88088965 SKRIPSI ZOH id. docx

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kurangnya prestasi dan motivasi siswa dalam mengikuti mata
pelajaran ekonomi disebabkan karena pendekatan pembelajaran yang
dilakukan sering kali monoton, hanya guru saja yang kita lihat berbicara di
depan kelas dan pengajaran hanya ditekankan kepada upaya menjelaskan saja
tanpa meminta siswa lebih aktif untuk melakukan pelatihan di depan kelas.
padahal keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan soal maupun tugas-tugas
sangat menunjang siswa untuk termotivasi dan memiliki keberanian dalam
menyampaikan pemahaman yang mereka dapatkan dari penjelasan guru.
Dengan kata lain cara belajar siswa aktif sering di abaikan dalam proses
belajar-mengajar sehingga mengakibatkan siswa tidak terlatih untuk memiliki
keberanian di depan kelas pada saat merespon pelajaran khususnya pada mata
pelajaran ekonomi. Karena siswa tidak terlatih dan termotivasi dalam proses
pembelajaran ekonomi maka ini berpengaruh pada tingkat prestasi belajar
siswa, semakin tinggi motivasi dan sering terlatihnya siswa berdiskusi dan
menjawab soal maka semakin tinggi tingkat prestasi siswa yang dapat dicapai
dan begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan hasil observasi di permasalahan yang bisa dilihat adalah

metode pengajaran yang digunakan tidak bervariasi sehingga siswa akan
merasa bosan untuk melaksanakan kegiatan belajar. Kurangnya sumber belajar

1

yang menjadi pegangan siswa, jarangnya siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya dan kurangnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik dari
guru maupun dari siswa untuk memberdayakan kemampuan berfikir siswa.
Hal ini berkaitan dengan metode pembelajaran yang berorientasi pada siswa
dan lebih banyak menerapkan metode tersebut dapat menyebabkan
pembelajaran ekonomi dan umumnya IPS kurang menarik , permasalahan ini
pada akhirnya bermuara pada rendahnya prestasi dan motivasi belajar siswa.
Proses belajar-mengajar di dalam kelas tidak hanya didominasi oleh
kemampuan guru dalam menjelaskan saja, akan tetapi kemampuan siswa
dalam memahami juga sangat ditunjang oleh beberapa faktor antara lain :
Pendekatan strategi, teknik, metode, fasilitas, tujuan, motivasi. Faktor-faktor
tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses meningkatkan
mental dan kemampuan siswa, khususnya bagaimana para guru
mengimplementasikan strategi dan pendekatan tersebut dalam proses
pengajaran ekonomi.

Pendekatan cara belajar siswa aktif, di gunakan untuk membantu para
siswa keluar dari beberapa kendala kurang prestasi dan motivasi siswa seperti,
takut, grogi, tidak percaya diri, dan sebagainya. Logikanya cara belajar siswa
aktif adalah sebuah pendekatan di mana siswa dapat memiliki prestasi dan
motivasi untuk merespon dan mengerjakan langsung pemahaman yang
didapatkan dari penjelasan guru.
Sementara keterkaitan pendekatan cara belajar siswa aktif dengan
prestasi dan motivasi merupakan alat penunjang bagi siswa untuk mendukung

2

kemampuan prestasi siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di MA NW
Sakra Tahun pelajaran 2011/2012.
Berdasarkan pernyataan diatas maka pendekatan belajar siswa aktif
merupakan sebuah pendekatan atau strategi mengajar yang menekankan
kepada siswa untuk meningkatkan prestasi dan motivasi untuk merespon dan
mengerjakan langsung pemahaman yang didapatkan sehingga dengan
pendekatan ini para siswa nantinya diharapkan akan dapat memiliki mental
dan motivasi agar lebih di tingkatkan di kelas XA khususnya pada mata
pelajaran ekonomi di MA NW Sakra Tahun pelajaran 2011/2012.

Pembelajaran aktif ini membutuhkan pengalaman serta pengetahuan
yang lebih bagi seorang guru , karena hal ini tentu saja akan berpengaruh
terhadap tingkat motivasi, pemahaman dan kemampuan siswa. Pembelajaran
IPS pada umumnya merupakan pembelajaran yang mempunyai tujuan dan
misi kritis yaitu pendidikan dan membekali siswa berfikir.
Merujuk dari latar belakang tersebut peneliti tertarik mengangkat
sekaligus mengkaji ” Penerapan Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) Dalam Meningkatkan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XA di MA NW Sakra Tahun Pelajaran
2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas peneliti dapat mengidentifikasi beberapa
masalah yaitu :

3

1. Tidak adanya sumber belajar yang menjadi pegangan siswa
2. Metode pengajaran yang digunakan tidak bervariasi
3. Siswa terlihat kurang bersemangat pada saat guru menjelaskan

4. Siswa mempunyai mental dan motivasi yang kurang pada mata pelajaran
ekonomi
5. Dari permasalahan – permasalahan tersebut maka dapat diketahui itu akan
berpengaruh terhadap rendahnya tingkat prestasi belajar siswa

C. Batasan Masalah
Mengingat terbatasnya kemampuan, waktu, tenaga, dan biaya maka
ruang lingkup peneliti ini adalah ;
1. Batasan obyek
Yang menjadi obyek penelitian ini adalah penerapan pendekatan cara
belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi dan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
2. Batasan subyek
Yang menjadi subyek penelitian ini adalah kelas XA MA NW Sakra tahun
2011/2012 yang berjumlah 23 orang

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas Rumusan masalah yang diangkat
adalah :


4

1. "Apakah penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
kelas XA MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012" .
2. ”Apakah penerapan cara belajar siswa aktif (CBSA) dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran siswa
ekonomi kelas XA MA NW Sakra Lombok Timur Tahun Pelajaran
2011/2012”.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
1.

”Penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelejaran ekonomi
kelas XA MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012”.

2. ”Penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi

kelas XA MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012”.

F. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian tentunya harus memiliki manfaat bagi semua yang
terkait didalamnya untuk itu dipaparkan manfaat penelitian :

5

1. Bagi Guru
Dapat memberikan inspirasi bagi guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas melalui pendekatan cara belajar
siswa aktif (CBSA).
2. Bagi Siswa
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih bisa aktif dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
cara belajar siswa aktif (CBSA)
3. Bagi Kepala Sekolah
Agar dapat memberikan pemahaman bagi guru untuk berani
mencoba konsep-konsep baru dalam pelaksanaan proses pembelajaran dmi
meningkatkan kualitas pembelajaran


G. Definisi Operasional Variabel
1. Pendekatan CBSA
Dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada
pengoptimalisasian pelibatan intelektual emosioal siswa dalam proses
pembelajaran, dengan pelibatan fisik jiwa apabila diperlukan.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh
setiap siswa setelah melaksanakan proses belajar dan evaluasi.

6

3. Motivasi Belajar
Motivasi belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak psikis
didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin
kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar
itu demi mencapai suatu tujuan.

7


BAB II
KANJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan penelitian strategi
pembelajaran, hasil penelitian tersebut antara lain :
1. Nurdin (2008) Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan Pada Kelas X1 MAN 1 SUMBAWA (2007/2008)
Dari hasil penelitiannya menggunakan tes evaluasi dan pendekatan
dokumentasi sedangkan yang menjadi variabel independen atau variabel
bebas yaitu penerapan strategi pembelajaran aktif, kreatif, dan afektif dan
menyenangkan dan yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat
yaitu hasil belajar siswa dengan pokok bahasan kegiatan ekonomi pada
mata pelajaran ekonomi. Taraf signifikan 5% dan taraf kebebasan 40
ternyata angka penolakan nol yang yang ditunjukkan dalam tabel nilai "t"
adalah 2,65 dan 2,42 untuk taraf signifikan 1% kenyataan ini menunjukkan
nilai "t" yang diperoleh dalam penelitian sebesar 2.08 dengan demikian,
jadi hipotesis ditolak dan hipotesis alternatif diterima
Berdasarkan tarif signifikan 5% dan tarif signifikansi 1% hipotesis nol
ditolak dan hipotesis alternatif diterima. bahwa ada pengaruh terhadap tingkat

pemahaman siswa pokok bahasan kegiatan ekonomi mata pelajaran ekonomi
pada sekolah MAN 1 SUMBAWA Tahun ajaran 2009/2010.

8

2. Eva Nurhayati (2007) Pengaruh Penggunaan Metode Belajar Aktif
Tipe Quiz Team Terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi
Siswa Kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara Tahun 2006/2007. Penelitian
ini merupakan penelitian PTK dengan populasi siswa kelas X AK SMK
Negeri 3 Jepara tahun 2006/2007 berjumlah 79 siswa. Terdiri dari X
AKI dan X AK2. Variabel dalampenelitian ini adalah minat dan metode
bwlajar aktif Tipe Quiz team. Serta hasil belajar dan metode
konvensional dan metode belajar aktif Tipe Quiz team.
Dari hasil analisis data awal kedua kelompok mempunyai
kemampuan awal yang relatif sama. Tidak ada perbedaaan awal dari
kedua kelompok. Untuk minat belajar kedua kelompok variabel yang
sama. Hasil uji ketuntasan belajar kelompok eksperimen (83,18) hasil
belajarnya lebih dari 70 atau lebih mencapai ketuntasan nelajar.
Sedangkan untuk kelompok kontrol hasil belajar (79.60) telah
memcapai ketuntasan belajar.

4. Ratnawati (2010), Penerapan srategi pembelajaran aktif dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X3 pada mata pelajaran ekonomi di
SMA Negeri 1 LAPE (2009/2010). Dari hasil penelitian menggunakan tes
evaluasi dan observasi yang menjadi variabel bebas yaitu penerapan
strategi pembelajaran aktif, dan yang menjadi variabel terikat yaitu hasil
belajar siswa dengan pokok bahasan pendapatan nasional pada pelajaran
ekonomi.

9

Dari hasil analisis data awal, siswa mempunyai kemampian awal
mencapai (53,33%) dengan jumlah siswa 30 orang dan dengan nilai rata-rata
(70,18%), kemudian hasil ketuntasan belajar pada siklus II mencapai (93,33%)
dengan jumlah siswa yang sama dengan nilai rata-rata (79,66).

B. Landasan Teori
1. Pengertian Pendekatan CBSA
Keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka
bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan
psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya

dalam bentuk kegiatan membaca, mrndengarkan, menulis, meragakan,
mengukur. Sedangkan contoh kegiatan psikis dapat mengingat kembali isi
pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan
yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan
hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep lainnya dan
kegiatan psikis lainnya (Dimyati dan Mudjiono, 2007: 14).
Namun demikian, semua kegiatan tersebut harus dapat dipulangkan
kepada suatu karakteristik, yaitu keterlibatan intelektual emosional siswa
dalaam kegiatan pembelajaran. keterlibatan tersebut terjadi pada waktu
kegiatan kognitif dalam pencapaian atau perolehan pengetahuan, pada saat
siswa mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan, dan
sewaktu siswa menghayati dan menginternalisasi nilai-nilai dalam
pembentukan sikap dan nilai. Dengan kata lain, keaktifan dalam

10

pendekatan CBSA menunjuk pada keaktifan mental, baik intelektual
maupun emosional, meskipun untuk merealisasikan dalam banyak hal
dipersyaratkan atau dibutuhkan keterlibatan langsung dalam berbagai
bentuk kegiatan fisik (Dimyati dan mudjiono, 2007: 115).
Menurut Wina Sanjaya (2007: 125) Pendekatan dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
Ada dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat
pada guru (teacher-centred approachs), dan pendekatan yang berpusat
pada siswa (student-centred approachs).
Berdasarkan uraian tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan
mengenai pengertian pendekatan CBSA. Dimana penedekatan CBSA
dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada
pengoptimalisasian pelibatan intelektual emosional siswa dalam proses
pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila diperlukan. Pelibatan
intelektual-emosional atau fisik siswa serta optimalisasi dalam
pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa. Bagaimana belajar
memperoleh dan memeroses perolehan belajarnya tentang pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai(Dimyati dan Mudjiono,2007:115).
Peningkatan penerapan CBSA merupakan keutuhan yang harus
segera terpenuhi. Guru hendaknya tak lagi mengajar sekedar sebagai
kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada
siswa guru hendaknya mengajar untuk membelajarkan siswa dalam

11

konteks belajar bagaimana belajar mencari, menemukan, dan meresapkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Dengan penerapan CBSA diharapkan akan lebih mampu mengenal
dan mengembangkan kapasitas belajar dan dapat menggunakan potensi
sumber belajar yang terdapat di sekitarnya. Selain itu, siswa diharapkan
lebih terlatih untuk berprakarsa, berfikir secara teratur, kritis, tanggap dan
dapat menyelesaikan masalah sehari-hari serta lebih terampil dalam
menggali, menjelajah, menggali dan mengembangkan informasi yang
bermakna baginya (Dimyati dan mudjiono, 2007: 117).
Disisi lain, dengan penerapan CBSA. Guru diharapakan bekerja
secara profesional. mengalami secara sistematis berdasarakan prinsip yang
berdaya guna dan berhasil guna (efisiensi dan efektif), artinya guru dapat
merekayasa sistem pembelajaran yang mereka laksanakan secara
sistematis, dengaan pemikiran mengapa dan bagaimana menyelenggrakan
kegiatan pembelajaran aktif. Lambat laun penerapan CBSA pada
gilirannya akan mencetak guru-guru yang potensial dalam menyelesaikan
diri terhadap perubahan lingkungan alam dan sosial budaya.
2. Kadar CBSA Dalam Pembelajaran
Mc Keachie mengemukakan dimensi proses pembelajaran yang
mengakibatkan terjadinya ke-CBSA-an.
Adapun dimensi-dimensi yang dimaksud adalah :(Dimyati dan
Mudjiono, 2007 ; 119).
a. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran.

12

b. Tekanan pada aspek afektif dalam belajar.
c. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
d. Kekompakan kelas sebagai kelompok.
e. Kesempatan yang diberikan kapada siswa untuk mengambil
keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah.
f. Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah siswa.
Raka joni mengungkapkan bahwa sekolah yang ber-CBSA dengan
baik mempunyai karakteristik sebagai berikut : ( Dimyati dan Mudjiono,
2007 ; 120)
a. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa
Siswa berperan lebih aktif dalam mengembanakan cara-cara
belajar mandiri, siswa berperan serta pada perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian proses belajar, pengalaman siswa lebih diutamakan
dalam memutuskan titik tolak kegiatan
b. Guru adalah pebimbing dalam terjadinya pengalaman belajar
Guru bukan satu-satunya sumber informasi, guru merupakan
salah satu sumber belajar, yang memberikan peluang bagi siswa agar
dapat memproleh pengetahuan melalui usaha sendiri, dapat
mengembangkan motivasi dalam dirinya, dan dapat mengembangkan
pengalaman untuk membuat suatu karya.
c. Tujuan kegiatan tidak hanya untuk sekedar mengejar standar akademis
Selain pencapaian standar akademis, kegiatan ditekankan untuk
mengembangkan kemampuan siswa secara utuh dan seimbang.

13

d. Pegelolahan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreatifitas
siswa, dan memperhatikan kemajuan siswa untuk mengusai konsepkonsep dengan mantap
e. Penilaian
Ini dilaksanakan untuk mengamati dan megukur kegiatan dan
kemajuan siswa,serta mengukur berbagai keterampilan yang
dikembangkan, serta mengukur hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat dikatakan secara singkat
bahwa kadar CBSA bergantung pada dan dipengaruhi oleh motivasi siswa
untuk aktif melaksanakan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran
keaktifan siswa diharapkan menampak secara nyata terutama pada saat
pelaksanaan proses pembelajaran, baik secara perorangan ataupun secara
kelompok( Dimyati dan Mudjiono , 2007 : 121)
Ada beberapa strategi mengajar dalam penerapan pembelajaran aktif
yaitu kegiatan belajar dalam satu kelas , diskusi , pengajuan pertanyaan ,
belajar bersama, belajar secara mandiri dan pembelajaran aktif
a. Kegiatan belajar dalam satu kelas
Cara untuk menjadikan pengajaran yang dibimbing oleh guru
lebih interaktif . Strategi ini untuk menyajikan informasi dan gagasan
melibatkan siswa
b. Diskusi merupakan cara untuk mengimplementasikan dialog dan debat
tentang persoalan – persoalan utama dalam materi yang diajarkan ,

14

strategi ini untuk mendorong partisipasi aktif dan menyeluruh dari
siswa.
c. Pengajuan Pertanyaan merupakan cara membantu siswa agar
mengajukan pertanyaan ,strategi yang memungkinkan siswa
merumuskan pertanyaan yang diajukan dan menjelaskan apa yang
telah diajarkan.
d. Belajar Bersama merupakan cara untuk merancang tugas belajar yag
diajarkan oleh siswa dalam kelompok kecil , strategi ini untk
mendorong kerjasama dan saling ketergantungan diantara siswa.
e. Belajar Secara Mandiri merupakan belajar yang dilakukanoleh siswa
secara individual dan pribadi. Strategi ini untuk meningkatkan
tanggung jawab siswa dalam menerapkan cara belajar siswa aktif.
Cara belajar siswa aktif di nilai sebagai suatu belajar mengajar yang
menekankan keaktifan siswa secara fisik ,mental intelektual dan emosional
guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara asfek
afektif, kognitif, dan psikomotorik (Ali, 1991 : 48)
Langkah – langkah pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran
(Wina Sanjaya, 2007:157)
1. Penyampaian tujuan dan motivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
2. Menyajikan Informasi

15

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi
atau lewat bahab bawaan
3. Mengorganisasikan siswa Dalam Kelompok Belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaiman caranya membentuk
kelompok belajar agar melakukan trasnsisi secara efisien
4. Membimbing Kelompok Kerja Dan Kelompok Belajar
Guru membimbing – membimbing kelompok belajar dan kerja
pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
5. Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari atau masing – masing kelompok mempersentasikan hasil
kerjanya
6. Memberi Pengarahan
Guru mencari cara menghargai baik upaya maupun hasil belajar
individu atau kelompok.
Manfaaat pembelajaran ber-CBSA diantaranya (Ali, 1991: 50):
a. Meningkatkan kemampuan siswa untuk berintraksi didalam kelas
b. Melatih kepekaan diri , empati melalui variasi perbedaan sikap dan
prilaku selama belajar
c. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa
d. Meningkatkan motivasi dan sikap prilaku yang positif , sehingga
proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

16

e. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik
sehingga dapat membantu siswa memahami kosep - konsep yang sulit

Adapun kebaikan dan kelemahan CBSA (Wina Sanjaya, 2007:154)
Tabel 1 Kebaikan dan Kelemahan CBSA
Kebaikan CBSA
a. Prakarsa siswa dalam kegiatan

Kelemahan CBSA
a. Tidak menjamin dalam

belajar yang ditunjukkan melalui

melaksanakan keputusan ,

keberanian memberikan urung

kendati pun telah tercapai

pendapat , tanpa secara exlusif

persetujuan dan konsensus

diminta
b. Keterlibatan mental siswa didalam

b. Dapat di dominasi oleh

kegiatan belajar yang telah

seorang atau sejumlah siswa

berlangsung

sehingga dia menolak

c. Kualitas intraksi antar siswa baik

pendapat peserta lain
c. Siswa yang pandai akan

intelektual maupun sosial

bertambah pandai, siswa yang

,emosional sehingga

bodoh akan tertinggal

meningkatkan peluanng
pembentukan kepribadian
seutuhnya

3. Prestasi Belajar

17

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
banyak sekali baik sifat dan jenisnya karena itu sudah tentu tidak
setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam
arti belajar. Kalau tangan seorang anak menjadi bengkok karena patah
tertabrak mobil, perubahan semacam ini tidak dapat digolongkan ke
dalam perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan tingkah
laku seseorang dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam
aspek-aspek pematangan pertumbuhan, dan perkembangan tidak
termasuk perubahan dalam pengertian belajar. Ciri-ciri tingkah laku
dalam pengertian belajar (Arisandi, 2011) :
a.

Perubahan terjadi secara sadar
Ini berarti seseorang yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia akan
merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah,
kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi perubahan
tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau keadaan tidak sadar,
tidak termasuk dalam pengertian belajar, karena orang yang
bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.

b.

Perubahan dalam belajar yang bersifat kontinyu dan fungsional

18

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang berlagsung secara berkesinambungan, tidak statis, satu
perubahan yang terjadi akan menyebabkabkan perubahan
berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis, maka ia
akan megalami perubahan dari tidak dapat menuis menjadi lebih
baik dan sempurna. Ia dapat menulis indah, dapat menulis dengan
pulpen, dapat menulis dengan kapur, dan sebagainya. Di samping
itu dengan kacakapan menulis yang telah dimilikinya ia dapat
memperoleh kecakapan lain misalnya, dapat menulis surat,
menyalin catatan-catatan, mengejakan soal-soal dan sebagainya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu
senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang
lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha
belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan
yang diperoleh. Perubahan yang bersifak aktif artinya bahwa
perubahan tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha
orang yang bersangkutan. Misalnya perubahan tingkah laku kerena
proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena
dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian
belajar.
d.

Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

19

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer tejadi
hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air
mata, bersin, menangis, dan sebagainya, tidak dapat digolonhkan
sebagai perubahan alam arti belajar. Perubahan terjadi karena
proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa
tingkah laku yang terjadi belajar akan bersifat menetap. Misalnya
kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar,
tidak akan hilang begitu saja melainkan akan harus dimiliki bahkan
akan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan agar lebih terarah
Ini berarti bahawa perubahan tingkah laku itu terjadi karena
ada tujuan yang akan dicapai. Kegiatan belajar terarah kepada
perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya
seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya atau kecakapan
mana yang akan dicapainya. Dengan demikian perbuatan belajar
yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah
ditetapkannya.
f. Perubahan mencakup aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku, jika seorang
belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan
tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan,
pegetahuan, dan sebaiknya.

20

Sebagai contoh jika seorang anak telah belajar naik sepeda maka
perubahan yang pailng nampak ialah mengalami keterampilan naik
sepeda itu. Akan tetapi ia telah mengalami perubahan-perubahan
lainnya seperti pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan
tentang jenis-jenis sepeda, pengetahuan tentang alat-alat sepeda,
cita-cita untuk memiliki sepeda yang lebih bagus, kebiasan
membersihkan sepeda, dan sebagainya. Jadi aspek perubahan yang
satu berhubungan erat dengan aspek lainnya.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar , diantaranya faktor guru, faktor siswa, sarana dan prasarana,
serta faktor lingkungan :
1. Faktor Guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam
implementasi strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun
bagus dan idealnya suatu strategi , maka strategi itu tidak
mungkin bisa di aplikasikan. Keberhasilan suatu strategi
pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam
menggunakan metode, tehnik, taktik pembelajaran.
2. Faktor Siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai
dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah
perkembangan seluruh asfek kpribadiannya, akan tetapi tempo
dan irama perkembangan asing – masing anak pada setiap

21

asfek tidak selalu sama. Asfek latar belakang meliputi jenis
kelamin siswa, tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi
dari keluarga bagaimana siswa berasal dan lain – lain,
sedangkan dillihat dari sifat yang dimilliki siswa meliputi
kemampuan dasar, pengetahuan dan sikap. Tiadak dapat
disangkal bahwa siswa mempunya kemampuan yang berbeda.
Ini sangat berpengaruh terhadap tingkat prestasi siswa di dalam
kelas.
3. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukkung secara
langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya
media pembelajaran, alat – alat pembelajaran, perlengkapan
dan sebagainya, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan
sekolah, dan sebagainya. Prasarana adalah segala sesuatu yang
secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses
pembelajaran. kelengkapan sarana dan prasarana dapat
menumbuhakan gairah dan motivasi guru mengajar sehingga
dengan begitu prestasi belajar siswa otomatis semakin baik.
4. Faktor Lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor organisasi kelas dan
faktor sosial psikologis. Faktor organisasi kelas yang di
dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan

22

asfek penting yanng bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Faktor lain dari dimensi lain yang mempengaruhi prestasi.
maki belajar adalah faktor iklim sosisal psikologis. Maksudnya,
keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan definisi dari prestasi
belajar. Prestasi belajar adalah suatu hasil yang dapat dirasakan setelah
proses. Untuk memperkuat kesimpulan di atas seorang ilmuan
menuangkan teorinya mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah
proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal
apa, dan bagaimana tujuan pedidikan sudah tercapai. Jika belum,
bagaiman yang belum dan apa penyebabnya. Definisi yang lebih luas
lagi dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan
Stufflebeam. Tambahan definisi tersebut bahwa proses evaluasi bukan
sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk
membuat keputusan. Pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa
prestasi belajar, merupakan hasil dari kegiatan belajar-mengajar
semata. Dengan kata lain, kualitas kegiatan belajar-mengajar adalah
satu-satunya faktor penentu bagi hasilnya. Dalam dunia pendidikan,
khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makna. Dengan
diadakan penilaian, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana
keberhasilan atau kesuksesan dalam mengikuti materi pelajaran yang
diberikan oleh guru.

23

4. Pengertian Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar itu sendiri merupakan keseluruhan daya penggerak
psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar
itu demi mencapai suatu tujuan yang didalamnya terkandung keinginan
yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap
dan prilaku individu belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2007: 80)
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan
gairah atau semangat belajar sehingga siswa yang termotivasi kuat
memiliki kemauan yaang kuat juga untuk melakukan kegiatan belajar.
Motivasi bukan hanya berperan dalam belajar sekolah, melainkan juga
dalam bidang-bidang kehidupan yang lain. dibedakan antara "motif" dan
"motivasi". Motif adalah daya penggerak dalam diri orang untuk
melakukakan setumpuk aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan
tertentu. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat
tertentu (Purwanto, 1990: 71).
Menurut Bandura, motivasi manusia lahir dari beberapa sumber,
yaitu proyeksi atau perkiraan tentang kemungkinan akan berhasil atau
gagal berdasarkan pengalaman sendiri atau observasi terhadap pengalaman
orang lain, dan berdasarkan penafsiran mengenai kemampuan sendiri
dalam bidang tertentu.

24

Besar kecilnya motivasi belajar tergantung dari macam-macam
sasaran yang ditentukan oleh siswa. Apakah sasaran sangat umum atau
spesifik, bagaimana taraf kesulitan dari sasaran, kapan sasaran itu mau
dicapai, dan apakah sasarannya, itu tergolong sasaran belajar atau sasaran
prestise.Pada umumnya siswa akan bermotivasi lebih tinggi bila sasaran
yang akan di capai agak spesifik, dapat dicapai waktu yang tidak terlalu
lama, tidak terlalu sulit juga tidak terlalu mudah. Bagaimana siswa ingin
mencapai suatu sasaran demi untuk kemajuan belajar, meskipun dalam
perjalanan untuk mencapai sasaran itu membuat kesalahan dan kekeliruan,
dia mengajar sasaran belajar (Learning goal), dia cenderung berusaha
terus sampai tujuan tercapai. Siswa yang terutama ingin mencapai sasaran
tertentu demi untuk memberikan kesan kepada orang lain ( performance
goal,) dikatakan mengejar suatu sasaran prestise. Karena motivasi belajar
diperkuat dengan adanya sikap, emosi, kesadaran, kebiasaan dan
kemauan(Dimyati dan Mudjiono, 2007 : 85).
Duncan, mengemukakan bahwa didalam kosep manajemen motivasi
berarti setiap usaha yang disadari untuk mempengaruhi prilaku seseorang
agar meningkatkan kemampuanya secara maksimal untuk mencapai tujuan
organisasi(Purwanto,1990 :72).
Hoy dan Miskel mengemukakan bahwa Motivasi dapat didefinisikan
sebagai kekuatan yang kompleks, dorongan, kebutuhan, pertanyaanpertanyaan ketegangan atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai

25

dan menjaga kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan tertentu
(Purwanto, 1990 : 72).
Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan
siswa untuk melibatkan diri salah satu tugas pegajar di sekolah adalah
membangkitkan motivasi belajar itu pada siswa belajar karena didorong
oleh kekuatan mentalnya, kekuatan mental berupa keinginan, perhatian,
kemauan atau cita-cita. Ada ahli psikologis pendidikan yang menyebut
kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai
motivasi belajar.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan
dan mengarahkan prilaku manusia, termasuk prilaku belajar. Dalam
motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,
menggerakkan,menyalurkan dan mengarahkan sikap dan prilaku individu
belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2007:80).
Menurut kebanyakan definisi, Motivasi mengandung tiga komponen
pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku
manusia ( Arisandi,2011).
1. Menggerakkan, berarti menimbulkan kekuatan pada individu,
memimpin seorang untuk bertindak dengan cara tertentu
2. Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku, dengan demikian ia
menjadikan suatu orientasi tujuan

26

3. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus
menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan, kekuatankekuatan individu.
Motivasi belajar disekolah dibedakan menjadi dua (2) bentuk : ( Dimyati
dan Mudjiono, 2007 : 90)
1) Motivasi Ekstrinsik
Aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkaan
kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas belajar sendiri .Motivasi ekstrinsik ini lebih kurang meliputi
apa yang diuraikan diatas tentang manfaat suatu tugas belajar untuk
memenuhi suatu kebutuhan atau saran untuk mencapai suaatu target.
Motivasi belajar ekstrinsik bukanlah bentuk motivasi yang berasal dari
luar siswa, misalnya dari orang lain. Motivasi belajar suatu berpangkal
pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh orangnya sendiri, biarpun
orang lain mungkin memegang peranan dalam menimbulkan motivasi
itu. Maka yang khas pada motivasi ekstrinsik bukanlah ada atau tidak
adanya pengaruh dari luar melainkan apakah kebutuhan yang ingin
dipenuhi pada dasarnya hanya dapat dipenuhi dengan melalui belajar
atau sebetulnya dapat di penuhi dengan cara lain
2) Motivasi Intrinsik
Kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan
penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar itu, misalnya siswa belajar karna

27

ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah selengkap - lengkapnya.
Ingin menjadi orang terdidik atau ingin menjadi ahli dibidang ilmu
tertentu.
Unsur–unsur yang mempengaruhi motivasi belajar : ( Dimyati dan
Mudjiono, 2007 : 97)
1. Cita – cita dan anspirasi belajar siswa
Motivasi belajar tampak pada anak sejak kecil seperti keinginan
belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainana,
dapat membaca, dapat menyayi dan lain-lain selanjutnya.
keberhasialan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan
belajar, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam
kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal,
moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita
juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.
2. Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu di barengi dengan kemampuan
atau kecakapan mencapainya dapat dikatakan bahwa kemampuan akan
memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan.
3. Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar siswa. seorang siswa yang sedang
sakit akan enggan untuk belajar. siswa yang sedang marah-marah akan

28

sukar memusatkan perhatian pada penjelasan pelajaran, sebaliknya,
setelah siswa tersebut sehat ia akan mengejar ketingggalan pelajaran.
Dengan kata lain kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada
motivasi belajar.

4. Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan
tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan.
Dengan lingkungan yang aman dan tentram, tertib dan indah, maka
semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
5. Unsur - unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Siswa yang memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan
pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pelajar
yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin
bertambah, baik berkat di bangun, merupakan kondisi dinamis yang
bagus bagi pembelajaran .guru profesional di harapkan mampu
memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, dan sumber belajar di
sekolah untuk memotivasi belajar.
6. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan
diluar sekolah, pusat pendidikan diluar sekoalah yang terpenting
adalah keluarga, lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan
pemuda bidang lain. Siswa sekolah pada umumnya tergabung dalam

29

pusat-pusat pendidikan tersebit. Guru profesional di tuntut menjalin
kerja sama pedagogis dengan pusat-pusat pendidikan tersebut.
Dalam rangka pengembangan peningkatan motivasi belajar siswa,
guru hendaknya taktis dan kreatif dalam mengelola kelas. Penerapan
CBSA menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya CBSA
menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik , mental termasuk
emosional dan aktivitas intelektual yang berpengaruh pada prestasi dan
motivasi belajar siswa . Dan CBSA bertujuan untuk membentuk siswa
yang cerdas sekaligus siswa yang memiliki sikap positif dan secara
motorik terampil (Wina Sanjaya, 2007 : 137)
Adapun tujuan Motivasi adalah : (Purwanto, 1990 : 73 )
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan
kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil
atau mencapai tujuan tertentu.
Bagi seorang Guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atu
memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan yang berupa
cita-cita dalam pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan
didalam kurikulum sekolah (Purwanto, 1990 : 73).
a.

Keinginan

30

-

Keinginan merupakan sesuatu tambahan atas kebutuhan yang
diharapkan dapat dipenuhi sehingga manusia tersebut merasa
puas.

b.

Perhatian
-

Suprapto (2009) Perhatian merupakan suatu sikap yang diambil
dan dimiliki oleh pikiran ,perhatian tersebut dicerna dalam bentuk
yang jelas dan tajam dan dapat menghasilkan informasi yang
jelas.

c.

Cita-cita
-

Sunaryo Saripudin (2009) Cita-cita merupakan motivasi atau daya
dukung untuk melakukan suatu hal sehingga timbullah keinginan
untuk mendapatkan hal tersebut.

C. Kerangka Berfikir
Pada diri seorang siswa terdapat kekuatan mental sebagai penggerak
belajar. kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan dan citacita disebut motivasi belajar dapat dihayati dan dialami. Dari siswa, motivasi
tersebut perlu dihidupkan terus mencapai hasil belajar yang optimal dari sisi
guru, mental dan motivasi belajar pada siswa berada pada lingkup program
dan tindak pembelajaran. Mental dan motivasi belajar dapat ditingkatkan
dengan pendekatan CBSA. Dengan pendekatan CBSA berarti anutan
pembelajaran mengoptimalisasikan pelibatan intelektual emosional, fisik
siswa dalam perolehan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan.

31

Pendekatan CBSA merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung
keberhasilan siswa dalam meraih prestasi belajar. Dalam penerapan CBSA
siswa dapat memiliki prestasi yang tinggi karena ditunjang dengan adanya
pendekatan CBSA , akan tetapi jika siswa tidak menanamkan adanya keaktifan
dalam dirinya maka dalam proses belajar mengajar prestasi yang dia miliki
akan menurun . Dengan demikian untuk memperoleh hasil belajar ekonomi
yang tinggi, maka dibutuhkan pendekatan CBSA yang dapat merangsang
minat belajar siswa agar tercapai proses belajar yang lebih giat.
Penerapan pendekatan pembelajaran ber-CBSA dapat dilakukan oleh
guru dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). PKP yaitu anutan
pengembangan ketrampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang
bersumber dan kemampuan dasar yang telah ada dalam diri siswa.
Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa metode pendekatan CBSA
dapat meningkatkan prestasi mental dan motivasi belajar siswa. dalam
hubungannya dengan mental dan motivasi belajar, pendekatan CBSA bisa
sangat berdampak terhadap prestasi dan motivasi, karena pendekatan CBSA
lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kalau
siswa aktif dalam setiap proses otomatis siswa tersebut memiliki daya
pengggerak untuk melaksanakan keaktifan tersebut yang sering kali
dinamakan dengan mental.
Penerapan pendekatan CBSA dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar kerangka berfikir berikut:

32

Guru

Kurikulum

Desain Instruksional

Tindkan belajar siswa;
siswa mengalami proses
belajar dengan pendekatan
pengertian CBSA

Tindakan mengajar guru
dengan pendekatan CBSA
pembelajaran di dalam
kelas

Kerangka Berfikir
Gambar 1

33

D. Rumusan Hipotesis
Adapun hipotesis yang diajukan dalam peneliti ini adalah :
1.

Ha: Penerapan pendekatan CBSA dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas XA di MA NW
Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Ha : Penerapan pendekatan CBSA dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas XA di MA NW
Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012

34

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan
PTK yaitu metode kualitatif dan kuantitatif, karena pendekatan ini lebih
mudah diterapkan karena yang akan diteliti disini adalah mengenai "
penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan
prestasi dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di
MA NW Sakra, Tahun Pelajaran 2011/2012".
Pengertian PTK (Class room action research) penelitian tindakan kelas
terdiri dari tiga kata:
1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peniliti.
2. Tindakan, menunjukkan pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan
3. Kelas

hal ini, tidak terikat pada pengertian ruang kelas tetapi pada

pengertian yang lebih spesifik yang sudah lama dikenal dalam pendidikan
dan pengajaran . Yang dimaksid dengan istilah kelas adalah sekelompok
siswa yang dalam waktu yang sama ,menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama.

35

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut
dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas.
Karena penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), maka
prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur tindakan
kelas. Penelitian kelas ini direncanakan dua siklus dimana tiap-tiap siklus
terdiri dari dua kali pertemuan. Untuk setiap siklusnya terdiri dari tahapan
kegiatan sebagai berikut :
Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah :
a) Mensosialisasikan pengajaran dengan menggunakan tahap dimana
peneliti akan membuat skenario pembelajaran
b) Menyediakan sarana pembelajaran
c) Menyiapkan lembar kerja siswa
d) Menyusun tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda untuk
mengetahui hasil belajar siswa
2. Pelaksanaan Tindakan(Impelementasi)
Pada tahap impelementasi yang akan dilaksanakan peneliti
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah dirumuskan pada
perencanaan tindakan dengan kegiatan materi pelajaran dengan
menerapkan pendekatan CBSA (cara belajar siswa aktif).

36

3. Observasi dan Evaluasi
Observasi yang akan dilaksanakan selama pelaksanaaan
pembelajaran dengan cara memberikan evaluasi I pada siklus I ini agar
bisa diketahui sejauh mana penerapan pendekatan CBSA dapat
meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa. Pengukuran motivasi
belajar siswa penyebaran angket kepada siswa.
4. Refleksi
Apabila hasil yang didapatkan pada siklus I yang dilakukan yaitu
masih adanya siswa yang tidak tuntas, maka penulis akan melaksanakan
tindakan pada siklus II dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
pada saat proses pembelajaran pada siklus 1.
Siklus II
1. Perencanaan
Tahap perencanaan hampir sama dengan perencanaan pada siklus I , tetapi
peneliti akan melakukan perbaikan-perbaikan kekurangan yang ada siklus
I dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a.

M
enyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

b.

M
enyajikan informasi

c.

M
engorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar

37

d.

M
embimbing kelompok belajar

e.

E
valuasi

f.

M
emberikan penghargaan

38

2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II ini
sama dengan disiklus I tapi melakukan perbaikan seperti yang telah
direncanakan.
3. Observasi
Observasinya juga hampir sama dengan observasi pada siklus I tapi
dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan keaktifan siswa.
4. Refleksi
Tahap Refleksi ini dilakukan dengan melihat data-data hasil evaluasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Adapun tempat dilakukannya penelitian ini adalah bertempat di
MA NW Sakra, kecamatan Sakra, kabupaten Lombok Timur NTB Tahun
Pelajaran 2011/2012.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai pada tanggal 13 Oktober – 3
Desember 2011.

C. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa
kelas X MA NW Sakra yang berjumlah 23 orang siswa.

39

D. Jadwal Penelitian
Tabel 2 Jadwal Penelitian
Kegiatan

Bulan I
minggu ke1

Bulan II
minggu
ke-

Bulan III
minggu
ke-

2 3 4 1 2 3 4 1

2 3 4 1

Bulan IV
minggu ke2

3

4

Bulan V
minggu ke1

2

3

4

Usulan judul
penelitian
Studi literan
dan
kepustakaan
Penyusunan
bab I,II,dan
III
Penyusunan
instrumen
penelitian
Pengambilan
data
Analisis dan
pengolahan
data
Penyusunan
bab IV dan V
Bimbingan
dan
konsultasi
Ujian skripsi
Penjilidan
skripsi

E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pangumpulan data dengan
menggunakan beberapa teknik antara lain :
a) Tes
Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah bentuk pilihan
ganda, karena bentuk tes ini adalah pilihan ganda untuk menilai hasil
proses belajar yang kompleks dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyusun jawaban sesuai dengan jalan pikirannya sendiri dengan

40

memberikan skor 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang
salah.
b) Observasi
Tehnik observasi merupakan suatu tehnik pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di
lapangan . Metode ini dilakukan untuk mengetahui keadaan secara
langsung terhadap peristiwa yang terjadi sebenarnya terhadap faktor-faktor
obyek penelitian.
c) Angket
Merupakan sejumlah pernyataan-pernyataan yang akan dijawab oleh
quesioner yang bersangkutan dengan apa yang akan di teliti sesusai
dengan fakta di lapangan. Angket ini berbentuk pernyataan-pernyataan
yang penilaiannya dengan memberikan skor tertinggi 4 dan skor terendah
1.

F. Tehnik Analisis Data
Data hasil penelitian yang tercantum diklasifikasikan menjadi dua jenis
yaitu data kuantitatif dan data kualitatif berupa tes pada siswa baik nilai tes
awal dan nilai tes akhir yang menggunakan tehnik analisis deskriptif
kuantitatif . Data kuantitatif ini ditabulasikan dan dihitung rata-ratanya, Ratarata hitung diperoleh dengan menggunakan rumus.
Untuk menganalisis data dalam upaya meningkatkan prestasi, mental
dan motivasi dengan menerapkan pendekatan CBSA, peneliti dalam hal ini

41

terlebih dahulu mencari kemampuan individual maupun kelompok siswa yang
menjadi subyek penelitian.
1. Statistik Deskriptif
a) Mencari angka rata-rata ideal dengan rumus : Mi = 1/2 x (skor
maksimal + skor minimal)
b) Mencari standar deviasi ideal dengan rumus : Sdi = 1/6 x (skor
maksimal –skor minimal)
c) Pengkategorian angket motivasi
Tabel 3 Statistik Deskriftif motivasi
Interval
MI + 2 Sdi - Mi + 3 Sdi
MI + 1Sdi - Mi + 2Sdi
MI -1Sdi - Mi + 1Sdi
MI -2 Sdi - Mi -1Sdi
MI -3Sdi - Mi – 2 Sdi

Motivasi
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah

2. Menentukan ketuntasan klasikal
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai individu setelah mengalami
proses belajar dalam waktu tertentu hasil belajar dinyatakan denagan nilai
atau skor setelah megerjakan satu tugas atau tes untuk mengetahui hasil
belajar siswa, hasil tes dianalisis secara deskriptif dengan rumus sebaagai
berikut menurut Nur Kencana (1986 :30)
KB = P/Nx 100%

42

Keterangan
KB = Ketuntasan belajar
P

= Jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari 65

N

= Jumlah siswa yang ikut tes

Ketuntasan belajar tercapai jika KB lebih dari 85%
3. Kriteria aktifitas belajar siswa
a) Mencari angka rata-rata ideal dengan rumus : Mi = 1/2 x (skor
maksimal + skor minimal)
b) Mencari standar deviasi ideal dengan rumus : Sdi = 1/6 x (skor
maksimal –skor minimal)
c) Pengkategorian aktifitas siswa
Tabel 4 Statistik Deskriftif aktivitas siswa
Interval
Mi+3Sdi < M < Mi+ 1,5 Sdi
Mi+ 1,5 Sdi < M < Mi + 0,5 Sdi
Mi- 1,5 Sdi < M < Mi – 0,5 Sdi

Kategori
Aktif
Cukup aktif
Tidak aktif

4. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah
pencapaian hasil aktivitas belajar siswa dengan ketuntasan sebagai berikut:
1. Keberhasilan penelitian tindakan ini dilihaat dari adanya peningkatan
persentase ketuntasan belajar siswa tiap-tiap siklus dengan kriteria
ketuntasan minimal (kkm) untuk mata pelajaran ekonomi lebih dari 65

43

2. Keberhasilan penelitian ini dilihat dari peningkatan aktivitas belajar
siswa dalam proses pembelajaran aktif yang akan dilihat dari hasil
observasi berdasarkan pedoman aktivitas siswa.

44

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1.

Pelaksanaan tindakan
a. Siklus I
1.

Perencanaan
Pada tahap ini dibuat rencana pembelajaran yang merupakan
awal dari proses untuk melaksanakan tindakan suatu penelitian,
selanjutnya mneyiapkan bahan-bahan pertanyaan pada tengah-tengah
pembelajaran berlangsung. Untuk menambah prestasi dan motivasi
siswa pada materi ini pada tahap perencanaan ini, peneliti
menyiapkan hal-hal sebagai berikut :
a) Mensosilisasikan pengajaran dengan menggunakan tahap
dimana peneliti membuat skenario penelitian
b) Membuat lembar observasi siklus I
c) Mendesain alat evaluasi
d) Merencanakan hasil siklus I

2. Pelaksanaan Tindakan (impelementasi)
Berdasarkan rencana pembelajaran telah menunjukkan
relevansi antara tindakan yang diinginkan dalam penelitian ini, siswa
termotivasi danmenerima apa yang disampaikan oleh guru sehingga
materi pembelajaran dengan materi yang diajarkan dapat dipahami

45

dengan mudah serta aktif dalam meyelesaikan soal-soal yang
diberikan. Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan cara
belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi dan motivasi
siswa, peserta didik sebagi subyek artinya peserta didik berperan aktif
dalam setiap proses pembelajaran
Guru mengembangkan diskusi kelompok untuk memberikan
penjelasan dan pemahaman mengenai materi yang diajarkan, setiap
kelompok harus melaksanakan diskusi sesusai dengan materi yang
telah diberikan. Setelah itu untuk lebih memahami materi
pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk tanya jawab dan
sama-sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diberikan.
3. Hasil Observasi dan Evaluasi
a. Hasil observasi
Proses belajar-mengajar siklus pertama observasi yang
dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit