Pengaruh Reality Show terhadap perilaku (2)
Makalah
Pengaruh Reality Show terhadap perilaku dan gaya hidup manusia
Diajukan untuk memenuhi salah satu penugasan mata kuliah
Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi
Dosen Pengampu:
Siti Nurbayani S.Pd, M.Si
Oleh: Taneu Taria Fitri (1206301)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, media sudah sangat berkembang pesat. Mulai dari media elektronik dan cetak
selalu mendampingi kehidupan masyarakat, bahkan saat ini perannya sangat dibutuhkan bagi
kelangsungan kehidupan manusia. Media merupakan suatu alat penghantar atau perantara dari
satu orang, ke orang lainnya untuk menyampaikan sesuatu hal, dalam penyampaiannya media
bisa saja berbentuk lisan, tulisan atau illustrasi lainnya. Yang menarik, suatu media biasanya
dirancang agar memudahkan seseorang untuk menyampaikan sesuatu sehingga seseorang dapat
mengerti apa yang dimaksud sumber dengan cara yang unik. Keberagaman media membuat
fungsi media tidak hanya sebatas penyampai sebuah maksud atau informasi semata. Tapi juga
sebagai sarana hiburan dan sumber inspirasi seseorang, mengapa jadi sarana hiburan? Karena
cara penyampaian media sekarang sudah snagat beragam, lebih-lebih ke unik dan menyenangkan
bagi pemirsanya, sehingga dengan cara penyampaian yang begitu membuat seseorang
pengamatnya menjadi terhibur. Beberapa media yang sangat kesohor saat ini adalah media
elektronik , dan yang paling dekat dengan segala lapisan masyarakat ada media TV, hal tersebut
didukung beberapa fakta yakni harga TV yang sangat terjangkau hingga bisa mencapai 300 ribu
rupiah, lalu sinyal TV yang sudah sangat dijangkau dimana-mana. Lalu channel atau saluran
televisi juga sudah semakin banyak, hal-hal tersebut membuat media televisi menjadi media
elektronik terdekat di masyarakat berbagai kalangan, setelahnya barulah handphone, radio dan
koran. Televisi saat ini memuat berbagai program, ada program berita, berita selebritis, acara
kuis, acara keagamaan dan reality show. “kepolosan” reality show membuat acara ini semakin
laris, kekreatifan para artif pengisi acara reality show bisanya berbuah ‘punch line’, ‘sebutan’,
‘bahasa gaul’, atau bahkan kebiasaan tertentu, hal tersebut yang kurang diperhatikan para pelaku
seni pengisi acara-acara di tv. Bahwasanya yang menonton mereka tidaklah hanya manusia
dengan akal sehat yang mampu memfilter semua tayangan. Dalam pidatonya pada saat FFI 2012,
Dedi Mizwar sempat mengemukakan harapannya dalam dunia pertelevisian. Jika saja, dalam
layar kotak beberapa inchi tersebut, para penonton disuguhi hal-hal yang bermanfaat, bisa jadi
apa bangsa kita ini, ujarnya sebelum mengucapkan nominasi FFI.
B. Perumusan Masalah
1) Bagaimana Reality Show dapat mempengaruhi perilaku masyarakat?
2) Bagaimana Solusi dari perubahan tingkah lalu masyarakat akibat menonton
reality show?
C. Tujuan
1) Mencari solusi atas isi atau konten dari reality show sendiri agar apa yang
ditayangkan dapat bermanfaat dan berakibat baik di masyarakat
D. Alur Pikir
Mengamati Perilaku dan budaya
yang kurang baik terjadi di
masyarakat
menganalisis keterlibatan reality
show
mencari tahu dampak-dampak
negatif dari reality show, jangka
pendek maupun panjang
mencari pemecahan alternatif
terkait masalah tersebut
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Teori Media
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau
pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara
harfiah kata tersebut mempunyai arti "perantara" atau "pengantar", yaitu perantara sumber pesan
(a source) dengan penerima pesan (a receiver). Jadi, dalam pengertian yang lain, media adalah
alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada
khalayak. Dalam pendidikan, Gagne (2006: 14) mengemukakan bahwa media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Banyak ahli
dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya
adalah sebagai berikut:
1) Pengertian Media
Menurut Syaiful Bahri Djamarah: Media adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan.
Menurut Schram: Media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran.
Menurut National Education Asociation (NEA): Media adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya.
Menurut Briggs: Media adalah alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya
terjadi proses belajar.
Asociation of Education Comunication Technology (AECT): Media adalah segala
bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.
Menurut Gagne: Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Menurut Miarso: Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa untuk belajar.
2) Jenis-jenis media secara umum dapat dibagi menjadi:
Media Visual: media visual adalah media yang bisa dilihat, dibaca dan diraba. Media
ini mengandalkan indra penglihatan dan peraba. Berbagai jenis media ini sangat
mudah untuk didapatkan. Contoh media yang sangat banyak dan mudah untuk
didapatkan maupun dibuat sendiri. Contoh: media foto, gambar, komik, gambar
tempel, poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga dan sebagainya.
Media Audio: media audio adalah media yang bisa didengar saja, menggunakan indra
telinga sebagai salurannya. Contohnya: suara, musik dan lagu, alat musik, siaran
radio dan kaset suara atau CD dan sebagainya.
Media Audio Visual: media audio visual adalah media yang bisa didengar dan dilihat
secara bersamaan. Media ini menggerakkan indra pendengaran dan penglihatan
secara bersamaan. Contohnya: media drama, pementasan, film, televisi dan media
yang sekarang menjamur, yaitu VCD. Internet termasuk dalam bentuk media audio
visual, tetapi lebih lengkap dan menyatukan semua jenis format media, disebut
Multimedia karena berbagai format ada dalam internet.
B. Definisi Reality Show
Acara realitas (bahasa Inggris: reality show) adalah genre acara televisi yang
menggambarkan adegan yang seakan-akan benar-benar berlangsung tanpa skenario, dengan
pemain yang umumnya khalayak umum biasa, bukan pemeran. Acara dokumenter dan acara
seperti berita dan olahraga tidak termasuk acara realitas.
Acara realitas umumnya menampilkan kenyataan yang dimodifikasi, seperti menaruh
partisipan di lokasi-lokasi eksotis atau situasi-situasi yang tidak lazim, memancing reaksi tertentu
dari partisipan, dan melalui penyuntingan dan teknik-teknik pascaproduksi lainnya.
Acara realitas biasanya menggunakan tema seperti persaingan, problema hidup, kehidupan
sehari-hari seorang selebritis, pencarian bakat, pencarian pasangan hidup, rekayasa jebakan, dan
diangkatnya status seseorang dengan diberikan uang banyak, atau yang perbaikan kondisi barang
kepemilikan seperti perbaikan rumah atau perbaikan mobil (Wikipedia.org)
Menurut Widyaningrum dan Christiastuti, Reality show juga adalah suatu acara yang
menampilkan realties kehidupan seseorang yang bukan selebriti (orang awam), lalu disiarkan
melalui jaringan TV, sehingga bisa dilihat masyarakat. Reality show tak sekedar mengekspose
kehidupan orang, tetapi juga ajang kompetisi, bahkan menjahili orang (30 Agustus 2004.
Wartaekonomi.com) Reality show secara istilah bebarti pertunjukan yang asli (real), tidak
direkayasa, dantidak dibuat-buat. Kejadiannya diambil dari keseharian, kehidupan masyarakat
apaadanya, yaitu realita dari masyarakat (Motulz Media Center, Mei, 2005)
Pada awalnya, reality show bernama opera sabun, dan pertama kali dimainkan pada 1920.
Opera sabun biasanya lebih beralur, menceritakan cerita lama dan dibumbui oleh comedy.
Dalam penyajiannya acara reality show terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Docusoap ( documenter dan soap opera) yaitu gabungan rekaman asli dan plot.
Disini penonton dan kamera menjadi pengamat pasif dalam mengikuti orang-orang
yangsedang menjalani kegiatan sehari-hari mereka, baik yang professional maupun
pribadi. Dalam hal ini produser menciptakan plot sehingga enak ditonton oleh
pemirsa. Para kru dalam proses editing menggabungkan setiap kejadian sesuaidengan
yang mereka inginkan sehingga akhirnya terbentuk cerita berdurasi 30 menittiap
episode. Contohnya: MTV’s Real World The Temptation Island, dll
2. Hidden Camera yaitu sebuah kamera tersembunyi merekam orang-orang dalam
situasi yang sudah di-set atau sebuah acara yang secara sengaja merekam seseorang
namun seseorang tersebut tidak tahu situasinya akan seperti apa. Contohnya:
America’s funnies video, Just For Laughs.
3. Reality game show yaitu sejumlah kontestan yang direkam secara intensif dalam
suatu lingkungan khusus guna bersaing memperebutkan hadiah. Fokus dari acara ini
para kontestan menjalani kontes dengan tipu muslihat sampai reaksi yang menang
dankalah. Contohnya: Rising Star, Penghuni terakhir, American idol, dll.
(Harmandini,September, 2005).
4. Charity atau Acara Amal dimana seseorang yang memang membutuhkan
mendapatkan dana atau bantuan dari acara tersebut namun dengan cara yang berbeda.
Contohnya: Uang kaget, Bedah rumah.
C. Gaya Hidup/Perilaku
Menurut Wikipedia, gaya hidup atau perilaku adalah bagian dari kebutuhan sekunder
manusia yang bisa berubah tergantung jaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya
hidupnya. Pada awalnya gaya hidup dibuat oleh psikolog Austria, Alfred Adler pada tahun 1929,
pengertiannnya yang lebih luas sebagaimana dipahami pada hari ini, mulai digunakan sejak
1961.
Gaya hidup bisa dilihat dari cara berpakaian, kebiasaaan, dan lain-lain. Gaya hidup dapat
dinilai relative tergantung dari penilaian orang lain. Gaya hidup dapat dijadikan contoh dan juga
bisa dijadikan hal tabu. Contoh gaya hidup baik makan dan istirahat secara teratur, makan
makanna empat sehat lima sempurna dan lain-lain. Contoh gaya hidup tidak baik: berbicara tidak
sepatutunya, makan smebarangan dan lain-lain. Kesehatan bergantung pada gaya hidup.
Dari penuturan Wikipedia tersebut, dapat dilihat gaya hidup merupakan suatu cara seseorang
menjalani hidupnya, menjalankan semua aspek-aspek dalam kehidupannya . Bagaimana cara
seseorang makan, minum, bicara, berpakaian, hingga tidur.
Sehingga, mencengkramnya gaya hidup pada kehidupan manusia, tidak menutup
kemungkinan perilaku mereka pun akan terpengaruh dari gaya hidup yang mereka jalani.
D. Peran dan Fungsi Media Reality Show
Dalam dunia pertelevisian, reality show yang notabenenya acara tak berskenario, terjadi
secara spontan begitu saja sehingga para penonton sibuat penasaran dengan apa yang akan
dilakukan pengisi acara tersebut, apa yang terjadi sangat bergantung pada kepribadian, keahlian
dan mungkin keberuntungan si pengisi acara, juga situasi dan kondisi saat itu. Terkadang, banyak
reality show di Indonesia yang menampaka sisi ‘kekonyolan’ dari para pengisi acara tersebut,
yang notabenenya artis-artis popular, dari situlah biasanya para penonton terhibur. Ataupun
reality show bisa juga mengeksplorasi skill dari pengisinya, biasanya acara tersebut bertajuk
acara pencarian bakat, dan seringkalinya diselingi dengan cerita kehidupan si peserta,
kekonyolan atau tingkah tidak terduga dari para pendukung acara (mis: MC, komentator, juri,
pemain music, dan lain-lain) yang sayangnya, segment-segment tersebut tidak terlalu masuk ke
inti acara tersebut, namun hal itu sangat menambah daya tarik penonton.
Sebenarnya tidak ada fungsi khusus pada reality show selain menghibur para penontonya.
Biasanya tujuan lain muncul berkaitan dengan tema reality show itu sendiri, misalnya seperti
Survivor, reality show yang biasanya membewa si pengisi acara ke daerah-daerah terpencil yang
mempunyai kebudayaan yang unik, hal tersebut bisa dijadikan sarana yang menarik untuk
memperkenalkan budaya Indonesia di belahan yang lain. Lalu juga reality show dengan jenis
charity atau amal, yang tujuannya untuk memperlihatkan nasib saudara kita yang tidak beruntung
dan menggerakan penonton yang lain untuk melakukan charity sendiri.
Dari contoh-contoh reality show diatas, pastilah pada awalnya produser reality show pun
ingin ada manfaat yang bisa ditangkap oleh para penontonya disamping menghibur penonton
saja.
E. Dampak Reality Show
Pada dasarnya reality show sama seperti acara televise lainnya, bertujuan menghibur para
pemirsanya dan memastikan mereka mendapatkan manfaat moral darinya. Karena sama itulah,
acara reality show mempunyai dampak negatif dan positif juga. Berikut dampak-dampak dari
acara reality show:
1) Dampak Positif :
Menghibur para penontonnya. Reality show bisa menjadi salah satu alternatif
hiburan untuk ‘lari’ sejenak dari masalah atau rutinitas sehari-hari
Melalui reality show yang bersifat charity atau mengangkat kehidupan seseorang
yang kurang beurntung, hal tersebut dapat menumbuhkan rasa sosial dan simpati
terhadap sesama
Lewat reality show bertajuk kontes idola atau pencarian bakat, pada pemirsa juga
dimudahkan
untuk
mencapai
cita-citanya
menjadi
seorang
entertainer
professional.
Pemirsa juga dapat mendapatkan inspirasi di berbagai hal setelah menonton acara
reality show dan juga mendapat dorongan moral serta semangat dari apa yang
mereka lihat dalam reality show.
Salah satu acara reality show yang bertajuk entrepreneurship, yaitu The Apprentice
(BBC, UK), bahkan memaparkan beberapa tips-tips menjadi entrepreneur hebat dan
professional seperti para juri-jurinya, yaitu:
Pelajaran I: Punya Strategi. Ketika waktu singkat, dan pekerjaan banyak,
sangat menggoda kita untuk cepat mengerjakannya, tetapi sebelumnya,
pikirkan ulu objektif/targetnya untuk memastikan kamu melakukan hal yang
benar sesuai dengan prinsip yang mendasar, misalnya penentuan lokasi, bila
terburu-buru menentukannya, bisa jadi bisnis yang tadinya ramai jadi sepi
karena salah lokasi.
Pelajaran II : Temukan Apa yang Bos/Klien Inginkan dan berikan pada
mereka.. Perbanyak pertemuan dengan klien dan temukan apa yang
sebenarnya dia inginkan dan berikan solusinya, jangan sok pamer sendiri
bekerja tanpa mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan pimpinan.
Pelajaran III : Hadap langsung pada pimpinan tertinggi atau bos. Bila ada ide,
selalu langsung memberikan pada pimpinan, bukan pada bawahan dari
pimpinan, karena bawahan pimpinanlah yang akan menjual ide kamu ke bos
dengan namanya sendiri.
Pelajaran IV : Bertindaklah secara positif. Bertindak positif antara lain berarti
selalu bersemangat dan bermotivasi untuk kerja, tidak membiarkan kecewaankekecewaan di masa lampau menghambat pekerjaan di masa depan, juga
tindak laku yang baik terhadap rekan kerja atau perusahaan.
Pelajaran V : Keberanian untuk bertindak sesuai kata hati. Meskipun terasa
tidak menyenangkan, tapi merupakan fakta, jangan ragu-ragu untuk
mengatakan apa yang kamu rasa/pikirkan, usahakan jujur pada diri sendiri.
Pelajaran VI : Belalah dirimu. Dalam lingkungan kerja, bila kamu
dituduh/dicap jelek oleh rekan-rekan yang lain, belalah diri anda, bila tidak
berarti semua tuduhan/cap itu benar.
Pelajaran VII : Fleksibel. Fleksibel diperlukan dalam lingkungan pekerjaan
yang selalu berubah, meski seseorang mempunyai kecerdasan yang tinggi,
bila gaya kerjanya yang kaku tidak bisa disesuaikan oleh rekan kerja yang
lain, proyek tersebut bisa terancam gagal.
Pelajaran VIII : Ada kehidupan baru stelah dipecat. Hampir semua orang
pernah dipecat atau ditolak, bila itu terjadi, tetaplah percaya diri, jadikan
pengalaman tu untuk mencapai sesuai yang lebih baik di masa dengan. Billy
Procida, yang dipecat Donald Trump tahun 1990, 4 tahun kemudian
dinibatkan menjadi New York Developer of the Year, dan sekarang Billy dan
Trump
bekerjasama
mendirikan
hotel
kelas
dunia.
(www.bbc.co.uk/programmes/b0071b63)
Selain itu, dampak positif juga tidak hanya terasa bagi penonton, tapi juga
perusahaan televisi yang menyiarkan acara tersebut, seperti :
Peningkatan rating dan share. Rating adalah persentase penonton acara itu
dari keseluruhan pemirsa yang menonton televisi. Share adalah persentase
penonton acara itu dari keseluruhan pemirsa yang menonton televisi saat
itu.
Peningkatan Rating dan Share menyebabkan meningkatkan pemasang
iklan dalam tayangan tersebut, sehingga pendapatan satasiun televisi
bertambah. Contoh spot iklan AFI diantre oleh para produsen, tiap spot
(30 detik) dihargai 18 Juta. Pada konser iangurasi AFI, dalam waktu
tayang 3 jam sepertiganya diisi iklan dengan 6 pendapatan Indosiar
sebesar Rp 3,24, miliar. Belum lagi dari sms (Rp. 2000/sms) yang
diperkirakan rata mencapai 10 milyar rupiah untuk setiap konser.
2) Dampak Negatif :
Munculnya kata-kata atau bahasa-bahasa gaul yang semakin mengikis bahasa
Indonesia yang baik dan benar
Karena pada intinya acara reality show adalah acara hiburan, maka dampak dari
menonton terus menerus acara TV menjadikan banyak masyarakat hanya
membuang waktunya didepan TV, apalagi anak-anak dan remaja, yang masih
harus mengerjakan kewajibannya yaitu tumbuh dan berkembang, mereka butuh
kegiatan diluar rumah yang merangsang motoric mereka untuk berkembang, juga
kebutuhan sosial dan berinteraksi dengan alam. Selain itu juga mereka jadi
membuang waktunya untuk mengerjakan tugas sekolah dan belajar.
Adanya keinginan masyarakat untuk meniru gaya hidup para artis yang terlibat
dalam acara reality show tersebut. Hal tersebut menjadikan masyarakat cenderung
berbuat apa saja agar gaya hidupnya sama dengan mereka.
Mencontohkan yang tidak baik. Seperti hubungan dengan lawan jenis yang
semaki marak, itu adalah contoh akibat buruk reality show selain sinetron juga
memegang peran yang sama. Cara berpakaian yang tidak baik, cara berbicara,
arah pergaulan dan bersikap terhadap orang yang lebih tua juga menjadi semakin
tidak baik saat ini, hal ini dipastikan menjadi dampak buruk dari acara-acara TV
salah satunya acara reality show.
Meski menonton televisi menjadikan seseorang pasif dan membuang waktunya.
Ada dampak yang lebih mengerikan lagi yakni, kecanduan. Beberapa tanyangan
reality show sengaja dibuat berdurasi panjang dan ditayangkan setiap hari, hal ini
menyebabkan masyarakat kecanduan menoton acara tersebut, seperti acara Y*S,
yang tayang setiap hari dari pukul 20.00 hingga 00.00.
Mempengaruhi emosi anak. Banyak pakar mengungkapkan jika acara reality
show yang melibatkan emosi para pengisi acaranya juga ternyata dapat
mempengaruhi emosi anak, anak jadi lebih temperamental, menjadi lebih berani
terhadap orang tua, sikap mereka jadi lebih tidak tercontrol setelah melihat acara
di tv, salah satunya acara realty show.
Mengurangi daya konsentrasi anak. Media televisi adalah salah satu media yang
sangat cepat menstimulasi anak, anak-anak yang setidaknya menonton tv dua jam
saja dalam sehari, daya konsentrasinya akan berkurang. Anak menjadi kurang
fokus, dan mengingat mata pelajaran (Carl Landhuis, dalam Jurnal Pediatrics
international).
Lebih menyukai reality show dibandingkan reality world. Para penonton yang
mungkin sebagian menghadapi dunia nyata yang susah atau tidak seperti harapan
mereka akan cenderung menyukai acara televisi ini. Contohnya pada anak,
mereka jadi lebih cepat bosan saat mengikuti aktivitas belajar disekolah, bermain
bersama teman-teman, dan sangat menunggu-nunggu waktu menonton acara tv
dirumah. (Andreas, Ketika Anak lebih suka Reality Show dibandingkan Dunia
nyata, http://popsy.wordpress.com/)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis
Sebenarnya, dilihat dari dampak reality show yang sudah dijabarkan diatas, ada banyak
sekali pelajaran negatif dan positif. Namun karena pelajaran positif tidak perlu kita gugat, maka
saya hanya akan menganalisis dampak negatif yang terjadi saja.
Dampak negatif yang ditulis pada bab sebelumnya, banyak yang merujuk pada perubahan
perilaku. Tapi menurut saya yang paling menghawatirkan adalah dampak perilaku remaja yang
biasa mendapat bahasa gaul yang jelas-jelas mengikis keberadaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Selain itu juga para penonton anak-anak atau remaja mendapat contoh perilaku yang
tidak benar atau menyimpang. Jika dilihat dari per-acara, dampak negatif yang didapat adalah:
1) Acara music Das**at : acara music besutan channel televisi komersial pertama di
Indonesia ini pada awalnya ingin mewartakan music-musik yang sedang menjadi hits di
tanah air, sekaligus juga memperkenalkan music-musik asli anak bangsa. Selain itu juga
acara ini mempunya segment music chart yang diberi nama ‘deretan musik terdasyhat’.
Namun seiring waktu, music dalam acara ini seperti hanya segment selipan, kekonyolan
tingkah laku para artis pendukung, dan cerita kehidupan pribadi mereka jadi lebih
ditonjolkan. Tidak jarang para artis pendukung membuat ‘banyolan’ yang sedikit kasar
terkesan menghina dan juga dengan cara seperti artis tersebut membully artis lain agar
para penonton dirumah atau di studio tertawa.
2) Acara komedi O*J : sebuah acara komedi yang dikemas dengan bentuk wayang orang.
Acara ini memang terscript, namun hanya garis besar atau alur cerita nya saja. Karema
biasanya acara komedi menampilkan cerita-cerita rakyat, tokoh pemegang alur cerita
disebut dalang. Para artis pemeran wayang dalam acara ini menurut saya memang sangat
kreatif, mereka mampu mengembangkan garis besar cerita menjadi acara komedi berlatar
cerita rakyat selama 3 jam. Namun yang jadi sorotan, adalah gaya berkomedi para
wayang. Ada yang bilang terlalu kasar dan mengandung pornografi. Misalnya, banyak
adegan dimana tokoh wayangnya menyemburkan pasir ke mulut wayang lain, mendorong
rekan wayangnya hingga terjatuh atau bahkan memukulnya. Meskipun sudah ada
keterangan bahwa property yang dipakai semua berbahan Styrofoam, namun mereka
tidak tahu anak-anak yang menonton tidak bisa membedakan mana bahan yang aman dan
tidak, saat bercanda dengan teman bisa saja dia melemparkan apa saja yang ada
dihadapannya tanpa tahu bahwa barang tersebut berbahaya jika mengenai temannya.
Anak bisa menjadi hiperaktif dan sangat usil, sering melukai temannya, padahal
tujuannya hanya bercanda.
Acara reality show saat ini didominasi dengan komedi. Dari pagi hingga malam, masyarakat
disuguhi acara-acara berbau komedi, tidak hanya pada reality show, tapi juga pada talk show
(seperti Sho*imah, Bukan ***** Mata, *** Talk Show) apakah tidak terlalu berlebihan?
Komisi Penyiaran Indonesia sebagai pihak yang berwenang atas konten sebuah tayangan itu
haruslah mulai menindaklanjuti hal-hal seperti ini karena semakin hari semakin
mengkhawatirkan banyak pihak. Slapstick begitulah istilah yang dikenal oleh masyarakat
Indonesia sebagai komedi. Sebuah pertunjukan dengan cara membuat orang lain merasa malu
atau menjelek-jelekkan orang lain yang akan diperlakukan sebagai korban. Selama dalam
batas normal, tayangan-tayangan seperti diatas masih aman untuk dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Pada kenyataannya, sekarang komedi tersaji dalam dosis yang
melebih kadar seharusnya. (Kharisa Putri, Susy Puspitasari, Yasmine Febrina Gazali dan
Yenuarizki pada hiburan.kompasiana.com)
B. Solusi
Sepertinya akan rumit menghapus acara-acara tersebut jika kita nilai tidak bermanfaat,
pada kenyataannya masyarakat Indonesia masih membutuhkan acara komedi, ‘lawakan’ yang
mudah didengar, tidak spesifik, semua orang dapat paham dan sesuai dengan wawasan
masyarakat. Mungkin akibat dari beban hidup yang semakin berat, sehingga tayangantayangan tersebut menjadi favorit pengisi hiburan yang murah dan mudah dijangkau.
Bertanya tentang acara ideal yang dapat menghibur, bermanfaat dan tetap mempertahankan
nilai-nilai moral tentu tidak ada habisnya, karena akan sangat sulit sekali membuat acara
yang seperti itu. Tiga pokok hal-hal tersebut bagai besaran dalam suatu formula fisika,
dimana semua besaran tidak dapat konstan begitu tidak dapat berubah semuanya. Atau
seperti prinsip mesin uap karnot yang tidak bisa merubah semua bahan input menjadi energi.
Prinsip di alam saja sudah seperti berikut, apalagi sistem yang diciptakan manusia. itu berarti
jika satu tayangan disenangi masyarakat, mungkin ada satu hal yang kurang, misalnya unsur
menghiburnya menonjol tapi dua unsur lainnya tidak, atau seperti acara Kick Andy!, unsur
humornya amat sedikit, dan dua unsur lainnya kental. Pasti setiap acara atau tanyangan di
televisi akan seperti itu, tidak ada yang seratus persen menghibur, bermanfaat dan tetap pada
nilai-nilai moral. Namun seiring berjamurnya tayangan-tayangan reality show yang dinilai
mempunyai akibat buruk, berikut cara-cara agar dampak buruk dari acara reality show dapat
ditekan :
1) Mendampingi anak atau penonton dibawah umur. Saat menonton acara reality show
yang dinilai mengandung nilai tidak baik, sebaiknya dampingin anak-anak atau
remaja (adik atau sepupu misalnya) pada saat menonton, beritahu jika si pengisi
acara melakukan tindakan tidak baik atau menyimpan bahwa hal tersebut tidak baik
untuk ditirukan.
2) Batasi anak atau diri anda untuk menonton televisi, cari kegiatan lain diluar yang
lebih bermanfaat dan bisa lebih menggerakan tubuh anda.
3) Bagi produser televisi banyak-banyaklah memberikan rambu-rambu pada pengisi
acara tv anda. Jangan sampai unsur hiburan dan keuntungan televisi didahulukan.
Biasanya memberikan arahan, nama perilaku yang boleh dilakukan, kata-kata mana
saja yang tidak boleh dilontarkan dihadapan permirsa.
4) Batasi penayangan, dan hindari penayangan reality show yang banyak
menampilkan kekerasan dan pornografi dalam waktu prime time. Waktu-waktu
tersebut biasanya anak-anak dan remaja masih belum tidur. Dan hal yang tidak
boleh ditunjukan pada anak dan remaja tidak sebatas pornografi saja-yang
notabenenya diartikan sebagai adegan-adegan senonoh dan apara pengisi acara
dengan busana minim-tapi juga adegan kekerasan, seperti memukul, atau
mendorong, juga adegan atau kata-kata yang berartikan menjelek-jelekan atau
mengolok-ngolok orang lain, hal-hal tersebut juga harus dihapuskan karena akan
memberikan efek perubahan perilaku pada masyarakat khususnya anak dan remaja.
5)
BAB IV
KESIMPULAN
Pada dasarnya, semua acara televisi memang diperuntukan kepada masyarakat agar tetap
mengikuti perkembangan jaman, dari segi aspek apapun. Arus globalisasi membuat informasi
yang layak untuk dipertontonkan menjadi ‘seabrek’ dan tugas para produser acara televise untuk
merangkumnya dan menyajikannya dengan cara yang tepat dan segera kepada masyarakat.
Bentuk-bentuk yang serius dan kaku seperti acara berita mungkin membuat sebagia masyarakat
jenuh, dan dari situlah muncul-muncul acara reality show, yang sebenarnya ingin
memberitahukan reality namun dengan cara yang berbeda tanpa narasi, lebih menekankan
langsung pada fenomena yang terjadi dan mengajak para pemirsa memetik langsung menfaatnya
yang tersirat.
Tidak hanya didasari penyampaian informasi saja, reality show yang mengarah pada
acara hiburan juga didasari kebutuhan masyaraat akan hiburan mengingat beban pekerjaan dan
rutinitas mereka yang mencengkram butuh pelonggaran, para produser televisi yang melihat
peluang ini sebisa mungkin menonjolkan sisi hiburan dari sebuah reality show yang tidak jarang
lebih mengutamakan masyarakat terhibur saja, tanpa ada manfaat lain malah yang muncul akibat
buruk.
Hal tersebut sebenarnya bisa disikapi dari satu pihak saja, jika pihak produser televisi
tetapi ingin menonjolkan sisi hiburannya tanpa memerhatikan pesan moral, ada baiknya kita
sebagai penonton lebih memfilter apa yang kita tonton, dampingin adik atau sesepupu atau siapa
saja yang lebih muda dari kita dalam menonton acara reality show, ajarkan mana yang baik mana
yang buruk dari reality show yang ditonton. Jika bukan penoton yang bertindak, maka produser
acara lah yang harus, contohnya para anak-anak atau remaja yang tidak diawasi saat menonton
acara reality show masih sangat banyak, hal tersebut hanya bisa dicegah dari pihak produser
sendiri, yakni lebih memperbaiki konsep acara, mengontrol perilaku pengisi acara jangan sampai
ada kata-kata atau perilaku yang kurang baik, dan lebih banyak menyelipkan hal-hal baik.
Problema acara televisi yang bermanfaat, bermoral dan menghibur masih diperdebatkan.
Para produser berlomba-lomba membuat acara ‘ideal’ tersebut. Namun memang tidak ada yang
seratus persen mendekat ideal. Mau seperti apa acara televisi di Indonesia nanti memang
tergantung kekreatifan dari para pelaku seni, kreatif dan seni bukanlah sesuatu yang gampang
tercipta, tidak ada formula untuk merumuskannya, semuanya datang dari pengalaman dan
pengamatan yang sangat panjang. Oleh karena itu, acara reality show yang bermanfaat, dan
menghibur, tinggal kita tunggu saja.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Susilana, Rudi. Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.
Kitley, Philip. 2001. Konstruksi Budaya Bangsa di Layar Kaca. Jakarta: Institut Studi Arus
Informasi.
Vivian,
John.
2008.
Teori
Komunikasi
Massa.
Jakarta:
Kencana
Adrianto, Elvinaro. 2009. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosdakarya Offset.
McQuail, Denis. 2012. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.
Widyaningrum dan Christiastuti. 2004. Pengertian Reality Show. Jakarta: Gramedia.
[Online] jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/ornamen/article/download/203/178 (diakses tanggal 19
November 2014 )
[Online]
https://asiaaudiovisualra09mmumtalikhair.wordpress.com/2009/07/01/jenis-jenisreality-show/ (diakses pada tanggal 19 November 2014)
[Online] http://popsy.wordpress.com/2007/09/10/ketika-anak-lebih-suka-reality-show-daripadadunia-nyata/ (diakses pada 21 November 2014)
[Online]
http://dhennydeka.blogspot.com/2011/07/pengaruh-tayangan-reality-show-di.html
(diakses pada tanggal 21 November 2014)
[Online] http://news.yahoo.com/s/nm/20070904/hl_nm/attention_television_dc_1 (diakses pada
21 November 2014)
[Online] http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2012/07/02/tayangan-hiburan-tanah-air-dalamkondisi-kritis-468718.html (diakses pada 21 November 2014)
Pengaruh Reality Show terhadap perilaku dan gaya hidup manusia
Diajukan untuk memenuhi salah satu penugasan mata kuliah
Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi
Dosen Pengampu:
Siti Nurbayani S.Pd, M.Si
Oleh: Taneu Taria Fitri (1206301)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, media sudah sangat berkembang pesat. Mulai dari media elektronik dan cetak
selalu mendampingi kehidupan masyarakat, bahkan saat ini perannya sangat dibutuhkan bagi
kelangsungan kehidupan manusia. Media merupakan suatu alat penghantar atau perantara dari
satu orang, ke orang lainnya untuk menyampaikan sesuatu hal, dalam penyampaiannya media
bisa saja berbentuk lisan, tulisan atau illustrasi lainnya. Yang menarik, suatu media biasanya
dirancang agar memudahkan seseorang untuk menyampaikan sesuatu sehingga seseorang dapat
mengerti apa yang dimaksud sumber dengan cara yang unik. Keberagaman media membuat
fungsi media tidak hanya sebatas penyampai sebuah maksud atau informasi semata. Tapi juga
sebagai sarana hiburan dan sumber inspirasi seseorang, mengapa jadi sarana hiburan? Karena
cara penyampaian media sekarang sudah snagat beragam, lebih-lebih ke unik dan menyenangkan
bagi pemirsanya, sehingga dengan cara penyampaian yang begitu membuat seseorang
pengamatnya menjadi terhibur. Beberapa media yang sangat kesohor saat ini adalah media
elektronik , dan yang paling dekat dengan segala lapisan masyarakat ada media TV, hal tersebut
didukung beberapa fakta yakni harga TV yang sangat terjangkau hingga bisa mencapai 300 ribu
rupiah, lalu sinyal TV yang sudah sangat dijangkau dimana-mana. Lalu channel atau saluran
televisi juga sudah semakin banyak, hal-hal tersebut membuat media televisi menjadi media
elektronik terdekat di masyarakat berbagai kalangan, setelahnya barulah handphone, radio dan
koran. Televisi saat ini memuat berbagai program, ada program berita, berita selebritis, acara
kuis, acara keagamaan dan reality show. “kepolosan” reality show membuat acara ini semakin
laris, kekreatifan para artif pengisi acara reality show bisanya berbuah ‘punch line’, ‘sebutan’,
‘bahasa gaul’, atau bahkan kebiasaan tertentu, hal tersebut yang kurang diperhatikan para pelaku
seni pengisi acara-acara di tv. Bahwasanya yang menonton mereka tidaklah hanya manusia
dengan akal sehat yang mampu memfilter semua tayangan. Dalam pidatonya pada saat FFI 2012,
Dedi Mizwar sempat mengemukakan harapannya dalam dunia pertelevisian. Jika saja, dalam
layar kotak beberapa inchi tersebut, para penonton disuguhi hal-hal yang bermanfaat, bisa jadi
apa bangsa kita ini, ujarnya sebelum mengucapkan nominasi FFI.
B. Perumusan Masalah
1) Bagaimana Reality Show dapat mempengaruhi perilaku masyarakat?
2) Bagaimana Solusi dari perubahan tingkah lalu masyarakat akibat menonton
reality show?
C. Tujuan
1) Mencari solusi atas isi atau konten dari reality show sendiri agar apa yang
ditayangkan dapat bermanfaat dan berakibat baik di masyarakat
D. Alur Pikir
Mengamati Perilaku dan budaya
yang kurang baik terjadi di
masyarakat
menganalisis keterlibatan reality
show
mencari tahu dampak-dampak
negatif dari reality show, jangka
pendek maupun panjang
mencari pemecahan alternatif
terkait masalah tersebut
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Teori Media
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau
pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara
harfiah kata tersebut mempunyai arti "perantara" atau "pengantar", yaitu perantara sumber pesan
(a source) dengan penerima pesan (a receiver). Jadi, dalam pengertian yang lain, media adalah
alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada
khalayak. Dalam pendidikan, Gagne (2006: 14) mengemukakan bahwa media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Banyak ahli
dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya
adalah sebagai berikut:
1) Pengertian Media
Menurut Syaiful Bahri Djamarah: Media adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan.
Menurut Schram: Media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran.
Menurut National Education Asociation (NEA): Media adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya.
Menurut Briggs: Media adalah alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya
terjadi proses belajar.
Asociation of Education Comunication Technology (AECT): Media adalah segala
bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.
Menurut Gagne: Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Menurut Miarso: Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa untuk belajar.
2) Jenis-jenis media secara umum dapat dibagi menjadi:
Media Visual: media visual adalah media yang bisa dilihat, dibaca dan diraba. Media
ini mengandalkan indra penglihatan dan peraba. Berbagai jenis media ini sangat
mudah untuk didapatkan. Contoh media yang sangat banyak dan mudah untuk
didapatkan maupun dibuat sendiri. Contoh: media foto, gambar, komik, gambar
tempel, poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga dan sebagainya.
Media Audio: media audio adalah media yang bisa didengar saja, menggunakan indra
telinga sebagai salurannya. Contohnya: suara, musik dan lagu, alat musik, siaran
radio dan kaset suara atau CD dan sebagainya.
Media Audio Visual: media audio visual adalah media yang bisa didengar dan dilihat
secara bersamaan. Media ini menggerakkan indra pendengaran dan penglihatan
secara bersamaan. Contohnya: media drama, pementasan, film, televisi dan media
yang sekarang menjamur, yaitu VCD. Internet termasuk dalam bentuk media audio
visual, tetapi lebih lengkap dan menyatukan semua jenis format media, disebut
Multimedia karena berbagai format ada dalam internet.
B. Definisi Reality Show
Acara realitas (bahasa Inggris: reality show) adalah genre acara televisi yang
menggambarkan adegan yang seakan-akan benar-benar berlangsung tanpa skenario, dengan
pemain yang umumnya khalayak umum biasa, bukan pemeran. Acara dokumenter dan acara
seperti berita dan olahraga tidak termasuk acara realitas.
Acara realitas umumnya menampilkan kenyataan yang dimodifikasi, seperti menaruh
partisipan di lokasi-lokasi eksotis atau situasi-situasi yang tidak lazim, memancing reaksi tertentu
dari partisipan, dan melalui penyuntingan dan teknik-teknik pascaproduksi lainnya.
Acara realitas biasanya menggunakan tema seperti persaingan, problema hidup, kehidupan
sehari-hari seorang selebritis, pencarian bakat, pencarian pasangan hidup, rekayasa jebakan, dan
diangkatnya status seseorang dengan diberikan uang banyak, atau yang perbaikan kondisi barang
kepemilikan seperti perbaikan rumah atau perbaikan mobil (Wikipedia.org)
Menurut Widyaningrum dan Christiastuti, Reality show juga adalah suatu acara yang
menampilkan realties kehidupan seseorang yang bukan selebriti (orang awam), lalu disiarkan
melalui jaringan TV, sehingga bisa dilihat masyarakat. Reality show tak sekedar mengekspose
kehidupan orang, tetapi juga ajang kompetisi, bahkan menjahili orang (30 Agustus 2004.
Wartaekonomi.com) Reality show secara istilah bebarti pertunjukan yang asli (real), tidak
direkayasa, dantidak dibuat-buat. Kejadiannya diambil dari keseharian, kehidupan masyarakat
apaadanya, yaitu realita dari masyarakat (Motulz Media Center, Mei, 2005)
Pada awalnya, reality show bernama opera sabun, dan pertama kali dimainkan pada 1920.
Opera sabun biasanya lebih beralur, menceritakan cerita lama dan dibumbui oleh comedy.
Dalam penyajiannya acara reality show terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Docusoap ( documenter dan soap opera) yaitu gabungan rekaman asli dan plot.
Disini penonton dan kamera menjadi pengamat pasif dalam mengikuti orang-orang
yangsedang menjalani kegiatan sehari-hari mereka, baik yang professional maupun
pribadi. Dalam hal ini produser menciptakan plot sehingga enak ditonton oleh
pemirsa. Para kru dalam proses editing menggabungkan setiap kejadian sesuaidengan
yang mereka inginkan sehingga akhirnya terbentuk cerita berdurasi 30 menittiap
episode. Contohnya: MTV’s Real World The Temptation Island, dll
2. Hidden Camera yaitu sebuah kamera tersembunyi merekam orang-orang dalam
situasi yang sudah di-set atau sebuah acara yang secara sengaja merekam seseorang
namun seseorang tersebut tidak tahu situasinya akan seperti apa. Contohnya:
America’s funnies video, Just For Laughs.
3. Reality game show yaitu sejumlah kontestan yang direkam secara intensif dalam
suatu lingkungan khusus guna bersaing memperebutkan hadiah. Fokus dari acara ini
para kontestan menjalani kontes dengan tipu muslihat sampai reaksi yang menang
dankalah. Contohnya: Rising Star, Penghuni terakhir, American idol, dll.
(Harmandini,September, 2005).
4. Charity atau Acara Amal dimana seseorang yang memang membutuhkan
mendapatkan dana atau bantuan dari acara tersebut namun dengan cara yang berbeda.
Contohnya: Uang kaget, Bedah rumah.
C. Gaya Hidup/Perilaku
Menurut Wikipedia, gaya hidup atau perilaku adalah bagian dari kebutuhan sekunder
manusia yang bisa berubah tergantung jaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya
hidupnya. Pada awalnya gaya hidup dibuat oleh psikolog Austria, Alfred Adler pada tahun 1929,
pengertiannnya yang lebih luas sebagaimana dipahami pada hari ini, mulai digunakan sejak
1961.
Gaya hidup bisa dilihat dari cara berpakaian, kebiasaaan, dan lain-lain. Gaya hidup dapat
dinilai relative tergantung dari penilaian orang lain. Gaya hidup dapat dijadikan contoh dan juga
bisa dijadikan hal tabu. Contoh gaya hidup baik makan dan istirahat secara teratur, makan
makanna empat sehat lima sempurna dan lain-lain. Contoh gaya hidup tidak baik: berbicara tidak
sepatutunya, makan smebarangan dan lain-lain. Kesehatan bergantung pada gaya hidup.
Dari penuturan Wikipedia tersebut, dapat dilihat gaya hidup merupakan suatu cara seseorang
menjalani hidupnya, menjalankan semua aspek-aspek dalam kehidupannya . Bagaimana cara
seseorang makan, minum, bicara, berpakaian, hingga tidur.
Sehingga, mencengkramnya gaya hidup pada kehidupan manusia, tidak menutup
kemungkinan perilaku mereka pun akan terpengaruh dari gaya hidup yang mereka jalani.
D. Peran dan Fungsi Media Reality Show
Dalam dunia pertelevisian, reality show yang notabenenya acara tak berskenario, terjadi
secara spontan begitu saja sehingga para penonton sibuat penasaran dengan apa yang akan
dilakukan pengisi acara tersebut, apa yang terjadi sangat bergantung pada kepribadian, keahlian
dan mungkin keberuntungan si pengisi acara, juga situasi dan kondisi saat itu. Terkadang, banyak
reality show di Indonesia yang menampaka sisi ‘kekonyolan’ dari para pengisi acara tersebut,
yang notabenenya artis-artis popular, dari situlah biasanya para penonton terhibur. Ataupun
reality show bisa juga mengeksplorasi skill dari pengisinya, biasanya acara tersebut bertajuk
acara pencarian bakat, dan seringkalinya diselingi dengan cerita kehidupan si peserta,
kekonyolan atau tingkah tidak terduga dari para pendukung acara (mis: MC, komentator, juri,
pemain music, dan lain-lain) yang sayangnya, segment-segment tersebut tidak terlalu masuk ke
inti acara tersebut, namun hal itu sangat menambah daya tarik penonton.
Sebenarnya tidak ada fungsi khusus pada reality show selain menghibur para penontonya.
Biasanya tujuan lain muncul berkaitan dengan tema reality show itu sendiri, misalnya seperti
Survivor, reality show yang biasanya membewa si pengisi acara ke daerah-daerah terpencil yang
mempunyai kebudayaan yang unik, hal tersebut bisa dijadikan sarana yang menarik untuk
memperkenalkan budaya Indonesia di belahan yang lain. Lalu juga reality show dengan jenis
charity atau amal, yang tujuannya untuk memperlihatkan nasib saudara kita yang tidak beruntung
dan menggerakan penonton yang lain untuk melakukan charity sendiri.
Dari contoh-contoh reality show diatas, pastilah pada awalnya produser reality show pun
ingin ada manfaat yang bisa ditangkap oleh para penontonya disamping menghibur penonton
saja.
E. Dampak Reality Show
Pada dasarnya reality show sama seperti acara televise lainnya, bertujuan menghibur para
pemirsanya dan memastikan mereka mendapatkan manfaat moral darinya. Karena sama itulah,
acara reality show mempunyai dampak negatif dan positif juga. Berikut dampak-dampak dari
acara reality show:
1) Dampak Positif :
Menghibur para penontonnya. Reality show bisa menjadi salah satu alternatif
hiburan untuk ‘lari’ sejenak dari masalah atau rutinitas sehari-hari
Melalui reality show yang bersifat charity atau mengangkat kehidupan seseorang
yang kurang beurntung, hal tersebut dapat menumbuhkan rasa sosial dan simpati
terhadap sesama
Lewat reality show bertajuk kontes idola atau pencarian bakat, pada pemirsa juga
dimudahkan
untuk
mencapai
cita-citanya
menjadi
seorang
entertainer
professional.
Pemirsa juga dapat mendapatkan inspirasi di berbagai hal setelah menonton acara
reality show dan juga mendapat dorongan moral serta semangat dari apa yang
mereka lihat dalam reality show.
Salah satu acara reality show yang bertajuk entrepreneurship, yaitu The Apprentice
(BBC, UK), bahkan memaparkan beberapa tips-tips menjadi entrepreneur hebat dan
professional seperti para juri-jurinya, yaitu:
Pelajaran I: Punya Strategi. Ketika waktu singkat, dan pekerjaan banyak,
sangat menggoda kita untuk cepat mengerjakannya, tetapi sebelumnya,
pikirkan ulu objektif/targetnya untuk memastikan kamu melakukan hal yang
benar sesuai dengan prinsip yang mendasar, misalnya penentuan lokasi, bila
terburu-buru menentukannya, bisa jadi bisnis yang tadinya ramai jadi sepi
karena salah lokasi.
Pelajaran II : Temukan Apa yang Bos/Klien Inginkan dan berikan pada
mereka.. Perbanyak pertemuan dengan klien dan temukan apa yang
sebenarnya dia inginkan dan berikan solusinya, jangan sok pamer sendiri
bekerja tanpa mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan pimpinan.
Pelajaran III : Hadap langsung pada pimpinan tertinggi atau bos. Bila ada ide,
selalu langsung memberikan pada pimpinan, bukan pada bawahan dari
pimpinan, karena bawahan pimpinanlah yang akan menjual ide kamu ke bos
dengan namanya sendiri.
Pelajaran IV : Bertindaklah secara positif. Bertindak positif antara lain berarti
selalu bersemangat dan bermotivasi untuk kerja, tidak membiarkan kecewaankekecewaan di masa lampau menghambat pekerjaan di masa depan, juga
tindak laku yang baik terhadap rekan kerja atau perusahaan.
Pelajaran V : Keberanian untuk bertindak sesuai kata hati. Meskipun terasa
tidak menyenangkan, tapi merupakan fakta, jangan ragu-ragu untuk
mengatakan apa yang kamu rasa/pikirkan, usahakan jujur pada diri sendiri.
Pelajaran VI : Belalah dirimu. Dalam lingkungan kerja, bila kamu
dituduh/dicap jelek oleh rekan-rekan yang lain, belalah diri anda, bila tidak
berarti semua tuduhan/cap itu benar.
Pelajaran VII : Fleksibel. Fleksibel diperlukan dalam lingkungan pekerjaan
yang selalu berubah, meski seseorang mempunyai kecerdasan yang tinggi,
bila gaya kerjanya yang kaku tidak bisa disesuaikan oleh rekan kerja yang
lain, proyek tersebut bisa terancam gagal.
Pelajaran VIII : Ada kehidupan baru stelah dipecat. Hampir semua orang
pernah dipecat atau ditolak, bila itu terjadi, tetaplah percaya diri, jadikan
pengalaman tu untuk mencapai sesuai yang lebih baik di masa dengan. Billy
Procida, yang dipecat Donald Trump tahun 1990, 4 tahun kemudian
dinibatkan menjadi New York Developer of the Year, dan sekarang Billy dan
Trump
bekerjasama
mendirikan
hotel
kelas
dunia.
(www.bbc.co.uk/programmes/b0071b63)
Selain itu, dampak positif juga tidak hanya terasa bagi penonton, tapi juga
perusahaan televisi yang menyiarkan acara tersebut, seperti :
Peningkatan rating dan share. Rating adalah persentase penonton acara itu
dari keseluruhan pemirsa yang menonton televisi. Share adalah persentase
penonton acara itu dari keseluruhan pemirsa yang menonton televisi saat
itu.
Peningkatan Rating dan Share menyebabkan meningkatkan pemasang
iklan dalam tayangan tersebut, sehingga pendapatan satasiun televisi
bertambah. Contoh spot iklan AFI diantre oleh para produsen, tiap spot
(30 detik) dihargai 18 Juta. Pada konser iangurasi AFI, dalam waktu
tayang 3 jam sepertiganya diisi iklan dengan 6 pendapatan Indosiar
sebesar Rp 3,24, miliar. Belum lagi dari sms (Rp. 2000/sms) yang
diperkirakan rata mencapai 10 milyar rupiah untuk setiap konser.
2) Dampak Negatif :
Munculnya kata-kata atau bahasa-bahasa gaul yang semakin mengikis bahasa
Indonesia yang baik dan benar
Karena pada intinya acara reality show adalah acara hiburan, maka dampak dari
menonton terus menerus acara TV menjadikan banyak masyarakat hanya
membuang waktunya didepan TV, apalagi anak-anak dan remaja, yang masih
harus mengerjakan kewajibannya yaitu tumbuh dan berkembang, mereka butuh
kegiatan diluar rumah yang merangsang motoric mereka untuk berkembang, juga
kebutuhan sosial dan berinteraksi dengan alam. Selain itu juga mereka jadi
membuang waktunya untuk mengerjakan tugas sekolah dan belajar.
Adanya keinginan masyarakat untuk meniru gaya hidup para artis yang terlibat
dalam acara reality show tersebut. Hal tersebut menjadikan masyarakat cenderung
berbuat apa saja agar gaya hidupnya sama dengan mereka.
Mencontohkan yang tidak baik. Seperti hubungan dengan lawan jenis yang
semaki marak, itu adalah contoh akibat buruk reality show selain sinetron juga
memegang peran yang sama. Cara berpakaian yang tidak baik, cara berbicara,
arah pergaulan dan bersikap terhadap orang yang lebih tua juga menjadi semakin
tidak baik saat ini, hal ini dipastikan menjadi dampak buruk dari acara-acara TV
salah satunya acara reality show.
Meski menonton televisi menjadikan seseorang pasif dan membuang waktunya.
Ada dampak yang lebih mengerikan lagi yakni, kecanduan. Beberapa tanyangan
reality show sengaja dibuat berdurasi panjang dan ditayangkan setiap hari, hal ini
menyebabkan masyarakat kecanduan menoton acara tersebut, seperti acara Y*S,
yang tayang setiap hari dari pukul 20.00 hingga 00.00.
Mempengaruhi emosi anak. Banyak pakar mengungkapkan jika acara reality
show yang melibatkan emosi para pengisi acaranya juga ternyata dapat
mempengaruhi emosi anak, anak jadi lebih temperamental, menjadi lebih berani
terhadap orang tua, sikap mereka jadi lebih tidak tercontrol setelah melihat acara
di tv, salah satunya acara realty show.
Mengurangi daya konsentrasi anak. Media televisi adalah salah satu media yang
sangat cepat menstimulasi anak, anak-anak yang setidaknya menonton tv dua jam
saja dalam sehari, daya konsentrasinya akan berkurang. Anak menjadi kurang
fokus, dan mengingat mata pelajaran (Carl Landhuis, dalam Jurnal Pediatrics
international).
Lebih menyukai reality show dibandingkan reality world. Para penonton yang
mungkin sebagian menghadapi dunia nyata yang susah atau tidak seperti harapan
mereka akan cenderung menyukai acara televisi ini. Contohnya pada anak,
mereka jadi lebih cepat bosan saat mengikuti aktivitas belajar disekolah, bermain
bersama teman-teman, dan sangat menunggu-nunggu waktu menonton acara tv
dirumah. (Andreas, Ketika Anak lebih suka Reality Show dibandingkan Dunia
nyata, http://popsy.wordpress.com/)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis
Sebenarnya, dilihat dari dampak reality show yang sudah dijabarkan diatas, ada banyak
sekali pelajaran negatif dan positif. Namun karena pelajaran positif tidak perlu kita gugat, maka
saya hanya akan menganalisis dampak negatif yang terjadi saja.
Dampak negatif yang ditulis pada bab sebelumnya, banyak yang merujuk pada perubahan
perilaku. Tapi menurut saya yang paling menghawatirkan adalah dampak perilaku remaja yang
biasa mendapat bahasa gaul yang jelas-jelas mengikis keberadaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Selain itu juga para penonton anak-anak atau remaja mendapat contoh perilaku yang
tidak benar atau menyimpang. Jika dilihat dari per-acara, dampak negatif yang didapat adalah:
1) Acara music Das**at : acara music besutan channel televisi komersial pertama di
Indonesia ini pada awalnya ingin mewartakan music-musik yang sedang menjadi hits di
tanah air, sekaligus juga memperkenalkan music-musik asli anak bangsa. Selain itu juga
acara ini mempunya segment music chart yang diberi nama ‘deretan musik terdasyhat’.
Namun seiring waktu, music dalam acara ini seperti hanya segment selipan, kekonyolan
tingkah laku para artis pendukung, dan cerita kehidupan pribadi mereka jadi lebih
ditonjolkan. Tidak jarang para artis pendukung membuat ‘banyolan’ yang sedikit kasar
terkesan menghina dan juga dengan cara seperti artis tersebut membully artis lain agar
para penonton dirumah atau di studio tertawa.
2) Acara komedi O*J : sebuah acara komedi yang dikemas dengan bentuk wayang orang.
Acara ini memang terscript, namun hanya garis besar atau alur cerita nya saja. Karema
biasanya acara komedi menampilkan cerita-cerita rakyat, tokoh pemegang alur cerita
disebut dalang. Para artis pemeran wayang dalam acara ini menurut saya memang sangat
kreatif, mereka mampu mengembangkan garis besar cerita menjadi acara komedi berlatar
cerita rakyat selama 3 jam. Namun yang jadi sorotan, adalah gaya berkomedi para
wayang. Ada yang bilang terlalu kasar dan mengandung pornografi. Misalnya, banyak
adegan dimana tokoh wayangnya menyemburkan pasir ke mulut wayang lain, mendorong
rekan wayangnya hingga terjatuh atau bahkan memukulnya. Meskipun sudah ada
keterangan bahwa property yang dipakai semua berbahan Styrofoam, namun mereka
tidak tahu anak-anak yang menonton tidak bisa membedakan mana bahan yang aman dan
tidak, saat bercanda dengan teman bisa saja dia melemparkan apa saja yang ada
dihadapannya tanpa tahu bahwa barang tersebut berbahaya jika mengenai temannya.
Anak bisa menjadi hiperaktif dan sangat usil, sering melukai temannya, padahal
tujuannya hanya bercanda.
Acara reality show saat ini didominasi dengan komedi. Dari pagi hingga malam, masyarakat
disuguhi acara-acara berbau komedi, tidak hanya pada reality show, tapi juga pada talk show
(seperti Sho*imah, Bukan ***** Mata, *** Talk Show) apakah tidak terlalu berlebihan?
Komisi Penyiaran Indonesia sebagai pihak yang berwenang atas konten sebuah tayangan itu
haruslah mulai menindaklanjuti hal-hal seperti ini karena semakin hari semakin
mengkhawatirkan banyak pihak. Slapstick begitulah istilah yang dikenal oleh masyarakat
Indonesia sebagai komedi. Sebuah pertunjukan dengan cara membuat orang lain merasa malu
atau menjelek-jelekkan orang lain yang akan diperlakukan sebagai korban. Selama dalam
batas normal, tayangan-tayangan seperti diatas masih aman untuk dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Pada kenyataannya, sekarang komedi tersaji dalam dosis yang
melebih kadar seharusnya. (Kharisa Putri, Susy Puspitasari, Yasmine Febrina Gazali dan
Yenuarizki pada hiburan.kompasiana.com)
B. Solusi
Sepertinya akan rumit menghapus acara-acara tersebut jika kita nilai tidak bermanfaat,
pada kenyataannya masyarakat Indonesia masih membutuhkan acara komedi, ‘lawakan’ yang
mudah didengar, tidak spesifik, semua orang dapat paham dan sesuai dengan wawasan
masyarakat. Mungkin akibat dari beban hidup yang semakin berat, sehingga tayangantayangan tersebut menjadi favorit pengisi hiburan yang murah dan mudah dijangkau.
Bertanya tentang acara ideal yang dapat menghibur, bermanfaat dan tetap mempertahankan
nilai-nilai moral tentu tidak ada habisnya, karena akan sangat sulit sekali membuat acara
yang seperti itu. Tiga pokok hal-hal tersebut bagai besaran dalam suatu formula fisika,
dimana semua besaran tidak dapat konstan begitu tidak dapat berubah semuanya. Atau
seperti prinsip mesin uap karnot yang tidak bisa merubah semua bahan input menjadi energi.
Prinsip di alam saja sudah seperti berikut, apalagi sistem yang diciptakan manusia. itu berarti
jika satu tayangan disenangi masyarakat, mungkin ada satu hal yang kurang, misalnya unsur
menghiburnya menonjol tapi dua unsur lainnya tidak, atau seperti acara Kick Andy!, unsur
humornya amat sedikit, dan dua unsur lainnya kental. Pasti setiap acara atau tanyangan di
televisi akan seperti itu, tidak ada yang seratus persen menghibur, bermanfaat dan tetap pada
nilai-nilai moral. Namun seiring berjamurnya tayangan-tayangan reality show yang dinilai
mempunyai akibat buruk, berikut cara-cara agar dampak buruk dari acara reality show dapat
ditekan :
1) Mendampingi anak atau penonton dibawah umur. Saat menonton acara reality show
yang dinilai mengandung nilai tidak baik, sebaiknya dampingin anak-anak atau
remaja (adik atau sepupu misalnya) pada saat menonton, beritahu jika si pengisi
acara melakukan tindakan tidak baik atau menyimpan bahwa hal tersebut tidak baik
untuk ditirukan.
2) Batasi anak atau diri anda untuk menonton televisi, cari kegiatan lain diluar yang
lebih bermanfaat dan bisa lebih menggerakan tubuh anda.
3) Bagi produser televisi banyak-banyaklah memberikan rambu-rambu pada pengisi
acara tv anda. Jangan sampai unsur hiburan dan keuntungan televisi didahulukan.
Biasanya memberikan arahan, nama perilaku yang boleh dilakukan, kata-kata mana
saja yang tidak boleh dilontarkan dihadapan permirsa.
4) Batasi penayangan, dan hindari penayangan reality show yang banyak
menampilkan kekerasan dan pornografi dalam waktu prime time. Waktu-waktu
tersebut biasanya anak-anak dan remaja masih belum tidur. Dan hal yang tidak
boleh ditunjukan pada anak dan remaja tidak sebatas pornografi saja-yang
notabenenya diartikan sebagai adegan-adegan senonoh dan apara pengisi acara
dengan busana minim-tapi juga adegan kekerasan, seperti memukul, atau
mendorong, juga adegan atau kata-kata yang berartikan menjelek-jelekan atau
mengolok-ngolok orang lain, hal-hal tersebut juga harus dihapuskan karena akan
memberikan efek perubahan perilaku pada masyarakat khususnya anak dan remaja.
5)
BAB IV
KESIMPULAN
Pada dasarnya, semua acara televisi memang diperuntukan kepada masyarakat agar tetap
mengikuti perkembangan jaman, dari segi aspek apapun. Arus globalisasi membuat informasi
yang layak untuk dipertontonkan menjadi ‘seabrek’ dan tugas para produser acara televise untuk
merangkumnya dan menyajikannya dengan cara yang tepat dan segera kepada masyarakat.
Bentuk-bentuk yang serius dan kaku seperti acara berita mungkin membuat sebagia masyarakat
jenuh, dan dari situlah muncul-muncul acara reality show, yang sebenarnya ingin
memberitahukan reality namun dengan cara yang berbeda tanpa narasi, lebih menekankan
langsung pada fenomena yang terjadi dan mengajak para pemirsa memetik langsung menfaatnya
yang tersirat.
Tidak hanya didasari penyampaian informasi saja, reality show yang mengarah pada
acara hiburan juga didasari kebutuhan masyaraat akan hiburan mengingat beban pekerjaan dan
rutinitas mereka yang mencengkram butuh pelonggaran, para produser televisi yang melihat
peluang ini sebisa mungkin menonjolkan sisi hiburan dari sebuah reality show yang tidak jarang
lebih mengutamakan masyarakat terhibur saja, tanpa ada manfaat lain malah yang muncul akibat
buruk.
Hal tersebut sebenarnya bisa disikapi dari satu pihak saja, jika pihak produser televisi
tetapi ingin menonjolkan sisi hiburannya tanpa memerhatikan pesan moral, ada baiknya kita
sebagai penonton lebih memfilter apa yang kita tonton, dampingin adik atau sesepupu atau siapa
saja yang lebih muda dari kita dalam menonton acara reality show, ajarkan mana yang baik mana
yang buruk dari reality show yang ditonton. Jika bukan penoton yang bertindak, maka produser
acara lah yang harus, contohnya para anak-anak atau remaja yang tidak diawasi saat menonton
acara reality show masih sangat banyak, hal tersebut hanya bisa dicegah dari pihak produser
sendiri, yakni lebih memperbaiki konsep acara, mengontrol perilaku pengisi acara jangan sampai
ada kata-kata atau perilaku yang kurang baik, dan lebih banyak menyelipkan hal-hal baik.
Problema acara televisi yang bermanfaat, bermoral dan menghibur masih diperdebatkan.
Para produser berlomba-lomba membuat acara ‘ideal’ tersebut. Namun memang tidak ada yang
seratus persen mendekat ideal. Mau seperti apa acara televisi di Indonesia nanti memang
tergantung kekreatifan dari para pelaku seni, kreatif dan seni bukanlah sesuatu yang gampang
tercipta, tidak ada formula untuk merumuskannya, semuanya datang dari pengalaman dan
pengamatan yang sangat panjang. Oleh karena itu, acara reality show yang bermanfaat, dan
menghibur, tinggal kita tunggu saja.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Susilana, Rudi. Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.
Kitley, Philip. 2001. Konstruksi Budaya Bangsa di Layar Kaca. Jakarta: Institut Studi Arus
Informasi.
Vivian,
John.
2008.
Teori
Komunikasi
Massa.
Jakarta:
Kencana
Adrianto, Elvinaro. 2009. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosdakarya Offset.
McQuail, Denis. 2012. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.
Widyaningrum dan Christiastuti. 2004. Pengertian Reality Show. Jakarta: Gramedia.
[Online] jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/ornamen/article/download/203/178 (diakses tanggal 19
November 2014 )
[Online]
https://asiaaudiovisualra09mmumtalikhair.wordpress.com/2009/07/01/jenis-jenisreality-show/ (diakses pada tanggal 19 November 2014)
[Online] http://popsy.wordpress.com/2007/09/10/ketika-anak-lebih-suka-reality-show-daripadadunia-nyata/ (diakses pada 21 November 2014)
[Online]
http://dhennydeka.blogspot.com/2011/07/pengaruh-tayangan-reality-show-di.html
(diakses pada tanggal 21 November 2014)
[Online] http://news.yahoo.com/s/nm/20070904/hl_nm/attention_television_dc_1 (diakses pada
21 November 2014)
[Online] http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2012/07/02/tayangan-hiburan-tanah-air-dalamkondisi-kritis-468718.html (diakses pada 21 November 2014)