PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN BEBAN KERJA GURU TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN BEBAN KERJA GURU TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA GURU SDN DI KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT) ARTIKEL
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN BEBAN KERJA GURU
TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
(STUDI PADA GURU SDN DI KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT)
1
2
3 Nelfiandra Susanti, Listiana Sri Mulatsih, Erni Febrina Harahap
1 Mahasiswa Magister Sains Manajemen, Program Pascasarjana, Universitas Bung Hatta 2 &3 Dosen Program Pascasarjana, Universitas Bung Hatta
economiciana @yahoo.com Email : nelfi.susanti@gmail.com
ABSTRACT
The objective of this study is efforted to explain the effect of individual characteristic and
load work of teacher to job satisfaction, and the effect of work stress as intervening variabel
among individual characteristic and load work to job satisfaction of primary school’s
teacher at Pasaman district Pasaman Barat Region. Population in this study amount 514
people contents all of teacher in primary school at Pasaman district Pasaman Barat Region.
Technique of sampling is proportional random sampling method and to determine of sum of
sample using slovin’s formula thus sum of sample is 225 people. To Collect data using
questionnaire, furthermore data processing with validity test and reliability test, for
hypotesis test using multiple regression, simple regression and compound regression. The
result of study concludes that individual characteristic significant influence and positif to job
satisfaction, work load significant influence and positif to job satisfaction, individual
chacteristic significant influence and negative to work stress, work load significant influence
and positive to work stres, work stress significant influence and negative to job satisfaction
and work stress able to mediate relationship among individual characteristic and work load
to job satisfaction of primary school’s teacher at Pasaman district Pasaman Barat Region.
The result also proved that have a contribution of individual characteristic, work load to job
satisfaction 36,2%, remaining 63,8% a given and explained by another variabels excluded in
this model. Work stress as intervening variabel is able to increase the contribution of
leadership and task assertion variabel 1,7%.Keywords: Leadership, Task assertion, Work Stress, Job Satisfaction
PENDAHULUAN I.
sebagai warga negara dapat menikmati Pendidikan merupakan hak setiap pendidikan dan keberhasilan anak didik individu dimana dijamin oleh negara seperti tidak terlepas dari peran guru dalam kegiatan yang tertuang dalam UUD 1945 perubahan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar keempat pasal 31 ayat 1 yang berbunyi yang menyenangkan bagi murid akan
“Setiap warga negara berhak mendapat merangsang mereka dapat menyerap ilmu pendidikan” dan ayat 2 berbunyi “Setiap dengan baik yang diberikan oleh seorang warga negara wajib mengikuti pendidikan guru. Dalam memberikan pengajaran yang dasar dan pemerintah wajib membiayainya” baik, guru dituntut agar selalu mampu dari pasal diatas dapat dilihat bahwa hak menyajikan pelajaran dengan mudah agar dapat diterima dengan baik oleh murid. Guru sebagai faktor kunci di dalam proses pembelajaran masih memiliki permasalahan yang belum tuntas.
Menurut Hasibuan (2007) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar kerja. Kepuasan kerja seorang guru harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan dan kedisiplinan guru meningkat dalam melaksanakan pekerjaan.
Selain itu, karakteristik individu seorang guru juga mempengaruhi penyerapan ilmu pengetahuan bagi seorang murid. Menurut Toha (2008) Karakterisitik individu adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalu yang dibawa individu kedalam tatanan organisasi.
Dari sudut pandang ergonomi (penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkungan) setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut.
Perubahan beban kerja berdampak terhadap produktivitas tenaga kerja yang ada. Jika perubahan itu mengarah menjadi lebih baik maka akan berdampak pada produktifitas tenaga kerja itu sendiri sehingga kesejahteraan dan kemakmuran pekerja dapat dicapai. Oleh sebab itu, beban kerja yang berlebihan akan berdampak terhadap stres kerja.
Hasil observasi dan wawancara awal yang penulis lakukan terhadap beberapa orang guru Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Pasaman, sesuai UU No 14 2005 tentang guru dan dosen maka dapat kita lihat persentase guru yang belum memenuhi tugasnya berkaitan dengan beban kerja guru sbb:
Tabel 1 Gambaran Jenis Beban Kerja Guru Pada SD Negeri di Kecamatan Pasaman Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2012/2013
No Jenis Beban Kerja Jumlah Observasi awal Persentase
1 Membuat Rancangan Program Pembelajaran 29 30%
2 Membuat Program Semester dan Program Tahunan 20 21%
3 Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal 13 14%
4 Membuat Analisis Hasil Belajar 18 19%
5 Memanfaatkan Media dan Bahan Ajar yang tepat 12 12%
6 Membuat Agenda Harian 4 4 % Total 96 100% Sumber: Kelompok Kerja Guru Wilayah 1 UPTPD Kecamatan Pasaman Kab.Pasaman Barat. Dari Tabel 1 terlihat bahwa kegiatan para guru dalam membuat rancangan program pembelajaran masih rendah 30% atau 29 orang yang dari 96 jumlah guru. Membuat program semester dan program tahunan 21% atau
20 orang, menetapkan kreteria ketuntasan minimal hanya 14% atau hanya 13 orang, membuat analisis hasil belajar 19% atau 18 orang, memanfaatkan media dan bahan ajar yang tepat 12% atau 12 orang dan membuat agenda harian hanya 4% atau 4 orang dari jumlah total guru 96 orang.
Penelitian ini adalah modifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Noermijati dan Widya Nuryana (2010) yang meneliti tentang “Peranan karakteristik individu dan stres kerja terhadap kepuasan kerja”. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian sebelumnya adalah variabel yang digunakan, waktu dan objek penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada empat variabel, terdiri dari ada dua variabel bebas yaitu karakteristik individu dan beban kerja, satu variabel intervening yaitu stres kerja dan satu variabel terikat yaitu kepuasan kerja. Sedangkan penelitian sebelumnya hanya menggunakan tiga variabel yang terdiri atas dua variabel bebas dan satu variabel terikat tanpa menggunakan intervening. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada tahun 2013. Sedangkan pada penelitian sebelumnya adalah pada tahun 2010. Objek penelitian pada penelitian ini adalah Guru SDN di Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, sedangkan penelitian sebelumnya objek penelitiannya adalah Satuan Polisi Resort Malang.
Hasil penelitian ini diperkirakan akan akan bermanfaat bagi objek penelitian dalam hal memberikan masukan bagaimana cara meningkatkan kepuasan kerja di kalangan guru SDN Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Selain itu, penelitian ini juga memberikan sumbangan dalam hal memperkaya literatur di bidang kepuasan kerja dan stres kerja.
Artikel ini akan dibagi atas beberapa bagian di antaranya adalah latar belakang penelitian, tinjauan pustaka dan pengembangan hipotesis, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, dan akhirnya di tutup dengan kesimpulan dan saran.
1. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Kepuasan kerja
Luthans (2006) mendefinisikan kepuasan kerja adalah suatu keadaan emosi seseorang yang positif maupun menyenangkan yang dihasilkan dan penilaian suatu pekerjaan atau pengalaman kerja. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Setiap karyawan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan aspek-aspek diri individu, maka ada kecenderungan semakin tinggi tingkat kepuasan kerjanya.
Terwujudnya kepuasan kerja pada seorang pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor, Kreitner dan Kinicki (2001) dalam Wibowo (2004) mengemukakan gaktor- faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja terdiri dari lima faktor, yaitu: Need
fulfilment (pemenuhan kebutuhan), yaitu
bahwa kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan yang memberikan kesempatan kepada individu untuk memenuhi kebutuhannya, Discrepancies (perbedaan), adalah bahwa kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. perbedaan antara apa yang diharapkan dan yang diperoleh individu dari pekerjaan,
Value attainment (pencapaian nilai), yang
menentukan bahwa kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual. Equity (keadilan), adalah bahwa kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan ditempat kerja. Kepuasan merupakan hasil dari persepsi orang bahwa perbandingan antara hasil kerja dan inputnya lebih relatif menguntungkan dibandingkan dengan perbandingan antara keluaran dan masukan pekerjaan lainnya.
Dispositional/genetic components
(komponen genetik), adalah bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan sifat pribadi dan faktor genetik.
Dalam penelitian ini, pengukuran tingkat kepuasan kerja guru menggunakan pendekatan yang dilakukan oleh Anthony dan David dalam Mas’ud (2004), menyatakan bahwa untuk mengukur kepuasan kerja karyawan dapat digunakan dimensi sebagai berikut. 1. Kepuasan dengan gaji/satisfaction with pay; 2. Kepuasan dengan promosi/satisfaction with
promotion ; 3. Kepuasan dengan rekan sekerja/satisfaction with co-workers; 4.
Kepuasan dengan penyelia/satisfaction with supervisor; 5. Kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri/satisfaction with work it self.
Stres kerja merupakan fenomena psikologis, dimana terdapat ketidakseimba- ngan antara tuntutan pekerjaan dan kemampuan individu untuk mengatasi tuntutan tersebut. Sopiah (2008) mendefinisikan stres sebagai respon adaptif terhadap situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang. Stres kerja tidak selalu mengarah kepada akibat yang negatif namun juga dapat menjadi kekuatan positif bagi individu.
Menurut Handoko (2001) stres sebenarnya tidak selalu berarti negatif, karena tekanan bisa menjadi perangsang kegairahan kerja. Stres dalam takaran yang proporsional bisa berfungsi sebagai pendorong semangat kerja, sedangkan stres yang berlebihan akan menjadi penghambat produktivitas
Pada penelitian ini, stres kerja diukur dengan menggunakan kuesioner dan dimensi yang dikembangkan oleh Kim dkk (1996) dalam Istijanto (2006), yaitu ketidakjelasan peran, konflik peran, beban pekerjaan dan tingkat bahaya pekerjaan.
Setiap orang mempunyai pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan ini akan terbawa dalam dunia kerja, yang akan akan menyebabkan kepuasan satu orang dengan bekerja ditempat yang sama. Menurut Robbins (2007) kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.
Ting dan Yuan (1997) dalam Subyantoro (2009) mengemukakan bahwa kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh karakteristik individu. Penelitian Subyantoro (2009) menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara karakteristik individu terhadap kepuasan kerja. Noermijati dkk (2010) juga melakukan penelitian peranan karakter individu terhadap kepuasan kerja anggota kepolisian Resor Malang menyimpulkan bahwa karakteristik individu berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.
Dari teori dan penelitian sebelumnya maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Karakteristik Individu berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja
2.4 Beban Kerja dan Kepuasan Kerja
Beban kerja adalah sejumlah kegiatan yang membutuhkan proses mental atau kemampuan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, baik dalam bentuk fisik maupun psikis sedangkan kepuasan kerja adalah suatu perasaan menyenangkan yang datang dari persepsi seseorang mengenai pekerjaannya atau yang lebih penting yaitu nilai kerja.
2.3 Karakteristik Individu dan Kepuasan Kerja
Penelitian Dhania (2010) tentang kerja pada Medical Representatif di Kota Kudus menyimpulkan bahwa beban kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai. Demikian juga dengan Penelitian Widjaja (2006) menemukan bahwa beban kerja yang terlalu sulit untuk dikerjakan dan teknologi yang tidak menunjang untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik sehingga kepuasan kerja tidak tercapai Dari teori dan penelitian sebelumnya maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Beban kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja
Gibson at al. (2000) mengungkapkan bahwa karakteristik individu terdiri atas kemampuan dan keterampilan, pengalaman, latar belakang dan demografi individu yang bersangkutan, sedangkan stres kerja didefinisikan oleh Sopiah (2008) sebagai respon adaptif terhadap situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang. Dapat disimpulkan bahwa sress kerja merupakan fenomena psikologis didalam diri setiap individu yang dapat berakibat positif maupun negatif yang akan berdampak pada pekerjaannya
Penelitian yang dilakukan oleh Arifin, dkk (2009) menemukan bahwa karakteristik individu mempunyai hubungan yang signifikan terhadap stres kerja. bahwa karakteristik individu berpengaruh negatif terhadap stres kerja.
Dari teori dan penelitian sebelumnya maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut: H3: Karakteristik individu berpengaruh secara signifikan terhadap stres kerja
2.6 Beban kerja dan stres kerja
Beban kerja merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan bagi seorang tenaga kerja untuk mendapatkan keserasian dan produktivitas kerja yang tinggi selain unsur beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja (Sudiharto, 2001), dan Perbedaan dalam tingkat stres dapat disebabkan karena adanya perbedaan respon atau tanggapan dari individu yang mengalaminya (Selye dalam Desiana, 2003).
2.5 Karakteristik individu dan stres kerja
Penelitian Kasmarani (2012) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara beban kerja mental dengan stres kerja. Anandhika dkk (2009) juga menyimpulkan bahwa beban kerja memberikan kontribusi positif terhadap stres kerja, jika beban kerja pegawai meningkat maka akan meningkatkan stres yang dialaminya.
Dari teori dan penelitian sebelumnya maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut: H4: Beban kerja berpengaruh secara signifikan terhadap stres kerja.
2.7 Stres kerja dan kepuasan kerja
dipandang sebagai komponen yang perlu diperhatikan dalam manajemen sumber daya manusia. Hal tersebut terjadi karena kondisi stres pada karyawan yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan/instansi. Handoko (2008) mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.
Menurut Lawler III (1998), ukuran kepuasan kerja sangat didasarkan atas kenyataan yang dihadapi dan diterima sebagai kompensasi usaha dan tenaga yang diberikan. Kepuasan kerja tergantung kesesuaian atau keseimbangan (equity) antara yang diharapkan dan kenyataan.
Penelitian Hidayat (2009) menyim- pulkan bahwa stres kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Noermijati dkk (2010) menyimpulkan bahwa stres kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Hasil yang sama juga ditemukan oleh Tunjungsari (2011). Hasil penelitian Dhania (2010) menyimpulkan hal yang berbeda bahwa stres kerja tidak secara signifikan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Dari teori dan penelitian sebelumnya maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut: H5: Stres kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja
dan kepuasan kerja
Kepuasan kerja dapat mengakibatkan pengaruh terhadap prestasi kerja sesorang dalam bekerja. Biasanya karyawan yang puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan terus berusaha memperbaiki kerjanya. Sebaliknya, karyawan yang kepuasan kerjanya rendah cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa.
Penelitian Kasmarani (2012) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara beban kerja mental dengan stres kerja. Anandhika dkk (2009) juga menyimpulkan bahwa beban kerja memberikan kontribusi positif terhadap stres kerja, jika beban kerja pegawai meningkat maka akan meningkatkan stres yang dialaminya. Dhania (2010) menyimpulkan bahwa beban kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai.
Dari teori dan penelitian sebelumnya maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut: H6: Stres kerja berperan sebagai variabel intervening antara karakteristik individu dan kepuasan kerja
2.9 Beban kerja, stres kerja dan kepuasan kerja
Kepuasan kerja dalam bekerja adalah pekerjaan dengan memperoleh tujuan hasil kerja seperti penempatan, perlakuan dan suasana lingkungan kerja yang baik. Seorang pegawai yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam bekerja akan lebih mengutamakan pekerjaan dari balas jasa atas pelaksanaan tugasnya, (Munandar, 2008). Penelitian Kasmarani (2012) Dalam penentuan sampel penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh digunakan rumus Slovin, maka diperoleh antara beban kerja mental dengan stres kerja. jumlah sampel sebanyak 225 orang guru. Anandhika dkk (2009) juga menyimpulkan
3.3 Teknik Pengumpulan Data
bahwa beban kerja memberikan kontribusi Penelitian ini dilakukan melalui positif terhadap stres kerja, jika beban kerja angket atau kuesioner yaitu pengumpulan pegawai meningkat maka akan data dengan cara mengajukan pertanyaan meningkatkan stres yang dialaminya. yang tersusun secara sistematis untuk diisi Penelitian Dhania (2010) menyimpulkan oleh guru secara objektif bahwa beban kerja berpengaruh terhadap Total jumlah pernyataan adalah 52 kepuasan kerja pegawai. butir yang terdiri dari 20 butir untuk
Dari teori dan penelitian sebelumnya kepuasan kerja, 14 butir untuk stres kerja, 15 maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai butir untuk karakteristik individu, dan 3 berikut: butir untuk beban kerja. Uji Instrumen H7: Stres kerja berperan sebagai variabel dilakukan terhadap 225 responden yaitu intervening antara beban kerja dan kepuasan guru SDN Kecamatan Pasaman Kabupaten kerja.
Pasaman Barat, untuk mendapatkan
2. METODE PENELITIAN instrumen yang valid dan handal perlu
3.1 Objek Penelitian dilakukan uji coba kesahihan instrumen
Penelitian ini dilakukan di SDN (validitas dan reabilitas) dari data masing- Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman masing variabel penelitian. Barat. Oleh karena itu yang menjadi objek Model penelitian dapat dilihat pada penelitian ini adalah guru SDN di diagram dibawah ini. Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SDN Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat yaitu berjumlah sebanyak 514 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional random sampling .
Sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut terlebih dahulu dilakukan uji validitas menggunakan corrected item to total
correlation dan uji reliabilitas menggunakan cronbach’s alpha . Teknik analisa data pada
penelitian menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas. regresi berganda, regresi sederhana, dan regresi bertingkat.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum regresi data, uji intrumen berupa uji validitas dan reliabilitas data dilakuan. Selanjutnya, uji normalitas dan uji asumsi klasik yaitu uji multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Hasil uji-uji diatas menunjukan bahwa data valid, hasil uji validitas dan reliabilitas, serta uji kolmorov-smirnov untuk uji normalitas data. Sedangkan uji multikolinearitas menggunakan VIF dan hasilnya menunjukan bahwa variabel independen bebas dari masalah multikolinearitas. Sedangkan uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser dan hasil juga menyimpulkan bebas dari permasalahan heteroskedastisitas.
Deskritif statistik variabel penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Kepuasan kerja memiliki skor rata-rata 3,81, total capaian responden 76,17%, dengan demikian tingkat pencapaian responden termasuk kategori cukup puas. Selanjutnya, Stres kerja memiliki skor rata-rata 1,00, total capaian responden 20,00%, dengan demikian tingkat pencapaian responden termasuk kategori cukup rendah. Sedangkan, karakteristik individu memiliki skor rata-rata 3,06, total capaian responden 61,25%, dengan demikian tingkat pencapaian responden termasuk kategori kurang baik. 2,81, total capaian responden 56,22%, dengan demikian tingkat pencapaian responden termasuk kategori sedang.
Adapun hasil penelitian dapat di lihat pada tabel 2.
Karakteristik Individu (X 1 ) Beban Kerja (X 2 ) Stres Kerja
(Z) Kepuasan Kerja (Y) H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 H 6 H 7
3.4 Teknik Analisa Data
Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh Karakteristik Individu dan Beban Kerja terhadap
0,362 Pengujian tentang kelayakan model menunjukan bahwa nilai signifikansi F- statistik kecil dari 0,05 hal menunjukan bahwa model layak. Sedangkan, kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen juga cukup tinggi.
Variabel Terikat Konstanta dan Variabel Bebas Koefisien Regresi Signifikan Konstanta (a) 4,182 0,002 Stres Kerja (Z)
Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh Karakteristik Individu dan Beban Kerja terhadap Stres Kerja
Hasil studi berikutnya dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3
Hipotesis 2 yaitu beban kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja guru diterima. Bila beban kerja yang dirasakan guru meningkat dan guru masih mampu mengerjakannya, maka akan meningkatkan kepuasan bagi guru itu sendiri. Sebaliknya, beban kerja yang dimiliki guru rendah, maka kepuasan kerja guru juga akan menurun dimana seolah-olah guru yang bersangkutan tidak diperhatikan oleh atasan, dikucilkan dari tugas kerja sementara guru tersebut merasa masih mampu mengerjakan tugas- tugas lain yang dibebankan kepadanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan Dhania (2010), Widjaja (2006).
2 ) dengan nilai sig 0,027 < 0,05.
Hasil uji hipotesis variabel beban kerja (X
berpengaruh positif (0,068) dan signifikan (sig.=0,026). Hipotesis 1 yaitu Karakteristik individu berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja guru diterima. Hal ini terlihat bahwa nilai probalitasnya (sig) kecil dari 0,05. Berarti karakteristik individu yang dirasakan pegawai berpengaruh terhadap kepuasan kerja dari pegawai itu sendiri. Hasil penelitian ini sejalan dengan Subyantoro (2009), Noermijati dkk (2010), Arifin (2009).
1 )
Berdasarkan hasil uji hipotesis variabel karakteristik individu (X
2
Kepuasan Kerja Variabel Terikat Konstanta dan Variabel
R
Kepuasan Kerja (Y)
b
F 12,978 0,037
2 ) 0,362 0,027
Beban Kerja (X
1 ) 0,068 0,026
Konstanta (a) 3,669 0,000 Karakteristik Individu (X
Regresi Signifikan
Bebas Koefisien
Karakteristik Individu (X 1 ) -0,345 0,000
Beban Kerja (X 2 ) 0,654 0,041 F 21,988 0,000 b R 2 0,192
Hasil uji hipotesis kelima dapat dilihat pada Tabel 4.
2
R
Kepuasan kerja (Y)
Signifikan Konstanta (a) 3,195 0,000 Stres Kerja (Z) -0,021 0,042
Koefisien Regresi
Variabel Terikat Konstanta dan Variabel Bebas
Tabel 4 Hasil Analisis Regresi Sederhana Pengaruh Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja
Hipotesis 4 yaitu beban kerja berpengaruh positif terhadap stres kerja guru diterima. Bila beban kerja yang dimiliki guru tinggi, maka stres kerja guru pun semakin tinggi. Sebaliknya, beban kerja yang dimiliki guru rendah, maka stres kerja guru pun akan menurun. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kasmarani (2012), Anandhika dkk (2009).
Hipotesis 3 yang menyatakan karakteristik individu berpengaruh negatif terhadap stres kerja pegawai terbukti dan diterima. Hal ini terlihat dari uji hipotesis variabel karakteristik individu (X
2 ) dengan nilai sig 0,041 < 0,05.
Hasil uji hipotesis variabel beban kerja (X
Noermijati dkk (2010).
hal ini, bila karakteristik individu yang dimiliki oleh guru baik maka dapat mengurangi stres yang timbul dari pekerjaannya.. Sebaliknya karakteristik individu yang dimiliki oleh guru tidak baik, dengan adanya persoalan pekerjaan yang timbul akan membuat guru tersebut stres. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifin dkk (2009),
1 ) terhadap stres kerja (Z). Dalam
nilai sig 0,000 < 0,05, memberikan makna tentang pengaruh variabel karakteristik individu (X
1 ) diperoleh
0,179 Variabel Stres kerja (Z) dengan nilai sig 0,042 < 0,05. Hipotesis 5 yaitu stres kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja guru diterima. Makin turun stres kerja seorang guru terhadap pekerjaannya akan meningkatkan kepuasan kerja, demikian pula sebaliknya jika pegawai semakin stres dengan pekerjaannya akan menurunkan kepuasan kerjanya. Berarti semakin guru mengerti dengan tugas dan tanggung jawabnya, kurangnya konflik peran, tersedianya waktu mengerjakan pekerjaannya, beban kerja yang masih dapat ditolerir dan adanya pengembangan karir akan meningkatkan kepuasan kerja seorang guru. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Tunjung sari (2011), Hidayat (2009), Noermijati dkk Tujuan penelitian untuk menguji apakah karakteristik individu dan beban kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja
5. KESIMPULAN DAN SARAN
0,362 0,379 Kepuasan
memberikan makna bahwa stres kerja yang dirasakan oleh pegawai mampu memediasi hubungan antara beban kerja yang dirasakan oleh pegawai dengan kepuasan kerja yang dihasilkannya. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Anandhika dkk (2009), Kasmarani (2012), Dhania (2010).
2 ) dan kepuasan kerja (Y). Temuan ini
) tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja (Y) karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,264. Hal ini dapat diartikan bahwa stres kerja (Z) berperan sebagai full intervening antara beban kerja (X
2
Hasil uji hipotesis 7 yang menyatakan beban kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dengan stres kerja sebagai variabel intervening terbukti dan diterima. Pada tahap ini pengaruh variabel beban kerja (X
Temuan ini memberikan makna bahwa stres kerja yang dirasakan oleh pegawai mampu memediasi hubungan antara karakteristik individu yang dimiliki oleh guru dengan kepuasan kerja yang dihasilkannya. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kasmarani (2012).
1 ) dan kepuasan kerja (Y).
signifikan terhadap kepuasan kerja (Y) karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,329. Hal ini dapat diartikan bahwa stres kerja (Z) berperan sebagai full intervening antara karakteristik individu (X
1 ) tidak berpengaruh
2
Kerja (Y) Perubahan R
2
(2010).
R
c
10,654 0,038
b
0,068 0,026 0,064 0,329 Beban Kerja(X2) 0,362 0,027 0,369 0,264 Stres Kerja (Z) - - -0,010 0,034 F 12,978 0,037
II Sig. Konstanta (a) 3,669 0,000 3,749 0,000 Karakteristik Individu (X1)
Tahap I Sig. Tahap
Konstanta dan Variabel Bebas
Variabel Terikat
Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Bertingkat Pengaruh stres kerja (Z) sebagai variabel intervening
Hasil uji hipotesis keenam dan hipotesis ketujuh dapat dilihat pada Tabel 5. dibawah ini.
- 0,017 Hasil studi juga menunjukan bahwa hipotesis 6 yang menyatakan karakteristik individu berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja guru dengan stres kerja sebagai variabel intervening terbukti dan diterima. Pada tahap ini pengaruh variabel karakteristik individu (X
DAFTAR PUSTAKA
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan guru antara lain karakteristik individu, beban kerja, dan stres kerja. Mengingat pentingnya kepuasan kerja, maka dalam melaksanakan tugasnya dituntut memiliki karakteristik yang baik dan beban kerja yang tidak berlebihan agar dapat terlaksana dengan baik suatu pekerjaan.
Penelitian ini berimplikasi terhadap teori dan praktik. Temuan ini memperkuat teori dalam menjelaskan kenapa sebagian pegawai mempunyai kepuasan yang baik dan sebagian lagi tidak. Sedangkan, penelitian ini mempunyai kontribusi pada karakteristik individu itu sendiri dan beban kerja yang tidak berlebihan bisa meningkatkan kepuasan kerja menjadi lebih baik.
Penelitian ini memiliki keterbatasan, diantaranya keterbatasan sampel (hanya 225 responden), objek penelitian hanya pada SD
Negeri di Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, keterbatasan variabel dan perspektif (teori) yang digunakan, serta metode analisa. Keterbatasan di atas menjadi saran untuk peneliti selanjutnya dengan cara menambah sampel penelitian, menambah variabel dan menggunakan perspektif lain dalam menjelaskan variasi kepuasan kerja di sektor publik.
Anandhika, Oscar. Aulia dan Ria Okfrima, 2009, Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Karyawan PT.
Kurnia Subur Grup Anoraga Panji. 2001. Psikologi Kerja. Rineka Cipta. Jakarta
Arifin, Zainal S, Eka Afnan Troena, Armanu Thoyib, Umar Nimran. 2009, Pengaruh Karakteristik Individu, Stres kerja, Kepercayaan Organisasional terhadap Intention to Stay melalui Kepuasan kerja dan Komitmen organisasi Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 8 No. 3 Agustus 2010
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarat: PT. Rineka Cipta. Baron, R.M dan Kenny, D.A (1986). The
Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations. Journal of Personality and Social Psychology. Vol.
51 No.6. pp 1173-1182. Dhania, Dhini Rama. 2010, Pengaruh Stres kerja, beban kerja terhadap kepuasan kerja (Studi Pada Medical Representatif di Kota Kudus), Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus, Volume I, No. 1, Desember 2010 Gibson, James L. J.M. Ivancevich, J.H.
Donnelly, Jr 2000. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses (Alih Bahasa Djarkasih). Erlangga, Jakarta
Noermijati, dan Widya Nuryana. 2011, Peranan Karakter individu dan Stres kerja Terhadap Kepuasan Kerja Anggota Kepolisian Resor Malang, Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 9 Nomor 2, Maret 2011.
Subyantoro, Arief. 2009, Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik Organisasi dan Kepuasan Kerja Pengurus yang Dimediasi oleh Motivasi Kerja (Studi pada Pengurus KUD di Kabupaten Sleman). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.11., No.1 Maret 2009;11-19.
Srimulyani, Veronika Agustini. 2010, Pengaruh Role Stressor Dan Perceived Organizational Support Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai, Widya Warta No. 02 Tahun XXXIV / Juli 2010
Penerbit Prenhallindo.Jakarta Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Penerbit Andi
Robbins, Stephen. 2007 Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Edisi Bahasa Indonesia.
Daya Manusia untuk Perusahaan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta
Kandou Kota Manado Rivai, Veithzal, 2004, Manajemen Sumber
Pawatte, Guswandi. Jane M. Pangemanan, Sulaemana Engkeng, Hubungan Antara Supervisi Dan Beban Kerja Dengan Kepuasan Kerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap C Blu Rsup Prof. Dr. R. D.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hidayat, Muhammad Nur. 2009. Pengaruh Stres kerja terhadap hubungan antara gaya Kepemimpinan dan Kepuasan kerja, Kajian Akuntansi, Volume 4, No. 2, Desember 2009
Mas’ud, Fuad 2004. Survai Diagnosis Organisasional : Konsep dan Aplikasi.
Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Margiati. Lulus. 2000, Stres Kerja : Latar Belakang Penyebab dan Alternatif Pemecahannya. Jurnal Masyarakat Kebudayaan Politik 3 : 71 – 80.
Luthans, Fred, 2006, Behaviour a Macro Perspective of Organizational, Eighth edition, Irwin Mc. Graw Hill, New York
Expression of Emotion in Organizations. The organization of the future 2 (pp. 188-202). San Francisco.
Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia. Salemba Empat. Jakarta. Lawler III, 1998. Job Satisfaction and
Kasmarani, Murni Kurnia. 2012. Pengaruh Beban Kerja Fisik Dan Mental Terhadap Stres Kerja Pada Perawat Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cianjur, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012 Kreitner, Robert and Angelo Kinicki, 2003.
Istijanto, 2006, Riset Sumber Daya Manusia; Cara Praktis Mendeteksi Dimensi- Dimensi Kerja Karyawan, Gramedia, Jakarta.
Syofa, Erman. 2011. Pengaruh Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan dan Karakteristik Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan yang Dimediasi oleh Motivasi Kerja, Studi pada Karyawan Kantor Kementrian Agama Kota Padang. Tesis.. Universitas Bung Hatta: Padang. Tunjungsari, Peni. 2011. Pengaruh Stres kerja terhadap kepuasan kerja Universitas Komputer Indonesia Vol. 1 No. 1, Maret 2011