Sahdan Amiron Hsb Analisa ANALISA KELAYA

ANALISA KELAYAKAN UKURAN PANJANG DERMAGA, GUDANG BONGKAR MUAT BARANG DAN SANDAR KAPAL STUDY KASUS ( DERMAGA UJUNG BARU - PELABUHAN BELAWAN ) TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh

S AH D AN AMIRON H S B 030404079

BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

ANALISA KELAYAKAN UKURAN PANJANG DERMAGA, GUDANG BONGKAR MUAT BARANG DAN SANDAR KAPAL STUDY KASUS ( DERMAGA UJUNG BARU - PELABUHAN BELAWAN ) TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh

S AH D AN AMIRON H S B 030404079

Pembimbing Utama Co - Pembimbing

Ir. Faisal Ezeddin, MS Yusandy Aswad, ST. MT NIP. 130 878 007

NIP. 132 282 139

Diketahui Ketua Departemen Teknik Sipil

Prof. DR. Ing. Johannes Tarigan, M.Sc NIP. 130 905 362 BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

ABSTRAK

Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan utama ketiga terbesar di Indonesia setelah Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Pelabuhan Belawan terletak

23 km dari sebelah Utara kota Medan yang tepatnya pada posisi

03 " − 47 − 00 LU ; 98 Ο − 42 − 00 BT . Pelabuhan ini dikelola oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I, berkantor pusat di Jl. Krakatau Ujung No. 100 Medan

20241 dan kantor cabang berada di Jl. Sumatera No. 1 Belawan 20411. Pelabuahn Belawan disebut sebagai urat nadi perekonomian Sumatera Utara karena di daerah tersebut memiliki suatu lahan potensial yang berhubungan dengan kelautan, khususnya arus keluar masuk barang dan penumpang melalui angkutan laut. Letak pelabuhan Belawan yang dekat dengan Singapura mendukung kelancaran perdagangan ke mancanegara. Letak posisi pelabuhan yang strategis ini juga yang menjadikan pelabuhan Belawan sebagai pelabuhan Internasional yang merupakan pintu gerbang perdagangan bagi Indonesia.

Pelabuhan Belawan memiliki empat dermaga konvensional yaitu pangkalan Belawan Lama, pangkalan Ujung Baru, pangkalan Citra, terminal Peti Kemas Konvensional Gabion dan satu terminal Penumpang. Dalam penelitian ini studi yang dilakukan adalah menganalisa kelayakan ukuran panjang dermaga, gudang bongkar muat barang dan sandar kapal pada terminal Cuarah Cair pangkalan Ujung Baru pelabuhan Belawan. Pada terminal Curah Cair komoditi yang ditinjau adalah minyak kelapa sawit. Data yang diperlukan untuk dapat menentukan kelayakan dermaga ini adalah berdasarkan data sekunder yaitu data karakteristik kapal antara lain ukuran kapal, jumlah kunjungan kapal, frekuensi perjalanan dan daya angkut kapal; sistem angkutan pipa pompa yang melakukan bongkar muatan komoditi dalam hitungan kapasitas produksi ton per jam dan data gudang penumpukan komoditi (tangki timbun) dalam hitungan kapasitas ton per tangki. Dari data yang diperoleh analisa perhitungan yang digunakan adalah Berth Occupation Ratio (BOR) berapa persen tingkat pemakaian dermaga pada terminal Curah Cair dermaga Ujung Baru pelabuahn Belawan.

Kesimpulan akhir dari penelitian ini berdasarkan data-data sekunder yang diperoleh dan analisa perhitungan yang digunakan bahwa terminal Curah Cair perlu diadakan tahap pengembangan panjang dermaga karena 79,54 % tingkat pemakaian dermaga yang telah digunakan dalam tahun 2007 telah melebihi batas yang telah direncanakan pihak pengelola pelabuhan. Tingkat pemakaian dermaga lebih dari 40 % pemakian dermaga dapat menyebabkan gangguan operasional dalam pelabuhan tersebut. Dari data sekunder tahun 2007 tingkat pemakaian dermaga sebesar 79,54 % memerlukan pertambahan panjang dermaga sebesar 350 m yang sebelumnya panjang dermaga sebesar 300 m. Dari rencana pertambahan panjang tersebut pemakaian dermaga yang sebelumnya sebesar 79,54 % menjadi 36,71 %. Dari data tahun 2007 tahap pengembangan dermaga dapat diproyeksikan tahap pengembangan jangka pendek 5 tahun kedepan, jangka menengah 10 tahun berikutnya dan jangka panjang 10 tahun terakhir.

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya hingga terselesaikan tugas akhir ini dengan judul “Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang dan Sandar Kapal” Studi Kasus : Dermaga Ujung Baru – Pelabuhan Belawan.

Tugas Akhir ini disusun untuk diajukan sebagai syarat dalam ujian sarjana Teknik Sipil bidang studi Transportasi pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Medan.

Dengan kerendahan hati, saya juga menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Faizal Ezeddin, MS selaku dosen Pembimbing Utama yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bantuan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Yusandy Aswad, ST. MT selaku dosen Co-Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan bantuan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan sebagai Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Terunajaya, M.Sc, sebagai Sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak dan Ibu Dosen / Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Arief Rahman, SH selaku Manajer dan Bapak Aulia Rahman, SE, MM selaku Asisten Manajer dan Staff Divisi PKB / PPSA dan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan yang telah banyak memberikan informasi dan bantuan.

7. Terima kasih kepada B’ Ferrial, ST.MT yang meluangkan waktu dan memberikan informasi, motivasi serta arahan kepada saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Khususnya untuk Kedua Orang tua saya, Baharuddin Hasibuan dan Rosni Nasution yang tercinta yang telah mendidik, membimbing, membesarkan, dan memberikan dukungan dan doa kepada saya.

9. Buat abang saya Syawaluddin Hsb; Mustaufin Hsb, SE; Zulpan Hamsar Hsb, Spd; kakak saya Nurmala Hsb, S.pd dan juga kedua adekku Nurkholija Rohma Hsb, A.Md; Rabiatul Adawiyah Hsb yang telah memberikan dukungan dan doanya kepada saya.

10. Terima kasih khusus juga buat Apriani Harahap, A.Md yang sudah memberikan dorongan baik moril maupun materil kepada saya.

11. Terima kasih buat sahabat saya Andriansyah Siregar, A.Md yang sudah memberikan dorongan serta waktu yang disempatkan untuk membantu kelengkapan Tugas Akhir saya ini.

12. Terima kasih juga buat teman-teman saya anak-anak Lab Beton dan teman- teman angkatan ’03 lainnya yang tidak dapat disebut satu per satu atas bantuan dan dukungannya.

11. Terima kasih buat abang-abang dan adik-adik stambuk atas bantuan dan dukungannya.

Saya menyadari bahwa isi dari tugas akhir ini masih banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman serta referensi yang saya miliki. Untuk penyempurnaan di masa yang akan datang, saran dan kritik dari Bapak dan Ibu dosen serta rekan mahasiswa yang bersifat membangun sangat saya harapkan.

Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi kita semua dan ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang transportasi.

Medan,

Sahdan Amiron Hsb

03 0404 079

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Karakteristik Kapal ..................................................................... II-14 TABEL 4.1

Nama Kapal dan Trayek di Kawasan Studi ................................. IV-8 TABEL 4.2

Nama Kapal dan Daya Muatanya ................................................ IV-9 TABEL 4.3

Waktu Bongkar Muat Barang ...................................................... IV-21 TABEL 4.4

Fasilitas Lapangan Penumpukan ................................................. IV-22 TABEL 4.5

Tangki Timbun ........................................................................... IV-23 TABEL 5.1

Waktu Bongkar Muat Barang ...................................................... V-9 TABEL 5.2

Ukuran Kapal di Kawasan Studi .................................................. V-10 TABEL 5.3

Nama Kapal dan Trayek di Kawasan Studi ................................. V-12 TABEL 5.4

Nama Kapal dan Daya Muatnya .................................................. V-13 TABEL 5.5

Fasilitas Lapangan Penumpukan ................................................. V-25 TABEL 5.6

Tangki Timbun ........................................................................... V-26 TABEL 5.7

Kinerja Operasional Pelabuhan .................................................... V-30 TABEL 5.8

Penilaian BOR Maksimum........................................................... V-33 TABEL 5.9

Proyeksi Pertumbuhan Bongkar / Muat ........................................ V-33

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Dimensi Kapal ......................................................................... II-13 GAMBAR 2.2

Dimensi Panjang Dermaga ....................................................... II-27 GAMBAR 3.1

Bagan Alir Metodologi Penelitian ............................................ III-2 GAMBAR 4.1

Dermaga Belawan lama ........................................................... IV-1 GAMBAR 4.2

Dermaga Ujung Baru ............................................................... IV-2 GAMBAR 4.3

Dermaga Citra .......................................................................... IV-2 GAMBAR 4.4

Dermaga Penumpang ............................................................... IV-3 GAMBAR 4.5

Lay Out Jalan Pelabuhan Belawan ........................................... IV-26 GAMBAR 4.6

Struktur Organisasi Pelabuhan Cabang Belawan ...................... IV-31 GAMBAR 5.1

Dimensi Panjang Dermaga ....................................................... V-3

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Umum

Perubahan tingkat sosial ekonomi, budaya, politik dan perkembangan teknologi yang semakin pesat mengakibatkan kota Medan, seperti halnya daerah- daerah urban lainnya mengalami peningkatan serta perkembangan. Kedinamisan pembangunannya dapat dilihat secara nyata baik dalam segi jumlah gedung bertingkat, kendaraan, fasilitas kegiatan, kawasan perumahan maupun sarana prasarana lainnya. Kondisi tersebut membutuhkan antisipasi yang cermat, cepat dan tepat dari Pemerintah Daerah dan berbagai kebijakan-kebijakan suatu rencana struktur kelayakan tata ruang yang mempertimbangkan kemampuan dukungan transportasi sebagai salah satu penunjang utama. Proses perencanaan transportasi dalam kota tersebut tidak terlepas serta selalu keterkaitan dengan ramalan terhadap perjalanan orang atau kendaraan dimasa yang akan datang.

Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 3.700 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling dunia melalui khatulistiwa. Kegiatan pelayaran sangat diperlukan untuk menghubungkan antar pulau, salah satunya pelayaran terpenting adalah pelayaran niaga, yang dapat dibedakan menjadi pelayaran lokal, pelayaran pantai dan pelayaran samudera.

Dalam kondisi seperti hal diatas yaitu perkembangan yang begitu pesat dalam segala bidang, pelabuhan juga akan mengalami peningkatan serta perkembangan dimana kegiatan-kegiatan sejak kedatangan kapal, bongkar muat barang, keberangkatan kapal dan hubungan pelabuhan dengan pelabuhan Dalam kondisi seperti hal diatas yaitu perkembangan yang begitu pesat dalam segala bidang, pelabuhan juga akan mengalami peningkatan serta perkembangan dimana kegiatan-kegiatan sejak kedatangan kapal, bongkar muat barang, keberangkatan kapal dan hubungan pelabuhan dengan pelabuhan

Untuk mengantisipasi hal diatas, perlu diperhitungkan kemungkinan pertambahan panjang dermaga, serta fasilitas yang lain yang dapat mendukung dimana pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan ekspor terbesar bagi Indonesia dan merupakan pelabuhan utama ketiga terbesar.

I.2 Latar Belakang

Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan Internasional yang berada di wilayah utara kota Medan Sumatera Utara, tepatnya berada di Kecamatan Medan Belawan yang memiliki luas wilayah 26,25 km². Didaerah tersebut memiliki suatu lahan potensial yang berhubungan dengan kelautan sehingga pelabuhan Belawan disebut sebagai urat nadi perekonomian Sumatera Utara khususnya arus keluar masuk barang dan penumpang melalui angkutan laut.

Sebagai pelabuhan Internasional yang merupakan pintu gerbang perdagangan, maka kegiatan kelautan ataupun kapal berlabuh dan berlayar semakin menigkat, tentunya sarana dan prasarana sudah harus disiapkan. Namun seiring dengan perkembangannya yang pesat untuk mengimbanginya perlu diadakan peningkatan disegala bidang salah satunya pelayanan terminal.

Pelabuhan Belawan terletak 23 km disebelah Utara kota Medan, terletak di muara sungai Belawan. Dari Selat Malaka ke pelabuhan tersebut dihubungkan oleh suatu alur pelayaran sejauh kurang lebih 12 Km dengan lebar alur 100 m dan dengan kedalaman – 9,50 MLLW. Komoditi hasil-hasil yang dikeluarkan dari pelabuhan ini adalah minyak kelapa sawit (Soedjono, 1985 : 382)

I.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari studi ini adalah untuk menganalisa kelayakan terminal Curah

Cair dermaga Ujung Baru Pelabuhan Belawan berdasarkan kapasitas yaitu kapasitas dari panjang dermaga yang melayani kapal-kapal yang bersandar dan kapasitas dari fasilitas darat terminal Curah Cair berupa angkutan pipa terhadap jumlah tangki timbun yang ada untuk penumpukan komoditi di terminal Curah Cair tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah sesuai dengan maksud di atas maka ditinjau dari beberapa parameter yaitu :

1. Mengetahui karakteristik kapal yang beroperasi di terminal Curah Cair dermaga Ujung Baru pelabuhan Belawan.

2. Mengevaluasi panjang dermaga saat ini.

3. Mengevaluasi fasilitas sistem angkutan pipa yang digunakan pada terminal Curah Cair dermaga Ujung Baru pelabuhan Belawan.

I.4 Ruang Lingkup Studi

Melihat luasnya cakupan penelitian ini maka pembahasan studi ini di batasi sebagi berikut :

1. Pembatasan fasilitas terminal hanya dilakukan di terminal Curah Cair dermaga Ujung Baru pelabuhah Belawan.

2. Karakteristik kapal yang ditinjau adalah ukuran kapal, jumlah kapal, frekuensi perjalanan dan daya angkut kapal pada terminal Curah Cair dermaga Ujung Baru pelabuhan Belawan.

3. Pembatasan komoditi yang di tinjau hanya berupa minyak kelapa sawait.

4. Pembatasan fasilitas gudang hanya dilakukan pada gudang penumpukan komoditi yaitu tangki timbun di terminal Curah Cair dermaga Ujung Baru pelabuhan Belawan.

I.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I

PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi uraian tentang tinjauan umum, latar

belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup studi dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian tentang sistem transportasi, peranan transportasi, moda angkutan air, pelabuhan dan klasifikasinya dan dermaga. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang cara pengumpulan data, sumber data dan cara penganalisaan yang di buat di dalam mencapai tujuan dari tugas akhir ini. BAB IV DESKRIPSI WILAYAH STUDI DAN DATA

Bab ini berisikan tentang pelabuhan Belawan, terminal Curah Cair dermaga Ujung Baru, sarana dan prasarana, data kapal, gudang, analisa data parameter, jaringan jalan pelabuhan Belawan, alur pelayaran dan organisasi perusahaan.

BAB V ANALISIS Bab ini berisikan tentang penyajian data serta cara pengolahan data yang diperoleh dari data sekunder. Analisa yang digunakan adalah BOR (Berth Occupation Ratio) yaitu analisa tingkat persentase pemakaian dermaga. Di dalam bab ini juga dapat kita lihat parameter yang digunakan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dan saran. Penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab terdahulu oleh penulis akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang nantinya akan dapat memberikan saran-saran yang berguna bagi perusahaan dalam meningkatkan pengembangan pelabuhan sehingga mampu memperbaiki dan menambah kinerja operasional pelabuhan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Transportasi

Tranportasi sebagai dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Dengan transportasi menyebabkan, adanya spesialisasi atau pembangian pekerjaan menurut keahlian sesuai dengan budaya, adat istiadat dan budaya suatu bangsa atau daerah.

Pertumbuhan suatu ekonomi negara atau bangsa tergantung pada tersedianya pengangkutan dalam negara atau bangsa yang bersangkutan. Suatu barang atau komoditi mempunyai nilai menurut tempat dan waktu, jika barang tersebut dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam melakukan pergerakan untuk memenuhi kebutuhan kita mempunyai dua pilihan, yaitu bergerak dengan moda transportasi atau tanpa moda transportasi (berjalan kaki). Pergerakan tanpa moda biasanya berjarak pendek satu atau dua kilometer sedang pergerakan dengan menggunakan moda transportasi berjarak sedang atau jauh.

Dengan memajukan teknologi muncul berbagai macam atau bentuk alat transportasi (alat angkut) dan terus berkembang mengikuti fenomena baru yang timbul akibat penggalian sumber daya, seperti :

a. Penemuan teknologi baru

b. Perkembangan struktur masyarakat

c. Peningkatan produksi

Dengan kata lain transportasi tidak terlepas dari kehidupan masyarakat baik di darat, laut dan udara. Dalam transportasi kita melihat dua kategori, yaitu :

1. Pemindahan bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat angkut

2. Mengangkut penumpang dari satu tempat ke tempat lain

Transportasi laut semakin penting bagi Indonesia karena Indonesia menganut konsep Wawasan Nusantara yang memandang pulau dan laut yang ada diantaranya sebagai satu kesatuan yang utuh. Laut adalah prasara penghubung antar pulau dan sarana untuk penghubung antara pulau tersebut diperlukan penggunaan mesin yang bertenaga besar yang dapat menggerakkan kapal yang berukuran besar seperti kapal pengangkut minyak.

II.2 Peran Transportasi

Transportasi memegang peranan penting dalam pembangunan nasional, dengan mengingat bahwa transportasi merupakan sarana untuk memperlancar jalannya perekonomian, memperkuat persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Hal ini dapat terlihat dari semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan danau dan darat yang berfungsi menyediakan jasa transportasi yang efisien dan efektif dalam memenuhi sektor lain serta mengantisipasinya, sekaligus juga berfungsi ikut dalam menggerakkan dinamika pembangunan.

II.2.1 Peranan Transportasi Dalam Peradaban Manusia

Pada sebagian besar negara maju, sejumlah besar penduduk yang bekerja bepergian setiap hari dengan kendaraan mekanis ke dan dari tempat bekerja, disamping perjalanan dan kegiatan lainnya. Barang-barang secara rutin dikapalkan guna memenuhi kebutuhan akan barang tersebut yang merupakan salah satu bagian dari standar kehidupan yang diharapkan.

Pada saat yang sama transportasi banyak menghabiskan sumber daya berikut: waktu yang banyak digunakan manusia dalam membangun, memelihara dan mengoperasikan sistem transportasi, minyak dan material serta tanah.

Pengeluaran-pengeluaran tersebut akan sia-sia apabila tidak ada manfaat nyata yang didapat dari pemakaian transportasi yang luas tadi, yaitu keuntungan berupa peningkatan kualitas hidup secara menyeluruh.(Morlok, 1991 : 34)

II.2.2 Peranan Ekonomi Transportasi

Ekonomi terutama berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa yang mempunyai nilai terhadap manusia-kejayaan. Suatu peranan yang sangat penting dari transportasi termasuk dalam konteks ini dan pengertian yang luas mengenai transportasi akan kita peroleh dari tolak ukur ini.

Penduduk harus mempergunakan sumber daya alam di bumi untuk memenuhi kebutuhan hidup, menyediakan makanan, pakaian dan tempat tinggal, juga sumber daya alam ini dipakai lebih dari yang dibutuhkan, sehingga dapat membuat hidup lebih nyaman dan tenteram. Tetapi permukaan bumi tidak secara Penduduk harus mempergunakan sumber daya alam di bumi untuk memenuhi kebutuhan hidup, menyediakan makanan, pakaian dan tempat tinggal, juga sumber daya alam ini dipakai lebih dari yang dibutuhkan, sehingga dapat membuat hidup lebih nyaman dan tenteram. Tetapi permukaan bumi tidak secara

Oleh karena itu terdapat kebutuhan di seluruh dunia untuk transportasi barang dan jasa tersebut. Di samping itu, karena pengetahuan dan keterampilan manusia tidak selalu sama pada setiap daerah, selalu diperlukan transportasi untuk pemindahan seseorang dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Peranan ekonomi dari transportasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Transportasi memperbesar jangkauan terhadap sumber yang dibutuhkan suatu daerah dan memungkinkan digunakan sumber yang lebih murah ataupun lebih tinggi dari mutunya. Sumber tambahan, barang yang tidak bisa didapat di daerah setempat menjadi tersedia.

b. Pemakaian sumber yang lebih efisien mengakibatkan timbulnya kekhususan setiap daerah ataupun pembagian tenaga kerja yang sesuai, yang mengakibatkan bertambahnya jumlah barang yang dapat dikonsumsi. Berhubungan erat dengan ini adalah kemungkinan untuk mengkonsentrasikan produk pada satu atau beberapa lokasi saja, tetapi memungkinkan untuk melayani daerah pemasaran yang luas, sehingga keuntungan ekonomis dalam skala produksi dapat dimanfaatkan.

c. Karena penyaluran barang tidak lagi terbatas pada daerah setempat saja, maka barang-barang dapat disalurkan dari sumber-sumber alternatif lainnya apabila sumber yang biasa dipakai tidak memenuhi semua kebutuhan.(Morlok, 1991 : 46)

II.2.3 Peranan Sosial Dari Transportasi

Terkadang kita sukar membedakan secara pasti peranan ekonomi ataupun sosial dari transportasi dan berpengaruh tidak hanya bersangkut paut dengan sosial pasar dan uang. Oleh karena itu, kalau kita berbicara mengenai peranan sosial dalam transportasi, kita melihat secara organisasi umum dalam masyarakat, cara hidup yang berkaitan dengan sejumlah kegiatan, baik secara ekonomi maupun non-ekonomi, yang menyangkut manusia.( Morlok, 1991 : 47)

Bertambahnya kecepatan transportasi dan berkurangnya biaya untuk itu telah mengakibatkan bertambah luasnya variasi ruang kegiatan manusia. Dengan murahnya biaya transportasi, penyebaran maupun pemusatan lokasi pemukiman atau kegiatan ekonomi dapat lebih mudah dilaksanakan.

Dalam beberapa dekade terakhir ini telah terjadi perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan, dan di dalam daerah perkotaan sendiri telah terjadi perpindahan penduduk dari pusat kota yang padat ke daerah pinggiran yang relatif masih sedikit penduduknya. Perubahan itu diakibatkan oleh penduduk yang secara sadar memilih cara dan lokasi kegiatan ekonomi yang mereka kehendaki. Transportasi juga memungkinkan pola kehidupan yang lain.(Morlok, 1991 : 55)

II.2.4 Peranan Politik Transportasi

Dunia terbagi atas satuan politis, dimana pada umumnya kecenderungan dibentuknya pemerintah dan hukum hampir seragam yaitu untuk perlindungan bersama terhadap musuh, untuk keuntungan ekonomi, berkembangnya kebudayaan dan sebab-sebab lainnya.

Transportasi memainkan peranan penting dalam berfungsinya satuan politis itu. Juga oleh karena banyaknya bentuk sistem transportasi dapat disediakan denga ruang gerak teknologi transportasi yang luas dan kemungkinan pengaruh jangka panjang sistem transportasi pada masyarakat, maka pemilihan bentuk suatu sistem transportasi haruslah dibuat dengan mempertimbangkan konsekuensi politik.

Ada dua peran utama politik transportasi. Pertama, transportasi bersama- sama dengan komunikasi dapat memudahkan pemerintah suatu wilayah yang luas oleh suatu pusat kesatuan tertentu dan dapat menyeragamkan penggunaan hukum dan keadilan disana. Kedua, dengan beragamnya teknologi transportasi, maka pemilihan yang diambil juga sangat banyak, masyarakat harus dapat memilih sistem transportasi yang paling sesuai bagi mereka karena dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap struktur ekonomi dan sosial masyarakat mereka.

Pilihan-pilihan dapat dibagi atas empat bagian menurut fungsinya msing- masing, yaitu: komunikasi, pergerakan militer, perjalanan penduduk, dan angkutan barang yang mempengaruhi peranan transportasi dalam politik.( Morlok, 1991 : 55-61)

II.2.5 Peranan Transportasi Terhadap Lingkungan

Dalam beberapa tahun belakangan ini semakin terbukti bahwa banyak kegiatan produktif manusia mempunyai pengaruh terhadap lingkungan alamiah. Pengaruh ini harus mempertimbangkan dalam kaintannya dengan kegiatan tersebut secara keseluruhan.

Salah satu kegiatan produktif tadi adalah transportasi. Walaupun pengaruh transportasi terhadap lingkungan alamiah terutama dikaitkan dengan penggunaan sumber daya alam yang langka yang termasuk bagian dari biaya transport (dan dengan ini dapat dimasukkan kepada lingkungan harus dipertimbangkan secara terpisah karena banyak sumber-sumber yang dipakai tersebut tidak digambarkan sepenuhnya di pasar bebas.

Walaupun mungkin ditentukan suatu harga untuk itu, namun harga tadi seringkali tidak sesaui dengan nilai sumber yang dipergunakan. Banyak macam pengaruh lingkungan ini, dibagi atas empat bagian yaitu : polusi, konsumsi energi, konsumsi lahan dan estetika serta terakhir adalah keamanan.

Pengaruh transportasi terhadap lingkungan tampaknya merupakan hal yang negatif, paling tidak kita membandingkan kaitannya dengan peranan ekonomi dan sosial transportasi merupakan hal yang positif. Walapun demikian, terlihat dengan jelas bahwa transportasi telah memungkinkan orang untuk beeprgian, dan karena memainkan peranan yang sangat penting dalam kemampuan mereka untuk menikmati lingkungan alamiah. Dan juga, kemudahan dan kemurahan transportasi angkutan juga memungkinkan masyarakat untuk memilih daerah mana yang akan dipakai sebagai sumber dari sumber daya alam. Oleh Karena itu, pertimbangan untuk menjaga dan memajukan lingkungan alamiah akan dilakukan secara lebih serius apabila masyarakat telah memilih untuk itu. Walaupun demikian, ada aspek-aspek negatif dari transportasi terhadap lingkungan. Untuk memperkecil aspek negatif tadi sambil tetap menikmati suatu standar kehidupan yang dikehendaki, kesadaran penuh akan hal itu sangat diperlukan.( Morlok, 1991 : 61-66)

II.3 Moda Angkutan Air

Moda angkutan air merupakan moda angkutan yang berperan sebagai alat angkut penumpang maupun barang untuk melintasi sungai, danau, ataupun laut. Moda angkutan air ini dapat berupa rakit, sampan sederhana yang menggunakan tenaga manusia ampai dengan kapal besar yang berteknologi tinggi.

II.3.1 Kapal

Beberapa Defenisi atau istilah-istilah yang ditemukan : Panjang, lebar dan sarat (draft) kapal yang akan menggunakan pelabuhan

berhubungan langsung pada perencanaan pelabuhan dan fasilitas-fasilitas yang harus tersedia di pelabuhan.

Displacement Tonnage, DPL (Ukuran Isi Tolak) adalah volume air yang dipindahkan oleh kapal, dan sama dengan berat kapal. Ukuran isi tolak kapal bermuatan penuh disebut dengan displacement tonnage loaded, yaitu berat kapal maksimum. Apabila kapal sudah mencapai displacement tonnage loaded masih dimuati lagi, kapal akan terganggu stabilitasnya sehingga kemungkinan kapal tenggelam menjadi besar. Ukuran isi tolak dalam keadan kosong tersenut displacement tonnage light, yaitu berat kapal tanpa muatan. Dalam hal ini berat kapal adalah termasuk perlengkapan berlayar, bahan baker, anak buah kapal, dan sebagainya.

Dead weight tonnage, DWT (Bobot Mati) yaitu berat total muatan dimana kapal dapat mengangkut dalam keadaan pelayaran optimal (draft maksimum). Jadi DWT adalah selisih antara displacement tonnage loaded dan displacement tonnage light.

Gross register tons, GRT (Ukuran Isi Kotor) adalah volume keseluruhan ruangan kapal (1 GRT = 2,83 m³ = 100 ft³). Netto register tons, NRT (Ukuran Isi Bersih) adalah ruangan yang sediakan untuk muatan dan penumpang, besarnya sama dengan GRT dikurangi dengan ruangan-ruangan yang disediakan untuk nahkoda dan anak buah kapal, ruang mesin, gang, kamar mandi, dapur, ruang peta. Jadi NRT adalah ruangan- ruangan yang dapat didaya gunakan, dapat di isi dengan muatan yang membayar uang tambang.

II.3.2 Jenis Kapal

Selain dimensi kapal, karekteristik kapal seperti tipe dan fungsinya juga berpengaruh terhadap perencanaan pelabuhan. Tipe kapal berpengaruh pada tipe pelabuhan yang akan direncanakan sesuai dengan fungsinya kapal dapat dibedakan menjadi beberapa tipe seperti berikut ini :

a. Kapal Penumpang Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan taraf hidup sebagian penduduknya relatif masih rendah, kapal penumpang masih mempunyai peranan yang cukup besar. Jarak pulau yang relatif dekat masih bisa dilayani oleh kapal- kapal penumpang. Pada umumnya kapal penumpang mempunyai ukuran yang relatif kecil.

b. Kapal barang Kapal barang khususnya dibuat untuk mengangkut barang. Pada umumnya

kapal barang mempunyai ukuran yang lebih besar dari pada kapal penumpang.

Kapal ini juga dapat dibedakan menjadi beberapa macam sesuai dengan barang yang diangkut seperti biji-bijian, barang-barang dimasukkan dalam peti kemas, benda cair (minyak, bahan kimia, gas alam, gas alam cair dsb). Macan jenis kapal yang dibedakan yaitu :

1. Kapal barang umum (general cargo ship) Kapal ini digunakan untuk mengangkut muatan umum. Muatan tersebut biasa terdiri dari macam-macam barang yang di bungkus dalam peti, karung dan sebagainya yang dikapalkan oleh banyak pengirim untuk banyak penerima di beberapa pelabuhan tujuan. Kapal jenis ini antara lain :

a. Kapal yang membawa peti kemas yang mempunyai ukuran yang telah di standarisasi. Berat masing-masing peti kemas antara 5 ton - 40 ton. Kapal peti kemas yang paling besar mempunyai panjang 300 meter untuk 3.600 peti kemas berukuran 20 fit (6 meter).

b. Kapal dengan bongkar muat secara horizontal untuk transport truk, mobil dan sebagainya.

2. Kapal barang curah (bulk cargo ship) Kapal ini di gunakan untuk mengangkut muatan curah yang di kapalkan dalam jumlah banyak sekaligus. Muatan curah ini bisa berupa beras, gandum, batu bara, biji besi dan sebagainya. Kapal jenis ini yang terbesar mempunyai kapasitas 175.000 DWT dengan panjang 330 m, lebar 48,5 m dan sarat 18,5 m. Sejak beberapa tahun ini telah muncul kapal campuran OBO (Ore – Bulk – Oil ) yang dapat memuat barang curah dan barang cair secara bersama- 2. Kapal barang curah (bulk cargo ship) Kapal ini di gunakan untuk mengangkut muatan curah yang di kapalkan dalam jumlah banyak sekaligus. Muatan curah ini bisa berupa beras, gandum, batu bara, biji besi dan sebagainya. Kapal jenis ini yang terbesar mempunyai kapasitas 175.000 DWT dengan panjang 330 m, lebar 48,5 m dan sarat 18,5 m. Sejak beberapa tahun ini telah muncul kapal campuran OBO (Ore – Bulk – Oil ) yang dapat memuat barang curah dan barang cair secara bersama-

3. Kapal Tanker Kapal ini digunakan untuk mengangkut minyak, yang umumnya mempunyai ukuran yang sangat besar. Berat yang bisa di angkut bervariasi antara beberapa ribu ton sampai ratusan ribu ton. Kapal terbesar bisa mencapai 555.000 DWT yang mempunyai panjang 414 m, lebar 63 m dan sarat 28,5 m. Karena barang cair yang berada di dalam ruangan kapal dapat bergerak secara horisontal (memanjang dan melintang), sehingga dapat membahayakan stabilitas kapal, maka ruangan kapal dibagi menjadi beberapa kompartemen (bagian ruangan) yang berupa tangki-tangki. Dengan pembagian ini maka tekanan zat cair dapat dipecah sehingga tidak membahayakan stabilitas kapal. Tetapi dengan demikian diperlukan lebih banyak pompa dan pipa-pipa untuk menyalurkan minyak masuk dan keluar kapal.

4. Kapal khusus (special designed ship) Kapal ini dibuat untuk mengangkut barang tertentu seperti daging yang harus diangkut dalam keadaan beku, kapal pengangkut gas alam cair, dan sebagainya. (Triatmodjo, 1996 : 16-20)

II.3.3 Karakteristik Kapal

Daerah yang diperlukan untuk pelabuhan tergantung pada karakteristik kapal yang akan berlabuh. Pengembangan pelabuhan dimasa mendatang harus Daerah yang diperlukan untuk pelabuhan tergantung pada karakteristik kapal yang akan berlabuh. Pengembangan pelabuhan dimasa mendatang harus

Guna mendalami karakteristik kapal maka terdapat beberapa ragam faktor penentu baik dilihat dari segi material , fungsi dan operasi dari kapal, yaitu antara lain :

a Bahan material kapal yang dipakai : baja, kayu, ferrosemen, fiberglass dan lain sebagainya.

b Fungsi kapal sebagai : kapal penumpang, kapal barang umum, kapal curah, kapal peti kemas, kapal tangki, kapal tunda, kapal ikan dan lain sebagainya.

c Sistem pengendalian dan penggerak : mekanik, semi otomatik, otomatik, diesel sebagai kekuatan penggerak utama dan lain sebagainya.

d Daerah operasi dari kapal : jarak dekat/sedang disesuaikan pula dengan keadaan perairan laut.

Secara umum bentuk bentuk badan kapal dapat dibagi sebagai berikut :

a Dasar rata (flat bottom), biasa terdapat pada kapal-kapal dengan ukuran besar.

b Dasar semi rata (semi flat bottom), biasa terdapat pada kapal dengan ukuran sedang/kecil.

c Dasar landai (deep bottom), kapal dengan kecepatan tinggi. Untuk keperluan perencanaan pelabuhan maka diperlukan dimensi dan ukuran kapal secara umum yaitu :

1. Sarat (draft, drauth) adalah bagian kapal yang terendam air pada kaadaan muatan maksimum, atau jarak antara garis air pada beban yang direncanakan (designed load water line) dengan titik terendah kapal.

2. Panjang total (length overal / L (a) ) adalah panjang kapal dihitung dari ujung depan (haluan) sampai ujung belakang (buritan).

3. Panjang garis air (length between perpendicular / L (pp) ) adalah panjang antara kedua ujung design load water line.

4. Lebar kapal (beam / B) adalah jarak maksimum antara dua sisi kapal. (Soedjono, 1985 : 82-83)

d Lpp Loa B

Gambar 2.1 Dimensi Kapal

Tabel 2.1 Karakteristik Kapal

PANJAN LEBA DRAF BOBO

Kapal Penumpang ( GRT ) Kapal Barang Curah ( DWT ) 500

30,000 230 27.5 8.5 0 313 44.5 18.0 Kapal Barang ( DWT )

Kapal Ferry ( GRT ) 700

177 23.4 10.0 Kapal Peti Kemas ( DWT ) 30,000

263 33.5 12.4 Kapal Minyak ( DWT )

II.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Moda Transportasi Air

Moda transportasi air mempunyai banyak kelebihan dibanding dengan moda transportasi lainnya :

a Dapat mengangkut secara massal serta dapat mengangkut barang yang besar dan berat.

b Tidak menggunakan prasara yang khusus layaknya transportasi darat dengan prasaran jalan raya, jembatan ataupun jalan rel pada kereta api.

c Memeiliki investasi biaya awal yang relatif murah.

d Efektif sebagai transportasi jarak menengah dan jauh.

e Tingkat keselamatan tinggi. Disamping kelebihan tersebut moda transportasi memiliki kekurangan antara lain :

a Keterikantan pada air, baik danau, sungai ataupun laut sebagai prasarana transportasi.

b Keterikatannya kepada dermaga/pelabuhan sebagai tempat naik turunnya penumpang dan barang.

c Kurang efektif untuk pengangkutan penumpang dan barang dalam jumlah kecil atau jarak tempuh yang relatif pendek.

II.4 Pelabuhan dan Klasifikasinya

II.4.1 Defenisi Pelabuhan

Pelabuhan (port) adalah daerah pengairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk Pelabuhan (port) adalah daerah pengairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelabuhan merupakan bandar yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan penumpang dan muatan seperti dermaga, tambatan, dengan segala perlengkapannya. Jadi suatu pelabuhan juga merupakan bandar, tetapi suatu bandar belum tentu suatu pelabuhan. Karena dalam kenyataannya sebuah kapal yang berlabuh juga berkepentingan melakukan bongkar muat barang dan manaik-turunkan penumpang, maka nama pelabuhan lebih tepat dari pada bandar.

Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang dan pemelancar hubungan antar daerah, pulau atau bahkan antar benua dan bangsa yang dapat memajukan daerah belakangnya (daerah pengaruh). Dengan fungsinya tersebut maka pembangunan pelabuhan harus dapat dipertanggung jawabkan baik secara sosial ekonomi maupun teknis.

Daerah belakang ini adalah daerah yang mempunyai kepentingan hubungan ekonomi, sosial dan lain-lain dengan pelabuhan tersebut. Misalnya Jawa Barat dan bahkan Indonesia merupakan daerah belakang dari Pelabuhan Tanjung Priok, atau Pelabuhan Ujung Pandang mempunyai daerah pengaruh yang berupa pulau-pulau dan laut-laut disekitarnya.

Selain untuk kepentingan sosial ekonomi, ada pula pelabuhan yang dibangun untuk kepentingan pertahanan. Pelabuhan ini dibangun untuk tegaknya Selain untuk kepentingan sosial ekonomi, ada pula pelabuhan yang dibangun untuk kepentingan pertahanan. Pelabuhan ini dibangun untuk tegaknya

II.4.2 Klasifikasi Pelabuhan

Klasifikasi pelabuhan ditinjau dari beberapa sudut antara lain :

1) Dari sudut pemungutan jasa :

a Pelabuhan yang diusahakan Yaitu pelabuhan dalam pembinaan pemerintah yang sesuai kondisi, kemampuan dan pengembangan menurut hukum perusahaan.

b Pelabuhan yang tidak diusahakan Yaitu pelabuhan dalam pembinaan pemerintah yang sesuai dengan kondisi, kemampuan dan pengembangan potensinya masih menonjol sifat overheld zorg dan atau yang belum ditetapkan sebagai pelabuhan yang diusahakan.

c Pelabuhan otonom Yaitu pelabuhan yang diberi wewenang untuk mengatur diri sendiri.

2) Dari sudut teknis :

a Pelabuhan alam (Natural and Protected Harbou) Pelabuhan ini merupakan suatu daerah yang menjurus kedalam (inlet), terlindungi oleh suatu pulau, jazirah atau terletak sedemikian rupa sehingga navigasi dan berlabuhnya kapal dapat dilakukan.

b Pelabuhan buatan (Artivical Harbour) Pelabuhan buatan merupakan suatu daerah yang dibuat manusia sedemikina rupa, sehingga terlindung terhadap ombak, badai ataupun arus sehingga memungkinkan kapal dapat merapat.

c Pelabuhan semi alam (semi Natural Harbour) Pelabuhan ini merupakan kombinasi dari pelabuhan alam dan pelabuhan buatan.

3) Dari sudut jenis perdagangan

a Pelabuhan laut Pelabuhan yang terbuka untuk jenis perdagangan dalam dan luar negeri yang menganut undang-undang pelayaran Indonesia.

b Pelabuhan pantai Pelabuhan yang terbuka bagi jenis perdagangan dalam negeri.

4) Dari sudut jenis pelayaran kepada kapal dan muatannya

a Pelabuhan utama (Major Port) Pelabuhan yang melayani kapal-kapal besar dan merupakan pelabuhan dan pembagi muatan.

b Pelabuhan cabang (Feeder Port) Pelabuhan yang melayani kapal-kapal kecil yang mendukung pelabuhan utama. (Soedjono, 1985 : 54-65)

Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung pada sudut tinjaunnya, yaitu dari segi penyelenggaraannya, pengusahaanya, fungsi dalam perdagangan nasional dan Internasional, segi kegunaan dan letak geografisnya.

II.4.2.1 Ditinjau dari segi penyelenggaraannya

1. Pelabuhan Umum Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada badan usaha milik negara yang didirikan untuk maksud tersebut. Di Indonesia dibentuk empat badan usaha milik negara yang diberi wewenang mengelola pelabuahan umum diusahakan. Keempat badan usaha tersebut adalah PT (Pesero) Pelabuhan Indonesia I berkedudukan di Medan, Pelabuhan Indonesia II berkeduduka n di Jakarta, Pelabuhan Indonesia III berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan Indonesia IV berkedudukan di Ujung Pandang.

2. Pelabuhan Khusus Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin Pemerintah. Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun swasta, yang berfungsi untuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan tersebut. Sebagai contoh adalah LNG Arun di Aceh yang digunakan untuk mengirimkan hasil produksi gas alam cair ke daerah atau negara lain.

II.4.2.2 Ditinjau dari segi pengusahaannya

1. Pelabuhan yang diusahakan Pelabuhan ini sengaka diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan 1. Pelabuhan yang diusahakan Pelabuhan ini sengaka diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan

2. Pelabuhan yang tidak diusahakan Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgahan kapal/perahu tanpa fasilitas bongkar-muat, bea cukai, dan sebagainya. Pelabuhan ini umumnya pelabuhan kecil yang disubsidi oleh Pemerintah, dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral Perhubungan Laut.

II.4.2.3 Ditinjau dari fungsinya dalam perdagangan nasional dan internasional

1. Pelabuhan laut Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan besar dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal samudera.

2. Pelabuhan pantai Pelabuhan pantai ialah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing. Kapal asing dapat masuk ke pelabuhan ini dengan meminta ijin terlebih dulu.

II.4.2.4 Ditinjau dari segi penggunaanya

1. Pelabuhan ikan Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman yang besar, karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar, di Indonesia pengusahaan ikan relatif masih sederhanayang dilakukan oleh nelayan- nelayan menggunakan perahu kecil. Jenis kapal ikan ini bervariasi, dari yang sederhana berupa jukung sampai kapal motor. Jukung adalah perahu yang dibuat dari kayu dengan lebar sekitar satu meter dan panjang 6-7 meter. Perahu ini dapat menggunakan layar atau motor tempel, dan bisa langsung mendarat di pantai. Kapal yang lebih besar terbuat dari papan atau fiberglass dengan lebar 2,0-2,5 meter dan panjang8-12 meter, digerakkan oleh motor. Pelabuhan ikan dibangun di sekitar daerah perkampungan nelayan. Pelabuhan ini harus lengkap dengan pasar lelang, pabrik/gudang es, persediaan bahan bakar,dan juga tempat cukup luas untuk perawatan alat-alat penangkap ikan.

2. Pelabuhan minyak Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup membuat jembatan perancah atau tambahan yang dibuat menjorok ke laut utnuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat dilakukan dengan pipa-pipa dan pompa-pompa.

3. Pelabuhan barang Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas utnuk bongkar muat barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuari dari sungai 3. Pelabuhan barang Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas utnuk bongkar muat barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuari dari sungai

4. Pelabuhan penumpang Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang. Pada pelabuhan barang di belakang dermaga terdapat gudang-gudang, sedang untuk pelabuhan penumpang dibangun stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang berpergian, seperti kantor imigrasi, duane, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran, dan sebagainya.Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran masuk keluarnya penumpang dan barang, sebaiknya jalan masuk/keluar dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas dengan menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedang barang-barang melalui dermaga.

5. Pelabuhan campuran Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan barang, sedang untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah. Tetapi bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf perkembangan, keperluan untuk bongkar muat minyak juga menggunakan dermaga atau jembatan juga diletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak.

6. Pelabuhan militer Pelabuhan ini mempunyai daer4ah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga hampir sama dengan pelabuhan barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain. Pada pelabuhan barang letak/kegunaan bangunan harus seifisien mungki, sedang pada pelabuhan militer bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak berjauhan.

II.4.2.5 Ditinjau menurut letak geografis

Menurut letak geografisnya pelabuhan dapat dibedakan menjadi pelabuhan alam, semi alam atau buatan.

1. Pelabuhan alam Pelabuahn alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan gelombang secara alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk, estuari dan muara sungai. Di daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil. Pelabuhan Cilacap yang terletak di selat antara daratan Cilacap dan Pulau Nusakambangan merupakan contoh pelabuhan alam yang daerah perairannya terlindung dari pengaruh gelombang, yaitu oleh Pulau Nusakambangan. Contoh dari pelabuhan alam lainnya adalah pelabuhan Palembang, Belawan, Pontianak, New York, San fransisco, London dan sebagainya.

Estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada waktu pasang air laut masuk ke hulu sungai. Saat pasang tersebut air sungai dari hulu terhalang dan tidak bisa langsung di buang ke laut. Dengan demikian di estuari terjadi penampungan air dalam jumlah sangat besar. Pada Estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada waktu pasang air laut masuk ke hulu sungai. Saat pasang tersebut air sungai dari hulu terhalang dan tidak bisa langsung di buang ke laut. Dengan demikian di estuari terjadi penampungan air dalam jumlah sangat besar. Pada

2. Pelabuhan buatan Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang. Pemecah gelombang ini membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh suatu celah (mulut pelabuhan) untuk keluar masuknya kapal. Didalam daerah tersebut dilengkapi alat penambat. Bangunan ini di buat mulai dari pantai dan menjorok ke laut sehingga gelombang yang menjalar ke pantai terhalang oleh bangunan tersebut. Contoh dari pelabuhan ini adalah pelabuhan Tanjung Priok.

3. Pelabuhan semi alam Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas, misalnya suatu pelabuhan yang terlindung oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada alur masuk. Pelabuhan Bengkulu adalah contoh dari pelabuhan ini. Pelabuhan Bengkulu memamfaatkan teluk yang terlindung oleh lidah pasir untuk kolam pelabuhan. Pengerukan dilakukan pada pasir untuk membentuk saluran sebagai jalan masuk/keluar kapal.

II.5 Dermaga

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik- turunkan penumpang.

Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut. Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf atau quai dan jetty atau pier atau jembatan. Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai. Jetty adalah dermaga yang menjorok ke laut.

Dermaga dibangun untuk kebutuhan tertentu. Pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan di layani, ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi tofografi dan tanah dasar laut, dan yang paling penting adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling ekonomis.

II.5.1 Pemilihan Tipe Dermaga

II.5.1.1 Tinjauan topografi daerah pantai

Diperairan yang dangkal sehingga kedalaman yang cukup agak jauh daridarat, pegunungan jetty akan lebih ekonomis karena tidak diperlukan pengerukan yang besar. Sedang dilokasi dimana kemiringan dasar cukup curam, pembuatan pier dengan melakukan pemancangan tiang perairan yang dalam menjadi tidak praktis dan sangat mahal. Dalam hal ini pembuatan wharf adalah lebih tepat.

II.5.1.2 Jenis kapal yang dilayani

Dermaga yang melayani kapal minyak (tanker) dan kapal barang curah mempunyai konstruksi yang ringan dibanding dengan dermaga barang potongan (general cargo), karena dermaga tersebut tidak memerlukan peralatan bongkar muat barang yang besar (kran), jalan kereta api, gudang-gudang, dan sebagainya. Untuk melayani kapal tersebut penggunaan pier akan lebih ekonomis. Dermaga yang melayani barang potongan dan peti kemas menerima beban yang besar diatasnya, seperti kran barang yang dibongkar muat peralatan transportasi (kereta api dan truk). Untuk keperluan tersebut dermaga tipe wharf akan lebih cocok.

II.5.1.3 Daya dukung tanah

Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan tipe dermaga. pada umumnya tanah didekat daratan mempunyai daya yang lebih besar dari pada tanah di dasar laut. Dasar laut umumnya terdiri dari endapan yang belum padat. Ditinjau dari daya dukung tanah, pembuatan wharf atau dinding penahan tanah lebih menguntungkan. Tetapi apabila tanah dasar berupa karang pembuatan wharf akan mahal karena untuk memperoleh kedalaman yang cukup di depan wharf diperlukan pengerukan. Dalam hal ini pembuatan pier akan lebih murah karena tidak diperlukan pengerukan dasar karang. (Triatmodjo, 1996 : 157-159)

II.5.2 Ukuran Dermaga

Terminal curah cair dermaga Ujung Baru pelabuhan Belawan merupakan tipe dermaga dengan dimensi wharf . Untuk menghitung berapa kapasitas kapal yang dapat bersandar pada terminal curah cair dermaga Ujung Baru pelabuhan

Belawan dengan waktu yang bersamaan dapat kita hitung dengan menggunakan rumus dibawah ini. (Triatmodjo, 1996 : 166-167)

Panjang Dermaga L p =nL oa + (n - 1) 15 + 50

Dimana : L p

= panjang dermaga

= jumlah kapal yang ditambat L oa = panjang kapal yang ditambat

15 = ketetapan (jarak antara buritan ke haluan dari satu kapal

ke kapal lain)

50 = ketetapan (jarak dari kedua ujung dermaga ke buritan dan

haluan kapal)

Gambar 2.2 Dimensi Panjang Dermaga

II.6 Fasilitas Pelabuhan Di Daratan