PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN DAN KUALIAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP TINGKAT PENYERAPAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI KABUPATEN ACEH UTARA

PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN DAN KUALIAS

  

SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP TINGKAT

PENYERAPAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT

DAERAH DI KABUPATEN ACEH UTARA

  2

  3 Monik Zarinah¹, Dr. Darwanis, SE, M.Si, Ak , CA, Dr. Syukriy Abdullah, SE, M.Si, Ak 1)

  Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

  2)

  Prodi Magister Akuntansi Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia

  

Abstract: This study aimed to examine the influence of budget planning, and human resources quality (either

jointly or partially) on the budget absorption rate of government work units in Kabupaten Aceh Utara. This is a

hypothesis testing research which is based on the data that collected by questionnaires and analyzed using

multiple linear regressions. The population comprised a total of 63 government work units (SKPD) in Kabupaten

Aceh Utara. The data analysis is carried out using SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 18.0.

The results indicate that budget planning, and human resources quality affects the budget absorption rate of

government work units, both simultaneously and partially.

  Keywords: Budget Planning, Human Resources Quality, and Budget Absorption Rate.

  

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perencanaan anggaran, dan kualitas sumber daya

  manusia (baik secara simultan maupun parsial) terhadap tingkat penyerapan anggaran satuan kerja perangkat daerah di Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini merupakan hypothesis testing research dengan pengujian menggunakan regresi linier berganda dari data yang dikumpulkan melalui kuesioner. Populasi penelitian adalah

  63 SKPD di Kabupaten Aceh Utara. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 18.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan anggaran dan kualitas sumber daya manusia berpengaruh baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap tingkat penyerapan anggaran SKPD.

  Kata kunci : Perencanaan Anggaran, Kualitas Sumber Daya Manusia, dan Tingkat Penyerapan Anggaran.

  rencana kerja SKPD akan disampaikan kepada

  PENDAHULUAN

  Setiap tahunnya pemerintah daerah membuat DPRD sebagai bahan pertimbangan penyusunan rencana keuangan tahunan yang tertuang dalam Rancangan APBD (RAPBD) untuk disahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi APBD. Anggaran yang telah disahkan yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat diharapkan dapat diserap oleh pemerintah daerah. Daerah (DPRD). Perencanaan dan Penganggaran Tingkat penyerapan anggaran pemerintah pusat APBD tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25 dan daerah sering menjadi topik utama yang dibahas Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan baik oleh para pengamat ekonomi maupun lembaga Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor swadaya masyarakat (LSM) sebagai salah satu

  17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. indikator kegagalan birokrasi. Kegagalan target Berdasarkan undang-undang tersebut Kepala SKPD penyerapan anggaran memang berakibat hilangnya selaku pengguna anggaran menyusun rencana kerja manfaat belanja, karena dana yang dialokasikan dan anggaran SKPD yang berpedoman pada Renja ternyata tidak semuanya dapat dimanfaatkan oleh (Rencana Kerja) SKPD. Recana kerja anggaran dan pemerintah yang artinya ada dana yang menganggur

  (idle money) (BPKP, 2011).

  Tabel 1 Realisasi APBK Aceh Utara Tahun 2012-2014

  (Kumulatif)

  Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kabupaten Aceh Utara (data diolah) (2015)

  Tabel 1 menunjukkan pola penyerapan anggaran pada Kabupaten Aceh Utara. Pada akhir tahun, serapan anggaran Kabupaten Aceh Utara juga relatif rendah. Untuk tahun 2012-2014 masing- masing hanya mencapai 84,04%, 93,33%, dan 91,64%. Rendahnya penyerapan anggaran menimbulkan risiko ekonomi makro dan tidak tercapainya target pertumbuhan ekonomi. Sedangkan lambannya penyerapan anggaran atau penumpukan di triwulan terakhir juga menimbulkan risiko akuntabilitas keuangan negara, seperti memaksakan pelaksanaan kegiatan yang tidak perlu, lemahnya perencanaan kegiatan, dan menurunnya kualitas pelaksanaan kegiatan (BPKP, 2012).

  Penyerapan anggaran yang terlambat perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. Darma (2014) menyatakan pemerintah daerah harus berperan lebih baik terhadap peningkatan daya serapan anggarannya dengan melakukan peningkatan kualitas perencanaan dan sumber daya manusia.

  Perencanaan anggaran yang buruk adalah hambatan yang signifikan, yang mencegah peningkatan penyerapan anggaran. Perencanaan di tingkat pemerintah daerah, dan dapat memperparah semua kesulitan lainnya dalam penyerapan anggaran (Ministry of Finance, Planning and Economic Development of Uganda, 2011).

  Selain perencanaaan anggaran, kualitas sumber daya manusia dalam hal ini pegawai negeri sipil sebagai aparat pengelolan keuangan juga menjadi faktor yang mempengaruhi keterlambatan penyerapan anggaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Maulana (2011) bahwa belum maksimalnya penyerapan penggunaan anggaran APBD oleh beberapa SKPD menunjukkan bahwa SKPD tersebut belum mampu memaksimalkan sumber daya manusianya.

  Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh perencanaan anggaran dan kualitas sumber daya manusia baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap tingkat penyerapan anggaran SKPD pada Kabupaten Aceh Utara.

  KAJIAN KEPUSTAKAAN Tingkat Penyerapan Anggaran

  Menurut Noviwijaya & Rohman (2013) penyerapan anggaran satuan kerja adalah “proporsi anggaran satuan kerja yang telah dicairkan atau direalisasik an dalam satu tahun anggaran”. Mengukur daya serap membutuhkan lebih dari sekedar membandingkan dana yang tersedia dan pengeluaran yang sebenarnya. Bahkan jika 100% dari anggaran yang dialokasikan dihabiskan mungkin ada kendala daya serap yang telah menyebabkan realokasi dana dan/atau kegagalan untuk melaksanakan rencana kerja (Ministry of

  Finance, Planning and Economic Development of Uganda, 2011).

  Hingga saat ini pemerintah pusat maupun daerah belum memiliki definisi baku tentang standar dari berapa persen suatu daerah masuk ke dalam kategori mengalami keminiman penyerapan APBD. Namun, ada beberapa daerah yang memiliki pakta integritas yang kemudian ditanda-tangani oleh Kepala SKPD, bahwa suatu pemerintah daerah akan tercatat mengalami keminiman serapan anggaran apabila sampai dengan akhir tahun tidak mampu merealisasikan 90% dari total APBD yang telah disusun (Arif & Halim, 2011).

  Perencanaan Anggaran

  Proses perencanaan anggaran merupakan salah satu langkah penting dalam pengelolaan anggaran. Sejak dua belas bulan sebelum tahun anggaran dimulai, proses perencanaan anggaran sudah mulai berjalan (BPKP, 2012).

  Menurut Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (2013:127) perencanaan sebagai acuan bagi penganggaran pada dasarnya adalah proses untuk menyusun rencana pendapatan, belanja, dan pembiayaan untuk suatu jangka waktu tertentu.

  Aspek perencanaan yang tidak matang dalam penentuan anggaran yang akan disajikan akan berdampak pada tidak akan berjalannya program kerja dengan baik, hal ini dikarenakan tidak selarasnya antara perencanaan anggaran dan program kerja yang akan dilaksanakan sehingga menjadi salah satu faktor penyebab minimnya penyerapan anggaran (Arif & Halim, 2013).

  Persiapan dokumen perencanaan anggaran bukanlah proses yang mudah. Dibutuhkan dokumen pembangunan nasional strategis yang menyeluruh yang digunakan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan anggaran (Hovart, 2005).

  Glenngard & Maina (2007) mengidentifikasi permasalahan terkait dengan kemampuan untuk menghabiskan anggaran yang tersedia disebabkan oleh terpecahnya proses perencanaan dan alokasi keuangan karena lemahnya kapasitas perencanaan di semua tingkatan dalam sistem. Pendekatan top-down yang diterapkan di tingkat pusat tanpa kejelasan peran dan tanggung jawab, arahan yang tidak tepat dan komunikasi yang buruk menyebabkan ketidakpastian dan menghambat proses perencanaan bagi SKPD terkait.

  Kualitas Sumber Daya Manusia

  Sumber Daya Manusia berhubungan dengan kemampuan terhadap detail tugas dan tanggung jawab pada tingkat: (1) mempersiapkan deskripsi pekerjaan; (2) jumlah dan kualifikasi staf; dan (3) terpenuhinya kebutuhan perekrutan. Faktor kunci keberhasilan dalam pengelolaan anggaran adalah staf yang berpengalaman dan mempunyai motivasi. Disetiap SKPD harus mempunyai sumber daya yang terlatih dan mampu menangani tugas-tugasnya. Staf juga harus dilengkapi dengan uraian tugas yang tepat (Hovart, 2005).

  Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya pegawai negeri. Untuk membentuk aparatur yang sempurna diperlukan upaya peningkatkan manajemen pegawai negeri sipil yang diatur secara menyeluruh, dengan menerapkan norma, standar, dan prosedur yang seragam dalam penetapan formasi, pengadaan, pengembangan, penetapan gaji, dan program kesejahteraan serta pemberhentian yang merupakan unsur dalam manajemen pegawai negeri sipil, baik pegawai negeri sipil pusat maupun pegawai negeri sipil daerah. Dengan adanya keseragaman tersebut, diharapkan akan dapat diciptakan kualitas pegawai negeri sipil yang seragam di seluruh Indonesia

  (Undang-undang No. 43 Tahun 1999).

  2 adalah Koefisien regresi, X 1 adalah Perencanaan Anggaran, dan X

  ≠ 0, maka hipotesis tidak dapat ditolak/diterima. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan bantuan software SPSS dapat dilihat pada Tabel 1.

  i (i=1,2)

  dan kualitas sumber daya manusia secara bersama- sama terhadap tingkat penyerapan anggaran dilakukan dengan melihat koefesien regresi (β) masing-masing variabel, dengan kriteria apabila paling sedikit terdapat satu β

   Untuk menguji pengaruh perencanaan anggaran

  HASIL PEMBAHASAN Pengaruh Perencanaan Anggaran dan Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Tingkat Penyerapan Anggaran.

  Data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner perlu untuk diuji, baik validitas maupun reliabilitas. Pengujian validitas dilakukan untuk menguji atau untuk mengetahui apakah konsep yang diukur tepat (Sekaran, 2006:39).. Sementara reliabilitas merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (error free).

  2 adalah Kualitas SDM dan ε adalah Error.

  1 β

  Keterampilan individu juga menjadi nilai tambah bagi seseorang. Keterampilan individu seorang PNS mengacu pada tingkat pendidikan dan pelatihan tenaga kerja, dan pengalaman yang diperoleh dalam bidang pengetahuan yang diberikan dari waktu ke waktu. Hal ini diterima secara luas bahwa staf berpendidikan tinggi dan secara teknis yang berkualitas lebih mudah menerima pembauran dan mampu mentransformasi pengetahuan eksternal yang tersedia (Caloghirou et al, 2004 & Vinding, 2000 dalam Vega, 2007). Dengan kata lain, perusahaan dengan karyawan yang berpendidikan tinggi dan terlatih akan memiliki kemampuan merealisasikan tingkat penyerapan anggaran yang lebih tinggi.

  Dimana Y adalah Tingkat Penyerapan Anggaran, α adalah Konstanta, β

  2 terhadap Y adalah sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + ε

  X

  berganda yang digunakan untuk meneliti pengaruh X 1, dan

  regression analysis ). Persamaan regresi linier

  Analisis data pada penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science). Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (mutiple

METODE PENELITIAN

  Populasi dalam penelitian ini adalah tingkat organisasional yaitu seluruh SKPD di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini menggunakan metode sensus. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian. Data sekunder berupa Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan, buku, jurnal, artikel, penelitian terdahulu dan peraturan-peraturan yang khususnya

  Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) dengan tujuan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jenis investigasi yang dilakukan adalah kausalitas, dengan unit analisis organsiasi yaitu seluruh SKPD yang terdapat di Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini merupakan studi lapangan (field study) dengan horison waktu one shot study.

  Hasil Uji Regresi

  Nama Variabel

  Koefisien Regresi (β)

  2 bermakna bahwa tingkat penyerapan anggaran dipengaruhi oleh perencanaan anggaran dan kualitas SDM sebesar 18,1%, sedangkan sisanya sebesar 81,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

2 Konstanta 1,752

  X

  2 berpengaruh secara bersama-sama terhadap Y.

  Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Arief dan Halim (2013) yang menemukan bahwa

  ) mempunyai pengaruh yang positif atau dengan kata lain setiap terjadi peningkatan perencanaan anggaran sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan tingkat penyerapan anggaran sebesar 0,189 satuan pada skala interval. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik perencanaan anggaran maka akan semakin baik tingkat penyerapan anggaran. Sebagaimana hasil laporan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (2014) bahwa besar kecilnya tingkat penyerapan belanja daerah dalam mendanai pelayanan publik sangat dipengaruhi oleh proses perencanaan anggaran dan penetapan APBD.

  1

  Koefisen regresi (β) variabel perencanaan anggaran diperoleh sebesar 0,189 atau β ≠ 0. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis kedua diterima, artinya perencanaan anggaran berpengaruh terhadap tingkat penyerapan anggaran. Variabel perencanaan anggaran (X

  Pengaruh Perencanaan Anggaran terhadap Tingkat Penyerapan Anggaran.

  Hasil penelitian ini mendukung penelitian Arif & Halim (2013), Kuswoyo (2012), Sukadi (2012), dan Herriyanto (2012) yang menunjukkan bahwa perencanaan anggaran dan kualitas sumber daya manusia menjadi faktor yang mempengaruhi keterlambatan dalam penyerapan anggaran.

  R R

  Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,425 menunjukkan bahwa perencanaan anggaran dan kualitas SDM memiliki hubungan (korelasi) yang cukup (sedang) dengan tingkat penyerapan anggaran.

  2 tidak sama dengan nol, maka besarnya Y adalah 1,752 satuan.

  Nilai konstanta diperoleh sebesar 1,752 satuan menunjukkan bahwa jika X 1 dan X

  Artinya hipotesis pertama diterima, yaitu perencanaan anggaran dan kualitas sumber daya manusia secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat penyerapan anggaran.

  1 dan X

  1 Perencana

  (i = 1, 2) ≠ 0, maka X

  2 = 0,220). Ketentuannya yaitu jika paling sedikit ada  i

  0,425 0,181

  ) masing-masing variabel independen tidak sama dengan nol ( 

  2 ) terhadap tingkat penyerapan anggaran (Y) secara bersama-sama diperoleh bahwa semua koefisien regresi (

  1 ) dan kualitas SDM (X

  Y=1,752+0,189X 1 +0,220X 2 + ε Hasil pengujian pengaruh perencanaan anggaran (X

  Sumber: Data Primer Diolah (2015) Berdasarkan Tabel 2, diperoleh persamaan regresi liner berganda sebagai berikut:

  SDM 0,220

  2 Kualitas

  X

  an anggaran 0,189

  1 = 0,189) dan (  aspek perencanaan yang tidak matang dalam penentuan anggaran yang akan disajikan akan berdampak pada tidak akan berjalannya program kerja dengan baik, dikarenakan tidak selarasnya antara perencanaan anggaran dan program kerja yang akan dilaksanakan yang berdampak pada penyerapan anggaran. Penelitian Herriyanto (2012) juga menemukan bahwa perencanaan anggaran mempengaruhi tingkat penyerapan anggaran.

  Pengaruh Kualitas SDM terhadap Tingkat Penyerapan Anggaran.

  Koefisen regresi (β) variabel kualitas sumber daya manusia diperoleh sebesar 0,220 atau β ≠ 0. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga diterima, artinya kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap tingkat penyerapan anggaran. Variabel kualitas sumber daya manusia (X

  2 ) mempunyai pengaruh yang positif atau dengan kata lain setiap terjadi peningkatan kualitas sumber daya manusia sebesar 1 satuan, maka tingkat penyerapan anggaran akan meningkatkan sebesar 0,220 satuan pada skala interval.

  Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kualitas sumber daya manusia maka akan semakin baik pula tingkat penyerapan anggaran. Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan Herriyanto (2012) yang menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keterlambatan penyerapan anggaran.

  Penelitian Miliasih (2012) juga menemukan bahwa kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas baik pejabat pengelola maupun staf dapat mengakibatkan terlambatnya penyerapan anggaran.

  Hasil penelitian Arif & Halim (2013) menunjukkan bahwa penempatan pegawai memerlukan perhatian yang penuh dari pimpinan daerah dan pimpinan SKPD. Namun hasil penelitian ini tidak tidak sejalan dengan penelitian Kuswoyo (2012) dan Sukadi (2012) yang tidak mengidentifikasi faktor kualitas sumber daya manusia sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penumpukan penyerapan anggaran pada akhir tahun anggaran.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1.

  Perencanaan anggaran dan kualitas sumber daya manusia secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat penyerapan anggaran SKPD di Kabupaten Aceh Utara.

  2. Perencanaan anggaran berpengaruh terhadap tingkat penyerapan anggaran SKPD di Kabupaten Aceh Utara.

  3. Kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap tingkat penyerapan anggaran SKPD di Kabupaten Aceh Utara.

  Penelitian ini tentunya memiliki keterbatasan, antara lain: Penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan data yang dikumpulkan melalui kuesioner, sehingga menimbulkan masalah jika jawaban responden berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Keadaan seperti ini tidak dapat dikendalikan karena diluar kemampuan peneliti. Kedua, peneliti tidak melakukan wawancara secara langsung terhadap responden dan peneliti tidak terlibat langsung dalam aktivitas penyerapan anggaran di SKPD, sehingga kesimpulan hanya diambil berdasarkan data yang telah diambil melalui

  • . (2012). Mencari Solusi bagi Serapan yang Tersumbat. Jakarta Timur: Warta Pengawasan.
    • .

  Herriyanto, H. (2012).

  Absorptive Capacity Constraints: The Causes and Implications for Budget

  Ministry of Finance, Planning and Economic Development of Uganda. (2011).

  Universitas Indonesia.

  Penyerapan Anggaran Belanja Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga TA 2010 di Wilayah Pembayaran KPPN Pekanbaru . Tesis.

  Miliasih, R. (2012). Analisis Keterlambatan

  Simposium Nasional Otonomi Daerah. Banten: Universitas Serang Raya.

  APBD Provinsi Banten di Sektor Pembangunan Sumber Daya Manusia.

  Gadjah Mada. Maulana, D. (2011). Analisis Penelusuran Anggaran

  yang Menyebabkan Terkonsentrasinya Penyerapan Anggaran Belanja di Akhir Tahun Anggaran (Studi pada Satuan Kerja di Wilayah KPPN Kediri) . Tesis. Yogyakarta: Universitas

  258. Vienna. Kuswoyo, I. D. (2012). Analisis atas Faktor-Faktor

  Tesis. Jakarta: FEUI. Hovart, A. (2005). Why Does Nobody Care about The Absorption?. WIFO Working Paper. No.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi Keterlambatan Penyerapan Anggaran Belanja pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga di Wilayah Jakarta .

  The Trend of Weak Policy Implementation in The Kenyan Health Sector? A Study of Budget Allocation and Spending of Health Resources Versus Set Priorities. Health Research and System , 5, 3. BioMed Central.

  Ketiga, penelitian ini hanya menggunakan dua variabel independen yaitu perencanaan anggaran dan kualitas sumber daya manusia sehingga diduga masih banyak variabel lain yang mempengaruhi tingkat penyerapan anggaran SKPD di Kabupaten Aceh Utara.

  Republik Indonesia. Glenngard, A.H. & T. M. Maina. (2007). Reversing

  Performance (Dalam Mendanai Pelayanan Publik) . Jakarta: Kementerian Keuangan

  (2014). Laporan Pelaksanaan Spending

  Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

  Perencanaan dan Penganggaran Daerah Kursus Keuangan Daerah . Jakarta:

  Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. (2013).

  Anggaran, Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya, dan Perubahan Anggaran terhadap Serapan Anggaran pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh . Tesis. Banda Aceh: Program

  Darma, R. (2014). Pengaruh Waktu Penetapan

  Yogyakarta: Paris Review.

  BPKP. (2011). Menyoal Penyerapan Anggaran.

  Arif, E. & A. Halim. (2013). Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Minimnya Penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2011 . Simposium Nasional Akuntansi XVI Manado, 25-28.

  Dalam upaya untuk meningkatkan penyerapan anggaran, peneliti menyarankan agar pemerintah memberikan perhatian yang serius terhadap permasalah penyerapan anggaran, dengan cara terus memperbaiki proses perencanaan anggaran dengan menerapkan sistem anggaran berbasis kinerja, menetapkan analisis standar biaya dan standar pelayanan minimal. Peningkatan kualitas sumber daya aparatur sebagai pengelola keuangan dapat dilakukan dengan menerapkan norma, standar, dan prosedur yang seragam dalam penetapan formasi, pengadaan, pengembangan, penetapan gaji, dan program kesejahteraan serta pemberhentian pegawai. Selain itu, Penambahan variabel-variabel lain seperti pelaksanaan anggaran, pengadaan barang dan jasa, dan administrasi serta peningkatan jumlah responden pada populasi penelitian diharapkan dapat membuat penelitian yang lebih baik, sehingga hasil koefisien regresi yang dihasilkan lebih tinggi dan variabel lain dapat ditentukan dengan lebih tepat .

  Saran

DAFTAR KEPUSTAKAAN

  Development Policy and Research Department.

  Noviwijaya, A. & A. Rohman. (2013). Pengaruh Keragaman Gender dan Usia Pejabat Perbendaharaan Terhadap Penyerapan Anggaran Satuan Kerja (Studi Empiris pada Satuan Kerja Lingkup Pembayaran KPPN Semarang I). Diponegoro Journal of Accounting . Vol. 2 (3): 1-10.

  Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 43

  Tahun 1999 Tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok- Pokok Kepegawaian.

  Sekaran, U. (2006). Research Methods for Business:

  Metodologi Penelitian Untuk Bisnis . Buku 2 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

  Sukadi. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang

  Mempengaruhi Penumpukan Penyerapan Anggaran Belanja pada Akhir Tahun Anggaran .

  Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

  Vega, J. (2007). An Analytical Model of Absorptive Capacity . Paper to be presented at The Druid Summer Conference on Appropriability, Proximity, Routines and Innovation. Copenhagen: Denmark.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA PERUSAHAAN INDUSTRI DI BANDAR LAMPUNG. (Study Kasus pada Perusahaan Industri di Bandar Lampung) Nuria Erisna, Universitas Bandar Lampung Ines Genevine, Universit

0 0 16

PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH DAN DEWAN KOMISARIS DALAM MENGUNGKAPKAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Lakharis Inuzula, Hasan Basri,Shabri

0 0 11

PENGARUH PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, DAN PENGAWASAN INTERNAL TERHADAP KINERJA UNIT SATUAN KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIMEULUE

0 0 11

PENGARUH PELATIHAN, PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAERAH DAN KOMPETENSI PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BIREUEN

0 0 11

PENGARUH SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA

1 4 10

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI KABUPATEN ACEH UTARA Munasyir1,

0 0 13

HUBUNGAN ANTARA KINERJA LINGKUNGAN DAN KINERJA KOMITE AUDIT DENGAN KUALITAS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Pada Perusahaan Mamufaktur di BEI) Ivana Siregar Lindrianasari Komaruddin Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

0 0 20

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PERAN MANAJERIAL PENGELOLA KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH.

1 2 12

ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK TRANSAKSI EMAS DI PERDAGANGAN BERJANGKA Poppy Indriani dan Harjahdi Fakultas Ekonomi, Universitas Bina Darma e-mail : poppy_ucatyahoo.com Abstract - Analisis Fundamental Dan Teknikal Dala

0 0 8

PENGARUH PEMAHAMAN ATAS SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PERAN PENGAWAS FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Aceh di Pemerintah Aceh)

0 0 10