikan
agar
hasil
pelatihan
meningkatkan
kemampuan
menimbulkan
perubahan
lebih
berfungsi
kerjanya
lebih
mempunyai
kerja
tujuan
peserta
perilaku
yang
kognitif,
keterampilan dan sikap. Hal ini menunjukkan bahwa
interaksi
yang
terjalin
antara
tutor
dan
peserta
pelatihan lebih mengarah pada pembimbingan atau
pendampingan yang bersifat mendidik. Dengan bentuk
interaksi seperti ini pelatihan akan lebih efektif dan
menghasilkan perubahan tingkah laku peserta. Adanya
29
perubahan tingkah laku menunjukkan peningkatan
kinerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
2.4.2 Tutorial Kelompok
Menurut Oemar Hamalik(2007:64) menyatakan
bahwa Tutorial kelompok merupakan metode pelatihan
dimana seorang pelatih membimbing satu kelompok
peserta, yang terdiri dari lima sampai tujuh orang pada
waktu yang sama. Hal ini berarti bahwa turorial
kelompok merupakan metode yang paling ideal dalam
pelatihan karena pelatih langsung berhadapan dengan
peserta. Implikasi dari metode ini digunakan pada
semua
program
pelatihan
tujuan
tingkah
laku.
berinteraksi,
yang
Pelatih
komunikasi
berorientasi
dan
peserta
membahas
pada
saling
permasalahan
yang dihadapi. Tutorial kelompok menitikberatkan
pada
bimbingan
terhadap
individu-individu
dalam
kelompok Berdasar pada penjelasan di atas maka
tujuan pelatihan dengan Tutorial Kelompok adalah
:(1).Melatih
profesional
ketrampilan
maupun
bagi
tertentu
baik
kehidupan
bersifat
sehari-hari.
(2).Memperoleh pemahaman tentang suatu proses atau
prinsip.
(3).
Meningkatkan
Melatih
memecahkan
keaktifan
belajar.
(5
masalah.
(4)
)Memberikan
motivasi dan meningkatkan semangat kerja dalam
organisasi dengan komitmen organisasi yang lebih
tinggi.
30
Adapun langkah-langkah metode Tutorial menurut
Oemar Hamalik adalah sebagai berikut.
1. Penentuan Ruang Lingkup.
Penentuan ruang lingkup sama artinya dengan
kebutuhan .Kebutuhan merupakan langkah awal yang
amat penting untuk dilakukan, yaitu melalui analisis
kebutuhan. Dengan analisis kebutuhan yang cermat
dapat dinyakinkan bahwa kegiatan pelatihan memang
benar-benar perlu dilakukan.
2.
Penentuan Tujuan.
Berdasarkan
analisis
kebutuhan
selanjutnya
dapat ditetapkan tujuan yang ingin di capai dari
sebuah pelatihan. Penentuan tujuan ini memiliki arti
penting bagi tolok ukur keberhasilan pelatihan dan
bahan dalam menentukan langkah selanjutnya.
3. Penyajian Materi.
Setelah
dilakukan
analisis
kebutuhan
dan
ditetapkan tujan yang ingin di capai, selanjutnya dapat
ditentukan materi pelatihan. Dalam penentuan materi
terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan :
Kemampuan apa yang hendak di capai, materi apa
yang perlu dipersiapkan, kapan waktu terbaik untuk
penyampaian materi. dimana tempat dilaksanakan
pelatihan,
berapa
biaya
yang
dibutuhkan
untuk
pelatihan, siapa yang paling tepat selaku instruktur
pelatihan,
bagaimana
dilaksanakan.
pelatihan
itu
sebaiknya
31
4. Evaluasi
Evaluasi dapat dikatakan berhasil apabila dalam
diri peserta tersebut terjadi
tranformasi.
Proses
suatu suatu proses
tranformasi
dapat
dinyatakan
berlangsung dengan baik apabila terjadi paling sedikit
dua
hal,
yaitu:
Peningkatan
kemampuan
dalam
pelaksanaan tugas, perubahan perilaku yang tercermin
pada sikap, disiplin, dan etos kerja yang tinggi.
Keunggulan
Pelatihan Turorial Kelompok menurut
Oemar Hamalik meliputi:
a. Peserta
dapat
melakukan
interaksi
sosial
dan
komunikasi dalam kelompoknya.
b. Aktivitas peserta cukup tinggi, dan terlibat langsung
dalam pembelajaran.
c. Dapat
membiasakan
peserta
dalam
memahami
masalah sosial.
d. Dapat membina hubungan personal yang positif
e. Dapat membangkitkan imajinasi.
f. Membina
hubungan
yang
komunikatif
dan
bekerjasama dalam kelompok.
Selain keunggulan Oemar Hamalik juga menyatakan
kelemahan pelatihan Tutorial Kelompok
a. Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak
b. Sangat bergantung pada aktifitas peserta
c. Cenderung
memerlukan
pemanfaatan
sumber
belajar
2.5 Kajian Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abna
Hidayati yang berjudul Strategi Penerapan Pendidikan
32
Karakter
bagi
siswa
SD
oleh
guru
agama
Islam,menuliskan bahwa pola penerapan pendidikan
karakter
di Padang melalui Proses pembelajaran di
kelas diterapkan pada pembuatan RPP berkarakter,
silabus
dan
Kegiatan
Belajar
Mengajar.Persamaan
dengan penelitian ini adalah pada cara penyusunan
RPP berkarakter,sedangkan perbedaannya ada pada
tindakan penelitian. Penelitian yang dilakukan Abna
menggunakan KKG guru agama Islam, sedang pada
penelitian
ini
menggunakan
Tutorial
Kelompok.
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan
pengetahuan cara menyusun RPP berkarakter.
Penelitian
Rifqi
Afandi
ini
berjudul
Integrasi
Pendidikan karakter Dalam Pembelajran IPS di Sekolah
Dasar
membahas
pendidikan
karakter
bagaimana
ke
dalam
mengintegrasikan
pembelajaran
IPS.
Pendidikan karakter sejalan dengan tujuan pendidikan
IPS yaitu membina anak didik menjadi warga Negara
yang baik, yang memiliki pengetahuan, ketrampilan
dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya sendiri
serta
bagi
masyarakat
dan
bagi
Negara.
Untuk
merealisasikan tujuan tersebut, proses mengajar dan
membelajarkannya tidak hanya terbatas pada aspekaspek
pengetahuan
(kognitif),
dan
ketrampilan
ketrampilan (psikomotor) saja, melainkan juga meliputi
aspek akhlak(afektif) serta bertanggungjawab sesuai
yang terkandung dalam Pancasila. Persamaan dengan
penelitian Rifqi dengan penelitian ini adalah pada
indikator pembelajaran berkarakter yaitu membina
anak menjadi warga negara yang baik, sedangkan
perbedaannya terletak pada pola pelatihan. Jika Rifqi
33
menggunakan pemaparan hasil sedangkan penelitian
ini sedang penelitian menggunakan Tutorial Kelompok.
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menggunakan
pengintegrasian pembelajaran karakter melalui bidang
studi.
Penelitian
Darmiyati
Zuhdi
ini
berjudul
Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi
dalam Pembelajaran Bidang Studi di Sekolah Dasar,
penelitian ini membahas model pendidikan karakter
yang efektif adalah yang menggunakan pendekatan
komprehensif. Pembelajarannya tidak hanya melalui
bidang studi tetentu tetapi diintegrasikan ke dalam
berbagai bidang studi. Metode dan strategi yang
digunakan bervariasi yang sedapat mungkin mencakup
inkulkasi,
keteladanan,
fasilitasi
nilai
dan
pengembangan soft skill.(antara lain berpikir kritis,
kreatif, berkomunikasi efektif, dan dapat mengatasi
masalah)
Persamaan
penelitian
Darmiyati
dengan
penelitian ini adalah cara mengajarkan pendidikan
karakter pada peserta didik,sedang perbedaanya pada
metode
yang
digunakan.
Darmiyati
menggunakan
metode komprehensif, sedang penelitian ini meng
gunakan pelatihan tutorial kelompok.
Kesimpulan dari kajian penelitian di atas adalah
penerapan
pendidikan
SD.Penerapan
karakter
untuk
siswa
itu diawali dari penyusunan RPP
berkarakter dan pelaksanaan kegiatan menggunakan
metode
yang
kelompok,diskusi
bervariasi
dan
tutorial
ada
yang
kelompok.
kerja
Dengan
demikian penyusunan RPP berkarakter dilaksanakan
melalui pelatihan dengan metode yang bermacam-
34
macam. Khusus untuk penelitian ini menggunakan
pelatihan Tutorial Kelompok, karena peneliti ingin
langsung mengetahui hasil yang dicapai.
2.6 Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Penyusunan RPP Berkarakter
PELATIHAN TUTORIAL KELOMPOK
Persiapan Pelatihan
Pelaksnaan &
Pengmatan
Refleksi
Evaluasi
Peningkatan Kompetensi dalam
menyusun RPP berkarakter
Mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di
sekolah melalui pembentukan karakter peserta didik
secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar
kompetensi lulusan harus didukung oleh kompetensi
guru yang tangguh. Guru yang tangguh adalah guru
yang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
pengemban pendidikan.Peningkatan kompetensi harus
35
selalu
diupayakan,
agar
guru
profesional
dalam
melaksanakan tugasnya.
Sekolah
sebagai
lembaga
dan
organisasi
pendidikan harus dapat memahami terhadap kesulitan
yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran
berkarakter.
Kesulitan
guru
pemahaman guru akan
tersebut
meliputi
penyusunan perencanaan
pembelajaran, dan penyusunan evaluasi pembelajaran
berkarakter. Untuk itu peningkatan kompetensi guru
perlu dilakukan secara terus menerus. Upaya untuk
peningkatan
pelatihan.
Kelompok.
itu
salah
Pelatihan
dalam
Pelatihan
kelompok kecil
satunya
adalah
penelitian
dengan
teknik
ini
melalui
Tutorial
komunikasi
dapat dilaksanakan dengan tutorial
kelompok. Seorang pelatih membimbing satu kelompok
peserta yang terdiri dari lima atau tujuh orang pada
waktu yang sama. Tutorial kelompok menitikberatkan
pada
bimbingan
kelompok.
terhadap
Utamanya
individu-individu
adalah
pelatihan
dalam
untuk
meningkatkan kompetensi dan ketrampilan khusus
guru yang berkaitan dengan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP )Pendidikan Karakter.
Penelitian dilakukan melalui siklus-siklus, setiap siklus
terdidari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan.
pengamatan & evaluasi, dan refleksi.